ERUPSI EKSPLOSIV

3

Click here to load reader

description

eksplosiv

Transcript of ERUPSI EKSPLOSIV

Page 1: ERUPSI EKSPLOSIV

ERUPSI EKSPLOSIV ERUPSI MAGMATIK EKSPLOSIV (EKSPLOSIVE MAGMATIC) / MAGMATIK HIDROTHERMAL) - Exsolution dan ekspansi gas/uap yang berasal dari magma- Relatif erupsi kering - kontribusi air dari luar sedikit FREATOMAGMATIK (PHREATOMAGMATIC) - Uap dihasilkan dari interaksi magma (lava) dengan air berasal dari luar (groundwater) FREATIK (PHREATIC)- Letusan akibat uap air panas FREATOMAGMATIK (PHREATOMAGMATIC) & FREATIK (PHREATIC)- erupsi hidrovolkanik

Tipe-tipe letusan Gunungapi* Tipe strombolian Contoh pada gunungapi Irazu di Costa Rica tahun 1965. Material halus dari lava cair menyembur dari kawah membentuk suatu gugusan cahaya di langit.terkumpul di cekungan gunung, lava cair tsb kemudian meluncur ke bawah membentuk suatu aliran yang berapi.Sebaliknya,aktivitas letusan gunungapi Paricutin pada tahun 1947 menunjukkan tipe vulcanian, dimana awan tebal yang terdiri dari abu dan letusan gas dari kawah kemudian timbul hingga di atas puncak.Abu yang terdiri dari gas tersebut membentuk awan keputih-putihan pada dekat puncak.* Tipe VesuvianTipe letusan vesuvian disesuaikan dengan letusan gunung Vesuvius di Italia pada tahun 79 Bc, abu seta gas pada kuantitas yang sangat besar keluar pada saat letusan kemudian terdapat awan yang berbentuk kembang kol melambung tinggi diatas gunungapi tersebut. * Tipe PeeleanDi erupsi Pelean atau awan terang seperti yang terjadi di letusan Gunung Mayon Philipina 1968, material yang sangat besar dan banyak gas seperti debu, abu, gas dan fragmen-fragmen lava keluar dari tengah kawah, jatuh ke bawah, membentuk seperti lidah. Massa yang sangat besar dan bercahaya yang meluncur menuruni kemiringan dengan kecepatan yang sebanding dengan 100 mil per jam. Erupsi semacam itu akan menyebabkan kerusakan yang sangat besar dan akan menyebabkan kematian pada populasi area tersebut seperti di St Pierre tahun 1902 saat terjadi letusan Gunung PeeleMauna Loa* Tipe erupsi PhreatikErupsi tipe phreatik (semburan Uap) dikendalikan oleh ledakan uap hasil dari tanah yang dingin atau permukaan air yang bersinggungan dengan hot rock atau magma. Yang membedakan tipe ini dengan tipe lain adalah tipe ini hanya mengeluarkan fragmen batuan dari saluran vulkanik, tidak ada magma yang dikeluarkan. Aktivitas phreatik secara umum lemah tetapi juga beruabh menjadi dahsyat seperti pada tahun 1965 saat letusan gunungapi Taal di Philipina. Gunungapi Taal* Tipe Erupsi PlinianErupsi yang paling kuat adalah tipe plinian.Tipe ini ditandai dengan ledakan lava kental.Contoh erupsi Plinian yang paling besar seperti pada 18 mei 1980 di Gunung St. Helens atau tahun 1991 di Pinatubo PHilipina.letusan tersebut membawa abu dan gas sejauh 10 mil ke udara, aliran piroklastik yang sangat cepat dan mematikan juga merupakan ciri letusan dari erupsi Plinian, Gunung St Helens

Tipe – tipe letusan Gunungapi menurut Escher, berdasarkan tekanan gas, derajat kecairan magma dan kedalaman dapur magma :1.Tipe Hawaii, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma yang dangkal, tekanan gas rendah. Contoh : gunungapi perisai di Hawaii, yaitu Kilaueaa dan Maunaloa2.Tipe stromboli, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma dangkal tapi lebih dalam dari tipe Hawaii, tekanan gas sedang.3.Tipe Volcano, ciri-cirinya : lava agak cair, terbentuk awan debu berbentuk bunga kol, tekanan gas sedang. Contoh : Gunung Raung dan Vesuvius.

Page 2: ERUPSI EKSPLOSIV

4.Tipe Merapi, ciri-cirinya : lava agak kental, dapur magma agak dangkal, tekanan gas rendah, terdapat sumbat lava dan kubah lava. Gunung Merapi5.Tipe Peele, ciri-cirinya : viskositas lava hampir sama dengan tipe merapi, tekanan gasnya cukup besar, peletusan mendatar, Contoh : Gunung Peele6.Tipe Vincent, ciri-cirinya : lava agak kental, tekanan gas sedang, kawahnya terdapat danau. Contoh : gunung kelud.7.Tipe Perret, ciri-cirinya : tekanan gas sangat kuat, lava encer, penyebab kaldera. Contoh : gunung krakatau.diunduh dari udhnr.blogspot.com

Karaketristik atau perilaku erupsi suatu gunungapi dipengaruhi oleh sifat magma, struktur dan dimensi pipa saluran magma atau diatrema, serta volume dan posisi kantong magmanya. Sifat magma yang paling berpengaruh ialah komposisi kimia, kekentalan, kandungan gas dan air. Magma yang bersifat lebih asam umumnya lebih kental daripada magma yang bersifat basa. Semakin kental berarti kandungan air dan gasnya semakin sedikit, sehingga membuat magma lebih cepat membeku saat mendekati permukaan. Jika magma yang membeku tersebut terkumpul di lubang kepundan dan membentuk sumbat atau kubah lava, maka tekanan gas di bawahnya akan tertahan. Semakin lama tertahan, energi yang terkumpul akan semakin besar.

Akibatnya, saat kubah lava tersebut tidak mampu lagi menahan tekanan gas di bawahnya, letusan eksplosif pun terjadi sebagai perwujudan dari pelepasan energi yang tertahan tersebut. Letusan Merapi tahun ini yang cenderung eksplosif menandakan bahwa komposisi magma dalam tubuh Merapi kali ini relatif lebih asam. Untungnya, pelepasan energinya terjadi secara berangsur, sehingga para ahli masih sempat mengungsikan para penduduk di sekitar Gunung Merapi.

Besarnya energi yang tertahan itupun bergantung dari struktur dan dimensi pipa saluran magma atau diatrema. Dimensi diatrema berpengaruh pada volume gas yang naik. Semakin besar dimensinya semakin banyak gas yang akan naik. Struktur diatrema salah satunya ialah menyangkut jumlahnya. Beberapa gunungapi memiliki jumlah pipa saluran magma lebih dari satu tapi berasal dari satu kantong magma. Inilah yang disebut sebagai kawah majemuk (multiple crater) seperti yang terdapat pada Gunung Papandayan dan Gunung Tangkubanparahu. Sedangkan Gunung Merapi tergolong sebagai gunung dengan kawah tunggal (single crater).

Sementara itu, besarnya pasokan magma bergantung dari volume dan posisi kantong magma gunung tersebut. Faktor inilah yang menjadi motor utama dari aktifitas vulkanik. Kantong magma merupakan zona tampungan dari magma yang berasal dari zona subduksi yang naik menuju permukaan. Bila ukurannya cukup besar disebut juga dapur magma. Di Merapi, letak dapur magmanya relatif tidak jauh. Akibatnya, hanya dengan peningkatan tekanan yang tidak terlalu besar sudah dapat mengalirkan magma mengalir ke permukaan dengan cukup lancar tanpa perlu waktu cukup panjang.

Inilah sebab adanya perbedaan tingkat aktifitas antara gunungapi seperti Gunung Merapi dan Gunung Sinabung, selain juga dipengaruhi oleh tatanan tektonik lokalnya. Misalnya keterdapatan sesar atau patahan yang melewati gunungapi tersebut, yang dapat menjadi celah bagi magma untuk naik ke permukaan.