ekonomi kerakyatan vs neoliberalisme
-
Upload
dwirizkirahmawati -
Category
Documents
-
view
230 -
download
12
description
Transcript of ekonomi kerakyatan vs neoliberalisme
MAKALAH
EKONOMI KERAKYATAN DAN NEOLIBERALISME
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Sabrina Fairuz Fatin ( 7101413oo4 )2. Siti Eva Mutoharoh ( 7101413060 )3. Isna Aulia Mukhayyaroh 7101413037 )4. Istianah ( 7101413284 )5. Giovani Destiana ( 7211413080 )6. Muh Syahril Mukhamil ( 7101413423 )7. Sumito Heri Suseno ( 5202413031 )8. Rizky Nurochman ( 6301413135 )9. Sabid Aidia ( 6102413010 )10. Dwi Rizki Rahmawati ( 4211413006 )
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami
dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk
melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila yang membahas
tentang “Ekonomi Kerakyatan dan Neoliberalisme”. Terimakasih pula kami
ucapkan kepada ibu dosen yang telah memberikan kepercayaan kepada
kelompok kami dalam menyelesaikan tugas Pendidikan Pancasila ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini pada akhirnya. Akhir
kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Amin.
semarang, november 2013
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... 1
KATA PENGANTAR …………………………………………................. 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………...…… 3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………….....….…. 4 B. Rumusan Masalah …………………….…….……........................... 5C. Tujuan Penulisan ……………………...…………..............………. 5D. Kegunaan Makalah. …………………………………….................. 6E. Metode Penulisan ……………...………….........…………….…....... 6
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi kerakyatan dan Neoliberalisme……………… 7B. Apa Yang Harus Dilakukan ? dan Peran apa saja yang telah dilakukan
Pemerintah Terhadap keterpihakan ekonomi kerakyatan…………………………………..........................……… 8
C. Peran Negara Dalam Ekonomi…………………………………..… 10
BAB III: PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………………...…….. 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………....………. 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi rakyat tumbuh secara natural karena adanya sejumlah potensi ekonomi
disekelilingnya. Mulanya mereka tumbuh tanpa adanya insentif artifisial apapun,
atau dengan kata lain hanya mengandalkan naluri usaha dan kelimpahan
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, serta peluang pasar. Perlu dipahami
bahwa dalam ruang ekonomi nasional pun terdapat sejumlah aktor ekonomi
(konglomerat) dengan bentuk usaha yang kontras dengan apa yang diragakan oleh
sebagian besar pelaku ekonomi rakyat. Memiliki modal yang besar, mempunyai
akses pasar yang luas, menguasai usaha dari hulu ke hilir, menguasai teknologi
produksi dan manajemen usaha modern. Kenapa mereka tidak digolongkan juga
dalam ekonomi kerakyatan ? Karena jumlahnya hanya sedikit sehingga tidak
merupakan representasi dari kondisi ekonomi rakyat yang sebenarnya. Atau
dengan kata lain, usaha ekonomi yang diragakan bernilai ekstrim terhadap
totalitas ekonomi nasional.
Golongan yang kedua ini biasanya (walaupun tidak semua) lebih banyak tumbuh
karena mampu membangun partner usaha yang baik dengan penguasa sehingga
memperoleh berbagai bentuk kemudahan usaha dan insentif serta proteksi bisnis.
Mereka lahir dan berkembang dalam suatu sistem ekonomi yang selama ini lebih
menekankan pada peran negara yang dikukuhkan salah satunya melalui
pengontrolan perusahan swasta dengan rezim insentif yang memihak serta
membangun hubungan istimewa dengan pengusaha-pengusaha yang besar yang
melahirkan praktik-praktik anti persaingan.
Lahirnya sejumlah pengusaha besar (konglomerat) yang bukan merupakan hasil
derivasi dari kemampuan menejemen bisnis yang baik menyebabkan fondasi
ekonomi nasional yang dibangun berstruktur rapuh terhadap persaingan pasar.
Mereka tidak bisa diandalkan untuk menopang perekonomian nasional dalam
sistem ekonomi pasar. Padahal ekonomi pasar diperlukan untuk menentukan
4
harga yang tepat (price right) untuk menentukan posisi tawar-menawar yang
imbang. Saya perlu menggaris bawahi bahwa yang patut mendapat kesalahan
terhadap kegagalan pembangunan ekonomi nasional selama regim orde baru
adalah implementasi kebijakan pembangunan ekonomi nasional yang tidak tepat
dalam sistem ekonomi pasar, bukan ekonomi pasar itu sendiri. Dalam
pemahaman seperti ini, saya merasa kurang memiliki justifikasi empirik untuk
mempertanyakan kembali sistem ekonomi pasar, lalu mencari suatu sistem dan
paradigma baru di luar sistem ekonomi pasar untuk dirujuk dalam pembangunan
ekonomi nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ekonomi Kerakyatan ?
2. Bagaimanakah situasi perekonomian Indonesia saat ini ? Artinya,
sebagai amanat konstitusi, sejauh manakah ekonomi kerakyatan
telah dilaksanakan di Indonesia. Apakah lebih didominasi oleh
pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal ?
3. Peran apa saja yang telah dicanangkan pemerintah terhadap
keberpihakan ekonomi kerakyatan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini sendiri adalah :
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan Ekonomi Kerakyatan
2. Mengetahui apa perbedaan antara Ekonomi kerakyatan dan
Neolibelalisme
3. Mengetahui peran pemerintah Keterpihakan pemerintah terhadap
kelansungan Ekonomi kerakyatan.
5
D. Kegunaan Makalah
1. Memberikan Pemahaman mengenai Ekonomi kerakyatan
dan Neolibelalisme.
2. Memberikan dan menambah wahana pengetahuan
3. Memberikan gambaran tentang peran masyarakat dan
pemerintah terhadap Ekonomi Kerakyatan.
E. Metode Penulisan
Penulisan karya tulis ini menggunakan metode literature yang
diambil dari beberapa buku serta dengan metode lainnya.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi kerakyatan dan Neolibelarisme
Ekonomi Kerakyatan tumbuh secara natural karena adanya sejumlah potensi
ekonomi disekelilingnya. Mulanya mereka tumbuh tanpa adanya insentif artifisial
apapun, atau dengan kata lain hanya mengandalkan naluri usaha dan kelimpahan
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, serta peluang pasar.
Sedangkan ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD
1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan
kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Tiga prinsip dasar ekonomi kerakyatan
adalah sebagai berikut:
1) perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.
2) cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara dan
3) bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Berdasarkan ketiga prinsip tersebut dapat disaksikan betapa sangat besarnya peran
negara dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebagaimana dilengkapi oleh Pasal 27
ayat 2 dan Pasal 34, peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan antara lain
meliputi lima hal sebagai berikut :
1) mengembangkan koperasi
2) mengembangkan BUMN
3) memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung
didalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
7
4) memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak.
5) memelihara fakir miskin dan anak terlantar
Ekonomi kerakyatan sangat berbeda dari neoliberalisme. Neoliberalisme,
sebagaimana dikemas oleh ordoliberalisme, adalah sebuah sistem perekonomian
yang dibangun di atas tiga prinsip sebagai berikut: (1) tujuan utama ekonomi
neoliberal adalah pengembangan kebebasan individu untuk bersaing secara bebas-
sempurna di pasar; (2) kepemilikan pribadi terhadap faktor-faktor produksi
diakui; dan (3) pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu yang alami, melainkan
hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh negara melalui penerbitan undang-
undang (Giersch, 1961).
B. Apa Yang Harus Dilakukan ? dan Peran apa saja yang telah dilakukan
Pemerintah Terhadap keterpihakan ekonomi kerakyatan.
Menyimak berbagai kenyataan tersebut, dapat disaksikan betapa sangat beratnya
tantangan yang dihadapi bangsa Indonesai dalam melaksanakan amanat konstitusi
untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Bahkan, jika dibandingkan
dengan era kolonial, tantangan yang ada saat ini justru jauh lebih berat. Pertama,
pihak kolonial sebagai musuh utama ekonomi kerakyatan tidak hadir secara kasat
mata. Kedua, berlangsungnya praktik pembodohan publik secara masif melalui
praktik penggelapan sejarah sejak 1966/1967. Ketiga, terlembaganya sistem “cuci
otak” yang bercorak neoliberal dan anti ekonomi kerakyatan pada hampir semua
jenjang pendidikan di Indonesia. Keempat, setelah mengalami proses pembelokan
orientasi pada 1966/1967, keberadaan struktur perekonomian yang bercorak
kolonial di Indonesia cenderung semakin mapan. Kelima, setelah melaksanakan
agenda ekonomi neoliberal secara masif dalam 10 tahun belakangan ini,
cengkeraman neokolonialisme terhadap perekonomian Indonesia cenderung
semakin dalam.
8
Tindakan jangka pendek, jangka menengah , dan jangka panjang apa sajakah yang
perlu dilakukan untuk memastikan berlangsungya suatu proses kebangkitan
kembali ekonomi kerakyatan dimasa datang ? Untuk memperoleh jawaban yang
akurat, terutama untuk jangka menengah dan jangka panjang, tentu diperlukan
suatu pengkajian dan diskusi yang cukup luas. Tetapi untuk jangka pendek,,
jawabannya mungkin bisa dirumuskan secara lebih sederhana. Dengan
mengatakan hal itu tidak berarti bahwa perjuangan untuk mewujudkan ekonomi
kerakyatan sangat tergantung pada siklus lima tahun pergantian kepemimpinan
nasional. Ada atau tidak ada pergantian kepemimpinan nasional, perjuangan untuk
mewujudkan ekonomi kerakyatan harus tetap berlanjut.
Namun demikian, siklus pergantian kepemimpinan nasional harus dimanfaatkan
secara optimal sebagai momentum strategis untuk mempercepat proses
kebangkitan kembali tersebut. Singkat kata, dalam rangka mempercepat
kebangkitan kembali ekonomi kerakyatan, adalah kewajiban setiap patriot
ekonomi kerakyatan untuk memastikan bahwa pemimpin. Harus mempunyai
sikap yang jelas dan tegas mempunyai komitmen menganut dan
menyelenggarakan sistem ekonomi kerakyatan di Indonesia.
Negara adalah organisasi kekuasaan yang mempunyai kewenangan mengatur
setiap anggota masyarakat melalui hukum dan perundang – undangan ( regulasi ).
menurut teori demokrasi, Negara itu didirikan dan memperoleh kedaulatanya
berdasarkan persetujuan rakyat yang diatur dalam perjanjian atau kontrak ( social
contract ) dalam bentuk konstitusi dan undang undang dasar. Secara universal
Negara ini didirikan untuk melindungi dan melayani warganya dengan
menciptakan keamanan, ketertiban, hukum dan keadilan, kesejahtraan masyarakat
serta perlindungan terhadap hak asasi manusia ( HAM ), hal ini dilakukan oleh
negara melalui undang-undang.
9
C. Peran Negara Dalam Ekonomi
Ekonomi Kerakyatan Negara Kesejahteraan Ekonomi Neoliberal
10
1. Menyusun
perekonomian sebagai
usaha bersama berdasar
atas azas kekeluargaan;
mengembangkan koperasi
(Pasal 33 ayat 1)
2. Menguasai cabang-
cabang produksi yang
penting bagi negara dan
yang menguasai hajat
hidup orang banyak;
mengembangkan BUMN
(Pasal 33 ayat 2)
3. Menguasai dan
memastikan pemanfaatan
bumi, air, dan segala
kekayaan yang terkandung
di dalamnya bagi sebesar-
besarnya kemakmuran
rakyat (Pasal 33 ayat 3).
4. Mengelola anggaran
negara untuk
kesejahteraan rakyat;
memberlakukan pajak
progresif dan memberikan
subsidi
5. Menjaga stabilitas
moneter
6.Memastikan setiap
1. Mengintervensi pasar
untuk menciptanya kondisi
kesempatan kerja penuh.
2. Menyelenggarakan
BUMN pada cabang-
cabang produksi yang tidak
dapat diselenggarakan oleh
perusahaan swasta.
3. Menjaga keseimbangan
antara pertumbuhan
ekonomi dengan
pemerataan pembangunan.
4. Mengelola anggaran
negara untuk kesejahteraan
rakyat; memberlakukan
pajak progresif dan
memberikan subsidi.
5. Menjaga stabilitas
moneter.
6.Memastikan setiap warga
negara memperoleh haknya
untuk mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi
kemanusiaan (Pasal 27 ayat
2).
7. Memelihara fakir miskin
dan anak terlantar (Pasal
1.Mengatur dan menjaga
bekerjanya mekanisme
pasar; mencegah
monopoli.
2. Mengembangkan
sektor swasta dan
melakukan privatisasi
BUMN.
3. Memacu laju
pertumbuhan ekonomi,
termasuk dengan
menciptakan lingkungan
yang kondusif bagi
masuknya investasi
asing.
4. Melaksanakan
kebijakan anggaran
ketat, termasuk
menghapuskan subsidi
5. Menjaga stabilitas
moneter.
6. Melindungi pekerja
perempuan, pekerja
anak, dan bila perlu
menetapkan upah
minimum.
11
warga negara memperoleh
haknya untuk
mendapatkan pekerjaan
dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan
(Pasal 27 ayat 2).
7. Memelihara fakir
miskin dan anak terlantar
(Pasal 34).
34).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
12
Dapat di tarik kesimpulan bahwa dampak Ekonomi Neoliberalisme sangat
berpengaruh yang berpengaruh tehadap perekonomian di Indonesia, khususnya
terhadap Masyarakat kecil . Selain itu, Kami perlu menggaris bawahi bahwa yang
patut mendapat kesalahan terhadap kegagalan pembangunan ekonomi nasional
selama regim orde baru adalah implementasi kebijakan pembangunan ekonomi
nasional yang tidak tepat dalam sistem ekonomi pasar, bukan ekonomi pasar itu
sendiri. Dalam pemahaman seperti ini, saya merasa kurang memiliki justifikasi
empirik untuk mempertanyakan kembali sistem ekonomi pasar, lalu mencari suatu
sistem dan paradigma baru di luar sistem ekonomi pasar untuk dirujuk dalam
pembangunan ekonomi nasional. Yang perlu dilakukan adalah upaya untuk
mendekati kondisi indah, adil, dan seimbang melalui berbagai regulasi pemerintah
sebagai wujud intervensi yang berimbang dan kontekstual. Bukan sebaliknya
membangun suatu format lain di luar “ekonomi pasar” untuk diacu dalam
pembangunan ekonomi nasional, yang keberhasilannya masih mendapat tanda
tanya besar atau minimal belum dapat dibuktikan melalui suatu kajian teoritis-
empiris.
DAFTAR PUSTAKA
Hatta, Mohammad, 1985. Membangun Ekonomi Indonesia. Jakarta: Inti Idayu
Press
13
Abimanyu, Anggito. 2000, Ekonomi Indonesia Baru, kajian dan alternatif solusi
menuju pemulihan, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Kleden, Ignas. 2000, Persepsi dan Mispersepsi tentang Pemulihan Ekonomi
Indonesia, Pokok-Pokok pikiran dalam Menggugat Masa Lalu, Menggagas Masa
Depan Ekonomi Indonesia, PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta.
Keynes, J. Maynard, 1991. Teori Umum Mengenai Kesempatan Kerja, Bunga,
danUang, diterjemahkan oleh Willem H. Makaliwe, Yogyakarta: GadjahMada
University Press
http://hilmihusada.wordpress.com/2012/10/30/makalah-ekonomi-kerakyatan-vs-
neoliberalisme/
14