Etika Profesi Dan Tata Kelola Korporat
-
Upload
renal-rifal -
Category
Documents
-
view
24 -
download
1
description
Transcript of Etika Profesi Dan Tata Kelola Korporat
ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT
“Teori Etika dan Pengambilan Keputusan
Beretika”
Disusun Oleh :
ANDRE KURNIAWAN
RENAL RIFAL
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2015
Etika dan Moral
Terdapat beberapa defenisi mengenai etika. Brooks dan Dunn (2012)
menggunakan defenisi dari encyclopedia of Philosophy, yang melihat etika dari
tiga defenisi yaitu:
1. Suatu pola umum atau cara hidup.
2. Suatu rangkaian peraturan tentang tingkah laku atau moral.
3. Penyelidikan tentang cara hidup dan peraturan tingkah laku.
Menurut Ensiklopedi Filosofi, moralitas dan moral memiliki empat karakteristik
yaitu:
1. Keyakinan tentang sifat manusia.
2. Keyakinan tentang apa yang bagus atau berguna untuk diri sendiri.
3. Peraturan yang menentukan apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang
sebaiknya tidak dilakukan.
4. Motif yang mendorong kita untuk memilih hal yang benar atau salah.
Setiap aspek di atas akan dieksplorasi menggunakan teori etika yang diaplikasikan
dalam membuat keputusan etis dalam sebuah lingkungan bisnis yaitu
utilitarianism, deontologi, keadilan dan kejujuran, dan virtue ethics.
Walaupun setiap teori menekankan aspek yang berbeda tentang moral, akan tetapi
teori-teori tersebut memiliki beberapa persamaan, khususnya yang berfokus
tentang apa yang seharusnya atau tidak seharusnya dilakukan. Teori-teori tersebut
bertujuan untuk membantu dalam membuat keputusan yang etis.
Semua orang mengetahui apa yang baik dan buruk. Dilema etika timbul ketika
harus memilih antara dua alternatif. Dilema etika meningkat karena tidak ada
pilihan yang sepenuhnya benar. Namun, ada alasan yang memaksakan setiap
alternatif bagi individu untuk memutuskan alternatif mana yang dipilih. Seorang
pembuat keputusan yang etis seharusnya tidak memilih hanya karena pilihan
tersbut sudah dipilih oleh banyak orang supaya konsisten. Namun, sebagai orang
yang etis, seseorang dapat memiliki pendirian tentang masalah kehidupan manusia
2
yang sulit dan penting dan dapat menerangkan serta menjustifikasi pendiriannya.
Seseorang harus dapat mengatakan dengan jelas dan mempertahankan alasan
mengapa ia memilih suatu tindakan atau keputusan menggunakan teori dan alasan
etika.
Di dalam bisnis, ada banyak faktor yang mempengaruhi seorang pembuat
keputusan dalam membuat keputusan yang benar. Faktor-faktor tersebut
dikelompokkan menjadi kendala organisasional dan karakter personal. Kendala
organisasional meliputi sistem reward, budaya organisasi, dan sifat manajemen
puncak dalam perusahaan tersebut. Orang akan melakukan pekerjaan sesuai
dengan upah yang diiterimanya, jika sistem reward meningkatkan keraguan atau
menurunkan semangat untuk melakukan diskusi etis tentang tindakan yang
dianjurkan, maka karyawan tidak akan mempertimbangkan faktor etika dalam
pembuatan keputusan. Nilai organisasi mempengaruhi perilaku karyawan dan
manajer senior. Jika karyawan mengetahui bahwa perusahaan memilih atau
mendukung konsumen yang melakukan tindakan tidak etis namun dewan direktur
menunjukkan tingkah laku yang “bossy”, maka karyawan junior akan berpikir
bahwa etika dan melakukan tindakan yang benar adalah tidak penting dalam
bisnis.
Karakteristik personal mempengaruhi apa yang sebenarnya dianggap benar
misalnya terkait dengan pemahaman bisnis yang menyesatkan, komitmen yang
berlebihan terhadap perusahaan, dan ketidakdewasaan etika. Beberapa karyawan
memiliki pemikiran yang keliru, yaitu tujuan bisnis adalah hanya mendapatkan
laba.
Etika dan Bisnis
Terdapat tiga faktor yang dapat menjelaskan mengapa seseorang harus berlaku
etis, yaitu agama, hubungan dengan orang lain, dan persepsi tentang diri sendiri.
1. Faktor agama menyebutkan bagaimana seseorang seharusnya hidup
berdasarkan prinsip agama.
3
2. Faktor hubungan dengan orang lain menyebutkan bahwa manusia adalah
makhluk sosial yang hidup bermasyarakat dengan orang lain. Secara
alamiah, seseorang mengembangkan emosional yang kuat dengan orang
lain, seseorang sering menunjukkan melului tindakan yang penuh kasih
sayang dan pengorbanan. Melalui interaksi, seseorang menjadi simpatik
terhadap emosi dan perasaan mereka.
3. Faktor persepsi tentang diri sendiri menyebutkan bahwa seseorang
berperilaku etis karena self-interest. Aspek fundamental sifat manusia
adalah bahwa mereka adalah self-interest. Walaupun seseorang hidup
dalam masyarakat, setiap orang hidup memiliki kehiduan sendiri yang
unik. Contohnya, faktor yang mempengaruhi saya adalah penting bagi
saya. Oleh karena it, ada perbedaan antara self-interest dan selfishness.
Selfishness hanya fokus pada diri sendiri dan mengutamakan kepentingan
individu di atas kepentingan orang lain. Sedangkan, self-interest adalah
ketertarikan yang fokus pada diri sendiri bukan ketertarikan dalam diri
sendiri. Self-interest tidak didefinisikan hanya ketertarikan yang fokus
pada individu tetapi juga tentang semua hal yang berhubungan dengan
individu tersebut, yaitu keluarga, temanm dan masyarakat di mana ia
hidup. Self-interest mempunyai hubungan dekat dengan perilaku ekonomi.
Self-interest dan Sebagai Etika
Konsep self-interest menjelaskan social harmony dan kerjasama ekonomi.
Thomas Hobbes (1588-1679) membuktikan bahwa self-interest memotivasi orang
untuk memciptakan kedamaian dalam masyarakat. Dari perspektif ini, masyarakat
dapat dianggap sebagai kontrak voluntary antarindividu dimana kebebasan
individu ditukar dengan kedamaian dan self-preservation. Keinginan terhadap
perlindungan personal menunjukkan bahwa setiap individu membatasi
kebebasannya dengan sukarela untuk melindungi social harmony.
Menurut Smith, bisnis adalah aktivitas sosial dan masyarakat memiliki perilaku
sesuai dengan prinsip etika dan pasar adalah suatu bentuk kompetisi. Perdagangan
4
bergantung pada honoring contract dan kerjasama satu sama lain. Oleh karena itu,
setiap orang harus bertindak sesuai dengan pedoman etika dalam berbisnis. Bisnis
adalah self-interest. Self-interest mempunyai konsekuensi dalam meningkatkan
kesejahteraan sosial setiap orang. Bisnis bukan suatu bentuk ketamakan.
Etika, Bisnis dan Hukum
Etika, bisnis dan hukum saling berhubungan tetapi ada bagian-bagian yang saling
tumpang tindih misalnya masalah aturan dan peraturan yang harus dipatuhi oleh
perusahaan dimana hukum dibuat oleh pemerintah, badan-badan regulator,
asosiasi profesional dan lainya. Ada juga tumpang tindih antara hukum dengan
etika terkait dengan larangan membunuh, dan juga terdapat area lain yang saling
bersinggungan antara aktivitas bisnis dengan norma-norma etika. Intinya adalah
etika seharusnya menjadi panduan tingkah laku diatas hukum. Hukum biasanya
adalah standar minimum tentang tingkah laku yang bisa diterima, akan tetapi
terkadang seringkali terjadi konflik hukum diberbagai negara yang berlarut-larut,
atau mungkin tidak berlaku disuatu tempat. Sehingga dalam kasus seperti itu,
etika ditempatkan diatas hukum standar minimal.
TEORI ETIKA
1. Egoisme
Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan
egoisme, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis
adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia
dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri. Egoisme etis adalah tindakan yang
dilandasi oleh kepentingan diri sendiri. Yang membedakan tindakan berkutat
diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri (egoisme
etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri
ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain,
sedangkan tindakan mementingkan diri tidak selalu merugikan kepentingan
orang lain.
5
2. Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata
Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini,
suatu tindakan dapat dikatan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak
mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal “the
greatest happiness of the greatest numbers”. Perbedaan paham utilitarianisme
dengan paham egoisme etis terletak pada siapa yang memperoleh manfaat.
Egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan individu, sedangkan
paham utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan orang banyak
(kepentingan bersama, kepentingan masyarakat).
Paham utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut :
a. Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya
(akibat, tujuan atau hasilnya).
b. Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya
parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah
ketidakbahagiaan.
c. Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.
3. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban.
Paham deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak
ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi atau akibat dari
tindakan tersebut. Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjadi
pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan. Suatu
perbuatan tidak pernah menjadi baik karena hasilnya baik. Hasil baik tidak
pernah menjadi alasan untuk membenarkan suatu tindakan, melainkan
hanya kisah terkenal Robinhood yang merampok kekayaan orang-orang
kaya dan hasilnya dibagikan kepada rakyat miskin.
6
4. Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan
yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku. Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teori
deontologi, karena hak berkaitan dengan kewajiban. Malah bisa dikatakan,
hak dan kewajiban bagaikan dua sisi dari uang logam yang sama. Dalam teori
etika dulu diberi tekanan terbesar pada kewajiban, tapi sekarang kita
mengalami keadaan sebaliknya, karena sekarang segi hak paling banyak
ditonjolkan. Biarpun teori hak ini sebetulnya berakar dalam deontologi,
namun sekarang ia mendapat suatu identitas tersendiri dan karena itu pantas
dibahas tersendiri pula. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat
semua manusia itu sama. Karena itu teori hak sangat cocok dengan suasana
pemikiran demokratis. Teori hak sekarang begitu populer, karena dinilai
cocok dengan penghargaan terhadap individu yang memiliki harkat tersendiri.
Karena itu manusia individual siapapun tidak pernah boleh dikorbankan demi
tercapainya suatu tujuan yang lain.
Menurut perumusan termasyur dari Immanuel Kant : yang sudah kita kenal
sebagai orang yang meletakkan dasar filosofis untuk deontologi, manusia
merupakan suatu tujuan pada dirinya (an end in itself). Karena itu manusia
selalu harus dihormati sebagai suatu tujuan sendiri dan tidak pernah boleh
diperlakukan semata-mata sebagai sarana demi tercapainya suatu tujuan lain.
5. Teori Keutamaan (Virtue Theory / Virtue Ethic)
Virtue Ethic berasal dari pemikiran aristoteles yang mencoba membuat konsep
mengenai kehidupan yang baik. Kebahagiaan menurut aristoteles adalah
kegiatan jiwa bukan kegiatan fisik sebagaimana konsep kebahagiaan
hedonisme, kita akan mencapai kebahagiaan dengan kehidupan yang penuh
kebajikan. Virtue adalah karakter jiwa yang terwujud dalam tindakan
sukarela.Dalam teori-teori yang dibahas sebelumnya, baik buruknya perilaku
manusia dipastikan berdasarkan suatu prinsip atau norma. Dalam konteks
7
utilitarisme, suatu perbuatan adalah baik, jika membawa kesenangan sebesar-
besarnya bagi jumlah orang terbanyak. Dalam rangka deontologi, suatu
perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan prinsip “jangan mencuri”, misalnya.
Menurut teori hak, perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan hak manusia.
Teori-teori ini semua didasarkan atas prinsip (rule-based).
Disamping teori-teori ini, mungkin lagi suatu pendekatan lain yang tidak
menyoroti perbuatan, tetapi memfokuskan pada seluruh manusia sebagai
pelaku moral. Teori tipe terakhir ini adalah teori keutamaan (virtue) yang
memandang sikap atau akhlak seseorang. Dalam etika dewasa ini terdapat
minat khusus untuk teori keutamaan sebagai reaksi atas teori-teori etika
sebelumnya yang terlalu berat sebelah dalam mengukur perbuatan dengan
prinsip atau norma. Namun demikian, dalam sejarah etika teori keutamaan
tidak merupakan sesuatu yang baru. Sebaliknya, teori ini mempunyai suatu
tradisi lama yang sudah dimulai pada waktu filsafat Yunani kuno.
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah
diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara
moral. Kebijaksanaan, misalnya, merupakan suatu keutamaan yang membuat
seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi. Keadilan adalah
keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama
apa yang menjadi haknya. Kerendahan hati adalah keutamaan yang membuat
seseorang tidak menonjolkan diri, sekalipun situasi mengizinkan. Suka bekerja
keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecenderungan
spontan untuk bermalas-malasan. Ada banyak keutamaan semacam ini.
Seseorang adalah orang yang baik jika memiliki keutamaan. Hidup yang baik
adalah hidup menurut keutamaan (virtuous life).
Menurut pemikir Yunani (Aristoteles), hidup etis hanya mungkin dalam polis.
Manusia adalah “makhluk politik”, dalam arti tidak bisa dilepaskan dari polis
atau komunitasnya. Dalam etika bisnis, teori keutamaan belum banyak
dimanfaatkan. Solomon membedakan keutamaan untuk pelaku bisnis
8
individual dan keutamaan pada taraf perusahaan. Di samping itu ia berbicara
lagi tentang keadilan sebagai keutamaan paling mendasar di bidang bisnis.
Diantara keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut :
kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini
berkaitan erat satu sama lain dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih di
antaranya. Kejujuran secara umum diakui sebagai keutamaan pertama dan
paling penting yang harus dimiliki pelaku bisnis. Kejujuran menuntut adanya
keterbukaan dan kebenaran. Jika mitra bisnis ingin bertanya, pebisnis yang
jujur selalu bersedia memberi keterangan. Tetapi suasana keterbukaan itu
tidak berarti si pebisnis harus membuka segala kartunya. Sambil berbisnis,
sering kita terlibat dalam negosiasi kadang-kadang malah negosiasi yang
cukup keras dan posisi sesungguhnya atau titik tolak kita tidak perlu
ditelanjangi bagi mitra bisnis. Garis perbatasan antara kejujuran dan
ketidakjujuran tidak selalu bisa ditarik dengan tajam.
Ketiga keutamaan lain bisa dibicarakan dengan lebih singkat. Keutamaan
kedua adalah fairness. Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang
wajar kepada semua orang dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa
disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi. Insider trading
adalah contoh mengenai cara berbisnis yang tidak fair. Dengan insider trading
dimaksudkan menjual atau membeli saham berdasarkan informasi “dari
dalam” yang tidak tersedia bagi umum. Bursa efek sebagai institusi justru
mengandaikan semua orang yang bergiat disini mempunyai pengetahuan yang
sama tentang keadaan perusahaan yang mereka jualbelikan sahamnya. Orang
yang bergerak atas dasar informasi dari sumber tidak umum (jadi rahasia)
tidak berlaku fair.
Kepercayaan (trust) juga merupakan keutamaan yang penting dalan konteks
bisnis. Kepercayaan harus ditempatkan dalam relasi timbal balik. Ada
beberapa cara untuk mengamankan kepercayaan. Salah satu cara adalah
memberi garansi atau jaminan. Cara-cara itu bisa menunjang kepercayaan
9
antara pebisnis, tetapi hal itu hanya ada gunanya bila akhirnya kepercayaan
melekat pada si pebisnis itu sendiri.
6. Teori Etika Teonom
Sebagaimana dianut oleh semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan
akhir yang ingin dicapai umat manusia selain tujuan yang bersifat duniawi,
yaitu untuk memperoleh kebahagiaan surgawi. Teori etika teonom dilandasi
oleh filsafat risten, yang mengatakan bahwa karakter moral manusia
ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak
Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan
kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak
mengikuti aturan/perintah Allah sebagaimana dituangkan dalam kitab suci.
Sebagaimana teori etika yang memperkenalkan konsep kewajiban tak
bersyarat diperlukan untuk mencapai tujuan tertinggi yang bersifat mutlak.
Kelemahan teori etika Kant teletak pada pengabaian adanya tujuan mutlak,
tujuan tertinggi yang harus dicapai umat manusia, walaupun ia
memperkenalkan etika kewajiban mutlak. Moralitas dikatakan bersifat mutlak
hanya bila moralitas itu dikatakan dengan tujuan tertinggi umat manusia.
Segala sesuatu yang bersifat mutlak tidak dapat diperdebatkan dengan
pendekatan rasional karena semua yang bersifat mutlak melampaui tingkat
kecerdasan rasional yang dimiliki manusia.
TEORI ETIKA DAN PARADIGMA HAKIKAT MANUSIA
1. Tampaknya sampai saat ini telah muncul beragam paham atau teori etika,
dimana masing-masing teori mempunyai pendukung dan penentang yang
cukup berpengaruh.
2. Munculnya beragam teori etika karena adanya perbedaan paradigma, pola
pikir atau pemahaman tentang hakikat hidup sebagai manusia.
3. Hampir semua teori etika yang ada didasarkan atas paradigma tidak utuh
tentang hakikat manusia.
10
4. Semua teori yang seolah-olah saling bertentangan tersebut sebenarnya
tidaklah bertentangan.
5. Teori-teori yang tampak bagikan potongan-potongan terpisah ini dapat
dipadukan menjadi satu teori tunggal berdasarkan paradigm hakikat
manusia secara utuh.
6. Inti dari etika manusia utuh adalah keseimbangan pada :
a. Kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat dan kepentingan
Tuhan.
b. Keseimbangan moral materi (PQ dan IQ), modal sosial (EQ) dan
modal spiritual (SQ).
c. Kebahagiaan lahir (duniawi), kesejahteraan masyarakat dan
kebahgiaan batin surgawi.
d. Keseimbangan antara hak (individu) dengan kewajiban kepada
masyarakat dan Tuhan.
TANTANGAN KE DEPAN ETIKA SEBAGAI ILMU
Ilmu etika ke depan hendaknya didasarkan atas paradigma manusia utuh, yaitu
suatu pola pikir yang mengutamakan integrasi dan keseimbangan pada :
1. Pertumbuhan PQ, IQ, EQ dan SQ.
2. epentingan individu, kepentingan masyarakat dan kepentingan Tuhan.
3. Keseimbangan tujuan lahiriah (duniawi) dengan tujuan rohaniah
(spiritual).
Hakikat utuh manusia adalah keseimbangan yang bisa diringkas sebagai berikut :
1. Keseimbangan antara hak (teori hak) dan kewajiban (teori deontologi).
2. Keseimbangan tujuan duniawi (teori teologi) dan rohani (teori teonom).
11
3. Kesiembangan antara kepentingan individu (teori egoisme) dan
kepentingan masyarakat (teori utilitarianisme).
4. Gabungan ketiga butir di atas akan menentukan karakter seseorang (teori
keutamaan).
5. Hidup adalah suatu proses evolusi kesadaran.
Pengambilan Keputusan beretika
Brooks dan Dunn (2012) mencoba untuk menyatukan teori-teori etika dalam
penjelasan pengembilan keputusan beretika. Permasalahannya adalah sebetulnya
tidak mudah membuat suatu penyatuan dari teori-teori tersebut. Theory of justice
terbatas dalam konteks kontrak sosial di dalam masyarakat. Sedangkan teori virtue
ethics sebetulnya lebih berfokus pada karakter dari pengambilan keputusan, bukan
proses pengambilan keputusan itu sendiri.
Stakeholder Impact Analysis
Sesuai dengan judulnya, maka stakeholder impact analysis merupakan penerapan
teori utilirianisme dalam keputusan bisnis. Kelebihan dari stakeholder impct
analysis ini adalah memberikan kerangka analisis mengenai pihak-pihak yang
kemungkinan terkena pengeruh dari keputusan yang diambil.
Tahapan dalam Stakeholder impact analysis adalah sebagai berikut :
1. Analisis Kepentingan dari masing-masing pemangku kepentingan
2. Hitung dampak yang dapat dikuantifikasi
a. Laba
b. Dampak yang tidak tercakup dalam laba namum dapat diukur
langsung
c. Dampak yang tercakup dalam lab dan tidak dapat diukur langsung.
d. Hitung net present value dari selisih present value dari benefit
dikurangi present value dari biaya akibat tindakan yang sedang
dipertimbangkan akan dilakukan.
e. Hitung risk benefit analysis
12
f. Identifikasi pemangku kepentingan yang berpotensi terkena
pengaruh dari keputusan dan buat peringkat.
3. Lakukan penilaian terhadap dampak yang tidak dapat dikuantifikasi.
a. Keadilan dan kesejahteraan antar pemangku kepentingan
b. Hak-hak dari pemangku kepentingan.
13
Kasus : Ford Pinto
Sekilas Tentang Ford Pinto
Ford Pinto adalah mobil yang diproduksi oleh perusahaan Ford. Desainer Ford
Pinto menempatkan tangki bahan bakar di bagian belakang mobil, di bagian
belakang poros. Hal ini dilakukan untuk menciptakan ruang bagasi yang lebih
besar. Desain ini sangat berbahaya, jika mobil ditabrak dari belakang bisa
menyebabkan ledakan yang disebabkan tangki bahan bakar.
Kontroversi seputar Ford Pinto menyangkut penempatan tangki bahan bakar
mobil. Penempatan tangki bahan bakar terletak di belakang poros belakang, bukan
di atasnya. Hal ini dilakukan untuk menciptakan ruang bagasi yang lebih besar.
Masalah dengan desain, yang kemudian menjadi jelas, adalah bahwa itu membuat
Pinto lebih rentan terhadap tabrakan belakang. Kerentanan ini ditingkatkan
dengan fitur lain dari mobil. Tangki gas dan poros belakang dipisahkan dengan
hanya sembilan inci. Ada juga baut yang diposisikan dengan cara yang
mengancam tangki bensin. Akhirnya, desain pipa pengisi bahan bakar
menghasilkan probabilitas yang lebih tinggi yang akan memutuskan sambungan
dari tangki dalam hal terjadi kecelakaan bias terjadi, menyebabkan tumpahan gas
yang dapat menyebabkan kebakaran yang berbahaya. Karena banyaknya
kelemahan dalam desain ini, Pinto menjadi pusat perdebatan publik.
Kronologi Kasus 1
Pada tanggal 10 Agustus 1978, sebuah Ford Pinto ditabrak dari belakang di jalan
raya Indiana. Hantaman tabrakan itu menyebabkan tangki bahan bakar Pinto
pecah, meledak dan terbakar. Hal ini mengakibatkan kematian tiga remaja putrid
yang berada di dalam mobil itu. Kejadian ini bukan pertama kalinya Pint terbakar
akibat tabrakan dari belakang. Dalam tujuh tahun sejak peluncuran Pinto, sudah
ada 50 tuntutan hukum yang berhubungan dengan tabrakan dari belakang.
Meskipun demikian, kali ini Ford dituntut di pengadilan criminal akibat
penumpangnya tewas.
14
Untuk kasus ini, desainer dan pihak Ford secara keseluruhan tidak memikirkan
dampak berbahaya yang bisa terjadi. Desain dari mobil Ford Pinto tidak
memikirkan aspek keamanan dan keselamatan nyawa pengemudi dan
penumpangnya.
Dilema yang dihadapi para desainer yang mengerjakan Pinto adalah
menyeimbangkan keselamatan orang yang mengendarai mobil dan kebutuhan
untuk memproduksi Pinto dengan harga yang dapat bersaing di pasar. Mereka
harus berusaha menyeimbangkan tugas mereka kepada public dan tugas mereka
kepada atasan. Akhirnya usaha Ford untuk menghemat beberapa dolar dalam
biaya manufaktur mengakibatkan pengeluaran jutaan dolar untuk membela diri
dari tuntutan hukum dan membayar ganti rugi korban. Tentu saja ada juga
kerugian akibat hilangnya penjualan akibat publisitas buruk dan persepsi publik
bahwa Ford tidak merancang produknya untuk keamanan pengendara.Semua
menjadi dilemma. Karena sangat sulit kalau sebuah institusi lebih mengutamakan
laba perusahaan daripada nyawa manusia.
Pada awalnya desain yang berbahaya ini telah diketahui oleh perusahaan Ford
sebelum mobil Ford Pinto dipasarkan, namun Ford lebih memilih untuk
membayar biaya ganti rugi kematian daripada mendesain ulang tangki bahan
bakar, karena dirasa akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk mendesain
ulang tangki bahan bakar.
Kronologi Kasus 2
Pada bulan November 1971, Grays membeli baru 1972 Pinto hatchback yang
diproduksi oleh Ford pada bulan Oktober 1971. The Grays mengalami kesulitan
dengan mobil dari awal. Selama beberapa bulan pertama kepemilikan, mereka
harus mengembalikan mobil ke dealer untuk perbaikan beberapa kali. Masalah
mobil mereka termasuk gas yang berlebihan dan konsumsi minyak, turun
pergeseran transmisi otomatis, kurangnya daya, dan sesekali mengulur-ulur. Ia
kemudian mengetahui bahwa mengulur-ulur dan konsumsi bahan bakar yang
berlebihan disebabkan oleh pelampung karburator berat.
15
Pada tanggal 28 Mei 1972, Mrs Gray, disertai dengan 13 tahun Richard
Grimshaw, ditetapkan dalam Pinto dari Anaheim untuk Barstow untuk bertemu
Mr Gray. The Pinto saat itu berusia 6 bulan dan telah didorong sekitar 3.000 mil.
Mrs Gray berhenti di San Bernardino untuk bensin, kembali ke jalan bebas
hambatan (Interstate 15) dan melanjutkan ke arah tujuan nya di 60-65 mil per jam.
Saat ia mendekati Route 30 off-jalan di mana lalu lintas padat, ia pindah dari jalur
cepat ke luar jalur tengah dari jalan bebas hambatan. Tak lama setelah perubahan
jalur ini, Pinto tiba-tiba terhenti dan meluncur berhenti di jalur tengah. Ia
kemudian menetapkan bahwa pelampung karburator telah menjadi begitu jenuh
dengan bensin yang tiba-tiba tenggelam, membuka ruang mengambang dan
menyebabkan mesin untuk banjir dan kios. Sebuah mobil bepergian segera balik
Pinto mampu berbelok dan menyebarkannya tetapi driver dari 1962 Ford Galaxie
tidak mampu untuk menghindari bertabrakan dengan Pinto. The Galaxie telah
bepergian 50-55 mil per jam tapi sebelum dampaknya telah mengerem dengan
kecepatan 28-37 mil per jam.
Pada saat dampak, Pinto terbakar dan interior yang dilalap api. Menurut ahli
penggugat, dampak dari Galaxie telah didorong tangki gas Pinto depan dan
menyebabkan ia menjadi tertusuk oleh flens atau salah satu baut di perumahan
diferensial sehingga bahan bakar disemprotkan dari tangki bocor dan masuk ke
kompartemen penumpang melalui kesenjangan yang dihasilkan dari pemisahan
bagian roda belakang baik dari lantai pan. Pada saat Pinto datang untuk
beristirahat setelah tumbukan, kedua penghuni telah menderita luka bakar serius.
Ketika mereka muncul dari kendaraan, pakaian mereka hampir sepenuhnya
dibakar. Mrs Gray meninggal beberapa hari kemudian dari gagal jantung
kongestif akibat luka bakar. Grimshaw berhasil bertahan hidup, tetapi hanya
melalui tindakan medis heroik. Dia telah mengalami banyak dan luas operasi dan
cangkok kulit dan harus menjalani operasi tambahan selama 10 tahun ke depan.
Dia kehilangan bagian dari beberapa jari di tangan kirinya dan bagian dari telinga
kirinya, sementara wajahnya diperlukan banyak cangkok kulit dari berbagai
bagian tubuhnya.
16
Analisis Kasus Ford Pinto
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukkan bahwa etika
konsistem dengan tujuan bisnis, khususnya dalam kencari keuntungan. Jika
perusahaan Ford memperhatikan keselamatan pengendara dalam produksi Ford
Pinto, perusahaan Ford tidak akan mengeluarkan biaya tambahan untuk
memberikan ganti rugi pada korban kecelakaan.
Dalam pengerjaan teknis perancangan dan pembuatan sebuah mobil Ford Pinto,
terjadi juga pelanggaran kode etik seorang insinyur/engineer yaitu
”… membuat keputusan yang konsistem terhadap keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan public, serta menghindari sekaligus menyungkap faktor-faktor yang
membahayakan public dan lingkungan.”
Etika bisnis berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan pelaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar
formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam sistem dan organisasi yang
digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang
dan jasa, serta diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Sebagai seorang wirausaha hendaknya menerapkan etika saat berusaha. Dalam
bidang otomotif ada etika engineering dan etika bisnis yang mengikat dan harus
ditaati. Kejayaan suatu perusahaan besar dituntut dari hal-hal seperti kepercayaan,
nama baik perusahaan, produk yang berkualitas, dan tentunya ketahanan terhadap
persaingan dengan kompetitor. Dalam kasus Ford Pinto, keputusan bisnis yang
dibuat untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor telah mengabaikan
kepercayaan, nama baik perusahaan, kualitas produk dengan mengabaikan etika-
etika dasar yang harusnya ditaati.
Kasus Ford Pinto tidak akan terjadi jika kebijakan bisnis untuk mendapatkan laba
yang lebih besar dengan mengorbankan keamanan tidak diambil oleh Ford.
Kepercayaan konsumen terhadap sebuah produk bisnis sangatlah penting, karena
17
menjadi poin dasar dalam penentuan pemasaran produk dan keberlangsungan
sebuah perusahaan.
18