Eksplanasi Media Sosial
description
Transcript of Eksplanasi Media Sosial
Media Sosial Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum
dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media
sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan
teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Andreas Kaplan
dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi
berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
Kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk menghubungkan
orang-orang dari seluruh belahan dunia. situs jejaring sosial pertama,
yaitu Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk
membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000, muncul situs
sosial lunarstorm, live journal, Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah.
Tahun 2001, muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. Tahun 2002,
muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang semula disediakan untuk tempat
pencarian jodoh. Tahun 2003, muncul situs sosial interaktif lain menyusul
kemunculan friendster, Flick R, You Tube, Myspace. 2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring
sosial yang terkenal hingga sampai saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang
memiliki anggota terbanyak. Hingga akhir tahun 2005,friendster dan Myspace merupakan situs
jejaring sosial yang paling diminati. Tahun 2009, kemunculan Twitter ternyata menambah
jumlah situs sosial bagi anak muda. Twitter menggunakan sistem mengikuti - tidak mengikuti
(follow-unfollow), dimana kita dapat melihat status terbaru dari orang yang kita ikuti (follow).
Kehadiran jejaring sosial di tengah masyarakat menjadi sebuah fenomena yang
menandai babak baru kehidupan modern. Keberadaannya dapat menggantikan peran
silaturahmi di tengah masyarakat karena fasilitasnya yang dapat menghubungkan orang
perorang secara leluasa. Dari sini ditemukan bahwa para pengguna jejaring sosial kini lebih
memilih menjalin komunikasi dengan memanfaatkan situs ini. Mereka cenderung melihat sisi
praktis dan efektif karena tidak harus menyesuaikan diri sebagaimana tatanan berkomunikasi
secara langsung. Semakin terkenalnya situs pertemanan ini membuat penggunanya terutama
dari kalangan pelajar semakin bertambah tiap harinya. Durasi dalam mengakses situs
pertemanan pun relatif tinggi. Mereka lebih nyaman untuk terus terpaku di dalam situs tersebut
untuk sekedar memberi komentar, share foto maupun chatting dengan teman mereka daripada
harus membaca buku. Dari sini diungkap fakta yang cukup memilukan dimana ada
kecenderungan pelajar yang gemar mengakses jejaring sosial, prestasi akademiknya menurun.
Hal itu terjadi sebagai akibat mereka disibukkan dengan update statusnya, mengomentari status
dan foto orang lain, chatting, dan sebagainya yang sangat menyita waktu. Kebanyakan mereka
melakukan hal tersebut diluar kendali karena menganggap aktivitas itu sama sekali tidak
mengganggu aktivitas lainnya. Padahal sejatinya banyak waktu yang terbuang demi menulis,
mengomentarai hal-hal sepele yang jauh dari dikatakan intelek. Pengguna jejaring sosial,
kemungkinan besar selalu ingin mengetahui statusnya setiap hari sehingga tanpa disadari
menyita waktu. Mereka terpicu untuk menulis hal-hal tak penting, membaca hal-hal sepele,
dan juga berpikir secara tak cerdas.
Pengawasan yang minim dari orang tua merupakan salah satu faktor mengapa mereka
merasa nyaman untuk menghabiskan waktunya untuk surfing di situs jejaring sosial tersebut.
Orang tua seolah ‘'tutup mata'’ atas fenomena ini. Mereka hanya diam saja mengetahui anaknya
sering mengakses situs pertemanan sampai lupa waktu. Namun para orang tua pun tidak bisa
terlalu disalahkan atas penggunaan situs pertemanan yang tinggi karena anak mereka bisa saja
menggunakan telepon genggamnya untuk membuka situs tersebut sehingga luput dari
pengawasan orang tua. Pada dasarnya situs-situs jejaring sosial memiliki batas umur bagi
penggunanya yang ingin mengakses situs tersebut. Jejaring sosial membatasi umur pengguna
yang boleh mengaksesnya yaitu minimal berumur 13 tahun. Statistik menunjukkan bahwa
pengguna jejaring sosial terbanyak di Indonesia yaitu antara usia 23-31 tahun yaitu sebanyak
2.831.060 pengguna.. Penggunaan yang tinggi ini tidak dipungkiri akibat adanya kemajuan
pesat di bidang teknologi. Selain itu, wujud sifat hakekat manusia adalah memilki kemampuan
bereksistensi yaitu kemampuan seseorang untuk menunjukkan “keberadaanya” di antara
manusia yang lain. Dengan adanya situs jejaring sosial seperti jejaring sosial mereka dapat
menunjukkan dirinya pada khalayak luas apalagi sekarang jumlah pengakses situs jejaring
sosial di Indonesia merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan negara lain di Asia
Tenggara. Dengan begitu banyaknya pengguna situs jejaring sosial ini, para pengguna terutama
dari kalangan pelajar remaja menjadi semangat untuk menampilkan dirinya lewat akun mereka
agar bisa dikenal oleh orang banyak.
Pengaruh positif penggunaan jejaring sosial diantaranya adalah banyak para remaja
yang menggunakan jejaring sosial untuk memasarkan iklannya seperti yang dilakukan oleh
salah seorang mahasiswa pembuat keripik pedas yang memasarkan produknya
ke Twitter dan Facebook yang ber merk “Maicih” dan akhirnya sekarang menjadi sebuah kripik
yang sudah tersebar hampir di kota-kota besar di Indonesia. Ada juga jejaring sosial yang
digunakan sebagai sarana bertukar informasi, pengetahuan dan untuk berdiskusi dalam
pembuatan komunitas. Jejaring sosial juga dapat mempererat tali persaudaraan dimana
seseorang dapat tetap saling berkomunikasi walaupun jaraknya jauh.
Akan tetapi jejaring sosial itu juga memberikan dampak yang negatif bagi para
remaja. Banyak para remaja yang kecanduan untuk menggunakan jejaring sosial tanpa
mengenal waktu sehingga menurunkan produktifitas dan rasa sosial diantara remaja pun
berkurang. Banyak para remaja yang lebih suka berhubungan lewat jejaring sosial dibanding
dengan bertemu dengan teman-temannya dan yang lebih parah lagi mereka yang kecanduan
susah untuk berkomunikasi dengan yang lain. Para pelajar juga lebih sering menggunakan
waktu mereka untuk bermain game yang ada pada salah satu jejaring sosial. Jejaring sosial juga
digunakan untuk bisnis prostitusi. Banyak remaja yang tergiur karena pengaruh dari
lingkungannya yang memang ada yang sudah terjun ke dunia hitam dan juga menawarkan
keuntungan yang sangat menjanjikan. Remaja yang sedang labil apalagi suka bermimpi hidup
mewah dengan mudah serta berasal dari keluarga yang berantakan mudah untuk terjerumus
dalam prostitusi di jejaring sosial ini
Untuk mencegah kecanduan penggunaan jejaring sosial solusi yang pertama kali adalah
berusaha untuk membatasi diri, dimana jika sudah kecanduan jejaring sosial, maka harus
membatasi waktu aksesnya, mulai kurangi bermain game dan update status. Mulai mencari
kesibukan yang lain misal seperti bermain bersama teman-teman dalam dunia nyata, ikut
organisasi maupun mengerjakan tugas. Peran orang tua sangatlah penting, walau orang tua
tidak menggunakan jejaring sosial, tetapi orang tua harus lebih menjaga lingkungan dan
pergaulan anak-anaknya dibantu dengan sahabat-sahabat terdekatnya sehingga jika ada
perilaku dari anaknya tersebut berbeda, maka orang tua harus tanggap dan mencoba
menghubungi sahabat-sahabatnya agar tidak lebih berlanjut.
Nama: Reffy Elsa Revanda
Kelas: XI Mia 1
Struktur Teks Eksplanasi ‘Media Sosial’
1. Pernyataan umum : Paragraf 1 - 2
2. Deretan penjelas : Paragraf 3 – 6
3. Interpretasi : Paragraf 7