Ekonomi Kesehatan

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sistem perekonomian adalah suatu kumpulan lembaga dan kerangka kerja untuk mengorganisir dan mengkoordinir kegiatan ekonomi dan membuat keputusan-keputusan ekonomi yang pokok. Dalam bidang pelayanan jasa kesehatan, hal ini perlu dipelajari untuk meningkatkan produktifitas dan penerimaan produk/jasa kesehatan kepada masyarakat sebagai konsumennya. Ekonomi mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari proses alokasi sumber daya oleh unit keputusan individu atau pasar dan efisiensi pengalokasian sumber daya tersebut. Selain itu, ekonomi mikro juga mempelajari masalah keinginan relative, dan pemilihan metode-metode pemanfaatan atau penggunaan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan. Penggunaan ilmu ekonomi untuk kuantifikasi sumber daya yagg dipergunakan agar dapat menyediakan pelayanan kesehatan, alokasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya tersebut adalah untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan serta kuantifikasi dampak upaya preventif, kuratif dan 1

description

Tentang Bagaimana menghitung pengeluaran biaya untuk suatu proyek kesehatan

Transcript of Ekonomi Kesehatan

Page 1: Ekonomi Kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sistem perekonomian adalah suatu kumpulan lembaga dan kerangka

kerja untuk mengorganisir dan mengkoordinir kegiatan ekonomi dan

membuat keputusan-keputusan ekonomi yang pokok. Dalam bidang

pelayanan jasa kesehatan, hal ini perlu dipelajari untuk meningkatkan

produktifitas dan penerimaan produk/jasa kesehatan kepada masyarakat

sebagai konsumennya.

Ekonomi mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari

proses alokasi sumber daya oleh unit keputusan individu atau pasar dan

efisiensi pengalokasian sumber daya tersebut. Selain itu, ekonomi mikro

juga mempelajari masalah keinginan relative, dan pemilihan metode-metode

pemanfaatan atau penggunaan sumber daya untuk meningkatkan

kesejahteraan.

Penggunaan ilmu ekonomi untuk kuantifikasi sumber daya yagg

dipergunakan agar dapat menyediakan pelayanan kesehatan, alokasi dan

efisiensi penggunaan sumberdaya tersebut adalah untuk mencapai tujuan

pembangunan kesehatan serta kuantifikasi dampak upaya preventif, kuratif

dan rehabilitatif terhadap produktivitas individu maupun produktivitas

nasional.

Teknik analisis memang berakar dari analisis biaya manfaat, yang

kemudian mengalami perkembangan hingga dewasa ini. Dari perkembangan

sejarah tercatat bahwa pertama kali teknis analisis biaya-biaya ini digunakan

oleh angkatan bersenjata Amerika Serikat. Teknik ini dengan cepat

kemudian memasuki berbagai sector, termasuk diantaranya sector

ekonomi.Teknik analisa biaya manfaat (ABM atau CBA) dengan mudah

menjadi terkenal karena hasilnya memungkinkan pengambilan keputusan

mempunyai gambaran yang lengkap dari sisi pengorbanan dan hasilnya

sekaligus. Sehingga teknik ini sering disebut sebagai teknik untuk landasan

1

Page 2: Ekonomi Kesehatan

kebijaksanaan yang akan mengeffisienkan alokasi dana secara lintas

sektoral.

Namun, teknik ini pada perkembangan waktu berikutnya menjadi

kurang disukai oleh para manager local. Sehingga pada dasawarsa

tujuhpuluhan terbentuk modifikasi teknik analisa biaya manfaat yang

kemudian dikenal sebagai teknik analisis  effektifitas-biaya (AEB atau

CEA). Perbedaan mendasar keduanya terletak pada perhitungan sisi manfaat

programnya. Biaya pada teknik ABM mengharuskan memberikan nilai uang

dari semua manfaat program, maka pada teknik AEB hal itu tidak perlu.

Yang terpenting pada teknik AEB mengharuskan semua manfaat identik

untuk semua program yang diperbandingkan. Cost Effectiveness adalah

analisis evaluasi ekonomi yang digunakan untuk memilih metode yang

paling effisien dalam pencapaian tujuan akhir program.

1.1.1 Rumusan Masalah

1.1.2 Bagaimana definisi Cost Effectiveness Analysis itu?

1.1.3 Bagaimana tahapan Cost Effectiveness Analysis ?

1.1.4 Bagaimana contoh pengaplikasian Cost effectiveness Analysis

dalam kegiatan pelayanan kesehatan ?

1.1.5 Tujuan Penulisan

1.1.6 Mengetahui definisi Cost Effectiveness Analysis dan factor-faktor

yang mempengaruhi.

1.1.7 Mengetahui tahapan Cost Effectiveness Analysis ?

1.1.8 Mampu memberikan contoh pengaplikasian Cost effectiveness

Analysis dalam kegiatan pelayanan kesehatan ?

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Mahasiswa dapat menerapkan konsep Cost Effectiveness Analysis

1.3.2 Mahasiswa dapat menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi

Cost Effectiveness Analysis

2

Page 3: Ekonomi Kesehatan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Evaluasi Ekonomi

Banyaknya masalah yang dihadapi organisai baik dalam oragnisasi umum

maupun organisasi kesehatan makin bertambah dan makin komplek baik dari

permasalahan internal maupun eksternal, sedangkan dari pada itu sumber daya

(resources) makin terbatas. Oleh karena itu diperlukannya proses pengambilan

keputusan yang bersifat rasional dan empirik, sehingga dapat dijadikan standart

normatif yang dapat digunakan sebagai bandingan antar program dan antar

organisasi.

Ada 5 tekhnik Evaluasi ekonomi yang biasanya digunakan dalam pengambilan

keputusan dalam melakukan program terhadap organisasi yaitu :

1. Cost Minimization Analysis (CMA) : untuk menentukan intervensi yang

paling murah. Memerlukan studi epidemiologi terlebih dahulu untuk

melihat 2 atau lebih intervensi menghasilkan output yang sama

2. Cost Effectiveness Analysis (CEA) : untuk menentukan intervensi yang

paling menguntungkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan

membandingkan hasil kegiatan dengan biayanya

3. Cost Benefit Analysis (CBA) : menilai apakah suatu program

berguna/menguntungkan atau tidak dibandingkan dengan biaya untuk

program tersebut

4. Cost Utility Analysis (CUA) : sama dengan CEA, bedanya ukuran hasil

tidak hanya sekedar hasil (output) saja, tapi juga dinilai peningkatan

kualitas atau perubahan akibat adanya suatu program.

2.1 Pengertian

Cost Effectiveness Analysis adalah analisis yang membandingkan biaya

suatu intervensi dengan ukuran non-moneter, dimana pengaruhnya terhadap

hasil perawatan kesehatan. Cost Effectiveness Analysis merupakan salah satu

cara untuk memilih dan menilai program yang paling baik jika terdapat

beberapa program lain yang mempunyai tujuan yang sama.

3

Page 4: Ekonomi Kesehatan

Cost Effectiveness Analysis merupakan cara memilih untuk menilai

program yang terbaik bila beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang

sama tersedia untuk dipilih (Thompson, 1980). Dalam menganalisa biaya suatu

penyakit, analisa cost effectiveness mendasarkan pada perbandingan dari biaya

suatu program pemberantasan tertentu dan akibat dari program tersebut dalam

bentuk perkiraan dari kematian dan kasus yang bias dicegah (Quade,1979). 

Dalam menganalisa biaya suatu penyakit, analisis cost effectiveness

mendasarkan pada perbandingan antara biaya suatu program pemberantasan

tertentu dan akibat dari program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian

dan kasus yang bsa dicegah (Quade, 1979). Misalnya, Program A dengan biaya

US $ 25.000 dapat menyelamatkan 100 orang penderita. Sehingga unit costnya

atau CE rationya US $ 250/life. Sedangkan dengan biaya yang sama, program

B hanya dapat menyelamatkan 15 orang penderita, berarti unit cost/CE

rationya mencapai $ 1.677/life. Dalam hal ini jelas program A yang akan

dipilih karma lebih effektif dari pada program B.

Maka dapat disimpilkan bahwa Cost Effectivenes Analysis (CEA)

merupakan :

a. Teknik yg digunakan utk menilai alternatif prog. mana yg paling tepat&

murah dlm menghasilkan output tertentu

b. Cara/metode : membandingkan “output yg berhasil” (objective) dari

masing-masing alternatif prog dng biaya (cost) dari alternatif prog tsb.

c. Penekanan ada pada objective (keberhasilan tujuan program) & biaya yg

termurah

d. Alat bantu saat perencanaan & evaluasi

e. Pilih alternatif program yang paling murah dan efektif dengan ratio cost

dan objective yang terkecil

2.2 Keuntungan Cost Effectiveness Analysis

Penerapan Cost Effectiveness Analysis dalam program pelayanan

kesehatan mempunyai beberapa keuntungan dan kekurangan. Adapun

beberapa keuntungan metode Cost Effectiveness Analysis sebagai berikut :

1. Hemat waktu dan sumber daya intensif

4

Page 5: Ekonomi Kesehatan

2. Lebih mudah untuk memahami

3. Dapat membantu menentukan prioritas dari sumber daya yang terbatas.

Karena Cost Effectiveness Analysis menggunakan ukuran hasil tertentu

yang harus umum di antara program-program yang dipertimbangkan, nilainya

terbatas ketika program memiliki hasil yang berbeda.

2.3 Kelemahan Cost Effectiveness Analysis

Dalam Cost Effectiveness Analysis terdapat beberapa keterbatasan atau

kelemahan yang dapat dibedakan kedalam keterbatasan; konsep,

pengukuran, perhitungan, data dan interprestasi. Keterbatasan konsep ini

menyangkut :

1. Alternative tidak dapat dibandingkan dengan tepat. Hal ini disebabkan

oleh kenyataan bahwa sulitnya ditemui Cost Effectiveness Analysis

yang ideal, dimana tiap-tiap alternative identik pada semua criteria,

sehingga analisis dalam mendesain suatu Cost Effectiveness Analysis,

harus sedapat mungkin membandingkan alternative alternative tersebut.

2. Pada umumnya Cost Effectiveness Analysis berdasarkan dari analisis

suatu biaya dan suatu pengaruh misalnya rupiah anak yang diimunisasi.

Padahal banyak program-program yang mempunyai efek berganda.

Apabila Cost Effectiveness Analysis hanya berdasarkan pada satu

ukuran ke efektifan (satu biaya dan satu pengaruh) mungkin

menghasilkan satu kesimpulan yang tidak lengkap dan menyesatkan.

2.4 Langkah-langkah pengukuran Cost Effectiveness Analysis

Ada beberapa langkah untuk mengukur Cost Effectiveness Analysis

yaitu:

1. Identifikasi unsur-unsur biaya dari alternatif program

2. Hitung total cost present value cost

3. (a) Hitung Output yang berhasil, atau

(b) Hitung QALY’s (Quality Adjusted Life Years)

4. Hitung Cost Effectiveness ratio

a. CER = total cost

Σ objective atau

5

Page 6: Ekonomi Kesehatan

b. CER = total cost

Σ QALY’s

5. Bandingkan CER dari masing-masing program

6. Pilih CER yang terkecil untuk rekomendasi

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dam CEA adalah :

1. Efek Inflasi

- Constant price

- Current priece Present value (PV=1/(1+i)t

2. Risiko Ketidakpastian, beri angka probabilitas keberhasilan

3. Distribusi benefit dan cost

4. Faktor Intangible

Hal ini juga dilakukan dalam evaluasi CBA

2.5 Contoh Pengaplikasian Cost Effectiveness Analysis Dalam Kegiatan

Pelayanan Kesehatan

KLINIK SEHAT Hj.WIDI Mengadakan program safari KB-IUD tahun

2011. Data yang tersedia adalah sebagai berikut :

a) Biaya sewa kendaraan (termasuk sopir dan bensin) dalam 1 tahun

Rp.10.000.000,-

b) Honor petugas selama program Rp. 500.000,- per bulan

c) Biaya tetap lainnya selama program berlangsung Rp. 3.000.000,-

d) Biaya variabel yang dibutuhkan untuk setiap peserta Rp. 15.000,-

e) Cakupan yang dihasilkan sebesar 25.000

f)Efektifitas program KB-IUD Safari 96%

Sedangkan Program KB-IUD reguler yang tetap dijalankan oleh KLINIK

SEHAT Hj.WIDI tahun 2011 adalah :

a) Pemakaian gedung 1/20 (harga Rp. 100.000.000,- sudah dipakai 5

tahun, umur hidup 20 tahun, inflasi = 10%)

b) Honor petugas Rp. 300.000,- per bulan

6

Page 7: Ekonomi Kesehatan

c) Biaya tetap lainnya Rp. 4.000.000,- per tahun

d) Biaya variabel Rp. 15.000,- per pasien

e) Cakupan yang dihasilkan selama tahun 2011 adalah 40.000 orang

f) Efektifitas program KB-IUD reguler 95%

Program mana yang paling efektif dari sudut pandang biaya?

Safari KB Program A   Catatan/keterangan:Sewa kendaraan  

10.000.000,00

.Sewa kenderaan (termasuk sopir dan bensin) sebesar 10.000.000 (biaya tetap)

Honor petugas  

6.000.000,00

. Honor petugas selama program 500.000 per bulan (500.000 * 12 bln)

Biaya tetap   3.000.000,00 . Biaya tetap lainnya 3.000.000 (selama program berlangsung)

Biaya variabel  

375.000.000,00 . Biaya variabel 15.000 per pasien (15.000 * 25.000 org)

      . Cakupan yang dihasilkan sebesar 25.000 org

  Total 394.000.000,00 . Total = jml biaya sewa kenderaan s/d biaya variabel

Objective   24.000,00

. Efektitas program KB-IUD safari 96% (25000 org * 96% = objective)

  CER 16.416,67 . CER = Total/objective

       KB IUD Reguler.   Program B   catatan/keterangan:

Gedung   402.627,50

.Pemakaian gedung 1/20 bagian (100.juta, sdh dipakai selama 5 tahun, umur hidup 20 tahun, i = 10%( =(100 juta*(1+10%)^5thn/20 bagian)/20 thn.)

Honor Petugas  

3.600.000,00 . Honor petugas 300.000 per bln (300.000 * 12 bln)

Biaya tetap   4.000.000,00 . Biaya tetap 4.000.000 per thn

Biaya variabel  

600.000.000,00 . Biaya variabel 15.000 per pasien ( 15.000 * 40.000 org)

  Total 608.002.627,50 . Total = jml biayabiaya pemakaian gedung s/d biaya variabel

     . Cakupan yag dihasilkan selama tahun 2000 sebesar 40.000 org

Objective   39.200,00

. Efektifitas program KB-IUD 98% (40.000 org * 98% = objective)

  CER 15.510,27 . CER = Total/Objective

Maka, Program rekomendasi untuk KLINIK SEHAT Hj.WIDI adalah Program B, karena bila dipandang dari sudut biya sekalipun dengan menggunakan biaya yang rendah program b juga mempunyai efek Outcome yang tinggi.

BAB III

7

Page 8: Ekonomi Kesehatan

KESIMPULAN

1. Cost Effectiveness Analysis (CEA) : untuk menentukan intervensi yang

paling menguntungkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan

membandingkan hasil kegiatan dengan biayanya.

2. Perhitungan CEA dilakukan dengan mengidentifikasi unsur-unsur biaya

dari alternatif program, menghitung total cost present value cost,

menghitung output yang berhasil atau hitung QALY’s, menghitung CER,

Kemudian lakukukan perbandingkan CER dari masing-masing program,

pilih CER yang terkecil untuk rekomendasi

3. Dari cotoh soal program rekomendasi untuk “KLINIK SEHAT Hj.WIDI”

adalah Program B, selain karena CER nya rendah Outcome yang

dihasilkan juga tinggi

DAFTAR PUSTAKA

8

Page 9: Ekonomi Kesehatan

Sichel Werner dan Peter Eckstein, basic economic consepts macroeconomics and

microeconomics, 1974, Rand mc nally college, Publishing Compani U.S.A.

Tjiptoherijanto Prijono, Budhi soesetyo, Ekonomi Kesehatan, 1992, PAU-EK-UI,

Universitas Indonesia, Jakarta.

9