Evaluasi Program ANC
description
Transcript of Evaluasi Program ANC
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan Antenatal Care adalah pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk
mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar. Pelayanan antenatal atau Antenatal Care (ANC) ialah untuk mencegah adanya
komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini
mungkin serta ditangani secara memadai. Pelaksanaan pelayanan antenatal di Indonesia
dilaksanakan bersesuaian dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK).1
Kesehatan ibu dan anak merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian dunia.
Oleh karena itu pada bulan September tahun 2000 diadakan United Nations Millenium
Declaration atau dikenali sebagai Millenium Development Goals (MDGs) dengan target
pencapaian pada tahun 2015. (MDGs) berisi 8 buah tujuan pembangunan millennium dimana
antara tujuan yang terkait dengan kesehatan ibu anak tercantum di tangga ke lima yaitu
memiliki target mengurangi ¾ angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2015.2
Menurut statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2010, setiap tahun
diperkirakan sebanyak 287.000 wanita meninggal dunia akibat masalah persalinan dan 99%
kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang .Rasio
kematian ibu di negara berkembang secara global 240 per 100.000 kelahiran hidup manakala
di negara sudah berkembang maju adalah 16 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah
persalinan.2,3
Cakupan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care Indonesia (82%) menurut
WHO 2011 masih tertinggal berbanding negara-negara ASEAN yang lain seperti Korea
Utara (95%), Sri Lanka (93%) dan Maladewa (85%). Angka kematian ibu di Indonesia masih
tinggi dibandingkan negara Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) lainnya.
Menurut Badan penelitian dan pengembangan Depkes RI, AKI tahun 2009 mencapai 226 per
100.000 kelahiran hidup.4
Menurut Riskesdas 2010, Kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan di Indonesia yaitu
K1 72,3 % dan K4 61,4%. Selain daripada kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan,
Pemberian tablet besi dan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) perlu diiberikan perhatian selaras
dengan peningkatan kualitas pelayanan antenatal yang lain. Pemberian imunisasi TT penting
karena berkaitan dengan masih terdapatnya kasus Tetanus Neonatorum secara nasional pada
tahun 2009 sebanyak 158 kasus dengan angka kematian (CFR = Case Fatality rate) 48,1%.
Pada tahun 2011, cakupan nasional K4 sebesar 88,27%, cakupan pemberian Fe3 sebesar
83,30%, cakupan imunisasi TT1 sebesar 40,5% dan cakupan imunisasi TT2 hanya 37,7%.2,5
Pada tahun 2011, Jawa Barat masih belum mencakupi semua target yang di tetapkan
yaitu cakupan Fe3 sebesar 82,2%, imunisasi TT1 sebesar 81,2%, imunisasi TT2 sebesar 73,7%
dan cakupan K4 sebesar 91,24%. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang 2011,
didapatkan AKB mengalami peningkatan dari 100 per 1.000 angka kelahiran pada tahun
2009 menjadi 164 per 1.000 angka kelahiran pada tahun 2010. Cakupan pemberian tablet besi
Fe3 untuk tahun 2010 masih belum mencapai target yaitu sebanyak 91,16% .Berdasarkan
perbandingan antara kabupaten di Jawa Barat tahun 2010, Karawang menduduki tangga ke-
tujuh pada cakupan K1 (89,80%) dan tangga ke-empat pada cakupan K4 (84,95%) yaitu di
atas cakupan keseluruhan Jawa Barat bagi cakupan K1 (85,90%) dan K4 (77,01%) pada tahun
tersebut.6
Berdasarkan Laporan Tahunan tahun 2011 Puskesmas Kecamatan Tirtajaya
menunjukkan cakupan yang pada umumnya belum mencapai target antara lain adalah
cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 69,70% dari target 85,52%, cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 45,60% dari target 80,44%, cakupan pelayanan
imunisasi ibu hamil TT2 sebesar 46,13% dari target 90% dan cakupan distribusi tablet Fe 90
tablet pada ibu hamil sebesar 49,53% dari target 90%.7
Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang menjalankan pelayanan
antenatal yang meliputi beberapa indikator iaitu kunjungan ibu hamil, ibu hamil yang
mendapat tablet zat besi, pemberian imunisasi tetanus kepada ibu hamil, deteksi risiko ibu
hamil oleh tenaga kesehatan, serta rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil. Keberhasilan
pelaksanaan program pelayanan antenatal di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten
Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 masih belum diketahui.
Oleh karena itu, evaluasi program ini perlu dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan
pelaksanaan program.
1.2 Permasalahan
1. Statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2010, sebanyak
287.000 wanita meninggal dunia akibat masalah persalinan pada setiap tahun dan
99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang
2. Statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2011, cakupan
pemeriksaan kehamilan atau pelayanan antenatal Indonesia (82%) masih tertinggal
berbanding negara-negara ASEAN yang lain seperti Korea Utara (95%) dan Sri
Lanka (93%) dan Maladewa (85%).
3. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurut Badan penelitian dan pengembangan
Depkes RI tahun 2009 masih tinggi mencapai 226 per 100.000 kelahiran hidup.
4. Kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan tahun 2010 menurut Riskesdas yaitu K1
hanya 72,3 % dan K4 61,4%.
5. Pada tahun 2011, cakupan nasional K4 sebesar 88,27%, cakupan pemberian Fe3
sebesar 83,30%, cakupan imunisasi TT1 sebesar 40,5% dan cakupan imunisasi TT2
hanya 37,7%.
6. Pada tahun 2011 Jawa Barat belum mencakupi semua target yang di tetapkan yaitu
cakupan Fe3 sebesar 82,2%, imunisasi TT1 sebesar 81,2%, imunisasi TT2 sebesar
73,7% dan cakupan K4 sebesar 91,24%.
7. Karawang menduduki tangga ke-tujuh pada cakupan K1 (89,80%) dan tangga ke-
empat pada cakupan K4 (84,95%) pada tahun 2010.
8. Belum diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan Program Pelayanan Antenatal
di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011
sampai dengan November 2012
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Diketahuinya masalah dalam unsur-unsur sistem program pelayanan kesehatan ibu
hamil (Antenatal Care) di UPTD Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang
periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 sehingga dapat diselesaikan dengan
menggunakan pendekatan sistem.
1.3.2 Tujuan Khusus:
1. Diketahuinya cakupan akses kunjungan ibu hamil: kunjungan pertama (K1) dan
kunjungan keempat (K4) di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang
periode Desember 2011 sampai dengan November 2012
2. Diketahuinya cakupan pemberian tablet zat besi, terutama Fe1 dan Fe3 di Puskesmas
Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan
November 2012
3. Diketahuinya cakupan pemberian imunisasi TT1 dan TT2 di Puskesmas Kecamatan
Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012.
4. Diketahuinya cakupan deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai
dengan November 2012
5. Diketahuinya cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya,
Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012.
6. Diketahuinya cakupan kegiatan kunjungan rumah ibu hamil di Puskesmas Kecamatan
Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012.
7. Diketahuinya cakupan kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok di Puskesmas
Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan
November 2012 .
8. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan Program Pelayanan Antenatal di
Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai
dengan November 2012.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur program, khususnya program
kesehatan.
3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
4. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi Pelayanan Antenatal
di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi
1. Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan.
1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi
Dengan adanya masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan beberapa saran-
saran sederhana maka diharapkan dapat menjadi umpan balik positif bagi Puskesmas
Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas program pelayanan kesehatan ibu hamil maupun program-program
lainnya, sehingga mutu dari pada pelayanan Puskesmas ini dapat dirasakan oleh
seluruh masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan.
1.4.4 Bagi Masyarakat
Menjadi bahan informasi bagi masyarakat bahwa Program Pelayanan
Kesehatan Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang
mempunyai peranan yang sangat penting, selain untuk meningkatkan kesejahteraan
dan taraf ekonomi masyarakat itu sendiri.
1.5 Sasaran
Ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya,
Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012.
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam Program Pelayanan Antenatal (ANC) berdasarkan Laporan
Bulanan KIA dan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) di
UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai
dengan November 2012 yang terdiri dari :
1. Kunjungan kehamilan K1 dan K4
2. Pemberian tablet zat besi, terutama Fe1 dan Fe3 kepada ibu hamil
3. Pemberian imunisasi TT1 dan TT2 kepada ibu hamil
4. Deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan
5. Rujukan ibu hamil risiko tinggi
6. Kegiatan kunjungan rumah ibu hamil berisiko tinggi.
7. Penyuluhan perorangan dan kelompok
8. Pencatatan dan pelaporan
2.2. Metoda
Evaluasi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, pengolahan, analisis dan
interpretasi data dengan menggunakan metode pendekatan sistem, terhadap Program
Pelayanan Antenatal (Antenatal Care) di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten
Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 yang sehingga
ditemukan masalah yang ada dan kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan
masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1 Kerangka Teoritis
Gambar 3.1 . Pendekatan Sistem
Gambar di atas menerangkan sistem dengan definisi menurut Ryans adalah
gabungan dari elemen-elemen yang saling berhubungan oleh suatu proses atau
struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan
sesuatu yang telah ditetapkan. Elemen tersebut, yaitu:
1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem, dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, dan
terdiri dari unsur berikut yang merupakan variabel dalam melaksanakan
evaluasi program Pelayanan Antenatal (ANC) yaitu:
- Tenaga (man)
- Dana (money)
- Sarana (material)
- Metode (methods)
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan, yang terdiri dari unsur berikut merupakan variabel dalam
melaksanakan evaluasi program ANC yaitu:
- Perencanaan (planning)
- Organisasi (organization)
- Pelaksanaan (actuating)
- Pengawasan (controlling)
Lingkungan
Masukan Proses Keluaran
Umpan balik
Dampak
1 2 3
4
5
6
3. Keluaran (output) adalah elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses
dalam sistem.
4. Umpan balik (feedback) adalah elemen yang merupakan keluaran dari sistem
dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola
sistem tapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
3.1.1 Variabel dan Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri daripada variabel-variabel : masukan, proses, keluaran,
lingkungan, umpan balik dan dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target
yang harus dicapai dalam program Antenatal Care (ANC) (Lampiran I).
Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari :
1. Data Monografi Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang tahun 2011.
2. Laporan Bulanan KIA Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang
periode Desember 2011 sampai dengan November 2012.
3. Rekapitulasi Laporan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)- KIA Puskesmas
Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai
dengan November 2012 .
4.2 Data Umum
4.2.1 Data Geografis
1. Lokasi Puskesmas
Gedung UPTD Puskesmas Tirtajaya, Karawang, Jl. Raya Pisangsambo
Pangakaran, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
2. Bangunan
Bangunan gedung Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Karawang adalah gedung
konkrit 1 lantai dengan luas 230 m2 dibangun di atas tanah seluas 700 m2.
3. Batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang:
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Barat : Kecamatan Batujaya
- Sebelah Selatan : Kecamatan Jayakerta
- Sebelah Timur : Kecamatan Cibuaya
4. Luas wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tirtajaya mempunyai wilayah kerja administratif, yang
memiliki luas areal ± 11.362,815 Ha yang meliputi daratan, pesawahan dan
tambak, mencakup 11 desa, 48 Dusun, 135 RT, dan 23.172 Kepala Keluarga
(KK). Kesebelas desa tersebut adalah (Lampiran V):
- Desa Gempolkarya
- Desa Sabajaya
- Desa Bolang
- Desa Tambaksumur
- Desa Tambaksari
- Desa Srijaya
- Desa Srikamulyan
- Desa Kutamakmur
- Desa Medankarya
- Desa Pisang Sambo
- Desa Sumurlaban
4.2.2 Data Demografis
1. Jumlah penduduk Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang adalah 73.233 jiwa.
2. Terdiri dari 11 desa dengan jumlah kepala keluarga 23.172 Kepala Keluarga
(KK).
3. Klasifikasi penduduk di Kecamatan Tirtajaya adalah laki-laki sebanyak 36.552
jiwa, dan perempuan sebanyak 36.681 jiwa. Jumlah Ibu hamil di Kecamatan
Tirtajaya, Kabupaten Karawang adalah 2141 jiwa.
4. Klasifikasi tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tirtajaya yang tertinggi adalah tidak tamat SD yaitu 49,07% manakala yang
terendah adalah tamat perguruan tinggi yaitu 2,87%.
5. Klasifikasi jenis pekerjaan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya adalah
PNS/Polisi/Tentara sebanyak 0,678%, petani 39,68%, Pedagang 12,31%, Buruh
46,09%, Nelayan 0,128,%, dan lain–lain 1,10%.
4.3 Data Khusus
4.3.1 Masukan
A. Tenaga
- Dokter Umum : 3 Orang
- Bidan : 16 Orang
- Petugas Administrasi : 1 Orang
- Petugas Laboratorium : 1 Orang
- Kader Kesehatan : 66 orang
B. Dana
- APBD : Cukup
- Dana Retribusi : Cukup
C. Sarana
- Medis
Stetoskop :1 Buah
Doppler :1 Set
Timbangan dewasa :2 Buah
Pengukur tinggi badan :3 Buah
Tensimeter :2 Buah
USG dan monitor :1 Set
Tablet zat besi :Ada, 3000 tablet
Vaksin TT dan alat suntik :Ada, 200 vial
Alat dan bahan laboratorium :Ada (mesin hitung Hb 1 buah,
stick protein urin jumlah cukup,
strip β HCG jumlah cukup)
Perlengkapan imunisasi :Ada, jumlah cukup (Kapas,
alkohol dan alat suntik)
- Non medis
Ruangan pemeriksaan ANC : Ada
Meja tulis : 2 buah
Kursi lipat : 2 buah
Tempat tidur ibu hamil : 2 buah
Tempat penyimpanan vaksin : Ada, pada suhu 2-80 C
Buku KIA : Ada, Jumlah cukup
Alat peraga penyuluhan :Ada (Papan tulis, poster,
spidol, dan brosur)
D. Metode
Terdapat metode untuk
1. Kunjungan kehamilan
Setiap ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dilakukan pemeriksaan antenatal.
Pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pemeriksaan antenatal di mulai
dengan:
a) Anamnesis
Meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan sebelumnya dan
kehamilan sekarang. Pada kunjungan pertama, dikumpulkan informasi mengenai
ibu hamil yaitu menanyakan identitas, keluhan yang sekarang dirasakan, riwayat
haid, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan (HPHT, gerakan janin, masalah atau
tanda-tanda bahaya misalnya penglihatan kabur, keluhan yang lazim pada
kehamilan, penggunaan obat, dan kekhawatiran yang dirasakan ibu hamil),
riwayat kehamilan yang lalu (berapa kali hamil, perdarahan (kehamilan,
persalinan, dan nifas), riwayat persalinan, hipertensi, melahirkan janin dengan BB
< 2,5 Kg atau > 4 Kg, riwayat keguguran, bayi yang dilahirkan, riwayat penyakit
yang pernah diderita, riwayat keluarga (penyakit keturunan, anak kembar,
penyakit menular, dll), riwayat sosial ekonomi dan budaya (status perkawinan,
riwayat KB, dukungan keluarga pada kehamilan, kebiasaan makan dan gizi,
kebiasaan hidup sehat, dll), kebiasaan kerja pasien setiap hari, dan tempat
persalinan yang diinginkan.
Pada kunjungan berikutnya dikumpulkan informasi mengenai kehamilan untuk
mendeteksi komplikasi dan melanjutkan pelayanan yang diperlukan.
b) Pemeriksaan Fisik
i. Pemeriksaan Umum :
- Tinggi Badan dan Berat Badan
Tinggi badan: Diukur tanpa alas kaki, satuan centimeter.
Berat badan: Ditimbang tanpa alas kaki dan pakaian seringan
mungkin, satuan kilogram
- Tekanan darah: Menggunakan sfigmomanometer, satuan mmHg.
ii. Pemeriksaan Obstetri
- Mengukur TFU
Menggunakan pita ukur, diukur dari fundus ke simfisis dengan satuan
sentimeter.
- Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Untuk menentukan presentasi janin dilakukan palpasi atau
pemeriksaan Leopold (Leopold I – IV)
Leopold I : Menentukan Tinggi Fundus Uteri dengan palpasi
setelah usia kehamilan 12 minggu dan dengan pita pengukur
(dari simfisis pubis sampai dengan bagian janin yang ada di
fundus uteri) setelah usia kehamilan 22 minggu, dan dengan
perabaan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk
mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri
(bagian atas perut ibu).
Leopold II : Meraba samping rahim dan merasakan di sebelah
mana teraba tahanan yang lebih keras dan tahanan terus dari
atas ke bawah, untuk menentukan di mana letak punggung
ataupun kaki janin pada kedua sisi perut ibu.
Leopold III : Meraba bagian bawah rahim dengan satu tangan
untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah rahim
serta menentukan bagian janin tersebut sudah menyentuh pintu
atas panggul atau tidak.
Leopold IV : Meraba bagian janin yang berada di bagian bawah
rahim dengan dua tangan dan menentukan sampai di mana
janin telah masuk Pintu Atas Panggul.
- Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung janin menggunakan
Doppler. Denyut jantung janin normal 110-150 kali/menit. Bila ada kelainan
denyut mungkin dapat disebabkan oleh adanya kelainan janin atau plasenta.
iii. Pemeriksaan Laboratorium
c) Hemoglobin : dengan mesin hitung Hb
d) Protein urin : dengan stick protein urin
e) Tes kehamilan : tes β HCG
Kunjungan ibu hamil K1 dan K4
o K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali untuk mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
o K4 adalah kunjungan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali
pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
2. Pemberian Tablet zat besi
Diberikan minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan, yaitu 30 tablet besi (Fe1)
pada kunjungan pertama (K1), 30 tablet besi (Fe2) pada kunjungan kedua (K2) dan 30
tablet besi (Fe3) pada kunjungan keempat (K4).Untuk pencegahan anemia diberikan 1
tablet / hari, sedangkan untuk pengobatan anemia diberikan 3 tablet / hari. Tablet besi
diminum setelah makan.
3. Pemberian imunisasi Tetanus
Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan imunisasi
paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu pertama pada saat K1 dan
kedua kali pada 4 minggu kemudian. Bila ibu hamil pernah diberikan imunisasi TT
sebelumnya maka hanya diberikan 1 kali suntikan selama kehamilannya. Imunisasi
TT Disuntikkan secara subkutan dosis 0,5 cc pada lengan atas.
4. Penyuluhan
- Perorangan : Setiap kali kunjungan, dengan wawancara
- Kelompok : 1 desa per bulan dengan 2 kali pertemuan, menggunakan
metode ceramah dengan alat peraga.
5. Deteksi ibu hamil risiko tinggi : kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil
yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan.
a. Faktor risiko pada ibu hamil antara lain :
- Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun
- Anak lebih dari 4
- Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun
- Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm
dan penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
- Anemia dengan dari Hb < 11 g/dL.
- Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang.
- Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
- Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: TBC, kelainan
jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin, tumor dan keganasan.
- Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, KET, mola hidatidosa,
KPD, bayi dengan cacat kongenital.
- Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan seksio sesarea,
ekstraksi vakum / forseps.
- Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan pasca persalinan, infeksi masa
nifas, psikosis post partum (post partum blues).
- Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat
cacat kongenital.
- Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin dampit, monster.
- Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, janin besar.
- Kelainan letak dan posisi janin: letak lintang, sungsang pada usia kehamilan
> 32 minggu.
b. Komplikasi pada ibu hamil :
- Ketuban pecah dini
- Perdarahan pervaginam: keguguran, plasenta previa, solusio plasenta.
- Hipertensi dalam kehamilan: tekanan darah tinggi (sistolik > 140 mmHg,
diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pre-tibial.
- Ancaman persalinan prematur.
- Infeksi berat dalam kehamilan: demam berdarah, tifus abdominalis, sepsis.
6. Rujukan kasus ibu hamil risiko tinggi
Pelayanan kepada ibu hamil dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat
penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan. Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas
mampu PONED meliputi:
- Penanganan perdarahan pada kehamilan.
- Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan (pre-eklampsi dan
eklampsi).
- Pencegahan dan penanganan infeksi.
- Penanganan abortus.
- Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi.
Penanganan ibu hamil yang tidak dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED dirujuk ke
rumah sakit PONEK (rumah sakit rujukan). Pelayanan antenatal diberikan lagi setelah
mendapat rujukan balik.
7. Kunjungan rumah ibu hamil: Mengunjungi rumah minimal 1x/bulan, untuk
memeriksakan keadaan kesehatan ibu hamil dan janinnya dengan menghitung DJJ
(Denyut Jantung Janin) terutama pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi dan
sedang serta memberikan nasihat-nasihat tentang menjaga kehamilannya .
8. Pencatatan dan pelaporan: Menggunakan SP2TP.
- Pencatatan
Register ibu hamil : buku register untuk mencatat setiap ibu hamil yang diperiksa.
Buku KIA : buku untuk memantau perkembangan kesehatan ibu hamil setiap kali
pemeriksaan kehamilan, dipegang oleh ibu hamil.
Kohort ibu hamil : buku pencatatan perkembangan kesehatan ibu hamil.
Pencatatan PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak):
Setiap bulannya, Puskesmas melakukan pencatatan PWS KIA berdasarkan data
pencatatan di Puskesmas. Selain itu data sasaran juga diperoleh dengan
mengumpulkan data yang berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain
yang ada di wilayah kerja.
- Pelaporan
Laporan Bulanan KIA (LB3): merupakan formulir pelaporan KIA untuk
dilaporkan ke Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.
4.3.2 Proses
A. Perencanaan
Ada tertulis, lengkap dan terperinci mengenai :
1. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4
- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB di
poliklinik kebidanan dan kandungan dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan obstetrik dan pemeriksaan laboratorium.
2. Pemberian tablet zat besi
- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
- Pemberian tablet besi mulai diberikan pada ibu hamil trimester I sebanyak
90 tablet yang diberikan dalam 3 tahap.
3. Pemberian imunisasi TT pada Ibu Hamil
- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
- Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan
imunisasi paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu
pertama pada saat K1 dan kedua kali pada 4 minggu kemudian. Disuntikan
secara subkutan dosis 0,5 cc pada lengan atas.
4. Penyuluhan
- Perorangan : Dilakukan oleh bidan setiap kali kunjungan (wawancara)
setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB di poliklinik kebidanan dan
kandungan dengan memberikan materi-materi sekitar kebidanan dan
kandungan.
- Kelompok: Dilakukan oleh bidan/tenaga medis lain 1 desa 2x/bulan,
dengan ceramah
5. Deteksi risiko ibu hamil
-Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
6. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil
-Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB
dan bidan jaga PONED 24 jam
7. Kunjungan rumah : akan dilakukan minimal 1 bulan sekali oleh bidan desa dengan
sasaran ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang
8. Pencatatan dan pelaporan :
- Pencatatan : akan dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
- Pelaporan : akan dilakukan setiap awal bulan.
B. Pengorganisasian
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Program Pelayanan Antenatal Puskesmas Kecamatan
Tirtajaya, Kabupaten Karawang
Penanggung Jawab Program
Kepala Puskesmas
Eko Susanto, M.Kes
Penanggungjawab KIA
dr. Sutardi
Kord. Ruangan ANC/PONED
Neneng Sumiartini, Am.Keb
Koordinator Bidan Jaga
Evi Haryati, Am.Keb
Koordinator Administrasi
Evi Haryati, Am.Keb
Koordinator Perlengkapan
Neneng Sumiartini, Am.Keb
Koordinator Pelayanan
Lidiana P, Am.Keb
Petugas Pencatatan dan Pelaporan Program
Sri Yulianti, Am.Keb
C. Pelaksanaan
1. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00
WIB.
2. Pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-
14.00 WIB.
3. Pemberian imunisasi TT : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
4. Penyuluhan :
- Perorangan: Setiap kali kunjungan (wawancara) hari kerja pkl 08.00-14.00
WIB.
- Kelompok: tidak didapatkan data
5. Deteksi risiko ibu hamil : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan
bidan jaga PONED 24 jam. Sebagian ibu hamil risiko tinggi ditangani oleh dokter
umum dan bidan PONED 24 jam.
6. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil
Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan bidan jaga PONED 24
jam. Sebagian ibu hamil risiko tinggi ditangani oleh dokter umum dan bidan PONED
24 jam.
7. Kunjungan rumah: Tidak didapatkan data
8. Pencatatan dan pelaporan :
- Pencatatan: Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
- Pelaporan: Dilakukan setiap awal bulan.
D. Pengawasan
1. Pengawasan kepala Puskesmas rapat bulanan : Ada, tiap bulan (Lokakarya
Mini Bulanan)
2. Pencatatan dan pelaporan bulanan : Ada, 1 x / bulan.
4.3.3 Keluaran
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4
Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun dapat dihitung menggunakan
rumus : CBR x 1,1 x jumlah penduduk
Data yang digunakan menurut pendataan Puskesmas ialah 2.141 orang ibu
hamil.
oCakupan K1
Di Puskesmas Tirtajaya =
=
= 94,68%
oCakupan K4
Di Puskesmas Tirtajaya =
=
= 86.74%
2. Cakupan pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil
oCakupan pemberian Fe1
Di Puskesmas Tirtajaya =
=
= 94,16%
oCakupan pemberian Fe3
Di Puskesmas Tirtajaya =
=
= 85.43%
3. Cakupan pemberian imunisasi TT1 dan TT2 pada ibu hamil
oCakupan pemberian imunisasi TT1
Di Puskesmas Tirtajaya =
=
= 93.46
oCakupan pemberian imunisasi TT2
Di Puskesmas Tirtajaya =
=
=85,9%
4. Cakupan penyuluhan
oCakupan penyuluhan perorangan dilaksanakan setiap kali kunjungan (100%)
oCakupan penyuluhan kelompok tidak dapat dinilai karena tidak didapatkan data.
5. Cakupan deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan
Di Puskesmas Tirtajaya =
=
= 11,82%
6. Cakupan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil
o Cakupan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil
Di Puskesmas Tirtajaya =
=
= 18,22%
7. Cakupan kunjungan rumah ibu hamil : tidak dapat dinilai karena tidak didapatkan
data
8. Catatan dan pelaporan kurang lengkap.
- Laporan yang disajikan merupakan laporan absolut kedatangan ibu hamil ke
semua prasarana kesehatan seperti posyandu, puskesmas, bidan desa dan
swasta namun tidak spesifik dalam menyatakan tempat kunjungan.
- Tidak ada data mengenai penyuluhan kelompok
- Tidak ada data mengenai kunjungan rumah ibu hamil
4.4 Lingkungan
1. Fisik
- Lokasi :
Tidak mudah dicapai oleh ibu hamil dengan jarak desa terjauh 9km dari
puskesmas karena tidak tersedia jalur jalan raya yang baik ke semua desa. Desa
dengan transportasi agak sulit yaitu Srikamulyan, Tambaksari, Tambaksumur
dan Medankarya. dan RS rujukan berlokasi agak jauh kurang lebih 45 km
daripada puskesmas sehingga membutuhkian hampir 90 menit akibat jalan yang
agak sempit dan kondisi jalan tidak baik.
- Transportasi :
Tersedia sarana transportasi umum yang relatif murah seperti ojek dan
angkutan umum
Jalur jalan raya tidak rata dan sukar dilalui oleh prasarana trasportasi darat.
Terdapat beberapa bagian desa yang hanya boleh dijangkau dengan kendaraan
dua roda saja.
- Fasilitas kesehatan :
Adanya fasilitas kesehatan yang lain antaranya tiga Praktek swasta dokter
umum, dan 15 Bidan praktek swasta.
2. Non fisik
- Pendidikan : Sebagian besar penduduk berpendidikan rendah yaitu tidak tamat
SD.
- Ekonomi: Sebagian besar penduduk berpendapatan rendah.
4.5.1 Umpan Balik
1. Adanya pencatatan dan pelaporan tiap bulan sebagai masukan dalam
perencanaan program ANC selanjutnya. Namun terdapat beberapa
kegiatan dalam program ANC yang tidak dicatat secara lengkap, antara
lain :
- Penyuluhan kelompok bagi ibu hamil
- Kunjungan rumah ibu hamil
2. Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu
kali yang mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.
4.6 Dampak
1. Dampak langsung: Belum dapat dinilai Angka Kesakitan Ibu, Angka Kematian Ibu,
dan Angka Kematian Bayi.
2. Dampak tidak langsung: Belum dapat dinilai peningkatan pelayanan kesehatan ibu,
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.
Bab V
Pembahasan
No Variabel Tolok Ukur Cakupan Masalah
I Keluaran
1. Cakupan K1
2. Cakupan K4
3. Cakupan Fe1
4. Cakupan Fe3
5. Cakupan TT1
6. Cakupan TT2
7. Cakupan deteksi ibu hamil
risiko tinggi
8. Cakupan rujukan ibu hamil
risiko tinggi
9. Cakupan pencatatan dan
pelaporan
96%
95%
95%
95%
95%
90%
20%
100%
Lengkap
94,68 %
86,74 %
94,16%
85,43%
93,46%
85,9%
11,82%
18,22 %
Tidak lengkap
(+) 1,38
(+) 8,69
(+) 0,88
(+) 10,07
(+) 1,62
(+) 4,56
(+) 40,9
(+)81,78
(+)
II
III
Proses
1. Penanggung jawab
penyuluhan kelompok
2. Pelaksanaan kunjungan
rumah
3. Pelaksanaan penyuluhan
kelompok
4. Pencatatan dan pelaporan
Lingkungan
Fisik
Lokasi
Non Fisik
1. Pendidikan
2. Ekonomi
Ada
Dilakukan
Dilakukan
Lengkap
Bukan
hambatan
Bukan
hambatan
Bukan
hambatan
Tidak ada
Tidak ada
data
Tidak ada
data
Tidak lengkap
Ada hambatan
Ada hambatan
Ada hambatan
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)Jarak puskesmas
ke RS rujukan
terlalu jauh (45 km)
dan lokasi
puskesmas yang
sulit dijangkau oleh
kebanyakan desa
(+) Mayoritas penduduk
berpendidikan rendah
(+)Mayoritas penduduk
berpendapatan rendah
Keterangan : (+) = bermasalah
Tabel 1: Hasil Pengamatan Cakupan di UPTD Puskesmas Tirtajaya Dibandingkan dengan
Tolok Ukur yang Telah Ditetapkan (Data selengkapnya dapat dilihat di Lampiran IV)
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1 Masalah Menurut Keluaran
a) Cakupan K4 sebesar 86,74%, dari target 95%.
b) Cakupan Fe3 sebesar 85,43%, dari target 95%.
c) Cakupan imunisasi TT2 sebesar 85,9%, dari target 90%.
d) Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan sebesar 11,82%, dari
target 20%.
e) Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi sebesar 18,22%, dari target 100%. (Tidak
dijadikan masalah karena Puskemas Kecamatan Tirtajaya merupakan mampu PONED
sehingga tidak semua ibu hamil risiko tinggi dirujuk.)
f) Cakupan pencatatan dan pelaporan tidak lengkap.
6.2 Masalah Menurut Proses
a) Penanggung jawab penyuluhan kelompok tidak ada
b) Pelaksanaan penyuluhan kelompok tidak ada data tertulis
c) Pelaksanaan kunjungan rumah ibu hamil tidak ada data tertulis
d) Pencatatan dan pelaporan tidak lengkap
6.3 Masalah Menurut Lingkungan
a) Jauhnya jarak tempuh dari Puskesmas ke rumah sakit rujukan sekitar 45 km yang
membutuhkan waktu ± 100 menit. Lokasi Puskesmas Tirtajaya juga sulit dijangkau
oleh kebanyakan desa di wilayah nya karena jalur jalan raya yang tidak rata
sehingga kebanyakan desa hanya bisa dilewati dengan kendaraan kecil seperti
motor.
b) Mayoritas penduduk di Kecamatan Tirtajaya tingkat pendidikannya rendah
c) Mayoritas penduduk di Kecamatan Tirtajaya status ekonominya rendah
Bab VII
Prioritas Masalah
Masalah Menurut Keluaran
a) Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 86,74 % dari target 95%
b) Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 85,43% dari target 95%
c) Cakupan Imunisasi TT2 sebesar 85,9% dari target 90%
d) Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20%
e) Cakupan pencatatan dan pelaporan tidak lengkap.
No Parameter Masalah
a b c d e
1. Besar masalah 1 2 1 3 5
2. Akibat yang ditimbulkan 4 4 4 5 3
3. Keuntungan sosial yang diperoleh 4 4 4 4 3
4. Teknologi yang tersedia 3 4 4 5 2
5. Sumber daya yang tersedia 4 4 4 3 3
Jumlah 16 18 17 20 16
Tabel 2: Prioritas masalah
Keterangan: 5 : Sangat penting 2 : Kurang penting
4 : Penting 1 : Sangat kurang penting
3 : Cukup penting/sedang
Yang menjadi prioritas masalah adalah :
1. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 85,43% dari target 95%
2. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20%
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
9.1 Masalah :
1. Cakupan pemberian tablet besi (Fe3) sebesar 85,43% dari target 95% dengan
besar masalah 10,07%
Penyebab dari unsur proses :
1. Data yang lengkap mengenai pelaksanaan penyuluhan secara kelompok
mengenai kepentingan pemberian Fe3 pada ibu hamil tidak ada data
sehingga evaluasi terhadap keberkesanan penyuluhan tidak dapat
dilakukan
2. Kepatuhan dan komitmen beberapa petugas kesehatan terhadap waktu
dan pembagian tugas yang diberikan masih rendah sehingga ibu hamil
tidak mendapatkan pelayanan sewajarnya yang seharusnya diberikan.
3. Pelaksanaan dan pembagian tugas terhadap program ini
dipertanggungjawabkan oleh orang yang sama yang juga memegang
beberapa tanggungjawab lain.
Penyebab dari unsur lingkungan :
1. Lokasi puskesmas sulit dijangkau oleh penduduk dari beberapa desa
akibat jalur jalan raya yang tidak rata dan tidak boleh dilewati oleh
kendaraan roda empat dan angkutan umum.
2. Tingkat pendidikan masyarakat secara keseluruhan di wilayah kerja rata-
rata masih pada tingkat rendah. Ini berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai kepentingan
pemberian Fe3 pada ibu hamil.
- Penyelesaian Masalah :
1. Penanggung jawab pelaksanaan dan pembagian tugas terhadap program
seharusnya tidak memegang beberapa tanggungjawab lain.
2. Mengadakan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil mengenai kepentingan
pemberian Fe3 dan kepatuhan pengambilannya. Bidan atau kader yang
terlatih berperan dalam upaya memberi penyuluhan tentang kepentingan
tablet Fe dalam waktu kehamilan dan kepatuhan pengambilan , sehingga
ibu-ibu hamil lebih peduli terhadap kehamilannya dan bersedia
mendapat tablet Fe secara lengkap dan konsisten. Mengingat mayoritas
penduduk dengan tingkat pendidikan yang rendah, maka penyuluhan
yang dilakukan perlu disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat
setempat seperti dengan simulasi, gambar-gambar yang menarik ataupun
poster dengan bahasa awam yang dapat dimengerti.
3. Para Bidan digalakan untuk melakukan pembinaan KIE (Komunikasi,
Informasi, Edukasi) tentang faktor-faktor risiko yang dapat terjadi
selama kehamilan sehingga ibu-ibu hamil lebih peduli terhadap
kehamilannya dan bersedia mendapatkan tablet Fe secara lengkap.
4. Menggerakkan bidan melakukan kunjungan rumah ibu hamil ke bagian
desa yang sulit dijangkau untuk memberikan pelayanan antenatal kepada
ibu hamil yang tidak dapat berkunjung ke Puskesmas.
5. Memberikan penghargaan dan ganjaran bagi bidan dan kader yang aktif
sehingga mendorong minat dan semangat mereka dan para petugas
kesehatan yang lain juga untuk memberikan komitmen penuh terhadap
tanggungjawab yang dipikul
2. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20% yang
mempunyai besar masalah 40,9%
Penyebab dari unsur proses
1. Tidak ada pencatatan dan pelaporan mengenai data kunjungan rumah ibu
hamil.
2. Di puskesmas Tirtajaya tersedianya PONED 24 jam, tetapi luar dari jam
kerja, bidan yang bertugas bukanlah bidan yang terlatih dan
berpengalaman
- Penyebab dari unsur lingkungan :
1. Jarak tempuh ke Puskesmas dan rumah sakit yang jauh, sehingga
menyebabkan masyarakat enggan atau terlambat untuk melakukakan
pemeriksaan kehamilan secara berkala.
2. Tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
rata-rata masih rendah sehingga pengetahuan, sikap dan perilaku ibu
hamil terhadap kesehatan dan keselamatan ibu serta janin yang
dikandungnya masih kurang.
- Penyelesaian Masalah:
1. Membekalkan lembar pencatatan mengenai deteksi risiko tinggi ibu
hamil kepada bidan desa dan menyarankan mereka agar mengisi dengan
lengkap. Dana juga diberikan kepada wakil dari puskesmas untuk
mengumpulkan laporan dari bidan-bidan desa.
2. Minimal seorang bidan yang terlatih dan berpengalaman di PONED perlu
ditempatkan di luar waktu kerja supaya lebih siap siaga dalam segala
kasus.
3. Mempertanggungjawabkan para kader dan bidan desa untuk melakukan
kunjungan rumah dan melakukan pendataan terutama ibu hamil yang
berisiko tinggi yang tidak dapat memeriksakan kehamilannya di fasilitas
kesehatan seperti bidan desa, puskesmas, atau klinik bersalin untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan.
4. Mengadakan penyuluhan kelompok yang disesuaikan dengan tingkat
pendidikan ibu hamil, agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan ibu dan janin yang
dikandungnya serta risiko tinggi dalam kehamilan sehingga ibu hamil
memiliki kesadaran untuk memeriksakan sendiri kehamilannya di fasilitas
kesehatan
5. Memperbaiki pencatatan dan pelaporan tentang kunjungan rumah ibu
hamil dan penyuluhan kelompok.
6. Memberikan ganjaran dan penghargaan bagi bidan dan kader yang aktif
sehingga mendorong minat dan semangat para bidan untuk terus
memberikan yang terbaik.
Bab IX
Kesimpulan dan Saran
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pelayanan antenatal dengan cara pendekatan sistem dapat
diambil kesimpulan bahwa program pelayanan antenatal di UPTD Puskesmas Tirtajaya,
Kabupaten Karawang pada periode Oktober 2011 sampai dengan September 2012, sebagian
besar belum berjalan dengan baik. Ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi proritas
masalah, yaitu:
1. Cakupan K1 sebesar 94,68%, manakala cakupan K4 sebesar 86,74%.
2. Cakupan Fe1 sebesar 94,16%, manakala cakupan Fe3 sebesar 85,43%.
3. Cakupan imunisasi TT1 sebesar 93,46%, manakala cakupan imunisasi TT2 sebesar
85,9%.
4. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan sebesar 11,82%.
5. Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi sebesar 18,22%.
6. Tidak didapatkan data kegiatan kunjungan rumah ibu hamil.
7. Tidak didapatkan data kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok.
8. Cakupan pencatatan dan pelaporan tidak lengkap.
Dengan prioritas masalah :
1. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 85,43% dari target 95%
2. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20%
9.2 Saran
Saran untuk UPTD Puskesmas Tirtajaya:
1. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 85,43% dari target 95%.
Kepala puskesmas haruslah lebih tegas dan memainkan peranan penting dalam
memastikan setiap tenaga kesehatan lebih bertanggungjawab dan berdisiplin
terhadap tugas yang diberikan.
Penanggung jawab pelaksanaan dan pembagian tugas terhadap penyuluhan
kelompok seharusnya tidak memegang terlalu banyak tugasan supaya mereka
lebih fokus terhadap program yang dipertanggungjawabkan.
Melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil sesuai dengan tingkat pendidikan
mereka mengenai kepentingan pemberian Fe dan kepatuhan pengambilannya.
Bidan atau kader yang terlatih berperan dalam upaya memberi penyuluhan
tentang kepentingan tablet Fe dalam waktu kehamilan, sehingga ibu-ibu hamil
lebih peduli terhadap kehamilannya dan bersedia mendapat tablet Fe secara
lengkap.
Para Bidan digalakan untuk melakukan pembinaan KIE (Komunikasi, Informasi,
Edukasi) tentang faktor-faktor risiko yang dapat terjadi selama kehamilan
sehingga ibu-ibu hamil lebih peduli terhadap kehamilannya dan bersedia
mendapatkan tablet Fe secara lengkap dan konsisten.
Menggerakkan bidan melakukan kunjungan rumah ibu hamil ke bagian desa
yang sulit dijangkau untuk memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil
yang tidak dapat berkunjung ke Puskesmas.
2. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20%
Membekalkan lembar pencatatan mengenai deteksi risiko tinggi ibu hamil
kepada bidan desa dan menyarankan mereka agar mengisi dengan lengkap. Dana
juga diberikan kepada wakil dari puskesmas untuk mengumpulkan laporan dari
bidan-bidan desa.
Mempertanggungjawabkan para kader dan bidan desa untuk melakukan
kunjungan rumah dan melakukan pendataan terutama ibu hamil yang berisiko
tinggi yang tidak dapat memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan seperti
bidan desa, puskesmas, atau klinik bersalin untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan.
Mengadakan penyuluhan kelompok yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan
ibu hamil, agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
kesehatan dan keselamatan ibu dan janin yang dikandungnya serta risiko tinggi
dalam kehamilan sehingga ibu hamil memiliki kesadaran untuk memeriksakan
sendiri kehamilannya di fasilitas kesehatan
Saran untuk masyarakat :
1. Masyarakat khususnya ibu hamil diharapkan lebih memanfaatkan Pelayanan
Kesehatan khususnya Pelayanan Antenatal yang ada di Puskesmas Kecamatan
Tirtajaya Karawang.
2. Berperan aktif dalam mengikuti kegiatan dan penyuluhan yang diadakan
Puskesmas agar dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang lebih
baik dalam meningkatkan derajat kesehatan.
3. Ibu hamil diharapkan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan secara
teratur di pelayanan kesehatan.
Diharapkan melalui saran di atas, program Pelayanan Antenatal di Puskesmas
Kecamatan Tirtajaya Karawang dapat berjalan dengan lebih baik pada periode yang akan
datang sehingga dapat meningkatkan cakupan sesuai target.
Daftar pustaka
1. Pelayanan antenatal. Pedoman Pelayanan Antenatal. 2007. Departemen Kesehatan RI,
Jakarta: 2007; hal 1-83.
2. Pelayanan antenatal. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak. Departemen Kesehatan RI, Jakarta: 2009; hal 1-73.
3. World Health Organization (WHO). Maternal Mortality . [updated 2012 May 13;
cited 2012 Desember 22]. Di unduh dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/index.html
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. 2010.
5. Artikel program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS). [updated 2012
Jan 27; cited 2012 October 22]. Di unduh dari
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/371#more-371
6. Profil data kesehatan indonesia tahun 2011. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2012. hlm 125-208.
7. Data Kesehatan Kabupaten Karawang. [updated 2012 Jan 27; cited 2012 Desember
22]. Di unduh dari http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/data-hasil-
pembangunan/kesehatan.htm