Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
-
Upload
khaerul-kurniawan -
Category
Documents
-
view
7.268 -
download
17
Transcript of Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Nama : Khaerul Syabar Kurniawan
NIM : 0707674
Prodi : Pendidikan Ekonomi dan Koperasi
1. Dalam masalah tenteng evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Perlu kita ketahui tentang
input, proses dan output evaluasi dan juga pembelajaran itu sendiri. Sebagaimana kita
ketahui yang merupakan inputnya adalah seperti mahasiswa / siswa / peserta didik,
pendidik / guru / dosen, metode , kurikulum, dll. Proses merupakan keadaan dimana
pembelajaran dilakukan ataupun evaluasi dilakukan. Dan output merupakan keluaran dari
hasil proses tersebut seperti halnya pengetahuan dan ilmu dari peserta didik yang
bertambah dan juga nilai yang diperoleh oleh siswa dan pendidik. Dari hal tersebut, kita
dapat mengambil sebuah konsep tentang masalah yang di bahas yaitu tentang perbedaan
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Dapat disimpulkan bahwa evaluasi proses merupakan
evaluasi yang dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung, sedangkan evaluasi
hasil merupakan evaluasi yang dilakukan setelah proses pembelajaran dilakukan. Selain
hal tersebut untuk lebih menerangkan, sebagai berikut :
Evaluasi Proses Pembelajaran
Evaluasi Proses Pembelajaran merupakan proses evaluasi terhadap proses belajar
mengajar yang dilaksanakan pada setiap semester atau proses untuk mendapatkan respon
dari mahasiswa dan dosen tentang penilaian proses pembelajaran serta analisisnya,
sebagai dasar langkah-langkah perbaikan untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Misalnya saja evaluator harus mencatat secara detail apa saja yang terjadi dalam
pelaksanaan program. Pemonitor harus mempunyai catatan harian dan perkembangan
setiap langkah dalarn pelaksanaan program. Tanpa mengetahui catatan tentang data
pelaksanaan program tidaklah rnungkin pengambil keputusan menentukan tindak lanjut
program apabila waktu berakhir telah tiba. Tugas lain dari penilai proses adalah melihat
catatan kejadian kejadian yang muncul selama program tersebut berlangsung dari waktu
ke waktu. Catatan catatan semacam itu barangkali akan sangat berguna dalam
menentukan kelemahan dan kekuatan atau faktor pendukung serta faktor penghambat
program jika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan.
Suatu program yang baik (yang pantas untuk dinilai) tentu sudah dirancang mengenai
siapa diberi tanggung jawab dalam kegiatan apa, apa bentuk kegiatannya, dan kapan
kegiatan tersebut sudlah terlaksana. Tujuannya adalah membantu penanggung jawab
pemantau (monitor) agar lebih mudah mengetahui kelemahan kelemahan program dari
berbagai aspek untuk kemudian dapat dengan mudah melakukan remedial atau perbaikan
di dalam proses pelaksanaan program.
Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a. Membandingkan poses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses
b. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi
guru
Contoh : Pembimbing ( guru ) memberikan jurnal refleksi pembelajaran.
Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi Hasil Pembelajaran Adalah evaluasi yang dilakukan oleh penilai di dalam
mengukur keberhasilan pencapaian tujuan tersebut dikembangkan dan diadministrasikan.
Data yang dihasilkan akan sangat berguna bagi pengambil keputusan dalam menentukan
apakah program diteruskan dimodifikasi atau dihentikan.
Evaluasi hasil mernerlukan perbandingan antara tujuan yang ditetapkan dalarn
rancangan dengan hasil program dicapai. Hasil yang dinilai dapat berupa skor tes, data
observasi, diagram data, sosiometri dan lain sebagainya, yang masing masing dapat
ditelusuri kaitannya dengan tujuan tujuan yang lebih rinci. Kita dapat memperbandingkan
pencapaian tujuan dengan hasil yang dicapai rnelalui presentase tiap tiap komponen
program. Kemudian membuat analisis kualitatif mengapa sekian persen dicapai dan
mengapa hal itu terjadi.
Contoh : ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan
dan produk.
2. Dalam evaluasi proses pembelajaran terdapat tes yang digunakan untuk mengetahui
bagaimana proses pembelajaran dapat ditangkap oleh siswa.
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan
tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan
Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
Hal tersebut diatas dapat diketahui dengan menggunakan tes sebagai berikut, diantaranya
adalah:
a. Tes Kecepatan (Speed Test)
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testi) dalam hal kecepatan berpikir
atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun hafalan dan
pemahaman dalam mata pelajaan yang telah dipelajarinya. Waktu yang disediakan
untuk menjawab atau menyelesaikan seluruh materi tes ini relatif singkat
dibandingkan dengan tes lainnya, sebab yang lebih diutamakan adalah waktu yang
minimal dan dapat mengerjakan tes itu sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar,
cepat dan tepat penyelesaiannya.Tes yang termasuk kategori tes kecepatan misalnya
tes intelegensi, dan tes ketrampilan bongkar pasang suatu alat.
b. Tes Kemampuan (Power Test)
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam mengungkapkan
kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara ketat oleh waktu
yang disediakan. Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun
psikomotorik. Soal-soal biasanya relatif sukar menyangkut berbagai konsep dan
pemecahan masalah dan menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala
kemampuannya baik analisis, sintesis dan evaluasi.
c. Tes Kemajuan Belajar ( Gains/Achievement Test)
Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan adalah tes untuk mengetahui
kondisi awal testi sebelum pembelajaran dan kondisi akhir testi setelah pembelajaran.
Untuk mengetahui kondisi awal testi digunakan pre-tes dan kondisi akhir testi
digunakan post-tes.
d. Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk mendiagnosis atau
mengidentifikasi kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kesukaran belajar, dan menetapkan cara mengatasi
kesukaran atau kesulitan belajar tersebut.
Tes tersebut di atas merupakan tes yang dilakukan saat proses kegiatan pembelajaran
berlangsung. Dengan dilakukannya tes tersebut, dapat diketahui bagaimana proses
pembelajaran yang telah dilakukan berhasil atau tidak, sehingga dengan diketahuinya hal
tersebut maka kualitas seorang pendidik akan diketahui.
Hasil dari tes tersebut dapat dijadikan suatu indicator bagaimana tindak lanjut dari
kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung ke depan. Jika tes menunjukan hasil yang
baik, maka proses pembelajaran yang telah dilakukan berhasil dan dapat dilanjutkan
untuk proses selanjutnya. Sebaliknya, jika hasil tes tersebut menunjukan hasil yang
kurang baik, maka kualits pendidik harus mendapatkan tindak lanjut baik teguran
maupun dengan kegiatan pelatihan.
3. Dalam evaluasi hasil pembelajaran terdapat tes yang dilakukan untuk mengetahui
bagaimana kualitas dari pembelajaran itu dapat memenuhi tujuan dari pembelajaran yang
sudah ditetapkan.
a. Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh dalam suatu
kegiatan. Tes Hasil Belajar (THB), baik itu tes harian (formatif) maupun tes akhir
semester (sumatif) bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran dalam suatu kurun waktu tertentu. Makalah ini akan lebih
banyak memberikan penekanan pada tes hasil belajar ini.
b. Tes Formatif
Tes formatif adalah penggunaan tes hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pembelajaran
tertentu.
c. Tes Sumatif
Istilah sumatif berasal dari kata “sum” yang berarti jumlah. Dengan demikian tes
sumatif berarti tes yang ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam
sekumpulan materi pelajaran (pokok bahasan) yang telah dipelajari.
Tes tersebut di atas merupakan tes yang dilakukan untuk mengetahui hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan dilakukannya tes tersebut, dapat diketahui
bagaimana hasil pembelajaran menunjukan kualitas dari peserta didik , sehingga dengan
diketahuinya hal tersebut maka akan menjadi referensi pada bagaimana kualitas
pembelajaran yang telah diberikan atau kualitas belajar siswa.
Hasil dari tes tersebut dapat dijadikan suatu indicator bagaimana tindak lanjut dari
kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung ke depan. Jika tes menunjukan hasil yang
baik, maka proses pembelajaran yang telah dilakukan berhasil maka tujuan pembelajaran
yang telah dilakukan telah tercapai dan sebaliknya jika hasilnya kurang baik maka tujuan
pendidikan yang ada tidak tercapai. Maka harus dilakukan koreksi dan remedial.
4. Untuk menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang baik, maka paling tidak harus
terdapat 4 tahapan, yaitu :
a. Tahap berbagi dan mengolah informasi, kegiatan dikelas, laboratorium, perpustakaan
adalah termasuk dalam aktifitas untuk berbagi dan mengolah informasi.
b. Tahap internalisasi, aktifitas dalam bentuk PR, tugas, paper, diskusi, tutorial, adalah
bagian dari tahap internalisasi.
c. Mekanisme balikan, kuis, ulangan/ujian serta komentar dan survey adalah bagian
dari proses balikan.
d. Evaluasi, aktifitas assesment yang berdasar pada test ataupun tanpa test termasuk
assesment diri adalah bagian dari proses evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan secara
peer review ataupun dengan survey terbatas.
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran
secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a. membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar
proses,
b. mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan
kompetensi guru.
Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam
proses pembelajaran.
5. Tahapan evaluasi hasil belajar
a. Pengembangan Soal Ujian
Pengembangan soal ujian ini meliputi tiga kegiatan yaitu, analisis kompetensi,
pengembangan kisi-kisi, dan pengembangan soal.
1. Analisis Kompetensi
Analisis kompetensi merupakan kegiatan menentukan kemampuan dan
keterampilan (kompetensi) yang akan dibelajarkan kepada mahasiswa dalam
sebuah program atau matakuliah. Hal ini dilakukan pada saat sebuah
program/matakuliah dirancang. Berdasarkan kompetensi tersebut kemudian
diturunkan tujuan-tujuan instruksional yang harus dicapai dalam sebuah
matakuliah. Dengan dilakukannya analisis kompetensi ini, dimungkinkan
penggunaan penilaian acuan patokan dalam evaluasi hasil belajar dengan
menggunakan kompetensi sebagai kriteria yang harus dicapai oleh mahasiswa.
2. Pengembangan Kisi-kisi
Setelah menentukan tujuan instruksional yang akan dicapai maka tahapan
selanjutnya dalam EHB adalah pengembangan kisi-kisi yang mencakup penulisan
dan penelaahan kisi-kisi. Penulisan kisi-kisi ini merupakan upaya untuk
merencanakan ujian dengan baik dengan memperhatikan tujuan ujian,
kompetensi yang hendak diukur, dan sumber daya yang tersedia. Kisi-kisi atau
test blueprint ini mencakup informasi yang diperlukan untuk menulis soal ujian.
Untuk mengembangkan kisi-kisi yang mampu menghasilkan ujian yang
mempunyai validitas isi diperlukan kerjasama yang baik antara pakar bidang ilmu
dan ahli evaluasi. Sebagian besar dari kisi-kisi ujian UT dikembangkan dengan
melakukan outsourcing ke perguruan tinggi (PT) lain untuk penulisan sedangkan
penelaahan dilakukan oleh staf akademik UT yang sudah terlatih dalam EHB.
Namun karena para penulis dan penelaah berada di lokasi yang berbeda maka
kegiatan pengembangan kisi-kisi ini memerlukan proses yang agak lama. Oleh
karena itu tidak terlalu mudah untuk mengakomodasi secara cepat perubahan
yang terjadi dalam bahan ajar ke dalam kisi-kisi ujian.
3. Pengembangan Soal
Pengembangan soal ujian, seperti kisi-kisi, terdiri atas dua kegiatan yaitu,
penulisan soal dan penelaahan soal. Soal yang berkualitas adalah soal yang
mengikuti rambu-rambu penulisan soal yang baik sehingga dapat membedakan
mahasiswa yang telah mencapai tujuan dan yang belum (Jacobs & Chase, 1992;
Osterlind 1989; Zainul & Nasoetion, 2001). Untuk menghasilkan soal seperti ini
diperlukan keterlibatan pakar bidang ilmu yang telah dibekali dengan
keterampilan menulis soal. Sebagai institusi yang banyak memanfaatkan jaringan
kerjasama, UT dalam menyediakan soal ujiannya juga mengikutsertakan dosen
dari PT lainnya. Sebelum para pakar ini menulis soal biasanya mereka dibekali
terlebih dahulu dengan pengetahuan dan keterampi}an untuk mengernbangkan
soal jenis ujian tertentu. Oleh karena adanya jarak antara UT dan PT lainnya ini,
pembekalan para penulis soal ini membutuhkan waktu dan sumber daya yang
tidak sedikit. Soal ujian yang telah ditulis tidak bisa langsung digunakan, tapi
harus melewati proses penelaahan yang juga memerlukan waktu dan sumber
daya.
b. Penyiapan Bahan Ujian
Penyiapan bahan ujian ini terdiri dari tiga kegiatan, pengetikan soal, penggandaan
bahan ujian, dan pengiriman hahan ujian ke lokasi ujian.
1. Pengetikan Soal
Penyiapan bahan ujian diawali dengan pengetikan soal untuk dijadikan naskah
ujian. Dengan jumlah matakuliah yang terus bertambah seiring dengan
pembukaan program baru, maka jumlah naskah ujian yang harus disiapkan
oleh UT juga bertambah untuk setiap masa ujian. institusi PTJJ seperti UT
memerlukan sebuah unit tersendiri untuk menangani penyiapan bahan ujian
ini. Penyiapan bahan ujian UT merupakan tugas yang diemban oleh Pusat
Pengujian (Pusjian). Pengetikan soal melibatkan kerjasama antara para staf
akademik sebagai perakit dan pemfinal naskah ujian dan para tenaga
administratif sebagai pengetik soal. Soal ujian yang telah ditulis dan telaah
kemudian dirakit menjadi set soal. Soal yang sudah berupa set ini kemudian
diserahkan kepada pengetik untuk diketik, dilengkapi dengan petunjuk, serta
di layout menjadi naskah ujian. Sebelum menjadi master naskah ujian yang
siap digandakan diperlukan proses editing yang cukup menyita waktu. Dengan
pertimbangan keamanan penyiapan bahan ujian ini dilakukan di sebuah
gedung yang agak jauh terpisah dari gedung lainnya. Namun hal ini membuat
proses pengetikan soal dan editing naskah ujian menjadi agak terhambat
karena memerlukan penyediaan waktu khusus staf akademik untuk
berkunjung ke gedung tersebut.
2. Penggandaan Bahan Ujian
Setelah master naskah ujian disiapkan maka selanjutnya bahan ini harus
digandakan. Penggandaan ini dilakukan di kantor pusat UT untuk kemudian
dikirim ke unit pembelajaran jarak jauh (UPBJJ) yang ada di daerah. Oleh
karena jumlah mahasiswa peserta ujian bisa mencapai ratusan ribu per
matakuliah sedangkan mesin cetak yang digunakan jumlahnya terbatas dan
dengan kondisi yang sudah tidak prima lagi, maka proses penggandaan inipun
cukup menyita waktu dan sumber daya.
3. Pengiriman Bahan Ujian
Bahan ujian yang sudah digandakan tadi kemudian ditata menurut matakuliah,
jam, hari, dan lokasi ujiannya. Dengan jumlah naskah yang banyak dan tenaga
yang terbatas, maka dalam penataan bahan ujian ini masih terjadi human
error. Walaupun jumlah dan jenis kesalahan penataan ini selalu diupayakan
untuk menurun, namun karena adanya jarak antara lokasi Ujian dan kantor UT
setiap kesalahan akan berakibat terhadap kualitas penyelenggaraan ujian.
Setelah penataan, bahan ujian tersebut siap untuk dikirim. Pengiriman
dilakukan dengan ekspedisi darat untuk wilayah Sumatera (kecuali Bengkulu),
Jawa, Bali, dan NTB. Sedangkan wilayah yang lain dikirim lewat udara
sehingga beban pengiriman ini cukup menyita sumber daya UT.
c. Penyelenggaraan Ujian
Penyelenggaraan ujian terdiri atas beberapa kegiatan, yaitu penyiapan bahan,
ruang dan pengawas ujian; pelaksanaan ujian; dan pengiriman hasil ujian.
1. Penyiapan bahan, ruang dan pengawas ujian
Kegiatan penyelenggaraan ujian dimulai dengan penyiapan bahan ujian, ruang
dan pengawas ujian. Bahan ujian terdiri dari naskah uj ian dan bahan
pendukung ujian. Bahan pendukung ujian meliputi Lembar Jawaban Ujian
(LJU) atau buku jawaban ujian (BJU), daftar hadir, daftar peserta ujian, dan
berita acara pelaksanaan ujian. Sebelum pelaksanaan ujian, bahan ujian harus
dicek terlebih dahulu, apakah naskah ujian yang diterima sesuai dengan yang
akan diujikan, apakah jumlah naskah dan jumlah lembar jawaban sesuai
dengan jumlah peserta ujian, dan apakah sudah tersedia format daftar hadir
peserta ujian. Bahan Ujian lain yang harus disiapkan adalah pensil cadangan,
penghapus, rautan, cassette player atau stop watch bila diperlukan. Dalam
memeriksa kelengkapan bahan ujian panitia ujian perlu berpedoman pada
check list bahan ujian agar tidak ada bahan ujian yang terlupa belum
disiapkan. Untuk Ujian listening, kelayakan cassette player dan sound system
harus diuji terlebih dahulu. Sebelum pelaksanaan ujian, bahan ujian harus
disiapkan di tempat yang aman untuk mencegah terjadinya kebocoran ujian.
2. Pelaksanaan ujian
Agar tidak terjadi keributan di luar ruang Ujian pada saat ujian berlangsung,
perlu dipasang pengumuman di sekitar ruang ujian. Untuk menjaga ketertiban
dan keamanan ujian, ada beberapa hal yang wajib dilakukan oleh pengawas
ujian, yaitu antara lain: a) membacakan tata tertib ujian, b) menginformasikan
waktu ujian, dan memberi tanda untuk memulai dan mengakhiri ujian.
3. Pengiriman hasil ujian
Setelah pelaksanaan ujian selesai, hasil ujian dan daftar hadir dipak dan segera
diberikan kepada dosen pemeriksa untuk menjaga keamanan hasil ujian. Di
UT, setelah pelaksanaan ujian, LJU dan BJU, serta daftar hadir langsung
dikirim ke UT pusat dari tempat-tempat ujian.
d. Pemrosesan Hasil Ujian
Pemrosesan hasil ujian terdiri atas proses scoring dan grading. Scoring merupakan
proses pemberian skor (nilai mentah) terhadap jawaban siswa. Umumnya skor
diberikan oleh dosen yang bersangkutan. Kelebihan cara ini adalah dosen segera
mengetahui materi-materi yang tidak dapat dijawab oleh siswa dengan benar,
sehingga dapat segera memberikan umpan balik. Bila scoring dilakukan oleh
orang lain, diperlukan pedoman penskoran yang valid (terutama untuk soal
uraian), dan scoring harus dilakukan oleh orang yang menguasai materi ujian serta
sudah terlatih melakukan penskoran. Scoring dapat dilakukan oleh orang yang
tidak menguasai materi ujian, meskipun tetap harus dilakukan oleh orang yang
terlatih dan mengacu kepada penskoran yang ada. Ketelitian tetap diperlukan,
terutama dalam menggunakan pedoman penskoran dan menghitung jawaban
benar. Sedangkan scoring untuk ujian objektif juga dapat dilakukan secara dengan
bantuan komputer. Grading merupakan proses konversi dari nilai mentah (skor)
menjadi nilai huruf (grade). Nilai huruf yang umum digunakan adalah A, B; C, D,
E atau F. Proses grading dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berdasarkan
penilaian acuan norma (PAN) atau berdasarkan penilaian acuan patokan (PAP).
Ada juga instansi pendidikan yang memilih menggunakan istilah Lulus (L) dan
tidak Lulus (TI).
e. Pelaporan Nilai
Setiap institusi pendidikan wajib memberikan laporan nilai kepada siswanya.
laporan nilai wa jib diberikan agar siswa mempunyai catatan kemajuan belajarnya
sendiri, sehinga dapat digunakan untuk melakukan rencana studi selanjutnya.
Pada tingkat perguruan tinggi, laporan nilai umumnya diberikan dalam bentuk
kartu hasil studi, daftar nilai ujian atau transkrip. Laporan nilai dapat juga
diberikan kepada orang tua atau instansi pemberi beasiswa yang memberikan
biaya belajar kepada siswa.
Kegiatan pelaporan nilai terdiri dari dua kegiatan, yaitu pencetakan dan
pengumuman hasil ujian. Pencetakan hasil ujian atau pencetakan nilai merupakan
akhir dari proses penilaian. Pengumuman hasil ujian dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk, seperti dipasang di papan pengumuman, diberikan langsung
kepada siswa, atau dikirimkan melalui jasa pos.