Rancangan Kebijakan Nasional Pembangunan Perdesaan Dalam RPJMN III
-
Upload
rizkigaleni -
Category
Documents
-
view
55 -
download
1
description
Transcript of Rancangan Kebijakan Nasional Pembangunan Perdesaan Dalam RPJMN III
-
1Direktorat Perkotaan dan PerdesaanDeputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah
Yogyakarta Selasa 20 Mei 2014
-
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT
2
1
-
Pembangunan Berbasis Masyarakat
Paradigma pembanguan berbasis masyarakat memberikan tempat utama bagi prakarsa, keanekragaman lokal, dan kearifan lokal. Pembangunan Berbasis Masyarakat adalah bentuk pengembangan yang terjadi dalam masyarakat, menekankan partisipasi maksimal dari anggota masyarakat dalam desain dan implementasi, keberlangsungan program, memenuhi kebutuhan riil, dan bersifat mandiri. Pembangunan berbasis pada komunitas yang mengedepankan partisipasi masyarakat mutlak diperlukan karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya memperbaiki akses mereka ke sumberdaya kunci. Dan, pada akhirnya mempercepat mobilitas sosial yang mengarah pada perbaikan struktur sosial. Konsep dasarnya adalah mengajak dan mendudukkan masyarakat sebagai subjek dan pelaku penentu kebijakan melalui pendekatan komprehensif dari segi sosial, ekonomi, budaya, politik, lingkungan dan spiritual 3
-
5 Prasyarat dalam Proses Pemberdayaan
Ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan proses pemberdayaan:1. Konsep pemberdayaan hendaknya dapat dipahami oleh pemimpin.2. Terdapat perubahan budaya (culture change), baik pada budaya organisasi dan perusahaan.3. Pemimpin harus memiliki kesadaran dalam dirinya,bahwa dalam implementasi dari konsep-konsep pemberdayaan, pada akhirnya akan terjadi perubahan peran (role change), yang berimbas pada berkurangnya peran mereka.4. Masyarakat harus siap mengubah dirinya dan menghilangkan hambatan mental yang ada dalam diri mereka.5. Proses pemberdayaan membutuhkan waktu dan energi dalam pendekatannya, karena bertujuan menangkap pikiran dan hati orang.
4
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan empowering masyarakat dengan memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya. CBD berfokus pada masalah dari masyarakat itu sendiri. Keberdayaan memungkinkan suatu masyarakat bertahan dan mengembangkan diri untuk mencapai kemajuan. Sebagian besar masyarakat berdaya adalah indifidunya memiliki kesehatan fisik, mental, terdidik, kuat dan berbudaya. Untuk mendorong masyarakat berdaya dengan cara menciptakan iklim atau suasana yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Penguatan tersebut meliputi penyediaan berbagai masukan serta membuka akses pada berbagai peluang yang ada. Masyarakat menjadi pelaku utama pembanguan, dengan inti pemberdayaan adalah transformasi manejemen komunitas menuju kesejahteraan bersama. Pemberdayaan merupakan salah satu sarana untuk keluar dari kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan menuju kesejahteraan bersama.
-
Proses Pemberdayaan
Proses pemberdayaan meliputi beberapa tahapan (Wilson, 1996):(1) Awakening (Penyadaran), suatu proses masyarakat disadarkan akan kemampuan, sikap dan ketrampilan yang dimiliki serta rencana dan harapan akan kondisi mereka yang lebih baik dan efektif.(2) Understanding (pemahaman), suatu proses orang mendapat pemahaman dan persepsi baru yang sudah mereka dapat mengenai diri mereka sendiri, pekerjaan, aspirasi dan keadaan umum. Proses pemahaman ini meliputi proses belajar untuk secara utuh menghargai pemberdayaan dan tentang apa yang dituntut dari mereka oleh komunitas(3) Harnessing (memanfaatkan), yaitu individu yang telah memperlihatkan ketrampilan dan sifat, harus memutuskan bagaimana mereka dapat menggunakannya bagi pemberdayaan.(4) Using (penggunaan/pembiasaan), suatu proses penggunaan keterampilan dan kemampuan pemberdayaan sebagai bagian dari kehidupan kerja setiap hari. 5
PARTISIPASI MASYARAKAT PERDESAAN
Tahap Mobilisasi Tahap Pengenalan Partisipasi
Tahap Pemberdayaan Masyarakat
Tahap Kesetaraan/ Kesejajaran
Kata kunci:people-centered, participatory, empowering, and sustainable (Chambers, 1995)
-
Pendampingan
Pendampingan oleh Fasilitator, memungkinkan warga masyarakat mampu mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang ada pada diri mereka, maupun mengakses sumber-sumber kemasyarakatan yang berada disekitarnya. Pendamping juga biasanya membantu, membangun dan memperkuat jaringan dan hubungan antara komunitas setempat dan kebijakan-kebijakan pembangunan yang lebih luas. Para pendamping masyarakat harus memiliki pengetahuan dan kemampuan mengenai bagaimana bekerja dengan individu-individu dalam konteks masyarakat lokal, maupun bagaimana mempengaruhi posisi-posisi masyarakat dalam konteks lembaga-lembaga sosial yang lebih luas.
6
-
Tantangan dan Potensi Pengembangan CBD
7
Tantangan dalam Masyarakat :1. Kesediaan suatu komunitas untuk menerima pemberdayaan bergantung pada situasi yang dihadapinya.2. Ketergantungan adalah budaya, dimana masyarakat sudah terbiasa berada dalam hirarki, birokrasi dan kontrol manajemen yang tegas sehingga membuat mereka terpola dalam berpikir dan berbuat dalam rutinitas
Tantangan dalam Pemerintahan:1. Pemikiran bahwa pemberdayaan tidak untuk semua orang, dan adanya persepsi dari pemegang kekuasaan dalam komunitas tersebut bahwa pemberdayaan dapat mengorbankan diri mereka sendiri.2. Dorongan dari para pemimpin setiap komunitas untuk tidak mau melepaskan kekuasaannya, karena inti dari pemberdayaan adalah berupa pelepasan sebagian kewenangan untuk diserahkan kepada masyarakat sendiri 3. Adanya kepercayaan dari para pemimpin komunitas untuk mengembangkan pemberdayaan dan mengubah persepsi mereka tentang anggota komunitasnya.
1. Adanya batas pemberdayaan, terutama terkait dengan siklus pemberdayaan yang membutuhkan waktu relatif lama dimana pada sisi yang lain kemampuan dan motivasi setiap orang berbeda-beda.2. Pemberdayaan tidak kondusif bagi perubahan yang cepat.3. Pemberdayaan membutuhkan dukungan sumber daya (resource) yang besar, baik dari segi pembiayaan maupun waktu.
Tantangan External
Potensi : Dengan diberlakukannya UU 6/2014 tentang Desa, maka terdapat potensi lebih besar untuk desa dalam kesatuan kewenangan, perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan pembangunan di desa berdasar asas Rekognisi dan Subsidiaritas
-
Keberhasilan Pemberdayaan Keberhasilan pemberdayaan bukan hanya secara administrasi sudah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan, akan tetapi yang lebih substantif yaitu apakah kegiatan tersebut dapat bertahan lama setelah selesai proyek (kebanyakan selesai proyek selesai pula kegiatan). Kegiatan dapat bertahan lama apabila pembangunan tersebut sesuai dengan kebutuhan, bermanfaat dan tidak bertentangan dengan sistem nilai masyarakat. Tugas pemerintah/ lembaga adalah mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk dapat menolong dirinya sendiri dalam mewujudkan kemandirian. Pemberdayaan dikatakan sangat berhasil apabila kegiatan tersebut dapat berkembang dan dicontoh oleh masyarakat lainnya. 8
-
92 KETERKAITAN CBD DALAM SKEMA/STRUKTUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN
-
Pembangunan Perdesaan
Pembangunan Perdesaan
Pembangunan Kawasan
-Sarana Prasarana Ekonomi
- Sarana Prasarana Pemerintahan Desa
- Sarana Prasarana Sosial, Budaya, dll
- Penataan Ruang Perdesaan
- Penetapan Batas Desa
- Modernisasi Pertanian,Peternakan, Perikanan Darat, dll
- Kerjasama Antar Desa
- Kerjasama dengan Dunia Usaha dan Perguruan Tinggi, dll
Pembangunan Manusia
- Modal Sosial dan Budaya- Kearifan Lokal
(Teknologi, dll)- Pengembangan
kewirausahaan, dll.- Dukungan
kepemimpinan lokal
- Keberdayaan masyarakat (memiliki choice dan voice) dalam proses pembangunan
- Partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan dan pengembangan sarpras yang dibangun pemerintah
Masyarakat desa sebagai subyek pembangunan
- Perlu peningkatan kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dan Kelembagaan Masyarakat Desa- Perlu menumbuhkan kembali semangat kerja sama dan kemandirian masyarakat perdesaan yang cukup kental di masa lalu.
- Perlu dilakukan pendekatanberlandaskan pada inisiatif dan kebutuhan masyarakat pengguna, sehingga efektif dalam meggalang kerjasama antar anggota masyarakat perdesaan.
Prasyarat Pokok:- Bersifat holistik- Berorientasi pada pemberdayaan masyarakat- Berorientasi pada pertumbuhan dan pemerataan- Berorientasi pada peningkatan daya saing global- Berorientasi pada partisipasi masyarakat
Prasayarat Penunjang:- Harus terencana, sistematik dan berkelanjutan.- Harus dapat menciptakan sinergi antar wilayah-
wilayah yang berdekatan.- Harus memperhatikan kelestarian lingkungan
-
11
3 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DALAM RPJP 2005-2025
-
PEMBANGUNAN PERDESAAN :
1. Pengembangan agroindustri padat pkerja; 2. Peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya3. Pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan
produksi untuk menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi;
4. Peningkatan akses informasi, pemasaran, lembaga keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi;
5. Pengembangan social capital dan human capital;6. Intervensi harga dan kebijakan perdagangan pro pertanian;7. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah
perkotaan dengan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan didorong secara sinergis.
12
TAHAPAN DAN ARAH KEBIJAKAN RPJPN 2005-2025 (UU NO. 17 TAHUN 2005)
MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG LEBIH MERATA DAN BERKEADILAN MEWUJUDKAN BANGSA YANG
BERDAYA SAING
PEMBANGUNAN PERDESAAN :
1. Peningkatan efisiensi, modernisasi, nilai tambah sektor primer (pertanian, kelautan dan pertambangan);
2. Pengembangan jasa infrastruktur dan keuangan untuk pengembangan kegiatan perekonomian perdesaan;
3. Perdagangan luar negeri yang lebih menguntungkan, mendukung, dan mengamankan untuk pengembangan perdesaan;
4. Mengembangkan sektor keuangan untuk meningkatkan akses pendanan bagi keluarga miskin di perdesaan;
5. Untuk pelayanan transportasi di daerah perbatasan, terpencil, dan perdesaan dikembangkan sistem transportasi perintis yang berbasis masyarakat (community based) dan wilayah.
RPJMN 4 (2020-2024)RPJMN 1 (2005-2009)Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
RPJMN 2 (2010-2014)Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian
RPJMN 3 (2015-2019)Memantapkan pembangunansecara menyeluruh denganmenekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK
Mewujudkan masya-rakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif
-
Skala Prioritas RPJMN 2015-2019 DALAM RPJPN 2005-2025
BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH
RPJMN(2015-2019)
Memantapkan pem-bangunan secaramenyeluruh denganmenekankan pem-bangunankeunggulankompetitifperekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, sertakemampuan iptek
Makin mantapnya pelembagaan nilai-nilai demokrasi denganmenitikberatkan pada prinsip toleransi, nondiskriminasi, dankemitraan, semakin mantapnya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.
Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan semakin mantapMelalui daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan; untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi,dan lestari; terus membaiknya pengelolaan dan pendayagunaanSDA; Diimbangi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dandidukung meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilakumasyarakat; serta semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah Indonesia.
Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dgn rencana tata ruangMelalui berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi; Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga eletrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat tercapai, serta terwujudnya konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya dan terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
Pengembangan infrastruktur perdesaan akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian
13
-
REVITALISASI PEMBANGUNAN PERDESAAN : ACUAN POKOK UU NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
14
4
-
15
Potret Pembangunan Desa Saat Ini
UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa akan menjadi acuan pemerintah, khususnya Kementrian/Lembaga, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan masyarakat, dalam pembangunan desa dan
Terdapat 503 Kabupaten/Kota, 6.909 Kecamatan, dan 72.379 Desa yang perlu didukung untuk persiapan pelaksanaan UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa Tingkat urbanisasi Desa ke Kota yang sangat tinggidiperkirakan tahun 2025 persentase penduduk yang tinggal di kota akan mencapai 60%
Sumber : BPS dan Kemendagri (diolah)
Kota; 10,33
Desa; 17,74
Kota+Desa; 28,07
0
10
20
30
40
50
60
Juta
Jiw
a
Jumlah Penduduk Miskin Desa-Kota Tahun 1990-2013
49,80 53,30 56,70 60,0063,40 66,60
50,20 46,70 43,30 40,0036,60 33,40
2010 2015 2020 2025 2030 2035
Proyeksi Persentase Penduduk Perkotaan-Perdesaan (%)
Perkotaan Perdesaan
Desa ; 72379
Kelurahan ; 7560
0100020003000400050006000700080009000
56000580006000062000640006600068000700007200074000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Jum
lah
Grafik Perkembangan Jumlah Desa Tahun 2002-2013
Kelurahan
Desa
Sumber: BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
-
UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa: Pembangunan Lintas Kementerian/Lembaga
melalui Pendekatan Kewilayahan
UU No 6 tahun 2014 tentang Desa menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu Desa membangun dan Membangun Desa yang diintegrasikan dalam perencanaan Pembangunan Desa, untuk Desa yang Maju, Mandiri, Sejahtera. Tujuan Pembangunan Desa = meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Bab IX tentang Pembangunan desa dan Pembangunan Kawasan Perdesaan, Ps 79: bahwa peraturan desa tentang RPJM Desa dan RKP Desa adalah satu-satunya dokumen perencanaan di desa.
Bab VIII tentang Keuangan Desa dan Aset Desa, Ps 72 dan Ps 74: adanya kewenangan pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan desa dan melaksanakan belanja pembangunan desa.
16
-
Rekognisi Kegotongroyongan Demokrasi Kesetaraan
Subsidiaritas Kekeluargaan Kemandirian Pemberdayaan
Keberagaman Musyawarah Partisipasi Keberlanjutan
Kebersamaan
17
Asas Pengaturan Desa
Implikasi terhadap prinsip Rekognisi (pengakuan terhadap hak asal usul) dan Subsidiaritas (penetapan kewenangan berskala lokal):Kesatuan kewenanganperencanaanpenganggaranpelaksanaan pembangunan desa
UU Desa merekognisi KEDUDUKAN, KEWENANGAN DESA, serta adanya desa dan desa adat. Implikasinya, Kebijakan Pembangunan hingga ke level desa harus dapat mengakui dan
menyelaraskan dengan keragaman desa-desa
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kot/Desa, dapat melakukan PENATAAN DESA (pembentukan, penghapusan, penggabungan, perubahan status dan penetapan desa). Penetapan Desa dengan Raperda Bupati/Walikota (bersama DPRD) diajukan ke Gubernur ditolak/disetujui Perda diundangkan setelah mendapat nomor registrasi dari Gubernur dan Kode Desa dari Menteri. Implikasi nya adalah data jumlah Desa secara resmi harus tersediadisetiap provinsi dan pemerintah Perlu dibangun database desa/pemerintahan desa
-
Perencanaan Pembangunan Desa
Pemdes wajib menyelenggarakan Musrenbang Desa Musrenbang Desa menetapkan Prioritas, Program, Kegiatan, dan Kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai dari APBDesa, Swadaya, APBD Kab/Kota Hal tersebut dirumuskan berdasarkan Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia; pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif; pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk
kemajuan ekonomi; dan peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan kebutuhan masyarakat Desa
18
-
Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kab/kota dengan mengikutsertakan masyarakat Desa.. Perencanaan Pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi RPJM Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan RKP Desa untuk jangka waktu 1 thn. Dalam menyusun perencanaan Pembangunan Desa Pemerintah Desa wajib
menyelenggarakan musyawarah perencanaan Pembangunan Desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa. Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berskala lokal Desa
dikoordinasikan dan/atau didelegasikan pelaksanaannya kepada Desa Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke desa diinformasikan kepada
Pemerintah Desa untuk diintegrasikan dengan Pembangunan Desa
Perencanaan Pembangunan Desa
19
Hasil Musrenbangdesdipakaisebagai salah satubahan penyusunan RKPD Kab/Kotaperlu aturan pelaksanaan .Implikasisemua program dan kegiatan sektoral oleh SKPD dan K/L harus bersinergi dan terintegrasi dengan RPJM Desa dan RKP Desa
-
Desa dan Kawasan Perdesaan
Kawasan Perdesaan : Kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Pembangunan kawasan perdesaan merupakan perpaduan pembangunan antar-Desa dalam satu kabupaten/kota. Pemberdayaan Masyarakat Desa : upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.Implikasi : Program-program pembangunan di desa memperhatikan penataan ruang perdesaan danmembangun keterkaitan fungsi-fungsi pemerintahan, permukiman, sosial dan ekonomi. Program-program pembangunan di desa mengembangkan keselarasan antardesa. Arah pemberdayaan masyarakat untuk terciptanya kemandirian dan
kesejahteraan, dilaksanakan melalui pendampingan/fasilitasi dan pengembangankapasitas
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalahkesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurusurusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asalusul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI
-
PEMBANGUNAN DESA
Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuksebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa Tujuan pembangunan desameningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui
penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Pembanguan Desa mengedepankan: kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial. Pembangunan Desa meliputi : tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
21
RPJM Desa dan RKP Desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di Desa Setiap program masuk desa harus bersinergi dengan RKPDes dan RPJMDes
RPJMDes dan RKPDes merupakan pedoman dalam penyusunan APBDes
-
Pembiayaan Pembangunan Desa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan swadaya masyarakat Desa. Alokasi anggaran untuk Desa dari Belanja Pusat dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara Merata dan Berkeadilan. Bagian hasil pajak daerah dan retribusi daerah kab/kota paling sedikit 10% dari pajak dan retribusi daerah. Alokasi dana desa paling sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterima kab/kota dalam APBD setelah dikurangi DAK.
22
Implikasi : Diperlukan konsolidasi anggaran pembangunan untuk desa di tingkat nasional. Pembangunan desa harus dilakukan melalui skema penganggaran yang berkesinambungan; Kementerian Keuangan harus dapat merancang skema penyaluran dan pengawasan
anggaran hingga ke desa. Penyaluran anggaran ke desa dilakukan oleh pemerintah kab/kota dengan mekanisme tertentu sesuai dengan beban dan kapasitas desa (perlu pengaturan yang jelas) Penggunaan anggaran pembangunan di Desa harus akuntabel dan transparan. Perlu penyiapan kapasitas pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan desa.
-
Sistem Informasi Pembangunan Desa danPembangunan Kawasan Perdesaan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan sistem informasi Desa dan pembangunan kawasan perdesaan. Sistem informasi Desa meliputi data Desa, data Pembangunan Desa, kawasan perdesaan, serta informasi lain yang berkaitan dengan Pembangunan Desa dan pembangunan kawasan perdesaan.
23
Implikasi : Basis data desa harus disiapkan sebagai basis perencanaanpembangunan desa. Basis data harus mengenali potensi keragaman desa dan tahapanpembangunan desa termasuk desa-desa di kawasan tertinggal dankawasan perbatasan atau desa-desa yang masih harus memenuhispm-nya dan desa-desa yang sudah mandiri dan siap membangundaya saingnya.
-
Pemantauan dan Pengawasan Pembangunan Desa
Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi mengenai rencana dan pelaksanaan Pembangunan Desa. Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa. Masyarakat Desa melaporkan hasil pemantauan dan berbagai keluhan terhadap pelaksanaan pembangunan Desa kepada Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Pemerintah Desa wajib menginformasikan perencanaan dan pelaksanaan RPJMDesa, RKPDesa, dan APBDesa kepada masyarakat Desa melalui layanan informasi kepada umum dan melaporkannya dalam Musyawarah Desa paling sedikit 1 (satu) tahun sekali. Masyarakat Desa berpartisipasi dalam Musyawarah Desa untuk menanggapi laporan pelaksanaan pembangunan Desa.
24
Implikasi : Diperlukan penguatan kapasitas masyarakat desa dalam pengawasan untuk dan olehmasyarakat desa.
-
1. Penguatan stakeholder:a. Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desab. Masyarakat desa dan Kelembagaan Masyarakat Desac. Kader dan fasilitator/pendamping2. Peran Pemerintah termasuk K/L untuk mendukung Pemerintah Daerah dalam isu-isu pokok 5 tahun ke depan:a. Pengentasan kemiskinanb. Pemenuhan standar pelayanan minimumc. Membangun ketahanan desa, kemandirian pangan, dan energid. Membangun daya saing sebagaimana arah pembangunan jangka panjang dan mempersiapkan daerah dalam perdagangan bebas, dan Asean Economic Community.
25
Konsekuensi Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Kuangan Keuangan Desa
UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa
-
Lembaga Kemasyarakatan Desa (ps 94 UU no.6/2014)
Lembaga kemasyarakatan Desa merupakan wadah partisipasi masyarakat Desa sebagai mitra Pemerintah Desa. Tugas: melakukan pemberdayaan masyarakat Desa, ikut serta merencanakan dan melaksanakan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat Desa Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa yang ada dalam membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa Pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan lembaga non-Pemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakan lembaga kemasyarakatan yang sudah ada di Desa
26
-
RANCANGAN RPJMN 2015-2019 PEMBANGUNAN PERDESAAN
27
5
-
Isu-isu Strategis Pembangunan Desa
1. Kemiskinan, pengangguran, dan kerentanan ekonomi masyarakat desaa) Masih tingginya angka kemiskinan di perdesaan b) Berkurangnya lahan usaha untuk kemandirian pangan2. Keterbatasan ketersediaan pelayanan umum dan pelayanan dasar minimuma) Rendahnya pelayanan pendidikan dasar-menengah di perdesaanb) Rendahnya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat perdesaanc) Rendahnya pelayanan sanitasi dan air bersih di perdesaan. 3. Masih rendahnya keberdayaan masyarakat perdesaanMasih rendahnya keberdayaan masyarakat perdesaan dalam partisipasi ekonomi, partisipasi publik, partisipasi politik4. Belum optimalnya tata kelola desa dan peran kelembagaan desa dalam perencanaan dan pembangunan desaa) Belum tersusunnya peraturan pendukung untuk pelaksanaan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, sehingga pelaksanaan UU ini belum bisaterlaksana dengan optimalb) Belum siapnya kapasitas pemerintah desa, lembaga-lembaga desa, dan lembaga-lembaga kemasyarakatanc) Belum memadainya data desa riil yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun perencanaan dan pembangunan desa sebagai amanatpelaksanaan UU No 6/ 2014 Tentang Desa5. Belum optimalnya penataan ruang kawasan perdesaan serta kerentanan sumber daya alam dan lingkungan hidupa) Tingginya kerusakan lingkungan akibat kegiatan pencemaran, pembakaran, dan sampah lautb) Masih tingginya perambahan dan alih fungsi kawasan pertanian menjadi kawasan non-pertanianc) Kerentanan perdesaan terhadap bencana dan perubahan iklim 6. Keterbatasan ketersediaan infrastruktur dalam membuka keterisolasian daerah perdesaa dan mendorong keterkaitan Desa-Kota.a) Masih belum optimalnya pelayanan sarana dan prasarana transportasi dan telekomunikasi termasuk ketersediaan jalan poros desa, jalanproduksi, moda transportasi, serta jembatan penghubung antardesa dan antara desa dengan pusat pertumbuhan terdekat .b) Ketersediaan dan pelayanan prasarana energi khususnya dalam hal pemenuhan elektrifikasi perdesaan masih belum optimalc) Masih belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran dalam menunjang kegiatan agribisnis dan industrialisasi di perdesaan
28
-
Desa Mandiri
Memiliki ketahanansosial-ekonomi danmekanisme untukbertahan bagi diri sendiridan masyarakat di desasekitarnya.
Mandiri dalam segalahal: pangan, energi, air, listrik, dst
Desa BerketahananSecara ekonomi memilikiketahanan dan mekanismeketahanan yang dibangununtuk bertahan dari krisisekonomi, sosial danlingkungan hidup bagisegenap warga desanya.
Desa TertinggalRentan terhadapguncangan sosial-ekonomi danlingkungan
Desa Unggul BerkelanjutanMampu menjadi penggerak
ekonomi bagi daerah/kawasansekitarnya
Jika memiliki fungsi perkotaandapat menjadi kawasan perkotaanbaru
Perdesaan Berkelanjutan
PerkotaanBaru
Tahapan Perkembangan DesaPEMBANGUNAN PERDESAAN dalam RPJMN 2015-2019
Pengembangan Desa Secara Sosial, Ekonomi Dan Ekologi
-
REVITALISASI PEMBANGUNAN PERDESAAN DAN PENDEKATAN PEMBANGUNAN PERDESAAN
Kegiatan pembangunan perdesaan di dalam kerangka wilayah bukan sektoral
Pembangunan Desa berdasarkan Basis data Desayang sama di seluruh tringkat Pemerintahan sesuaidengan keragaman dan tahapan pengembangandesa.
Pengembangan kapasitas seluruh kompponen desasecara terintegrasi termasuk pemerintahan desauntuk perencanaan, pembangunan, danpengelolaan desa secara mandiri.
Pembangunan ekologis, dan sosial kultural secara setara sehingga dapat tercipta sustainable development
30
Pembangunan perdesaan dalam rangkamemenuhi pelayanan dasarmasyarakat dan wilayahperdesaan.
Pembangunan perdesaan dalam upayamembangun desa mandiri menujudaya saing, membangunketerkaitan desa dan kota.
Daerah Transmigrasi, Daerah Tertinggal, Daerah
Perbatasan, Daerah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil Terluar dan dalam
klaster MP3KI
Desa-Desa disekitar pusat ibukota Kecamatan/Kabupaten/Kota dan
dalam klaster koridor pertumbuhanMP3EI
-
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KAWASAN PERDESAAN (1)
1. Menekan tingkat kemiskinan dan kerentanan ekonomi di perdesaana) Mendorong masyarakat desa untuk mengembangkan perekonomian berbasis potensi wilayah, baik potensi sumber daya alam, maupun potensi sosial-budaya melalui pendampingan berkelanjutan. b) Membangun mekanisme subsidi bagi kegiatan produktif c) Meningkatkan ketersediaan infrastruktur perdesaan dan perbaikan sistem tata kelola, melalui penyediaan infrastruktur pasar desa dan mengembangkan sistem informasi dan tata kelola pasar desa2. Meningkatkan ketersediaan pelayanan umum dan pelayanan dasar minimum di perdesaan. a) Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana pendidikan dan jumlah tenaga pendidik b) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan dan jumlah tenaga medis c) Meningkatkan ketersediaan permukiman, sanitasi serta air bersih di perdesaan.3. Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat PerdesaanMeningkatkan fasilitasi keberdayaan masyarakat perdesaan dan perlindungan masyarakat adat, termasuk meningkatnya taraf pendidikan, dan status kesehatan
31
-
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KAWASAN PERDESAAN (2)
4. Mewujudkan tata kelola perdesaan yang optimala) Mempersiapkan peraturan pendukung yang lebih operasional untuk pelaksanaan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.b) Meningkatkan kapasitas pemerintah desa, lembaga-lembaga desa, dan lembaga-lembaga kemasyarakatan melalui pelatihan-pelatihan maupun bimbingan teknis.c) Mengumpulkan dan mengkompilasikan data desa yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun perencanaan dan pembangunan desa.5. Meningkatkan optimalisasi tata ruang perdesaan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidupa) Pengendalian penataan ruang melalui fasilitasi dalam penyusunan RDTR, monitoring dan law ennforcement terhadap lahan pertanian berkelanjutanb) Mengembangkan mekanisme insentif kepada daerah (petani) yang berhasil menekan konversi lahan pertanian.c) Menciptakan mekanisme kelembagaan land bank system.d) Memfasilitasi peningkatan kesadaran pemerintah dan masyarakat dalam peningkatankemandirian pangan serta pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkunganhidup yang seimbang, berkelanjutan, dan berwawasan mitigasi bencana.
6. Mendorong keterkaitan desa-kota
32
-
Kerangka Regulasi dan Kelembagaan PerdesaanKERANGKA REGULASI KERANGKA KELEMBAGAAN
Penyusunan Peraturan Pemerintah dan Peraturan lainnya untuk pelaksanaan Undang-Undang tentang Desa
Penguatan lembaga di tingkat pusat, provinsi, dan kab/kota yang terkait dengan pelaksanaan UU Desa.
Penguatan lembaga pemerintahan desa dan lembaga lain tingkat desa untuk pengelolaan good rural governance.
Peningkatan kapasitas pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan desa
Peningkatan kemampuan kelembagaan BUMDes
Regulasi mengenai Standar Pelayanan Perdesaan (SPD) yang mampu menunjukkan kinerja pelayanan kepadamasyarakat perdesaan yang sesuai dengan kondisi geografis (kontur) perdesaan
Peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah dalam penyediaan layanan publik kepada masyarakat perdesaanPeningkatan kapasitas Pemerintah Desa dalam penyedian pelayanan publik skala lokal/desa
Regulasi mengenai Pedoman Fasilitasi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab/Kota kepada pemerintahan desa
Penyiapan desa-desa di Indonesia menuju desa berkelanjutan termasuk penyiapan pedoman bagi fasiitasi untuk mempercepat kemandirian desa.
Regulasi mengenai Pengembangan Ekonomi Lokal yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber dayasetempat
Peningkatan peran pemerintah, swasta dan masyarakat untuk pengembangan ekonomi lokal
Regulasi mengenai fasilitasi untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan dalam kesetaraan jendersecara sosial ekonomi dan politik
Peningkatan peran fasilitasi dan pendampingan Pemerintah Daerah kepada pemerintah desa dan Desa untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam kesetraan jender secara sosial ekonomi dan politik
Regulasi mengenai optimalisasi tata ruang perdesaan yangmemperhitungkan kearifan lokal, mitigasi bencana dan dampak perubahan iklim
Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam implementasi pengaturan tata ruang perdesaan yang memperhitungkan ekologi ruang perdesaan yang memperhitungkan kearifan lokal, mitigasi bencana dan dampak perubahan iklim
-
Kerangka Regulasi dan Kelembagaan PerdesaanKERANGKA REGULASI KERANGKA KELEMBAGAAN
Sistem transportasi Barang dan Orang yangmenghubungkan desa dengan pasar dan pusat kegiatan yang yang terintegrasi dan meningkatkan efisiensipergerakan orang dan barang dan sistem logistik yang menjamin kelancaran arus barang dan hasil pertanian ke pusat-pusat pemasaran
Untuk meningkatkan pelayanan transportasi di daerah perdesaan dikembangkan sistem transportasi perintis yang berbasis masyarakat (community based) dan wilayah
Regulasi mengenai Upaya Peningkatan KetahananPangan perdesaan yang berbasis masyarakat, mitigasi bencana, pengelolaan dampak perubahan iklim yang berpengaruh terhadap pola tanam
Peningkatan peran Pemerintah Daerah, pemerintah desa dan masyarakat dalam meningkatkan ketahanan pangan berbasis masyarakat, mitigasi dan dampak perubahan iklim
Kebijakan Insentif bagi daerah/petani yang mempertahankan lahan pertaniannya
Kajian kelembagaan tentang land bank untuk penyelamatan lahan pertanian
Pedoman tentang pengembangan infrastruktur dan energi perdesaan
Pengembangan pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listriktenaga surya, dan sumber energi terbarukan lainnya darisumberdaya lokal (non PLN), yang menyediakan energi untukmemenuhi kebutuhan konsumsi dan produksi, menujukemandirian energi di perdesaan.
Sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, dantelekomunikasi yang membuka keterisolasian daerah
a. Pengembangan Ekonomi kreatif perdesaan yang khasberbasiskan sumberdaya alam dan sosial-budaya lokal
b. Kelembagaan jaminan sosial bagi warga miskin di perdesaan
c. Mekanisme subsidi bagi kegiatan produktif
Pengembangan lembaga ekonomi kreatif perdesaan Pengembangan Data jaminan sosial bagi warga miskin di
perdesaan Pengembangan Data mekanisme subsidi bagi kegiatan produktif
-
RANCANGAN KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN PERDESAAN DALAM RPJMN IIIPEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKATPembangunan Berbasis Masyarakat5 Prasyarat dalam Proses PemberdayaanProses PemberdayaanPendampinganTantangan dan Potensi Pengembangan CBDKeberhasilan PemberdayaanKeterkaitan CBD dalam skema/struktur perencanaan pembangunan perdesaanPembangunan PerdesaanARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DALAM RPJP 2005-2025Slide Number 12Slide Number 13REVITALISASI PEMBANGUNAN PERDESAAN : ACUAN POKOK UU NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPotret Pembangunan Desa Saat IniUU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa: Pembangunan Lintas Kementerian/Lembagamelalui Pendekatan KewilayahanAsas Pengaturan DesaPerencanaan Pembangunan Desa Perencanaan Pembangunan DesaDesa dan Kawasan PerdesaanPEMBANGUNAN DESA Pembiayaan Pembangunan DesaSistem Informasi Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan PerdesaanPemantauan dan Pengawasan Pembangunan DesaKonsekuensi Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Kuangan Keuangan DesaUU No.6 Tahun 2014 Tentang DesaLembaga Kemasyarakatan Desa (ps 94 UU no.6/2014)Rancangan rpjmn 2015-2019 pembangunan perdesaanIsu-isu Strategis Pembangunan DesaTahapan Perkembangan DesaPEMBANGUNAN PERDESAAN dalam RPJMN 2015-2019 REVITALISASI PEMBANGUNAN PERDESAAN DAN PENDEKATAN PEMBANGUNAN PERDESAANKEBIJAKAN DAN STRATEGI KAWASAN PERDESAAN (1)KEBIJAKAN DAN STRATEGI KAWASAN PERDESAAN (2)Slide Number 33Slide Number 34Slide Number 35