Epidemiologi Gizi Osteoporosis

18
EPIDEMIOLOGI GIZI PENYAKIT JANTUNG KORONER RINI ZELVIA YUZA 1210332027

description

ringkasan tentang penyakit jantung korener

Transcript of Epidemiologi Gizi Osteoporosis

Page 1: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

EPIDEMIOLOGI GIZIPENYAKIT JANTUNG

KORONERRINI ZELVIA YUZA

1210332027

Page 2: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

DEFINISI MEKANISME BESARAN MASALAH DISTRIBUSI FAKTOR RESIKO FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN

DENGAN GIZI GEJALA UMUM UPAYA PENCEGAHAN DENGAN INTERFENSI

DIET

OUTLINE

Page 3: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

Osteoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam

kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Di Amerika Serikat osteoporosis menyerang 20-25 juta penduduk, 1 diantara 2-3 wanita post-menopause dan

lebih dari 50% penduduk di atas umur 75-80 tahun. Masyarakat atau populasi osteoporosis yang rentan terhadap fraktur adalah populasi lanjut usia yang

terdapat pada kelompok di atas usia 85 tahun, terutama terdapat pada kelompok lansia tanpa suatu tindakan pencegahan terhadap osteoporosis. Proses terjadinya

osteoporosis sudah di mulai sejak usia 40 tahun dan pada wanita proses ini akan semakin cepat pada masa

menopause.

PENDAHULUAN

Page 4: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang total. Terdapat

perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih

besar dari kecepatan pembentukan tulang, mengakibatkan penurunan masa tulang

total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah, tulang menjadi

mudah fraktur dengan stres yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal.

DEFINISI

Page 5: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa 

tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas

jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.

DEFINISI

Page 6: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

BESARAN MASALAH

Page 7: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

Prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36%,

sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6%, pria 38%.

Lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada 2050

Mereka yang terserang rata-rata berusia di atas 50 tahun, Satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang.

Dua dari lima orang Indonesia memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. (depkes, 2006)

Berdasar data Depkes, jumlah penderita osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dan   merupakan Negara dengan penderita

osteoporosis terbesar ke 2 setelah Negara Cina.

DISTRIBUSI

Page 8: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

1. Osteoporosis PrimerOsteoporosis Primer dibagi menjadi osteoporosis pasca menopause, yaitu kondisi di mana hormon estrogen menurun. Dan osteoporosis senilis, yang terjadi pada penderita usia lanjut (> 65 tahun).

2. Osteoporosis SekunderAdalah osteoporosis yang terjadi sebagai dampak atau pengaruh dari penyakit lain yang diderita. Misalnya akibat kelainan kelenjar tiroid dan adrenal. Sekali pun banyak terjadi pada usia paruh baya, namun osteoporosis dapat terjadi pada usia muda. Terutama bagi mereka yang kurang asupan makanan berkalsium dan jarang berolahraga.

3. Osteoporosis IdiopatikYaitu Osteoporosis yang tidak di ketahui penyebabnya dan di temukan pada Usia kanak-kanak (juvenil), Usia remaja (adolesen), Pria usia pertengah. 

KLASIFIKASI

Page 9: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

FAKTOR RESIKO1.        Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Di Ubah

a.         Faktor Mekanis Atau Usia LanjutFaktor mekanis merupakan faktor yang terpenting dalarn proses penurunan massa tulang sehubungan dengan lanjutnya usia. Walaupun demikian telah terbukti bahwa ada interaksi panting antara faktor mekanis dengan faktor nutrisi  hormonal. Pada umumnya aktivitas fisis akan menurun dengan bertambahnya usia, dan karena massa tulang merupakan fungsi beban mekanis, massa tulang tersebut pasti akan menurun dengan bertambahnya   usia.

Page 10: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

b.         Jenis KelaminOsreoporosis tiga kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, perbedaan ini  disebabkan oleh faktor hormonal dan rangka tulang yang lebih kecil.

c.          Faktor GenetikPerbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lain kecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur tulang lebih kuat dan berat dari pada bangsa kulit putih. Jadi seseorang yang mempunyai tulang kuat biasanya jarang terserang osteoporosis.

Page 11: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

d.         Riwayat Keluarga Atau KeturunanRiwayat keluarga juga mempengaruhi penyakit osteoporosis, pada keluarga yang mempunyai riwayat osteoporosis, anak-anak yang dilahirkannya cenderung mempunyai penyakit yang sama.

e.         Bentuk TubuhKerangka tubuh dan skoliosis vertebra yang lemah juga dapat menyebabkan penyakit osteoporesis. Keadaan ini terutama terjadi pada wanita antara usia 50-60 tahun dengan identitas tulang yang rendah dan di atas usia 70 tahun dengan keadaan tubuh yng tidak ideal.

Page 12: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

2.        Faktor Resiko Yang Dapat Di Ubaha.         Kalsium

Faktor makanan ternyata memegang peranan penting dalam proses penurunan massa tulang sehubungan dengan bertambahnya uisia, terutama pada wanita post menopause. Kalsium, merupakan nutrisi yang sangat penting, wanita-wanita pada masa pascamenopause, dengan masukan kalsiumnya rendah dan absorbsinya tidak baik, akan mengakibatkan keseimbangan kalsiumnya menjadi berkurang maka kemungkinan terjadinya osteoporosis ada, pada wanita dalam masa menopause keseimbangan kalsiumnya akan terganggu akibat masukan serta absorbsinya kurang dan ekskresi melalui urin yang bertambah dapat menyebabkan kekurangan atau kehilangan estrogen serta pergeseran keseimbangan kalsium sejumlah 25 mg per sehari pada masa menopause.

Page 13: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

b.        ProteinProtein juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi penurunan massa tulang. Makanan yang kaya protein akan mengakibatkan ekskresi asam amino yang mengandung sulfat melalui urin, hal ini akan meningkatkan ekskresi kalsium. Pada umumnya protein tidak dimakan secara tersendiri, tetapi bersama makanan lain. Apabila makanan tersebut mengandung fosfor, maka fosfor tersebut akan mengurangi ekskresi kalsium melalui urin. Sayangnya fosfor tersebut akan mengubah pengeluaran kalsium melalui tinja. Hasil akhir dari makanan yang mengandung protein berlebihan akan mengakibatkan kecenderungan untuk terjadi keseimbangan kalsium yang negatif.

Page 14: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

c.         Estrogen

Berkurangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. Hal ini disebabkan oleh karena menurunnya eflsiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya konservasi kalsium di ginjal.

Page 15: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

d.        Rokok Dan Kopi

Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan kalsium yang rendah. Mekanisme pengaruh merokok terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui, akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja.

Page 16: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

e.         AlkoholAlkohol merupakan masalah yang sering ditemukan. Individu  dengan pengguna alkohol mempunyai kecenderungan masukan kalsium rendah, disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme yang jelas belum diketahui dengan pasti tentang pengguna alkohol.

Page 17: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

f.          Gaya hidup.Aktifitas fisik yang kurang dan imobilisasi dengan penurunan penyangga berat badan merupakan stimulus penting bagi resorpsi tulang. Beban fisik yang terintegrasi merupakan penentu dari puncak massa tulang.

Page 18: Epidemiologi Gizi Osteoporosis

Infodatin kemenkes RI situasi kesehatan jantung 2013

Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rieneka Cipta

Gibney, Michael, dkk. 2009. Gizi Masyarakat. Jakarta : EGC

http://artikelkesmas.blogspot.co.id/2015/02/makalah-penyakit-jantung-koroner_72.html

REFERENSI