Metalurgi Ekstraksi

17
Laporan Akhir Praktikum Metalurgi Ekstraksi Nama : M. Ekaditya Albar NPM : 0806331683 Kelompok : 1 Tgl Praktikum : 6 Desember 2010 Laboratorium Metalurgi Ekstraksi Departemen Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok, 2010

Transcript of Metalurgi Ekstraksi

Page 1: Metalurgi Ekstraksi

Laporan Akhir

Praktikum Metalurgi Ekstraksi

Nama : M. Ekaditya Albar

NPM : 0806331683

Kelompok : 1

Tgl Praktikum : 6 Desember 2010

Laboratorium Metalurgi Ekstraksi

Departemen Metalurgi dan Material

Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Depok, 2010

Page 2: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 2

Modul 1

Froth Flotation

1. Data

Bijih yang digunakan = PbS (Hitam Keabu-abuan)

Massa PbS = 100 gr

Luas Permukaan Bijih = 200#

Frother (Vine Oil) = 0,03 ml

Collector (Oleic Acid) = 0,15 ml

Kadar pH = ~ 9,9

Waktu Flotasi = ~ 8 menit

Kecepatan Alat = 2000 rpm

F = 300 gr f = 1,45 %

C = 146,38 gr c = 1.1 %

T = 153,62 gr t = 0,98 %

2. Pengolahan Data

2.1. % Recovery

).(

).(.100covRe

tcf

tfcery

→ )98,01,1(45,1

)98,045,1(1,1.100

→ 174,0

7,51

→ 297,13 %

2.2. Ratio Concentration

tf

tcntrationRatioConce

Page 3: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 3

→ 98,045,1

98,01,1

→ 0,255

2.3. Enrichment Ratio

f

cRatioEnrichment

→ 45,1

1,1

→ 0,76

3. Analisa

3.1. Analisa Prosedur

Flotation (flotasi) berasal dari kata float yang berarti

mengapung atau mengambang. Flotasi dapat diartikan sebagai

suatu pemisahan suatu zat dari zat lainnya pada suatu cairan atau

larutan berdasarkan perbedaan sifat permukaan dari zat yang

akan dipisahkan, dimana zat yang bersifat hidrofilik tetap berada

fasa air sedangkan zat yang bersifat hidrofobik akan terikat pada

gelembung udara dan akan terbawa ke permukaan larutan dan

membentuk buih yang kemudian dapat dipisahkan dari cairan

tersebut.

Percobaan froth flotation pada praktikum kali ini bertujuan

untuk mendapatkan logam Pb dari bijih galena (PbS) dengan

memanfaatkan sifat hidrofilik (tidak suka udara) dari mineral,

sehingga bijih berharga yang ingin diambil dapat mengendap di

dasar bejana. Bijih galena (PbS) berukuran 200# yang telah

dicrushing dan digrinding tersebut dimasukkan ke wadah flotasi,

lalu ditambahkan 1000 mL aquades. Penambahan reagen oleic

acid sebagai collector sebanyak 0,4 ml dapat meningkatkan sifat

hidrofobik mineral. Untuk menurunkan tegangan permukaan, agar

Page 4: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 4

gelembung udara tidak mudah pecah, ditambahkan reagen vine

oil sebagai frother sebanyak 0,06 ml. Untuk mengatur pH sistem,

ditambahkan soda ash hingga pH mencapai nilai 9. Dimana,

proses flotasi sebaiknya dilakukan pada pH diatas 7 supaya

peralatan dari proses flotasi tersebut tidak mudah terserang

korosi. Namun pada percobaan, pH yang didapat untuk proses

flotasi melebihi angka 9, yaitu mencapai pH 9,9 karena kesalahan

praktikan dalam memasukkan soda ash. Di bawah ini merupakan

gambar pengaruh pH terhadap konsentrasi collector yang

ditambahkan sesuai dengan mineral yang diekstraksi:

Setelah bijih galena, reagen collector, frother, dan modifier

dimasukan ke dalam bak flotasi dalam jumlah yang telah

ditentukan, dilakukan conditioning selama 5 menit dengan

kecepatan 250 rpm, kemudian proses flotasi dilakukan selama

sekitar 8 menit dengan kecepatan 2000 rpm.

Setelah proses flotasi (reverse), buih yang mengapung

bersama sulfide disisihkan, kita akan memisahkan endapan Pb

yang terdapat pada dasar bejana dari air, dan kemudian

dikeringkan dalam oven selama ±4 jam. Jika tidak digunakan

oven, dapat dilakukan pengeringan melalui udara selama 2 sampai

3 hari. Setelah proses tersebut, dilakukan penimbangan kadar dan

kemudian analisa kadar dengan X-ray diffraction dan XRF.

Page 5: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 5

Pada praktikum ini praktikan melakukan percobaan dari

persiapan bijih galena serbuk sampai dengan proses flotasi, untuk

tahapan penyaringan dan pemanasan untuk tahap selanjutnya

tidak dilakukan karena akan memakan waktu yang cukup lama

dan biaya yang cukup besar. Sehingga proses selanjutnya hanya

dijelaskan oleh asisten, dimana diharapkan pada praktikum

kedepannya semua praktikan juga dapat mengikuti proses

selanjutnya, dengan persiapan perencanaan waktu dan

manajemen lainnya.

Namun, sampai tahapan flotasi praktikan dapat melihat dan

menganalisa hambatan-hambatan yang mungkin terjadi, seperti

kebersihan proses, komposisi reagen dan pengaturan kadar pH

yang dapat mempengaruhi terbentuknya gelembung.

Urutan proses praktikum Froth Flotation:

Bijih Galena Menimbang Galena

Conditioning

Proses Froth Flotasi

Logam Pb Final

Page 6: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 6

3.2. Analisa Hasil vs % Frother dan % Collector

Data Kelompok 1 (6 Desember 2010, 08.00 WIB)

Frother (Vine Oil) = 0,03 ml

Collector (Oleic Acid) = 0,15 ml

F = 300 gr f = 1,45 %

C = 146,38 gr c = 1.1 %

T = 153,62 gr t = 0,98 %

).(

).(.100covRe

tcf

tfcery

→ )98,01,1(45,1

)98,045,1(1,1.100

→ 174,0

7,51

→ 297,13 %

tf

tcntrationRatioConce

→ 98,045,1

98,01,1

→ 0,255

f

cRatioEnrichment

→ 45,1

1,1

→ 0,76

Data Kelompok 2 (6 Desember 2010, 13.00 WIB)

Frother (Vine Oil) = 0,075 ml

Collector (Oleic Acid) = 0,75 ml

F = 300 gr f = 1,45 %

C = 169,03 gr c = 1.12 %

Page 7: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 7

T = 130,97 gr t = 0,99 %

).(

).(.100covRe

tcf

tfcery

→ )99,012,1(45,1

)99,045,1(12,1.100

→ 189,0

52,51

→ 273,32 %

tf

tcntrationRatioConce

→ 99,045,1

99,012,1

→ 0,283

f

cRatioEnrichment

→ 45,1

12,1

→ 0,77

Berikut adalah tabel perbandingan hasil proses flotasi kelompok 1

dan kelompok 2:

Perbandingan Kel.1 Kel.2

Collector 0,15 0,75

Frother 0,03 0,075

Recovery 297,13 % 273,32 %

Ratio Concentration 0,255 0,283

Enrichment Ratio 0,76 0,77

Page 8: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 8

Berdasarkan tabel perbandingan antara kelompok 1 dan 2, dapat

terlihat bahwa pada kenaikan jumlah collector dan jumlah frother

menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap % recovery dari

mineral yang diekstraksi. Pada frother dan collector yang tinggi akan

menyebabkan penurunan nilai % recovery, yaitu dari 297,13 % menjadi

273,32 %. Analisa yang menjelaskan mengapa hasil ini dapat diperoleh

yaitu setiap logam memiliki kadar collector dan frother optimal yang

berbeda-beda. Pada kasus saat praktikum (mineral PbS yang akan

diekstrak logam Pb-nya) kemungkinan kadar collector dan frother yang

optimal berturut-turut adalah 0,15 ml dan 0,03 ml dibanding data pada

gelombang 2 (0,75 ml dan 0,075 ml). Sedangkan untuk nilai ratio

concentration dan enrichment ratio terjadi hal yang sebaliknya

dibanding % recovery, yaitu mengalami kenaikan seiring dengan

kenaikan kadar collector dan frother. Pada ratio concentration terjadi

kenaikan dari 0,255 menjadi 0,283, sedangkan pada enricment ratio

terjadi kenaikan dari 0,76 menjadi 0,77.

Gambar di atas menggambarkan pengaruh penambahan collector

terhadap % recovery dari material yang akan diekstraksi. Berdasarkan

grafik tersebut dapat dilihat bahwa penambahan collector akan

meningkatkan % recovery dari mineral berharga yang akan diekstraksi

Page 9: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 9

hingga mencapai % recovery maksimum atau optimal, setelah itu %

recovery akan menurun seiring dengan penambahan kadar collector.

Teori ini sesuai dengan hasil praktikum dimana pada penambahan

0,75ml collector akan menurunkan % recovery dari ekstraksi galena

karena penambahan tersebut telah melewati jumlah collector yang

optimal untuk menghasilkan % recovery maksimal untuk bijih galena.

4. Kesimpulan

Proses froth flotation merupakan proses ekstraksi logam dari

mineralnya dengan memanfaatkan sifat hidrofobik dan hidrofilik

dari mineral tersebut.

Partikel hidrofobik akan menempel pada gelembung udara dan

terangkat ke permukaan sedangkan yang bersifat hidrofilik akan

tertinggal di wadah.

Proses froth flotasi dibagi dua, yaitu direct flotation (logam

berharga terbawa ke atas), contohnya logam Fe dan reverse

flotation (logam berharga tertinggal di wadah), contohnya logam

Pb.

Untuk mengoptimalkan proses froth flotasi, digunakan beberapa

reagen dari senyawa kimia, seperti collector (oleic acid), frother

(vine oil) dan modifier (pH regulator: soda ash).

Perbedaan jumlah reagen yang ditambahkan (collector, frother

dan modifier) akan mempengaruhi nilai % recovery, eratio

concentration dan enrichment ratio dari mineral yang akan

diekstrak.

Page 10: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 10

5. Referensi

Wills, B.A. Mineral Processing Technology. Elsevier Science &

Technology Books. Australia: 2006.

Diktat Praktikum Metalurgi Ekstraksi. Modul 1 Froth Flotation.

Departemen Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas

Indonesia. Depok: 2010.

http://en.wikipedia.org/wiki/Froth_flotation

6. Saran

Berdasarkan praktikum proses flotasi yang telah dilakukan,

terdapat evaluasi yang coba dianalisis oleh praktikan agar praktikum

flotasi ke depannya dapat lebih dimaksimalkan lagi. Sarannya adalah

mencoba untuk menggunakan jenis-jenis modifier lain untuk

meningkatkan efektifitas dari proses flotasi. Pada percobaan yang lalu,

modifier yang dipakai hanya pH regulator dari soda ash. Untuk yang

selanjutnya dapat menggunakan modifier lain seperti dispersant,

depressant, dan aktivator. Hal ini dikarenakan pada proses flotasi yang

telah dilakukan oleh praktikan, kurang terlihat adanya endapan logam

Pb yang seharusnya ada di dasar wadah karena proses flotasi yang

dilakukan adalah reverse flotation (logam yang berharga tidak terbawa

oleh gelembung yang mengambang). Selain penggunaan modifier baru,

meminimalisasi sumber-sumber kesalahan pada saat praktikum juga

perlu dilakukan, contohnya adalah ketelitian saat mengayak,

menimbang, memasukkan kadar collector, frother dan soda ash dengan

takaran yang tepat sesuai prosedur.

Selain itu, jika memungkinkan maka alangkah baiknya apabila

jenis mineral logam yang akan diekstraksi selama praktikum

divariasikan, misalnya dalam lima gelombang yang dilakukan,

digunakan 2 atau 3 jenis mineral yang berbeda. Walaupun hal ini

tentunya akan menambah pekerjaan dari asisten, namun dampak

positifnya adalah kita (praktikan maupun asisten) dapat menambah

Page 11: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 11

pengetahuan baru untuk proses ekstraksi dari suatu mineral logam.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ilmu ekstraksi merupakan

cabang ilmu metalurgi yang sangat berperan dalam bidang kerja

pertambangan sehingga menjadi kebutuhan wajib bagi kita untuk

mengetahuinya.

Dari segi praktikum, sarannya adalah agar waktu dan jumlah

mahasiswa dalam satu kelompok dioptimalkan lagi karena pada

praktikum yang lalu, jumlah anggota terlalu banyak dan waktu

praktikum yang sempit sehingga pengetahuan para praktikan mengenai

praktikum yang dilakukan menjadi kurang dan tidak kondusif.

Page 12: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 12

Modul 2

Electrowinning Zn

1. Data

1.1. Komposisi Larutan Leaching

Massa ZnO = 100 gr

Volume H2SO4 = 100 mL

Volume Aquades = 300 mL

Lama Leaching = ~ 20-30 menit

1.2. Proses Electrowinning

Lama elektrowinning (t) = 20 menit

Arus listrik (I) = 0,08 Ampere

Katoda Al

Massa awal = 5,6783 gr

Massa akhir = 5,8414 gr

Perubahan massa = 0,1631 gr

Anoda Pb

Massa awal = 52,1377 gr

Massa akhir = 52,2303 gr

Perubahan massa = 0,0926 gr

2. Pengolahan Data

Fn

tIArw

.

..

→ gr0325,096500.2

1200.08,0.39,65

Page 13: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 13

3. Analisa

3.1. Analisa Prosedur

Tahapan pertama praktikum kali ini adalah pembuatan

larutan leaching, yang terdiri dari bijih ZnO 100 gr, H2SO4 pekat

100 ml, dan aquadest 300 ml, kemudian dimixing dengan

menggunakan magnetic stirer selama ± 30 menit sampai tidak

ada endapan ZnO. Fungsi magnetic stirrer di sini adalah untuk

mengaduk campuran mineral ZnO dengan H2SO4 dengan

memanfaatkan sifat magnetic dari batang pengaduk yang akan

berputar di dalam bejana. Pada saat pengadukan dilakukan juga

pemanasan agar proses pelarutan lebih cepat.

Proses elektrowinning Zn dilakukan dengan menggunakan

katoda alumunium dan anoda Pb. Alumunium adalah salah satu

jenis starting cathode untuk elektrowinning Zn, untuk menghindari

pembentukan gas hidrogen saat pengendapan Zn di katoda.

Berdasarkan hukum termodinamika, potensial reversibel

Zn2+/Zn lebih rendah daripada potensial reversibel H+/H2 M

sehingga seluruh hidrogen akan tereduksi pada potensial di mana

pengendapan Zn berlangsung kemudian dapat mengakibatkan

penurunan efisiensi arus yang digunakan. Oleh karena itu

kecepatan reaksi reduksi hidrogen harus dibatasi, yaitu dengan

menggunakan katoda awal (starting cathode) yang memiliki

hidrogen overpotensial yang tinggi misalnya katoda aluminium

sehingga pada potensial pengendapan Zn, reduksi ion hidrogen

belum berlangsung. Endapan Zn sendiri memiliki hidrogen

overpotensial yang cukup besar sehingga proses pengendapan Zn

dapat berlangsung secara kontinyu dengan efisiensi yang tinggi

setelah satu lapisan endapan Zn terbentuk pada permukaan

katoda aluminium.

Pada proses elektrowinning digunakan rectifier (pengubah

arus AC menjadi DC) sehingga aliran arus searah. Karena apabila

Page 14: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 14

digunakan arus AC pengendapan tidak akan terjadi. Selain itu, kita

juga menggunakan coulometer (pelat Cu dalam larutan CuSO4)

yang berfungsi untuk mengetahui ketepatan arus yang dipakai

untuk proses electrowinning. Proses dilakukan selama 20 menit,

dan digunakan es batu untuk menurunkan temperature hingga ~

300C. temperature proses perlu diturunkan untuk mencapai

temperature optimal karena pada proses ini reaksi yang terjadi

adalah eksotermik atau melepas panas. Setelah terjadi

pengendapan selama 20 menit, anoda dan katoda dikeringkan

dengan bantuan hair dryer dan kemudian ditimbang untuk

mengetahui massa akhirnya.

Keseluruhan prosedur dilakukan dengan hati-hati dan

seksama oleh gelombang kami, mulai dari pengamplasan

elektroda, penghitungan massa awal dan massa akhir, persiapan

larutan leaching dan proses elektrowinning diamati dengan

seksama. Hal ini harus dilakukan mengingat proses pengendapan

Zn2+ + 2e- (dari larutan leaching dan proses elektrowinning) Zn

(yang mengendap pada katoda Al), sangat tergantung dengan

variabel-variabel proses dan ketilitian praktikan, untuk

mendapatkan pengendapan yang optimal.

Proses Leaching

• ZnO dimasukkan ke dalam H2SO4

Elecrowinning Zn

• Katoda : Al

• Anoda : Pb

Page 15: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 15

3.2. Analisa Hasil Aktual vs Rumus

Berdasarkan praktikum electrowinning Zn yang telah

dilakukan, terdapat perbedaan massa yang diperoleh (massa Zn

yang mengendap di katoda) saat praktikum dengan massa yang

diperoleh berdasarkan perhitungan yang dilakukan, seperti yang

terlihat pada bagian Pengolahan Data. Pada pengolahan data

didapat massa Zn yang mengendap sebesar 0,0325 gr, sedangkan

berdasarkan praktikum didapat massa sebesar 0,1631 gr.

Perbedaan hasil yang didapat ini kemungkinan disebabkan karena

arus yang diambil untuk perhitungan saat pengolahan data adalah

nilai arus yang cukup sering muncul di layar multitester.

Sedangkan pada prosesnya, arus yang mengalir selama 20 menit

itu tidak pernah fix atau stabil.

Analisa lainnya adalah penggunaaan larutan leaching ZnSO4,

hasil leaching (pelarutan) ZnO dengan H2SO4, yang tidak larut

secara sempurna. Di dalam campuran tersebut terlihat adanya

endapan-endapan putih pada bejana electrowinning. Pengaruhnya

terhadap proses adalah konsentrasi pada larutan yang tak

seragam. Pada satu bagian ada yang kaya akan ion Zn2+

sedangkan pada bagian lain mengalami hal sebaliknya.

3.3. Pengaruh Arus dan Waktu

Berdasarkan rumus massa yang mengendap melalui proses

electrowinning (Hukum Faraday 1), yaitu :

Fn

tIArw

.

..

Dapat dilihat adanya pengaruh variabel arus listrik yang diberikan

(I) dan waktu untuk proses yang dilakukan (t) terhadap massa

yang akan mengendap di elektroda (katoda). Kenaikan jumlah

arus dan waktu proses akan menaikkan jumlah massa logam yang

Page 16: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 16

akan diendapkan melalui proses electrowinning. Hal ini

dikarenakan, dengan arus yang besar, maka energi yang tersuplai

bagi ion-ion Zn2+ menjadi lebih banyak untuk mengendap di

katoda sebagai logam Zn. Dengan penambahan waktu yang lebih

lama, maka ion-ion Zn2+ tersebut memiliki waktu yang lebih lama

untuk mengendap sehingga akan diperoleh massa yang lebih

banyak.

W ~ I dan t

4. Kesimpulan

Electrowinning merupakan salah satu proses electrometallurgi

yang merupakan proses lanjutan dari proses hydrometallurgy.

Larutan yang digunakan untuk mengendapkan logam Zn pada

elektroda (katoda) adalah larutan leaching ZnO dalam asam

H2SO4.

Pada proses electrowinning zinc (Zn), pada katoda aluminium (Al)

akan terjadi dekomposisi atau pembentukan endapan logam zinc

(Zn) yang menempel pada katoda aluminium (Al) sesuai dengan

persamaan reaksi reduksi berikut ini:

Zn2+(aq) + 2e-

Zn(s)

Pada proses electrowinning zinc (Zn), pada anoda timbal (Pb)

akan terbentuk banyak gelembung gas oksigen (O2) sesuai

dengan persamaan reaksi oksidasi berikut ini:

2H2O(l) O2(g) + 4H+(aq) + 4e-

Starting cathode adalah elektroda yang digunakan untuk

mencegah reduksi hidrogen yang berlebihan pada katoda agar

arus yang disuplai benar-benar terpakai secara optimal, contohnya

adalah elektroda Al yang memiliki hydrogen overpotential yang

cukup besar.

Page 17: Metalurgi Ekstraksi

M.Ekaditya Albar / 0806331683 / 6 Desember 2010 / Kelompok 1

Laporan Akhir Praktikum Ekstraksi 2010 Page 17

Jumlah massa yang mengendap pada elektroda (katoda) sesuai

dengan rumus pada Faraday I yang bergantung pada arus yang

diberikan dan waktu proses.

5. Referensi

Diktat Praktikum Metalurgi Ekstraksi. Modul 1 Froth Flotation.

Departemen Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas

Indonesia. Depok: 2010.

http://www.bookrags.com/wiki/Electrowinning

6. Saran

Berdasarkan praktikum proses electrowinning Zn yang telah

dilakukan, terdapat evaluasi yang coba dianalisis oleh praktikan agar

praktikum elektrowinning ini ke depannya dapat lebih dimaksimalkan

lagi. Sarannya adalah mencoba menggunakan rectifier yang lebih stabil

untuk mensuplai arus yang akan digunakan pada saat proses

praktikum. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh asisten pada saat

presentasi praktikum korosi dan telah dibuktikan pada saat percobaan

di laboratorium bahwa rectifier yang digunakan tidak stabil dalam

proses suplai arus.

Saran lainnya adalah penggunaan larutan leaching lainnya, selain

dari logam Zn, untuk proses electrowinning agar pengetahuan praktikan

dapat bertambah mengenai proses electrometallurgy ini. Atau jika

memungkinkan untuk mencoba proses electrometallurgy lain selain

electrowinning, seperti electroplating dan electrorefining.

Dari segi praktikum, sarannya adalah agar waktu dan jumlah

mahasiswa dalam satu kelompok dioptimalkan lagi karena pada

praktikum yang lalu, jumlah anggota terlalu banyak dan waktu

praktikum yang sempit sehingga pengetahuan para praktikan mengenai

praktikum yang dilakukan menjadi kurang dan tidak kondusif.