Eko Islam Jos

28
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada tiga sistem ekonomi yang dikenal di dunia, yakni sistem ekonomi sosialis/komunis, sistem ekonomi kapitalis, dan sistem ekonomi islam. Dan masing – masing sistem ini mempunyai karakteristik tersendiri. Yang Pertama yaitu sistem ekonomi sosialis/komunis. Paham ini muncul sebagai akibat dari paham kapitalis yang mengekploitasi manusia, sehingga negara ikut campur cukup dalam dengan perannya yang dangat dominan. Akibatnya adalah tidak adanya kebebasan dalam melakukan aktivitas ekonomi bagi individu – individu melainkan untuk kepentingan bersama, sehingga tidak diakuinya kepemilikan pribadi. Negara bertanggung jawab dalam mendistribusikan sumber dan hasil produksi kepada seluruh masyarakat. Yang kedua adalah Sistem ekonomi Kapitalis. Berbeda dengan sistem komunis, sistem ini sangat bertolak belakang dengan sistem sosialis/komunis, di mana negara tidak mempunyai peranan utama atau terbatas dalam perekonomian. Sistem ini sangat menganut sistem mekanisme pasar. Sistem ini SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Transcript of Eko Islam Jos

Page 1: Eko Islam Jos

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada tiga sistem ekonomi yang dikenal di dunia, yakni sistem ekonomi

sosialis/komunis, sistem ekonomi kapitalis, dan sistem ekonomi islam. Dan

masing – masing sistem ini mempunyai karakteristik tersendiri.

Yang Pertama yaitu sistem ekonomi sosialis/komunis. Paham ini

muncul sebagai akibat dari paham kapitalis yang mengekploitasi manusia,

sehingga negara ikut campur cukup dalam dengan perannya yang dangat

dominan. Akibatnya adalah tidak adanya kebebasan dalam melakukan

aktivitas ekonomi bagi individu – individu melainkan untuk kepentingan

bersama, sehingga tidak diakuinya kepemilikan pribadi. Negara

bertanggung jawab dalam mendistribusikan sumber dan hasil produksi

kepada seluruh masyarakat.

Yang kedua adalah Sistem ekonomi Kapitalis. Berbeda dengan sistem

komunis, sistem ini sangat bertolak belakang dengan sistem

sosialis/komunis, di mana negara tidak mempunyai peranan utama atau

terbatas dalam perekonomian. Sistem ini sangat menganut sistem

mekanisme pasar. Sistem ini mengakui adanya tangan yang tidak kelihatan

yang ikut campur dalam mekanisme pasar apabila terjadi penyimpangan

(invisible hand). Yang menjadi cita – cita utamanya adalah adanya

pertumbuhan ekomomi, sehingga setiap individu dapat melakukan kegiatan

ekonomi dengan diakuinya kepemilikan pribadi.

Dan yang terakhir yakni sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi islam

hadir jauh lebih dahulu dari kedua sistem yang dimaksud di atas, yaitu pada

abad ke – 6, sedangkan kapitalis abad ke – 17, dan sosialis abad ke – 18.

Dalam sistem ekonomi Islam, yang ditekankan adalah terciptanya

pemerataan distribusi pendapatan, seperti tercantum dalam surat Al-Hasyr

ayat 7.

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 2: Eko Islam Jos

2

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada

RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota – kota maka

adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak – anak yatim, orang-

orang miskin dan orang – orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu

jangan beredar di antara orang – orang kaya saja di antara kamu. Apa yang

diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya

bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah amat keras hukumannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka munculah rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apa Pengertian dari Ekonomi Islam itu sendiri dan apa tujuannya ?

2. Apa perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi konvensional ?

3. Apasaja Prinsip – Prinsip Ekonomi Islam ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan makalah ini yakni membahas tentang materi –

materi yang berhubungan dengan sistem ekonomi islam yakni :

1. Pengertian dan Tujuan Ekonomi Islam

2. Perbedaan Ekonomi Islam & Ekonomi Konvensional

3. Prinsip – Prinsip Ekonomi Islam

1.4 Metode Penulisan

1. Ke perpustakaan, penulis mengambil data dari sumber-sumber yang

berkaitan dengan Sistem Ekonomi Islam.

2. Layanan internet, penulis mengakses materi-materi yang berkenaan

dengan Sistem Ekonomi Islam melalui Web Server.

3. Deskripsi yaitu metode yang digunakan untuk melukiskan keadaan

objek atau persoalan dan tidak dimaksudkan mengambil kesimpulan

yang berlaku umum.

4. Eksposisi yaitu menjelaskan tentang pengertian-pengertian yang

terdapat dalam makalah.

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 3: Eko Islam Jos

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Islam

Sebelum kita menginjak tentang materi prinsip – prinsip sistem

ekonomi islam, perlu di ketahui apa yang di maksud dengan ekonomi islam ?

Islam merupakan agama yang sempurna, yang mengatur seluruh aspek

kehidupan alam semesta, tak ada yang tidak diatur dalam Islam, termasuk

masalah kehidupan ekonomi, Islam mempunyai aturan tersendiri tentang

ekonomi, yang sekarang kita kenal dengan Ekonomi Islam.

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi

manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan

didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun

Islam. Pengertian ekonomi Islam menurut istilah (terminologi) terdapat

beberapa pengertian menurut beberapa ahli ekonomi Islam sebagai berikut :

1. Yusuf Qardhawi memberikan pengertian ekonomi Islam adalah

ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari

Allah, bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang

tidak lepas dari syari’at Allah.

2. Menurut M. Akram Kan, Ekonomi Islam adalah Islamic economics

aims the study of the human falah (wel being) achieved by organizing

the resources of the eath on the basis of coopration and participation.

Secara bebas dapat diartikan bahwa ilmu ekonomi Islam bertujuan

untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang

dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar

bekerjasama dan partisipasi. Definisi yang dikemukakan Akram Kan

ini memberikan demensi normative kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat serta dimensi positif mengorganisir sumber daya alam.

3. Menurut Abdul Manan, Ekonomi Islam adalah Islamic economics is a

social science which studies the economics problems of a people

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 4: Eko Islam Jos

4

imbued with the values of Islam. Artinya Ilmu Ekonomi Islam adalah

ilmu pengetahuan social yang mempelajari masalah-masalah ekonomi

masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.

4. Menurut M. Umer Chapra, Ekonomi Islam adalah Islamic economics

was defined as that branch of knowledge which helps realize human

well-being through an allocation and distribution of scarce resources

that is in confirnity with Islamic teaching without unduly curbing

Individual freedom or creating continued macroeconomic and

ecological imbalances. Artinya Ekonomi Islam adalah sebuah

pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia

melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada

dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa

memberikan kebebasan individu atau tanpa prilaku makro ekonomi

yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbgangan lingkungan.

5. Menurut Muhammad Nejatullah Ash-Sidiqy Ekonomi Islam adalah is

the muslim thinke’s response to the economic challenges of their time.

In this endeavour they were aided by the Qur’an and the Sunnah as

well as by reason and experience. Artinya ekonomi Islam adalah

respon pemikir Muslim terhadap tantangan ekonomi pada masa

tententu. Dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh al-Qur’an dan

Sunnah, akal (ijtihad) dan pengetahuan.

6. Menurut Kursyid Ahmad Ekonomi Islam adalah sebuah usaha

sistematik untuk memahami masalah-masalah ekonomi dan tingkah

laku manusia secara relasional dalam perspektif Islam.

7. Menurut Baqir Sadr, ekonomi Islam merupakan sebuah ajaran atau

doktrin dan bukan hanya ilmu ekonomi murni, sebab apa yang

terkandung dalam ekonomi Islam bertujuan memberikan solusi hidup

yang paling baik. Oleh karena itu, menurut BaqrSadr, haruslah

dibedakan antara ilmu ekonomi (science of economic) dengan doktrin

ilmu ekonomi (doctrine of economic). Dengan kata lain, Baqr Sadr

memandang ilmu ekonomi hanya sebatas mengantarkan manusia pada

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 5: Eko Islam Jos

5

pemahaman bagaimana aktifitas ekonomi berjalan. Sedangkan doktrin

ilmu ekonomi bukan hanya sekedar memberikan pemahaman pada

manusia bagaimana aktifitas ekonomi berjalan, namun lebih pada

ketercapaian kepentingan duniawi dan ukhrowi. Dari hal ini,

perbedaan pokok antara ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional

adalah terletak pada landasan filosofisnya bukan pada sainnya.

8. M. Syauqi Al-Faujani memberikan pengertian ekonomi Islam dengan

segala aktivitas perekonomian beserta aturan – aturannya yang

didasarkan kepada pokok-pokok ajaran Islam tentang ekonomi.

Dari definisi-definisi tersebut Mustafa Edwin menyimpulkan bahwa

menurut Chapra Ekonomi Islam tidak boleh terjebak oleh dikotomi

pendekatan positif dan normative. Karena sesungguhnya pendekatan itu

saling melengkapi dan bukan saling menafikan. Sedangkan menurut Manan

menyatakan bahwa Ilmu Ekonomi Islam adalah ilmu ekonomi positif dan

normative. Jika ada kecenderungan beberapa ekonomi yang sangat

mementingkan positivisme dan sama sekali tidak mengajukan pendekatan

normative atau sebaliknya, tentu sangat disayangkan.

Abdul Manan memberikan kesimpulan tentang apa yang dimaksud

Ilmu Ekonomi Islam, yaitu ilmu yang mempelajari aktivitas atau prilaku

manusia secara actual dan empirical, baik dalam produksi, distribusi maupun

konsumsi berdasarkan Syari’at Islam yang bersumber al-Qur’an dan al-

Sunnah serta ijma ulama dengan tujuan untuk mencapai kebahagiaan dunia

dan akhirat. Ekonomi Islam bukan sekedar etika dan nilai yang bersifat

normative, tetapi juga bersifat positif sebab ia mengkaji aktivitas actual

manusia, problem-problem konsumen maupun produsen bukanlah raja.

Perilaku keduanya haruslah dituntun oleh kesejahteraan umum,

individual dan sosial sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Syari’at Islam.

Jangkauan ekonomi Islam mencakup bidang ekonomi yang luas sebagaimana

juga yang dibicarakan ekonomi modern. Ekonomi Islam tidak hanya

membahas tentang aspek prilaku manusia yang berhubungan dengan cara

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 6: Eko Islam Jos

6

mendapatkan uang dan membelanjakannya, tetapi juga membahas segala

aspek ekonomi yang membawa kepada kesejahteraan ummat. Konsep

kesejahteraan manusia itu sendiri tidak mungkin statis, selalu relative pada

keadaan yang berubah. Oleh karena itu konsep kesejahteraan yang

dikembangkan melalui ekonomi Islam harus terefleksi dari prinsip-prinsip

universal islam yang tetap dipandang shahih sepanjang masa. Islam mengatur

kegiatan-kegiatan memperoleh uang dan mengeluarkannya sedemikian rupa

sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Ketika para pakar Ekonomi Islam membicarakan tentang ekonomi

Islam, selalu berhadapan dengan dua persoalan pokok, apakah ekonomi

syri’ah ini merupakan suatu system atau suatu ilmu pengetahuan yang berdiri

sendiri. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ekonomi islam merupakan

suatu system, karena ia merupakan suatu keseluruhan yang komplek dan

saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Sebagian yang lain

mengatakan bahwa ekonomi Islam itu merupakan suatu disiplin ilmu yang

berdiri sendiri, karena ia dirumuskan secara sistematik, logis dan filosofis

sebagaimana ilmu pengetahuan.

Sehubungan dengan hal tersebut Agustianto dan Muhammad Abdul

Manan mengatakan bahwa semestinya kedua hal tersebut tidak boleh

dipertentangkan, sebab keduanya benar. Ekonomi Islam disebut sebagai

system, karena ia merupakan bagian dari suatu tatanan kehidupan yang

lengkap. Dalam konsep ekonomi Islam dikenal adanya konsep moneter,

kebijakan fiscal, produksi, distribusi dan sebagainya. Di samping itu ekonomi

Islam memiliki empat bagian yang nyata dari pengetahuan, yaitu pengetahuan

tentang wahyu qauly dan ghair qauly ijtihad dan ijma’ para ulama. Ekonomi

Islam dapat juga disebut sebagai ilmu pengetahuan, karena dirumuskan secara

sistematik, logis dan filosofis, rasional empiris dan sesuai dengan kaidah-

kaidah penelitian ilmiah.

Dan Umer Chapra juga menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi

Islam dibangun berdasarkan prinsip tauhid dan etika serta mengacu pada

tujuan syari’at (maqashidal-syari’ah) yaitu memelihara iman, hidup, nalar,

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 7: Eko Islam Jos

7

keturunan dan kekayaan. Konsep ini menjelaskan bahwa sistem ekonomi

hendaknya dibangun berawal dari suatu keyakinan (iman) dan berakhir

dengan kekayaan. Pada gilirannya tidak akan muncul kesenjangan ekonomi

atau perilaku ekonomi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’at.

B. Tujuan Ekonomi Islam

Segala Aturan yang Allah Swt turunkan dalam sistem Islam mengarah

pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan serta menghapuskan

kejahatan, kesengsaraan, kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula

dalam hal ekonomi, tujuannya tidak lain adalah membantu manusia mencapai

kemenangan di dunia dan di akhirat.

Beberapa pemikiran tokoh Islam mengenai tujuan dari ekonomi Islam

dapat dijabarkan dalam uraian sebagai berikut. Dr. Muhammad Rawasi

Qal’aji menyatakan bahwa tujuan ekonomi Islam pada dasarnya dapat

dijabarkan dalam beberapa hal, yakni :

Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dalam Negara

Pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang bersifat

fundamental, sebab dengan pertumbuhan ekonomi negara dapat

melakukan pembangunan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan

dalam rangka menumbuhkan pertumbuhan ekonomi dalam Negara

adalah dengan jalan mendatangkan investasi.

Mewujudkan kesejahteraan manusia

Terpenuhinya kebutuhan pokok manusia dalam pandangan

Islam sama pentingnya dengan kesejahteraan manusia sebagai upaya

peningkatan spiritual. Oleh sebab itu, konsep kesejahteraan dalam

Islam bukan hanya berorientasi pada terpenuhinya kebutuhan

material-duniawi, melainkan juga berorientasi pada terpenuhinya

kesejahteraan spiritual-ukhrowi.

Mewujudkan sistem distribusi kekayaan yang adil

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 8: Eko Islam Jos

8

Dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang sudah menjadi

ketentuan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan dan kecakapan

yang berbeda-beda. Namun demikian perbedaan tersebut tidaklah

dibenarkan menjadi sebuah alat untuk mengekspliotasi kelompok lain.

Dalam hal ini kehadiran ekonomi Islam bertujuan membangun

mekanisme distribusi kekayaan yang adil ditengah-tengah kehidupan

masyarakat. Oleh karena itu, Islam sangat melarang praktek

penimbunan (ikhtikar) dan monopoli sumber daya alam di

sekolompok masyarakat.

Menciptakan keseimbangan ekonomi dalam masyarakat

Keseimbangan ekonomi hanya akan dapat terwujud manakala

kekayaan tidak berputar di sekelompok masyarakat. Oleh karena itu,

dalam rangka menciptakan keseimbangan ekonomi, Islam

memerintahkan sirkulasi kekayaan haruslah merata tidak boleh hanya

berputar di sekelompok kecil masyarakat saja.

C. Perbedaan Ekonomi Islam & Ekonomi Konvensional ditinjau dari

moral dan etika

Menurut Yusuf Qardhawi, sistem ekonomi Islam tidak berbeda

dengan sistem ekonomi lainnya, dari segi bentuk, cabang, rincian, dan cara

pengaplikasian yang beraneka ragam, tapi menyangkut gambaran global yang

mencakup pokok-pokok petunjuk, kaidah-kaidah pasti, arahan-arahan prinsip

yang juga mencakup sebagian cabang penting yang bersifat spesifik ada

perbedaannya.

Hal itu karena sistem Islam selalu menetapkan secara global dalam

masalah-masalah yang mengalami perubahan karena perubahan lingkungan

dan zaman. Sebaliknya menguraikan secara rinci pada masalah-masalah yang

tidak mengalami perubahan. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam

merupakan sistem kehidupan yang bersifat kompreshensif, yang mengatur

semua aspek, baik dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik maupun

yang bersifat spiritual.

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 9: Eko Islam Jos

9

Dalam menjalankan kehidupan ekonomi, tentu Allah telah

menetapkan aturan-aturan yang merupakan batas-batas perilaku manusia

sehingga menguntungkan suatu individu tanpa merugikan individu yang lain.

Perilaku inilah yang harus diawasi dengan ditetapkannya aturan-aturan yang

berlandaskan aturan Islam, untuk mengarahkan individu sehingga mereka

secara baik melaksanakan aturan-aturan dan mengontrol dan mengawasi

berjalannya aturan-aturan itu.

Hal yang berbeda dengan sistem ekonomi yang lainnya adalah terletak

pada aturan moral dan etika ini. Aturan yang dibentuk dalam ekonomi islam

merupakan aturan yang bersumber pada kerangka konseptual masyarakat

dalam hubungannya dengan kekuatan tertinggi (Tuhan), kehidupan, sesama

manusia, dunia, sesama makhluk dan tujuan akhir manusia. Sedangkan pada

sistem yang lain tidak terdapat aturan-aturan yang menetapkan batas-batas

prilaku manusia sehingga dapat merugikan satu pihak dan menguntungkan

pihak lainnya. Beberapa aturan dalam ekonomi islam adalah sebagai berikut :

Segala sesuatunya adalah milik Allah, manusia diberi hak untuk

memanfaatkan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini sebagai

khalifah atau pengemban amanat Allah, untuk mengambil keuntungan

dan manfaat sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemampuannya dari

barang-barang ciptaan Allah.

Allah telah menetapkan batas-batas tertentu terhadap prilaku manusia

sehingga menguntungkan individu tanpa mengorbankan hak-hak

individu lainnya.

Semua manusia tergantung pada Allah, sehingga setiap orang

bertanggung jawab atas pengembangan masyarakat dan atas lenyapnya

kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi.

Status kekalifahan berlaku umum untuk setiap manusia, namun tidak

berarti selalu punya hak yang sama dalam mendapatkan keuntungan.

Kesamaan hanya dalam kesempatan, dan setiap individu dapat

menikmati keuntungan itu sesuai dengan kemampuannya.

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 10: Eko Islam Jos

10

Individu-individu memiliki kesamaan dalam harga dirinya sebagai

manusia. Hak dan kewajiban ekonomi individu disesuaikan dengan

kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dan dengan peranan-peranan

normatif masing-masing dalam struktur sosial.

Dalam Islam, bekerja dinilai sebagai kebaikan dan kemalasan dinilai

sebagai kejahatan. Ibadah yang paling baik adalah bekerja dan pada saat

yang sama bekerja merupakan hak dan sekaligus kewajiban.

Kehidupan adalah proses dinamis menuju peningkatan. Allah menyukai

orang yang bila dia mengerjakan sesuatu melakukannya dengan cara

yang sangat baik.

Suatu kebaikan dalam peringkat kecil secara jelas dirumuskan. Setiap

muslim dihimbau oleh sistem etika (akhlak) Islam untuk bergerak

melampaui peringkat minim dalam beramal saleh.

Mekanisme pasar dalam masyarakat muslim tidak boleh dianggap

sebagai struktur atomistis, tapi akumulasi dan konsentrasi produksi mungkin

saja terjadi, selama tidak melanggar prinsip-prinsip kebebasan dan kerjasama.

Dari segi teori nilai, dalam ekonomi Islam tidak ada sama sekali

pemisahan antara manfaat normatif suatu mata dagangan dan nilai

ekonomisnya. Semua yang dilarang digunakan, otomatis tidak memiliki nilai

ekonomis.

Jika berbicara tentang nilai dan etika dalam ekonomi islam, terdapat

empat nilai utama yaitu Rabbaniyyah (ketuhanan), Akhlak, Kemanusiaan, dan

Pertengahan. Nilai-nilai ini menggambarkan keunikan yang utama bagi

ekonomi islam, bahkan dalam kenyataannya merupakan kekhasan yang

bersifat menyeluruh yang tampak jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan

ajaran islam. Atas dasar itu, sangat nyata perbedaannya dengan sistem

ekonomi lainnya.

D. Prinsip – Prinsip Ekonomi Islam

Thomas Khun menyatakan bahwa setiap sistem ekonomi mempunyai

inti paradigma. Inti paradigma ekonomi Islam bersumber dari Al-Quran dan

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 11: Eko Islam Jos

11

Sunnah. Ekonomi Islam mempunyai sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani dan

Insani. Disebut Ekonomi Rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai

Ilahiyah. Sedangkan ekonomi Insani karena ekonomi ini dilaksanakan dan

ditujukan untuk kemakmuran manusia. (Qardhawi).

Menurut Yusuf Qardhawi (2004), ilmu ekonomi Islam memiliki tiga

prinsip dasar yaitu tauhid, akhlak, dan keseimbangan. Dua prinsip yang

pertama kita sama-sama tahu pasti tidak ada dalam landasan dasar ekonomi

konvensional. Prinsip keseimbangan pun, dalam praktiknya, justru yang

membuat ekonomi konvensional semakin dikritik dan ditinggalkan orang.

Ekonomi islam dikatakan memiliki dasar sebagai ekonomi Insani karena

sistem ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.

Saringan moral bertujuan untuk menjaga kepentingan diri tetap berada

dalam batas-batas kepentingan sosial dengan mengubah preferensi individual

sesuai dengan prioritas sosial dan menghilangkan atau meminimalisasikan

penggunaan sumber daya untuk tujuan yang akan menggagalkan visi sosial,

yang akan meningkatkan keserasian antara kepentingan diri dan kepentingan

sosial. (Nasution dkk).

Sedangkan menurut Chapra, disebut sebagai ekonomi Tauhid.

Keimanan mempunyai peranan penting dalam ekonomi Islam, karena secara

langsung akan mempengaruhi cara pandang dalam membentuk kepribadian,

perilaku, gaya hidup, selera,dan preferensi manusia, sikap-sikap terhadap

manusia, sumber daya dan lingkungan.

Karakteristik Ekonomi Islam bersumber pada Islam itu sendiri yang

meliputi tiga asas pokok. Ketiganya secara asasi dan bersama mengatur teori

ekonomi dalam Islam, yaitu asas akidah, akhlak, dan asas hukum

(muamalah).

Dengan mengacu kepada aturan Ilahiah, maka setiap perbuatan

manusia mempunyai nilai moral dan ibadah. Pada paham naturalis, sumber

daya menjadi faktor terpenting dan pada pada paham monetaris menempatkan

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 12: Eko Islam Jos

12

modal financial sebagai yang terpenting. Dalam ekonomi Islam sumber daya

insanilah yang terpenting.

Berikut ini adalah penjelasan tentang prinsip – prinsip dasar ekonomi

islam menurut Yusuf Qardhawi :

Prinsip tauhid

Tauhid dalam ajatan Islam merupakan suatu hal yang sangat

fundamental dan bahkan misi utama para Rasul Allah kepada umat

manusia adalah dalam rangka penyampaian (tabliq) dalam ajaran

Tauhid, yaitu menghimbau manusia untuk mengakui kedaulatan Tuhan

serta berserah diri kepada-Nya, sekaligus sebagai tujuan utama

kenabian. Para Nabi dan Rasul diutus dimuka bumi ini dalam rangka

mengajak umat manusia untuk bersikap mengEsakan Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW dalam rangka mendakwahkan Islam,

ajaran Tauhid merupakan ajaran dasar yang pertama kali ditanamkan

pada diri umatnya, sebelum syariah maupun ajaran lainya. Prinsip

tauhid dalam ekonomi Islam sangat esensial, sebab prinsip ini

mengajarkan kepada manusia agar dalam hubungan kemanusiannya ,

sama pentingnya dengan hubungan dengan Allah.

Dalam arti manusia dalam melakukan aktivitas ekonominya

didasarkan pada keadilan sosial yang bersumber kepada Al-Qur’an.

Prinsip Tauhid juga berkaitan erat dengan aspek kepemilikan dalam

Islam. Kepemilikan dalam Islam berbeda dengan kepemilikan yang ada

dalam sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Setiap kepemilikan dari

hasil pendapatan yang tidak selaras dengan prinsip tauhid merupakan

hubungan yang tidak Islami, karena konsep kepemilikan mutlak hanya

dimiliki oleh Allah SWT, sedangkan kepemilikan oleh manusia bersifat

relatif.

Prinsip keseimbangan

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 13: Eko Islam Jos

13

Kegiatan ekonomi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip

kesimbangan. Kesimbangan yang dimaksud bukan hanya berkaitan

dengan keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi, tetapi

juga berkaitan dengan keseimbangan kebutuhan individu dan kebutuhan

kemasyarakatan (umum). Islam menekankan keselarasan antara lahir

dan batin, individu dan masyarakat. Pencapaian kesejahteraan dunia dan

akhirat dilakukan secara bersama – sama.

Oleh sebab itu, sumber daya ekonomi harus diarahkan untuk

mencapai kedua kesejahteraan tersebut. Islam menolak secara tegas

umat manusia yang terlalu rakus dengan penguasaan materi dan

menganggapnya sebagai ukuran keberhasilan ekonomi, sebagaimana

tujuan ekonomi dalam system ekonomi kapitalisme dan sosialisme.

Melupakan salah satu aspek kesejahteraan di atas berarti menutup jalan

kepada pencapaian kesejahteraan yang sejati.

Keseimbangan dalam ekonomi Islam juga mengandung makna

kesimbangan dalam mendistrbusikan kekayaan yang dimiliki Negara

dari hasil pendapatan Negara seperti zakat, sedekah, ganimah (harta

rampasan perang), fai (harta rampasan perang tidak melalui

peperangan), kharaj (pajak atas daerah yang taklukan dalam perang),

ushr (zakat tanaman), dan sebagainya.

Prinsip Keadilan

Keadilan adalah salah satu prinsip yang penting dalam

mekanisme perekonomian Islam. Bersikap adil dalam ekonomi tidak

hanya didasarkan pada ayat-ayat Al-Qur’an atau Sunnah Rasul, tetapi

juga berdasarkan pada pertimbangan hukum alam, dimana alam

diciptakan berdasarkan atas prinsip keseimbangan dan keadilan. Adil

dalam ekonomi bisa diterapkan dalam penentuan harga, kualitas

produk, perlakuan terhadap pekerja, dan dampak yang timbul dari

berbagai kebijakan ekonomi yang dikeluarkan.

Keadilan dalam pembangunan ekonomi masyarakat penting

untuk diwujudkan. Ibnu Taimiyah sampai mengatakan bahwa “Tuhan

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 14: Eko Islam Jos

14

akan mendukung pemerintah yang adil walaupun kafir, dan Tuhan tidak

mendukung pemerintahan yang zalim walaupun Islam“. Pemerintahan

yang tidak menegakkan keadilan dalam prinsip pembangunan dan

tatanan sosial kemasyarakatannya, mustahil dapat berkembang.

Sebaliknya menurut Ibnu Khaldum, apabila dalam masyarakat prinsip

keadilan tidak diterapkan, yang berlaku adalah penindasan dan

eksploitasi antara sesama manusia, maka pembangunan dalam suatu

masyarakat akan terhambat.

Dan berikut ini adalah penjelasan dari pendapat Yusuf Qardhawi tentang

prinsip – prinsip dasar ekonomi islam :

1) Ekonomi Rabbaniyyah

Ekonomi Rabbaniyyah bermakna ekonomi islam sebagai

ekonomi ilahiah. Pada ekonomi kapitalis semata-mata berbicara tentang

materi dan keuntungana terutama yang bersifat individual, duniawi dan

kekinian. Islam mempunyai cara, pemahaman, nilai-nilai ekonomi yang

berbeda dengan ekonomi Barat buatan manusia yang sama sekali tidak

mengharapkan ketenangan dari Allah dan tidak mempertimbangkan

akhirat sama sekali. Seorang muslim ketika menanam, bekerja, ataupun

berdagang dan lain-lain adalah dalam rangka beribadad kepada Allah.

Ketika mengkonsumsi dan menikmati berbagai harta yang baik

menyadari itu sebgai rezki dari Allah dan nikmat-Nya, yang wajib

disyukuri sebagai mana dalam firman Allah surat Saba ayat 15.

Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di

tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di

sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki

yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.

(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang

Maha Pengampun”.

Seorang muslim tunduk kepada aturan Allah, tidak akan

berusaha dengan sesuatu yang haram, tidak akan melakukan yang riba,

tidak melakukan penimbunan, tidak akan berlaku zalim, tidak akan

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 15: Eko Islam Jos

15

menipu, tidak akan berjudi, tidak akan mencuri, tidak akan menyuap

dan tidak akan menerima suap. Seorang muslim tidak akan melakukan

pemborosan, dan tidak kikir.

2) Ekonomi akhlak

Dalam hal ini tidak adanya pemisahan antara kegiatan ekonomi

dengan akhlak. Islam tidak mengizinkan umatnya untuk mendahulukan

kepentingan ekonomi di atas pemeliharaan nilai dan keutamaan yang

diajarkan agama. Kegiatan yang berkatian dengan akhlak terdapat pada

langkah-langkah ekonomi, baik yang berkaitan dengan produksi,

distribusi, peredaran, dan konsumsi. Seorang muslim terikat oleh iman

dan akhlak pada setiap aktivitas ekonomi yang dilakukannya, baik

dalam melakukan usaha, mengmebangkan maupun menginfakkan

hartanya.

3) Ekonomi kemanusiaan

Merupakan kegiatan ekonomi yang tujuan utamanya adalah

merealisasikan kehidupan yang baik bagi umat manusia dengan segala

unsur dan pilarnya. Selain itu bertujuan untuk memungkinkan manusia

memenuhi kebutuhan hidupnya yang disyariatkan. Manusia adalah

tujuan kegiatan ekonomi dalam pandangan islam, sekaligus merupakan

sarana dan pelakunya dengan memanfaatkan ilmu yang telah diajarkan

Allah kepadanya dan anugerah serta kemampuan yang diberikan-Nya.

Nilai kemanusaian terhimpun dalam ekonomi islam seperti nilai

kemerdekaan dan kemuliaan kemanusiaan, keadilan, dan menetapkan

hukum kepada manusia berdasarkan keadilan tersebut, persaudaraan,

dan saling mencintai dan saling tolong menolong di antara sesama

manusia. Nilai lain, menyayangi seluruh umat manusia terutama kaum

yang lemah. Di antara buah dari nilai tersebut adalah pengakuan islam

atas kepemilikan pribadi jika diperoleh dari cara-cara yang dibenarkan

syariat serta menjalankan hak-hak harta.

4) Ekonomi pertengahan

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 16: Eko Islam Jos

16

yaitu nilai pertengahan atau nilai keseimbangan. Pertengahan

yang adail merupakan ruh dari ekonomi Islam. Dan ruh ini merupakan

perbedaan yang sangat jelas dengan sistem ekonomi lainnya. Ruh dari

sistem kapitalis sangat jelas dan nampak pada pengkultusan individu,

kepentingan pribadi, dan kebebasannya hampir-hampir bersifat mutlak

dalam pemilikan, pengembangan, dan pembelanjaan harta. Ruh sistem

ekonomi komunis tersermin pada prasangka buruk terhadap individu

dan pemasungan naluri untuk memiliki dan menjadi kaya. Komunis

memandang kemaslahatan masyarakat, yang diwakili oleh Negara,

adalah di atas setiap individu dan segala sesuatu.

Ciri khas pertengahan ini tercermin dalam keseimbangan yang adil

yang ditegakkan oleh islam di antara individu dan masyarakat, sebagai mana

ditegakkannya dalam berbagai pasangan lainnya, seperti dunia – akhirat,

jasmani – rohani, akal – rohani, idealism – fakta dan lain sebagainya.

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 17: Eko Islam Jos

17

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Ekonomi Islam

tidak boleh terjebak oleh dikotomi pendekatan positif dan normative. Karena

sesungguhnya pendekatan itu saling melengkapi dan bukan saling menafikan.

Jika ada kecenderungan beberapa ekonomi yang sangat mementingkan

positivisme dan sama sekali tidak mengajukan pendekatan normative atau

sebaliknya.

Jadi, apa yang dimaksud dengan Ilmu Ekonomi Islam yaitu ilmu yang

mempelajari aktivitas atau prilaku manusia secara actual dan empirical, baik

dalam produksi, distribusi maupun konsumsi berdasarkan Syari’at Islam yang

bersumber al-Qur’an dan al-Sunnah serta ijma’ ulama dengan tujuan untuk

mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ekonomi Islam bukan sekedar etika

dan nilai yang bersifat normative, tetapi juga bersifat positif sebab ia

mengkaji aktivitas actual manusia, problem-problem konsumen maupun

produsen bukanlah raja.

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”

Page 18: Eko Islam Jos

18

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Dr. Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Robbani

Press, Jakarta, 2004

Internet on – line

Mustafa Edwin Nasution, Jangan Pinggirkan Studi Ekonomi Syariah, Republika

online, Senin, 07 Nopember 2005

http://akuntansi.uad.ac.id/forum/index.php?topic=50.0

http://www.fshuinsgd.ac.id/2012/03/paradigma-ekonomi-islam-oleh-ahmad-

hasan-ridwan/

SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”