EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi...

31

Transcript of EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi...

Page 1: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah
Page 2: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

“EKONOMIA” JURNAL EKONOMIA

ISSN : 1858 – 2451

VOL. 4, No. 2, Juli 2014

PEMIMPIN UMUM

Drs. H. AM. Effendi Sangkim, M.Si

PEMIMPIN REDAKSI

Elvera, S.E., M.Sc

WAKIL PEMIMPIN REDAKSI

Laili Dimyati, S.E. M.Si

KONSULTAN AHLI

Dr. Zakaria Wahab, M.BA

Drs. M. Kosasih Zen, M.Si

DEWAN REDAKSI

Junaidi, S.I.P., M.Si

Marko Ilpiyanto, S.E.,M.M

Ruaman Yudianto, S.E., M.M

Zulaiha, S.E. M.A

SEKRETARIS REDAKSI

Yulia Misrania, S.E

DISTRIBUTOR

Yadi Maryadi, S.E

Ipriansyah, Amd.Kom

PEMIMPIN USAHA

Chusnul Chotimah, SE

DITERBITKAN OLEH :

LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LEMBAH DEMPO PAGARALAM

Jl. H. Sidik Adim No. 98 Airlaga, Pagaralam Utara.

Telp. (0730) 624445, Fax (0730) 62325

Page 3: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

94

KONSISTENSI PENERAPAN DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP (UKL)-UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

HIDUP (UPL) DALAM PENGELOLAAN LIMBAH PTPN VII

(PERSERO) UNIT USAHA KOTA PAGAR ALAM

Herma Diana, S.H.,M.H. *)

ABSTRACT

This thesis is intended to analyze the " Consistency of application of

Environmental Management Procedures - Environmental Monitoring Effort

PTPN VII (Limited) Pagaralam Business Unit ".

This thesis uses empirical juridical approach, material processing through

the method of analyzing qualitative descriptive material by law, for the purpose of

Analyzing Consistency Application of Environmental Management Procedures

Document - Environmental Monitoring Effort PTPN VII (Limited) Pagaralam

Business Unit, and Analyzing and Explaining Protection / Legal efforts to Our

Communities Around PTPN VII (Limited) Business Units Affected Pagaralam

negative / Pollution from The waste.

PTPN VII (Limited) Business Unit Pagaralam perform waste

management based on the applicable provisions of Law No. 32 of 2009 on the

Protection and Management of the Environment, Government Regulation No. 27

Year 2012 on Permit Environmental Regulation of the Minister of Environment of

the Republic of Indonesia Number 13 of 2010 on Environment Management

Program and Environmental Monitoring Effort and Ability Statement

Environment, Regulation of the Minister of Environment of the Republic of

Indonesia Number 05 Year 2012 on Types of Business Plan and / or Activities

Requiring Environmental Impact Assessment, Pagaralam Regional Regulation

No. 5 of 2011 on the development of Business and Activities Environmental

Assessment, Mayor Pagaralam Circular No. 660/244/BPLH/PP-I/VI/2012 dated

July 3, 2012 on the preparation of the EIA, Environmental Management

Procedures - Environmental Monitoring Effort, and the Environmental Permit.

This study contributes to ideas for the party that has the authority to assess the

consistency of application of the Environmental Management Procedures

Document - Environmental Monitoring Effort waste management PTPN VII

(Limited) Pagaralam Business Unit. Under the applicable regulations.

Type of waste in PTPN VII (Limited) Pagaralam Business Unit among

others; Liquid Waste, Solid Waste, Metal Waste , Ambient Air Emissions and

Hazardous and Toxic Waste. Of the kind of waste if not properly handled or

processed will have a negative impact and disrupt the continuity of the area

around the factory PTPN VII (Limited) Pagaralam Business Unit. The threat of

negative impact if the waste is not properly managed or mitigated, employees and

the community around the plant site, disruption to air quality.

*) Dosen Tetap STIE Lembah Dempo

Pagaralam

Page 4: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

95

Protection / remedies for people affected by pollution the compensation

(polluter pay principle) according to the explanation of Article 87 Paragraph (1)

of Law no. 32 of 2009.

Kaywords: Consistency of application of Environmental Management

Procedures Document - Environmental Monitoring Effort

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945

dalam Pasal 33 mengamanatkan,

bahwa bumi dan air serta kekayaan

yang terkandung didalamnya

dikuasai oleh negara dan

dipergunakan sebesar-besarnya untuk

kemakmuran rakyat banyak. Oleh

karena itu perlu dilaksanakan

pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan hidup.

Demikian luasnya ruang

lingkup pembangunan yang akan

dicapai, maka harus dilaksanakan

secara bertahap dan

berkesinambungan. Pembangunan

tentu akan membawa perubahan-

perubahan dalam masyarakat.

Dengan adanya perubahan dalam

pembangunan tersebut dan semakin

bertambahnya jumlah penduduk,

maka seyogyanya harus disesuaikan

dengan pemanfaat sumberdaya alam

yang ada demi kesinambungan

kehidupan dari masyarakat itu

sendiri, baik pada saat sekarang

maupun masa yang akan datang.1

Kesadaran dan kehidupan

masyarakat dalam kaitannya dengan

pengelolaan lingkungan hidup telah

berkembang sedemikian rupa

sehingga pokok materi sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang Nomor

1Email Salim, Lingkungan Hidup dan Pembangunan,

Mutiara, Jakarta , 1981 hal. 116

4 Tahun1982 tentang Ketentuan-

Ketentuan Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup perlu

disempurnakan untuk mencapai

tujuan pembangunan yang

berkelanjutan yang berwawasan

lingkungan (”Sustainable

development”), pemerintah mencabut

Undang-Undang Nomor 4 Tahun

1982, dan menerbitkan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1997

tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup berlaku pada tanggal 19

September 1997. Kemudian

kualiatas lingkungan hidup yang

semakin menurun telah mengancam

kelangsungan perikehidupan

manusia makhluk lainya sehingga

perlu dilakakukan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang

sungguh-sungguh dan konsisten oleh

semua pemangku kepentingan

sehingga diterbitkan Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2009

Undang –Undang tentang

Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Lingkungan hidup Indonesia

sebagai konsep ekologi, yang

pengertiannya dibakukan dalam

Pasal 1 Butir 1 Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2009 berbunyi

sebagai berikut: ” Lingkungan hidup

adalah kesatuan ruang dengan semua

benda, daya, keadaan, dan makhluk

hidup, termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi

alam itu sendiri, kelangsungan

Page 5: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

96

perikehidupan, dan kesejahteraan

manusia serta mahkluk hidup lain.” 2

Dari batasan di atas,

lingkungan hidup tidak mengenal

batas wilayah administratif atau

Negara. Akan tetapi kalau

lingkungan hidup itu dikaitan dengan

perlindungan dan pengelolaannya,

maka harus jelas batas wilayah

perlindungan dan pengelolaannya,

negara Indonesia dengan iklim tropis

yang memberikan kondisi alamiah

dan kedudukan dengan peranan

strategis dalam menyelenggarakan

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup..

Berdasarkan Undang-Undang

No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup memberi

batasannya pada Pasal 1 Ayat (2):

”Perlindungan dan Pengelolaan

lingkungan hidup adalah upaya

sistematis dan terpadu yang

dilakukan untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup dan mencegah

terjadinya pencemaran dan /atau

kerusakan lingkungan hidup yang

meliputi pencemaran, pemanfaatan,

pengendalian”.3

Dalam pendayagunaan

sumber daya alam, baik hayati

maupun nonhayati, sangat

mempengaruhi kondisi lingkungan

bahwa dapat mempengaruhi sistem

kehidupan yang sudah berimbang, ini

harus memperhatikan tujuannya, dan

pengaruh (dampak) yang akan timbul

bila tidak diperhatikan akibatnya

akan dirasakan oleh masyarakat

sekarang dan generasi berikutnya,

2UU No. 32 Tahun 2009, Undang-Undang Perlidungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 1 Butir 1 3UU No. 32 Tahun 2009, Pasal 1 Ayat (2)

keseimbangan akan memakan waktu

cukup lama dengan biaya yang tidak

sedikit.

Penataan ruang serta

keterpaduan kegiatan pembanguan

dalam wilayah di dukung oleh peran

serta aktif masyarakat dan dunia

usaha serta kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Konsep pembangunan

berkelanjutan merupakan standar

yang tidak hanya diperlukan bagi

perlindungan lingkungan melainkan

juga merupakan kebijaksanaan

program pembangunan. Artinya

dalam penyediaan, penggunaan

sumber daya alam dalam taraf

kesejahteraan ekonomi, pencegahan

terhadap pembangunan yang

destruktif yang tidak bertanggung

jawab terhadap lingkungan, serta

berkewajiban untuk turut serta dalam

melaksanakan pembangunan

berkelanjutan pada setiap

masyarakat.

Dalam pendayagunaan

sumber daya alam, baik hayati

maupun nonhayati, sangat

mempengaruhi kondisi lingkungan

bahwa dapat mempengaruhi sistem

kehidupan yang sudah berimbang

antara kehidupan tersebut dan ini

harus memperhatikan tujuannya, dan

pengaruh (dampak) yang akan timbul

bila tidak diperhatikan akibatnya

akan dirasakan oleh masyarakat

sekarang dan generasi berikutnya,

keseimbangan akan memakan waktu

cukup lama dengan biaya yang tidak

sedikit.4

4Subagyo, P.Joko, Hukum Lingkungan dan

Penanggulangannya, Rineka Cipta, Jakarta, 1999,

hal. 1

Page 6: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

97

Dalam prakteknya masih

banyaknya dijumpai pihak-pihak

yang belum menunjukkan komitmen

untuk melaksanakan pembangunan,

tapi yang lebih dikuatirkan adalah

pihak-pihak yang mendirikan

industri tanpa memperhatikan adanya

pengelolaan limbah yang baik.

Umumnya mereka lebih

mementingkan keuntungan ekonomi

semata. Akhirnya masalah yang

berkaitan dengan pencemaran

bermunculan.

Berdasarkan ketentuan Pasal

57 Ayat (1) Undang-Undang No. 32

Tahun 2009 menyebutkan bahwa

pemeliharaan lingkungan hidup

dilakukan melalui upaya:

1. Konservasi sumber daya alam

2. Pencadangan sumber daya

alam; dan /atau

3. Pelestarian fungsi atmosfer.5

Setiap usaha dan /atau

kegiatan wajib memiliki Amdal,

yang diperoleh melalui tahapan

kegiatan yang meliputi:

a. Penyusun Amdal dan Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup

(UKL) - Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup (UPL).

b. Penilaian Amdal dan

pemeriksaan Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup

(UKL) –Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup (UPL).

c. Permohonan dan penerbitan

Izin Lingkungan.6

Untuk menunjang

pembangunan agar diarahkan dalam

segala usaha pendayagunaannya

tetap memperhatikan keseimbangan

lingkungan serta kelestarian fungsi

5UU No. 32 Tahun 2009, Pasal 57 Ayat (1)

6PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

lingkungan hidup. Sehubungan

dengan itu terus diusahakan

perluasan keanekaragaman

pemanfaatan sumber alam guna

meningkatkan kekuatan ekonomi

bangsa.

Perkebunan dan Pabrik

Pengeolahan Teh Unit Usaha

Pagaralam merupakan salah satu

Unit Usaha di PTPN VII (Persero).

Peletakan batu pertama dilakukan

pada tanggal 2 Mei 1929 dan

kemudian dikelola oleh perusahaan

Belanda. Pada tahun 1942-1945,

yaitu pada masa perang dunia II

perusahaan dikuasai Jepang. Tahun

1945-1949 dikelola dibawah

Departemen Pertanian, kemudian

semasa clash dengan Belanda, kebun

dan Pabrik Teh Gunung Dempo

dibumihanguskan. Perkebunan dan

pabrik kemudian dibangun kembali

oleh perusahaan Belanda yaitu

Kultur NV. Soerabaia pada tahun

1951-1958. Perusahaan kemudian

dinasionalisasikan dan dikelola PN

Baru Sumatera Selatan selama tahun

1958-1963. Antara tahun 1963-1968

perusahaan dikelola oleh PPN Antan

VII Bandung, lalu dikelola dibawah

PNP X Bandar Lampung antara

tahun 1968-1980. Perusahaan lalu

dikelola oleh PT Perkebunan X

(Persero) pada tahun 1980-1996,

kemudian dari tahun 1996- sekarang

dikelola oleh Perusahaan Perseroaan

(Persero) PT Perkebunan Nusantara

VII yang merupakan konsolidasi

PTP XI, PTP XXIII, dan PTP XXXI.

Perseroan didirikan dengan

berdasarkan Akta Pendirian

Perusahaan oleh Notaris Harun

Kamil, S.H Nomor 40 tanggal 11

Maret 1996, dan telah mendapatkan

Page 7: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

98

pengesahan dari Menteri Kehakiman

Republik Indonesia berdasarkan

Surat Keputusan No. C2-8335. HT

.01.01. tahun.1996 tanggal 8 Agustus

1996.

Lokasi PTPN VII Unit Usaha

Pagaralam di Gunung Dempo,

Kecamatan Pagaralam Selatan yang

berjarak 9 km dari Kota Pagaralam,

69 km dari Kota Lahat, 300 km dari

Kota Palembang, dan 660 km dari

(Kantor Direksi PTPN VII (Persero)

Bandar Lampung.

Kondisi topografi relatif

lereng dan bergelombang dengan

jenis tanah umumnya Andosol. Areal

kebun berada pada ketinggian

sekitar 950 - 1.900 meter di atas

permukaan laut dengan curah hujan

rata-rata pertahun 2.500 mm-3000

mm. Musim basah selama 10 bulan

dan musim kering selama 2 bulan,

memiliki kelembaban udara berkisar

antara 60% - 85% dengan suhu udara

berkisar antara 150C - 26

0C.

Jenis produksi yang

dihasilkan adalah teh hitam dengan

kapasitas olah pabrik saat ini 80 ton

pucuk segar per hari, dalam proses

produksinya PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam

mengembangkan teknologi budidaya

dan proses yang efisien untuk

menghasilkan produk berkualitas,

dengan didukung 1.429,32 hektar

area tanamnan teh milik PTPN VII

(Persero) Unit Usaha Pagaralam.

Keberadaan PTPN VII

(Persero) Unit Usaha Pagaralam

seharusnya juga memelihara

kelestarian kemampuan lingkungan,

mencegah pencemaran perusakan

lingkungan hidup serta pemborosan

penggunaan sumber alam, dengan

demikian maka perlu ditingkatkan

pemanfaatan limbah serta

pengembangan teknologi daur ulang.

PTPN VII (Persero) Unit

Usaha Pagaralam yang memproduksi

teh, keberadaan PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam itu tentu

membawa dampak positif dan

dampak negatif bagi masyarakat,

khususnya masyarakat di sekitar

PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam, dampak positifnya dari

aspek ekonomi terciptanya lapangan

kerja dan kesempatan berusaha,

memberi devisa bagi daerah dan

negara dari sektor pajak, dari aspek

sosial yaitu pemeratan penyebaran

penduduk dan mempercepat

pengembangan wilayah, dan dari

aspek pariwisata keberadaan PTPN

VII (Persero) Unit Usaha Pagaralam

menjadi salah satu daerah tujuan

wisata baik domestik maupun

mancanegara.

Kemudian dampak dari

limbahnya bisa berdampak positif

dan negatif, adapun limbah yang

dihasilkan oleh PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam berupa

limbah padat, limbah cair, emisi

udara ambient dan limbah bahan

berbahaya dan beracun (B3), limbah

padat dapat dijadikan pupuk dan

makanan ternak, dan emisi udara

ambient ini adanya pencemaran

udara lingkungan pabrik PTPN VII

(Persero) Unit Usaha Pagaralam,

akibat proses pengolahan

pengeringan teh menggunakan bahan

bakar cangkang atau kulit biji kelapa

sawit sebagai bahan bakarnya, asap

yang berwarna hitam yang dihasilkan

dari proses tersebut mengganggu

masyarakat disekitarnya khususnya

di kelurahan Gunung Dempo

Pagaralam.

Page 8: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

99

Keadaan ini telah

berlangsung dari tahun 2006 sampai

dengan 2012 dengan alasan lebih

ekonomis, yang dulunya sebelum

tahun 2006 pengeringan teh

menggunakan bahan bakar solar/

mesin desel yang tidak menimbulkan

dampak yang begitu berarti tetapi

memerlukan biaya yang relatif lebih

mahal dibandingkan dengan

menggunakan bahan bakar cangkang

kelapa sawit, namun konsekuensinya

menimbulkan pencemaran, dampak

negatif inilah yang menjadi masalah

karena mengganggu lingkungan

masyarakat disekitarnya karena

polusi udara, walaupun belum atau

tidak sampai kepada gugatan dari

masyarakat tetapi ini menimbulkan

masalah lingkungan hidup bagi

masyarakat disekitarnya, ini dalam

aplikasinya adanya ketidak selarasan

dengan Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UKL) - Upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup

(UPL), walaupun tidak

keseluruhannya, hal ini perlu

ditindak lanjuti oleh pihak PTPN VII

(Persero) Unit Usaha Pagaralam

untuk menanggulangi atau

meminimalisir dampak negatifnya.

Dari temuan pencemaran

tersebut ada dalam pengeloaan

limbahnya, pihak PTPN VII

(Persero) Unit Usaha Pagaralam

seharusnya bertanggung jawab dan

melakukan pengelolaan limbahnya

berdasarkan peraturan yang berlaku,

serta memberikan upaya

perlindungan hukum bagi

masyarakat disekitarnya akibat dari

pencemaran tersebut.

Oleh sebab itu PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam perlu

melakukan pengelolaan limbah

berdasarkan ketentuan yang berlaku

yaitu Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

Peraturan Pemerintah Nomor 27

Tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan, Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2010

tentang Upaya Pengelolaan

lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup

(UPL) dan Surat Pernyataan

Kesanggupan Pengelolaaan

Lingkungan Hidup dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup,

Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup Republik Indonesia Nomor 05

Tahun 2012 tentang Jenis Rencana

Usaha dan /atau Kegiatan yang

Wajib Dilengkapi dengan Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup, Peraturan Daerah Pagaralam

Nomor 5 Tahun 2011 tentang

pembinaan Jenis Usaha dan Kegiatan

Kajian Lingkungan Hidup, Surat

Edaran Walikota Pagaralam Nomor

660/244/BPLH/PP-I/VI/2012 tanggal

3 Juli 2012 tentang Penyusunan

AMDAL, UKL-UPL, SPPL, dan Izin

Lingkungan. KONSISTENSI

PENERAPAN DOKUMEN

UPAYA PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP (UKL)-

UPAYA PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP (UPL)

DALAM PENGELOLAAN

LIMBAH PTPN VII (PERSERO)

UNIT USAHA KOTA PAGAR

ALAM.

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan paparan diatas,

maka pokok permasalahan studi ini

yang sekaligus merupakan fokus dari

penelitian adalah :

Page 9: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

100

1. Bagaimanakah Konsitensi

Penerapan Dokumen UKL-UPL

dalam Meningkatkan Jumlah

Produksi Teh pada PTPN VII

Pagaralam?

2. Bagaimana Perlindungan/Upaya

Hukum Terhadap Masyarakat di

Sekitar PTPN VII yang Terkena

Dampak Pecemaran dari

Kegiatan Produksi Teh Yang di

Timbulkan oleh PTPN VII

Pagaralam?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian

adalah untuk menjawab pokok

permasalahan tersebut, maka

penelitian bertujuan :

1. Untuk Menganalisis dan

Menjelaskan Konsistensi

Penerapan Dokumen UKL-UPl

dalam Meningkatkan Jumlah

Produksi Teh pada PTPN VII

Pagaralam.

2. Untuk Menganalisis dan

Menjelaskan

Merlindungan/Upaya Hukum

terhadap Masyarakat di Sekitar

PTPN VII yang Terkena Dampak

Pecemaran dari Kegiatan

Produksi Teh Yang di Timbulkan

oleh PTPN VII Pagaralam?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian

adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1. Untuk perbaikan dan

pengembangan keilmuan

dibidang Hukum

Administrasi Negara,

Hukum Ekonomi dan

khususnya di bidang Hukum

Lingkungan.

2. Dapat dijadikan sebagai

bahan referensi dan bahan

buku penulisan bagi praktisi

hukum, pemerhati hukum

dan masyarakat luas yang

berminat atau sekedar ingin

mengetahui tentang topik

bahasan ini.

b. Manfaat Praktis

1. Dapat memberikan kontribusi

pemikiran kepada

pemerintah sebagai masukan

akademis bagi pengambilan

kebijakan pemerintah yang

berkaitan dengan pemecahan

masalah yang timbul dimana

kasus lingkungan hidup

sudah ditangani secara serius

termasuk melalui jalur

hukum.

2. Dapat bermanfaat bagi pihak

pemerintah, pemprakarsa,

masyarakat dan dalam

menangani masalah limbah

yang dapat menimbulkan

pencemaran lingkungan dan

jumlah produksi Teh.

3. Dapat memberikan

kontribusi pemikiran bagi

pihak yang mempunyai

kewenangan untuk

mengkaji Konsistensi

Penerapan Dokumen UKL-

UPL dalam Meningkatkan

Jumlah Produksi Teh pada

PTPN VII Pagaralam.

E. Kerangka Teori

a. Grand Teori

Dasar pemikiran perlunya

diberikan perlindungan

hukum terhadap seseorang

individu untuk memperoleh

lingkungan hidup yang sehat

Page 10: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

101

(The Right to a Healty

Enviroment) yang

merupakan salah satu HAM

yang diatur di dalam

Deklarasi Universal Hak

Aasasi Manusia.7

Manusia di dalam kehidupan

tidak cukup hanya

memperhatikan materi,

energi, dan informasi.

Meskipun ekologi penting, ia

bukan satu-satunya masukan

untuk mengabil keputusan

dalam permasalahan

lingkungan hidup, melainkan

hanya salah satu masukan

saja. Ekologi merupakan

salah satu komponen dalam

sistem pengelolaan

lingkungan hidup yang harus

ditinjau bersama dengan

komponen lain untuk

mendapatkan keputusan yang

seimbang.8

Betapapun macam dan

bentuk ekosistem itu, yang

penting bagaimana ekosistem

tersebut menjadi stabil

sehingga manusianya bisa

tetap hidup dengan teratur

dari genarasi ke generasi

selama dan sesejahtera

mungkin. Disamping itu

perlu disadari pula, bahwa

manusia harus berfungsi

sebagai subyek dari

ekosistemnya walaupun tidak

boleh mengabaikan arti

pentingnya menjaga

kestabilan ekosistemnya

7 Muladi, Hak Asasi Manusia Politik dan Sistem

Peradilan Pidana, Semarang, BP Undip, 1997,hal.203 8 Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan

Pembangunan, Cetakan Keempat, Jakarta, Djambatan,

1988, hal.20

sendiri. Perubahan-

perubahan yang terjadi di

dalam daerah lingkungan

hidupnya. Mau tidak mau

akan mempengaruhi

ekosistem manusianya,

karena manusia akan banyak

sekali bergantung pada

ekosistemnya.9

b. Midle Range Teori

L.L. Bernad dalam bukunya yang

berjudul Introduction to

Social Psychology membagi

lingkungan atas empat

macam, yakni:

1. Lingkungan fisik atau

anorganik, yaitu

lingkungan yang terdiri

dari gaya kosmik,

fisiogeografi seperti

tanah, udara, laut, radiasi,

gaya tarik, omak dan

sebagainya.

2. Lingkungan biologi atau

organik yaitu segala

sesuatu yang bersifat

biotis berupa

mikroorganisme, parasit,

hewan, tumbuh-

tumbuhan Termasuk juga

disini lingkungan parental

dan proses-proses biologi

seperti reproduksi,

pertumbuhan dan

sebagainya.

3. Lingkungan sosial ini dapat

dibagi dalam tiga bagian :

a. Lingkungan fisiososial,

yaitu yang meliputi

kebudayaan materiil,

9 Fuad Amsyari, Prinsip-Prinsip Masalah Pencemaran

Lingkungan, Cetakan Ketiga, Jakarta, Ghalia Indonesia,

1986, hal.

33-34

Page 11: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

102

peralatan senjata,

mesin, gedung-

gedung.

b. Lingkungan biososial,

manusia dan bukan

manusia, yaitu,

manusia dan

interaksinya terhadap

sesamanya dan

tumbuhan beserta

hewan domestik dan

semua bahan yang

digunakan manusia

yang berasal dari

sumber organik.

c. Lingkungan

Psikososial, yaitu yang

berhubungan dengan

tabiat batin manusia,

seperti sikap,

pandangan, keinginan,

keyakinan. Hal ini

terlihat melalui

kebiasaan, agama,

ideologi, bahasa.

4. Lingkungan Komposit,

yaitu lingkungan yang

diatur secara

institusional, berupa

lembaga-lembaga

masyarakat, baik yang

terdapat di daerah, kota

atau desa.

c. Applied Teori

Di dalam Pasal 2 Undang-

Undang No. 32 Tahun 2009,

ditetapkan bahwa,

perlindungan dan pengelolaan

dilaksanakan berdasarkan 14

(empat belas) asas, yaitu:10

10

Pasal 2 UU No. 32 Tahun 2009

1. Asas Tanggung Jawab

Negara:

Yang dimaksud dengan ”

asas tanggung jawab

negara” adalah:

a. Negara menjamin

pemanfaatan

sumberdaya alam akan

memberikan manfaat

yang sebesar-besarnya

bagi kesejahteraan

rakyat.

b. Negara menjamin hak

warga negara atas

lingkungan hidup yang

baik dan sehat.

c. Negara mencegah

dilakukannya kegiatan

pemanfaatan

sumberdaya alam yang

menimbulkan

pencemaran dan /atau

kerusakan lingkungan

hidup.11

2. Asas Kelestarian dan

Berkelanjutan:

Yang dimaksud dengan ”

asas kelestarian dan

keseimbangan” adalah

tanggung jawab terhadap

generasi mendatang dan

terhadap sesamanya

dalam satu generasi

dengan melakukan upaya

pelestarian daya dukung

ekosistem dan

memperbaiki kualitas

lingkungan hidup.12

3. Asas Keserasian dan

Keseimbangan:

11

UU No. 32 Tahun 2009 Penjelasan Pasal 2 Huruf a 12

Ibid, Penjelasan Pasal 2 Huruf b

Page 12: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

103

pemanfaaatan lingkungan

hidup harus

memperhatikan berbagai

aspek seperti kepentingan

ekonomi, sosial, budaya,

dan perlindungan, serta

pelestarian ekosistem.13

4. Asas Keterpaduan:

Yang dimkasud dengan

”asas keserasian dan

keterpaduan” adalah

dilakukan dengan

memadukan berbagai unsur

atau mensinergikan

berbagai komponen

terkait.14

5. Asas Manfaat:

Yang dimkasud dengan

”asas manfaat” adalah

dilaksanakan disesuaikan

dengan potensi sumberdaya

alam dan lingkungan hidup

untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

dan harkat manusia selaras

dengan pembangunannya.15

6. Asas Kehati-hatian:

Yang dimaksud dengan

”asas kehati-hatian” adalah

keterbatasan penguasaan

ilmu pengetahuan dan

teknologi bukan

merupakan alasan untuk

menunda langkah-langkah

meminimalisasi atau

menghindari ancaman

13 Ibid, Huruf c 14 Ibid, Huruf d 15 Ibid, Huruf e

terhadap pencemaran dan

/kerusakan lingkungan

hidup.16

7. Asas Keadilan:

Yang dimkasud dengan ”

asas keadilan” adalah

harus mencerminkan

keadilan secara

proporsional bagi setiap

warga negara, baik lintas

daerah, lintas generasi

maupun lintas gender.17

8. Asas Ekoregion:

Yang dimaksud dengan

”asas ekoregion” adalah

harus memperhatikan

karakteristik sumberdaya

alam, ekosistem, kondisi

geografis, budaya

masyarakat setempat dan

kearifan lokal.18

9. Asas Keanekaragaman

Hayati:

Yang dimaksud dengan

”asas keanekaragaman

hayati” adalah

keanekaragaman, dan

keberlanjutan sumberdaya

alam hayati yang terdiri

atas sumberdaya alam

nabati dan sumberdaya

alam hewani yang bersama

dengan unsur nonhayati

disekitar secara

keseluruhan membentuk

ekosistem.19

16 Ibid, Huruf f 17

Ibid, Huruf g 18 Ibid, Huruf h 19 Ibid, Huruf i

Page 13: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

104

10. Asas Pencemar

Membayar:

Yang dimaksud dengan

bahwa ” asas pencemar

membayar” adalah bahwa

setiap penaggung jawab

yang usaha dan/atau

kegiatan menimbulkan

pencemaran/atau

kerusakan lingkungan

hidup wajib menanggung

biaya pemulihan

lingkungan.20

11. Asas Partisipasif:

Yang dimaksud dengan ”

asas partisipasif ” adalah

berperan aktif dalam

proses pengambilan

keputusan dan pelaksanaan

perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup, baik secara

langsung maupun tidak

langsung.21

12. Asas Kearifan Lokal:

Yang dimaksud dengan ”

asas kearifan lokal” adalah

harus memperhatikan

nilai-nilai luhur yang

berlaku dalam tata

kehidupan masyarakat.22

13. Asas Tata Kelola

Pemerintah yang Baik:

Yang dimaksud dengan ”

asas tata kelola pemerintah

yang baik”adalah dijiwai

oleh prinsip partisipasi,

transparasi, akuntabilitas,

efisiensi, dan keadilan.23

20 Ibid, Huruf j 21

Ibid, Huruf k 22

Ibid, Huruf l 23

Ibid, Huruf m

14. Asas Otonomi Daerah:

Yang dimaksud dengan ”

asas otonomi daerah”

adalah bahwa mengurus

sendiri urusan

pemerintahan di bidang

perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup dengan

memperhatikan

kekhususan dan

keragaman daerah dalam

bingkai Negara Kesatuan

Republik Indonesia. 24

Undang-Undang No. 32

Tahun 2009 menetapkan bahwa

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup meliputi:

1. Perencanaan

Ditetapkan dalam Pasal 5 dari

Undang-Undang itu yang

berbunyi, perencanaan

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup dilaksanakan

melalui tahapan:

a. Penetapan wilayah ekoregion;

b. Penyusunan RPPLH.

Penetapan wilayah ekoregion

dilaksanakan oleh Menteri

setelah berkoordinasi dengan

instansi terkait, dilaksanakan

dengan mempertimbangkan:

a. karekteristik bentang alam

b. daerah aliran sungai

c. iklim

d. flora dan fauna

e. sosial budaya

f. ekonomi

g. kelembagaan masyarakat

24

Ibid, Penjelasan Pasal 2 Huruf n

Page 14: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

105

h. hasil inventarisasi lingkungan

hidup

Penyusunan RPPLH (Rencana

Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup), disusun

oleh Menteri, gubernur atau

bupati/walikota yaitu:

a. Keragaman karakter dan

fungsi ekologis

b. Sebaran penduduk

c. Sebaran potensi sumberdaya

alam

d. Kearifan lokal

e. Aspirasi masyarakat

f. Perubahan iklim.

RPPLH (Rencana Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup) diatur dengan:

a. Peraturan pemerintah untuk

RPPLH nasional.

b. Peraturan daerah provinsi

untuk RPPLH provinsi.

c. Peraturan daerah

kabupaten/kota untuk RPPLH

kabupaten/kota.

RPPLH (Rencana Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup) memuat rencana tentang:

a. Pemanfaatan dan /atau

pencadangan sumberdaya

alam.

b. Pemeliharaan dan

perlindungan kualitas dan/atau

fungsi lingkungan hidup.

c. Pengendalian, pemantauan.

d. Adaptasi dan mitigasi

terhadap perubahan iklim.

2. Pemanfaatan sumberdaya alam

Sumberdaya hayati dan nonhayati

yang secara keseluruhan

membentuk kesatuan ekosistem.

Pemanfaatan sumberdaya alam

dilakukan berdasarkan RPPLH,

dan bila belum tersusun,

dilaksanakan berdasarkan daya

dukung dan daya tampung

lingkungan hidup yaitu dengan:

1). Keberlanjutaan proses dan

fungsi lingkungan hidup,

2). Keberlanjutan produktifitas

lingkungan hidup, dan

3). Keselamatan, mutu hidup, dan

kesejahteraan masyarakat.

3. Kerusakan lingkungan hidup

Kerusakan lingkungan hidup

perubahan langsung dan/atau

tidak langsung terhadap sifat

fisik, kimia, dan/atau hayati

lingkungan hidup yang

melampaui kreteria baku

kerusakan lingkungan hidup.25

4. Instrumen pencegahan

pencemaran, kerusakan

lingkungan hidup

Adapun instrumen pencegahan

pencemaran, kerusakan

lingkungan hidup, antara lain

sebagai berikut:

1). KLHS (Kajian Lingkungan

Hidup Strategis)/Strategic

Environmental Assessment.

Pasal 1 Butir 10 Undang-

Undang Nomor 32 Tahun

2009, memberikan batasan

bahwa:”KLHS adalah

rangkaian analisis yang

sistematis, menyeluruh, dan

partisipasif, untuk

memastikan bahwa prinsip

pembangunan berkelanjutan

telah menjadi dasar dan

terintegrasi dalam

pembangunan suatu wilayah.” 26

2). Tata Ruang, yaitu :

25

Pasal 1 butir 17 UU No. 32 Tahun 2009 26

UU No. 32 Tahun 2009, Pasal 1 butir 10

Page 15: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

106

(1). Untuk menjaga

kelestarian fungsi

lingkungan hidup dan

keselamatan

masyarakat.27

(2). Perencanaan tata ruang

wilayah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dengan

memperhatikan daya

dukung dan daya

tampung lingkungan

hidup.

3). Baku Mutu Lingkungan

Hidup/ Environmental Qulaity

Standard

Buku mutu lingkungan adalah

ukuran batas atau kadar

mahkluk hidup, zat, energi,

atau komponen yang ada atau

harus ada dan/atau unsur

pencemar yang ditenggang

keberadaannnya dalam suatu

sumberdaya tertentu sebagai

unsur lingkungan hidup.

4). AMDAL (Analisis Mengenai

Dampak

Lingkungan)/Environment

Impact Analysis.

Di dalam Pasal 1 Butir 11 dari

Undang-Undang No. 32

Tahun 2009, berbunyi

sebagai berikut: Analisis

dampak lingkungan hidup

adalah dampak penting suatu

usaha dan/atau kegiatan yang

direncanakan pada

lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses

pengambilan keputusan

27 Ibid, Pasal 1 butir 1

tentang penyelenggaraan

usaha dan/atau kegiatan”.28

Dari rumusan itu dapat

diartikan, bahwa analisis

mengenai dampak lingkungan

hidup adalah suatu studi yang

mengidentifikasi,

memprediksi,

mengiterpretasi, dan

mengkomunikasikan

pengaruh dari suatu kegiatan,

khususnya suatu proyek

terhadap lingkungan.

5). Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UKL) -

Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup (UPL).

Dalam Pasal 34 Undang-

Undang Nomor 32 Tahun

2009 menyebutkan:

1. Setiap usaha dan/atau

kegiatan yang tidak

termasuk dalam kreteria

wajib Amdal

sebagaimana dimaksud

Pasal 23 Ayat (1) wajib

memiliki Upaya

Pengelolaan Lingkungan

Hidup (UKL) - Upaya

Pemantauan Lingkungan

Hidup (UPL).

2. Gubernur atau

bupati/walikota

menetapkan jenis usaha

dan/atau kegiatan yang

wajib dilengkapi dengan

Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup

(UKL) - Upaya

Pemantauan Lingkungan

Hidup (UPL).

II. METODE PENELITIAN

28

UU No. 32 Tahun 2009, Pasal 1 Butir 11

Page 16: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

107

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian hukum ini

adalah penelitian hukum

empiris yang bersifat

kualitatif, penelitian hukum

dilakukan untuk

menghasilkan argumentasi,

teori atau konsep baru

sebagai preskriptif dalam

menyelesaikan masalah yang

dihadapi.29

2. Pendekatan Penelitian

Pedekatan dalam penelitian

hukum ini dimaksudkan

untuk melakukan pendekatan

terhadap permasalahan yang

diteliti, untuk kemudian

dikaji dari aspek Hukum

Administrasi Negara,

khususnya pada Hukum

Lingkungan.

3. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan

adalah:

a. Data Primer

Data primer adalah data

yang diperoleh secara

langsung dari sumber

aslinya. Data primer dalam

penelitian ini menggunakan

wawancara. Pengertian

wawancara menurut

Norman K. Denzen

sebagaimana dikutip oleh

Soerjono Soekanto adalah

percakapan dengan

berhadap-hadapan dimana

satu orang memberikan

informasi kepada yang

lainnya.

29

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,

Kencana Prenada Group, Jakarta, 2010, hal.35

Wawancara yang digunakan

dalam penelitian ini adalah

wawancara dengan

menggunakan suatu

pedoman wawancara yang

berisikan pokok-pokok

yang diperlukan untuk

wawancara dan atau

dipergunakan daftar

pertanyaan berstruktur yang

memberikan pertanyaan

tertutup dan terbuka.30

Wawancara dilakukan di

PTPN VII (Persero) Unit

Usaha Pagaralam, Badan

Pengelolaan Lingkungan

Hidup (BPLH) Kota

Pagaralam, dan masyarakat

disekitar PTPN VII

(persero) Unit Usaha

Pagaralam.

b. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder

dengan menggunakan studi

dokumen. Data sekunder

yaitu data yang diperoleh

dari bahan pustaka, dilihat

dari sudut pengikatnya

digolongkan ke dalam:

- Bahan hukum primer:

Bahan hukum yang

mengikat antara lain;

Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan

Hidup, Peraturan

Pemerintah Nomor 27

Tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan, Peraturan

Menteri Lingkungan

30

Jhonny Ibrahim , Teori dan Metodologi Penelitian

Hukum, Bayumedia, Malang , hal. 26

Page 17: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

108

Hidup Republik

Indonesia Nomor 13

Tahun 2010 tentang

Upaya Pengelolaan

lingkungan Hidup

(UKL) dan Upaya

Pemantauan Lingkungan

Hidup (UPL), Peraturan

Daerah Pagaralam

Nomor 5 Tahun 2011

tentang Pembinaan Jenis

Usaha dan Kegiatan

Kajian Lingkungan

Hidup, Surat Edaran

Walikota Pagaralam

Nomor

660/244/BPLH/PP-

I/VI/2012 tanggal 3 Juli

2012 tentang

Penyusunan AMDAL,

UKL-UPL, SPPL, dan

Izin Lingkungan.

- Bahan hukum

sekunder:

Bahan hukum berupa

buku dan hasil penelitian

yang berhubungan

dengan penelitian ini.

- Bahan hukum tersier:

Bahan hukum berupa

kamus bahasa Indonesia

dan internet yang

berhubungan dengan

penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Wawancara

Wawancara dilakukan

dalam bentuk terstruktur

dan mendalam dengan

menggunakan pedoman

wawancara. Adapun

informan dipilih

didasarkan atas

pertimbangan

berdasarkan kewenangan,

pengetahuan dan

pengalaman dianggap

dapat memberikan data

primer berupa pendapat

hukum mengenai

Konistensi Penerapan

Dokumen UKL-UPL

Terhadap Pengelolaan

Limbah PTPN VII

(Persero) Unit Usaha

Pagaralam.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi

merupakan pengumpulan

data yang dilakukan

melalui data tertulis

dengan menggunakan

dokumen-dokumen yang

di dapat untuk

selanjutnya dilakukan

analisis terhadap isi

dokumen. Metode

dokumen digunakan

untuk melihat data proses

tentang Konsistensi

Penerapan Dokumen

UKL- UPL Terhadap

Pengelolaan Limbah

PTPN VII (Persero) Unit

Usaha Pagaralam.

5. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yang

diperoleh dari wawancara

yaitu meneliti kembali

informasi yang telah

diterima dari interview

(orang yang diwawancarai),

melakukan editing yaitu

memeriksa kembali

mengenai relavansi jawaban

Page 18: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

109

dari interview bagi

peneliti.31

Sedangkan

pengolahan data yang

diperoleh dari bahan

pustaka yaitu diadakan

kegiatan untuk mengadakan

sistematisasi terhadap

bahan-bahan hukum

tersebut.

6. Teknik Analis Data

Data dianalisis dengan

kualitatif yaitu :

mengidentifikasi dan

menemukan ”pola” atau

”tema”data tersebut. Tema

atau pola tersebut tampil

secara acak dalam

tumpukan informasi atau

keterangan yang ada dalam

data. Setelah tema atau data

ditemukan, langkah

selanjutnya adalah

mengklarifikasikan atau

meng-encode tema tersebut

dengan memberikan label,

defenisi atau deskripsi.32

Data penelitian ini

dianalisis secara deskriptif

kualitatif untuk

menggambarkan tentang

Konsistensi Penerapan

Dokumen UKL- UPL

dalam Meningkatkan

Produksi Teh pada PTPN

VII Pagaralam. Setelah itu

diambil kesimpulan dengan

menggunakan metode

deduksi maupun induksi.

Menurut W. Poespoprodjo

dan E.K.T.Gilarso, yang

dimaksud dengan induksi

31

Jhony Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum

Normatif, Bayumedia, Malang, hal. 26 32

Ibid, hal. 264

dan deduksi, yaitu :33

Induksi yaitu proses

pemikiran di dalam akal

kita dari pengetahuan

tentang kejadian atau

peristiwa-peristiwa atau

hal-hal yang lebih konkrit

dan khusus untuk

menyimpulkan pengetahuan

yang lebih umum,

sedangkan deduksi yaitu

proses pemikiran di dalam

akal kita dari pengetahuan

yang lebih umum untuk

menyimpulkan yang lebih

khusus.

7. Teknik Penarikan

Kesimpulan

Teknik penarikan

kesimpulan dalam

penelitian lapangan ini

menggunakan logika

berfikir deduktif, yaitu

penalaran (hukum yang

berlaku) umum pada kasus

individu dan kongrit yang

dihadapi. Proses yang

terjadi dalam deduksi

adalah konkretisasi karena

hal-hal yang dirumuskan

secara umum dijabarkan

(dikonkretisasikan) dalam

wujud aturan-aturan hukum

kongkret, sehingga dapat

ditafsirkan dan disimpulkan

aturan-aturan khusus

tentang ” Konsistensi

Penerapan Dokumen UKL-

UPL dalam Meningkatkan

33

W. Poespoprodjo dan E.K.T..Gilarso, Logika Ilmu

Menalar Dasar- Dasar Berpikir Tertib, Logis, kritis,

Analitis, Dialektis, Pusata Grafika, 2006, Bandung,

hal. 22

Page 19: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

110

Produksi Teh pada PTPN

VII Pagaralam”.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Dokumen UKL-UPL PTPN

VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam

1. Peraturan Walikota

Pagaralam Nomor 19 Tahu

2010

Peraturan Walikota

Pagaralam Nomor 19 Tahun 2010

tentang jenis usaha dan/atau kegiatan

yang wajib dialengkapi dengan

Upaya Pengelolaan Lingkungan

Hidup (UKL) dan Upaya Pemntauan

Lingkungan Hidup (UPL), Dokumen

Pengelolaan Lingkungan Hidup

(DPPL) di Kota Pagaralam. Berikut

tabel jenis kegiatan:34

Tabel 1.

Jenis Kegiatan

34

Peraturan Walikota No. 19 Tahun 2010

Sumber : Lampiran Keputusan

Walikota Pagaralam Nomor 19

Tahun 2010

Pada tabel. 2 (Jenis Usaha)

dalam lampiran Keputusan Walikota

Pagaralam Nomor 19 Tahun 2010,

PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam termasuk dalam budidaya

tanaman perkebunan, yang

kegiatannya akan berdampak

terhadap ekosistem berupa erosi

tanah, kebakaran hutan dan lahan,

perubahan ketersedian dan kualitas

air akibat kegiatan pembukaan lahan,

persebaran hama, penyakit dan

gulma pada saat operasi serta

perubahan kesuburan tanah akibat

perubahan kesuburan tanah akibat

penggunaan pestisida/herbisida,

disamping itu seiring juga muncul

potensi sosial dan penyebaran

penyakit.

Page 20: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

111

2. Dokumen RKL-RPL PTPN

VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam

Tujuan Dokumen RKL-RPL

PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam No:

RC.220/496/B/III/1994 adalah:

a. Dapat digunakan sebagai

pedoman dalam rangka

penyusunan rencana

pengelolaan lingkungan yang

lebih rinci.

b. Pedoman dalam penyusunan

rencana pemantauan

lingkungan yang lebih

lengkap.

c. Mengidentifikasi kegiatan

utama yang sudah, sedang

dan yang akan dilaksanakan,

baik dikebun maupun

dipabrik terutama yang

berpotensi menimbulkan

dampak lingkungan.

d. Mengidentifikasi komponen

lingkungan, terutama yang

rawan terkena dampak

kegiatan perusahaan.

e. Mengidentifikasi dan

memperkirakan dampak

lingkungan terutama yang

merupakan kategori dampak

penting.

f. Merumuskan alternatif

pengelolaan dan pemantauan

lingkungan.

Pengelolaan lingkungan

bertujuan untuk menghilangkan atau

mengurangi dampak - dampak yang

merugikan akibat timbulnya

kegiatan. Dampak-dampak yang

mungkin timbul akibat kegiatan

dapat dilihat pada matriks Dokumen

RKL-RPL PTPN VII (Persero) Unit

Usaha Pagaralam dibawah ini:35

Tabel. 2

Matriks RKL-RPL PTPN VII

(Persero) Unit Usaha Pagaralam

Sumber: Dokumen RKL-RPL PTPN

VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam No:

RC.220/496/B/III/1994

1). Dampak Positif

Berdirinya pabrik

pengelolaan teh Unit Usaha

Pagaralam membawa dampak positif

dan dampak negatif (limbah) bagi

masyarakat disekitarnya pada

khususnya. Adapun dampak positif

berdirinya PTPN VII (Persero) Unit

Usaha Pagaralam tersedianya sarana

umum seperti jalan, masjid, sarana

olahraga, tersedianya lapangan kerja

baik formal, maupun non-formal,

adanya program lingkungan seperti

Community Devlopment (CD),

Community Ralation (CR), dan

PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam telah berhasil menerapkan

transfer teknologi kepada masyarakat

seperti adanya pelatihan cara

mendaur ulang limbah padat untuk

35

Laporan Pelaksanaan dan Pemantauan Lingkungan

PTPN VII (Persero) Unit Usaha Pagaralam Tahun

2012

Page 21: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

112

dijadikan pupuk kompos dan

pelatihan manajemen perusahaan.

PTPN VII (Pesero) Unit

Usaha Pagaralam telah menyalurkan

dana CSR ke masyarakat sekitar

yang merupakan bantuan kepada

masyarakat sekitar sebagai wujud

kepedulian sosial dan bina

lingkungan. Berikut tabel penyaluran

dana CSR PTPN VII Unit Usaha

Pagaralam Tahun 2012.36

Tabel. 3

Penyaluran dana CSR

PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam

Sumber: Laporan Dokumen UKL-

UPL PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam

Triwulan III Tahun 2012

Selain program bina lingkungan,

PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam juga telah

menyelenggarakan program

kemitraan dengan usaha kecil

menengah masyarakat Kota

Pagaralam dan sekitarnya, meliputi

usaha rumah makan, warung

manisan, budidaya salak dempo, dan

perbengkelan.

2). Dampak Negatif

Setiap proses produksi akan

menghasilkan produk utama,

hasil sampingan dan limbah.

Pada proses pengolahan teh akan

36

Ibid

dihasilkan teh hitam serta

limbahnya. Jenis limbah di

PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam antara lain:

a. Limbah Cair

b. Limbah Padat

c. Limbah Logam

d. Emisi Udara Ambient

e. Limbah Bahan Berbahayaa

dan Beracun (LB3)

3. Pengelolaan Limbah PTPN VII

(Persero) Unit Usaha

Pagaralam (Konsistensi

Dokumen UKL- UPL)

Dari macam limbah tersebut

apabila tidak ditangani atau diolah

dengan baik akan menimbulkan

dampak negatif dan mengganggu

kelangsungan disekitar kawasan

pabrik PTPN VII (Persero) Unit

Usaha Pagaralam. Adapun ancaman

dampak negatif apabila limbah

tersebut tidak dikelola atau

ditanggulangi dengan baik, antara

lain:

1. Mengganggu kesehatan

karyawan dan masyarakat di

sekitar lokasi pabrik.

2. Menimbulkan gangguan

terhadap kualitas udara.

3. Menimbulkan gangguan

terhadap kualitas air.

Pengelolaan lingkungan di

PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam menggunakan tiga (3)

pendekatan yaitu:

a. Pendekatan Teknologi

Menggunakan aspek teknologi

secara spesifikasi yang tepat

untuk menangani dampak yang

timbul akibat dari kegiatan,

perusahaan harus tetap

memelihara instalasi

Page 22: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

113

pengolahan teh serta bak

penampung air yang ada

sekarang.

b. Pendekatan Sosial Ekonomi

Program-program yang dapat

meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat di

sekitar perusahaan/pabrik dan

pembinaan-pembinaan yang

terkait dengan teknis dan sosial

kemasyarakatan, PTPN VII

(Persero) Unit Usaha

Pagaralam membantu

pembinaan kepada masyarakat

dalam sektor pertanian,

peternakan dan industri kecil.

PTPN VII (Persero) Unit

Usaha Pagaralam harus tetap

memenuhi hak-hak karyawan

tetap dan karyawan tidak tetap,

sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang

berlaku.

c. Pendekatan Institusional

dengan lembaga-lembaga

penelitian, khususnya

perguruan tinggi Menentukan

lemabaga yang terkait dengan

kepentingannya, dengan

meningkatkan kerja sama yang

baik dengan instansi terkait

serta organisasi nonformal

yang ada di RT/RW sekitar

Pabrik, serta menjalin

kerjasama penelitian terdekat

seperti STIE-AMIK Lembah

Dempo, dan STTP Pagaralam.

Pengelolaan limbah di PTPN

VII (Persero) Unit Usaha Pagaralam

telah dibentuk dalam Satuan Kerja

Safety Healt and Environment

(SHE), adapun pengeloaan limbah

secara menyeluruh adalah sebagai

berikut:

1). Pengelolaan Limbah Cair

Berdasarkan dokumen RKL-

RPL PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam No:

RC.220/496/B/III/1994, secara

prinsip pengelolaan teh hitam

orthodox tidak menggunakan air

untuk dicampurkan dalam

bahan/daun teh dalam proses

pengelolaannya. Air digunakan

dalam proses pengkabutan ruang

oksidasi enzimatis untuk

pengendalian suhu dan kelembaban

ruang. Suhu dan kelembaban

dimaksud bertujuan agar suhu bisa

22-240C dan kelembaban (RH) 95-

980C sehingga oksidasi enzematis

yaitu beraksinya enzym poliphenol

oksidase dengan saat sel pecah, suhu

bubuk teh dapat mencapai suhu

optimal 27-280C.

Dengan pergantian chimney

dari empat (4) unit dengan diameter

0,5 meter menjadi tiga (3) unit

dengan 1 diameter dan penambahan

Wet Scrabber (mesin penangkap

debu jelaga cerobong asap drier),

maka air hasil penyemprotan Wet

Scarbber dikatagorikan limbah

walaupun di recycle dan perlu

dilakukan analisis limbah cair.

Limbah cair diambil di Outlet IPAL

Pabrik dengan pembanding yaitu air

baku dari kali Gede dan Badan

Sungai dari Sungai Prikan.37

Tabel. 4

Hasil Uji Air limbah Pabrik Teh

PTPN VII (Persero) Unit usaha

Pagaralam Tahun 2012

37 Ibid

Page 23: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

114

Sumber : Laporan Dokumen UKL-

UPL PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam

Triwulan III Tahun 2012

2). Pengelolaan Limbah Padat

Limbah padat yang

dihasilkan dari pabrik pengolahan

teh Gunung Dempo berupa abu

cangkang hasil pembakaran di drier

atau Heat Exchange (HE) dan bohea

hasil sortasi teh jadi. Pengelolaan

selama ini abu dimanfaatkan untuk

pemadatan jalan kebun di afdeling

dan bohea dimanfaatkan sebagai

mulsa/pupuk di gawangan tanaman

teh. Manfaat dari limbah padat ini

jalan menjadi padat dan tamanan teh

kelembaban tanah terjaga,

pertumbuhan pucuk teh normal dan

pertumbuhan gulma terhambat serta

penghematan biaya perawatan jalan

kebun.

3). Pengelolaan Limbah Logam

Limbah logam yang

dihasilkan berupa besi, plate seng

sisa dari perawatan gedung pabrik.

Limbah logam tersebut yang

memungkinkan dimanfaatkan untuk

keperluan lain seperti pembuatan

lapangan parkir motor pekerja,

perbaikan rumah pekerja dan pabrik.

Logam yang tidak dimanfaatkan lagi

dikumpulan dalam satu tempat dan

diisolasi sambil menunggu proses

lelang di kantor direksi. Jumlah besi

dimaksud telah diidentifikasi oleh

bagian umum/manajemen aset kantor

direksi.

4). Pengelolaan Emisi Udara

Ambient

Pemantauan emsisi udara

ambient dilakukan secara berkala

dalam waktu enam bulan sekali.

Dampak yang dirasakan oleh

masyarakat disekitar pabrik PTPN

VII (Persero) Unit Usaha Pagaralam

adanya polusi udara yang mulai

dirasakan pada tahun 2007 sampai

dengan 2012, adapun alasan bagi

PTPN VII(Persero) Unit Usaha

Pagaralam menggunakan bahan

bakar cangkang kelapa sawit secara

ekonomi lebih hemat, akan tetapi

dilihat dari aspek lingkungan

mengakibatkan polusi udara di

sekitar pabrik dan ini menimbulkan

dampak negatif terhadap lingkungan

hidup. Untuk lebih jelasnya konversi

energi Pabrik Teh Gunung Dempo

dari bahan bakar minyak solar ke

bahan bakar cangkang kelapa sawit

periode 2007-2011 dapat lihat pada

tabel sebagai berikut.38

Tabel. 5

Konversi Energi Pabrik Teh Gunung

Dempo dari Bahan Bakar Minyak

Solar ke Bahan Bakar Cangkang

Kelapa Sawit

38

Konversi energi pabrik teh hitam Gunung Dempo

dari bahan minyak solar ke bahan bakar cangkang

kelapa sawit periode 2007-2011

Page 24: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

115

Sumber : Laporan Konversi Energi

Pabrik Teh Gunung

Dempo Periode 2007-2011

Secara ekonomis dilihat dari

laporan konversi energi dari bahan

bakar minyak solar ke bahan bakar

cangkang kelapa sawit perusahaan

mendapatkan keuntungan yang lebih

besar, aka tetapi dikaji dari aspek

hukum lingkungan ini menimbulkan

dampak negatif adanya pencemaran

udara dari yang ditimbulkan oleh sisa

pemakaran cangkang kelapa sawit

yaitu asap yang berwarna hitam. Dari

hasil beberapa informan dari

masyarakat disekitar pabrik

menunjukan kualitas udara kurang

bersih yang mengakibatkan udara

menjadi tercemar.

Untuk menanggulangi

dampak negatif ini pihak PTPN VII

(Persero) Unit Usaha Pagaralam

memasang mesin wet scrabber di

chimney udara ambient di cerobong

asap. Pada akhir 2012 telah

dilakukan analisa emisi udara

ambient. Hasil dari analisa

menunjukan adanya perubahan yang

lebih baik setelah adanya

pemasangan wet scrabber tersebut,

dan pencemaran udara dapat ditekan

atau diminimalisir, dan aman bagi

lingkungan hidup.

5). Pengelolaan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (LB3)

Limbah bahan berbahaya

beracun (B3) berupa oli bekas accu

bekas yang dihasilkan dari keluaran

mesin pabrik yang ditampung

dengan menggunakan drum-drum

dan ditempatkan di Tempat

Penyimpanan Sementara (TPS) LB3.

Limbah B3 tersebut ditata

sedemikian rupa dan dicatat di log

book sehingga memudahkan kontrol

dan pengelolaan. Berikut data

peyimpanan Limbah Berbahaya dan

Beracun (LB3) PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam.39

Tabel. 6

Data Penyimpanan LB3

Akhir Tahun 2012

PTPN VII Unit Usaha Pagaralam

Sumber: Laporan DokumenUKL-

UPL PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam

Triwulan III Tahun 2012

B. Perlindungan/Upaya Hukum

terhadap Masyarakat di Sekitar

yang Terkena Dampak

Pecemaran dari Limbah yang

Ditimbulkan Oleh PTPN VII

(Persero) Unit Usaha

Pagaralam

39

Ibid

Page 25: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

116

Dalam menangani konflik

lingkungan antara msyarakat

disekitar pabrik dengan pihak PTPN

VII (Persero) Unit Usaha Pagaralam

penyelesaian dilakukan diluar

pengadilan/tidak sampai kepada

pengadilan, kedua bela pihak

melakukan dengan bentuk

penyelesaian konflik lingkungan ini

adalah dengan cara negosiasi antara

pihak PTPN VII (Persero) Unit

Usaha Pagaralam dengan masyarakat

disekitar pabrik. Tujuan diadakannya

negosiasi antara PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam dengan

masyarakat yang terkena dampak

pencemaran lain adalah untuk

mencapai kesepakatan melalui

konsensus bersama yang saling

menguntungkan antara pihak dan

dapat mengakomodasikan

kepentingan atau kebutuhan di antara

pihak-pihak tersebut. Prinsip yang

mendasari negosiasi lingkungan

adalah sesuai dengan prinsip hukum

perdata, yaitu bahwa dalam

menyelesaikan sengketa perdata

diusahakan terlebih dahulu dengan

perdamaian.

Materi atau substansi yang

diajukan oleh masayarakat disekitar

pabrik yang terkena dampak

pencemaran udara kepada pihak

PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam sebagai berikut:

1. Bentuk dan besarnya ganti

rugi.

Pengertian ganti rugi adalah

suatu hak bagi pihak yang merasa

dirugikan, untuk menuntut haknya

kembali dari orang yang bertanggung

jawab atas timbulnya kerugian.

Dengan perkembangan

yurisprudensi, fungsi ganti rugi

dalam KUHPerdata semakin

berkembang, dari beberapa pendapat

sarjana mengatakan ganti rugi dapat

berupa:

a. Ganti rugi dalam bentuk uang.

b. Gantu rugi dalam bentuk materi

atau pengembalian keadaan

semula.

c. Pernyataan bahwa perbuatan

yang dilakukan adalah perbuatan

melanggar hukum.

d. Larangan untuk melakukan

sesuatu perbuatan tertentu.

Kewajiban membayar ganti

rugi ini merupakan penerapan asas

pemcemar membayar (Polluter-pays-

principle).40

Dari hasil wawancara kepada

masyarakat disekitar pabrik diantara

dengan bapak Asbani ( informan

yang mewakili), bahwa dampak

pencemaran dari limbah yang

dirasakan oleh masayarakat di

sekitar pabrik termasuk karyawannya

adalah pencemaran udara. Untuk

limbah padat, limbah logam, dan

limbah B3 tidak mencemari

masayarakat disekitar pabrik karena

sudah dikelola dengan baik.

Ganti rugi yang dilakukan

oleh pihak PTPN VII (Persero) Unit

Usaha Pagaralam kepada masyarakat

dan karyawan yang terkena dampak

pencemaran secara langsung berupa

ganti rugi uang, materiil dan

imateriil, ini disesuaikan dengan

prediksi berapa kerugian yang

diderita oleh pihak yang tercemar

oleh polusi udara yang kurang

bersih, seperti adanya keluhan batuk,

gangguan saluran pernapasan,

40

Pasal 87 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 tahun

2009

Page 26: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

117

gangguan paru-paru dan jemeruan

pakaian yang berdebu akibat dari

cerobong asap yang mengeluarkan

debu yang berwarna hitam. Tahun

2010 sampai dengan awal tahun

2012, masyarakat disekitar pabrik

dan karyawan PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam yang

mengalami gangguan kesehatan atau

yang dirugikan diberikan fasilitas

berobat ke Puskesmas terdekat di

Keluruhan Gunung Dempo dan jika

diperlukan dapat dirujuk ke Rumah

Sakit Daerah Besemah, yang biaya

keseluruhannya ditanggung oleh

pihak PTPN VII (Persero) Unit

Usaha Pagaralam.

2. Penanggulangan dan

pemulihan pencemaran udara

untuk Meningkatkan Jumlah

Produk Teh pada PTPN VII

Pagaralam.

Adapun tindakan

penanggulangan dan pemulihan

pencemaran udara yang dilakukan

oleh PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam sebagai upaya

peningkatan produksi yang

berwawasan lingkungan pada PTPN

VII (Persero) Unit Usaha Pagaralam

melakukan Analisa Udara Emisi

Ambient dan Kebisingan pada akhir

tahun 2012 berdasarkan pada

Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolan Lingkungan Hidup,

Keputusan Gubernur Propinsi

Sumatera Selatan No. 17 Tahun

2005, tentang Pengendalian

Pencemaran Udara, Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup No Kep

50/MEN-LH/11/ 1996 tentang Baku

Mutu Kebauan, Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No Kep

12/MEN-LH/3/ 1994 tentang

Pedoman Umum Upaya pengelolaan

Lingkungan dan Upaya Pemantauan

Lingkungan, Ketentuan Badan

Penelitian dan Pengembangan

Industri Nomor : 665/ Bd/IV/1995,

tentang Metode Pengendalian

Sample Kualitas Udara, dan

Peraturan Gubernur Propinsi

Sumatera Selatan No. 6 Tahun 2012

tentang Baku Mutu Emisi Sumber

Tidak Bergerak dan Ambang Batas

Emisi Gas Buang kendaran

Bermotor.

Hasil analisa emisi udara

ambient pada tahun 2012 pada

parameter debu sudah diatas Baku

Mutu Lingkungan berdasarkan PP

No.41 tahun 1999 sehingga kualitas

udara mencemari masyarakat

disekitar pabrik PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam, dapat dilihat

dalam tabel dibawah ini.41

Tabel. 7

Data Kualiatas Udara Ambient

PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam Akhir Tahun 2012

Sumber : Laporan UKL-UPL PTPN

VII (Persero) Unit Usaha

PagaralamTriwulan III

Tahun 2012

Keterangan :

41

Ibid

Page 27: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

118

- Lokasi 1 : Halaman Koperasi

PTPN VII Unit Usaha

Pagaralam (Ambient)

S: 040

01’. 51 1

E : 1030 11

’ 251

- Lokasi 2 : Perumahan

Karyawan Tipe 84.

(Ambient)

S: 040

01’. 51 1

E : 1030 11

’ 251

- Lokasi 3 : lebih kurang 100

meter dibelakang bengkel

Tehnik (Ambient)

S: 040

01’. 39.6

E : 1030 11

’ 132

Selain itu upaya

penanggulangan dan pemulihan

pencemaran udara yang dilakukan

oleh PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam pada akhir tahun 2012

pemasangan mesin wet scrabber di

chemney udara ambient agar udara

semakin bersih dan supaya tidak ada

lagi pengaruh terhadap kesehatan

masyarakat di sekitar pabrik PTPN

VII (Perseero) Unit Usaha Pagaralam

karena emisi udara ambient

dimaksud.

Untuk kadar debu di udara

yang lebih besar baku mutu

lingkungan yaitu pada lingkungan

pabrik (khususnya bagian sortasi)

mencapai 479 ugr/m3

yang

disebabkan karena pengelolaan teh

ini teh tidak seluruhnya dengan

mesin yang tertutup rapat, akan

tetapi pengelolaan juga ada yang

dilakukan masih secara manual,

upaya yang dilakukan PTPN VII

(Persero) Unit Usaha Pagaralam

memasang alat penghisap debu di

pabrik bagian sortasi, dan pekerja

diwajibkan memakai masker,

sehingga gangguan kesehatan akibat

debu dapat dihindari/dikurangi.

Untuk laju erosi akan

meningkat sejalan dengan rencana

penanaman kembali untuk

menggantikan tanaman-tanaman tua.

Untuk daerah pembukaan lahan

untuk penanaman kembali tersebut

adalah 40 ha/th. Pada areal

pembukaan tersebut laju erosi akan

meningkat menjadi 229,23 mm/th

atau sama dengan erosi potensialnya

meningkat menjadi 7, 93 mm/th.

Nilai ini ternyata lebih besar dari laju

erosi yang masih dibiarkan.

Untuk mengurangi laju erosi

di daerah pembukaan lahan, daerah

rendahan, tebing dan sekitar Daerah

Aliran Sungai (DAS) dilakukan

upaya penanaman dan pemeliharaan

pohon yang berkelanjutan, selain

mengurangi erosi, program ini

diharapkan kedepannya mampu

mengurangi pemanasan global

(gobal warming), dan juga

penyediaan sumber mata air serta

kelestarian lingkungan di sekitar

Gunung Dempo.

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dalam

pembahasan tersebut dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Adapun Konsistensi Penerapan

Dokumen UKL-UPL Terhadap

Pengelolaan Limbah PTPN VII

(Persero) Unit Usaha Pagaralam

yaitu:

a. Pengolahan Limbah Padat,

Limbah Logam, Limbah Cair,

dan Limbah Bahan Berbahaya

Page 28: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

119

Beracun (LB3) PTPN VII

(Persero) Unit Usaha

Pagaralam sudah berdasarkan

dokumen RKL-RPL No.

RC.220/496/B/III/1994

(sudah konsisten).

b. Pengelolaan emisi udara

ambient PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam

berdasarkan penerapan

dokumen RKL-RPL PTPN

VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam No:

RC.220/496/B/III/1994 dan

aplikasinya masih ada yang

belum konsisten dengan

RKL-RPLnya, diantaranya

mengenai pengelolaan emisi

udara ambient yang masih

menggunakan bahan bakar

cangkang kelapa sawit,

sehingga dirasakan dampak

negatifnya oleh karyawan dan

masyarakat di sekitarnya

seperti batuk, ispa, gangguan

paru-paru.

Untuk kadar debu di udara

yang lebih besar baku mutu

lingkungan yaitu pada

lingkungan pabrik (khususnya

bagian sortasi) mencapai 479

ugr/m3

yang disebabkan

karena pengelolaan teh ini teh

tidak seluruhnya dengan

mesin yang tertutup rapat,

akan tetapi pengelolaan juga

ada yang dilakukan masih

secara manual, upaya yang

dilakukan PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam

memasang alat penghisap

debu di pabrik bagian sortasi,

dan pekerja diwajibkan

memakai masker, sehingga

gangguan kesehatan akibat

debu dapat

dihindari/dikurangi.

c. Untuk dampak lingkungan

yang berupa udara upaya

pemulihan pencemaran udara

yang dilakukan oleh PTPN VII

(Persero) Unit Usaha

Pagaralam pada akhir tahun

2012 pemasangan mesin wet

scrabber di chemney guna

meningkatkan produksi teh

pada PTPN VII.

2. Perlindungan hukum bagi

masyarakat yang terkena

dampak dari kegiatan produksi

PTPN VII (Persero) Unit usaha

diwujudkan dalam bentuk

pemberian hak berupa ganti rugi

(asas pemcemar membayar)

sesuai dengan Penjelasan Pasal

87 Ayat (1) UU No. 32 Tahun

2009, ini dilakukan oleh pihak

PTPN VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam kepada masyarakat

yang terkena dampak

pencemaran secara langsung

berupa ganti rugi uang, materiil

dan imateriil, yang disesuaikan

dengan berapa kerugian yang

diderita oleh pihak yang

tercemar.

Untuk dampak lingkungan yang

berupa udara upaya pemulihan

pencemaran udara yang

dilakukan oleh PTPN VII

(Persero) Unit Usaha Pagaralam

pada akhir tahun 2012

pemasangan mesin wet scrabber

di chemney.

B. Saran

1. Walaupun keberadaan PTPN

VII (Persero) Unit Usaha

Page 29: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

120

Pagaralam membawa dampak

positif (dilihat dari sosial

ekonomi), dan dampak negatif

(khususnya pencemaran udara)

seperti telah diuraikan diatas,

akan tetapi pengelolaan

limbahnya terus ditingkatkan

dengan mengoptimalkan unit-

unit pengelolaan limbah yang

telah tersedia, agar tingkat

pencemaran dapat

diminimalisasi atau ditekan.

Program Peringkat Perusahaan

(PROPER) PTPN VII

(Persero) Unit Usaha

Pagaralam yang sekarang

mendapat peringkat Biru,

hendaknya nanti lebih baik

lagi yaitu peringkat Hijau

(bebas pecemaran lingkungan).

PTPN VII Persero Unit Usaha

Pagaralam sebaiknya memiliki

laboratorium lingkungan

hidup, agar lebih mudah dan

memaksimalkan pemantauan

pengelolaan limbah yang

dihasilkan oleh pabrik teh

tersebut dan dapat dipantau

secara berkala setiap bulan.

2. PTPN VII (Persero) Unit

Usaha Pagaralam, dalam

penggunaan bahan bakar

hendaknya tetap menggunakan

bahan bakar minyak solar,

walaupun biaya yang

dikeluarkan lebih tinggi dan

tidak merugi secara ekonomi.

Karena dengan bahan bakar

cangkang kelapa sawit tersebut

menimbulkan pencemaran

lingkungan hidup (pencemaran

udara), dan kedepannya

diharapkan perusahan

mendapat proper hijau dan

berwawasan lingkungan sesuai

dengan Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UKL) –

Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup (UPL) yang

ada pada PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, 1990 Pengaturan

Hukum Lingkungan

Indonesia, Citra Aditya,

Bandung

Arief Barda Nawawi, 1996, Bunga

Rampai Kebijakan Hukum

Pidana, Citra Aditya Bakti,

Bandung

Emil Salim, 1981, Lingkungan

Hidup dan Pembangunan, Mutiara,

Jakarta

-------------,1991, Lingkungan Hidup

dan Pembangunan, Mutiara, Jakarta

Fuad Amsyari, 1981 Prinsip-Prinsip

Masalah Pencemaran

Lingkungan, Ghalia Jakarta-

Indonesia

Fuad Soemarwoto, 1991, Ekologi

Lingkungan Hidup dan

Pembangunan, Djembatan,

Jakarta

Hasan Purbo, 1982 Tata Ruang dan

Lingkungan Hidup, PSLP-ITB,

Bandung

H.Syamsul Arifin, 2012, Hukum

Perlindungan dan pengelolaan

Lingkungan Hidup di

Indonesia,PT.Sofmedia, Jakarta

Marhaeni Ria Siombo, 2012, Hukum

Lingkungan dan

Page 30: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

121

Pelaksanaan pembangunan

Berkelanjutan di Indonesia,

Penerbit PT. Gramedia

Pusta Utama, Jakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2005, Depertemen

pendidikan nasional, Edisi

Ketiga Balai Pustaka,

Jakarta

M. Harun Husien, 1992, Lingkungan

Hidup: Masalah,

pengelolaan dan Penegakan

hukumnya, Bumi Aksara,

Jakarta

Muladi, 1991, Pertanggungjawaban

Korporasi dalam Hukum

Pidana, STIH, Bandung

Muhamad Erwin, 2008, Hukum

Lingkungan dalam Sistem

Kebijaksanaan

Pembangunan Lingkungan

Hidup, PT. Refika Aditama,

Bandung

Koesnadi Harjasoemantri, 2000,

Hukum Tata Lingkungan,

Gadjah Mada University

Press, yogyakarta

N.T.H., Siahaan, 1987, Ekologi

Pembangunan dan Hukum

Tata Lingkungan, Erlangga,

Jakarta

P.Joko Subagyo, 1999, Hukum

Lingkungan Hidup dan

Penaggulangannya, Rineka

Cipta, Jakarta

M. Syamsudin, Operasional

penelitian Hukum, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta

Soejono, 1995, Hukum Lingkungan

dan Peranannya dalam

Pembangunan, PT Rineka

Cipta, Jakarta

Suparto Wijoyo, 2003, Penyelesaian

Sengketa Lingkungan,

Airlangga University Press,

Surabaya

Siti Sundari Rangkuti, 2005, Hukum

Lingkungan dan

Kebijaksanaan Lingkungan

Nasional, Airlangga

Uninersity Press, Surabaya

Sukanda Husin, 2009, Hukum

Lingkungan di Indonesia, Sinar

Grafika, Jakarta

Syahrul Machmud, 2012 Penegakan

Hukum Lingkungan

Indonesia, Graha Ilmu,

Yogyakarta

W. Poesprodjo dan EK.T.Gilarso,

2006, Logika Ilmu Menalar Dasar-

Dasar berpikir Tertib, Logis, Kritis,

Analisis, Dialektis, Pustaka Grafika,

Bandung

Peraturan:

Undang-Undang Dasar 1945 (UUD

1945)

UU No.32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun

2012 tentang Izin Lingkungan

Peraturan Walikota Pagaralam

Nomor 19 Tahun 2010

tentang Jenis Usaha dan /

atau Kegiatan yang Wajib

Dilengkapi dengan Upaya

Pengelolaan

Lingkungan(UKL) dan

Upaya Pemantauan

Lingkungan(UPL),

Dokumen Pengelolaan

Page 31: EKONOMIA - lembahdempo.ac.id · lembaga penelitian & pengabdian masyarakat (lppm) sekolah tinggi ilmu ekonomi ... (ukl)-upaya pemantauan lingkungan hidup (upl) dalam pengelolaan limbah

122

Lingkungan Hidup (DPLH)

di Kota Pagralam

Keputusan Walikota Pagaralam

Nomor 125 Tahun 2012

tentang Izin penyimpanan

Sementara Limbah bahan

berbahaya dan Beracun (B3)

kepada PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Pagaralam

Keputusan Walikota Pagaralam

Nomor 146 Tahun 2012

tentang Izin Pembuangan

Limbah Cair kepada PTPN

VII (Persero) Unit Usaha

Pagaralam

Surat Edaran Walikota Pagaralam

Nomor 660/244/BPLH/PP-

I/VI/2012 tanggal 3 Juli

2012 tentang Penyusunan

AMDAL, UKL-UPL, SPPL,

dan Izin Lingkungan