EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi...

110
i EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Tri Wahyu Setyaningsih NIM: 121134124 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi...

Page 1: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

i

EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU

DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Tri Wahyu Setyaningsih

NIM: 121134124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, atas berkat dan kasihNya yang

selalu melimpah dalam hidupku.

2. Orang tuaku, Bapak Suhardjo dan Ibu Lucia Sunarnigsih yang selalu

memberikan doa, motivasi, dan kasih sayang.

3. Kedua kakakku Nanang Suharyadi, Bambang T.A.A serta

keponakanku Andrean Perdana dan Zahra Aurelia yang selalu

memberikan semangat dan keceriaan.

4. Teman-teman satu penelitian yang saling memberikan semangat dan

motivasi.

5. Teman-teman PGSD angkatan 2012 yang saling berjuang.

6. Almamaterku tercinta, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

v

MOTTO

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada Tuhan, sebab Ia yang

memelihara kamu”

(Petrus 5:7)

“Setiap Murid bisa belajar, hanya saja tidak pada hari yang sama atau dengan

cara yang sama”

(George Evans)

Jadilah diri sendiri dan jangan menjadi orang lain, walaupun dia terlihat lebih

baik dari kita.

( Lucia Sunarningsih)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar referensi, sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Agustus 2016

Peneliti,

Tri Wahyu Setyaningsih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Tri Wahyu Setyaningsih

Nomor Mahasiswa : 121134124

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah sayang yang berjudul :

EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU

DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KOTA YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasinya di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 12 Agustus 2016

Yang menyatakan

Tri Wahyu Setyaningsih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

viii

ABSTRAK

EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH

DASAR INKLUSI SE-KOTA YOGYAKARTA

Tri Wahyu Setyaningsih

Universitas Sanata Dharma

2016

Pemerintah mulai merencanakan program sekolah inklusi. Tujuannya agar

anak berkebutuhan khusus dapat belajar bersama dengan anak yang tidak

mengalami kebutuhan secara khusus agar dapat mengembangkan potensi/

kemampuannya. Ada 27 sekolah dasar inklusi di Kota Yogyakarta. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan dan memetakan evaluasi belajar yang diberikan

guru pada siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusi. Evaluasi belajar

adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk mengetahui perkembangan kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Ada dua aspek evaluasi belajar yaitu tes dan non tes. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Data diperoleh

dengan membagikan kuesioner kepada 42 guru di sekolah dasar inklusi se-kota

Yogyakarta. Kuesioner divalidasi oleh dua orang validator dan memperoleh nilai

rata-rata: 4. Dengan demikian instrumen tersebut layak dibagikan kepada guru.

Kuesioner yang kembali berjumlah 27. Dari hasil olah data, peneliti

mendapatkan data: (a) Evaluasi belajar dengan tes yang dilakukan guru

bentuknya adalah 17.05% melakukan penilaian evaluasi belajar yang sesuai

dengan kemampuan ABK, 8.58% melakukan penilaian secara berkelanjutan, 5.6%

melakukan asesmen awal dan akhir, 5.6% melakukan penilaian kognitif. (b)

Evaluasi belajar non tes yang dilakukan guru bentuknya adalah 15.73%

melakukan penilaian secara berkelanjutan, 6.9% melakukan penilaian afektif,

6.9% melakukan penilaian psikomotorik, dan 6.4% menyesuaikan instrumen

penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama

digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta.

Kata Kunci : Evaluasi Belajar dan Sekolah Dasar Inklusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

ix

ABSTRACT

LEARNING EVALUATION USED BY TEACHERS IN INCLUSIVE

PRIMARY SCHOOLS IN YOGYAKARTA

Tri Wahyu Setyaningsih

Universitas Sanata Dharma

2016

The government begins to plan program of inclusive school. The aim of

the program is to learn together and develop potential/abilities between students

with special needs and students without disabilities. There are 27 inclusive

primary schools in Yogyakarta. This research aims to describe and map the

learning evaluation which is given by the teacher to students with special needs in

inclusive primary school. Learning evaluation is an act or a process to determine

the development of cognitive, affective, and psychomotor. There are two aspects

of learning evaluation. There are test and non-test.

This research is descriptive quantitative. The data was obtained by

distributing questionnaire to 42 teachers in inclusive primary school in

Yogyakarta. The questionnaire was validated by two validators and obtained an

average value: 4. Thus, the instrument is qualified to be filled to the teachers.

Total of the questionnaire which were returned was 27. From the data

analysis, the researcher obtained the data: (a) learning evaluation with test which

was done by teachers were 17.05% did assesment of learning evaluation which

appropriate to ABK abilities, 8.58% did sustainable assessment, 5.6% did

preliminary and final assessment, 5.6% did cognitive assessment. (b) learning

evaluation with non-test which was done by teachers were 15.73% did sustainable

assessment, 6.9% did affective assessment, 6.9% did psychomotoric assessment,

and 6.4% adjusted instrument with learning outcomes assessment. Therefore,

learning evaluation with test and non-test are fairly balanced use for the teachers

in inclusive primary school in Yogyakarta.

Keywords: learning evaluation and inclusive primary school

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan

limpahan kasih, rahmat, dan berkatNya, sehingga skripsi yang berjudul

Evaluasi Belajar yang Digunakan Guru Di Sekolah Dasar Inklusi se-Kota

Yogyakarta dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah banyak membantu serta memberikan motivasi dalam

penyusunan skripsi ini sampai selesai. Pada kesempatan ini, peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., Dosen Pembimbing I yang

telah memberikan kritik, saran, dorongan, semangat, waktu, pikiran,

dan tenaga untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi M.Psi., Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan kritik, saran, semangat, waktu, pikiran dan tenaga

untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

5. Seluruh dosen dan staf karyawan PGSD Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan pelayanan prima selama perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

xi

6. Validator instrumen pra-penelitian dan validator kuesioner yang telah

menilai serta memberikan kritik dan saran pada penelitian ini.

7. Kepala sekolah, guru, dan segenap staf di SD inklusi se-Kota

Yogyakarta yang telah mengijinkan peneliti melakukan analisis

kebutuhan dan mengisikan kuesioner.

8. Orang tua tercinta Bapak Suhardjo dan Ibu Lucia Sunarningsih

yang selalu memberi motivasi, perhatian dan kasih dalam setiap

doanya.

9. Kedua kakak Nanang Suharyadi dan Bambang T.A.A. serta

keponakan Andrean Perdana Saputra dan Zahra Aurelia yang selalu

memberikan semangat dan keceriaan.

10. Laurentius Beny, Elisabeth Lisara, Lusia Eka, dan Veronica Mayang

yang sama-sama berjuang serta saling memberikan semangat dan

masukan.

11. Agatha Ceandy, Defirra Alizunna, Veronica Tyas Larasati, Siti

Mabruroh, Agus Restu Antono sahabat yang selalu memberikan kasih

sayang dan semangat.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan.

Semoga skripsi ini berguna bagai pembaca sekaligus menjadi sumber

belajar bagi peneliti lain yang memiliki tujuan memperkembangkan

pendidikan inklusi.

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR RUMUS ........................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ..................................................... 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH ............................................................... 3

C. RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 4

D. TUJUAN PENELITIAN ...................................................................... 4

E. MANFAAT PENELITIAN .................................................................. 4

F. DEFINISI OPERASIONAL ................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 7

A. KAJIAN TEORI .................................................................................. 7

1. Pendidikan Inklusi .......................................................................... 7

a. Pengertian Pendidikan Inklusi.................................................. 7

b. Tujuan Pendidikan Inklusi ....................................................... 8

c. Karakteristik Pendidikan Inklusi ............................................ 10

d. Prinsip Dasar Pendidikan Inklusi ........................................... 11

e. Fungsi Pendidikan Inklusi ...................................................... 12

2. Sekolah Dasar Inklusi .................................................................. 13

3. Anak Berkebutuhan Khusus ......................................................... 15

a. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus.................................. 15

b. Jenis-jenis anak Berkebutuhan Khusus ................................... 16

4. Evaluasi Belajar ........................................................................... 19

a. Pengertian Evaluasi Belajar ................................................... 19

b. Bentuk Evaluasi Belajar ......................................................... 20

5. Kecerdasaan Ganda ...................................................................... 22

a. Pengertian Kecerdasan Ganda................................................ 21

b. Siswa ABK Memiliki Kecerdasan Ganda .............................. 23

B. PENELITIAN YANG RELEVAN .................................................... 23

C. KERANGKA BERPIKIR .................................................................. 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

xiii

D. HIPOTESIS ........................................................................................ 27

BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 28

A. JENIS PENELITIAN ......................................................................... 28

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN .......................................... 29

1. Tempat Penelitian .......................................................................... 29

2. Waktu Penelitian ........................................................................... 29

C. POPULASI DAN SAMPEL .............................................................. 29

1. Populasi ......................................................................................... 29

2. Sampel ........................................................................................... 30

D. VARIABEL PENELITIAN ............................................................... 31

1. Variabel Bebas (Indepedent variable) ........................................... 31

2. Variabel Terikat (Dependent variable).......................................... 31

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.................................................. 32

F. INSTRUMEN PENELITIAN ............................................................ 32

G. TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN.............................................. 36

1. Uji Validitas Instrumen ................................................................. 37

2. Uji Reliabilitas Instrumen .............................................................. 42

H. TEKNIK ANALISIS DATA.............................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 47

A. HASIL PENELITIAN ........................................................................ 47

B. TINGKAT PENGEMBALIAN KUESIONER ................................... 48

C. HASIL PENELITIAN ......................................................................... 48

1. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 48

2. Pemetaan Evaluasi Belajar ............................................................ 55

D. PEMBAHSAN .................................................................................... 57

1. Evaluasi Belajar dengan Tes ......................................................... 57

2. Evaluasi Belajar dengan Non Tes ................................................. 58

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ...................... 61

A. KESIMPULAN .................................................................................. 61

B. KETERBATASAN PENELITIAN .................................................... 62

C. SARAN .............................................................................................. 62

DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 63

LAMPIRAN ................................................................................................... 65

BIOGRAFI PENELITI .................................................................................. 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan ................................................................. 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Tujuh SD Inklusi ................................................................... 14

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Kuesioner ............................................................ 35

Tabel 3.2 Kuesioner Evaluasi Belajar ............................................................. 35

Tabel 3.3 Skala Likert ..................................................................................... 38

Tabel 3.4 Hasil Validitas Pernyataan .............................................................. 41

Tabel 3.5 Koefisien Korelasi ........................................................................... 43

Tabel 3.6 Reliabilitas ....................................................................................... 43

Tabel 3.7 Contoh Coding Data ........................................................................ 45

Tabel 4.1 Hasil Angket Evaluasi Belajar ........................................................ 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Presentase Penggunaan Evaluasi Belajar Aspek Tes .................. 56

Gambar 4.1 Presentase Penggunaan Evaluasi Belajar Aspek Non Tes .......... 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

xvii

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Menghitung Skor Setiap Indikator ................................................ 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Di Sekolah Dasar .......................................... 1

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari Dinas ...................................................... 3

Lampiran 3 Validasi Dosen A ........................................................................... 5

Lampiran 4 Validasi Dosen B ......................................................................... 11

Lampiran 5 Reliabilitas ................................................................................... 13

Lampiran 6 Analisis Data ................................................................................. 19

Lampiran 7 Contoh Kuesioner ........................................................................ 23

Lampiran 8 Kuesioner yang Diisi Responden ................................................. 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi

operasional.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan inklusi adalah sistem layanan pendidikan yang mengikut

sertakan anak berkebutuhan khusus yang belajar bersama dengan anak yang tidak

mengalami kebutuhan secara khusus. Anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat

dimaknai dengan anak-anak yang tergolong cacat atau yang menyandang

ketunaan dan juga anak yang memiliki potensi/kemampuan (Mulyono, 2003: 26).

Kustawan (2012: 7) menjelaskan bahwa pendidikan inklusi adalah sistem

pendidikan yang terbuka bagi semua siswa serta mengakomodasi semua

kebutuhan sesuai dengan kondisi masing-masing siswa.

Sekolah inklusi adalah sekolah yang mengakomodasi dan mengintegrasikan

siswa berkebutuhan tetapi tidak secara khusus dan siswa berkebutuhan khusus

dalam program yang sama (Ilahi, 2013: 87). Pemerintah Kota Yogyakarta

menunjuk 27 sekolah dasar inklusi yang dianggap mampu untuk menerapkan

pendidikan inklusi bagi siswa berkebutuhan khusus. Sekolah dasar inklusi tersebar

dibeberapa kecamatan di Kota Yogyakarta, antara lain di Kecamatan

Gondokusuman, Wirobrajan, Umbulharjo, Mantrijeron, Kotagede, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

2

Mergangsan. Sekolah inklusi melayani anak berkebutuhan khusus dengan

kategori slow learner, hiperaktif, disgrafia, dan disleksia.

Dalam sekolah inklusi guru perlu menguasai metode pengajaran, kreatif

menggunakan media pembelajaran dan memiliki kemampuan mengevaluasi hasil

belajar siswa untuk mengetahui perkembangkan potensi/kemampuan siswa.

Penelitian ini memusatkan perhatian pada aspek evaluasi belajar yang digunakan

guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta. Evaluasi belajar adalah suatu

tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar seseorang.

Ada dua aspek evaluasi belajar yaitu tes dan non tes (Kustawan, 2006: 39).

Evaluasi belajar dengan tes adalah cara atau prosedur dalam pengukuran

dan penilaian yang berbentuk pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan dengan

cara meberikan serangkaian pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut

diberikan sebelum pelajaran (pre-test) sebagai assesmen awal maupun diberikan

sesudah pelajaran (post-test) sebagai asessmen akhir. Soal-soal yang disusun oleh

guru disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Hasil dari tes dapat dijadikan

acuan untuk melakukan penilaian kognitif sekaligus menjadi dasar untuk

melakukan penilian berkelanjutan.

Evaluasi belajar dengan non tes adalah penilaian untuk memperoleh

gambaran mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian siswa (Sudijono 2005:

54). Bentuknya berupa rubrik pengamatan dengan pernyataan. Pengamatan

dilakukan sebelum, saat, dan sesudah pelajaran sebagai asesmen awal, tengah, dan

akhir. Hasil dari pengamatan dapat digunakan dalam rubrik penilaian afektif dan

psikomotorik. Rubrik penilaian afektif misalnya ada pernyataan yang mengarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

3

pada perilaku yang menunjukan adanya perkembangan siswa dalam hal

ketekunan, kedisiplinan, kesabaran, kerja keras dsb. Rubrik penilaian

psikomotorik misalnya ada pernyataan yang memandu guru untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam mendengarkan perintah guru, mempresentasikan tugas,

kesediaan membantu teman dsb. Rubrik penilaian disesuaikan dengan instrumen

penilaian hasil belajar.

Peneliti tertarik untuk mengetahui evaluasi belajar yang digunakan guru di

sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta. Peneliti menggunakan kuesioner berisi

15 pernyataan tertutup, beisi aspek tes dan non tes dengan masing-masing

indikatornya.` Kuesioner dibagikan kepada 42 guru di sekolah dasar inklusi se-

Kota Yogyakarta. Ada 27 kuesioner yang kembali dari tujuh sekolah dasar inklusi

di sana. Data-data tersebut akan menjadi acuan peneliti untuk mendeskripsikan

dan memetakan evaluasi belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi.

Untuk itu peneliti ingin meneliti dengan judul “Evaluasi Belajar yang Digunakan

Guru Di Sekolah Dasar Inklusi se-Kota Yogyakarta”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk menemukan

masalah yang akan diteliti. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Menemukan sekolah dasar tempat penelitian sesuai dengan ciri-ciri sekolah

dasar inklusi.

2. Memetakan evaluasi belajar di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

4

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka rumusan

masalah yang diperoleh sebagai berikut:

1. Evaluasi belajar apa yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

Yogyakarta.

2. Bagaimanakah hasil pemetaan evaluasi belajar dari setiap sekolah di sekolah

dasar inklusi se-Kota Yogyakarta.

D. TUJUAN PENELITIAN

Mengacu pada rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan evaluasi belajar yang diberikan guru pada anak

berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusi.

2. Memetakan evaluasi belajar yang digunakan guru dari setiap sekolah di

sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi guru di

sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta tentang evaluasi belajar yang

digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

5

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah Dasar Inklusi

Sekolah mendapatkan data tentang evaluasi belajar yang digunakan guru

di sekolah dasar inklusi.

b. Bagi Guru

Guru mendapatkan informasi tentang evaluasi belajar yang diberikan

kepada siswa berkebutuhan khusus.

c. Bagi Peneliti

Peneliti mampu memetakan tentang evaluasi belajar yang digunakan

guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta dari data yang

diperoleh setelah melakukan penelitian kuantitatif.

D. DEFINISI OPERASIONAL

1. Pendidikan Inklusi

Pendidikan Inklusi adalah sistem layanan pendidikan yang mengikut

sertakan anak berkebutuhan khusus yang belajar bersama dengan anak yang

tidak mengalami kebutuhan secara khusus di sekolah regular yang dekat

dengan tempat tinggalnya.

2. Sekolah Dasar Inklusi

Sekolah dasar inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di

kelas yang sama dan menyediakan program pendidikan yang layak sesuai

dengan kemampuan serta kebutuhan setiap siswa, maupun bantuan dan

dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

6

3. Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar diartikan sebagai suatu tindakan atau proses menentukan

nilai keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar

selama periode tertentu. Bentuknya adalah tes dan non tes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas kajian teori, hasil penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan hipotesis.

A. KAJIAN TEORI

1. Pendidikan Inklusi

Berikut akan dijelaskan kajian teori tentang pengertian pendidikan inklusi,

tujuan pendidikan inklusi, karakteristik pendidikan inklusi, prinsip dasar

pendidikan inklusi, dan fungsi pendidikan inklusi.

a. Pengertian Pendidikan Inklusi

Pendidikan Inklusi adalah sistem layanan pendidikan yang mengikut

sertakan anak berkebutuhan khusus yang belajar bersama dengan anak yang tidak

mengalami kebutuhan secara khusus di sekolah yang dekat dengan tempat

tinggalnya. Menurut Kustawan (2012: 7) menjelaskan bahwa pendidikan inklusi

adalah sistem pendidikan yang terbuka bagi semua individu serta mengakomodasi

semua kebutuhan sesuai dengan kondisi masing-masing individu. Pendidikan

inklusi merupakan konsep pendidikan yang tidak membeda-bedakan latar

belakang kehidupan anak karena keterbatasan fisik maupun mental (Ilahi, 2013:

23). Pendapat tersebut di dukung oleh pernyataan dari O’neil (dalam Ilahi, 2013:

25) yang menjelaskan bahwa pendidikan inklusi merupakan suatu layanan

pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

8

dilayani disekolah-sekolah terdekat, dikelas reguler bersama-sama dengan anak

tidak berkebutuhan secara khusus.

Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusi Bagi

Siswa yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/ atau Bakat

Istimewa, Pasal 1 bahwa: “Pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan

pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua siswa yang memiliki

kebutuhan khusus dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk

mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara

bersama-sama dengan siswa pada umumnya”. Berdasarkan pendapat ahli bahwa

pendidikan inklusi adalah layanan pendidikan yang tidak membeda-bedakan latar

belakang siswa dan memberikan layanan kebutuhan yang sesuai dengan

kebutuhan masing-masing siswa tanpa diskriminatif.

b. Tujuan Pendidikan Inklusi

Secara umum pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi pribadinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia dan

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara ( UU No

20 tahun 2003, Pasal 1 ayat 1). Oleh sebab itu inti dari pendidikan inklusi adalah

hak asasi manusia atas pendidikan. Suatu konsekuensi logis dari hak ini adalah

semua anak mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang tidak

mendiskriminasikan dengan kekurangan fisik, etnis, agama, bahasa, jenis kelamin,

kemampuan dan lain-lain. Tujuan praktis yang ingin dicapai dalam pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

9

inklusi ( UU No 20 tahun 2003, Pasal 1 ayat 1) meliputi tujuan langsung oleh

anak, oleh guru, oleh orang tua dan oleh masyarakat.

1) Tujuan yang ingin dicapai oleh anak dalam mengikuti kegiatan belajar dalam

inklusi antara lain adalah :

a) Berkembangnya kepercayaan pada diri anak, merasa bangga pada diri

sendiri atas prestasi yang diperolehnya.

b) Anak dapat belajar secara mandiri, dengan mencoba memahami dan

menerapkan pelajaran yang diperolehnya di sekolah ke dalam kehidupan

sehari-hari.

c) Anak mampu berinteraksi secara aktif bersama teman- temannya, guru,

sekolah dan masyarakat.

d) Anak dapat belajar untuk menerima adanya perbedaan, dan mampu

beradaptasi dalam mengatasi perbedaan tersebut.

2) Tujuan yang ingin dicapai oleh guru-guru dalam pelaksanakan pendidikan

inklusi antara lain adalah :

a) Guru akan memperoleh kesempatan belajar dari cara mengajar dengan

setting inklusi.

b) Terampil dalam melakukan pembelajaran kepada siswa yang memiliki

latar belakang beragam.

c) Mampu mengatasi berbagai tantangan dalam memberikan layanan

kepada semua anak.

d) Bersikap positif terhadap orang tua, masyarakat, dan anak dalam situasi

beragam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

10

e) Mempunyai peluang untuk menggali dan mengembangkan serta

mengaplikasikan berbagai gagasan baru melalui komunikasi dengan anak

di lingkungan sekolah dan masyarakat.

3) Tujuan yang akan dicapai bagi orang tua antara lain adalah :

a) Para orangtua dapat belajar lebih banyak tentang bagaimana cara

mendidik dan membimbing anaknya lebih baik di rumah, dengan

menggunakan teknik yang digunakan guru di sekolah.

b) Para orangtua secara pribadi terlibat dan akan merasakan keberadaanya

menjadi lebih penting dalam membantu anak untuk belajar.

c) Orangtua akan merasa dihargai, merasa dirinya sebagai mitra sejajar

dalam memberikan kesempatan belajar yang berkualitas kepada anaknya.

d) Orangtua mengetahui bahwa anaknya dan semua anak yang di sekolah,

menerima pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kempuan masing-

masing individu anak.

c. Karakteristik Pendidikan Inklusi

Hakikat pendidikan inklusi sesungguhnya berupaya memberikan

peluang kepada setiap anak untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang

terbaik dan memadai demi membangun masa depan bangsa. Hal ini sesuai

dengan kebijakan pendidikan inklusi yang tertuang dalam Permendiknas

Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusi yang menyatakan bahwa

“Sistem penyelenggara pendidikan yang memberikan kesempatan pada semua

siswa yang mengalami kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/ atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

11

bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan secara bersama-sama dengan siswa

pada umumnya”.

Pendidikan inklusi memiliki empat karakteristik makna, antara lain (1)

proses yang berjalan terus menerus dalam usahanya menemukan cara-cara

merespon keragaman individu, (2) mempedulikan cara-cara untuk

meruntuhkan hambatan-hambatan anak dalam belajar, (3) anak kecil yang

hadir di sekolah berpartisipasi dan menempatkan hasil belajar yang bermakna

dalam hidupnya, (4) diperuntukan utamanya bagi anak-anak yang tergolong

marginal, eksklusi, dan membutuhkan layanan pendidikan khusus dalam

belajar (Direktorat Pendidikan Luar Biasa, 2004).

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa karakteristik pendidikan inklusi

adalah keterbukaan tanpa batas dan lintas latar belakang yang memberikan

kesempatan seluas-luasnya bagi setiap anak Indonesia yang membutuhkan

layanan pendidikan anti diskriminasi. Pelayanan pendidikan tanpa batas dan

lintas latar belakang adalah landasan fundamental dari pendidikan inklusi yang

berkonsentrasi dalam memproyeksikan pendidikan untuk semua.

d. Prinsip Dasar Pendidikan Inklusi

Bagi anak berkebutuhan khusus, akses pendidikan formal sangat

mereka impikan demi mendapatkan layanan pendidikan terbaik seperti anak

tidak berkebutuhan secara khusus pada umumnya. Prinsip pendidikan inklusi

(Ilahi, 2013: 48-49) bahwa pendidikan inklusi menekankan pada keterbukaan

dan penghargaan terhadap anak berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusi

menjamin akses dan kualitas yang terintegrasi tanpa terkecuali, hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

12

menunjukan bahwa anak berkebutuhan khusus bersama dengan anak tidak

berkebutuhan secara khusus yang belajar bersama di kelas. Pendidikan inklusi

lahir atas dasar prinsip bahwa layanan sekolah seharusnya diperuntukan untuk

semua siswa tanpa menghiraukan perbedaan yang ada, baik siswa dengan

kondisi kebutuhan khusus, perbedaan sosial, emosional, kultural, maupun

bahasa (Florian 2008: 123).

Prinsip pendidikan inklusi memang harus sejalan dengan Deklarasi Hak

Asasi Manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagai basis

utama dalam membela anak berkebutuhan khusus. Prinsip-prinsip yang

mendasari pendidikan inklusi adalah keyakinan masyarakat terhadap

pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus merupakan refleksi dari ide-ide

yang ada dalam hak-hak asasi manusia, persamaan hak dan keadilan sosial

(Delphie, 2009: 21). Berdasarkan pendapat ahli diatas bahwa pendidikan

inklusi adalah pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus memiliki

kesempatan dan hak untuk mendapatkan pendidikan tanpa memandang latar

belakang kehidupan masing-masing siswa untuk mendapatkan layanan

pendidikan yang terbaik seperti anak yang tidak berkebutuhan secara khusus

pada umumnya.

e. Fungsi Pendidikan Inklusi

Kustawan & Meimulyani (2013: 20-21) menjelaskan bahwa sesuai

dengan disiplin ilmu fungsi pendidikan khusus dibagi menjadi 3 yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

13

1) Fungsi Preventif

Melalui pendidikan inklusi guru melakukan upaya pencegahan agar tidak

muncul hambatan-hambatan yang lainnya pada anak berkebutuhan

khusus.

2) Fungsi Intervensi

Pendidikan inklusi menangani anak berkebutuhan khusus agar dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya.

3) Fungsi Kompensasi

Pendidikan inklusi membantu anak berkebutuhan khusus untuk

menangani kekurangan yang ada pada dirinya dengan menggantikan

dengan fungsi lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa fungsi pendidikan inklusi adalah

guru mencegah agar tidak terjadi hambatan pada anak berkebutuhan khusus

dengan melakukan penanganan bagi anak berkebutuhan khusus dengan

mengembangkan potensi yang dimilikinya dan mengganti kekurangannya

dengan fungsi lainnya.

2. Sekolah Dasar Inklusi di Kota Yogyakarta

Sekolah dasar inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di

kelas yang sama dan menyediakan program pendidikan yang layak sesuai dengan

potensi/kemampuan serta kebutuhan setiap siswa. Sekolah ini menyediakan

program pendidikan yang layak, menantang, sesuai dengan kemampuan dan

kebutuhan setiap siswa, maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh

guru agar anak-anak berhasil (Shaffer, 2002: 593). Menurut Ilahi, (2013: 87).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

14

Sekolah inklusi adalah sekolah yang mengakomodasi dan mengintegrasikan siswa

berkebutuhan tetapi tidak secara khusus dan siswa berkebutuhan khusus dalam

program yang sama.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah inklusi adalah

sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu

sistem, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan khusus

sesuai dengan potensi masing-masing dan siswa tidak berkebutuhan secara khusus

mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka. Sehingga,

baik siswa yang berkebutuhan khusus ataupun siswa yang tidak berkebutuhan

secara khusus dapat bersama-sama mengembangkan potensi masing-masing.

Berikut adalah tujuh sekolah dasar inklusi yang ada di kota Yogyakarta:

Tabel 2.1 Daftar tujuh sekolah dasar inklusi di kota Yogyakarta

No. Sekolah Dasar Inklusi Jumlah dan Kategori Siswa ABK

1. SD Negeri Giwangan 3 siswa slow learner

2. SD Negeri Wirosaban 12 siswa slow learner

3. SD Negeri Pakel 1 siswa hiperaktif

4. SD Negeri Tamansari I 7 siswa slow learner

5. SD Negeri Juara 3 siswa disleksia dan 5 siswa slow learner

6. SD Negeri Baciro 6 siswa slow learner

7. SD Negeri Karanganyar 27 siswa slow learner

Dari tabel 2.1 dapat diketahui bahwa terdapat tiga SD inklusi, yaitu (1) SD

Negeri Giwangan Yogyakarta terletak di Jl. Tegalturi No.45 Umbulharjo, (2) SD

Negeri Wirosaban yang terletak di Jl. Wiroyudo II, Sorosutan, Umbulharjo, dan

(3) SD Negeri Pakel yang terletak di Jl. Tritunggal No. 27 Umbulharjo. Di

Kecamatan Wirobrajan hanya terdapat satu SD inklusi yaitu SD Negeri Tamansari

I yang terletak di Jl. Kapten Piere Tendean No.43 Yogyakarta. Di Kecamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

15

Gondokusuman terdapat dua SD inklusi yaitu SD Negeri juara yang terletak di Jl.

Gayam No. 9 Yogyakarta dan SD Negeri Baciro yang terletak di Jl. Mawar

No.17A Yogyakarta. SD inklusi yang selanjutnya berada di Kecamatan

Mergangsan, SD inklusi tersebut adalah SD Negeri Karanganyar yang terletak di

Jl. Singsingamangaraja No. 29A Yogyakarta. Sekolah dasar tersebut ditetapkan

sebagai sekolah dasar inklusi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta di mana sekolah

dasar tersebut dianggap mampu memberikan penanganan bagi siswa

berkebutuhan khusus.

3. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

a. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Anak berkebutuhan khusus dapat dimaknai dengan anak-anak yang

tergolong cacat atau yang menyandang ketunaan, dan juga anak potensial dan

berbakat (Mulyono, 2003: 26). Istilah konsep anak berkebutuhan khusus

berkembang seiring dengan munculnya paradigma baru pendidikan inklusi, yang

mewarnai perjalanan setiap anak Indonesia dalam menghadapi segala pelabelan

negatif yang diarahkan kepada mereka. Istilah anak berkebutuhan khusus bukan

berarti hendak menggantikan anak penyandang cacat atau anak luar biasa,

melainkan memiliki pandangan yang lebih luas dan positif bagi anak dengan

keberagaman yang berbeda (Sunanto, 2009: 137). Terdapat pula anak dengan

intelegensi yang luar biasa, seperti anak tunagrahita atau anak gifted dan berbakat.

Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus ini membutuhkan layanan pendidikan

inklusif yang secara konsisten dan penuh perhatian sehingga mengatasi segala

hambatan belajar dan perkembangan jiwanya (Silverman, 2006: 3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

16

Berdasarkan pendapat dari para ahli anak berkebutuhan khusus adalah anak

yang memiliki perbedaan-perbedaan baik perbedaan antar individu (inter

individual) yaitu membandingkan individu dengan individu lain baik perbedaan

fisik, emosi maupun intelektual, dan perbedaan antar potensi yang ada pada

individu itu sendiri (intra invidual) yang signifikan dan mengalami kesulitan

dalam berinteraksi dengan lingkungan sehingga untuk mengembangkan

potensinya dibutuhkan pendidikan dan pengajaran.

b. Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Memahami anak berkebutuhan khusus berarti melihat perbedaan individu,

baik perbedaan antar individu yaitu membandingkan individu dengan individu

lain baik perbedaan fisik, emosi maupun intelektual, dan perbedaan antar potensi

yang ada pada individu itu sendiri (Suparno: 2007: 42). Berikut jenis-jenis anak

berkebutuhan khusus :

1. Kelainan Mental

a. Mental Tinggi

Sering dikenal dengan anak berbakat intelektual, di mana selain memiliki

kemampuan intelektual di atas rata-rata normal juga memiliki kreativitas

dan tanggung jawab terhadap tugas.

b. Mental Rendah

Kemampuan mental rendah atau kapasitas intelektual (IQ) di bawah rata-

rata dan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu anak lamban belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

17

(slow leaner) yaitu anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di

bawah anak tidak berkebutuhan secara khusus dan dalam menyelesaikan

tugas akademiknya terlambat dibandingan teman-teman seusianya.

c. Berkesulitan Belajar Spesifik

Berkesulitan belajar berkaitan dengan prestasi belajar (achivement) yang

diperoleh siswa. Anak berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang

memiliki kapasitas intelektual normal ke atas tetapi memiliki prestasi

rendah pada bidang akademi tertentu.

2. Kelainan Fisik

a. Kelainan Tubuh (Tunadaksa)

Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang

disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat

bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy (kelayuhan

otak), amputasi (kehilangan organ tubuh), polio, dan lumpuh.

b. Kelainan Indera Pengelihatan (Tunanetra)

Tunanetra adalah individu yang memilki hambatan dalam pengelihatan.

Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total

dan low vision.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

18

c. Kelainan Pendengaran (Tunarungu)

Tunarungu adalah individu yang memilki hambatan dalam pendengaran

baik permanen maupun tidak permanen karena memiliki hambatan dalam

pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara

sehingga mereka disebut tunawicara.

d. Kelainan Bicara (Tunawicara)

Tunawicara adalah seseorang yang mengalami kesulitan dalam

mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal, sehingga sulit bahkan

tidak dapat dimengerti orang lain. Kelainan berbicara ini dapat bersifat

fungsional di mana mungkin disebabkan karena ketunarunguan, dan

organik yang memang disebabkan adanya ketidaksempurnaan organ bicara

maupun adanya gangguan pada organ motoris yang berkaitan dengan

bicara.

3. Kelainan Emosi

Gangguan emosi merupakan masalah psikologis, dan hanya dapat dilihat

dari indikasi perilaku yang tampak pada individu. Adapun klasifikasi

gangguan emosi meliputi:

a. Gangguan Perilaku

b. Gangguan Konsentrasi (ADD/ Attention Deficit Disorder)

c. Gangguan Hiperaktif (ADHD/ Attention Deficit Hiperactivity

Disorder).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

19

4. Evaluasi Belajar

Berikut akan dijelaskan tentang pengertian evaluasi belajar dan bentuk

evaluasi belajar.

a. Pengertian Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar diartikan sebagai suatu tindakan atau proses menentukan

nilai keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar selama

periode tertentu. Evaluasi belajar menurut Erman (2003: 2) merupakan suatu

penentuan kesesuaian dari kedua sisi, yaitu, tampilan siswa dan tujuan

pembelajaran itu sendiri dan yang dievaluasi adalah ciri khas atau karakteristik

seorang siswa dengan memakai suatu tolok ukur. Ciri khas atau karakteristik

tersebut meliputi beberapa kegiatan pembelajaran, entah dari segi kognitif, dari

segi afektif, maupun segi psikomotor. Semua karakteristik tersebut dapat

dievaluasi dengan baik, secara lisan maupun tertulis dan perilaku keseharian

siswa.

Sesuai dengan Permendiknas No 70 tahun 2009 pasal 7 sampai 9 bahwa

penyelenggaraan pendidikan inklusi dilaksanakan dengan menggunakan

kurikulum satuan pendidikan dengan mengakomodasi kebutuhan dan

kemampuan peserta didik seperti minat, bakat, potensi. Dalam mengevaluasi

siswa guru dapat menggunakan ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir.

Evaluasi harus dilaksanakan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, evaluasi

belajar dilaksanakan unuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa termasuk anak

berkebutuhan khusus. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan selama proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

20

pembelajaran yaitu dapat dilakukan secara tertulis, lisan, dan pengamatan.

Melalui pengertian evaluasi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa

evaluasi belajar adalah proses yang dilakukan untuk menentukan nilai dari

pembelajaran yang telah dilaksanakan, melalui berbagai kegiatan pengukuran

maupun penilaian pembelajaran. Seorang guru harus memahami dengan

sebaik-baiknya, apa itu evaluasi belajar dan bagaimana pengaruhnya terhadap

proses pembelajaran seorang siswa. Evaluasi belajar akan membantu seorang

guru untuk membandingkan, mengumpulkan data, mengolah data yang telah

diukur dan mengetahui berapa siswa yang telah berhasil mencapai tujuan

pembelajaran serta berapa siswa yang harus kembali dibimbing, diajarkan serta

dididik sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan telah ditentukan

sebelumnya.

b. Bentuk Evaluasi Belajar

Dalam pembelajaran ada juga penilaian evaluasi belajar. Menurut

Kustawan (2006: 39 ) cara melaksanakan penilaian evaluasi belajar ada dua

yaitu, aspek tes dan non tes.

1) Evaluasi Belajar dengan Tes

Menurut Riduwan (2006: 37) tes adalah serangkaian pertanyaan

yang digunakan untuk mengukur, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu/ kelompok. Pemberian

tugas diberikan dengan cara meberikan serangkaian pertanyaan

kepada siswa. Pertanyaan tersebut diberikan sebelum pelajaran (pre-

test) sebagai assesmen awal maupun diberikan sesudah pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

21

(post-test) sebagai asessmen akhir. Soal-soal yang disusun oleh guru

disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Hasil dari tes dapat

dijadikan acuan untuk melakukan penilaian kognitif sekaligus

menjadi dasar untuk melakukan penilian berkelanjutan.

2) Evaluasi Belajar dengan Non Tes

Evaluasi belajar dengan non tes adalah penilaian untuk memperoleh

gambaran mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian siswa

(Sudijono 2005: 54). Bentuknya berupa rubrik pengamatan dengan

pernyataan. Pengamatan dilakukan sebelum, saat, dan sesudah

pelajaran sebagai asesmen awal, tengah, dan akhir. Hasil dari

pengamatan dapat digunakan dalam rubrik penilaian afektif dan

psikomotorik. Rubrik penilaian afektif misalnya ada pernyataan yang

mengarah pada perilaku yang menunjukan adanya perkembangan

siswa dalam hal ketekunan, kedisiplinan, kesabaran, kerja keras dsb.

Rubrik penilaian psikomotorik misalanya ada pernyataan yang

memandu guru untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

mendengarkan perintah guru, mempresentasikan tugas, kesediaan

membantu teman dsb. Rubrik penilaian disesuaikan dengan

instrumen penilaian hasil belajar.

Berdasarkan pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa penilaian

adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi

yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes

maupun non tes. Dengan hal tersebut guru dapat mengobservasi kemampuan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

22

potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa sehingga, guru dapat mengelola

atau mengarahkan kemampuan atau potensi siswa dengan kecerdasan ganda yang

sesaui karena manusia pada dasarnya, memiliki beberapa jenis kecerdasan yang

menonjol.

5. Kecerdasan Ganda

Berikut akan dijelaskan pengertian kecerdasan ganda, macam-macam

kecerdasan ganda, dan memperkembangkan potensi anak.

a. Pengertian Kecerdasan Ganda

Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat

diaktifkan melalui proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman dan

nilai-nilai budaya yang berkembang. Kecerdasan mengandung dua aspek pokok

yaitu; kemampuan belajar dari pengalaman dan beradaptasi terhadap lingkungan

(Gardner dalam Suparno 2004: 14). Berikut adalah sembilan intelegensi,

intelegensi linguistik, intelegensi matematis-logis, intelegensi ruang visual,

intelegensi kinestetis-badani, intelegensi musikal, intelegensi interpersonal,

intelegensi intrapersonal, intelegensi lingkungan, dan intelegensi eksistensial.

Berdasarkan penjelasan di atas, setiap individu memiliki kecerdasan dan

potensi yang unik yang harus dikembangkan menjadi kompetensi. Pendidikan

merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengembangkan potensi individu

menjadi kompetensi. Manusia, pada dasarnya, memiliki beberapa jenis

kecerdasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

23

b. Siswa ABK Memiliki Kecerdasan Ganda: Lumera Dhipta.

Lumera Dhipta anak berkebutuhan khusus dengan kelainan pada telinga

(tunarungu) lahir di Yogyakarta, 04 Agustus 1991. Ia mengalami kelainan pada

telinga sejak dilahirkan. Orangtua selalu mendapmpingi dan mengamati

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Pengamatan perilaku yang dilakukan

orangtua dijadikan acuan untuk pendampingan di sekolah sehingga, guru dapat

mengarahkan potensi/kemampuan sesuai dengan kecerdasan ganda. Dhipta

memiliki kecerdasan dalam ilmu sains dan Dhipta memiliki kecerdasan ganda

diantaranya matematis-logis, intelegensi interpersonal, dan intelegensi

intrapersonal. Matematis-logis pada kemampuannya dalam mengerjakan soal-soal

fisika. Hafalan rumusnya kuat, cara menghitung yang cepat dan juga mudah

memahami maksud soal. Dhipta memiliki kemampuan itelegensi ganda berupa

intelegensi interpersonal. Oleh karena itu, ia menjadi juara dalam olimpiade fisika

tingkat kota dan propinsi di Yogyakarta. Kemampuan intelegensi intrapersonal

saat dia memperoleh prestasi yang membanggakan dalam mengikuti olimpiade.

B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan

terdahulu. Adapun penelitian tersebut adalah:

Pertama, penelitian yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) di kelas Inklusi Di SD Plus Darul’ulum Jombang”

yang ditulis oleh Lilik Maftuhatin (2014). Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mencari solusi pemecahan masalah bagaimana sistem perencanaan evaluasi

pembelajaran, bentuk evaluasi, bentuk pelaporan yang telah dilakukan di kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

24

inklusi. Penelitian ini difokuskan pada perencanaan evaluasi pembelajaran, bentuk

evaluasi yang telah dilakukan di kelas inklusi yang terdapat di SD Plus

Darul’ulum. Penelitian ini dilakukan dengan metode interview, observasi, dan

dokumentasi. Objek penelitian adalah kepala sekolah, guru-guru pendamping

ABK, serta koordinator kelas inklusi disertai dengan data-data di lapangan yang

dapat mendukung penelitian ini. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa

evaluasi pembelajaran sudah cukup bagus karena guru sudah menerapkan dua

metode dalam evaluasi yaitu dengan soal yang disamakan dengan reguler dan

yang kedua dengan soal sesuai dengan kebutuhan mereka, disertai dengan

portofolio yang mencatat perkembangan mereka selama pembelajaran.

Kedua, penelitian ini berjudul “Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan

Inklusi Bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di SDN 131/IV Kota Jambi”.

Ditulis oleh Paramita Isabella, Emosda, dan Suratno pada tahun 2014.

Dipenelitian ini yang ditulis oleh peneliti mengatakan bahwa teknik pengumpulan

data yang digunakan peneliti menggunakan in-depth interview, yaitu wawancara

mendalam yang tidak terstruktur ketat. Observasi dilakukan secara terus terang

dan tersamar. Selain itu peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui studi

dokumentasi yaitu dokumen mengenai profil sekolah, data peserta didik, foto-

foto, dan sebagainya. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimanakah penyelenggaraan pendidikan inklusi di sekolah dan apakah

pelaksanaannya sudah sesuai dengan standar yang diperuntukkan bagi kegiatan

tersebut, maka dalam hal ini fokus penelitian dititikberatkan pada evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

25

penyelenggaraan pendidikan inklusi bagi peserta didik berkebutuhan khusus di

SD Negeri 131/IV Kota Jambi.

Ketiga, penelitian yang berjudul “Studi Evaluasi Program Pendidikan

Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Kabupaten Pontianak”

yang ditulis oleh Gusti Nono Haryono pada tahun 2010. Dipenelitian yang ditulis

oleh peneliti mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

informasi yang komprehenshif mengenai efektifitas program pendidikan inklusif.

Data yang diperoleh mengguakan dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan

angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil temuan komponen proses

menunjukkan kegiatan perencanaan, proses dan evaluasi pembelajaran untuk

setiap aspek dinilai masuk dalam katagori baik dan cukup baik.

Ketiga penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang akan

peneliti lakukan. Pada penelitian pertama menyatakan tentang bagaimana sistem

perencanaan evaluasi pembelajaran, bentuk evaluasi, bentuk pelaporan yang telah

dilakukan di kelas inklusi dan memiliki relevansi dengan penelitian yang akan

dilakukan peneliti terkait dengan evaluasi pembelajaran di sekolah Inklusi.

Sedangan penelitian kedua dan ketiga ini juga menggambarkan bagaimana

kesesuaian evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran. Pada penelitian tersebut teknik pengumpulan data yang diperoleh

berupa kuesioner untuk guru-guru. Ketiga penelitian tersebut memberi relevansi

kepada peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai evaluasi belajar di

skolah dasar inklusi. Literatur map penelitian yang relevan dapat dilihat pada

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

26

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan

C. KERANGKA BERPIKIR

Evaluasi belajar dalam pendidikan inklusi dimulai dengan proses assesmen

sehingga akan diperoleh gambaran kemampuan dan kebutuhan belajar dari

masing-masing siswa. Setiap kemampuan dan kebutuhan belajar yang dimiliki

masing-masing siswa berbeda karena setiap anak memiliki kecerdasan ganda yang

juga berbeda. Mengingat perbedaan kemampuan dan kebutuhan belajar antara

siswa berkebutuhan khusus dan siswa yang tidak berkebutuhan secara khusus

menjadi keprihatinan peneliti apabila guru-guru di sekolah dasar inklusi tidak

Lilik Maftuhatin

“Evaluasi Pembelajaran

Anak Berkebutuhan

Khusus (ABK) di kelas

Inklusi”

Paramita Isabella,

Emosda, Suratno.

“Evaluasi

Penyelenggaraan

Pendidikan Inklusi Bagi

Peserta Didik

Berkebutuhan Khusus di

SD N 131/IV Kota

Jambi”

Gusti Nono Haryono

“Studi Evaluasi Program

Pendidikan Inklusi Bagi

Anak Berkebutuhan

Khusus Di Sekolah Dasar

Kabupaten Pontianak”

Perlunya perencanaan

bentuk evaluasi di kelas

inklusi.

Pentingnya

penyelenggaraan

evaluasi belajar bagi

peserta didik di SD

Negeri

Perlunya efektifitas

program pendidikan

inklusi

Tri Wahyu

Setyaningsih

“Evaluasi

Belajar yang

Digunakan

Guru Di

Sekolah Dasar

Inklusi se-

Kota

Yogyakarta”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

27

mengetahui evaluasi belajar yang digunakan sesuai atau tidak dengan siswa

berkebutuhan khusus maupun siswa berkebutuhan tetapi tidak secara khusus.

Melihat hal itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian kuantitatif

dengan jenis penelitian survey yang menggunakan kuesioner dan pernyataan

terstruktur untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh kemudian akan diolah

dan dianalis. Data yang diperoleh peneliti diggunakan untuk memetakan evaluasi

belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta yang

memiliki persentase penggunaan paling tinggi yang digunakan guru untuk

melakukan evaluasi belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Peneliti akan

meberikan kuesioner dengan jawaban tertutup kepada guru di sekolah dasar

inklusi se-Kota Yogyakarta. Kuesioner yang diperoleh dari berbagai sekolah

inklusi dan dikumpulkan, kemudian data tersebut akan diolah sehingga dapat

disimpulkan evaluasi belajar apa yang memiliki persentase penggunaan paling

tinggi yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta.

D. HIPOTESIS

Berdasarkan rumusan masalah, maka peneliti melakukan hipotesis

penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah: Evaluasi belajar yang digunakan guru

di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta adalah evaluasi belajar dengan aspek

tes yaitu asesmen awal dan akhir, melakukan penilaian hasil belajar sesuai dengan

kemampuan anak berkebutuhan khusus, melakukan penilaian kognitif, dan

melakukan penilaian secara berkelanjutan serta aspek non tes yaitu melakukan

asesmen awal, tengah, dan akhir, melakukan penilaian afektif, psikomotor untuk

menyesuaikan instrumen penilaian hasil belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

28

BAB III

METODE PENELITIAN

Bagian metode penelitian ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan

waktu peneitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan

data, instrumen penelitian, validasi dan reliabilitas, dan teknik analisis data.

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan cross

sectional design melalui metode survey. Pengelompokan data dengan cross

sectional design merupakan pengumpulan data dengan tujuan untuk

menggambarkan keadaan (Siregar 2010: 129). Penelitian survey dapat digunakan

untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan sikap, nilai, kepercayaan,

pendapat, perilaku, kebiasaan, dan lain-lain (Syaodih 2010: 82).

Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian dengan menggunakan

pernyataan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk

kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis

(Siregar 2011: 143). Berdasarkan penjelasan tersebut dapat simpulkan bahwa

penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survey yang menggunakan kuesioner

dengan pernyataan terstruktur untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh

kemudian diolah dan dianalis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui evaluasi

belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

29

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini sekolah dasar inklusi yang digunakan adalah 7 sekolah

dasar inklusi yang ada di Kota Yogyakarta yaitu:

Tabel 3.1 Daftar tujuh sekolah dasar inklusi di kota Yogyakarta

No. Sekolah Dasar Inklusi Jumlah dan Kategori Siswa ABK

1. SD Negeri Giwangan 3 siswa slow learner

2. SD Negeri Wirosaban 12 siswa slow learner

3. SD Negeri Pakel 1 siswa hiperaktif

4. SD Negeri Tamansari I 7 siswa slow learner

5. SD Negeri Juara 3 siswa disleksia dan 5 siswa slow learner

6. SD Negeri Baciro 6 siswa slow learner

7. SD Negeri Karanganyar 27 siswa slow learner

Dari tabel 3.1 tujuh sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta tersebar

dibeberapa Kecamatan di Kota Yogyakarta, antara lain di Kecamatan

Gondokusuman, Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan Umbulharjo, Kecamatan

Mantrijeron, Kecamatan Kotagede, dan Kecamatan Mergangsan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan satu tahun, terhitung mulai dari bulan Agustus 2015

sampai bulan Agustus 2016.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Menurut (Sugiyono 2002: 55) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kuntitas dan karakteristik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

30

tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru di SD

Negeri/Swasta inklusi se-Kota Yogyakarta yang berjumlah 162 guru dari 27

sekolah dasar inklusi. Peneliti membatasi populasi untuk sekolah negeri

maupun swasta karena beberapa sekolah dasar tertutup untuk penelitian yang

dilakukan mahasiswa dan tidak memilki surat keputusan yang menyatakan

bahwa sekolah tersebut adalah sekolah dasar inklusi dari Dinas Pendidikan.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti untuk mewakili seluruh populasi dan diambil dengan

menggunakan teknik tertentu (Arikunto 2012:34). Sampel penelitian adalah

sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono 2002: 56). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel

penelitian adalah sebagian yang diambil dari populasi yang diteliti. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 27 guru dari 7 sekolah dasar

inklusi di kota Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling. Sugiyono (2010:120)

mengemukakan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian

adalah simple random sampling. Menurut Martono (2012:75) simple random

sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Peneliti

memilih teknik purposive sampling dan metode simple random sampling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

31

karena peneliti menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu pada setiap

sekolah negeri untuk menjadi sampel pada penelitian ini. Pertimbangan

tersebut adalah, sekolah memiliki surat keputusan dari Dinas Pendidikan

yang menyatakan bahwa sekolah tersebut adalah sekolah dasar inklusi dan

memiliki siswa yang berkebutuhan khusus.

D. VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalah karakteristik objek kajian (konsep) yang

mempunyai variasi nilai, baik itu kejadian, situasi, perilaku, maupun karakteristik

individu (Suharsaputra, 2014:75). Variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono 2011:38). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa variabel penelitian adalah suatu objek kajian yang mempuyai nilai yang

dapat ditetapkan oleh peneliti untuk selanjutnya ditarik menjadi sebuah

kesimpulan. Menurut (Martono 2010:22-23) Variabel terdiri dari 2 macam yaitu:

1. Variabel Bebas (Indepedent variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau

menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang pada umumnya berada

dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah evaluasi belajar yang digunakan guru.

2. Variabel Terikat (Dependent variable)

Variabel terkait merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh

variabel bebas. Variabel tergantung adalah varibel yang variabelnya diamati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

32

dan diukur untuk menentukan untuk menentukan pengaruh yang disebabkan

oleh variabel bebas (Sarwono 2006:54). Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah sekolah dasar inklusi di Kota-Yogyakarta.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab” (Sugiyono 2010: 199). Kuesioner masuk ke dalam teknik

pengumpulan data non tes. Tujuan dari penggunaan kuesioner untuk mengetahui

bentuk evaluasi belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-kota

Yogyakarta. Terdapat 15 item pertanyaan yang termuat dalam kuesioner dengan

jawaban tertutup. Kuesioner dibagikan kepada guru-guru inklusi yang mengajar di

sekolah dasar inklusi se-kota Yogyakarta. Kuesioner sendiri berisi mengenai

aspek-aspek indikator evaluasi belajar. Guru-guru diminta untuk mengisi

kuesioner selama jangka waktu yang sudah ditentukan.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Alat ukur penelitian ini menggunakan lembar kuesioner bentuk evaluasi

belajar yang digunakan untuk guru di sekolah dasar inklusi. Kuesioner menurut

(Sugiyono 2012:142) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab. Kuesioner dibagikan kepada guru-guru sekolah dasar

inklusi di kota Yogyakarta. Lembar kuesioner tersebut tersusun atas 2 aspek,

aspek pertama berisi tentang bentuk evaluasi belajar dengan tes. Kedua berisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

33

tentang bentuk evaluasi belajar dengan non tes. Lembar kuesioner berisi 15 item

pertanyaan yang terdiri dari 8 pertanyaan tentang bentuk evaluasi belajar dengan

tes dan 7 pertanyaan tentang bentuk evaluasi belajar dengan non tes. Penelitian ini

menggunakan kuesioner pernyataan tertutup.

Tukiran (2012:184) mengungkapkan karakteristik pernyataan tertutup

adalah semua pilihan jawaban dari pernyataan ini telah ditentukan oleh peneliti.

Alasan peneliti menggunakan kuesioner pernyataan tertutup adalah untuk

menghindari adanya pernyataan ragu-ragu dari responden, selain itu dengan

menggunakan kuesioner tertutup dapat mempermudah peneliti dalam

menganalisis data. Lembar kuesioner bentuk evaluasi belajar yang digunakan guru

di sekolah dasar inklusi se-kota Yogyakarta dalam penelitian ini terdapat 8

indikator.

Evaluasi belajar menurut Erman (2003: 2) merupakan suatu penentuan

kesesuaian dari kedua sisi, yaitu, tampilan peserta didik dan tujuan pembelajaran

itu sendiri dan yang dievaluasi adalah ciri khas atau karakteristik seorang peserta

didik dengan memakai suatu tolok ukur. Ciri khas atau karakteristik tersebut

meliputi beberapa kegiatan pembelajaran, entah dari segi kognitif, dari segi

afektif, maupun segi psikomotor. Semua karakteristik tersebut dapat dievaluasi

dengan baik, secara lisan maupun tertulis dan perilaku keseharian peserta didik.

Menurut Kustawan (2006: 39 ) cara melaksanakan penilaian evaluasi

belajar ada dua yaitu, aspek tes dan non tes. Evaluasi Belajar dengan tes Menurut

Riduwan (2006: 37) tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk

mengukur, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

34

individu/ kelompok. Pemberian tugas diberikan dengan cara meberikan

serangkaian pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut diberikan sebelum

pelajaran (pre-test) sebagai assesmen awal maupun diberikan sesudah pelajaran

(post-test) sebagai asessmen akhir. Soal-soal yang disusun oleh guru disesuaikan

dengan tingkat kemampuan siswa. Hasil dari tes dapat dijadikan acuan untuk

melakukan penilaian kognitif sekaligus menjadi dasar untuk melakukan penilian

berkelanjutan.

Penilaian non tes adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa

secara langsung dengan tugas-tugas riil dalam proses pembelajaran (Sudijono

2005: 54). Bentuknya berupa rubrik pengamatan dengan pernyataan. Pengamatan

dilakukan sebelum, saat, dan sesudah pelajaran sebagai asesmen awal, tengah, dan

akhir. Hasil dari pengamatan dapat digunakan dalam rubrik penilaian afektif dan

psikomotorik. Rubrik penilaian afektif misalnya ada pernyataan yang mengarah

pada perilaku yang menunjukan adanya perkembangan siswa dalam hal

ketekunan, kedisiplinan, kesabaran, kerja keras dsb. Rubrik penilaian

psikomotorik misalanya ada pernyataan yang memandu guru untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam mendengarkan perintah guru, mempresentasikan tugas,

kesediaan membantu teman dsb. Rubrik penilaian disesuaikan dengan instrumen

penilaian hasil belajar.

Berdasarkan dari keseluruhan indikator guru dapat mengobservasi

kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa sehingga, guru

dapat mengelola atau mengarahkan kemampuan atau potensi siswa dengan

kecerdasan ganda yang sesuai karena manusia pada dasarnya, memiliki beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

35

jenis kecerdasan yang menonjol. Berikut adalah tabel kisi-kisi yang mencakup 8

indikator dan 15 item pernyataan dengan jawaban tertutup.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Kuesioner Evaluasi Belajar yang

Digunakan Guru Di Sekolah Dasar Inklusi se-Kota Yogyakarta

No. Aspek Indikator No.item

1. Tes Melakukan asesmen awal dan akhir. 1-3

Melakukan penilaian hasil belajar sesuai

dengan kemampuan ABK.

4-6

Melakukan penilaian kognitif. 7

Melakukan penilaian secara berkelanjutan 8

2. Non

Tes

Melakukan asesmen awal, tengah, dan akhir. 9-11

Melakukan penilaian afektif. 12

Melakukan penilaian psikomotorik. 13

Menyesuaikan instrumen penilaian hasil

belajar.

14-15

Setelah menentukan dua aspek, peneliti mengembangkan menjadi 15

pernyataan dan diberi jawaban “ya” dan “tidak” sehingga menjadi kuesiner

penelitian yang mudah dipahami oleh guru. Bentuk kuesioner penelitian untuk

guru di sekolah dasar inklusi dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kuesioner Evaluasi Belajar yang Digunakan Guru Di

Sekolah Dasar Inklusi se-Kota Yogyakarta.

No Aspek Indikator Pernyataan

1 Tes Melakukan asesmen

awal dan akhir.

1. Saya memberikan latihan ulangan bagi

siswa untuk terbiasa dengan format ujian.

2. Saya memberikan les atau tutor sebelum

ujian sesuai jam pembelajaran sekolah

berakhir pada siswa yang berkebutuhan

khusus.

3. Saya dapat membuat alternatif bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

36

No Aspek Indikator Pernyataan

pertanyaan saat ujian berlangsung bagi

siswa berkebutuhan khusus.

Melakukan penilaian

hasil belajar sesuai

dengan kemampuan

ABK.

4. Saya menentukan standar kompetensi

kelulusan pada setiap mata pelajaran

sesuai kemampuan siswa.

5. Saya membuat indikator yang sesuai

kemampuan kemampuan siswa dan

menjadi acuan terhadap hasil belajar.

6. Saya menggunakan instrumen penilaian

yang bervariasi sesuai kemampuan untuk

menilai hasil belajar.

Melakukan penilaian

kognitif.

7. Saya memberikan tes terulis atau lisan

untuk mengetahui tingkat pengetahuan

siswa tentang materi.

Melakukan penilaian

secara berkelanjutan.

8. Saya melakukan penilaian berdasarkan

hasil kemajuan yang dicapai siswa.

2 Non Tes Melakukan asesmen

awal, tengah, dan

akhir.

9. Saya melakukan penilaian secara berkala

pada seluruh siswa.

10. Saya mengobservasi kemampuan siswa

pada saat proses pembelajaran.

11. Saya mnegobservasi kemampuan siswa

diakhir proses pembelajaran.

Melakukan penilaian

afektif.

12. Saya membuat indikator tentang aspek

sikap/afektif.

Melakukan penilaian

psikomotorik.

13. Saya mebuat instrumen observasi untuk

meninjau sikap setiap siswa.

14. Saya membuat indikator tentang aspek

psikomotor.

Menyesuaikan

instrumen penilaian

hasil belajar.

15. Saya membuat instrumen observasi untuk

meninjau ketrampilan siswa.

Tabel 3.2 Menunjukkan bahwa terdapat dua aspek. Aspek pertama memiliki

4 indikator dengan jumlah 8 item, item tersebut terdapat pada item 1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, dan 8. Aspek kedua memiliki 4 indikator dengan jumlah 7 item, item tersebut

terdapat pada item 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

37

G. TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN

Instrumen penelitian yang digunakan harus melalui pengujian validitas dan

reliabilitas. Uji validitas meliputi tiga hal yaitu validitas isi, validitas muka, dan

validitas konstruk. Ketiga validitas dan reliabilitas akan dikenakan pada instrumen

non tes. Sementara instrumen daftar cek tidak melalui uji validasi dan reliabilitas.

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2011: 361) validitas merupakan derajat ketepatan

antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan

oleh peneliti. Instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat

mengukur apa yang sebenarnya diukur. Uji validitas dalam penelitian ini meliputi

dua hal yaitu validitas isi, validitas konstruk. Kedua validitas dan reliabilitas ini

akan dikenakan pada instrumen non tes.

a. Validasi Isi

Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi

dengan analisis rasional atau lewat professional judgment (Anwar, 2009: 45).

Validitas isi diberikan oleh para ahli yang bidang keahliannya berhubungan

dengan penelitian ini. Dari hasil validasi penelitian untuk guru serta validasi

produk dari ahli bahasa dan sastra. Data dianalisis sebagai dasar dari kuesioner

diubah menjadi data interval. Peneliti dalam hal ini akan memberikan rentan

skor atas komentar para ahli menjadi data interval. Skala penilaian terhadap

evaluasi hasil belajar, sudah baik (4), sudah baik, perlu perbaikan (3), tidak

baik (2), sangat tidak baik (1). Untuk menyusun tabel klasifikasi menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

38

aturan yang sama dengan dasar jumlah skor responden, yaitu dicari skor

tertinggi, skor terendah, jumlah kelas, dan jarak interval.

Skor Tertinggi (ideal) = 4 (sudah baik)

Skor Terendah = 1 (sangat tidak baik)

Jumlah kelas = 4 (sangat tidak baik sampai sudah baik)

Jarak interval = (4-1)/3 = 1

Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menggunakan tabel

konversi nilai skala empat berdasarkan skala Likert (Widoyoko, 2012). Berikut

adalah tabel klasifikasi skor skala empat yang peneliti susun. Skala skor yang

digunakan dalam lembar penilaian insrumen ini menggunakan skala Likert.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,

2011:93). Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skala 1–4. Dalam

penelitian ini lembar penilaian dibuat berdasarkan indikator-indikator dan hasil

akhirnya akan diakumulasi kemudian dikategorikan menggunakan kriteria

yang telah ditentukan. Ketentuan pelaksanaan revisi terhadap instrumen diatur

dalam tabel berikut.

Tabel 3.3 Skala Likert

Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan (Sikap)

4 s/d 5 Sudah Baik (SB)

3 s/d 4 Sudah Baik Perlu Perbaikan (SBP)

2 s/d 3 Tidak Baik (TB)

1 s/d 2 Sangat Tidak Baik (STB)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

39

Dari tabel 3.3 di atas dapat diketahui bahwa jika soal yang divalidasi

mendapat nilai kurang dari 3 tetapi komentar yang diberikan baik, maka soal

perlu direvisi. Begitu juga dengan nilai yang kurang dari 3 tetapi mendapat

komentar baik, maka soal perlu direvisi. Sedangkan jika soal yang telah

divalidasi mendapat nilai lebih besar dari 3 dengan komentar negatif, maka

soal perlu direvisi pada bagian tertentu. Namun, jika soal tersebut mendapat

nilai lebih besar dari 3 dengan komentar yang baik, maka soal tersebut tidak

perlu direvisi.

Validasi pertama adalah validator ahli A, Peneliti memilih A sebagai

validator karena beliau saat ini menjabat sebagai dosen disalah satu universitas

swasta dan beliau pernah mengajar pada matakuliah evaluasi pembelajaran.

Hasil validasi dari A menunjukkan bahwa beberapa soal perlu direvisi mulai

dari susunan kalimat. Validator A rata-rata memberikan nilai 3 – 4 pada blue

print.

Validasi kedua adalah validator B, peneliti memilih validator B sebagai

validator karena validator B seorang yang paham tentang evaluasi

pembelajaran. Beliau saat ini menjabat sebagai seorang dosen di universitas

swasta di Yogyakarta. Hasil validasi dari validator B menunjukkan bahwa

beberapa instrumen direvisi susunan kalimatnya dan lebih diperjelas maksut

dari kalimat dalam kuesioner. Validator B rata-rata memberikan nilai 3 – 4

pada blue print kuesioner.

Berdasarkan validasi yang sudah dilakukan oleh validator ahli terhadap

instrumen, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut layak digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

40

dengan revisi sesuai yang telah disarankan oleh validator, seperti pada

lampiran. Setelah divalidasi oleh dua validator ahli dibidangnya, peneliti

menggunakan 15 pernyataan pada kuesioner yang sudah dianggap valid untuk

diujikan kepada 27 responden yang ada di SD Negeri inklusi se-Kota

Yogyakarta. Selanjutnya, hasil pengujian tersebut dikoreksi oleh peneliti untuk

dilihat soal yang valid. Setelah diujikan kepada 27 responden dan divalidasi

menggunakan SPSS.

b. Validitas Konstruk

Validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh

mana tes mengungkap suatu trait atau konstrak teoritis yang hendak diukurnya

(Allen&Yen dalam Azwar, 2009: 48). Validitas konstruk dilakukan pada 27

guru yang mengajar di SD Inklusi Se-Kota Yogyakarta.

Hasil uji validitas konstruk akan direkap menggunakan Microsoft

Excel dan dihitung menggunakan SPSS versi 21 for windows. Hasil uji

validitas yang dihitung menggunakan SPSS menunjukkan bahwa dari

kuesioner ada 15 pernyataan ada yang mendapat bintang satu (*) artinya soal

tersebut memiliki taraf kepercayaan sebesar 95%. Sedangkan yang mendapat

bintang dua (**) artinya soal tersebut mempunyai kepercayaan sebesar 99%.

Soal yang tidak mendapat bintang (*) (**) berarti soal tersebut tidak valid.

Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada tabel 3.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

41

Tabel 3.4 Hasil Validitas Pernyataan

Aspek Indikator No.

Butir

Soal

t

tabel

r hitung

Pearson

Correlation

Sig. (2-

tailed) Keputusan

Tes Melakukan asesmen

awal dan akhir

1 0,381 .859** .000 Valid

2 0,381 .667** .000 Valid

3 0,381 .340 .083 Tidak valid

Melakukan penilaian

hasil belajar sesuai

dengan kemampuan

ABK

4 0,381 .859** .000 Valid

5 0,381 .377 .052 Tidak valid

6 0,381 .377 .052 Tidak valid

Melakukan penilaian

kognitif

7 0,381 .859** .000 Valid

Melakukan penilaian

secara berkelanjutan

8 0,381 -.108 .593 Tidak valid

Non Tes Melakukan asesmen

awal, tengah, akhir

9 0,381 .197 .324 Tidak valid

10 0,381 .563** .002 Valid

11 0,381 .859** .000 Valid

Melakukan penilaian

afektif

12 0,381 .477* .012 Valid

Melakukan penilaian

psikomotorik

13 0,381 .477* .012 Valid

Menyesuaikan

instrumen hasil belajar

14 0,381 .124 .538 Tidak valid

15 0,381 .563* .002 Valid

Berdasarkan output yang dilakukan dengan menggunakan program IBM

SPSS Statistic 21 untuk uji validitas instrumen diperoleh 9 aitem pernyataan yang

dinyatakan valid yaitu aitem 1, aitem 2, aitem 4, aitem 7, aitem 10, aitem 11,

aitem 12, aitem 13, dan aitem 15. Aitem valid dan tidak valid dianalisis dengan

membandingkan rhitung > rtabel (Sugiyono, 2011:631). Peneliti menentukan rtabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

42

menurut Sugiyono, melihat jumlah sampel yang digunakan. Jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 30 guru, kemudian melihat sampel yang

digunakan dalam menentukan rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah

sampel. Nilai rtabel dengan jumlah sampel 27 adalah 0,381. Aitem yang dinyatakan

valid dan memiliki tanda (*) memiliki taraf kepercayaan sebesar 95%. Sedangkan

aitem yang memiliki tanda (**) memiliki taraf kepercayaan sebesar 99%.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah indeks untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

pada suatu alat ukur dapat konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama (Siregar, 2014:55). Instrumen dikatakan reliabel

jika instrumen tersebut memiliki ketepatan atau keajegan dalam menilai apa yang

seharusnya dinilai, dan instrumen harus dapat mengatur apa yang seharusnya

diukur, sehingga peneliti menggunakan cara yang sama agar mendapatkan hasil

yang sama. Rumus yang digunakan adalah:

Korelasi Alpha Cronbach: (

) (

)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas

n = jumlah item yang valid

∑ 𝜎𝑖2

: jumlah varians skor tiap-tiap item

: varians total

Kriteria Reliabilitasnya adalah: Jika “ 𝑖 ”

Hasil perhitungan dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan

0,05. Jika rtabel lebih besar maka tidak reliabel. Jika r tabel lebih kecil, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

43

dinyatakan reliabel. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu

koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Besar koefisien dapat dilihat pada

tabel 3.5.

Tabel 3.5 Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negative – 0,20 Sangat rendah

Sumber: Masidjo (2010:310).

Tabel 3.5 menguraikan bahwa skor interval koefisien negatif – 0,20

memiliki hubungan yang sangat rendah. Skor interval 0,21 – 0.40 dinyatakan

memiliki hubungan yang rendah. Skor interval 0.41 – 0.70 memiliki hubungan

yang cukup. Skor interval 0.1 – 0.90 memiliki hubungan yang tinggi. Skor

interval 0,91 – 1.00 memiliki hubungan yang sangat tinggi. Item kuesioner

yang sudah di uji validitas dan dinyatakan valid sebanyak 9 item. Item-item

yang valid tersebut kemudian diolah reliabilitasnya menggunakan SPSS 21.

Setelah mendapatkan butir pernyataan yang valid, kemudian aitem pernyataan

dilakukan uji reliabilitasnya. Berikut hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada

tabel 3.6:

Tabel 3.6 Reliabilitas

Coronbach Alpha Jumlah Item Kategori Keterangan

0,812 15 Tinggi Reliabel

Tabel 3.6 di atas menunjukkan hasil penghitungan untuk pernyataan.

Hasil reliabel dilihat dari koefisien reliabilitas dengan hasil reliabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

44

pernyataan 0,812. Hasil koefisien reliabilitas dilihat dari kualifikasi, maka

pernyataan dikategorikan tinggi. Berdasarkan hasil kualifikasi reliabilitas

maka instrumen soal pernyataan dinyatakan layak digunakan untuk alat ukur

penelitian.

H. TEKNIK ANALISIS DATA

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Teknik analisis data

dalam penelitian data menggunakan statistik. Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik analisis data statistik deskriptif. Statistik deskriptif

berkenaan dengan bagaimana data dapat digambarkan (dideskripsikan) atau

disimpulkan baik secara numerik (misalnya menghitung rata-rata dan deviasi

standar) atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik), untuk mendapat

gambaran sekilas mengenai data tersebut sehingga mudah dibaca dan lebih

bermakna (Darmawan, 2013: 174). Penelitian ini menggunakan lembar kuesioner

yang berjumlah 15 item pernyataan. Data bentuk evaluasi belajar yang digunakan

guru diperoleh berdasarkan pembagian kuesioner.

Martono (2012: 144) menjelaskan bahwa pengolahan data dalam

penelitian ini ada 5, yaitu coding, entering, cleaning, output, dan analyzing.

Coding adalah proses penyusunan data mentah secara sistematis ke dalam bentuk

yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data (komputer). Kode bisa berupa

angka maupun huruf yang bertujuan untuk membedakan antara data atau identitas

data yang akan dianalisis. Coding dalam penelitian ini berupa pemberian kode

pada kuesioner. Tujuannya untuk membedakan data antara guru satu dengan yang

lainnya. Tabel 3.7 merupakan contoh coding data dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

45

Tabel 3.7 Contoh Coding Data

Nama

Sekolah

Kode

Sekolah

Kode I Kode II Kode

III

Kode

IV

Kode V Kode

VI

SD N S 1 1.1.1 1.2.1 1.3.1 1.4.1 1.5.1 1.6.1

Tabel 3.10 menjelaskan bahwa untuk SD N S menggunakan Kode 1. Kode

untuk guru pengampu kelas I adalah 1.1.1, berarti bahwa kuesioner tersebut

berasal dari SD N S yang telah diisi oleh guru pengampu kelas I yang pertama.

Apabila kelas paralel, maka kode untuk guru kedua adalah 1.1.2. Kode 1.2.1

digunakan untuk kuesioner dari SD S guru pengampu kelas II yang pertama. Kode

1.3.1 diberikan untuk kuesioner dari SD S yang diisi oleh guru pengampu kelas

III. Kode 1.4.1 diberikan untuk kuesioner dari SD S yang diisi oleh guru

pengampu kelas IV. Kode 1.5.1 diberikan untuk kuesioner dari SD S yang diisi

oleh guru pengampu kelas V. Kode 1.6.1 diberikan untuk kuesioner dari SD S

yang diisi oleh guru pengampu kelas VI.

Data Entering merupakan proses pemindahan data yang telah diubah

kedalam kode angka ke dalam komputer. Data dimasukkan kedalam Microsoft

Excel 2010 dan kemudian dicek kelengkapannya. Setelah selesai melakukan data

entering maka dilakukan data cleaning. Proses data cleaning adalah pengecekan

untuk memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan ke komputer sudah

sesuai dengan informasi yang sebenarnya. Proses data cleaning adalah

menghilangkan item-item kuesioner yang tidak valid. Setelah melakukan data

cleaning maka dilakukan data analyzing. Peneliti membutuhkan beberapa alat uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

46

𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑡𝑒𝑔𝑖 (𝑀) 𝑋 + 𝑋2

𝑁

statistik yang sesuai dengan kebutuhan. Analisis data pada setiap strategi

pembelajaran yang digunakan guru dapat ditempuh dengan:

1. Menghitung total skor untuk setiap item pernyataan.

2. Menghitung nilai maksimal dari pernyataan.

3. Menghitung rata-rata item 1 dan item 2 (Hadi, 2004: 103)

4. Menghitung presentase jumlah skor untuk setiap item pernyataan.

Data Output atau penyajian data adalah tahap penyajian hasil pengolahan

data dalam bentuk data yang mudah dibaca dan lebih menarik. Data output adalah

tahap akhir dalam analisis data. Penyajian data pada penelitian ini menggunakan

grafik. Tujuan pemilihan grafik adalah agar data yang disajikan mudah dibaca dan

dipahami.

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑡𝑒𝑔𝑖 ( 00%)

𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 00

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X + 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑋2

𝑁

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini peneliti akan membahas mengenai deskripsi penelitian, tingkat

pengembalian kuesioner, hasil penelitian, dan pembahasan.

A. DESKRIPSI PENELITIAN

Peneliti melakukan penelitian non-Eksperimen yang berjudul “Evaluasi

Belajar yang Digunakan Guru Di Sekolah Dasar Inklusi se-Kota Yogyakarta yang

dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan bersama

dengan anggota kelompok studi penelitian. Peneliti meminta surat ijin penelitian

ke dinas perijinan Kota Yogyakarta untuk melakukan penelitian pada wilayah

Kota Yogyakarta. Setelah mendapatkan surat ijin penelitian, pada bulan Juni

peneliti mulai menyebarkan blue print kepada guru-guru yang bersedia

memvalidasi (validator konstruk).

Kuesioner disebarkan pada Juni 2016- Juli 2016 kepada 27 responden yang

mewakili tujuh SD Negeri se-Kota Yogyakarta. Teknis pembagian kuesioner

dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada guru-guru kelas atas se-Kota

Yogyakarta yang berupa 15 penyataan dengan jawaban tertutup dan peneliti

menjelaskan cara pengisian kuesioner. Pengumpulan hasil kuesioner diterima oleh

peneliti sesuai dengan deadline yang telah diberikan oleh peneliti. Jumlah guru-

guru se-Kota Yogyakarta adalah 42 guru. Sampel yang kembali sebanyak 27

kuesioner dan tujuh sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

48

B. TINGKAT PENGEMBALIAN KUESIONER

Jumlah guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta sebanyak 42 guru.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 27 guru. Semua guru pengampu sekolah

dasar inklusi di Kota Yogyakarta bersedia mengisi kuesioner yang peneliti

bagikan. Peneliti menyedikan kuesioner yang berjumlah 42 buah. Kuesioner yang

kembali sebanyak 27 buah. Hal tersebut menjelaskan bahwa kuesioner kembali

64.3%.

C. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Hasil Penelitian

Peneliti membagikan kepada 42 guru di tujuh SD inklusi yang ada di

Kota Yogyakarta. Kuesioner tersebut berisi 15 item pernyataan. Ada 27

kuesioner yang kembali. Data bentuk evaluasi belajar yang digunakan guru

di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta dihitung melalui lima tahap.

Tahap pertama yaitu menghitung total dari setiap. Tahap kedua yaitu

mencari rata-rata nilai maksimal dari item. Rata-rata dihitung dengan

membagi dua total skor maksimal item. Tahap ketiga yaitu mencari mean

dari skor item. Tahap keempat yaitu menghitung presentase penggunaan

evaluasi belajar. Presentase dihitung dengan membagi mean skor dengan

mean skor maksimal dikali dengan 100. Tahap kelima yaitu memasukkan

hasil persentase ke dalam tabel. Berikut adalah tabel persentase penggunaan

evaluasi belajar yang digunakan guru di SD Inklusi se-Kota Yogyakarta:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

49

Tabel 4.1 Hasil Angket Evaluasi Belajar yang Digunakan Guru di

Sekolah Dasar Inklusi se-Kota Yogyakarta

Aspek Indikator No.

Item

Jumlah Presentase

Ya Tidak Ya Tidak

Tes Melakukan asesmen awal

dan akhir

1 17 10 63% 37%

2 13 14 48% 52%

3 21 6 78% 22%

Melakukan penilaian hasil

belajar sesuai dengan

kemampuan ABK.

4 17 10 63% 37%

5 26 1 96% 4%

6 26 1 96% 4%

Melakukan penilaian

kognitif. 7 17 10 63% 37%

Melakukan penilaian secara

berkelanjutan. 8 26 1 96% 4%

Non

Tes

Melakukan asesmen awal,

tengah, dan akhir.

9 20 7 74% 26%

10 22 5 81% 19%

11 17 10 63% 37%

Melakukan penilaian afektif. 12 21 6 78% 22%

Melakukan penilaian

psikomotorik. 13 21 6 78% 32%

Menyesuaikan instrumen

penilaian hasil belajar.

14 17 10 63% 37%

15 22 5 81% 19%

Pada item 1 dari 27 guru, ada 17 guru (63%) yang menjawab “ya” dan

10 guru (37%) yang menjawab “tidak” untuk pernyataan memberikan

latihan ulangan bagi siswa agar terbiasa dengan format ujian. 10 guru yang

menjawab tidak pada item ini seharusnya memberikan latihan ulangan agar

siswa terbiasa dengan format ulangan dan tidak merasakan kesulitan saat

mengerjakan ulangan. Latihan ulangan ini mampu menimbulkan rasa

percaya diri kepada siswa saat mengerjakan ujian karena sudah terbiasa

melakukan latihan ulangan yang diberikan guru.

Pada item 2 dari 27 guru, ada 13 guru (48%) yang menjawab “ya” dan

14 guru (52%) menjawab “tidak” untuk pernyataan memberikan les atau

tutor sebelum ujian sesuai jam pembelajaran sekolah berakhir pada siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

50

yang berkebutuhan khusus. Sangatlah perlu memberikan les atau tutor

sebelum ujian sesuai jam pembelajaran sekolah berakhir pada siswa yang

berkebutuhan khusus. Namun dari hasil angket, masih ada 14 guru (52%)

yang menjawan “tidak”. Perlu adanya pengarahan kepada 14 guru yang

menjawab “tidak” karena memberikan les atau tutor sebelum ujian sesuai

jam pembelajaran sekolah berakhir pada siswa yang berkebutuhan khusus,

sangat penting karena guru dapat mengulang kembali materi pelajaran pada

siswa yang belum paham.

Pada item 3 dari 27 guru, ada 21 guru (78%) yang menjawab “ya” dan

6 guru (22%) yang menjawab “tidak” untuk pernyataan membuat alternatif

bentuk pertanyaan saat ujian berlangsung bagi siswa berkebutuhan khusus.

Sangatlah perlu membuat alternatif bentuk pertanyaan saat ujian

berlangsung bagi siswa berkebutuhan khusus. Namun dari hasil angket,

masih ada 6 guru (22%) yang menjawab “tidak”. Perlu adanya pengarahan

kepada 6 guru yang menjawab “tidak” karena membuat alternatif bentuk

pertanyaan saat ujian berlangsung bagi siswa berkebutuhan khusus, dapat

mempermudah siswa memahami pertanyaan yang dibuat guru dan tidak

mempermasalahkan pertanyaan.

Pada item 4 dari 27 guru, ada 17 guru (63%) yang menjawab “ya” dan

10 guru (37%) yang menjawab “tidak” untuk menentukan standar

kompetensi kelulusan pada setiap mata pelajaran sesuai kemampuan siswa.

Di setiap mata pelajaran pasti ada standar kompetensi kelulusan, ini

digunakan untuk menentukan berhasil atau tidaknya siswa pada mata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

51

pelajaran tersebut. Oleh sebab itu, guru harus menentukan standar

kompetensi kelulusan pada mata pelajaran yang diampu guru tersebut. Guru

dalam menentukan standar kompetensi kelulusan harus menyesuaikan

kemampuan siswa agar standar kompetensi kelulusan yang diberikan oleh

guru tidak terlalu tinggi. Namun dalam kenyataannya, masih ada 10 guru

(37%) yang menjawab tidak menentukan standar kompetensi kelulusan

pada setiap mata pelajaran sesuai kemampuan siswa.

Pada item 5 dari 27 guru, ada 26 guru (96%) yang menjawab “ya” dan

1 guru (4%) yang menjawab “tidak” untuk pernyataan membuat indikator

yang sesuai kemampuan siswa dan menjadi acuan terhadap hasil belajar.

Sangatlah perlu membuat indikator yang sesuai kemampuan siswa dan

menjadi acuan terhadap hasil belajar. Namun dari hasil angket, masih ada 1

guru (4%) yang menjawab “tidak”. Perlu adanya pengarahan kepada 1 guru

yang menjawab “tidak” karena membuat indikator yang sesuai kemampuan

siswa dapat digunakan sebagai acuan terhadap hasil belajar siswa, jika tidak

sesuai dalam membuat indikator dan tidak melihat kemampuan siswa maka

hasil belajar yang diharapkan akan tidak maksimal.

Pada item 6 dari 27 guru, ada 26 guru (96%) yang menjawab “ya” dan

1 guru (4%) yang menjawab “tidak” untuk pernyataan menggunakan

instrumen penilaian yang bervariasi sesuai kemampuan siswa untuk menilai

hasil belajar. Penggunaan instrumen penilaian yang bervariasi perlu

digunakan oleh guru sebab kemampuan siswa berbeda-beda misalnya salah

satu anak memiliki kemampuan dalam bidang olahraga, dalam menilai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

52

belajar anak tersebut tidak hanya menggunakan penilaian tes saja, akan

tetapi guru perlu menggunakan penilaian non tes misalnya observasi.

Namun dalam kenyataannya, masih ada 1 guru (4%) yang menjawab tidak

menggunakan instrumen penilaian yang bervariasi sesuai kemampuan siswa

untuk menilai hasil belajar.

Pada item 7 dari 27 guru, ada 17 guru (63%) yang menjawab “ya” dan

10 guru (37%) yang menjawab “tidak” untuk memberikan nilai tes di akhir

pembelajaran. Ketika guru mengajar hendaknya di setiap akhir

pembelajaran memberikan nilai tes, ini digunakan untuk mengapresiasi

kemampuan siswa dan nilai tes juga sebagai acuan untuk penilaian

selanjutnya. Namun dalam kenyataannya, masih ada 10 guru (37%) yang

menjawab tidak memberikan nilai tes di akhir pembelajaran.

Pada item 8 dari 27 guru, ada 26 guru (96%) yang menjawab “ya” dan

1 guru (4%) yang menjawab “tidak” untuk melakukan penilaian berdasarkan

hasil kemajuan yang dicapai siswa. Hasil kemajuan yang dicapai siswa

hendaknya diberikan penilaian, karena dapat digunakan untuk penilaian

berkelanjutan dan mengetahui apakah siswa itu berkembang atau tidak.

Namun dalam kenyataannya, masih ada 1 guru (4%) yang menjawab tidak

melakukan penilaian berdasarkan hasil kemajuan yang dicapai siswa.

Pada item 9 dari 27 guru, ada 20 guru (74%) yang menjawab “ya” dan

7 guru (26%) yang menjawab “tidak” mengenai pernyataan melakukan

penilaian secara berkala. Penilaian secara berkala perlu dilakukan oleh guru

untuk mengetahui kondisi siswa. Penilaian secara berkala dapat mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

53

tingkat perkembangan siswa. Jika siswa belum menunjukkan nilai yang

semakin meningkat guru bisa memberi materi tambahan. Namun dalam

kenyataannya, masih ada 7 guru (26%) yang menjawab tidak pada

penilaian secara berkala untuk mengetahui kemampuan siswa.

Pada item 10 dari 27 guru, ada 22 guru (81%) yang menjawab “ya”

dan 5 guru (19%) yang menjawab “tidak” pada pernyataan mengobservasi

kondisi siswa pada saat pelajaran. Kegiatan observasi perlu dilakukan oleh

guru untuk mengetahui situasi dan kondisi siswa. Obervasi saat pelajaran

perlu dilakukan untuk mengetahui paham atau tidak siswa dalam memahami

materi pelajaran. Namun dalam kenyataannya, masih ada 5 guru (19%)

yang menjawab tidak pada mengobservasi kondisi siswa pada saat

pelajaran.

Pada item 11 dari 27 guru, ada 17 guru (63%) yang menjawab “ya”

dan 10 guru (37%) yang menjawab “tidak” pada pernyataan mengobservasi

kemampuan siswa diakhir proses pelajaran untuk memastikan bahwa materi

yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Mengobservasi kemampuan

siswa diakhir proses pembelajaran sangat perlu dilakukan oleh guru untuk

mengetahui apakah siswa paham atau tidak dengan materi yang

disampaikan guru. Namun dalam kenyataannya, masih ada 10 guru (37%)

yang menjawab tidak mengobservasi kemampuan siswa diakhir pelajaran.

Pada item 12 dari 27 guru, ada 21 guru (78%) yang menjawab “ya”

dan 6 guru (22%) yang menjawab “tidak” pada pernyataan mengobservasi

ketertarikan siswa saat mengerjakan tes. Mengobservasi ketertarikan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

54

saat mengerjakan tes seharusnya perlu dilakukan oleh guru untuk melihat

ketertarikan siswa saat mengerjakan tes, apakah siswa senang atau tidak

sebab jika siswa merasa senang dalam mengerjakan tes ia akan menjawab

dengan jawaban yang sesuai. Namun dalam kenyataannya, masih ada 6 guru

(22%) yang menjawab tidak pada mengobservasi ketertarikan siswa saat

mengerjakan tes.

Pada item 13 dari 27 guru, ada 21 guru (78%) yang menjawab “ya”

dan 6 guru (22%) yang menjawab “tidak” pada pernyataan mengobservasi

ketrampilan sikap siswa saat mengerjakan tes. Mengobservasi sikap siswa

saat mengerjakan tes seharusnya perlu dilakukan oleh guru untuk melihat

kemampuan siswa, apakah siswa tekun atau tidak saat mengerjakan tes.

Namun dalam kenyataannya, masih ada 6 guru (22%) yang menjawab tidak

pada mengobservasi sikap siswa saat mengerjakan tes.

Pada item 14 dari 27 guru, ada 17 guru (63%) yang menjawab “ya”

dan 10 guru (37%) yang menjawab “tidak” pada pernyataan membuat rubrik

penilaian tentang aspek psikomotorik. Bentuknya berupa rubrik pengamatan

dengan pernyataan. Rubrik penilaian psikomotorik misalnya ada pernyataan

yang memandu guru untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

mendengarkan perintah guru, mempresentasikan tugas, kesediaan

membantu teman dsb. Namun dalam kenyataannya, masih ada 10 guru

(37%) yang menjawab tidak membuat rubrik penilaian tentang aspek

psikomotorik pada siswa yang berkebutuhan khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

55

Pada item 15 dari 27 guru, ada 22 guru (81%) yang menjawab “ya”

dan 5 guru (19%) yang menjawab “tidak” pada pernyataan membuat

instrumen observasi untuk meninjau ketrampilan siswa. Setiap anak

berkebutuhan khusus memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena

itu, rubrik observasi dibuat berdasarkan kemampuan siswa agar tercapainya

hasil belajar yang diharapkan. Namun dalam kenyataannya, masih ada 5 guru

(19%) yang menjawab tidak membuat rubrik observasi bagi siswa yang

berkebutuhan khusus.

Guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta menggunakan

evaluasi belajar tes dan non tes (Kustawan, 2006: 39). Bahwa evaluasi

belajar non tes sangat membantu bagi siswa berkebutuhan khusus yang

cenderung mengalami permasalahan dalam memperhatikan, mengingat, dan

mengatur informasi secara berarti. Namun, dari hasil penelitian dapat dilihat

bahwa beberapa guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta belum

secara maksimal dalam menggunakan evaluasi belajar, terlebih pada evaluasi

belajar dengan aspek non tes yang menjadi ciri khas dari pendidikan inklusi.

2. Pemetaan Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan oleh guru di

sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta untuk mengetahui perkembangan

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu guru perlu memiliki

kemampuan untuk mengembangkan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

56

a. Evaluasi Belajar dengan Tes

Evaluasi belajar dengan tes adalah cara atau prosedur dalam

pengukuran dan penilaian yang berbentuk pemberian tugas. Pemberian

tugas diberikan dengan cara meberikan serangkaian pertanyaan kepada

siswa.

Gambar. 4.1 Presentase penggunaan evaluasi belajar yang

digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta

dengan aspek tes.

Berdasarkan hasil pemetaan yang ditunjukkan pada gambar 4.1 evaluasi

belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta

dalam aspek tes adalah melakukan penilaian hasil belajar sesuai dengan

kemampuan ABK (17.05%), melakukan penilaian secara berkelanjutan

(8.58%), Melakukan asesmen awal dan akhir (5.6%), dan melakukan

penilaian kognitif (5.6%).

b. Evaluasi Belajar dengan Non Tes

Evaluasi belajar dengan non tes adalah penilaian untuk memperoleh

gambaran mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian siswa. Bentuknya

berupa rubrik pengamatan dengan pernyataan.

5,60%

17,05% 5,60%

8,58%

Melakukan asesmen awal dan

akhir

Melakukan penilaian hasil

belajar sesuai dengan

kemampuan ABKMelakukan penilaian kognitif

Melakukan penilaian secara

berkelanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

57

Gambar. 4.2 Presentase penggunaan evaluasi belajar yang

digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta

dengan aspek non tes.

Berdasarkan hasil pemetaan yang ditunjukkan pada gambar 4.1 evaluasi

belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta dalam

aspek tes adalah melakukan asesmen awal, tengah, dan akhir (15.73%),

melakukan penilaian afektif (6.9%), melakukan penilaian psikomotor (6.9%), dan

menyesuaikan instrumen penilaian hasil belajar (6.4%).

D. PEMBAHASAN

Dari hasil olah data diketahui bahwa evaluasi belajar tes maupun non tes

sama-sama digunakan oleh guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta

untuk mengetahui perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Oleh

karena kedua jenis tes perlu dilakukan guru untuk melihat perkembangan anak

berkebutuhan khusus maupun yang tidak berkebutuhan secara khusus. Guru perlu

memiliki kemampuan untuk mengevaluasi:

1. Evaluasi Belajar dengan Aspek Tes

Evaluasi belajar dengan tes adalah cara atau prosedur dalam pengukuran

dan penilaian yang berbentuk pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan dengan

15,73%

6,90%

6,90%

6,40%

Melakukan asesmen

awal, tengah, dan

akhirMelakukan

penilaian afektif

Melakukan

penilaian

psikomotorikMenyesuaikan

instrumen penilaian

hasil belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

58

cara meberikan serangkaian pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut

diberikan sebelum pelajaran (pre-test) sebagai assesmen awal maupun diberikan

sesudah pelajaran (post-test) sebagai asessmen akhir. Soal-soal yang disusun oleh

guru disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Evaluasi dalam bentuk tes

membantu guru untuk dapat melihat perkembangan kognitif semua siswa dalam

memahami materi pelajaran dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan

penilaian dasar dan penilaian berkelanjutan.

2. Evaluasi Belajar dengan Aspek Non Tes

Evaluasi belajar dengan non tes adalah penilaian untuk memperoleh

gambaran mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian siswa. Bentuknya

berupa rubrik pengamatan dengan pernyataan. Pengamatan dilakukan sebelum,

saat, dan sesudah pelajaran sebagai asesmen awal, tengah, dan akhir. Hasil dari

pengamatan dapat digunakan dalam rubrik penilaian afektif dan psikomotorik.

Rubrik penilaian afektif misalnya ada pernyataan yang mengarah pada

perilaku yang menunjukan adanya perkembangan siswa dalam hal ketekunan,

kedisiplinan, kesabaran, kerja keras dsb. Contoh rubrik perkembangan afeksi

siswa yang slow learner adalah siswa tekun mengerjakan tugas sesuai

perpanjangan waktu yang telah diberikan oleh guru. Sedangkan contoh

perkembangan afeksi bagi siswa yang tidak berkebutuhan secara khusus, siswa

sabar menunggui temannya yang berkebutuhan secara khusus untuk

menyelesaikan tugasnya.

Rubrik penilaian psikomotorik misalnya ada pernyataan yang memandu

guru untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mendengarkan perintah guru,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

59

mempresentasikan tugas, kesediaan membantu teman dsb. Rubrik penilaian

disesuaikan dengan instrumen penilaian hasil belajar. Contoh rubrik penilaian

psikomotorik bagi siswa slow learner yaitu, siswa dapat mendengarkan perintah

dari guru dengan baik untuk mengerjakan tugasnya. Sedangkan, bagi siswa yang

tidak berkebutuhan secara khusus rubrik penilaian psikomotoriknya adalah siswa

bersedia membantu temannya yang berkebutuhan khusus untuk menyelesaikan

tugasnya.

Oleh karena itu, pemerintah perlu mengadakan lokakarya bagi guru tentang

pentingnya mengetahui dan menguasai evaluasi belajar yang digunakan di sekolah

dasar inklusi, khususnya evaluasi belajar dengan aspek tes dan non tes yang

menjadi ciri khas dalam evaluasi belajar di sekolah inklusi. Dalam penggunaan

evaluasi belajar, guru perlu mengetahui dan memahami tingkat kemampuan

siswa. Guru juga perlu memahami kecerdasan ganda agar dapat memadukan

evaluasi belajar dengan kecerdasan ganda siswa secara maksimal di sekolah

inklusi, sehingga guru benar-benar membantu siswa untuk mengembangkan

potensi/kemampuan yang dimilikinya.

Dari uraian di atas maka kesimpulan hasil penelitian tentang evaluasi belajar

yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta sebagai berikut:

1. Guru SD inklusi perlu menguasai evaluasi belajar dengan aspek tes dan

non tes yang diharapkan evaluasi belajar dapat membantu siswa

berkebutuhan khusus untuk memperkembangkan potensinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

60

2. Guru perlu mengembangkan kemampuan menevaluasi hasil belajar siswa

agar dapat menerapkan evaluasi belajar yang sesuai dengan karakteristik

siswa berkebutuhan khusus.

3. Guru perlu mengaitkan evaluasi belajar dengan kecerdasan ganda, sebab

kecerdasan ganda yang dimiliki masing-masing siswa berbeda.

Memadukan kecerdasan ganda yang dimiliki siswa dengan evaluasi belajar

yang digunakan dapat membantu siswa untuk menggali potensi yang

dimilikinya.

4. Guru mampu mengembangkan kecerdasan ganda yang dimiliki masing-

masing siswa agar siswa berkebutuhan khusus mendapatkan kesempatan

untuk menjadi sukses terlepas dari kekurangan yang dimilikinya.

5. Orangtua tidak perlu merasa berkecil hati atau malu ketika memiliki anak

dengan kebutuhan khusus, sebab apabila dibimbing dengan evaluasi

belajar yang sesuai, maka anak berkebutuhan khusus mampu menyamakan

dirinya dengan anak yang tidak berkebutuhan secara khusus.

6. Orangtua sebaiknya dengan sadar dan mengetahui bahwa setiap anak

berkebutuhan khusus dan anak yang tidak berkebutuhan secara khusus

mendapatkan porsi pendidikan yang sesuai dengan potensi/kemampuan

yang dimilikinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

61

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Bab V ini akan membahas tentang kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian,

dan saran untuk penelitian selanjutnya.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di sekolah dasar inklusi se-

Kota Yogyakarta dapat diperoleh kesimpulan bahwa evaluasi belajar yang sering

digunakan guru adalah:

1. Di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta menggunakan evaluasi

belajar yang terdiri dari dua aspek yaitu aspek tes dan non tes.

2. Persentase penggunaan evaluasi belajar (a) Evaluasi belajar dengan tes

yang dilakukan guru bentuknya adalah 17.05% melakukan penilaian

evaluasi belajar yang sesuai dengan kemampuan ABK, 8.58% melakukan

penilaian secara berkelanjutan, 5.6% melakukan asesmen awal dan akhir,

5.6% melakukan penilaian kognitif. (b) Evaluasi belajar non tes yang

dilakukan guru bentuknya adalah 15.73% melakukan penilaian secara

berkelanjutan, 6.9% melakukan penilaian afektif, 6.9% melakukan

penilaian psikomotorik, dan 6.4% menyesuaikan instrumen penilaian hasil

belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

62

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Peneliti dalam melakukan penelitian ini menyadari sungguh bahwa masih

banyak kelemahan dan keterbatasan yang dialami. Berikut beberapa keterbatasan

peneliti:

1. Instrumen yang peneliti kembangkan ditunjukan untuk mencari data awal

dalam penelitian, sehingga instrumen yang dikembangkan belum

mencakup evaluasi belajar dengan maksimal.

2. Kuesioner yang dibagikan menggunakan pertanyaan dengan jawaban

tertutup maka kurang menggali data deskripsi .

C. SARAN

Saran yang diberikan peneliti akan digunakan sebagai masukan dan bahan

perbaikan untuk penelitian selanjutnya agar jangan sampai ada keterbatasan

penelitian yang menghambat proses pembelajaran, diantaranya yaitu:

1. Peneliti selanjutnya perlu menyusun instrumen yang mencakup seluruh

evaluasi belajar untuk memperoleh data yang akurat.

2. Peneliti selanjutnya apabila menyusun instrumen pernyataan dapat

menggunakan kuesioner dengan jawaban yang terbuka supaya data yang

diperoleh bervariasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

63

DAFTAR REFERENSI

Darmawan. 2013. Metode penelitian kuantitatif. Bandung: PT. Remaja

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang- Undang

sistem pendidikan nasional no. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. 2007. Kebutuhan dan

pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Pendidikan Luar Biasa. 2004a. Mengenal pendidikan terpadu. Jakarta:

Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan

Nasional.

Ilahi, Moh. 2013. Pendidikan inklusi: konsep & aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Kustawan, D & Meimulyani. 2013. Pendidikan inklusif dan upaya

implementasinya. Jakarta: PT Luxima Metro Medi.

Martono, Nanang. 2005. Metode penelitian kuantitatif analisis isi dan analisis

data sekunder. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Martono, Nanang. 2010. Metode penelitian kuantitatif analisis isi dan analisis

data sekunder. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Permendiknas. 2009. No 70 tahun 2009. Pendidikan inklusi bagi peserta didik

yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat

khsusus. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Rosdakarya Offset.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siregar, Syofian. 2010. Statistika deskriptif untuk penelitian: dilengkapi

perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Siregar, Effendi dan Tukiran. 2011. Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES.

Sugiyono. 2002. Metode penelitian administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

64

Suharsaputra, U. 2014. Metode penelitian: kuantitatif, kualitatif dan tindakan.

Bandung: PT. Refika Aditama

Suparno, dkk. 2007. Pendidikan anak berkebutuhan khusus. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Suparno, Paul 2004. Teori intelegensi ganda dan aplikasi di sekolah. Yogyakarta:

Kanisius.

Suyanto. 2007. Lingkungan inklusi ramah terhadap pembelajaran (LIRP).

Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Syofian, Siregar. 2014. Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Tukiran, Effendi Siregar. 2012. Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES.

Widoyoko, Eko P. 2012. Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sumber Internet:

Florian, Leni. 2008. “Special or inclusive education: future trends”. Dalam

British “journal of special education”. Diunduh 27 Juli, dari

http://eprints.uny.ac.id/4222/1/PENDIDIKAN_UNTUK_ANAK_DENGA

N_TUNALARAS_DALAM_SETING_INKLUSI.doc

Silverman,F.H. 2006. Speech, language, and hearing disorder. Boston: Allyn and

Bacon. Inc. Diunduh 03 Agustus, dari http://lib.education.vnu

.edu.vn:8121/bitstream/123456789/2237/1/ClinicalPsychology11299.pdf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

65

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

1

Lampiran 1 Permohonan Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

2

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Di Sekolah Dasar

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari Dinas Perijinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

4

Lampiran 3 Validasi Dosen A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

10

Lampiran 3 Validasi Dosen B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

12

Lampiran 5 Reliabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

18

Resp

Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1.1.1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

1.3.1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0

1.4.1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

1.5.1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2.2.1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

2.3.1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2.3.1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0

2.4.1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3.1.1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

3.3.1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0

3.4.1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0

3.5.1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4.1.1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0

4.2.1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

4.4.1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

5.2.1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

5.3.1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5.4.1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1

6.1.1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1

6.2.1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1

6.3.1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1

6.4.1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

6.5.1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6.6.1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1

7.1.3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

7.3.1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

7.5.1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

Lampiran 6 Hasil Analisis Instrumen Evaluasi Belajar yang

Digunakan Guru Di Sekolah Dasar Inklusi Se-Kota Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

19

Lampiran 6 Analisis Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

23

Lampiran 7 Contoh Petunjuk Kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

26

Lampiran 8 Kuesioner yang Diisi Responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: EVALUASI BELAJAR YANG DIGUNAKAN GURU DI SEKOLAH … · penilaian hasil belajar. Jadi, evaluasi belajar tes maupun non tes sama-sama digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota

66

BIOGRAFI

PENELITI

Tri Wahyu Setyaningsih, lahir di Sleman pada

tanggal 04 September 1993 sebagai anak ketiga dari

pasangan Suhardjo dan Lucia Sunarningsih. Menempuh

pendidikan formal di SD Tamanan III pada tahun 2006,

SMP Negeri 4 Kalasan lulus pada tahun 2009, dan SMA

Negeri 1 Prambanan, Sleman lulus pada tahun 2012.

Peneliti melanjutkan studi S1 di Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai

macam kegiatan, antara lain:

1. Divisi Acara Dekan Cup 2013.

2. Coordinator Expo Insadha 2014.

3. Divisi Acara Parade Gamelan Anak 2014.

4. Peserta Studium General dengan tema:“Family Problems and

Children’s Motivation to Learn”.

5. Peserta Kuliah Umum dengan tema: “Mental Health in Children:

Theory and Research”.

6. Peserta Seminar for Studium General Entitled: “Learning from the

past for a better future: We and the 1965 tragedy”.

7. Peserta seminar: “Una Seminar and Workshop on Anti Bias

Curriculum and Teaching”.

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis

skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Evaluasi Belajar yang Digunakan

Guru Di SD Inklusi se-Kota Yogyakarta”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI