Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

71
Kementerian Kementerian Pertanian Pertanian www.pertanian.g www.pertanian.g o.id o.id Disampaikan pada acara Seminar dan Diskusi dengan tema : “Pembangunan Desa Berkelanjutan di Wilayah Koridor Rimba Berbasis Ekonomi Hijau (Green Economy)” Padang, 21 Agustus 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PEDESAAN

description

Disampaikan pada acara Seminar dan Diskusi dengan tema :“Pembangunan Desa Berkelanjutan di Wilayah Koridor Rimba Berbasis Ekonomi Hijau (Green Economy)” Padang, 21 Agustus 2014

Transcript of Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Page 1: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

Disampaikan pada acara Seminar dan Diskusi dengan tema :“Pembangunan Desa Berkelanjutan di Wilayah Koridor Rimba Berbasis Ekonomi Hijau (Green Economy)”

Padang, 21 Agustus 2014

KEMENTERIAN PERTANIAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PEDESAAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PEDESAAN

Page 2: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

BEBERAPA PROGRAM/KEGIATAN KEMENTERIAN PERTANIAN DI PERDESAANIIKEBIJAKAN INFRASTRUKTUR SEKTOR PERTANIANIII

KONSEP PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PEDESAANI

ISI MATERI

2

Page 3: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

I KONSEP PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PEDESAAN

3

Page 4: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

PEMBANGUNAN PERTANIAN

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan perdesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Lahan, potensi tenaga kerja, dan basis ekonomi lokal perdesaan menjadi faktor utama pengembangan pertanian

4

Page 5: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

PERAN STRATEGIS DESA DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

• Pusat aktivitas produksi penghasil bahan pangan• Memiliki kekayaan SDA yang sangat dibutuhkan untuk aktivitas

pertanian• Memiliki budaya bertani dan sifat kegotong-royongan sebagai modal

sosial dan sumber tenaga kerja yang handal untuk berusaha tani• Lokasi produksi pertanian non pangan yang dibutuhkan sebagai input

kegiatan industri dan ekspor• Memiliki potensi wilayah sebagai lokasi investasi pertanian yang masih

terbuka lebar sehingga lebih mudah dibentuk/disesuaikan dengan berbagai karakteristik kebutuhan investasi pertanian

• Memiliki struktur pemerintahan formal, sehingga bisa menjembatani berbagai program pembangunan pertanian dengan masyarakat petani sebagai pelaksana utama di lapangan

5

Page 6: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

BERBAGAI CIRI/KELEMAHAN YANG UMUMNYA DITEMUKAN DI PERDESAAN

• Masih banyak ditemukan kantong-kantong kemiskinan (terutama masyarakat petani)

• Sarana/infrastruktur (terutama pertanian) masih sangat terbatas

• Wawasan SDM (keluarga petani) masih belum maju• Skala usaha tani masih dikelola dalam batasan

keluarga (skala kecil), hingga cenderung tidak efisien• Kurangnya pembinaan/pendampingan yang diterima• Keterbatasan akses terhadap informasi dan teknologi• Keterbatasan akses terhadap permodalan

6

Page 7: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

Berdasarkan peran strategis desa dan berbagai potensi serta kelemahan yang masih dimiliki desa, maka Kementerian Pertanian dalam melaksanakan pembangunan pertanian menempuh berbagai kebijakan, antara lain:•Menjadikan desa sebagai basis utama pembangunan pertanian •Sebagai sasaran utama adalah kelompok tani dan gabungan kelompok tani yang ada di desa•Melakukan pengawalan/pendampingan oleh tenaga penyuluh dan atau peneliti•Agar pelaksanaan pembangunan bisa lebih efisien (dari segi pelayanan dan biaya) serta memiliki posisi tawar yang kuat, beberapa desa perlu dirancang menjadi suatu kawasan perdesaan hingga secara ekonomi kewilayahan lebih layak untuk dijadikan kawasan pertanian

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PERDESAAN

7

Page 8: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

BERBAGAI FASILITASI YANG DISEDIAKAN OLEH KEMENTERIAN PERTANIAN DALAM

PEMBANGUNAN PERDESAAN

Bantuan permodalan;Bantuan prasarana dan sarana dasar

pertanian; Pemberian subsidi benih dan pupuk;Berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat

dan kelembagaan petani di perdesaan;Peningkatan kapasitas dan transfer teknologi

dalam bentuk penyuluhan/pendampingan aktivitas pembangunan pertanian

8

Page 9: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

II BEBERAPA PROGRAM/KEGIATAN KEMENTERIAN PERTANIAN DI PERDESAAN

9

Page 10: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

BEBERAPA PROGRAM/KEGIATAN KEMENTERIAN PERTANIAN DI PERDESAAN

A. Dalam rangka Peningkatan Ketahanan Pangan dan Ekonomi Masyarakat •Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)Kawasan (berbasis dusun/kampung) pengembangan aneka tanaman, ternak dan ikan di pekarangan, yang bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan pekarangan

•Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

Penguatan kelembagaan Gapoktan agar mampu mendistribusikan hasil produksi pangan anggotanya dan menyediakan cadangan pangan bagi anggotanya (membangun sarana penyimpanan, pengembangan usaha di bidang pemasaran pangan, dll) melalui penyaluran dana Bansos yang bersumber dari APBN

•Desa Mandiri Pangan (Demapan)Pemberdayaan masyarakat desa dalam pengembangan usaha produktif berbasis sumberdaya lokal, peningkatan ketersediaan pangan, peningkatan daya beli dan akses pangan rumah tangga, sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi rumah tangga melalui pelatihan, pendampingan, dan peningkatan akses pengembangan kerjasama

Dalam pelaksanaannya kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut perlu pendampingan dan pengawalan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian.

10

Page 11: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

Lanjutan…

B. Dalam rangka Pemberdayaan Masyarakat Desa

•Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)Fasilitasi bantuan modal usaha agribisnis kepada petani yang dikoordinasikan/disalurkan melalui Gapoktan

•Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat (LM3)

Pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis pada LM3 (Ponpes, Seminari, paroki, pasraman, gereja, subak, vihara, dll) melalui pelatihan dan fasilitasi dana bantuan sosial

•Sarjana Membangun Desa (SMD)/Penggerak Membangun Desa (PMD)

Pemberdayaan kelompok petani/peternak oleh PMD/SMD melalui pendampingan kelompok yang diperkuat dengan penyaluran dana penguatan modal usaha.

Dalam pelaksanaannya kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut perlu pendampingan dan pengawalan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian.

11

Page 12: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

II. Pemberdayaan Masyarakat Desa (lanjutan)

•Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)Fasilitasi Pemerintah dalam rangka meningkatkan kesuburan tanah dengan mendorong petani mengembangkan pupuk organik secara mandiri. •Pemberdayaan PenangkarUpaya penumbuhan atau pemberdayaan penangkar benih/bibit di tingkat lokal, dalam rangka pemenuhan kebutuhan benih/bibit sebar berkualitas secara spesifik lokasi guna mendukung sistem ketersediaan benih/bibit secara nasional.

Dalam pelaksanaannya kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut perlu pendampingan dan pengawalan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian.

12

Page 13: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id13

REALISASI KEGIATAN PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAHUN 2011-2013 SERTA TARGET TAHUN 2014 DI KEMENTERIAN PERTANIAN

13

NO KEGIATAN Realisasi 2011 Realisasi 2012 Realisasi 2013 Target 2014Rencana Anggaran

2014 (Rp Miliar)

I Peningkatan Ketahanan Pangan dan Ekonomi Masyarakat

1 Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

- 1.080 Desa •4.698 Desa 6.264 Desa 163,19  •400 Klp*)2 Penguatan Lembaga Distribusi

Pangan (LDPM) dan Lumbung Pangan Masyarakat

1.000 LDPM 516 LDPM dan 1.040 Lumbung

•296 LDPM•851 Lumbung

380 LDPM dan 327 Lumbung

49,17

3 Pengembangan Desa Mandiri Pangan (DEMAPAN)/Kawasan Mandiri Pangan

2.200 Desa 429 Desa •1.157 desa•109 Kawasan

691 Desa dan 107 Kawasan

67,57

II Pemberdayaan Masyarakat Desa

1 Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

9.110 Gapoktan 6.050 Gapoktan 3.300 Gapoktan 1.713 Gapoktan 171,3

2 Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3)

1.035 Lembaga 653 Lembaga 746 Lembaga 500 Lembaga 49

3 Penggerak Membangun Desa (PMD)/Sarjana Membangun Desa (SMD)

763 Kelompok 752 Kelompok 300 Kelompok 240 Kelompok 15,5

4 Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

1133 unit 100 unit 359 unit 830 unit 166

5 Pemberdayaan Penangkar Benih Tanaman

-  •Padi 9.027 ha •Padi 9.928 ha •Padi 2.012 ha 25,841 •Jagung 571 ha •Kedelai 2.517 ha •Kedelai 610 ha•Kedelai 2.332 ha     

Keterangan :*) 400 kelompok melalui Direktif Presiden untuk NTT

Page 14: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id14

1. PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)

Page 15: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

• Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari

• Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran, toga, ternak, ikan, pengolahan hasil, dan kompos

• Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan

• Melestarikan tanaman pangan lokal untuk masa depan• Mengembangkan ekonomi produktif keluarga, hingga mampu

meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan lingkungan hijau, bersih dan sehat secara mandiri.

TUJUAN

15

Page 16: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

(1) Kemandirian pangan rumahtangga(2) Diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal(3) Konservasi sumberdaya genetik tanaman pangan

untuk masa depan(4) Peningkatan Kesejahteraan rumahtangga dan

masyarakat

KRPL PLUS-PLUS:(5) Pendidikan dan Pelatihan(6) Kesehatan dan Gizi Masyarakat(7) Modal dan Pasar(8) Antisipasi perubahan iklim

PRINSIP

16

Page 17: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

• Pemanfaatan pekarangan rumahtangga (RPL)• Strata (luas lahan pekarangan): sempit, sedang, luas• Komoditas yang diusahakan (memenuhi PPH 93,3 tahun

2014): tanaman pangan (non padi), hortikultura (sayuran dan buah-buahan), tanaman obat keluarga (toga), budidaya ternak dan ikan, yang terintegrasi dan berkesinambungan.

• Pengembangan kebun bibit desa (KBD) • Penumbuhan/pengembangan kawasan (KRPL)

PENDEKATAN PENGEMBANGAN

17

Page 18: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

2. LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (LDPM)

18

Page 19: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

LATAR BELAKANG• Adanya gejolak harga gabah/beras/jagung disaat

panen raya• Ketidakterjangkauan akses pangan petani disaat

menghadapi paceklik• Kurangnya modal usaha Gapoktan untuk melakukan

pembelian gabah/beras/jagung dari anggotanya• Kurangnya sarana penyimpanan (gudang) milik

Gapoktan

19

Page 20: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

• Dalam rangka memberdayakan kemampuan Gapoktan dalam mendistribusikan hasil petani anggotanya pada saat menghadapi panen raya dan mendekatkan akses pangan disaat menghadapi paceklik, Kementerian Pertanian melakukan kegiatan terobosan dengan menyalurkan dana bantuan sosial

• Perlu penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

20

Lanjutan…

Page 21: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

TUJUAN• Memperkuat modal usaha Gapoktan agar mampu

melakukan kegiatan pembelian dan penjualan gabah/beras anggotanya minimal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan sesuai Harga Referensi Daerah (HRD) untuk Jagung

• Menyediakan sarana yang menjadi milik Gapoktan yang dapat dimanfaatkan untuk penyimpanan cadangan pangan

• Memperkuat cadangan pangan yang dimiliki oleh Gapoktan bagi kepentingan anggotanya

21

Page 22: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

3. DESA MANDIRI PANGAN (DEMAPAN)

22

Page 23: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

LATAR BELAKANG• Pengembangan desa mandiri pangan merupakan

suatu kegiatan strategis untuk mewujudkan ketahan pangan dan mengurangi penduduk miskin di wilayah perdesaan

• Perwujudan ketahanan pangan nasional dimulai dari pemenuhan pangan di wilayah terkecil (perdesaan) sebagai basis kegiatan pertanian

23

Page 24: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

TUJUAN• Meningkatnya kemandirian pangan masyarakat• Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan

masyarakat desa• Terwujudnya ketahanan pangan masyarakat desa• Meningkatnya pendapatan rumah tangga miskin• Meningkatnya aksesibilitas pangan masyarakat

24

SASARANRumah tangga miskin di desa rawan pangan untuk

mewujudkan kemandirian pangan masyarakat

Page 25: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

4. PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

25

Page 26: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

LATAR BELAKANG

Program PUAP Merupakan Bentuk Fasilitasi Bantuan Modal Usaha Bagi Petani Anggota, Baik Petani Pemilik, Petani Penggarap, Buruh Tani Maupun Rumah Tangga Yang Dikoordinasikan Oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

Bantuan Modal Usaha Tersebut Adalah Dalam Bentuk Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Yang Ditujukan Langsung Kepada Desa/Gapoktan

BLM PUAP Adalah Dana Bantuan Sosial Untuk Petani/Kelompok Tani Guna Pengembangan Usaha Agribisnis Di Perdesaan Yang Disalurkan Melalui Gapoktan Dalam Bentuk Transfer Langsung Modal Usaha Yang Besarnya Adalah Rp. 100.000.000,- Per Desa/Gapoktan Digunakan Sebagai Modal Dasar Untuk Mendukung Usaha Produktif

26

Page 27: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan

2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan, Penyuluh, dan Penyelia Mitra Tani

3. Memberdayakan kelembagaan petani dan meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi kelembagaan keuangan mikro agribisnis

Tujuan

27

Page 28: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

Sasaran1. Gapoktan yang dimiliki dan dikelola petani, pada

desa miskin yang mempunyai potensi pertanian.

2. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik dan atau penggarap) skala kecil dan buruh tani.

3. Berkembangnya usaha agribisnis yang mempunyai transaksi hasil usaha harian, mingguan maupun musiman.

4. Bertumbuh dan berkembangnya unit-unit usaha dan unit usaha lembaga keuangan mikro pada gapoktan.

28

Page 29: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

DIKLAT1. KEPEMIMPINAN2. KEWIRAUSAHAAN3. MANAJEMEN

BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM)

GAPOKTAN

USAHA PRODUKTIF PETANI

POLA DASAR PUAP

29

Page 30: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

• Memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengelola usaha agribisnis

• Mempunyai kepengurusan yang aktif dan dikelola oleh petani

• Pengurus Gapoktan adalah petani, dan bukan aparat Desa/Kelurahan

• Pengurus Gapoktan berdomisili di Desa/Kelurahan

KRITERIA DAN PENENTUAN GAPOKTAN CALON PENERIMA PUAP

30

Page 31: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

PEMANFAATAN DANA PUAP BAGI GAPOKTANPEMANFAATAN DANA PUAP BAGI GAPOKTAN

1. On farm (Budidaya) :

1. 1.1. Tanaman Pangan:

2. 1.2. Hortikultura

3. 1.3. Peternakan

4. 1.4. Perkebunan

2. Off farm (Non budidaya) yang terkait dengan komoditas pertanian potensial :

1. 2.1.Industri rumah tangga pertanian

2. 2.2. Pemasaran hasil pertanian (bakulan, dll)

3. 2.3. Usaha lain berbasis pertanian.

31

Page 32: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

LKM-ALKM-A

KEGIATAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF

KEGIATAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF

USAHA SIMPAN PINJAM

USAHA SIMPAN PINJAM

32

Page 33: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

GAPOKTAN

UNIT USAHA SIMPAN PINJAM

LKM-A

BANK (Lingkage)

POKTAN

ANGGOTA

BLMPUAP

UNIT USAHA

OTONOM

PEMBINAAN KELEMBAGAAN

33

Page 34: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

UPAYA TINDAK LANJUT

1. PUAP merupakan program pemberdayaan masyarakat tani (gapoktan) melalui pendampingan oleh PMT dan Penyuluh Pendamping serta diarahkan menjadi lembaga keuangan mikro agribisnis (LKM-A)

2. Untuk mendukung hal tersebut, telah dulakukan penandatanganan Nota kesepahaman bersama antara: Menteri Pertanian dengan Menteri Koperasi dan UKM,

untuk memungkinkan agar Gapoktan penerima PUAP memiliki badan Hukum Koperasi.

Menteri Pertanian dengan Direktur Utama Bank BRI, diantaranya Kementan dan Bank BRI melakukan pemberdayaan dan pelatihan terhadap Gapoktan penerima PUAP untuk akses kredit dari Bank BRI

34

Page 35: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

5. LEMBAGA MANDIRI YANG MENGAKAR DI MASYARAKAT (LM3)

35

Page 36: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

LATAR BELAKANG• Program Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha

Agribisnis di Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) merupakan salah satu program terobosan Kementerian Pertanian sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan kesempatan berusaha di pedesaan

• Program ini dirancang untuk memberdayakan kelembagaan keagamaan seperti Pondok Pesantren, Proki, Seminari, Vihara, Pasraman, Subak, dalam pengembangan usaha agribisnis di pedesaan. Dalam pelaksanaan program tersebut, dapat melibatkan para petani di sekitar LM3

36

Page 37: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

TUJUAN• Untuk meningkatkan pendapatan petani di pedesaan• Untuk meningkatkan kesempatan berusaha masyarakat

di pedesaan• Untuk mengurangi pengangguran di pedesaan• Untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan

37

Page 38: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

SASARAN• Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para pengelola LM3 di

bidang agribisnis• Menguatnya modal usaha LM3 untuk mengembangkan usaha

agribisnis• Meningkatnya produksi, produktivitas usaha, mutu yang berdaya

saing dan memiliki nilai tambah sehingga meningkatkan pendapatan LM3 dan masyarakat sekitarnya dari usaha agribisnis

• Berkembangnya usaha agribisnis LM3 termasuk diversifikasi produk• Menguatnya kelembagaan usaha agribisnis LM3• Meningkatnya kemandirian dan jaringan kerja sama antar LM3 serta

antara LM3, stakeholders dan masyarakat• Sebagai motivator dan fasilitator pengembangan usaha masyarakat di

sekitarnya (agent of development ) khususnya dalam bidang agribisnis

38

Page 39: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

6. PENGGERAK MEMBANGUN DESA (PMD)/SARJANA MEMBANGUN DESA (SMD)

39

Page 40: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

LATAR BELAKANG• Pertanian telah banyak memberikan fasilitas untuk

mengatasi masalah kemiskinan materiil, informasi permodalan dan pemberdayaan kelembagaan

• Fasilitas permodalan dan pemberdayaan petani akan menjadi kurang efektif apabila tidak diimbangi dengan ketersediaan individu yang memiliki jiwa wirausaha

• Untuk itu diperlukan upaya dalam memotivasi petani tersebut melalui kegiatan Penggerak Membangun Desa dan Sarjana Membangun Desa (PMD/SMD)

40

Page 41: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

TUJUANPMD/SMD ini bertujuan untuk mendorong

berkembangnya usaha agribisnis tanaman pangan, peternakan, hortikultura, dan perkebunan yang berdaya saing di pedesaan.

41

Page 42: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

SASARAN• Berkembangnya kelompok usaha pelayanan jasa

alsintan dan bidang usaha pertanian lainnya• Berkembangnya kelompok usaha agribisnis yang

berorientasi pasar dan bukan hanya usaha budidaya• Berkembangnya kelompok usaha waralaba

benih, pengolahan primer dan bidang usaha pertanian lainnya

• Berkembangnya kelompok usaha tani dan usaha ternak lainnya

42

Page 43: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id43

7. UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO)

Page 44: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

Latar Belakang UPPO adalah fasilitasi Pemerintah dalam rangka meningkatkan kesuburan tanah dengan mendorong petani mengembangkan pupuk organik secara mandiri. Fasilitasi dengan Pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik,yang terdiri dari bangunan rumah kompos, bangunan bak fermentasi, Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO), kendaraan roda 3, bangunan kandang ternak komunal dan ternak sapi. Dengan fasilitasi bantuan UPPO tersebut, diharapkan petani dapat memproduksi dan menggunakan pupuk organik insitu secara optimal.

44

Page 45: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

TUJUAN• Menyediakan fasilitas terpadu pengolahan bahan organik (jerami, sisa

tanaman, limbah ternak, sampah organik) menjadi kompos (pupuk organik).

• Mengoptimalkan pemanfaatan limbah kotoran hewan yang dimiliki kelompok peternak sebagai bahan baku kompos (pupuk organik).

• Membantu petani dalam memenuhi kebutuhan pupuk organik insitu, oleh dari dan untuk petani.

• Mensubstitusi kebutuhan pupuk anorganik.• Memperbaiki kesuburan dan produktivitas lahan pertanian.• Meningkatkan populasi ternak.• Membuka kesempatan berusaha dan lapangan kerja di pedesaan.• Melestarikan sumberdaya lahan pertanian dan lingkungan.

45

Page 46: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

SASARANPetani/Peternak/Pekebun di sentra peternakan, sentra produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan rakyat.

46

Page 47: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

8. PEMBERDAYAAN PENANGKAR BENIH TANAMAN PANGAN

Page 48: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

Dalam rangka mendukung ketersediaan benih sebar tanaman pangan yang bermutu, jumlah cukup, berkesinambungan, dan harga terjangkau.

Latar Belakang

Page 49: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

TUJUAN• Terpenuhi kebutuhan benih bermutu sesuai

varietas unggul lokal

• Terjaminnya kualitas dan kuantitas benih dalam memenuhi kebutuhan setiap musim tanam

• Terwujudnya sistem perbenihan yang handal

• Mengembangkan kesempatan kerja dan berusaha di bidang perbenihan

• Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku usaha perbenihan

Page 50: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

SASARANPara penangkar benih lokal terutama di sentra produksi tanaman pangan.

Page 51: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

BANTUAN LAIN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PERDESAAN

• Bantuan permodalan berupa pemberian kredit program pertanian seperti: Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan menumbuhkembangkan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA)

• Bantuan prasarana dan sarana dasar pertanian seperti pengembangan jaringan irigasi, pengembangan sumber air, pengembangan jalan pertanian, optimasi lahan, pengembangan metode System of Rice Intensification (SRI), perluasan lahan hortikultura, perkebunan, peternakan dan Hijauan Makanan Ternak (HMT), dan perluasan areal kawasan tanaman pangan, dan pengembangan alat dan mesin pertanian

51

Page 52: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

KEBIJAKAN INFRASTRUKTUR SEKTOR PERTANIANII

52

Page 53: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

a. Jalan usahatani, jalan produksi, perluasan areal sawah, perluasan areal perkebunan, perluasan areal hortikultura, pengembangan optimasi lahan, perluasan areal peternakan (padang pengembalaan dan kebun Hijauan Makanan Ternak ).

b. JITUT, JIDES, Jaringan irigasi tersier, Jaringan irigasi kuarter, dam, parit, embung, air tanah dangkal/dalam, dll

c. Penyediaan bangunan, alat dan mesin pertanian

INFRASTRUKTUR PERTANIAN

1. INFRASTRUKTUR DI AREAL USAHATANI:

2. INFRASTRUKTUR DI LUAR USAHATANI:

a. Jaringan irigasi primer, jaringan irigasi sekunder, wadukb. Jalan kabupaten, jalan provinsi, jalan negarac. Pelabuhan/Bandarad. Pasar/pergudangan/terminal agribisnis/sub terminal agribisnise. Sarana transportasif. Jaringan listrik,g. Jaringan telekomunikasi, dll

53

Page 54: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

KEGIATAN INFRASTRUKTUR DI KEMENTERIAN PERTANIAN

Dukungan Infrastruktur/Prasarana Pertanian (untuk : Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan) di Kawasan Andalan

IMPLEMENTASI DISELARASKAN DENGAN KONDISI : SDM, SDA, IPTEK, SOSEKBUD ( BOTTOM-UP DAN COMMUNITY BASED)

IMPLEMENTASI DISELARASKAN DENGAN KONDISI : SDM, SDA, IPTEK, SOSEKBUD ( BOTTOM-UP DAN COMMUNITY BASED)

Perluasan dan Pengelolaan

LAHAN

Perluasan dan Pengelolaan

LAHAN

Pengelolaan AIR IRIGASI

Pengelolaan AIR IRIGASI

Penyediaan BANGUNAN, ALAT

& MESINPertanian

Penyediaan BANGUNAN, ALAT

& MESINPertanian

PEMBIAYAANPertanian

PEMBIAYAANPertanian

Sarana: AGRO-INPUT (benih,

pupuk, Pestisida)

Sarana: AGRO-INPUT (benih,

pupuk, Pestisida)

MEWUJUDKAN : TEMPAT TARGET SUKSES PEMBANGUNAN PERTANIAN

54

Page 55: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

Pemberdayaan Kelembagaan

Pemberdayaan Kelembagaan

Pengembangan Konservasi Air

Pengembangan Sumber Air (dam

parit, embung, air tanah dalam/dangkal)

Pengembangan Sumber Air (dam

parit, embung, air tanah dalam/dangkal)

Pengembangan Jaringan Irigasi

(Jitut, Jides, TAM)

Pengembangan Jaringan Irigasi

(Jitut, Jides, TAM)

Pengelolaan AIR IRIGASIPengelolaan AIR IRIGASI

INFRASTRUKTUR IRIGASI DI KAWASAN PERTANIAN

55

Page 56: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

Naik turunnya produksi padi nasional bergantung kepada kinerja lahan beririgasi, mengingat 85 % produksi padi nasional berasal dari sawah beririgasi. Oleh karena itu Pemerintah berusaha untuk mengurangi gap/backlog pelayanan yang ditandai dengan presentase kerusakan jaringan.

56

Sumber: BPS, 2010

SUMBANGAN LAHAN BERIRIGASI BAGI PRODUKSI PADI NASIONAL

56

Page 57: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

KEMEN PU :

1.Pengembangan/ peningkatan jaringan utama (Primer, sekunder, waduk, dan bangunan pelengkapnya)2.Rehabilitasi jaringan utama 3.Operasi dan Pemeliharaan (O&P) jaringan utama

KEMENTAN :1.Rehabilitasi Jaringan Tersier (JITUT/JIDES/TAM)2.Pengembangan Jaringan Tersier3.Normalisasi Saluran Tersier/Drainase

57

Page 58: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

• Kabupaten/Kota: Daerah Irigasi < 1000 hektar

• Propinsi:

– Daerah Irigasi 1000 sampai dengan 3000 hektar

– Daerah Irigasi terletak antara 2 atau lebih Kabupaten/kota

• Pusat

– Daerah Irigasi > 3000 hektar

– Daerah Irigasi terletak antara 2 atau lebih propinsi

58

58

Page 59: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id59

Page 60: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

Pengolahan Hasil:RMU, Silo, Penepung

dll

Pengolahan Hasil:RMU, Silo, Penepung

dll

LUMBUNG, GUDANG

PANGAN dll

Bantuan Traktor R-2, R-4,

Pompa air, UPPO

Bantuan Traktor R-2, R-4,

Pompa air, UPPO

STA, Kios Sayur/Daging,

Pasar Tani, RPH, RPU/TPU

STA, Kios Sayur/Daging,

Pasar Tani, RPH, RPU/TPU

Penyediaan Bangunan, ALAT dan MESIN Pertanian

Penyediaan Bangunan, ALAT dan MESIN Pertanian

Pasca panen:Dryer, Cooper, Lantai Jemur, dll

Pasca panen:Dryer, Cooper, Lantai Jemur, dll

BANGUNAN DAN ALSINTAN DI KAWASAN PERTANIAN

60

Page 61: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

Perluasan Areal Peternakan :

Padang Pengembalaan, Kebun Hijauan

Makan ternak (HMT)

Perluasan Areal Peternakan :

Padang Pengembalaan, Kebun Hijauan

Makan ternak (HMT)

Jalan Pertanian Jalan Pertanian

Perluasan Sawah

Program Perluasan dan Pengelolaan LAHANProgram Perluasan dan Pengelolaan LAHAN

Perluasan Areal Perkebunan

Perluasan Areal Perkebunan

Pengembangan Optimasi LahanPengembangan Optimasi Lahan

Perluasan Areal Hortikultura

Perluasan Areal Hortikultura

Food EstateFood Estate

PENGELOLAAN LAHAN DI KAWASAN PETANIAN

61

Page 62: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

TERIMA KASIH

62

Page 63: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

63

63

Page 64: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

No Nama D.I.Total Rusak

(Ha)

Total Peningkatan

2012 (Ha)

Total Rehab 2010-2012

(Ha)

Kondisi Rusak 2012

(Ha)

1 NAD 44.759 1.239 18.048 27.008

2 Sumatera Utara 20.542 2.528 30.638 6.257

3 Sumatera Barat 53.870 14.382 5.720 48.150

4 Sumatera Selatan 7.514 2.331 7.253 1.074

5 Lampung 28.248 250 15.689 42.372

6 Banten 43.476 28.248 13.129 35.308

12 Prop Sentra Padi

64

64

Page 65: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

No Nama D.I.Total Rusak

(Ha)

Total Peningkatan

2012 (Ha)

Total Rehab 2010-2012

(Ha)

Kondisi Rusak 2012

(Ha)

7 Jawa Barat 375.380 92.486 59.411 334.937

8 Jawa tengah 167.662 15.668 29.478 142.067

9 Jawa Timur 107.382 24.354 97.815 59.676

10 Kalimantan Selatan 0 1.209 200  

11 Sulawesi Selatan 108.450 10.355 42.952 65.498

12 NTB 0 900 10.423 0

JUMLAH 1.062.213 193.950 608.550 453.663

12 Prop Sentra Padi

65

65

Page 66: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

No Propinsi Total Kerusakan Pusat/Prop/Kab

(Rapid Assesment PU)

Total JITUT, JIDES, TAM 2006-2011

Kondisi Kerusakan

s/d 2011

Pengemb. Jar 2012

Kondisi Kerusakan

s/d 2012

1 Jabar 489.130 93.324 395.806 63.600 332.206

2 Jateng 512.464 131.718 380.746 72.500 308.246

3 Jatim 573.467 122.538 450.929 90.200 360.729

4 NAD 167.093 32.656 134.437 3.200 131.237

5 Sumut 247.539 75.548 171.991 25.700 146.291

6 Sumbar 116.104 43.163 72.941 9.300 63.641

12 Propinsi Sentra Padi

66

66

Page 67: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

No Propinsi Total Kerusakan Pusat/Prop/Kab

(Rapid Assesment PU)

Total JITUT, JIDES, TAM 2006-2011

Kondisi Kerusakan

s/d 2011

Pengemb. Jar 2012

Kondisi Kerusakan

s/d 2012

7 Sumsel 294.685 43.662

251.023 29.700 221.323

8 Lampung 180.399 39.913

140.486 20.750 119.736

9 Kalsel 246.926 39.277 207.649 13.200 194.449

10 Sulsel 293.520 54.398 239.122 38.100 201.022

11 NTB 119.489 13.461 106.028 10.500 95.528

12 Banten 101.175 31.408 69.767 8.200 61.567

  JUMLAH 3.341.991 721.066 2.620.925 384.950 2.235.975

12 Propinsi Sentra Padi

67

67

Page 68: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

No. ProvinsiOutcome dari Kegiatan 2011 Δ areal tanam 2012

(Ha)PU (Ha) Pertanian (Ha)

1 NAD 5.996 9.860 4.914

2 Sumatera Utara 32.390 8.608 8.091

3 Sumatera Barat 14.165 6.160 3.854

4 Sumatera Selatan 1.273 7.010 4.241

5 Lampung 200 6.627 2.914

6 Banten 23.125 2.990 6.258

12 Propinsi Sentra Padi

68

68

Page 69: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

No. ProvinsiOutcome dari Kegiatan 2011 Δ areal tanam 2012

(Ha)PU (Ha) Pertanian (Ha)

7 Jawa Barat 21.583 4.500 5.950

8 Jawa Tengah 18.060 3.130 5.245

9 Jawa Timur 90.815 11.305 19.796

10 Nusa Tenggara Barat 12.146 2.850 3.614

11 Kalimantan Selatan 12.654 6.043 4.999

12 Sulawesi Selatan 20.036 8.040 6.881

TOTAL 252.443 77.123 76.757

12 Propinsi Sentra Padi

69

69

Page 70: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

12 Propinsi Sentra Padi

No. ProvinsiOutcome dari Kegiatan TA 2012

Δ areal tanam2013 (Ha)PU (Ha) Pertanian (Ha)

1 NAD 70.292 13.300 24.478

2 Sumatera Utara 32.616 27.900 11.243

3 Sumatera Barat 25.027 11.550 8.185

4 Sumatera Selatan 7.957 36.900 11.761

5 Lampung 12.084 22.900 6.642

6 Banten 2.300 880 620

70

70

Page 71: Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

Kementerian PertanianKementerian Pertanian www.pertanian.go.idwww.pertanian.go.id

12 Propinsi Sentra Padi

No. ProvinsiOutcome dari Kegiatan TA 2012

Δ areal tanam2013 (Ha)PU (Ha) Pertanian (Ha)

7 Jawa Barat 25.517 63.800 11.663

8 Jawa Tengah 26.638 8.200 6.148

9 Jawa Timur 67.209 90.200 22.462

10 Nusa Tenggara Barat 68.709 15.200 19.492

11 Kalimantan Selatan 42.986 16.600 13.342

12 Sulawesi Selatan 8.556 45.450 12.896

TOTAL 389.890 352.880 148.933

71

71