EKONOMI NASIONAL - ftp.unpad.ac.id fileyang di Kadin membidangi perdagangan, distribusi, dan...

1
18 KAMIS, 3 NOVEMBER 2011 E KONOMI NASIONAL BANK Indonesia diprediksi memangkas kembali suku bunga acuan (BI rate) dalam rapat dewan gubernur yang direncanakan berlangsung pada Kamis depan (10/11). Namun, sejumlah bankir kebe- ratan dengan hal itu. Kepala Ekonom Bank Mandi- ri Destry Damayanti menduga BI rate akan diturunkan kembali bulan ini jika melihat perhatian bank sentral terhadap pertum- buhan ekonomi 2012. Apalagi, transmisi penurunan BI rate ke suku bunga kredit perbankan biasanya memakan waktu sekitar tiga bulan. “Kurang le- bih turun sekitar 25 basis poin menjadi 6,25%,” ucapnya di Jakarta, kemarin. Meski demikian, Destry mengingatkan masih ada an- caman inflasi ke depan. Ter- utama dari faktor eksternal. Deflasi 0,12% pada Oktober, menurutnya, belum tentu ber- kelanjutan karena dipengaruhi turunnya harga emas. Kepala Ekonom Asia Teng- gara ANZ Aninda Mitra meng- anggap tepat jika BI memangkas lagi BI rate. Sebab, laju inasi hingga akhir tahun diprediksi tetap rendah. Pemangkasan BI rate juga bisa meredam per- mintaan terhadap pembiayaan maupun pertukaran valas yang berlebihan. Ditemui terpisah, para bankir justru punya pandangan ber- beda. Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Arwin Rasyid ber- pandangan BI rate tidak perlu dipangkas lagi. “Tunggu dulu, terlalu cepat kalau cut lagi. Perlu dipantau kondisi inasi ke depan, terutama kondisi global,” kata dia. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan keberatan serupa. “Sekarang cukup sajalah. Ini saja kredit su- dah meningkat 27%, kalau naik lebih dari 30%, nanti bahaya juga,” ungkapnya. Adapun penurunan BI rate dari 6,75% ke 6,5% pada Ok- tober lalu belum diikuti perge- rakan turun pada suku bunga perbankan. Dari penelusuran terhadap laman 10 bank papan atas, suku bunga dasar kredit per 30 September untuk kredit korporasi berkisar 9%-11,10%, kredit ritel 10,14%-13%, kredit pemilikan rumah 7,5%-12,5%, dan kredit konsumer non-KPR 8,64%-13,15%. (GA/E-2) PAMERAN PANGAN NUSA: Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi (kiri) meninjau stan pameran Pangan Nusa 2011 di Pulau Peninsula, Bali, Selasa (1/11). Acara yang digelar bersamaan dengan ASEAN Fair 2011 pada 1-5 November 2011 ini menjadi promosi bagi UKM pangan serta kuliner Nusantara. 2015, Biaya Logistik Jadi 10% BIAYA logistik di Tanah Air ditargetkan turun dari saat ini 17% ke 10% demi mengantisi- pasi persaingan yang mengetat saat Masyarakat Ekonomi ASE- AN terbentuk pada 2015. Saat ditemui di Menara Ka- din, Jakarta, kemarin, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Natsir Mansyur mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan pemerintah untuk strategi pemangkasan biaya logistik. “Kami berupaya untuk menu- runkan biaya logistik, baik jangka pendek dan panjang sehingga 2015 bisa turun dari 17% menjadi 10%,” ujar Natsir yang di Kadin membidangi perdagangan, distribusi, dan logistik. Menurutnya, biaya logistik Indonesia merupakan yang tertinggi di seantero ASEAN. Biaya logistik di Filipina hanya 7% dari total biaya yang dike- luarkan pengusaha. Singapura 6%, Malaysia 8%, dan Jepang 5%. Bahkan, jika mengutip data Pusat Pengkajian Logistik dan Rantai Pasok ITB, ujarnya, biaya logistik terhadap produk domestik bruto di Indonesia mencapai 27%, sedangkan di Jepang 10,6% dan AS 9,9%. Beberapa faktor yang meng- gembungkan biaya logistik di Indonesia ialah minimnya infrastruktur jalan dan teleko- munikasi, rusaknya pelabuhan, hingga minimnya pasokan alat berat dan kendaraan logistik. Selain itu, sistem transportasi intermoda ataupun multimoda belum berjalan baik. Dalam merespons Natsir, Deputi Menko Perekonomian Bidang Perindustrian dan Per- dagangan Edy Putra Irawadi mengatakan cetak biru sis- tem logistik nasional masih menunggu persetujuan Pre- siden dan akan ditetapkan melalui peraturan presiden (perpres) paling lambat bulan depan. Cetak biru itu memuat rencana integrasi, koneksi, dan esiensi dalam kegiatan logis- tik. (AI/Ant/E-2) Jangan hanya Urusi Bea Keluar Menkum dan HAM Tangani Kisruh Divestasi NNT Bankir Emoh BI Rate Turun Lagi AYOMI AMINDONI A KHIR tahun lalu, pemerintah men- dorong pengem- bangan industri kakao dan cokelat nasional dengan menerapkan bea keluar untuk ekspor biji kakao. Tuju- annya agar pengusaha mau mengembangkan hilirisasi di industri ini. Hasil dari penerapan bea keluar untuk produk biji kakao cukup menggembirakan. Ber- dasarkan data kinerja ekspor- impor periode Januari-Agustus 2011 di Kementerian Perda- gangan (Kemendag), ekspor 10 produk utama mengalami kenaikan kecuali kakao. Pada periode itu, ekspor biji kakao turun menjadi US$0,74 miliar dari US$1,03 miliar pada perio- de sama di tahun sebelumnya, atau menyusut 50,1%. “Kakao kita lihat ekspornya cenderung menurun. Ini salah satu karena penerapan bea keluar. Tapi pengolahannya naik 86,4%, sementara penyu- sutan biji kakao 50,1%. Ini dampak positif dari dampak hilirisasi kakao,” ujar Kepala Badan Pengkajian dan Kebi- jakan Perdagangan Kemendag Herry Sutanto di Menara Ka- din, Jakarta, kemarin. Pada kesempatan yang sama, Direktur Ekspor Produk Perta- nian Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Yamana AC menyatakan, sampai dengan tahun 2010 ekspor komoditas kakao masih didominasi biji kakao. Akan tetapi, hingga September 2011 ekspor kakao untuk produk hulu berkurang hingga 50% lebih. “Diberlakukannya bea ke- luar bertujuan mendorong perkembangan industri pengo- lahan kakao dan meningkatkan ekspor produk olahan kakao yang bernilai tambah tinggi,” ujarnya. Sebab menurutnya, sebagai penghasil biji kakao nomor tiga di dunia, Indonesia me- miliki comparative advantage di pasar internasional. Dengan demikian, industri pengolahan kakao berpeluang untuk dikem- bangkan. Kebijakan komprehensif Namun, pemerintah tidak boleh berpuas diri hanya de- ngan pemberlakuan bea keluar untuk ekspor biji kakao. Ke- tua Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) ZulheSikumbang mengakui kebijakan bea keluar biji kakao mengakibatkan in- dustri kakao dalam negeri lebih berkembang. Tetapi ekspansi ini hanya berlaku pada perusa- haan yang memiliki fundamen- tal keuangan kuat. “(Perusahaan) yang kecil, dari sebelum (diterapkan) bea keluar sampai sekarang belum juga bangkit. Ha rus ada suatu kebijakan yang da- pat menghidupkan mereka,” ujarnya. Selain itu, akibat penerapan bea keluar juga membuat eks- portir kakao jauh berkurang. Dari yang tadinya 60 eksportir, kini hanya menjadi 12 eks- portir. Artinya, imbas dari kebijakan bea keluar hanya berakibat pada kebangkitan industri pengolahan kakao dalam ne- geri, tetapi justru mematikan eksportir hulu kakao. “Ini ha- rus dipikirkan kebijakan kom- prehensif untuk menghidup- kan semua stakeholder,” tutur Zulhe. Ketua Komite Tetap Litbang Pangan Bidang Agribisnis, Pa- ngan, dan Peternakan Kadin Indonesia Achmad Dimyati mengungkapkan yang terpen- ting adalah bagaimana men- ciptakan nilai tambah untuk dinikmati pengusaha di dalam negeri. “Juga diversifikasi produk kakao yang diekspor sehingga tidak hanya terbatas pada non- fermented bean.” (E-4) amindoni @mediaindonesia.com KEPUTUSAN proses divestasi terakhir saham PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) sebesar 7% diserahkan ke Menteri Hu- kum dan HAM Amir Syamsud- din. Pemerintah selanjutnya akan bertindak berdasarkan keputusan itu. Demikian dikemukakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik seusai membuka acara pameran produksi dalam ne- geri pendukung usaha pertam- bangan, di Jakarta, kemarin. Pernyataan tersebut menyi- kapi surat dari DPR ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri ESDM yang me- minta agar saham divestasi Newmont diberikan kepada Pemerintah Daerah Nusa Teng- gara Barat. “Kami sudah rapat dan hasilnya diserahkan ke jalur hukum, Menteri Hukum dan HAM, beliau yang akan mena- ngani. Keputusan yang benar secara hukum kami ikuti,” ujar Jero. Ia menambahkan, apa pun keputusannya, yang terpenting saham NNT tersebut jatuh ke pihak Indonesia. Anggota Komisi VII DPR RI Satya W Yudha mengatakan pengiriman surat yang tidak ha- nya ditujukan kepada Presiden itu dilakukan karena DPR me- nilai Menteri ESDM merupakan pemegang kuasa pertambang- an. Menteri ESDM memiliki hak untuk menentukan kepemilikan divestasi NNT. Seperti diketahui, berdasar- kan hasil audit BPK, DPR me- nyatakan pembelian 7% saham NNT oleh pemerintah pusat tidak sah karena tidak melalui persetujuan DPR. BPK meni- lai pembelian yang dilakukan melalui Pusat Investasi Peme- rintah itu tergolong penyertaan modal negara. Namun, Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo berkukuh pembelian tersebut sah dengan berpedoman pada Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perben- daharaan Negara. Menurut Menkeu, pada Pasal 41 disebutkan pemerin- tah mempunyai kewenangan melakukan investasi nonper- manen seperti yang dilaku- kan terhadap 7% saham NNT. Persetujuan DPR hanya untuk investasi yang bersifat per- manen. (Atp/E-1) Menciptakan nilai tambah untuk dinikmati pengusaha di dalam negeri sangatlah penting. DIVESTASI NEWMONT: Pekerja melakukan penyemprotan dengan air bertekanan tinggi di fasilitas filterisasi milik PT Newmont Nusa Tenggara, di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, beberapa waktu lalu. Proses divestasi terakhir saham PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) sebesar 7% diserahkan ke Kementerian Hukum dan HAM. MI/SUSANTO ANTARA/HO PENGUMUMAN PENGADAAN TANAH Nomor : 02/Pan.Tanah/2011 Pemprov Kaltim membutuhkan sebidang tanah dan bangunan se- bagai berikut : 1. Lokasi di Jakarta Pusat (Menteng, Gambir dan Sekitarnya) 2. Bersertikat 3. Luas tanah dan bangunan minimal 1.000 M 2 ; 4. Memiliki jumlah kamar minimal 15 (Lima Belas) Pemilik tanah yang berminat dapat memasukkan penawaran den- gan kelengkapan sebagai berikut : 1. Melampirkan fotocopy KTP, Sertikat, PBB dan IMB 2. Surat Pernyataan tidak dalam sengketa dan tidak sedang dalam agunan (Bermaterai) 3. Surat Kuasa (Jika dikuasakan) di atas materai. Penawaran ditujukan Sekretariat Tim Pengadaan Tanah Pemprov. Kaltim, jalan Kramat II No, 42 Jakarta Pusat telp. 021-3901637, 3100887 fax (021) – 3905870, e-mail: [email protected] paling lambat tanggal 8 Nopember 2011. Samarinda, 01 Nopember 2011 TIM PENGADAAN TANAH PEMERINTAH PROVINSI KALTIM ANTARA/HO

Transcript of EKONOMI NASIONAL - ftp.unpad.ac.id fileyang di Kadin membidangi perdagangan, distribusi, dan...

Page 1: EKONOMI NASIONAL - ftp.unpad.ac.id fileyang di Kadin membidangi perdagangan, distribusi, dan logistik. Menurutnya, biaya logistik Indonesia merupakan yang tertinggi di seantero ASEAN.

18 KAMIS, 3 NOVEMBER 2011EKONOMI NASIONAL

BANK Indonesia diprediksi memangkas kembali suku bunga acuan (BI rate) dalam rapat dewan gubernur yang direncanakan berlangsung pada Kamis depan (10/11). Namun, sejumlah bankir kebe-ratan dengan hal itu.

Kepala Ekonom Bank Mandi-ri Destry Damayanti menduga BI rate akan diturunkan kembali bulan ini jika melihat perhatian bank sentral terhadap pertum-buhan ekonomi 2012. Apalagi, transmisi penurunan BI rate ke suku bunga kredit perbankan biasanya memakan waktu sekitar tiga bulan. “Kurang le-bih turun sekitar 25 basis poin menjadi 6,25%,” ucapnya di Jakarta, kemarin.

Meski demikian, Destry mengingatkan masih ada an-

caman inflasi ke depan. Ter-utama dari faktor eksternal. Deflasi 0,12% pada Oktober, menurutnya, belum tentu ber-kelanjutan karena dipengaruhi turunnya harga emas.

Kepala Ekonom Asia Teng-gara ANZ Aninda Mitra meng-anggap tepat jika BI memangkas lagi BI rate. Sebab, laju infl asi hingga akhir tahun diprediksi tetap rendah. Pemangkasan BI rate juga bisa meredam per-mintaan terhadap pembiayaan maupun pertukaran valas yang berlebihan.

Ditemui terpisah, para bankir justru punya pandangan ber-beda. Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Arwin Rasyid ber-pandangan BI rate tidak perlu dipangkas lagi. “Tunggu dulu, terlalu cepat kalau cut lagi.

Perlu dipantau kondisi infl asi ke depan, terutama kondisi global,” kata dia.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan keberatan serupa. “Sekarang cukup sajalah. Ini saja kredit su-dah meningkat 27%, kalau naik lebih dari 30%, nanti bahaya juga,” ungkapnya.

Adapun penurunan BI rate dari 6,75% ke 6,5% pada Ok-tober lalu belum diikuti perge-rakan turun pada suku bunga perbankan. Dari penelusuran terhadap laman 10 bank papan atas, suku bunga dasar kredit per 30 September untuk kredit korporasi berkisar 9%-11,10%, kredit ritel 10,14%-13%, kredit pemilikan rumah 7,5%-12,5%, dan kredit konsumer non-KPR 8,64%-13,15%. (GA/E-2)

PAMERAN PANGAN NUSA: Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi (kiri) meninjau stan pameran Pangan Nusa 2011 di Pulau Peninsula, Bali, Selasa (1/11). Acara yang digelar bersamaan dengan ASEAN Fair 2011 pada 1-5 November 2011 ini menjadi promosi bagi UKM pangan serta kuliner Nusantara.

2015,Biaya

LogistikJadi 10%

BIAYA logistik di Tanah Air ditargetkan turun dari saat ini 17% ke 10% demi mengantisi-pasi persaingan yang mengetat saat Masyarakat Ekonomi ASE-AN terbentuk pada 2015.

Saat ditemui di Menara Ka-din, Jakarta, kemarin, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Natsir Mansyur mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan pemerintah untuk strategi pemangkasan biaya logistik. “Kami berupaya untuk menu-runkan biaya logistik, baik jangka pendek dan panjang sehingga 2015 bisa turun dari 17% menjadi 10%,” ujar Natsir yang di Kadin membidangi perdagangan, distribusi, dan logistik.

Menurutnya, biaya logistik Indonesia merupakan yang tertinggi di seantero ASEAN. Biaya logistik di Filipina hanya 7% dari total biaya yang dike-luarkan pengusaha. Singapura 6%, Malaysia 8%, dan Jepang 5%.

Bahkan, jika mengutip data Pusat Pengkajian Logistik dan Rantai Pasok ITB, ujarnya, biaya logistik terhadap produk domestik bruto di Indonesia mencapai 27%, sedangkan di Jepang 10,6% dan AS 9,9%.

Beberapa faktor yang meng-gembungkan biaya logistik di Indonesia ialah minimnya infrastruktur jalan dan teleko-munikasi, rusaknya pelabuhan, hingga minimnya pasokan alat berat dan kendaraan logistik. Selain itu, sistem transportasi intermoda ataupun multimoda belum berjalan baik.

Dalam merespons Natsir, Deputi Menko Perekonomian Bidang Perindustrian dan Per-dagangan Edy Putra Irawadi mengatakan cetak biru sis-tem logistik nasional masih menunggu persetujuan Pre-siden dan akan ditetapkan melalui peraturan presiden (perpres) paling lambat bulan depan. Cetak biru itu memuat rencana integrasi, koneksi, dan efi siensi dalam kegiatan logis-tik. (AI/Ant/E-2)

Jangan hanya Urusi Bea Keluar

Menkum dan HAM TanganiKisruh Divestasi NNT

Bankir Emoh BI Rate Turun Lagi

AYOMI AMINDONI

AKHIR tahun lalu, pemerintah men-dorong pengem-bangan industri

kakao dan cokelat nasional dengan menerapkan bea keluar untuk ekspor biji kakao. Tuju-annya agar pengusaha mau mengembangkan hilirisasi di industri ini.

Hasil dari penerapan bea keluar untuk produk biji kakao cukup menggembirakan. Ber-dasarkan data kinerja ekspor-impor periode Januari-Agustus 2011 di Kementerian Perda-gangan (Kemendag), ekspor 10 produk utama mengalami kenaikan kecuali kakao. Pada periode itu, ekspor biji kakao turun menjadi US$0,74 miliar dari US$1,03 miliar pada perio-de sama di tahun sebelumnya, atau menyusut 50,1%.

“Kakao kita lihat ekspornya cenderung menurun. Ini salah satu karena penerapan bea keluar. Tapi pengolahannya naik 86,4%, sementara penyu-sutan biji kakao 50,1%. Ini dam pak positif dari dampak hilirisasi kakao,” ujar Kepala Badan Pengkajian dan Kebi-jakan Perdagangan Kemendag Herry Sutanto di Menara Ka-din, Jakarta, kemarin.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Ekspor Produk Perta-nian Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Yamana AC menyatakan, sampai dengan tahun 2010 ekspor komo ditas kakao masih didominasi biji kakao. Akan tetapi, hingga September 2011 ekspor kakao untuk produk hulu berkurang hingga 50% lebih.

“Diberlakukannya bea ke-luar bertujuan mendorong perkembangan industri pengo-lahan kakao dan meningkatkan ekspor produk olahan kakao yang bernilai tambah tinggi,” ujarnya.

Sebab menurutnya, sebagai penghasil biji kakao nomor tiga di dunia, Indonesia me-miliki comparative advantage di pasar internasional. Dengan demikian, industri pengolahan kakao berpeluang untuk dikem-bangkan.

Kebijakan komprehensifNamun, pemerintah tidak

boleh berpuas diri hanya de-ngan pemberlakuan bea keluar untuk ekspor biji kakao. Ke-tua Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang mengakui kebijakan bea keluar biji kakao mengakibatkan in-dustri kakao dalam negeri lebih berkembang. Tetapi ekspansi

ini hanya berlaku pada perusa-haan yang memiliki fundamen-tal keuangan kuat.

“(Perusahaan) yang kecil, dari sebelum (diterapkan) bea keluar sampai sekarang belum juga bangkit. Ha rus ada suatu kebijakan yang da-pat menghidupkan mereka,” ujarnya.

Selain itu, akibat penerapan bea keluar juga membuat eks-portir kakao jauh berkurang. Dari yang tadinya 60 eksportir, kini hanya menjadi 12 eks-portir.

Artinya, imbas dari ke bijakan bea keluar hanya berakibat pada kebangkitan industri pengolahan kakao dalam ne-geri, tetapi justru mematikan eksportir hulu ka kao. “Ini ha-rus dipikirkan kebijakan kom-prehensif untuk menghidup-kan semua stakeholder,” tutur Zulhefi .

Ketua Komite Tetap Litbang Pangan Bidang Agribisnis, Pa-ngan, dan Peternakan Kadin Indonesia Achmad Dimyati mengungkapkan yang terpen-ting adalah bagaimana men-ciptakan nilai tambah untuk dinikmati pengusaha di dalam negeri.

“Juga diversifikasi produk kakao yang diekspor sehingga tidak hanya terbatas pada non-fermented bean.” (E-4)

[email protected]

KEPUTUSAN proses divestasi terakhir saham PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) sebesar 7% diserahkan ke Menteri Hu-kum dan HAM Amir Syamsud-din. Pemerintah selanjutnya akan bertindak berdasarkan keputusan itu.

Demikian dikemukakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik seusai membuka acara pameran produksi dalam ne-geri pendukung usaha pertam-bangan, di Jakarta, kemarin.

Pernyataan tersebut menyi-kapi surat dari DPR ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri ESDM yang me-minta agar saham divestasi Newmont diberikan kepada Pemerintah Daerah Nusa Teng-gara Barat.

“Kami sudah rapat dan hasilnya diserahkan ke jalur hukum, Menteri Hukum dan HAM, beliau yang akan mena-ngani. Keputusan yang benar secara hukum kami ikuti,” ujar Jero.

Ia menambahkan, apa pun keputusannya, yang terpenting saham NNT tersebut jatuh ke pihak Indonesia.

Anggota Komisi VII DPR RI Satya W Yudha mengatakan pengiriman surat yang tidak ha-nya ditujukan kepada Pre si den itu dilakukan karena DPR me-nilai Menteri ESDM merupakan

pemegang kuasa pertambang-an. Menteri ESDM memiliki hak untuk menentukan kepemilikan divestasi NNT.

Seperti diketahui, berdasar-kan hasil audit BPK, DPR me-nyatakan pembelian 7% saham NNT oleh pemerintah pusat tidak sah karena tidak melalui persetujuan DPR. BPK meni-lai pembelian yang dilakukan melalui Pusat Investasi Peme-rintah itu tergolong penyertaan modal negara.

Namun, Menteri Keuangan

(Menkeu) Agus Martowardojo berkukuh pembelian tersebut sah dengan berpedoman pada Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perben-daharaan Negara.

Menurut Menkeu, pada Pasal 41 disebutkan pemerin-tah mempunyai kewenangan melakukan investasi nonper-manen seperti yang dilaku-kan terhadap 7% saham NNT. Persetujuan DPR hanya untuk investasi yang bersifat per-manen. (Atp/E-1)

Menciptakan nilai tambah untuk dinikmati pengusaha di dalam negeri sangatlah penting.

DIVESTASI NEWMONT: Pekerja melakukan penyemprotan dengan air bertekanan tinggi di fasilitas filterisasi milik PT Newmont Nusa Tenggara, di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, beberapa waktu lalu. Proses divestasi terakhir saham PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) sebesar 7% diserahkan ke Kementerian Hukum dan HAM.

MI/SUSANTO

ANTARA/HO

PENGUMUMAN PENGADAAN TANAHNomor : 02/Pan.Tanah/2011

Pemprov Kaltim membutuhkan sebidang tanah dan bangunan se-bagai berikut :1. Lokasi di Jakarta Pusat (Menteng, Gambir dan Sekitarnya)2. Bersertifikat3. Luas tanah dan bangunan minimal 1.000 M2;4. Memiliki jumlah kamar minimal 15 (Lima Belas)

Pemilik tanah yang berminat dapat memasukkan penawaran den-gan kelengkapan sebagai berikut :1. Melampirkan fotocopy KTP, Sertifikat, PBB dan IMB2. Surat Pernyataan tidak dalam sengketa dan tidak sedang dalam

agunan (Bermaterai)3. Surat Kuasa (Jika dikuasakan) di atas materai.

Penawaran ditujukan Sekretariat Tim Pengadaan Tanah Pemprov.Kaltim, jalan Kramat II No, 42 Jakarta Pusat telp. 021-3901637, 3100887 fax (021) – 3905870, e-mail: [email protected] paling lambat tanggal 8 Nopember 2011.

Samarinda, 01 Nopember 2011TIM PENGADAAN TANAH PEMERINTAH PROVINSI KALTIM

ANTARA/HO