Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat
-
Upload
alfath-zulhiansyah -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
Transcript of Es Efektifitas Kelembagaan Pemerintah Pusat
Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah
iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Salah satu alasan mendasar perlunya pengkajian tugas dan fungsi
Departemen-departemen adalah bahwa sejak masa kemerdekaan
hingga sekarang ini belum dilakukan audit secara komprehensif dan
integrated tugas dan fungsi Departemen-departemen. Sepanjang durasi
waktu tersebut, tugas dan fungsi Departemen-departemen dilakukan
dengan cara tambal sulam dan piece meal. Kondisi demikian sangat
memungkinkan timbulnya overlapping tugas dan fungsi, yang
mengakibatkan tarik-menarik kewenangan dan friksi antar sektor.
Inkoherensi institusional dalam kerangka tersebut akan berdampak
negatif secara langsung dan tidak langsung pada tingkat efisiensi dan
efektivitas kelembagaan pemerintah (performance of government) secara
agregat, yang secara langsung dan tidak langsung berdampak negatif
pada kinerja bangsa (nation performance).
Ruang lingkup atau fokus kajian ini adalah tugas dan fungsi Direktorat
Jenderal seluruh Departemen dalam Kabinet Indonesia Bersatu.
Pembatasan ruang lingkup didasarkan pada terbatasnya sumberdaya
yang tersedia, baik anggaran, waktu, maupun ketersediaan sumber
daya manusia. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui efisiensi
dan efektivitas unit-unit pelaksana Departemen (Direktorat Jenderal
dan jajarannya) ditinjau dari tugas dan fungsinya, baik intra maupun
antar Departemen.
Efisiensi dan efektivitas kelembagaan pemerintah dalam kajian ini
ditinjau dari dua perspektif. Perspektif pertama melalui telaah dokumen
SOTK setiap Direktorat Jenderal setiap departemen, yaitu melalui
telaah rumusan tugas dan fungsi departemen, sejauhmana overlapping
tugas dan fungsi intra departemen, dan sejauhmana overlapping tugas
dan fungsi inter departemen. Perspektif kedua ditinjau dari
Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah
v
implementasi tugas dan fungsi serta kewenangan departemen-
departemen menurut kaca mata aparat pemda.
Telaah terhadap dokumen SOTK dan rumusan tugas dan fungsi
dilakukan kepada semua Departemen dalam Kabinet Indonesia Bersatu
sejumlah 20 Departemen. Dalam telaah dokumen ini dianalisis
bagaimana kesesuaian susunan organisasi Direktorat Jenderal –
khususnya mengenai batas maksimal-- dengan Peraturan Presiden
No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia.
Selain itu analisis dilakukan terhadap overlapping tugas dan fungsi
antar Direktorat Jenderal secara horizontal. Analisis demikian
dilakukan untuk mendapatkan gambaran bagaimana efisiensi dan
efektivitas suatu Departemen berdasarkan rumusan tugas dan
fungsinya.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran secara lebih makro, analisis
dilakukan terhadap overlapping tugas dan fungsi antar Departemen.
Analisis diawali dengan mencermati overlapping tugas dan fungsi
antara Direktorat Jenderal - Direktorat Jenderal dalam cakupan
koordinasi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan,
Bidang Perekonomian, dan Bidang Kesejahteraan Rakyat. Selain itu
analisis overlapping juga dilakukan terhadap Direktorat Jenderal-
Direktorat Jenderal Departemen Dalam Negeri dengan seluruh
Direktorat Jenderal-Direktorat Jenderal Departemen-Departemen yang
lain melalui Nomenklatur-Nomenklatur yang memiliki indikasi
overlapping. Dalam deskripsi ini diuraikan tugas dan fungsi antar unit
yang overlapping dan dijelaskan pula tugas dan fungsi yang bersifat
saling melengkapi (complementary) antar Departemen.
Dalam upaya memperoleh gambaran secara lebih komprehensif,
analisis dilakukan juga terhadap data primer yang diperoleh melalui
Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah
vi
kuesioner terbuka kuesioner terbuka dan wawancara dengan perangkat
daerah kajian. Kuesioner terbuka disebarkan kepada seluruh Sekretaris
Daerah, Kepala Dinas, dan Kepala Lembaga Teknis Daerah di
Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Kota Metro, Pemerintah
Kabupaten Lampung Selatan, Pemerintah Provinsi Gorontalo,
Pemerintah Kota Gorontalo, Pemerintah Kabupaten Boalemo;
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Pemerintah Kota Batam,
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau; Pemerintah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Kota Daerah Istimewa Yogyakarta, dan
Pemerintah Kabupaten Bantul.
Kuesioner dan wawancara terhadap para perangkat daerah kajian
dilakukan dalam upaya reconfirm implementasi tugas dan fungsi serta
kewenangan Departemen-Departemen di daerah-daerah kajian. Hal
demikian penting dilakukan guna memperoleh data yang lebih aktual
dan faktual, mengingat yang menjadi responden dan key informant
adalah para pejabat yang secara langsung berhubungan dengan
Departemen-Departemen terkait. Karena dari analisis data primer ini
dapat memberikan penjelasan sejauhmana efisiensi dan efektivitas
Departemen dalam melaksanakan kebijakan desentralisasi, terutama
yang berkaitan dengan ketersediaan norma, standard dan prosedur,
serta implementasi monitoring dan evaluasi, supervisi dan fasilitasi
kepada pemerintah daerah dari perspektif aparat Pemda. Lebih dari itu,
analisis data primer ini menggali bagaimana interkoneksi dan
interdependensi Departemen-departemen dalam menjalankan tugas dan
fungsinya di daerah-daerah kajian. Meskipun kajian ini tidak
bermaksud menjeneralisir hasil kajian, namun demikian hasil kajian ini
dapat dijadikan indikasi sejauhmana efisiensi dan efektivitas
departemen-departemen sebagai bagian dari pemerintah.
Hasil kajian ini menunjukkan bahwa susunan organisasi Direktorat
Jenderal Departemen, seluruh Departemen yang ada telah mematuhi
Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah
vii
ketentuan batas maksimal yang ditentukan dalam Peraturan Presiden
No. 9 Tahun 2005. Hasil analisis rumusan tugas dan fungsi internal
Departemen menunjukkan bahwa terdapat bidang-bidang serumpun
yang dipecah menjadi beberapa bidang. Dengan demikian tampak jelas
bahwa pemecahan tugas dan fungsi dilakukan dengan mengabaikan
prinsip efisiensi dan efektivitas kelembagaan. Kondisi demikian secara
langsung jelas menjadi pemicu munculnya inefisiensi dan inefektivitas
kelembagaan baik pada unit yang bersangkutan maupun unit-unit
kerja di atasnya.
Kemudian, hasil analisis rumusan tugas dan fungsi antar Departemen
menunjukkan fenomena menarik yang perlu dijadikan bahan diskusi
dan kajian lebih lanjut. Hasil yang layak dipandang penting adalah
sebagai berikut:
Unit Organisasi antar Departemen yang memiliki tugas dan fungsi yang
bersifat saling melengkapi dan/atau dalam implementasinya harus
berkoordinasi dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas:
Tugas Dan Fungsi Departemen Dalam Bidang Politik, Hukum, Dan
Keamanan.
Ditjen. Kesbangpol (DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan
Subdit Harmonisasi Bidang Polkam (Ditjen Peraturan Per-UU-
an-DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM).
Subdit Pembauran dan Kewarganegaraan (Ditjen Kesbangpol/
Dit.Pengembangan Nilai-nilai Kebangsaan - DEPARTEMEN
DALAM NEGERI) dengan Subdit Pewarganegaraan dan Subdit
Bukti Kewarganegaraan (DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM)
Subdit Pengembangan Budaya Politik Lokal (Ditjen Kesbangpol /
Dit. Pengembangan Budaya Politik-DEPARTEMEN DALAM
NEGERI) dengan Subdit Kerjasama Pemajuan Hak Sipil dan
Politik (DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM).
Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah
viii
Dit. Tramtib dan Perlindungan Masyarakat (Ditjen Pemerintahan
Umum-DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan Dit. Pembinaan
Keamanan dan Ketertiban (DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM))
Subdit Pol. PP & PPNS (Ditjen. Pemerintahan Umum / Dit
Tramtib dan Perlindungan Masyarakat-DEPARTEMEN DALAM
NEGERI) dengan Subdit Penyidik PPNS (DEPARTEMEN HUKUM
DAN HAM)
Direktorat Kerjasama Intra Kawasan (Ditjen Asia Pasifik dan
Afrika dan Ditjen. Amerika dan Eropa-DEPARTEMEN LUAR
NEGERI) dengan Direktorat Kerjasama Internasional (Ditjen.
Strategi Pertahanan-DEPARTEMEN PERTAHANAN)
Direktorat Hukum (Ditjen. Hukum dan Perjanjian Internasional-
DEPARTEMEN LUAR NEGERI) dengan Ditjen. Peraturan
Perundang-Undangan (DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM).
Dit. Kerjasama Internasional (Ditjen. Strategi Pertahanan-
DEPARTEMEN PERTAHANAN) dengan Subdit Kerjasama
Internasional (Ditjen. Hak Kekayaan Intelektual / Dit. Kerjasama
dan Pengembangan-DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM)
Tugas Dan Fungsi Departemen Dalam Bidang Perekonomian
Direktorat Industri Hasil Hutan & Perkebunan (Ditjen. Industri
Agro dan Kimia-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN) dengan Subdit
Hasil Pertanian dan Kehutanan (Ditjen. Perdagangan Dalam
Negeri-DEPARTEMEN PERDAGANGAN)
Direktorat Industri Kimia Hilir-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN
dan Direktorat Industri Kimia Hulu dengan Seksi Hasil Industri
Kimia-DEPARTEMEN PERDAGANGAN
Dit. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (Ditjen. Industri Logam
Mesin Tekstil dan Aneka-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN)
dengan Subdit Tekstil dan Produk Tekstil (Dit. Ekspor Produk
Industri & Pertambangan / Ditjen Perdagangan Dalam Negeri-
DEPARTEMEN PERDAGANGAN)
Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah
ix
Direktorat Hasil Hutan dan Perkebunan (Ditjen. Industri Agro
dan Hilir-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN) dengan Subdit
Kehutanan dan Subdit Perkebunan (DEPARTEMEN
PERDAGANGAN)
Direktorat Industri Elektronika (Ditjen. Industri Alat
Transportasi dan Telematika-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN)
dengan Subdit elektronika (Ditjen. Perdagangan Luar Negeri /
Dit. Ekspor Produk Industri dan Pertambangan-DEPARTEMEN
PERDAGANGAN)
Direktorat Industri Kerajinan (Ditjen Industri Kecil dan
Menengah-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN) dengan Subdit
Aneka Industri dan Kerajinan (Ditjen Perdagangan Luar Negeri /
Dit. Ekspor Industri dan Pertambangan-DEPARTEMEN
PERDAGANGAN)
Tugas Dan Fungsi Departemen Dalam Bidang Kesejahteraan Rakyat
Subdit Penelitian Pengabdian Masyarakat & Kemahasiswaan
(Ditjen Kelembagaan Agama Islam / Dit Perguruan Tinggi Agama
Islam-DEPARTEMEN AGAMA) dengan Dit. Penelitian &
Pengabdian kepada Masyarakat (DitJen Dikti-DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL)
Subdit Kerjasama Perguruan Tinggi dan Publikasi (Ditjen.
Kelembagaan Agama Islam/ Dit Perguruan Tinggi Agama Islam-
DEPARTEMEN AGAMA) dengan Subdirektorat Kelembagaan
Perguruan Tinggi (Ditjen. Pendidikan Tinggi / Dit Pembinaan
Kelembagaan dan Pemberdayaan Peran Masyarakat-
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL)
Seksi Kerjasama antar Lembaga Perguruan Tinggi (Ditjen.
Kelembagaan Agama Islam/Subdit Kerjasama Perguruan Tinggi
dan Publikasi-DEPARTEMEN AGAMA) dengan Subdirektorat
Kerjasama Perguruan Tinggi (Ditjen. Pendidikan Tinggi / Dit
Kelembagaan-DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL).
Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah
x
Seksi Pengabdian Kepada Masyarakat (Ditjen. Kelembagaan
Agama Islam / Dit Perguruan Tinggi Agama Islam / Subdit
Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kemahasiswaan-
DEPARTEMEN AGAMA) dengan Dit Pembinaan Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (Ditjen. Dikti-DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL).
Seksi Pengembangan Tenaga Akademik (Ditjen Kelembagaan
Agama Islam / Dit Perguruan Tinggi Agama Islam / Subdit
Ketenagaan-DEPARTEMEN AGAMA) dengan Subdit
Pengembangan Kelembagaan Potensi Pendidikan dan Pelatihan-
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL)
Dit Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat (Ditjen
Pemberdayaan Sosial-DEPARTEMEN SOSIAL) dengan Dit
Pemberdayaan Masyarakat (Ditjen Pengembangan Destinasi
Pariwisata-DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA)
Subdirektorat Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil-
(DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan Direktorat Jenderal
Kelautan, Pesisir dan Ikan-ikan Kecil (DEPARTEMEN KELAUTAN
DAN PERIKANAN).
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa-
(DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Direktorat Jenderal Kelautan,
Pesisir & Pulau-pulau Kecil- DEP KELAUTAN DAN PERIKANAN)
Identifikasi Tugas Dan Fungsi Departemen Dalam Negeri Dengan
Departemen Lain Yang Memiliki Kemiripan Dalam Bidangnya:
Tinjauan Khusus.
Subdirektorat Perkawinan dan Perceraian (DEPARTEMEN
DALAM NEGERI) dengan Subdirektorat Kepenghuluan dan Seksi
Bina dan Penyuluhan Hukum Agama (DEPARTEMEN AGAMA).
Subdirektorat Pengembangan Kawasan Pedesaan
(DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan Dit. Pembinaan
Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah
xi
Perencanaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan-
(DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI).
Subdirektorat Pengangkatan, Pengakuan dan Pengakuan Anak
serta Perubahan dan Pembatalan Akta (DEPARTEMEN DALAM
NEGERI) dengan Subdirektorat Pelayanan Sosial Anak Balita
dan Pengangkatan Anak (DEPARTEMEN SOSIAL).
Unit Organisasi antar Departemen yang memiliki tugas dan fungsi
saling tumpang tindih:
Tugas Dan Fungsi Departemen Dalam Bidang Politik, Hukum, Dan
Keamanan
Subdit Bela Negara (Ditjen Kesbangpol / Dit Pengembangan
Nilai-nilai Kebangsaan-DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan
Dit Kesadaran Bernegara (Ditjen Potensi Pertahanan-
DEPARTEMEN PERTAHANAN).
Subdit Perlindungan Hak-hak Sipil dan HAM (Ditjen
Pemerintahan Umum / Dit Tramtib dan Perlindungan
Masyarakat-DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan Ditjen
Perlindungan HAM (DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM).
Seksi Hak Kekayaan Intelektual (Direktorat Perdagangan,
Perindustrian, Investasi dan Hak Kekayaan Intelekual Dirjen
Multilateral-DEPARTEMEN LUAR NEGERI) dengan Ditjen. Hak
Kekayaan Intelektual-DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM).
Tugas Dan Fungsi Departemen Dalam Bidang Perekonomian
Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (Ditjen.
Industri Agro dan Kimia-DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN)
dengan Subdit Penilaian Kinerja Industri dan Pemasaran Hasil
Hutan (Ditjen. Bina Produksi Kehutanan / Dit. Bina Pengoahan
dan Pemasaran Hasil Hutan-DEPARTEMEN KEHUTANAN).
Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah
xii
Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan (Ditjen.
Perdagangan Luar Negeri-DEPARTEMEN PERDAGANGAN)
dengan Ditjen. Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian-
DEPARTEMEN PERTANIAN).
Subdit Hasil Pertanian dan Kehutanan (Ditjen. Perdagangan
Dalam Negeri / Dit Bina Pasar dan Distribusi-DEPARTEMEN
PERDAGANGAN) dengan Subdit Penilaian Kinerja Industri dan
Pemasaan Hasil Hutan (Ditjen Bina Produksi Kehutanan / Dit
Bina Pengolaha dan Pemasaran Hasil Hutan-DEPARTEMEN
KEHUTANAN).
Direktorat Perencanaan Penyiapan Pemukiman dan Perpindahan
Transmigrasi (Ditjen. Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan
Penempatan Transmigrasi-DEPNAKERTRANS) dengan Direktorat
Pengembangan dan Pemukiman (Ditjen Cipta Karya-
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM).
Direktorat Bina Pengembangan Prasarana dan Sarana Kawasan
(Ditjen. Bina Pengembangan Masyarakat dan Kawasan
Transmigrasi-DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI) dengan Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan (Ditjen. Cipta Karya-DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM).
IDENTIFIKASI TUGAS DAN FUNGSI DEPARTEMEN DALAM NEGERI
DENGAN DEPARTEMEN LAIN YANG TIDAK SEBIDANG : TINJAUAN
KHUSUS.
Subdirektorat Pertanahan-DEPARTEMEN DALAM NEGERI
dengan Dit.Bina Penyediaan Tanah Transmigrasi-DEPARTEMEN
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI).
Subdirektorat Pelatihan Masyarakat (DEPARTEMEN DALAM
NEGERI) dengan Subdirektorat Bina Pelatihan (DEPARTEMEN
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI).
Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah
xiii
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa-
(DEPARTEMEN DALAM NEGERI) dengan Subdirektorat
Pemberdayaan Masyarakat (DEPARTEMEN KEHUTANAN).
Lebih jauh lagi, dari hasil analisis data kuesioner dan wawancara
menunjukkan bahwa implementasi tugas dan fungsi Departemen-
Departemen di daerah-daerah kajian belum menunjukkan optimalisasi
dalam kinerja. Berarti peran Departemen selaku Pemerintah Pusat
dalam memberikan fasilitasi, supervisi, dan urusan-urusannya belum
optimal. Di seluruh lokus kajian (pemerintah daerah) menyatakan
bahwa pelimpahan kewenangan tidak dibarengi dengan adanya
peraturan atau kebijakan yang jelas. Para responden menyebut hal
demikian dengan desentralisasi setengah hati. Key informant di daerah-
daerah kajian juga menyatakan bahwa sebagian besar Departemen
belum menyediakan standar dan prosedur implementasi secara
lengkap, sehingga pemerintah daerah merasakan kesulitan
menjalankan urusan-urusan yang sudah didesentralisasikan.
Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis yang sudah dilakukan,
kajian ini merekomendasikan beberapa hal mendasar. Untuk
meminimalisir overlapping tugas dan fungsi internal Departemen, setiap
Departemen perlu memperhatikan dasar, hakekat, dan pelaksanaan
analisis jabatan. Pemahaman terhadap wawasan analisis jabatan dan
implementasinya merupakan keharusan. Sehubungan dengan hal itu,
maka diklat-diklat teknis tentang analisis jabatan perlu digalakkan. Hal
demikian perlu disimak karena pengetahuan tentang hal-hal teknis
manajemen pada umumnya tidak dikuasi oleh para pegawai pada level
yang bervariasi.
Untuk meminimalisir overlapping tugas dan fungsi antar Departemen,
setiap Departemen dalam merumuskan tugas dan fungsinya perlu
mengundang dan meminta masukan dari Departemen-Departemen
yang memiliki relevansi tugas dan fungsi. Hal demikian sangat penting
Ringkasan Eksekutif Kajian Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Pemerintah
xiv
untuk dilakukan untuk menghindari tumpang tindih yang lebih rumit.
Untuk merumuskan tugas dan fungsi yang baru dan bermuatan
semangat baru, tentu tidak bisa hanya mengandalkan tenaga-tenaga
dari Biro Organisasi saja. Para pemikir dari setiap unit kerja harus
mampu memberikan kontribusi maksimal.
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Departemen di era
otonomi daerah dewasa ini, setiap Departemen sudah saatnya
menyimak aspirasi pemerintah daerah dan daerahnya. Norma, standar
dan prosedur pelaksanaan urusan-urusan yang belum tersedia perlu
segera disiapkan. Hal demikian merupakan sesuatu yang mendesak
terutama bagi daerah-daerah yang kepemilikan kapasitasnya sangat
terbatas. Lebih jauh dari itu, pelaksanaan evaluasi dan monitoring yang
dilakukan Departemen perlu dirumuskan kembali agar evaluasi dan
monitoring tersebut secara signifikan memberikan manfaat.