Hamdi Eko Putranto (12908026) - Rehabilitasi Terumbu Karang Di Daerah Pesisir (Tugas Makalah...

download Hamdi Eko Putranto (12908026) - Rehabilitasi Terumbu Karang Di Daerah Pesisir (Tugas Makalah Manajemen Pesisir)

of 21

Transcript of Hamdi Eko Putranto (12908026) - Rehabilitasi Terumbu Karang Di Daerah Pesisir (Tugas Makalah...

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    0 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    REHABILITASI TERUMBU KARANG

    DI DAERAH PESISIR

    MANAJEMEN PESISIR

    Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan OS3003 Manajemen Pesisir

    Program Sarjana Oseanografi

    Oleh:

    HAMDI EKO PUTRANTO

    12908026

    PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

    FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2011

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    1 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    ABSTRAK

    Terumbu karang adalah salah satu sumber daya kelautan yang memiliki ciri khasnya

    tersendiri dalam menarik perhatian manusia maupun makhluk hidup lainnya. Namun daya

    tarik ini sering menjadi hal yang menyebabkan terumbu karang dieksploitasi secara berlebihan

    sehingga dapat menyebabkan kematian bagi terumbu karang dan juga makhluk hidup lain

    yang hidup di ekosistem tersebut.

    Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk merehabilitasi terumbu karang yang

    sudah terlanjur rusak maupun menjaga terumbu karang agar tidak menjadi rusak, diantaranya

    adalah dengan melakukan transplantasi, biorock, melakukan kampanye penyelamatan dan juga

    melakukan pengelolaan sumber daya kelautan berbasis masyarakat. Diharapkan dengan

    melakukan hal-hal tersebut, dapat meningkatkan kualitas terumbu karang di Indonesia.

    Kata kunci: Terumbu Karang, Transplantasi, Biorock, Kampanye Penyelamatan,dan

    Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Berbasis Masyarakat.

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    2 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK 1

    DAFTAR ISI 2

    BAB I PENDAHULUAN 3

    1.1 Latar Belakang 3

    1.2 Tujuan 4

    BAB II PEMBAHASAN 5

    2.1 Terumbu Karang 5

    2.2 Manfaat Terumbu Karang 9

    2.3 Kerusakan Terumbu Karang 9

    2.4 Rehabilitasi Terumbu Karang 11

    2.4.1 Transplantasi Terumbu Karang 11

    2.4.2 Biorock 14

    2.4.3 Kampanye Penyelamatan 16

    2.4.4 Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Berbasis Masyarakat 16

    BAB III ANALISIS 18

    BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 19

    3.1 Kesimpulan 19

    3.2 Saran 19

    DAFTAR PUSTAKA 20

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    3 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Wilayah pesisir yang merupakan sumber daya potensial di Indonesia, yang merupakan suatu

    wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Sumber daya ini sangat besar yang didukung oleh

    adanya garis pantai sepanjang sekitar 81.000 km. Garis pantai yang panjang ini menyimpan

    potensi kekayaan sumber alam yang besar. Potensi itu diantaranya potensi hayati dan non

    hayati. Potensi hayati misalnya: perikanan, hutan mangrove, dan terumbu karang, sedangkan

    potensi nonhayati misalnya: mineral dan bahan tambang serta pariwisata.

    Terumbu karang (coral reefs) adalah suatu ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun

    terutama oleh biota laut penghasil kapur khususnya jenis-jenis karang batu dan algae berkapur.

    Ekosistem terumbu karang mempunyai manfaat yang bermacam-macam, yakni sebagai tempat

    hidup bagi berbagai biota laut tropis lainnya sehingga terumbu karang memiliki

    keanekaragaman jenis biota yang sangat tinggi dan sangat produktif, dengan bentuk dan warna

    yang beraneka ragam, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber bahan makanan dan daerah

    tujuan wisata, selain itu juga dari segi ekologi terumbu karang berfungsi sebagai pelindung

    pantai dari hempasan ombak.

    Keberadaan terumbu karang sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan baik yang bersifat

    fisik maupun kimia. Pengaruh itu dapat mengubah komunitas karang dan menghambat

    perkembangan terumbu karang secara keseluruhan. Kerusakan terumbu karang pada dasarnya

    dapat disebabkan oleh faktor fisik, biologi dan karena aktivitas manusia.

    Oleh karena itu, perlu adanya suatu cara untuk menjaga kelestarian daerah terumbu karang

    agar habitat terumbu karang tetap terjaga dan apabila sudah terlanjur rusak, perlu diketahui

    bagaimana cara yang tepat untuk mengetahui cara untuk merehabilitasinya.

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    4 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    1. 2. Tujuan

    Tujuan dari makalah ini adalah untuk melihat bagaimana sumberdaya pesisir yaitu dan

    bagaimana cara menjaganya dan bagaimana cara yang tepat untuk melakukan rehabilitasi

    terumbu karang apabila sudah terlanjur mengalami kerusakan, diharapkan juga makalah ini

    bisa menjadi acuan dalam pengelolaan wilayah pesisir khususnya terumbu karang.

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    5 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Terumbu Karang

    Karang tergolong dalam dalam jenis mahluk hidup (hewan) yaitu sebagai individu organisme

    atau komponen dari masyarakat hewan. Terumbu karang (coral reefs) sebagai suatu ekosistem

    termasuk dalam organisme-organisme karang. Terumbu karang (coral reefs) merupakan

    masyarakat organisme yang hidup di dasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur

    (CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut. Terumbu karang terbentuk dari

    endapan-endapan masif kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk

    terumbu (karang hermatipik) dari filum Coridaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis

    dengan zooxantellae dan sedikit tambahan alga berkapur serta organisme lain yang

    menyereksi kalsium karbonat. Karang hermatipik (Hermatypic corals) yang bersimbiosis

    dengan alga melaksanakan fotosintesis, sehingga peranan cahaya sinar matahari penting sekali

    bagi Hermatypic corals.

    Gambar 1. Terumbu Karang

    (Sumber: http://2.bp.blogspot.com/)

    Hermatypic corals biasanya hidup di perairan pantai/laut yang cukup dangkal di mana

    penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan, selain itu untuk hidup lebih baik

    binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-32 oC. Terumbu

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    6 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    karang juga cenderung lebih memilih hidup di daerah yang perairannya jernih dibandingkan

    dengan daerah yang keruh, hal ini disebabkan perairan yang jernih lebih mudah dimasuki

    cahaya sehingga alga yang bersimbiosis dengan karang dapat melakukan proses fotosintesisi

    dengan lebih optimal.

    Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena

    cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang

    dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut

    tidak bersimbiosis dengan zooxanthellae dan tidak membentuk karang. Terumbu karang

    merupakan ekosistem yang amat peka dan sangat sensitif. Jika diambil salah satu bagian dari

    terumbu karang maka hal tersebut dapat berakibat fatal dan dapat merusak keutuhan dari

    terumbu karang.Jangankan Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh

    hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Sebagai ekosistem terumbu karang sangat

    kompleks dan produkstif dan keanekaraman jenis biota yang amat tinggi. Variasi bentuk

    pertumbuhannya di Indonesia sangat kompleks dan luas sehingga bisa ditumbuhi oleh jenis

    biota lain.

    Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang efisien karena

    mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien (oligotrofik). Beberapa terumbu

    karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Polip-polip

    penyusun terumbu karang yang terletak pada bagian atas terumbu karang dapat menangkap

    makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis.

    Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang merupakan tiga eksosistim penting di daerah

    pesisir. Hutan bakau dan padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam

    melindungi pantai dari ancaman abrasi dan erosi serta tempat pemijahan bagi hewan-hewan

    penghuni laut lainnya. Terumbu karang merupakan rumah bagi banyak mahkluk hidup laut.

    Diperkirakan lebih dari 3.000 spesies dapat dijumpai pada terumbu karang yang hidup di Asia

    Tenggara. Terumbu karang lebih banyak mengandung hewan vertebrata.

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    7 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    Beberapa jenis ikan seperti ikan kepe-kepe dan betol menghabiskan seluruh waktunya di

    terumbu karang, sedangkan ikan lain seperti ikan hiu atau ikan kuwe lebih banyak

    menggunakan waktunya di terumbu karang untuk mencari makan. Udang lobster, ikan

    scorpion dan beberapa jenis ikan karang lainnya diterumbu karang bagi mereka adalah sebagai

    tempat bersarang dan memijah. Terumbu karang yang beraneka ragam bentuknya tersebut

    memberikan tempat persembunyian yang baik bagi ikan yang hidup didalamnya. Di dalam

    terumbu karang hidup banyak jenis ikan yang warnanya indah. Indonesia memiliki lebih dari

    253 jenis ikan hias laut. Bagi masyarakat pesisir terumbu karang memberikan manfaat yang

    besar , selain mencegah bahaya abrasi mereka juga memerlukan ikan, kima, kepiting dan

    udang barong yang hidup di dalam terumbu karang sebagai sumber makan dan mata

    pencaharian mereka.

    Ekosistem terumbu karang dikatakan buruk apabila mempunyai karang hidup sebesar 0 24,9

    %, sedangkan apabila tutupan karang hidup 25 49,9 % dapat dikatakan bagus. Apabila

    tutupan karang hidup 50 74,9 % dapat dikatakan sangat bagus apabila mempunyai tutupan

    karang hidup > 75 %.

    Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan

    alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya.Diperkirakan luas terumbu

    karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas

    dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia. Contohnya adalah

    ekosistem terumbu karang di perairan Maluku dan Nusa Tenggara. Indonesia merupakan

    tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang dunia dan merupakan negara yang kaya akan

    keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

    Berdasarkan letaknya, terumbu karang terbagi 4 bagian yaitu :

    1. Terumbu karang tepi

    Terumbu karang tepi atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan

    paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi

    berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Contoh: Bunaken (Sulawesi),

    Nusa Dua (Bali), dan Pulau Panaitan (Banten)

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    8 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    2. Terumbu karang penghalang

    Gambar 2. Terumbu Karang Penghalang

    (Sumber: http://4.bp.blogspot.com/)

    Terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja

    jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.52 km ke

    arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Contoh : Batuan

    Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), dan Kepulauan

    Banggai (Sulawesi Tengah).

    3. Terumbu karang cincin

    Gambar 3. Terumbu Karang Cincin

    (Sumber: http://1.bp.blogspot.com)

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    9 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    Terumbu karang cincin atau Attols merupakan terumbu karang yang berbentuk cincin dan

    berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di

    Samudra Atlantik. Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari

    pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.

    4. Terumbu karang datar/gosong

    Terumbu karang datar atau gosong (patch reefs), kadang-kadang disebut juga sebagai pulau

    datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam

    kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan

    berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh:

    Kepulauan Ujung Batu (Aceh) dan Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) .

    2.2 Manfaat Terumbu Karang

    Manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu :

    1. Manfaat langsung

    Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah :

    Sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti

    ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,

    Pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.

    Penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.

    2. Manfaat tidak langsung

    Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah sebagai penahan abrasi

    pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman

    hayati.

    2.3 Kerusakan Terumbu Karang

    Kerusakan ekosistem terumbu karang tidak terlepas dari aktivitas manusia baik di daratan

    maupun pada ekosistem pesisir dan lautan. Kegiatan manusia di daratan seperti industri,

    pertanian, rumah tangga akhirnya dapat menimbulkan dampak negatif bukan saja pada

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    10 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    perairan sungai tetapi juga pada ekosistem terumbu karang atau pesisir dan lautan. Sebagian

    besar (80 %) bahan pencemar yang ditemukan di laut berasal dari kegiatan manusia di daratan

    (land basic activities). Sebagai contoh kegiatan pengolahan pertanian dan kehutanan (upland)

    yang buruk tidak saja merusak ekosistem sungai melalui banjir dan erosi tetapi juga akan

    menimbulkan dampak negatif pada perairan pesisir dan lautan.

    Melalui penggunaan pupuk anorganik dan pestisida dari tahun ke tahun yang terus mengalami

    peningkatan telah menimbulkan masalah besar bagi wilayah pesisir dan lautan. Pada tahun

    1972 penggunaan pupuk nitrogen untuk seluruh kegiatan pertanian di Indonesia tercatat

    sekitar 350.000,- ton, maka pada tahun 1990 jumlah tersebut meningkat menjadi 1.500.000,-

    ton. Total penggunaan pestisida (insektisida) pada tahun 1975 sebesar 2.000 ton, kemudian

    pada tahun 1984 mencapai 16.000,- ton.

    Gambar 4. Kerusakan Terumbu Karang

    (Sumber: http://1.bp.blogspot.com/)

    Di pesisir dan lautan, kegiatan manusia seperti penambangan karang dengan atau tanpa bahan

    peledak, pengerukan di sekitar terubu karang, penangkapan ikan dengan bahan peledak lalu

    lintas pelayaran, pertambakan dan lainnya telah menimbulkan masalah besar bagi kerusakan

    terumbu karang. Sebagai contoh kegiatan pelayaran di Teluk Jakarta, Selat Malaka, Semarang,

    Surabaya, Lhokseumawe dan Balikpapan sudah memprihatinkan. Konsentrasi logam berat Hg

    di perairan Teluk Jakarta pada tahun 1977-1978 berkisar antara 0,002-0,35 ppm

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    11 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    Secara umum, aktivitas manusia yang dapat merusak ekosistem terumbu karang diantaranya

    adalah sebagai berikut:

    membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut

    membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja

    dapat membunuh terumbu karang

    pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak

    pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.

    pengunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut

    residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.

    membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang

    yang berada di bawahnya.

    terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.

    penambangan

    pembangunan pemukiman

    reklamasi pantai

    polusi

    penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan

    2.4 Rehabilitasi Terumbu Karang

    2.4.1 Transplantasi Terumbu Karang

    Salah satu cara dalam merehabilitasi terumbu karang yang sudah rusak adalah dengan

    melakukan transplantasi terumbu karang. Transplantasi karang merupakan salah satu upaya

    rehabilitasi terumbu karang yang semakin terdegradasi melalui pencangkokan atau

    pemotongan karang hidup yang selanjutnya ditanam di tempat lain yang mengalami kerusakan

    atau menciptakan habitat baru. Teknik ini semakin populer baik di pihak pemerintah maupun

    di kalangan masyarakat.

    Transplantasi karang dapat dilakukan untuk berbagai tujuan yaitu :

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    12 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    Untuk pemulihan kembali terumbu karang yang telah rusak

    Untuk pemanfaatan terumbu karang secara lestari (perdagangan karang hias)

    Untuk perluasan terumbu karang

    Untuk tujuan pariwisata

    Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan status terumbu karang

    Untuk tujuan perikanan

    Terumbu karang buatan

    Untuk tujuan penelitian.

    Tercatat hampir seluruh dinas perikanan kota maupun provinsi di Indonesia yang memiliki

    kawasan terumbu karang dan mulai rusak mempunyai program rehabilitasi karang melalui

    teknik transplantasi karang.

    Gambar 5. Transplantasi terumbu karang

    (Sumber: http://1.bp.blogspot.com)

    Seiring dengan berjalannya kegiatan ini di lapangan, telah muncul beberapa persepsi yang

    cenderung salah kaprah mengenai teknik transplantasi karang tersebut. Program rehabilitasi

    yang tidak didukung dengan sosialisasi mengenai pentingnya terumbu karang membuat

    program rehabilitasi ini diartikan sebagai salah satu cara yang paling efektif atau bahkan

    sebagai satu-satunya cara yang efektif untuk merehabilitasi karang. Sehingga teknik ini

    menjadi populer dan muncul persepsi di masyarakat bahwa jika terumbu karang mulai rusak

    maka saatnya dilakukan transplantasi karang. Beberapa kasus terjadi ketika nelayan sadar

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    13 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    bahwa tangkapan ikan karangnya mulai menurun, dan mereka menganggap bahwa

    transplantasi karang dapat mengembalikan stok ikan karang dengan cepat. Di sisi lain praktik

    perikanan yang tidak lestari masih terus berlangsung. Padahal kegiatan tersebut merupakan

    faktor utama yang menyebabkan kerusakan karang yang pada akhirnya stok ikan karang pun

    menurun. Sehingga usaha-usaha perlindungan kawasan menjadi pilihan yang tidak populer

    dan menurut mereka cenderung merugikan karena adanya pembatasan mengenai penggunaan

    alat tangkap maupun pembatasan fishing ground.

    Persepsi yang telah terbentuk terjadi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang

    arti pentingnya terumbu karang. Kurangnya proses kesadaran masyarakat terhadap esensi dari

    transplantasi yang telah mengakibatkan salah persepsi di kalangan masyarakat mengenai

    transplantasi. Karena di sisi teknik transplantasi tersebut mempunyai manfaat yang sangat

    besar bagi keberlangsungan ekosistem terumbu karang Indonesia di masa yang akan datang

    jika dilakukan pada sasaran yang tepat. Diantaranya:

    Transplantasi karang untuk tujuan pariwisata. Beberapa manfaat yang dapat diambil

    adalah peningkatan awareness kepada pihak yang terlibat langsung dengan ekosistem

    terumbu karang. Teknik ini biasanya di lakukan dengan memadukan unsur konservasi

    dengan artistik.

    Transplantasi karang untuk tujuan meningkatkan kepedulian terumbu karang,

    meningkatkan rasa memiliki dan kesiapan untuk melindungi sumber daya terumbu

    karang. Transplantasi yang melibatkan masyarakat nelayan yang sudah menyadari

    dampak negatif yang dideritanya akibat rusaknya terumbu karang di sekitarnya.

    Kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya terumbu karang

    terhadap mata pencahariannya di masa yang akan datang, sehingga masyarakat nelayan

    akan dengan sadar melindungi terumbu karang dari kerusakan.

    Transplantasi untuk penelitian.

    Pemanfaatan terumbu karang secara lestari / perdagangan karang hias.

    Kegiatan perdagangan karang hias di Indonesia merupakan salah satu industri yang

    mempunyai potensi. Tetapi aktivitas ini mempunyai resiko yang bisa menyebabkan kerusakan

    karang apabila karang yang dijual diambil langsung dari alam. Transplantasi karang

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    14 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    merupakan alternatif untuk mengurangi resiko kerusakan karang tanpa menghentikan salah

    satu mata pencaharian nelayan Indonesia.

    2.4.2 Biorock

    Biorock adalah suatu proses deposit elektro mineral di dalam laut yang baisa juga disebut

    akresi mineral. Pada tahun 1974 teknnlogi ini dikembangkan oleh Prof. Wolf H. Hilbertz,

    seorang arsitek berkebangsaan Jerman. Teknologi ini awalnya dikembangkan untuk

    mendapatkan bahan bangunan jenis baru. Tapi pada tahun 1988, Prof. Wolf H. Hilbertz

    bertemu dengan ahli ekologi karang, Dr. Thomas J. Goreau dan mendirikan Global Coral Reef

    Alliance (GCRA) dan mulai melakukan riset untuk mengembangkan teknologi biorock dengan

    focus pada perkembangbiakan, pemeliharaan, dan restorasi terumbu karang serta struktur

    proteksi pesisir.

    Biorock bekerja menggunakan proses elektrolisis air laut, yaitu dengan meletakkan dua

    elektroda di dasar laut dan dialiri dengan listrik tegangan rendah yang aman sehingga

    memungkinkan mineral pada air laut mengkristal di atas elektroda. Biorock dibentuk dengan

    menggunakan struktur ram besi non-galvanisasi sebagai katoda dan karbon, timah atau

    titanium sebagai anoda. Saat dialiri listrik, struktur biorock ini menimbulkan reaksi elektrolitik

    yang mendorong pembentukan mineral di struktur katoda. Mineral yang mengendap adalah

    kalsium karbonat dan magnesium hidroksida. Kedua mineral ini penting karena merupakan

    struktur dasar dari terumbu karang. Karena pengakresian mineral yang terjadi secara cepat,

    bibit terumbu karang yang ditanamkan ke struktur biorock dapat tumbuh secara cepat.

    Endapan mineral ini juga melekatkan struktur dengan dasar laut dan memperkuat struktur.

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    15 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    Gambar 6. Biorock

    (Sumber: http://www.biorock.net/IBU_KARANG_4.jpg)

    Dilihat dari proses pembentukan deposit mineralnya, akresi mineral bukanlah suatu reaksi

    oksidasi langsung seperti elektroplatting, tetapi merupakan suatu proses yang tidak langsung,

    dimana pengendapan mineral terjadi karena suatu hasil sampingan dari perubahan pH di

    sekitar katoda ketika terjadi proses elektrolisis pada air laut. Ketika klorin dan oksigen

    terkumpul di sekitar anoda, maka mineral magnesium dan kalsium yang melimpah di air laut

    akan mengendap di katoda.

    Ada beberapa alternatif sumber tenaga yang digunakan untuk menjalankan sistem ini, baik

    dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga matahari (solar cell), pembangkit listrik

    tenaga pasang surut, generator, aki maupun listrik rumah tangga. Tenaga yang digunakan

    adalah arus DC dengan kisaran antara 1-24 Volt. Pada beberapa penelitian digunakan

    tegangan dengan kisaran 6-12 Volt

    Indonesia telah melakukan upaya rehabilitasi terumbu karang dengan teknologi ini sejak

    tahun 2000, yaitu di daerah Pemuteran Bali. Kegiatan ini dipelopori oleh Karang Lestari

    Pemuteran bekerjasama dengan dive shop, pengelola hotel, restoran, para nelayan dan para

    ilmuan yang memilki kepedulian tinggi terhadap kelestarian terumbu karang. Struktur Biorock

    yang dipasang di Pemuteran berjumlah 22 struktur dengan bentuk yang sama seperti struktur

    yang ada di pulau Kwadule, Kuna Yala, Panama. Struktur ini ditempatkan pada kedalaman

    120 kaki.

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    16 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    Biorock di Pemuteran Bali memiliki tingkat keberhasilan paling tinggi dari 19 negara lain

    yang juga menerapkan metode biorock ini, oleh karena itu Biorock di Pemuteran telah 5 kali

    meraih penghargaan baik lokal maupun internasional. Kunci keberhasilan Biorock di

    Pemuteran Bali adalah karena keterlibatan dari berbagai pihak terutama masyarakat sekitar

    terutama kelompok nelayan dan Pecalang laut (polisi desa/adat).

    Keberhasilan penerapan biorock di daerah Pemuteran, Bali dapat menjadi tolak ukur bagi

    rehabilitasi situs-situs terumbu karang lain di seluruh Indonesia. Sayangnya teknologi biorock

    ini masih dalam masa paten dan masih sedikit diterapkan sehingga biayanya relatif mahal.

    Rata-rata suatu struktur biorock memerlukan biaya perawatan sekitar 5 juta per bulan. Untuk

    ke depan, diharapkan biorock dapat menjadi teknologi tepat guna yang bebas diterapkan oleh

    masyarakat pesisir untuk melestarikan terumbu karang mereka.

    2.4.3 Kampanye Penyelamatan

    Melalui kampanye penyelamatan yang dilakukan di wilayah terumbu karang hidup,

    diharapkan keadaan masyarakat dan pemerintah terhadap arti penting dan nilai strategis

    terumbu karang terutam adi Indonesia akan meningkat. Program kampanye-kampanye untuk

    menjaga kelestarian terumbu karang saat ini sudah banyak dilakukan, salah satunya adalah

    dengan menisiasi adanya daerah Coral Triangle Initiative (CTI) yang mencakup daerah di

    Indonesia, Filipina, Australia dan New Guinea.

    2.4.4 Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Berbasis Masyarakat

    Pengelolaan sumberdaya kelautan berbasis masyarakat merupakan salah satu strategi

    pengelolaan yang dapat meningkatkan efisiensi dan keadilan dalam pemanfaatan dan

    pengelolaan sumberdaya alam. Selain itu strategi ini dapat membawa efek positif secara

    ekologi dan sosial. Pengelolaan sumberdaya alam khususnya sumberdaya kelautan berbasis

    komunitas lokal sangatlah tepat diterapkan, selain karena efeknya yang positif juga mengingat

    komunitas lokal memiliki keterikatan yang kuat dengan daerahnya sehingga pengelolaan yang

    dilakukan akan diusahakan demi kebaikan daerahnya dan tidak sebaliknya. Seiring trend di

    dunia yang sedang giat-giatnya mengupayakan penguatan institusi lokal dalam pengelolaan

    laut (pesisir).

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    17 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    Laut tidak semata merupakan sebuah sistem ekologi, tetapi juga sistem sosial. Karena itu,

    pengembangan kelautan dengan memperhatikan sistem ekologi-sosial mereka yang khas

    menjadi penting. Kuatnya institusi lokal di pesisir merupakan pilar bangsa bahari. Bila mereka

    berdaya, aturan lokal mereka bisa melengkapi kekuatan hukum formal, mereka bisa menjadi

    pengawas laut yang efektif, menjadi pengelola perikanan lokal karena didukung pengetahuan

    lokal (traditional ecological knowledge) serta pendorong tumbuhnya ekonomi pesisir.

    Pengelolaan sumberdaya kelautan berbasis Masyarakat ini bukanlah sesuatu yang baru bagi

    masyarakat. Sejak dahulu, komunitas lokal memiliki suatu mekanisme dan aturan yang

    melembaga sebagai aturan yang hidup di masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam

    termasuk di dalamnya sumberdaya kelautan. Hukum tidak tertulis ini tidak saja mengatur

    mengenai aspek ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya kelautan, namun juga mencakup

    aspek pelestarian lingkungan dan penyelesaian sengketa.

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    18 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    BAB III

    ANALISIS

    Dari pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan

    rehabilitasi terumbu karang di daerah pesisir dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dengan

    adanya beberapa pilihan tersebut, maka hanya perlu dipilih cara mana yang paling cocok

    dengan keadaaan terumbu karang di suatu daerah juga dengan mempertimbangkan

    sumberdaya manusia maupun modal dan ketersediaan alat.

    Masyarakat dan pemerintah memiliki peran yang sama pentingnya dalam menjaga kelestarian

    terumbu karang di daerah pesisir. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk membuat

    regulasi atau aturan-aturan yang dapat menjaga daerah terumbu karang dari kerusakan-

    kerusakan yang diakibatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan juga dituntut

    harus terus melakukan pengawasan secara terus menerus dan memberikan hukuman yang

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku terhadap pelanggaran terhadap regulasi tersebut.

    Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan penyuluhan ataupun sosialisasi, pendidikan

    mengenai cara menjaga kelestarian terumbu karang seperti melakukan transplantasi ataupun

    membuat biorock sederhana, sehingga jumlah masyarakat tradisional yang belum mengetahui

    pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang dapat berkurang secara signifikan.

    Masyarakat juga berperan dalam menjaga kelestarian terumbu karang di daerah pesisir. Peran

    masyarakat menjadi penting karena masyarakat daerah pesisir sering bersinggungansecara

    langsung maupun tidak langsung dengan terumbu karang di daerah pesisir. Masyarakat dapat

    berperan dalam menjaga kelestarian terumbu karang mulai dari hal-hal kecil dan sederhana

    seperti tidak melakukan pencemaran lingkungan, tidak melakukan penangkapan ikan

    menggunakan racun atau bom yang juga dapat merusak ekosistem terumbu karang, dan tidak

    mengambil terumbu karang untuk dijadikan bahan bangunan.

    Intinya adalah, dalah menjaga kelestarian terumbu karang, semua pihak harus berperan aktif

    dan tidak saling tuduh menuduh siapa yang ahrus bertanggungjawab menjaga terumbu karang

    yang ada di daerah pesisir.

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    19 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    3.1 Kesimpulan

    Terumbu karang merupakan sumber daya perlu dijaga kelestariannya agar tidak semakin rusak

    seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu perlu adanya upaya-upaya yang dilakukan agar

    kualitas terumbu karang di Indonesia tetap terjaga.

    Hal yang dapat dilakukan dalam merehabilitasi karang yang mengalami kerusakan diantaranya

    adalah

    Transplantasi terumbu karang

    Biorock

    Kampanye Penyelamatan

    Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Berbasis Masyarakat

    Diharapkan dengan dilakukannya hal-hal di atas dapat mereduksi jumlah kerusakan terumbu

    karang d Indonesia dan juga dapat meningkatan kualitas karang di Indonesia.

    3.2 Saran

    Dalam menjaga kelestarian terumbu karang, agar hasil yang dicapai menjadi maksimal, perlu

    adanya suatu sistem dimana semua lapisan atau golongan masyarakat ikut berperan aktif

    dalam hal ini.

    Tidak bisa jika hanya mengandalkan masyarakat pesisir, pemerintah daerah, ataupun

    organisasi sosial saja. Karena, jika hanya ada satu golongan saja yang menjaga daerah

    terumbu karang, hal tersebut akan menjadi percuma karena golongan lainnya berpotensi untuk

    merusak daerah tersebut.

    Oleh karena itu, pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinngi berhak dan berkewajiban

    untuk mengatur masyarakat dalam menjaga kelestarian terumbu karang, dan juga membuat

    regulasi yang dapat melindungi daerah terumbu karang di Indonesia.

  • Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

    20 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

    DAFTAR PUSTAKA

    Yuniarti, M. S., 2007. Pengelolaan Wilayah Pesisir di Indonesia (Studi Kasus : Pengelolaan

    Terumbu Karang Berbasis Masyarakat di Kepulauan Riau), Makalah, Fakultas Perikanan

    dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjajaran, Jatinagor.

    http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2090461-terumbu-karang-merupakan-ekosistem-

    penting/

    http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang

    http://www.facebook.com/note.php?note_id=390042204652

    http://monruw.wordpress.com/tag/biorock/

    http://dewabthara.wordpress.com/2010/05/31/biorock-coral/

    http://tps41.blogspot.com/2011/05/biorock-akresi-mineral-terumbu-karang.html

    http://www.lini.or.id/id/yang-dapat-anda-lakukan/rehabilitasi-karang-berbasis-masyarakat

    https://teknologitinggi.wordpress.com/

    http://ruangberkas.com/artikel_selengkapnya.php?no_id=171&judul=Segitiga+Koral%2C+Jantung+D

    unia

    http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Rehabilitasi%20Terumbu%20Karang%20dengan%20

    Merintis%20Daerah%20Perlindungan%20Laut%20(Marine%20Protect%20Area)%20Berbasis%20

    Masyarakat,%20Solusi%20dari%20Tidak%20Efektifnya%20Terumbu%20Karang%20Buatan&&no

    morurut_artikel=382

    http://2.bp.blogspot.com/

    http://4.bp.blogspot.com/

    http://1.bp.blogspot.com/

    http://www.biorock.net/IBU_KARANG_4.jpg