EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8...

70
EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA (Skripsi) Oleh CITRA RAUDA ALZA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2020

Transcript of EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8...

Page 1: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR SISWA PADA

MATERI LARUTAN PENYANGGA

(Skripsi)

Oleh

CITRA RAUDA ALZA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2020

Page 2: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR SISWA PADA

MATERI LARUTAN PENYANGGA

Oleh

CITRA RAUDA ALZA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas Pre-Lecture Quiz

dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada materi larutan

penyangga. Metode penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment

dengan pretest-posttest non-equivalent control group design. Populasi penelitian

ini berasal dari semua siswa kelas XI IPA SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung

sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan

diperoleh sampel kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen (variasi pembelajran

Pre-Lecture Quiz) dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol (pembelajran Non

Pre-Lecture Quiz). Data dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS

17.0. Efektivitas Pre-Lecture Quiz diukur berdasarkan rata-rata n-Gain

keterampilan berpikir lancar, kemudian ukuran besar pengaruh pembelajaran Pre-

Lecture Quiz berdasarkan effect size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada

kelas ekperimen rata-rata nilai n-Gain keterampilan berpikir lancar siswa

berkriteria “tinggi”. Pembelajaran Pre-Lecture Quiz memiliki pengaruh “besar”

Page 3: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

Citra Rauda Alza

iii

terhadap peningkatan keterampilan berpikir lancar siswa pada materi larutan

penyangga. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi

pembelajaran Pre-Lecture Quiz efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir

lancar pada materi Larutan Penyangga.

Kata kunci: Larutan penyangga, berfikir lancar, Pre-Lecture Quiz.

Page 4: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR SISWA PADA

MATERI LARUTAN PENYANGGA

Oleh

CITRA RAUDA ALZA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2020

Page 5: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel
Page 6: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel
Page 7: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel
Page 8: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro, 09 Maret 1997 sebagai putri kedua dari empat

bersaudara yang merupakan buah hati Bapak A Nizar Alza. dan Ibu Ida Irawati.

Saudara laki-laki bernama Reza Zulfikar Alza dan Saudara perempuan bernama

Salsabila Hananida Alza, Faiza Ramadhani Alza.

Pendidikan formal diawali di Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 24

Metro pada tahun 2003 kemudian dilanjutkan di SD Negeri 1 Metro Pusat

dan selesai pada tahun 2009, lalu jenjang pendidikan menengah pertama di SMP

Negeri 2 Metro lulus pada tahun 2012, dan jenjang pendidikan menengah atas di

SMA Negeri 6 Metro lulus pada tahun 2015.

Pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi pendidikan

kimia jurusan pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur

MANDIRI. Selama berkuliah di Universitas Lampung, penulis mengikuti

lembaga kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta

(HIMASAKTA) Pada tahun 2015-2018. Serta aktif dalam Forum Silaturohim

Mahasiswa Pendidikan Kimia (FOSMAKI) Pada tahun 2016-2018.

Pada akhir semester lima, penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Lapangan

(KKL) di Jakarta – Jogjakarta – Solo – Bandung, kemudian pada akhir semester

enam mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA MA’ARIF 06

Page 9: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

ix

PASIR SAKTI dan juga Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-

KT) di Desa Mekarsari,Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur.

Page 10: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin, terima kasih kepada Allah SWT yang telah

memberiku kesehatan, kesabaran, ke-tabahan, ridho, dan kesempatan untuk

menyelesaikan skripsi ini dan ku persembahkan karya usaha terbaikku ini

kepada:

Mama (Ida Irawati) dan papa (A Nizar Alza) tercinta yang telah

membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih sayang yang tulus, kesabaran

dan keikhlasan dalam membimbing, mendidik, tak pernah lelah berkorban,

dan memberikan semangat, motivasi serta doa untuk keberhasilan anaknya.

Kakakku : Reza Zulfikar Alza, S.A., dan kakak iparku : Dhini Khatulistiyani,

S.A., serta adik-adikku : Salsabila Hananida Alza dan Faiza Rhamadhani Alza

serta semua keluarga besarku terimakasih untuk doa, motivasi, dukungan yang

tulus, selalu membimbing, dan memberikan semangat tanpa henti untukku.

Teman teristimewaku (dr. Muhammad Irvan Dicky Anggara, S.Ked.) yang

selalu mengingatkan, menguatkan kala suka dan duka serta tulus menyayangi

dengan segala kekuranganku.

Seseorang yang namanya tertulis di lauh mahfudz yang Allah pilihkan

sebagai pendamping hidupku.

Almamater tercinta Universitas Lampung yang telah menjadi tempatku

menimba ilmu dan mendidik serta mengajariku tentang arti kehidupan.

Page 11: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

MOTTO

Sometimes something small requires sacrifice, let alone something big then it

needs more strunggle and sacrifice. Because it is not as easy to arrive at this

point and Great things never come from the comfort zone.

(Citra Rauda Alza)

Sometimes the life you complain about is the life that others want.

(Citra Rauda Alza)

They say that failure teaches a person how to succeed. So don’t be afraid not to

try. Once you fail and you will find a success to learn from failure, and there

will always be room for improvement.

(Citra Rauda Alza)

Teaching is leaving a vestige of one self in the development of another. And

surely the student is a bank where you can deposit your most precious treasures.

(Eugene P. Bertin)

Page 12: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

SANWACANA Bismillaahirrahmaanirraahim.

Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT

yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Efektivitas Pre-Lecture Quiz Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir

Lancar Siswa Pada Materi Larutan Penyangga” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Dukungan dan bimbingan dari berbagai

pihak sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini ucapan terimakasih disampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia dan Pembimbing I serta sekaligus Pembimbing Akademik, atas

kesediaannya bimbingan, motivasi, kritik dan saran dalam proses penyusunan

skripsi ini.

4. Ibu Emmawaty Sofya, S.Si., M.Si., selaku Pembimbing II, atas kesediaannya

untuk memberikan bimbingan, motivasi, kritik dan saran dalam proses

penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku Pembahas, atas segala kemudahan, motivasi,

dan saran dalam proses penyusunan skripsi.

Page 13: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

xiii

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan seluruh staf

Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Universitas Lampung, atas ilmu yang telah

diberikan.

7. Kepala Sekolah, dewan guru, dan siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 4 SMA

Al-Azhar 3 Bandar Lampung atas bantuannya selama proses pelaksanaan

penelitian.

8. Sahabat-sahabatku “Alysha”: Melsa, Elis, Angela, Indah, Meliana, Ayu,

Triroh yang selalu mendukung satu sama lain dan telah menampung semua

curhatan isi hati aku selama perkulihan ini.

9. Sahabat-sahabat ku “putri angga inthekost” : Yeni, Tiwi Dan Fitry

terimakasih atas kebersamaan, semangat, motivasi dan waktu terbaiknya

selama ini.

10. Teman setim skripsi (Venny dan Sayyidah), Teman-teman sejawat di

pendidikan kimia angkatan 2015 yang terus bersama-sama berjuang untuk

mencapai kesuksesan dalam menuntut ilmu dan menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, semoga skripsi

ini dapat bermanfaat buat kita semua, Aamiin.

Bandar Lampung, 06 Januari 2020

Penulis,

Citra Rauda Alza

Page 14: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembelajaran ............................... 10

B. PLQ (Pre-Lecture Quiz) ...................................................................... 14

C. Model Discovery Learning .................................................................. 17

F. Anggapan Dasar .................................................................................. 30

G. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 30

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 31

B. Data Penelitian .................................................................................... 31

D. Keterampilan Berpikir Kreatif ............................................................. 22

E. Kerangka Pemikiran............................................................................. 26

Page 15: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

xv

C. Metode dan Desain Penelitian ............................................................ 32

D. Variabel Penelitian ............................................................................... 33

E. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian .............................. 33

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian.......................................................... 35

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .................................... 38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 47

1. Validitas dan Reabilitas Instrumen Tes ........................................ 47

2. Analisis Nilai Pre-Lecture Quiz ................................................... 48

3. Analisis Data Keterampilan Berpikir Lancar Siswa ..................... 52

4. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Berlangsung ..................... 54

5. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 58

B. Pembahasan ......................................................................................... 62

C. Kendala-Kendala yang Dihadapi ......................................................... 80

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 81

B. Saran .................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 83

LAMPIRAN 1. Silabus ......................................................................................................... 87

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................... 116

3. Lembar Kerja Siswa 1 ................................................................................ 134

4. Lembar Kerja Siswa 2 ................................................................................ 145

5. Lembar Kerja Siswa 3 ................................................................................ 151

6. Lembar Kerja Siswa 4 ................................................................................ 159

7. Lembar Kerja Siswa 5 ................................................................................ 167

8. Soal Pre-Lecture Quiz ................................................................................ 174

9. Kisi-Kisi Soal Pretes-Postes ....................................................................... 176

10. Soal Pretes-Postes ...................................................................................... 180

11. Rubrik Penskoran Pretes-Postes ................................................................ 182

12. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Soal Pretes-Postes ............................ 203

13. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ......................................................... 205

14. Nilai Pre Lecture Quiz Siswa Kelas Eksperimen ...................................... 207

15. Hasil Aktivitas Siswa ................................................................................. 208

Page 16: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

xvi

16. Hasil Output Uji Normalitas ...................................................................... 210

17. Hasil Output Uji Homogenitas ................................................................... 211

18. Perhitungan Nilai Pretes, Postes, n-Gain ................................................... 212

19. Hasil Output Uji Independent Sample T-Test ............................................ 214

20. Hasil Output Uji T-Tes .............................................................................. 215

21. Uji Ukuran Pengaruh (Effect Size) ............................................................. 217

Page 17: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator kemampuan berpikir kreatif ..................................................... 25

2. Desain Penelitian pretest-posttest control group design ......................... 32

3. Kriteria validitas instrumen tes ................................................................ 39

4. Kriteria derajat reliabilitas(r11) ................................................................ 39

5. Kriteria effect size .................................................................................... 46

6. Data hasil uji validitas butir soal pretes dan postes ................................. 48

7. Nilai pre-lecture quiz siswa kelas eksperimen ........................................ 49

8. Rata-rata nilai pretes dan postes keterampilan berpikir lancar siswa

di kelas kontrol dan eksperimen .............................................................. 52

9. Data aktivitas siswa pada kelas eksperimen ........................................... 55

10. Data aktivitas siswa pada kelas kontrol ................................................... 55

11. Data hasil uji normalitas nilai n-Gain pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen ............................................................................................... 58

12. Data hasil uji homogenitas nilai n-Gain kelas kontrol dan eksperimen .. 59

13. Hasil uji Independent Sample T-Test kelas eksperimen dan kelas

kontrol .................................................................................................... 60

14. Hasil uji-t pretes postes kelas eksperimen dan kontrol .......................... 61

15. Data hasil perhitungan effect size pada kelas kontrol dan eksperimen ... 61

Page 18: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Prosedur pelaksanaan penelitiaan ........................................................... 37

2. Rata-rata nilai PLQ pada kelas eksperimen dari pertemuan

pertama hingga pertemuan keempat ....................................................... 50

3. Jumlah siswa di kelas eksperimen yang mengalami kenaikan nilai,

tidak mengalami kenaikan dan penurunan, dan yang mengalami

penurunan nilai Pre-Lecture Quiz dari pertemuan kedua hingga

keempat .................................................................................................. 51

4. Rata-rata nilai pretes dan postes keterampilan berpikir lancar di

kelas kontrol dan eksperimen ................................................................ 53

5. Rata-rata nilai n-Gain keterampilan berpikir lancar siswa di kelas

kontrol dan eksperimen ......................................................................... 54

6. Rata-rata aktivitas siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

jika dilihat berdasarkan pertemuan 1 hingga pertemuan 4 .................... 57

7. Rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung .................. 57

Page 19: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang zat yang

meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat

yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Oleh karena itu, pembelajaran kimia

harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai sikap, proses dan produk

(Permendikbud, 2014). Pembelajaran Kimia ialah salah satu cabang ilmu

pengetahuan alam yang dianggap sulit oleh siswa (Safitri, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian Royal Institute of Chemistry di Inggris menunjukkan

kebanyakan siswa menyatakan bahwa ilmu kimia itu sukar walaupun menarik.

Hal ini lah yang menyebabkan sebagian besar siswa merasa sulit untuk

mempelajari ilmu tersebut lebih dalam. Sulitnya mempelajari dan menerapkan

ilmu kimia maka ada saja siswa yang menggunakan cara cepat seperti menghafal

untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi (Liew dan Treagust, 1998).

Siswa yang kesulitan memahami materi kimia karena bersifat abstrak. Kesulitan

tersebut dapat membawa dampak yang kurang baik bagi pemahaman siswa

mengenai berbagai konsep kimia, karena pada dasarnya fakta-fakta yang bersifat

abstrak merupakan penjelasan bagi fakta-fakta dan konsep konkret. Menurut hasil

belajar siswa SMA/ sederajat masih rendah dalam hal pencapaian nilai kriteria

Page 20: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

2

ketuntasan minimal (KKM 75), terutama untuk mata pelajaran kimia

(Wasonowati, Redjeki, & Sri, 2014).

Kenyataannya, guru masih membelajarkan konsep-konsep kimia dengan

menanamkan konsep secara verbal, latihan-latihan mengerjakan soal, dan kegiatan

praktikum sangat jarang dilakukan (Sunyono, 2015). Hal tersebut menandakan

bahwa guru kimia kurang memperhatikan karakteristik ilmu kimia dalam

pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di SMA Al-Azhar 3 Bandar

Lampung Tahun 2018-2019 diperoleh informasi bahwa guru masih

menggunakan model berpusat pada guru (teacher centered learning). Kegiatan

pembelajaran seperti ini hanya melibatkan siswa sebagai pendengar dan

pencatat sehingga menjadikan siswa kurang aktif, kreatif dan kurang dapat

mengeksplorasi pengetahuannya serta mengemukakan pendapat atau

gagasannya. Hal ini menyebabkan siswa tidak peka terhadap masalah yang

dihadapi khususnya materi kimia.

Hasil wawancara juga diketahui bahwa para siswa lebih senang apabila guru

menerangkan materi yang sedang dipelajari. Fakta ini tentunya tidak sejalan

dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang mengharuskan adanya keaktifan dan

kekreatifan siswa dalam belajar. Siswa akan aktif dan kreatif hanya pada

materi-materi tertentu yang menurut siswa menarik; contohnya pada materi

koloid, sedangkan pada materi yang menarik siswa akan cenderung pasif dan

lebih suka apabila guru yang menerangkan; contohnya pada materi larutan

penyangga.

Page 21: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

3

Sumber belajar khususnya mata pelajaran kimia yang digunakan adalah pan-

duan belajar yang memuat ringkasan materi dan uji kompetensi diri siswa

dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS), namun LKS hanya digunakan dalam

proses tanya jawab saja. Pada proses pembelajaran, demonstrasi atau

eksperimen hanya dilakukan sesekali saja dan pada materi kimia tertentu saja

sehingga, ilmu kimia yang merupakan bagian dari sains sebagai proses, sikap

dan teknologi belum tercapai. siswa tidak diberikan stimulus lebih untuk dapat

berpikir secara logis dengan mengembangkan kemampuan berpikir secara

ilmiah akibatnya, siswa tidak dapat menemukan dan memahami konsep kimia.

Dengan demikian, perlu dicari sebuah metode pembelajaran yang dapat mem-

buat siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajar agar dapat mengembangkan

kompetensi dalam dirinya yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan

masa depan. Variasi pembelajaran yang cocok salah satunya yaitu dengan

menggunakan Pre-Lecture Quiz.

Pembelajaran dengan menggunakan Pre-Lecture Quiz merupakan sebuah

variasi pembelajaran dengan adanya pengaruh kuis yang diberikan kepada

siswa sebelum menerima pembelajaran sehingga berguna untuk mengetahui

kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran. Kuis ini didasarkan dari Pre-

Lecture Resources. Pre-Lecture Resources are any activity a student might

do in preparation for your lecture. This could take the form of reading

a textbook extract or Word document, listening to a podcast, performing

an online activity or completing a quiz. Pre-Lecture Quiz ini merupakan

salah satu aktivitas siswa dalam persiapan sebelum pembelajaran berupa

pengerjaan kuis. Dalam penelitian terdahulu diperoleh data berupa data

Page 22: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

4

pengetahuan awal, data motivasi belajar siswa, baik awal maupun akhir, dan

prestasi belajar siswa (Idayu, 2017).

Menurut hasil penelitian yang menyatakan bahwa penerapan PLQ pada

pembelajaran kimia untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa

ternyata berhasil yaitu dengan adanya perbedaan motivasi belajar kimia siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan nilai signifikan p = 0,026. Terdapat

perbedaan prestasi belajar kimia antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

dengan nilai Fhitung (4,259) > Ftabel (4,034), p = 0,044 (Fitri Lestari, 2017).

Berdasarkan fakta tersebut, perlu upaya guru untuk memperbaiki model dan

variasi pembelajaran agar siswa terlatih aktif dan berpikir kreatif khususnya

meningkatkan kemampuan berpikir lancar, sehingga saat pembelajaran siswa

lebih aktif dan kreatif. Salah satu upaya tersebut yaitu digunakan model discovery

learning.

Menurut hasil penelitian yang menyatakan bahwa model discovery learning

adalah suatu tipe pembelajaran dimana siswa membangun pengetahuan mereka

sendiri dengan mengadakan suatu percobaan dan menemukan sebuah prinsip dari

hasil percobaan tersebut (Rohim, 2012). Model pembelajaran discovery learning

adalah model pembelajaran yang direkomendasikan oleh kurikulum 2013. Pada

model pembelajaran discovery learning memiliki beberapa kelebihan, yaitu

menambah pengalaman siswa dalam belajar, memberikan kesempatan siswa untuk

lebih dekat dengan sumber pengetahuan, menggali kreatifitas siswa, mampu

meningkatkan rasa percaya diri pada siswa, dan meningkatkan kerjasama antar

siswa. Hal tersebut didukung berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah di-

Page 23: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

5

lakukan dengan menerapkan model discovery learning (Putrayasa, Syahruddin, &

Margunayasa, 2014). Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa discovery

learning untuk mengembangkan cara belajar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif

pada materi larutan penyangga menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir

kreatif siswa pada materi larutan penyangga.

Sesuai dengan Permendikbud No.59 tentang kerangka dasar dan struktur

kurikulum sekolah menengah atas/madrasah aliyah, Salah satu upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran

yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran yaitu model discovery

learning . Model discovery learning adalah suatu model untuk mengem-

bangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki

sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan,

tidak akan mudah dilupakan siswa (Hosnan, 2014).

Mengingat bahwa masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda,

maka variasi pembelajaran dan model pembelajaran tersebut memberikan

kesempatan kepada para siswa untuk menggali konten (materi) dengan meng-

gunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen

secara kolaboratif. Dengan pembelajaran ini siswa diharapkan dapat mengem-

bangkan keterampilan berfikir dan menjadi pelajar yang mandiri sehingga prestasi

belajar meningkat Pada model pembelajaran discovey learning ini yang

ditekankan dalam proses belajar mengajar yaitu pada keterampilan siswa berpikir

kreatif.

Page 24: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

6

Keterampilan berpikir kreatif yang dimiliki dapat membantu siswa untuk

mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, mengerti konsep dasar

dan ide-ide lebih baik, dan belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber

belajar yang ada di kimia. Keterampilan berpikir kreatif memiliki lima indikator

kemampuan yaitu indikator kemampuan berpikir lancar (fluency), indikator

kemampuan berpikir luwes (flexibility), indikator kemampuan berpikir orisinil

(originality), indikator kemampuan elaboratif (elaboration), dan indikator

kemampuan berpikir evaluatif (evaluation) (Munandar, 2009).

Pada penelitian kali ini, peneliti ingin meneliti keterampilan kreatif siswa kelas XI

IPA di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yaitu berfikir lancar (fluency).

Keterampilan berpikir lancar merupakan keterampilan berpikir kreatif dengan

indikator menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada, mempunyai banyak

gagasan mengenai suatu masalah, lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya,

bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari orang lain dan dapat dengan

cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi (Munandar,

2014). Keterampilan berpikir lancar ini dapat dijadikan saran agar siswa dapat

mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban.

Keterampilan lancar ini dapat dilatih dengan model pembelajaran discovery

learning pada langkah kedua sampai keenam (Hasanah, 2018).

Penelitian yang dilakukan Murdiandari (2015) menunjukkan bahwa pembelajaran

materi laju reaksi menggunakan model discovery learning efektif dalam

meningkatkan keterampilan berpikir lancar siswa. Penelitian yang dilakukan

Indriani (2017) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran discovery

Page 25: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

7

learning praktis, efektif, dan berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan

berpikir lancar pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Penelitian yang

dilakukan Fitri (2017) menyimpulkan bahwa Penggunaan Multiple Representasi

model discovery learniung efektif dalam meningkatkan keterampilan fleksibel

pada materi larutan penyangga. Penelitian yang dilakukan Putri (2017)

menyimpulkan bahwa pembelajaran discovery learning dikatakan praktis dan

efektif dalam meningkatkan efikasi diri dan penguasaan konsep siswa serta

memiliki ukuran pengaruh yang besar.

Berdasarkan uraian diatas, maka akan perlu dilakukan penelitian untuk me-

ningkatkan keterampilan berpikir lancar pada materi larutan penyangga dengan

judul ” Efektivitas Pre-Lecture Quiz dalam Meningkatkan Keterampilan

Berpikir Lancar Siswa Pada Materi Larutan Penyangga”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah bagaimana efektivitas Pre-Lecture Quiz dalam meningkatkan keterampilan

berpikir lancar siswa pada materi larutan Penyangga?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan efektivitas Pre-Lecture Quiz dalam meningkatkan keterampilan

berpikir lancar siswa pada materi larutan penyangga.

Page 26: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

8

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa

Dapat meningkatkan keterampilan berpikir lancar siswa pada materi larutan

penyangga.

2. Bagi guru dan calon guru

Sebagai salah satu media pembelajaran dan referensi guru dalam menunjang

pembelajaran larutan penyangga.

3. Sekolah

Pre-lecture quiz dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan mutu pembela-

jaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar peneitian ini mencapai sasaran sebagai mana yang telah dirumuskan, maka

ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata efektivitas memiliki

persamaan dengan kata pengaruh, sehingga uji efektivitas dapat dilakukan

dengan uji pengaruh.

2. Penggunaan variasi pembelajran pre lecture quiz digunakan sebelum

pembelajaran dimulai.

3. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah materi Larutan Penyangga.

4. Langkah-langkah model discovery learning menurut Syah (Anonim, 2013)

yaitu (1) pemberian rangsangan (stimulation); (2) identifikasi masalah

Page 27: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

9

(problem statement); (3) pengumpulan data (data collection); (4) pengolahan

data (data collection); (5) pembuktian (verification); (6) menarik kesimpulan

(generalization).

5. Keterampilan berpikir kreatif yang akan diteliti, meliputi keterampilan

berpikir lancar (fluency), luwes (flexibelity), orisinal (originalities) dan

memerinci (elaborate), dan evaluatif (evaluation).

6. Ukuran pengaruh (effect size) ditentukan dengan nilai t dan uji effect size

terhadap variasi pembelajaran pre-lecture quiz dalam meningkatkan

keterampilan berpikir lancar siswa pada materi larutan penyangga

(Jahjouh, 2014).

Page 28: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil. Efe-

ktivitas menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha yang dikata-

kan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. Di dalam kamus bahasa Indo-

nesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efektif, pe-

ngaruh atau akibat, atau efektif juga diartikan dengan memberikan hasil yang

memuaskan. Secara ideal taraf efektivitas dapat dinyatakan dengan ukuran-

ukuran yang pasti. Efektivitas merupakan keadaan yang menunjukkan sejauh

mana apa yang direncanakan dapat tercapai, semakin banyak rencana yang

dapat dicapai semakin efektif pada kegiatan tersebut. Penyediaan kesempatan

belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu

siswa dalam memahami isi materi yang sedang dipelajari.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi efektivitas ada-

lah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur,

membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tinda-

kan. Menurut Sunyono (2013), model pembelajaran dikatakan efektif bila

siswa dilibatkan secara aktif dalam mengorganisasi dan menemukan hubu-

Page 29: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

11

ngan dan informasi-informasi yang diberikan, dan tidak hanya secara pasif

menerima pengetahuan dari guru.

Keefektivan model pembelajaran sangat terkait dengan pencapaian tujuan

suatu proses pembelajaran. Model pembelajaran dapat dikatakan efektif

bila peserta didik dilibatkan secara aktif dalam mengorganisasi dan mene-

mukan hubungan serta informasi-informasi yang diberikan dan tidak hanya

secara pasif menerima pengetahuan dari guru/dosen. Indikator keefektivan

meliputi: 1) pencapaian tujuan pembelajaran dan ketuntasan belajar peserta

didik, 2) pencapaian aktivitas peserta didik dan guru/dosen, 3) pencapaian

kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran, 4) peserta didik mem-

beri respon positif dan minat yang tinggi terhadap pembelajaran yang

dilaksanakan (Nieveen, 2013).

Proses untuk mencapai tujuan tersebut harus memperhatikan beberapa faktor,

salah satunya adalah efektivitas dalam pembelajaran. Efektivitas adalah ke-

tepat gunaan, hasil guna, menunjang tujuan. Efektivitas dapat diartikan

sebagai tindakan keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan tertentu yang

dapat membawa hasil belajar secara maksimal. Keefektifan proses

pembelajaran berkenaan dengan jalan, upaya teknik dan strategi yang

digunakan dalam mencapai tujuan secara optimal, tepat dan cepat (Sudjana,

2013).

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, dapat dikatakan bahwa

efektivitas pembelajaran merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai dari

suatu metode pembelajaran yang diterapkan yang sesuai dengan tujuan pem-

Page 30: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

12

belajaran. Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa dilibatkan secara

aktif dalam mengorganisasi dan menemukan hubungan dan informasi-informa-

si yang diberikan, dan tidak hanya secara pasif menerima pengetahuan dari

guru (Sudjana, 2014).

Keefektifan dapat dilihat dari optimalnya teknik dan strategi yang digunakan

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan uji t pihak kanan (Sugiyono,

2015) dimana fungsinya untuk menguji salah satu indikator efektif yaitu

mengenai rata-rata nilai post-test kemampuan berpikir kreatif. Uji signifikansi

digunakan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan

berpikir kreatif yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

(Arikunto, 2015) akan tetapi, signifikasi statistik tidak memberikan informasi

yang cukup berarti terkait dengan besarnya perbedaan atau korelasi.

Signifikasi statistik hanya menggambarkan besarnya kemungkinan munculnya

statistik dengan nilai tertentu dalam suatu distribusi (Olejnik dan Algina,

2015). Perbedaan atau korelasi yang kecil dapat memiliki nilai p yang kecil,

berarti signifikan, hanya dengan mengujinya dalam sampel yang besar. Effect

size juga dapat dianggap sebagai ukuran mengenai kebermaknaan hasil

penelitian dalam tataran praktis (Santoso, 2016).

Keefektifan proses pembelajaran berkenaan dengan jalan, upaya teknik dan

strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara optimal, tepat dan

cepat. ”Efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok,

tercapainya tujuan, ketepatan waktu, adanya partisipasi aktif dari anggota”.

Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap

Page 31: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

13

elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan

hasil pembelajaran, membawa kesan, sarana atau fasilitas memadai, materi dan

metode affordable, guru professional (Hamalik, 2016).

Model pembelajaran yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

1. Validitas: validitas model pembelajaran dapat dilihat dari tingkat validitas

isi menurut ahli dan juga harus memenuhi validitas konstruk. Validitas isi

oleh para ahli mencerminkan rasional teoritik, sedangkan validitas kon-

struk, mengukur apakah semua komponen dalam model secara konsisten

saling berkaitan.

2. Kepraktisan: kepraktisan suatu model pembelajaran merupakan salah satu

kriteria kualitas model yang ditinjau dari hasil penilaian pengamat ber-

dasarkan pengamatannya selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

Suatu model pembelajaran dikatakan memiliki kepraktisan yang tinggi,

bila pengamat berdasarkan pengamatannya menyatakan bahwa tingkat

keerlaksanaan penerapan model dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas

termasuk ke dalam kategori tinggi. Keterlaksanaan model dalam pelak-

sanaan pembelajaran dapat ditinjau dari keterlaksanaan sintak, keterlaksa-

naan sistem sosial, dan keterlaksanaan prinsip reaksi pengelolaan dengan

sistem pendukung yang tersedia.

3. Keefektivan: keefektivan model pembelajaran sangat terkait dengan pen-

capaian tujuan pembelajaran. Model pembelajaran dikatakan efektif bila

peserta didik dilibatkan secara aktif dalam mengorganisasi dan menemu-

kan hubungan dan informasi-informasi yang diberikan dan tidak hanya

Page 32: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

14

secara pasif menerima pengetahuan dari guru/dosen. Indikator keefektivan

meliputi:

a. Pencapaian tujuan pembelajaran dan ketuntasan belajar peserta didik.

b. Pencapaian aktivitas peserta didik dan guru/dosen.

c. Pencapaian kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran.

d. Peserta didik memberi respon positif dan minat yang tinggi terhadap

pembelajaran yang dilaksanakan (Nieveen, 2013).

B. PLQ (Pre-Lecture Quiz)

Pre-Lecture Quiz (PLQ) merupakan penerapan kuis yang diberikan kepada siswa

sebelum menerima pembelajaran sehingga berguna untuk mendiagnosa kesiapan

siswa dalam menerima pembelajaran. Tujuan penggunaan kuis yakni dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, memberi motivasi siswa agar sebelum

dilakukan proses belajar mengajar siswa membaca materi terlebih dahulu, dan

mendiagnosa kesiapan siswa sebelum memulai pembelajaran. Aktivitas

penugasan membaca sebelum materi pelajaran diajarkan dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Siswa akan lebih giat lagi

belajar kalau tahu akan diadakan kuis, sesuai dengan pendapat Sadirman (1992)

bahwa para siswa akan lebih giat belajar kalau mengetahui akan ada kuis.

Kuis tersebut dapat disebut sebagai pretes sebelum pembelajaran berlangsung.

Pemberian kuis mempunyai arti dan tujuan sendiri bagi siswa. Pretes sering kali

dijadikan instrumen andalan untuk mengukur tingkat pencapaian siswa dalam

menguasai suatu materi pelajaran (Purnama, 2008). Kuis ini didasarkan dari Pre-

Page 33: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

15

Lecture Resources. Pre-Lecture Resources merupakan kegiatan yang dilakukan

sebagai kesiapan sebelum menerima pembelajaran, yang dapat dilakukan berupa

membaca buku teks, melakukan aktivitas online, atau dapat juga dilakukan

dengan pemberian kuis (Seery, 2010). Jadi, PLQ ini merupakan salah satu

aktivitas siswa dalam persiapan sebelum pembelajaran berupa pengerjaan kuis

yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapan siswa dalam menguasai materi

sebelum pembelajaran.

Konsep dari PLQ didasarkan pada teori beban kognitif, yang menjelaskan bahwa

pembelajaran merupakan proses untuk memperoleh dan menyimpan informasi

baru. Peranan kuis dalam pembelajaran antara lain untuk mengetahui penguasaaan

siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Kuis yang diberikan secara kontinu

dapat meningkatkan prestasi belajar, hal ini karena siswa akan berusaha aktif dan

belajar lebih tekun untuk mendapatkan nilai yang baik. Pemberian tugas kuis atau

pretes mempunyai arti dan tujuan sendiri bagi siswa. PLQ memiliki kelebihan

yaitu pertama, penerapan PLQ dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk

belajar kimia sehingga prestasi belajarnya juga akan ikut meningkat. Kedua,

penerapan PLQ dapat membuat siswa lebih siap untuk belajar kimia. Kesiapan

atau readiness menurut Jamies Drever adalah: Preparedness to respond or react.

Oleh karena itu, penerapan PLQ yang dapat membuat siswa lebih siap untuk

belajar kimia sehingga akan membuahkan hasil belajar yang lebih baik. Ketiga,

penerapan PLQ sebagai penunjuk arah dalam belajar kimia. Motivasi pada

dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu,

termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Keempat, siswa yang mengisi

waktu sebelum pembelajaran dengan penerapan PLQ akan mendapatkan hasil

Page 34: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

16

yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak menerapkan PLQ. Kelima,

siswa yang menerapkan PLQ sebelum pembelajaran juga dinilai menerima

pembelajaran lebih jelas dan lebih terorganisir.

Pembelajaran dengan menggunakan Pre-Lecture Quiz merupakan pembelajar-

an dengan adanya pengaruh kuis yang diberikan kepada siswa sebelum me-

nerima pembelajaran sehingga berguna untuk mengetahui kesiapan siswa

dalam menerima pembelajaran. Kuis ini didasarkan dari Pre-Lecture

Resources. Pre-Lecture Resources are any activity a student might do in

preparation for your lecture. This could take the form of reading a

textbook extract or Word document, listening to a podcast, performing an

online activity or completing a quiz. Pre-Lecture Quiz ini merupakan

salah satu aktivitas siswa dalam persiapan sebelum pembelajaran berupa

pengerjaan kuis. Dalam penelitian ini diperoleh data berupa data pengetahuan

awal, data motivasi belajar siswa, baik awal maupun akhir, dan prestasi

belajar siswa (Idayu, 2017).

Berdasarkan penelitian yang menyatakan bahwa penerapan PLQ pada

pembelajaran kimia untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa

ternyata berhasil yaitu dengan adanya perbedaan motivasi belajar kimia siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan nilai signifikan p = 0,026. Terdapat

perbedaan prestasi belajar kimia antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan

nilai Fhitung (4,259) > Ftabel (4,034), p = 0,044 (Fitri Lestari, 2017).

Page 35: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

17

C. Model Discovery learning

Menurut Suryosubroto (2009), model pembelajaran discovery learning adalah

salah satu model mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah,

dengan alasan sebagai berikut:

1. model pembelajaran discovery learning dapat digunakan untuk mengem-

bangkan cara belajar siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran

2. model pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran di-

mana siswa sendiri yang menemukan dan menyelidiki konsep suatu materi,

sehingga hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tak mudah

dilupakan siswa

3. konsep suatu materi yang ditemukan oleh siswa sendiri merupakan konsep

yang sangat dikuasai dan mudah digunakan dalam aplikasi konsep lainnya.

4. melalui model pembelajaran penemuan, siswa belajar menguasai metode

ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri

5. melalui model penemuan ini juga, siswa terlatih dalam berpikir menganalisis

dan mencoba memecahkan masalah yang dihadapi sendiri; kebiasaan ini akan

diterapkan dalam kehidupan nyata.

Konsep dasar model pembelajaran discovery learning ini yaitu siswa didorong

belajar dengan diri mereka sendiri, sebagian besar melalui keterlibatan aktif

mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong

siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan

mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri dengan didukung

Page 36: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

18

pengalaman-pengalaman serta menghubungkan pengalamannya dengan konsep-

konsep yang mereka pelajari dibawah bimbingan guru (Irham, 2010).

Menurut Djamarah (2010) definisi model discovery learning adalah proses

belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar mengajar ini guru

menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, tetapi siswa diberi peluang

untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan teknik

pemecahan masalah.

Model discovery learning memiliki kelebihan yaitu:

1. hasil belajar dengan discovery learning lebih mudah dihapal dan diingat

2. dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah karena

menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer

3. pengetahuan dan kecakapan siswa dapat menumbuhkan motivasi intrinsik,

karena siswa merasa puas atas kegiatan belajarnya sendiri

4. mendorong keterlibatan keaktifan siswa

5. Melatih siswa belajar mandiri.

Selain mempunyai kelebihan, model pembelajaran discovery learning juga

mempunyai kelemahan yaitu:

1. menyita waktu yang cukup banyak karena guru dituntut mengubah kebiasaan

mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, mo-

tivator, dan pembimbing

2. apabila pembelajaran kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjurus

kepada kekacauan dan kekaburan/ketidakjelasan atas materi yang dipelajari

tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini.

Page 37: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

19

Model discovery learning menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Hal ini membuat siswa lebih aktif dalam belajar dan mencari materi sendiri

sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dibandingkan dengan model

pembelajar-an konvensional (Tumurun, 2012). Melalui pelaksanaannya,

pembelajaran ini mendorong siswa untuk menemukan suatu konsep secara

terbimbing dari guru. Secara tidak langsung, pembelajaran ini mengarahkan daya

nalar siswa untuk memahami sesuatu sesuai dengan bimbingan guru yang

biasanya dituangkan dalam suatu lembar kerja siswa (Jayanto, 2013).

Model pembelajaran discovery learning mengarahkan peserta didik untuk me-

mahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai

kepada suatu kesimpulan. Penemuan konsep tidak disajikan dalam bentuk akhir,

tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dan

dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau

mengonstruksi apa yang mereka ketahui dan pahami dalam suatu bentuk akhir.

Hal tersebut terjadi bila peserta didik terlibat, terutama dalam penggunaan proses

mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.

Langkah-langkah pada tahap pelaksanaan dalam mengaplikasikan model

discovery learning di kelas, berdasarkan Permendikbud No. 59 tahun 2014

tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah ada beberapa

langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, secara

umum sebagai berikut (Permendikbud, 2014).

Page 38: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

20

1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menim-

bulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi gene-

ralisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru

dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan,

anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada

persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk

menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan

membantu siswa untuk melakukan eksplorasi. Pemberian stimulasi dapat

menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-perta-

nyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong

eksplorasi. Seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi

stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi

dapat tercapai.

2. Problem statement (identifikasi masalah) dan merumuskan hipotesis

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak

mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,

kemudian pilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis

(jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Memberikan kesempatan siswa

untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasasalahan yang mereka hadapi,

merupakan teknik yang berguna dalam membangun pemahaman siswa agar

terbiasa untuk menemukan masalah.

Page 39: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

21

3. Data collection (pengumpulan data).

Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar

tidaknya hipotesis, dengan memberi kesempatan siswa mengumpulkan

berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wa-

wancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan

sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan

demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah dengan

pengetahuan yang telah dimiliki.

4. Data processing (pengolahan data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah

diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu

ditafsirkan. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan seba-

gainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila

perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan

tertentu. Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ katego-

risasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari

generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang

alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara

logis.

5. Verification (pembuktian)

Tahap ini siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar atau

tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan

Page 40: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

22

dengan hasil data yang telah diolah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar

berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui

contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil peng-

olahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang

telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak,

apakah terbukti atau tidak.

6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi adalah proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan

prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,

dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, pe-

nentuan dan inferring. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan

discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating conceps and

principles in the mind. Penggunaan discovery learning, ingin mengubah kondisi

belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif, pembelajaran yang teacher oriented

ke student oriented, dan mengubah modus ekspository siswa hanya menerima

informasi dari guru ke modus discovery siswa menemukan informasi sendiri

(Suryobroto, 2015).

D. Keterampilan Berpikir Kreatif

Terdapat empat tahap dalam berpikir kreatif, yaitu; (1) Exploring

mengidentifikasi hal-hal apa saja yang ingin dilakukan dalam kondisi yang ada

Page 41: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

23

pada saat ini; (2) Inventing, melihat atau mereview berbagai alat, teknik, dan

metode yang telah dimiliki yang mungkin dapat membantu dalam menghilang-

kan cara berpikir yang tradisional; (3) Choosing, mengidentifikasi dan memilih

ide-ide yang paling mungkin untuk dilaksanakan; (4) Implementing, bagaimana

membuat suatu ide dapat diimplementasikan (Istianah, 2013).

Menurut Jufri (2013) mengemukakan bahwa berpikir kreatif adalah proses

berpikir yang menghasilkan gagasan asli, konstruktif, dan menekankan pada aspek

intuitif serta rasional. Menurut Evans (2013), pemikiran kreatif akan membantu

seseorang untuk meningkatkan kualitas dan keefektifan pemecahan masalah dan

hasil pengambilan keputusan yang dibuat. Menurut Siswono (2014) berpikir

kreatif adalah proses mental yang digunakan individu untuk memunculkan ide

serta gagasan yang baru.

Komponen berpikir kreatif menurut Saeki, Fan & Dusen. (2014) Berpikir kreatif

mencakup pemahaman bagian yang tidak lengkap, kesenjangan dalam intuitif

mendapatkan pengetahuan, masalah dan kesulitan, menduga kesenjangan,

kesulitan dan masalah, mengatur hipotesis, menguji hipotesis, membandingkan

hasil tes, mengatur dan mengevaluasi hipotesis baru jika diperlukan dan terakhir

menjelaskan hasil akhir.

Pengukuran kemampuan berpikir kreatif diawali oleh Dr. E. Paul Torrance karena

mengembangkan Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT). TTCT terdiri atas

tiga kegiatan yaitu mengkonstruksi gambaran masalah, membuat penyelesaian

masalah, serta mengungkapkan ulang gagasan-gagasan orang lain dan menyem-

purnakannya. Ada empat indikator yang diukur dalam berpikir kreatif yaitu:

Page 42: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

24

a. Fluency, yaitu kemampuan untuk menghasilkan sejumlah gambaran tentang

masalah serta ide-ide yang relevan sebanyak mungkin.

b. Flexibility, yaitu kemampuan untuk memberikan gagasan dalam kondisi-

kondisi yang berbeda.

c. Originality, yaitu kemampuan untuk memberikan respon atau gagasan yang

unik serta menghasilkan ide-ide yang tidak biasa atau jarang terjadi dan

tidak dangkal.

d. Elaboration, yaitu kemampuan untuk menambahkan subjek, mengem-

bangkan,memperkaya serta menguraikan ide-ide yang ada (Torrance, 2015).

Terdapat 5 aspek berpikir kreatif yaitu. (1) Kreativitas berkaitan erat antara

keinginan dan usaha. Untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif memerlukan

usaha. (2) Kreativitas menghasilkan sesuatu yang berbeda dari yang telah ada.

Orang yang kreatif berusaha mencari sesuatu yang baru dan memberikan

alternatif terhadap sesuatu yang telah ada. Pemikir kreatif tidak pernah puas

terhadap apa yang telah ditemukan. Mereka selalu ingin menemukan sesuatu

yang lebih baik dan lebih efisien. (3) Kreativitas lebih memerlukan evaluasi

internal dibandingkan eksternal. Pemikir kreatif harus percaya pada standar

yang telah ditentukan sendiri. (4) Kreativitas meliputi ide yang tidak dibatasi.

Pemikir kreatif harus bisa melihat suatu masalah dari berbagai aspek (sudut

pandang) dan menghasilkan solusi yang baru dan tepat, dan (5) Kreativitas

sering muncul pada saat sedang melakukan sesuatu. Kemampuan berpikir

kreatif berkenaan dengan kemampuan menghasilkan atau mengembangkan

Page 43: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

25

sesuatu yang baru, yaitu sesuatu yang tidak biasa yang berbeda dari ide-ide

yang dihasilkan kebanyakan orang (Muzaki, 2015)

Munandar (Afifah, 2016) memberikan uraian tentang aspek berpikir kreatif

sebagai dasar untuk mengukur kreativitas peserta didik seperti terlihat dalam

Tabel 1.

Tabel 1. Indikator kemampuan berpikir kreatif

Pengertian Indikator

Berpikir Lancar (Fluency)

1. Mencetuskan banyak gagasan,

jawaban, penyelesaian masalah

atau jawaban.

2. Memberikan banyak cara atau

saran untuk melakukan berbagai

hal.

3. Selalu memikirkan lebih dari

satu jawaban

a. Mengajukan banyak pertanyaan.

b. Menjawab dengan sejumlah

jawaban jika ada.

c. Mempunyai banyak gagasan

mengenai suatu masalah.

d. Lancar mengungkapkan

gagasan-gagasannya.

e. Bekerja lebih cepat dan

melakukan lebih banyak dari

orang lain.

f. Dapat dengan cepat melihat

kesalahan dan kelemahan dari

suatu objek atau situasi.

Berpikir Luwes (Flexibility)

1. Menghasilkan gagasan, jawab-

an, atau pertanyaan yang

bervariasi.

2. Dapat melihat suatu masalah

dari sudut pandang yang

berbeda.

3. Mencari banyak alternatif atau

arah yang berbeda.

4. Mampu mengubah cara

pendekatan atau pemikiran.

a. Memberikan bermacam-macam

penafsiran terhadap suatu

gambar, cerita atau masalah.

b. Menerapkan suatu konsep atau

asas dengan cara yang berbeda-

beda.

c. Jika diberikan suatu masalah

biasanya memikirkan bermacam-

macam cara untuk

menyelesaikannya.

Page 44: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

26

Lanjutan Tabel 1 Indikator berpikir kreatif

Berpikir Orisinil (Originality)

1. Mampu melahirkan ungkapan

yang baru dan unik.

2. Memikirkan cara-cara yang tak

lazim untuk mengungkapkan

diri.

3. Mampu membuat kombinasi-

kombinasi yang tak lazim dari

bagian-bagian atau unsur-unsur

a. Memikirkan masalah-masalah

atau hal yang tidak terpikirkan

orang lain.

b. Mempertanyakan cara-cara yang

lama dan berusaha memikirkan

caracara yang baru.

c. Memilih cara berpikir lain dari

pada yang lain.

Berpikir Elaboratif (Elaboration)

1. Mampu memperkaya dan

mengembangkan suatu gagasan

atau produk.

2. Menambah atau merinci detail-

detail dari suatu objek, gagasan

atau situasi sehingga menjadi

lebih menarik

a. Mencari arti yang lebih

mendalam terhadap jawaban atau

pemecahan masalah dengan

melakukan langkah-langkah

yang terperinci.

b. Mengembangkan atau memper-

kaya gagasan orang lain.

c. Menambah garis-garis,

warnawarna, dan detail-detail

(bagian-bagian) terhadap

gambaranya sendiri atau gambar

orang lain.

Berpikir Evaluatif (Evaluation)

1. Menentukan kebenaran suatu

pertanyaan atau kebenaran suatu

penyelesaian masalah.

2. Mampu mengambil keputusan

terhadap situasi terbuka.

3. Tidak hanya mencetuskan

gagasan tetapi juga

melaksanakannya.

a. Memberi pertimbangan atas

dasar sudut pandang sendiri.

b. Mencetuskan pandangan sendiri

mengenai suatu hal.

c. Mempunyai alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

d. Menentukan pendapat dan berta-

han terhadapnya.

E. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas XI IPA, diperoleh

bahwa pembelajaran kimia yang diterapkan cenderung menggunakan metode kon-

vensional yang lebih terpusat pada guru (teacher centered learning) dan siswa

kurang dilatihkan keterampilan bepikir kreatif sehingga siswa kurang terlibat aktif

Page 45: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

27

dalam proses pembelajaran terutama dalam menemukan konsep. Hal tersebut

tidak sesuai dengan kurikulum 2013 yang diterapkan di sekolah tersebut yang me-

nekankan pembelajaran student centered learning dan menuntut siswa agar dapat

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi salah satunya berpikir kreatif.

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti mencoba untuk melatihkan keterampilan

berpikir kreatif dengan menggunakan model pembelajaran yaitu discovery

learning.

Pembelajaran menggunakan model discovery learning merupakan pembelajaran

yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

tersebut dapat digunakan dalam membelajarkan materi Larutan Penyangga se-

hingga dalam proses pembelajaran siswa mengembangkan cara belajar yang lebih

aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh

akan tahan lama dalam ingatannya. Model pembelajaran ini memiliki enam

langkah sederhana meliputi pemberian rang-sangan, pernyataan/ identifikasi

masalah dan merumuskan hipotesis, peng-umpulan data, pengolahan data,

pembuktian, dan menarik kesimpulan/ generalisasi.

Tahap awal model discovery learning pada materi larutan penyangga

adalah pemberian rangsangan (stimulation) kepada siswa berupa

permasalahan atau fenomena yang telah disediakan dalam bentuk tabel,

gambar dan grafik yang dapat diamati menggunakan inderanya. Pada

tahap ini siswa di minta mengamati dan mengidentifikasi suatu

permasalahan dan fenomena-fenomena larutan penyangga berdasarkan

tabel dan gambar, seperti data hasil percobaan yang tertera pada tabel

Page 46: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

28

pengamatan. Kemudian siswa diminta menuliskan hasil identifikasi

tersebut dalam LKS yang telah disediakan. Tahap ini bertujuan untuk

menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan

membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

Tahap kedua adalah identifikasi masalah. Setelah diberikan permasalahan

kemudian siswa diminta untuk membuat pertanyaan tentang masalah apa saja

yang mereka temukan melalui pengamatan yang telah dilakukan. Pada tahap

ini peserta didik akan terpacu untuk berpikir dan mencetuskan banyak

pertanyaan yang dapat meningkatkan salah satu keterampilan berpikir kreatif

yaitu berpikir lancar. Setelah itu, peserta didik diminta untuk membuat

hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Sebelum membuat hipotesis guru

memberi kesempatan pada siswa untuk mengumpulkan informasi yang

relevan.

Tahap ketiga adalah pengumpulan data. Pada tahap ini, siswa mengumpulkan

data-data atau informasi tentang permasalahan atau fenomena yang relevan

guna menguji benar tidaknya hipotesis. Proses pengumpulan informasi yang

dilakukan dalam pembelajaran ini yaitu dengan mengidentifikasi gambar, dan

merancang percobaan mengenai materi larutan penyangga, mengidentifikasi

data hasil percobaan dan mengerjakan data hasil percobaan. Melalui kegiatan-

kegiatan tersebut, siswa akan terpacu untuk berpikir dan menghasilkan banyak

gagasan, jawaban, atau pertanyaan. Dengan demikian, keterampilan berpikir

lancar peserta didik, yaitu menghasilkan atau mencetuskan banyak gagasan,

jawaban, dan penyelesaian masalah atau jawaban dapat terlatih.

Page 47: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

29

Tahap keempat yaitu pengolahan data, siswa diminta untuk mengolah data

dari informasi yang telah diperoleh. Semua informasi yang telah diper-oleh

diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu

serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

Tahap kelima adalah tahap pembuktian (verification). Pada tahap ini, siswa

melakukan pemeriksaan dengan cermat untuk membuktikan benar atau

tidaknya hipotesis yang dihubungkan dengan hasil pengolahan data. Dengan

kebebasan dalam mengolah semua informasi yang mereka dapatkan dan me-

ngaitkannya dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa, sehingga proses

ini membawa siswa mengembangkan keterampilan berpikirnya.

Tahap yang terakhir adalah tahap menarik kesimpulan (generalization). Tahap ini

dilakukan setelah hipotesis diuji kebenarannya. Siswa diminta untuk me-

rumuskan kesimpulan dan dapat memberikan alasan yang dapat dipertanggung-

jawabkan untuk mencapai suatu keputusan yang konkrit.

Berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas, dengan diterapkannya model

discovery learning pada materi larutan penyangga akan dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa terutama pada indikator keterampilan berpikir

lancar.

Page 48: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

30

F. Anggapan Dasar

Beberapa hal yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Siswa kelas XI IPA semester genap SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

pelajaran 2018/2019 yang menjadi subyek penelitian mempunyai kemampuan

dasar yang sama dalam penguasaan kompetensi kimia.

2. Perubahan n-Gain keterampilan berpikir lancar siswa semata-mata terjadi

karena perubahan perlakuan dalam proses belajar.

3. Perbedaan n-Gain keterampilan berpikir lancar pada materi larutan

penyangga terjadi karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran

pada kelas kontrol dan eksperimen.

4. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi keterampilan berpikir lancar pada

materi larutan penyangga kelas XI semester genap SMA Al-Azhar 3 Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2018/2019 diabaikan.

G. Hipotesis Umum

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan Pre-

lecture quiz pada materi larutan penyangga efektif untuk meningkatkan

keterampilan berfikir lancar siswa.

Page 49: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Al-Azhar 3

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2018-2019 yang tersebar dalam 8 kelas.

Diambil 2 kelas dari populasi yang dijadikan sampel, 1 kelas bertindak sebagai

kelas kontrol menerapkan tanpa variasi pembelajaran Pre-Lecture quiz dan 1

kelas lainnya sebagai kelas eksperimen menerapkan pembelajaran dengan variasi

pembelajaran Pre-Lecture quiz. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan

metode random sampling dengan teknik cluster random sampling. Cluster

random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada

kelompok atau unit-unit kecil. Pengambilan sampel dilakukan secara acak

sehingga akan didapatkan 2 kelas penelitian (kelas eksperimen dan kelas kontrol).

B. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang meliputi data

hasil tes sebelum penerapan pembelajaran (pretes), untuk kelas eksperimen

diterapkan variasi pembelajaran dengan Pre-Lecture Quiz, untuk kelas kontrol

tanpa diterapkan variasi pembelajaran dengan Pre-Lecture Quiz , dan hasil tes

Page 50: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

32

setelah penerapan pembelajaran (postes), dan lembar aktivitas siswa dalam

pembelajaran.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini yaitu quasi eksperiment dengan jenis desain pretest-posttest

non-equivalent control group design (Freankel, 2012 ). Pretest-posttest non-

equivalent control group design menggunakan dua kelas yaitu kelas kontrol dan

eksperimen yang dipilih secara random. Dua kelas tersebut sebelumnya diberi

pretes untuk mengetahui keadaan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Selanjutnya setelah diketahui hasil dari pretes dua kelas tersebut, maka pada kelas

eksperimen diberikan perlakuan (X) yaitu dengan diterapkan variasi pembelajaran

Pre-Lecture Quiz, sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan variasi

pembelajaran Pre-Lecture Quiz (-)

Setelah diberikan perlakuan atau treatment pada kelas eksperimen dilanjutkan

dengan pemberian postes pada kedua kelas. Untuk lebih jelasnya tentang desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 2 sebagai

berikut:

Tabel 2. Desain Penelitian pretest-posttest control group design (Freankel, 2012)

Keterangan:

O1 : Pretes (sebelum perlakuan)

X : Pembelajaran menggunakan Pre-Lecture Quiz

O2 : Postes (setelah perlakuan)

Kelas Pretes Perlakuan Postes

Kelas Eksperimen O1 X O2

Kelas Kontrol O1 - O2

Page 51: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

33

Dalam penelitian ini kedua kelas penelitian diberikan pretes (O1) yang terdiri dari

5 soal uraian. Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Pada

kelas eksperimen diterapkan variasi pembelajaran dengan Pre-Lecture Quiz (X),

sedangkan pada kelas kontrol tidak diterapkan pre-lecture quiz. (C). Setelah

diberi perlakuan, kedua kelas penelitian diberikan postes (O2) yang juga terdiri

dari 5 soal uraian. Postes dilakukan untuk mengetahui mengetahui kemampuan

akhir siswa.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi pembelajaran Pre-Lecture

Quiz (pemberian kuis setiap pertemuan)

b. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan lancar siswa pada

materi larutan penyangga.

E. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

Perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian ini sebagai berikut:

1. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Silabus.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 52: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

34

c. Soal Pre-Lceture Quiz

d. Lembar kerja siswa yang digunakan berjumlah empat LKS kelompok yaitu

- LKS 1 mengenai definisi, jenis dan komponen larutan penyangga

- LKS 2 mengenai cara kerja larutan penyangga

- LKS 3 mengenai pH larutan penyangga

- LKS 4 mengenai menghitung pH larutan penyangga yang ditambah

sedikit asam, basa, dan pengenceran

- LKS 5 mengenai Peranan Larutan Penyangga dalam tubuh makhluk

hidup

2. Instrumen

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan

sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh

pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto,

2013). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. kisi-kisi, rubrikasi, dan soal pretes dan postes pada materi pokok larutan

penyangga yang terdiri dari 5 butir soal essay untuk mengukur

kemampuan berpikir lancar siswa mengenai materi larutan penyangga.

b. Lembar pengamatan aktivitas siswa.

Page 53: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

35

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan penelitian ini adalah:

1. Tahap Persiapan Penelitian

a. meminta izin kepada Kepala SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung untuk

melaksanakan penelitian

b. melakukan observasi ke sekolah untuk mendapatkan informasi mengenai :

data siswa, karakteristik siswa, jadwal pelajaran kimia dan sarana dan

prasarana yang ada di sekolah

c. menentukan populasi dan sampel penelitian

d. mempersiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian

e. melakukan uji validitas dan reabilitas terhadap soal pretes dan postes

kepada siswa kelas XII yang telah menerima materi larutan penyangga.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. melakukan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal-soal

dan alokasi waktu yang sama

b. melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi larutan penyangga,

diterapkan variasi pembelajaran menggunakan pre-lecture quiz di kelas

eksperimen serta tidak diterapkan variasi pembelajaran menggunakan pre-

lecture quiz di kelas kontrol

c. melakukan pretes postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

soal-soal dan alokasi waktu yang sama.

Page 54: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

36

3. Tahap Akhir Penelitian

a. melakukan tabulasi dan analisis data keefektifan model discovery learning

b. melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian.

c. menarik kesimpulan

Page 55: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

37

Adapun prosedur penelitian disajikan pada alur penelitian berikut :

Gambar 1. Prosedur pelaksanaan penelitian

Meminta izin

penelitian

Melakukan observasi

mengenai

pembelajaran kimia

di sekolah

Menyusun instrumen

penelitian

Melakukan validasi

instrumen

Menentukan populasi

dan sampel

Pretes

Pembelajaran Pre-

Lecture Quiz di kelas

eksperimen

Pembelajaran tanpa

Pre-Lecture Quiz di

kelas kontrol

Postes

Analisis

data

Pembahasan

Kesimpulan

Prapenelitian

Penelitian

Pascapenelitian

Page 56: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

38

G. Teknik Analisis Data

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti

yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah,

tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

1. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes

Teknik pengolahan data digunakan untuk mengetahui kualitas instrumen tes yang

digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen tes dilakukan untuk mengetahui

dan mengukur apakah instrumen yang digunakan telah memenuhi syarat dan

layak digunakan sebagai pengumpul data. Instrumen yang baik harus memenuhi

dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2013). Uji coba soal

pretes dan postes dilakukan pada siswa SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang

sudah mendapat materi larutan penyangga yaitu kelas XII IPA yang berjumlah 20

orang. Uji coba dilakukan dengan menggunakan soal pretes dan postes yang

berjumlah 5 butir soal essay. Berdasarkan hasil uji coba instrumen tersebut maka

akan diketahui validitas dan reliabilitas instrumen tes.

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen tes (Arikunto, 2013). Uji validitas yang pertama

dilakukan adalah uji validitas ahli dengan seorang validator, selanjutnya

menggunakan rumus korelasi Pearson product moment yang dilakukan dengan

aplikasi SPSS statistic 17.0 untuk soal keterampilan berpikir lancar. Soal akan

dikatakan valid apabila nilai dari rhitung yang diperoleh lebih besar dari rtabel

(rhitung> rtabel) dengan taraf signifikan sebesar 5%. rtabel 0.44.

Page 57: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

39

Tabel 3. Kriteria validitas instrumen tes

Nilai alpha Kriteria

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan

instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu alat

evaluasi disebut reliabel jika alat tersebut mampu memberikan hasil yang dapat

dipercaya dan konsisten. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus

Alpha Cronbach yang kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan

derajat reliabilitas alat evaluasi, dalam hal ini analisis dilakukan dengan

menggunakan SPSS statistic 17.0.

Tabel 4. Kriteria derajat reliabilitas (r11) (Fidiana, 2017):

Derajat Reliabilitas

(r11)

Kriteria

0,80< r11 ≤ 1,00 sangat tinggi

0,60< r11 ≤ 0,80 Tinggi

0,40< r11≤ 0,60 Sedang

0,20< r11≤ 0,40 Rendah

0,00< r11 ≤ 0,20; tidak reliable

2. Analisis Data Efektivitas Pre-Lecture Quiz

Tujuan analisis data adalah untuk memberikan makna yang digunakan untuk

menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis

yang telah dirumuskan sebelumnya. Teknik analisis data efektivitas model

pembelajaran discovery learning sebagai berikut:

Page 58: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

40

a. Analisis Pre-Lecture Quiz

Perhitungan nilai Pre-Lecture Quiz (PLQ) siswa sebagai berikut :

Nilai Siswa =

b. Analisis Data Kemampuan Berpikir lancar

1) Perhitungan Nilai Siswa

Analisis data keterampilan berpikir lancarb siswa pada materi larutan

penyangga dilihat dari n-Gain yang diperoleh dari nilai pretes dan postes.

Hasil pretes dan postes masih berupa skor bukan nilai, maka harus

mengubah skor menjadi nilai. Nilai pretes dan postes diperoleh dengan

rumus sebagai berikut:

Nilai akhir = ∑Skor yang diperoleh siswa

skor maksimunx 100

Data yang diperoleh kemudian dianalisis, dengan menghitung n-Gain

yang selanjutnya digunakan pengujian hipotesis.

2) Perhitungan n-Gain

Keterampilan berpikir lancar siswa pada materi larutan penyangga antara

variasi pembelajaran pre-lecture quiz yang diterapkan di kelas eksperimen

dengan tanpa variasi pembelajaran pre-lecture quiz yang diterapkan di

kelas kontrol. Dapat diketahui dengan melakukan analisis skor gain

ternormalisasi. Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

nilai pretes dan postes dari kedua kelas. Rumus n-Gain menurut Sudjana

(2015) adalah:

Page 59: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

41

Rumus nilai n-gain =nilai postes - nilai pretes

nilai maksimum - nilai pretes

Menurut Hake (1999) terdapat kriteria n-Gain yaitu:

a. pembelajaran dengan skor n-Gain “tinggi” jika n-Gain > 0,7

b. pembelajaran dengan skor n-Gain ”sedang” n-Gain terletak antara 0,3

< n-Gain ≤ 0,7

c. pembelajaran dengan skor n-Gain ”rendah” jika n-Gain≤ 0,3.

Efektivitas model pembelajaran pre-lecture quiz tidak hanya dilihat dari

perbedaan nilai rata-rata n-Gain tetapi juga didukung lembar penilaian

observasi berupa lembar kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

3. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan uji statistik parametrik dan non

statistik parametrik. Uji statistik parametrik dilakukan jika data berdistribusi

normal dan homogen. Jika data tidak berdistribusi normal dan tidak

homogen maka dilakukan uji statistik non parametrik. Oleh karena itu,

untuk menentukan apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik

maka dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu.

Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel dan

SPSS versi 17.0 for windows. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel penelitian

berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak dan untuk

Page 60: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

42

menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau

non parametrik. Langkah-langkah uji normalitas sebagai berikut:

1. Hipotesis

Hipotesis untuk uji normalitas:

Ho = data penelitian berdistribusi normal

H1 = data penelitian berdistribusi tidak normal

2) Memasukkan data penelitian berupa nilai n-Gain ke dalam program

SPSS versi 17.0 for windows dengan menggunakan taraf signifikan

(α) sebesar 0,05.

3) Kriteria Uji

Kriteria pengujian adalah terima Ho jika nilai sig (p) dari Shapiro-Wilk >

0,05 dan terima H1 jika nilai sig (p) dari Shapiro-Wilk < 0,05

b. Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dibandingkan

memiliki nilai rata-rata dan varians identik. Langkah-langkah uji

homogenitas sebagai berikut :

1. Hipotesis

Hipotesis untuk uji Homogenitas :

H0 : 22

21 = Kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang

homogen.

H1 : 22

21 = Kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang

tidak homogen.

Page 61: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

43

2. Memasukkan data penelitian berupa nilai n-Gain ke dalam program SPSS

versi 17.0 for windows dengan menggunakan taraf signifikan (α) sebesar

0,05.

3. Kriteria Uji

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika nilai sig (p) dari Statistics > 0,05

dan terima H1 jika nilai sig (p) dari Levene Statistics Levene < 0,05

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji t)

Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai varians yang

homogen, maka pengujian selanjutnya menggunakan uji statistik parametrik,

yaitu menggunakan uji-t (Sudjana, 2015). Uji perbedaan dua rata-rata (uji-t)

digunakan untuk menentukan seberapa efektif perlakuan terhadap sampel

dengan melihat n-Gain kemampuan berpikir lancar yang lebih tinggi antara

variasi pembelajaran yang di terapkan pre-lecture quiz dengan tanpa variasi

pembelajaran yang di terapkan pre-lecture quiz dari siswa SMA Al-Azhar 3

Bandar Lampung. Uji t dilakukan terhadap perbedaan rerata pretes dan

postes. Uji perbedaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan independent sample t-test. Langkah-langkah uji

perbedaan dua rata-rata sebagai berikut :

1. Hipotesis

Rumusan hipotesis

H0 : rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar siswa pada materi

pokok larutan penyangga pada variasi pembelajaran yang di terapkan

Page 62: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

44

pre-lecture quiz lebih besar atau sama dengan rata-rata n-Gain

kemampuan berpikir lancar siswa dengan tanpa variasi pembelajaran

yang di terapkan pre-lecture quiz.

H0 : µ1x ≥ µ2x

H1 : rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lanacar siswa pada materi

pokok larutan penyangga pada variasi pembelajaran yang di terapkan

pre-lecture quiz kurang dari rata-rata n-Gain kemampuan berpikir

lancar siswa dengan tanpa variasi pembelajaran yang di terapkan

pre-lecture quiz.

H1 : µ1x < µ2x

Keterangan:

µ1 : Rata-rata n-Gain pada materi pokok Larutan Penyangga yang

diterapkan melalui variasi pembelajaran yang di terapkan pre-lecture

quiz

µ2 : Rata-rata n-Gain pada materi pokok Larutan Penyangga yang

diterapkan melalui tanpa variasi pembelajaran yang di terapkan pre-

lecture quiz

2. Memasukkan data penelitian berupa n-Gain ke dalam program SPSS

versi 17.0 for windows dengan menggunakan taraf signifikan (α)

sebesar 0,05.

3. Kriteria Uji

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 dan

terima H1 jika nilai sig (2-tailed) > 0,05

Page 63: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

45

Jika kedua sampel tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka

pengujian kesamaan dua rata-rata tidak menggunakan uji statistik parametrik

yaitu uji-t, melainkan menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji

Mann-Whitney U. Hipotesis uji statistik non parametrik sama dengan

hipotesis uji statistik parametrik. Langkah-langkah uji Mann Whitney sebagai

berikut:

1. Hipotesis

Rumusan hipotesis

H0 : rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar siswa pada materi

pokok larutan penyangga melalui variasi pembelajaran yang di

terapkan pre-lecture quiz lebih besar atau sama dengan rata-rata n-

Gain kemampuan berpikir lancar siswa dengan tanpa variasi

pembelajaran yang di terapkan pre-lecture quiz.

H0 : µ1x ≥ µ2x

H1 : rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar siswa pada materi pokok

larutan penyangga melalui variasi pembelajaran yang di terapkan pre-

lecture quiz kurang dari rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar

siswa dengan tanpa variasi pembelajaran yang di terapkan pre-lecture

quiz.

H1 : µ1x < µ2x

Keterangan:

µ1 : Rata-rata n-Gain pada materi pokok Larutan Penyangga yang

diterapkan melalui variasi pembelajaran yang di terapkan pre-lecture

quiz

Page 64: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

46

µ2 : Rata-rata n-Gain pada materi pokok Larutan Penyangga melalui

tanpa variasi pembelajaran yang di terapkan pre-lecture quiz

2. Memasukkan data penelitian berupa n-Gain ke dalam program SPSS

versi 17.0 dengan menggunakan taraf signifikan (α) sebesar 0,05.

3. Kriteria Uji

Jika nilai Asymp.Sig. (2-Tailed) lebih kecil dari < 0,05, maka H0 diterima

dan sebaliknya, jika nilai Asymp.Sig. (2-Tailed) lebih besar dari > 0,05

maka H1 diterima.

d. Uji Ukuran Pengaruh

Perhitungan untuk menentukan besarnya ukuran pengaruh digunakan dengan

uji effect size (Jahjouh, 2014). Perhitungan ini dilakukan setelah mendapatkan

hasil output dari uji paired sample T-test. Adapun rumus uji effect size adalah

sebagai berikut:

2=t2

t2 df

Keterangan : µ = effect size

t = t hitung dari uji-t

df = derajat kebebasan

Tabel 5. Kriteria effect size menurut Dincer (2015):

Nilai effect size Kriteria

µ ≤ 0,15 efek diabaikan (sangat kecil)

0,15< µ ≤ 0,40 efek kecil

0,40< µ ≤ 0,75 efek sedang

0,75< µ ≤ 1,10 efek besar

µ > 1,10 efek sangat besar

Page 65: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian mengenai

efektivitas pre-lecture quiz dalam meningkatkan keterampilan berpikir lancar

pada materi larutan penyangga, dapat disimpulkan pre-lecture quiz efektif untuk

meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada materi larutan penyangga.

Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui perbedaan yang signifikan antara nilai n-

Gain pada kelas kontrol dan eksperimen, dimana kelas eksperimen memiliki rata-

rata nilai n-Gain yang lebih besar daripada kelas kontrol. Pembelajaran pre-lecture

quiz memiliki pengaruh “besar” terhadap peningkatan keterampilan berpikir

lancar siswa. Selain itu , rata-rata aktivitas siswa dikelas eksperimen selama

pembelajaran berlangsung memiliki kriteria “sangat tinggi”.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Pembelajaran menggunakan variasi pembelajaran pre-lecture quiz hendaknya

diterapkan dalam pembelajaran kimia, terutama pada materi larutan penyangga

karena terbukti berdasarkan penelitian yang telah dilakukan variasi

Page 66: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

82

pembelajaran ini efektif dan memiliki ukuran pengaruh yang besar dalam

meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa.

2. Bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan efektivitas

variasi pembelajaran pre-lecture quiz perlu memperhatikan pengelolan waktu

pembelajaran dan suasana belajar di kelas agar proses pembelajaran yang

dilaksanakan maksimal.

Page 67: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Y. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Poe Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Luwes Pada Materi Larutan Elektolit dan Non-

elektrolit. (Skripsi). Universistas Lampung, Bandar Lampung.

Anisa, E.N., Rudibyani, R.B., & Sofya, E., 2017 . Pembelajaran Discovery

Learning untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep

Siswa pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Jurnal Pendidikan

Kimia Unila, 7 (1): 283-295.

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto. 2013.Penilaian Program Pendidikan (Edisi Ketiga).Bina Aksara,

Jakarta.

Dahar, R. W. 1999. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Dincer, S. 2015. Effect of Computer Assisted Learning on Students’ Achievement

in Turkey: a Meta-Analysis. Journal of Turkish Science Education. 12 (1):

99-118.

Djamarah, & Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Evans, J. R. 2013. Berpikir Kreatif dalam Mengambil Keputusan. Bumi Aksara,

Jakarta.

Fidiana, E., Rudibyani, R.B., & Tania, L. 2017. Penerapan Discovery Learning

untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Luwes Materi Larutan

Penyangga. Jurnal Pendidikan Kimia Unila, 7 (1): 104-115.

Fraenkel, J. R., N. E.Wallen dan H. H. Hyun. 2012. How to Design and Evalute

Researche in Education. Eight Edition. McGraw-Hill Inc, New York.

Hake, R. R. 1999. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A six

Thousand-Students Survey Of Mechanics Test Data For Introductory

Physics Courses. American Journal Of Physics, 66(1), 64-74.

Hamalik, O. 2016. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.

Page 68: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

84

Idayu, G. 2017. Pengaruh Penerapan Pre-Lecture Quiz (PLQ) pada Pembelajaran

Kimia terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SMA N 1 Kalasan

Kelas XI Tahun Ajaran 2015/2016. (Skripsi). Universitas Negeri

Yogyakarta, Yogyakarta.

Indriani, F., Rudibyani, R.B., & Efkar, T. 2017. Penerapan Discovery Learning

dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Lancar Pada Materi Elektrolit

Non Elektrolit. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, 5(3).

Irham, M., & Novan, A.W. 2010 Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam

Pembelajaran. Ar-Ruzz Media, Jogjakarta.

Istianah, E. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif

Matematik dengan Pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) pada

Siswa SMA. Infinity Journal, 2(1): 43-54.

Jahjouh, Y.M.A. 2014. The effectiveness of Blended E-Learning Forum In

Planning For Science Instruction. Journal Of Turkish Science Education,

11(4) 3-16.

Jayanto, I.F., & Noer, S.H. 2017. Kemampuan Berpikir Kreatif dengan

Pembelajaran Guided Discovery. Jurnal UIN Raden Intan Lampung, 1 (1):

246-255.

Jufri, A. W. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Pustaka Reka Cipta,

Bandung.

Liew , C. W., & Treagust, D. F. 1998. The Effetiveness of Predict- Observe-

Explain Tasks in Diagnosing Students’ Understanding of Science and in

Identifying Their Levels of Achievement. Educational resources

information center (ERIC), p. 1-21.

Munandar, U. 2012. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Rineka Cipta,

Jakarta.

Murdiandari, W. 2015. Pembelajaran Materi Laju Reaksi Menggunakan Model

Discovery Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Lancar

Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Muzaki, A. 2015. Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif

Matematik Siswa MTs Negeri 1 Jonggat Dengan Pembelajaran Tasc

(Thinking, Actively dan Social Context) Pada Materi Segitiga. Jurnal Media

Pendidikan Matematika. 2 (1) : 197-202.

Nieveen, N., Akker, J.V.D., Bannan, B., Kelly, A.E., & Plomp, T. 2013.

Educational Design Research. Enschede, the Netherlands: SLO.

Page 69: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

85

Noviasari, E. 2014. Penggunaan Model Discovery Learning dalam Mening-katkan

Keterampilan Berpikir Lancar Pada Materi Asam Basa. Skripsi. Universitas

Lampung, Bandar Lampung.

Olejnik, S., & Algina, J. 2000. “Measures of Effect Size for Comparative Studies:

Applications, Interpretations, and Limitations”. Contemporary Educa-tional

Psychology, 25 (3): 241-286.

Permendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 59 Tahun 2014. Kemendikbud, Jakarta.

Puspita, A. 2018. Penggunaan Multiple Representasi Pada Model Discovery

Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Lancar Pada Materi

Larutan Penyangga. (Skripsi). Universitas Sebelas Maret, Solo.

Putrayasa, I.M., Syahruddin, S.P., & Margunayasa, I.G. 2014. Pengaruh Model

Pembelajaran Discovery Learning dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar

IPA Siswa. Jurnal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1):

1-11.

Rohim, F., & Susanto, H. 2012. Penerapan Model Discovery Terbimbing Pada

Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.

Unnes Physics Education Journal, 1(1): 1-5.

Saeki, N., Fan, X., & Dusen, L.V. 2014. A Comparative Study of Creative

Thinking of American and Japanese College Students. The Journal of

Creative Behavior. Volume 35 Nomor 1.

Safitri, A. 2015. Pengembangan Modul Kimia SMA Berbasis Inkuiri Terbimbing

pada Materi Larutan Penyangga. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang,

Semarang.

Santoso, A. 2016. Studi Deskriptif Effect Size Penelitian-Penelitian di Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma. Jurnal Penelitian, 14 (1): 3-8.

Septianingrum,W., Rudibyani, R.B., & Tania, L. 2018. Penerapan Discovery

Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Lancar dan

Penguasaan Konsep Materi Larutan Penyangga. Jurnal Pendidikan Kimia

Unila, 7 (1): 142-153.

Siswono, T. Y. E. 2014. Level Of Student’s Creative Thinking In Classroom

Mathematics. Educational Research and Review, 6 (7), 548-553.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rienika Cipta.

Sudjana, N. 2014. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Fakultas Ekonomi UI,

Bandung.

Page 70: EFEKTIVITAS PRE-LECTURE QUIZ DALAM ...digilib.unila.ac.id/60716/20/3. SKRIPSI TANPA BAB...sebanyak 8 kelas. Diperoleh sampel yang secara clauster random sampling dan diperoleh sampel

86

Sudjana. 2013. Penilaian Hasil Belajar. Remaja Rosda karya, Bandung.

Sudjana. 2015. Metoda Statistika. Tarsito, Bandung.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta,

Bandung.

Sunyono. 2014. Model Pembelajaran Berbasis Multiple Representasi dalam

Membangun Model Mental dan Penguasaan Konsep Kimia Dasar

Mahasiswa. Disertasi. Pascasarjana Univeritas Negeri Surabaya: Tidak

diterbitkan.

Sunyono. 2015. Model Pembelajaran Multiple Representasi. Media Akademi,

Yogyakarta.

Suprayanti, I., Ayub, S., & Rahayu, S. 2016. Penerapan Model Discovery

Learning Berbantuan Alat Peraga Sederhana untuk Meningkatkan Aktivitas

siswa dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 5 Janggat Tahun Pelajaran

2015/2016. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Universitas Mataram,

2(1) : 30-35.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. PT Rineka Cipta,

Jakarta.

Tim Penyusun, 2014. Permendikbud No. 59 tahun 2014 Lampiran III, PMP Mata

Pelajaran Kimia SMA. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia, Jakarta.

Torrance, E.P. 2015. The Torrance Tests of Creative Thinking Norms-Technical

Manual Figural (Streamlined) Forms A & B. Bensenville, IL: Scholastic

Testing Service, Inc.

Tumurun, S.W., Gusrayani, D., & Jayadinata, A.K. 2012. Pengaruh Model

Pembelajaran Discovery Learning terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif

Siswa pada Materi Sifat-Sifat Cahaya. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1): 101-110.

Wasonowati, R. R. T., Redjeki, T., & Sri, R. D. A. 2014. Penerapan Model

Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Hukum-hukum Dasar

Kimia Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA

Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Kimia.

3(3): 66-75.