Ekologi adalah
-
Upload
agustina-sekar-puspita -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of Ekologi adalah
2.1 Ekosistem
Ekologi berasal dari kata oikos yang berarti rumah tangga, dan ekologi
mempelajari rumah tangga kehidupan. Ekologi merupakan pendekatan holistik
terhadap pemahaman akan organisme-organisme hidup damal konteks relasinya baik
dengan lingkungan fisik (aspek abiotik) maupun dengan satu sama lain (aspek biotik).
Interaksi-interaksi organisme hiduplah yang merupakan bahan bagi kajian ekologis
(George dkk, 2006: 297).
Unit ekologi adalah ekosistem, yang merupakan sebuah kelompok yang terdiri
atas beragam populasi yang berinteraksi dalam satu daerah tertentu. Daerah tersebut
dinamakan habitat, bisa jadi sekecil kolam maupun seluas Gurun Sahara. Berbagai
populasi yang berinteraksi dalam suatu ekosistem disebut komunitas, yakni
komponen-komponen hidup dari suatu ekosistem (George dkk, 2006: 297-298).
Komponen-komponen yang mengisi ekosistem, terdiri atas komponen fisik
(aspek abiotik) dan komponen organisme (aspek biotik). Komponen fisik meliputi:
suhu, air, cahaya matahari, iklim serta tanah dan batuan. Komponen organisme
meliputi: produsen (autotrof), konsumen (heterotrof) dan detritivor (Campbell et al,
2011).
2.2 Komponen Abiotik
a. Sinar Matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Matahari
menjadi sumber energi utama yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem,
meskipun hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik lain yang
menggunakan sumber energi ini secara langsung dengan menyerap sekitar λ
400 – 700 nm ( Salisbury dan Ross, 1995).
b. Air
Fungsi air bagi tumbuhan adalah untukbahan melakukan fotosisntesis,
bagi hewan dan manusia untuk minum dan penunjang kehidupan lain, bagi
organisme akuatik, air digunakan sebagai tempat hidup mereka. Bagi
kompone abiotik lain, seperti batu dan tanah, air diperlukan sebagai pelarut
dan pelapuk (Campbell et al, 2011).
c. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang
berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah
juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme,
terutama tumbuhan. Struktur fisik, pH, dan komposisi mineral batuan serta
tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya,
sehingga menjadi salah satu penyebab timbulnya pola mengelompok pada
area tertentu yang acak pada ekosistem terrestrial (Campbell et al, 2011).
d. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan
dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. Angin juga dapat mempengaruhi
suhu udara pada suatu ekosistem. Angin memperkuat pengaruh suhu
lingkungan pada organisme dengan cara meningkatkan hilangnya panas
melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi. Angin juga menyebabkan
hilangnya air di organisme dengan cara meningkatkan laju penguapan pada
hewan dan laju transpirasi pada tumbuhan. Empat faktor pertama yaitu suhu,
air, cahaya, dan angin merupakan komponen utama iklim (climate). Iklim
adalah kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi (Campbell et al, 2011).
e. Suhu
Suhu juga menentukan keanekaragaman organisme yang ditemukan di
suatu ekosistem. Perbedaan suhu antara siang dan malam juga mempengaruhi
komponen abiotik, contohnya adalah pelapukan batuan. Suhu juga
mempengaruhi kecepatan pembentukan uap air sehingga terdapat perbedaan
curah hujan.
f. Substansi abiotik
Terdiri dari C, N, O, H dan lain-lian yang berperan dalam siklus materi
seperti: karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan sebagainya.
2.3 Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen hidup yang meliputi semua makhluk
hidup di bumi, baik tumbuhan, hewan dan manusia. Dalam ekosistem, produsen
(tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora dan omnivora),
dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Komponen biotik juga meliputi
tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi :
a. Individu
merupakan organisme tunggal. Contoh: seekor cicak, seekor kucing, sebatang
pohon jagung, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia.
b. Populasi
merupakan kumpulan dari organisme yang sejenis. Contoh: kumpulan induk
ayam dan anaknya, segerombolan kambing.
c. Komunitas
adalah kumpulan populasi dari beberapa jenis organisme. Contoh: gerombolan
sapi dan kambing yang sedang merumput.
d. Ekosistem
adalah hubungan timbal balik (interaksi) antara makhluk hidup dan
lingkungannya.Contohnya ekosistem darat, ekosistem pantai.
e. Biosfer
merupakan sistem kehidupan yang paling besar karena terdiri atas gabungan
ekosistem yang ada di planet bumi.
(Campbell et al, 2011)
2.4 Fungsi Ekosistem
Menurut Siahaan (2004), fungsi ekosistem adalah untuk menumbuhkan saling
keterkaitan antara sumber daya alam dan komponen lingkungan, ekosistem juga
berfungsi sebagai pemelihara keanekaragaman flora dan fauna. Semakin
beranekaragam komponen lingkungan, maka ekosistem semakin stabil.
Dalam ekosistem juga terjadi aliran anergi melalui rantai makanan dan jaring-
jaring makanan. Dikenal juga aliran materi yang disebut dengan daur biogeokemis,
yaitu transfer materi berupa daur substansi kimia dari lingkungan ke organisme
kembali ke lingkungan.
2.5 Hukum Interaksi
Menurut Suhartini (2015) di dalam ekosistem terjadi interaksi antara
komponen-komponen yang menyusun ekosistem. Interaksi dalam ekosistem meliputi:
a. Biotik dengan abiotik
contoh: sekoloni lumut tumbuh diatas batuan dan lama kelamaan
menyebabkan pelapukan
b. Abiotik dengan abiotik
contoh: tetes-tetes air hujan membuat batu melapuk
c. Biotik dengan biotik
Interaksi anatara komponen biotik dengan biotik sangat beragam jenisnya,
antara lain:
- Netral
yaitu keadaan dimana dua organisme tidak saling menguntungkan dan
tidak saling merugikan
- Kompetisi
adalah keadaan dimana interaksi dari organisme menimbulkan persaingan
- Predasi
yaitu hubungan antara mangsa dengan predator
- Komensalisme
interaksi yang menguntungkan sebelah pihak, namun pihak lainya tidak
dirugikan
- Mutualisme
menguntungkan kedua belah pihak
- Parastitisme
merugikan sebelah pihak
- Amensalisme
merugikan sebelah pihak
2.6 Analisis Vegetasi
Suatu ekosistem yang berukuran sangat luas atau besar, vegetasinya terdiri
atas beberapa bagian vegetasi atau komunitas tumbuhan yang menonjol sehingga
terdapat berbagai tipe vegetasi. Vegetasi terbentuk oleh atau terdiri atas semua
spesies tumbuhan dalam suatu wilayah dan memperlihatkan pola distribusi menurut
ruang dan waktu. Tipe-tipe vegetasi dicirikan oleh bentuk pertumbuhan tumbuhan
dominan tau paling besar atau paling melimpah dan tumbuhan karakteristik. Habitat
dan relung, dua istilah tentang kehidupan organisme. Habitat adalah tempat hidup
suatu organisme. Habitat suatu organisme dapat juga disebut “alamat”. Relung (niche
atau nicia) adalah profesi atau status suatu organisme dalam suatu komunitas dan
ekosistem tertentu, sebagai akibat adaptasi struktural, tanggal fisiologis serta perilaku
spesifik organisme itu. Penyesuaian diri secara umum disebut adaptasi. Kemampuan
adaptasi mempunyai nilai untuk kelangsungan hidup. Makin besar kemampuan
adaptasi makin besar kemungkinan kelangsungan hidup organisme (Riberu, 2002).
Pengertian umum vegetasi adalah kumpulan beberapa tumbuhan, biasanya
terdiri dari beberapa jenis dan hidup bersama pada suatu tempat. Diantara individu-
individu tersebut terdapat interaksi yang erat antara tumbuh-tumbuhan itu sendiri
maupun dengan binatang-binatang yang hidup dalam vegetasi itu dan fakto-faktor
lingkungan. Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan memberikan dampak
positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum
peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan
karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis
tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran
vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi
tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu.
Sebagai contoh vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah, tetapi
besarnya tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang menyusun formasi
vegetasi daerah tersebut (Arrijani, dkk, 2006).
Vegetasi merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh atau merupakan
suatu masyarakat yang dinamis. Masyarakat tumbuh-tumbuhan terbentuk melalui
beberapa tahap invasi tumbuh-tumbuhan, yaitu adaptasi, agregasi, persaingan dan
penguasaan, reaksi terhadap tempat tumbuh dan stabilitasi. Untuk menuju ke suatu
vegetasi yang mantap diperlukan waktu sehingga dengan berjalannya waktu vegetasi
akan menuju ke keadaan yang stabil,proses ini merupakan proses biologi yang
dikenal dengan istilah suksesi.
Menurut Latifah (2005), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah
spesies di dalam suatu daerah antara lain :
1. Iklim
Fluktuasi iklim musiman merupakan faktor penting dalam membagi
keragaman spesies. Suhu maksimum yang ekstrim, persediaan air, dan
sebagainya menimbulkan kemacetan ekologis (bottleck) yang membatasi
jumlah spesies yangdapat hidup secara tetap di suatu daerah.
2. Keragaman Habitat
Habitat dengan daerah yang beragam dapat menampung spesies
yangkeragamannya lebih besar di bandingkan habitat yang lebih seragam.
3. Ukuran
Daerah yang luas dapat menampung lebih besar spesies dibandingkan
dengandaerah sempit. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
hubungan antara luasdan keragaman spesies secara kasar adalah kuantitatif.
Hewan dan tumbuhan cenderung menunjukkan tingkat pertumbuhan yang
lebih baik jika faktor-faktor beragam bila dibandingkan dengan jika faktor-faktor
tetap. Faktor-faktor yang dipertimbangkan disini adalah faktor-faktor udara, tanah,
organisme, dan beberapa faktor stabil yang mempengaruhi ekosistem. Organisme lain
dan beberapa faktor stabil yang lain adalah kemiringan tanah, arah hadapan,
ketinggian, lintang, letak, dan pH. Ini mempengaruhi tanaman dan tumbuhan secara
tidak langsung melalui pengaruh tersebut terhadap faktor tanah dan udara.
Vegetasi dalam (komunitas) tanaman diberi nama atau digolongkan
berdasarkan spesies atau makhluk hidup yang dominan, habitat fisik atau kekhasan
yang fungsional. Dalam mempelajari vegetasi, pengamat melakukan penelitian. Unit
penyusun vegetasi (komunitas) adalah populasi. Oleh karena itu semua individu yang
berada di tempat pengamatan dilakukan dengan cara mengamati unit penyusun
vegetasi yang luas secara tepat sangat sulit dilakukan karena pertimbangan
kompleksitas, luas area, waktu dan biaya. Sehingga pelaksanaanya peneliti bekerja
dengan melakukan pencuplikan (sampling) dalam menganalisa vegetasi dapat berupa
bidang (plot/kuadran) garis atau titik.
Metode Kuadrat adalah salah satu metode dengan bentuk sampel dapat berupa
segiempat atau lingkaran dengan luas tertentu. Hal ini tergantung pada bentuk
vegetasi. Berdasarkan metode pantauan luas minimum akan dapat di tentukan luas
kuadrat yang diperlukan untuk setiap bentuk vegetasi tadi. Untuk setiap plot yang di
sebarkan di lakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan
dan frekuensi. Variabel kerimbunan dan kerapatan di tentukan berdasarkan luas
kerapatan. Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang
digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh
(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh
(sampling area) yang dianggap prepresentatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu
habitat tertentu yang sedang dipelajari
Setelah diperoleh data, analisa dan perhitungan dilakukan dengan cara
berikut:
Kerapatan suatu jenis (K) = jumlahindividu suatu jenis
luas petak contoh
Kerapatan relatif (KR) = kerapatan suatu jeniskerapatan semua jenis
x 100%
Frekuensi suatu jenis (F) = jumlah petak ditemukan suatu jenis
jumlah seluruh petak contoh
Frekuensi relatif (FR) = frekuensi suatu jenis
frekuensi seluruh jenis x 100%
Dominansi (D) = Luas bidang dasar suatu jenis
Luas petak
Dominansi relatif (DR) = dominansi suatu jenis
Dominansi semua jenis x 100%
Indeks Nilai Penting (INP) = KR + FR + DR
(Latifah, 2005)
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil et al. 2011. Biologi 10th edition. USA: Pearson Education Inc
Salisbury, F. dan C. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Penerjemah : Diah, Lukman
dan Sumayono. ITB Press. Bandung
Riberu, Paskalis. 2002. Pembelajaran Ekologi. Jurnal pendidikan penabur. No 1/Th. I. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Arrijani, dkk. 2006. Analisis Vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Biodiversitas. Volume 7, Nomor 2, Hal 147-153. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Manado: Bandar Lampung
Latifah, S. 2005. Analisis Vegetasi Hutan Alam. USU Reository: Sumatera Utara.
Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga
Suhartini. 2015. Pengantar Ekologi. Yogyakarta: FMIPA UNY