Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

download Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

of 19

Transcript of Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    1/19

    PENINGKATAN SGOT,SGPT PERSISTEN >6 BULAN

    STEP 7

    1. Mengapa wanita mengeluh matanya kuning?Terjadi karena terdapat kerusakan sel hepatosit (yang terjadi pada hepatitis) ,kecepatan

    pembentukan bilirubinnya normal tetapi bilirubin yang dibentuk tidak dapat lewat dari

    darah kedalam usus. Bilirubin bebas masih masuk dalam hepar dan dikonjugasi

    kemudian ikut kembali ke aliran darah karena pecahnya kanalikuli biliaris yg terbendung.

    Sehingga sebagian besaar bilirubin dalam plasma adalah bilirubin terkonjugasi.

    (Buku ajar fisiokogi kedokteran Guyton-Hall)

    2. Mengapa urin berwarna kuning gelap dan berbuih?Karena ginjal dapat mengeluarkan sejumlah kecil bilirubin yang terkonjugasi dengan

    kelarutan tinggi tapi bukan bilirubin bebas terikat albumin. Oleh karena itu sejumlah

    bilirubin terkonjugasi ikut tersekresi pada urin sehingga warna urin menjadi lkuning

    gelap. Keadaan ini dapat diprlihatkan dengan mengocok urin dan mengamati buih yang

    dihasilkan berwarna sangat kuning merupakan indikasi adaanya bilirubin terkonjugassi

    pada urin.

    (Buku ajar fisiokogi kedokteran Guyton-Hall)

    3. Mengapa SGPT SGOT meningkat? SGOT dan SGPT

    a. Alanin Transaminase (ALT) / SGPT Enzim yg dihasilkan di hati, yg dilepaskan kedalam darah jika sel hati mengalami luka

    b. Aspartat Transaminase (AST) / SGOT Enzim yg dilepaskan ke dalam darah jikahati, jantung, otot atau otak mengalami luka

    Kadar transaminase dalam serum diukur dengan menggunakan metode kolometrik /

    yg lebih teliti dg metode spektrofotometrik. Kenaikan enzim2 ini terdapat pada

    kerusakan sel2 hati oleh karena virus, obat obatan / toksin yg menyebabkanbepatitis, karsinoma metastasis, kegagalan jantung dan penyakit hati granulomatus

    dan yg disebabkan oleh alcohol. Harga normal :

    SGOT40 U Karmen ( 17 mU/cc ) SGPT35 U Karmen ( 13 mU/cc )

    (www.medicastore.com,IPD, jilid I)

    4. Kenapa HBsAg positif?Karena hepatosit yang terinfeksi akan menyintesis dan mensekresikan proteinpermukaan noninfektif (HbsAg) dalam jumlah besar yang muncul dalam sel dan serum.

    http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/
  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    2/19

    HbsAg muncul sebelum onset gejala, memuncak selama gejala penyakit muncul

    kemudian menurun sampai tak terdeteksi dalam 3- 6 bulan.

    (Buku Ajar Patologi Robbins-kumar volume 2 edisi 7)

    5. Apa saja pemeriksaan yg mendukung diagnose?Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan tes fungsi hati. Untuk

    memperkuat diagnosis bisa dilakukan biopsi hati. Dengan memeriksa jaringan hati

    dibawah mikroskop, akan diketahui beratnya peradangan dan adanya pembentukan

    jaringan parut maupun sirosis. Biopsi juga bisa menentukan penyebab dari hepatitis.

    pemeriksaan serum serologis 6 bln menderita hepatitis masih ditemukan HBs Ag positif

    atau anti HCV positif. Diagnosis untuk menentukan kronik persisten atau kronik aktif

    dengan menggunakan biopsy hepar. Jika ada nekrosis ( nekrosis piecemeal atau

    bridging) pada periportal dan peradangan ( kronis aktif ). Jika ada peradangan pada

    segita portal dan diluarnya tidak ada peradangan ( kronis persisten ). Jika peradangan di

    luar segitiga portal minimal( kronis lobular )

    (www.medicastore.com)

    6. Mengapa selama 8 bulan tidak merasakan keluhan?7. Mengapa LED meningkat dan hemoglobin turun(10 gr%)?

    Normalnya wanita 11,5-16,5 gr%

    Karena terjadi kerusakan sel-sel hepatosit pada hepar maka fungsi hepar sebagai

    penyimpan darah juga terganggu, volume yang dapat ditampung adalah 450 mL yaitu

    hampir 10 % dari volume darah dalam tubuh.

    Jika terjadi kerusakan sel hepatosit hepar darah yang ditampung dalam hepar

    menurunterjadi penurunan volume darahpenurunan kadar Hb dalam darah

    (Buku ajar fisiokogi kedokteran Guyton-Hall)

    8. Mengapa hitung jenis leukosit bergeser kekanan?Karena terdapat infeksi virus sehingga terdapat perlawaanan tubuh melalui sistem imun

    salah satunya oleh makrofag pada darah yakni leukosit sering timbul

    leukositosis/peningkatan kadar leukosit dalam darah untuk perlawanan terhadap virus

    terkadang terdapat leukosit yang belum matur sehingga pada hitung jenis leukosit

    bergeser kekanan.

    (Patofisiologi Prince & Wilson edisi 6 jilid 1)

    9. Berapa kadar normal SGOT SGPT?Harga normal :

    - SGOT40 U Karmen ( 17 mU/cc )- SGPT35 U Karmen ( 13 mU/cc )

    (www.medicastore.com,IPD, jilid I)

    http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/
  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    3/19

    HEPATITIS KRONIS

    Definisi

    Hepatitis yg berlangsung > 6 bulan dlm artian dalam kurun waktu 6 bulan kelainan

    fisik dan biokimiawinya nilainya belum kembali normal.SGOT normalnya 5-17 mu/l.

    SGPT normalnya 4-13 mu/l.

    Etiologi

    Penyebab yang sering ditemukan adalah virus hepatitis C; sekitar 75% hepatitis C

    akut menjadi kronis.

    Virus hepatitis B kadang bersamaan dengan virus hepatitis D, menyebabkan

    sejumlah kecil infeksi kronis.

    Virus hepatitis A dan E tidak menyebabkan hepatitis kronis.

    Obat-obat seperti metildopa, isoniazid, nitrofurantoin dan asetaminofen juga

    menyebabkan hepatitis kronis, terutama jika digunakan untuk jangka panjang.

    Penyakit Wilsonmerupakan penyakit keturunan yang melibatkan penimbunan

    tembaga yang abnormal, yang biisa menyebabkan hepatitis kronis pada anak-anak

    dan dewasa muda.

    Belum diketahui penyebab yang pasti mengapa virus dan obat yang sama akan

    menyebabkan hepatitis kronis pada beberapa orang, tetapi tidak pada yang lainnya.

    Salah satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa pada orang yang menderita

    hepatitis kronis, sistem kekebalan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap

    infeksi virus atau obat-obatan.

    Pada beberapa penderita hepatitis kronis tidak dapat ditemukan penyebabnya yang

    pasti. Penyakit ini tampaknya merupakan reaksi sistem kekebalan yang berlebihan,

    yang menyebabkan terjadinya peradangan menahun.

    Keadaan ini disebut sebagai hepatitis autoimun, yang lebih banyak ditemukan pada

    wanita.

    www.medicastore.com

    Klasifikasi

    Secara histopatologis :a. Hepatitis kronis persisten

    Ditandai sebukan sel2 radang bulat di daerah portal, asimtomatik, carrier.

    b. Hepatitis kronis lobularTanda peradangan dan daerah nekrosis didalam lobules hati.

    c. Hepatitis kronis aktifSebukan sel2 radang bulat terutama di limfosit dan sel plasma didaerah portal,

    diderita sejak kecil oleh pasien, bisa menjadi sirosis dan karsinoma hati.

    2 tipe :

    Tipe ringan : ditemukan erosi ringan pd limiting plate. Tipe berat : ditemukan septa jaringan ikat menyebar dlm kolom2

    hepatosit shg mengakibatkan kelompokan hepatosit yg terisolasi.

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    4/19

    Pathogenesis

    virus masuk ke dalam tubuh secara parenteral. Dari peredaran darah partikel

    dane masuk ke dalam hati dan terjadi proses replikasi virus. Selanjutnya selsel hati

    akan memproduksi dan mensekresi partikel dane utuh, partikel HBs Ag bentuk bulat

    dan tubuler, dan HBeAg yang tidak membentuk partikel virus. VHB merangsang

    respon imun tubuh , yang pertama kali dirangsang adalah respon imun non spesifik.

    Untuk proses VHB lebih lanjut diperlukan respon imun spesifik yaitu dengan

    mengaktifkan sel limfosit T dan sel limfosit B . aktifasi sel T CD8+ terjadi setelah

    kontak reseptor sel T tersebut dengan komplek peptide VHB-MHC kelas 1 yang ada

    pada permukaan dinding sel hati dan pada permukaan dinding APC dan dibantu

    rangsangan sel T CD4+ yang sebelumnya sudah mengalami kontak dengan kompleks

    peptide VHB-MHC kelas II pada dinding APC. Peptide VHB yang ditampilkan pada

    permukaan dinding sel hati dan menjadi antigen sasaran respon imun adalah peptide

    kapsit yaitu HBcAg atau HBeAg. Sel T CD8+ selanjutnya akan mengeleminasi virusyang ada dalam sel hati yang terinfeksi . proses eleminasi tersebut bias terjadi dalam

    bentuk nekrosis sel hati yang akan menyebabkan meningkatnya ALT atau mekanisme

    sitolitik. Disamping itu dapat juga terjadi eleminasi virus intrasel tanpa kerusakan sel

    hati yang terinfeksi melalui aktifitas interferon gama dan TNF alfa yang dihasilkan

    oleh sel T CD8+.

    Aktifai sel limfosit B dengan bantuan sel CD4+ akan menyebabkan produksi

    antibody antara lain anti HBs, anti HBc, anti HBe. Fungsi anti HBs adalah netralisasi

    partikel VHB bebas dan mencegah masuknya virus ke dalam sel. Dengan demikian

    anti HBs akan mencegah penyebaran virus dari sel ke sel.. infeksi kronik VHB bukandisebabkan ganguan produksi anti HBs. Buktinya pada pasien hepatitis B kronik

    ternyata dapat ditemukan adanya anti HBs yang tidak bias dideteksi dengan metode

    pemeriksaan biasa karena anti HBs tersembuny dalam kompleks dengan HBsAg.

    Bila eleminasi virus tidak efisien maka terjai infeksi VHB yang menetap. Hal ini

    disebabkan oleh factor virus ataupun factor pejamu. Factor virus antara lain :

    terjadinya imunotoleransi terhadap produk VHB. Hambatan terhadap CTL yang

    berfungsi melakukan lisis sel sel terinfeksi. Terjadinya mutan VHB yang tidak

    memproduksi HBeAg , integrasi genom VHB dalam genom sel hati. Factor pejamu

    antar lain : factor genetic, kurangnya produksi INF , adanya antibody terhadap

    antigen nukleokapsid , kelainan fungsi limfosit , factor kelamin dan hormonal.

    Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    Manifestasi klinis

    Sekitar sepertiga hepatitis kronis timbul setelah suatu serangan hepatitis virus akut.

    Yang lainnya timbul secara bertahap tanpa penyakit yang jelas sebelumnya.

    Banyak penderita hepatitis kronis yang tidak menunjukkan gejala sama sekali.

    Bila timbul gejala, bisa berupa:

    - perasaan tidak enak badan- nafsu makan yang buruk

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    5/19

    - kelelahan.

    Kadang terjadi demam ringan dan rasa tidak nyaman di peruta bagian atas.

    Sakit kuning (jaundice) bisa terjadi, bisa juga tidak.

    Pada akhirnya akan timbul gambaran penyakit hati menahun:

    - pembesaran limpa

    - gambaran pembuluh darah yang menyerupai laba-laba di kulit

    - penimbunan cairan.

    Gejala lainnya yang timbul pada wanita muda penderita hepatitis autoimun:

    - jerawat

    - terhentinya siklus menstruasi

    - nyeri sendi

    - pembentukan jaringan parut di paru-paru

    - peradangan kelenjar tiroid dan ginjal- anemia.

    www.medicastore.com

    Diagnosis

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan tes fungsi hati.

    Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan biopsihati.

    Dengan memeriksa jaringan hati dibawah mikroskop, akan diketahui beratnya

    peradangan dan adanya pembentukan jaringan parut maupun sirosis. Biopsi juga

    bisa menentukan penyebab dari hepatitis.

    pemeriksaan serum serologis 6 bln menderita hepatitis masih ditemukan HBs Agpositif atau anti HCV positif

    Diagnosis untuk menentukan kronik persisten atau kronik aktif dengan

    menggunakan biopsy hepar. Jika ada nekrosis ( nekrosis piecemeal atau bridging )

    pada periportal dan peradangan ( kronis aktif ). Jika ada peradangan pada segita

    portal dan diluarnya tidak ada peradangan ( kronis persisten ). Jika peradangan di

    luar segitiga portal minimal( kronis lobular )

    www.medicastore.com

    PenatalaksanaanBanyak penderita hepatitis kronis yang selama bertahun-tahun tidak menunjukkan

    kerusakan hati yang progresif.

    Penderita lainnya mengalami perburukan penyakit secara bertahap. Jika hal ini

    terjadi dan penyakit terjadi akibat infeksi virus hepatitis B atau C, maka untuk

    menghentikan peradangan diberikan interferon-alfa. Tetapi obat ini mahal dan

    memiliki efek samping; selain itu hepatitis cenderung kambuh kembali jika

    pengobatan dihentikan.

    Pengobatan yang lebih baik adalah ribavirin bersamaan dengan interferon-alfa.

    Hepatitis autoimun biasanya diobati dengan corticosteroid, kadang dikombinasikandengan azathioprin. Obat ini menekan peradangan, meringankan gejala dan

    http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/
  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    6/19

    memperbaiki angka harapan hidup penderita. Tetapi pembentukan jaringan parut

    (fibrosis) di hati secara bertahap akan semakin memburuk.

    Menghentikan pengobatan biasanya menyebabkan kekambuhan, sehingga sebagian

    besar penderita harus mengkonsumsi obat ini terus menerus.

    Sekitar 50% penderita hepatitis autoimun akan mengalami sirosis, kegagalan hati

    atau keduanya.

    Jika diduga penyebabnya adalah obat, maka pemakaian obat segera dihentikan.

    Tanpa menghiraukan penyebab maupun jenisnya, setiap komplikasi (misalnya asites

    atau ensefalopati hepatikum) harus diobati

    www.medicastore.com

    Prognosis

    Bervariasi, penyakitnya berjalan ringan dgn perbaikan biokimia scr spontan selama 1-

    3 tahun. Pd sebagian kasus lainnya (persisten dan kronik aktif) bisa berubah mjdkeadaan yg lebih serius menjadi sirosis dan karsinoma hepatoseluler.

    HEPATITIS B KRONIS

    Definisi

    Hepatitis B kronik adalah adanyaq persistensi virus hepatitis B (VHB) lebih dari 6 bulan,

    sehingga pemakaian istilah carier sehat (healty carier) tidak dianjurkan lagi.

    Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    Pathogenesis

    Persistensi VHB menimbulkan kelainan yang berbeda pada individu yang berbeda,

    tergantung dari konsentrasi partikel VHB dan respon imun tubuh. Interaksi antara VHB

    dengan respon imun tubuh terhadap VHB, sangat besar perannya dalam menentukan

    derajat keparahan hepatitis. Makin besar respon imun tubuh terhadap virus, makin

    besar pula kerusakan jaringan hati, sebaliknya bila tubuh toleran terhadap virus

    tersebut maka tidak terjadi kerusakan hati.

    Ada 3 fase penting dalam perjalanan penyakit hepatitis B kronik, yaitu :

    a. Fase ImunotoleransiPada masa anak-anak atau pada masa dewasa muda, sistem imun tubuh toleranterhadap VHB sehingga konsentrasi virus dalam darah dapat sedemikian

    tingginya, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang berarti. Dalam keadaan itu

    VHB ada dalam fase replikatif dengan titer HbsAg yang sangat tinggi, HbeAg

    positif, anti-HBe negatif, titer DNA VHB tinggi dan konsentrasi ALT yang relatif

    normal.

    b. Fase Imunoaktif / Fase Immune ClearancePada sekitar 30% individu dengan persistensi VHB akibat terjadinya replikasi VHB

    yang berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi yang tampak dari kanaikan

    konsentrasi ALT. Pada keadaan ini pasien mulai kehilangan toleransi imunterhadap VHB.

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    7/19

    Pada fase ini tubuh berusaha menghancurkan virus dan menimbulkan pecahnya

    sel-sel yang terinveksi VHB.

    c. Fase Nonreplikatif / Fase residualSekitar 70% dari individu tersebut akhirnya dapat menghilangkan sebagian besar

    partikel VHB tanpa ada kerusakan hati yang berarti. Pada keadaan ini titer HbsAg

    rendah dengan HbeAg yang menjadi negatif dan anti-Hbe yang menjadi positif

    secara spontan, serta konsentrasi ALT yang normal, yang menandai terjadinya

    fase nonreplikatif atau fase residual.

    Sekitar 20-30% pasien hepatitis B kronis dalam fase residual dapat mengalami

    reaktivsi dan menyebabkan kekambuhan.

    Pada sebagian pasien dalam fase residual, pada waktu terjadi serokonveksi HbeAg

    positif menjadi anti-HBe justru sudah terjadi sirosis. Hal ini disebabkan karena

    terjadinya fibrosis setelah nekrosis yang terjadi pada kekambuhan yang berulang-

    ulang sebelum terjadinya serokonveksi tersebut.

    Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    Manifestasi klinis

    Gambaran klinis hepatitis B kronis sangat bervariasi. Pada banyak kasus tidak

    didapatkan keluhan maupun gejala dan pemeriksaan tes faal hati hasilnya normal.

    Pada sebagian lagi didapatkan hepatomegali atau bahkan splenomegali atau tanda-

    tanda penyakit kronis lainnya, semisal eritema palmaris dan spider nevi, dan pada

    pemeriksaan laboratorium sering didapatkan kenaikan konsentrasi ALT.

    Secara sederhana manifestasi klinis hepatitis B kronik dapat di kelompokkan menjadi 2

    yaitu :

    1. Hepatitis Bkronik yang masih aktif (Hepatitis B kronik aktif)HbsAg positif dengan DNA VHB lebih dari 10

    5

    kopi/ml didapatkan kenaikan ALTyang menetap atau intermiten. Pada pasien sering ditemukan tanda-tanda

    penyakit hati kronik. Pada biopsi hati didapatkan gambaran peradangan yang aktif.

    Menurut status HbeAg pasien di kelompokkan menjadi hepatitis B kronik HBeAg

    positif dan Hepatitis B kronik HBeAg negatif.

    2. Carrier VHB Inaktif (Inactive VHB Carrier State)Pada kelomok ini HBsAg positif dengan titer DNA VHB yang rendah yaitu kurang

    dari 105

    kopi/ml. pasien menunjukkan konsentrasi ALT normal dan tidak

    didapatkan keluhan. Pada pemeriksaan histologik terdapat kelainan jaringan yang

    minimal. Sering sulit membedakan hepatitis B kronik HBe negatif dengan pasien

    CarrierVHB inactive karena pemeriksaan DNA kuantitatif masih jarang dilakukansecara rutin. Dengan demikian perlu dilakukan pemeriksaan ALT berulang kali

    untuk waktu yang cukup lama.

    Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    Penatalaksanaan

    Pada saat ini dikenal dikenal 2 kelompok terapi untuk hepatitis B kronis yaitu:

    1. Kelompok imunomodulasi Interferon alfa

    IFN berkhasiat antivirus, imunomodulator, antiproiferatif, dan anti fibrotik. IFN

    tidak memiliki khasiat antivirus langsung tetari merangsangterbentuknyaberbagai macam protein efektor yang mempunyai khasiat antivirus.

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    8/19

    Timosin alfa 1 Vaksinasi Terapi

    2. Kelompok Terapi Antivirus Lamivudin

    Lamivudin menghambat produksi VHB baru dan mencegah terjadinya infeksi

    hepatosit sehat yang belum terinfeksi, tetapi tidak mempengaruhi sel-sel yang

    telah terinfeksi karena pada sel-sel yang telah terinfeksi DNA VHB ada dalam

    convalent closed circular (cccDNA).

    Adefovir DipivoksilAdefovir Dipivoksil adalah sustu nukleosid oral yang menghambat enzim reverse

    transcriptase. Mekanisme khasiat Adefovir hampir sama dengan lamivudin.

    Keuntungan penggunaan adefovir adalah jarangnya terjadi kekebalan. Dengan

    demikian obat ini merupakan obat yang ideal untuk terapi hepatitis B kronik

    dengan penyakit hati yang parah. Kerugiannya adalah harga yang lebih mahal

    dan masih kurangnya data mengenai khasiat dan keamanan dalam jangka yang

    sangat panjang. Salah satu hambatan utama dalam pemakaian adefovir adalahtoksisitas pada ginjal yang sering dijumpai pada dosis 30 mg atau lebih.

    Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    SIROSIS HEPATIS

    Definisi

    Suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatic yang

    berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar &

    pembentukan nodulus regeneratif.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    Etiologi

    Penyakit Infeksi

    Bruselosis Ekinokokus Skistosomiasis Toksoplasmosis Hepatitis Virus (Hepatitis A, B, C, D, Sitomegalovirus)

    Penyakit keturunan dan metabolik

    Defisiensi alfa 1 antitripsin Sindrom Fanconi Galaktosemia Penyakit Gaucher Penyakit Simpanan Glikogen Hemokromatosis Intoleransi fluktosa herediter Tirosinemia herediter Penyakit Wilson

    Penyakit dan Toksin

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    9/19

    Alkohol Amiodaron Arsenik Obstruksi Bilier Penyakit Perlemakan hati non alkoholik Sirosis bilier primer Kolangitis sklerosis primer

    Penyebab lain atau tidak terbukti

    Penyakit usus inflamsi kronik Fibrosis kistik Pintas Jejunoileal Sarkoidosis

    Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    1. Penyalahgunaan alkohol2. Penggunaan obat-obatan tertentu3. Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu4. Infeksi (termasuk hepatitis B dan hepatitis C)5. Penyakit autoimun (termasuk hepatitis autoimun menahun)6. Penyumbatan saluran empedu7. Sumbatan menetap pada aliran darah dari hati (misalnya sindroma Budd-Chiari)8. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah9. Kekurangan alfa-1-antitripsin10.Kadar galaktosa tinggi dalam darah11.Kadar tirosin tinggi dalam darah pada saat lahir (tirosinosis kongenitalis)12.Penyakit penimbunan glikogen13.Kencing manis (diabetes)14.Kurang gizi15.Penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan (penyakit Wilson)16.Kelebihan zat besi (hemokromatosis).

    WWW.medicastore.com

    KlasifikasiSecara konvensional diklasifikasikan sebagai:

    Makronodular (besar nodul > 3mm) Mikronodular (besar nodul < 3mm) Campuran mikro & makronodularSecara etiologis & morfologis :

    Alkoholik Kriptogenik & post hepatitis (pasca nekrosis) Biliaris Kardiak Metabolik, keturunan ,dan terkait obat

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    10/19

    Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    Pathogenesis

    3 mekanisme patologi :

    1. Adanya kematian sel hati.2. Regenerasimrpkn respon normal dari pejamu.3. Fibrosis progresifnormalnya hati mengandung kolagen intersisium tipe 1, 3, 4.

    Pd sirosis kolagen tipe 1 dan 3 serta komponen matriks lainnya mengendap di

    semua bagian lobules dan sel-sel endotel sinusoid kehilangan penetrasinya.

    terjadi karena infeksi akut dengan virus hepatitis dimana terjadi peradangan sel hati

    yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi ini menyebabkan

    terbentuknya banyak jaringan ikat dan regenerasi noduler dengan berbagai ukuran

    yang dibentuk oleh sel parenkim hati yang masih sehat. Akibatnya bentuk hati yang

    normal akan berubah disertai terjadinya penekanan pada pembuluh darah danterganggunya aliran darah vena porta yang akhirnya menyebabkan hipertensi portal.

    http://www.yakita.or.id/sirosis.htm

    Manifestasi klinis

    Gejala awal sirosis (kompensata) perasaan mudah lelah & lemas, selera makanberkurang, perasaan perut kembung, mual, BB menurun, pada laki2 dapat timbul

    impotensi, testis mengecil, buah dada membesar, hilangnya dorongan seksualitas.

    Bila sudah lanjut (sirosis dekompensata), gejala2 lebih menonjol terutama bilatimbul komplikasi kegagalan hati & hipertensi porta hilangnya rambut badan,

    gangguan tidur, &demam tak begitu tinggi.mungkin disertai adanya gangguan

    pembekuan darah, perdarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan

    air kemih berwarna seperti teh pekat, muntah darah &/melena, serta perubahan

    mental meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi sampai koma.

    Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    a. Beberapa penderita sirosis ringan tidak memiliki gejala dan nampak sehat selamabertahun-tahun

    b. Penderita lainnya mengalami kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan danmerasa sakit

    c. Jika aliran empedu tersumbat selama bertahun-tahun, bisa terjadi sakit kuning(jaundice), gatal-gatal dan timbul nodul kecil di kulit yang berwarna kuning,

    terutama di sekeliling kelopak mata

    d. Malnutrisi biasa terjadi karena buruknya nafsu makan dan terganggunyapenyerapan lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yang disebabkan

    oleh berkurangnya produksi garam-garam empedu

    e. Kadang-kadang terjadi batuk darah atau muntah darah karena adanya perdarahandari vena varikosa di ujung bawah kerongkongan (varises esofageal). Pelebaran

    pembuluh darah ini merupakan akibat dari tingginya tekanan darah dalam vena

    yang berasal dari usus menunju ke hati. Tekanan darah tinggi ini disebut sebagai

    hipertensi portal, yang bersamaan dengan jeleknya fungsi hati, juga bisamenyebabkan terkumpulnya cairan di dalam perut (asites)

    http://www.yakita.or.id/sirosis.htmhttp://www.yakita.or.id/sirosis.htmhttp://www.yakita.or.id/sirosis.htm
  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    11/19

    f. Bisa juga terjadi gagal ginjal dan ensefalopati hepatikum.Gejala-gejala penyakit hati lainnya bisa terjadi, seperti:

    kelemahan ototkemerahan di telapak tangan (eritema palmaris)jari-jari tangan melekuk keatas (kontraktur telapak tangan Dupuytren)vena-vena kecil yang memberikan gambaran seperti laba-labapembesaran payudara pada laki-laki (ginekomastia)pembesaran kelenjar ludah di pipirambut rontokbuah pelir mengecil (atrofi testis)fungsi saraf abnormal (neuropati perifer)

    http://www.medicastore.com

    Diagnosis

    i. Pemeriksaan fisik:Temuan klinis sirosis meliputi :

    o Spider angioma/spider telangiektasia : lesi vaskular yang dikelilingi beberapavena kecil, yang ditemukan pada bahu, muka, & lengan atas

    o Eritema palmaris : warna merah pada thenar & hipothenar telapak tangano Perubahan kuku Murchrche berupa pita putih horizontal dipisahkan dengan

    warna kuku normal

    o Jari gada ditemukan pada sirosis biliero Atrofi testis hipogonadisme menyebabkan impotensi & infertilo Adanya hepatosplenomegalio Terjadi asites, penimbunan cairan dalam rongga peritoneum akibat hipertensi

    porta & hipoalbuminemia

    o Terdapat ikterus pada kulit & membran mukosa akibat bilirubinemiaTanda2 yang lain :

    o Demam yang tak tinggi akibat nekrosis heparo Batu pada vesica fellea akibat hemolisiso Pembesaran kelenjar parotis pad sirosis alkoholik, akibat infiltrasi lemak

    sekunder, fibrosis, & edema

    ii. Pemeriksaan Penunjang (LAB)o AST/SGOT & ALT/SGPT meningkat tapi tidak begitu tinggi, AST lebih meningkat

    daripada ALT

    o Alkali fosfatase meningkat 2-3x normalo Konsentrasi albumin menurun sesuai dengan perburukan sirosiso Konsentrasi globulin meningkato Prothrombin time memanjango Px radiologis barium meal dapat melihat varises untuk konfirmasi adanya

    hipertensi porta

    Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    Pemeriksaan laboraturiumpada sirosis hati meliputi hal-hal berikut.

    http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/
  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    12/19

    1. Kadar Hb yang rendah (anemia), jumlah sel darah putih menurun(leukopenia), dan trombositopenia.

    2. Kenaikan SGOT, SGPT dan gamma GT akibat kebocoran dari sel-sel yangrusak. Namun, tidak meningkat pada sirosis inaktif.

    3. Kadar albumin rendah. Terjadi bila kemampuan sel hati menurun.4. Kadar kolinesterase (CHE) yang menurun kalau terjadi kerusakan sel hati.5. masa protrombin yang memanjang menandakan penurunan fungsi hati.6. pada sirosis fase lanjut, glukosa darah yang tinggi menandakan

    ketidakmampuan sel hati membentuk glikogen.

    7. Pemeriksaan marker serologi petanda virus untuk menentukan penyebabsirosis hati seperti HBsAg, HBeAg, HBV-DNA, HCV-RNA, dan sebagainya.

    8. Pemeriksaan alfa feto protein (AFP). Bila ininya terus meninggi atau >500-1.000 berarti telah terjadi transformasi ke arah keganasan yaitu terjadinya

    kanker hati primer (hepatoma).

    Pemeriksaan penunjang lainnyayang dapat dilakukan antara lain ultrasonografi

    (USG), pemeriksaan radiologi dengan menelan bubur barium untuk melihatvarises esofagus, pemeriksaan esofagoskopi untuk melihat besar dan panjang

    varises serta sumber pendarahan, pemeriksaan sidikan hati dengan penyuntikan

    zat kontras, CT scan, angografi, dan endoscopic retrograde

    chlangiopancreatography (ERCP).

    http://www.yakita.or.id/sirosis.htm

    USG bisa menunjukkan adanya pembesaran hati. Skening hati menggunakan isotop radioaktif menunjukkan gambaran daerah

    hati yang masih berfungsi dan daerah hati yang sudah menjadi jaringan

    parut. Diagnosis pasti dibuat berdasarkan pemeriksaan mikroskopis dari jaringan

    hati (biopsi)

    http://www.medicastore.com

    Penatalaksanaan

    o Menghentikan etiologi : alkohol & bahan2 lain yang toksiko Pemberian asetaminofen, kolkisin, & obat herbal dapat menghambat kolageniko Pada hepatitis autoimun bisa diberikan steroid atau imunosupresifo Pada hepatitis B, interferon & lamivudin (100 mg/hr sec oral selama 1 thn)

    merupakan terapi utamao Pada hepatitis C kronik, kombinasi interferon (suntikan subkutan 5 MIU,

    3x/minggu) & ribavirin (800-1000 mg/hr) merupakan terapi standar

    o Pada pengobatan fibrosis hati menggunakan interferon (mengurangi aktivitaassel stelata), kolkisin (anti inflamasi & mencegah pembentukan kolagen),

    metotreksan, & vit.A (sebagai anti fibrosis)

    Pengobatan sirosis dekompensata :

    Ascites

    o Tirah baring & diawali diet rendah garamo Konsumsi garam sebanyak 5,2 gr atau 90mmol/hro Pemberian spironolakton dgn dosis 100-200 mg/hr, obat diuretiko Kombinasi dengan furosemid 20-40 mg/hr bila spironolakton tidak adekuat

    http://www.yakita.or.id/sirosis.htmhttp://www.yakita.or.id/sirosis.htmhttp://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.yakita.or.id/sirosis.htm
  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    13/19

    Ensefalopatik hepatik

    o Laktulosa membantu mengeluarkan amoniao Neomisin utk mengurangi bakteri usus penghasil amoniao Diet protein dikurangi 0,5 gr/kgBB per hrVarises esofagus

    o Diberi obat penyekat beta (propranolol) sebelum & sesudah berdaraho Waktu perdarahan akut diberi preparat somatostasin atau oktreotid &

    diteruskan dengan tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi

    o Peritnitis bakteri spontan diberikan antibiotik (sefotaksim i.v., amoksilin,aminoglikosida)

    o Sindrom hepatorenal diatasi dengan mengatur keseimbangan garam & airo Transplantasi hepar untuk terapi definitif pada pasien sirosis dekompensata

    Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    Komplikasi

    Peritonitis Bakterial Spontankarena asites. Biasanya tanpa gejala, namun dapattimbul demam dan nyeri abdomen.

    Gangguan fungsi ginjal, pada sindrom hepatorenal terdapat oliguri, peningkatanureum, kreatinin tanpa adanya kelainan organik ginjal.

    Varises Oesophaguskarena adanya hipertensi portalEnsefalopati HepatikKelainan neuropsikiatrik akibat disfungsi hati. Mula-mula ada

    gangguan tidur (insomnia dan hipersomnia), selanjutnya dapat timbul gangguan

    kesadaran yang berlanjut sampai koma.

    Pada hepatopulmonal terdapat hidrothoraks dan hipertensi portopulmonal.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    Prognosis

    Prognosis sirosis sangat bervariasi dipengaruhi sejumlah faktor, meliputi etiologi,

    beratnya kerusakan hati, komplikasi dan penyakit lain yang menyertai.

    Klasifikasi Child-Pughjuga untuk menilai prognosis pasien sirosis yang akan menjalani

    operasi, variabelnya meliputi konsentrasi bilirubin, albumin, ada tidaknya asites,

    ensefalopati dan juga status nutrisi. Klasifikasi ini terdiri dari Child A, B, dan C.

    Klasifikasi Child-Pugh berkaitan dengan kelangsungan hidup. Angka kelangsungan

    hidup selama satu tahun untuk pasien dengan Child A, B dan C berturut-turut 100,

    80, dan 45%.

    Drajat Kerusakan Minimal Sedang Berat

    Bil. Serum (mu.mol/dl) < 35 3550 > 50

    Alb. Serum (gr/dl) > 35 3035 < 30

    Asites Nihil Mudah di kontrol Sukar

    PSE/ Ensefalopati Nihil Minimal Berat / koma

    Nutrisi Sempurna Baik Kurang / kurus

    Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV

    Hepatitis B yang menahun.

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    14/19

    1. Hepatitis kronis fase replikatip/toleran. Ditandai dengan HBsAg+, HbeAg+, HBVDNA+ (

    kuantitatif dapat >105copy/ml). Tapi Faal hatinya normal.

    2. Hepatitis kronis reaktif aktif (necro-inflamatory stage). Ditandai dengan HBsAg+,

    HBeAg+, HBVDNA+ (kuantitatif dapat >105copy/ml). Tapi Faal hati nya Abnormal,

    terutama SGOT/PT tinggi (>3X nilai normal), albumin/globulinbiasanya masih

    normal, bilirubindapat menigkat sedikit (< dari 3 mg%)

    3. Hepatitis khronisB mutant. Disini HBsAg+, HBeAg negatif, tetapi anti HBe+, dan HBV

    DNA+. Liver fungsinya terganggu. Biasanya penderita ini, mempunyai penyakit hati yang

    lebih berat.

    4. Hepatitis inaktif/integratif. HBsAg+, Anti HBe+, HBV DNA negatif atau dibawah SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang sirosis berat

    SGOT/SGPT dapat normal. HBsAg+, HBeAg/anti HBe dapat positif. HBV-DNA seringnya

    sudah negatif.

    Hepatitis C

    1. Sembuh dari hepatitis C, ditandai dengan anti HCV+, HCV-RNA (negatif), faal hatiyang normal.

    2. Hepatitis C kronik, ditandai dengan Anti HCV+, HCV-RNA +, faal hati sebagian terbesar

    terganggu, tapi bisa normal pada sebagian kecil penderita.

    3. Sirosis hati C, rasio albumin/globulinterbalik, Bilirubin meningkat( < dari 5mg%), SGOT

    > SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang sirosis berat

    SGOT/SGPT dapat normal. Anti HCV dan HCV-RNA positif.

    Metildopa : golongan alpha-2 agonis. Berguna untuk menurunkan tekanan darah tinggi

    HEPATITIS KRONIS

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    15/19

    HEPATITIS KRONIS

    1. DEFINISIhepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan dalam kurun waktu 6 bulan kelainan

    fisik dan biokimiawi belum kembali normal.

    2. KLASIFIKASIBerdasarkan Klasifikasi Histopatologi:

    a. Hepatitis Kronik Persisten (HKP) ditandai adanya peradangan yang terbatas didaerah segi tiga portal tanpa adanya peradangan periportal maupun nekrosis.

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    16/19

    b. Hepatitis kronik Aktif (HKA) ditandai dengan adanya peradangan, nekrosis danfibrosis

    c. Hepatitis Kronik Lobularis (HKL) ditandai adanya nekrosis dan peradanganminimal diluar segi tiga portal yang bersifat fokal.

    3. PENATALAKSANAAN INFEKSI HBV KRONIK.Tujuan terapi :

    1) Mengurangi kemungkinan penularan HBV2) Eradikasi HBV3) Mencegah sirosis dan hepatoma4) Menghilangkan keluhan dan gejala, perbaikan faal hati

    Titik akhir yang ideal dalam eradikasi HBV adalah negatifnya HBV-DNA dengan

    pemeriksaan yang paling peka yaitu dengan PCR. Namun tujuan ini seringkali sulitdicapai, oleh karena itu titik akhir yang lebih realistis yaitu negatifnya HBV-DNA dengan

    metode hibridisasi.

    Hilangnya HBsAg secara spontan pada infeksi HBV akut menunjukkan kesembuhan dan

    prognosa yang baik. Tetapi hilangnya HBsAg secara spontan pada infeksi HBV kronik

    tidak selalu menunjukkan prognosa yang baik. Ini disebabkan pada penderita infeksi HBV

    kronik, dimana HBsAg sudah negatif masih mungkin masih ada viremia. Dan individu2

    tersebut masih mungkin mengalami komplikasi. Untuk mereka masih diperlukan

    monitoring alfa fetoprotein dan USG untuk deteksi dini Hepatoma

    (Huo et.al.1998; McMahon, 1998).

    Penatalaksanaan carrier HBV sehat : dilakukan follow-up setiap 6 bulan atau setiap

    tahun untuk memeriksa test fungsi hati. Bila kadar transaminase normal dilakukan

    kontrol 6 bulan lagi. Untuk diagnosis dini timbulnya hepatoma dianjurkan pemeriksaan

    alfa fetoprotein setiap tahun untuk carrier HBsAg sehat.

    4. PENGOBATAN TERHADAP INFEKSI HBV KRONIK :a. Penggunaan obat2 yang mencegah proses replikasi virus, misalnya : interferon,

    acyclovir, ribavirin, phosponoformic acid (PFA), intercalating agent (quinacrine),

    adenine arabinoside, lamivudine Dari golongan ini yang digunakan interferon dan

    adenine arabinoside (Scullard GH et al, 1981, Smith CL et al, 1983) dan lamivudine.

    b. Penggunaan obat2 immunomodulator, misalnya : plasmaparesis,hepatitis immuneRNA,levamisoleBacillus,Calmette,Guerrin,immunosupresif

    Dari golongan ini yang digunakan dan berkhasiat baik : immune RNA immuno

    supresif (Hoffnagle JH, 1985)

    c. Biological Response Modifiers : misalnya Thymosin alfa.INTERFERON (IFN).

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    17/19

    Interferon adalah suatu kelompok protein intraseluler yang normal ada dalam tubuh dan

    diproduksi oleh beberapa macam sel. IFN Alfa diproduksi oleh limfosit-B, IFN Beta

    diproduksi oleh monosit fibroepitelial dan IFN gamma diproduksi oleh sel limfosit- T.

    Produksi interferon dirangsang oleh berbagai macam stimuli terutama infeksi virus.

    Khasiat Interferon :

    anti viralimmunomodulator anti fibrotik antiproliferatif.

    IFN tidak memiliki khasiat antiviral langsung, tetapi merangsang terbentuknya berbagai

    macam protein efektor yang mempunyai khasiat anti viral.

    Tujuan utama terapi interferon pada hepatitis kronis adalah menekan secara permanen

    replikasi virus atau membasminya sehingga dapat mencapai keadaan remisi penyakitnya..Indikasi pemberian IFN umumnya diberikan pada stadium replikasi dari perjalanan hepatitis

    B kronik, yang ditandai dengan kenaikan transaminase, HBeAg dan HBV DNA serum yang

    positif selama observasi 6 bulan (Perillo RP, 1989)

    Dibagi 2 alur, 1. Dilihat HBeAg(+) diharapkan terbentuk anti-HBe, melihat juga HBV-DNA

    serum 105copies/ml atau kira2 20.000 IU/L.

    Beberapa faktor yang dapat memperkirakan keberhasilan terapi hepatitis B kronik dengan

    IFN alfa :

    - kadar transaminase yang tinggi (> 100 IU/L)

    - kadar HBV DNA yang rendah (< 100 pg/ml)

    - penyakit belum lama

    - anamnestik pernah mengalami hepatitis akut

    - wanita

    - etnik non Asia

    - tak ada penyakit lain yang berat (gagal ginjal, immunodepresi, AIDS) (menurut Hoofnagle,

    1995).

    THYMOSIN ALFA I

    Thymosin adalah suatu jenis sitokin yang dalam keadaan alami ada dalam ekstrak thymus.

    Sekarang sudah tersedia sediaan peroral dan parenteral. Efek obat ini dapat merangsang

    fungsi sel limfosit. Pemberian obati ini pada penderita hepatitis B kronik dapat menurunkan

    replikasi HBV dan menurunkan kadar atau menghilangkan HBV-DNA. Keunggulan obat ini

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    18/19

    dibandingkan dengan IFN tidak adanya efek samping seperti pada IFN. Kombinasi dengan

    IFN akan meningkatkan efektifitas interferon (Gish dan Keefe, 1995: Guan dan Yu, 1997).

    ANALOG NUKLEOSID :

    Nukleosid diperlukan untuk pembentukan RNA dalam proses replikasi virus. Analognukleosid adalah suatu zat yang sangat mirip dengan nukleosid, sehingga kalau diberikan

    maka akan terjadi persaingan dengan nukleosid dengan akibat replikasi virus yang

    bersangkutan terganggu. Analog nukleosid yang diketahui dapat menghambat replikasi HBV

    adalah Lamivudin, Famciclovir dan Ganciclovir.

    Terapi Lamivudin pada hepatitis B kronik :

    Lamivudin adalah suatu enantiomer (-) dari 3 thiacytidine yang merupakan suatu analog

    nukleosid. Nukleosid berfungsi dalam pembentukan pregenom,sehingga analog nukleosid

    akan bersaing dengan nukleosid sesungguhnya. Lamivudin berkhasiat menghambat enzim

    reverse transkriptase yang berfungsi dalam transkripsi balik dari RNA menjadi DNA yang

    terjadi dalam siklus replikasi HBV. Lamivudin mencegah adanya infeksi hepatosit yang belum

    terinfeksi, tetapi tidak mempenga- ruhi sel2 yang telah terinfeksi karena pada sel2 yang

    telah terinfeksi DNA ada dalam keadaan covalent closed circular (cccDNA). Karena itu

    setelah obat dihentikan maka titer HBV-DNA akan kembali lagi seperti semula karena sel2

    yang telah terinfeksi akhirnya memproduksi virus lagi.

    Efek farmakologis Lamivudin pada penderita hepatitis B kronik :

    - menurunkan kadar HBV-DNA

    - menurunkan kadar HBeAG dan HBsAg

    - serokonversi HBeAg menjadi anti-Hbe (8%0

    - perbaikan gambaran klinis (terutama penderita dengan sirosis), penurunan kadar

    SGPT, kenaikan kadar albumin dan penurunan ascites dan udem.

    - perbaikangambaran histologi.

    Penderita hepatitis B kronikyang diberikan pengobatan dengan Lamivudin perlu dilakukan

    monitoring setelah pengobatan dihentikan karena kemungkinan adanya reaktifasi infeksi

    HBV.

    Pengobatan Hepatitis C kronik :

    Digunakan interferon alfa dan beta serta kombinasi dengan Ribavirin. Keberhasilan

    pengobatan dengan interferon bervariasi. Pada umumnya 50% dari kasus ALT dapatmenjadi normal selama pengobatan. Setelah pengobatan dihentikan, kurang lebih hanya

  • 8/12/2019 Elsa_li Lbm 3 Modul 13 Sgd 3

    19/19

    15-25% yang berhasil. Keberhasilan terapi dipengaruhi genotip virus, derajat viremia, umur

    pejamu status immunologi serta adanya sirosis.

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KRONISITAS

    Faktor-faktor yang dapat menimbulkan terjadinya kronisitas infeksi HBV. Kegagalanrespon immun yang terjadi pada infeksi HBV akut untuk membersihkan semua sel

    hepatosit yang terinfeksi HBV akan menyebabkan persistensi infeksi. Kegagalan respon

    immun tersebut dapat disebabkan oleh ( Hollinger, 1991 ) :

    1. Gagalnya sensitisasi atau kegagalan fungsi sel T sitotoksik.

    2. Kegagalan sel NK.

    3. Kegagalan produksi interferon.

    4. Kegagalan sel hepatosit untuk memberikan respon terhadap interfe

    ron alfa.

    5. Kegagalan pembentukan antibody oleh sel limfosit B sehingga sel

    HBV tidak dapat di netralisir.