Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11...

35
K.SUBROTO Melawan Portugis di Malaka Ekspedisi Jihad Demak [ WAJAH MUSLIM JAWA ]

Transcript of Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11...

Page 1: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

K.�SUBROTO

Melawan Portugis di Malaka

Ekspedisi Jihad Demak

[ WAJAH MUSLIM JAWA ]

Page 2: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malaka

K. Subroto

Laporan Edisi 11 / September 2018

ABOUT US

Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS merupakan sebuah lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitikberatkan pada metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis.

Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami,

kirimkan e-mail ke:

[email protected]

Seluruh laporan kami bisa didownload di website:

www.syamina.org

SYAMINA

Page 3: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

3

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI — 3

EXECUTIVE SUMMARY — 4

Reconquesta Penjajah Portugis — 8

Kekuatan Superpower Portugis pada abad XV dan XVI — 13

Kekhalifahan Turki Utsmani, Penyeimbang Kekuatan Portugis yang Semakin Melemah — 15

Aneksasi Portugis Atas Malaka Menggangu Perekonomian Asia Tenggara — 18

Adipati Yunus — 22

Kesultanan Demak — 24

Persiapan Serangan ke Malaka — 25

Strategi Maritim Pati Unus — 27

Jihad ke Malaka ke-2 (1521 M) — 29

Kegagalan Intelijen — 31

Solidaritas dan Kerjasama Melawan Penjajah Portugis — 31

DAFTAR PUSTAKA — 33

Page 4: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

4

Di antara Kesultanan Islam, Kesultanan Demaklah yang paling gigih dan

terus-menerus memerangi penjajah Portugis, hal itu diakui oleh laporan

Portugis sendiri. Selama Portugis menduduki Malaka Demak beberapa

kali mengirim tentaranya, berjihad melawan kekuatan superpower dunia saat itu,

Portugis di Malaka.

Kedatangan orang-orang Portugis ke Malaka awalnya diterima dengan baik

oleh penguasa Malaka pada saat itu, yakni sultan Mahmud Syah. Namun sang tamu

yang dimuliakan tersebut justru memerangi dan merebut semua yang dimiliki tuan

rumah yang menyambutnya. Demikianlah sikap penjajah Katolik Eropa ini, hal yang

sama terjadi di kesultanan Ternate. Saat pertama kali datang di Maluku disambut

dengan baik oleh sultan Ternate dan diperlakukan sebagai tamu dan mitra dagang,

namun ketika tuan rumah lengah menikam dari belakang.

Pada tahun 1511 M, Malaka diinvasi dan berhasil dikuasai oleh Portugis

dibawah jendral Albuquerque. Ekspansi Portugis juga tidak terlepas dari misi untuk

memburu orang-orang Moor (Islam), setelah khilafah Bani Umayah di Spanyol

EXECUTIVE SUMMARY

Page 5: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

5

runtuh dan berakhir dengan jatuhnya kota muslim Granada pada tahun 1492 ke

tangan pasukan Spanyol. Seperti diungkapkan G.R. Elton, Raja Manuel dari Portugis

mempunyai dua agenda dalam ekspansinya di kawasan Asia Timur. Pertama, motif

ekonomi, menginginkan harta kekayaan yang mengalir dari Asia ke Eropa, dan

kedua, ideologi agama (katholik), mencari dan menyerang orang-orang muslim yang

umumnya ada di kawasan Timur, lawan mereka pada perang salib yang berlangsung

sebelumnya.

Portugis yang begitu kuat, menebarkan "teror" di Samudera Hindia. Satu-

satunya kekuatan yang sanggup menghadapinya adalah Kekhilafahan Utsmaniyah

(mereka terlibat nyaris di semua pertempuran melawan Portugis pada abad ke-

16). Dengan keunggulan kapal dan persenjataan Portugis telah menjadi kekuatan

superpower dunia saat itu yang hampir tak ada tandingannya.

Sedangkan Turki Utsmani yang menjadi musuh utamanya saat itu mempunyai

kelebihan dalam hal jumlah personel militer namun seiring waktu kalah dalam hal

senjata dan perkapalan. Utsmaniyah mampu melakukan pengepungan terhadap

Portugis dalam berbagai kesempatan selama abad ke-16. Misalnya, jumlah pasukan

Utsmaniyah yang mengepung Mazagão (1562) di Maroko sangat banyak: 100.000

prajurit yang didukung oleh 50.000 kavaleri.

Portugis semakin tak tertandingi dengan semakin melemahnya kekhilafahan

Turki Utsmani. Salah satu penyebabnya karena kemunduran ekonomi dialami

Turki (hal yang sengaja diusahakan oleh Portugis untuk menghancurkan ekonomi

Utsmani). Sejarawan India P. Malekandathil mengatakan "Upaya Portugis untuk

memonopoli perdagangan di Timur dengan menyalurkan komoditas ke Eropa

melalui rute Cape dimulai dengan menghantam Utsmaniyah serta mengurangi

aliran kekayaan ke Utsmaniyah.

Sejak berhasil merebut Goa (India) pada 1498, Portugis mulai menghadang

kapal-kapal Turki dan armada Arab dari perairan antara Goa dan Madagaskar.

Penaklukan Goa oleh Portugis telah membuka pintu baginya menuju Malaka,

kemudian ke kepulauan rempah-rempah Maluku.

Pada perempat terakhir abad ke-15, setelah menguasai Mesir, armada

perdagangan Turki dan pedagang-pedagang Muslim Arab serta Gujarat bersama

para pedagang Melayu, Cina dan Asia Tenggara mulai melayari kepulauan rempah-

rempah. Mereka secara bersama-sama berhasil mengembangkan Pelabuhan Malaka

menjadi menjadi bandar transit bagi perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara.

Pala dan fili dari Banda, cengkih dan kayu manis dari Maluku, lada dari Banten dan

Sumatera, serta rempah-rempah lain dari Kalimantan dan beras dari Jawa, sutera

dan porselen dari Cina, hasil-hasil tekstil dari India, Jepang, serta lainnya, cukup

tersedia di Bandar Malaka.

Selat Malaka begitu ramai dengan banyaknya kapal-kapal yang berlayar. Selat

Malaka merupakan jalur pelayaran dan perdagangan yang menghubungkan Eropa

dan Asia Tengah ke kawasan Cina dan Asia Tenggara. Malaka juga merupakan kota

dagang yang ramai disinggahi kapal-kapal asing yang mencari barang dagangan

untuk dijual ke Eropa.

Page 6: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

6

Penguasaan Portugis atas Malaka membuat kekacauan sistem perdagangan

di Asia, karena tidak adanya pelabuhan sebagai pusat untuk melakukan transaksi

kekayaan yang ada di Asia, selain itu menimbulkan tidak adanya negara Malayu yang

menjaga ketertiban di Selat Malaka serta keamanan untuk jalur perdagangan.

Agresi portugis dan monopoli perdagangan yang dilakukannya di Malaka

menimbulkan kebencian dan menyulut api kemarahan para saudagar Islam. Para

saudagar Islam tidak mau lagi melakukan perdagangan ke Malaka. Jalur perdagangan

diganti atau dialihkan ke pantai pesisir utara Jawa, mencakup Madura, Ampel

Denta (Surabaya), Gresik, Tuban, Jepara Demak, Cirebon, Sunda Kelapa, Banten,

Palembang, Aceh dan Pasai. Hikmahnya dakwah Islam semakin menyebar di seluruh

kawasan pesisir Asia Tenggara.

Keberadaan Portugis di Malaka sangat menggangu aktifitas perdagangan dan

pelayaran pedagang-pedagang Islam, termasuk Demak, lebih-lebih karena ekspansi

Portugis selain didorong oleh motif ekonomi komersial juga didorong oleh misi

agama yaitu meneruskan Perang Salib melawan orang-orang Islam.

Penguasaan Portugis atas Selat Malaka yang kemudian memonopoli

perdagangan dan menyebarkan agama Kristen menyebabkan kepentingan banyak

Kesultanan Islam terganggu, termasuk Kesultanan Demak, yang menjadi kekuatan

dominan yang menguasai Jawa saat itu. Setelah mendapat mandat dari ayahnya,

yakni Sultan Fatah, dalam waktu setahun Pati Unus mempersiapkan armada-

armadanya untuk diberangkatkan ke Malaka untuk mengusir penjajah Portugis.

Monopoli Portugis sebenarnya tidak didukung modal yang besar, tetapi

dibangun dengan intrik-intrik politik dan kekuatan Militer. Intrik politik yang

dilakukan bahkan kadang terlalu kasar dan kotor. Portugis memainkan intrik-intrik

politik dengan membodohi dan menipu para sultan dan pemimpin lokal di daerah-

daerah yang di kuasai. Dengan monopoli, Portugis bisa membeli barang dagangan

dengan harga murah, bahkan kadang diambil paksa dan tidak dibayar sama sekali.

Perlawanan Pati Unus terhadap Portugis yang pertama ini dilakukan sebelum

ia menjadi Sultan di Demak, melainkan ketika ia masih menjabat sebagai Adipati di

Jepara. Karena Pate Unus tidak menetap di Demak, melainkan di Jepara, maka Tome

Pires mengira Adipati Unus bukanlah Putra Mahkota atau bukan anak kandung dari

Sultan Fattah.

Tome Pires juga memujinya sebagai Raja Jawa yang paling terkenal karena

kekuatanya dan pergaulannya yang baik dengan rakyatnya. Bahkan Tome Pires

menyebut Pati Unus hampir sebesar Raja Demak, sekalipun Jepara berada di bawah

Demak, yang mempunyai lebih banyak penduduk.

Pada abad XVI Demak merupakan kerajaan Islam terkuat di pulau Jawa

dan memegang hegemoni di antara kota-kota pantai Utara Jawa. Pengaruh politik

kerajaan Demak dalam hubungan dengan berbagai bangsa sangat besar. Kerajaan

Demak merupakan juru bicara di kawasan Asia Tenggara yang sangat disegani.

Sebagai Negara Adidaya di kawasan Asia Tenggara Demak menempatkan duta besar

kerajaannya di berbagai Negara seperti Johor, Pasai, Gujarat, Turki, Parsi, Arab dan

Mesir.

Page 7: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

7

Sebagai bentuk kepedulian antar kerajaan Islam, Sultan Fattah memerintahkan

Adipati Unus untuk memerangi Portugis dengan membawa 100 kapal Jung dengan

mengangkut pasukan perang sebanyak 12.000 tentara. Dalam upaya melakukan

penyerangan ini Adipati Yunus ditunjuk sebagai panglima perang, Pati Unus

membawahi armada gabungan dari Jawa (Demak, Cirebon dan Banten), selain itu

juga pasukan tambahan dari Palembang.

Penggalangan pun berhasil dilakukan. Palembang, Jepara, Cirebon, dan

Johor bersedia membantu Pati Unus untuk menyerang Malaka. Puluhan telik sandi

(intelijen) juga dikirim ke Malaka yang kemudian dapat memobilisir pedagang-

pedagang Jawa di sana. Pada Januari 1513 M Pati Unus mencoba memberikan kejutan

berupa serangan dadakan kepada orang-orang Portugis di perairan kerajaan Islam

Malaka. Pati Unus membawa 5000 pasukan kemudian ditambah pasukan bantuan

dari Palembang hingga jumlahnya menjadi kurang lebih 12.000 pasukan.

Namun sayang, seluruh strategi Pati Unus dapat diketahui dengan jelas

oleh Portugis. Seorang Tome Pires, yang awalnya merupakan juru catat Alfonso

d’Albuquerque menjelma menjadi intelijen yang tangguh dan menguasai seluruh

data musuh. Serangan pertama berhasil dihadang musuh. Serangan kedua Demak

terjadi pada tahun 1521. Serangan kedua ini juga dipinpin Adipati Unus yang telah

menjadi Sultan Demak. Namun serangan kedua ini juga berhasil ditangkis penjajah

Portugis. Bahkan yang Sultan dan panglima perang, Adipati Yunus gugur di medan

juang melawan penjajah Portugis.

Ratu Kalimanyat dari Jepara juga meneruskan perjuangan pendahulunya,

memimpin pasukan Islam guna menghancurkan kedudukan Portugis di Malaka.

Selama memimpin Jepara, yang kala itu merupakan bagian dari wilayah kekuasaan

Kesultanan Demak, setidaknya dua kali Ratu Kalinyamat mengirimkan pasukan

dan armada tempur dalam jumlah besar ke Malaka untuk mengusir Portugis.

Yang pertama adalah bala bantuan untuk Kesultanan Johor, dan yang kedua atas

permohonan Sultan Aceh Darussalam.

Saat itu posisi Portugis di Asia Tenggara mulai melemah karena serangan

dari beberapa kerajaan Islam terhadap kekuatan Portugis di Malaka dan Maluku.

Portugis di Malaka menghadapi serangan dari Kerajaan Johor, Aceh dan Jepara (Ratu

Kalinyamat). Pada tahun 1550 Ratu Kalinyamat mengirim 4.000 tentara Jepara dalam

40 buah kapal memenuhi permintaan Sultan Johor untuk membebaskan Malaka dari

kekuasaan bangsa Eropa. Pasukan Jepara itu kemudian bergabung dengan pasukan

Persekutuan Melayu hingga mencapai 200 kapal perang.

Pada tahun 1573, Sultan Aceh juga meminta bantuan Ratu Kalinyamat untuk

menyerang Malaka kembali. Ratu mengirimkan 300 kapal berisi 15.000 prajurit

Jepara. Kesultanan Ternate juga membantu Aceh dan Demak menyerang Portugis

di Malaka. Armada tempur Ternate cukup besar, salah satunya berkat bantuan

persenjataan dari Turki Usmani.

Page 8: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

8

Sebuah laporan Portugis menyatakan, bahwa di antara raja-raja yang telah

masuk Islam, raja Kesultanan Demaklah yang paling gigih dan terus-menerus

memerangi orang Portugis, yang dipandang sebagai orang Kafir. Ketika Malaka

diinvasi dan jatuh ke dalam kekuasaan Portugis pada tahun 1511, Raden Fatah

mengirimkan putranya, Adipati Unus untuk memimpin pasukan Islam dari Demak

guna menghancurkan kedudukan Portugis di Malaka.1

Terjadinya perlawanan terhadap Portugis oleh kerajaan Demak diawali oleh

penguasaan bangsa Portugis atas Malaka. Sebenarnya, kedatangan mereka atas

perintah raja Portugis dibawah pimpinan Diego Lopez de Squera pada tahun 1509

M untuk melakukan perjanjian dengan penguasa-penguasa di Malaka. Perjanjian

ini dimaksudkan untuk memperoleh perizinan untuk melakukan perdagangan yang

menguntungkan kedua belah pihak.2

Kedatangan orang-orang Portugis ke Malaka awalnya diterima dengan baik

oleh penguasa Malaka pada saat itu, yakni sultan Mahmud Syah. Namun, setelah

komunitas dagang Muslim Internasional memberi pemahaman bahwa Portugis

akan membahayakan kerajaan Malaka, sultan Mahmud Syah akhirnya sadar dan

melakukan perlawanan dengan cara menawan beberapa orang Portugis. Namun,

kapal yang mereka gunakan berhasil kabur ke arah barat, sebelum Sultan Mahmud

menyerang kapal tersebut. Kemudian pada tahun 1511 M, Malaka diinvasi dan

berhasil dikuasai oleh Portugis dibawah jendral Albuquerque.3

Reconquesta penjajah PortugisAkhir abad ke-15 adalah masa petualangan orang-orang Eropa. Orang-orang

Eropa yang melakukan petualangan dengan cara pelayaran salah satunya adalah

1 Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2010, hlm. 65.2 MarwatiDjoenedPoesponegoro,et.al,Sejarah Nasional Indonesia, jilid III (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), h.3533 M.C.Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008,terj.TimPenerjemahSerambi(Jakarta: Serambi,2007),

h.72.

Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malaka

Wajah Muslim Jawa

Page 9: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

9

Bangsa Portugis. Pelayaran orang-orang Portugis ini diarahkan kewilayah bagian

Timur. Secara singkat pelayaran yang dilakukan orang-orang portugis ini memiliki

beberapa tujuan yakni, mencari pengalaman, mencari uang dan menyebarkan

agama Katolik (Kristen Katolik).4

Pada tahun 1488 M, pelayaran dirintis oleh seorang pangeran Portugis yang

bernama pangeran Hendrik. Pangeran Hendrik melakukan pelayaran ke Tanjung

Harapan di ujung selatan Afrika. Dengan adanya penemuan Tanjung Harapan ini

membuka jalan untuk orang-orang Portugis melakukan pelayaran ke negara-negara

diwilayah Timur melalui pantai Timur Afrika. Beberapa tahun kemudian setelah

penemuan Tanjung Harapan, tepatnya pada bulan Juli tahun 1497 Vasco Da Gama

melakukan pelayaran ke wilayah-wilayah Timur dengan membawa empat buah

kapal yang berisi sekitar 170 awak termasuk penerjemah yang berbahasa Arab.5

Awal mula armada Portugis mengarungi Samudera Atlantik adalah berlayar

menyusuri Sungai Tagus yang bermuara ke arah Samudera, kemudian dari Samudera

Atlantik melewati Tanjung Harapan (Cape of Hope), Afrika dan melanjutkan pelayaran

sampai ke Selat Malaka.

Dari Selat Malaka, armada tersebut melanjutkan penjelajahannya ke Kepulauan

Maluku untuk mencari rempah-rempah yang saat itu sebagai komoditas yang setara

dengan emas kala itu untuk dikirim ke Eropa. Tujuan Portugis memulai petualangan

ke timur dapat diringkas dalam tiga kata bahasa Portugis, yaitu feitoria, fortaleza, dan

igreja (gold, gospel, and glory).6

Salah satu faktor terpenting yang mendorong orang Eropa berlayar ke Timur

adalah semangat Reconquesta. Reconquesta adalah semangat bangsa Eropa untuk

memerangi kekuasaan Islam di seluruh dunia. Selain itu, reconquesta juga diartikan

sebagai usaha orang-orang Kristen di Spanyol Utara untuk merebut kembali Spanyol

dari orang-orang Islam.7 Penguasaan orang Muslim atas Spanyol kurang lebih

delapan abad, yakni sejak masa pemerintahan khalifah Walid bin Abdul Al-Malik

(705-715 M), salah seorang dari bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.8

Seperti yang diungkapkan oleh Ricklefs “Atas dorongan pangeran Henry (w.1460)

dan para pelindung lainnya, para pelaut serta petualang Portugis memulai pencarian

panjang mereka menyusuri pantai barat Afrika untuk menemukan emas, memenangi

pertempuran, dan meraih jalan mengepung lawan yang beragama Islam”9

Secara tidak langsung ungkapan Ricklefs tersebut berkaitan dengan istilah 3G,

meskipun ia sendiri tidak menggunakan istilah tersebut. Namun, substansi yang ada

dalam ungkapan Ricklef tersebut sama persis, yakni:

1. Menemukan emas dapat disejajarkan dengan gold. Dengan demikian tujuan

pertama yakni mendapatkan keuntungan yang besar atau dilambangkan dengan

4 SlametMuljana,Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Indonesia, 203.5 Lihat:MichaelHart,100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia terj.KenNdarudanM.Nurul Islam(Jakarta:

NauraBooks,1992),441.6 Jurnal Maritim, Serangan Pati Unus di Selat Malaka, http://jurnalmaritim.com/2015/01/belajar-dari-

kegagalan-serangan-pati-unus-di-selat-malaka/7 VandenEnddanChristiandeJonge,Sejarah Perjumpaan Gereja dan Islam (Jakarta:GunungMulia,1997),93.8 ImamFu’adi,Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II (Yogyakarta:Teras,2012),21.9 Ricklefs,Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, 41.

Page 10: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

10

emas. Keuntungan tersebut diambil dari perdagangan rempah-rempah, dengan

mengambil rempah-rempah dengan harga yang murah di Maluku kemudian menjual

dengan harga yang tinggi di Eropa.

2. Memenangi pertempuran dapat di sejajarkan dengan glory (kejayaan).

Kejayaan disini diartikan sebagai perluasan wilayah yang dilakukan oleh para pelaut

Portugis. Kejayaan juga dapat diartikan sebagai pencarian daerah jajahan di wilayah

Asia Tenggara yang kaya akan rempah-rempah. Meraih jalan untuk mengepung

lawan yang beragama Islam dapat disejajarkan dengan gospel (penyebaran agama).

Portugis merupakan negara dengan agama Nasrani yang kuat maka dari itu misi

pelayaran Portugis ke daerahdaerah singgahan juga disertai misi penyebaran agama.

Hal ini terlihat di daerah Maluku yang pada saat itu dipengaruhi agama Nasrani.10

Peta wilayah Samudra Hindia, Afrika dan Arabia yang dibuat oleh Portugis11

Bagi Portugis, terdapat dua alasan untuk menjelaskan kemajuan mereka di bidang

pelayaran. Pertama, ekspansi bangsa Lusitania ini didukung oleh pemimpinnya

saat itu yaitu Raja Henry ‘Si Pelaut’ (1394-1460 M) yang mendorong pelaut-pelaut

Portugis untuk melakukan penemuan daerah baru. Kedua adalah pengejaran

terhadap orang-orang moor (Islam) pasca perang salib. Kebencian terhadap Islam

terjadi karena dendam bangsa Portugis dan Spanyol yang sempat dikuasai lima abad

lamanya (700-1250 M) oleh bangsa Muslim dari Afrika Utara. Untuk mewujudkan hal

10 AbdulRohim, Perlawanan Demak Terhadap Portugis 1513-1527 M,FakultasAdabDanHumanioraUniversitasIslamNegeriSunanAmpelSurabaya2017,h.60-61

11 Sumbergambar:https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Portuguese_map_of_the_Indian_Ocean,_Africa_and_Arabia.jpg https://www.reddit.com/r/MapPorn/comments/6zpwr5/the_map_of_india_arabia_the_horn_of_africa_the/

Page 11: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

11

tersebut Raja Henry berusaha untuk mengembangkan perdagangan Portugis dengan

cara menguasai perdagangan rempah-rempah.12

Andaya menyebut bahwa tujuan para fidalguia13 di asia ada tiga: (1) untuk

melanjutkan perang melawan Islam (moor) ke wilayah-wilayah kekuasaan bangsa

moor; (2) untuk meningkatkan harkat dan martabat mereka dengan pencapaian

prestasi peperangan atau pengabdian yang luar biasa pada raja Portugis; (3)

memperkaya diri dan menjamin kelangsungan status dan gaya hidup mereka dan

keluarganya.14

Kebiasaan Portugis menyebut semua Muslim yang mereka temui sebagai

'Moor' yang diidentikkan dengan bangsa Muslim Maroko di Afrika utara yang selama

ini mereka musuhi. Maka ketika bertemu muslim di Mindanao mereka sebut sebagai

orang moor (Mouros).15 Sebutan itu berlangsung sampai sekarang, bangsa muslim di

Mindanau disebut sebagai orang Moro.

Masa itu, Raja Portugis adalah pelindung gereja Katolik Roma. Walaupun

gereja adalah institusi mandiri, tetapi Raja Portugis mempunyai kontrol yang absolut

atasnya. Hal ini terjadi karena separoh dari seluruh pembiayaan gereja berasal dari

kerajaan. Portugis tidak terpengaruh dengan reformasi Protestan di Jerman, Belanda

dan negara Eropa lainnya. Ia menjadi ujung tombak misi Katolik Roma abad 16 yang

mengembangkan the Society of jesus (Jesuit). Raja kemudian merekrut Xavier sebagai

pembabtisnya ketika akan melakukan misi penginjilan di daerah jajahan yang baru

dikuasanya seperti India, Malaka dan Maluku. Francis Xavier adalah salah seorang

pendiri Jesuit bersama dengan Ignatius Loyola.

Ekspansi Portugis juga tidak terlepas dari misi untuk memburu orang-orang

Moor (Islam), setelah khilafah Bani Umayah di Spanyol mulai runtuh dan berakhir

dengan jatuhnya kota kaum muslim Granada pada tahun 1492 ke tangan pasukan

Spanyol. Seperti diungkapkan G.R. Elton, Raja Manuel dari Portugis mempunyai

dua agenda dalam ekspansinya di kawasan Asia Timur. Pertama, ideologi agama

menginginkan pembagian perdagangan yang mengalir dari Asia ke Eropa, dan

kedua, menyerang dan memberi pukulan langsung pada orang-orang muslim yang

menjadi musuhnya pada perang salib yang berlangsung sebelumnya.

Menurut Raja Manuel, perang hendaknya tidak menghalangi untuk

mengambil keuntungan dari perdagangan, perang dan perdagangan bisa berjalan

bersama. Perang terhadap muslim di Asia Timur yang dilancarkan Portugis berarti

juga serangan terhadap Arab yang sudah memiliki cengkeraman yang kokoh dalam

perdagangan di kawasan itu.16

Pemikiran raja manuel tersebut menjadi pedoman bagi seluruh aparat

portugis, terutama para pimpinan armada dan militer. Dengan dasar doktrin ini

12 ChevianoE.Alputila,Pasang Surut Penyebaran Agama Katolik Di Maluku Utara Pada Abad 16-17,KapataArkeologiVolume10Nomor1,BalaiArkeologiAmbonJuli2014,hlm.2

13 Atau fidalgosebutanuntukkaumbangsawanEropa14 Leonard Y. Andaya, Dunia Maluku, Indonesia Timur Pada Zaman Modern Awal, edisi terjemah Bahasa

Indonesia,PenerbitOmbak2015,hlm.25-2615 C.R.Boxer,The Portuguese Seaborne Empire 1415-1825,TheHistoryOfHumanSociety,GeneralEditor:J.H.

Plumb,HutchinsonofLondon,hlm.4416 EltonG.R.,The new Cambridge Modern History, VolII,(CambridgeattheuniversityPress,1968),hlm592

dalamM.AdnanAmal,Portugis dan Soanyol Op.Cit., hlm.125-126

Page 12: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

12

pula pelayaran-pelayaran ke India dimulai Vasco da Gama pada 1498, disusul ke

Afrika Timur dengan menduduki swabuli, dan dari Somalia ke Safala yang menutup

hubungan Arab-India melalui Tanjung Harapan dan Teluk Persia. Pada tahun 1500

Portugis telah berada di Kilwa dan Mombasa, Malindi serta Pate di Afrika Timur.

Setelah Goa diduduki, Gujarat, Chocin dan Ormuz (1515) yang berpenduduk muslim

juga mengalami nasib yang sama.17

Perlu dicatat, bahwa imperialisme yang dilakukan bangsa Barat terhadap

berbagai bangsa di dunia dan Asia Tenggara khususnya lahir dari perjanjian

Tordesilas di Spanyol 7 Juni 1494. Dalam perjanjian ini Paus Alexander VI memberikan

kewenangan pada Portugis untuk menguasai dan mengekploitasi dunia Belahan

Timur dan Spanyol diberikan kewenangan untuk menguasai dunia bagian Barat.18

Dengan mencetuskan perjanjian ini, Paus Alexander VI menyetujui dan

membenarkan imperialisme dengan tujuan: Gold (emas), dengan menjajah akan

memperoleh kekayaan yang dirampas dari tanah jajahan. Gospel (misi penyebaran

agama katolik), di tanah jajahan akan dikembangkan agama Katolik. Glory

(kejayaan), dengan keberhasilan memperoleh Gold dan Gospel, Negara penjajah

akan memperoleh kejayaan.

Saat itu, Paus juga mengajarkan bahwa bangsa-bangsa di luar Negara Vatikan

yang tidak beragama Katolik dinilai sebagai bangsa yang biadab. Maka, Negara atau

wilayah tersebut diangggap sebagai wilayah kosong tanpa pemilik (terra nullius),

sehingga boleh dikuasai Portugis dan Spanyol.

Berangkat dari keyakinan tersebut, maka dalam praktik pengembangan agama

Katolik dibenarkan praktik perbudakan, penindasan, dan bahkan pemusnahan suatu

bangsa (genosida) serta berbagai tindakan yang bertentangan dengan kemanusiaan

dan keadilan demi misi suci (mission sacre) Katolik.

Di wilayah yang dilalui pelayaran Kerajaan Katolik Portugis terjadi bencana

kemanusiaan. Hal itu terjadi karena motivasi pelayaran mereka bukan berniaga

sebagaimana pelayaran yang sebelumnya lazim dilakukan di Asia dan Afrika. Tetapi

motivasi mereka adalah reconquita dores (penaklukan terhadap muslim). Ketika

portugis sampai di Goa India, mereka baru menyadari bahwa Negara sumber

rempah-rempah yang selama ini dicari bukan India melainkan Kepulauan Maluku

dan sekitarnya.19

Menurut Jane I. Smith; Dengan jatuhnya Granada ke tangan orang kristen,

tahun 1494 M. dari umat Islam, hilanglah toleransi beragama dan kedamaian

dalam berniaga. Timbullah penindasan di luar kemanusiaan. Umat Islam dipaksa

untuk pindah agama Kristen. Jika tidak mau murtad harus meninggalkan Spanyol.

Namun tidak boleh membawa putra-putrinya. Umumnya mereka tidak sanggup

meninggalkan putra-putrinya, mereka memilih masuk Kristen.Apabila tidak

mau pindah agama Kristen dibakar hidup-hidup atau autodafe. Selain itu juga

17 MAdnanAmal.Portugis dan Spanyol. Op.Cit.hlm.12618 HansW.Weigertet.al.1957.Principle of Polilitical Geography. Apleton NewYork,hlm.254.DalamAhmad

MansurS.Api Sejarah 1. Hlm.158.19 AhmadMansurSuryanegara,Api Sejarah 1,PenerbitSuryaDinastiBandung.Edisirevisi2015.Hlm.158-160

Page 13: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

13

dibangkitkan di seluruh Spanyol gerakan Anti Semitisme.Artinya Anti Islam dan

Yahudi. Yang hal ini tidak pernah terjadi pada masa Islam20.

Kekuatan Superpower Portugis pada abad XV dan XVIPortugis merupakan bangsa Eropa pertama yang menjangkau kawasan Timur

(Asia) melalui laut. Pada tahun 1498, Portugis membuka jalur pelayaran ke Timur.

Vasco da Gama, pemimpin ekspedisi tersebut, sering disebut sebagai perintis sejarah

pelayaran Eropa ke Asia Timur. Periode ini dapat disebut pula sebagai awal Abad

kekuatan Maritim Eropa.

Melalui tanjung harapan Portugis dengan cepat menampakkan kekuatan

maritimnya di Laut Arabia dan menaklukkan armada dagang musuh utamanya,

bangsa Moor di Dice serta menjarah kapal-kapal dagang mereka dan menduduki

sejumlah negeri di kawasan Teluk.

Setelah menang di Perjanjian Tordesilas21 Portugis dengan cepat memiliki

banyak basis penting di kawasan Timur: Malaka (1511) -pasar rempah-rempah

utama, sebuah gerbang untuk masuk ke arah Timur dari Eropa; Ambon (1537),

Ternate (1530) dan Tidore (1578); Makau (1557) di Cina, dimana mereka membentuk

rute yang menguntungkan yaitu Macao-Jepang untuk sementara waktu. Dengan

"lebih dari lima puluh benteng dan pabrik, di sepanjang Sofala [pelabuhan di pantai

tenggara Afrika] sampai Nagasaki"22

Senapan lontak Portugis pada abad ke-1623

20 JaneI.Smith,Islam and Christendom Historical, Cultural and Religious Interaction from The Seventh to The Fifteenth Centuries. Dalam;JohnL.Esposito(Ed).1999.The Oxford History of Islam. OxfordUniversityPress,NewYork,hlm.344. dalam;AhmadMansurS.ApiSejarah1,Op.Cit,hlm.158-159

21 PerjanjianantaraPortugisdanSpanyolyangdiprakarsaiolehPausKatholikyangmembagiduniamenjadiduabagianmasing-masinguntukSpanyoldansisanyauntukPortugis.PerjanjianiniseringdisebutsebagaitonggakawalpenjajahanEropaatasbangsadiAsiadanwilayahlainnya

22 NguyenThiHaThanh,European Trade on the Far East and the Mercantile Relationship with Vietnam from the 16th to 19th Century, hlm.354

23 Military museum in Buçaco,Mealhada Portugal, https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Museu_Militar_do_Bucaco_(19).JPG

Page 14: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

14

Menurut profesor John C. Marshman, "selama abad keenam belas kekuatan

maritim Portugis menjadi yang paling tangguh di belahan timur, meneror setiap

negara di daerah pesisir."24 Menurut sejarawan kekuatan maritim ini menjadikan

Portugis sebagai World Power pertama dalam sejarah dan terdepan dalam Ekonomi

Global sejak akhir abad ke-15 hingga ke-16 karena Emas Afrika dan rempah-rempah

Asia.25 Otoritas terkemuka Charles Boxer menyimpulkan mengenai Kekaisaran

Portugis: "Pada abad ke-16, Portugis mendominasi sebagian dari Planet ini dan

perdagangannya lebih unggul dibanding negara lainnya". "Celakanya bagi negeri

Timur, Portugis mewarisi ketangkasan militer abad pertengahan dan mencapai

puncaknya sejak fase terakhir abad pertengahan ... kapal-kapal mereka memiliki

artileri terbaik yang pernah dihasilkan di Eropa."26 Sejak tahun 1498, para kapten

seperti Vasco da Gama, Pedro Álvares Cabral, Francisco de Almeida, dan Alfonso de

Albuquerque turut memecut ambisi yang tumbuh dalam kekaisaran yang kuat ini.

Meriam perunggu Portugis27

Pembangunan benteng adalah elemen kunci lain dalam keberhasilan Portugis

di Samudera Hindia. Benteng-benteng ini adalah senjata yang serbaguna yang

mampu melindungi dan mengamankan lautan maupun daratan yang dikendalikan

oleh Portugis. Penulis Roger Crowley, mengatakan "keahlian teknologi dalam

pembangunan benteng .... memfasilitasi bentuk baru kekaisaran samudra jarak jauh,

yang mampu mengendalikan perdagangan dan sumber daya melintasi jarak yang

sangat jauh." Liam Matthew Brockey berpendapat sama, mengatakan bahwa "Orang-

orang Portugis merencanakan benteng mereka dengan baik ... mengadopsi ide-ide

terbaru untuk benteng pertahanan....Mereka sangat sulit ditumpas dan memberikan

Portugis kekuatan pertahanan yang hebat." Portugis mampu mengendalikan situs-

24 Marshman, JohnClark, History of India from the Earliest Period to the Close of the East India Company's Government.CambridgeUniversityPress.

25 Midlarsky,Manus(2000).Handbook of War Studies II.EUA:UniversityofMichigan.hlm.31526 Boxer,Charles(1973).The Portuguese Seaborne Empire 1415-1825.England:Penguin.hlm.11,1327 Meriaminidiangkatdarilautpadatahun1977dansekarangdisimpandiMuseumPangeranAlfreddiPort

Elizabeth.Sumbergambar:https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Miracle_cannon.jpg

Page 15: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

15

situs penting dan kemudian melaksanakan "penguasaan atas benteng-benteng

utama Samudra Hindia."28

Benteng Portugis Jesus di Mombasa29

Tanah Timur yang berbatasan dengan Samudra Hindia dan Afrika melihat

lanskap mereka diubah sepenuhnya oleh pembangunan kastil batu Eropa yang

dilengkapi dengan meriam perunggu yang sangat efisien dan pasukan artileri yang

berpatroli di pantai tersebut. Benteng Jesus di Mombasa adalah salah satu yang

paling menonjol dari jenisnya selain benteng-benteng di Goa dan Diu yang masih

berdiri sampai saat ini.

Benteng-benteng itu tidak hanya mengesankan dalam hal konstruksi militer

tetapi juga mampu menahan pengepungan panjang dan daya tahannya yang luar

biasa. Kemenangan Portugis atas kekuatan besar Utsmaniyah-Gujarat dalam

Pengepungan Pertama dan Kedua Diu (1538 dan 1546) dianggap sebagai salah satu

yang paling penting, terutama karena benteng tersebut dirancang secara militer dan

kastil yang kuat yang dibangun oleh Orang Eropa.

Kekhalifahan Turki Utsmani, Penyeimbang Kekuatan Portugis Yang Semakin MelemahPortugis yang begitu kuat menebarkan "teror" di Samudera Hindia. Satu-satunya

kekuatan yang sanggup menghadapinya adalah Kekhilafahan Utsmaniyah (mereka

terlibat nyaris di semua pertempuran melawan Portugis pada abad ke-16). Tetapi

sejak awal abad ke-16, kekuatan Muslim ini sudah mengalami banyak kemunduran,

termasuk ekonomi akibat kedatangan orang Eropa pertama. Sejarawan India P.

Malekandathil mengatakan "Upaya Portugis untuk memonopoli perdagangan di

Timur dengan menyalurkan komoditas ke Eropa melalui rute Cape dimulai dengan

28 Lincoln,Payne(2013).The sea and civilization : a maritime history of the world.USA:PenguinRandomHouseCompanies.hlm.412 Brockey,LiamMatthew, Portuguese Colonial Cities in the Early Modern World.Routledge

29 Dari:https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Fort_Jesus,_Mombasa.png

Page 16: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

16

menghantam Utsmaniyah serta mengurangi aliran kekayaan ke Utsmaniyah."30

Sebagai akibatnya, Kesultanan memulai deretan perlawanan untuk menangkal

kekuatan Portugis di Samudera Hindia dan di daerah pesisir. Utsmaniyah "mencium

marabahaya politik di lingkungan mereka.

Hingga 1515, Eropa menjadi musuh utama Turki yang berasal dari Barat.

Tetapi pada tahun tersebut dengan penaklukkan Hormuz (yang terletak di timur

Kesultanan) oleh orang Lusitan, Utsmaniyah menyadari mereka telah dikelilingi oleh

orang-orang Eropa, yang sebenarnya adalah sinyal peringatan kepada Utsmaniyah.

Tekanan ekonomi yang terus terjadi serta ancaman-ancaman politik yang muncul

dari ekspansi Eropa membuat Utsmaniyah mengalihkan perhatian mereka ke

wilayah politik Samudra Hindia."31 Turki menganggap Portugis sebagai ancaman

besar terhadap monopoli mereka di daerah tersebut. Profesor G. Casale menyatakan:

Utsmaniyah melancarkan "perlawanan ideologis, militer dan perdagangan secara

sistematis melawan Kekaisaran Portugis, pesaing utama mereka dalam rangka

menguasai rute perdagangan maritim di Asia."32

Utsmaniyah mampu melakukan pengepungan terhadap Portugis dalam berbagai

kesempatan selama abad ke-16. Misalnya, jumlah pasukan Utsmaniyah/Arab

yang mengepung Mazagão (1562) di Maroko sangat banyak: 100.000 prajurit yang

didukung oleh 50.000 kavaleri, menurut sumber utama Portugis yang diceritakan

oleh Agostinho Gavy de Mendonça, seorang prajurit dan kroni yang selamat dari

pengepungan tersebut. Sekali lagi, kualitas militer benteng tersebut sangat penting

bagi kemenangan Portugis. Si kroni mengatakan "25.000 musuh terbunuh selama

pengepungan tersebut."33 Pengepungan terkenal lainnya dengan hasil sama adalah

Pengepungan Malaka (1568), Pengepungan Hormuz (1552), Pengepungan Bahrain

(1559) dan lainnya.

Dengan kekuatan militernya yang dominan, khususnya pada abad ke-14,

Utsmaniyah mampu mengendalikan wilayah yang luas, membangun hubungan

diplomatik dan mengumpulkan pasukan untuk pertempuran mereka. Di Timur,

khususnya, mereka mendekati masyarakat dan mempersilahkan mereka untuk

membangun aliansi yang kuat untuk berjuang dalam perang. Sebenarnya, "Dinasti

Utsmaniyah pada abad ke-15 dan ke-16 mampu mengumpulkan tentara yang lebih

banyak daripada negara-negara Eropa Barat lainnya."34

Utsmani memiliki keunggulan yang luar biasa tidak hanya dari dalam kerajaan

saja tetapi juga dari kalifah muslim lainnya yang sangat mendukung mereka, juga

sebaliknya. Utsmani mampu mengumpulkan tentara dalam jumlah besar dari

luar Kesultanan.35 Ini terbukti saat penaklukan Konstantinopel: "Sultan Mehmed

30 Malekandathil,Pius (2010).Maritime India - Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean.Delhi:PrimusBooks.hlm.110

31 Malekandathil,Pius (2010).Maritime India - Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean.Delhi:PrimusBooks.hlm.113

32 Casale,Giancarlo.The Ottoman Age of Exploration.OxfordUniversityPress.33 Mendonça,AgostinhodeGavyde(1890).Historia do cerco de Mazagão. ImpressonaTyp.docommerciode

Portugal34 Rasler,KarenA.;Thompson,WilliamR.The Great Powers and Global Struggle, 1490-1990.UniversityPressof

Kentucky35 Rasler,KarenA.;Thompson,WilliamR.(2015).The Great Powers and Global Struggle, 1490-1990.University

PressofKentucky.

Page 17: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

17

II mengepung kota tersebut pada awal April dengan kekuatan 75.000 dan 100.000

pasukan dan sebuah armada besar. Kekuatan tentara yang besar ini sangat jauh jika

dibandingkan dengan jumlah tentara Eropa yang mempertahankan kota tersebut:

"Itu merupakan pertahanan garnisun yang buruk, di bawah Kaisar Konstantinus XI

Palaiologos, berjumlah sekitar 8.000 orang." 36

Demikian pula, Kekaisaran Portugis memiliki jumlah pasukan yang sangat

terbatas dan jarang didukung oleh sekutu-sekutu penting di Timur. Portugal, saat itu

memiliki sekitar 1 juta orang, dan dengan ditemukannya Brasil, warganya diberikan

peluang baru untuk berimigrasi. Selain itu, banyak orang Portugis yang meninggal

karena penyakit di Timur.37

Sebagai perbandingan, Kesultanan Utsmaniyah pada dekade pertama abad ke-

16 memiliki populasi sekitar 13 juta orang,38 sementara Portugis sekitar 1 juta orang.39

Oleh sebab itu, tenaga manusia merupakan kekurangan besar di pihak Portugis.

Selain itu, Eropa pada abad ke-14 masih dalam tahap awal kekuatan militer mereka,

dan Utsmaniyah melihat kesempatan ini untuk menyerang Eropa Timur dengan

tentara yang jumlahnya luar biasa.40 Jatuhnya Konstantinopel merupakan tanda

marabahaya yang melanda Eropa akibat ekspansi Utsmani.

Namun, skenario bahaya ini bagi Eropa mulai berubah drastis pada dekade

pertama abad ke-15, lebih tepatnya pada 1415, dengan Penaklukan Portugis atas

Ceuta, serta bangkitnya Kekaisaran Portugis. Zaman Penjelajahan, yang dipelopori

oleh Portugal, menciptakan revolusi teknologi, militer dan politik yang belum pernah

ada di dunia sebelumnya. Bukti-bukti tersebut menegaskan bagaimana periode

inovasi militer membuat kekuatan militer Portugal mampu menghadapi Utsmaniyah

dan sekutunya di tanah air mereka pada abad ke-16.

Portugis mampu mengembangkan dan menggunakan senjata militer yang

paling kuat pada waktu itu dalam bentuk galiung, meriam perunggu, senjata api, dan

benteng-bentengnya.41 Utsmaniyah, meskipun masih memiliki jangkauan militer

yang sama dan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah tentara, pada

abad ke-16 mereka mulai menunjukkan kemunduran dalam pertempuran.

Profesor Fatma Gocek menjelaskan: "Selama abad keenam belas dan ketujuh

belas, dengan meningkatnya konsolidasi kekuatan militer, kekayaan materi, dan

kemajuan ilmiah di negara-negara Eropa, Utsmaniyah mulai kehilangan keunggulan

militer mereka atas Barat."42 Yang menarik, sekutu persia kontemporer, Monajjem

Yazni menuliskan "selama pengepungan Bahrain pada 1603, meriam-meriam

36 "FallofConstantinople,Summary".EncyclopediaBritannica37 Black, Jeremy (1996).The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792.

CambridgeUniversityPress.38 Ágoston,Gábor;Masters,BruceAlan(2010).Encyclopedia of the Ottoman Empire.InfobasePublishing39 Black, Jeremy(1996).The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792.

CambridgeUniversityPress.40 Gocek,FatmaMuge(1987).East Encounters West: France and the Ottoman Empire in the Eighteenth Century.

OxfordUniversityPress41 Vickers,Daniel, A Companion to Colonial America.JohnWiley&Sons42 Gocek,FatmaMuge(1987). East Encounters West: France and the Ottoman Empire in the Eighteenth Century.

OxfordUniversityPress

Page 18: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

18

Portugis jatuh ke tangan Safavid, tetapi para ahlinya tidak mampu memproduksi

bola meriam dengan ukuran besar yang digunakan oleh senjata-senjata tersebut."43

Meskipun Utsmaniyah, Arab dan khalifah muslim lainnya berusaha membangun

aliansi untuk mengusir invasi Portugis, keunggulan militer orang-orang Eropa terbukti

terlalu besar. Penulis Timur, Al-Khalifa dalam bukunya First Light mengatakan:

"Perlawanan Arab dan Utsmaniyah terhadap Portugis semakin intensif di Laut

Merah, Teluk Arab dan Samudera Hindia. Namun, perlawanan ini tidak berpengaruh

karena keunggulan senjata Portugis. Tidak ada sarana untuk membekali pasukan

armada laut yang setara dengan musuh. Portugis terus menjadi penguasa yang tak

terkalahkan di perairan ini. Mereka dilengkapi dengan senjata yang unggul, memiliki

keterampilan organisasi yang lebih baik dan tentara yang berdedikasi."44

Akhirnya, penulis India Shankarlal C. Bhatt merangkum seluruh keunggulan

militer Portugis dengan mengatakan bahwa mereka "dipersenjatai dan

perlengkapannya lebih baik (baju zirah, arqualius dan sejenis granat yang terbuat

dari tanah liat dengan mesiu di dalamnya)" dan "karena umumnya pasukan Portugis

adalah pelaut profesional berpengalaman, kebanyakan prajurit bangsawan yang

berkuasa atas Turki." Hal lain yang menarik yang disebutkan oleh penulis ini adalah

bahwa Portugis lebih unggul "tidak hanya dalam kekuatan fisik dan ukuran, tetapi

juga dalam keterampilan tempur."45

Sementara itu, pada perempat terakhir abad ke-15, Kerajaan Turki Usmani mulai

memasuki arena perdagangan dan kapal-kapalnya mulai berseliweran di pantai

Afrika Timur serta berupaya mencapai Kepulauan Maluku. Tetapi, Bortholomeuz

Diaz dan Vasco da Gama akhirnya berhasil “memecahkan persoalan” untuk Portugis

dengan penemuan dan pendaratan mereka di Goa (India) pada 1498. Sejak saat itu,

Portugis mulai menghadang kapal-kapal Turki dan armada Arab dari perairan antara

Goa dan Madagaskar. Penaklukan Goa oleh Portugis telah membuka pintu baginya

menuju Malaka, kemudian ke kepulauan rempah-rempah Maluku.46

Aneksasi Portugis Atas Malaka Menggangu Perekonomian Asia TenggaraPada perempat terakhir abad ke-15, setelah menguasai Mesir, armada

perdagangan Turki dan pedagang-pedagang Muslim Arab serta Gujarat bersama

para pedagang Melayu, Cina dan Asia Tenggara mulai melayari kepulauan rempah-

rempah. Mereka secara bersama-sama berhasil mengembangkan Pelabuhan Malaka

menjadi menjadi bandar transit bagi perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara.

Pala dan fili dari Banda, cengkih dan kayu manis dari Maluku, lada dari Banten dan

Sumatera, serta rempah-rempah lain dari Kalimantan dan beras dari Jawa, sutera

43 electricpulp.com."FIREARMSi.HISTORY–EncyclopaediaIranica".www.iranicaonline.org44 Al_Khalifa(2013).First Light.Routledge45 hatt,ShankarlalC.(2006).Land and People of Indian States and Union Territories: In 36 Volumes.Daman&

Diu.GyanPublishingHouse.https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Portugis-Utsmaniyah46 M.AdnanAmal,Portugis dan Spanyol di Maluku. KomunitasBambu,2009,hlm.360. Lihat juga;Bourne,

EdwardG.,“Historical Introduction,”dalamBlairet.al,The Phillippines Islands,Vol.Ihal.2dst.

Page 19: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

19

dan porselen dari Cina, hasil-hasil tekstil dari India, Jepang, serta lainnya, cukup

tersedia di Bandar Malaka.47

Salah satu sebab mengapa Portugis begitu getol memburu Muslim yang

mereka sebut orang Moor adalah; hasrat untuk mendepak para pedagang Arab, Turki,

dan Gujarat dari jaringan perdagangan di kawasan tersebut. Sebab hingga tahun

1500 jalur perdagangan di Asia Timur dan Tenggara dikuasai para pedagang Islam

tersebut. Para pedagang Arab, Turki, dan Gujarat mendominasi jalur perdagangan

di sekitar laut Arab, Afrika Timur hingga Teluk India dan kepulauan Asia Tenggara.

Mereka memegang peranan kunci dan berpengaruh kuat dalam aktivitas

perdagangan dari Gujarat dan Malabar hingga Malaka dan dari Aceh hingga Maluku,

Banda dan Ambon dengan armada kapal besar dan kecil, akan tetapi kontruksi

kapalnya yang tidak menggunakan besi dan tidak dipersenjatai dengan meriam

membuat kapal mereka mudah dikalahkan kapal Portugis.48

Selat Malaka begitu ramai dengan banyaknya kapal-kapal yang berlayar, maklum

selat Malaka merupakan jalur pelayaran dan perdagangan yang menghubungkan

Eropa dan Asia Tengah ke kawasan Cina dan Asia Tenggara. Sementara itu Malaka

merupakan kota dagang yang ramai disinggahi kapal-kapal asing yang mencari

barang dagangan mereka untuk dijual ke Eropa.

Sultan Utsmani segera mengirim bantuan angkatan laut dan militer ke Melayu

ketika Portugis menyerang Malaka pada tahun 1511. Setelah Malaka jatuh, pusat

Islam di dunia Melayu bergeser ke Asia. Ottoman terus melakukan apa yang mereka

bisa untuk melindungi dunia Melayu sampai awal abad kedua puluh.49

Sultan Sulaiman (1520-1566), adalah yang pertama kali memperluas pengaruh

Utsmani ke Samudera Hindia. Pada tahun 1537 ia menginstruksikan Gubernur

Mesir, Sulaiman Pasha, untuk melengkapi armada yang kuat untuk menghancurkan

kekuatan angkatan laut Portugis di Samudera Hindia. Armada ini mencapai Gujarat,

dan mengepung Portugis di Diu selama beberapa bulan pada tahun 1538. Armada ini

juga mencapai Asia Tenggara, karena Mendez Pinto menyebut mereka membantu

Aceh dalam perang melawan Batak dan Portugis, dan juga membantu Demak dalam

perang yang sama di Jawa.50

Gubernur Portugis yang kedua Alfonso d’Albuquerque dari Estado da India

merupakan arsitek utama pergerakan ekspansi Portugis ke Asia. Dia memimpin

langsung ekspedisi ke Malaka yang berangkat dari Goa dengan membawa 15 kapal

besar dan kecil serta 600 tentara. Tiba di Malaka pada awal Juli 1511, kemudian pada

tanggal 10 Agustus 1511 Malaka dapat ditaklukannya.

Penguasaan Portugis atas Malaka membuat kekacauan sistem perdagangan

di Asia, karena tidak adanya pelabuhan sebagai pusat untuk melakukan transaksi

47 M.AdnanAmal,Portugis dan Spanyol di Maluku. KomunitasBambu,2009,hlm.24648 C.R.Boxer,The Portuguese Seaborne Empire 1415-1825. Op.Cit., hlm.44,lihatjuga;MAdnanAmal.Portugis

dan Spanyol. Op.Cit.hlm.12749 SaimKayadibi,Islamization of the Southeast Asia: The Role of Turks, Op.Cit.hlm.2,lihatjuga:AnthonyReid,

The Contest for North Sumatra, Atjeh, The Netherlands and Britain, 1858-1898 (Kuala Lumpur:UniversityofMalayaPress,1969),

50 AnthonyReid,An Indonesian Frontier: Acehnese and other Histories of Sumatra (Singapore:UniversityofSingaporePress,2004).hlm.74-78.

Page 20: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

20

kekayaan yang ada di Asia, selain itu menimbulkan tidak adanya negara Malaya yang

menjaga ketertiban di Selat Malaka serta keamanan untuk jalur perdagangan.51

Agresi portugis dan monopoli perdagangan yang dilakukannya di Malaka

menimbulkan kebencian dan menyulut api kemarahan para saudagar Islam. Para

saudagar Islam tidak mau lagi melakukan perdagangan ke Malaka. Sehingga,jalur

perdagangan diganti atau dialihkan ke pantai pesisir utara Jawa, mencakup Madura,

Ampel Dento, Gresik, Tuban, Jepara Demak, Cirebon, Sunda Kelapa, Banten,

Palembang, Aceh dan Pasai.52

Setelah menguasai Malaka, Portugis bergerak mencari jalan ke tempat asal

rempah-rempah yaitu Kepulauan Maluku. Melalui strategi ini, Portugis berhasil

menguasai perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa dan selama kurang lebih

15 tahun (1511-1526), Nusantara menjadi akses kemaritiman penting bagi Portugis.

Di selat itu, Portugis menjadikannya sebagai rute maritim menuju Pulau Sumatera,

Jawa, Banda, dan Maluku.

Praktis, kedatangan Portugis ke Selat Malaka yang kemudian memonopoli

perdagangan dan menyebarkan agama Kristen menyebabkan kepentingan

Kesultanan Demak terganggu. Setelah mendapat mandate dari ayahnya, yakni

Sultan Fatah, dalam waktu setahun Pati Unus segera mempersiapkan armada-

armadanya untuk diberangkatkan ke Malaka. Adapun persiapan yang terpenting

dalam melakukan perang, selain senjata adalah tenaga manusia, dukungan logistik,

dan angkutan.53

Peta benteng Portugis dan kota Malaka pada tahun 1630

51 M.C.Ricklefs,Sejarah Indonesia Modern 1200-2008,terj.TimPenerjemahSerambi(Jakarta: Serambi,2007),h.65

52 RachmadAbdullah.Kerajaan Islam Demak: Api Islam di Tanah Jawa 1518-1549(Solo:Al-Wafi,2015),h.41.53 Jurnal Maritim, Serangan Pati Unus di Selat Malaka, http://jurnalmaritim.com/2015/01/belajar-dari-

kegagalan-serangan-pati-unus-di-selat-malaka/

Page 21: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

21

Monopoli Portugis sebenarnya tidak didukung modal yang besar, tetapi

dibangun dengan intrik-intrik politik dan kekuatan Militer. Intrik politik yang

dilakukan bahkan kadang terlalu kasar dan kotor. Portugis tidak seperti Inggris atau

Belanda yang memiliki perekonomian yang berkembang serta memiliki industri

sendiri yang bisa memberikan kemakmuran untuk rakyatnya. Oleh sebab itu, untuk

mendukung ekonomi rakyatnya yang lemah, portugis memainkan intrik-intrik

politik dengan membodohi dan menipu para sultan dan pemimpin lokal di daerah-

daerah yang di kuasai.

Dengan monopoli, Portugis bisa membeli barang dagangan dengan harga

murah, bahkan kadang diambil paksa dan tidak dibayar sama sekali. Seperti

yang terjadi di Maluku, rempah-rempah berkualitas bagus dibayar dengan harga

murah, kemudian pajak penjualan yang tinggi masih dibebankan pada rakyat yang

memproduksinya. Ketidak akuratan timbangan juga menjadi alat pemeras yang

mencekik rakyat.

Oleh sebab itu, keuntungan Portugis dari perdagangan rempah-rempah

Maluku dan daerah sekitarnya (pala dari banda, merica dari Banten dan Sumatera

serta gula dari Madura) berlipat ratusan persen. Karena dibeli dengan murah atau

bahkan gratis dan dijual dengan harga yang sangat mahal. Walaupun dijual sangat

mahal tetapi rempah-rempah dari kawasan ini laku keras di Eropa. Hal ini terjadi

karena tidak ada saingan lain di Eropa. Monopoli dan dominasi berlangsung sampai

akhir abad ke-16.54

Kondisi lokal di berbagai wilayah telah memuluskan armada Portugis

dalam ekspansinya ke Asia Timur dan Tenggara. Negeri-negeri di Asia Timur dan

Tenggara saat itu tidak memiliki angkatan laut yang kuat. Negara yang kuat angkatan

lautnya seperti China yang sebelumnya merajai Samudra Hindia telah menarik diri.

Demikian juga dengan Majapahit di Jawa yang telah melemah. Kedaan ini sangat

menguntungkan bagi Portugis sebagai negara maritim untuk melakukan aksi

penjajahannya.

Pada permulaan abad ke-16, hanya tiga negara Asia yang memiliki angkatan

laut cukup kuat, yaitu Mamluk di Mesir dan Syiria, Kerajaan Gujarat di India, Turki

dan Jepara (Demak) di Jawa.55Negeri-negeri ini memilki kapal cukup banyak, baik

yang berukuran besar maupun kecil dan dipersenjatai dengan berbagai meriam

kaliber besar dan ringan.

Dengan kondisi seperti itu hampir tidak ada rintangan untuk mencapai

kemenangan total terhadap Islam, sehingga Portugis berharap bahwa kelak ia akan

menemukan kerajaan kristiani di kawasan Timur, seperti dimitoskan Frater John.

Impian ini kemudian dijelmakan di Maluku dengan Proklamasi pada tahun 1544 oleh

Don Manuel Tabraji, (Sultan Ternate yang dimurtadkan Portugis) yang menyatakan

kerajaannya sebagai Kerajaan Kristen di bawah Raja Portugis.56

54 MAdnanAmal.Portugis dan Spanyol. Op.Cit.hlm. 2-355 EltonG.R.,The New Cambridge Modern History, VolII,(CambridgeattheuniversityPress,1968),hlm.592

dalamM.AdnanAmal,Portugis dan Soanyol Op.Cit.,hlm.12756 M.AdnanAmal,Portugis dan Soanyol Op.Cit.,hlm.127

Page 22: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

22

Adipati YunusMengenai sosok Pati Unus terdapat perbedaan pendapat dikalangan Sejarawan.

Perbedaan ini terletak pada: apakah Pati Unus ini anak Sultan Fattah ataukah

menantunya. Mengenai hal ini terdapat dalam beberapa Sumber, diantaranya

adalah:

a. Menurut sebuah riwayat Pati Unus adalah menantu Sultan Fattah. Nama

aslinya adalah Raden Abdul Qadir putra Raden Muhammmad Yunus dari Jepara.

Raden Yunus adalah adalah putra seorang Mubaligh dari Persia yang dikenal dengan

nama Syekh Kholiqul Idrus. Syekh Kholiqul Idris datang dari persia awal 1400-an

dan menetap di Jepara yang kemudian menikah dengan putri seorang mubaligh asal

Gujarat yang lebih dulu datang ke Tanah Jawa, dari pernikahan ini Syekh Kholiqul

Idrus memiliki putra Muhammad Yunus. Yunus menikah dengan seorang pembesar

Majapahit di Jepara. Dari hasil pernikahan ini lahirlah seorang anak yang sangat

cerdas dan pemberani yang diberinama Abdul Qadir, yang setelah menjadi menantu

sultan Demak pertama (Raden Fattah), yang kemudian diberi gelar Adipati bin Yunus

atau terkenal lagi sebagai Pati Unus.57

b. Menurut Tome Pires, nenek Pati Unus bersal dari Kalimantan Barat Daya.

Ia merantau ke Malaka dan kawin dengan wanita Melayu. Dari perkawinan itu,

lahirlah ayah Pati Unus, ayah Pati Unus kemudian kembali ke Jawa. Setelah berhasil

membunuh bupati Jepara, ia menguasai daerah Tidungan dan sekitarnya. Ayah

pati unus mempunyai hubungan baik dengan pati Rodin di Demak. Putranya yang

bernama Unus kawin dengan putri Pate Rodin di Demak.58

c. Menurut Kronik Tionghoa, memberitakan bahwa pada tahun 1509 M, putra

Jin Bun yang bernama Yat Sun mendampingi Kin San di galangan kapal Semarang.

Pada tahun 1512 M, Yat Sun sangat terburu-buru menyerang kota Moa Lok Sa

(Malaka), yang sudah direbut orang-orang berambut merah dan memiliki senjata api

jarak jauh.59

d. Menurut Babad Tanah Jawi, Raden Adipati Bintara meninggalkan putera

enam, anak sulungnya perempuan yang bernama Ratu Mas, kemudian pangeran

Sabrang Lor (mewarisi tahta kesultanan), Pangeran Seda Lepen, Raden Trenggana,

Raden Kanduruwan dan Raden Pamekas.

e. Menurut Serat Kanda, Adipati Bintara mempunyai tiga orang Istri. Istri yang

tertua melahirkan Raden Surya dan Raden Trenggana. Istri yang kedua melahirkan

Raden Kanduruwan, kemudian istri yang ketiga melahirkan raden Mas Kikin dan

Raden Mas Nyawa. Raden Surya menetap diseberang timur sungai, dan kawin

dengan Retna Lembah putri Raden Gugur.60

Karena Pate Unus tidak menetap di Demak, melainkan menetap di Jepara,

maka Tome Pires mengira Adipati Unus bukanlah Putra Mahkota atau bukan anak

kandung dari Sultan Fattah. Sementara itu, jika melihat versi keempat dan kelima

57 Abimanyu,Babad Tanah Jawa Terlengkap dan Terasli, h.309-31158 Pires,Suma Oriental, h. 241.59 Muljana,Runtuhnya Kerajaan Hindhu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara, h.11360 Ibid.,h.116

Page 23: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

23

terdapat perbedaan penyebutan pada nama arahnya, yakni Utara dan Timur. Dalam

Babad Tanah Jawi menyebut Pangeran Sabrang Lor sedangkan dalam Serat Kanda

menyebut Raden Surya. Jika dihubungkan dengan berita dari Tome Pires, maka

pesanggrahan Raden Surya itu harus terletak di sebelah utara sungai Tanggul Angin,

di desa Tidunan, membawahi daerah sekitarnya termasuk Jepara.

Penobatan Pangeran Sabrang Lor atau Raden Surya harus berlangsung sesudah

Raden Fattah wafat. Menurut Berita Tionghoa, yang menggantikan Jin Bun pada

tahun 1518 M adalah Yat Sun. Demikianlah Pangeran Sabrang Lor (Babad Tanah

Jawi) dan Raden Surya yang menetap di seberang timur sungai (Serat Kanda) sama

dengan Yat Sun. Karena Yat Sun sama dengan Pate Unus (Suma Oriental), maka

Pangeran Sabrang Lor dan raden Surya sama dengan Pati Unus. Kiranya tidak jauh

dari kenyataan bahwa putra mahkota Yat Sun itu mengambil nama Islam Yunus.61

Pendapat yang paling kuat dan masyhur, adalah bahwa Pati Unus adalah Sultan

kedua Kerajaan Demak, ia menggantikan ayahnya (Raden Fattah) yang wafat pada

tahun 1518 M.62 Perlawanan Pati Unus terhadap Portugis yang pertama ini dilakukan

sebelum ia menjadi Sultan di Demak, melainkan ketika ia masih menjabat sebagai

Adipati di Jepara. Sedangkan yang menjadi Sultan kala itu adalah ayahnya yakni

Sultan Fattah.

Keterangan Tome Pires yang selanjutnya mengatakan, Pati Unus telah berhasil

membuat negerinya menjadi negeri besar. Di samping itu, Tome Pires juga memujinya

sebagai Raja Jawa yang paling terkenal karena kekuatanya dan pergaulannya yang

baik dengan rakyatnya. Bahkan Tome Pires menyebut Pati Unus hampir sebesar Raja

Demak, sekalipun Jepara berada dibawah Demak, yang mempunyai lebih banyak

penduduk dan negeri.

Pada waktu itu Jepara telah berhasil mempunyai kedudukan yang baik dalam

lintas perdagangan Nusantara. Dengan terus terang Tome Pires mengakui, kota

Jepara mempunyai sebuah teluk dengan sebuah pelabuhan yang indah. Di depan

pelabuhan terdapat tiga buah sungai, di mana kapal-kapal besar dapat memasukinya.

Tome Pires juga memuji pelabuhan Jepara sebagai pelabuhan yang paling baik dari

sekian banyak pelabuhan yang pernah diceritakannya dan berada dalam keadaan

yang paling baik. Setiap orang yang akan pergi ke Jawa dan Maluku akan singgah di

Jepara.63

Pada abad XVI Demak merupakan kerajaan Islam terkuat di pulau Jawa dan

memegang hegemoni di antara kota-kota pantai Utara Jawa. Namun secara praktis

kota-kota itu tetap berdiri sendiri. Di masa jaya Kesultanan Demak, Jepara juga

menjadi tempat tinggal para pedagang dan pelaut, Jepara sebagai pusat penyebaran

agama Islam dan pusat kekuasaan politik, Jepara juga memegang peranan penting

dalam bidang perdagangan. Perdagangan yang dijalankan Demak dan Jepara ialah

beras dan bahan pangan yang lainnya. Jepara menjadi pelabuhan penting setelah

Malaka dikuasai Portugis pada tahun 1511. Malaka dijadikan sebagai pelabuhan

61 Muljana,Runtuhnya Kerajaan Hindhu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara, h.11862 63 PanitiaPenyusunHariJadiJepara.Sejarah dan Hari Jadi Jepara.Jepara:1988.h.11-12

Page 24: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

24

peristirahatan dan perbekalan bagi kapal-kapal Portugis. Selain itu juga dijadikan

sebagai pos militer untuk melindungi perdagangan mereka.

Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menimbulkan pertimbangan-pertimbangan

baru dalam bidang politik dan ekonomi pada bagian pertama abad 16. Perkembangan

kerajaan-kerajaan Islam baru tidak hanya pusat politik, tetapi juga memegang

peranan penting dalam perdagangan dan rempah-rempah serta bahan pangan

lainnya. Keberadaan Portugis di Malaka sangat menggangu aktifitas perdagangan

dan pelayaran pedagang-pedagang Islam, termasuk Demak, lebih-lebih karena

ekspansi Portugis selain didorong oleh motif ekonomi komersial juga didorong oleh

misi agama yaitu meneruskan Perang Salib melawan orang-orang Islam.64

Kesultanan DemakKerajaan yang didirikan oleh Sultan Fattah memiliki wilayah kekuasaan yang

sangat luas tidak hanya di wilayah Jawa namun juga di wilayah sekitarnya seperti

Lampung dan Palembang di ujung kepulauan Sumatera, kepulauan Malaka, pulau

Borneo, Sulawesi bagian Selatan, Madura, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Ternate

dan Tidore.

Pengaruh politik kerajaan Demak dalam hubungan dengan berbagai bangsa

teramatlah besar. Kerajaan Demak merupakan juru bicara di kawasan Asia Tenggara

yang sangat disegani. Sebagai Negara Adidaya di kawasan Asia Tenggara Demak

menempatkan duta besar kerajaannya di berbagai Negara seperti Johor, Pasai,

Gujarat, Turki, Parsi, Arab dan Mesir.65

Demak memiliki letak strategis di jalur perdagangan Nusantara sehingga

memungkinkan Demak berkembang sebagi kerajaan Maritim. Dalam kegiatan

perdagangan, Demak berperan sebagai penghubung antara daerah penghasil

rempah-rempah Indonesia Timur dengan penghasil rempah-rempah di Indonesia

Barat. Dengan demikian perdagangan Demak semakin berkembang.

Perkembangan perdagangan Demak juga didukung oleh penguasa Demak yang

memberikan perhatian terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai

utara Jawa. Pelabuhan-pelabuhan tersebut adalah pelabuhan Jepara, Tuban, Gresik,

Sedayu dan wilayah lain di Jawa Timur.66

Sebagai kerajaan yang memiliki wilayah di pedalaman, Demak juga

memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil

pertanian yang menjadi komoditas dagang. Pertanian di Demak tumbuh dengan

baik karena aliran sungai Demak lewat pelabuhan Bergota dan Jepara.67

64 TimPenyusunNaskahSultanHadiridanRatuKalinyamat,Sultan Hadiri dan Ratu Kalinyamat Sebuah Sejarah Ringkas(Jepara:1991),32.

65 RachmadAbdullah,Kerajaan Islam Demak: Api Revolusi Islam di Tanah Jawa 1518-1549 M, 26-2766 Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Indonesia, h.60.67 Abimanyu,Babad Tanah Jawi Terlengkap dan Terasli, h.234.

Page 25: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

25

Persiapan Serangan ke MalakaKetika Sultan Fattah memimpin kerajaan Demak, Portugis telah berhasil

menguasai kerajaan Malaka yang pada saat itu berada pada kekuasaan Sultan

Mahmud Syah pada tahun 1511 M. Sebagai bentuk kepedulian antar kerajaan Islam,

Sultan Fattah memerintahkan Adipati Unus untuk memerangi Portugis dengan

membawa 100 kapal Jung dengan mengangkut pasukan perang sebanyak 1.200

tentara.68 Dalam upaya melakukan penyerangan ini Adipati Unus ditunjuk sebagai

panglima perang, Pati Unus membawahi armada gabungan dari Jawa (Demak,

Cirebon dan Banten), selain itu juga pasukan tambahan dari Palembang.69

Perbandingan jung yang dinaiki Pati Unus dengan galleon Barat, Ilustrasi Jung

yang digunakan Pati Unus untuk menyerang Portugis di Malaka tahun 1513.70

Upaya persiapapun dilakukan oleh kerajaan Demak sejak tahun 1509 M, persiapan

ini terus ditingkatkan, apalagi setelah mengetahui kabar telah ditaklukkannya Goa di

India pada tahun 1510 M. Oleh karena itu, Sultan Fattah memerintahkan Pati Unus

untuk mendampingi Raden Husen membuat kapal di galangan kapal di Semarang

sejak tahun 1509. Kapal yang dibuat oleh Pati Unus mampu mengangkut 1.000

pasukan perang.71

Selain mempersiapkan pasukan dan peralatan perang, Pati Unus juga berusaha

mengetahui kekuatan orang-orang Portugis di Malaka. Untuk mengetahui kekuatan

orang-orang Portugis Pati Unus memanfaatkan para pedagang-pedagang Jawa

untuk menjadi mata-mata.72 Dari adanya mata-mata ini Pati Unus dapat mengetahui

bahwa di benteng A-Farmosa yang menjadi benteng pertahanan orang Portugis di

Malaka yang berada di puncak bukit telah dipesiapkan meriam-meriam. Sehingga

68 RahmadAbdullah,Wali Songo: Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa 1404-1482 M, h.223.69 KrisnaBayuAdji,et.al,Ensiklopedi Raja-Raja Jawa: Dari Kalingga Hingga Kesultanan Yogyakarta, h.9070 disebutjugajung,jong,danjunk, DaribukuAnthonyReid, Charting The Shape Of Early Modern Southeast

Asia.71 Abdullah,Kerajaan Islam Demak: Api Revolusi di Tanah Jawa 1518-1549 M, h.43.72 Muljana,RuntuhnyaKerajaanHindhuJawadanTimbulnyaNegara-NegaraIslamdi Nusantara,h.214.

Page 26: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

26

dengan berita ini Pati Unus memerintahkan untuk membuat kapal dari kayu Aceh

dan juga memperbaiki kapal tiruan dari kapal Ja’far Shodiq yang singgah digalangan

kapal Semarang pada tahun 1512 M.

Melihat kekuatan di benteng Portugis, untuk mengimbanginya Pati Unus juga

memasang meriam-meriam besar di kapalnya. Hal ini dilakukan dengan harapan

dapat menembaki benteng Portugis dari jarak jauh. Dengan kapal-kapal ini Pati

Unus ingin merebut Malaka (Mao Lok Sa) dengan armadanya.73

Penggalangan pun berhasil dilakukan. Palembang, Jepara, Cirebon, dan Johor

bersedia membantu Pati Unus untuk menyerang Malaka. Puluhan telik sandi

(intelijen) juga dikirim ke Malaka yang kemudian dapat memobilisir pedagang-

pedagang Jawa di sana. Pasukan telik sandi itu diketuai oleh Utimuti Raja, yang

sebelumnya memihak kepada Portugis pada saat menaklukan Malaka tahun 1511,

sehingga Portugis memberikan kedudukan yang cukup baik kepadanya.74

Setelah dirasa persiapan sudah cukup, Sultan Fattah memerintahkan Pati

Unus untuk memerangi Portugis pada tahun 1512 M, dengan sekitar 100 kapal

jumlah pasukan awalnya 5.000 orang diberangkatkan dari pelabuhan Jepara. Dari

Jepara kemudian berlayar kearah barat, menuju kepulau Sumatera tepatnya ke arah

Palembang. Dari Palembang perjalanan diteruskan menuju Malaka, namun dalam

perjalanannya Pati Unus dan pasukannya singgah sementara waktu di daerah yang

terdapat sungai Kampar, daerah di sekitar Indragiri Sumatera.75

Dari Kampar perjalanan terus dilakukan menuju arah barat laut, sudah dekat

dengan Malaka yang letaknya berada di sebarang utara. Pada Januari 1513 M Pati

Unus mencoba memberikan kejutan berupa serangan dadakan kepada orang-orang

Portugis di perairan kerajaan Islam Malaka. Pati Unus membawa 5000 pasukan

kemudian ditambah pasukan bantuan dari Palembang hingga jumlahnya menjadi

kurang lebih 12.000 pasukan.76

Ekspedisi Pati Unus ke Malaka pada tahun 1512 menggunakan 100 buah kapal

berukuran dua ratus ton. Kapal yang digunakan untuk mengangkut perlengkapan

dan prajurit terdiri dari beberapa jenis antara lain disebut jung, merupakan kapal

layar yang berukuran beberapa ratus ton. Penggeraknya adalah layar yang dipasang

pada tiga buah tiang, yang mempunyai bobot antara 400–800 ton. Jenis yang lain

adalah lancaran, merupakan kapal layar atau dayung hampir sama halnya dengan

jenis jung. Kemudian kapal Pangajava, merupakan kapal yang dibuat khusus untuk

perang dan dapat dipersenjatai dengan meriam, tenaga penggeraknya adalah layar

dan dayung.77

73 Ibid.,h.68.74 JurnalMaritim,Serangan Pati Unus di Selat Malaka75 Pires,Suma Oriental, 15176 Abdul Rohim, Perlawanan Kerajaan Demak Terhadap Portugis 1513-1527 M, Skripsi Jurusan Sejarah

PeradabanIslam,FakultasAdabDanHumanioraUniversitasIslamNegeriSunanAmpelSurabayaTahun2017.h,6977 Jurnal Maritim, Serangan Pati Unus di Selat Malaka, http://jurnalmaritim.com/2015/01/belajar-dari-

kegagalan-serangan-pati-unus-di-selat-malaka/

Page 27: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

27

Dalam sebuah surat kepada Alfonso de Albuquerque, dari Cannanore, 22

Februari 1513, Fernao Peres de Andrade, seorang Kapten armada untuk menghadapi

Pate Unus, mengatakan:

"Jung milik Pati Unus adalah yang terbesar yang dilihat oleh orang-orang

dari daerah ini. Ia membawa seribu orang tentara di kapal, dan Yang Mulia dapat

mempercayaiku ... bahwa itu adalah hal yang sangat luar biasa untuk dilihat,

karena Anunciada di dekatnya tidak terlihat seperti sebuah kapal sama sekali. Kami

menyerangnya dengan bombard, tetapi bahkan tembakan yang terbesar tidak

menembusnya di bawah garis air, dan (tembakan) esfera (meriam besar Portugis)

yang saya miliki di kapal saya berhasil masuk tetapi tidak tembus; kapal itu memiliki

tiga lapisan besi, yang semuanya lebih dari satu koin tebalnya. Dan kapal itu benar-

benar sangat mengerikan bahkan tidak ada orang yang pernah melihat sejenisnya.

Butuh waktu tiga tahun untuk membangunnya, Yang Mulia mungkin pernah

mendengar cerita di Malaka tentang Pati Unus, yang membuat armada ini untuk

menjadi raja Malaka."78

(Gambar Replika Kapal Jung (arsip pusjianmar

Strategi Maritim Pati UnusSecara strategi, persiapan pasukan Pati Unus sudah teramat matang. Dalam

serangan itu, sudah memiliki ends (tujuan), means (alat), dan ways (cara). Ketika

ketiganya berkolaborasi, diadakanlah serangan besar-besaran ke Malaka. Ketika

pasukan Pati Unus telah terlihat di Selat Malaka, maka tugas pasukan darat yang

sebelumnya telah berada di sana sebagai telik sandi dan mampu memobilisir para

pedagang serta penduduk asli yang simpati dengan Demak melakukan serangan

dengan mengepung benteng A Famosa, pusat pertahanan Portugis.

Namun sayang, seluruh strategi Pati Unus dapat diketahui dengan jelas

oleh Portugis. Seorang Tome Pires, yang awalnya merupakan juru catat Alfonso

d’Albuquerque menjelma menjadi intelijen yang tangguh dan menguasai seluruh

78 Pires,Tome.The Suma Oriental of Tome Pires & The Book of Fransisco Rodrigues,McGillUniversityLibrary(1944)

Page 28: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

28

data musuh. Atas pengintaiannya pula, Utimuti Raja sebagai pemimpin telik sandi

Demak di Malaka tertangkap dan kemudian dihukum mati.

Kematiannya itu tidak diketahui oleh Pati Unus. Ketika strategi yang direncankan

akan dijalankan, Pati Unus tidak mendapatkan bantuan dari pasukan telik sandi

yang berada di Malaka. Maka dengan leluasa Portugis memukul mundur pasukan

Pati Unus walaupun berjumlah besar. Bala bantuan Portugis dari Goa (India) juga

turut menggulung pasukan Pati Unus.79

Begitu mendengar pasukan Demak hendak mengepung Malaka, Portugis selain

menyiapkan pasukan di benteng mereka juga mengerahkan pasukan maritimnya

sebanyak 350 orang Eropa serta orang Pribumi dengan jumlah 17 kapal. Tujuannya

untuk menghadang Pasukan Islam yang dipimpin oleh Pati Unus keluar dari Malaka,

kemudian menggiring mereka supaya masuk sungai Muar, di sungai inilah kemudian

pasukan Portugis menenggelamkan dan membakar banyak sekali kapal Demak.80

Sisa Gerbang Benteng A Famosa, Benteng Portugis Di Malaka81

Dengan persenjataan meriam-meriam Portugis yang lebih canggih dibandingkan

dengan meriam dari pasukan Pati Unus, sehingga bisa dengan mudah melakukan

serangan ke arah kapal-kapal Pati Unus dengan tembakan-tembakan dari jarak yang

jauh. Dengan tembakan meriam-meriam Portugis ini dapat menghancurkan dan

79 JurnalMaritim,Serangan Pati Unus di Selat Malaka80 Abdullah,Kerajaan Islam Demak: Api Revolusi di Tanah Jawa 1518-1549 M, h.46-47.81 Sumber:https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d0/A_Famosa_Fortress.

JPG/1280px-A_Famosa_Fortress.JPG

Page 29: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

29

menenggelamkan kapal-kapal pasukan Pati Unus. Jumlah kapal yang semula 100

jung karena serangan meriam ini hanya tersisa 60 buah, sedangkan pasukan yang

tewas mencapai 4.000 pasukan.82

Setelah mengetahui pasukannya kalang kabut, Pati Unus menarik mundur

tentaranya ke Demak. Dari seratus kapal yang diberangkatkan, hanya kembali 20

kapal. Banyak pasukan Pati Unus yang tewas dan tertawan oleh Portugis, termasuk

Sultan Palembang.

Pati Unus naik tahta pada tahun 1518, namun Pati unus tidak lama memerintah

Demak, pada tahun 1521 telah tersebar berita tentang kematiannya. Kepahlawanan

Pati Unus dalam memimpin armada perangnya untuk melawan tentara Portugis

yang memiliki armada perang tangguh dan senjata modern merupakan hal yang

sangat heroik, sehingga Pati Unus dikenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.83

Dengan kembalinya pasukan yang dipimpin Pati Unus pada Januari 1513 M ke

Jawa menandakan serangan yang dilakukannya terhadap Portugis di Malaka telah

mengalami kegagalan. Jung kapal yang ditumpangi Pati Unus dan pasukan berlabuh

di Jepara, kapal tersebut tetap menjadi kebanggaan dan dirawat dengan baik.84

Selain itu, setelah mendarat di Jepara Pati Unus juga memerintahkan agar sebuah

kapal perang Jung berlapis baja yang dapat diselamatkannya, didamparkan dan

dibiarkan di sana.85 Kapal Jung terbesar ini kemudian menjadi monumen kenang-

kenangan akan perang yang dilancarkan oleh Pati Unus terhadap pasukan Portugis

(pasukan terkuat dan gagah berani di dunia).

Akibat kekalahan serangan Pati Unus ke Malaka menjadikan hubungan dagang

antara Jawa dan Malaka maupun dengan India, China, Bengala dan Timur Tengah

kian memburuk. Kelebihan hasil panen di Jawa tidak dapat dekspor ke Malaka.

Padahal dari ekspor kelebihan hasil panen tersebut Jawa memperoleh banyak

keuntungan daripada hanya perdagangan di Nusantara. Pedagang Gujarat, Keling,

China dan Bengala, yang sebelumnya banyak berlayar ke Jawa dengan membawa

berbagai barang dagangan sudah tidak lagi muncul.86

Jihad ke Malaka ke-2 (1521 M)Semangat dan tekad yang terus membara dalam jiwa Pati Unus untuk

mengalahkan Portugis, setelah kegagalan pada serangan yang pertama 1513 M.

Terlebih lagi imprealisme kaum Katolik Spanyol di bawah pimpinan Magelhaens

yang berlayar ke arah Barat telah sampai di Filipina, yakni di kesultanan Sulu pada

tahun 1521 M.87 Keadaan inilah yang menjadikan Pati Unus ingin segera menyerang

Portugis di Malaka, sebelum Portugis berupaya menyerang orang Islam di Jawa.

82 Abdullah,Kerajaan Islam Demak,op.cit.h.48.83 JurnalMaritim,Serangan Pati Unus di Selat Malaka84 Pires,Suma Orienta, h.244.85 Purwadi danMaharsi,Babad Demak: Sejarah Perkembangan Islam di Tanah Jawa (Yogyakarta: Pustaka

Utama,2012),h.48.86 Muljana,Runtuhnya Kerajaan Hindhu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara, h.11487 Suryanegara,Api Sejarah 1, h.158.

Page 30: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

30

Portugis di Malaka sudah 8 tahun (1513-1521 M), namun mereka masih belum

juga hengkang dari Malaka. Pada tahun 1521 M, sampai berita ketelinga Pati Unus

bahwa portugis akan menjalin kerjasama dengan Syanghyang Raja Sunda dari

kerajaan Syiwa-Budha Padjajaran. Mendengar berita ini Pati Unus tidak ingin Sunda

Kelapa bernasib seperti Malaka, atau bahkan bisa mengancam kedaulatan kerajaan

Demak di Bintoro.

Persiapan dilakukan Pati Unus dengan menyiapkan bekal-bekal peperangan

seperti kapal-kapal Jung, persenjataan meriam dan juga para prajurit Islam. Setelah

persiapan telah selesai, berangkatlah Pati Unus beserta pasukannya dari Jawa

menuju Malaka pada tahun 1521 M. Sementara pasukan Katolik Portugis telah

mempersiapkan pertahanannya untuk menghadapi Pati Unus beserta Pasukannya.

Meriam-meriam besar dipersiapkan di benteng AFarmosa sebagai senjata untuk

meluncurkan peluru-peluru ke arah Pasukan Pati Unus pada saat tiba di Malaka.88

Setelah melakukan perjalanan dengan kapal perang melalui siang dan malam

selama beberapa bulan, akhirnya Pati Unus dan pasukannnya sampai di perairan

Malaka. Mulailah tampak benteng A-Farmosa yang menjadi basis pertahanan Orang

Portugis di Malaka. Di benteng ini pasukan Portugis juga telah siap perang melawan

Pati Unus dan pasukannya.

Setelah kedua pasukan berdekatan pecahlah perang yang amat dahsyat. Perang

yang mengunakan senjata meriam-meriam yang canggih dan memiliki ukuran-

ukuran yang cukup besar. Peluru-peluru berbentuk bola berapi melesat sedemikian

jauh hingga mengenai lawan. Kapal-kapal berjalan maju secara beriringan, serta

kesulitan menghindar dari serangan peluru-peluru meriam. Secara terus menerus

peluru-peluru meriam berhampuran diantara celah-celah birunya langit dan

semakin dekat dengan kapal-kapal Pati Unus.

Selang beberapa saat badan-badan kapal perang terguncang dihantam peluru

meriam. Kapal-kapal terbakar seiring hembusan angin samudera mengibar bendera-

bendera. Korban dari kedua belah pihak berjatuhan, ada yang terkena peluru meriam

secara langsung dan ada juga yang karam bersama kapal-kapal mereka untuk

selamanya.

Perang yang berkecamuk sangat dahsyat, hingga membuat Sultan sekaligus

Senopati yang gagah berani harus menemui suratan takdir Illahi. Pati Unus wafat

setelah peluru meriam pasukan Portugis mengenai kapalnya.89 Dengan gugurnya

Pati Unus dalam pertempuran di Malaka ini menandakan penyerangan yang

dilakukannya untuk kedua kalinya juga mengalami kegagalan sebagai mana

perlawanan yang pertama pada tahun 1513 M.

88 Abdullah,Kerajaan Islam Demak: Api Revolusi di Tanah Jawa 1518-1549 M, h.5889 BanyuAdji,Ensiklopedi Raja-Raja Jawa: dari Kalingga hingga Kesultanan Yogyakarta, 90

Page 31: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

31

Kegagalan IntelijenSatu catatan penting akibat gagalnya Pati Unus menaklukan Portugis di Malaka,

ialah kegagalan intelijen Demak yang mencari data tentang Portugis. Teori Sun Tzu

menyebutkan “barangsiapa yang mengetahui lawannya, maka dialah pemenang

perang”.

Teori tersebut sangat sesuai dengan kasus kegagalan Pati Unus di Malaka.

Meskipun sebesar apapun armada dan logistik perang, namun ketika tidak menguasai

data musuh maka sia-sia lah instrument itu.

Dari peristiwa itu, nama Tome Pires kemudian menjadi intelijen legendaris

Portugis yang tersohor di Nusantara. Kelangsungan kekuasaan Portugis di Nusantara

salah satunya karena perannya. Namun, sang intelijen ulung ini harus menemui

ajalnya di negeri Tiongkok saat misi yang sama di Nusantara coba diterapkan di sana.

Gerak-geriknya sebagai duta telah terdeteksi oleh tentara Tiongkok yang kemudian

memenjarakannya di Kiangsu hingga akhir hayatnya.90

Solidaritas dan Kerjasama Melawan Penjajah Portugis Ratu Kalimanyat dari Jepara juga meneruskan perjuangan pendahulunya,

memimpin pasukan Islam guna menghancurkan kedudukan Portugis di Malaka.91

Ratu Kalinyamat adalah anak perempuan Sultan Trenggono. Putra Raden Patah ini

merupakan penguasa Kesultanan Demak ketiga yang menduduki takhta kerajaan

Islam pertama di tanah Jawa itu dalam dua periode yang berbeda, yakni pada 1505-

1518 dan 1521-1546.92

Selama memimpin Jepara, yang kala itu merupakan bagian dari wilayah

kekuasaan Kesultanan Demak, setidaknya dua kali Ratu Kalinyamat mengirimkan

pasukan dan armada tempur dalam jumlah besar ke Malaka untuk mengusir Portugis.

Yang pertama adalah bala bantuan untuk Kesultanan Johor, dan yang kedua atas

permohonan Sultan Aceh Darussalam.

Menurut De Couro pada tahun 1550 Raja Johor menulis sepucuk surat kepada

Ratu Kalinyamat, mengajak Ratu Jepara itu melakukan jihad melawan orangorang

Portugis di Malaka. Dalam surat itu Raja Johor juga menyatakan, di Malaka telah

terjadi kekurangan bahan pangan.

Ratu Kalinyamat menjawab seruan itu dengan mengirim sebuah armada yang

kuat. Dalam serangan tersebut telah muncul 200 buah kapal besar dari negeri-negeri

Islam yang telah bersekutu menyerang Malaka, 40 buah di antaranya berasal dari

Jepara, memuat 4000 sampai 5000 orang Prajurit. Armada itu dipimpin seorang

Panglima Jawa yang disebut dengan nama julukan “Sang Adipati”, seorang lelaki

yang gagah berani.93

90 Jurnal Maritim, Serangan Pati Unus di Selat Malaka, http://jurnalmaritim.com/2015/01/belajar-dari-kegagalan-serangan-pati-unus-di-selat-malaka/

91 Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2010, hlm. 65.92 M.C.Ricklefs,SejarahIndonesiaModern1200-2008,2008, h.6993 AminBudiman,Komplek Makam Ratu Kalinyamat, 35.

Page 32: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

32

Tahun 1550, Ratu Kalinyamat, puteri Sultan Trenggana mengirimkan bantuan

40 kapal dan 4000 personil atas permintaan Sultan Johor untuk menyerang Malaka.

Gabungan Armada Jepara, Melayu dan Aceh berjumlah total 200 kapal mengepung

Malaka. Kekuatan gabungan ini berhasil memukul mundur Portugis dan mengambil

alih sebagian besar kota Malaka, sebelum akhirnya Portugis berhasil menyerang

balik.

Prajurit-prajurit Melayu berhasil dipukul mundur ke kapal, sementara prajurit-

prajurit Jawa dari Jepara tatap bertahan di darat. Setelah Portugis berhasil membunuh

pemimpin pasukan Jawa dan menewaskan 2000 prajurit Jawa barulah pasukan Jawa

mundur ke kapal. Namun badai di laut mengakibatkan 2 kapal Jepara terdampar di

pantai dan menjadi sasaran empuk Portugis. Lebih dari setengah pasukan Jepara

gugur di medan pertempuran.94

Saat itu posisi Portugis di Asia Tenggara mulai melemah karena serangan

dari beberapa kerajaan Islam terhadap kekuatan Portugis di Malaka dan Maluku.

Portugis di Malaka menghadapi serangan dari Kerajaan Johor, Aceh dan Jepara (Ratu

Kalinyamat).

Pada tahun 1573, Sultan Aceh juga meminta bantuan Ratu Kalinyamat untuk

menyerang Malaka kembali. Ratu mengirimkan 300 kapal berisi 15.000 prajurit

Jepara. Pasukan yang dipimpin oleh Ki Demang Laksamana itu tiba di Malaka pada

bulan Oktober 1574.

Kesultanan Ternate juga membantu menyerang Portugis di Malaka. Di

Ternate Portugis juga merupakan musuh bebuyutan kesultanan Ternate. Portugis

yang disambut dengan baik sebagai rekan bisnis justru berusaha menjajah dan

memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Armada tempur Ternate

cukup besar, salah satunya berkat bantuan persenjataan dari Turki Usmani. Bahkan,

Ternate masih bisa mengirimkan pasukan untuk membantu Aceh dan Demak yang

sedang menghadapi Portugis di Malaka. Ketiganya membentuk Tripple Alliance

untuk membendung Portugis di Nusantara 95

Tahun 1574, Ratu Kalinyamat dari Jepara mengirimkan kapal bantuan untuk

ekspedisi Kesultanan Aceh menyerang Portugis di Malaka berjumlah 300 kapal

(80 diantaranya adalah junk besar berbobot 400 ton) serta 15.000 personil. Setelah

pengepungan dan pertempuran sengit selama 3 bulan.

Dua per tiga pasukan Jepara gugur, hanya sekitar 5000 pasukan yang masih

selamat dan kembali ke Jepara.96 Namun serangan bertubi-tubi ini menyebabkan

posisi Portugis di kepulauan Maluku terjepit karena bala bantuan dari Malaka dan

Goa terhambat, sehingga Sultan Baabullah dari Ternate berhasil mengalahkan dan

mengusir Portugis dari kesultanan Ternate pada tahun 1575.97

94 AndreasGosana,Warawiri: Life Consists of Endless Back and Forth Journeys in Time XlibrisCorporation(2016). lihatjuga:H.Kahler,Modern Times,BrillArchive(1981).danhttps://id.wikipedia.org/wiki/Invasi_Kerajaan_Demak_ke_Malaka

95 AbdulGhofurAnshori& YulkarnainHarahap, Hukum Islam: Dinamika dan Perkembangannya di Indonesia. TotalMediaYogyakarta,2008. hlm. 98

96 WilliamMarsden,The History of Sumatra: Containing an Account of the Government, Laws, Customs, and Manners of the Native Inhabitants. CambridgeUniversityPress(2012).

97 MuridanSatrioWidjojo,The Revolt of Prince Nuku: Cross-Cultural Alliance-making in Maluku, C.1780-1810. BRILL(2009)

Page 33: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

33

Pada saat hampir bersamaan posisi Portugis dikepung oleh Sultan Baabullah di

Ternate. Pasukan Portugis di Malaka dan Raja Muda Portugis di Goa, India juga sibuk

membantu Pasukan Portugis mempertahankan posisinya di Malaka sehingga tidak

bisa mengirim bantuan untuk pasukan Portugis di Maluku yang terkepung di dalam

Benteng Gamlamo. Pada 28 Desember 1575 Portugis di Maluku menyerah pada

Kesultanan Ternate setelah dikepung oleh pasukan Sultan Baabullah.98

Daftar Pustaka: Abdul Rohim, Perlawanan Kerajaan Demak Terhadap Portugis 1513-1527 M, Skripsi

Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas

Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Tahun 2017.

Abdul Ghofur Anshori & Yulkarnain Harahap. Hukum Islam: Dinamika dan

Perkembangannya di Indonesia. Total Media Yogyakarta, 2008.

Abimanyu, Babad Tanah Jawa Terlengkap dan Terasli, Jogjakarta : Laksana, 2013

Ágoston, Gábor; Masters, Bruce Alan. Encyclopedia of the Ottoman Empire. Infobase

Publishing, 2010.

Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah 1, Edisi revisi. Penerbit Surya Dinasti

Bandung 2015.

Al_Khalifa (2013). First Light. Routledge

Anthony Reid, An Indonesian Frontier: Acehnese and other Histories of Sumatra

(Singapore: University of Singapore Press, 2004).

Anthony Reid, The Contest for North Sumatra, Atjeh, The Netherlands and Britain,

1858-1898 (Kuala Lumpur: University of Malaya Press, 1969),

Black, Jeremy (1996). The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to

Revolution, 1492-1792. Cambridge University Press.

Brockey, Liam Matthew, Portuguese Colonial Cities in the Early Modern World.

Routledge

C. R. Boxer, The Portuguese Seaborne Empire 1415-1825, The History Of Human

Society, General Editor: J. H. Plumb, Hutchinson of London,

Casale, Giancarlo. The Ottoman Age of Exploration. Oxford University Press.

Cheviano E. Alputila, Pasang Surut Penyebaran Agama Katolik Di Maluku Utara Pada

Abad 16-17, Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 1, Balai Arkeologi Ambon Juli

2014.

Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2010.

98 Hayatidkk.2000.Peranan Ratu Kalinyamat di jepara pada Abad XVI. Jakarta:ProyekPeningkatanKesadaranSejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan DepartemenPendidikanNasional.

Page 34: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINAEdisi 11 / September 2018

34

Elton G.R., The new Cambridge Modern History, Vol II, (Cambridge at the university

Press, 1968),

Gocek, Fatma Muge (1987). East Encounters West: France and the Ottoman Empire in

the Eighteenth Century. Oxford University Press

Hans W. Weigert et.al. 1957. Principle of Polilitical Geography. Apleton New York.

Hayati dkk. Peranan Ratu Kalinyamat di jepara pada Abad XVI. Proyek Peningkatan

Kesadaran Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat

Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta 2000.

Hartoyo Amin Budiman, Komplek Makam Ratu Kali Nyamat, (Jateng: Proyek

Pengembangan Musium Jateng, 1982)

Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II (Yogyakarta: Teras,

2012).

John L. Esposito (Ed). The Oxford History of Islam. Oxford University Press, New York

1999.

Jurnal Maritim, Serangan Pati Unus di Selat Malaka, http://jurnalmaritim.

com/2015/01/belajar-dari-kegagalan-serangan-pati-unus-di-selat-malaka/

Krisna Bayu Adji, Ensiklopedi Raja-Raja Jawa: Dari Kalingga Hingga Kesultanan

Yogyakarta, Yogyakarta : Araska, 2011.

Leonard Y. Andaya, Dunia Maluku, Indonesia Timur Pada Zaman Modern Awal,

edisi terjemah Bahasa Indonesia, Penerbit Ombak 2015.

Lincoln, Payne (2013). The sea and civilization : a maritime history of the world. USA:

Penguin Random House Companies.

M. Adnan Amal, Portugis dan Soanyol di Maluku, Penerbit Komunitas Bambu 2010.

M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, terj. Tim Penerjemah Serambi

(Jakarta: Serambi, 2007)

Malekandathil, Pius (2010). Maritime India - Trade, Religion and Polity in the Indian

Ocean. Delhi: Primus Books.

Marshman, John Clark, History of India from the Earliest Period to the Close of the East

India Company's Government. Cambridge University Press.

Marwati Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia, jilid III (Jakarta: Balai

Pustaka, 1984)

Michael Hart, 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia terj. Ken Ndaru dan M. Nurul

Islam (Jakarta: Naura Books, 1992)

Midlarsky, Manus (2000). Handbook of War Studies II. EUA: University of Michigan.

Muridan Satrio Widjojo, The Revolt of Prince Nuku: Cross-Cultural Alliance-making

in Maluku, C.1780-1810. BRILL (2009)

Panitia Penyusun Hari Jadi Jepara. Sejarah dan Hari Jadi Jepara. Jepara: 1988.

Page 35: Ekspedisi Jihad Demak Melawan Portugis di Malakasyamina.org/uploads/Laporan LK Syamina Edisi 11 September 2018.pdf · Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

SYAMINA Edisi 11 / September 2018

35

Purwadi dan Maharsi, Babad Demak: Sejarah Perkembangan Islam di Tanah Jawa

(Yogyakarta: Pustaka Utama, 2012),

Rachmad Abdullah. Kerajaan Islam Demak: Api Islam di Tanah Jawa 1518-1549

(Solo: Al-Wafi, 2015).

Rahmad Abdullah, Wali Songo: Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa 1404-1482

M, (Solo: Al-Wafi, 2015).

Rasler, Karen A.; Thompson, William R. (2015). The Great Powers and Global Struggle,

1490-1990. University Press of Kentucky.

Saim Kayadibi, Islamization of the Southeast Asia: The Role of Turks, Department of

Economics, Kulliyyah of Economics and Management Sciences, International

Islamic University Malaysia (IIUM)

Shankarlal C. (2006). Land and People of Indian States and Union Territories: In 36

Volumes. Daman & Diu. Gyan Publishing.

Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara

Islam di Indonesia, PT LKiS Pelangi Aksara, 2005.

Tim Penyusun Naskah Sultan Hadiri dan Ratu Kalinyamat, Sultan Hadiri dan Ratu

Kalinyamat Sebuah Sejarah Ringkas (Jepara:1991)

Tjandrasasmita, Penelitian Arkeologi Islam di Indonesia dari Masa ke Masa, Menara

Kudus, 2000.

Tome Pires, Suma Oriental, Perjalanan dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco

Rodrigues. Penerbit: Ombak 2013.

Van den End dan Christian de Jonge, Sejarah Perjumpaan Gereja dan Islam (Jakarta:

Gunung Mulia, 1997).

Vickers, Daniel, A Companion to Colonial America. John Wiley & Sons

William Marsden, The History of Sumatra: Containing an Account of the Government,

Laws, Customs, and Manners of the Native Inhabitants. Cambridge University

Press (2012).