Ekstraksi Vakum

27
PENDAHULUAN Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negatif melalui suatu cup pada kepala janin sehingga terbentuk caput buatan. Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau ventouse. Indikasi dilakukannya ekstraksi vakum ada tiga, yaitu indikasi ibu, indikasi janin dan indikasi waktu. 1,2 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dena Towner seorang profesor obstetrik dan ginekologi di UC Davis School of Medicine and Medical Center California sepanjang tahun 1992-1994, didapatkan sebanyak 59,354 bayi yang lahir dengan ekstraksi vakum dari 584,340 persalinan bayi dengan berat badan lahir normal. Menurut penelitian tersebut, perdarahan intrakranial pada bayi terjadi pada 1 dari 860 persalinan dengan ekstraksi vakum dan 1 dari 664 persalinan dengan ekstraksi forcep. Sementara kemungkinan perdarahan intrakranial oleh karena ekstraksi vakum 2 kali lipat dari yang ditemukan terjadi pada persalinan spontan. 1,2,3 Definisi Proses persalinan dibagi atas empat kala. Kala I atau kala pembukaan adalah waktu dimulainya his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap (10 cm). Kala II disebut juga kala 1

Transcript of Ekstraksi Vakum

Page 1: Ekstraksi Vakum

PENDAHULUAN

Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan

dengan ekstraksi tekanan negatif melalui suatu cup pada kepala janin sehingga

terbentuk caput buatan. Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau ventouse.

Indikasi dilakukannya ekstraksi vakum ada tiga, yaitu indikasi ibu, indikasi janin

dan indikasi waktu. 1,2

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dena Towner seorang

profesor obstetrik dan ginekologi di UC Davis School of Medicine and Medical

Center California sepanjang tahun 1992-1994, didapatkan sebanyak 59,354 bayi

yang lahir dengan ekstraksi vakum dari 584,340 persalinan bayi dengan berat

badan lahir normal. Menurut penelitian tersebut, perdarahan intrakranial pada bayi

terjadi pada 1 dari 860 persalinan dengan ekstraksi vakum dan 1 dari 664

persalinan dengan ekstraksi forcep. Sementara kemungkinan perdarahan

intrakranial oleh karena ekstraksi vakum 2 kali lipat dari yang ditemukan terjadi

pada persalinan spontan.1,2,3

Definisi

Proses persalinan dibagi atas empat kala. Kala I atau kala pembukaan

adalah waktu dimulainya his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks

menjadi lengkap (10 cm). Kala II disebut juga kala pengeluaran, yaitu waktu dari

sejak pembukaan serviks lengkap sampai bayi dilahirkan. Kala III atau kala uri

adalah waktu segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. Kala IV atau kala

pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1-2 jam kemudian, untuk

mengamati apakah terjadi perdarahan post partum (HPP) atau tidak. 4,5

Pada primipara, kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada

multipara kira-kira 7 jam. Kala I sendiri terdiri atas dua fase, yaitu fase laten

dimana serviks membuka sangat lambat sampai diameter 3 cm, berlangsung

selama 8 jam dan fase aktif dimana serviks membuka mulai dari 4 cm sampai 10

cm, berlangsung kira-kira 6 jam. Kala II pada primipara berlangsung kira-kira 2

jam dan pada multipara kira-kira 1 jam. Kala III berlangsung 2-6 menit, maksimal

15 menit. Kala IV berlangsung 1-2 jam. 4,5

1

Page 2: Ekstraksi Vakum

Partus tidak maju, yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat yang

tidak menunjukkan pada pembukaan serviks, turunnya kepala, dan putar paksi

selama 2 jam terakhir. Persalinan pada primitua biasanya lebih lama. Pendapat

umum ada yang mengatakan bahwa persalinan banyak terjadi pada malam hari ,

ini disebabkan kenyataan bahwa biasanya persalinan berlangsung selama 12 jam

atau lebih, jadi permulaan dan berakhirnya partus biasanya malam hari. Hal ini

mungkin saja dapat disebabkan oleh beberapa etiologi, kelainan letak janin,

kelainan his, pimpinan partus yang salah, janin besar atau ada kelainan bawaan,

primitua, grande multi, usia tua dan juga ada yang menyebutkan faktor emosi

namun faktor emosi masih di perdebatkan oleh para ahli.2,3

Penatalaksanaan penderita dengan partus kasep (lama) adalah sebagai

berikut: Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin (termasuk tanda

vital dan tingkat dehidrasinya). Kajian nilai partograf, tentukan apakah pasien

berada dalam persalinan; Nilai frekuensi dan lamanya his, Suntikan cortoneacetate

100-200 mg intramuscular, Penisilinprokain : 1juta IU intramuscular,

Streptomisin : 1 gr intramuscular, Infuse cairan: Larutan garam fisiologis (NaCl),

Larutan glucose5-10% pada janin pertama : 1 liter perjam, Istirahat 1 jam untuk

observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera bertindak,

Pertolongan : Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep,

manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, sectio

cesarea,dan lain-lain.3,7

Ekstraksi vakum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan

ekstraksi tekanan negatif pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor vakum

(ventose) dan malmstrom.1 Tekanan yang digunakan adalah -0,2 mmHg selama 2

menit, kemudian dinaikan menjadi -0,4 mmHg selama 2 menit, lalu dinaikan

sampai -0,6 mmHg selama 5 menit. Prinsip ekstraksi vakum adalah membuat

suatu caput succadeneum artifisialis dengan cara memberikan tekanan negatif

pada kulit kepala janin melalui alat ekstraktor vakum.1,6

2

Page 3: Ekstraksi Vakum

L A P O R A N K A S U S

IDENTITAS

Nama : Ny. L.M

Umur : 41 tahun

Alamat : Batu kota ling.II

Tempat Lahir : Kamanga

Bangsa : Indonesia

Agama : Kr. Protestan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Nama Suami : Tn.F.S

Umur Suami : 41 tahun

Alamat Suami : Batu kota ling. II

Pendidikan Suami : S1

Pekerjaan Suami : PNS

ANAMESIS UTAMA

Penderita MRS tanggal 17 Mei 2013 jam 13.45 Wita.

Keluhan Utama : Pasien di rujuk dari puskesmas Bahu dengan diagnosa G3P2A0,

inpartu kala II lama

Janin Intra Uterin tunggal hidup letak kepala + gawat janin

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien sudah dipimpin mengejan dipuskesmas bahu sejak jam 12.00

wita (17/5/13)

Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan dirasakan teratur.

Pelepasan lendir campur darah (+).

Pelepasan air dari jalan lahir (-).

Pergerakan janin (+) dirasakan saat MRS.

Riwayat penyakit dahulu:

Penyakit Jantung disangkal

Penyakit Hipertensi

3

Page 4: Ekstraksi Vakum

Penyakit Paru-paru

Penyakit Hati disangkal

Penyakit Ginjal

Penyakit Kencing Manis

Riwayat gemelli (-)

BAB dan BAK biasa

ANAMESIS KEBIDANAN

1. Riwayat kehamilan sekarang:

Muntah (-)

Bengkak (-)

Penglihatan terganggu (-)

Sakit Kepala (-)

Kencing terlalu sering (-)

Defekasi tidak teratur (-)

Perdarahan (-)

Keluar darah (-)

Kejang (-)

Waktu hamil tidak merokok dan minum alkohol

2. Pemeriksaan Ante Natal (PAN):

Jumlah PAN selama kehamilan8 kali

Di Puskesmas bahu 4 kali

Dipoliklinik obstetri RSUP Prof.Kandou 4 kali

Haid (menarche) 14 tahun, siklus haid teratur, lamanya

haid 3-4 hari

Hari pertama haid terakhir (HPHT) ? Agustus 2012

Taksiran tanggal partus ? Mei 2013

3. Riwayat Keluarga:

Perkawinan satu kali, dengan suami sekarang 11 tahun, sekarang

sudah punya 2 orang anak.

4. Keluarga Berencana:

4

Page 5: Ekstraksi Vakum

Ikut KB, setelah melahirkan anak kedua dengan cara menggunakan

KB pil (terakhir tahun 2012).

5. Riwayat kehamilan terdahulu:

Tahun 2003, spt lbk, BBL: 2500 gr, di puskesmas bahu ditolong oleh

bidan

Tahun 2005, spt lbk, BBL: 3200 gr, di puskesmas bahu ditolong oleh

bidan

PEMERIKSAAN KEBIDANAN I

Tanggal 7 Mei 2013, jam 13.45 Wita.

Status Praesens:

KU : cukup

Kesadaran : CM

Tekana darah : 130/ 80 mmHg

Nadi : 88 X / menit

Respirasi : 24 X / menit

Suhu badan : 36,50 C

BB : 58 kg

TB : 152 cm

Mata : conj. anemis -/ - , sclera ikterik -/ -

Jantung : SI - II normal, bising (-)

Paru-paru : rh -/ - , wh -/ -

Anggota gerak : edema (-), varices (-)

Pemeriksaan Obstetrik:

Pemeriksaan Luar:

TFU : 28 cm

Letak janin : letak kepala U puki

BJA : (+), 14 – 14 – 13

His : (+), 2’-3’ // 40”-45”

Pemeriksaan Dalam:

Pembukaan lengkap, ketuban (-),Efficement 80%, pembukaan

8-9 cm, pp kepala, H III+

5

Page 6: Ekstraksi Vakum

Pemeriksaan Laboratorium:

Darah :

HB : 11,2 gr%

Lekosit : 10.600/ mm3

Trombosit : 254.000/ mm3

PEMERIKSAAN KEBIDANAN II

Kesimpulan Sementara:

G3P2A0, 41 tahun, hamil aterm, inpartu Kala II Lama.

Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak kepala + gawat janin

Sikap :

R/ ekstrasi vakum

Konseling, informed

consent

Obs T, N, R, S.

Lapor konsulen, advis:

ekstrasi vakum

Observasi

Tanggal : 7 – 05 – 2013

Jam : 1345 Wita.

Kes : CM, T 130/ 80 mmHg , N 88X/ menit, R 22 X/ menit.

His : 2’-3’ // 40”-45”

BJA : (+), 14 – 14– 13

PD : Eff. 80%, pembukaan 8-9cm, ketuban (-), pp, kepala H III +.

Dx : G3P2A0, 41tahun, hamil aterm, inpartu Kala II lama.

Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak kepala + gawat janin.

Sx : - R/ ekstraksi vakum

- Konseling, inform consent

- Observasi VS, His, BJJ.

- Lapor konsulen, advis ekstraksi vakum

6

Page 7: Ekstraksi Vakum

Jam : 1345 – 1410 Wita., His: (+), 2’-3’ // 45”-50”, BJA: 14 – 14 –

14

Jam : 1410 - 1420 Wita, ekstraksi vakum dimulai

Jam : 1420 Wita, lahir bayi perempuan, ekstraksi vakum, BBL: 2900gr,

PBL: 45 cm, S: 7-9

Jam : 1425 Wita, lahir plasenta spontan, kesan lengkap dengan

selaputnya BPL: 500 gr

Keadaan ibu 2 jam post partum :

T 120/ 70 mmHg , N 82 X/ menit, RR 20 X/ menit

TFU : 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik.

Perdarahan : - Kala III : 100 cc

- Kala IV : 100 cc

Total : 200 cc

Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi, di atas meja ginekologi, vulva

dan sekitarnya diantisepsis dengan Betadin Iodine, bokong ibu dialas dengan doek

steril. Diambil cup nomor 5.

Cup dipasang miring kedalam vagina kemudian setelah mengenai kepala

bayi, cup dipasang tepat pada UUK. Setelah cup terpasang, tekanan didalam cup

diturunkan secara bertahap mulai dari -0,2 mmHg selama 2 menit, 0,4 mmHg

selama 2 menit dan 0,6 mmHg selama 5 menit sampai terjadi caput sucadaneum.

Sementara itu dilakukan pemeriksaan apakah ada jaringan vagina yang terjepit

diantara kepala anak dan cup. Ternyata tidak ada jaringan terjepit. Dilakukan

episiotomi lateral.

Dilakukan traksi supaya kepala turun (sampai setinggi HIV). Setelah batas

rambut kepala berada dibawah simfisis, arah tarikan ke perut ibu. Sementara itu

perineum disokong, sehingga lahirlah berturut-turut dahi, mata, hidung, mulut dan

dagu. Setelah kepala bayi lahir, tekanan pada cup dinaikan secara perlahan-lahan

sehingga cup terlepas. Dengan tarikan dari kepala, bayi dapat dilahirkan.

Jam 1420 lahir bayi perempuan dengan ekstraksi vakum BBL 2900 gr, PBL

45 cm, AS 7-9. Sementara jalan napas dibersihkan dengan penghisap lendir, tali

7

Page 8: Ekstraksi Vakum

pusat dijepit dengan cunam kocher tersebut. Bayi diserahkan kepada bidan untuk

perawatan selanjutnya.

Dibawah bokong ibu diletakan stickpan, vulva dan sekitarnya diantisepsis

dengan kapas Lysol kemudian dilakukan pengosongan kandung kencing dengan

kateter kemudian penderita diistirahatkan sementara menunggu lepasnya plasenta.

Setelah 5 menit, Jam 1425 lahirlah plasenta lengkap dengan selaputnya.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan jalan lahir, tampak luka episiotomi, dilakukan

hecting, bagian dalam menggunakan benang chrom bagian luar menggunakan

benang seide.

Stickpan diganti dengan kain untuk menampung perdarahan kala IV, ibu

dibersihkan dan diistirahatkan. Dalam 2 jam post partum :

T 120/ 70 mmHg , N 82 X/ menit, R 20 X/ menit.

TFU : 2 jari di bawah pusat, Kontraksi uterus baik.

Perdarahan : - Kala III : 100 cc

- Kala IV : 100 cc

Total : 200 cc

FOLLOW UP PENDERITA

Tanggal : 18 mei 2013 – 19 mei 2013

Keluhan (-), Kesadaran : CM, KU : cukup

T 120/ 80 mmHg , N 84 X/ menit, R 20 X/ menit, S: 36,7°C.

Conj. anemis -/ - , c/ p dalam batas normal,

St. Puerpuralis:

Mammae : Laktasi +/+, infeksi -/-

Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik.

Vulva : oedem -/-, inf -/-

Perineum : terawat

Lokia : Rubra

A : P3A0, 41 thn, post EV atas indikasi kala II 2 jam + gawat janin

P Lahir bayi perempuan BBL 2900 gr, PBL 45cm, AS 7-9

Sx: Cefadroxil 3 x 1

SF 1 x 1

8

Page 9: Ekstraksi Vakum

ASI on demand

Rawat perineum

Konseling KB

Tanggal : 20 Mei 2013

Keluhan (-), Kesadaran : CM, KU : cukup

T 120/ 80 mmHg , N 82 X/ menit, R 22 X/ menit, S: 36,7°C.

Conj. anemis -/ - , c/ p dalam batas normal,

St. Puerpuralis:

Mammae : Laktasi +/+, infeksi -/-

Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik.

Vulva : oedem -/-, inf -/-

Perineum : terawat

Lokia : Rubra

A : P3A0, 41 thn, post EV atas indikasi kala II 2 jam + gawat janin.

P Lahir bayi perempuan BBL 2900 gr, PBL 45cm, AS 7-9

Sx: Cefadroxil 3 x 1

SF 1 x 1

Rawat jalan

Boleh pulang

9

Page 10: Ekstraksi Vakum

D I S K U S I

Pada kasus ini akan dibicarakan tentang:

Definisi

Diagnosis

Penanganan

Komplikasi

Prognosis

A. Definisi

Proses persalinan dibagi atas empat kala. Kala I atau kala pembukaan

adalah waktu dimulainya his persalinan yang pertama sampai pembukaan

serviks menjadi lengkap (10 cm). Kala II disebut juga kala pengeluaran, yaitu

waktu dari sejak pembukaan serviks lengkap sampai bayi dilahirkan. Kala III

atau kala uri adalah waktu segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir.

Kala IV atau kala pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1-2 jam

kemudian, untuk mengamati apakah terjadi perdarahan post partum (HPP)

atau tidak. 4,7

Pada primipara, kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada

multipara kira-kira 7 jam. Kala I sendiri terdiri atas dua fase, yaitu fase laten

dimana serviks membuka sangat lambat sampai diameter 3 cm, berlangsung

selama 8 jam dan fase aktif dimana serviks membuka mulai dari 4 cm sampai

10 cm, berlangsung kira-kira 6 jam. Kala II pada primipara berlangsung kira-

kira 2 jam dan pada multipara kira-kira 1 jam. Kala III berlangsung 2-6 menit,

maksimal 15 menit. Kala IV berlangsung 1-2 jam. 4,7,8

Kala II

10

Page 11: Ekstraksi Vakum

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit

sekali. Pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm). Pada saat ini kepala bayi

sudah masuk ruang panggul, sehingga timbul tekanan pada otot-otot dasar

panggul, yang menimbulkan refleks rasa mengedan. Wanita merasa pula

tekanan pada rektum yang menyebabkan ingin buang air besar. Kemudian

perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia

membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada

waktu his. Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin

dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisis dan dahi, muka dan dagu

melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk

mengeluarkan badan dan anggota bayi. 3,4

KALA II LAMA

Definisi

Kala II lama adalah bila pada primipara kala II terjadi lebih dari 2 jam,

sedangkan pada multipara terjadi lebih dari 1 jam. Hal ini menyebabkan partus

lama, yaitu persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara dan

lebih dari 18 jam pada multipara. 3,4,5

Etiologi. 3,4

1. Kelainan tenaga (His).

2. Kelainan letak dan bentuk janin.

3. Kelainan panggul.

4. Kelainan tali pusat (tali pusat pendek).

5. Janin besar atau ada kelaianan kongenital.

6. Primitua.

7. Perut gantung, grande multipara.

8. Ketuban pecah dini (KPD).

9. Kelainan traktus genitalis.

10. Pimpinan partus yang salah.

11. Ibu tidak kooperatif.

Penanganan

1. Perawatan pendahuluan:

11

Page 12: Ekstraksi Vakum

Penisilin prokain 1 juta IU intramuscular.

Sreptomisin 1 gr IM.

Infus cairan:

Garam fisiologis.

Larutan glucose 5-10% pada janin, pertama 1 liter/ jam.

Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan

untuk segera bertindak.

2. Pertolongan

Dapat dilakukan:

Partus spontan.

Ekstraksi vakum.

Ekstraksi forceps.

Manual Aid pada letak sungang.

Embriotomi bila janin meninggal.

Seksio Sesarea, dll 2

Pada kasus ini, tidak ada kelainan dan bentuk janin, juga tidak ada

kelainan panggul (panggul cukup luas). Penyebab kala II Lama pada kasus ini

adalah ibu kurang kooperatif, dapat juga karena ibu kelelahan karena

mengejan dan terjadi peningkatan denyut jantung janin sehingga mengarah ke

arah gawat janin.

B. Diagnosis

Saat masuk rumah sakit penderita didiagnosis dengan G3P2A0, 41 tahun,

hamil aterm, inpartu Kala II lama. Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak

kepala + gawat janin . Penderita didiagnosis seperti ini karena saat MRS

tanggal 17 mei 2013 jam 1345 Wita dengan keluhan, pasien dirujuk dari

puskesmas bahu dengan diagnosa G3P2A0, 41 Tahun, inpartu kala II Lama,

dimana pasien sudah dipimpin mengejan dari puskesmas bahu sejak jam 12.00

Wita(17/5/13),nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan dirasakan penderita

teratur, bloody show ada, pergerakan janin masih dirasakan saat MRS.

Berdasarkan anamnesis tersebut penderita sudah dalam keadaan inpartu.

12

Page 13: Ekstraksi Vakum

Status praesens dalam batas normal, status obstertrik menunjukan kelainan

yaitu terjadi peningkatan BJA.

Sikap yang diambil dalam keadaan ini yaitu rencana ekstraksi vakum, Lab,

konseling, informed consent, observasi TNRS, His dan BJA.

C. Penanganan

EKSTRAKSI VAKUM

Definisi

Eksraksi vakum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan

ekstraksi tekanan negatif pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor

vakum (ventose) dan malmstrom.1 Tekanan yang digunakan adalah -0,2

mmHg selama 2 menit, kemudian dinaikan menjadi -0,4 mmHg selama 2

menit, lalu dinaikan sampai -0,6 mmHg selama 5 menit.1,2

Indikasi. 1.2

1. Waktu : pemanjangan kala II

2. Janin :

Gawat janin

Tali pusat menumbung

Solutio plasenta

3. Ibu : bila usaha untuk mengejan perlu dikurangi seperti pada

keadaan:

Penyakit jantung

Hipertensi pada kehamilan

Gangguan pernapasan

Maternal exhaustion

Kontra Indikasi. 1,2

1. Absolut

Letak muka

Letak sungsang

Letak lintang

CPD

2. Relatif

13

Page 14: Ekstraksi Vakum

Letak dahi

Asinklitismus berat

Prematuritas

Makrosomia

Ibu tidak kooperatif

Syarat.1,2

1. Ketuban sudah pecah

2. Pembukaan serviks lengkap

3. Kepala janin sudah engaged

4. Berat janin > 2500 gr

5. Ibu dapat mengejan

6. Cup dipasang pada ubun-ubun kecil

7. Pemasangan cup tidak boleh lebih dari 2 kali

8. Cup dipasang tidak boleh lebih dari 20 menit

9. Kepala dapat dilahirkan dengan tarikan tidak lebih dari 3 kali 1

Penanganan pada kasus ini yaitu observasi vital sign, terminasi kehamilan

dengan ekstraksi vakum. Pada kasus ini syarat-syarat ekstraksi vakum sudah

terpenuhi karena ketuban sudah pecah, pembukaan sudah lengkap, bayi kecil,

kontraksi (tenaga mengejan) ibu ada. Pemilihan terminasi kehamilan dengan

cara ekstraksi vakum pada kasus ini sudah sesuai dengan indikasi dan syarat

ekstraksi vakum.

Adapun indikasi ekstraksi vakum antaara lain:

Indikasi ibu : untuk memperpendek kala II, misalnya pada penyakit

jantung, gangguan pernapasan, hipertensi dan kelelahan ibu.

Indikasi janin : adanya gawat janin.

Indikasi waktu : kala II memanjang. 1,2

Kontra indikasi ekstraksi vakum :

Faktor ibu:

Adanya rupture uteri membakat

Adanya penyakit ibu yang secara mutlak ibu tudak boleh

mengejan, misalnya pada payah jantung, PEB dan ibu tidak

kooperatif.

14

Page 15: Ekstraksi Vakum

Faktor janin :

Letak muka

Letak sungsang

Letak lintang

Janin preterm 1,2

Pada kasus ini tidak ditemukan kontra indikasi untuk dilakukannya

ekstraksi vakum. Pada penanganan kasus ini juga diberikan antibiotika sebagai

profilaktik terhadap infeksi.

D. Komplikasi

Ekstraksi Vakum Gagal bila:

1. Mangkuk terlepas tiga kali atau lebih karena:

Caput suksedaneum buatan tidak terbentuk sempurna.

Ekstraksi terlalu kuat atau salah arah.

Adanya jaringan yang terjapit diantara mangkuk dan kepala janin.

Kerjasama antara dua tangan operator tidak baik.

Sebab-sebab obstetrik, misalnya: disporporsi kepala panggul yang

tidak diketahui sebelumnya, lilitan tali pusat yang erat, dan adanya

cincin konstriksi lokal.

2. Dalam waktu 15 menit dilakukan ekstraksi janin belum lahir. 1,3,6

Komplikasi

1. Ibu :

Perdarahan pasca persalinan.

Laserasi jalan lahir.

Infeksi

2. Janin :

Laserasi kulit kepala janin.

Sefalohematom sampai hematom subdural.

Nekrosis kulit kepala yang dapat menyebabkan alopesia.

Fraktur tulang tengkorak.

Cedera pada muka janin.

15

Page 16: Ekstraksi Vakum

Paresis nervus fasialis. 1,3,6

Keuntungan (dibanding ekstraksi forceps):

1. Tidak memerlukan narkose.

2. Pemasangan lebih mudah.

3. Lesi jalan lahir ibu tidak banyak terjadi. 1

Kerugian (dibanding ekstraksi forceps):

1. Kelainan janin tidak segera terlihat.

2. Tidak dapat digunakan untuk melindungi kepala janin preterm.

3. Memerlukan waktu lebih lama untuk mengakhiri persalinan hingga pada

umumnya tidak dilakukan untuk menolong gawat janin.

4. Memerlukan kerjasama dengan ibu yang bersalin. 1

Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dengan ekstraksi vakum yaitu

perdarahan pasca persalinan, laserasi jalan lahir, infeksi. Pada kasus ini tidak

terjadi perlukaan jalan lahir dan perdarahan, pada luka episiotomi tidak

ditemukan tanda-tanda infeksi. Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi yaitu

laserasi kulit kepala janin, sefalohematom, nekrosis kulit kepala, fraktur tulang

tengkorak, cedera muka janin, paresis nervus fasialis. 1,2,5

Pada kasus ini tidak ditemukan komplikasi pada ibu dan bayi seperti yang

tersebut diatas.

E. Prognosis

Pada kasus ini mulai hari I post partum sampai hari III keadaan ibu dan

bayi masih baik, sehingga prognosis pada kasus ini dapat dikatakan baik.

Prognosis pada partus lama dan persalinan dengan ekstraksi vakum kurang

baik karena adanya komplikasi-komplpikasi yang mungkin terjadi.

Penanganan yang tepat dan cepat dapat menghindari komplikasi.

16

Page 17: Ekstraksi Vakum

PENUTUP

KESIMPULAN

Pada kasus ini penderita MRS dengan G3P2A0, 41 tahun, hamil aterm,

inpartu kala II lama. Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak belakang kepala +

gawat janin. Setelah pimpinan persalinan 2 jam, janin belum lahir, kemudian

kehamilan diakhiri dengan ekstraksi vakum.

Keadaan ini memiliki prognosis yang jelas tidak baik terhadap ibu

maupun terhadap janin. Dengan tindakan ekstraksi vakum dapat terjadi HPP

dan janin dapat terjun kedalam gawat janin jika terminasi kehamilan lama,

selain itu resiko trauma pada janin.

Prognosa pada kasus kala II lama dengan ekstraksi vakum adalah

buruk, tapi dengan penanganan yang tepat dan cepat dapat menghindari

komplikasi-komplikasi yang tidak diharapkan.

S A R A N

Setiap ibu hamil diwajibkan untuk mengikuti PAN dan konseling

secara teratur, sehingga dapat dijelaskan mengenai proses persalinan nantinya

dapat mempersiapkan mental ibu dengan baik

Ekstraksi vakum adalah persalinan bantuan yang tepat untuk kasus ini

karena syarat terpenuhi dan sesuai indikasi waktu. 1

Penderita diusulkan untuk menggunakan KB sterilisasi karena sudah

memiliki tiga orang anak.

17

Page 18: Ekstraksi Vakum

D A F T A R P U S T A K A

1. Wiknjosastro,H.2000. ilmu bedah kebidanan. Jakarta: yayasan bina

pustaka sarwono prawirohardjo

2. Pritchard, Mac Donal, Gant. 1991. Obstetrik Williams Edisi 21:

ekstraksi vakum. Airlangga University Pres; 226-228.

3. Mochtar Rustam. Partus Lama. Dalam: Sinopsis Obstetri edisi 2.

Jakarta, EGC Penerbit Buku Kedokteran, 1998:384-386.

4. Sarwono prawirohardjo.2008.ilmu kebidanan. Jakarta: PT.Bina

pustaka sarwono prawirohardjo. Hal 296-314

5. Mansjoer A, Supraharto, Wardhani WI. 2000. Kapita selekta

Kedokteran. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius

6. Sutoto dan Herman K. Ekstraksi Vakum. Dalam: Ilmu Fantom Bedah

Obstetri edisi 1999, Semarang, Badan Penerbit Universitas

Diponegoro, 1999: 41-45.

7. Prawirohardjo S. Fisiologi dan Mekanisme Persalinan Normal. Dalam:

Ilmu Kebidanan edisi 3.Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, 1999:180-185,

587-652.

8. Sastrawinata S. Persalinan. Dalam: Obstetri Fisiologi edisi 1983,

Bandung, ELEMAN, 1983: 258-268.

18

Page 19: Ekstraksi Vakum

9. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ketuban Pecah Dini

dan Ekstraksi Vakum. Dalam: Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, YBP-SP, 2002: M-112 –

M-115, P-20 – P-23.

10. Wijayanegara H, dkk. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya. Dalam:

Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSUP dr.

Hasan Sadikin, Bandung, Bagian Obsgin FK Universitas Padjajaran,

1998: 109-110.

11. Jaringan Nasional Pelayanan Klinik Kesehatan Reproduksi. Pelatihan

Asuhan Persalinan Normal. 2001

19