EKSTRAKSI
-
Upload
kekykheeongs -
Category
Documents
-
view
667 -
download
3
Transcript of EKSTRAKSI
![Page 1: EKSTRAKSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082703/557202004979599169a2c6e5/html5/thumbnails/1.jpg)
EKSTRAKSI
Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan cara
ekstraksi.
Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu
dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Metode ekstraksi tergantung pada
polaritas senyawa yang akan diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan
yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda.
Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan
kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan
dan isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk
mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini
fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan
fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika
solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan.
Metode ekstraksi kurkumin menggunakan maserasi. Metode ini merupakan cara
isolasi dengan perendaman pada pelarut selama dalam 24jam dengan sedikit
pengadukan. Metode ini digunakan karena metode ini efektif untuk ekstraksi
kurkumin. Maserasi kurkumin menggunakan pelarut etanol karena senyawa
kurkumin dapat terlarut dengan baik dalam etanol dan tidak larut dalam air.
parameter standardisasi ekstrak sebagai berikut:
a. Parameter spesifik
Parameter spesifik merupakan parameter yang sedapat mungkin disusun
hanya dimiliki oleh ekstrak tanaman yang bersangkutan. Parameter
spesifik meliputi.
1. Identitas ekstrak
Contoh:
Ekstrak kental Rimpang temulawak (Extractum Curcumae
Xanthorrhizae Rhizomae Spsissum).
![Page 2: EKSTRAKSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082703/557202004979599169a2c6e5/html5/thumbnails/2.jpg)
Ekstrak kental rimpang temulawak adalah ekstrak yang dibuat dari
rimpang tumbuhan Curcuma xanthorrhiza Roxb., suku Zingiberaceae.
2. Organoleptik ekstrak
Pemerian ekstrak yaitu bentuk, warna, bau, dan rasa.
3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
Kandungan kimia, kurkumin, desmetoksikurkumin, minyak atsiri
dengan kandungan utama xanthorizol dan oleoresin
b. Parameter Non spesifik
Parameter non spesifik merupakan pengujian fisika, kimia dan
mikrobiologi yang dilakukan terhadap ekstrak yang dilakukan untuk
menjamin mutu ekstrak pada setiap bets produksi.
Parameter yang diuji antara lain :
1. Susut pengeringan
Penetapan susut pengeringan susut pengeringan adalah persentase
senyawa yang menghilang selama proses pemanasan (tidak hanya
menggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa menguap lain
yang hilang).Pengukuran sisa zat dilakukan dengan pengeringan
pada temperatur 105°C selama 30 menit atau sampai berat konstan
dan dinyatakan dalam persen (metode gravimetri).
susut pengeringan = (bobot awal - bobot akhir)/bobot awal x
100%
2. Bobot jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25º
C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bobot
jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot
zat dengan bobot air dalam piknometer, kecuali dinyatakan lain
dalam monografi, keduanya ditetapkan pada suhu 25º C.
Alat yang digunakan untuk mengukur bobot jenis suatu antara lain
: piknometer (untuk zat padat & zat cair), aerometer (untuk zat
cair), densimeter (untuk menentukan bobot jenis zat cair secara
langsung). Piknometer digunakan untuk mengukur bobot jenis
![Page 3: EKSTRAKSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082703/557202004979599169a2c6e5/html5/thumbnails/3.jpg)
suatu zat cair dan zat padat. Kapasitas volumenya antara 10 ml-25
ml. Bagian tutup mempunyai lubang berbentuk saluran kecil.
Bobot jenis dapat digunakan untuk : mengetahui kepekaan suatu
zat, mengetahui kemurnian suatu zat, mengetahui jenis zat.
3. Kadar air
Tujuan dari penetapan kadar air adalah untuk mengetahui batasan
maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air di dalam
bahan. Hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya kontaminan
dalam simplisia tersebut. Dengan demikian, penghilangan kadar air
hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan
bahan selama penyimpanan.
4. Kadar abu
Penentuan kadar abu dilakukan untuk memberikan gambaran
kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses
awal sampai diperoleh simplisia dan ekstrak baik yang berasal dari
tanaman secara alami maupun kontaminan selama proses, seperti
pisau yang digunakan telah berkarat). Jumlah kadar abu maksimal
yang diperbolehkan terkait dengan kemurnian dan kontaminasi.
Prinsip penentuan kadar abu ini yaitu sejumlah bahan dipanaskan
pada temperatur dimana senyawa organik dan turunannya
terdestruksi dan menguap sehingga tinggal unsur mineral dan
anorganik yang tersisa.
kadar abu = bobot akhir/bobot awal x 100%
5. Sisa pelarut
6. Residu pestisida
7. Cemaran logam berat
8. Cemaran mikroba (ALTB, MPN Coliform, Uji angka kapang
khamir dan uji cemaran aflatoksin).
Parameter ini bertujuan memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak
boleh mengandung mikroba patogen dan tidak mengandung
![Page 4: EKSTRAKSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082703/557202004979599169a2c6e5/html5/thumbnails/4.jpg)
mikroba non-patogen melebihi batas yang ditetapakan karena
berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan berbahaya (toksik) bagi
kesehatan.
c. Uji Kandungan kimia ekstrak
Uji ini dilakukan jika kandungan kimia ekstrak dan metode ujinya telah
diketahui. Pengujian yang dilakukan antara lain : pola kromatogram
esktrak, kadar total golongan kandungan kimia dan kadar kandungan
kimia tertentu.
1. Pola kromatogram.
Ektrak ditimbang, diekstraksi dengan pelarut tertentu dan cara tertentu,
kemudian dilakukan analisi kromatogram sehingga memberikan pola
kromatogram yang khas.
2. Kadar total golongan kandungan kimia.
Memberikan informasi komposisi senyawa kandungan (jenis dan
kadar). Dengan penerapan metode spektrofotometri, densitimetri,
titrimetri, grafimetri atau lainnya dapat ditetapkan kadar golongan
kandungan kimia. Metode yang digunakan harus sudah teruji
validitasnya terutama selektivitas dan batas linearitas.
3. Kadar kandungan kimia tertentu.
Penetapan dengan mengunakan metode tertentu yang spesifik dengan
kandungan senyawa kimia yang akan ditetapakan.