MAKALAH EPM

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang semakin meningkat, termasuk bidang kesehatan secara umum. Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran telah mencapai taraf yang sangat memuaskan dalam hal mengatasi penderitaan dan kematian penyakit tertentu. Namun, demikian masalah kesehatan bagi masyarakat umum masih sangat rawan. Walaupun dalam beberapa tahun terakhir ini sejumlah penyakit menular tertentu dapat diatasi, tetapi dilain pihak timbul pula masalah baru dalam bidang kesehatan masyarakat, baik yang berhubungan dengan penyakit menular dan tidak menular, maupun yang erat hubungannya dengan gangguan kesehatan lainnya. Dewasa ini penyakit menular yang telah mampu diatasi bahkan ada yang telah dibasmi dengan kemajuan teknologi dalam mengatasi masalah lingkungan biologis yang erat hubungannya dengan penyakit menular. Namun masalah penyakit menular masih tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk Negara berkembang, disamping munculnya masalah baru di Negara maju. Penguasaan teknologi terhadap pengaruh lingkungan biologis yang 1

Transcript of MAKALAH EPM

Page 1: MAKALAH EPM

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang semakin

meningkat, termasuk bidang kesehatan secara umum. Kemajuan ilmu dan

teknologi kedokteran telah mencapai taraf yang sangat memuaskan dalam hal

mengatasi penderitaan dan kematian penyakit tertentu. Namun, demikian masalah

kesehatan bagi masyarakat umum masih sangat rawan. Walaupun dalam beberapa

tahun terakhir ini sejumlah penyakit menular tertentu dapat diatasi, tetapi dilain

pihak timbul pula masalah baru dalam bidang kesehatan masyarakat, baik yang

berhubungan dengan penyakit menular dan tidak menular, maupun yang erat

hubungannya dengan gangguan kesehatan lainnya.

Dewasa ini penyakit menular yang telah mampu diatasi bahkan ada yang

telah dibasmi dengan kemajuan teknologi dalam mengatasi masalah lingkungan

biologis yang erat hubungannya dengan penyakit menular. Namun masalah

penyakit menular masih tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk Negara

berkembang, disamping munculnya masalah baru di Negara maju. Penguasaan

teknologi terhadap pengaruh lingkungan biologis yang erat hubungannya dengan

penyakit menular sehingga penguasaan terhadap lingkungan fisik sedang

dikembangkan di berbagai Negara berkembang sejauh ini sejalan dengan

penguasaan terhadap lingkuan biologis. Di lain sisi, Kemajuan ilmu dan teknologi

juga ikut mempengaruhi lingkungan social budaya dan sangat erat hubungannya

dengan pola tingkah laku masyarakat. Perubahan lingkungan social budaya

tersebut memberikan dampak positif dan negative terhadap pola penyakit yang

berada di masyarakat, termasuk penyakit menular. Di lain sisi, dengan semakin

meningkatnya kemajuan di bidang komunikasi perhubungan dan transportasi

antarnegara sejauh ini, maka setiap kejadian penyakit menular pada suatu Negara

tertentu akan merupakan suatu ancaman yang potensial untuk Negara lain.

1

Page 2: MAKALAH EPM

Sejauh ini berbagai jenis penyakit menular telah dapat diatasi terutama pada

Negara-negara maju, tetapi sebagian penduduk Negara berkembang, masih terancam

dengan berbagai penyakit menular tertentu.Untuk dapat mengambil tindakan yang

berarti dalam usaha mengatasi serta menanggulangi berbagai penyakit menular

tertentu, maka harus diketahui dengan pasti berbagai aspek epidemiologis penyakit

menular secara umum.

Pemberantasan penyakit menular adalah suatu upaya di bidang kesehatan

untuk mengubah cara perpindahan penyakit infeksi yang dapat berpindah “dari satu

orang ke orang yang lain atau dari binatang ke manusia

1.2 Tujuan

Mengetahui gambaran dan kondisi rumah Bpk. M.Sulut di Jl. perjuangan

Gerilya (Menuju Solong) dan penyakit yang mudah terapapar pada kondisi

wilayah tersebut serta upaya pencegahannya.

2

Page 3: MAKALAH EPM

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. Permasalah Penyakit Menular

A. Identifikasi

Penyakit Menular (comunicable Diseasse) adalah penyakit yang disebabkan

oleh transmisi infectius agent/produk toksinnya dari seseorang/reservoir ke orang

lain/susceptable host. Tiga Kelompok utama penyakit menular:

1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian sangat tinggi

2. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat,

walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama

3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat

mewabah yang menimbulkan kerugian materi.

B. Penyebab

Unsur penyebab penyakit menular dibedakan menjadi 6 faktor yaitu :

1. Kelompok Arthropoda (serangga), seperti penyakit scabies, pediculosis, dll.

2. Kelompok cacing (helminth) baik cacing darah maupun cacing perut dsb.

3. Kelompok protozoa, seperti plasmodium, amuba, dll.

4. Fungi dan jamur, baik uniseluler maupun multiselular.

5. Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia yang memiliki sifat tersendiri.

6. Virus sebagai kelompok penyebab yang paling sederhana.

C. Distribusi (penyebaran)

a. Pejamu  ke pejamu

b. Hewan ke orang. Contoh : Tikus  yaitu pes terjadi melalui ginjal.

c. Dari sumber lain. Contoh : Luka yaitu tetanus  dan gas gangren dari tanah atau

pupuk kandang.

D. Reservoir (Sumber Penularan)

1. Manusia

3

Page 4: MAKALAH EPM

Sumber ini paling sering terjadi. Seseorang yang tengah menderita suatu penyakit

menular dapat menyebarkan patogennya pada orang lain. misalnya hepatitis

2. Binatang

Penularan dari binatang ke manusia bisa terjadi seperti oleh rotavirus sehingga

manusia berisiko mengalami infeksi tertentu.

3. Tanah

Tanah mengandung jasad renik dalam jumlah yang sangat besar. Sebagian besar

tak membahayakan tapi ada pula yang dapat mengancam jiwa. Misalnya, kuman

penyebab tetanus.

4. Makanan dan minuman

Makanan dan minuman sangat mudah terkontaminasi patogen bila diolah oleh

orang yang tengah menderita suatu penyakit menular misalnya Penyakit tifus

5. Barang sehari-hari seperti handuk, pakaian, dan peralatan makan

Barang-barang yang dipakai penderita suatu penyakit infeksi dapat

menularkannya pada orang lain yang memakainya.

E. Cara Penularan (Mode of Transmission)

1. Penularan langsung yaitu penyakit terjadi secara langsung dari penderita atau

reservoir langsung ke pejamu potensial baru. Penularan langsung terdiri dari 4

kelompok, yaitu penularan langsung dari orang ke orang, dari binatang ke

orang, dari tumbuhan ke orang, dan dari orang ke orang lain melalui kontak

benda lain.

2. Penularan tidak langsung merupakan penularan penyakit terjadi dengan

melalui tertentu seperti melalui udara (air borne) dalam bentuk droplet atau

dust, melalui benda tertentu (vechicle borne), dan melalui vector (vector

borne).

F. Waktu Generasi (Generation Time)

Pada penyakit menular langsung dari orang ke orang jarak antara kasus yang

satu ke kasus berikutnya ditentukan dengan waktu generasi, yaitu masa antara

4

Page 5: MAKALAH EPM

masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal

pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit.

G. Upaya pencegahan

Ada 4 tahap pencegahan penyakit :

a. Pencegahan Premordial : Jenis pencegahan yang paling akhir diperkenalkan,

adanya perkembangan pengetahuan dalam epidemiologi penyakit

kardiovaskular dalam hubungannya dengan diet dll.

b. Pencegahan Primer : Bertujuan mengurangi incidence dengan mengontrol

penyebab dan faktor-faktor risiko. Misal : penggunaan kondom dan jarum

suntik disposable pada pencegahan infeksi HIV, imunisasi dll.

c. Pencegahan Sekunder : Tujuannya untuk menyembuhkan dan mengurangi

akibat yang lebih  serius melalui diagnosis & pengobatan yang dini. Misal :

Screening pada kanker cervik, pengukuran tekanan darah secara rutin dll.

d. Pencegahan Tersier : Untuk mengurangi komplikasi penting pada pengobatan

& melakuakan rehabilitasi, membuat penderita dengan situasi yang tak dapat

disembuhkan. Misal : pada rehabilitasi pasien Poliomyelitis, Stroke,

kecelakaan dll.

H. 5 Tingkatan Pencegahan Penyakit

a. Health Promotion

Saat pejamu sehat dengan tujuan meningkatkan status kesehatan atau memelihara

kesehatan :

- Penyuluhan/pendidikan kesehatan-s

- ekreasi sehat

- Olahraga teratur

- Perhatian terhadp perkembangan kepribadian

b. Spesific Protection

Mencegah pada pejamu (Host) dengan menaikkan daya tahan tubuh :-

- Imunisasi

- Pelindung khusus : Helm, tutup telinga

5

Page 6: MAKALAH EPM

- Perbaikan lingkungan

- Mengurangi penggunaan bahan yang membahayakan kesehatan : pengawet,

pewarna dll.

c. Early Diagnosis and Prompt Treatment

Dilakukan bila pejamu sakit, setidak – tidaknya diduga sakit (penyakitnya

masih ringan)Mencegah orang lain tertular. Misal : Case finding, skrining survei

penyakit asymtomatis, deteksi dini pencemaran dll

d. Disability Limitation (Pembatasan kecacatan / kelemahan )

Dilakukan waktu pejamu sakit / sakit berat de ngan tujuan mencegah cacat

lebih lanjut, fisik, sosial maupun mental. Misal : Amputasi pada ganggren karena

DM, pada penyakit-penyakit menahun diatasi gang guan mental maupun

sosialnya

e. Rehabilitation

Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat maupun bagi diri

nya sendiri, mencegah cacat total setelah terjadi perubahan anatomi/fisiologi.

Misal : Fisioterapi pada kelumpuhan supaya tidak timbul kontraktur/atropi,

psikoterapi pada gangguan mental, latihan ketrampilan tertentu pada penderita

cacat, prothesa post amputasi, penyediaan fasilitas khusus pada penderita.

I. Penanggulangan Penyakit Menular

Yaitu upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat

serendah mungkin sehingga tidak merupakan gangguan kesehatan bagi

masyarakat. Penanggulangan penyakit menular dibagi menjadi 3 kelompok

dengan sasaran utama meliputi: sasaran langsung melawan reservoir ditujukan

pada cara penularan penyakit dan ditujukan terhadap pejamu dengan menurunkan

kepekaan pejamu.

2. Sistem Kewaspadaan Dini KLB (SKD-KLB)

Sistem Kewaspadaan Dini KLB (SKD-KLB) merupakan kewaspadaan

terhadap penyakit berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya

6

Page 7: MAKALAH EPM

dengan menerapkan teknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk

meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan dan

tindakan penanggulangan kejadian luar biasa yang cepat dan tepat. Peringatan

Kewaspadaan Dini KLB merupakan pemberian informasi adanya ancaman KLB

pada suatu daerah dalam periode waktu tertentu.

3. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) telah dilaksanakan di Indonesia sejak

tahun 1985. Pada saat itu pimpinan puskesmas maupun pemegang program di

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota belum mempunyai alat pantau yang dapat

memberikan data yang cepat sehingga pimpinan dapat memberikan respon atau

tindakan yang cepat dalam wilayah kerjanya. PWS dimulai dengan program

Imunisasi yang dalam perjalanannya, berkembang menjadi PWS-PWS lain seperti

PWS-Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) dan PWS Gizi.Pelaksanaan PWS

imunisasi berhasil baik, dibuktikan dengan tercapainya Universal

ChildImmunization (UCI) di Indonesia pada tahun 1990. Dengan dicapainya

cakupan program imunisasi, terjadi penurunan AKB yang signifikan. Namun

pelaksanaan PWS dengan indicator. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tidak secara

cepat dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Secara bermakna walaupun

cakupan pelayanan KIA meningkat, karena adanya faktor-faktorn lain sebagai

penyebab kematian ibu (ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dsb). Dengan

demikian maka PWS KIA perlu dikembangkan dengan memperbaiki mutu data,

analisis dan penelusuran data.

7

Page 8: MAKALAH EPM

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian mengenai mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular ini

dilaksakan pada hari Jum’at, tanggal 6 April 2012, pukul 09.00-13.00 WITA

bertempat di Jalan Gerilya RT 36 Kelurahan Mugirejo Samarinda Kalimantan Timur.

3.2 Alat

Adapun alat yang digunakan adalah:

- Balpoin

- Kertas

- Kamera

-

3.3 Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah:

- Panduan Kuisioner

3.4 Cara Kerja

- Mengunjungi daerah kumuh di jalan Gerilya RT 36 Kelurahan Mugirejo,

Samarinda, Kalimantan Timur

- Memotret daerah sekitar rumah yang akan ditemui penghuninya

- Melakukan wawancara sesuai dengan panduan kuisioner

8

Page 9: MAKALAH EPM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

a. Identitas Personal

Nama : Bapak Moehammad Sulut

Umur : 40 thn

Jenis Kelamin : Laki-laki

Lokasi rumah : Jl Perjungan Gerilya (Menuju Solong)

Pekerja : Penjual Kedelai

Jumlah Keluarga : 3 anak.

b. Kondisi dan situasi rumah

Luas tanah : 10x15 m

Luas rumah : 6x12 m

Dinding rumah : Kayu

Atap rumah : Seng

Lantai rumah :Semen

Ventilasi rumah :Ada, 4 buah

Fasilitas kamar : 3 buah sebelumnya 2 karena banjir akhirnya direnovasi

Fasilitas Dapur :Ada (sebelumnya tidak ada), dengan kompor gas

Sumber air bersih : Ait Tandon (beli) PDAM tidak mengalir selama 5 thn

Fasilitas sumur : Ada, tapi hanya digunakan sewaktu-waktu

Fasilitas WC : Sebelumnya kloset jongkok, diganti kloset duduk

Tempat pembuangn Sampah : TPS Gerilya

Tempat pembuangan Air Limbah : Langsung ke selokan

Keadaan disekitar rumah : Rumah saling berdekatan, halaman rumah tidak ada,

rawan banjir, berdebu, terdapat sampah-sampah di

sekitar rumah

9

Page 10: MAKALAH EPM

c. Personal Hygine

Pengolahan makanan : Beli diluar

Jenis makanan : Beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan dan

keuangan

Penyimpanan bahan makanan : Lemari dan kulkas

Mengelolah sampah : Dikumpulkan, lalu dibuang ke TPA

Penggunaan MCK :Penggunaan Maksimal

d. Pelayanan Kesehatan

Tempat : Puskesmas

Menggunakan : Asmara

4.2 Pembahasan

a. Kondisi dan Situasi Rumah

Kondisi dan situasi rumah Pak Moehammad Sulut di Jl. Perjungan Gerilya

(Menuju Solong), pada saat dilakukan survey, rumah dalam keadaan kurang

teratur karena dalam keadaan renovasi. Luas rumah sekitar 6x12 m dgn luas tanah

10x15m. Dinding rumah terbuat dari kayu dengan atap seng. Ventilasi rumah

khusunya di ruang tamu terdiri dari 4 buah dengan jendela kaca jadi hanya cahaya

yang dapat masuk. Udara hanya lewat ventilasi. Sebelum direnovasi kamar tidur

yang dimiliki hanya 2 kamar dan tidak mempunyai dapur. Namun setelah tahap

renovasi terdapat 3 kamar tidur dan memiliki fasilitas dapur yang dilengkapi

kompor gas. Sumber air bersih didapat dengan membeli air tendon karena PDAM

di sekitar wilayah tersebut sudah 5 tahun tidak mengalir sehingga warga setempat

banyak yang membeli air tendon atau dengan menggunakan air sumur gali. Pak

M.sulut juga menggunakan sumur gali sebagai sumber airnya tetapi digunakan

hanya sewaktu-waktu saja dan hanya untuk mencuci dan mandi. WC yang

digunakan sebelumnya WC jongkok setelah tahap renovasi diganti WC duduk.

Sampah-sampah yang berasal dari rumah Pak M.Sulut biasanya dikumpulkan

terlebih dahulu dengan kantong plastic kemudian dibuang di TPS Gerilya.

10

Page 11: MAKALAH EPM

Tempat pembuangan air limbah (bekas air cucian baju atau piring) langsung ke

selokan. Keadaan disekitar rumah Pak M.Sulut, jarak rumah antara satu dengan yang

lain saling berdekatan, rawan banjir, dan halaman rumah (depan, samping, belakang)

tidak ada.

Untuk memperoleh makanan sehari-hari, selama 2 tahun terakhir Pak M.Sulut

beserta anak-anaknya membeli makanan di luar, namun terkadang masak sendiri.

Jenis makanan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan

keuangan. Penyimpanan bahan makanan biasanya di dalam lemari atau di kulkas

tergantung jenis bahan makanannya. Jika Pak M.sulut atau salah satu anaknya

mengalami sakit biasanya hanya dibawa ke puskesmas terdekat dengan menggunakan

kartu Asmara.

b. Identifikasi Permasalahan Penyakit

Dengan kondisi lingkungan rumah yang rawan banjir rentan terhadap

permasalahn penyakit menular. Air banjir biasanya mengandung bakteri patogen

maupun limbah yang mana jika terkena oleh pejamu atau terkontaminasi dengan

makanan/minuman di sekitar akan menyebabkan beberapa penyakit menular

seperti gatal-gatal (alergi pada kulit), cacingan (filariasis) melalui penetrasi kulit,

diare yang disebabkan oleh bakteri E. coli, dan malaria yang disebabkan oleh

nyamuk anopheles. Lingkungan rumah yang berdebu juga mudah tepapar

penyakit menular yang bersangkutan system pernapasan seperti TBC dan ISPA.

Pemakaian air sumur untuk mencuci peralatan dapur akan mudah terpapar

penyakit menular seperti diare karena kondisi air sumur yang tidak memenuhi

standar syarat kualitas. Lingkungan sekitar rumah yang dipenuhui dengan sampah

rentan terhadap penyakit DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aeghypti.

Pembuatan air limbah yang lansung di selokan dapat membuat air di lingkungan

sekitar tercemar yang mana dapat menyebabkan menyebabkan penyakit.

Akibat banjir dan kurangnya penyediaan air bersih di rumah serta kondisi

cuaca dan lingkungan yang berdebu menyebabkan kedua anak Pak. M.Sulut yang

11

Page 12: MAKALAH EPM

bernama Nur Arafah (5 tahun) mengalami alergi kulit (gatal-gatal) dan Rizki (7

tahun) mengalami batuk.

c. Data berdasarkan WTO ( Waktu, Tempat dan Orang), FDD (Frekuensi

Distribusi Determinan

Waktu (Time)

Dilihat dari jangka waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan, Penyakit

batuk dan alergi (gatal-gatal) ini merupakan suatu jenis penyakit dengan fluktuasi

jangka pendek di mana perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari,

minggu dan bulan. Pola perubahan penyakit ini terlihat pada endemi di mana penyakit

batuk berlangsung hanya dalam beberapa hari atau minggu begitu juga alergi (gatal-

gatal). Kedua penyakit ini masa penyembuhannya juga berlangsung relative cepat

tergantung pemberian obat dan daya tahan tubuh seseorang.

Tempat (Place)

Pola penyakit alergi (gatal-gatal) dan batuk terjadi karena kondisi sekitar

rumah sebagai berikut :

1. Rawan banjir

2. Kurangnya penyediaan air bersih di rumah

3. Lingkungan jalan di sekitar rumah yang berdebu

4. Jarak rumah yang saling berdekatan

5. Kondisi rumah yang tidak sesuai dengan kriteria rumah sehat

Variasi geografis pada terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain

mungkin berhubungan dengan 1 atau lebih dari beberapa faktor sebagai berikut :

1. Lingkungan fisis, kemis, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda dari

suatu tempat ke tempat lainnya.

2. Konstitusi genetis atau etnis dari penduduk yang berbeda, bervariasi seperti

karakteristik demografi.

3. Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktek higiene

perorangan dan bahkan persepsi tentang sakit atau sehat.

12

Page 13: MAKALAH EPM

4. Variasi administrasi termasuk faktor-faktor seperti tersedianya dan efisiensi

pelayanan medis, program higiene (sanitasi) dan lain-lain.

Orang (Person)

Peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status

perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.

1. Umur, umur penderita yang tergolong masih anak yaitu berumur 5 dan 7 tahun

masih rentan trekena penyakit seperti batuk dan alergi (gatal-gatal). Akibat

ketahanan tubuh mereka yang masih lemah

2. Jenis Kelamin, Karena kedua penderita sakit masih anak-anak maka jenis kelamin

tidak terlalu membedakan golongan mana yang lebih rentan terhadap penyakit

namun tergantung daya tahan tubuh anak.

3. Kelas sosial, Kedua penderita hanya seorang dari penjual kedelai sehingga hanya

hidup dengan berkecukupan.

4. Jenis Pekerjaan, karena penderita masih anak-anak maka jenis pekerjaan orang

tua dapat berperan didalam timbulnya penyakit melalui beberapa faktor-faktor

lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan seperti partikel debu dan

panas. Keadaan rumah yang relatif sempit dapat menyebabkan proses penularan

penyakit antara orang yang satu dan yang lainnya.

5. Penghasilan. Pengahsilan orang tua yang tidak terlalu banyak dan kurangnya

sarana kesehatan di lingkugan sekitar membuat anak yang terpapar penyakit

Hanya dibawah ke puskesmas terdekat.

6. Struktur keluarga, Karena ibu kedua anak tersebut sudah meninggal dunia maka

asupan makanan terhadap kedua anak tersebut kurang diperhatikan karena lebih

sering membeli makanan diluar yang tidak tahu diolah dengan cara yangbersih

atau tidak serta kurangnya perhatian orang tua (bapak) pada saat anak bermain

karena sibuk bekerja.

FDD (Frekuensi, Determinan, Distribusi)

Warga di sekitar Jl. Pejuangan Gerilya (menuju Sorong) sering terpap

rpenyakit gatal-gatal dan batuk dikarenakan faktor lingkungan yang rawan banjir dan

13

Page 14: MAKALAH EPM

kurangnya penyediaan air bersih serta kondisi jalanan di sekitar rumah yang berdebu

mengakibatkan bibit penyakit tersebut mulai terpaapar terhadap warga sekitar.

Penularan penyakit tersebut juga sangat cepat bila bersentuhan atau kontak langsung

dengan penderita. Jarak antara rumah yang berdekatan dan terlihat kumuh

menyebabkan penyebaran bibit penyakit yang semakin luas.

d. Hubungan antara Host, Agent, dan Environment

Pejamu (host) dapat terpapar oleh bibit penyakit seperti batuk dan gatal-

gatal jika seseorang tersebut kurang memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar

tempat tinggalnya dan kurang memperhatikan asupan makanan ynag dikonsumsi.

Akibatnya lingkungan (environment) tersebut terlihat kotor dan berdebu bahkan

kumuh yang menyebabkan berkembang biaknya organisme patogen penyebab

(agent) penyakit gatal-gatal maupun penyebab (agent) batuk di lingkungan sekitar

tempat tinggalnya.

e. Riwayat Alamiah Penyakit

1. Nur Arafah (5 tahun, Penderita Alergi kulit (gatal-gatal))

a. Tahap prepatogenesis

Pada saat banjir anak tersebut bermain-main di luar rumah. Hal ini menyebabkan

adanya interaksi antara anak tersebut dengan bibit penyakit (agent) dan

lingkungan yang tidak kondusif (environment). Namun pada tahap ini anak

masih merasa sehat/ normal.

b. Tahap pathogenesis

- Tahap inkubasi : pada tahap ini bibit penyakit mulai masuk melalui penetrasi

kulit anak yang terpapar. Namun gejala yang dialami belum nampak hanya

sekadar merasa gatal di bagian kaki.

- Tahap dini : Beberapa hari kemudian pada kulit anak tersebut mulai muncul

bercak-bercak merah dan terasa semakin gatal pada bagian kaki tersebut.

14

Page 15: MAKALAH EPM

- Tahap penyakit lanjut : pada tahap ini semakin banyak bercak-bercak merah

yang timbul di bagian kaki dan terasa sangat gatal. Karena merasa sangat gatal

anak tersebut menggaruk secara terus menerus sehingga menimbulkan luka.

Anak tersebut akhirnya dibawah ke puskesmas terdekat untuk proses

pengobatan.

c. Tahap akhir penyakit : pada tahap ini gatal-gatal yang dialami anak tersebut mulai

hilang dan bercak-bercak merah juga tidak muncul lagi namun bekas luka akibat

digaruk masih ada.

2. Rizki ( 7 tahun, Penderita Batuk)

a. Tahap prepatogenesis

Pada tahap ini anak tersebut sering bermain di luar rumah dengan kondisi jalanan

yang berdebu dan anak tersebut juga sering minum es yang mana air yang

digunakan untuk membuat es batunya mungkin tidak berasal dari air yang

matang. Namun anak masih dalam keadaan sehat.

b. Tahap pathogenesis

- Tahap inkubasi : Pada tahap ini bibit penyakit yang menyebabkan batuk telah

masuk kedalam tubuh anak tersebut. Dimana kondisi lingkungan rumah yang

berdebu dan kurangnya penghawaan di dalam rumah akan menyebakan pathogen

penyakit akan bertahan dan berkembang biak dengan cepat. Pada tahap ini anak

mulai merasa tenggorakannya gatal dan mulai batuk-batuk.

- Tahap dini : Pada tahap ini, anak mulai sering terlihat batuk-batuk dan kondisi

tubuh anak juga melemah.

- Tahap penyakit lanjut : Pada tahap ini, batuk anak semakin parah dan mulai

mengeluarkan dahak. Melihat hal tersebut orang tuanya membawanya ke

puskesmas.

c. Tahap akhir penyakit : Setelah pemberian obat, batuk anak tersebut mulai

berkurang namun pada saat ini masih terkadang masih batuk.

f. Sistem Kewaspadaan Dini (SKD)

15

Page 16: MAKALAH EPM

Dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kalangan

keluarga maupun masyarakat sekitar misalnya dengan tidak membuang sampah

sampah di selokan yang dapat menyebabkan banjir dan menggunakan sumber air

yang bersih baik untuk minum dan memasak makanan maupun untuk mandi dan

mencuci peralatan dapur/baju. Dengan melakukan PHBS dapat mengurangi angka

kesakitan di lingkungan tersebut.

g. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

Petugas kesehatan melakukan pemantauan di wilayah sekitar dan melakukan

pendataan kemudian Menganalisa data-data penduduk yang terkena alergi (gatal-

gatal) maupun yang menderita batuk dan semacamnya. Tahapan yang dapat

dilakukan ialah:

a. Menelaah Kapan Terjadinya Penyakit

Kapan suatu penyakit berpotensi menular (jam, hari, minggu, bulan, tahun

kejadian penyakit). Misalnya pada saat musim hujan yang mengakibatkan

banjir di wilayah setempat dan cuaca yang panas sehingga membuat jalanan

sangat berdebu.

b. Menelusuri Dimana Terjadinya Penyakit

Dimana tempat kejadian penyakti berlangsung menurut peta wilayah kerja

puskesmas.

c. Meneliti Siapa yang Mengalami Kejadian Sakit

Siapa orangnya yang terjangkit penyakit (umur, status, jenis kelamin,

pekerjaan, pendidikan).

h. Advice Kesehatan Masyarakat

1. Memiliki sumber air bersih dan sehat serta tersedia sepanjang tahun

(Permenkes no.416/MENKES/PER/IX/1990 ttg Persyaratan kualitas air bersih

& air minum).

16

Page 17: MAKALAH EPM

2. Memiliki tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yg baik, agar

dapat mencegah terjadinya perkembangbiakan vektor penyakit, seperti

nyamuk,tikus,dll.

3. Terapkan Pola PHBS.

4. Pola makan sesuai Gizi Seimbang dan perlakuan baik yang dapat dilakukan

untuk makanan misaln: cara pengolahan dan penyimpanan bahan makanan.

17

Page 18: MAKALAH EPM

BABV PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kondisi dan situasi rumah Bpk. Moehmmad Sulut yang terletak di Jl.

Perjuangan Gerilya (Menuju Solong) cukup sederhana. Kondisi di sekitar rumah

yaitu rawan terhadap banjir, kondisi jalanan yang berdebu, tidak adanya halaman

di sekitar rumah, terdapat sampah di sekitar rumah, dan rumah yang saling

berdekatan.

Hal ini membuat wilayah disekitar rentan terhadap penyakit menular

seperti gatal-gatal, batuk, TBC, dan sebagainya.

Untuk mencegah hal tersebut perlu dilakukannya Sistem Kewaspadaan

Dini (SKD) seperti menerapkan pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

dan melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dengan mendata warga

yang terjangkit penyakit menular sehingga dapat dianalisis dan dilakukan

penanggulangan terhadap penyakit tersebut.

5.2 Saran

Sebaiknya Warga sekitar Jl. Perjuangan Gerilya (Menuju Solong) lebih

memperhatikan kondisi dan situasi rumah maupun sekitarnya. Warga juga harus

menerapkan pola PHBS dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menciptakan

lingkungan hidup yang bersih dan sehat serta terhindar dari Agent (penyebab)

penyakit khusunya menular.

18

Page 19: MAKALAH EPM

DAFTAR PUSTAKA

Noor, Nur Nasry. 2009. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta : PT.Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : PT.Rineka Cipta

Latuperissa, Engky . 2011. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular.http://engkyblog.blogspot.com. Diakses pada tanggal 5 April 2012 pukul 09.30 WITA

Anonim. 2010. Buku PWS Bab 1 Pendahuluan.pdf. http://staff.blog.ui.ac.id. DiaksesPada tanggal 5 April 2012 pukul 09.50 WITA

Anonim. 2011. SKD-KLB-gibur.pdf. http://gizi.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 5 April 2012 pukul 11.45 WITA

19

Page 20: MAKALAH EPM

LAMPIRAN

Gambar 1:Gambar Rumah Bpk. M.Sulut Gambar 2 : Kondisi di dalam rumah(tampak depan)

Gambar 3: Konsisi dapur dalam tahap renovasi Gambar 4: Ventilasi Udara

20

Page 21: MAKALAH EPM

Gambar 5 : Kondisi lingkungan sekitar

21