Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

11
Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah iv RINGKASAN EKSEKUTIF Salah satu alasan mendasar perlunya pengkajian tugas dan fungsi Departemen-departemen adalah bahwa sejak masa kemerdekaan hingga sekarang ini belum dilakukan audit secara komprehensif dan integrated tugas dan fungsi Departemen-departemen. Sepanjang durasi waktu tersebut, tugas dan fungsi Departemen-departemen dilakukan dengan cara tambal sulam dan piece meal. Kondisi demikian sangat memungkinkan timbulnya overlapping tugas dan fungsi, yang mengakibatkan tarik-menarik kewenangan dan friksi antar sektor. Inkoherensi institusional dalam kerangka tersebut akan berdampak negatif secara langsung dan tidak langsung pada tingkat efisiensi dan efektivitas kelembagaan pemerintah (performance of government) secara agregat, yang secara langsung dan tidak langsung berdampak negatif pada kinerja bangsa (nation performance). Ruang lingkup atau fokus kajian ini adalah tugas dan fungsi Direktorat Jenderal seluruh Departemen dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Pembatasan ruang lingkup didasarkan pada terbatasnya sumberdaya yang tersedia, baik anggaran, waktu, maupun ketersediaan sumber daya manusia. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas unit-unit pelaksana Departemen (Direktorat Jenderal dan jajarannya) ditinjau dari tugas dan fungsinya, baik intra maupun antar Departemen. Efisiensi dan efektivitas kelembagaan pemerintah dalam kajian ini ditinjau dari dua perspektif. Perspektif pertama melalui telaah dokumen SOTK setiap Direktorat Jenderal setiap departemen, yaitu melalui telaah rumusan tugas dan fungsi departemen, sejauhmana overlapping tugas dan fungsi intra departemen, dan sejauhmana overlapping tugas dan fungsi inter departemen. Perspektif kedua ditinjau dari

Transcript of Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

Page 1: Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah

iv

RINGKASAN EKSEKUTIF

Salah satu alasan mendasar perlunya pengkajian tugas dan fungsi

Departemen-departemen adalah bahwa sejak masa kemerdekaan

hingga sekarang ini belum dilakukan audit secara komprehensif dan

integrated tugas dan fungsi Departemen-departemen. Sepanjang durasi

waktu tersebut, tugas dan fungsi Departemen-departemen dilakukan

dengan cara tambal sulam dan piece meal. Kondisi demikian sangat

memungkinkan timbulnya overlapping tugas dan fungsi, yang

mengakibatkan tarik-menarik kewenangan dan friksi antar sektor.

Inkoherensi institusional dalam kerangka tersebut akan berdampak

negatif secara langsung dan tidak langsung pada tingkat efisiensi dan

efektivitas kelembagaan pemerintah (performance of government) secara

agregat, yang secara langsung dan tidak langsung berdampak negatif

pada kinerja bangsa (nation performance).

Ruang lingkup atau fokus kajian ini adalah tugas dan fungsi Direktorat

Jenderal seluruh Departemen dalam Kabinet Indonesia Bersatu.

Pembatasan ruang lingkup didasarkan pada terbatasnya sumberdaya

yang tersedia, baik anggaran, waktu, maupun ketersediaan sumber

daya manusia. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui efisiensi

dan efektivitas unit-unit pelaksana Departemen (Direktorat Jenderal

dan jajarannya) ditinjau dari tugas dan fungsinya, baik intra maupun

antar Departemen.

Efisiensi dan efektivitas kelembagaan pemerintah dalam kajian ini

ditinjau dari dua perspektif. Perspektif pertama melalui telaah dokumen

SOTK setiap Direktorat Jenderal setiap departemen, yaitu melalui

telaah rumusan tugas dan fungsi departemen, sejauhmana overlapping

tugas dan fungsi intra departemen, dan sejauhmana overlapping tugas

dan fungsi inter departemen. Perspektif kedua ditinjau dari

Page 2: Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah

v

implementasi tugas dan fungsi serta kewenangan departemen-

departemen menurut kaca mata aparat pemda.

Telaah terhadap dokumen SOTK dan rumusan tugas dan fungsi

dilakukan kepada semua Departemen dalam Kabinet Indonesia Bersatu

sejumlah 20 Departemen. Dalam telaah dokumen ini dianalisis

bagaimana kesesuaian susunan organisasi Direktorat Jenderal –

khususnya mengenai batas maksimal-- dengan Peraturan Presiden

No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia.

Selain itu analisis dilakukan terhadap overlapping tugas dan fungsi

antar Direktorat Jenderal secara horizontal. Analisis demikian

dilakukan untuk mendapatkan gambaran bagaimana efisiensi dan

efektivitas suatu Departemen berdasarkan rumusan tugas dan

fungsinya.

Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran secara lebih makro, analisis

dilakukan terhadap overlapping tugas dan fungsi antar Departemen.

Analisis diawali dengan mencermati overlapping tugas dan fungsi

antara Direktorat Jenderal - Direktorat Jenderal dalam cakupan

koordinasi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan,

Bidang Perekonomian, dan Bidang Kesejahteraan Rakyat. Selain itu

analisis overlapping juga dilakukan terhadap Direktorat Jenderal-

Direktorat Jenderal Departemen Dalam Negeri dengan seluruh

Direktorat Jenderal-Direktorat Jenderal Departemen-Departemen yang

lain melalui Nomenklatur-Nomenklatur yang memiliki indikasi

overlapping. Dalam deskripsi ini diuraikan tugas dan fungsi antar unit

yang overlapping dan dijelaskan pula tugas dan fungsi yang bersifat

saling melengkapi (complementary) antar Departemen.

Dalam upaya memperoleh gambaran secara lebih komprehensif,

analisis dilakukan juga terhadap data primer yang diperoleh melalui

Page 3: Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah

vi

kuesioner terbuka kuesioner terbuka dan wawancara dengan perangkat

daerah kajian. Kuesioner terbuka disebarkan kepada seluruh Sekretaris

Daerah, Kepala Dinas, dan Kepala Lembaga Teknis Daerah di

Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Kota Metro, Pemerintah

Kabupaten Lampung Selatan, Pemerintah Provinsi Gorontalo,

Pemerintah Kota Gorontalo, Pemerintah Kabupaten Boalemo;

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Pemerintah Kota Batam,

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau; Pemerintah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, Kota Daerah Istimewa Yogyakarta, dan

Pemerintah Kabupaten Bantul.

Kuesioner dan wawancara terhadap para perangkat daerah kajian

dilakukan dalam upaya reconfirm implementasi tugas dan fungsi serta

kewenangan Departemen-Departemen di daerah-daerah kajian. Hal

demikian penting dilakukan guna memperoleh data yang lebih aktual

dan faktual, mengingat yang menjadi responden dan key informant

adalah para pejabat yang secara langsung berhubungan dengan

Departemen-Departemen terkait. Karena dari analisis data primer ini

dapat memberikan penjelasan sejauhmana efisiensi dan efektivitas

Departemen dalam melaksanakan kebijakan desentralisasi, terutama

yang berkaitan dengan ketersediaan norma, standard dan prosedur,

serta implementasi monitoring dan evaluasi, supervisi dan fasilitasi

kepada pemerintah daerah dari perspektif aparat Pemda. Lebih dari itu,

analisis data primer ini menggali bagaimana interkoneksi dan

interdependensi Departemen-departemen dalam menjalankan tugas dan

fungsinya di daerah-daerah kajian. Meskipun kajian ini tidak

bermaksud menjeneralisir hasil kajian, namun demikian hasil kajian ini

dapat dijadikan indikasi sejauhmana efisiensi dan efektivitas

departemen-departemen sebagai bagian dari pemerintah.

Hasil kajian ini menunjukkan bahwa susunan organisasi Direktorat

Jenderal Departemen, seluruh Departemen yang ada telah mematuhi

Page 4: Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah

vii

ketentuan batas maksimal yang ditentukan dalam Peraturan Presiden

No. 9 Tahun 2005. Hasil analisis rumusan tugas dan fungsi internal

Departemen menunjukkan bahwa terdapat bidang-bidang serumpun

yang dipecah menjadi beberapa bidang. Dengan demikian tampak jelas

bahwa pemecahan tugas dan fungsi dilakukan dengan mengabaikan

prinsip efisiensi dan efektivitas kelembagaan. Kondisi demikian secara

langsung jelas menjadi pemicu munculnya inefisiensi dan inefektivitas

kelembagaan baik pada unit yang bersangkutan maupun unit-unit

kerja di atasnya.

Kemudian, hasil analisis rumusan tugas dan fungsi antar Departemen

menunjukkan fenomena menarik yang perlu dijadikan bahan diskusi

dan kajian lebih lanjut. Hasil yang layak dipandang penting adalah

sebagai berikut:

Unit Organisasi antar Departemen yang memiliki tugas dan fungsi yang

bersifat saling melengkapi dan/atau dalam implementasinya harus

berkoordinasi dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas:

Tugas Dan Fungsi Departemen Dalam Bidang Politik, Hukum, Dan

Keamanan.

Ditjen. Kesbangpol (DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan

Subdit Harmonisasi Bidang Polkam (Ditjen Peraturan Per-UU-

an-DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM).

Subdit Pembauran dan Kewarganegaraan (Ditjen Kesbangpol/

Dit.Pengembangan Nilai-nilai Kebangsaan - DEPARTEMEN

DALAM NEGERI) dengan Subdit Pewarganegaraan dan Subdit

Bukti Kewarganegaraan (DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM)

Subdit Pengembangan Budaya Politik Lokal (Ditjen Kesbangpol /

Dit. Pengembangan Budaya Politik-DEPARTEMEN DALAM

NEGERI) dengan Subdit Kerjasama Pemajuan Hak Sipil dan

Politik (DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM).

Page 5: Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah

viii

Dit. Tramtib dan Perlindungan Masyarakat (Ditjen Pemerintahan

Umum-DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan Dit. Pembinaan

Keamanan dan Ketertiban (DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM))

Subdit Pol. PP & PPNS (Ditjen. Pemerintahan Umum / Dit

Tramtib dan Perlindungan Masyarakat-DEPARTEMEN DALAM

NEGERI) dengan Subdit Penyidik PPNS (DEPARTEMEN HUKUM

DAN HAM)

Direktorat Kerjasama Intra Kawasan (Ditjen Asia Pasifik dan

Afrika dan Ditjen. Amerika dan Eropa-DEPARTEMEN LUAR

NEGERI) dengan Direktorat Kerjasama Internasional (Ditjen.

Strategi Pertahanan-DEPARTEMEN PERTAHANAN)

Direktorat Hukum (Ditjen. Hukum dan Perjanjian Internasional-

DEPARTEMEN LUAR NEGERI) dengan Ditjen. Peraturan

Perundang-Undangan (DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM).

Dit. Kerjasama Internasional (Ditjen. Strategi Pertahanan-

DEPARTEMEN PERTAHANAN) dengan Subdit Kerjasama

Internasional (Ditjen. Hak Kekayaan Intelektual / Dit. Kerjasama

dan Pengembangan-DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM)

Tugas Dan Fungsi Departemen Dalam Bidang Perekonomian

Direktorat Industri Hasil Hutan & Perkebunan (Ditjen. Industri

Agro dan Kimia-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN) dengan Subdit

Hasil Pertanian dan Kehutanan (Ditjen. Perdagangan Dalam

Negeri-DEPARTEMEN PERDAGANGAN)

Direktorat Industri Kimia Hilir-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN

dan Direktorat Industri Kimia Hulu dengan Seksi Hasil Industri

Kimia-DEPARTEMEN PERDAGANGAN

Dit. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (Ditjen. Industri Logam

Mesin Tekstil dan Aneka-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN)

dengan Subdit Tekstil dan Produk Tekstil (Dit. Ekspor Produk

Industri & Pertambangan / Ditjen Perdagangan Dalam Negeri-

DEPARTEMEN PERDAGANGAN)

Page 6: Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah

ix

Direktorat Hasil Hutan dan Perkebunan (Ditjen. Industri Agro

dan Hilir-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN) dengan Subdit

Kehutanan dan Subdit Perkebunan (DEPARTEMEN

PERDAGANGAN)

Direktorat Industri Elektronika (Ditjen. Industri Alat

Transportasi dan Telematika-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN)

dengan Subdit elektronika (Ditjen. Perdagangan Luar Negeri /

Dit. Ekspor Produk Industri dan Pertambangan-DEPARTEMEN

PERDAGANGAN)

Direktorat Industri Kerajinan (Ditjen Industri Kecil dan

Menengah-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN) dengan Subdit

Aneka Industri dan Kerajinan (Ditjen Perdagangan Luar Negeri /

Dit. Ekspor Industri dan Pertambangan-DEPARTEMEN

PERDAGANGAN)

Tugas Dan Fungsi Departemen Dalam Bidang Kesejahteraan Rakyat

Subdit Penelitian Pengabdian Masyarakat & Kemahasiswaan

(Ditjen Kelembagaan Agama Islam / Dit Perguruan Tinggi Agama

Islam-DEPARTEMEN AGAMA) dengan Dit. Penelitian &

Pengabdian kepada Masyarakat (DitJen Dikti-DEPARTEMEN

PENDIDIKAN NASIONAL)

Subdit Kerjasama Perguruan Tinggi dan Publikasi (Ditjen.

Kelembagaan Agama Islam/ Dit Perguruan Tinggi Agama Islam-

DEPARTEMEN AGAMA) dengan Subdirektorat Kelembagaan

Perguruan Tinggi (Ditjen. Pendidikan Tinggi / Dit Pembinaan

Kelembagaan dan Pemberdayaan Peran Masyarakat-

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL)

Seksi Kerjasama antar Lembaga Perguruan Tinggi (Ditjen.

Kelembagaan Agama Islam/Subdit Kerjasama Perguruan Tinggi

dan Publikasi-DEPARTEMEN AGAMA) dengan Subdirektorat

Kerjasama Perguruan Tinggi (Ditjen. Pendidikan Tinggi / Dit

Kelembagaan-DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL).

Page 7: Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah

x

Seksi Pengabdian Kepada Masyarakat (Ditjen. Kelembagaan

Agama Islam / Dit Perguruan Tinggi Agama Islam / Subdit

Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kemahasiswaan-

DEPARTEMEN AGAMA) dengan Dit Pembinaan Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat (Ditjen. Dikti-DEPARTEMEN

PENDIDIKAN NASIONAL).

Seksi Pengembangan Tenaga Akademik (Ditjen Kelembagaan

Agama Islam / Dit Perguruan Tinggi Agama Islam / Subdit

Ketenagaan-DEPARTEMEN AGAMA) dengan Subdit

Pengembangan Kelembagaan Potensi Pendidikan dan Pelatihan-

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL)

Dit Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat (Ditjen

Pemberdayaan Sosial-DEPARTEMEN SOSIAL) dengan Dit

Pemberdayaan Masyarakat (Ditjen Pengembangan Destinasi

Pariwisata-DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA)

Subdirektorat Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil-

(DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan Direktorat Jenderal

Kelautan, Pesisir dan Ikan-ikan Kecil (DEPARTEMEN KELAUTAN

DAN PERIKANAN).

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa-

(DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan Direktorat

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Direktorat Jenderal Kelautan,

Pesisir & Pulau-pulau Kecil- DEP KELAUTAN DAN PERIKANAN)

Identifikasi Tugas Dan Fungsi Departemen Dalam Negeri Dengan

Departemen Lain Yang Memiliki Kemiripan Dalam Bidangnya:

Tinjauan Khusus.

Subdirektorat Perkawinan dan Perceraian (DEPARTEMEN

DALAM NEGERI) dengan Subdirektorat Kepenghuluan dan Seksi

Bina dan Penyuluhan Hukum Agama (DEPARTEMEN AGAMA).

Subdirektorat Pengembangan Kawasan Pedesaan

(DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan Dit. Pembinaan

Page 8: Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah

xi

Perencanaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan-

(DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI).

Subdirektorat Pengangkatan, Pengakuan dan Pengakuan Anak

serta Perubahan dan Pembatalan Akta (DEPARTEMEN DALAM

NEGERI) dengan Subdirektorat Pelayanan Sosial Anak Balita

dan Pengangkatan Anak (DEPARTEMEN SOSIAL).

Unit Organisasi antar Departemen yang memiliki tugas dan fungsi

saling tumpang tindih:

Tugas Dan Fungsi Departemen Dalam Bidang Politik, Hukum, Dan

Keamanan

Subdit Bela Negara (Ditjen Kesbangpol / Dit Pengembangan

Nilai-nilai Kebangsaan-DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan

Dit Kesadaran Bernegara (Ditjen Potensi Pertahanan-

DEPARTEMEN PERTAHANAN).

Subdit Perlindungan Hak-hak Sipil dan HAM (Ditjen

Pemerintahan Umum / Dit Tramtib dan Perlindungan

Masyarakat-DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan Ditjen

Perlindungan HAM (DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM).

Seksi Hak Kekayaan Intelektual (Direktorat Perdagangan,

Perindustrian, Investasi dan Hak Kekayaan Intelekual Dirjen

Multilateral-DEPARTEMEN LUAR NEGERI) dengan Ditjen. Hak

Kekayaan Intelektual-DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM).

Tugas Dan Fungsi Departemen Dalam Bidang Perekonomian

Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (Ditjen.

Industri Agro dan Kimia-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN)

dengan Subdit Penilaian Kinerja Industri dan Pemasaran Hasil

Hutan (Ditjen. Bina Produksi Kehutanan / Dit. Bina Pengoahan

dan Pemasaran Hasil Hutan-DEPARTEMEN KEHUTANAN).

Page 9: Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah

xii

Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan (Ditjen.

Perdagangan Luar Negeri-DEPARTEMEN PERDAGANGAN)

dengan Ditjen. Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian-

DEPARTEMEN PERTANIAN).

Subdit Hasil Pertanian dan Kehutanan (Ditjen. Perdagangan

Dalam Negeri / Dit Bina Pasar dan Distribusi-DEPARTEMEN

PERDAGANGAN) dengan Subdit Penilaian Kinerja Industri dan

Pemasaan Hasil Hutan (Ditjen Bina Produksi Kehutanan / Dit

Bina Pengolaha dan Pemasaran Hasil Hutan-DEPARTEMEN

KEHUTANAN).

Direktorat Perencanaan Penyiapan Pemukiman dan Perpindahan

Transmigrasi (Ditjen. Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan

Penempatan Transmigrasi-DEPNAKERTRANS) dengan Direktorat

Pengembangan dan Pemukiman (Ditjen Cipta Karya-

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM).

Direktorat Bina Pengembangan Prasarana dan Sarana Kawasan

(Ditjen. Bina Pengembangan Masyarakat dan Kawasan

Transmigrasi-DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI) dengan Direktorat Pengembangan Penyehatan

Lingkungan (Ditjen. Cipta Karya-DEPARTEMEN PEKERJAAN

UMUM).

IDENTIFIKASI TUGAS DAN FUNGSI DEPARTEMEN DALAM NEGERI

DENGAN DEPARTEMEN LAIN YANG TIDAK SEBIDANG : TINJAUAN

KHUSUS.

Subdirektorat Pertanahan-DEPARTEMEN DALAM NEGERI

dengan Dit.Bina Penyediaan Tanah Transmigrasi-DEPARTEMEN

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI).

Subdirektorat Pelatihan Masyarakat (DEPARTEMEN DALAM

NEGERI) dengan Subdirektorat Bina Pelatihan (DEPARTEMEN

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI).

Page 10: Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah

xiii

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa-

(DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan Subdirektorat

Pemberdayaan Masyarakat (DEPARTEMEN KEHUTANAN).

Lebih jauh lagi, dari hasil analisis data kuesioner dan wawancara

menunjukkan bahwa implementasi tugas dan fungsi Departemen-

Departemen di daerah-daerah kajian belum menunjukkan optimalisasi

dalam kinerja. Berarti peran Departemen selaku Pemerintah Pusat

dalam memberikan fasilitasi, supervisi, dan urusan-urusannya belum

optimal. Di seluruh lokus kajian (pemerintah daerah) menyatakan

bahwa pelimpahan kewenangan tidak dibarengi dengan adanya

peraturan atau kebijakan yang jelas. Para responden menyebut hal

demikian dengan desentralisasi setengah hati. Key informant di daerah-

daerah kajian juga menyatakan bahwa sebagian besar Departemen

belum menyediakan standar dan prosedur implementasi secara

lengkap, sehingga pemerintah daerah merasakan kesulitan

menjalankan urusan-urusan yang sudah didesentralisasikan.

Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis yang sudah dilakukan,

kajian ini merekomendasikan beberapa hal mendasar. Untuk

meminimalisir overlapping tugas dan fungsi internal Departemen, setiap

Departemen perlu memperhatikan dasar, hakekat, dan pelaksanaan

analisis jabatan. Pemahaman terhadap wawasan analisis jabatan dan

implementasinya merupakan keharusan. Sehubungan dengan hal itu,

maka diklat-diklat teknis tentang analisis jabatan perlu digalakkan. Hal

demikian perlu disimak karena pengetahuan tentang hal-hal teknis

manajemen pada umumnya tidak dikuasi oleh para pegawai pada level

yang bervariasi.

Untuk meminimalisir overlapping tugas dan fungsi antar Departemen,

setiap Departemen dalam merumuskan tugas dan fungsinya perlu

mengundang dan meminta masukan dari Departemen-Departemen

yang memiliki relevansi tugas dan fungsi. Hal demikian sangat penting

Page 11: Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat

Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah

xiv

untuk dilakukan untuk menghindari tumpang tindih yang lebih rumit.

Untuk merumuskan tugas dan fungsi yang baru dan bermuatan

semangat baru, tentu tidak bisa hanya mengandalkan tenaga-tenaga

dari Biro Organisasi saja. Para pemikir dari setiap unit kerja harus

mampu memberikan kontribusi maksimal.

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Departemen di era

otonomi daerah dewasa ini, setiap Departemen sudah saatnya

menyimak aspirasi pemerintah daerah dan daerahnya. Norma, standar

dan prosedur pelaksanaan urusan-urusan yang belum tersedia perlu

segera disiapkan. Hal demikian merupakan sesuatu yang mendesak

terutama bagi daerah-daerah yang kepemilikan kapasitasnya sangat

terbatas. Lebih jauh dari itu, pelaksanaan evaluasi dan monitoring yang

dilakukan Departemen perlu dirumuskan kembali agar evaluasi dan

monitoring tersebut secara signifikan memberikan manfaat.