EKSTRAKSI

6
EKSTRAKSI Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan cara ekstraksi. Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang akan diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan dan isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan. Metode ekstraksi kurkumin menggunakan maserasi. Metode ini merupakan cara isolasi dengan perendaman pada pelarut selama dalam 24jam dengan sedikit pengadukan. Metode ini digunakan karena metode ini efektif untuk ekstraksi kurkumin. Maserasi kurkumin menggunakan

Transcript of EKSTRAKSI

Page 1: EKSTRAKSI

EKSTRAKSI

Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan cara

ekstraksi.

Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu

dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Metode ekstraksi tergantung pada

polaritas senyawa yang akan diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan

yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda.

Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan

kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan

dan isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk

mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini

fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan

fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika

solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan.

Metode ekstraksi kurkumin menggunakan maserasi. Metode ini merupakan cara

isolasi dengan perendaman pada pelarut selama dalam 24jam dengan sedikit

pengadukan. Metode ini digunakan karena metode ini efektif untuk ekstraksi

kurkumin. Maserasi kurkumin menggunakan pelarut etanol karena senyawa

kurkumin dapat terlarut dengan baik dalam etanol dan tidak larut dalam air.

parameter standardisasi ekstrak sebagai berikut:

a. Parameter spesifik

Parameter spesifik merupakan parameter yang sedapat mungkin disusun

hanya dimiliki oleh ekstrak tanaman yang bersangkutan. Parameter

spesifik meliputi.

1. Identitas ekstrak

Contoh:

Ekstrak kental Rimpang temulawak (Extractum Curcumae

Xanthorrhizae Rhizomae Spsissum).

Page 2: EKSTRAKSI

Ekstrak kental rimpang temulawak adalah ekstrak yang dibuat dari

rimpang tumbuhan Curcuma xanthorrhiza Roxb., suku Zingiberaceae.

2. Organoleptik ekstrak

Pemerian ekstrak yaitu bentuk, warna, bau, dan rasa.

3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu

Kandungan kimia, kurkumin, desmetoksikurkumin, minyak atsiri

dengan kandungan utama xanthorizol dan oleoresin

b. Parameter Non spesifik

Parameter non spesifik merupakan pengujian fisika, kimia dan

mikrobiologi yang dilakukan terhadap ekstrak yang dilakukan untuk

menjamin mutu ekstrak pada setiap bets produksi.

Parameter yang diuji antara lain :

1. Susut pengeringan

Penetapan susut pengeringan susut pengeringan adalah persentase

senyawa yang menghilang selama proses pemanasan (tidak hanya

menggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa menguap lain

yang hilang).Pengukuran sisa zat dilakukan dengan pengeringan

pada temperatur 105°C selama 30 menit atau sampai berat konstan

dan dinyatakan dalam persen (metode gravimetri).

susut pengeringan = (bobot awal - bobot akhir)/bobot awal x

100%

2. Bobot jenis

Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25º

C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bobot

jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot

zat dengan bobot air dalam piknometer, kecuali dinyatakan lain

dalam monografi, keduanya ditetapkan pada suhu 25º C.

Alat yang digunakan untuk mengukur bobot jenis suatu  antara lain

: piknometer (untuk zat padat & zat cair), aerometer (untuk zat

cair), densimeter (untuk menentukan bobot jenis zat cair secara

langsung). Piknometer digunakan untuk mengukur bobot jenis

Page 3: EKSTRAKSI

suatu zat cair dan zat padat. Kapasitas volumenya antara 10 ml-25

ml. Bagian tutup mempunyai lubang berbentuk saluran kecil.

Bobot jenis dapat digunakan untuk : mengetahui kepekaan suatu

zat, mengetahui kemurnian suatu zat, mengetahui jenis zat.

3. Kadar air

Tujuan dari penetapan kadar air adalah untuk mengetahui batasan

maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air di dalam

bahan. Hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya kontaminan

dalam simplisia tersebut. Dengan demikian, penghilangan kadar air

hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan

bahan selama penyimpanan.

4. Kadar abu

Penentuan kadar abu dilakukan untuk memberikan gambaran

kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses

awal sampai diperoleh simplisia dan ekstrak baik yang berasal dari

tanaman secara alami maupun kontaminan selama proses, seperti

pisau yang digunakan telah berkarat). Jumlah kadar abu maksimal

yang diperbolehkan terkait dengan kemurnian dan kontaminasi.

Prinsip penentuan kadar abu ini yaitu sejumlah bahan dipanaskan

pada temperatur dimana senyawa organik dan turunannya

terdestruksi dan menguap sehingga tinggal unsur mineral dan

anorganik yang tersisa.

kadar abu = bobot akhir/bobot awal x 100%

5. Sisa pelarut

6. Residu pestisida

7. Cemaran logam berat

8. Cemaran mikroba (ALTB, MPN Coliform, Uji angka kapang

khamir dan uji cemaran aflatoksin).

Parameter ini bertujuan memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak

boleh mengandung mikroba patogen dan tidak mengandung

Page 4: EKSTRAKSI

mikroba non-patogen melebihi batas yang ditetapakan karena

berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan berbahaya (toksik) bagi

kesehatan.

c. Uji Kandungan kimia ekstrak

Uji ini dilakukan jika kandungan kimia ekstrak dan metode ujinya telah

diketahui. Pengujian yang dilakukan antara lain : pola kromatogram

esktrak, kadar total golongan kandungan kimia dan kadar kandungan

kimia tertentu.

1. Pola kromatogram.

Ektrak ditimbang, diekstraksi dengan pelarut tertentu dan cara tertentu,

kemudian dilakukan analisi kromatogram sehingga memberikan pola

kromatogram yang khas. 

2. Kadar total golongan kandungan kimia.

Memberikan informasi komposisi senyawa kandungan (jenis dan

kadar). Dengan penerapan metode spektrofotometri, densitimetri,

titrimetri, grafimetri atau lainnya dapat ditetapkan kadar golongan

kandungan kimia. Metode yang digunakan harus sudah teruji

validitasnya terutama selektivitas dan batas linearitas. 

3. Kadar kandungan kimia tertentu.

Penetapan dengan mengunakan metode tertentu yang spesifik dengan

kandungan senyawa kimia yang akan ditetapakan.