eko tugas 2

23
II. TINJAUAN PUSTAKA Cara memperbanyak tanaman sangat banyak ragamnya. Mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Ada yang tingkat keberhasilannya tinggi, ada pula yang rendah. Ini semua sangat bergantung pada beberapa faktor, misalnya cara perbanyakan yang kita pilih, jenis tanaman, waktu memperbanyak, ketrampilan pekerja, dan sebagainya (Wudianto, 1991). Pembiakan kawin merupakan pembiakan yang umum terjadi di alam, baik secara sederhana maupun secara kompleks. Pembiakan generatif bunga mempunyai peranan yang sangat penting karena dari bunga akan terjadi pada mekanisme penyatuan sifat melalui perubahan kromosom dan komponen-komponennya, baik susunan maupun fungsinya Jumin (1994). Pembiakan secara seksual didahului oleh peristiwa penyerbukan, yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Setelah berlangsung penyerbukan proses kedua adalah pembuahan (fertilization). Pembuahan adalah salah satu peristiwa penyatuan salah satu inti sperma (sperma nucleus) yang berasal dari pollen tube dengan inti sel telur yang berasal dari di dalam embriosae. Penyatuan inti sperma dengan inti sel telur ini akan menghasilkan zygota. Pada pembiakan seksual, bersatunya sel gamet (sel reproduksi) akan terbentuk ragam genetik yang luas (Jumin, 1994).

Transcript of eko tugas 2

Page 1: eko tugas 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

             Cara memperbanyak tanaman sangat banyak ragamnya. Mulai dari yang

sederhana sampai yang rumit. Ada yang tingkat keberhasilannya tinggi, ada pula

yang rendah. Ini semua sangat bergantung pada beberapa faktor, misalnya cara

perbanyakan yang kita pilih, jenis tanaman, waktu memperbanyak, ketrampilan

pekerja, dan sebagainya (Wudianto, 1991).

            Pembiakan kawin merupakan pembiakan yang umum terjadi di alam, baik

secara sederhana maupun secara kompleks. Pembiakan generatif bunga mempunyai

peranan yang sangat penting karena dari bunga akan terjadi pada mekanisme

penyatuan sifat melalui perubahan kromosom dan komponen-komponennya, baik

susunan maupun fungsinya Jumin (1994).

            Pembiakan secara seksual didahului oleh peristiwa penyerbukan, yaitu

penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Setelah berlangsung penyerbukan

proses kedua adalah pembuahan (fertilization). Pembuahan adalah salah satu

peristiwa penyatuan salah satu inti sperma (sperma nucleus) yang berasal dari pollen

tube dengan inti sel telur yang berasal dari di dalam embriosae. Penyatuan inti

sperma dengan inti sel telur ini akan menghasilkan zygota. Pada pembiakan seksual,

bersatunya sel gamet (sel reproduksi) akan terbentuk ragam genetik yang luas

(Jumin, 1994).

            Pembiakan tak kawin berlangsung dengan cara pelepasan organ vegetatif dari

tumbuhan induknya yang kemudian tumbuh menjadi individu baru. Aseksual

berlangsung tanpa perubahan-perubahan kromosom. Sehingga sifat yang diturunkan

sama dengan sifat induknya Jumin (1994).

            Perkembangbiakan tanaman biasanya dilakukan secara vegetatif. Sebab,

kalau perbanyakan dilakukan secara generatif dengan biji, hasilnya banyak yang

menyimpang dari induknya (Wijaya, 1985).

            Okulasi sering juga disebut dengan menempel, ocultatie (Belanda) atau

budding (Inggris). Banyak jenis pohon buah-buahan yang dapat diokulasi, ada yang

mudah dilakukan dan ada yang susah dilakukan. Jenis tanaman seperti jeruk, apokat,

rambutan, durian, jambu biji dan mangga sangat mudah untuk diokulasi dan berhasil

dengan baik. Sedang buah seperti sawo, nangka, duku, dan pala jika diokulasi

Page 2: eko tugas 2

pertumbuhan tunasnya sangat sulit. Jenis tanaman buah-buahan yang sampai saat ini

belum bisa diokulasikan adalah manggis (Wudianto, 1991).

            Memindahkan sebuah mata tunas ke pangkal bawah tanaman lain yang

sejenis (famili) untuk memperoleh tanaman yang mempunyai sifat gabungan antara

kedua tanaman itu disebut okulasi. Asal mata tunas yang ditempelkan mempunyai

sifat tajuk yang baik dan batang bawah mempunyai perakaran yang kuat maka kedua

sifat baik itu tergabung pada satu tanaman Jumin (1994).

            Kelebihan dari hasil okulasi adalah tanamannya lebih baik dari induknya.

Bisa dikatakan demikian karena okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai

perakaran yang baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan

dengan tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran

yang kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran baik digunakan sebagai

batang pokok yang digunakan sebagai batang pokok yang akan ditempeli dan juga

batang bawah. Sedang tanaman yang mempunyai buah lezat diambil matanya untuk

ditempelkan pada batang pokok dan juga dikenal sebagai batang atas (Wudianto,

1991).

           

Menurut Sugito (1991) untuk mendapatkan hasil okulasi yang baik, beberapa

hal perlu diperhatikan, yaitu :antara batang atas dan batang bawah mempunyai sifat

kompobilitas yang tinggi di antaranya mempunyai kesamaan dalam hal: umur

batang, diameter batang dan lingkungan tumbuh tanaman induk. Suhu udara tempat

persemaian diusahakan stabil dan berkisar antara 20-23ºC,kelembaban udara dijaga

cukup tinggi untuk mempercepat pembentukan kalus bahan stek dan lingkungan

persemaian bebas dari hama dan penyakit (bial perlu disterilkan)diperlukan naungan

kelembaban udara di bawah naungan.Perbanyakan vegetatif untuk memperoleh

keturunan yang sama dengan tanaman induknya, sering dilakuakan dengan

mencangkok (Sutiyoso, 1995).

Orang-orang asing sering menyebut cangkok dengan air layerage atau aerial

layering (Inggris) dan marcottage (Prancis). Pembiakan dengan cara ini memang

terkenal sejak dahulu, bahkan dapat dikatakan suatu cara perkembangbiakan tertua di

Page 3: eko tugas 2

dunia. Namun hasilnya sering mengecewakan pencangkokkannya, mereka ada yang

gagal hanya beberapa persen saja tapi bisa juga gagal total. Kegagalan ini dapat

dilihat dari bagian tanaman di atas keratan/luka yang kering atau mati. Untuk

menghindari kejadian seperti ini tentu kita perlu memperbaharui cara mencangkok

dan mencurahkan perhatian yang agak serius dengan kesabaran dan ketelitian

(Wudianto, 1991).

Translokasi hasil fotosintesa berlangsung melalui phloem (jaringan kulit

kayu) untuk diedarkan ke seluruh bagian tanaman. Kalau phloem diputuskan, maka

tanaman atau hasil fotosintesa akan terhenti, sehingga membentuk kallus. Kallus ini

apabila menyentuk media yang basah akan merangsang terbentuknya akar. Cabang

atau dahan tempat akan terbentuk jika dipotong dan dipindahkan ke tanah akan

diperoleh tanaman baru. Pekerjaan tersebut disebut  mencangkok. Keuntungan yang

diperoleh dari mencangkok adalah tanaman yang baru sama dengan induknya dan

cepat memperoleh bibit yang diinginkan. Sedangkan kelemahannya adalah tidak

mempunyai perakaran yang kuat, memakan waktu yang banyak dan merusak pohon

induk asal cabang atau dahan (Jumin, 1994).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencangkok adalah umur batang tidak

terlalu tua atau muda; pohon kuat; sehat dan subur, mencangkok sebaiknya dilakukan

di musim penghujan dan diusahakan media cangkok tetap lembab. Pada mencangkok

dilakukan pengeratan cabang akar cadangan makanan yang terbentuk dari hasil

fotosintesis di daun akan tertahan dan menumpuk di bagian atas keratan yang

selanjutnya digunakan untuk intisari dan pembentukan akar (Ganner and Chaudri,

1976).

Cara stek banyak dipilih orang, apalagi bagi pengebun buah-buahan dan

tanaman hias. Alasannya karena bahan-bahan untuk membuat stek ini hanya sedikit,

tetapi dapat diperoleh bibit tanaman dalam jumlah banyak Wudianto (1991).

            Bagian batang, cabang atau pucuk yang ditanamkan disebut stek. Stek

dibedakan menjadi stek batang, stek cabang, stek ranting, stek pucuk, stek daun, dan

stek tunas (Jumin,1994).

 Orang-orang pandai sering mendefinisikan stek sebagai suatu perlakuan

pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman (akar, batang, daun, tunas)

Page 4: eko tugas 2

dengan tujuan agar bagian-bagian itu membentuk akar. Dari dasar itulah muncul stek

akar, stek batang, stek daun, stek umbi Wudianto (1991).

a. Stek batang

Sebagian orang menyebutnya dengan stek kayu, karena umumnya tanaman

yang dikembangbiakan dengan stek batang adalah tanaman berkayu. Untuk

memudahkan pertumbuhan akar stek ini kadang-kadang kita juga perlu mengikutkan

sebagian kayu dari cabang induk, sehingga bentuk stek batang ini tidak hanya lurus

tetapi bertumut atau dapat juga dibentuk seperti martil.

b. Stek daun

Untuk memperbanyak tanaman ini biasanya digunakan sehelai daun lengkap

dengan tangkainya. Contoh tanaman seperti ini adalah lidah mertua (Sanciviera sp),

tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini biasanya pada ujung daunnya akan

keluar tunas. Dan tunas inilah yang kita tanam.

c. Stek akar

Mengakarkan stek ini sebaiknya dilakukan pada musim dingin, sekalipun

tidak menutup kemungkinan adanya suatu jenis yang menyukai situasi yang hangat.

Stek akar muda akan berakar lebih cepat dan lebih baik bila dibandingkan dengan

stek akar sebesar pensil

d. Stek mata

Stek mata yang juga sering disebut stek tunas ini, sebenarnya merupakan stek

batang, hanya saja batang yang digunakan untuk stek hanya mempunyai satu mata.

Penyemaian stek in sebaiknya dilakukan di pot atau kotak kayu yang telah diisi

dengan pasir dan kompos dengan perbadingan 1:1.

e. Stek pucuk

Sesuai dengan namanya, stek pucuk ini diambil dari pucuk-pucuk batang

yang masih muda dan masih dalam masa tumbuh. Media yang digunakan merupakan

campuran kompos dengan pasir yang sudah bersih dan bebas dari penyakit. Bisa juga

digunakan media campuran pasir yang sudah bersih, tanah gembur dan sejenis

mineral yang disebut vermikulit.

f. Stek umbi

Page 5: eko tugas 2

Dari sekian banyak umbi-umbian hanya separuh yangnya yang merupakan

tanamanberumbian sebenarnya atau sering disebut bulb. Sedang yang lainnya dapat

digolongkan dalam umbi palsu (corm), umbi batang (tubers), umbi akar (tuberous

root), dan akar batang (rhizomes).

            Faktor yang perlu diperhatikan untuk menunjang keberhasilan stek antara lain

adalah kondisi lingkungan. Fisik dan fisiologi dari bahan yang digunakan sebagai

stek. Suhu dan kelembaban suatu media merupakan faktor lingkungan yang sangat

menentukan keberhasilan stek. Karena ketiga faktor ini mempunyai peranan yang

sangat penting dalam mempertahankan kesegaran stek serta mempengaruhi

pembentukan dan diferensiasi kalus menjadi akar. Stek yang akan digunakan secara

fisik harus sehat, kekar dan pertumbuhan normal. Sedangkan secara fisiologis, stek

harus mengandung cadangan makanan dan hormon tubuh yang cukup untuk

pembentukan akar tunas (Hartmann and Kaster, 1983).

            Hormon alami yang terdapat di dalam jaringan stek pada umumnya kurang

memadai. Selain itu aktivitasnya relatif lambat sehingga tidak dapat langsung

berfungsi dengan cepat untuk menginduksi pembentukan akar. Oleh karena itu

diperlukan penambahan hormon yang berasal dari luar jaringan stek (Nickell, 1982).

            Menyambung adalah menempelkan atau menyambung bagian tanaman ke

bagian lainnya sehingga tercapainya persenyawaan yang membentuk tanaman baru.

Seperti halnya pembiakan vegetatif lainnya, menyambung tidak mengubah susunan

genetis tanaman baru dan sama dengan tanaman induk. Menyambung ditujukan

untuk memperoleh tanaman yang cepat berbuah, memperbaiki bagian tanaman yang

rusak dan untuk memperbaiki sifat batang atas (Jumin, 1994).

            Sedang yang dimaksud dengan sambung pucuk ialah penyatuan pucuk

(bagian atas tanaman) sebagai calon batang atas dengan batang bawah tanaman lain

yang semarga. Sehingga terbentuk tanaman baru yang compatatie (mampu) saling

menyesuaikan diri secara kompleks. Syarat yang harus dipenuhi oleh batang bawah

antara lain ialah : akarnya dalam, sehingga tahan kekeringan, tahan penyakit akar,

tumbuhnya cepat dan bisa bersatu dengan batang atasnya. Sedangkan tanaman yang

akan dijadikan batang atas harus berasal dari tanaman yang sudah terbukti bersifat

unggul (Wijaya, 1985).

Page 6: eko tugas 2

            Grafting atau ent merupakan istilah asing yang sering kita dengar itu,

pengertiannya ialah menggabungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman

yang berbeda sedemikian rupa, sehingga tercapai persenyawaan dan kombinasi ini

akan terus tumbuh membentuk tanaman baru (Wudianto, 1991).

            Grafting dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu (Jumin, 1994):

a.  Approach graft (penyambungan dekat) adalah menyambung dua tanaman yang

masing-masing tanaman masih berhubungan dengan akarnya. Bagian yang

digabungkan antara kedua tanaman itu adalah bagian atas saja. Setelah cukup

berumur barulah salah satu batang bawah dipotong atau sama sekali dibiarkan

terus sampai waktu tertentu.

b. In arching adalah penyambungan (penyusukan) yang masing-masing batang atas

dan bawah tetap berhubungan dengan akarnya. Hal ini untuk memperoleh yang

daya isap haranya tinggi.

c. Detached seron graft adalah batang atas lepas dari akarnya, diperoleh dari

tanaman lain untuk disambung pada tanaman lainnya yang menjadi batang

bawah.

d. Bridge grafting adalah penyambungan yang terbentuk seperti jembatan guna

mengganti kulit yang rusak.

Kondisi siap sambung, baik secara teknis maupun fisiologis banyak

dibentikan oleh kevigoran dan umur batang bawah. Batang  bawah yang vigor akan

lebih cepat mencapai kondisi siap sambung karena memiliki kemampuan

pertumbuhnan yang lebih besar (Copeland, 1976).

Umur batang bawah berkaitan erat dengan kandungan cadangan makanan.

Dengan bertambahnya umur maka semakin banyak cadangan makanan yang

tertimbun dalam jaringan batang yang kandungan cadangan makanan dan hormon

tumbuhnya berimbang (Jawal et al., 1995).

 

III. BAHAN DAN ALAT

A. Bahan

Page 7: eko tugas 2

Tanaman puring (Codiatum variegatum)

Tanaman jeruk (Citrus sp)

Tanaman pedang-pedangan (Sanciviera sp)

B. Alat

Pisau

Plastik

Tali

Polybag

Cuter

Kertas label

 

IV. CARA KERJA

1. Penyambungan Pucuk

            Pada penyambungan pucuk yang pertama dilakukan adalah memilih dua jenis

tanaman Tanaman puring (Codiatum variegatum) yang cabangnya sama besar,

berdaun kecil umtuk scion dan berdaum lebar untuk stock. Memotong bagian pucuk

scion ini sebesar 10-15 cm tergantung besarnya cabamg. Kemudian mengurangi daun

scion dan memotong bagian pangkal scion membentuk huruf V atau membentuk

baji. Membelah stock ke bawah ke bawah (di bagian tengah batang) sepanjang 1-2

cm tergantung besarnya cabang. Setelah itu menyisipkan scion ke dalam stock dan

mengikatnya dengan tali. Dalam mengikat ini tidak boleh terlalu kuat atau kendor.

Bila sudah selesai, barulah membungkusnya dengan plastik untuk mengirangi

transpirasi pada scion.

2. Stek Daun  

Stek daun dilakukan dengan pentiapan daun tanaman pedang-pedangan

(Sanciviera sp) dan media pasir. Memotong daun menjadi 3 bagian (ujung, tengan

dan pangkal). Kemudian menanam bagian stek daun tersebut ke dalam media yang

telah disiapkan. Untuk mempercepat pertumbuhan kita harus menyiram pasir.

Page 8: eko tugas 2

3. Stek Batang

Stek batang dibuat dengan memilih bagian tanaman yang akan dijadikan

bahan stek dengan panjang kira-kira 10-15 cm dengan menyisakan satu daun saja,

memotong bagian pangkalnya dengan sudut kemiringan kira-kira 45º. Untuk

mengurangi ukuran luas daun maka memotong daun hingga tinggal setengah bagian.

Selain tiu disiapkan media tanamnya. Kemudian memasukkan bahan tanam berupa

stek tadi ke dalam sungkup harus selalu dalam keadaan tertutup rapat. Selanjutnya

dilakukan pemeliharaan tanaman dengan menjaga media tanam selalu berada pada

kapasitas lapangan serta memeriksa keberhasilan penyetekkan setelah satu bulan.

Stek yang hidup ditandai dengan tumbuhnya tunas daun dan munculnya akar.

4. Mencangkok

Mencangkok, langkah pertama yang dilakukan yaitu memilih cabang yang

telah dewasa dan bagus untuk dicangkok. Kemudian membuat sayatan pada kulit

cabang sepanjang 4-5 cm. Membuang kulit sayatan hingga kelihatan kayunya dan

membersihkan kambium. Selanjutnya menyiapkan plastik dan tali lalu mengikatkan

plastik pada bagian bawah sayatan dan mengikat bagian atasnya. Yang terakhir

adalah menyiram cangkokan agar tidak kering.

V. HASIL PENGAMATAN

VI. PEMBAHASAN

            Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman yang menggunakan

bagian-bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun. Beberapa cara

perbanyakan vegetatif yang dipergunakan dalam acara I praktikum kali ini adalah

penyambungan dan penempelan (Grafting dan Budding), mencangkok dan

menyetek. Perbanyakan dengan cara ini cukup efektif dalam rangka memperoleh

hasil keturunan yang lebih baik dibandingkan kedua induknya.

Menyambung memiliki beberapa pertimbangan-pertimbangan tertentu,

misalnya kita menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat persis seperti

Page 9: eko tugas 2

induknya. Sifat ini meliputi ketahanannya terhadap hama dan penyakit, rasa buah

(khususnya untuk tanaman buah-buahan), keindahan bunga (untuk tanaman hias).

Karena kita tahu bahwa hasil cangkokan bisa dikatakan hampir seratus persen

menyerupai sifat induknya. Seandainya terdapat penyimpangan sifat, biasanya

disebabkan mutasi gen.

            Dalam mencangkok ada keuntungan dan kerugiannya. Salah satu keuntungan

seperti yang telah disebutkan di muka, yaitu sifat tanaman baru sama dengan

tanaman induk. Selain itu nanti apabila hasil cangkokan ditanam pada tanah yang

permukaan air tanahnya tinggi, cangkokan dapat tumbuh baik. Keuntungan lain

adalah tanaman cepat menghasilkan buah dalam waktu yang relatif singkat. Selain

keuntungan di atas ternyata adapula kerugiannya. Yang pertama adalah cangkok

tidak dapat dilakuakan secara besar-besaran, karena jumlah dahan yang dapat

dicangkok dari sebuah pohon terbatas. Kerugian lain adalah kematian pada

cangkokan tinggi. Yang terakhir adalah waktu yang diperlukan untuk mencangkok

lama (sekitar satu sampai satu setengah bulan jika tidak menggunakan zat

perangsang).

            Cara pencangkokan adalah dengan menyayat batang pohon induknya dengan

membersihkan kambium. Tujuan membersihkan kambium tersebut supaya akar dapat

tumbuh dengan baik. Apabila masih terdapat sisa kambium yang tertinggal maka

mungkin masih ada bagian xylem yang tertinggal sehingga masih ada aliran bahan

makanan sampai ke daun sehingga akar tidak terbentuk. Sedangkan tujuan dari

penyayatan adalah untuk memutus jaringan floem yang mengangkut sari-sari

makanan hasil fotosintesis. Dengan terputusnya jaringan floem maka pada luka

sayatan terjadi penimbunan makanan yang menyebabkan bagian tepi luka menebal

sehingga terbentuk kallus. Kallus ini apabila menyentuh media basah akan

merangsang terbentuknya akar. Karena syarat terbentuknya akar adalah adanya

makanan yang terkumpul di bagian sayatan tersebut yang digunakan untuk

pembentukan akar. Jaringan xylem yang mengangkut air dan garam-garam mineral

dari tanah tetap tidak terputus sehingga batang yang dicangkok tetap mendapat suplai

dari tanaman induk.

Page 10: eko tugas 2

            Setelah luka sayatan kering, bagian luka ditutup dengan kapasitas lapang.

Kemudian dibungkus dengan plastik diikat dengan tali yang rapat supaya lembab.

Kelembaban yang mantap akan sangat membentu pertumbuhan akar. Di samping itu

supaya tanah tidak mudah lepas serta akar yang tumbuh cukup aerasi dan drainase.

            Pada percobaan ini kita menggunakan tanaman Puring (Codiatum

variegatum). Sebelum melakukan pencangkokan, pasti sudah tersirat dalam pikiran

kita untuk menghasilkan bibit cangkokan dari pohon terpilih. Ada beberapa syarat

agar tanaman hasil cangkokan memuaskan. Syarat tersebut antara lain pohon induk

umurnya sudah cukup, tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua. Ciri dari pohon yang

ideal diantaranya adalah jumlah cabang yang memenuhi syarat untuk dicangkok

sudah cukup; pohon induk harus sudah berbunga bagi tanaman hias bunga dan telah

berbuah sedikitnya tiga kali bagi tanaman buah-buahan; mempunyai sifat unggul;

batang halus; batang lurus ke atas; warna kecoklatan, karena pada batang kecoklatan,

kallus penutup luka akan lebih cepat terbentuk dan akar yang keluar juga akan cepat

terbentuk; syarat terakhir  pohon  yang akan dicangkok nampak kuat dan subur serta

tidak terserang hama penyakit yang dapat menggagalkan hasil cangkokan.

            Setelah pemilihan batang induk, kita mengamati cabang yang tepat untuk

bibit cangkokan. Cabang yang baik untuk dicangkok adalah cabang yang ukurannya

tidak terlalu besar, cabang berwarna coklat dan kulitnya mulus. Pemilihan cabang

berukuran kecil bertujuan agar dari tiap pohon induk diperoleh belasan sampai

puluhan cangkokan dan bentuk pohon tidak akan rusak, selain itu jika dipindah di

lapangan akan kecil penguapan airnya.

                Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat dilihat bahwa tingkat

keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cangkok cukup besar, yaitu 66,67 %

untuk tiap-tiap kelompok. Hal ini disebabkan karena:

1. Kebutuhan air yang tercukupi dengan jumlah yang tidak terlalu berlebihan.

2. Kebutuhan cahaya matahari tercukupi. Cahaya matahari ini diperlukan

tumbuhan untuk proses fotosintesis yang hasilnya ditransmisikan ke seluruh jaringan

melalui floem. Pada batang yang dicangkok dihilangkan floemnya menyebabkan zat-

zat hasil fotosintesis tidak dapat sampai ke perakaran tetapi terkumpul pada bagian

Page 11: eko tugas 2

atas cangkok. Cadangan makanan tersebut digunakan tanaman untuk pertumbuhan

akarnya.

3. Curah hujan dan kelembaban yang sesuai.

4. Tanah yang cocok, yaitu bentukan hara yang tersedia bagi tanaman yang

dipengaruhi oleh kelarutan zat hara, pH tanah, tekstur tanah, jumlah bahan organik

yang ada.

5. Pemilihn batang induk yang baik dan memenuhi syarat untuk dicangkok.

6. Perawatan yang baik.

STEK BATANG

            Perbanyakan stek batang adalah  perbanyakan vegetatif dengan cara

memotong batang lalu ditanam pada media tanam yang sesuai dengan jenis

tanamannya. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman jeruk

(Citrus sp).

            Syarat pemilihan batang yaitu batang berumur kurang lebih satu tahun karena

pada cabang yang terlalu tua sangat sulit untuk membentuk akar, sedangkan pada

cabang yang terlalu muda prosos penguapannya terlalu cepat sehingga stek menjadi

lemah dan mati. Ada tidaknya penyakit dalam cabang yang akan kita jadikan stek

juga harus kita perhatikan. Karena  hal ini akan berpengaruh pada hasil stek yang kita

buat. Sebaiknya kita memilih batang yang berwarna hijau, cabang seperti ini

biasanya memiliki kandungan nitrogen dan karbohidrat yang tinggi sehingga

mempercepat petumbuhan akar.

            Untuk pemotongan pada batang yang telah memenuhi syarat sebaiknya

pemotongan ini dibuat miring dengan sudut kemiringan 45° pada bagian atas

maupun bagian bawah. Pemotongan batang secara miring pada bagian atas ditujukan

untuk menjaga agar air yang jatuh dari atas tidak membuat batang busuk dan

pemotongan miring bagian bawah bertujuan untuk memperluas persinggungan antara

batang dengan media tanam. Untuk mengurangi tingginya penguapan pada tanaman

dapat dilakukan mengurangi jumlah daun yang terdapat pada batang yang akan

digunakan untuk stek.

Page 12: eko tugas 2

            Pangkal dipotong miring tersebut kemudian diberi zat pengatur tumbuh agar

pada pangkal batang tersebut nantinya cepat tumbuh akar. Sebelum batang

dimasukkan ke dalam media tanam perlu dibuat lubang pada tanah yang ukurannya

sesuai dengan diameter batang agar zat pengatur tumbuh tetap memempel pada

batang yang distek. Sehingga pada pangkal batang tersebut akan terang sang tumbuh

akar.

            Media tanam yang digunakan yaitu pasir halus. Persentase keberhasilan stek

batang ini adalah 58,43 ± 17 %. Angka ini agak rendah, hal ini karena penyiraman

yang dilakukan tidak teratur. Padahal media pasir memerlukan penyiraman yang

rutin karena dalam keadaan kapasitas lapang pasir mudah kering.

STEK DAUN

                Perbanyakan stek daun adalah perbanyakan vegetatif dengan cara

memotong daun tanaman menjadi beberapa bagian, lalu ditanam pada media tanam.

Potongan tersebut kemudian akan menjadi tanaman baru.

            Cara perkembangbiakan ini banyak diterapkan pada tanaman hias, terutama

tanaman hias sukulen, daunnya tebal berdaging dan kandungan airnya tinggi.

            Daun yang dipilih untuk stek ini harus yang telah cukup umurnya, dengan

demikian mempunyai kandungan karbohidrat cukup tinggi. Warna dari daun juga

dipilih yang hijau segar hal ini karena daun yang berwarna kekuningan menandakan

daun itu kekurangan Nitrogen yang akan sulit dalam membentuk perakaran.

            Dalam percobaan ini menggunakan daun tanaman lidah mertua (Sanciviera

sp). Penyetekan dilakukan dengan memilih daun tanaman yang memenuhi syarat dan

memotong menjadi tiga bagian, yaitu ujung, tengah dan pangkal. Dalam pemotongan

diusahakan dilakukan satu kali iris stiap potongnya untuk menghindari terjadinya

kontaminasi.

            Setelah dipotong ditancapkan pada media tanam yang telah disiapkan. Media

tanam yang digunakan adalah pasir halus yang mampu memberikan aerasi yang

cukup, mempunyai drainase yang baik dan  beresiko kecil terkena jamur dan bakteri.

            Hasil percobaan menunjukkan persentase keberhasilan stek daun ujung 58,33

±32 %, stek daun tengah 75 ± 17 %, stek daun upangkal 91,67 ± 17%. Persentase

Page 13: eko tugas 2

keberhsilan stek daun ini cukup tinggi debandingkan dengan perbanyakan vegetatif

lainnya. Stek daun ini disimpan pada tempat yang lembab dan teduh yang terhindar

dari sinar matahari. Pada polybag diberi sungkup plastik yang fungsinya untuk

mengurangi transpirasi dan agar terhindar dari sinar matahari..

            Pada prinsipnya cara perbanyakan tanaman dengan stek daun sama dengan

cangkok yaitu tanpa usaha untuk memperbaiki sifat sehingga diperoleh tanaman

dengan sifat sma dengan induknya. Keuntungan metode ini adalah bahan yang

digunakan sedikit tetapi dapat diperoleh bibit tanaman dalam jumlah banyak dan

caranya tidak begitu rumit sehingga mudah dilakukan oleh siapa pun.

SAMBUNG PUCUK

            Sambung pucuk yang dilakukan dalam acara ini termasuk dalam “top

grafting” yaitu penyatuan pucuk (bagian atas tanaman” sebagai calon batang atas

dengan batang bawah tanaman lain yang masih satu marga sehingga membentuk

tanaman baru yang dapat menyesuaikan diri secara kompleks.

            Bahan yang digunakan dalam percobaan ini  adalah tanaman puring

(Codiatum variegatum). Pertama-tama dipilih dua tanaman puring yang berbeda jenis

tetapi besar batang hampir sama. Kemudian dilakukan pemotongan batang bawah

sebagai stock dn membelah tengah-tengah batang. Pangkal batang lain sebagai scion

membentuk heruf “V” dan menyisipkan scion pada stock. Pada persambungan diikat

dengan tali yang bertujuan agar air tidak masuk di antara sisipan. Pada bagian scion

dilakukan pengurangan jumlah daun untuk mengurangi penguapan. Kemudian pada

bagian scion diberi sungkup plastik hingga menutupi penyambungan untuk

memperkecil resiko kegagalan dan memberi lubang pada plastik agar aerasi udara

tetap berjalan.

            Dari hasil percobaan diperoleh persentase keberhasilan sambung pucuk

adalah 8,33 ± 14 %. Ketidakberhasilan pada sambung pucuk ini disebabkan

ketidaksesuaian antara scion dan stock sehingga memungkinkan air masuk di sela-

sela penyambungan yang menyebabkan rusaknya jaringan akibat sayatan. Pada

batang bawah perakarannya juga kurang dalam sehingga terjadi kekeringan.

Page 14: eko tugas 2

VII. KESIMPULAN

1. Perbanyakan vegetatif yang bertujuan untuk mendapatkan hasil, yaitu

kualitas dan sifat-sifat tanaman yang sama dengan induknya dapat dilakukan

dengan cara stek batang, stek daun dan cangkok.

2. Untuk mendapatkan hasil yang beragam dan meningkatkan sifat-sifat

unggul tanaman dapat dilakukan dengan sambung pucuk (grafting).

3. Persentase keberhasilan stek batang adalah 58,34 %± 17%

4. Persentase keberhasilan sambung pucuk (grafting) adalah 8,33 % ± 14 %

5. dalam perbanyakan vegetatif umur tanaman lebih singkat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1984. Beberapa Cara Perbanyakan Vegetatif. Departemen Pertanian Balai Informasi

Pertanian. Ungaran. 92p.

Hadiati, S. 1994. Interaksi Antara Beberapa Macam Batang Bawah dan Batang Atas Pada

Pembibitan Rambutan (Nepheliumlappaceum L.). Penelitian Holtikultura 6 (3):1-11.

Jawal et al., 1995. Pengaruh Umur dan Varietas Batang Bawah Terhadap Keberhasilan Sambung

Mini Mangga Arum Manis. Penelitian Holtikultura 7(1):34-44.

Jumin, Hasan. Basri, 1994, Dasar-Dasar Agronomi, PT. Raja Garfindo, Jakarta. 140p

Sugito, L., Jawal. M., Wijaya. 1991.  Pengaruh IBA dan Pengeratan Terhadap Keberhasilan Stek

Rambutan Binjai. Penelitian Holtikultura 4 (2):1-8.

Sutiyoso, Y. 1995. Mencangkok Pohon Buah. Trubus. XVI(187):192p.

Wijaya. 1985. Sambung Pucuk Untuk Tanaman Buah. Trubus. XVI(185):192p.

Wudianto. Rini, 1991.  Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta. 150p.

Page 15: eko tugas 2