BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir...

74
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran mata pelajaran PKn yang selama ini diterapkan sifatnya konvensional yaitu proses pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak ikut aktif dalam proses pembelajaran. Guru menerangkan materi pelajaran, tanya jawab, latihan soal dan diakhiri dengan pemberian tugas rumah. Pemebelajaran yang demikian membuat siswa merasa bosan, tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran, sibuk sendiri dengan membuat keramaian di kelas yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Hal ini terbukti bahwa di kelas VIII D rata-rata hasil ulangan blok mata pelajaran PKN hanya mencapai 5,5 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar hanya 4 siswa dari jumlah siswa keseluruhan 34 siswa (11,76 %). Di samping itu , dari hasil angket terhadap 34 siswa di kelas VIII

Transcript of BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir...

Page 1: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembelajaran mata pelajaran PKn yang selama ini diterapkan sifatnya

konvensional yaitu proses pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak ikut aktif

dalam proses pembelajaran. Guru menerangkan materi pelajaran, tanya jawab,

latihan soal dan diakhiri dengan pemberian tugas rumah. Pemebelajaran yang

demikian membuat siswa merasa bosan, tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran,

sibuk sendiri dengan membuat keramaian di kelas yang pada akhirnya

berpengaruh pada hasil belajar siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan

minimal yang telah ditentukan. Hal ini terbukti bahwa di kelas VIII D rata-rata

hasil ulangan blok mata pelajaran PKN hanya mencapai 5,5 dengan jumlah siswa

yang tuntas belajar hanya 4 siswa dari jumlah siswa keseluruhan 34 siswa (11,76

%). Di samping itu , dari hasil angket terhadap 34 siswa di kelas VIII D

megatakan bahwa 48 % siswa merasa bosan karena hanya menggunakan metode

ceramah ketika mengajar, 58 % siswa tidak memperhatikan penjelasan guru ,68 %

siswa mengatakan tidak memahami materi yang telah diajarkan dan 68 % siswa

mengatakan PKn merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Hal yang

demikian tentunya menjadi satu masalah bagi guru untuk mencari jalan

penyelesaiannya. Guru dituntut agar merubah model pembelajaran yang

konvensional dengan model pembelajaran yang kooperatif. Oleh karena itu

1

Page 2: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

diperlukan model pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru namun

melibatkan kektifan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya

ketuntasan belajar dan hasil belajar siswa dapat tercapai.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Pembelajaran konvensional yang selama ini diterapkan guru,

menyebabkan keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung sangat

rendah. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang rendah pula.

Drs. Tijan MSI dalam buku ajar pembelajaran inovatif (bahan ajar PLPG)

mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model

pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama yakni kerjasama antara

siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi

menjadi kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari mataeri pelajaran yang

telah di tentukan. Sdalah satu tipe model pembelajaran kooperatif tersebut adalah

model pembelajaran Jigsaw.

Pada matreri pembelajaran kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di

Indonesia memuat materi penguasaan konsep yang rumit dan pembahasan yang

sangat luas. Oleh karena itu untuk dapat menguasai mater tersebut diperlukan

model pembelajaran yang dapat menuntaskan penguasaan matreri baik melalui

pengajaran oleh guru maupun siswa melalui belajar kelompok. Model

pembelajaran Jigsaw merupakan model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam

satu kelompok (kelompok asal dan kelompok ahli) yang terdiri dari beberapa

2

Page 3: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

siswa yang heterogen. Setiap siswa dalam satu kelompok diberi tugas yang

berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lain, yang anantinya akan

menjadi tim ahli pada suatu topik tertentu dikelompok ahli. Seteleh berdiskusi di

kelompok ahli, siswa akan kembali ke kelompok asal untuk melaporkan hasil

diskusinya kepada anggota lain dikelompok asal tersebut.. Model pembelajaran

tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi, minat dan kektifan siswa dalam

proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa

sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka perumusan

masalah yang muncul adalah :

1. Apakah keaktifan siswa kelas VIII D semester 2 SMP 3 Kalikajar tahun

pelajaran 2009 / 2010 dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi

kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia dapat

ditingkatkan melalui model pembelajaran Jigsaw?

2. Apakah hasil belajar siswa kelas VIII D semester 2 SMP 3 Kalikajar

semester 2 tahun pelajaran 2009 / 2010 pada materi kedaulatan rakyat dan

sistem pemerintahan di Indonesia dapat ditingkatkan melalui model

pembelajaran Jigsaw?

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Jigsaw?

3

Page 4: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui adanya peningkatan keaktifan siswa kelas VIII D semester 2

SMP 3 Kalikajar tahun pelajaran 2009 / 2010 dalam mengikuti proses

pembelajaran pada materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di

Indonesia melalui model pembelajaran Jigsaw.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII D semester 2 SMP

3 Kalikajar tahun pelajaran 2009 / 2010 pada materi kedaulatan rakyat

dan sistem pemerintahan di Indonesia melalui model pembelajaran

Jigsaw

3. Mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Jigsaw

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi siswa , hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bahwa prestasi /

hasil belajar dapat ditingkatkan jika siswa aktif dalam proses belajar

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberi masukan agar menerapkan

model pembelajarn Jigsaw untuk mempelajari materi kedaulatan rakyat

dan sistem pemerintahan di Indonesia karena keaktifan siswa dapat

terbentuk dan hasil belajar dapat ditingkatkan

3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan untuk terus memotivasi guru

dan siswa agar aktif, inovatif dan kreatif dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif sehingga hasil belajar dapat terus meningkat,

4

Page 5: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

yang pada akhirnya dapat mengharumkan nama sekolah baik ditingkat

lokal, nasional bahkan internasional

5

Page 6: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

A. HASIL BELAJAR

Proses belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas merupakan suatu

sistem yang saling berkaitan. Belajar mengajar sebagai suatu proses mharus

memuat 4 komponen belajar utama yaitu tujuan, bahan / materi pelajaran, metode

dan alat yang digunakan dalam proses pengajaran dan penilaian dalam proses

pengajaran. Keempat komponen tersebut harus dipenuhi dalam proses belajar

m,engajar yang saling berkaitan dan saling pengaruh mempengaruhi. Tujuan

dalam proses belajar mengajar merupakan indikator keberhasilan pengajaran. Isi

tujuan pengajaran adalah hasil belajar yang diharapkan. Materi

pelajaranmerupakan bahan yang akan disampaikan kepada siswa yang dapat

mendukung tercapainya tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa. Metode dan

alat pembelajaran berfungsi sebagai media pengalihan pelajaran terhadap tujuan

yang ingin dicapai. Penilaian berfungsi sebagai ukuran tercapai tidaknya tujuan.

Moh. Asikin dkk (2009 : 8) berpendapat guru kiranya bisa memanfaatkan

baik teori Piaget maupun teori Vygotsky dalam upaya untuk melakukan proses

pembelajaran yang efektif. Disatu pihak, guru perlu mengupayakan supaya setiap

siswa berusaha agar bisa mengembangkan diri masing-masing secara maksimal,

yaitu mengembangkan kemampuan berfikir dan bekerja secara independen (sesuai

tori Piaget). Dilain pihak, guru perlu mengupayakan supaya tiap-tiap siswa juga

6

Page 7: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

aktif berinteraksi dengan siswa-siswa lain dan orang-orang lain di lingkungan

masing-masing (sesuai teori Vygotsky)

Menurut S. Suryabrata (1987 : 146 ) yang dikutip oleh Tim pengembangan

MKDK IKIP Semarang (1989 : 148 – 155), faktor-faktor yang mempengaruhi

proses dan hasil belajar adalah :

1. Faktor dari dalam yaitu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar.. Faktor dari dalam meliputi :

a. Kondisi fisiologis meliputi kesegaran jasmani siswa,keadaan gizi

anak, mudah mengantuk dan kondisi panca indera seperti penglihatan,

pendengaran, keutuhan anggota badan

b. Kondisi psikologis meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi,

kemampuan kognitif.

2. Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa yang

dapat mempengauhi proses dan hasil belajar yang meliputi :

a. Faktor lingkungan baik lingkungan alami maupun lingkungan sosial

b. Faktor instrumental yaitu faktor yang adanya dan penggunaanya dirancang

sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan yang meliputi kurikulum,

program, sarana dan fasilitas, guru/ tenaga pengajar.

Dari semua faktor yang mempengaruhi hasil belajar salah satu faktor yang

ada adalah guru. Kualitas guru, kemampuan, kedisplinan dan cara guru mengajar

yang baik akan memungkinkan para siswa dapat belajar dan memperoleh nilai

yang baik. Dalam proses belajar mengajar guru merupakan komponen penting

7

Page 8: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

terhadap keberhasilan belajar siswa. Tugas guru adalah menyediakan, mengatur

lingkungan belajar siswa dan mengatur tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa

agar siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Menurut Robert MW travers (1977 : 28) yang dikutip oleh tim

pengembangan MKDK IKIP Semarang (1989 : 28 -30) dikatakan belajar

mencakup perubahan dalam tingkah laku yang relatif permanen sebagai hasil

penggarapan kondisi-kondisi dalam lingkungan. Dan sebagai hasil belajar, tingkah

laku baru itu merupakan hasil pemodifikasian tingkah laku lama, sehingga

tingkah laku lama itu berubah menjadi tingkah laku yang lebih baik untuk tingkah

laku keseluruhan yang telah dimilki sekarang. Dan perubahan tingkah laku itu

menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik. Namun

demikian tidak semua perubahan perolehan sesuatu yang baru pada tingkah laku

dapat disebut sebagai hasil belajar. Untuk dapat disebut sebagai hasil belajar,

maka perolehan sesautu yang baru itu harus memenuhi beberapa persyaratan

antara lain :

a. Berupa pencapaian sesuatu tujuan belajar

b. Merupakan buah dari proses kegiatan yang disadari

c. Sebagai hasil latihan / uji coba yang disengaja

d. Tidak tanduk yang berfungsi efektif dalam kurun waktu tertentu

e. Sebagai tindak tanduk yang berfungsi positif bagi pengembangan tindak

tanduk lainnya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(1995 : ) pengertian hasil

8

Page 9: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

adalah sesuatu yang diadakan (di buat, dijadikan) oleh usaha. Sedangkan

pengetian belajar (1995 : ) adalah berusaha memperoleh kepandaian / ilmu,

berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Dengan demikian pengertian hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh melalui

sebuah usaha dan latihan untuk memperoleh kepandaian / ilmu. Dan hasil belajar

tersebut berupa perubahan tingkah laku. Dalam hal ini hasil belajar siswa dilihat

dari hasil perolehan nilai dalam bentuk angka baik nilai formatif maupun nilai

ulangan blok / harian.

B. Model Pembelajaran Jigsaw.

Model pmbelajarn Jigsaw dikembangkan oleh Aronson, Blaney, Stepen,

Sikes dan Snapp pada tahun 1978. Adapun langkah-langkah pembelajaranya

adalah sebagai berikut :

1. Siswa dikelompokkan kedalam 4 anggota Tim

2. Tiap orang dalam Tim diberi bagian materi yang berbeda

3. Tiap orang dalam Tim diberi bagian materi yang ditugaskan

4. Anggota dari Tim yang berbeda yang telah mempelajarai bagian / sub bab

yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk

mendiskusikan sub bab mereka

5. seteleh selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kelompok

kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka

tentang sub bab yang mereka kuasi dan setiap angota lainnya

mendengarkan

Page 10: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

9

dengan susngguh-sungguh.

6. Tiap Tim ahli mempersentasikan hasil diskusi

7. Guru memberi evaluasi

8. Penutup,

Menurut Sularyo (2003 : 17 ) yang dikutip oleh Khoirul Anwar (2005)

mengatakan bahwa kelebihan pembelajaran kelompok model Jigsaw adalah

adanya kelompok ahli yang memberikan pembelajaran kepada aggota dalam

kelompoknya. Model pembelajaran Jigsaw memberikan satu tanggung jawab

yang harus diselesaikan oleh siswa secara individu dengan kemampuannya dan

selanjutnya akan dibahas dan dipertahankan dikelompok ahli untuk mendapatkan

satu titik pembahasan yang sama. Sehingga dalam model pembelajaran Jigsaw ini

memberikan satu pengalaman belajar pada siswa untuk belajar mandiri dan

sekaligus belajar berinteraksi dengan teman yang lain.

Langkah –langkah model pembelajaran Jigsaw dalam penelitian ini adalah

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang duharapkan dicapai siswa.

2. Pembentukan kelompok dengan anggota 4 -5 orang secara acak

3. Guru membagi satu set tugas kepada setiap kelompok. Setaip anggota

kelompok mempunyai tugas menyelesaikan tugas yang berbeda dengan

anggota yang lain.

Page 11: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah menyelesaikan tugas yang sama

bertemu dengan anggota lain yang mempunyai tugas yang sama dikelompok

baru (Tim ahli ) untuk mendiskusikan tugas tersebut

10.

5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok

asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang tugas yang

mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-

sungguh.

6. Guru meminta kelompok ahli untuk menyampaikan hasil diskusinya di

depan kelas secara bergantian. Penentuan perwakilan kelompok ahli yang

mempersentasikan hasil diskusinya dilakukan secara undian.

7. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil diskusi

8. Diskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama

9. Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) .

Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

dengan siswa lain. Hasil tes digunakan untuk menentukan perkembangan

prestasi individu. Tes yang digunakan bentuknya isian singkat sesuai dengan

materi yang didiskusikan. Selain tes formatif, diadakan pula tes setelah beberapa

pertemuan ( ulangan harian/ blok ). Ulangan harian ini direncanakan akan

dilaksanakan 2 kali.

Selain tes formatif dan Ulangan harian diadakan pula pengamatan dan

penilaian selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui sejauh mana

Page 12: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

keaktifan dan peranan siswa dalam proses pemebelajaran tersebut. Adapun hal-

hal yang diamati dan dinilai selama proses pembelajaran tersebut adalah :

1. Kemampuan bekerja sama dalam diskusi kelompok asal

2. Kamampuan bekerja sama dalam kelompok ahli

11

3. Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan teman

4. Kemampuan menghormati pendapat teman

5. Kemampuan menyelesaikan tugas.

C. Kerangka Berpikir.

Materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang demikian luas dan

dianggap siswa merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami, membuat guru

harus mampu berinovasi ddalam proses pembelajaran agar ateri dapat diserap dan

dipahami siswa. Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran, antusias dan

mempunyai gairah yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran dapat

tercipta dalam model pembelajaran yang kooperatif .

Dalam penelitian ini diharapkan pembelajaran dengan model Jigsaw dapat

memberikan pengetahuan pada siswa bahwa pada dasarnya setiap siswa

mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan setiap tugasnya secara baik dan

dapat mengkomunikasikan pengetahuannya kepada siswa yang lain. Sehingga

dalam model pembelajaran Jigsaw ini ada tanggung jawab individu sekaligus

tanggung jawab sosial yang tercipta dalam satu tugas proses pembelajaran. Dan

dengan model pembelajaran Jigsaw ini diharapkan pula hasil belajar siswa dapat

Page 13: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

meningkat secara signifikan.

D. Hipotesis Tindakan.

1. Terjadi peningkatan aktivitas siswa SMPN 3 Kalikajar kelas VIII

D

12

semester 2 tahun pelajaran 2009 / 2010 dalam mengikuti proses

pembelajaran pada materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di

Indonesia setelah dalam proses pemebelajaranya menggunakan model

pembelajaran Jigsaw’

2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa SMPN 3 Kalikajar kelas

VIII D semester 2 tahun pelajaran 2009 / 2010 pada materi kedaulatan

rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia setelah dalam proses

pemeblajaranya menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

3. Adanya respon positif dari siswa terhadap penggunaan model

pembelajaran Jigsaw dalam proses pembelajaran pada materi kedaulatan

rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia.

Page 14: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Lokasi penelitian di kelas VIII D SMPN 3 Kalikajar. Waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian tindakan kelas di mulai sejak tanggal 15 Maret 2010 sampai

dengan 17 Mei 2010. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas ini

mengingat hasil belajar siswa selalu rendah dan jauh dari memuaskan.

B. Subyek Penelitian.

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII D SMPN 3 Kalikajar semester 2

tahun pelejaran 2009 / 2010 dengan jumlah siswa 34, pada mata pelajaran PKn

dengan materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia

C. Sumber Data.

1. Hasil belajar siswa pada tes formatif maupun ulangan

harian/ blok.

Page 15: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

2. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru lain sebagai

kolaborator yaitu bapak Iwan Kastiwan, S.Pd selaku sesama guru PKn.

3. Hasil angket siswa.

D. Tehnik dan Alat Pengumpul Data.

Tehnik pengumpulan data yang dipergunakan menggunakan beberapa

14

metode anatara lain :

1. Metode Observasi/ pengamatan

2. Metode Tes

3. Metode Angket

4. Metode Dokumentasi.

Alat pengumpul data yang dipergunakan adalah :

1. Tes hasil belajar

2. Lembar pengamatan / observasi terhadap aktivitas siswa

selama proses

belajar mengajar berlangsung

3. Lembar angket siswa

E. Tehnik Pembahasan dan Analisis Data.

Dalam penelitian ini digunakan dua macam analisis data yaitu analisis data

kualitatif dan analisis data kwantitatif. Analisis data kualitatif dilakukan terhadap

data yang diperoleh dari kegiatan observasi dan angket. Sedang anlisis data

Page 16: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

kualitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari tes formatif maupun tes /

ulangan harian / blok. Adapun rincian pembahasanya adalah sebagai berikut :

1. Tes hasil belajar dianalisis menggunakan rata-rata.

2. Lembar observasi / pengamatan

Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung akan diamati

dan di nilai. Adapun hal-hal yang akan diamati dan dinilai adalah :

1. Kemampuan bekerja sama dalam diskusi kelompok asal

15

2. Kemampuan bekerja sama dalam diskusi kelompok ahli

3. Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan teman

4. Kemapuan menghormati pendfapat teman.

5. Kemampuan menyelesaikan tugas.

Skor pengamatan di isi dengan menggunakan skala Likert rentang 1 – 5

dan di analisis menggunakan prosentase dengan rincian sebagai berikut :

Skor 1 : menunjukkan siswa sangat pasif

Skor 2 : menunjukkan siswa pasif

Skor 3 : menunjukkan siswa cukup aktif

Skor 4 : menunjukkan siswa aktif

Skor 5 : menunjukkan siswa sangat aktif.

3. Angket siswa

Untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran Jigsaw,

digunakan analisis prosentase (%) yaitu banyaknya setiap respon dibagi

dengan seluruh responden di kali 100 %.

Page 17: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

F. Prosedur Penelitian.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus

penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan

tindakan (planing), penerapan tindakan (acting), observasi (observing) dan refeksi

( refecting)

Siklus I

16

1. Perencanaan tindakan.

Langkah yang dilakukan meliputi :

a. Membuat skenario pemeblajaran termasuk soal tes

formatif.

b. Menyiapkan pembentukan kelompok diskusi secara acak

dengan cara berhitung.

c. Menyiapkan soal untuk didiskusikan masing-masing

kelompok.

d. Menyiapkan lembar kegiatan siswa untuk bahan /materi pembelajaran

e. Membuat lembar observasi untuk mengamati dan

menilai keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

2. Pelaksanaan.

Pelaksanaan proses pemebelajaran yang meliputi pendahuluan, kegiatan

inti dan penutup, mengacu pada skenario pembelajaran yang telah di buat. Pada

siklus I ini membahas materi dengan sub pokok bahasan kedaulatan rakyat.

Page 18: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

3. Pengamatan.

Tahap observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan. Observer

mengamati dan mencatat setiap perilaku siswa yang menunjukkan keaktifan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran dengan aspek penilaian yang tertera dalam

lembar observasi.

4. Refeksi.

Refeksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama proses

pembelajaran berlangsung. Permasalahan yang muncul didiskusiakn untuk

menvcari alternatif pemecahannya, yang selanjutnya didirumuskan untuk

17

dilaksanakan dalam siklus berikutnya.

Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I.

Perbedaanya adalah siklus II merupakan tindak lanjut dari refeksi siklus I,

sehingga diharapakan siklus II ini hasilnya lebih baik dari pada siklus I.

Perbedaan selanjutnya adalah ketika pelaksanaan materi pembahasannya berbeda

. Pada siklus II ini materi yang akan di bahas adalah sistem pemerintahan di

Indonesia.

G. Indikator Kinerja.

1. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

dikatakan meningkat apabila minimal mencapai 75 %

Page 19: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

2. Hasil belajar dikatakan meningkat apabila rata-rata hasil

belajar siswa minimal mencapai 68 (KKM 65) dengan ketuntasan

klasikal minimal 85 % dengan jumlah siswa yang mempunyai nilai diatas 6,5

minimal 29 siswa

3. Respon siswa terhadap penggunakan model pembelajaran

Jigsaw dalam proses pembelajaran dikatakan positif apabila rata-rata

minimal 80 % siswa memberikan respon yang baik (menjawab “ya”).

18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan pembahasan siklus I

1. Hasil penelitian siklus I

a. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa

Tabel 1. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa.

NO Aspek yang di amati Siklus I

Pert

1

Pert 2 Rata-

rata

%

1 Kemampuan bekerjasama dalam 99 113 106 62,35

Page 20: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

diskusi kelompok asal %

2 Kemampuan bekerjasama dalam

diskusi kelompok ahli

99 101 100 58,82

%

3 Antuasias siswa dalam mendengarkan

penjelasan teman

96 113 104,5 61,47

%

4 Kemampuan menghormati pendapat

teman

92 115 103,5 60,88

%

5 Kemampuan menyelesaikan tugas 128 121 124,5 73,23

%

Jumlah 514 563 538,5 63,35

%

Skor maksimal 850 850 850

Rata-rata 60,47 66,24 63,35

19

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan pada pertemuan 1 aktifitas siswa

sebesar rata-rata 60,47 sedangkan pada pertemuan 2 aktifitas siswa rata-

rata 66,24 dengan rata-rata siklus I sebesar 63,35 % siswa aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran dan yang tidak aktif sebesar 36,65 %.

b. Hasil belajar

1). Tes formatif.

Pada siklus I , pertemuan 1 siswa yang telah tuntas belajar atau

memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 26 siswa ( 76 % ) dan yang belum

tuntas sebanyak 8 siswa (24 %) dengan rata-rata 73,53, sedangkan pada

pertemuan 2 siswa yang telah tuntas belajar atau memperoleh nilai

Page 21: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

minimal 65 sebanyak 28 siswa ( 82 % ) dan yang belum tuntas sebanyak 6

siswa ( 18 %) dengan rata-rata 73,68. Pada siklus I ini rata-rata tes

formatif mencapai angka73,60.

2). Ulangan Harian / ulangan Blok

Pada siklus I ini siswa yang telah tuntas belajar atau memperoleh nilai

minimal 65 sebanyak 29 siswa (85 %) dan yang belum tuntas belajar

sebanyak 5 siswa (15 %) dengan rata-rata 81,84.

c. Hasil Angket siswa.

Hasil angket pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil angket siswa

20

NO PERTANYAAN Jawaban (%)

YA TIDAK

1 Apakah anda suka belajar PKN? 79,41 % 20,59 %

2 Apakah anda tidak senang jika guru hanya

menggunakan metode ceramah dalam

menyampaikan pelajaran?

85,29 % 14,71 %

3 Apakah anda senang terhadap model pembelajaran

Jigsaw yang dilaksanakan guru dalam

menyampaikan pelajaran?

85,29 % 14,71 %

4 Apakah anda mulai mengenal model

pemebelajaran Jigsaw ini?

70,59 % 29,41 %

5 Apakah dengan menggunakan model pembelajaran 82,35 % 27,65 %

Page 22: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

Jigsaw ini, dapat membantu anda memahami

konsep kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan

Indonesia?

6 Apakah anda dapat mengikuti model pembelajaran

Jigsaw ini?

79,41 % 20,59 %

7 Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat

membantu memotivasi belajar anda?

82,35 % 27,65 %

8 Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat

melatih anda untuk berkomunikasi dengan baik

terhadap teman anda?

85,29 % 14,71 %

9 Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat

membantu anda untuk menaikkan nilai UH/ UB

anda?

76,47 % 23,53 %

10 Apakah anda tertarik untuk terus menggunakan

model pembelajaran Jigsaw ini?

82,35 % 27,65 %

Rata-rata 80,88 % 19,12 %

21

Berdasarkan pada tabel 2 diatas diketahui bahwa 80,88 % siswa

menjawab “ya”( menunjukkan menunjukkan sikap positif) terhadap

penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam menyampaikan materi

kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia sedangkan

19,12 % siswa menjawab “tidak” (menunjukkan sikap negatif) terhadap

penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam menyampaikan materi

pelajaran.

2. Pembahasan Siklus I

a. Hasil Observasi terhadap aktivitas belajar siswa.

Page 23: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

Pada siklus I ini menunjukkan hasil 63,35 % siswa aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran, sedangkan siswa yang tidak aktif sebesar

36,65 %. Namun jika dilihat dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 mengalami

kenaikan / peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran sebesar 5,77 (9,54 %).

Dari 5 (lima) aspek yang diamati terdapat 4 aspek yang menonjol

sebagai penyebab kurangnya aktivitas siswa dalam proses belajar

mengajar, yaitu

1. Siswa kurang mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok asal.

Hal ini terjadi disebabkan siswa masih kebingungan dengan materi yang

akan dibahas dan kurang mempersiapkan diri untuk berdiskusi. Langkah

yang ditempuh guru adalah guru memberitahukankan kepada siswa

materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya kemudian siswa

22

disuruh membaca materi tersebut terlebih dahulu agar ketika diskusi

dimulai, siswa sudah mempunyai gambaran yang akan dikerjakan dan

siap melaksanakan diskusi.

2. Siswa kurang mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok ahli.

Hal ini terjadi karena siswa merasa sudah benar dalam mengerjakan

tugasnya dikelompok asal, dan ketika bertemu dikelompok ahli mereka

tidak mampu mengkomunikasikan hasilnya kepada teman lain

dikelompok ahli tersebut. Dan ketika mereka bertemu bukanya

Page 24: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

membahas materi malah banyak siswa yang asyik sendiri berbicara dan

guyon. Langkah yang ditempuh guru adalah :

b. Memberikan bonus nilai kepada kelompok ahli yang sungguh-

sungguh berdiskusi membahas materi

c. Mengurangi nilai kepada siswa yang tidak ikut membahas

materi dan hanya guyon sendiri

d. Mengajak dan mengarahkan siswa agar berani mengemukakan

hasil pekerjaanya kepada teman lain

3. Siswa kurang antusias mendengarkan penjelasan teman

Hal ini terjadi karena teman yang memberi penjelasan dengan suara yang

lemah lembut dan kurang lantang, sehingga tidak menarik perhatian

teman lain dalam kelompok diskusi asal. Apalagi yang menerangkan

adalah teman sendiri yang kemampuannya sama sehingga kurang

didengarkan oleh teman lain. Langkah yang ditempuh guru adalah :

23

a. Menekankan pada siswa untuk mendengarkan penjelasan dari

teman karena akan ada tes formatif setelah pembahasan materi

selesai

b. Menanamkan sikap moral yang baik untuk selalu dapat

mendengarkan orang lain yang sedang berbicara

c. Memberikan bonus nilai kepada siswa yang susngguh-sungguh

memperhatikan penjelasan teman lain.

4. Siswa kurang mampu menghormati pendapat teman.

Page 25: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

Hal ini terjadi disebabkan siswa ngotot dengan kebenaran hasil

pekerjaanya sendiri yang belum tentu kebenaranya, dan siswa tidak mau

tahu dengan hasil pekerjaan teman lain yang sama tugasnya dengan

dirinya. Langkah yang ditempuh guru adalah

a. Menyampaikan pada siswa bahwa sumber buku

acuanya adalah sama , maka kebenaran pekerjaan disesuaikan

dengan sumber buku acuan yang ada, sehingga dicapai titik temu

kebenaran yang sama.

b. Dalam menyelesaikan masalah tidak usah dengan

cara ngotot- ngototan tetapi diselesaikan dengan cara yang baik

dan halus.

b. Hasil belajar

1). Tes Formatif.

Dilihat dari rata-rata yang dicapai dalam tes formatif ini telah

memenuhi indikator kerja yang telah ditetapkan yaitu sebesar lebih dari 68

24

karena mencapai rata-rata 73,6. Namun jika dilihat dari ketuntasan

minimal klasikal belumlah memenuhi kriteria yang diharapkan yaitu

sebesar 85 % (29 siswa tuntas belajar), karena baru mencapai 76 % (26

siswa tuntas belajar). Meskipun demikian jika dilihat dari tes formatif 1 ke

tes formatif 2 mengalami kenaikan / peningkatan ketuntasan belajar

sebanyak 2 siswa (7,69 %) .Faktor penyebab siswa belum dapat mencapai

Page 26: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

ketuntasan belajar klasikal adalah siswa belum terbiasa dengan model

pembelajaran Jigsaw yang dituntut kemandirian dalam belajar dan

menyelesaikan tugas sekaligus mengkomunikasikan hasilnya kepada

teman lain. Disamping itu dalam tes formatif ini siswa dituntut cepat

menyelesaikan tes dengan cara guru mendekte soal untuk kemudian siswa

langsung menjawab, akibatnya siswa kurang konsentrasi terhadap

pertanyaan yang diajukan guru. Oleh karena itu ,dalam pembelajaran

berikutnya, guru perlu menyiapkan soal untuk dibagikan kepada siswa

ketika tes formatif berlangsung yaitu 1 lembar untuk 1 siswa.

2). Ulangan Harian / Ulangan Blok.

Pada siklus I ini ketuntasan minimal klasikal yang dicapai sudah

mencapai indikator yang diharapkan yaitu sebesar 85 % (29 siswa tuntas

belajar ) dengan nilai rata-rata 78,16. Namun demikian penelitian ini akan

terus dilanjutkan pada siklus yang ke dua untuk mengetahui seberapa besar

peningkatan belajar siswa.

25

Pada siklus I ini setelah guru menggunakan model

pembelajaran Jigsaw menunjukkan rata-rata 80,88 % siswa menyatakan

menjawab “ya” dan 19,12 % siswa menyatakan menjawab “tidak” Ini

berarti indikator kerja yang diinginkan tercapai dan siswa menyatakan

respon yang positif terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw.

Page 27: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

Dan dari 10 item yang ditanyakan menunjukkan adanya 6 hal yang

menonjol :

1). Sebesar 85,29 % siswa menyatakan tidak senang jika guru hanya

menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan materi

pelajaran. Hal ini disebabkan metode ceramah cenderung satu arah, tidak

mendorong siswa untuk aktif dan kreatif serta membosankan.

2). Sebesar 85,29 % siswa menyatakan senang dengan model

pembelajaran Jigsaw. Hal ini disebabkan siswa bebas berekspresi dan

menuangkan ide kreatifnya dalam menyelesaikan tugas.

3). 82,35 % siswa menyatakan model pembelajaran Jigsaw dapat

membantu memahami konsep materi kedaulatan rakyat dan sistem

pemerintahan Indonesia . Hal ini mengingat begitu luasnya materi ini

sehingga dibutuhkan kemandirian ,keaktifan dan kerjasama siswa dalam

belajar

4). Sebesar 82,35 % siswa menyatakan model pembelajaran Jigsaw

dapat membantu memotivasi belajar siswa. Penggunaan model

26

pembelajaran Jigsaw nyata-nyata dapat menghilangkan kebosanan siswa

dalam belajar yang selama ini hanya menggunakan metode ceramah saja.

5) Sebesar 85,29 % siswa menyatakan bahwa model pembelajaram

Jigsaw dapat membantu melatih untuk berkomunikasi dengan baik

terhadap temanya. Hal initerjadi karena dalam model pembelajaran

Page 28: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

Jigsaw ini memang siswa dilatih untuk belajar mandiri sekaligus belajar

bekerjasa dengan teman lain yang pada akhirnya siswa dituntut untuk

juga dapat berkomunikasi dengan baik dengan temanya baik dikelompok

asal maupun kelompok ahli.

6). Sebesar 82,35 % siswa menyatakan tertarik untuk menggunakan

model pembelajaran Jigsaw ini dalam menyampaikan materi pelajaran.

Hal ini disebabkan siswa sudah dapat merasakan manfaatnya dalam

proses pembelajaran yaitu belajar mandiri , bekerjasama dan saling

menghormati.

B. Hasil dan Pembahasan Siklus 2

1. Hasil Penelitian Siklus II.

a. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa

Setelah diadakan berbagai perbaikan dari hasil observasi pada siklus I,

maka diperoleh data hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa

seperti terdapat dalam tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa .

27

NO Aspek yang di amati Siklus II

Pert 1 Pert 2 Rata-

rata

%

1 Kemampuan bekerjasama dalam

didkusi kelompok asal

120 143 131.5 77,35

%

2 Kemampuan bekerjasama dalam 120 143 131,5 77,35

Page 29: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

diskusi kelompok ahli %

3 Antuasias siswa dalam

mendengarkan penjelasan teman

130 130 130 76,47

%

4 Kemampuan menghormati

pendapat teman

133 130 131,5 77,35

%

5 Kemampuan menyelesaikan tugas 153 158 155,5 91,47

%

Jumlah 656 704 684,5 80,53

%

Skor maksimal 850 850 850

Rata-rata 77,18 82,82 80,53

Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa pada pertemuan 1

aktivitas siswa sebesar 77,18 sedangkan pada pertemuan 2 aktivitas

siswa sebesar 82,82 dengan rata-rata pada siklus II sebesar 80,53 %

siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, sedangkan 19,47 %

28

Siswa kurang aktif.

b. Hasil belajar

1). Tes formatif.

Pada siklus II , pertemuan 1 siswa yang telah tuntas belajar atau

memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 29 siswa ( 85 % ) dan yang

belum tuntas sebanyak 5 siswa (15 %) dengan rata-rata 72,79, sedangkan

Page 30: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

pada pertemuan 2 siswa yang telah tuntas belajar atau memperoleh nilai

minimal 65 sebanyak 31 siswa ( 91 % ) dan yang belum tuntas sebanyak

3 siswa ( 9 %) dengan rata-rata 75. Pada siklus II ini rata-rata tes

formatif mencapai angka 73,9.

2). Ulangan Harian / ulangan Blok

Pada siklus II ini siswa yang telah tuntas belajar atau memperoleh

nilai minimal 65 sebanyak 30 siswa (88 %) dan yang belum tuntas

belajar sebanyak 4 siswa (12 %) dengan rata-rata 78,66.

c. Hasil Angket siswa.

Hasil angket pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil angket siswa

NO PERTANYAAN Jawaban (%)

YA TIDAK

1 Apakah anda suka belajar PKN? 85,29 % 14,71 %

2 Apakah anda tidak senang jika guru hanya

menggunakan metode ceramah dalam

menyampaikan pelajaran?

85,29 % 14,71 %

3 Apakah anda senang terhadap model

pembelajaran Jigsaw yang dilaksanakan guru

dalam menyampaikan pelajaran?

97,06 % 2,94 %

4 Apakah anda mulai mengenal model

pemebelajaran Jigsaw ini?

79,41 % 20,59 %

5 Apakah dengan menggunakan model

pembelajaran Jigsaw ini, dapat membantu anda

memahami konsep kedaulatan rakyat dan sistem

91,18 % 8,82 %

Page 31: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

pemerintahan Indonesia?

6 Apakah anda dapat mengikuti model

pembelajaran Jigsaw ini?

82,35 % 17,65 %

7 Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat

membantu memotivasi belajar anda?

97,06 % 2,94 %

8 Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat

melatih anda untuk berkomunikasi dengan baik

terhadap teman anda?

91,18 % 8,82 %

9 Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat

membantu anda untuk menaikkan nilai UH/ UB

anda?

85,29 % 14,71 %

10 Apakah anda tertarik untuk terus menggunakan

model pembelajaran Jigsaw ini?

88,24 % 11,76 %

Rata-rata 88,23 % 11,77 %

Berdasarkan pada tabel 4 di atas diketahui bahwa 88,23 % siswa

menjawab “ya”( menyatakan sikap positif) dan 11,77 % siswa menjawab

“tidak” (menyatakan sikap negatif) terhadap penggunaan model

pembelajaran Jigsaw dalam menyampaikan materi kedaulatan rakyat dan

sistem pemerintahan di Indonesia.

30

2. Pembahasan Siklus II.

a. Hasil Observasi terhadap aktivitas belajar siswa.

Pada siklus II pertemuan 1 siswa yang aktif sebesar rata—rata

77,18 dan yang tidak aktif sebesar 22,82 sedangkan pada pertemuan 2

siswa yang aktif sebesar rata-rata 82,82 dan yang tidak aktif sebesar

Page 32: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

17,18 dengan rata-rata 80,53 % siswa aktif dan yang tidak aktif sebesar

19,47 %. Jika dibandingkan dengan hasil pada siklus I pertemuan 1

dengan rata-rata keaktifan siswa sebesar 60,47 maka terjadi kenaikan

sebesar 16,71 (27,63 %) dan pada pertemuan 2 siklus I keaktifan siswa

mencapai 66,24 maka terjadi kenaikan sebesar 16,58 (25,03 %). Apabila

dibandingkan dengan rata-rata hasil pada siklus I yang mencapai 63,35

maka pada siklus II ini rata-ratanya juga mengalamai kenaikan sebesar

17,18 ( 27,11 %). Melihat hasil yang demikian, maka telah memenuhi

indikator yang telah ditetapkan sebesar 75 % siswa aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran, karena rata-ratanya mencapai 80,53 % .

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran

Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses

32

pembelajaran.

b. Hasil belajar

1). Tes Formatif.

Pada siklus II, tes formatif 1 siswa yang tuntas (nilai minimal 65)

berjumlah 29 siswa (85 %) dengan rata-rata 72,79, sedangkan pada tes

formatif 2 siswa yang tuntas (nilai minimal 65) berjumlah 31 (91 %)

dengan rata-rata 75. Dilihat dari rata-rata yang dicapai dalam tes

formatif ini telah memenuhi indikator kerja yang telah ditetapkan yaitu

sebesar lebih dari 68 karena mencapai rata-rata 73,9 dan jika dilihat dari

ketuntasan belajar minimal juga telah memenuhi indikator yang

Page 33: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

diharapkan sebesar 85 % (minimal 29 siswa tuntas belajar) karena

mencapai 91 % (31 siswa tuntas belajar). Apabila dibandingkan dengan

siklus I, terjadi kenaikan ketuntasan belajar siswa terhadap konsep

kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesias sebesar 10,71

%. Sedangkan jika dilihat dari tes formatif 1 ke tes formatif 2, pada

siklus II ini juga mengalami kenaikan / peningkatan ketuntasan belajar

sebanyak 2 siswa (6,90 %) dan jika dilihat dari rata-ratanya juga

mengalami kenaikan sebesar 0,3 ( 0,41 %) . Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kedaulatan rakyat dan

sistem pemerintahan di Indonesia.

2). Ulangan Harian / Ulangan Blok.

33

Pada siklus II ini ketuntasan minimal klasikal yang dicapai sudah

mencapai indikator yang diharapkan yaitu sebesar 85 % (29 siswa tuntas

belajar) karena mencapai 88 % (30 siswa tuntas belajar ) dengan nilai

rata-rata 78,66. Apabila dibandingkan dengan siklus I, terjadi kenaikan

ketuntasan belajar sebesar 3,45 %.dan kenaikan rata-rata hasil belajar

sebesar 0,64 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan

model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia.

c. Hasil angket siswa

Page 34: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

Pada siklus II,diperoleh hasil 88,23 % siswa menjawab

“ya”( menyatakan sikap positif) dan 11,77 % siswa menjawab “tidak”

(menyatakan sikap negatif) terhadap penggunaan model pembelajaran

Jigsaw dalam menyampaikan materi kedaulatan rakyat dan sistem

pemerintahan di Indonesia. Apabila dibandingkan dengan hasil pada

siklus I dengan perolehan 80,88 % menjawab “ya” dan 19,12 %

menjawab “tidak” terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw

maka terjadi kenaikan respon positif siswa sebesar 7,35 (9,09 %) dan

penurunan respon negatif sebesar 7,35 (38,44 %). Sehingga berdasarkan

pada hasil siklus II ini dapat disimpulkan bahwa siswa memberikan

respon positif terhadap penggunakan model pembelajaran Jigsaw dalam

proses pembelajaran karena telah memenuhi indikator yang telah

ditetapkan .

34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

i. Kesimpulan.

b. Penggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat

meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran pada materi

kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia pada siswa kelas

VIII D semester 2 SMP 3 Kalikajar tahun pelajaran 2009/2010 sebesar

80,53 %.

Page 35: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

c. Penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam

proses pembelajaran pada materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan

di Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIII D

semester 2 SMP 3 Kalikajar tahun pelajaran 2009/2010 dengan rata-

rata tes formatif sebesar 73,9 dan ketuntasan klasikal 91 % sedangkan pada

ulangan harian /blok rata-rata sebesar 78,66 dengan ketuntasan klasikal

88 %

d. Respon siswa terhadap penggunaan model

pembelajaran Jigsaw dalam proses pembelajaran pada materi kedaulatan rakyat

dan sistem pemerintahan di Indonesia belajar pada siswa kelas

VIII D semester 2 SMP 3 Kalikajar tahun pelajaran 2009/2010 adalah

positif sebesar 88,23 %

i. Saran.

1. Guru PKn diharapkan dapat menerapkan model

pembelajaran Jigsaw dalam proses pembelajaran pada materi

kedaulatan rakyat dan sistem

35

2. pemerintahan di Indonesia karena dapat

meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa.

3. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut

untuk mata pelajaran yang lain.

4. Guru PKn maupun guru yang lain dapat

menggunakan model pembelajaran Jigsaw sebagai salah satu alternatif

Page 36: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

untuk mengatasi kebosanan siswa dalam proses pembelajaran yang

selama ini hanya menggunakan metode ceramah saja dalam

menyampaikan materi pelajaran.

5. Ada keinginan dari siswa untuk terus

menggunakan model pemebalajaran Jigsaw dan hal ini dapat dimanfaatkan guru

dalam menyampaikan materi pelajaran agar dapat menaikan hasil belajar

keaktifan siswa dalam proses pemebalajaran

.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VIII D SEMESTER 2

SMPN 3 KALIKAJAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Page 37: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

PADA MATERI KEDAULATAN RAKYAT DAN SISTEM

PEMERINTAHAN DI INDONESIA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN JIGSAW

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan Pada Penilaian Angka Kredit

Unsur Pengembangan Profesi

Untuk Kenaikan Pangkat Dari Gol III D Ke IV A

OLEH :

Ida mustikawati, S.Pd

NIP 19710505 199412 2 002

PEMERINTAH KEBUPATEN WONOSOBO

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

SMP NEGERI 3 KALIKAJAR

Jl raya Kembaran, Kalikajar, Wonosobo

Tahun 2010

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII D Semester 2 SMPN 3 Kalikajar Tahun Pelajaran 2009 / 2010 Pada Materi Kedaulatan

Page 38: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

2. Identitas Peneliti : Nama : Ida Mustikawati, S.Pd NIP : 19710505 199412 2 002 Pangkat /Gol. Ruang : Penata Tingkat I / III D Jabatan : Guru Dewasa Tingkat I Unit Kerja : SMP Negeri 3 Kalikajar

3. Lokasi Penelitian : SMP Negeri 3 Kalikajar kabupaten Wonosobo

4. Lama Penelitian : ± 3 bulan ( Maret – Mei 2010 )

5. Biaya Penelitian : Mandiri

Kalikajar, 5 Juni 2010

PenelitiMengetahuiKepala Sekolah

Drs. TRI HUTOMO, MM. IDAMUSTIKAWATI, S.PdNIP 19601218198903 1 005 NIP. 19710505199412 2 002

ii

1. Judul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII D Semester 2 SMPN 3 Kalikajar Tahun Pelajaran 2009 / 2010 Pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

Page 39: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

2. Identitas Peneliti : Nama : Ida Mustikawati, S.Pd NIP : 19710505 199412 2 002 Pangkat /Gol. Ruang : Penata Tingkat I / III D Jabatan : Guru Dewasa Tingkat I Unit Kerja : SMP Negeri 3 Kalikajar

3. Lokasi Penelitian : SMP Negeri 3 Kalikajar kabupaten Wonosobo

4. Lama Penelitian : ± 3 bulan ( Maret – Mei 2010 )5. Biaya Penelitian : Mandiri6. Keterangan : Karya tulis ilmiah ini telah diarsip di perpustakaan

sekolah sejak tanggal 6 Juni 2010

Kalikajar, 6 Juni 2010

Mengetahui Petugas perpustakaanKepala Sekolah

Drs. TRI HUTOMO, MM. PENI PADMOKOWATI, S.PdNIP 19601218198903 1 005 NIP.

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah keaktifan siswa yang masih sangat rendah dalam proses pembelajaran dan hasil belajar yang yang belum memenuhi

Page 40: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Hal ini terbukti bahwa di kelas VIII D rata-rata hasil ulangan blok mata pelajaran PKN hanya mencapai 5,5 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar hanya 4 siswa dari jumlah siswa keseluruhan 34 siswa (11,76 %). Di samping itu , dari hasil angket terhadap 34 siswa di kelas VIII D megatakan bahwa 48 % siswa merasa bosan karena hanya menggunakan metode ceramah ketika mengajar, 58 % siswa tidak memperhatikan penjelasan guru ,68 % siswa mengatakan tidak memahami materi yang telah diajarkan dan 68 % siswa mengatakan PKn merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Hal yang demikian tentunya menjadi satu masalah bagi guru untuk mencari jalan penyelesaiannya.Tujuan penelitian ini adalah : (i) mengetahui adanya peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran melalui model pembelajaran Jigsaw, (ii) mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Jigsaw, (iii) mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Jigsaw. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi dan angket yang kemudian dianalisis sebagai data kualitatif, serta metode tes baik pada tes formatif maupun penilaian hasil ulangan blok yang dianalisis sebagai data kuantitatif yang dilengkapi dengan metode dokumentasi sebagai bukti yang akurat proses pelaksanaan penelitian ini.Data penel;itian yang dikumpulkan berupa hasil belajar siswa baik formatif maupun ulangan blok, hasil pengamatan dan hasil angket siswa Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus terdiri dari : (i) perencanaan, (ii) tindakan, (iii) pengamatan, dan (iv) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan dengan rata-rata 80,53 %, hasil belajar pada tes formatif dapat ditingkatkan dengan rata-rata 73,90 dengan ketuntasan klasikal 91 % sedangkan hasil belajar pada langan harian/ blok dapat ditingkatkan dengan rata-rata 78,66 degan ketuntasan klasikal 88 %, dan respon siswa terhadap model pembelajaran Jigsaw adalah positif sebesar 88,23 %. Hasil ini memenuhi indikator yang telah ditetapkan. Oleh karena itu model pembelajaran Jigsaw dapat diterapkan dalam pembelajaran PKn pada materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia.

Kata-kunci : Model pembelajaran Jigsaw, hasil belajar.

iiiKATA PENGANTAR

Page 41: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh yang telah banyak memberikan

kesempatan , kasih dan sayang-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

tulis ilmiah yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII D

Semester 2 SMPN 3 Kalikajar Tahun Pelajaran 2009 / 2010 Pada Materi

Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Melalui Model

Pembelajaran Jigsaw” ini tanpa ada halangan apapun

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk diajukan kepada tim penilai

pengembangan profesi jabatan guru sebagai salah satu persyaratan pengajuan

angka kredit untuk kenaikan pangkat dari golongan III D ke IV A.

Penghargaan dan ucapan terimakasih yang tidak terhingga penulis

sampaikan kepada :

1. Drs. Tri Hutomo, MM, selaku kepala SMP 3 Kalikajar

2. Siswa-siswi kelas VIII D yang telah berusaha meningkatkan keaktifan dan

hasil belajarnya

3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya tulis ilmiah ini

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kritik dan saran selalu penulis harapkan demi kesempurnaannya.

Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat

memberikan banyak manfaat kepada semua pihak. Amien.

Kalikajar, 5 Juni 2010

Penulis

Ida Mustikawati, S.Pd

NIP 19710505 199412 2 002

iv

DAFTAR ISI

Page 42: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Identifikasi Masalah

2

C. Perumusan Masalah

3

D. Tujuan Penelitian

4

E. Manfaat Penelitian

4

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

A Hasil Belajar 6

B. Model Pembelajaraan Jigsaw 9

C. Kerangka Berfikir 12

D. Hipotesis Tindakan 12

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 14

B. Subjek Penelitian 14

C. Sumber Data 14

D. Teknik Dan Alat Pengumpul Data 14

E. Teknik Pembahasan Dan Analisis Data 15

F. Prosedur Penelitian 16

G. .Indikator Kerja 18

Page 43: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pembahasan Siklus I 19

v

1. Hasil Penelitian Siklus I 19

a. Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Belajar Siswa 19

b. Hasil Belajar 20

c. Hasil Angkat Siswa 20

2. Pembahasan Siklus I 22

a. Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Belajar Siswa 22

B. Hasil Belajar 24

C. Hasil Angkat Siswa 26

B. Hasil Dan Pembahasan Siklus II

1. Hasil Penelitian Siklus II 27

a. Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Belajar Siswa 27

B. Hasil Belajar 29

C. Hasil Angkat Siswa 29

2. Pembahasan Siklus II

A. Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Belajar Siswa 31

B. Hasil Belajar 32

C. Hasil Angket Siswa 33

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 34

B. Saran 34

Daftar Pustaka 36

Lampiran-Lampiran 37

Page 44: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

Vi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Angket Siswa Sebelum Penelitian 38

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tahun Pelajaran 2009/2010 39

3. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa 58

4. Ringkasan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa 62

5. Daftar Nilai Tes Formatif Dan Ulangan Harian/Blok 63

6. Sampel Hasil Diskusi Siswa Pertemuan 1 Siklus I 64

7. Sampel Hasil Diskusi Siswa Pertemuan 2 Siklus I 66

8. Sampel Hasil Diskusi Siswa Pertemuan 1 Siklus II 68

9. Sampel Hasil Diskusi Siswa Pertemuan 1 Siklus II 71

10. Sampel Hasil Tes Formatif Pertemuan I Siklus I 75

11. Sampel Hasil Tes Formatif Pertemuan 2 Siklus I 76

12. Sampel Hasil Tes Formatif Pertemuan I Siklus II 77

13. Sampel Hasil Tes Formatif Pertemuan 2 Siklus II 78

14. Sampel Hasil Ulangan Blok Siklus I 79

15. Sampel Hasilulangan Blok Siklus II 80

16. Sampel Hasil Respon Terhadap Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw 81

Siklus I

17. Sampel Hasil Respon Terhadap Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw 82

Siklus II

18. Foto Kegiatan Belajar Siswa Dalam Melaksanakan Model Pembelajaran 83

Page 45: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

Jigsaw

19. Surat Ijin Melaksanakan PTK dari Kepala SMP 3 Kalikajar 101

vii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 46: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khoirul. Asikin, Moh. Pujiadi. 2009. Cara Cepat Dan Cerdas

Menguasai PTK Bagi Guru. Semarang : Manunggal Karso.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. 1995.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka

Panitia sertifikasi guru rayon XII UNES. 2008. Pendidikan Dan Latihan Profesi

Guru (PLPG) Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2008 Pkn

SMP/MTS. Semarang : UNES.

TIM Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1989. Psikologi Perkembangan.

Semarang : IKIP Semarang Press.

Page 47: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

36

36

Page 48: BAB I · Web viewDiskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) . Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh bekerjasama

19. Surat Ijin Melaksanakan PTK dari Kepala SMP 3 Kalikajar 101

vii

78,16