EKONOMI PANCASILA,PEMBANGUNAN PERDESAAN &

TANTANGAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN

(Disampaikan dalam “PSP3-IPB Lecture)

Prof. Dr. Didin S. DamanhuriGuru Besar FEM IPB, Ketua L-KEN

MASALAH INDONESIA ?

KELAPARAN KEKERINGAN

BANYAK MASALAH LAINNYA : EKONOMI, SISTEM POLITIK, NARKOBA, DST.......

DEGENERASI PETANI

URBANISASI DAN KETIMPANGAN

KETERBATASAN INFRASTRUKTUR

PARADIGMA GROWTH ORIENTED MEMICU KETIMPANGAN

• Pembangunan ekonomi sejak tahun 1970-an memilihstrategi “Pertumbuhan Ekonomi yang Tinggi”

• Strategi → pembiayaan berasal dari FDI dan rezekinomplok dari minyak bumi (oil windfall profit)

• Pembangunan berhasil mencapai pertumbuhan rata-rata 7%per tahun

• Kegagalan negara maupun pasar di Indonesia (ordebaru) berpuncak saat krisis ekonomi dan moneter1997-1998 dan berujung pada jatuhnya Suharto →implikasi pada amandemen UUD 45

• Peranan negara “minimalis” → perekonomian berdasarpada “pasar yang berkeadilan” ?

• Berjalannya fungsi negara dalam kerangka “prosesmarketisasi atau rasionalisasi” (tahun 1969-1982, negaramengambil kebijakan fiskal dengan APBN berimbang yangmenurunkan inflasi dari 650% (1966) hingga 13% padatahun 1969. Hingga akhir 90-an, rata-rata di bawah 10%hingga pertumbuhan tinggi 7% per tahun

• Tetapi Keberhasilan negara maupun pasar ini harus dibayarmahal dengan kesenjangan sosial dan ekonomi, perdesaandan pertanian jauh tertinggal dari perkotaan dan industri(urban and industrial bias development) yang ditopangdengan stabilitas sosial, politik dan keamanan yang “Semu”karena pemerintahan yang represif

Kinerja Makro Ekonomi• Sampai krisis ekonomi dan moneter, perekonomian Indonesia

rata-rata tumbuh 7%, tapi, minus 13% pada 1998

• Terjadi transformasi struktural pada masa Orba (PDB sektorindustri manufaktur) naik setiap tahunnya rata-rata 8%-12%pada tahun-tahun pertama (1980-an) dan > 20% sejak tahun1990-an

• Sebaliknya, sektor pertanian dan perdesaan pertumbuhannyarendah, tetapi menyerap tenaga kerja yang jauh lebih besar

• Tahun 1998, terjadi kontraksi PDB (-14%) dan inflasi hampir 80%.Pasca Orba turun, kinerja membaik dengan pertumbuhanekonomi rata-rata 4% (1999-2004) dan 5% (2004-2014). Namun,beban utang luar negeri makin tinggi, nilai komulatif negatif danterjadi transfer bersih kekayaan bangsa (menjadikan Indonesiatambah miskin).

Negara dan Pasar

• Pertumbuhan ekonomi tinggi, ternyata semuketika terjadi goncangan esternal (1997-1998).Sistem politik otoritarian tdk mampu lagimendukung peranan negara. Pasar juga tidakdapat bekerja dengan baik. Indonesia tumbuhmenjadi negara berstruktur lembek (soft state)(Gunnar Myrdal)

• Resep IMF ternyata semakin memperburukkeadaan, ketimpangan ekonomi makin melebar,terjadi hiperinflasi serta pelarian modal

KETIMPANGAN DAN KEMISKINAN DI INDONESIA

KEMISKINAN TRENDNYA MENURUN (DG GRS KMSKNN YG HNYA 0,9 $), NAMUN YG HMPIR MISKIN MSH SEK.90 JT)

KETIMPANGAN PENDAPATAN SEMAKIN MEMBURUK (KETIMPANGAN TINGGI /GINI RATIO konsumsi 0,41) (2018: 0,395) (Gini Ratio Pndptn, msh

sek.0,5: Buruk)

PERSPEKTIF PERDESAANDALAM NAWA CITA

• Visi Nawa Cita (ke-3) : Membangun Indonesia DariPinggiran Dengan Memperkuat Daerah-daerah DanDesa

• Visi ini → sebenarnya paradigma yg “menentang arus”terhdap Pertumbuhan Ekonomi tinggi yangmenimbulkan ketimpangan

• Ditambah kondisi eksternal → jatuhnya hargakomoditas, berakhirnya banjir liquiditas finansial, krisisEropa dan AS yang belum sepenuhnya selesai, naiknyatingkat bunga Fed AS dan menurunnya pertumbuhannegara Emerging Market, Perang Dagang ala Trump…

Hambatan lain...

• Sisa pengaruh Growth Oriented masasebelumnya, misalnya keterlibatan Indonesiadalam Global Suplai Chain (disampaikan Jokowidalam APEC and ASEAN Summit), WTO danskema perdagangan bebas lainnya

• Ada kecenderungan saat ini, pembangunanekonomi pertanian berbasis korporasi besarseperti food estate, horticultural estate,pembangunan infrastruktur maritim seperti Tollaut dan pembangunan infrastruktur lain didaerah perbatasan, mayoritas blm dlm rangka“people driven”..

Hambatan lain...

• Kalau semata diserahkan kepada mekanismepasar, tanpa kehadiran Negara yang secara aktifmen-setting pemberdayaan daya saing petani,nelayan dan warga pedesaan dalam kelompok-kelompok produktif serta tanpa akses dalammemanfaatkan pembangunan infrastruktur sertapertumbuhan ekonomi yang tinggi …

• Maka yang akan terjadi adalah sebuahpengulangan, yakni pertumbuhan ekonomi yangtinggi tanpa menyelesaikan problem ketimpangandan marginalisasi kondisi dan warga pedesaan.

POTRET BURAM PETANI DAN PERTANIAN NASIONAL YANG MENJADI BASIS USAHA PERDESAAN

• Meningkatnya Jumlah Penduduk : Th 2012 mencapai258.641.326 jiwa, laju pertumbuhan 1,49 persen selamaperiode 2000-2010 (BPS, 2013)

• Meningkatnya Konsumsi Pangan : Beras (0,36 kg/kapita/hr), jagung (0,01 kg), kedelai (0,001 kg), gula (1,52 ons), ayam(0,069 kg), telur (0,116 kg), daging (0,006 kg), ikan (0,249 kg) dan susu (0,023 liter) (BPS, 2013).

• 0,5 % Juta Penduduk yg menguasai 56% aset nasional (berupa tanah)

• Lahan pertanian yg menghidupi hampir 100 jt penduduk, hanya bertambah 2,96 %, sdangkan lahan perkebunan (dg jumlah penduduk yg lebih sedikit) meningkat 144%

Lanjutan ...

• Konversi lahan pertanian meningkat ; Dalam 10 tahun terakhir di P. Jawa terjadi konversi lahan pertanian seluas 508.000 Ha (Santosa, 2016)

• Luas lahan petani makin menurun ; 77% petani Jawa adalah petani gurem dg lahan < 0,5 Ha dg luasan per keluarga tani 0,2-0,3 Ha → tingkat pendapatan hanya sekitar Rp 1 jt/b;n atau lebih rendah dr UMP (BPS, 2014)

• Penduduk miskin yg tinggal di pedesaan (petani) meningkat dari 62,75% (September 2015) menjadi 63,08% (Maret 2016) (BPS, 2016). Dengan indek kedalaman dan keparahan kemiskinan juga meningkat di periode yang sama

Sentralisasi Pembangunan

Brain Drain

Trickle Up (Pedesaan

Mensubsidi Perkotaan)

Penyedotan likuiditas perdesaan dan SDM (brain drain)

PELEMAHAN EKONOMI PERDESAAN

Dana desa disedot ke Kota melalui mekanisme tabungan, dll. Dana kembali ke desa tidak lebih dari 10%

TahuMajalengka

BordirTasikmalaya

BatikBangkalan,

Pekalongan

NUSANTARANOMIC ;POTENSI EKONOMI LOKAL PERDESAAN

Otonomi dan Ekonomi Lokal di Perdesaan yang tumbuh secara genuine, turun temurun dan berbasis agama dan tradisi

TenunWajo

WartegTegal

TambakKaltim

Kerajinan Tas Sepatu

BogorSidoarjo

Potensi Ekonomi

LokalLain

Lanjutan...

• Ekonomi lokal inilah yang membuat Indonesia tidak hancur lebur saat krisis ekonomi 1998

• Ada kekuatan ekonomi lokal yang menopang (Nusantaranomic) yang berangkat dari kekuatan ekonomi desa dan modal sosial yang terpelihara sejak lama. Ini Real Ekonomi Pancasila

• Mekanisme industri dan orientasi berbasis pertumbuhan ekonomi yang bercorak kapitalistik yang berpotensi akan melemahkan dan menghancurkan kekuatan ekonomi lokal ini

• Contoh kasus perbedaan antara IDT (kelompok) dan KUR (individu)

MODAL SOSIAL : KEKUATANPerdesaan yang Mulai Melemah

Modal sosial menjadi basis dan penopang kelembagaan perdesaan

• Norma, nilai, adat istiadat, agama dan kesepakatan yang sudah terbangun lama dan kuat di perdesaan

• Gotong royong, kebersamaan, tolong menolong →menjadi identitas dan budaya bangsa

• Seperti Sambatan, Grebuhan (di Kab Gunung. Kidul jateng dan daerah lainnya di Jawa Tengah) – saat ini meskipun masih ada, namun kondisinya mulai melemah

DANA DESA : Solusi yang Berpotensi menjadi Masalah Baru ?

• Dana desa tahun 2015 (Pagu Rp 20 Triliun) dan rata-rata Rp 280 juta/desa, dengan alokasi : Rp 254 jt – Rp 1,12 Miliar/desa

• Dana desa tahun 2016 (pagu Rp 47 Triliun) dan rata-rata Rp 628 juta/desa, dengan alokasi : Rp 570 jt – Rp 2,22 miliar/desa

• Dana desa tahun 2017 rata-rata (pagu Rp Rp 60 triliun), naik 27,7% dari tahun 2016 atau 3 kali lipat dari tahun 2015

APAKAH SUDAH BENAR PENGELOLAANNYA ? APAKAH SUDAH SIAP SDM PEDESAAN DALAM MELAKUKAN PLANNING

BUDGETTING, PERENCANAAN PROGRAM, DST ? BAGAIMANA MODEL KELEMBAGAAN YANG EFEKTIF UNT MENGELOLA DD ?

AGENDA SAAT INI DAN KE DEPAN; PERKUAT EKONOMI LOKAL

• Perlu ada semacam “payung” berupa Grand Designpembangunan yang lekat dengan konstitusi UUD 45(EKONOMI PANCASILA)..dg BUMN, Swasta danKoperasi yg sehat srt Revitalisasi“Nusantaranomics”…

• Sinergikan Dana Desa, Bumdes (yang tepat sebenarnyaadlh Koperasi Pedesaan) dengan ekonomi lokal yangsudah berkembang, atau jika belum ada, bisa digaliberbasis potensi desa dan masyarakat desa. SepertiBumdes di Gunung Kidul (mengelola air bersih sepertiPDAM dan desa wisata yang banyak terdapat di daerahtersebut)

Lanjutan ...• Peningkatan kapasitas petani, nelayan dan warga

pedesaan sehingga mempunyai akses dalam pemanfaatan infrastruktur fisik, akses pasar dan modal

• Perkuat modal sosial dan kelembagaan petani yang sudah ada sejak dulu dan perencanaan pembangunan nasional perlu memperhatikan modal sosial ini

• Paradigma besarnya adalah EKONOMI PANCASILA dengan “Indonesia Incorporated” seperti yang telah dicapai oleh bangsa-bangsa lain spt : Jepang, Korsel, Malaysia dan Thailand

TERIMA KASIH