Epilepsi Petit Mal

3
Epilepsi Petit Mal Sel-sel saraf otak berkomunikasi dengan sel-sel saraf lainnya dengan perantara impuls listrik. Saat seorang mengalami serangan kejang, pola sinyal listrik saraf otak tiba-tiba menjadi tidak normal dan tidak terkendali. Serangan kejang dapat mempengaruhi hanya pada daerah tertentu di otak atau dapat mempengaruhi seluruh bagian otak. Jika melibatkan seluruh bagian otak maka serangan kejang yang terjadi disebut kejang umum (generalized seizure). Ada 2 tipe serangan kejang umum yang sering ditemukan yaitu kejang tonik-klonik (biasanya disebut kejang grand mal) dan kejang petit mal. Walaupun kedua jenis kejang umum ini menyebabkan penderita kehilangan kesadaran yang bersifat sementara, hanya kejang grand mal yang menimbulkan “kejang” yang sebenarnya---yaitu terjadi kekakuan tubuh secara mendadak sehingga penderita jatuh ke tanah, rahang terkunci dan kontraksi otot-otot tubuh secara ritmik selama 2 menit atau lebih. Tidak seperti serangan kejang grand mal, kejang petit mal menyebabkan hilangnya kesadaran yang berlangsung singkat (30 detik atau kurang) dan gejalanya hampir tidak nyata/jelas. Penderita tidak sampai jatuh ke tanah, biasanya tiba-tiba berhenti bergerak atau berbicara, tatapannya kosong dan tidak memberikan respons terhadap lingkungan sekitarnya. Saat serangan kejang usai, penderita kembali melakukan aktivitas normalnya tanpa mengetahui apa yang telah terjadi dan tidak mengingat episode kejangnya. Karena penderita kejang petit mal adalah anak-anak, gurulah yang pertama memperhatikan kelainan ini. Epilepsi adalah gangguan saraf otak yang menyebabkan serangan kejang berulang. Oleh karena itu anak-anak yang mengalami serangan kejang petit mal berulang disebut juga mengalami epilepsi petit mal. Walaupun epilepsi petit mal ini dapat timbul setiap saat selama masa kanak-kanak, tetapi paling sering ditemukan pada anak-anak yang berusia antara 5 hingga 15 tahun. Secara umum, anak perempuan paling sering dibandingkan anak-anak laki-laki. Dan pada kebanyakkan kasus tidak diketahui penyebabnya. Walaupun para ahli mengatakan faktor genetik memegang peranan dalam perkembangan epilepsi petit mal ini. Tetapi tidak ada cara atau pemeriksaan penyaringan untuk memastikan diagnosis gangguan ini. Gejala Selama serangan kejang petit mal, keadaan mental si anak hilang terhadap lingkungan di sekitarnya. Tidak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya untuk beberapa saat. Selama beberapa detik, si anak berhenti melakukan aktivitasnya, tatapannya lurus ke depan dan tidak memberikan respons terhadap perintah orang lain. Sementara kejang berlangsung, kelopak matanya berkedip-kedip secara cepat, lengan atau kakinya berkedutan,

description

Epilepsi Neurology

Transcript of Epilepsi Petit Mal

Epilepsi Petit Mal 1- 2004

Epilepsi Petit MalSel-sel saraf otak berkomunikasi dengan sel-sel saraf lainnya dengan perantara impuls listrik. Saat seorang mengalami serangan kejang, pola sinyal listrik saraf otak tiba-tiba menjadi tidak normal dan tidak terkendali. Serangan kejang dapat mempengaruhi hanya pada daerah tertentu di otak atau dapat mempengaruhi seluruh bagian otak. Jika melibatkan seluruh bagian otak maka serangan kejang yang terjadi disebut kejang umum (generalized seizure). Ada 2 tipe serangan kejang umum yang sering ditemukan yaitu kejang tonik-klonik (biasanya disebut kejang grand mal) dan kejang petit mal. Walaupun kedua jenis kejang umum ini menyebabkan penderita kehilangan kesadaran yang bersifat sementara, hanya kejang grand mal yang menimbulkan kejang yang sebenarnya---yaitu terjadi kekakuan tubuh secara mendadak sehingga penderita jatuh ke tanah, rahang terkunci dan kontraksi otot-otot tubuh secara ritmik selama 2 menit atau lebih.

Tidak seperti serangan kejang grand mal, kejang petit mal menyebabkan hilangnya kesadaran yang berlangsung singkat (30 detik atau kurang) dan gejalanya hampir tidak nyata/jelas. Penderita tidak sampai jatuh ke tanah, biasanya tiba-tiba berhenti bergerak atau berbicara, tatapannya kosong dan tidak memberikan respons terhadap lingkungan sekitarnya. Saat serangan kejang usai, penderita kembali melakukan aktivitas normalnya tanpa mengetahui apa yang telah terjadi dan tidak mengingat episode kejangnya. Karena penderita kejang petit mal adalah anak-anak, gurulah yang pertama memperhatikan kelainan ini.

Epilepsi adalah gangguan saraf otak yang menyebabkan serangan kejang berulang. Oleh karena itu anak-anak yang mengalami serangan kejang petit mal berulang disebut juga mengalami epilepsi petit mal. Walaupun epilepsi petit mal ini dapat timbul setiap saat selama masa kanak-kanak, tetapi paling sering ditemukan pada anak-anak yang berusia antara 5 hingga 15 tahun. Secara umum, anak perempuan paling sering dibandingkan anak-anak laki-laki. Dan pada kebanyakkan kasus tidak diketahui penyebabnya. Walaupun para ahli mengatakan faktor genetik memegang peranan dalam perkembangan epilepsi petit mal ini. Tetapi tidak ada cara atau pemeriksaan penyaringan untuk memastikan diagnosis gangguan ini.

Gejala

Selama serangan kejang petit mal, keadaan mental si anak hilang terhadap lingkungan di sekitarnya. Tidak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya untuk beberapa saat. Selama beberapa detik, si anak berhenti melakukan aktivitasnya, tatapannya lurus ke depan dan tidak memberikan respons terhadap perintah orang lain. Sementara kejang berlangsung, kelopak matanya berkedip-kedip secara cepat, lengan atau kakinya berkedutan, tersentak-sentak atau bergerak tanpa tujuan. Setelah serangan usai, si anak tidak menyadari serangan yang baru dialaminya dan biasanya melanjutkan aktivitasnya seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu.

Karena seorang anak dengan epilepsi petit mal sering mengalami serangan yang singkat selama hari-hari sekolahnya sehingga akan mengganggu perhatian, konsentrasi dan partisipasinya secara serius. Berdasarkan alasan ini, gurulah yang menjadi orang pertama yang menemukan kelainan yang diderita muridnya. Jika si guru kurang mengetahui serangan epilepsi petit mal ini, maka ia akan menyalahkan muridnya karena tidak serius memperhatikan pelajaran dan sering melamun.

Di luar kelas, gejala pada anak akan mempengaruhi konsentrasinya pada saat ia berolahraga atau mengerjakan pekerjaan rumah. Serangan kejang menyebabkan terhenti percakapan dengan teman-teman dan anggota keluarganya.

Diagnosis

Dokter akan menanyakan kembali gejala-gejala yang diderita, termasuk frekuensi serangan yang terjadi (harian, mingguan atau berapa kali dalam sehari) serta lamanya serangan yang terjadi setiap kali serangan. Dokter juga akan meninjau ulang riwayat medis anak Anda, apakah mengalami trauma saat persalinan, cedera kepala yang serius atau infeksi otak (seperti ensefalitis dan meningitis). Dokter juga akan menanyakan apakah ada anggota keluarga yang mengalami gejala mirip atau pernah/sedang berobat penyakit epilepsi.

Kemudian dokter melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan nerologi (saraf) pada anak Anda. Pemeriksaan ini kemudian diikuti dengan pemeriksaan darah rutin untuk menyingkirkan penyakit lain yang mirip dengan epilepsi atau yang dapat memicu terjadinya serangan kejang. Pada kebanyakkan kasus, hasil pemeriksaan fisik dan darah biasanya dalam batas normal.

Langkah akhir untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan elektroensefalogram (EEG). Pemeriksaan EEG tidak menyakitkan, yang dapat mendeteksi aktivitas listrik saraf pada otak anak Anda kemudian diterjemahkan dalam bentuk grafik. Banyak anak-anak penderita epilepsi petit mal hasil EEG-nya menunjukkan suatu kombinasi spesifik dari gelombang yang tajam sehingga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis. Pada kasus-kasus tertentu, dokter mungkin menggunakan MRI (magnetic resonance imaging) atau computer tomography (CT) sken untuk memeriksa otak anak Anda. Dengan alat-alat ini dapat diketahui adanya tumor atau kelainan-kelainan lain. Pemeriksaan ini baru dilakukan jika anak Anda memiliki salah satu atau lebih masalah berikut ini: serangan kejang yang memanjang, pola gejala yang tidak biasanya, ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik atau pemeriksaan nerologi atau adanya riwayat medis yang beresiko tinggi (termasuk trauma persalinan, cedera kepala, ensefalitis dan meningitis).

Perjalanan Penyakit

Kebanyakkan epilepsi petit mal pada anak-anak teratasi saat mereka memasuki usia remaja. Sementara itu, obat-obat antiepilepsi digunakan untuk mengontrol gejala yang timbul.

Pencegahan

Hingga saat ini tidak ada cara untuk mencegah epilepsi petit mal karena kebanyakkan kasus terjadi tanpa diketahui penyebabnya.

Terapi

Jika anak Anda menderita epilepsi petit mal, dokter akan mengobati dengan etosuksimid. Kerja obat ini adalah mengontrol serangan kejang pada anak, sehingga si anak dapat mencapai potensi penuh baik di sekolah maupun di rumah. Jika anak Anda telah mendapatkan terapi pengobatan serangan kejang, pengobatan biasanya dilanjutkan paling sedikit selama 2 tahun.

Kapan Saatnya Anda Mencari Pertolongan Dokter?

Hubungi dokter segera jika anak Anda bengong, melamun dengan tatapan kosong atau tingkahlaku lainnya yang merupakan gejala serangan epilepsi petit mal. Jika guru mengeluh anak Anda kurang perhatian, bengong, mintalah guru untuk memperhatikan apakah anak Anda menunjukkan gejala-gejala lain dari epilepsi petit mal. Misalnya, apakah anak Anda menatap kosong ke depan, berkedip-kedip terus menerus atau kejang saat bengong. Mintalah guru untuk menulis gambaran gejala-gejala yang terjadi secara terperinci, termasuk lamanya serangan tiap episode dan frekuensi serangan dalam sehari. Kemudian Anda cek kembali catatan guru, apakah anak Anda mengalami gejala yang sama saat di rumah.

Prognosis

Prognosis epilepsi petit mal sangat baik. Banyak anak penderita epilepsi petit mal akhirnya terbebas dari serangan ini tanpa komplikasi. Dengan terapi yang baik, anak akan mendapatkan hidup yang normal baik di sekolah maupun di rumah. Pada kebanyakkan kasus, tidak ada pengaruh jangka panjang baik pada perkembangan otak, fungsi otak maupun inteligensia seorang anak.