Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

download Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

of 19

Transcript of Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    1/19

    EVALUASI DAN MANAJEMEN SYOK 

    Syok terjadi akibat ketidakstabilan hemodinamik yang menyebabkan hipoperfusi di

     beberapa sistem organ. Dengan demikian, syok merupakan diagnosis klinis. Keberhasilan

     pengelolaan syok memerlukan survei primer dalam menentukan diagnosis kerja dan resusitasiawal yang penting. Respon klinis sangat diperlukan sebagai langkah untuk mengembalikan

     perfusi organ serta mengkonfirmasi atau mengubah diagnosis kerja. Respon klinis

    memungkinkan dokter untuk menelusuri diagnosis diferensial secara lebih luas tentang jenis

    syok dan patofisiologi syok yang membutuhkan terapi definitif dini penyebab syok.

    Syok memiliki komponen hemodinamik yang membutuhkan resusitasi awal, tetapi syok juga

    memiliki komponen inflamasi sistemik yang menyebabkan kegagalan beberapa sistem organ.

    Dalam artikel ini, kami menyajikan pendekatan yang sederhana tentang diagnosis dan

    manajemen syok serta penekanan akan pentingnya tempo resusitasi. Tujuannya adalah untuk 

    mengembalikan perfusi jaringan secara tepat waktu guna mencegah peningkatan gagalnya

     beberapa organ, yang memiliki jumlah angka kematian tinggi.

    Syok adalah diagnosis klinis

    Syok terjadi akibat hipoperfusi beberapa sistem organ. Diagnosis dini ditandai

    dengan perubahan kesadaran, penurunan urin output, kulit kering dan ketidakstabilan

    hemodinamik. ipotensi merupakan iringan syok, tetapi beberapa pasien akan mengalami

    tekanan sistolik yang stabil di awal syok berat sebagai akibat dari pelepasan katekolamin

    yang berlebihan. !embius pasien biasanya dapat memunculkan hipotensi, respon fisiologis

    yang harus diantisipasi.

    Klasifikasi syok 

    Penyebab syok dapa diklasifikasikan ka!ena hipo"ole#ik$ "asodilao!$ dan

    ka!diogenik %&abel '() Syok hipovolemik dan vasodilatasi terjadi karena aliran balik vena

    yang tidak memadai ke jantung" syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan pompa. #liran

     balik vena yang tidak adekuat terjadi karena kurangnya volume sirkulasi yang disebabkan

    oleh pendarahan atau dehidrasi $syok hipovolemik% atau karena luasnya vasoplegia ataupun

    kurangnya tekanan vaskular $syok vasodilatasi%. Kegagalan pompa $syok kardiogenik% dapat

    disebabkan oleh hilangnya kontraktilitas $miokard infark dan komplikasinya%, gangguan

     pengisian diastolik, ritme yang tidak normal atau obstruksi aliran yang disebabkan oleh

    kondisi katup, emboli paru atau tamponade. Syok vasodilatasi memiliki banyak penyebab

    termasuk sepsis, anafilaksis, keracunan, dan sindrom reperfusi iskemia yang disebabkan oleh

    syok berkepanjangan.

    Syok hipovolemik dikenali secara klinis melalui tanda&tanda hipoperfusi seperti

     perubahan status mental, urine output yang buruk, ekstremitas dingin, serta keriput pada

    ekstremitas. Rendahnya tekanan vena jugularis, pengisian kapiler yang buruk, dan

    vasokonstriksi merupakan indikasi dari penurunan stroke volume. Syok hipovolemik sering

    terjadi akibat klinikal setting $trauma, melahirkan, perdarahan gastrointestinal%, manifestasi

    klinis dari kehilangan darah $hematemesis, melena, distensi abdomen%, atau dehidrasi

    $muntah, diare, rasa haus%. 'ergantian cairan yang hilang secara cepat dan tepat

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    2/19

    mengembalikan perfusi organ dan mengkonfirmasi diagnosis.

    Tabel (

    )ormulasi cepat dari diagnosis kerja penyebab shock 

    *utput tinggi hipotensi+

    shock vasodilatasi

    Rendah output

     jantung hipotensi+

    kardiogenik 

    dan shock

    hipovolemik 

    #pakah detak jantung

     berkurang

    Denyut nadi

    Tekanan diastolik 

    -kstremitas, digitaktu pengisian

    kapiler 

    /unyi jantung

    Suhu

    0umlah sel darah putih

    Tempat 1nfeksi

    Tidak 

    2ebar 

    Sangat rendah

    angat3epat

     4yaring

    #bnormal tinggi atau rendah

    #bnormal tinggi atau rendah

    #da

    5a

    Sempit

    Rendah

    Dingin2ambat

    !eredam

     4ormal

     4ormal

    Tidak 

    'enurunan fungsi pompa+ kardiogenik

    shock 

    'enurunan aliran

     balik vena+ shock

    hipovolemik #pakah jantung

    terlalu penuh

    6ejala, konteks klinis

    Tekanan vena

     jugularis

    1rama 6allop

    7ji pernapasan

    Rontgen dada

    5a

    #ngina, -K6 abnormal

    Tinggi

    #da

    Krepitasi

     jantung besar, edema paru

    Tidak 

    Kehilangan darah,

     penurunan volume

    Rendah

    Tidak 

     4ormal

     4ormal

    #pa yang tidaksesuai

    'enyebab Tumpang

    Tindih

    Septic kardiogenik 

    Septic hipovolemik 

    Kardiogenik

    hipovolemik 

    ipotensi tekanan atrial kanan tinggi

    Tekanan sisi kanan tinggi, paru&paru bersih

    -mboli paru

    1nfark ventrikel kanan

    Tamponade jantung

     4on responsif

    hipovolemia

    1nsufisiensi adrenal

    #nafilaksis

    Syok neurogenik 

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    3/19

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    4/19

    meningkat pada pengukuran gas darah arteri, sangatlah penting untuk mengetahui kegagalan

    ventilasi secara klinis bahkan tanpa bertambah tingginya '3* :. Tanda&tanda kelelahan otot

     pernafasan meliputi kesulitan bernapas, ketidakmampuan untuk berbicara, takipnea atau laju

    nafas yang lemah dan gagal napas, paradoks gerak pernapasan abdominal, penggunaan otot

    aksesori, diaphoresis, dan sianosis.

    Kegagalan ventilasi juga harus diantisipasi pada pasien yang memiliki asidosis

    metabolik akut terhadap shock, karena pada akhirnya mereka akan kehilangan kemampuan

    untuk mengkompensasi dalam berbagai alasan termasuk kelelahan otot pernafasan, obtundasi

    mental, dan obat&obat penenang. *leh karena itu, indikasi pada intubasi pernapasan dan

    ventilasi mekanik dapat diantisipasi, dan indikasi ini secara klinis sering muncul akibat

    ketiadaan tes dan prosedur diagnosa lebih lanjut.

    'asien shock sering gagal dalam mengontrol pernapasan. 1ni merupakan indikasi

    intubasi terutama sebelum pasien menerima prosedur atau transportasi, ketika kemampuan

    untuk berintubasi secara cepat menjadi suboptimal) Sal*!an in*basi dan "enilasi #ekanik 

    be!sa#aan dengan sedasi dan kel*#p*han$ akan #en*!*nkan kada! oksigen pada

    oo+oo pe!napasan dan #eningkakan pengi!i#an ,*#lah oksigen ke ,a!ingan

    hypope!f*sed lainnya -./) 0al ini pening sela#a syok ka!ena oo pe!napasan

    #engkons*#si bagian yang idak p!opo!sional da!i pengi!i#an oksigen ke sel*!*h

    *b*h$ e!*a#a pada

    pasien yang #engala#i a1hypnei1 akiba asidosis$ sepsis$ nye!i$ aa* hipokse#ia)

    Dengan de#ikian$ hipope!f*si bebe!apa o!gan %definisi sho1k( #e!*pakan indikasi da!i

    in*basi dan "enilasi #ekanik *n*k #endis!ib*sikan ke#bali ali!an da!ah da!i oo+

    oo pe!nafasan ke o!gan "ial)

    Sirkulasi: Terapi volume merupakan landasan awal manajemen shock 

    /erdasarkan penilaian awal pada pasien penderita shock, dokter merumuskan

    diagnosis kerja. 0ika diagnosis kerja merupakan hipovolemia, hal ini mengindikasikan bahwa

    intervensi merupakan tantangan volume. Tingkat dan komposisi perluasan volume

    ditentukan oleh diagnosis kerja. Shock hemoragik memerlukan hemostasis sesegera mungkin

    dan infusi cepat dari pengganti darah hangat $sel darah merah, plasma, trombosit, albumin%.

    Shock hipovolemik yang disebabkan oleh dehidrasi membutuhkan bolus cepatkristaloid biasanya lebih dari satu liter. Shock kardiogenik tidak memiliki ciri kelebihan

    cairan yang memiliki tantangan volume lebih kecil biasanya :@A m2 kristaloid. 'ada shock 

    vasodilatasi, terdapat volume besar kristaloid biasanya B 2 untuk (A 2. /eberapa dokter 

    merubah koloid bolus $baik albumin atau pentastarch% untuk mengurangi edema jaringan

    yang menyertai kapiler bocor yang biasanya ditemukan dalam keadaan seperti ini, meskipun

    tanda kepentingan klinis dari pendekatan ini masih kontroversial =@?.

    Terlepas dari diagnosis atau terapi cairan yang dipilih, kecukupan ekspansi volume

    harus diamati melalui titrasi terhadap endpoint klinis yang mudah diamati, baik yang

     bermanfaat $meningkatnya tekanan darah, menurun denyut jantung, tekanan nadi meningkat,meningkat output urine% atau merugikan $edema paru, gejala disfungsi jantung kanan%.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    5/19

    Ketiadaan respon keduanya$baik yang bermanfaat ataupun yang merugikan% menunjukkan

     bahwa tantangan volume tidaklah memadai dan tantangan volume berikutnya harus berlanjut

    dengan respon cepat reassesmen klinis.

    Karena CC waktu adalah jaringan CC, resusitasi volume haruslah dilakukan dengan cepat.

    -fek dari satu liter infusi saline lebih dari (A menit dapat dengan mudah mengidentifikasi,

    menginterpretasi dan menyebabkan infusi yang serupa jika diperlukan. Sebaliknya, infusi

    satu liter normal saline lebih dari ( jam tidak akan mengembalikan shock hipovolemik pada

    kecepatan seharusnya. !engingat banyaknya intervensi dan redistribusi saline secara

     bersamaan pada seluruh kompartemen ekstraseluler, respon klinis seringkali sulit untuk 

    dinilai.

    Sirkulasi: Terapi vasoaktif harus disederhanakan dan terarah

    Sering kali, CC cover CC terapi vasoaktif diterapkan langsung saat syok terjadi tanpa

    memperhatikan diagnosa klinis atau status volume pasien. Strategi ini justru mengaburkan

    akurasi penentuan volume sirkulasi juga mengaburkan penyebab syok. Karenanya, kami

    menyarankan resusitasi volume secara agresif terlebih dahulu lalu kemudian diikuti dengan

    terapi vasoaktif, jika masih diperlukan.

    'ilihan untuk melakukan vasoaktif terapi sangatlah simple. Klinisi terlebih dahulu

    harus menentukan apakah pasien memiliki cardiac output rendah dengan tekanan filling

    tinggi yang memerlukan  support inotropik , atau jika hipotensi dibarengi dengan tingginya

    cardiac output yang memerlukan support pressor . 3ardiac output yang adekuat merupakan

    hal yang lebih penting dibandingkan tekanan darah karena pengiriman oksigen yang adekuat

    ke jaringan merupakan tujuan yang paling utama.

    /agaimanapun, jumlah distribusi yang stabil sangat tergantung pada inti tekanan yang

    stabil. 'ada tekanan yang kurang dari batas autoregulasi, mekanisme distribusi aliran normal

    menghilang, hipoperfusi sistem organ signifikan dapat terjadi saat cardiac output meningkat

    karena terjadi kesalahan dalam pendistribusian. 1ni merupakan masalah yang terjadi pada

    syok vasodilatasi $atau septik% syok.

    /iasanya, &adrenergik agonis dipilih untuk mensuport kontraktilitas jantung dan E

    adrenergik agonis dipilih saat mempertahankan tekanan perfusi yang dilakukan untuk 

    mempertahankan distribusi aliran ke jaringan $6br. (%. E&agonis yang sering digunakanadalah fenilefrin atau norepinefrin. 4orepinefrin meningkatkankan tekanan arteri rata rata

    saat cardiac output meningkat, dan karenanya E&agonis hanya digunakan jika cardiac output

    stabil atau meningkat. Dobutamin adalah pilihan umum pada agonis adrenergik. Dobutamin

    meningkatkan cardiac output, tetapi juga membuat vasodilatasi pembuluh darah sehingga

    tekanan darah akan turun kecuali jika aliran balik vena bertambah. 0ika hal ini terjadi, bolus

    volume biasanya diperlukan untuk mengembalikan tekanan darah.

    6ambar. (. 'endekatan terapi vasoaktif. 'endekatan sederhana terapi vasoaktif 

    menekankan diferensiasi antara E agonis drenergik yang memiliki pressor efek $tekanan% dan

    & agonis adrenergik $% yang memiliki efek inotropik $aliran%. )enilefrin adalah E&agonismurni yang menyebabkan vasokonstriksi. 4orepinefrin terdiri dari E, namun memiliki

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    6/19

     beberapa sifat juga. -pinefrin adalah vasokonstriktor kuat dan agonis inotropik positif yang

    digunakan pada pasien yang mengalamai shock berat dan henti jantung. Dobutamin

    memiliki sifat inotropik positif dan vasodilatasi yang berguna untuk meningkatkan cardiac

    output pada pasien yang memiliki volume resusitasi yang baik. 1soproterenol merupakan &

    agonis murni yang bersifat kronotropik positif pada blok jantung lengkap.Ketika reseptor E diturunkan, dan pasien tidak lagi merespon agonis pressor adrenergik E ,

    vasopressin menjadi sebuah alternatif karena vasopressin memiliki efek pressor yang sama

    dengan reseptor F( =@B?.

    Ketika reseptor &adrenergik diturunkan  dan dobutamin tidak lagi efektif, alternatif 

    yang menjadi pilihan adalah inhibitor phosphodiesterase seperti milrinone atau amrinon.

    #gonis ini memotong reseptor &adrenergik dan bertindak secara langsung untuk 

    meningkatkan level siklik #!' dan meningkatkan kontraktilitas jantung.

    #gen adrenergik E merupakan treatmen pilihan selama terjadi vasodilatasi yang

     bertujuan untuk memulihkan tekanan perfusi. #gen E adrenergik yang utama terdiri darifenilefrin dan norepinefrin $lihat 6ambar. (%. -pinefrin dapat digunakan pada syok berat dan

    resusitasi akut karena memiliki efek adrenergik E dan . 'enggunaan jangka panjang

    menyebabkan adanya ketidaksetaraan dan iskemia jaringan=B,;?" *leh karena itu, kebanyakan

    klinisi menurunkan terapi. Dalam @A tahun penggunaan pressor selama syok vasodilatasi ,

     belum dilakukan uji coba terkontrol secara acak dari setiap agen pressor pembanding lainnya.

    =9?.

    Kami menganjurkan memilih agen vasoaktif yang familiar dengan klinisinya. $Tabel

    :%. Dosis harus dititrasi baik sistolik atau tekanan arteri rata rata dengan tujuan autoregulasi

     pemulihan yang dinilai secara klinis melalui tanda&tanda perfusi organ yang stabil. Saat ini,

     penting untuk mengkonfirmasi cardiac output yang adekuat dengan mengukur cardiac

    output, saturasi oksigen vena sentral serta indikator lainnya, seperti kadar laktat dan status

    asam basa.

    2ak* adalah ,a!ingan3 b*ki

    #da banyak bukti yang mendukung hipotesis intuitif bahwa waktu yang tepat akan

    memulihkan syok dan akan mencegah perkembangan gagal multiple organ dan kematian.

    ipotesis tentang CC aktu adalah jaringan CC telah banyak dicoba pada trombolisis dalam

    miokard infark =8?, dalam pengobatan emboli paru masif=(A? dan dalam uji coba klinis secara

    acak dari terapi pada syok septik =((?.

    /aru&baru ini, Kern dan Shoemaker =(:? meninjau :( studi terkontrol secara acak 

    yang menjelaskan tentang pencapaian hemodinamik akut, pada pasien kritis untuk 

    mengevaluasi berbagai faktor&faktor pendukung outcome. !ereka mengidentifikasi bahwa

    tujuh studi pada kelompok kontrol tersebut memiliki angka kematian sebanyak :AG dan

    terapi telah dilakukan sebelum terjadinya kegagalan organ. Dalam studi ini, terapi yang

    terarah yang didasarkan pada pemantauan hemodinamik invasif untuk mencapai tujuan

    supranormal dikaitkan dengan :>G pengurangan risiko absolut mortalitas $' HA,A@%. Tidak ada perbedaan pada tingkat mortalitas terkait dengan monitoring hemodinamik terarah pada

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    7/19

     pasien sakit atau pada pasien yang telah menderita kegagalan organ. !ereka menyimpulkan

     berdasarkan studi bahwa tujuan dilakukannya terapi adalah untuk meningkatkan indeks

     jantung $31% dan pengiriman oksigen dengan tekanan oklusi arteri paru yang kurang dari

    (9mmg. Ketika diimplementasikan secara dini dan agresif, terapi yang terarah dapat

    mengurangi jumlah mortalitas pada pasien kritis. !elakukan terapi terarah untuk mendapatkan hasil yang optimal pada tahap akhir setelah gagalnya onset organ merupakan

    hal yang tidak efektif karena tidak adanya jumlah oksigen yang cukup yang dapat

    mengembalikan kehilangan oksigen irreversibel atau mengembalikan sel yang telah mati.

    Tabel :

    Terapi vasoaktif pada saat syok 

    #gen hemodinamik respon Rentang dosis pada umumnya

    Dopamin

    )enilefrin

     4orepinefrin

    -pinefrin

    Dobutamin

    !ilrinone

    Fasopresin

    I kontraktilitas jantung

    ITekanan sistemik, Idenyut

     jantung

    I tekanan sistemik 

    I tekanan sistemik 

    I tekanan sistemik 

    I kontraktilitas jantung

    I kontraktilitas jantung

    Jtekanan sistemik 

    I kontraktilitas jantung

    Jtekanan sistemik 

    I tekanan sistemik 

    @ & (A ug kg min

    (A&:@ ug kg min

    LA&(9A ug kg min

    (&>A ug kg min

    ( & (A ug kg min

    :,@&(A ug kg min

    A,:@ (,A ug kg min

    A.A(& A.AL 7 min

    ( ug d2 M :;,@8 nmol 2.

    River dan rekannya =((? melakukan percobaan terkontrol secara acak pada :B> pasien yang

    menderita sepsis berat atau syok septik untuk mempelajari penerapan dini terapi terarah

    dengan menggunakan kateter vena sentral. 'asien yang secara acak mendapatkan terapi

    terarah, diarahkan untuk berada di ruang gawat darurat selama B jam pertama. Semua pasien

    diintubasi, diventilasi dan disedasi seperlunya. 'ada kelompok yang mendapatkan terapi

    terarah, kristaloid atau koloid diinfuskan untuk mendapatkan tekanan vena sentral $3F'% dari

    9 mm g ke (: mm g dan agen vasoaktif juga diinfuskan untuk mencapai tekanan arteri

    rata&rata minimal B@ mm g. Saturasi oksigen vena sentral $S3F*:% diukur melalui kateter 

    vena sentral dan digunakan sebagai pengganti dari output cardiac. S3F*: rendah berkorelasi

    dengan cardiac output yang rendah dan S3F*: tinggi berkorelasi dengan cardiac output

    yang tinggi =(>?. 0ika S3F*: lebih rendah dari ;AG, sel darah merah ditransfusikan sampai

    hematokrit lebih dari >AG. 0ika S3F*: tetap rendah, agonis inotropik $dobutamin%

    diinfuskan untuk mendapatkan S3F*: minimal ;AG. Selama B jam terapi, pasien yang

    mendapatkan terapi terarah menerima lebih banyak cairan secara signifikan daripada mereka

    yang mendapatkan terapi standar $' HA,AA(%, lebih transfusi&sel darah merah $' HA,AA(%, dan

    lebih inotropik support $' HA,AA(%, sedangkan proporsi yang sama dalam dua kelompok adalah menerima vasopressor dan ventilasi mekanis. !ortalitas di rumah sakit secara

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    8/19

    signifikan menjadi lebih rendah pada kelompok yang menerima terapi terarah dibandingkan

    dengan kelompok yang menerima terapi standar $>A,@G berbanding LB,@G, ' M A,AA8% sama

    halnya dengan :9&hari mortalitas $>>,>G berbanding L8,:G, ' M A,A(% dan mortalitas BA hari

    $LL,>G berbanding @B,8G, ' M A,A>%. #dapun alasan dibalik keunggulan ini adalah saturasi

    vena sentral yang secara signifikan lebih tinggi $;;G berbanding BBG%. al ini dicapaimelalui peningkatan penggunaan cairan $@ 2 vs >,@ 2%, darah $BLG vs (8G%, dan dobutamin

    $(LG vs (G% selama B jam pertama perawatan di unit gawat darurat. Dengan demikian,

    resusitasi agresif dini meningkatkan outcome pada syok septik.

    !eta&analisis oleh Kern dan Shoemaker menunjukkan bahwa monitoring

    hemodinamik terarah yang menggunakan kateter arteri paru&paru untuk mencapai pengiriman

    oksigen supranormal sangatlah efektif untuk diterapkan pada pasien kritis sebelum timbulnya

    kegagalan organ. Studi oleh Rivers dan rekannya menyoroti dua prinsip penting yaitu"

    resusitasi harus dimulai lebih awal  dan terarah agar menjadi efektif. Kami tidak mendukung

    salah satu pendekatan $penggunaan kateter arteri paru&paru dan pengukuran pengirimanoksigen dan indeks jantung% atau pendekatan yang lain $penggunaan kateter vena sentral dan

     pengukuran S3F*: dalam memandu terapi%. 'enerapan dari monitoring hemodinamik akan

    tergantung pada keakraban, tingkat keterampilan dan sumber daya pengguna. Tujuan terapi

    harus individual. !emiliki tujuan yang jelas apakah itu tujuan fisiologis $output urin, perfusi

    kulit% atau tujuan pengukuran $seperti 3F', saturasi oksigen, 31% merupakan aspek yang

     paling penting dalam menggunakan monitoring hemodinamik untuk mengoptimalkan terapi.

    Selain itu, monitoring hemodinamik harus segera dihentikan jika informasi yang diperoleh

    tidak lagi memerlukan terapi lebih lanjut.

    Tabel >

    'enyebab syok 

    ipotensi cardiac output

    lemah

    ipotensi output

     jantung tinggi

    Syok kardiogenik Shock hypovolemic Shock vasodilatasi 'enyebab unik shock

    Kegagalan ventrikel kiri

    Disfungsi sistolik 

    1nfark miokard1skemia dan hipoksemia

    global

    3ardiomyopathy

    *bat depresan

    *verdosis beta&blocker 

    3alcium channel blockers

    !emar miokard

    /erkurangnya

    tekanan sistemik rata

    rata

    hipovolemia

    intravaskular 'erdarahan

    6astrointestinal

    Trauma

    diseksi aorta

    Sumber internal lain

    6agal ginjal

    Shock septik 

    Kegagalan hepatik 

    shunt arteriovenosaDialisis

    'enyakit 'aget

    Tiroid storm

    3edera iskemia

    reperfusi&$shock 

     berkepanjangan dgn

    sebab apapun%

    'ostcardiopulmonary

    1nsufisiensi adrenal

    Keracunan hemoglobin

    dan mitokondria

    Sianida

    Karbon monoksida

    Keracunan iron

    )eokromositoma

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    9/19

    #sidosis respiratorik 

    6angguan metabolik+

    asidosis,

    hypophosphatemia,hipokalsemia

    Disfungsi diastolik

    1skemia dan hipoksemia

    global

    ipertrofi ventrikel

    Kardiomiopati restriktif 

    Fentricular interdependen

    'eningkatan drastis

    afterload

    Stenosis aorta

    ypertrophic

    cardiomyopathy

    *bstruksi dinamis

    Koarktasio aorta

    hipertensi malignan

    Kelainan katup dan

    kelainan struktural!itral stenosis

    -ndokarditis

    Regurgitasi mitral berat

    aorta regurgitasi

    !yNoma atrium trombus

    Ruptur otot papilaris

    Ruptur septum

    6agal ventrikel kanan

    'enurunan kontraktilitas

    1nfark ventrikel kanan

    1skemia dan hipoksemia

    global

    'eningkatan drastic

    afterload

    -mboli paru

    'enyakit pembuluh darah

    Diuresis osmotik,

    terinduksi obat

    diabetes+ insipidus,

    mellitus

    gagal gastrointestinal

    muntah

    Diare

    'enyedotan lambung

    /edah stoma

    redistribusi

    ekstravaskuler 

    terbakar

    Sepsis

    Trauma

    'ascaoperasi

    'enurunan tonus

    vena

    *bat

    *bat penenang

     4arkotika

    Syok anafilaktik 

    Syokk neurogenik 

    'eningkatan

    resistensi pada aliran

     balik vena

    Tamponade jantung

    'engumpulan cairan

     perikardial

    Darah

    6agal ginjal

    'ericarditis dengan

    efusi

    'erikarditis

    konstriktif 

    tekanan tinggi

    intratoraks

    ketegangan

     pneumothoraN

    terpotong

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    10/19

     paru

    ipoksia paru

    Fasokonstriksi

    Fentilasi mekanis '--'

    tinggi

    'enyakit katup dan

     penyakit struktural

    *bstruksi+ myNoma

    atrium, trombus

    #ritmia

    -fusi pleura masif 

    !ekanis

    Fentilasi mekanis

    '--'Tekanan tinggi intra&

    abdominal

    #sites

    obesitas

    Trauma abdomen

    operasi

    Singkatan+ '--', tekanan positif akhir ekspirasi.

    Diadaptasi dari alley KR, Kayu 2D. Shock. Dalam+ all 0/, Schmidt 6#, Kayu 2D,

    editor. 'rinsip perawatan kritis. -disi ke&:. 4ew 5ork+ !c6raw&ill, Divisi 'rofesi

    Kesehatan" (889. p. :9B" dengan i

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    11/19

    dilakukan adalah mengobati takiaritmia saat syok hanya untuk mengurangi cardiac output.

    3ardiac output adalah hasil dari stroke volume dan denyut jantung. 'ada saat stroke volume

    kembali normal $misalnya, pada gagal jantung kanan akut%, cardiac output adalah tingkat

    tergantung. Karenanya, kami mengingatkan untuk tidak memperlambat jantung kecuali jika

    sudah ada kejelasan bahwa penyebab syok adalah takiaritmia atau iskemia miokard dan hallain yang mengurangi stroke volume telah dikeluarkan.

    Syok hipovolemik pada hipovolemia intravaskular biasanya disebabkan oleh

     presentasi klinis. Diseksi aorta dan sumber pendarahan internal lainnya seperti rupturnya

    kehamilan ektopik, sebaiknya dibuat jadi diagnosa banding dari syok hipovolemik yang tidak 

    dapat dijelaskan. Sumber ini harus diselidiki oleh modalitas pencitraan yang tersedia. Syok 

    hipovolemik yang menurunkan tonus vena dapat terjadi karena obat&obatan dan adanya

    memerlukan kecurigaan indeks yang tinggi. Tamponade jantung dapat diklasifikasikan

    sebagai syok kardiogenik atau peningkatan resistensi terhadap aliran balik vena. al ini

    terjadi karena adanya tekanan yang tinggi di kanan sisi, teredamnya bunyi jantung dan

     biasanya terjadi pada penderita penyakit ganas, gagal ginjal, dan trauma. -chocardiography

    adalah modalitas dalam investigasi. 'enyebab lain dari peningkatan resistensi terhadap aliran

     balik vena termasuk keadaan darurat intratoraks, seperti tension pneumotoraks dan tekanan

    akhir ekspirasi tinggi yang terjadi dalam status asmaticus dan ventilasi mekanis.

    !eningkatnya tekanan perut, yang dikenal sebagai CC sindrom kompartemen abdominal, CC

    disebabkan oleh tiga serangkai" tekanan ventilasi tinggi, perut tegang , dan oliguria =(L?. al

    ini biasanya terjadi pada trauma dan operasi perut yang berhubungan dengan resusitasi cairan

    masiv, seperti pecah aneurisma aorta abdominal. Kecurigaan klinis dapat dikonfirmasi

    dengan transduksi tekanan kandung kemih" dekompresi bedah segera dapat diindikasikan jika

    tekanan intra&abdomen melebihi >@ cm :*.Syok vasodilatasi biasanya terjadi karena sepsis yang harus cepat diinvestigasi" terapi

    empiris harus dimulai berdasarkan kecurigaan klinis terhadap sumber sepsis. syok 

     berkepanjangan dari setiap penyebab memiliki komponen inflamasi yang disebut cedera CC

    1skemia&reperfusi CC =(&>?. 'enyebab lainnya terdaftar $lihat Tabel >%" settingan klinis biasanya

    membantu dalam diagnosis.

    5ang terakhir, jika presentasi klinis tidak sesuai dengan salah satu penyebab tersebut,

     penyebab unik syok harus dipertimbangkan. /eberapa kondisi akut endokrinologik dapat

    mengakibatkan syok. 1nsufisiensi adrenal akut juga dapat menyebabkan syokk dalam banyak 

    kondisi seperti trauma, perdarahan =(@?, melahirkan $Sheehan sindrom% =(B?, dan insufisiensi

    adrenal sepsis =(;. Krisis tiroid berat dapat menyebabkan kolapsnya kardiovaskular terutama

     pada pasien lanjut usia yang mungkin memiliki fitur atipikal tirotoksikosis =(9?.

    'heochromocytoma adalah sindrom ledakan klinis yang ditandai dengan hipertensi berat

    terkait dengan komplikasi jantung, hipotensi atau bahkan syok dan kematian mendadak.

    Kunci untuk mendiagnosa pheochromocytoma adalah menduganya kemudian

    mengkonfirmasi =(8?. 'enyebab tidak biasa lain pada syok termasuk sianida, karbon

    monoksida, dan keracunan besi yang memerlukan settingan klinis dan terapi spesifik.

    'ada umumnya, pasien yang memiliki lebih dari satu penyebab syok $misalnya, syok 

    kardiogenik komplikasi dengan sepsis yang disebabkan oleh pneumonia aspirasi, syok septik 

    yang berkomplikasi dengan disfungsi miokard dan syok septik yang berhubungan dengandeplesi volume% $lihat Tabel (%. 'resentasi kasus kami menggambarkan konsep ini.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    12/19

    P!esenasi kas*s 

    Seorang lelaki berusia @8 tahun ditemukan kolaps di rumah. 'aramedis melaporkan

     bahwa lelaki lansia tersebut ditemukan dalam keadaan lemah, pulse yang berbahaya dan

    tekanan darah tidak stabil. Rating pernapasannya adalah B N menit. Resusitasi darurat terdiridari pemberian oksigen melalui masker high&flow dan pemberian ( 2 kristaloid melalui vena

     perifer. 1a dibawa ke ruang gawat darurat rumah sakit dan dari hasil awal pemeriksaan pria

     berkulit putih dan bergiAmmg% dengan

    tekanan arteri rata&rata rendah $L@ mm g%. 'engukuran hemodinamik invasif menunjukkan

    3F' normal, cardiac output meningkat, dan resistensi vascular sistemik yang rendah, yang

    konsisten dengan kesan klinis tentang syok vasodilatasi. Kultur darah, urin, dan sputum telah

    diambil dan antibiotik spektrum secara luas telah diberikan. 4orepinefrin diberikan untuk 

    menjaga tekanan arteri rata&rata antara BA mm g dan B@ mm g.

    Selama : hari berikutnya, fungsi ginjal dan neurologis meningkat, obat vasoaktif 

    dihilangkan, dan pasien dibebaskan dari ventilasi mekanik. Kateter jantung kanan ditarik 

    kembali saat pemberian cairan tidak lagi tergantung pada interpretasi pengukuran. Setelah L9

     jam, kultur yang diperoleh adalah negatif dan antibiotik pun dihentikan. 'asien dipindahkan

    ke bangsal jantung untuk manajemen infark postmiokard rutin.

    Diskusi kasus

    Kasus ini menunjukkan setidaknya dua jenis syok yang ada pada satu pasien. Kesan

    klinis awal yang diperoleh adalah syok kardiogenik. Terapi terdiri dari penerapan resusitasi

    #/3, pemberian cairan secara hati&hati, dan pertimbangan urgent revaskularisasi yangsukses. Setelah vaskularisasi, pasien mengalami syok vasodilatasi. 'enyebab penting syok 

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    13/19

    vasodilatasi adalah sepsis yang dengan cepat dapat diselidiki dan diobati secara empiris.

    'enyebab lainnya antara lain anafilaksis dan insufisiensi adrenal yang tidak sesuai dengan

     presentasi klinis ini. 3edera reperfusi iskemia dapat menyebabkan syok vasodilatasi dan

    menyebabkan inflamasi setelah syok yang berkepanjangan karena sebab apapun. 1tulah

     penyebab yang mungkin terjadi dalam skenario ini. Treatmen terdiri dari perawatan suportif dan pemberian agen pressor untuk mempertahankan tekanan perfusi ke organ vital.

    Kasus ini menyoroti tentang pentingnya pemeriksaan klinis dalam pengambilan

    keputusan. !onitoring invasif sering mengkonfirmasi hipotesis klinis dan meningkatkan

    kepercayaan diri klinisi dalam mendiagnosis. !onitoring invasif dan dukungan ditarik 

    secepat mungkin untuk mencegah komplikasi pada perawatan inap intensif pasien.

    Mana,e#en definiif syok 

    !anajemen definitif shock diawali dengan membuat hipotesis kerja dan stabilisasi yang cepat

     pada pasien dengan upaya resusitasi awal. Sekarang kita membahas tentang manajemen

    spesifik pada tiga penyebab umum syok & syok hemoragik, syok kardiogenik, dan syok septik 

    &dan mendiskusikan penggunaan natrium bikarbonat dalam pengobatan syok dengan

     penyebab apapun.

    Shock hemoragik  

    Tujuan terapi pada syok hemoragik adalah untuk mengembalikan perfusi oksigen ke

     jaringan dan menghentikan perdarahan biasanya melalui intervensi operatif. !eskipun

    transpor pasien dilakukan dengan cepat menuju perawatan definitive adalah disetujui secara

    universal, namun masih terjadi kontroversi pada waktu dan pemberian terapi cairan padatrauma hemoragik. =:A,:(?.

     'endekatan klasik pada syok hemoragik yang disebabkan oleh trauma telah dibahas

    sebelumnya, yaitu melalui resusitasi agresif dengan volume besar kristaloid dan produk darah

    =::?. #lasan ini diperoleh dari data eksperimental pada hewan yang dikenal dengan CC

    iggerOs preparationCC di mana binatang didarahi dari kateter intravaskular dalam jangka

    waktu yang lama sebelum resusitasi =:>?. Dua observasi penting yang diperoleh" pertama,

    untuk menginduksi CC irreversible shock CC, hewan mengalami beberapa jam hipotensi yang

    termasuk dalam periode hipotensi berat $L@ menit tekanan arteri rata&rata >A&LA mm g%.

    Kedua, hipotensi hemoragik berkepanjangan menginduksi defisit volume cairan ekstraseluler 

    yang dapat diperbaiki melalui pemberian kristaloid dengan volume dua sampai tiga kali

     perkiraan hilangnya darah" ini mengakibatkan peningkatan survival =:L?. 1ni merupakan dasar 

    yang dikenal dengan CC peraturan >+ (OC dalam resusitasi kristaloid pada shok hemoragik.

    Dalam dekade terakhir, model dan pendekatan eksperimen pada syok hemoragik mulai

    dipertanyakan.

    'ada model terbaru hewan percobaan syok hemoragik, model CC tidak terkendali CC atau

    CC vaskular CC, hewan berdarah melalui lesi vaskular campuran atau luka organ solid. Folume

     perdarahan dan durasi tergantung pada respon fisiologis hewan $misalnya, pembentukan

    trombus dan vasokonstriksi pada penutupan kran% =:(?. 'ara peneliti terdahulu yang

    mengevaluasi efek dari ekspansi volume yang cepat konvensional berdarah babi dari air mata@ cm di aorta infrarenal =:@?. Kelompok tersebut menerima treatment solusi laktat Ringer 

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    14/19

     pada volume sama dengan tiga kali estimasi kehilangan darah" angka kematian : jam adalah

    (AAG. ewan yang berada di grup kontrol tidak diresusitasi dan mengalami volume

     perdarahan yang lebih rendah dan AG tingkat kematian dalam : jam. Data ini menunjukkan

     bahwa seseorang dapat membuat luka yang tidak parah menjadi parah dikarenakan over 

    resusitasi sebelum perdarahan aktif dihentikan.Studi observasi dari literatur menyarankan resusitasi agresif dengan cairan sebelum

    manajemen definitif bedah mungkin tidaklah berguna, bahkan mungkin dapat merugikan

    manusia. Seri pertama yang dilaporkan adalah tentang efek cairan intravena pra&rumah sakit

    dalam penyelamatan B9@@ pasien yang pernah mengalami trauma =:B?. Folume cairan

    diberikan tidaklah berbeda secara signifikan pada kelompok yang selamat dibandingkan

    dengan mereka yang meninggal ketika keparahan penyakit dicocokkan. !eskipun hipotensi

    dikaitkan dengan tingkat mortalitas yang secara signifikan lebih tinggi, pemberian cairan

    tidaklah berpengaruh pada tahap ini. 'ada tahun (88L, /ickell dan rekan kerjanya =:;?

    melaporkan hasil percobaan prospektif yang membandingkan antara pemberian resusitasi

    langsung dan resusitasi tertunda pada @89 orang dewasa yang mengalami luka penetrasi

    tubuh dengan tekanan darah sistolik setidaknya 8A mm g pra&rumah sakit. Kelompok yang

    resusitasi cairannya ditunda memiliki kelangsungan hidup yang lebih baik $;AG berbanding

    B:G, ' M A,AL%, lebih sedikit komplikasi, dan jangka rawat inap lebih cepat. Temuan

    dikaitkan dengan aksentuasi pendarahan yang sedang berlangsung atau gangguan hidrolik 

    dari trombus yang efektif yang diikuti dengan perdarahan sekunder yang fatal. Sangat

    direkomendasikan untuk menunda resusitasi cairan agresif sampai waktu intervensi operasi

    dilakukan pada pasien hipotensi yang mengalami luka penetrasi tubuh. Ditemukan beberapa

    masalah dalam penelitian ini, seperti kurangnya pengacakan =:9? dan perbedaan tekanan

    arteri rata&rata antara kedua kelompok sebelum operasi =:8?. !eskipun demikian, hasil penelitian ini menimbulkan pertanyaan tentang nilai resusitasi cairan agresif pada pasien

    cedera yang memiliki hipotensi yang diduga berasal dari perdarahan .

    Studi yang ada sejak kontribusi /ickell et al, mendukung kesimpulan bahwa resusitasi

    moderat merupakan solusi terbaik untuk cedera vascular yang tidak terkontrol, apakah

    tujuanny adalah indeks jantung dan pemberian oksigen, observasinya dilakukan lebih lama,

    cairan yang dipilih adalah kristaloid atau darah, penggantian rasio kristaloid+ kehilangan

    darah diubah, penggunaan kristaloid dan larutan hipertonik koloid, atau adanya trauma

    cedera otak =:A?. Dalam sebuah studi pada hewan yang mengalami perdarahan vena yang

    tidak terkendali, dilakukanlah resusitasi moderat daripada tidak dilakukan sama sekali.

    Resusitasi dilakukan dengan meningkatkan aliran darah regional=:8?. 'ara peneliti

    melaporkan bahwa meningkatkan volume resusitasi cairan tidaklah meningkatkan perfusi

     jaringan pada jantung, hati, ginjal, atau usus. /ahkan, resusitasi dengan volume kristaloid

    yang lebih besar setelah perdarahan vena yang tidak terkontrol mengakibatkan penurunan

     perfusi hati secara signifikan dibandingkan dengan hewan yang mendapat volume resusitasi

    terbatas. al ini masih kontroversial dan menyimpulkan tentang CC ketidakcukupan bukti

    untuk membantah banyak observasi yang menyatakan resusitasi volume merupakan model

    terapi yang efektif selama tidak menunda intervensi bedah CC =:9?. !asih ada beberapa

     pertanyaan lagi, tidak sedikit yang bertanya tentang, CC #pa -fek jangka panjang dari limited

    resusitasi hipotensi CC #pakah kita mempertaruhkan perbaikan kelangsungan hidup jangka pendek demi pengembangan kegagalan organ sistem multi dan hasil neurologis yang buruk

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    15/19

    Syok kardiogenik

    Syok kardiogenik adalah tidak stabilnya keadaan perfusi jaringan yang disebabkan

    oleh disfungsi jantung atau seringnya infark miokard. #ngka kematian pada kardiogenik syok 

    sangat tinggi, antara @AG dan 9AG =>A?, dan mungkin diremehkan karena banyak pasienmeninggal sebelum dibawa ke rumah sakit. #ngka kematian pada syok kardiogenik menurun

    karena tren baru&baru ini tentang strategi revaskularisasi agresif =>(?.

    'endekatan awal pada pasien penderita syok kardiogenik harus mencakup resusitasi

    cairan, kecuali jika pasien memiliki edema paru =>:?. Setelah survei primer dan pengukuran

    resusitasi awal telah ditetapkan dan terapi vasoaktif dipertimbangkan, bantuan

    echocardiography urgent digunakan untuk menghilangkan tamponade dan disfungsi katup

    akut.

    Syok kardiogenik yang mempersulit infark miokard membutuhkan pertimbangan urgent

    revaskularisasi. Sayangnya, tidak ada percobaan telah menunjukkan bahwa terapi trombolitik 

    mengurangi mortalitas pada pasien yang telah dikonfirmasi memiliki syok kardiogenik,

    meskipun itu membuat hanya intuitif saja. 0umlah pasien dalam uji coba ini terlalu kecil

    untuk membuat kesimpulan karena sebagian besar pasien percobaan trombolitik 

    mengecualikan pasien yang memiliki syok kardiogenik =>>?.

    Revaskularisasi dini pada syok kardiogenik telah dievaluasi dalam uji coba secara

    acak di mana (@: pasien diberikan revaskularisasi $angioplasti BLG, operasi jantung >BG%

    dan (@A pasien diberikan perawatan medis $termasuk trombolisis dan konterpulsasi balon

    intra&aorta% =>L?. B bulan tingkat mortalitas lebih rendah pada kelompok yang diberi

    revaskularisasi $@A,>G berbanding B>,(G, ' M A,A:;%. !anfaat survival ini masih signifikan

    dalam ( tahun =>@?. Dari (A subkelompok prespecified analisis, hanya usia $lebih muda dari;@ versus ;@ tahun atau lebih% berinteraksi secara signifikan $' HA,A>% dengan treatment"

    !anfaat treatment hanya terlihat jelas pada pasien yang lebih muda dari ;@ tahun $@(,BG dari

    kelompok yang menerima revaskularisasi berhasil survive sedangkan kelompok yang

    menerima terapi medis hanya >>,>G yang berhasil survive% =>@?. 'ara peneliti

    merekomendasikan untuk mentransfer pasien secara cepat ke pusat&pusat medis yang mampu

    memberikan angiografi awal dan revaskularisasi jika pasien memiliki infark miokard akut

    yang berkomplikasi dengan syok kardiogenik terutama mereka yang lebih muda dari ;@

    tahun. Di rumah sakit yang memiliki fasilitas angioplasti, stabilisasi dapat dilakukan dengan

    konterpulsasi pompa intra&aorta balon dan trombolisis, lalu mentransfer pasien ke rumah sakit

    yang memiliki fasilitas perawatan tersier merupakan pilihan terbaik =>:?.

    Syok septik

    Syok septik didefinisikan sebagai sepsis yang diinduksi hipotensi meskipun resusitasi

    cairan stabil, juga kelainan perfusi yang meliputi namun tidak terbatas pada asidosis laktat,

    oliguria, atau perubahan status mental akut =>B,>;?. !anajemen awal terdiri dari terapi cairan

    dan biasanya terapi vasopressor. Terapi definitif termasuk terapi antibiotik empiris dilakukan

    setelah melalui prosedur yang tepat, manajemen bedah jaringan nekrotik dan proses infeksi

    loculated. !elalui pendekatan ini, tingkat mortalitas yang berhubungan dengan syok septik 

     berubah sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu =>9?.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    16/19

     Kortikosteroid pada syok septik  

    Kortikosteroid dosis tinggi yang diberikan pada pasien sepsis tidak meningkatkan

    kelangsungan hidup dan mungkin memperburuk hasil dengan meningkatkan frekuensi infeksi

    sekunder =>8?. Sebaliknya, dosis rendah $CC fisiologis CC% steroid pada pasien yang memiliki

    syok septik mungkin bermanfaat karena insufisiensi adrenal relatif =LA&L:?.Dosis tinggi terapi steroid pada syok septik dikaitkan dengan banyaknya komplikasi

    infeksi. -fek imunologi dan hemodinamik hidrokortison dosis rendah pada syok septik telah

    diselidiki baru&baru ini=L:?. 1nfusi hidrokortison menginduksi peningkatan tekanan rata&rata

    arteri, resistensi pembuluh darah sistemik, penurunan detak jantung, 31, dan adanya

    norepinefrin. Turunnya nitrit plasma nitrat menunjukkan terhambatnya nitrat oksida dan

     berhubungan dengan pengurangan support vasopressor. Respon inflamasi $interleukin =12? &B

    dan &9%, endotel $larutan -&selektin% dan aktivasi neutrofil $ekspresi 3D ((b, 3DBL%, dan

    respon anti&inflamasi $faktor necrosis tumor larut reseptor 1 dan 11 dan 12&(A% yang

    dilemahkan. Dalam fagositosis vitro dan sitokin monosit&aktivasi, 12&(: meningkat.

    'enarikan hidrokortison menginduksi hemodinamik dan efek pantulan imunologi. 'ara

     peneliti menyimpulkan bahwa terapi hidrokortison dengan dosis rendah dapat

    mengembalikan stabilitas hemodinamik dan secara berbeda mengatur respon immun terhadap

    stres dengan cara antiinflamasi bukan imunosupresi =L:?.

    Diagnosis insufisiensi adrenal pada kondisi kritis sangatlah bervariasi dengan tes

    diagnostik dan nilai ambang terhadap tes respon kortisol. Secara tradisional, respon kortisol

    lebih besar dari (9 ug d2 $plasma kortisol unit+ ( ug d2 sama :;,@8 nmol 2% ke dosis

    tinggi $:@A ug% tes corticotropin dianggap sebagai respons normal terhadap stres =L>?. !arik 

    dan Paloga =L(? mempertanyakan pendekatan ini pada pasien kritis yang memiliki syok 

    septik. !ereka menunjukkan bahwa tes corticotropin dosis rendah $( ug% lebih sensitif dalammemprediksikan respon hemodinamik $penghentian pressor dalam waktu :L jam%

    dibandingkan pengujian dengan dosis tinggi. #nalisis kurva karakteristik operasi receiver 

    mengungkapkan bahwa konsentrasi kortisol stres adalah :>,; ug d2 merupakan diagnostik 

    yang paling akurat untuk penentuan respon hemodinamik terhadap steroid. B(G dari pasien

    yang memiliki syok septik memenuhi kriteria insufisiensi adrenal ketika kortisol dasar 

    diagnostik yang dperoleh adalah :@ ug d2. Sensitivitas batas kortisol yang kurang dari :@ ug

    d2 dalam memprediksi respon steroid adalah 8BG berbanding @LG pada uji dosis rendah

    dan ::G uji dosis tinggi.

    Sebuah percobaan yang dilakukan secara acak dan terkontrol dengan hasil klinis yang

    mendukung terapi steroid dosis rendah baru&baru ini dilaporkan. #nnane dan rekan kerjanya

    =LL? menunjukkan bahwa pengobatan ; hari dengan hidrokortison dan fludrocortisone dosis

    rendah secara signifikan mengurangi risiko kematian pada pasien yang memiliki syok septik 

    dan insufisiensi adrenal relatif tanpa adanya resiko kerugian. Dalam analisis subkelompok,

    manfaat ini hanya terlihat pada kelompok pasien yang memiliki respon kortisol buruk 

    terhadap adrenocorticotropin dosis tinggi yang didefinisikan sebagai peningkatan kortisol

    serum kurang dari 8 ug d2.

    Singkatnya, klinisi tidak harus menggunakan kortikosteroid dosis tinggi pada pasien

    yang memiliki sepsis. Terapi hidrokortison dosis rendah ditemukan efektif dalam salah satu

     penelitian terhadap pasien yang memiliki syok septik tapi masih belum dikonfirmasi oleh penelitian lainnya. Saat ini kami merekomendasikan pemberian hidrokortison untuk pasien

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    17/19

    yang memiliki syok septik berat yang refrakter terhadap katekolamin terapi yang

     berhubungan dengan tes stimulasi kortikotropin. 'endekatan yang masuk akal adalah dengan

    memberikan L mg deNamethasone $1F% setiap B jam $tidak mengganggu kortisol assay%,

    sampai tes stimulasi corticotropin dosis rendah dapat dilakukan. Tingkat kortisol yang kurang

    dari :@ ug d2 pada pasien yang mengalami stres berat merupakan diagnostik yang berguna pada diagnosis insufisiensi adrenal. 0ika respon kortisol pada pemberian kortikotropin

    kurang bekerja, steroid harus tetap dilanjutkan.

     Rekombinant human activated protein C 

    Rekombinant human activated protein  C   $drotrecogin alfa% adalah agen anti&inflamasi

     pertama yang terbukti efektif dalam pengobatan sepsis =L@?. #ktifasi protein 3 adalah

    komponen dari sistem antikoagulan alami yang merupakan protease serin antitrombotik 

    ampuh dengan sifat anti&inflamasi. 'ada sebuah percobaan multicenter terbaru yang

    dilakukan secara acak dengan pengontrolan plasebo, pasien yang mengalami radang sistemik 

    dan gagal organ yang disebabkan oleh infeksi akut telah didaftarkan dan ditugaskan untuk 

    menerima infusi 1F plasebo atau drotrecogin alfa $protein 3 yang diaktifkan% dengan total 8B

     jam =LB?. 'engobatan melalui pengaktifan protein 3 menghilangkan risiko relatif kematian

    (8,LG $8@G 1nterval kepercayaan, B,BG &A,@% dan pengurangan mutlak risiko kematian

    sebesar B,(G $' M A,AA@%. 1nsiden pendarahan serius yang lebih tinggi terdapat pada

    kelompok yang menerima protein 3 yang diaktifkan dibandingkan kelompok yang menerima

     plasebo $>,@G dibandingkan :,AG, ' M A,AB%. 'engobatan dengan protein 3 yang diaktifkan

    secara signifikan mengurangi mortalitas pada pasien yang memiliki sepsis berat $jumlah yang

    diperlukan M (B% tetapi ada kemungkinan terjadinya resiko perdarahan.

    Karena tingginya biaya alfa drotrecogin dan keprihatinan terhadap perdarahan, pemilihan pasien merupakan hal yang penting =L;? dan pedoman telah dikembangkan agar 

    klinisi dapat membuat keputusan mengenai penggunaan protein 3 yang diaktifkan =L9?.

    Sebuah analisis post&hoc dari empat stratifikasi )isiologi dan -valuasi Kesehatan Kronis 11

    $#'#3- 11% kuartil meningkatkan kinerja obat lebih tinggi dua kali lipat $#'#3- 11

    minimal :@, dengan penurunan absolut (>G pada tingkat kematian berbanding dengan

     plasebo% dan tidak ada bukti dari keseluruhan aktivitas terendah dari kuartil empat #'#3-

    11. Sebuah analisis bermanfaat baru&baru ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dua kuartil

    #'#3- 11 merupakan target optimal untuk terapi =L8?. 'elabelan administrasi makanan dan

    obat pada drotrecogin alfa $diaktifkan% dianjurkan untuk diberikan kepada pasien yang

    memiliki sepsis berat dengan risiko tinggi kematian seperti dengan #'#3- 11 skor minimal

    :@.

    /erdasarkan hasil uji coba ini, kami sarankan untuk memberikan protein 3 yang

    diaktifkan kepada pasien yang memenuhi semua kriteria inklusi, termasuk bukti disfungsi

    organ akhir dengan syok, asidosis, oliguria, atau hipoksemia. *bat harus diberikan dalam

    waktu :L jam kegagalan organ pertama $seperti yang dilakukan dalam percobaan% dan

    haruslah ada kriteria eksklusi penting untuk meminimalkan risiko perdarahan. *bat tidak 

     boleh diberikan kepada pasien yang memiliki tanda&tanda klinis sepsis ringan sedang yang

    tidak memiliki bukti cedera akhir&organ, kecuali percobaan masa depan menunjukkan

    manfaat yang jelas pada pasien ini.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    18/19

    Vasopressin pada shock vasodilatasi

    Fasopresin memiliki beberapa mekanisme pada refraktori syok vasodilatasi.

    Fasopresin bertindak secara langsung pada reseptor otot polos pembuluh darah yang

    menyebabkan vasokonstriksi yang berpotensiasi E&agonis dan blok #T'&sensitif saluran

    kalium $saluran K#T'% untuk mengembalikan tonus vaskular =@A?. Satu&satunya kejanggalandari evaluasi sistematis pada vasopressin sepsis telah ditemukan baru&baru ini oleh 'atel dan

    rekan kerjanya =@(?. 'ada sebuah studi terkontrol mereka membandingkan efek vasopressin

    dengan norepinephrine pada :L pasien syok septik yang memerlukan infus vasopressor.

    'asien yang menerima vasopressin memiliki $9AG% pengurangan yang signifikan akan

    kebutuhan vasopressor. 2engan yang menerima vasopressin mengalami dua kali lipat

    output urine dan peningkatan ;@G dalam kreatinin. /erdasarkan informasi saat ini,

    tampaknya penggantian vasopressin dengan dosis yang tepat dapat menghilangkan kebutuhan

     pressors katekolamin pada banyak pasien. Karena studi klinis sampai saat ini masih sedikit,

    karenanya fokus hasil fisiologis dan data efek samping masih terbatas =@:?. Kami tidak 

    menyarankan vasopressin sebagai terapi lini pertama pada syok vasodilatasi sampai uji klinis

    yang dilakukan secara acak akurat.

     atrium bikarbonat untuk asidosis laktat

    #sidosis laktat menyebabkan syok sebab apapun dan memiliki angka mortalitas yang tinggi.

    'engobatan melibatkan dan mengoreksi yang menjadi penyebab shock, memastikan

     pengiriman oksigen yang cukup ke jaringan, mengurangi permintaan oksigen melalui sedasi

    dan ventilasi mekanik, dan $yang paling kontroversial% mencoba untuk membasakan darah

    dengan 1F sodium bikarbonat. 4atrium bikarbonat meningkatkan p arteri pada pasien kritis

    yang memiliki asidosis laktat, adapun dampak dari p intraseluler tidak diketahui. 'enelitian pada hewan menyarankan agar p intraseluler diturunkan =@>?.

    Kekhawatiran mengenai kontraktilitas miokard dengan asidosis laktat sering disebut&

    sebut sebagai alasan untuk memberikan natrium bikarbonat. #da dua studi tentang dampak 

    hemodinamik natrium bikarbonat pada asidosis laktat manusia =@L,@@?. !eskipun natrium

     bikarbonat meningkatkan p dan konsentrasi bikarbonat serum, tapi natrium bikarbonat tidak 

    meningkatkan hemodinamik atau respon katekolamin. Secara khusus, efek bikarbonat tidak 

    dapat dibedakan dengan efek saline pada denyut jantung, 3F', tekanan arteri paru&paru,

    saturasi oksihemoglobin vena campuran, pengiriman oksigen sistemik, konsumsi oksigen,

    tekanan arteri darah, tekanan oklusi arteri pulmonalis $wedge%, dan cardiac output. 'enemuan

    negatif ini tetap ada meski pada pasien yang memiliki asidosis yang paling berat sekalipun

    $p arteri B,8&;,:%. !engingat kurangnya bukti yang mendukung penggunaan natrium

     bikarbonat, kami tidak menyarankan penggunaannya untuk pengobatan asidosis laktat yang

    menyertai syok karena sebab apapun, bahkan jika memiliki asidosis berat $p H;,:%.

    4ingkasan

      Syok adalah keadaan darurat yang membutuhkan evaluasi secara terus menerus,

    resusitasi, dan evaluasi ulang. 'emeriksaan awal memungkinkan klinisi untuk menentukan

    apakah pasien menunjukkan gambaran klinis yang konsisten terhadap syok hipovolemik,

    kardiogenik atau vasodilator. Survei primer menganjurkan resusitasi awal urgent yang biasanya terdiri dari intubasi, ventilasi, dan dukungan volume. Terapi vasoaktif dimulai

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Manajemen Syok..Fix..

    19/19

    ketika pasien memiliki volume resusitasi yang baik dan terdiri dari support inotropik untuk 

    syok kardiogenik dan terapi pressor pada syok vasodilatasi. Survei sekunder sangat

    membantu dalam mengungkapkan penyebab syok dan penting untuk menentukan terapi

    definitif awal. Syok awal memiliki komponen hemodinamik yang sering dapat kembali

    normal. Syok septik dan syok berkepanjangan dengan penyebab apapun memiliki komponeninflamasi, yang tidak mudah menjadi reversibel dan menyebabkan kegagalan multi&sistem

    organ $!S*)% dan kematian. Keberhasilan dalam pengobatan syok tergantung pada

     pengamatan awal syok dan tempo cepat resusitasi komponen hemodinamik untuk mencegah

    atau meminimalkan komponen inflamasi.