etika moral dan akhlak.doc

25
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak 1. Pengertian Etika Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azas-azas akhlak (moral). Dari pengertian ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai sudut pandangnya. Etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. Berikutnya, dalam ensiklopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya. Dari definisi etika tersebut di atas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal 1

description

etika moral dan akhlak mata kuliah umum

Transcript of etika moral dan akhlak.doc

Page 1: etika moral dan akhlak.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak

1. Pengertian Etika

Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa Yunani,

ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa

Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azas-azas akhlak (moral).

Dari pengertian ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan

tingkah laku manusia.

Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan

ungkapan yang berbeda-beda sesuai sudut pandangnya. Etika adalah ilmu yang

menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan

oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam

perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya

diperbuat.

Berikutnya, dalam ensiklopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat

moral, yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai

baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya.

Dari definisi etika tersebut di atas, dapat segera diketahui bahwa etika

berhubungan dengan empat hal sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi objek

pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh

manusia. Kedua, dilihat dari segi sumbernya, etikabersumber pada akal fikiran

atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolut,

dan tidak pula universal. Etika bersifat terbatas, dapat berubah, memiliki

kekurangan, kelebihan, dan sebagainya. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika

berfungsi sebagai penilai, penentu, dan penetap terhadap suatu perbuatan yang

dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk,

mulia, terhormat, hina, dan sebagainya. Dengan demikian, etika lebih berperan

sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia.

Etika lebih mengacu pada pengkajian sistem nilai-nilai yang ada. Keempat, dilihat

1

Page 2: etika moral dan akhlak.doc

dari segi sifatnya, etika bersifat relatif, yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan

tuntutan zaman.

Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang

dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Etika sifatnya humanistis dan

antroposentris, yakni bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan pada

manusia. Dengan kata lain, etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang

dihasilkan oleh akal manusia.

2. Pengertian Moral

Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores, yang

berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa

moral adalah penentuan baik dan buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.

Moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk

menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat, atau perbuatan

yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk. Berdasarkan

kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan

untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan)

baik atau buruk, serta benar atau salah.

Jika pengertian etika dan moral dihubungkan satu dengan lainnya, dapat

dikatakan bahwa antara etika dan moral memiliki objek yang sama, yaitu sama-

sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya

apakah baik atau buruk. Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan

moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk

menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur

akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah

norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat.

Dengan demikian moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang

dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada.

Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan,

bahwa moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau sistem hidup yang

2

Page 3: etika moral dan akhlak.doc

dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut

diyakini oleh masyarakat sebagai sesuatu yang akan memberikan harapan

munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah

daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri.

3. Pengertian Akhlak

Menurut pendekatan etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari bahasa

Arab (jama’) dari bentuk mufradnya (Khuluqun) yang menurut logat diartikan

sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut

mengandung segi-segi penyesuain dengan perkataan “khalkun” yang berarti

kejadian, sertaerat hubungan “Khaliq” yang berarti Pencipta dan “Makhluk” yang

berarti yang diciptakan.

Baik kata akhlaq atau khuluq, kedua-duanya dapat dijumpai di dalam al

Qur'an, yaitu sebagai berikut:

Artinya : “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti

yang Agung.” (Q.S. Al-Qalam, 68:4)

Menurut pendekatan secara terminologi, akhlak memiliki definisi sebagai

berikut:

a. Imam Ibnul Mubarak mendefinisikan, “Akhlak yang mulia adalah berwajah

ceria, memberikan kebaikan dan menahan diri dari gangguan” (Kitab Jami'ul

Ulum wal Hikam1/457)

b. Imam Ahmad bin Hambal mengatakan, "Akhlak mulia itu dengan bersabar

atas gangguan manusia, tidak marah dan tidak berlaku kasar kepada mereka"

(Kitab Adab Syar'iyah 2/191)

c. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Asas akhlak mulia terhadap sesama

manusia adalah engkau menyambung persahabatan terhadap orang yang

memutusmu dengan memberisalam, memuliakan, mendoakan kebaikannya,

memuji dan mengunjunginya” (Kitab Majmu'Fatawa10/658)

3

Page 4: etika moral dan akhlak.doc

d. Syaikh Abdurrahman As Sa'di berkata, "Akhlak yang mulia asasnya adalah

sabar dan lembut, sehingga menghasilkan sifat pemaaf, berlapang dada,

bermanfaat bagi manusia, sabar atas gangguan serta membalas kejelekan

dengan kebaikan" (Kitab Ar Riyadhun Nadhirah hal.68)

Definisi-definisi akhlak tersebut secara subtansial tampak saling

melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam

perbuatan akhlak. Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah

tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiaannya.

Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan

tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang

bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Ketiga,

bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang

mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak

adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang

bersangkutan. Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang

dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.

Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat perbuatan akhlak (khususnya akhlak

yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena

Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu

pujian.

Jadi, akhlak islam bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong,

membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit sosial dari jiwa dan

mental, serta tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia

dan akhirat.

Dengan demikian akhlak Islami itu jauh lebih sempurna dibandingkan

dengan akhlak lainnya. Jika akhlak lainnya hanya berbicara tentang hubungan

dengan manusia, maka akhlak Islami berbicara pula tentang cara berhubungan

dengan binatang, tumbuh-tumbuhan, air, udara dan lain sebagainya. Dengan cara

demikian, masing masing makhluk merasakan fungsi dan eksistensinya di dunia

ini.

4

Page 5: etika moral dan akhlak.doc

Persoalan "akhlak" di dalam Islam banyak dibicarakan dan dimuat dalam

al-Hadits. Dijelaskan tentang batasan-batasan dalam tindakan sehari-hari bagi

manusia dan ada yang menjelaskan arti baik dan buruk. Memberi informasi

kepada umat, apa yang mestinya harus diperbuat dan bagaimana harus bertindak,

sehingga dengan mudah dapat diketahui, apakah perbuatan itu terpuji atau tercela,

benar atau salah.

Kita telah mengetahui bahwa akhlak Islam adalah merupakan sistem moral

atau akhlak yang berdasarkan Islam, yakni bertititk tolak dari aqidah yang

diwahyukan Allah kepada Nabi atau Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan

kepada umatnya.

Akhlak Islam, karena merupakan sistem akhlak yang berdasarkan kepada

kepercayaan kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar dari pada

agama itu sendiri. Dengan demikian, dasar atau sumber pokok daripada akhlak

adalah al-Qur'an dan al-Hadits yang merupakan sumber utama dari agama itu

sendiri.

Pribadi Nabi Muhammad adalah contoh yang paling tepat untuk dijadikan

teladan dalam membentuk kepribadian. Begitu juga sahabat-sahabat Beliau yang

selalu berpedoman kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam kesehariannya.

Beliau bersabda :

Artinya : “Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Nabi saw bersabda,"telah ku

tinggalkan atas kamu sekalian dua perkara, yang apabila kamu berpegang

kepada keduanya ,maka tidak akan tersesat, yaitu Kitab Allah dan sunnah

Rasulnya.”

Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa segala perbuatan atau

tindakan manusia apapun bentuknya pada hakekatnya adalah bermaksud

mencapai kebahagiaan, sedangkan untuk mencapai kebahagiaan menurut sistem

moral atau akhlak yang agamis (Islam) dapat dicapai dengan jalan menuruti

perintah Allah yakni dengan menjauhi segala larangan-Nya dan mengerjakan

5

Page 6: etika moral dan akhlak.doc

segala perintah-Nya, sebagaimana yang tertera dalam pedoman dasar hidup bagi

setiap muslim yakni Al-Qur'an dan As-Sunnah serta ijma shalafus sholeh.

B. Fungsi Etika, Moral, dan Akhlak dalam Kehidupan

1. Fungsi Etika

Etika memberikan kepada kita apa yang diberikan oleh setiap ilmu

pengetahuan, etika juga memenuhi keinginan manusia. Memang sesungguhnya

manusia merupakan makhluk yang paling menarik, bagi manusia tidaklah

mengherankan bahwa hasrat adalah pengetahuan terarah pada manusia sebagai

makhluk susila.       

Melalui sejarah etika, kita belajar mengenal pendapat-pendapat kesusilaan

yang berpengaruh pada suatu masa tertentu, dampak yang dialaminya dan pada

gilirannya nanti dampak-dampak yang diakibatkannya. Manusia memberikan

tanggapan atas perilakunya sebagai perilaku yang baik atau yang buruk, kemudian

sekali lagi merenungkannya.

Dalam kebanyakan peristiwa manusia melakukan perbuatan secara serta

merta tanpa merenungkan perilakunya dan ukuran kesusilaan. Jadi, etika bukan

hanya merupakan kesibukan yang sedikit banyak bersifat teoritik, melainkan juga

merupakan yang bersifat amat praktik

Seperti kita ketahui etika sangat penting dalam kehidupan saat ini, apalagi

seperti sekarang ini etika agak sedikit ditinggalkan, seperti sifat individualistiknya

sangat ditonjolkan apalagi didaerah perkotaan.

Mengingat saat ini generasi penerus bangsa Indonesia sudah mulai luntur

nilai-nilai moral dan norma dalam kehidupan sehari-hari, misalnya banyak berita-

berita dimedia massa baik elektronik maupun surat kabar mengenai tawuran antar

pelajar, anak membunuh orang tua dan berita-berita kekerasan atau kriminal

lainnya yang kebanyakan pelakunya adalah remaja. Kita sangat menyayangkan

betapa tidak sesuai kemajuan teknologi dibandingkan dengan kepribadian atau

etika yang mereka miliki bertambah merosot. Memang masa remaja merupakan

masa pancaroba dan jiwa dimana pada saat itu mereka mencari jati dirinya dan

6

Page 7: etika moral dan akhlak.doc

emosinya sedang labil sehingga rawan dengan datangnya pengaruh dari luar baik

yang buruk atau yang baik. Apabila mereka tidak menyaringnya maka rusaklah

kepribadian mereka, oleh karena itu sangat penting peranan orang tua, guru,

masyarakat dalam membentuk kepribadian.

Kita ambil bahan perbandingan remaja dahulu dimana nilai etika mereka

junjung tinggi , mereka selalu menurut walaupun bertentengan dengan hati nurani.

Itu membuktikan bahwa dizaman dahulu didikan orang tua dalam menanamkan

etika terhadap anaknya sangat ditekankan. Apalagi dizaman ini kita harus bisa

menempatkan dan menggunakan etika dimanapun kita berada, karena dengan

beretika yang baik pandangan orang kepada kita akan baik pula.

2. Fungsi Moral

Kehidupan moral tidak bisa dipisahkan dari keyakinan beragama. Karena

nilai-nilai moral yang tegas, pasti dan tetap, tidak berubah, karena keadaan

tempat, dan waktu adalah nilai-nilai yang bersumber kepada agama.karena itu

dalam pembinaan generasi muda,perlulah kehidipan moral dan agama itu sejalan

dan mendapat perhatian serius.”

Dengan demikian adalah merupakan keharusan bahwa pembinaan moral

harus dimulai dengan pendidikan agama, keutamaan moral / akhlak merupakan

salah satu hasil keimanan yang mendalam dan perkembangan keagamaan dan

menkristal.

Pendidikan moral dimulai sejak anak masih kecil hingga mencapai

kedewasaan. Anak yang kurang baik moralnya, sebenarnya bukan merupakan

dasar pembawaan,karena pada dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah.

Namun akibat pengaruh lingkungan yang kurang baik, juga kurangnya motivasi

yang baik dari pendidik dan tidak berkesinambungan, maka anak itu tidak bisa

atau kurang mengerti bagaimana menjadi anak yang baik sehingga ia mencari

alternatif lain yang dapat menjadi perhatian bagi lingkungannya.

Oleh karena itu bagi seorang pendidik, dalam melaksanakan transfer nilai-

nilai moral setidaknya terdapat tujuan untuk membimbing dan mendorong anak

untuk bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai moral dengan metode tertentu,

7

Page 8: etika moral dan akhlak.doc

yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi agar anak dapat menemukan

kediriannya sehingga dapat merealisasikannya di tengah masyarakat.

Kontradiksi dan disintegrasi antara pendidikan nilai moral di ruang

sekolah dan keadaan dalam masyarakat muncul karena beberapa alasan. Pertama,

penanaman nilai moral dalam dunia pendidikan formal umumnya masih berupa

seperangkat teori mentah, terlepas dari realitas hidup masyarakat. Kurang digali

akar terjadinya diskoneksitas antara penanaman nilai moral dan praksis hidup

moral dalam masyarakat.

Kedua, sebagai lembaga formal yang menyiapkan peserta didik untuk

bertindak dan mentransformasi diri sesuai nilai-nilai moral, ternyata sekolah

belum memiliki jaringan kerja sama yang erat dengan keluarga asal peserta didik,

lembaga pemerintah, nonpemerintah, dan seluruh masyarakat.

Ketiga, adanya kesenjangan pandangan hidup antara mereka yang

menjunjung tinggi dan melecehkan pesan moral dalam hidup sosial sehari-hari.

Masih tumbuh subur kelompok sosial yang menghalalkan dan merestui segala

cara dan jalan mencapai sasaran yang digariskan.

Setelah tampil sebagai sistem pendidikan terbaik se-Inggris tahun 2002,

Burnmouth kembali menggarisbawahi pentingnya jaringan kerja sama antarunsur

dunia pendidikan formal, nonformal, dan informal. Program dalam dunia

pendidikan formal akan "berhasil" jika didukung unsur-unsur sosial dalam

masyarakat. Tanpa kerja sama dan dukungan antaranasir sosial terkait, sosialisasi

nilai-nilai moral sering mendapat kendala. Lembaga apa pun di masyarakat, entah

milik pemerintah atau nonpemerintah, perlu mendukung perwujudan nilai-nilai

moral yang disemai melalui dunia pendidikan formal. Perilaku yang korup, tak

bertanggung jawab, dan manipulatif dengan sendirinya mengkhianati kaidah

moral yang ingin diperkenalkan dunia pendidikan formal.

Nilai-nilai moral yang perlu disosialisasikan dan diterapkan di masyarakat

kita dewasa ini umumnya mencakup :

a. Kebebasan dan otoritas

Kebebasan memiliki makna majemuk dalam proses pendidikan formal,

nonformal, dan informal. Selama hayat dikandung badan, tak seorang pun

8

Page 9: etika moral dan akhlak.doc

memiliki kebebasan mutlak. Manusia perlu berani untuk hidup dan tampil berbeda

dari yang lain tanpa melupakan prinsip hidup dalam kebersamaan. Kebebasan

manusia pada hakikatnya bukan kebebasan liar, tetapi kebebasan terkontrol.

Kebebasan tanpa tanggung jawab mengundang pemegang roda pemerintahan

dalam republik ini untuk menyelewengkan kuasa mereka demi kepentingan

terselubung mereka. Kekuasaan yang seharusnya diterapkan adalah kekuasaan

nutritif yang menyejahterakan hidup rakyat banyak.

b. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan salah satu masalah akbar dalam proses

membangun negara ini. Kedisiplinan rendah! Sampah bertebaran, para pemegang

kuasa menunjukkan posisi mereka dengan menggunakan "jam karet", aturan lalu

lintas tak pernah sungguh-sungguh ditaati, tidak sedikit polantas hanya duduk-

duduk di bawah pondok di sudut dan mengintai pelanggar lalu lintas; kedisiplinan

mengatur lalu lintas memprihatinkan; banyak oknum disiplin dalam tindak

kejahatan, seperti korupsi; kedisiplinan dalam penegakan hukum positif terasa

lemah sehingga kerusuhan sosial sering terulang di beberapa tempat.

c. Nurani yang benar, baik, jujur, dan tak sesat

Hal-hal tersebut berperan penting dalam proses sosialisasi nilai moral

dalam negara kita. Hati nurani perlu mendapat pembinaan terus-menerus supaya

tak sesat, buta, dan bahkan mati. Para pemegang roda pemerintahan negara kita,

para pendidik, peserta didik, dan seluruh anasir masyarakat seharusnya memiliki

hati nurani yang terbina baik dan bukan hati nurani "liar" dan sesat. Keadaan

sosial negara kita kini adalah cermin hati nurani anak-anak bangsa. Penggelapan

dan permainan uang oleh pegawai-pegawai pajak, "pembobolan" uang di bank

menunjukkan nurani manusia yang kian korup.

Ternyata bukan tanpa halangan untuk menjalankan pendidikan nilai-nilai

moral di tengah kurikulum pendidikan formal yang terasa "mencekik".

Bagaimanakah seorang pendidik bisa menanamkan nilai moral dalam sebuah

kurikulum demikian? Ada beberapa kemungkinan, yakni :

1. Terbuka peluang bagi pendidik untuk menggali dan menanamkan

nilai-nilai moral di bidang pelajaran yang dipegang selama ini.

9

Page 10: etika moral dan akhlak.doc

2. Pendidik bisa menyisipkan ajaran tentang nilai moral melalui mitos-

mitos rakyat.

3. Kejelian/kreativitas pendidik menggali identitas nilai moral.

Jelas, penanaman nilai-nilai moral dalam dunia pendidikan formal sama

sekali tak bersifat otonom, tetapi selalu terkait dunia lain di luar lingkaran dunia

pendidikan formal. Pemerintah dan masyarakat diharapkan menjadi sekolah yang

dapat mensosialisasikan pendidikan nilai-nilai moral.

3. Fungsi Akhlak

Kedudukan akhlak dalam agama Islam adalah identik dengan pelaksanaan

agama Islam itu sendiri dalam segala bidang kehidupan. Maka pelaksanaan akhlak

yang mulia adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban dan menjauhi segala

larangan-larangan dalam agama, baik yang berhubungan dengan Allah maupun

yang berhubungan dengan makhluknya, dirinya sendiri, orang lain dan

lingkungannya dengan sebaik-baiknya, seakan-akan melihat Allah dan apabila

tidak bisa melihat Allah maka harus yakin bahwa Allah selalu melihatnya

sehingga perbuatan itu benar-benar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Secara umum, fungsi akhlak dalam kehidupan adalah :

a. Meningkatkan derajat manusia. Tujuan ilmu pengetahuan adalah

meningkatkan kemajuan manusia di bidang rohaniah atau spiritual. Demikian

juga dengan ilmu akhlak,seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan lebih

utama daripada orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan baik itu ilmu

umum maupun ilmu akhlak. Seseorang yang memiliki ilmu tentang akhlak

akan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk sehingga

menyebabkan dirinya selalu terpelihara dari perbuatan tercela.

b. Menuntun pada kebaikan. Ilmu akhlak bukan sekedar pedoman yang

memberitahukan mana yang baik dan buruk melainkan juga mempengaruhi

manusia untuk hidup yang suci, serta mendatangkan manfaat serta membentuk

pribadi mulia.

c. Manifestasi kesempurnaan iman. Manusia yang beriman adalah manusia

yang memiliki kesempurnaan akhlak karena iman yang sempurna akan

10

Page 11: etika moral dan akhlak.doc

melahirkan akhlak yang baik pula. Dalam hadits disebutkan: Artinya : “Orang

mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya. Dan

sebaik-baik diantara kamu adalahyang berbaik-baik kepada istrinya.”

d. Keutamaan di hari kiamat. Disebutkan dalam beberapa hadist, bahwa

rasulullah menjelaskan orang-orang yang berakhlak luhur akan menempati

kedudukan yang terhormat dihari kiamat. Salah satunya adalah sebagai berikut

: “Tiada sesuatu yang lebih berat timbangannya seorang mukmin di hari

kiamat kecuali keindahan akhlaknya. Dan Allah membenci orang-orang yang

keji mulut dan kelakuan”. (HR. Turmudzi).

e. Kebutuhan pokok dalam keluarga. Keluarga yang tidak dibina dengan

akhlak baik adalah keluarga yang tidak harmonis dan tidak mendapat hidayah

dari Allah.

f. Membina kerukunan antar sesama. Akhlak yang baik sangat penting dalam

menjalin tali persaudaraan sesama manusia. Hubungan dengan tetangga akan

tercipta dengan baik apabila diutamakan pergaulan yang positif dan akhlak

yang mulia.

g. Untuk mensukseskan pembangunan. Suatu bangsa akan menjadi bangsa

yang besar bila terdiri dari masyarakat yang berakhlak terpuji.

C. Karakteristik Etika Islam

Etika islam mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Etika islam mengajarkan dan menuntut manusia pada tingkah laku yang baik

dan menjauhkan dari tingkah laku yang buruk.

b. Etika islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik

buruknya perbuatan didasarkan pada ajaran Allah SWT.

c. Etika islam beersikap universal dan komprehensif, dapat diterima dan

dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia.

d. Etika islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang

luhur dan meluruskan perbuatan manusia.

11

Page 12: etika moral dan akhlak.doc

1. Sikap yang Disukai Sesama Manusia

Ada beberapa sikap yang disukai oleh sesama manusia, sikap-sikap

tersebut antara lain :

a. Manusia suka kepada orang yang memberi perhatian kepada orang lain.

b. Manusia suka kepada orang yang mau mendengar ucapan mereka.

c. Manusia suka kepada orang yang menjauhi debat kusir.

d. Manusia suka kepada orang yang memberikan penghargaan dan

penghormatan kepada orang lain.

e. Manusia suka kepada orang yang memberi kesempatan kepada orang lain

untuk maju.

f. Manusia suka kepada orang yang tahu berterima kasih atau suka membalas

kebaikan.

g. Manusia suka kepada orang yang memperbaiki kesalahan orang lain tanpa

melukai perasaannya.

2. Sikap yang Tidak Disukai Sesama Manusia

Kita mempelajari sikap-sikap yang tidak disukai manusia agar terhindar

dari sikap seperti itu. Maksud dari sikap yang tidak disukai manusia, ialah sikap

yang menyelisihi syariat. Berkaitan dengan sikap-sikap yang tidak disukai

manusia, tetapi Allah ridho, maka harus kita utamakan. Dan sebaliknya, terhadap

sikap-sikap yang dibenci oleh Allah, maka harus kita jauhi.

Adapun perbuatan-perbuatan yang tidak disukai manusia ialah sebagai

berikut :

a. Memberi nasehat kepadanya di hadapan orang lain.

b. Manusia tidak suka diberi nasehat secara langsung.

c. Manusia tidak suka kepada orang yang selalu memojokkannya dengan

kesalahan-kesalahannya.

d. Manusia tidak suka kepada orang yang tidak pernah melupakan kesalahan

orang lain.

e. Manusia tidak suka kepada orang yang sombong.

12

Page 13: etika moral dan akhlak.doc

f. Manusia tidak suka kepada orang yang terburu-buru memvonis orang lain.

g. Manusia tidak suka kepada orang yang mempertahankan kesalahannya, atau

orang yang berat untuk rujuk kepada kebenaran setelah dia meyakini kebenaran

tersebut.

h. Manusia tidak suka kepada orang yang menisbatkan kebaikan kepada dirinya

dan menisbatkan kejelekan kepada orang lain.

D. Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan

Mungkin banyak diantara kita kurang memperhatikan masalah akhlak. Di

satu sisi kita mengutamakan tauhid yang memang merupakan perkara pokok/inti

agama ini, berupaya menelaah dan mempelajarinya, namun disisi lain dalam

masalah akhlak kurang diperhatikan. Sehingga tidak dapat disalahkan bila ada

keluhan-keluhan yang terlontar dari kalangan awam, seperti ucapan “Wah udah

ngerti agama kok kurang ajar sama orang tua” atau ucapan “Dia sih agamanya

bagus tapi sama tetangga tidak pedulian”, dan lain-lain.

Seharusnya ucapan-ucapan seperti ini ataupun yang semisal dengan ini

menjadi cambuk bagi kita untuk mengoreksi diri dan membenahi akhlak. Islam

bukanlah agama yang mengabaikan akhlak, bahkan islam mementingkan akhlak.

Yang perlu diingat bahwa tauhid sebagai sisi pokok/inti islam yang memang

seharusnya kita utamakan, namun tidak berarti mengabaikan perkara

penyempurnaannya. Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat. Tauhid

merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allah dan ini merupakan

pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya

berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang maka

semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila seorang muwahhid memiliki akhlak

yang buruk berarti lemah tauhidnya.

Muhammad SAW, rasul kita yang mulia mendapat pujian Allah. Karena

ketinggian akhlak beliau sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Qalam ayat 4.

Bahkan sendiri menegaskan bahwa kedatangannya adalah untuk

menyempurnakan akhlak yang ada pada diri manusia, “Hanyalah aku diutus (oleh

Allah) untuk menyempurnakan akhlak.” (HR.Ahmad, lihat Ash Shahihah oleh

13

Page 14: etika moral dan akhlak.doc

Asy Syaikh al Bani no.45 dan beliau menshahihkannya). Anas bin Malik

radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan :“Rasulullah adalah

manusia yang paling baik budi pekertinya.”(HR.Bukhari dan Muslim). Dalam

hadits lain anas memuji beliau shalallahu ‘alahi wasallam : “Belum pernah saya

menyentuh sutra yang tebal atau tipis lebih halus dari tangan rasulullah. Saya

juga belum pernah mencium bau yang lebih wangi dari bau rasulullah. Selama

sepuluh tahun saya melayani rasulullah, belum pernah saya dibentak atau ditegur

perbuatan saya : mengapa engkau berbuat ini ? atau mengapa engkau tidak

mengerjakan itu ?” (HR. Bukhari dan Muslim)

Akhlak merupakan tolak ukur kesempurnaan iman seorang hamba

sebagaimana telah disabdakan oleh rasulullah : “Orang mukmin yang paling

sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.” (HR Tirmidzi, dari abu

Hurairah, diriwayatkan juga oleh Ahmad. Disahihkan Al Bani dalam Ash

Shahihah No.284 dan 751). Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdillah bin

amr bin Al ‘Ash disebutkan “Sesungguhnya sebaik-baik kalian ialah yang terbaik

akhlaknya.”

Dari hadits-hadits di atas dapat dipahami bahwa akhlak yang paling baik

memiliki keutamaan yang tinggi. Karena itu sudah sepantasnya setiap muslimah

mengambil akhlak yang baik sebagai perhiasannya. Yang perlu diingat bahwa

ukuran baik atau buruk suatu akhlak bukan ditimbang menurut selera individu,

bukan pula hitam putih akhlak itu menurut ukuran adat yang dibuat manusia.

Karena boleh jadi, yang dianggap baik oleh adat bernilai jelek menurut timbangan

syari’at atau sebaliknya.

Jelas bagi kita bahwa semuanya berpatokan pada syari’at, dalam semua

masalah termasuk akhlak. Allah sebagai Pembuat syari’at ini, Maha Tahu dengan

keluasan ilmu-Nya apa yang mendatangkan kemashlahatan/kebaikan bagi hamba-

hamba-Nya.

14

Page 15: etika moral dan akhlak.doc

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Akhirnya dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa etika,

moral, dan akhlak merupakan nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia

untuk ditentukan baik dan buruknya. Smua istilah tersebut sama-sama

menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai,

dan tentram sehingga sejahtera lahir dan batin.

Perbedaan antara etika, moral, dan akhlak adalah terletak pada sumber

yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Dalam etika, penilaian

baik dan buruk berdasarkan pendapat akal pikiran. Pada moral, penilaiannya

berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat. Dan dalam akhlak,

ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah Al-qur’an

dan Al-hadist.

Perbedaan lain antara etika, moral, dan akhlak terlihat pula pada sifat dan

kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka pada

moral dan akhlak lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku

manusia secara umum, sedangkan moral dan akhlak bersifat lokal dan individual.

Etika menjelaskan ukuran baik dan buruk, sedangkan moral dan akhlak

menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.

Namun demikian, etika, moral, dan akhlak tetap saling berhubungan dan

membutuhkan. Etika dan moral berasal dari manusia itu sendiri, sedangkan akhlak

berasal dari Allah SWT.

3.2. Saran

Perlunya peningkatan kesadaran akhlak, etika, dan moral pada manusia

saat ini. Karena kesadaran tersebut akan membawa manusia menuju jalan yang

baik dan teratur. Semakin baik etika, moral, dan akhlak manusia, maka kehidupan

mereka akan semakin bahagia, baik di kehidupan dunia, maupun kehidupan di

akhirat nanti.

15

Page 16: etika moral dan akhlak.doc

DAFTAR PUSTAKA

http://kuliahpai.blogspot.com/2009/02/akhlak-etika-moral.html

http://saiful-jihad.blogspot.com/2009/07/v-etika-moral-dan-akhlak.html

http://sites.google.com/site/khazalii/4udi2052akhlakdalamislam

http://ilmuna.blogspot.com/2011/03/pengertian-tasawuf.html

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/pengertian-etika-peranan-

dan.html

http://www.scribd.com/doc/16377611/Peranan-Etika-Didalam-Dunia-Modern

http://munzaro.blogspot.com/2010/10/sistem-nilai-dan-moral-islam.html

16