Ekonomi Manajerial
Transcript of Ekonomi Manajerial
EKONOMI MANAJERIAL
Production Theory Single Input Factor
MODUL 8
OlehSahibul Munir, Ir.,SE.,MSi
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM KELAS KARYAWA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2007/2008
TEORI PRODUKSI
Produksi : Suatu kegiatan memproses input (faktor produksi) menjadi suatu output.
Produsen dalam melakukan kegiatan produksi, mempunyai landasan teknis, yang
didalam teori ekonomi disebut “fungsi produksi”
Fungsi Produksi : suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan
(fungsional) antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan
tingkat output yang dihasilkan.
Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
Q = f (K, L, R, T)
Q = jumlah output (hasil produksi)K = modal (kapital)L = tenaga kerja (labor)R = kekayaan akan (raw material)T = teknologi
Perlu diketahui bahwa teknologi tidak dianggap sebagai faktor produksi.
Produksi Dengan Satu Input Variabel
Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat output yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja (labor) yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut.
Dalam analisis produksi dengan satu input variabel diasumsikan bahwa semua faktor produksi selain tenaga kerja (L) dianggap tetap. Sehingga fungsi produksi dengan satu input variabel : Q = f (L).
Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel Tunduk pada “Law of Diminishing Return”.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si EKONOMI MANAJERIAL
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang (the law of diminishing return) menyatakan : bila satu macam input (labor) penggunaannya terus ditambah sebanyak satu unit, sedangkan input-input yang lain konstan, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan tersebut semakin menurun dan akhirnya mencapai nilai negatif. Keadaan ini akan menyebabkan produksi total semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia mencapai tingkat maksimum dan kemudian menurun.
Tabel 1. Dibawah ini menunjukan sistem produksi dengan satu input variabel dimana dimisalkan Y input faktor produksi modal (kapital) dan X merupakan input faktor produksi variabel tenaga kerja. Dalam Tabel 1. Dimisalkan perusahaan berproduksi dengan menggunakan sejumlah modal tertentu misalnya Y = 2 (artinya Y konstan), dan input variabel tenaga kerja/labor X.
Tabel 1Total Product, Average Product, dan Margina Product dari
Faktor Produksi X, jika Y = 2 (konstan)KuantitasInput Labor(X)
Total ProductDari Input X(Q)*
Marginal ProductDari Input X(MPx)
Average ProductDari Input X(APx)
12345678910
15314859687273727067
15161711941-1-2-3
1515,51614,713,612,010,497,86,7
1) Marginal Produck (MP) of labor (MPL) : extra output perunit change in labor used MPL = TP/L.
2) Average Produck (AP) of labor (APL) = total product divede by the quantity of labor used. APL = TP/L.
Hubungan antara Total Product (TP), Marginal Product (MP) dan Average Product (AP) dapat digambarkan secara grafik seperti pada gambar 1 berikut ini :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si EKONOMI MANAJERIAL
TPx
Total Product (TP)
I II III
A
Q
X10
B
X2 X3
Gambar 1Kurva Total Product dan Marginal Product
(a)
Fungsi produksi dengna satu input variabel (misal : tenaga kerja) tunduk pada
hukum “the law of deminishing return” yang menyatakan : Bila suatu macam
input penggunaannya terus ditambah sebanyak 1 unit, sedangkan input yang lain
konstan, pada mulanya Total Product akan semakin besar pertambahannya. Tetapi
sesudah mencapai suatu tingkat tertentu “produksi tambahan” semakin menurun
hingga mencapai nol, dan ini menyebabkn total product semakin lambat
pertambahannya dan akhirnya ia (TP) mencapai tingkat maksimum. Bila
penambahan input terus dilanjutkan, maka MP-nya akan menjadi negatif dan TP-
nya.
Tahap- Tahap Produksi
Pada hakekatnya the law of dimishing return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3 tahap :
(1) Tahap Pertama : Produksi Total (Total Product) mengalami pertambahan yang semakin cepat.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si EKONOMI MANAJERIAL
Tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP (produksi rata-rata) maksimum, dan pada titik ini AP=MP (marginal product).
(2) Tahap Kedua : Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin kecil.
Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP maksimum.
(3) Tahap Ketiga : Produksi total (total product) semakin lama semakin menurun.Tahap III ini meliputi daerah dimana MP negatif.
Inflection point (titik belok) : yaitu titik dimana slope (lereng kurva total product
(TP) mulai berubahan.
Faktor produksi tetap (fixed input) : yaitu input faktor produksi yang jumlahnya
tidak dapat dirubah dengan segera mengikuti perubahan output. Contoh :
Gedung, mesin, managerial, dll.
Faktor produksi variabel (variabel input) : yaitu input yang dapat mengikuti
perubahan jumlah output yang dihasilkan.
Tahap Produksi Paling Efisien
1) Tahap I menunjukan bahwa pada saat penggunaan input tenaga kerja (labor, L)
masih sedikit, bila dinaikan penggunaannya, maka produksi rata-rata (average
product, AP) naik dengan ditambahkannya input variabel. Dengan asumsi harga
input tenaga kerja (L) tetap, maka dengan naiknya produksi rata-rata (cost of
production per-unit) akan menurun dengan ditingkatkannya produksi (output).
Dalam pasar persaingan sempurna (perfect competition), produsen tidak akan
pernah beroperasi (berhenti berproduksi) pada tahap I ini, karena dengan
memperbesar volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun, hal ini
berarti akan memperbesar keuntungan yang ia terima. Jadi pasa tahap I ini
“efisiensi produksi” belum maksimal.
2) Tahap III meliputi daerah dimana produksi marginal (marginal product, MP)
negatif. Pada tahap III ini penggunaan input tenaga kerja (L) sudah terlalu
banyak, sehingga produksi total (total product, TP) justru akan menurun, jika
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si EKONOMI MANAJERIAL
penggunaan input tenaga kerja (L) tersebut diperbesar, karena MP negatif
(efisiensi produksi telah melampaui kondisi maksimal).
3) Diantara tahap I dan tahap III terdapat tahap II.
Maka berdasarkan pada keadaan tahap I dan tahap III dapat disimpulkan bahwa
“efisiensi produksi maksimal” terjadi pada tahap II.
Soal
1) Jelaskan, apakah yang dimaksud dengan pengertian produksi didalam teori
ekonomi mikro itu.
2) Dari fungsi produksi berikut ini, buatlah sebuah tabel produksi yang
menunjukkan hubungan antara banyaknya faktor produksi variabel yang
digambarkan (X), produksi total (Q), produksi rata-rata (APx) dan produksi
marginal (MPx).Q = 21X + 9X2 + 33.
3) Dari tabel yang dimaksudkan pada soal nomor 2 di atas, buatlah kurva-kurva
produksi total (PT), produksi rata-rata (PRx) dan produksi marginal (PMx). Dan
kemudian dari grafik tersebut, tentukan mana daerah I, daerah II, dan daerah III.
4) Tentukan besarnya nilai produksi marginal dari faktor produksi I, (PMI) dan dari
faktor produksi C (PMC) pada waktu faktor produksi I, digunakan 10 satuan dan
faktor produksi C digunakan 6 satuan, pada fungsi produksi berikut :
Q = 36L – L2 + 20C – LC.
Penyelesaian
1) Produksi didalam teori ekonomi mikro berarti kegiatan manusia yang dimaksudkan untuk penciptaan guna. Guna berarti kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
X QQ = 21X +9X2 – X3
MPxMPx = 21+18X-3X2
APxAPx = 21+9X-X2
0123456
02970
117164205234
-364548453621
-293539414139
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si EKONOMI MANAJERIAL
789
245232189
0-27-60
352921
2) Daerah produksi meliputi kombinasi input dari penggunaan input variabel 1 sampai 4 – 5.
3) MPL = Q = 36 – 2L – C = 36 – 2 (10) – 6 = 10 L
MPC = Q = 20 – L = 20 – 10 = 10 L
Prodksi Dengan Dua Input Variabel
Dua faktor produksi yang dianggap variabel atau dapat diubah jumlahnya
adalah tenaga kerja (L) dan modal (K). Dalam teori produksi diasumsikan juga,
bahwa antara tenaga kerja dan modal dapat dipertukarkan penggunaannya satu
sama lain. Modal dapat menggantikan tenaga kerja oleh tenaga kerja dapat
menggantikan modal.
Jika upah tenaga kerja dan pembayaran per unit terhadap penggunaan
modal diketahui, maka bagaimana caranya perusahaan meminimumkan biaya
dalam usahanya untuk menghasilkan output pada suatu tingkat tertentu dapat
diketahui. Disamping itu, dengan sejumlah biaya tertentu bagaimana caranya
perusahaan memaksimalkan output juga dilaksanakan. Sedangkan alat analisis
yang digunakan untuk memenuhi maksud tersebut adalah dengan menggunakan
“kurva isokuan” dan “garis isokos”.
Produksi Dengan Dua Input Variabel
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si EKONOMI MANAJERIAL
Isokuan : suatu kurva yang menunjukan berbagai kombinasi input faktor tenaga
kerja (L) dan modal (K) yang dapat menghasilkan sejumlah output yang sama
(tertentu).
Titik-titik A, B, C, dstnya yang terletak pada isokuan (Q1=60) menunjukkan
berbagai kombinasi (gabungan) faktor produksi tenaga kerja (L) dan modal (K)
yang dapat menghasilkan output = 60 unit.
Kurva isokuan itu, menunjukan suatu tingkat ouput tertentu makin tinggi kurva
isokuan menunjukan tingkat output yang makin besar pula.
Sedangkan berbagai kumpulan (himpunan) kurva isokuan yang mungkin dapat
dicapai oleh produsen disebut “peta kurva isokuan” (isoquant curve map).
Karakteristik Kurva Isokuan1. Cembung kearah titik origin
2. Didaerah yang relevan mempunyai slope (berlereng) negatif.
3. Antara kurva isokuan yang satu dengan yang lain tidak pernah
berpotongan.
Garis Batas Substitusi (Ridge Line of Substitution)
Apabila dicari semua kemungkinan penggunaan faktor produksi pada
isokuan, maka bentuk isokuan tidak akan asimtotis terhadap sumbu L
(tenaga kerja) dan sumbu K (modal). Hal ini karena kemampuan suatu faktor
produksi untuk menggantikan faktor produksi yang lain, agar tetap
menghasilkan tingkat produksi yang sama adalah terbatas. Keterbatasan ini
dikarenakan produktivitas faktor-faktor produksi juga terbatas.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si EKONOMI MANAJERIAL
Ingat ! bahwa produk marginal (MP) akan sama dengan “nol” bila
penggunaan faktor produksinya terlampau besar, sedangkan faktor produksi
lain yang mendukungnya tidak berubah atau terlalu sedikit.
Apabila titik ini dicapai, maka MRTS.LK=0, selewatnya dari titik ini
pada “isokuan” tidak mungkin terjadi “substitusi”.
Apabila titik ini ditemukan pada semua isokuan atau isokuan map
dalam ruang faktor produksi atau relevant range (yaitu daerah yang
memungkinkan bagi produsen untuk berproduksi dengan kombinasi dua input
dibeberapa tingkat isokuan) dan kemudian dihubungkna satu dengan yang
lain, maka akan diperoleh “garis batas substitusi” (ridge line of substitution).
Pada titik A, B, C slope (lereng) dari isokuan-isokuan tersebut adalah tidak
terhingga (~ ). Pada titik-titik tersebut penggunaan modal (K) relatif terlalu banyak
terhadap tenaga kerja, sehingga “produk marginal” dari modal (K) adalah nol.
Karena “slope isokuan”=MPL/MPK, maka slope isokuan yang diperoleh adalah tidak
terbatas (~). Dalam keadaan yang dimiliki ini, apabila kuantitas modal (K) terus
bertambah “produk marginal”-nya akan menjadi negatif, dan volume produksi (TP)-
nya menjadi (justru) menuru. Sehingga lewat batas tersebut tidak relevant lagi untuk
melakukan kegiatan produksi, dan daerah (space) diluar kedua garis batas substitusi
disebut Irrelevant Range.
Pada titik-titik D,E,F, penggunaan tenaga kerja (L) relatif terlalu banyak
terhadap modal (K), sehingga “produk marginal” dari tenaga kerja (L) sama dengan
Nol. Maka “slope isokuan” pada titik tersebut sama dengan nol (0/MPK=0) atau
MRTSLK pada titik tersebut atau sama dengan nol.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si EKONOMI MANAJERIAL
Marginal Rate of Technical Substition, MRTS (Daya Substitusi Teknis Marginal, DSTM)
MRTSLK : menunjukan jumlah input modal (K) yang harus dikorbankan oleh
produsen untuk memperoleh tambahan 1 unit input tenaga kerja (L), agar tetap
berada pada isokuan yang sama (untuk mempertahankan tingkat output yang
sama).
MRTSLK itu menunjukan slope/nilai kemiringan dari kurva isokuan, sehingga
MRTS LK = - MPL / MPK = (Q/L)/(Q/K) = -Q/L x K/Q = - K/L
Isokos (Isocost)
Isokos : menunjukan berbagai kombinasi (gabungan) input faktor tenaga
kerja (L) dan input modal (K) yang dapat dibeli dengan sejumlah
anggaran (pengeluaran) tertentu.
Sehingga persamaan garis isokos : C = wL + rK
Dimana :
C = total cost untuk memperoleh sejumlah K dan L tertentu.
L = jumlah input tenaga kerja (unit)
w = tingkat upah (wage) per unit tenaga kerja
r = biaya penggunaan modal per unit.
Cara menggambar garis isokos
1) sumbu tegak adalah sumbu modal (K) dan sumbu datar adalah
sumbu tenaga kerja (L)
2) Titik potong garis isokos dengan sumbu modal (K) terjadi pada saat L
= 0.
C = wL + rK rK = C – w L C/r – w/r = L K = C/r – w/r (0)
K=C/r
3) Titik potong garis isokos dengan sumbu tenaga kerja (L) terjadi pada
saat K=0.
C = wL + rK wL = C – rK L = C/w – r/w L L = C/w – r/w (0)
L = C/w
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si EKONOMI MANAJERIAL
Gb. 2. Garis Isokos
Slope Garis Isokos
Slope/lereng garis isokos : 0A/0B = C/r / C/w = C/r x w/C = w/r
Slope isokos : - w/r
Contoh
Jumlah biaya yang tersedia untuk membeli faktor produksi tenaga kerja (L)
dan modal (K) = $ 15.000, biaya penggunaan modal = $100/unit, dan tenaga kerja =
$250 per orang per hari. Maka kombinasi faktor produksi yang mungkin terbeli
adalah : 15000 = 100 K + 250 L. Maka garis isokos-nya adalah sebagai berikut :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si EKONOMI MANAJERIAL
Gb 3
Pengaruh perubahan C, w dan r terhadap garis isokos
Gb 4. Pergeseran garis isokos Gb 5. Akibat “w” turun isokos berputar Kekanan atas akibat C naik kekanan atas (berlawanan dengan
arah jarum jam).
Kesimbangan Produsen Secara Grafis
Seorang produsen berada dalam kondisi kesimbangan,apabila dengan sejumlah
pengeluaran (biaya) tertentu ia dapat menghasilkan output yang maksimal, atau
dengan kata lain untuk menghasilkan sejumlah output tertentu diperlukan biaya
yang minimal.
Jadi keseimbangan produsen tercapai apabila slope isokokuan = slope
isokos.
MPL w MPL w
- = - atau =
MPK r MPK r
Slope isokuan = - MPL/ MPK
Slope isokos = - w/r
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si EKONOMI MANAJERIAL