Evaluasi Program ANC

49
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pemeriksaan Antenatal Care adalah pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pelayanan antenatal atau Antenatal Care (ANC) ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai. Pelaksanaan pelayanan antenatal di Indonesia dilaksanakan bersesuaian dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). 1 Kesehatan ibu dan anak merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian dunia. Oleh karena itu pada bulan September tahun 2000 diadakan United Nations Millenium Declaration atau dikenali sebagai Millenium Development Goals (MDGs) dengan target pencapaian pada tahun 2015. (MDGs) berisi 8 buah tujuan pembangunan millennium dimana antara tujuan yang terkait dengan kesehatan ibu anak tercantum di tangga ke lima yaitu memiliki target mengurangi ¾ angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2015. 2 Menurut statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2010, setiap tahun diperkirakan sebanyak 287.000 wanita meninggal dunia akibat masalah persalinan dan 99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-

description

Evaluasi Program ANC Tirtajaya

Transcript of Evaluasi Program ANC

Page 1: Evaluasi Program ANC

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan Antenatal Care adalah pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk

mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi

persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi

secara wajar. Pelayanan antenatal atau Antenatal Care (ANC) ialah untuk mencegah adanya

komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini

mungkin serta ditangani secara memadai. Pelaksanaan pelayanan antenatal di Indonesia

dilaksanakan bersesuaian dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar

Pelayanan Kebidanan (SPK).1

Kesehatan ibu dan anak merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian dunia.

Oleh karena itu pada bulan September tahun 2000 diadakan United Nations Millenium

Declaration atau dikenali sebagai Millenium Development Goals (MDGs) dengan target

pencapaian pada tahun 2015. (MDGs) berisi 8 buah tujuan pembangunan millennium dimana

antara tujuan yang terkait dengan kesehatan ibu anak tercantum di tangga ke lima yaitu

memiliki target mengurangi ¾ angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2015.2

Menurut statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2010, setiap tahun

diperkirakan sebanyak 287.000 wanita meninggal dunia akibat masalah persalinan dan 99%

kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang .Rasio

kematian ibu di negara berkembang secara global 240 per 100.000 kelahiran hidup manakala

di negara sudah berkembang maju adalah 16 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab

langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah

persalinan.2,3

Cakupan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care Indonesia (82%) menurut

WHO 2011 masih tertinggal berbanding negara-negara ASEAN yang lain seperti Korea

Utara (95%), Sri Lanka (93%) dan Maladewa (85%). Angka kematian ibu di Indonesia masih

tinggi dibandingkan negara Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) lainnya.

Menurut Badan penelitian dan pengembangan Depkes RI, AKI tahun 2009 mencapai 226 per

100.000 kelahiran hidup.4

Page 2: Evaluasi Program ANC

Menurut Riskesdas 2010, Kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan di Indonesia yaitu

K1 72,3 % dan K4 61,4%. Selain daripada kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan,

Pemberian tablet besi dan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) perlu diiberikan perhatian selaras

dengan peningkatan kualitas pelayanan antenatal yang lain. Pemberian imunisasi TT penting

karena berkaitan dengan masih terdapatnya kasus Tetanus Neonatorum secara nasional pada

tahun 2009 sebanyak 158 kasus dengan angka kematian (CFR = Case Fatality rate) 48,1%.

Pada tahun 2011, cakupan nasional K4 sebesar 88,27%, cakupan pemberian Fe3 sebesar

83,30%, cakupan imunisasi TT1 sebesar 40,5% dan cakupan imunisasi TT2 hanya 37,7%.2,5

Pada tahun 2011, Jawa Barat masih belum mencakupi semua target yang di tetapkan

yaitu cakupan Fe3 sebesar 82,2%, imunisasi TT1 sebesar 81,2%, imunisasi TT2 sebesar 73,7%

dan cakupan K4 sebesar 91,24%. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang 2011,

didapatkan AKB mengalami peningkatan dari 100 per 1.000 angka kelahiran pada tahun

2009 menjadi 164 per 1.000 angka kelahiran pada tahun 2010. Cakupan pemberian tablet besi

Fe3 untuk tahun 2010 masih belum mencapai target yaitu sebanyak 91,16% .Berdasarkan

perbandingan antara kabupaten di Jawa Barat tahun 2010, Karawang menduduki tangga ke-

tujuh pada cakupan K1 (89,80%) dan tangga ke-empat pada cakupan K4 (84,95%) yaitu di

atas cakupan keseluruhan Jawa Barat bagi cakupan K1 (85,90%) dan K4 (77,01%) pada tahun

tersebut.6

Berdasarkan Laporan Tahunan tahun 2011 Puskesmas Kecamatan Tirtajaya

menunjukkan cakupan yang pada umumnya belum mencapai target antara lain adalah

cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 69,70% dari target 85,52%, cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 45,60% dari target 80,44%, cakupan pelayanan

imunisasi ibu hamil TT2 sebesar 46,13% dari target 90% dan cakupan distribusi tablet Fe 90

tablet pada ibu hamil sebesar 49,53% dari target 90%.7

Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang menjalankan pelayanan

antenatal yang meliputi beberapa indikator iaitu kunjungan ibu hamil, ibu hamil yang

mendapat tablet zat besi, pemberian imunisasi tetanus kepada ibu hamil, deteksi risiko ibu

hamil oleh tenaga kesehatan, serta rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil. Keberhasilan

pelaksanaan program pelayanan antenatal di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten

Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 masih belum diketahui.

Oleh karena itu, evaluasi program ini perlu dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan

pelaksanaan program.

Page 3: Evaluasi Program ANC

1.2 Permasalahan

1. Statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2010, sebanyak

287.000 wanita meninggal dunia akibat masalah persalinan pada setiap tahun dan

99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang

2. Statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2011, cakupan

pemeriksaan kehamilan atau pelayanan antenatal Indonesia (82%) masih tertinggal

berbanding negara-negara ASEAN yang lain seperti Korea Utara (95%) dan Sri

Lanka (93%) dan Maladewa (85%).

3. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurut Badan penelitian dan pengembangan

Depkes RI tahun 2009 masih tinggi mencapai 226 per 100.000 kelahiran hidup.

4. Kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan tahun 2010 menurut Riskesdas yaitu K1

hanya 72,3 % dan K4 61,4%.

5. Pada tahun 2011, cakupan nasional K4 sebesar 88,27%, cakupan pemberian Fe3

sebesar 83,30%, cakupan imunisasi TT1 sebesar 40,5% dan cakupan imunisasi TT2

hanya 37,7%.

6. Pada tahun 2011 Jawa Barat belum mencakupi semua target yang di tetapkan yaitu

cakupan Fe3 sebesar 82,2%, imunisasi TT1 sebesar 81,2%, imunisasi TT2 sebesar

73,7% dan cakupan K4 sebesar 91,24%.

7. Karawang menduduki tangga ke-tujuh pada cakupan K1 (89,80%) dan tangga ke-

empat pada cakupan K4 (84,95%) pada tahun 2010.

8. Belum diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan Program Pelayanan Antenatal

di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011

sampai dengan November 2012

1.3. Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum :

Diketahuinya masalah dalam unsur-unsur sistem program pelayanan kesehatan ibu

hamil (Antenatal Care) di UPTD Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang

periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 sehingga dapat diselesaikan dengan

menggunakan pendekatan sistem.

Page 4: Evaluasi Program ANC

1.3.2 Tujuan Khusus:

1. Diketahuinya cakupan akses kunjungan ibu hamil: kunjungan pertama (K1) dan

kunjungan keempat (K4) di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang

periode Desember 2011 sampai dengan November 2012

2. Diketahuinya cakupan pemberian tablet zat besi, terutama Fe1 dan Fe3 di Puskesmas

Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan

November 2012

3. Diketahuinya cakupan pemberian imunisasi TT1 dan TT2 di Puskesmas Kecamatan

Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012.

4. Diketahuinya cakupan deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan di

Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai

dengan November 2012

5. Diketahuinya cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya,

Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012.

6. Diketahuinya cakupan kegiatan kunjungan rumah ibu hamil di Puskesmas Kecamatan

Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012.

7. Diketahuinya cakupan kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok di Puskesmas

Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan

November 2012 .

8. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan Program Pelayanan Antenatal di

Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai

dengan November 2012.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Evaluator

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.

2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur program, khususnya program

kesehatan.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah

yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

4. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi Pelayanan Antenatal

di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.

Page 5: Evaluasi Program ANC

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi

1. Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.

2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di

bidang kesehatan.

1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi

Dengan adanya masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan beberapa saran-

saran sederhana maka diharapkan dapat menjadi umpan balik positif bagi Puskesmas

Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang dalam meningkatkan efisiensi dan

efektivitas program pelayanan kesehatan ibu hamil maupun program-program

lainnya, sehingga mutu dari pada pelayanan Puskesmas ini dapat dirasakan oleh

seluruh masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan.

1.4.4 Bagi Masyarakat

Menjadi bahan informasi bagi masyarakat bahwa Program Pelayanan

Kesehatan Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang

mempunyai peranan yang sangat penting, selain untuk meningkatkan kesejahteraan

dan taraf ekonomi masyarakat itu sendiri.

1.5 Sasaran

Ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya,

Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012.

Page 6: Evaluasi Program ANC

Bab II

Materi dan Metode

2.1. Materi

Materi yang dievaluasi dalam Program Pelayanan Antenatal (ANC) berdasarkan Laporan

Bulanan KIA dan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) di

UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai

dengan November 2012 yang terdiri dari :

1. Kunjungan kehamilan K1 dan K4

2. Pemberian tablet zat besi, terutama Fe1 dan Fe3 kepada ibu hamil

3. Pemberian imunisasi TT1 dan TT2 kepada ibu hamil

4. Deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan

5. Rujukan ibu hamil risiko tinggi

6. Kegiatan kunjungan rumah ibu hamil berisiko tinggi.

7. Penyuluhan perorangan dan kelompok

8. Pencatatan dan pelaporan

2.2. Metoda

Evaluasi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, pengolahan, analisis dan

interpretasi data dengan menggunakan metode pendekatan sistem, terhadap Program

Pelayanan Antenatal (Antenatal Care) di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten

Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 yang sehingga

ditemukan masalah yang ada dan kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan

masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

Page 7: Evaluasi Program ANC

Bab III

Kerangka Teoritis

3.1 Kerangka Teoritis

Gambar 3.1 . Pendekatan Sistem

Gambar di atas menerangkan sistem dengan definisi menurut Ryans adalah

gabungan dari elemen-elemen yang saling berhubungan oleh suatu proses atau

struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan

sesuatu yang telah ditetapkan. Elemen tersebut, yaitu:

1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam

sistem, dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, dan

terdiri dari unsur berikut yang merupakan variabel dalam melaksanakan

evaluasi program Pelayanan Antenatal (ANC) yaitu:

- Tenaga (man)

- Dana (money)

- Sarana (material)

- Metode (methods)

2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam

sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang

direncanakan, yang terdiri dari unsur berikut merupakan variabel dalam

melaksanakan evaluasi program ANC yaitu:

- Perencanaan (planning)

- Organisasi (organization)

- Pelaksanaan (actuating)

- Pengawasan (controlling)

Lingkungan

Masukan Proses Keluaran

Umpan balik

Dampak

1 2 3

4

5

6

Page 8: Evaluasi Program ANC

3. Keluaran (output) adalah elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses

dalam sistem.

4. Umpan balik (feedback) adalah elemen yang merupakan keluaran dari sistem

dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

5. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola

sistem tapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

3.1.1 Variabel dan Tolok Ukur

Tolok ukur terdiri daripada variabel-variabel : masukan, proses, keluaran,

lingkungan, umpan balik dan dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target

yang harus dicapai dalam program Antenatal Care (ANC) (Lampiran I).

Page 9: Evaluasi Program ANC

Bab IV

Penyajian Data

4.1 Sumber Data

Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari :

1. Data Monografi Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang tahun 2011.

2. Laporan Bulanan KIA Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang

periode Desember 2011 sampai dengan November 2012.

3. Rekapitulasi Laporan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)- KIA Puskesmas

Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai

dengan November 2012 .

4.2 Data Umum

4.2.1 Data Geografis

1. Lokasi Puskesmas

Gedung UPTD Puskesmas Tirtajaya, Karawang, Jl. Raya Pisangsambo

Pangakaran, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

2. Bangunan

Bangunan gedung Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Karawang adalah gedung

konkrit 1 lantai dengan luas 230 m2 dibangun di atas tanah seluas 700 m2.

3. Batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang:

- Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Barat : Kecamatan Batujaya

- Sebelah Selatan : Kecamatan Jayakerta

- Sebelah Timur : Kecamatan Cibuaya

4. Luas wilayah kerja

UPTD Puskesmas Tirtajaya mempunyai wilayah kerja administratif, yang

memiliki luas areal ± 11.362,815 Ha yang meliputi daratan, pesawahan dan

tambak, mencakup 11 desa, 48 Dusun, 135 RT, dan 23.172 Kepala Keluarga

(KK). Kesebelas desa tersebut adalah (Lampiran V):

- Desa Gempolkarya

- Desa Sabajaya

- Desa Bolang

Page 10: Evaluasi Program ANC

- Desa Tambaksumur

- Desa Tambaksari

- Desa Srijaya

- Desa Srikamulyan

- Desa Kutamakmur

- Desa Medankarya

- Desa Pisang Sambo

- Desa Sumurlaban

4.2.2 Data Demografis

1. Jumlah penduduk Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang adalah 73.233 jiwa.

2. Terdiri dari 11 desa dengan jumlah kepala keluarga 23.172 Kepala Keluarga

(KK).

3. Klasifikasi penduduk di Kecamatan Tirtajaya adalah laki-laki sebanyak 36.552

jiwa, dan perempuan sebanyak 36.681 jiwa. Jumlah Ibu hamil di Kecamatan

Tirtajaya, Kabupaten Karawang adalah 2141 jiwa.

4. Klasifikasi tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Tirtajaya yang tertinggi adalah tidak tamat SD yaitu 49,07% manakala yang

terendah adalah tamat perguruan tinggi yaitu 2,87%.

5. Klasifikasi jenis pekerjaan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya adalah

PNS/Polisi/Tentara sebanyak 0,678%, petani 39,68%, Pedagang 12,31%, Buruh

46,09%, Nelayan 0,128,%, dan lain–lain 1,10%.

Page 11: Evaluasi Program ANC

4.3 Data Khusus

4.3.1 Masukan

A. Tenaga

- Dokter Umum : 3 Orang

- Bidan : 16 Orang

- Petugas Administrasi : 1 Orang

- Petugas Laboratorium : 1 Orang

- Kader Kesehatan : 66 orang

B. Dana

- APBD : Cukup

- Dana Retribusi : Cukup

C. Sarana

- Medis

Stetoskop :1 Buah

Doppler :1 Set

Timbangan dewasa :2 Buah

Pengukur tinggi badan :3 Buah

Tensimeter :2 Buah

USG dan monitor :1 Set

Tablet zat besi :Ada, 3000 tablet

Vaksin TT dan alat suntik :Ada, 200 vial

Alat dan bahan laboratorium :Ada (mesin hitung Hb 1 buah,

stick protein urin jumlah cukup,

strip β HCG jumlah cukup)

Perlengkapan imunisasi :Ada, jumlah cukup (Kapas,

alkohol dan alat suntik)

- Non medis

Ruangan pemeriksaan ANC : Ada

Meja tulis : 2 buah

Kursi lipat : 2 buah

Tempat tidur ibu hamil : 2 buah

Tempat penyimpanan vaksin : Ada, pada suhu 2-80 C

Buku KIA : Ada, Jumlah cukup

Page 12: Evaluasi Program ANC

Alat peraga penyuluhan :Ada (Papan tulis, poster,

spidol, dan brosur)

D. Metode

Terdapat metode untuk

1. Kunjungan kehamilan

Setiap ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dilakukan pemeriksaan antenatal.

Pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pemeriksaan antenatal di mulai

dengan:

a) Anamnesis  

Meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan sebelumnya dan

kehamilan sekarang. Pada kunjungan pertama, dikumpulkan informasi mengenai

ibu hamil yaitu menanyakan identitas, keluhan yang sekarang dirasakan, riwayat

haid, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan (HPHT, gerakan janin, masalah atau

tanda-tanda bahaya misalnya penglihatan kabur, keluhan yang lazim pada

kehamilan, penggunaan obat, dan kekhawatiran yang dirasakan ibu hamil),

riwayat kehamilan yang lalu (berapa kali hamil, perdarahan (kehamilan,

persalinan, dan nifas), riwayat persalinan, hipertensi, melahirkan janin dengan BB

< 2,5 Kg atau > 4 Kg, riwayat keguguran, bayi yang dilahirkan, riwayat penyakit

yang pernah diderita, riwayat keluarga (penyakit keturunan, anak kembar,

penyakit menular, dll), riwayat sosial ekonomi dan budaya (status perkawinan,

riwayat KB, dukungan keluarga pada kehamilan, kebiasaan makan dan gizi,

kebiasaan hidup sehat, dll), kebiasaan kerja pasien setiap hari, dan tempat

persalinan yang diinginkan.

Pada kunjungan berikutnya dikumpulkan informasi mengenai kehamilan untuk

mendeteksi komplikasi dan melanjutkan pelayanan yang diperlukan.

b) Pemeriksaan Fisik

i. Pemeriksaan Umum :

- Tinggi Badan dan Berat Badan

Tinggi badan: Diukur tanpa alas kaki, satuan centimeter.

Berat badan: Ditimbang tanpa alas kaki dan pakaian seringan

mungkin, satuan kilogram

- Tekanan darah: Menggunakan sfigmomanometer, satuan mmHg.

Page 13: Evaluasi Program ANC

ii. Pemeriksaan Obstetri

- Mengukur TFU

Menggunakan pita ukur, diukur dari fundus ke simfisis dengan satuan

sentimeter.

- Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Untuk menentukan presentasi janin dilakukan palpasi atau

pemeriksaan Leopold (Leopold I – IV)

Leopold I : Menentukan Tinggi Fundus Uteri dengan palpasi

setelah usia kehamilan 12 minggu dan dengan pita pengukur

(dari simfisis pubis sampai dengan bagian janin yang ada di

fundus uteri) setelah usia kehamilan 22 minggu, dan dengan

perabaan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk

mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri

(bagian atas perut ibu).

Leopold II : Meraba samping rahim dan merasakan di sebelah

mana teraba tahanan yang lebih keras dan tahanan terus dari

atas ke bawah, untuk menentukan di mana letak punggung

ataupun  kaki janin pada kedua sisi perut ibu.

Leopold III : Meraba bagian bawah rahim dengan satu tangan

untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah rahim

serta menentukan bagian janin tersebut sudah menyentuh pintu

atas panggul atau tidak.

Leopold IV : Meraba bagian janin yang berada di bagian bawah

rahim dengan dua tangan dan menentukan sampai di mana

janin telah masuk Pintu Atas Panggul.

- Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung janin menggunakan

Doppler. Denyut jantung janin normal 110-150 kali/menit. Bila ada kelainan

denyut mungkin dapat disebabkan oleh adanya kelainan janin atau plasenta.

iii. Pemeriksaan Laboratorium

c) Hemoglobin : dengan mesin hitung Hb

d) Protein urin : dengan stick protein urin

e) Tes kehamilan : tes β HCG

Page 14: Evaluasi Program ANC

Kunjungan ibu hamil K1 dan K4

o K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali untuk mendapatkan

pelayanan antenatal sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan di suatu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

o K4 adalah kunjungan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal

sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali

pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III di suatu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

2. Pemberian Tablet zat besi

Diberikan minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan, yaitu 30 tablet besi (Fe1)

pada kunjungan pertama (K1), 30 tablet besi (Fe2) pada kunjungan kedua (K2) dan 30

tablet besi (Fe3) pada kunjungan keempat (K4).Untuk pencegahan anemia diberikan 1

tablet / hari, sedangkan untuk pengobatan anemia diberikan 3 tablet / hari. Tablet besi

diminum setelah makan.

3. Pemberian imunisasi Tetanus

Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan imunisasi

paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu pertama pada saat K1 dan

kedua kali pada 4 minggu kemudian. Bila ibu hamil pernah diberikan imunisasi TT

sebelumnya maka hanya diberikan 1 kali suntikan selama kehamilannya. Imunisasi

TT Disuntikkan secara subkutan dosis 0,5 cc pada lengan atas.

4. Penyuluhan

- Perorangan : Setiap kali kunjungan, dengan wawancara

- Kelompok : 1 desa per bulan dengan 2 kali pertemuan, menggunakan

metode ceramah dengan alat peraga.

5. Deteksi ibu hamil risiko tinggi : kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil

yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan.

a. Faktor risiko pada ibu hamil antara lain :

- Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun

- Anak lebih dari 4

- Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun

Page 15: Evaluasi Program ANC

- Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm

dan penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.

- Anemia dengan dari Hb < 11 g/dL.

- Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang

belakang.

- Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.

- Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: TBC, kelainan

jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin, tumor dan keganasan.

- Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, KET, mola hidatidosa,

KPD, bayi dengan cacat kongenital.

- Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan seksio sesarea,

ekstraksi vakum / forseps.

- Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan pasca persalinan, infeksi masa

nifas, psikosis post partum (post partum blues).

- Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat

cacat kongenital.

- Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin dampit, monster.

- Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, janin besar.

- Kelainan letak dan posisi janin: letak lintang, sungsang pada usia kehamilan

> 32 minggu.

b. Komplikasi pada ibu hamil :

- Ketuban pecah dini

- Perdarahan pervaginam: keguguran, plasenta previa, solusio plasenta.

- Hipertensi dalam kehamilan: tekanan darah tinggi (sistolik > 140 mmHg,

diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pre-tibial.

- Ancaman persalinan prematur.

- Infeksi berat dalam kehamilan: demam berdarah, tifus abdominalis, sepsis.

6. Rujukan kasus ibu hamil risiko tinggi

Pelayanan kepada ibu hamil dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat

penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat

pelayanan dasar dan rujukan. Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas

mampu PONED meliputi:

Page 16: Evaluasi Program ANC

- Penanganan perdarahan pada kehamilan.

- Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan (pre-eklampsi dan

eklampsi).

- Pencegahan dan penanganan infeksi.

- Penanganan abortus.

- Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi.

Penanganan ibu hamil yang tidak dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED dirujuk ke

rumah sakit PONEK (rumah sakit rujukan). Pelayanan antenatal diberikan lagi setelah

mendapat rujukan balik.

7. Kunjungan rumah ibu hamil: Mengunjungi rumah minimal 1x/bulan, untuk

memeriksakan keadaan kesehatan ibu hamil dan janinnya dengan menghitung DJJ

(Denyut Jantung Janin) terutama pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi dan

sedang serta memberikan nasihat-nasihat tentang menjaga kehamilannya .

8. Pencatatan dan pelaporan: Menggunakan SP2TP.

- Pencatatan

Register ibu hamil : buku register untuk mencatat setiap ibu hamil yang diperiksa.

Buku KIA : buku untuk memantau perkembangan kesehatan ibu hamil setiap kali

pemeriksaan kehamilan, dipegang oleh ibu hamil.

Kohort ibu hamil : buku pencatatan perkembangan kesehatan ibu hamil.

Pencatatan PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak):

Setiap bulannya, Puskesmas melakukan pencatatan PWS KIA berdasarkan data

pencatatan di Puskesmas. Selain itu data sasaran juga diperoleh dengan

mengumpulkan data yang berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain

yang ada di wilayah kerja.

- Pelaporan

Laporan Bulanan KIA (LB3): merupakan formulir pelaporan KIA untuk

dilaporkan ke Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.

Page 17: Evaluasi Program ANC

4.3.2 Proses

A. Perencanaan

Ada tertulis, lengkap dan terperinci mengenai :

1. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4

- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB di

poliklinik kebidanan dan kandungan dengan anamnesis, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan obstetrik dan pemeriksaan laboratorium.

2. Pemberian tablet zat besi

- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.

- Pemberian tablet besi mulai diberikan pada ibu hamil trimester I sebanyak

90 tablet yang diberikan dalam 3 tahap.

3. Pemberian imunisasi TT pada Ibu Hamil

- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.

- Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan

imunisasi paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu

pertama pada saat K1 dan kedua kali pada 4 minggu kemudian. Disuntikan

secara subkutan dosis 0,5 cc pada lengan atas.

4. Penyuluhan

- Perorangan : Dilakukan oleh bidan setiap kali kunjungan (wawancara)

setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB di poliklinik kebidanan dan

kandungan dengan memberikan materi-materi sekitar kebidanan dan

kandungan.

- Kelompok: Dilakukan oleh bidan/tenaga medis lain 1 desa 2x/bulan,

dengan ceramah

5. Deteksi risiko ibu hamil

-Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.

6. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil

-Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB

dan bidan jaga PONED 24 jam

7. Kunjungan rumah : akan dilakukan minimal 1 bulan sekali oleh bidan desa dengan

sasaran ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang

Page 18: Evaluasi Program ANC

8. Pencatatan dan pelaporan :

- Pencatatan : akan dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.

- Pelaporan : akan dilakukan setiap awal bulan.

B. Pengorganisasian

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Program Pelayanan Antenatal Puskesmas Kecamatan

Tirtajaya, Kabupaten Karawang

Penanggung Jawab Program

Kepala Puskesmas

Eko Susanto, M.Kes

Penanggungjawab KIA

dr. Sutardi

Kord. Ruangan ANC/PONED

Neneng Sumiartini, Am.Keb

Koordinator Bidan Jaga

Evi Haryati, Am.Keb

Koordinator Administrasi

Evi Haryati, Am.Keb

Koordinator Perlengkapan

Neneng Sumiartini, Am.Keb

Koordinator Pelayanan

Lidiana P, Am.Keb

Petugas Pencatatan dan Pelaporan Program

Sri Yulianti, Am.Keb

Page 19: Evaluasi Program ANC

C. Pelaksanaan

1. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00

WIB.

2. Pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-

14.00 WIB.

3. Pemberian imunisasi TT : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.

4. Penyuluhan :

- Perorangan: Setiap kali kunjungan (wawancara) hari kerja pkl 08.00-14.00

WIB.

- Kelompok: tidak didapatkan data

5. Deteksi risiko ibu hamil : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan

bidan jaga PONED 24 jam. Sebagian ibu hamil risiko tinggi ditangani oleh dokter

umum dan bidan PONED 24 jam.

6. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil

Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan bidan jaga PONED 24

jam. Sebagian ibu hamil risiko tinggi ditangani oleh dokter umum dan bidan PONED

24 jam.

7. Kunjungan rumah: Tidak didapatkan data

8. Pencatatan dan pelaporan :

- Pencatatan: Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.

- Pelaporan: Dilakukan setiap awal bulan.

D. Pengawasan

1. Pengawasan kepala Puskesmas rapat bulanan : Ada, tiap bulan (Lokakarya

Mini Bulanan)

2. Pencatatan dan pelaporan bulanan : Ada, 1 x / bulan.

4.3.3 Keluaran

1. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4

Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun dapat dihitung menggunakan

rumus : CBR x 1,1 x jumlah penduduk

Data yang digunakan menurut pendataan Puskesmas ialah 2.141 orang ibu

hamil.

Page 20: Evaluasi Program ANC

oCakupan K1

Di Puskesmas Tirtajaya =

=

= 94,68%

oCakupan K4

Di Puskesmas Tirtajaya =

=

= 86.74%

2. Cakupan pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil

oCakupan pemberian Fe1

Di Puskesmas Tirtajaya =

=

= 94,16%

oCakupan pemberian Fe3

Page 21: Evaluasi Program ANC

Di Puskesmas Tirtajaya =

=

= 85.43%

3. Cakupan pemberian imunisasi TT1 dan TT2 pada ibu hamil

oCakupan pemberian imunisasi TT1

Di Puskesmas Tirtajaya =

=

= 93.46

oCakupan pemberian imunisasi TT2

Di Puskesmas Tirtajaya =

=

=85,9%

4. Cakupan penyuluhan

oCakupan penyuluhan perorangan dilaksanakan setiap kali kunjungan (100%)

oCakupan penyuluhan kelompok tidak dapat dinilai karena tidak didapatkan data.

5. Cakupan deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan

Page 22: Evaluasi Program ANC

Di Puskesmas Tirtajaya =

=

= 11,82%

6. Cakupan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil

o Cakupan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil

Di Puskesmas Tirtajaya =

=

= 18,22%

7. Cakupan kunjungan rumah ibu hamil : tidak dapat dinilai karena tidak didapatkan

data

8. Catatan dan pelaporan kurang lengkap.

- Laporan yang disajikan merupakan laporan absolut kedatangan ibu hamil ke

semua prasarana kesehatan seperti posyandu, puskesmas, bidan desa dan

swasta namun tidak spesifik dalam menyatakan tempat kunjungan.

- Tidak ada data mengenai penyuluhan kelompok

Page 23: Evaluasi Program ANC

- Tidak ada data mengenai kunjungan rumah ibu hamil

4.4 Lingkungan

1. Fisik

- Lokasi :

Tidak mudah dicapai oleh ibu hamil dengan jarak desa terjauh 9km dari

puskesmas karena tidak tersedia jalur jalan raya yang baik ke semua desa. Desa

dengan transportasi agak sulit yaitu Srikamulyan, Tambaksari, Tambaksumur

dan Medankarya. dan RS rujukan berlokasi agak jauh kurang lebih 45 km

daripada puskesmas sehingga membutuhkian hampir 90 menit akibat jalan yang

agak sempit dan kondisi jalan tidak baik.

- Transportasi :

Tersedia sarana transportasi umum yang relatif murah seperti ojek dan

angkutan umum

Jalur jalan raya tidak rata dan sukar dilalui oleh prasarana trasportasi darat.

Terdapat beberapa bagian desa yang hanya boleh dijangkau dengan kendaraan

dua roda saja.

- Fasilitas kesehatan :

Adanya fasilitas kesehatan yang lain antaranya tiga Praktek swasta dokter

umum, dan 15 Bidan praktek swasta.

2. Non fisik

- Pendidikan : Sebagian besar penduduk berpendidikan rendah yaitu tidak tamat

SD.

- Ekonomi: Sebagian besar penduduk berpendapatan rendah.

4.5.1 Umpan Balik

1. Adanya pencatatan dan pelaporan tiap bulan sebagai masukan dalam

perencanaan program ANC selanjutnya. Namun terdapat beberapa

kegiatan dalam program ANC yang tidak dicatat secara lengkap, antara

lain :

- Penyuluhan kelompok bagi ibu hamil

- Kunjungan rumah ibu hamil

Page 24: Evaluasi Program ANC

2. Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu

kali yang mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.

4.6 Dampak

1. Dampak langsung: Belum dapat dinilai Angka Kesakitan Ibu, Angka Kematian Ibu,

dan Angka Kematian Bayi.

2. Dampak tidak langsung: Belum dapat dinilai peningkatan pelayanan kesehatan ibu,

peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.

Bab V

Pembahasan

No Variabel Tolok Ukur Cakupan Masalah

I Keluaran

1. Cakupan K1

2. Cakupan K4

3. Cakupan Fe1

4. Cakupan Fe3

5. Cakupan TT1

6. Cakupan TT2

7. Cakupan deteksi ibu hamil

risiko tinggi

8. Cakupan rujukan ibu hamil

risiko tinggi

9. Cakupan pencatatan dan

pelaporan

96%

95%

95%

95%

95%

90%

20%

100%

Lengkap

94,68 %

86,74 %

94,16%

85,43%

93,46%

85,9%

11,82%

18,22 %

Tidak lengkap

(+) 1,38

(+) 8,69

(+) 0,88

(+) 10,07

(+) 1,62

(+) 4,56

(+) 40,9

(+)81,78

(+)

Page 25: Evaluasi Program ANC

II

III

Proses

1. Penanggung jawab

penyuluhan kelompok

2. Pelaksanaan kunjungan

rumah

3. Pelaksanaan penyuluhan

kelompok

4. Pencatatan dan pelaporan

Lingkungan

Fisik

Lokasi

Non Fisik

1. Pendidikan

2. Ekonomi

Ada

Dilakukan

Dilakukan

Lengkap

Bukan

hambatan

Bukan

hambatan

Bukan

hambatan

Tidak ada

Tidak ada

data

Tidak ada

data

Tidak lengkap

Ada hambatan

Ada hambatan

Ada hambatan

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)Jarak puskesmas

ke RS rujukan

terlalu jauh (45 km)

dan lokasi

puskesmas yang

sulit dijangkau oleh

kebanyakan desa

(+) Mayoritas penduduk

berpendidikan rendah

(+)Mayoritas penduduk

berpendapatan rendah

Keterangan : (+) = bermasalah

Tabel 1: Hasil Pengamatan Cakupan di UPTD Puskesmas Tirtajaya Dibandingkan dengan

Tolok Ukur yang Telah Ditetapkan (Data selengkapnya dapat dilihat di Lampiran IV)

Page 26: Evaluasi Program ANC

Bab VI

Perumusan Masalah

6.1 Masalah Menurut Keluaran

a) Cakupan K4 sebesar 86,74%, dari target 95%.

b) Cakupan Fe3 sebesar 85,43%, dari target 95%.

c) Cakupan imunisasi TT2 sebesar 85,9%, dari target 90%.

d) Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan sebesar 11,82%, dari

target 20%.

e) Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi sebesar 18,22%, dari target 100%. (Tidak

dijadikan masalah karena Puskemas Kecamatan Tirtajaya merupakan mampu PONED

sehingga tidak semua ibu hamil risiko tinggi dirujuk.)

f) Cakupan pencatatan dan pelaporan tidak lengkap.

6.2 Masalah Menurut Proses

a) Penanggung jawab penyuluhan kelompok tidak ada

b) Pelaksanaan penyuluhan kelompok tidak ada data tertulis

c) Pelaksanaan kunjungan rumah ibu hamil tidak ada data tertulis

d) Pencatatan dan pelaporan tidak lengkap

6.3 Masalah Menurut Lingkungan

a) Jauhnya jarak tempuh dari Puskesmas ke rumah sakit rujukan sekitar 45 km yang

membutuhkan waktu ± 100 menit. Lokasi Puskesmas Tirtajaya juga sulit dijangkau

oleh kebanyakan desa di wilayah nya karena jalur jalan raya yang tidak rata

sehingga kebanyakan desa hanya bisa dilewati dengan kendaraan kecil seperti

motor.

b) Mayoritas penduduk di Kecamatan Tirtajaya tingkat pendidikannya rendah

c) Mayoritas penduduk di Kecamatan Tirtajaya status ekonominya rendah

Page 27: Evaluasi Program ANC

Bab VII

Prioritas Masalah

Masalah Menurut Keluaran

a) Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 86,74 % dari target 95%

b) Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 85,43% dari target 95%

c) Cakupan Imunisasi TT2 sebesar 85,9% dari target 90%

d) Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20%

e) Cakupan pencatatan dan pelaporan tidak lengkap.

No Parameter Masalah

a b c d e

1. Besar masalah 1 2 1 3 5

2. Akibat yang ditimbulkan 4 4 4 5 3

3. Keuntungan sosial yang diperoleh 4 4 4 4 3

4. Teknologi yang tersedia 3 4 4 5 2

5. Sumber daya yang tersedia 4 4 4 3 3

Jumlah 16 18 17 20 16

Tabel 2: Prioritas masalah

Keterangan: 5 : Sangat penting 2 : Kurang penting

4 : Penting 1 : Sangat kurang penting

3 : Cukup penting/sedang

Yang menjadi prioritas masalah adalah :

1. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 85,43% dari target 95%

2. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20%

Page 28: Evaluasi Program ANC

Bab VIII

Penyelesaian Masalah

9.1 Masalah :

1. Cakupan pemberian tablet besi (Fe3) sebesar 85,43% dari target 95% dengan

besar masalah 10,07%

Penyebab dari unsur proses :

1. Data yang lengkap mengenai pelaksanaan penyuluhan secara kelompok

mengenai kepentingan pemberian Fe3 pada ibu hamil tidak ada data

sehingga evaluasi terhadap keberkesanan penyuluhan tidak dapat

dilakukan

2. Kepatuhan dan komitmen beberapa petugas kesehatan terhadap waktu

dan pembagian tugas yang diberikan masih rendah sehingga ibu hamil

tidak mendapatkan pelayanan sewajarnya yang seharusnya diberikan.

3. Pelaksanaan dan pembagian tugas terhadap program ini

dipertanggungjawabkan oleh orang yang sama yang juga memegang

beberapa tanggungjawab lain.

Penyebab dari unsur lingkungan :

1. Lokasi puskesmas sulit dijangkau oleh penduduk dari beberapa desa

akibat jalur jalan raya yang tidak rata dan tidak boleh dilewati oleh

kendaraan roda empat dan angkutan umum.

2. Tingkat pendidikan masyarakat secara keseluruhan di wilayah kerja rata-

rata masih pada tingkat rendah. Ini berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai kepentingan

pemberian Fe3 pada ibu hamil.

- Penyelesaian Masalah :

1. Penanggung jawab pelaksanaan dan pembagian tugas terhadap program

seharusnya tidak memegang beberapa tanggungjawab lain.

2. Mengadakan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil mengenai kepentingan

pemberian Fe3 dan kepatuhan pengambilannya. Bidan atau kader yang

terlatih berperan dalam upaya memberi penyuluhan tentang kepentingan

tablet Fe dalam waktu kehamilan dan kepatuhan pengambilan , sehingga

ibu-ibu hamil lebih peduli terhadap kehamilannya dan bersedia

mendapat tablet Fe secara lengkap dan konsisten. Mengingat mayoritas

penduduk dengan tingkat pendidikan yang rendah, maka penyuluhan

Page 29: Evaluasi Program ANC

yang dilakukan perlu disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat

setempat seperti dengan simulasi, gambar-gambar yang menarik ataupun

poster dengan bahasa awam yang dapat dimengerti.

3. Para Bidan digalakan untuk melakukan pembinaan KIE (Komunikasi,

Informasi, Edukasi) tentang faktor-faktor risiko yang dapat terjadi

selama kehamilan sehingga ibu-ibu hamil lebih peduli terhadap

kehamilannya dan bersedia mendapatkan tablet Fe secara lengkap.

4. Menggerakkan bidan melakukan kunjungan rumah ibu hamil ke bagian

desa yang sulit dijangkau untuk memberikan pelayanan antenatal kepada

ibu hamil yang tidak dapat berkunjung ke Puskesmas.

5. Memberikan penghargaan dan ganjaran bagi bidan dan kader yang aktif

sehingga mendorong minat dan semangat mereka dan para petugas

kesehatan yang lain juga untuk memberikan komitmen penuh terhadap

tanggungjawab yang dipikul

2. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20% yang

mempunyai besar masalah 40,9%

Penyebab dari unsur proses

1. Tidak ada pencatatan dan pelaporan mengenai data kunjungan rumah ibu

hamil.

2. Di puskesmas Tirtajaya tersedianya PONED 24 jam, tetapi luar dari jam

kerja, bidan yang bertugas bukanlah bidan yang terlatih dan

berpengalaman

- Penyebab dari unsur lingkungan :

1. Jarak tempuh ke Puskesmas dan rumah sakit yang jauh, sehingga

menyebabkan masyarakat enggan atau terlambat untuk melakukakan

pemeriksaan kehamilan secara berkala.

2. Tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

rata-rata masih rendah sehingga pengetahuan, sikap dan perilaku ibu

hamil terhadap kesehatan dan keselamatan ibu serta janin yang

dikandungnya masih kurang.

Page 30: Evaluasi Program ANC

- Penyelesaian Masalah:

1. Membekalkan lembar pencatatan mengenai deteksi risiko tinggi ibu

hamil kepada bidan desa dan menyarankan mereka agar mengisi dengan

lengkap. Dana juga diberikan kepada wakil dari puskesmas untuk

mengumpulkan laporan dari bidan-bidan desa.

2. Minimal seorang bidan yang terlatih dan berpengalaman di PONED perlu

ditempatkan di luar waktu kerja supaya lebih siap siaga dalam segala

kasus.

3. Mempertanggungjawabkan para kader dan bidan desa untuk melakukan

kunjungan rumah dan melakukan pendataan terutama ibu hamil yang

berisiko tinggi yang tidak dapat memeriksakan kehamilannya di fasilitas

kesehatan seperti bidan desa, puskesmas, atau klinik bersalin untuk

melakukan pemeriksaan kehamilan.

4. Mengadakan penyuluhan kelompok yang disesuaikan dengan tingkat

pendidikan ibu hamil, agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil

tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan ibu dan janin yang

dikandungnya serta risiko tinggi dalam kehamilan sehingga ibu hamil

memiliki kesadaran untuk memeriksakan sendiri kehamilannya di fasilitas

kesehatan

5. Memperbaiki pencatatan dan pelaporan tentang kunjungan rumah ibu

hamil dan penyuluhan kelompok.

6. Memberikan ganjaran dan penghargaan bagi bidan dan kader yang aktif

sehingga mendorong minat dan semangat para bidan untuk terus

memberikan yang terbaik.

Page 31: Evaluasi Program ANC

Bab IX

Kesimpulan dan Saran

9.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program pelayanan antenatal dengan cara pendekatan sistem dapat

diambil kesimpulan bahwa program pelayanan antenatal di UPTD Puskesmas Tirtajaya,

Kabupaten Karawang pada periode Oktober 2011 sampai dengan September 2012, sebagian

besar belum berjalan dengan baik. Ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi proritas

masalah, yaitu:

1. Cakupan K1 sebesar 94,68%, manakala cakupan K4 sebesar 86,74%.

2. Cakupan Fe1 sebesar 94,16%, manakala cakupan Fe3 sebesar 85,43%.

3. Cakupan imunisasi TT1 sebesar 93,46%, manakala cakupan imunisasi TT2 sebesar

85,9%.

4. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan sebesar 11,82%.

5. Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi sebesar 18,22%.

6. Tidak didapatkan data kegiatan kunjungan rumah ibu hamil.

7. Tidak didapatkan data kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok.

8. Cakupan pencatatan dan pelaporan tidak lengkap.

Dengan prioritas masalah :

1. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 85,43% dari target 95%

2. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20%

9.2 Saran

Saran untuk UPTD Puskesmas Tirtajaya:

1. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 85,43% dari target 95%.

Kepala puskesmas haruslah lebih tegas dan memainkan peranan penting dalam

memastikan setiap tenaga kesehatan lebih bertanggungjawab dan berdisiplin

terhadap tugas yang diberikan.

Penanggung jawab pelaksanaan dan pembagian tugas terhadap penyuluhan

kelompok seharusnya tidak memegang terlalu banyak tugasan supaya mereka

lebih fokus terhadap program yang dipertanggungjawabkan.

Page 32: Evaluasi Program ANC

Melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil sesuai dengan tingkat pendidikan

mereka mengenai kepentingan pemberian Fe dan kepatuhan pengambilannya.

Bidan atau kader yang terlatih berperan dalam upaya memberi penyuluhan

tentang kepentingan tablet Fe dalam waktu kehamilan, sehingga ibu-ibu hamil

lebih peduli terhadap kehamilannya dan bersedia mendapat tablet Fe secara

lengkap.

Para Bidan digalakan untuk melakukan pembinaan KIE (Komunikasi, Informasi,

Edukasi) tentang faktor-faktor risiko yang dapat terjadi selama kehamilan

sehingga ibu-ibu hamil lebih peduli terhadap kehamilannya dan bersedia

mendapatkan tablet Fe secara lengkap dan konsisten.

Menggerakkan bidan melakukan kunjungan rumah ibu hamil ke bagian desa

yang sulit dijangkau untuk memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil

yang tidak dapat berkunjung ke Puskesmas.

2. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20%

Membekalkan lembar pencatatan mengenai deteksi risiko tinggi ibu hamil

kepada bidan desa dan menyarankan mereka agar mengisi dengan lengkap. Dana

juga diberikan kepada wakil dari puskesmas untuk mengumpulkan laporan dari

bidan-bidan desa.

Mempertanggungjawabkan para kader dan bidan desa untuk melakukan

kunjungan rumah dan melakukan pendataan terutama ibu hamil yang berisiko

tinggi yang tidak dapat memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan seperti

bidan desa, puskesmas, atau klinik bersalin untuk melakukan pemeriksaan

kehamilan.

Mengadakan penyuluhan kelompok yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan

ibu hamil, agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya

kesehatan dan keselamatan ibu dan janin yang dikandungnya serta risiko tinggi

dalam kehamilan sehingga ibu hamil memiliki kesadaran untuk memeriksakan

sendiri kehamilannya di fasilitas kesehatan

Saran untuk masyarakat :

1. Masyarakat khususnya ibu hamil diharapkan lebih memanfaatkan Pelayanan

Kesehatan khususnya Pelayanan Antenatal yang ada di Puskesmas Kecamatan

Tirtajaya Karawang.

Page 33: Evaluasi Program ANC

2. Berperan aktif dalam mengikuti kegiatan dan penyuluhan yang diadakan

Puskesmas agar dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang lebih

baik dalam meningkatkan derajat kesehatan.

3. Ibu hamil diharapkan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan secara

teratur di pelayanan kesehatan.

Diharapkan melalui saran di atas, program Pelayanan Antenatal di Puskesmas

Kecamatan Tirtajaya Karawang dapat berjalan dengan lebih baik pada periode yang akan

datang sehingga dapat meningkatkan cakupan sesuai target.

Page 34: Evaluasi Program ANC

Daftar pustaka

1. Pelayanan antenatal. Pedoman Pelayanan Antenatal. 2007. Departemen Kesehatan RI,

Jakarta: 2007; hal 1-83.

2. Pelayanan antenatal. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan

Anak. Departemen Kesehatan RI, Jakarta: 2009; hal 1-73.

3. World Health Organization (WHO). Maternal Mortality . [updated 2012 May 13;

cited 2012 Desember 22]. Di unduh dari

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/index.html

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI. 2010.

5. Artikel program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS). [updated 2012

Jan 27; cited 2012 October 22]. Di unduh dari

http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/371#more-371

6. Profil data kesehatan indonesia tahun 2011. Jakarta : Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2012. hlm 125-208.

7. Data Kesehatan Kabupaten Karawang. [updated 2012 Jan 27; cited 2012 Desember

22]. Di unduh dari http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/data-hasil-

pembangunan/kesehatan.htm