epistaksis (mimisan)
-
Upload
yosua-yacob -
Category
Documents
-
view
25 -
download
19
description
Transcript of epistaksis (mimisan)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Epistaksis
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang berkunjung ke poliklinik THT
Tempat : Poliklinik THT
Hari/tanggal : Kamis/15 September 2005
Waktu : 1 x 30 menit
1.1 TUJUAN UMUM
Setelah diberikan penyuluhan kurang lebih 30 menit tentang epistaksis
(mimisan) maka pengunjung Poliklinik THT RSU Dr. Saiful Anwar Malang
mengerti mengenai epistaksis ( mimisan ) dan dapat mengetahui cara perawatan
yang perlu diberikan kepada penderita epitaksis (mimisan)
1.2 TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan kurang lebih 30 menit tentang epistaksis
(mimisan) dan perawatan epistaksis, diharapkan pengunjung Poliklinik THT
RSU Dr. Saiful Anwar Malang mampu :
1. Menjelaskan pengertian epistaksis
2. Menjelaskan penyebab epistaksis
3. Menjelaskan gejala klinis
4. Menjelaskan penatalaksanan
1.3 MATERI
1. Pengertian epistaksis
2. Penyebab epistaksis
3. Gejala klinis epistaksis
4. Penatalaksanaan epistaksis
1
1.4 METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
1.5 MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar balik
1. 6 KRETERIA EVALUASI
1. Evaluasi proses
Persiapan penyuluhan
Penyuluh mempersiapkan materi, leaflet, lembar balik dan peserta penyuluhan.
Pembuatan sistematika penyuluhan
Penyuluh menganjurkan peserta untuk berkumpul di ruang tunggu klinik
THT
Penyuluh membagikan leaflet
Penyampaian materi
( 1 )Penyajian
NO TAHAP WAKTU METODE KEGIATAN
1.
2.
Pembukaan
Pengembangan
5 menit
10 menit
Ceramah
Ceramah
Penyuluh :
Memperkenalkan diri
Mengemukakan maksud dan
tujuan
Memotivasi dan menarik
perhatian peserta
Pengunjung/peserta :
Memperhatikan dengan baik
Penyuluh :
Menyampaikan materi
2
dengan jelas
Pengunjung :
Memperhatikan dengan
seksama
3. Penutup 15 menit Ceramah
dan tanya
jawab
Penyuluh :
Menyampaikan kesimpulan
Melakukan evaluasi
Pengunjung :
Mengajukan pertanyaan
Memperhatikan dengan
seksama
( 2 ) Jumlah peserta :
Penyuluh : 5 orang
Peserta : 19 orang
2. Evaluasi Hasil
Timbul pertanyaan pada peserta
1) Ibu Sumariyah bertanya :
“Mengapa anak saya secara tiba-tiba terjadi mimisan tanpa ada gejala yang
menyertai seperti panas dan pusing, itu disebabkan oleh apa ?”
jawaban : Memang mimisan itu bisa terjadi secara spontan tanpa penyebab yang
jelas. Mungkin selanjutnya pada dokter untuk mengetahui penyebabnya.
2) Ibu Nurul bertanya :
“Kenapa keponakan saya mimisan terus dibawa ke dokter dan oleh dokter
disarankan untuk banyak makan sayuran?”
Jawaban : Karena sayuran itu mengandung vitamin C, sedangkan Vit C itu
membantu proses pembekuan darah sehingga keponakan ibu itu oleh dokter
disarankan untuk banyak makan sayuran.
3) Pak Muzamil bertanya :
3
“Bagaimana pertolongan pertama yang harus dilakukan bila ada seseorang yang
mimisan?”
jawaban : Dengan cara memencet hidung selama 5-15 menit atau dengan
memberikan suruh yang telah dibersihkan dan bila perdarahan belum berhenti
segera dibawa ke puskesmas , dokter atau rumah sakit.
“Bagaimana posisi yang benar pada pasien yang mengalami mimisan?”
Jawaban : Sebaiknya jangan ditengadahkan ke atas tapi menunduk ke bawah
agar dapat mengetahui jumlah perdarahan tersebut dan biar tidak tertelan.
“Apakah air hangat itu bisa menghentikan perdarahan ?”
Jawaban : Tidak bisa karena air hangat dapat menyebabkan pelebaran pada
pembuluh darah. Sehingga perdarahan tambah hebat.
4) Ibu Alawiyah bertanya :
“bagaimana cara membedakan mimisan pada demam berdarah, demam thypoid,
dan campak ?”
Jawaban : Memang penyakit tersebut bisa menyebabkan mimisan, tetapi
pertanyaan ini menyimpang dari pokok bahasan.
3. Feed Back :
- Peserta dapat mendifinisikan pengertian epistaksis
Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung, bukan suatu penyakit tetapi
merupakan gejala yang timbul akibat suatu penyakit atau penyebab.
- Peserta dapat menyebutkan penyebab epistaksis
Penyebab epistaksis adalah :
1. Trauma ringan, misalnya waktu mengeluarkan ingus dengan kuat, bersin,
mengorek hidung atau sebagai akibat trauma yang hebat, seperti terpukul,
jatuh, KLL (kecelakaan lalu lintas).
2. Infeksi : infeksi hidung, misal: rinitis, sinusitis.
Infeksi sistemik : demam berdarah, demam typhoid, morbili.
3. Tumor : Ca nasofaring, Ca kavum nasal.
4. Kelainan darah : trombositopenia, hemofilia, dan leukemia.
5. Penyakit hypertensi.
4
- Peserta dapat menyebutkan penatalaksanaan epistaksis
Penatalaksanaan epitaksis adalah :
1. Pembekuan darah dikeluarkan dengan jalan sisi (buang ingus), sehingga asal
perdarahan dapat dilihat.
2. Jepit hidung antara 5-15 menit.
3. Pasang tampon hidung : tampon dari kain kasa (perban) dibentuk berupa pita
lebar + 1,5 cm dimasukkan ke dalam hidung
5
Lampiran 1
URAIAN MATERI
2.1 PENGERTIAN
Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung, bukan suatu penyakit tetapi
merupakan gejala yang timbul akibat suatu penyakit atau penyebab.
2.2 ETIOLOGI
Seringkali epistaksis timbul spontan tanpa dapat ditelusuri penyebabnya. Biasanya
terjadi karena:
1. Trauma ringan, misalnya waktu mengeluarkan ingus dengan kuat, bersin,
mengorek hidung atau sebagai akibat trauma yang hebat, seperti terpukul,
jatuh, KLL (kecelakaan lalu lintas).
2. Infeksi : infeksi hidung, misal: rinitis, sinusitis.
Infeksi sistemik : demam berdarah, demam typhoid, morbili.
3. Tumor : Ca nasofaring, Ca kavum nasal.
4. Kelainan darah : trombositopenia, hemofilia, dan leukemia.
5. Penyakit hypertensi.
2.3 GEJALA KLINIS
Perdarahan biasanya terjadi secara tiba-tiba, mungkin banyak dan mungkin pula
sedikit. Perdarahan dapat berasal dari satu sumber atau dari beberapa sumber, dapat
datang dari bagian depan, terutama pada daerah kumpulan pembuluh darah pada hidung
bagian depan, (little) atau dari daerah belakang hidung.
2.4 PENATALAKSANAAN
Pembekuan darah dikeluarkan dengan jalan sisi (buang ingus), sehingga asal
perdarahan dapat dilihat.
Jepit hidung antara 5-15 menit.
Pasang tampon hidung : tampon dari kain kasa (perban) dibentuk berupa pita
lebar + 1,5 cm dimasukkan ke dalam hidung
6
Daftar Pustaka
Sri Rukmiani, dr. Sp. THT., (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung,
Tenggorok, Surabaya.
Efiaty Arsyad Soepardi, Dr. H. Sp. THT., dkk., (2001), Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, Leher, Edisi kelima, Jakarta, FKUI.
R. Pracy, J., dkk., (1993), Pelajaran Ringkasa Telinga, Hidung dan Tenggorok, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
7