EPM KELOMPOK 5

20
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) Oleh : Kelompok 5 (kelas a reguler) 1. DESI SETIANI A(J1A1 12 008) 2. NYURMASARI (J1A1 12 010) 3. WAODE FITRI SHALIHI (J1A1 12 015) 4. KARTINI (J1A1 12 025) 5. BASILLIUS YAN S. (J1A1 12 028) 6. ERIS SETIAWAN (J1A1 12 036) 7. RESTU FITRINA ZAHARA (J1A1 12 058) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

description

penyakit menular materi kelompok

Transcript of EPM KELOMPOK 5

Page 1: EPM KELOMPOK 5

EPIDEMIOLOGI PENYAKITMENULAR

PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE)

Oleh : Kelompok 5 (kelas a reguler)

1. DESI SETIANI A(J1A1 12 008)2. NYURMASARI (J1A1 12 010)3. WAODE FITRI SHALIHI (J1A1 12 015)4. KARTINI (J1A1 12 025)5. BASILLIUS YAN S. (J1A1 12 028)6. ERIS SETIAWAN (J1A1 12 036)7. RESTU FITRINA ZAHARA (J1A1 12 058)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

Page 2: EPM KELOMPOK 5

2014KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Epidemiologi Penyakit Menular kelas A semester IV.

Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu kami baik

secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.

Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu kami tersebut.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami

pun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maupun

kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk penyusunan makalah di masa depan yang lebih baik lagi.

Kendari, Mei 2014

Kelompok 5

2

Page 3: EPM KELOMPOK 5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................iKATA PENGANTAR.............................................................iiDAFTAR ISI......................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................11.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………. 21.3 Tujuan……………………………………………………………………....2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyakit DBD……………………………….......................32.2 Etiologi Penyakit DBD.............................................................32.3 Recervoir Penyakit DBD..........................................................32.4 Gejala-Gejala Penyakit DBD....................................................42.5 Masa Inkubasi Penyakit DBD ………………………………………………... 4

2.6 Proses penularan Penyakit DBD…………………………………………….52.7 Pencegahan Penyakit DBD ..………………………………………………...102.8 Penanggulangan Penyakit DBD ……………………………………………..14

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................163.2 Saran......................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................17

3

Page 4: EPM KELOMPOK 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada zaman sekarang ini berbagai macam penyakit terus di temukan dan terusberkembang seiring dengan perkembangan zaman, baik pola penularan,pengobatan,pencegahan serta penyebabnya pun berbeda – beda mulai dari penyakit yang ringansampai yang sulit di sembuhkan.

Jika musim hujan tiba maka perlu diwaspadai adanya genangan – genangan airyang terjadi pada selokan yang buntu, gorong – gorong yang tidak lancar serta adanyabanjir yang berkepanjangan, perlu diwaspadai adanya tempat reproduksi atauberkembangbiaknya nyamuk pada genangan – genangan tersebut sehingga dapatmengakibatkan musim nyamuk telah tiba pula, itulah kata-kata yang melakat padasaat ini. saatnya kita melakukan antisipasi adanya musim nyamuk dengan carapengendalian nyamuk dengan pendekatan perlakukan sanitasi lingkungan atau nonkimiawi yang tepat sangat diutamakan sebelum dilakukannya pengendalian secarakimiawi.

Selama ini semua manusia pasti mengetahui dan mengenal serangga yangdisebut nyamuk. Antara nyamuk dan manusia bisa dikatakan hidup berdampinganbahkan nyaris tanpa batas. Namun, berdampingannya manusia dengan nyamuk bukandalam makna positif. Tetapi nyamuk dianggap mengganggu kehidupan umat manusia.Meski jumlah nyamuk yang dibunuh manusia jauh lebih banyak daripada jumlahmanusia yang meninggal karena nyamuk, perang terhadap nyamuk seolah menjadikegiatan tak pernah henti yang dilakukan oleh manusia.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut DengueHemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yangditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang manamenyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuandarah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Hampir setiap tahun, di bulan-bulan tertentu, selalu saja ada berita tentangkasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Penyakit ini tiap tahun telahmembawa banyak korban jiwa, bahkan jumlah kasus serta korban jiwa meningkat tiaptahunnya.DBD terjadi berulang-ulang setiap tahun. DBD merupakan salah satupenyakit penting di Indonesia dan memerlukan penanganan yang menyeluruh danintegral, agar penyakit ini tidak lagi menimbulkan banyak korban jiwa.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang ada, maka rumusan masalahnya adalahsebagai berikut :

4

Page 5: EPM KELOMPOK 5

1. Definisi penyakit DBD ?

2. Etiologi dari penyakit DBD ?

3. Recervoir Penyakit DBD ?

4. Gejala-gejala Penyakit DBD ?

5. Masa Inkubasi penyakit DBD ?

6. Proses Penularan Penyakit DBD ?

7. Pencegahan Penyakit DBD ?

8. Penanggulangan Penyakit DBD ?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Epidemiologi penyakit DBD.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui definisi penyakit DBD, etiologi dari penyakit DBD,recervoir Penyakit DBD, masa inkubasi penyakit DBD, proses penularan penyakitDBD, pencegahan penyakit DBD dan penanggulangan penyakit DBD.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyakit DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut DengueHemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virusdengue.Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, familiFlaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropisdan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujanyang lembab.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan

5

Page 6: EPM KELOMPOK 5

setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue diseluruh dunia.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnyadisebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yangdisebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitannyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang manamenyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan padasistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti AsiaTenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosokIndonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatanlainnya seperti Bidan dan Pak Mantri seringkali salah dalampenegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yangmenyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid)

2.2 Etiologi Penyakit DBD

Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan olehvirus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukandi daerah tropis dan sub-tropis, dan menjangkit luas di banyaknegara di Asia Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue,masing-masing dapat menyebabkan demam berdarah, baik ringanmaupun fatal.

2.3 Recervoir Penyakit DBD

Penyakit DBD ditularkan oleh vektor (inang penular) nyamuk aedes aegypti. Untuk mematangkan telur-telurnya nyamuk betina akan menghisap darah manusia secara berulang-ulang atau berganti ke manusia lain sampai yang dibutuhkannya tercukupi.

2.4 Gejala-gejala penyakit DBD

Penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarahsebagai berikut :

1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya bintik (purpura) perdarahan. 3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva),

Mimisan (Epitaksis), Buang air besar berwarna hitam berupa lendir bercampurdarah (Melena), dan lain-lainnya.

4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).

6

Page 7: EPM KELOMPOK 5

5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan

trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilaiHematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).

7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah,penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dansakit kepala.

8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada

persendian.10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah

(petechiae).

2.5 Masa inkubasi penyakit DBD

Masa inkubasi penyakit DBD, yaitu sejak virus dengue menginfeksi manusiahingga menimbulkan gejala klinis antara 3-14 hari, rata-rata antara 4-7 hari. PadaMasa klinis, derajat beratnya DBD dapat dibagi menjadi(9) :

1. Derajat satu/ringan : Demam mendadak selama 2 - 7 hari. Perdarahan ringan. Uji turniket / bendungan darah positif.

2. Derajat dua / sedang :

Perdarahan pada kulit.

Perdarahan pada tempat yang lain seperti mimisan,

gusi.

Trombocyt sudah turun.

3. Derajat tiga :

Ditemukan tanda-tanda shock dini seperti pucat.

Terjadi kegagalan sirkulasi darah.

4. Derajat empat :

Sudah terjadi shock.

Nadi dan tekanan darah tidak terukur

Untuk menegakkan diagnosa Demam Berdarah, perlu

pemeriksaan lebih lanjut di fasilitas pelayanan kesehatan

7

Page 8: EPM KELOMPOK 5

2.6 Proses penularan penyakit DBD

1. Portal of entry and Portal of Exit

Portal masuk dan keluar dalam transmisi horisontal mencakup semuapermukaan tubuh, atau aliran darah, dengan arthropoda gigitan. Penularan dapatterjadi pada sel telur, melalui plasenta, saat persalinan, atau dalam kolostrum ataususu. Modus keluar belum tentu sama dengan portal masuk.

Tubuh manusia menyajikan tiga permukaan epitel besar untuk lingkungan-kulit, mukosa pernafasan, dan saluran pencernaan, dan dua permukaan-lebihrendah saluran kelamin dan konjungtiva (Gambar 48-1). Untuk dapat masuk ketubuh, virus harus bisa (1) menginfeksi sel-sel di salah satu permukaan ini, (2)dinyatakan melanggar permukaan (oleh trauma, gigitan arthropoda atau hewan,atau injeksi, transfusi atau transplantasi), atau (3) ditransmisikan kongenital. Virusmelarikan diri dari tubuh melalui permukaan yang sama, sering tapi tidak selalumelalui rute yang digunakan sebagai portal masuk.Gambar 48-1

Infeksi melalui Kulit

Kulit utuh memiliki lapisan luar yang keras dari sel cornified. Penghalangini melindungi tubuh dari infeksi, tapi sering dilanggar oleh trauma atau denganinokulasi (misalnya, dengan jarum atau gigitan serangga (Tabel 48-1). Virusinokulasi melalui suntikan atau transfusi sekarang umum sebagai hasilnya keduaprosedur medis. dan praktek-praktek sosial seperti berbagi jarum suntik olehpengguna narkoba suntikan dalam masyarakat Barat, hepatitis B dan virushepatitis C biasanya ditularkan dengan cara ini, lebih jarang, cytomegalovirus,virus Epstein-Barr (EBV), dan human immunodeficiency virus (HIV ) dapatditransfer dengan cara ini. hepatitis B dan virus hepatitis C juga dapat ditransfer

8

Page 9: EPM KELOMPOK 5

dengan minor "bedah" prosedur seperti tato, kedokteran gigi, tindik telinga, danbahkan (di masa lalu) lengan-to-arm vaksinasi.

9

Page 10: EPM KELOMPOK 5

Virus Yang Memulai Infeksi oleh Penetrasi kulit atau Penyebab InfeksiLangsung Genital atau konjungtiva Mukosa.

Infeksi oleh gigitan antropoda penting bagi sejumlah besar virus yangberkembang biak di kedua arthropoda dan vertebrata (yang arbovirus, yangmencakup sebagian besar togaviruses dan flaviviruses, yang Orbivirus genus darireoviruses, dan semua bunyaviruses kecuali hantaviruses). Pada infeksi sepertivirus biasanya disuntikkan langsung ke pembuluh darah kecil.

Berbeda dengan banyak virus yang masuk ke dalam tubuh melalui kulit,hanya beberapa dari itu dalam bentuk yang menular. Lesi herpes zoster biasanyamenumpahkan beberapa partikel virus, tetapi mereka epidemiologis pentingbahwa orang dewasa shedding virus dapat mengirimkan cacar air pada anak-anakyang rentan. Beberapa virus yang menginfeksi manusia oleh saluran pernapasandapat ditumpahkan dari lesi superfisial mukosa mulut, (misalnya, campak, dan dimasa lalu, virus cacar) atau dari kelenjar ludah yang terinfeksi, (misalnya, virusgondok).

Infeksi melalui Saluran Pernapasan

Dalam masyarakat Barat modern saluran pernapasan adalah jauh rute yangpaling umum dari infeksi virus. Orang dewasa rata-rata manusia bernafas sekitar600 L udara setiap jam; partikel kecil (<2 diameter pM) mewariskan faring danbeberapa mencapai alveoli. Virus dalam tetesan tersebut dapat memulai infeksijika mereka menempel pada sel-sel dari saluran pernapasan. Banyak viruspernapasan juga ditransfer melalui kontak dengan jari atau fomites (operator mati)terkontaminasi. Virus sering disebut sebagai virus pernapasan hanya berkembangbiak di saluran pernapasan dan menyebabkan pilek, faringitis, bronkiolitis, danpneumonia; virus lain yang memulai infeksi melalui saluran pernafasan dapatmenghasilkan infeksi umum (Tabel 48-2).

10

Page 11: EPM KELOMPOK 5

Virus Yang Memulai Infeksi melalui Saluran Pernafasan. Saluranpernapasan merupakan gudang virus yang berbeda dan merupakan jalur utamaekskresi untuk semua virus yang memulai infeksi dengan cara pernafasan.

Infeksi melalui pencernaan Saluran

Meskipun permukaan saluran pencernaan yang berpotensiterkena sejumlah besar dan berbagai virus, kondisi yang keras diperut dan duodenum melindunginya dari banyak virus. Misalnya,virus yang memiliki amplop yang mengandung lipid biasanyatidak aktif oleh asam, garam empedu dan enzim yang terjadipada lambung dan duodenum. Infeksi melalui usus, karena itu,adalah karena virus yang tahan bahan kimia ini. Virus iniberkembang biak di dalam sel-sel usus kecil dan diekskresikandalam feses (Tabel 48-3). Virus tersebut biasanya menolakkondisi lingkungan dan dapat menyebabkan air dan wabah yangditularkan melalui makanan.

11

Page 12: EPM KELOMPOK 5

Virus Yang Memulai Infeksi melalui pencernaan Saluran. Baru-baru ini,pentingnya trauma pada mukosa rektum yang lebih rendah sebagai akibat darihubungan seks anal telah disorot oleh frekuensi virus menular seksual, terutamaHIV pada pria homoseksual.

Infeksi Saluran Genital melalui

Selama dekade terakhir daftar virus menular seksual (Tabel 48-4) padasaluran alat kelamin perempuan telah diperbesar oleh demonstrasi transmisiheteroseksual

HIV, jenis T-sel manusia lymphotropic virus 1 (HTLV-1) dan possibilyhepatitis virus C. Pentingnya transmisi genital papillomavirus tertentu dalampenyebab karsinoma serviks menerima banyak perhatian (seeCh. 66). Ulkuskelamin akibat herpes simpleks tipe 2 (HSV-2), virus menular seksual, yangpenting dalam diri mereka sendiri dan meningkatkan kemungkinan penularanheteroseksual HIV.

Beberapa virus yang tertumpah dalam urin manusia atau, dalam kasusinfeksi arenavirus dan hantavirus, hewan pengerat. Virus dari hewan pengerat urinmaka dapat menyebabkan penyakit pada manusia sebagai akibat dari menghirupdebu yang mengandung partikel virus (demam berdarah dalam kasus arenavirusesdan demam berdarah dengan sindrom renal atau sindrom paru hantavirus dariinfeksi hantavirus).

Infeksi pada konjungtiva

Virus dari beberapa keluarga kadang-kadang menginfeksi konjungtivalangsung (Tabel 48-4), tetapi konjungtivitis pada penyakit umum seperti campakdisebabkan oleh virus yang mencapai konjungtiva melalui aliran darah.

Transmisi vertikal

Penularan vertikal mengacu pada transfer virus dari orang tua kepadaketurunannya, dan dapat terjadi melalui sel telur, melalui plasenta, saat kelahiran,atau melalui air susu ibu. Virus yang melewati plasenta termasuk virus rubella dan

12

Page 13: EPM KELOMPOK 5

cytomegaloviruses, yang dapat menyebabkan cacat bawaan atau penyakit neonatalparah, dan HIV.

Contoh-contoh klasik dari penularan virus pada hewan yang limfositikvirus choriomeningitis pada tikus, ditularkan melalui sitoplasma telur atauplasenta, dan retrovirus yang menyebabkan leukosis burung dan sarkoma danleukemia murine. Retrovirus yang ditransfer baik sebagai salinan DNA yangterintegrasi dari RNA genom virus, atau lebih jarang, pada burung, sebagai virionmenular melalui telur. HTLV-1, retrovirus yang menyebabkan leukemia sel-Tdewasa/limfoma ( seeCh. 62 ), tampaknya ditularkan secara horisontal, meskipunprovirus terintegrasi ditemukan dalam limfosit dari individu yang terkena.

Penularan vertikal dari sitomegalovirus dapat terjadi melalui air susu ibu,dan kedua sitomegalovirus dan virus herpes simplex tipe 1 dapat ditularkan dariorang tua kepada bayi dengan kontaminasi saliva. Kemudian, karena latencypanjang dan kekambuhan periodik lesi, virus yang sama dapat ditransfer kegenerasi berikutnya. Dalam kecil, populasi manusia terisolasi, infeksi denganzoster-cacar air dapat dipertahankan oleh siklus yang sama, zoster pada nenekmenyebabkan cacar air pada cucu oleh transmisi horisontal. Transmisi perinatalvirus hepatitis B sangat penting di sebagian besar Afrika dan Asia karena ituadalah umum dan sering menghasilkan infeksi persisten yang dapat menyebabkansirosis hati atau hepatocellular carcinoma primer .

2.7 Pencegahan Penyakit DBD

Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagisampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnyahindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerahyang ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegahpenyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :

1. Pengendalian non kimiawi

a. Pada Larva / jentik nyamuk :

Dilakukan dengan cara menjaga sanitasi/kebersihan lingkunganyaitu pada umumnya 3M : Menguras dan menyikat dinding bakpenampungan air kamar mandi; karena jentik/larva nyamuk demamberdarah (Aedest Aegypti) akan menempel pada dinding bakpenampungan air setelah dikuras dengan ciri-ciri berwarnakehitam-hitaman pada dinding, hanya dengan menguras tanpamenyikat dinding maka jentik/larva nyamuk demam berdarah(Aedest Aegypti) tidak akan mati karena mampu hidup dalamkeadaan kering tanpa air sampai dengan 6 (enam) bulan, jadi

13

Page 14: EPM KELOMPOK 5

setelah dikuras diding tersebut harus disikat. Menutup rapat-rapatbak-bak penampungan air; yaitu seperti gentong untuk persediaanair minum, tandon air, sumur yang tidak terpakai karena nyamukdemam berdarah (Aedest Aegypti) mempunyai ethology lebihmenyukai air yang jernih untuk reproduksinya, Mengubur barang-barang yang tidak berguna tetapi dapat menyebabkan genangan airyang berlarut-larut ini harus dihindari karena salah satu sasarantempat nyamuk untuk bereproduksi.

Dilakukan dengan cara pencegahan preventive yaitu memeliharaikan pada tempat penampungan air.

b. Pada Nyamuk Dewasa :

Dengan memasang kasa nyamuk atau screening yang berfungsiuntuk pencegahan agar nyamuk dewasa tidak dapat mendekat padalinkungan sekitar kita.

Dengan menggunkan Insect Light Killer yaitu perangkap untuknyamuk yang menggunakan lampu sebagai bahan penariknya(attractan) dan untuk membunuhnya dengan mengunakan aliranlistrik. Cara kerja tersebut sama dengan Electric Raket.

2. Pengendalian kimiawi

a. Pada Larva / jentik nyamuk:

Yaitu dikakukan dengan menaburkan bubuk larvasida atau yangbiasa disebut dengan ABATE Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkinatau sulit dikuras, taburkan bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebutuntuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulansekali. Selama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut akandibersihkan/diganti airnya, hendaknya jangan menyikat bagian dalamdinding tempat penampungan air tersebut Air yang telah dibubuhi ABATEdengan takaran yang benar, tidak membahayakan dan tetap aman bila airtersebut diminum. Takaran penggunaan bubuk ABATE adalah sebagaiberikut :

Untuk 10 liter air, ABATE yang diperlukan = (100/10) x 1 gram =10 gram ABATE.

Untuk menakar ABATE digunakan sendok makan. Satu sendokmakan peres berisi 10 gram ABATE.

b. Pada Nyamuk Dewasa :

Dilakukan Space Treatment : Pengasapan (Fogging) danPengkabutan (Ultra Low Volume) dengan insectisida yang bersifatknock down mampun menekan tingkat populasi nyamuk dengancepat.

Dilakukan Residual treatment : Penyemprotan (Spraying) padatempat hinggapnya nyamuk biasanya bekisaran antara 0-1 meterdiatas permukaan lantai bangunan.

14

Page 15: EPM KELOMPOK 5

Dengan memasang obat nyamuk bakar maupun obant nyamuksemprot yang siap pakai dan bisa juga memakai obat oles antinyamuk yang memberikan daya fungsi menolak (repellent) padanyamuk yang akan mendekat.

Beberapa upaya untuk menurunkan, menekan dan mengendalikan nyamukdengan cara pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Modifikasi Lingkungan

Yaitu setiap kegiatan yang mengubah fisik lingkungan secara permanenagar tempat perindukan nyamuk hilang. Kegiatan ini termasuk penimbunan,pengeringan, pembuatan bangunan (pintu, tanggul dan sejenisnya) sertapengaturan sistem pengairan (irigasi). Kegiatan ini di Indonesia populer dengannama kegiatan pengendalian sarang nyamuk ”3M” yaitu dari kata menutup,menguras dan menimbun berbagai tempat yang menjadi sarang nyamuk

2. Manupulasi Lingkungan

Yaitu suatu bentuk kegiatan untuk menghasilkan suatu keadaan sementarayang tidak menguntungkan bagi keberadaan nyamuk seperti pengangkatan lumutdari laguna, pengubahan kadar garam dan juga sistem pengairan secara berkala dibidang pertanian.

3. Mengubah atau Memanipulasi Tempat Tinggal dan Tingkah Laku

Yaitu kegiatan yang bertujuan mencegah atau membatasi perkembanganvektor dan mengurangi kontak dengan manusia. Pendekatan ini dilakukan dengancara menempatkan dan memukimkan kembali penduduk yang berasal dari sumbernyamuk (serangga) penular penyakit, perlindungan perseorangan (personalprotection), pemasangan rintangan-rintangan terhadap kontak dengan sumberserangga vektor, penyediaan fasilitas air, pembuangan air, sampah dan buanganlainnya.

4. Pengendalian Hayati

Yaitu cara lain untuk pengendalian non kimiawi dengan memanfaatkanmusuh-musuh alami nyamuk. Pelaksanaan pengendalian ini memerlukanpengetahuan dasar yang memadai baik mengenai bioekologi, dinamika populasinyamuk yang akan dikendalikan dan juga bioekologi musuh alami yang akandigunakan. Dalam pelaksanaanya metode ini lebih rumit dan hasilnyapun lebihlambat terlihat dibandingkan dengan penggunaan insektisida. Pengendalian hayatibaru dapat memperlihatkan hasil yang optimal jika merupakan bagian suatupengendalian secara terpadu.

5. Musuh alami yang yang digunakan dalam pengendalian hayati adalah predator,patogen dan parasit.

a. Predator

15

Page 16: EPM KELOMPOK 5

Adalah musuh alami yang berperan sebagai pemangsa dalam suatupopulasi nyamuk. Contohnya beberapa jenis ikan pemakan jentik ataularva nyamuk.Ikan pemakan jentik nyamuk yang telah lama digunakansebagai pengendali nyamuk adalah ikan jenis guppy dan ikan kepalatimah. Jenis ikan lain yang dikembangkan adalah ikan mas, mujahir danikan nila di persawahan. Selain ikan dikenal pula larva nyamuk yangbersifat predator yaitu jentik nyamuk Toxorrhynchites yang ukurannyalebih besar dari jentik nyamuk lainnya (sekitar 4-5 kali ukuran larvanyamuk Aedes aegypti). Di beberapa negara pemanfaatan larvaToxorrhynchites telah banyak dilakukan dalam rangkaian usahamemberantas nyamuk demam berdarah secara tepadu.

b. Patogen

Merupakan jasad renik yang bersifat patogen terhadap jentiknyamuk. Sebagai contoh adalah berbagai jenis virus (seperti virus yangbersifat cytoplasmic polyhedrosis), bakteri (seperti Bacillus thuringiensissubsp.israelensis, B. sphaericus), protozoa (seperti Nosema vavraia,Thelohania) dan fungi (seperti Coelomomyces, Lagenidium,Culicinomyces).

c. Parasit

Yaitu mahluk hidup yang secara metabolisme tergantung kepadaserangga vektor dan menjadikannya sebagai inang. Contohnya adalahcacing Nematoda seperti Steinermatidae (Neoplectana), Mermithidae(Romanomermis) dan Neotylenchidae (Dalandenus) yang dapat digunakanuntuk mengendalikan populasi jentik nyamuk dan serangga pengganggukesehatan lainnya. Nematoda ini memerlukan serangga sebagai inangnya,masuk ke dalam rongga tubuh, merusak dinding dan jaringan tubuhserangga tersebut. Jenis cacing Romanomermis culiciforax merupakancontoh yang sudah diproduksi secara komersial untuk mengendalikannyamuk.

Meskipun demikian pemanfaatan spesies Nematoda sampai saat inimasih terbatas pada daerah-daerah tertentu karena sebaran spesiesnyaterbatas, hanya menyerang pada fase dan spesies serangga tertentu danmemerlukan dasar pengetahuan bioekologi yang kuat.

2.8 Penanggulangan Penyakit DBD

Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalahmengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaansyok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyakminum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gulasirup atau susu).

Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkindiperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yangberlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun

16

Page 17: EPM KELOMPOK 5

drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadapkeluhan yang timbul, misalnya : Paracetamol membantu menurunkan demam. Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare. Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder.

Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisaberdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankankompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatifyang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu bijibangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik,akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairanintravena dan peningkatan nilai trombosit darah. Langkah-langkah yangdapat diambil untuk mengetahui terserang tidaknya anak dari penyakit demamberdarah :1. Periksa apakah ada bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk pada kulit, muka,

lengan, kaki, dada, atau perut anak.2. Jika didapat bintik merah, renggangkan kulit di sekitar bintik itu, bila bintik merah

hilang, kemungkinan anak terkena penyakit demam berdarah.Pertolongan pertama yang perlu diberikan kepada anak yang terserang penyakitDemam Berdarah :

3. Beri minum yang banyak. Boleh diberi minum air putih, susu, atau minumanlainnya. Kompres dengan air dingin atau air es Beri obat penurun panas.Selanjutnya segera bawa ke dokter atau puskesmas terdekat, atau rumah sakituntuk pemeriksaan dan pertolongan lebih lanjut.

4. Adapun ramu-ramuan yang bisa mencegah dan mengatasi penyakit demamberdarah :

a. Akar jali ½ genggam yang telah dicuci bersih, lalu direbus dengan 3gelasair hingga tersisa 1gelas . Ramuan dibagi 3 bagian. Minum 3x seharimasing-masing 1/3 gelas.

b. Krokot 1 genggam, direbus sebentar, tidak boleh terlalu matang. Krokot inidimakan sebagai lalap.

c. Rimpang kunyit segar dicuci bersih, kemudian diparut. Tambahkan airmatang dan aduk hingga rata. Peras hasil parutan dengan menggunakansepotong kain. Minum airnya sekaligus. Lakukan hal tersebut 2 x sehari.

d. 1 buah jambu biji/klutuk matang diblender dengan air panas secukupnyalalu diminum hangat-hangat.

e. Temulawak secukupnya + 10 butir angco(buang bijinya) + 1 genggam akarteratai + 1 buah jambu biji/klutuk matang diblender dengan air secukupnyalalu diminum.

f. Umbi daun dewa segar secukupnya diblender dengan air secukupnya dandiminum.

17

Page 18: EPM KELOMPOK 5

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun keimpulan dari makalah ini adalah:

a. Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yangdisebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darahmanusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnyaAedes aegypti atau Aedes albopictus.

b. Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor pembawa virus denguepenyebab penyakit demam berdarah. Penyebab utama penyakitdemam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virusdari famili.

c. Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti,Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virusdalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain.

d. Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah meningkatpada seseorang yang memiliki antibodi terhadap virus dengueakibat infeksi pertama. Selain itu, risiko demam berdarah jugalebih tinggi pada wanita, dan Orang yang beresiko terkenademam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15tahun, Tapi kini sudah merata, bisa menyerang siapa saja tanpabatasan usia dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab,serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi didaerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus inikemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilakumanusia.

e. Pencegahan dapat di lakukan melalui 3 macam, yaitupengendalian lingkungan, biologi dan kimia.

18

Page 19: EPM KELOMPOK 5

3.2 Saran

Setiap individu sebaiknya mengerti dan memahami bahaya dari penyakit DBDtersebut, sehingga setiap individu tersebut bisa lebih merasa khawatir dan mampumenjaga diri dan lingkungannya dari kemungkinan terserangnya demam berdarah.

DAFTAR PUSTAKA

http://dithayantikomuna-makalahdbd.blogspot.com/

http://city-selatiga.blogspot.com/2012/07/makalah-dbddemam-berdarah.html

http://adinnagrak.blogspot.com/2013/11/makalah-demam-berdarah-dengue-latar_14.html

http://www.anekamakalah.com/2012/10/makalah-demam-berdarah-dengue-dbd.html

http://sawalubasodewide.blogspot.com/2012/12/makalah-kelompok-demam-berdarah-dengue.html

http://robiatuladawiah123.blogspot.com/2013/07/makalah-demam-berdarah.html

http://yananjae.blogspot.com/2010/01/makalah-demam-berdarah.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah

http://www.gejalapenyakit.com/gejala-penyakit-demam-berdarah/

http://alfredsaleh.wordpress.com/2006/10/10/penyakit-demam-berdarah/

http://doc-alfarisi.blogspot.com/2011/04/definisi-dan-etiologi-penyebab-demam.html

http://rudizr.wordpress.com/2012/05/17/penyakit-menular-dan-tidak-menular/

www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&sqi=2&ved=0CGsQFjAG&url=http%3A%2F%2Falfredsaleh.wordpress.com%2F2006%2F10%2F10%2Fpenyakit-demam-berdarah%2F&ei=BdxuU9WdHo6Yrgfs_oGQAw&usg=AFQjCNGIH9hM42eBAd4p0ok_QO2K9XOsxA&sig2=9mWqpt7lVMzoOX90-058jg&bvm=bv.66330100,d.dGc

https://www.google.com/#q=penanggulangan+penyakit+DBD

19

Page 20: EPM KELOMPOK 5

20