esofagus

13
 ANATOMI Eso fagu s merupa kan sal ura n otot ver tika l anta ra hipo far ing sampai ke lamb ung . Panjangnya 18 sampai 25 cm pada orang dewasa. Di mulai dari batas bawah tulang rawan krik oid atau set ing gi ver teb ra C.VI, ber jalan sep anja ng lehe r, med iast inum supe rior dan  poste rior, di depan vertebra servikal dan torakal, dan berakhir pada orifisium kardia lambu ng setinggi vertebr a Th.X I. Melintas melalui hiatus esofag us diafrag ma seting gi vertebr a Th.X.4. Bagian proximal dari esofagus sepertiganya adalah otot lurik, sedangkan dua pertiganya adalah otot polos. Esofagus dilapisi oleh epitel gepeng berlapis tak berkeratin yang tebal dan memiliki dua sfingter yaitu sfingter atas dan sfingter bawah dan dalam keadaan normal sfingter ini tertutup. Sfingter esofagus atas merupakan daerah bertekanan tinggi dan daerah ini berada se tin ggi karti lag o kr ikoid. Fungsi nya me mper tah ankan tonus, ke cuali ke tika menel an,  bersend awa dan munta h. Mesk ipun sfingte r esofag us atas buka n merupa kan barrier pertama terh ada p refl uks, namun dia ber fung si jug a unt uk men ceg ah mate rial refluks kelu ar dar i esofag us proks imal menuju ke hipofaring.3 ,4 Sfingte r bawah esofagus panjangny a kira-kira 3 cm, dapat turun 1-3 cm pada pernafasan normal dan naik sampai 5 cm pada pernafasan dalam, merupakan daerah bertekanan tinggi yang berada setinggi diafragma. Sfingter ini berfungsi mempertahankan tonus waktu menelan dan relaksasi saat dilalui makanan yang akan memasuki lambung serta mencegah refluks. Relaksasi juga diperlukan untuk bersendawa.

Transcript of esofagus

Page 1: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 1/13

ANATOMI

Esofagus merupakan saluran otot vertikal antara hipofaring sampai ke lambung.

Panjangnya 18 sampai 25 cm pada orang dewasa. Di mulai dari batas bawah tulang rawan

krikoid atau setinggi vertebra C.VI, berjalan sepanjang leher, mediastinum superior dan

 posterior, di depan vertebra servikal dan torakal, dan berakhir pada orifisium kardia lambung

setinggi vertebra Th.XI. Melintas melalui hiatus esofagus diafragma setinggi vertebra Th.X.4.

Bagian proximal dari esofagus sepertiganya adalah otot lurik, sedangkan dua pertiganya adalah

otot polos. Esofagus dilapisi oleh epitel gepeng berlapis tak berkeratin yang tebal dan memiliki

dua sfingter yaitu sfingter atas dan sfingter bawah dan dalam keadaan normal sfingter ini

tertutup. Sfingter esofagus atas merupakan daerah bertekanan tinggi dan daerah ini berada

setinggi kartilago krikoid. Fungsinya mempertahankan tonus, kecuali ketika menelan,

 bersendawa dan muntah. Meskipun sfingter esofagus atas bukan merupakan barrier pertama

terhadap refluks, namun dia berfungsi juga untuk mencegah material refluks keluar dari

esofagus proksimal menuju ke hipofaring.3,4 Sfingter bawah esofagus panjangnya kira-kira 3

cm, dapat turun 1-3 cm pada pernafasan normal dan naik sampai 5 cm pada pernafasan dalam,

merupakan daerah bertekanan tinggi yang berada setinggi diafragma. Sfingter ini berfungsi

mempertahankan tonus waktu menelan dan relaksasi saat dilalui makanan yang akan memasuki

lambung serta mencegah refluks. Relaksasi juga diperlukan untuk bersendawa.

Page 2: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 2/13

Page 3: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 3/13

Menurut letaknya esofagus terdiri dari beberapa segmen :

1. Segmen servikalis 5-6 cm ( C.VI-Th. I )

2. Segmen torakalis 16-18 cm ( Th I-V )

3. Segmen diafragmatika 1-1,5 cm ( Th X )

4. Segmen abdominalis 2,5 – 3 cm ( Th.XI )

Esofagus memiliki beberapa daerah penyempitan :

1. Daerah krikofaringeal, setinggi C. VI

Daerah ini disebut juga Bab el Mandeb / Gate of Tear, merupakan bagian yang

 paling sempit, mudah terjadi perforasi sehingga paling ditakuti ahli esofagoskopi.

Page 4: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 4/13

2. Daerah aorta, setinggi Th. IV

3. Daerah bronkus kiri, setinggi Th. V

4. Daerah diafragma, setinggi Th. X .

DEFINISI

Oesophagogram atau Barium swallow adalah pemeriksaan radiografi khusus

untuk melihat oesophagus dan pharynx dengan menggunakan media kontras positif 

TUJUAN

Mengetahui kelainan fungsi dan anatomis esofagus dan pharynx

INDIKASI

• Achalasia ( penurunan pergerakan peristaltic 2/3 distal oesophagus)

• Anatomic Anomalies

• Foreign Bodies ( bolus of food , metallic object, fish bone)

Page 5: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 5/13

• Carcinoma

• Dysphagia

• Esophagitis

• Refluks

• Spasme oesophagus.

KONTRAINDIKASI

• Jarang ditemukan karena menggunakan BaSO4

• Adanya komplikasi perforasi pada oesophagus yang tidak diketahui sebelumnya

PERSIAPAN PASIEN

• Tidak ada persiapan khusus, kecuali dilanjutkan untuk pemeriksaan Maag dan

Duodenum

• Berikan penjelasan pada pasien

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

• Pesawat X-Ray + Fluoroscopy

• Baju Pasien

• Gonad Shield

• Kaset + film ukuran 30 x 40 cm

• Grid

• X-Ray marker 

• Tissue / Kertas pembersih

• Bahan kontras

• Air Masak 

• Sendok / Straw ( pipet )

TEKNIK PEMERIKSAAN

Page 6: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 6/13

Proyeksi AP/PA,Lateral, RAO dan LAO (yang paling sering digunakan proyeksi AP,Lateral 

dan RAO )

• Proyeksi AP/PA 

o Tujuan : melihat Strictura, benda asing,

kelainan anatomis, tumor & struktur dari

oesophagus

o Faktor teknik : 

Film 30 x 40 cm memanjang

Moving / Stationary Grid

Shielding : region pelvic

Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1

Barium kental = BaSO4 : air = 3:1

atau 4 :1

o Posisi Pasien : Recumbent / erect

o Posisi Object :

MSP pada pertengahan meja / kaset

Shoulder dan hip tidak ada rotasi

Tangan kanan memegang gelas barium Tepi atas film 5 cm di atas

shoulder 

o CR : Tegak lurus terhadap kaset

o CP : pada MSP, 2,5 cm inferior angulus sternum (T5-6 ) / 7,5 cm inferior 

 jugular notcho FFD : 100 cm

o Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm

o Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium

Catatan :

Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose

Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium

dengan straw langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4

tegukan.

Strictura esofagus

Page 7: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 7/13

o Kriteria radiograf :

Struktur : Oesophagus terisi barium

Posisi : Tidak ada rotasi dari pasien (Sternoclavicular joint simetris )

Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada lap.penyinaran Faktor eksposi :

Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus

superimposed dengan th-vertebrae

Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat

eksposi.

• Proyeksi Lateral 

o Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur 

dari oesophagus

o

Faktor teknik : Film 30 x 40 cm memanjang

Moving / Stationary Grid

Shielding : region pelvic

Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1

Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1

o Posisi Pasien : Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian

lebih baik )

Page 8: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 8/13

o Posisi Objek :

Atur kedua tangan pasien di depan kepala saling superposisi, elbow

flexi

Mid coronal plane pada garis tengah meja / kaset. Shoulder dan hip diatur true lateral, lutut flexi untuk fiksasi.

Tangan kanan memegang gelas barium

Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder 

o CR : Tegak lurus terhadap kaset

o CP : pada pertengahan kaset setinggi T 5-6 / 7,5 cm inferior jugular notch

o FFD : 100 cm ( 180 cm bila pasien berdiri )

o Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm

o Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium

Catatan :

Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose

Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum

 barium dengan straw langsung expose dilakukan setelah pasien

menelan 3-4 tegukan.

o Kriteria radiograf :

Struktur : Oesophagus terisi bariumterlihat diantara C.Vertebral dan

 jantung

Posisi :

True lateral ditunjukan dari superposisi kosta Posterior.

Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus

Oesophagus terisi media kontras.

Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada lap.penyinaran

Faktor eksposi :

Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus

secara jelas yang terisi dengan kontras.

Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat

eksposi.

Page 9: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 9/13

• Proyeksi RAO (Right Anterior Oblique) 

o Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur 

dari oesophagus

o Faktor teknik :

Film 30 x 40 cm memanjang

Moving / Stationary Grid

Shielding : region pelvic

Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1

Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1

o Posisi Pasien : Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian

lebih baik)

o Posisi Objek :

Rotasi 35 – 40 derajat dari posisi prone dengan sisi kanan depan tubuh

menempel meja / film.

Tangan kanan di belakang tubuh, tangan kiri flexi di depan kepala

 pasien, memegang gelas barium, dengan straw pada mulut pasien.

Lutut kiri flexi untuk tumpuan.

Pertengahan thorax diatur pada posisi obliq pd pertengahan IR / meja

Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder o CR : Tegak lurus terhadap kaset

Page 10: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 10/13

o CP : pada pertengahan kaset setinggi T 5-6 / 7,5 cm inferior jugular notch

o FFD : 100 cm ( 180 cm bila pasien berdiri )

o Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm

o

Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium Catatan :

Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose

Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum

 barium dengan sedotan langsung expose dilakukan setelah

 pasien menelan 3-4 tegukan.

o Kriteria radiograf :

Struktur : Oesophagus terisi bariumterlihat diantara C.Vertebral dan

 jantung ( RAO menunjukan gambaran lebih jelas antara vertebrae dan

 jantung dibandingkan LAO )

Posisi :

Rotasi yang cukup akan menampakkan oesophagus diantara C.

Vert. & Jantung, jika oesophagus superimposed diatas spina,

rotasi perlu ditambah.

Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus

Oesophagus terisi media kontras.

Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada lap.penyinaran

Faktor eksposi :

Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus

secara jelas yang terisi dengan kontras.

Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat

eksposi.

Page 11: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 11/13

• Proyeksi LAO (Left Anterior Oblique)

o Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur 

dari oesophagus

o Faktor teknik :

Film 30 x 40 cm memanjang

Moving / Stationary Grid

Shielding : region pelvic

Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1

Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1

o PP : Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena

 pengisian lebih baik )

o Posisi Objek :

Rotasi 35 – 40 derajat dari posisi PA dengan sisi kiri depan tubuh

menempel meja / film Tangan kiri di belakang tubuh, tangan kanan flexi di depan kepala

 pasien, memegang gelas barium, dengan straw pada mulut pasien.

Lutut kanan flexi untuk tumpuan.

Pertengahan thorax diatur pada posisi obliq pd pertengahan IR / meja

Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder 

o CR : Tegak lurus terhadap kaset

o CP : pada pertengahan kaset setinggi T5-6 / 7,5 cm inferior jugular notch

o FFD : 100 cm ( 180 cm bila pasien berdiri )

achalasia

Page 12: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 12/13

o Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm

o Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium

Catatan :

Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum

 barium dengan sedotan langsung expose dilakukan setelah

 pasien menelan 3-4 tegukan.

o Kriteria radiograf :

Struktur : Oesophagus terisi barium terlihat diantara sekitar hilus paru

dan C.Vertebral

Posisi : Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus, esophagus

terisi media kontras.

Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada lap.penyinaran

Faktor eksposi :

Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus

secara jelas yang terisi dengan kontras, menembus bayangan

 jantung.

Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat

eksposi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: esofagus

5/15/2018 esofagus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/esofagus-55ab4ed0b4022 13/13

1. Price, Sylvia A.2005. Patofisiologi Konsep Klinik Proses Penyakit Vol.2 Edisi 6.

Jakarta EGC

2. Subbagian Diagnostik. Bagian Radiologi, Faklutas Kedokteran Univertas Indonesia.

Buku Diagnostik. Cetakan Ketiga. Jakarta. 1995

3. Barker, Alan F. 2004. Cecil Textbook of Medicine 22nd Edition. W. B. Saunders

Company.

4. Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo. 1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF 

 Ilmu Penyakit Paru. Surabaya. Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo