EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING...

141
1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING LINE DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA MATERI PENAMAAN SENYAWA KIMIA ( Suatu eksperimen di MA An-Nidham Demak Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan Kimia Oleh: NUR AINI NIM. 083711020 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

Transcript of EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING...

Page 1: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

1

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING LINE DENGAN

PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA MATERI PENAMAAN

SENYAWA KIMIA ( Suatu eksperimen di MA An-Nidham Demak Kelas X

Tahun Ajaran 2011/2012)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Progam Studi Tadris / Pendidikan Kimia

Oleh:

NUR AINI

NIM. 083711020

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

ii

ABSTRAK

Judul : Efektivitas Metode The Firing line Dengan Pendekatan Active Learning

Pada Materi Penamaan Senyawa Kimia (Suatu Eksperimen Di MA An-

Nidham Demak Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012).

Penulis : Nur Aini

NIM : 083711020

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang berdesain “Two

Group, Pretest Posttest Design”. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu

Efektifkah metode Firing Line dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik

kelas X di MA An-Nidham Kalisari Sayung Demak?

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas penggunaan metode

Firing Line dengan pendekatan active learning pada materi penamaan senyawa

kimia di MA An-Nidham tahun 2011/2012.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X semester 1 MA

An-Nidham Kalisari Sayung Demak tahun pelajaran 2011/2012 yang terbagi

dalam 2 kelas sebanyak 80 peserta didik. Pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik cluster random sampling. Terpilih peserta didik kelas X-2 sebagai kelas

eksperimen dan peserta didik kelas X-1 sebagai kelas kontrol. Pada akhir

pembelajaran kedua kelas diberi tes dengan menggunakan instrumen yang sama

yang telah diuji validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembedanya.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode observasi,

dokumentasi dan tes. Data dianalisis dengan uji statistik yakni perbedaan rata-rata

(uji t) pihak kanan. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil perhitungan pada

kemampuan akhir kelas eksperimen setelah mendapat perlakuan dengan

menggunakan metode pembelajaran firing line diperoleh rata-rata 72,00 dan (SD)

adalah 11,81, sedangkan untuk kelas kontrol dengan setelah mendapat perlakuan

dengan menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata 64,25 dan

(SD) adalah 11,91 dan hitungt = 2,923 dikonsultasikan dengan tabelt pada α = 5 %

)2( 21 −+= nndk = 78 diperoleh tabelt = 1,991. Hal ini menunjukkan bahwa hitungt

> tabelt sehingga Ho di tolak dan Ha diterima. Artinya rata-rata hasil belajar yang

diajar dengan metode pembelajaran Firing Line lebih baik dari pada rata-rata hasil

belajar kimia yang diajar dengan pembelajaran langsung dengan metode ceramah.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kimia dengan menggunakan metode firing line lebih baik dan

efektif digunakan dari pada pembelajaran konvensional terhadap kemampuan

pemecahan masalah pada materi tata nama senyawa kimia di MA An-nidham

Sayung Demak dan disarankan guru dapat terus mengembangkan metode

pembelajaran firing line dan menerapkan pada pembelajaran materi pokok yang

lainnya.

Page 3: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

iii

Page 4: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

iv

Page 5: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

v

Page 6: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

vi

Page 7: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan taufik serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi dengan judul”Efektivitas Metode The Firingline Dengan

Pendekatan Active Learning Pada Materi Penamaan Senyawa Kimia( Suatu

Eksperimen Di MA An-Nidham Demak Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012)”

dengan baik.

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun

materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat yang

dalam penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak DR. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Iislam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian

dalam rangka penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Atik Rahmawati, M.Si, selaku Ketua Program Studi Tadris Kimia

Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang,

sekaligusdosenpembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga

dan pikirannya, untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Dosen, pegawai dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

4. Bapak Su’udi Syukur, S.Ag Kepala MA An-nidham Kalisari Sayung Demak

yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

5. Ibu Lina Agustina, S.Pd, guru kimia MA An-nidham Kalisari Sayung Demak

yang telah berkenan memberi bantuan, informasi dan kesempatan waktu untuk

melakukan penelitian.

6. Bapak dan Ibu guru serta karyawan MA An-nidham Kalisari Sayung Demak.

7. Abah Matrokani, Umi Maskanahsertaadik-adik (Faizah, Nikmah dan

Khomsatun), yangtidakhenti-hentinya memberikan segalanya baik do’a

semangat, cinta, kasih sayang, ilmu dan bimbingan, yang tidak dapat penulis

ganti dengan apapun, serta dukungan materiil dan spritualnya.

Page 8: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

viii

8. Sahabat-sahabat terbaikkuAni, Nunik, Pika, Niswah, Nadif yang telah

memberikan semngat.

9. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Kimia Angkatan 2008 atas motivasi yang

diberikan kepada penulis.

10. Keluarga KKN posko 47 Bugel (Shonif, Ulung, Bari, Milan, Ja’far,

Ariyanto, Endro, Nirma, Mb luq, Ila, Kokom, dan Firoh), yang

telahmensuportselamapembuatanskripsi.

11. Semua pihak yang tdak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan baik moril maupun materil demi terselesaikannya

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kekurangan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan bagi setiap pembaca.

Demikian penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberi manfaat dan inspirasi

bagi penulis sendiri dan pembaca.

Semarang, 30Mei 2012

Penulis

Nur Aini

NIM.083711020

Page 9: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

NOTA PEMBIMBING .................................................................................... iii

PENGESAHAN ............................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6

BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka………………………………..………………. 7

B. Kerangka Teoritik

1. Pengertian Belajar............................................................... 8

2. Hasil Belajar....................................................................... 10

3. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.............. 12

4. Efektivitas........................................................................... 15

5. Pembelajaran Active Learning............................................ 16

6. Metode The Firing Line...................................................... 18

7. Tata Nama Senyawa Kimia................................................. 20

C. Kefektifan Metode Pembelajaran Firing Line Pada Materi Pokok

Tata Nama Senyawa Kimia Terhadap Hasil Belajar Kelas X di MA

An-Nidham…………………………………………………… 27

D. Pengajuan Hipotesis.................................................................. 30

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ...................................................................... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 31

C. Variabel...................................................................................... 31

D. Metode Penelitian...................................................................... 32

Page 10: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

x

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 36

G. Teknik Analisis Instrumen…………………………………..... 39

H. Teknik Analisis Data ................................................................ 43

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................ 48

1. Instrument Test Dan Analisis Butir Soal Instrumen……... 50

2. Data Nilai Awal (Pre-test)..……………………………… 53

3. Data Nilai Akhir Eksperimen……………………………. 55

B. Analisis Data dan Pengujian Uji Hipotesis ............................... 57

1. Analisis Data Keadaan Awal……………………………. 57

2. Analisis Data Tahap Akhir……………………………… 59

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 62

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 66

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 67

B. Saran-saran ................................................................................ 67

C. Penutup ..................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

Page 11: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Nama-nama beberapa senyawa poliatomik ................................. 23

Tabel 2.2 : Beberapa rumus molekul dan tata nama asam ............................. 25

Tabel 2.3 : Nama senyawa basa ..................................................................... 26

Tabel 2.4 : Rumus molekul dan nama trivialnya ........................................... 26

Tabel 4.1 : Hasil prosentase validitas butir soal ............................................. 48

Tabel 4.2 : Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal ............................ 49

Tabel 4.3 : Hasil prosentase daya beda butir soal ........................................... 50

Tabel 4.4 : Daftar distribusi frekuensi dari data nilai awal kelas

eksperimen ...................................................................................... 51

Tabel 4.5 : Daftar distribusi frekuensi dari data nilai awal kelas kontrol ....... 52

Tabel 4.6 : Daftar distribusi frekuensi dari data nilai akhir kelas

eksperimen ...................................................................................... 53

Tabel 4.7 : Daftar distribusi frekuensi dari data nilai akhir kelas kontrol ....... 54

Tabel 4.8 : Daftar chi kuadrat data nilai awal ................................................. 55

Tabel 4.9 : Daftar uji homogenitas data nilai awal ......................................... 56

Tabel 4.10: Daftar chi kuadrat data nilai akhir ................................................ 57

Tabel 4.11: Daftar uji homogenitas data nilai akhir ......................................... 57

Page 12: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar ..... 12

Gambar 4.1: Histogram Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Awal Kelas

Eksperimen .............................................................................. 51

Gambar 4.2: Histogram Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Awal kelas

Kontrol ........................................................................................ 52

Gambar 4.3: Histogram Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Akhir kelas

eksperimen .................................................................................. 53

Gambar 4.4: Histogram Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Akhir kelas

kontrol ......................................................................................... 54

Page 13: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kisi-kisi soal uji coba

Lampiran 2 : Soal uji coba

Lampiran 3 : Kunci Jawaban soal uji coba

Lampiran 4 : Hasil analisis uji coba soal

Lampiran 5 : Perhitungan validitas soal

Lampiran 6 : Perhitungan realibilitas soal

Lampiran 7 : Perhitungan daya pembeda soal

Lampiran 8 : Perhitungan tingkat kesukaran soal

Lampiran 9 : Silabus

Lampiran 10 : RPP

Lampiran 11 : Soal pretest

Lampiran 12 : Kunci jawaban soal pretest

Lampiran 13 : Soal posttest

Lampiran 14 : Kunci jawaban soal posttest

Lampiran 15 : Daftar nilai peserta didik kelas eksperimen

Lampiran 16 : Daftar nilai peserta didik kelas kontrol

Lampiran 17 : Data test kelompok eksperimen dan kontrol

Lampiran 18 : Uji normalitas nilai Pre-test kelas kontrol

Lampiran 19 : Uji normalitas nilai Pre-test kelas eksperimen

Lampiran 20 : Uji normalitas nilai Post-test kelas kontrol

Lampiran 21 : Uji normalitas nilai Post-test kelas eksperimen

Lampiran 22 : Uji kesamaan dua varians data pre-test antara kelas eksperimen dan

kontrol

Lampiran 23 : Uji kesamaan dua varians data post-test antara kelas eksperimen

dan kontrol

Lampiran 24 : Uji perbedaan dua rata-rata data pre-test antara kelas eksperimen

dan kontrol

Lampiran 25 : Lembar observasi aktivitas psikomotorik peserta didik dalam

pembelajaran dengan metode firing line

Lampiran 26 : Lembar observasi aktivitas afektif peserta didik dalam

Page 14: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

xiv

pembelajaran dengan metode firing line

Lampiran 27 : Hasil lembar observasi aktivitas psikomotorik peserta didik kelas

eksperimen

Lampiran 28 : Hasil lembar observasi aktivitas afektif peserta didik kelas

eksperimen

Lampiran 29 : Hasil lembar observasi aktivitas psikomotorik peserta didik kelas

kontrol

Lampiran 30 : Hasil lembar observasi aktivitas afektif peserta didik kelas kontrol

Page 15: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang RI nomor 21 Tahun 2003 mendefinisikan

pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia serta keterampilan yang diperlukan

masyarakat, bangsa dan negara.1 Pendidikan memegang peranan penting dalam

mencerdaskan bangsa.

Berdasarkan undang-undang tersebut, dalam rangka meningkatkan

kualitas pendidikan maka perlu dilakukan upaya-upaya menciptakan pendidikan

yang mampu mendorong diri seseorang mau dan dapat belajar untuk

mengembangkan bakat dan potensi-potensi lainnya secara optimal kearah positif.

Kimia mempunyai konsep yang abstrak sehingga siswa sulit memahami dan

membayangkan materi kimia. Maka dari itu guru dituntut agar bisa aktif dan

kreatif serta dapat mengembangkan diri, meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan terutama dalam hal belajar mengajar, dengan demikian siswa lebih

mudah menyerap ilmu.

Dewasa ini pengajaran kimia di Madrasah Aliyah dikembangkan sesuai

dengan kurikulum yang berlaku yaitu KBK tahun 2004 yang kemudian

disempurnakan dengan KTSP tahun 2006 dimana para peserta didik diharapkan

mampu menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah

ditentukan. Dalam KTSP guru dapat berkreasi dalam kegiatan belejar

mengajarnya dengan berpatokan pada standar isi dan standar kompetensi

kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tercapainya tujuan pendidikan

yang meliputi afektif, kognitif dan psikomotorik. Namun hal tersebut kurang

1Made Pidarta, Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia,

(Jakarta: Rieneka Cipta, 2007), hlm. 10-11

Page 16: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

2

dimanfaatkan secara optimal oleh para guru, sebagian besar guru masih belum

paham akan pembelajaran yang berbasis kompetensi.

Tiga pilar utama yang menunjukkan bahwa guru telah bekerja secara

profesional dalam melaksanakan tugas pembelajaran kependidikan, yaitu:

1. Menguasai materi pembelajaran.

2. Profesional untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa dan,

3. Berkepribadian matang.2

Ketiga pilar tersebut saling kait mengait dan saling mendukung untuk

meningkatkan kinerja pembelajaran. Dengan menguasai materi seorang guru

dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik, hal ini dapat diartikan

sebagai usaha sadar seorang guru dalam pengelolaan kelas sehingga siswa dapat

belajar aktif dan menyenangkan.

Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar

yang maksimum. Karena pada dasarnya pembelajaran aktif merupakan suatu

pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk turut serta dalam proses

pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara

ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan

sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

Salah satu strategi belajar mengajar yang bertujuan meningkatkan mutu

pendidikan adalah strategi active learning. Strategi active learning adalah salah

satu cara strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan serta partisipasi siswa

dalam setiap kegiatan belajar seoptimal mungkin sehingga siswa mampu

mengubah tingkah lakunya secara efektif dan efisien.3

Satu cara yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan belajar

aktif adalah dengan membagi peserta didik dengan berpasang-pasangan dan

menyusun partner belajar. Sungguh sulit untuk terlewatkan dalam berpasangan.

Juga sulit untuk bersembunyi dalam partner. Belajar dengan partner dapat dalam

waktu pendek atau panjang. Belajar dengan partner dapat melakukan berbagai

2Iskandar,Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru,(Ciputat: Gudang Persda Press),

hlm. 107-108.

3Hamdani,Strategi Belajar Mengaja, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 49

Page 17: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

3

tugas secara cepat atau tugas yang memerlukan waktu lebih lama.4 Ketika peserta

didik berjuang mempelajari keterampilan baru dan mengembangkan keterampilan

yang ada, mereka perlu melatihnya secara efektif dan memperoleh feedback yang

berguna.

Firing line (garis tembak) adalah format gerakan cepat yang dapat

digunakan untuk berbagai tujuan seperti testing dan bermain peran, ia

menonjolkan secara terus-menerus pasangan yang berputar, peserta didik

mendapatkan kesempatan untuk merespon secara cepat pertanyaan-

pertanyaan yang dilontarkan atau tipe tantangan yang lain.5

Setiap materi pada mata pelajaran kimia memiliki karakteristik yang

berbeda dan memiliki konsep yang berbeda dalam menyelesaikan suatu

permasalahan, sehingga peserta didik harus memahami konsep yang satu

digunakan dalam menyelesaikan soal atau suatu masalah tertentu. Selain itu dalam

memahami setiap permasalahan antara peserta didik satu dengan peserta didik

yang lain berbeda, begitu pula dalam menyelesaikan permasalahan pun dengan

cara yang berbeda pula.

“Tata nama dan penulisan rumus kimia sangatlah penting. Jenis senyawa

anorganik sangat banyak, dan senyawa dinamai berdasarkan berbagai sistem tata

nama.”6Tatanama senyawa kimia merupakan cara penamaan senyawa kimia yang

sistematis dan spesifik, namun pemberian nama yang spesifik bukan berarti tanpa

masalah sebab jumlah senyawa kimia sangat banyak.

Tatanama senyawa kimia merupakan materi yang relatif mudah, bahkan

dalam materi selanjutnya penamaan senyawa kimia seringkali diterapkan dalam

berbagai soal. Tatacara penulisan senyawa kimia yang ada pada suatu senyawa

organik berbeda dengan tatacara penulisan senyawa anorganik, masing-masing

mempunyai karakteristik tersendiri. Tatanama senyawa kimia mudah dipahami

karena jarang menggunakan simbol unsur kimia yang abstrak dan berada di

lingkungan sekitar peserta didik. Pada materi ini tingkat pemahaman peserta didik

l4Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Yogyakarta:

Pustaka Insan Madabi, 2007 ), hlm. 22

5Melvin L. Silberman, Active, hlm.212

6David E. Golberg, Kimia Untuk Pemula, (Jakarta: Erlangga, 2008), EdisiKetiga, hlm. 70

Page 18: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

4

dalam menyelesaikan suatu masalah yang ada perlu adanya ketelitian dan

kecermatan.

Akan tetapi kecermatan dalam memberi nama suatu senyawa adalah salah

satu permasalahan yang ada dalam materi tatanama senyawa kimia yang sering

dialami peserta didik. Sehingga peserta didik cenderung merasa kesulitan

mengerjakan setiap soal yang berkaitan dengan hal tersebut. Selain itu tingkat

pemahaman tentang tatacara penulisan senyawa yang ada pada materi ini pun

peserta didik masih kurang. Dengan demikian, guru dituntut mampu menerapkan

metode yang sesuai dan mampu meningkatkan pemahaman peserta didik.

Selama ini pembelajaran tatanama senyawa kimia yang diberlakukan di

sekolah hanya mengajar secara monoton dan menggunakan metode ceramah. Hal

ini membuat siswa jenuh dan kurang maksimal pemahamannya karena dalam

penerapannya terdapat aturan-aturan tertentu untuk menentukan nama ilmiah zat

yang bersangkutan.

Penelitian akan dilaksanakan di MA An-Nidham Demak, dari observasi

awal proses pembelajaran di kelas yang berlangsung di MA An-Nidham,

menunjukkan bahwa siswa merasa jenuh, kurang semangat karena guru mengajar

senantiasa untuk belajar kimia secara monoton, menggunakan metode ceramah,

pembelajaran satu arah (berpusat pada guru) tanpa melibatkan kemampuan siswa.

Sehingga suasana dalam pembelajaran terlihat kurang aktif dan tidak

menyenangkan bagi peserta didik, sedangkan dalam pembelajaran kimia terutama

pada materi tatanama senyawa kimia dalam pemecahan masalah dibutuhkan

metode atau cara untuk menggali pemahaman dan pengetahuan peserta didik

dalam menyelesaikan pemecahan masalah dengan mencari solusi sesuai

pengetahuannya, dengan menerapkan konsep yang tepat. Dari kondisi ini maka

diperlukan pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dan berbeda, sehingga siswa bersemangat untuk pembelajaran

kimia yang melibatkan kemampuan siswa untuk memahami bacaan, menuangkan

ide-ide, dan mengkomunikasikan pemikiran ide-ide mereka.

Seperti halnya mengajak belajar sambil bermain dengan melibatkan

peserta didik lain secara berpasangan, sehingga antara peserta didik satu dengan

Page 19: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

5

peserta didik yang lain dapat berbagi dan saling bantu baik dalam kelompok kecil

maupun dalam kelas. Karena dengan berpasangan diharapkan agar peserta didik

dapat saling bantu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dan dapat belajar

untuk lebih cermat dalam mengerjakan materi pokok tatanama senyawa kimia

yang berkaitan dengan memberi nama senyawa dan menentukan rumus kimia,

serta lebih memahami aturan-aturan tertentu untuk menentukan nama ilmiah suatu

zat.

Dilihat dari fasilitas pembelajaran yang kurang memadai di MA An-

Nidham peneliti mencoba untuk menggunakan metode pembelajaran yang cocok

untuk belajar dan sesuai dengan materi kimia. Sehingga peneliti menciptakan

metode belajar yang menyenangkan dan berbeda. Untuk itu peneliti memilih

metode Firing Line.

Berdasarkan pemikiran diatas tersebut, maka dilakukan penelitian dengan

judul: ”EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING LINE

DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA MATERI

PENAMAAN SENYAWA KIMIA ( Suatu eksperimen di MA An-Nidham

Demak Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang timbul adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana efektifitas penggunaan metode Firing Line dengan pendekatan

Active Learning dibandingkan dengan metode ceramah pada materi penamaan

senyawa kimia di MA An-Nidham tahun 2011/2012?

2. Bagaimana hasil belajar siswa-siswi MA An-Nidham pada materi penamaan

senyawa kimia dengan metode Firing Line melalui pendekatan Active

Learning?

Page 20: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode Firing Line dengan

pendekatan active learning pada materi penamaan senyawa kimia di MA An-

Nidham tahun 2011/2012.

2. Untuk mengetahui efektifitas belajar siswa-siswi MA An-Nidham terhadap

hasil belajar pada materi penamaan senyawa kimia dengan metode Firing Line

melalui pendekatan Active Learning.

Dari penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi pihak yang

bersangkutan (peneliti dan objek yang diteliti), antara lain:

1. Bagi peneliti.

Menambah pengetahuan khususnya di bidang pendidikan, yaitu penerapan

metode-metode dalam pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Dalam

penelitian ini peneliti menetapkan metode Firing Line.

2. Bagi siswa

a. Memberikan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.

b. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep kimia

c. Menjadikan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

3. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan dan informasi tentang alternatif pembelajaran

kimia untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan metode Firing

Line.

4. Bagi Sekolah

a. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang akan

diambil guna meningkatkan mutu siswa.

b. Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran untuk

semua pelajaran.

c. Dapat memberikan masukan berharga dalam upaya meningkatkan dan

mengembangkan proses pembelajaran kimia yang lebih efektif.

Page 21: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

7

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

Kajian penelitian yang relevan merupakan deskripsi hubungan antara

masalah yang diteliti dengan kerangka teoritik yang dipakai, serta hubungannya

dengan penelitian yang terdahulu yang relevan. Untuk menghindari terjadinya

pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama baik dalam

bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk lainnya, maka peneliti akan memaparkan

karya-karya yang relevan dalam penelitian ini yaitu:

1. Dalam skripsi Yeni Setiyorini dengan nomor NIM A 410 070 271 Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang

berjudul “IMPLEMENTASI STRATEGI FIRING LINE DAN ROLE PLAY

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI

BELAJAR SISWA (PADA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP

MUHAMMADIYAH 2 MASARAN TAHUN AJARAN 2010/2011)”. Pada

penelitian ini menyatakan bahwa ada perbedaan efek antara strategi

pembelajaran Firing Line dan Role Play terhadap prestasi belajar matematika,

strategi Firing Line lebih baik daripada strategi Role Play.

2. Dalam skripsi Khomisah dengan nomor NIM 3102318 jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang berjudul

“IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI di

SMP N2 KEBUMEN” menyimpulkan bahwa active learning merupakan

sebuah konsep pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan

semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat

mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi

yang mereka miliki.

Hasil kedua penelitian menyebutkan, bahwa metode Firing Line dan

pembelajaran Active Learning akan dapat diterapkan dalam belajar mengajar dan

mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa melalui pemberian perlakuan yang

berbeda pada tingkat perbedaan kemampuan siswa.

Page 22: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

8

Dari kajian penelitian yang telah diteliti tersebut, penelitian ini

menggunakan metode Firing Line dengan pembelajaran Active Learning, dengan

judul ”Efektivitas Metode the Firing Line dengan Pendekatan Active Learning

pada Materi Penamaan Senyawa Kimia ( Suatu Eksperimen di MA AN-NIDHAM

Demak Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012)”.

B. Kerangka Teoritik

1. Belajar

Sebagai landasan mengenai apa yang dimaksud dengan belajar,

terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi:

a. “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan

lingkungannya”.1

b. “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan”.2

c. Menurut Cronbach mengartikan belajar “learning is shown by change in

behavior as result of experience”. Belajar adalah perubahan yang

ditunjukkan perubahan sikap sebagai hasil pengalaman.3

d. Dalam kamus besar bahasa indonesia secara etimologi belajar memiliki

arti “ berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” definisi ini memiliki

pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu.4

1 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 35

2 Muhibbin syah, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: Rosdakarya,

2000), hlm. 87

3 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2010), Cet 4 hlm. 13.

4 Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, teori Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-ruzz

Media, 2010), hlm. 13.

Page 23: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

9

Dalam keagamaan pun (dalam hal ini islam) belajar merupakan

kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan

sehingga derajat kehidupan manusia meningkat. Al Mujadalah ayat 11.5

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:“Berlapang-

lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Alloh akan memberi

kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka

berdirilah, niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

dan Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al Mujadalah 11)

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar

merupakan proses yang dilakukan individu yang terjadi pada semua orang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi

dengan lingkungannya maupun dalam jenjang pendidikan dan berlangsung

seumur hidup.

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia

dan segala sesuatu yang diperkirakan dan dikerjakan. Belajar memegang

peran penting dalam perkembangan kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,

kepribadian, dan bahkan prestasi manusia sehingga seseorang harus mampu

memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peran penting dalam proses

psikologis.

Para ahli telah coba menjelaskan pengertian belajar dengan

mengemukakan rumusan atau definisi menurut sudut pandang masing-

masing. Baik bentuk rumusan atau aspek-aspek yang ditekankan dalam

belajar, beda antara ahli satu dengan ahli yang lain. Namun perlu diketahui

5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Sygma Examedia

Arkanleema, 2009), hlm. 543.

Page 24: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

10

bahwa disamping perbedaan terdapat pula persamaan diantaranya belajar

adalah hal yang menyenangkan.

2. Hasil Belajar

“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.6 Hasil belajar pada hakekatnya

merupakan kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan,

sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Penilaian proses dan hasil belajar saling berkaitan satu dengan yang lainnya

karena hasil belajar merupakan akibat dari proses belajar.

“Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”.7 Pengertian hasil menunjukkan

pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil perolehan yang

didapatkan karena adanya kegiatan belajar itu sendiri.

“Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang harus disesuaikan

dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar diukur untuk mengetahui

ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar”.8

Hasil

belajar merupakan suatu prosedur parameter yang dapat digunakan dalam

menentukan berhasil atau tidaknya tujuan suatu pendidikan yang telah

dilaksanakan dalam satuan pendidikan.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis

besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni:

a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian organisasi, dan

internalisasi.

6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), cet ke 14, hlm. 22.

7 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), hlm. 44

8 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar,hlm.47

Page 25: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

11

c. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, keterampilan perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan

ekspresif dan interpretatif. 9

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara

ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru

disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam

menguasai bahan pengajaran.

Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang

tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang

hendak dicapai, ketiganya harus tampak sebagai hasil belajar siswa di

sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil

belajar siswa dari proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut nampak dalam

perubahan tingkah laku, secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan

verbal melalui tujuan pengajaran (tujuan instruksional). Dengan perkataan

lain rumusan tujuan pengajaran berisikan hasil belajar yang diharapkan

dikuasai siswa yang mencakup ketiga aspek tersebut.10

Jadi hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Tingkah laku sebagai

pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.

Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

seperti perubahan pengertian, pemahaman, keterampilan, kecakapan serta

aspek-aspek lain yang ada pada individu belajar.

Hasil belajar yang dinilai dalam penelitian ini meliputi tiga ranah

yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar kognitif diperoleh dari

test evaluasi diakhir pembelajaran, hasil belajar afektif dan psikomotorik

diperoleh melalui lembar observasi dari pengamatan selama proses belajar

mengajar berlangsung.

9 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. 22-23.

10 Nana Sudjana, Dasar-Dasar dan Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algesindo, 2008), hlm. 49-50.

Page 26: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

12

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dengan pendekatan sistem kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar11

Gambar 2.1 di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input)

merupakan bahan baku yang perlu diolah (siswa), dalam hal ini diberi

pengalaman belajar dalam proses belajar mengajar (teaching-learning

proses). Dalam proses belajar mengajar turut berpengaruh pula sejumlah

faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (environment input)

baik lingkungan alami maupun lingkungan sosial. Dan sejumlah faktor yang

sengaja dirancang dan dimanipulasikan (instrumental input) misalnya

kurikulum, sarana dan fasilitas, dan lain-lain guna menunjang tercapainya

keluaran yang dikehendaki (output) yaitu hasil belajar.

Di dalam kegiatan belajar, berhasil atau tidaknya seseorang dalam

pencapaian hasil belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi:

a. Faktor dalam (internal)

Faktor dalam merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

peserta didik yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, diantaranya:

1) Faktor fisiologis yang meliputi, cacat tubuh dan jasmani seperti

kesehatan akan mempengaruhi proses belajar peserta didik. Faktor-

11

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1996),

Cet. 11, hlm. 106.

Instrumental

Raw Input Teaching-Learning Process Output

Environment Input

Page 27: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

13

faktor fisiologis seperti, kurang bersemangat, cepat lelah, buta, patah

tulang. 12

2) Faktor psikologis merupakan hal yang utama dalam menentukan

intensitas belajar seseorang dan mempengaruhi proses hasil belajar

peserta didik. Yang meliputi, inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan dan kelelahan.13

b. Faktor luar (eksternal)

Faktor luar yaitu merupakan faktor yang berasal dari luar peserta

didik yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, diantaranya yaitu:

1) Faktor keluarga yang meliputi, cara mendidik orang tua terhadap

anaknya dan keadaan rumah akan mempengaruhi keberhasilan belajar.

2) Faktor sekolah yang meliputi, kualitas guru dan metode pengajarnya

lebih baik maka akan mempengaruhi keberhasilan belajar. 14

3) Faktor masyarakat yaitu apabila terdiri dari orang-orang berpendidikan

maka mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya apabila

dalam lingkungan tidak bersekolah maka akan mengurangi semangat

untuk belajar.

4) Faktor lingkungan sekitar yaitu keadaan yang membisingkan, suara

hiruk-pikuk orang di sekitar ini akan mempengaruhi kegairahan belajar

peserta didik.15

Dari uraian diatas faktor internal merupakan faktor yang ada dalam

diri peserta didik yang sedang belajar meliputi fisiologis dan psikologis,

sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang ada diluar diri peserta

didik meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi, keduanya tidak

dapat berdiri sendiri. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang

12 Slameto, Belajar , hlm. 54.

13Slameto, Belajar , hlm. 55.

14 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. 5, hlm. 59.

15Dalyono, Psikologi, hlm. 60.

Page 28: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

14

mempengaruhi prestasi belajar penting artinya dalam rangka mencapai

prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Menurut Muhibbin Syah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal (faktor individu peserta didik)

Yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik yang

meliputi kesehatan mata, telinga, intelegensi, bakat dan minat peserta

didik.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar dindividu peserta didik)

Yakni segala sesuatu diluar individu peserta didik yang merangsang

individu peserta didik untuk mengadakan reaksi atau pembuatan

belajar dikelompokkan dalam faktor eksternal. Diantaranya faktor

keluarga, masyarakat lingkungan, teman sekolah, fasilitas, dan

kesulitan bahan ajar.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Faktor ini berkaitan dengan jenis upaya belajar peserta didik yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan

kegiatan pembelajaran. 16

Faktor-faktor diatas baik internal maupun eksternal saling

berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang peserta didik yang

kondisi jasmani dan rohaninya kurang serta kurang mendapat motivasi dari

orang tua, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang

sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang peserta didik yang

berinteligensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari

orang tuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar

yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Jadi, karena pengaruh

factor-faktor tersebut diataslah muncul siswa-siswa yang berprestasi tinggi

dan berprestasi rendah atau gagal sekali.

16 Muhibbin syah, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: Rosdakarya,

2000), hlm. 132

Page 29: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

15

4. Efektivitas

“Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana tujuan

(kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai”.17

“Efektivitas merupakan

adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran

yang dituju”.18

Mengacu pada pengertian tersebut, efektivitas dapat diartikan

tercapainya tujuan belajar dalam proses belajar. Pembelajaran ini terkait

dengan bagaimana membelajarkan peserta didik atau bagaimana membuat

peserta didik belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemampuannya

sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum

sebagai kebutuhan peserta didik.

Suatu kegiatan dikatakan efektif bila kegiatan itu dapat diselesaikan

pada waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan. “Efektivitas

menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai”.19

Oleh karena itu, efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan

tercapainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan

dalam mengelola suatu situasi.

Maka efektivitas dalam penelitian ini hanya terbatas pada dua

indikator tercapainya tujuan belajar dalam proses belajar dengan

menggunakan metode firing line yaitu dengan meningkatkan hasil belajar

aspek kognitif dan meningkatnya aktivitas peserta didik yang merupakan hasil

belajar aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah efektivitas

penggunaan metode firing line dengan pendekatan active learning dan

tercapainya tujuan belajar dalam proses belajar dengan menggunakan metode

firing line dengan pendekatan active learning dengan indikator hasil belajar

meningkat dan partisipasi aktif siswa. Meningkatnya hasil belajar ditinjau dari

17 Rohiat, Manajemen Sekolah-Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: Refika Aditama, 2009),

hlm. 49

18 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Rosdakarya, 2007), hlm. 82

19 Bambang Warsito, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, hlm.287

Page 30: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

16

nilai hasil belajar siswa (dilihat dari nilai kognitif) dan jumlah siswa yang

lulus KKM (dilihat dari nilai kognitif), sedangkan partisipasi aktif peserta

didik ditinjau dari hasil belajar ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Dikarenakan metode firing line adalah suatu metode pembelajaran yang

sederhana dan penerapannya tidak sulit sehingga dapat menarik partisipasi

aktif peserta didik untuk belajar.

5. Pembelajaran Active Learning.

“Strategi active learning adalah strategi belajar mengajar yang

bertujuan meningkatkan mutu pendidikan”.20

Metode active learning menurut

Ujang Sukanda adalah cara pandang yang menganggap belajar sebagai

kegiatan membangun makna atau pengertian terhadap pengalaman dan

informasi yang dilakukan oleh siswa, bukan oleh guru, serta menganggap

mengajar sebagai kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan

inisiatif dan tanggung jawab belajar siswa sehingga berkeinginan terus untuk

belajar selama hidupnya, dan tidak bergantung kepada guru atau orang lain

apabila mereka mempelajari hal-hal yang baru.21

“Menurut Melvin L. Silberman, strategi active learning merupakan

sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi pembelajaran yang komprehensif,

meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik menjadi aktif”.22

Hasil pengembangan dari pernyataan Confusius ini oleh Silberman

diabadikan dengan kredo:

What I hear, I forget.

What I hear and see, I remember a little.

What I hear, see, and ask question about or discuss with someone else,

I begin to understand.

What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill.

What I teach to another, I master.23

20

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. hlm. 48

21 Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. hlm. 49

22 Melvin L.Silberman, Active Learning;101 Cara Belajar SiswaAktif, (Bandung:

Nusamedia, 2006), hlm. 16

23 Melvin L.Silberman, Active Learning;101 srtategies to teach any subject, (U.S.A.: allyn

and Bacon Boston, 1996), hlm. 1

Page 31: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

17

Menurut Silberman, cara belajar dengan cara mendengarkan akan

lupa, dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara

mendengarkan, melihat, dean mendiskusikan dengan siswa lain akan paham,

dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh

pengetahuan dan keterampilan, dan cara untuk menguasai pelajaran yang

terbagus adalah dengan mengajarkan. Ketika ada informasi yang baru, otak

manusia tidak hanya sekedar menerima dan menyimpan. Akan tetapi otak

manusia akan memproses informasi tersebut sehingga dapat dicerna

kemudian disimpan.

Strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajarannya

adalah siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk

berfikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau

menghasilkan suatu karya. Sebaliknya, anak tidak diharapkan pasif menerima

layaknya gelas kosong yang menunggu untuk diisi. Siswa bukanlah gelas

kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang

pengetahuan atau informasi.24

Bertitik tolak dari uraian diatas, dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa strategi active learning adalah salah satu strategi belajar mengajar

yang menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar

seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara

efektif dan efisien. Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang

mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.

Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan

semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga semua peserta didik

dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik

pribadi yang mereka miliki. Dalam pembelajaran ini guru sengaja mendesain

proses pembelajaran agar peserta didik dapat berperan secara aktif dan

bertanggung jawab atas apa yang dipelajarinya. Dengan mengajak,

merangsang dan memberikan kesempatan terhadap peserta didik untuk ikut

24 Hamzah B. Uno, Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2011), hlm. 77

Page 32: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

18

serta mengemukakan pendapat, belajar mengambil keputusan, belajar

berpasangan, berdiskusi dan lain-lain. Akan membawa peserta didik pada

suasana belajar yang sesungguhnya dan bukan pada suasana diajar belaka.

Sistem ini tidak lagi memposisikan peserta didik sebagai objek pembelajaran,

sebagaimana selama ini terjadi, tapi memposisikan sebagai subjek

pembelajaran.

6. Metode The Firing Line

The firing line adalah strategi yang diformat menggunakan pergerakan

cepat, yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti testing dan bermain

peran. Strategi ini menghendaki pergantian secara terus menerus dari

kelompok. Peserta didik mendapatkan kesempatan untuk merespon secara

cepat pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan atau tipe tantangan yang

dimunculkan.25

Firing line (garis tembak) merupakan format gerakan cepat yang dapat

digunakan untuk berbagai tujuan seperti testing dan bermain peran, ia

menonjolkan secara terus-menerus pasangan yang berputar, peserta didik

mendapatkan kesempatan untuk merespon secara cepat pertanyaan-pertanyaan

yang dilontarkan atau tipe tantangan yang lain.26

Prosedur metode The Firing

Line:

a. Tentukan tujuan yang akan kamu sukai menggunakan “garis lingkaran”

inilah beberapa contoh ketika tujuanmu adalah pengembangan kecakapan.

1) Peserta didik dapat saling mengetes atau melatih satu sama lain.

2) Peserta didik dapat memainkan peran situasi yang ditugaskan

kepadanya.

3) Peserta didik dapat mengajar satu sama lain.

b. Guru bisa juga menggunakan strategi ini untuk situasi yang lain. Inilah

beberapa contoh:

25 Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif, (Yoyakarta: Fakultas Tarbiyah

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), hlm. 286

26 Melvin L. Silberman, Active Learning.hlm. 212

Page 33: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

19

1) Peserta didik dapat mewawancarai yang lainnya untuk memperoleh

pandangan dan opininya.

2) Peserta didik dapat mendiskusikan teks atau kutipan pendek.

c. Aturlah kursi-kursi dalam dua baris yang berhadapan, usahakan kursi-

kursi itu cukup untuk semua peserta dikelas.

d. Pisahkanlah kursi-kursi itu kedalam kelompok-kelompok tiga sampai lima

pada setiap baris. Susunan mungkin nampak seperti ini:

XXX XXX XXX

YYY YYY YYY

e. Didistribusikan kepada setiap siswa kelompok X sebuah kartu yang berisi

tugas untuk dijawab ( direspon ) oleh peserta kelompok Y yang ada

dihadapannya. Gunakan satu cara berikut:

1) Topik wawancara (contoh: tanyakan peserta dihadapanmu pertanyaan

ini: “Bagaimana pendapat kamu mengenai tatanama senyawa

kimia?”)

2) Pertanyaan test (contoh: tanyakan pada peserta di hadapanmu, “apa

saja aturan-aturan dalam tatanama senyawa kimia?”)

3) Tugas mengajar (contoh: minta teman di hadapanmu untuk

mengajarkan tentang menamai senyawa poliatom).

f. Selanjutnya, berikanlah kartu yang berbeda kepada setiap anggota

kelompok Y. Misalnya tentang cara mengajar bagaimana melakukan

kontak mata dengan baik dan berbicara dengan lancar. Guru memberi

pada anggota Y setiap kelompok salah satu kertu berikut ini:

1. Mintalah teman dihadapan kamu untuk memberikan pandangannya

tentang aturan-aturan tatanama senyawa kimia.

2. Mintalah teman dihadapan kamu untuk menceritakan kepada kamu

tentang pemberian nama pada senyawa poliatom.

3. Mintalah teman dihadapan kamu untuk menjelaskan penamaan

senyawa organik.

g. Mulailah tugas pertama. Setelah periode waktu yang singkat umumkan

bahwa waktu untuk semua peserta Y untuk memindahkan satu kursi ke

Page 34: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

20

kiri atau kanan dalam kelompok. Jangan pindahkan kursi X. Perintahkan

teman X menyampaikan tugasnya kepada teman Y dihadapannya.

Teruskan untuk sebanyak mungkin tugas yang berbeda yang dimiliki, dan

begitu juga sebaliknya giliran kelompok Y. 27

Guru dapat memberikan variasi dengan:

a. Ubahlah peran sehingga peserta X menjadi peserta Y.

b. Dalam beberapa situasi mungkin menarik dan sesuai untuk

memberikan tugas yang sama pada setiap anggota kelompok. Dalam

contoh ini siswa Y akan diminta untuk merespons instruksi yyang

sama bagi setiap anggota kelompoknya. Misalnya: peserta didik dapat

diminta untuk memainkan peran situasi yang sama dalam beberapa

menit. 28

Dalam metode firing line membutuhkan persiapan dan perencanaan

yang matang sebelum pelaksanaan sebagai pedeoman dan petunjuk yang jelas

bagi seorang guru dalam pelaksanaan proses pembelajarannya.

7. Tatanama Senyawa Kimia

Komunikasi diantara para ilmuwan adalah hal yang esensial. Tanpa

komunikasi tidak ada artinya sama sekali penelitian-penelitian yang telah

dilakukan. Untuk ahli kimia, komunikasi yang terpenting adalah penjelasan

tentang penggunaan bahan kimia dalam penelitian-penelitian dan untuk itu

kita membutuhkan suatu cara memberi nama senyawa kimia. Pada penelitian

ini akan dipelajari bagaimana menulis rumus kimia (formula) untuk

bermacam-macam senyawa kimia dan akan dijelaskan bagaimana

terbentuknya senyawa tersebut.

Sejauh ini, senyawa-senyawa kimia dinyatakan dengan rumus

molekul, bukan namanya. Sebenarnya rumus molekul memberikan informasi

kuantitatif mengenai susunan senyawanya. Tetapi perlu juga mengenal

senyawa berdasarkan namanya. “Nama adalah panggilan paling sederhana

27

Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif, hlm. 286-288

28 Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif, hlm. 286-288

Page 35: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

21

untuk mengingat sifat-sifat zat. Alasan selanjutnya adalah terdapatnya

senyawa yang berbeda dengan rumus yang sama, karena itu perlu

membedakannya melalui nama.”29

Pengetahuan mengenai nama

memungkinkan kita mencari sifat-sifat senyawanya dalam buku ajar, mencari

senyawa dalam rak-rak penyimpan, atau dalam diskusi dengan rekan-rekan.

Tata Nama Senyawa Anorganik

1) Penamaan Senyawa Biner

Senyawa biner terdiri dari atom-atom dari dua macam unsur

yang berbeda. Senyawa biner dapat terbentuk dari unsur logam dan

unsur non logam, atau terbentuk dari unsur-unsur nonlogam. Misalnya

senyawa N2O, BaO, HCl, H2S.

a) Tata nama senyawa biner yang terbentuk dari unsur logam dan non

logam (Biner Ionik).

“Senyawa biner adalah senyawa yang dibentuk oleh dua

unsur, sebuah senyawa ion biner dibentuk oleh satu unsur logam dan

satu unsur bukan logam”.30

Cara penamaannya yakni nama logam

ditulis lebih dahulu, kemudian diikuti oleh nama non logam. Untuk

logam yang hanya mempunyai satu bilangan oksidasi (yaitu atom

unsur golongan IA, IIA, IIIA), nama logam tersebut dalam bahasa

inggris yang selalu dipakai. Nama untuk unsur yang kedua diperoleh

dengan cara menambahkan akhiran –ida pada kata tersebut.31

Sebagai

contoh adalah:

NaCl natrium klorida

SrO strontium oksida

Al2S3 aluminium sulfida

Mg3P2 magnesium fosfida

29

Suminar Achmadi, General Chemistry, Principles and Modern Application Fourth

edition, (Jakarta: Erlangga, 1985), hlm. 74

30 Suminar Achmadi, General Chemistry, Principles and Modern Application Fourth

edition, hlm. 78.

31 James E Brady, Kimia Universitas Asas & Struktur, Terj. Sukmariah Maun dkk, (Jakarta:

Binarupa Aksara, 1999), hlm. 176

Page 36: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

22

b) Tata nama senyawa biner yang terbentuk dari unsur-unsur non logam

(Biner Kovalen).

Senyawa ini terdiri dari dua unsur non logam. Senyawa biner

ini dinamai dengan menuliskan terlebih dulu unsur di bagian kiri atau

dibawah tabel periodik. Kemudian unsur yang lainnya dinamai,

dengan akhirannya diubah menjadi –ida dan diberi awalan untuk

menyatakan jumlah atom dari unsur tersebut.32

Apabila unsur yang

pertama menyatakan jumlah satu unsur, tidak perlu diikuti kata mono,

kata mono hanya berlaku pada unsur yang kedua.

Jumlah unsur dinyatakan dalam bahasa Yunani sebagai

berikut:

1= mono 6= heksa

2= di 7= hepta

3= tri 8= okta

4= tetra 9= nona

5= penta 10= deka

Angka indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk nama

senyawa karbon monoksida. Contoh:

BCl3 boron triklorida

CCl4 karbon tetraklorida

CO2 karbon dioksida

NO2 nitrogen dioksida

2) Penamaan Senyawa Poliatom

“Ion-ion yang terdiri dari dua atom atau lebih yang terikat

bersama, disebut ion poliatomik yang umum dijumpai, terutama

dijumpai unsur-unsur bukan logam”.33

“Senyawa ini menjadi tergabung

32

James E Brady, Kimia Universitas Asas & Struktur, Terj. Sukmariah Maun dkk, hlm.

178

33 Suminar Achmadi, General Chemistry, Principles and Modern Application Fourth

edition,hlm, 81

Page 37: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

23

ke dalam senyawa ion, tetapi merupakan satuan tersendiri dan pada

umumnya tetap utuh dalam kebanyakan reaksi kimia”.34

Pada umumnya, anion suatu senyawa poliatom terbentuk dari

dua jenis atom yang berbeda. Cara penamaannya yakni, nama kation

disebutkan terlebih dahulu, diikuti nama anion. Anion poliatom yang

mengandung oksigen sebagai atom pusatnya dan memiliki bolangan

oksidasi besar, diberi akhiran –at. Adapun anion poliatom yang

memiliki bilangan oksidasi lebih kecil diberi akhiran –it, dan beberapa

nama lagi berawalan (misalnya “hipo” dan “per”). Contoh nama-nama

beberapa senyawa poliatomik dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Nama-nama Beberapa Senyawa Poliatomik

Rumus Ion Nama Senyawa Rumus Ion Nama Senyawa

NH4+

OH-

CN-

CH3COO-

CO32-

HCO3-

SiO32-

NO2-

NO3-

SO32-

SO42-

Amonium

Hidroksida

Sianida

Asetat

Karbonat

Bikarbonat

Silikat

Nitrit

Nitrat

Sulfit

Sulfat

PO32-

PO43-

AsO3-

AsO43-

ClO-

ClO2-

ClO4-

MnO4-

MnO42-

CrO42-

Cr2O72-

Fospit

Fosfat

Arsenit

Arsenat

Klorit

Klorat

Perklorat

Permanganat

Manganat

Kromat

Dikromat

Contoh nama kation diikuti anion poliatomik:

N2CO3 natrium karbonat

(NH4)2SO4 amonium sulfat

34 James E Brady, Kimia Universitas Asas & Struktur, Terj. Sukmariah Maun dkk, hlm.

179

Page 38: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

24

3) Tatanama Asam dan Basa

Teori asam-basa yang paling sederhana pada awalnya

dikemukakan oleh Svante Arrhenius pada 1884. Menurut teori

Arrhenius, asam adalah spesies yang mengandung ion-ion hidrogen, H+

atau H3O+, dan basa mengandung ion hidroksida, OH

-.35

Pendekatan yang lebih umum untuk asam dan basa diusulkan

secara terpisah oleh ahli kimia Denmark J. N. Bronsted dan ahli kimia

Inggris T. M. Lowry. Definisi asam-basa Bronsted-Lowry adalah

sebagai berikut:

Asam adalah suatu senyawa yang memberikan proton (ion

hidrogen H+) pada zat lain. Basa adalah suatu zat yang menerima proton

dari asam.36

Senyawa asam mempunyai pH < 7, sedangkan basa

mempunyai pH > 7. senyawa yang mempunyai pH = 7 bersifat netral.

a) Tata Nama Asam

“Asam (acid) dapat digambarkan sebagai zat yang

menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika dilarutkan dalam air”.

37

Senyawa asam, terdiri atas molekul biner (HCl, HF, HBr, dan H2S),

dan molekul poliatom (HNO2, HNO3, H2SO4, dan H2SO3).

Senyawa asam memiliki penamaan khusus, yaitu senyawa

asam biner diberi nama dengan menyebutkan asam sebagai

penggantian hidrogen. Kemudian, menyebutkan nama atom

berikutnya dengan diakhiri kata –ida. Contoh: HF (asam fluorida),

HCl (asan klorida), HBr (asam bromida), HI (asam iodida), H2S

(asam sulfida).

Adapun asam poliatom terbentuk dari oksida non logam

(oksidasi asam) yang bereaksi dengan air.

Contoh:

35 Kristian, Sugiyarto, Kimia Anorganik I, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yoyakarta),

hlm. 92

36 James E Brady, Kimia Universitas Asas & Struktur, Terj. Sukmariah Maun dkk,hlm.

439-440

37 Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, (Jakarta : Erlangga, 2005), hlm, 48

Page 39: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

25

N2O3 + H2O → 2HNO2 (bilok N= +3)

N2O5 + H2O → 2HNO3 (bilok N= +5)

SO3 + H2O → H2SO4 (bilok S= +6)

P2O3 + 3H2O → 2H3PO4 (bilok P= +3)

P2O5 + 3H2O → 2H3PO4 (bilok P= +5)

Asam yang mengandung unsur non logam dengan bilangan

oksidasi kecil diberi akhiran –it. Adapun asam yang mengandung

unsur nonlogam dengan bilangan oksidasi besar diberi akhiran –at.

Contoh rumus molekul dan tata nama asam dapat dilihat pada Tabel

2.2.

Tabel 2.2 Beberapa Rumus Molekul dan Tata Nama Asam

Rumus Molekul Bilok logam Nama

HNO2

HNO3

H2SO3

H2SO4

N = +3

N = +5

S = +4

S = +6

Asam nitrit

Asam nitrat

Asam sulfit

Asam sulfat

b) Tata Nama Basa

“Basa (base) dapat digambarkan sebagai zat yang

menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika dilarutkan dalam air”.

38

Senyawa basa termasuk senyawa poliatom yang terbentuk dari

oksidasi logam (oksida basa) dengan air. Contoh:

Na2O + H2O → 2NaOH

K2O + H2O → 2KOH

BaO + H2O → Ba(OH)2

Penamaan senyawa basa, yaitu dengan cara menyebut nama

logamnya, diikuti dengan kata hidroksida. Contoh penulisan

senyawa basa dapat dilihat pada Tabel 2.3.

38

Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, hlm, 51

Page 40: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

26

Tabel 2.3 Nama Senyawa Basa

Basa Nama

LiOH

NaOH

Mg(OH)2

Ba(OH)2

Al(OH)2

Litium hidroksida

Natrium hidroksida

Magnesium hidroksida

Barium hidroksida

Alumunium hidroksida

a. Tatanama Senyawa Organik

Senyawa organik adalah senyawa-senyawa C dengan sifat-sifat

tertentu. Senyawa organik mempunyai tata nama khusus, mempunyai nama

lazim atau nama dagang ( nama trivial ).

Senyawa organik jauh lebih banyak dan lebih kompleks

dibandingkan dengan senyawa anorganik. Oleh sebab itu, diperlukan

penggolongan senyawa karbon secara sistematika selain nama lazim (nma

trivial), yaitu berdasarkan kekhasan senyawanya. Misalnya senyawa-

senyawa organik yang hanya terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen

disebut senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon juga masih

diklasifikasikan. Salah satu pengklasifikasian tersebut adalah pembagian

senyawa alkana, alkena, dan alkuna. Pembagian senyawa tersebut

didasarkan pada ada tidaknya ikatan rangkap dalam senyawa hidrokarbon.

Senyawa-senyawa alkana memiliki beberapa nama tergantung jumlah atom

karbon yang terdapat pada senyawa tersebut. Tabel 2.4 berikut contoh-

contoh rumus molekul dan nama trivialnya.

Page 41: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

27

Tabel 2.4 Rumus Molekul dan Nama Trivialnya39

Rumus Molekul Nama Trivial

CH4

CH3COOH

CHI3

CHCl3

C6H12O6

CO(NH2)2

CH3COCH3

HCHO

C12H22O11

C2H5OH

metana (gas alam)

asam asetat (cuka)

iodoform (suatu antiseptik)

kloroform (bahan pembius)

Glukosa

Urea

aseton (pembersih kuteks)

formaldehida (formalin)

sukrosa (gula tebu)

Alkohol

Tata nama IUPAC untuk senyawa yang lain didasarkan pada tata

nama alkana dengan jumlah atom C yang bersesuaian dengan mengubah

akhiran sesuai dengan nama masing-masing senyawa.

C. Keefektifan metode pembelajaran firing line pada materi pokok tata

nama senyawa kimia terhadap hasil belajar kelas X di MA An-Nidham.

Pembelajaran kimia kerap dianggap sulit oleh peserta didik.

Karakteristik dari kimia yang abstrak juga salah satu faktor kesulitan peserta

didik dalam menerima pembelajaran kimia terlebih dalam pemecahan

masalah yang mengharuskan peserta didik untuk berpikir lebih keras untuk

menyelesaikannya. Disamping faktor internal peserta didik, kesulitan juga

muncul dikarenakan pendekatan pembelajaran kimia yang dipilih guru

kadang kala tidak sesuai dengan aspek dan karakter materi yang akan

disampaikan sehingga pembelajaran yang terjadi kurang optimal yang

berakibat tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai peserta didik.

39

Kirana, “nama-nama senyawa poliatomik”, dalam http

://esdikimia.wordpress.com/2011/05/04/tata-nama-senyawa-poliatomik-asam-basa, diakses 29

maret 2012.

Page 42: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

28

Materi tata nama senyawa merupakan materi yang diajarkan di

sekolah menengah atas. Materi ini tingkat keabstrakkannya tidak terlalu

tinggi, hampir sebagian peserta didik sudah mengerti tentang materi tata nama

senyawa karena merupakan materi yang diajarkan paling dasar dalam

pelajaran kimia. Permasalahan terletak pada ketentuan-ketentuan dalam

menentukan rumus kimia dan aturan-aturan dalam memberi nama suatu

senyawa serta mengaplikasikannya.

Selama ini pembelajaran kimia pada materi tata nama senyawa yang

diterapkan secara konvensional hanya menekankan pada hasil tanpa

menghiraukan perolehan cara-cara yang tepat dalam memperoleh hasil,

sehingga pembelajaran kimia yang diharapkan tidak tercapai. Dan

pembelajaran kimia menjadi momok, pembelajaran yang menakutkan

menjadi semakin membosankan, dan merusak seluruh minat peserta didik.

Pada metode firing line permasalahan peserta didik dalam

menghadapi pembelajaran kimia terutama materi tata nama senyawa kimia

diharapkan dapat berkurang, metode Firing line (garis tembak) merupakan

format gerakan cepat yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti

testing dan bermain peran, ia menonjolkan secara terus-menerus pasangan

yang berputar, peserta didik mendapatkan kesempatan untuk merespon secara

cepat pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan atau tipe tantangan yang lain.40

Meode ini merupakan cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang

materi pembelajaran. Metode ini membolehkan pesera didik untuk

berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas.

Dengan karakteristik metode seperti halnya diatas akan sangat

membantu guru dan peserta didik menemukan formula yang tepat dalam

pembelajaran kimia khususnya dalam memahaminya. Proses yang

menyenangkan akan memotivasi peserta didik untuk memahami dan

menelaah pembelajaran dengan metode pembelajaran aktif tanpa harus

menjadi mata pelajaran yang abstrak sehingga sulit dipahami peserta didik.

40

Melvin L. Silberman, Active Learning.hlm. 212

Page 43: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

29

Soal pada materi tata nama senyawa kimia memungkinkan peserta didik

untuk menyelesaikannya.

Kecenderungan peserta didik yang menganggap pembelajaran kimia

sebagai mata pelajaran yang abstrak menjadikan peserta didik kurang aktif

dalam belajar, mengesampingkan pembelajaran kimia itu sendiri dan malu

bertanya pada guru. Dengan pembelajaran yang menyenangkan ini yang

mendesain antara peserta didik berkomunikasi dengan persaingan secara

sehat membentuk kelompok berpasangan.

Pengembangan lanjutan akan terbuka juga untuk memicu kreativitas

berpikir peserta didik, dengan diajak berpikir kritis dan kreatif namun

menyenangkan sehingga menuntun peserta didik dalam keberhasilan

pembelajaran.

“Efektivitas merupakan adanya kesesuaian antara orang yang

melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju”.41

Maka dapat dikemukakan

bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok,

tercapainya tujuan, ketepatan waktu dan adanya partisipasi aktif dari peserta

didik. Suatu usaha dikatakan efektif apabila usaha itu mencapai tujuannya.

Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan

tentang usaha atau tindakan yaitu keberhasilan penerapan metote firing line

pada materi tata nama senyawa kimia. Dikatakan efektif jika nilai rata-rata

hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode firing line lebih baik

dari pada nilai rata-rata hasil belajar peserta didik dengan pembelajaran

konvensional serta menganalisis apakah aktivitas peserta didik berupa hasil

belajar ranah afektif dan ranah psikomotorik baik kelas eksperimen atau kelas

kontrol meningkat atau tidak, lebih baik atau tidak.

Penilaian hasil belajar dilakukan setelah suatu kegiatan pembelajaran

dilaksanakan, penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan

secara efektif. Keefektivan pembelajaran tampak pada kemampuan peserta

41 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Rosdakarya, 2007), hlm. 82

Page 44: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

30

didik mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian

hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektivan mengajarnya,

apakah metode pembelajaran yang digunakan mampu membantu peserta

didik mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

D. Pengajuan Hipotesis

“Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.42

“Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

memperoleh melalui pengumpulan data”.43

Dugaan jawaban sementara ini

pada prinsipnya bermanfaat membantu peneliti, agar proses penelitiannya

lebih terarah. Mengacu pada alasan pemilihan judul dan tinjauan pustaka.

Berdasarkan latar belakang dan kerangka berfikir di atas maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode Firing Line dengan

pendekatan Active Learning lebih efektif dari pada metode ceramah pada

materi pokok tata nama senyawa kimia terhadap hasil belajar siswa kelas X

semester gasal di MA AN-NIDHAM.

Mengingat hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang

mungkin benar dan mungkin juga salah, maka dilakukan pengkajian pada

bagian analisis data untuk mendapat bukti apakah hipotesis yang diajukan itu

dapat diterima atau tidak.

42 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet. XIII, hlm.71

43 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitati, Kualitatif dan R dan

D), (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm.96

Page 45: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui efektivitas penggunaan metode firing line pada materi pokok tata

nama senyawa kimia terhadap hasil belajar siswa kelas X semester ganjil MA An-

Nidham kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data tentang efektivitas penggunaan metode firing line

pada materi pokok tata nama senyawa kimia terhadap hasil belajar siswa kelas X

semester gasal MA An-Nidham Demak.

Waktu Penelitian : tanggal 4 Januari s/d 1 Februari 2012

Tempat Penelitian : MA An-Nidham Demak

C. Variabel

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.1Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang

menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel terikat, sementara

variabel bebas berada posisi yang melepas dari pengaruh variabel terikat.

Variabel ini sering disebut pengaruh atau mempengaruhi variabel lain.

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan metode

firing line. Indikator variabel ini yaitu siswa dapat membentuk

1Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.(Bandung : Alfabeta,

2008).hlm. 38

Page 46: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

32

danbekerjasama dalam kelompoknya sertamengatur tempat

duduk,memindahkan kursi dan memutar posisi ketika proses pembelajaran

dengan metode firing line berlangsung.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

hasil belajar peserta didik kelas X dalam materi tata nama senyawa kimiadi

MAAn-Nidham. Dalam kaitannya guna meningkatkan hasil belajar peserta

didik khususnya materi pokok tata nama senyawa kimia.Indikator kemampuan

pemecahan masalah materi tatanama senyawa kimia adalah peserta didik dapat

memahami ketentuan-ketentuan dalam menentukan rumus dan nama senyawa

kimia dan dapat mengaplikasikannya.

D. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai

cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam

bidang pendidikan.2 Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian eksperimen. Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari/membandingkan

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.3

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen (kuantitatif). Eksperimen

adalah merupakan suatu penelitian yang menuntut peneliti memanipulasi dan

mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat

untuk melihat perbedaan sesuai dengan manipulasi variabel bebas (independent)

tersebut atau penelitian yang melihat hubungan sebab akibat kepada dua atau

2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),

(Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 5, hlm. 6. 3Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),

hlm.107.

Page 47: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

33

lebih variabel dengan memberi perlakuan lebih (treatment) kepada kelompok

eksperimen.4

Rancangan penelitian yang digunakan adalah : Two Group, Pretest

posttest design. Rancangan tersebut berbentuk seperti berikut:

Kelas Pretest Perlakuan Postest

X A P1 Q P 2

X B P1 Qn P 2

Keterangan:

X A : Kelas eksperimen.

X B : Kelas kontrol.

Q : Perlakuan metode Firing Line dengan pendekatan Active Learning.

Qn : Perlakuan tanpa metode Firing Line dengan pendekatan Active

Learning.

P 1 : Pemberian pretest

P 2 : Pemberian postest

Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu

sebelum dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum

eksperimen (P1) disebut pretest dan observasi sesudah eksperimen (P2) disebut

posttest. Perbedaan antara P1 dan P2 yakni P1 - P2 diasumsikan merupakan efek

dari perlakuan atau eksperimen.

Kelas eksperimen diterapkan pembelajaran kimia menggunakan metode

pembelajaran firing line. Sedangkan kelas kontrol dibiarkan tanpa diberlakukan

menggunakan metode pembelajaran firing line yaitu dengan metode ceramah dan

tanya jawab. Setelah proses belajar mengajar selesai, untuk mengetahui

kemampuan pemecahan masalah peserta didik dilakukan posttest dikedua kelas

sampel dengan menggunakan soal evaluasi yang sama.

Dari hasil skor posttest kedua kelas sampel dilakukan uji normalitas, uji

homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata atau uji t pihak kanan dari skor

4Iskandar. Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gudang Persda

Press),hlm.20

Page 48: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

34

pencapaian tersebut untuk mengetahui apakah perbedaan skor pencapaian pada

kedua kelas sampel itu signifikan atau tidak secara statistik.

Data untuk mengetahui aktivitas dalam proses pembelajaran baik aktivitas

dari peserta didik maupun kemampuan guru dalam mengelola kelas diperoleh

dengan melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.5 Adapun yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pesrta didik kelas X dari MA

An-nidhamtahun pelajaran 2011/2012 semester ganjil yang terdiri dari 2 kelas

yang berjumlah 80 siswa, dengan rincian sebagai berikut:

Kelas X -1 : 40 siswa

Kelas X -2 : 40 siswa

Dua kelas ini dipandang sebagai satu kesatuan populasi, karena adanya

kesamaan-kesamaan sebagai berikut:

a. Siswa yang terdapat dalam populasi tersebut adalah siswa yang berada pada

kelas dan semester yang sama yaitu kelas X semester satu.

b. Seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran kimia dengan silabus

yang sama.

c. Seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran kimia dengan pengajar

yang sama.

Sebelum populasi dipilih menjadi sampel, populasi tersebut diuji

homogenitas untuk mengetahui bahwa populasi tersebut bersifat homogen.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut.”6 Maka dari itu peneliti dapat menggunakan sampel

5Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, hlm. 80. 6Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, hlm. 81

Page 49: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

35

yang ada dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya

akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul mewakili. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah dengan teknik cluster randomsampling, teknik pengambilan sampel ini

karena kompetensi dari masing-masing kelas hampir sama. Kelas pertama

sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol, sedangkan

satu kelas dijadikan sebagai kelas uji coba instrumen.

3. Teknik Pengambilan Data

Kelas X yang ada di MA An-nidham Demak adalah kelas yang

homogen dengan alasan peserta didik mendapat materi berdasarkan kurikulum

yang sama, peserta didik yang menjadi objek penelitian duduk dikelas yang

sama, dan pembagian kelas tidak ada kelas yang unggulan sehingga peserta

didik memiliki kemampuan yang setara.

“Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan

sampel”.7Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik cluster random sampling. Cluster random sampling yaitu teknik

kelompok atau rumpun, dilakukan sebagai jalan memilih sampel yang

didasarkan pada kelompoknya bukan pada individunya.8Sampel yang diambil

dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling

mengambil dua kelas pada kelas X, kelas X-1 yang berjumlah 40 anak sebagai

kelas kontrol, dan kelas X-2 yang berjumlah 40 anak sebagai kelas

eksperimen. Dalam kelas kontrol diterapkan pembelajaran ceramah dan pada

kelas eksperimen dengan menerapkan metode pembelajaran firing line.

Nilai pretest diambil dari soal pretest yang dikerjakan peserta didik

untuk mengetahui tingkat kemampuan masing-masing peserta didik. Kelas

kontrol adalah sebagai kelas pembanding. Dengan demikian, pengaruh metode

pembelajaran firing line sebagai variabel yang akan dicari keefektifannya

7Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,. hlm. 81

8Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi Pendidikan, (Malang: UMM

Press,2004), Cet.II, HLM 17.

Page 50: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

36

untuk meningkatkan hasil belajar kimia materi pokok tata nama senyawa

kimia.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Metode Tes

“Tes merupakan metode pengumpulan data yang sifatnya

mengevaluasi hasil proses (pre-test dan post-test). Instrumennya dapat berupa

soal-soal ujian atau soal-soal tes.”9 Sehingga baik pretest maupun posttest

diukur dengan menggunakan tes. Metode tes ini nantinya dipakai untuk

mendapatkan skor pemecahan masalah peserta didik yang menjadi sampel

penelitian. Tes yang digunakan adalah tes yang dalam bentuk tes objektif

(Multiple Choice) dengan 5 pilihan, dan hanya satu pilihan yang benar.

Dalam penelitian ini tes digunakan untuk memperoleh data hasil

belajar siswa pada materi tatanama senyawa kimia. Tes dilakukan dalam

bentuk pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Studi Dokumentasi

“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.”10

Metode ini digunakan

untuk memperoleh nilai akhir semester (nilai raport), dan data-data yang

berkaitan dalam penelitian.

c. Metode Observasi

“Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia

dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain

pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.”11

Teknik

9Hariwijaya .Triton.Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi Dan Tesis.(Jakarta : SUKA

BUKU, 2011). hlm. 63 10Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.(Jakarta : Rineka

Cipta, 2006).hlm. 231 11

BurhanBungin,, Metodologi Penelitian Kuantitatif.(Jakarta : Prenada Media Group,

2005).cet.5. hlm.133

Page 51: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

37

pengumpulan data dengan observasi meliputi pengamatan terhadap perilaku

siswa, proses belajar mengajar, dan respon dari siswa terhadap pembelajaran.

Dalam penelitian kali ini observasinya dilakukan dengan mengamati

jalannya kegiatan pembelajaran yang ada pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, yaitu dengan mengamati hasil belajar pada aspek efektif dan

psikomotorik dengan menggunakan lembar observasi.

2. Instrumen Penelitian

“Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu

metode.”12

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat

tes dari mata pelajaran yang disajikan. Perangkat tes inilah yang digunakan

untuk mengungkapkan hasil belajar yang dicapai peserta didik pada

pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes adalah sebagai

berikut.

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan, yaitu tahap pembuatan tes. Bentuk tes pada

penelitian ini adalah tes obyektif pilihan ganda dengan lima pilihan

jawaban dan satu jawaban yang benar. Langkah-langkah penyusunan tes

obyektif adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan mengadakan tes.

2) Mengadakan pembatasan terhadap materi yang akan diteskan. Materi

yang diajarkan dalam penelitian ini yaitu materi pokok tata nama

senyawa kimia.

3) Menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes.

Dalam penelitian ini waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal

adalah 90 menit.

4) Menentukan jumlah butir soal. Butir soal disusun sesuai dengan kisi-

kisi. Soal yang dibuat sebanyak 50 butir.

5) Menentukan tipe tes13

12

Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 149. 13

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. Revisi, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2007), hlm.153.

Page 52: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

38

Dalam penelitian ini tipe soal yang digunakan adalah obyektif

dengan 5 pilihan jawaban pilihan soal obyektif ini dengan pertimbangan

sebagai berikut.

1) Dapat mewakili isi dan keluasan materi.

2) Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya.

3) Pemeriksaannya dapat diserahkan orang lain.

4) Dalam pemeriksaannya, tidak ada unsur subjektif yang

mempengaruhinya.14

Adapun kelemahan-kelemahannya antara lain:

1) Persiapan penyusunannya jauh lebih sulit karena soalnya banyak dan

harus teliti.

2) Soal – soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya

pengenalan serta sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.

3) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan

4) Kerja sama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih

terbuka.15

b. Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal.

Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan

pendidikan sesuai dengan standar kompetensi, yang meliputi jenjang

ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), aplikasi (C4), sintesis

(C5), dan evaluasi (C6).16

c. Tahap uji coba

Setelah perangkat disusun, langkah selanjutnya adalah

mengujicobakan pada siswa di luar sampel. Pada penelitian ini uji coba

dilakukan pada siswa kelas XI, sebanyak 40 siswa dengan alasan bahwa

kelas ini telah mendapatkan materi tata nama senyawa. Perangkat tes yang

diujicobakan sebanyak 50 soal. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui

apakah instrumen layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau

tidak.

14 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 164-165. 15 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 165. 16Ibid, hlm. 153-154.

Page 53: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

39

G. Teknik Analisis Instrumen

Untuk mendapatkan data yang valid, maka instrumen yang digunakan juga

harus valid. Untuk mengetahui valid tidaknya suatu instrumen perlu diadakan

pengukuran validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal

terhadap instrumen tersebut.

1. Analisis Butir Soal

a) Validitas

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”17

Untuk

menghitung validitas item soal digunakan rumus korelasi produk moment

sebagai berikut:

Keterangan

r xy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

n = Jumlah Peserta didik

= Jumlah skor tem nomor

= Jumlah skor total

= Jumlah hasil perkalian antara x dan y18

Kemudian hasil rxy yang didapat dari penghitungan dibandingkan

harga tabel r product moment. Harga r tabel dihitung dengan taraf

signifikasi 5% dan N sesuai dengan jumlah peserta didik.. Jika rxy> r tabel,

maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid.

b) Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

17Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.hlm. 121. 18 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2005), cet. 5, hlm. 72.

xyΣ

( ) { } ( ){ }2 2 2 2

)(

Y Y N X X N

xyN yxr

Σ Σ Σ −Σ

Σ −Σ =

ϕ

Page 54: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

40

karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk perhitungan reliabilitas

dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan

ri = Reliabilitas tes secara keseluruhan

P = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

a = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (a = 1-P)

Pa = Jumlah hasil perkalian antara P dan a

K = Banyaknya item

S = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah alat varians)19

Kemudian hasil ri yang di dapat dari perhitungan dibandingkan

dengan harga tabel k product moment. Harga r tabel dihitung yang taraf

signifikan 5% dan k sesuai dengan jumlah butir soal. Jika ri r tabel, maka

dapat dinyatakan bahwa butir soal tersebut reliabel.

c) Tingkat kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar

akan menyebabkan siswa menjadi putus asa. Dan tidak mempunyai

semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.20

Rumus yang

digunakan

Keterangan

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta test

19 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 100. 20 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,hlm 207-208

Σ

JS

BP =

Σ −

−=r

2

2

i 1 S

pa S

k

k

Page 55: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

41

Menurut ketentuan, indeks kesukaran yang sering digunakan

diklasifikasikan sebagai berikut:

Soal dengan

- 0,30 < P <0.70 maka dikategorikan soal sedang

- 0,70 < P <1,00 maka dikategorikan soal mudah

d) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus yang digunakan

adalah :

D =21

Keterangan:

J = Jumlah peserta test

JA = Banyaknya peserta didik kelompok atas

JB = Banyaknya peserta didik kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab

soal itu dengan benar

BB= = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab hal

itu dengan benar.

PA= = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda

D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,40 – 0,70 = baik

D = 0,20 – 0,40 = cukup D = 0,70 – 1,00 = baik sekali.22

21 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,hlm. 213-214 22 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Remaja Grafindo

Persada, 2006), hlm. 81.

BA

BA

PPJ

BB

J

BA−=−

A

A

J

B

B

B

J

B

Page 56: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

42

2. Uji Efektivitas Metode Pembelajaran Kimia

Efektivitas metode pembelajaran firing line pada penelitian ini dilihat dari

3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

a) Aspek Kognitif

Penilaian pada aspek kognitif peserta didik di sekolah dapat dilihat

dari hasil belajar peserta didik tersebut. Keberhasilan yang ingin dilihat

yaitu seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi. Untuk

lebih jelasnya dapat menggunakan rumus berikut ini:

Skor= ��������������� ���

������ ���� 100%

Pada penelitian ini target pada aspek kognitif adalah 65% berdasarkan

nilai KKM yang ditetapkan di MA An-Nidham Demak. Maka metode

pembelajaran firing line dapat dikatakan efektif terhadap hasil belajar

siswa minimal mencapai 65%. Adapun indikator keberhasilan pada aspek

kognitif seperti pada Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1. Indikator tingkat keefektifan metode pada aspek kognitif

Tingkat Penguasaan Kriteria

86-100% Sangat Efektif

65-85% Efektif

55-64% Kurang Efektif

<54% Tidak Efektif

b) Aspek Afektif dan Psikomotorik

Penilaian afektif dan psikomotorik peserta didik menggunakan

analisis rata-rata dan analisis nilai. Analisis nilai dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Skor= ��������������� ���

������ ���� 100%

Hasil perhitungan diatas kemudian ditafsirkan dengan rentang seperti

pada Tabel 3.2 yaitu:

Page 57: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

43

Tabel 3.2. Tingkat Penguasaan analisis nilai

Tingkat

Penguasaan

Nilai Huruf Bobot Predikat

86-100% A 4 Sangat Baik

76-85% B 3 Baik

60-75% C 2 Cukup

55-59% D 1 Kurang

<54% TL 0 Kurang Sekali

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji efektivitas penggunaan metode

firing lineterhadap hasil belajar siswa. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

teknik analisis uji t pada skor hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Dimana secara umum, pola penelitian dilakukan terhadap dua kelompok,

yang satu merupakan kelompok eksperimen(yang diberi perlakuan) dan kelompok

yang satu kelompok kontrol (kelompok pembanding) yang tidak dikenai

perlakuan. Analisis data dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Analisis Data Tahap Awal

Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam

penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpan hasil

penelitian.“Sebelum peneliti menentukan teknik analisis statistik yang

digunakan terlebih dahulu keabsahan sampel. Cara yang digunakan adalah

dengan uji normalitas dan uji homogenitas.”23

a. Uji Normalitas.

“Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel

yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal atau tidak. Untuk

23Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm.314.

Page 58: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

44

mengetahuinya dapat diuji dengan menggunakan statistik chi kuadrat”24

.

Rumus untuk mencari nilai chi-square adalah sebagai berikut:

( )∑

−=

fe

fefo2

Keterangan:

χ 2 = Normalitas sampel

fo = Frekuensi yang diperoleh (obtained frequency)

fe = Frekuensi yang diharapkan (expected frequency)25

Ho : data terdistribusi normal

Ha : data tidak terdistribusi normal

“Kriteria pengujian adalah: tolak Ho jika ≥ (1-α), (k-1) denganα

= taraf nyata untuk pengujian. Dalam hal lainnya, Ho diterima.”26

Pada penelitian ini digunakan taraf signifikan 5%. Apabila uji

empirik (te) ≥ α 5% maka sebaran data pada uji normalitas dikatakan

normal.

b. Uji Homogenitas.

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut

homogen ataukah tidak. Prosedur yang digunakan untuk menguji

homogenitas varian dalam kelompok adalah dengan jalan menemukan

harga Fmax. Penafsirannya bilamana harga F terbukti signifikan artinya

terdapat perbedaan. Dan sebaliknya jika tidak signifikan ini berarti tidak

ada perbedaan.Hipotesis yang dilakukan dalam uji homogenitas adalah

sebagai berikut:

Ho : 2

2

2

1 σσ = (variannya homogen)

Ha : 2

1σ ≠ 2

2σ (variannya tidak homogen)

Keterangan:

24Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: PT. Tarsito,2001),hlm. 273. 25

Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, (Malang: UMM

Press, 2002), hlm. 94. 26

Sudjana, Metoda, hlm. 273

2χ 2χ

Page 59: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

45

2

1σ : varian nilai data awal kelas eksperimen

2

2σ : varian nilai data awal kelas kontrol

Homogenitas data awal dapat dianalisis dengan menggunakan

statistik F, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:27

terkecilian

terbesariansFhitung

−=

var

var

Kedua kelompok mempunyai varian yang sama apabila

menggunakan = 5% menghasilkan F ≥ F1/2α(V1 , V2) dengan:

v1 = n1 -1 (dk pembilang)

v2 = n2 -1 (dk penyebut)

2. Analisis Data Tahap Akhir

Sebelum melakukan analisis tahap akhir ini, terlebih dalulu melakukan

analisis baik dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Sehingga nilai yang dihasilkan tersebut kemudian digunakan pada analisis

data tahap akhir. Adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Langkah-langkah pengujian normalitas sama dengan langkah-

langkah uji normalitas pada analisis tahap awal.

b. Uji Homogenitas

Langkah-langkah pengujian kesamaan dua varians (homogenitas)

sama dengan langkah-langkah uji kesamaan dua varians (homogenitas)

pada analisis tahap awal.

c. Uji perbedaan rata-rata (uji pihak kanan)

Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui apakah

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai rata-rata yang

27Sudjana, Metoda, hlm. 186.

( )

( )1)(

2

2

2

=∑

N

N

XX

SDVarian

Page 60: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

46

tidak berbeda. Jika rata-rata kedua kelompok tersebut tidak berbeda berarti

kelompok tersebut mempunyai kondisi yang sama.

Uji perbedaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji satu pihak

(uji t) yaitu pihak kanan. Hipotesis yang di uji adalah sebagai berikut:

Ho : µ1 ≤ µ2

Ha : µ1> µ2

Keterangan:

µ1 : rata-rata hasil belajar kelompokeksperimen

µ2 : rata-rata hasil belajar kelompok kontrol

Setelah itu hipotesis yang telah dibuat diuji signifikannya dengan

analisis Uji – t (uji satu pihak yaitu pihak kanan). Bentuk rumus t-test

adalah sebagai berikut:

S

nn

xxt

21

21

11+

−= dengan

( ) ( )2

11

21

2

22

2

112

−+

−+−=

nn

SnSnS

Keterangan:

r = nilai korelasi antar dua sampel

1x = rata-rata sampel 1 (kelas eksperimen)

2

x = rata-rata sampel 2 (kelas kontrol)

n1 = jumlah individu sampel kelas eksperimen

n2 = jumlah individu sampel sampai kelas kontrol

S = simpangan baku gabungan

S1 = simpangan baku kelas eksperimen

S 2 = simpangan baku kelas kontrol28

Dengan hipotesis:

Ho : µ1 ≤ µ2

Ha : µ1> µ2

Keterangan:

µ1 : rata-rata data kelompokeksperimen

28Sudjana, Metoda , hlm. 239.

Page 61: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

47

µ2 : rata-rata data kelompok kontrol

Nilai t-test disebut nilai empirik (te). Untuk menentukan taraf

signifikan perbedaannya harus digunakan nilai t teoritik (tt) yang terdapat

dalam tabel nilai-nilai t. Untuk memeriksa nilai-nilai t harus ditemukan

terlebih dahulu derajat kebebasan (dk) pada keseluruhan distribusi yang

diteliti.29

Kriteria pengujian adalah terima Ho jika ttabel (1-α),(db=n1+n2-2) < thitung.

Dengan derajat kebebasan db (n1+ n2 – 2), taraf signifikan 5% dan tolak

Ho untuk harga t lainnya.

29

Tulus winarsunu.Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. hlm. 90

Page 62: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan hasil studi lapangan

untuk pembelajaran yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih efektif manakah antara

pembelajaran dengan menggunakan metode firing line dengan pembelajaran

metode ceramahterhadap hasil belajar kimia peserta didik MA An-

NidhamKalisariSayung Demak pada materi pokok tata nama senyawa kimia.

Penelitian ini menggunakan model eksperimen dengan desain “Two

Group, Pretest posttest design” yakni menempatkan subyek penelitian ke dalam

dua kelompok (kelas) yang dibedakan menjadi kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran

metode firing line dan kelas kontroldiberi perlakuan dengan menggunakan

pembelajaran konvensional.

Pelaksanaan pembelajaran di MA An-Nidham Kalisari Sayung Demak,

meliputi:

1. Tahap Persiapan

Pelaksanaan penelitian ini merupakan penelitian eksperimen terbagi

dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen (kelas X-2) dan kelas kontrol (kelas

X-1).Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil dari bulan

Januari hingga Februari tahun 2012.

Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, peneliti menentukan

materi pokok serta menyusun rencana pembelajaran. Materi pokok yang

dipilih adalah tata nama senyawa kimia. Instrumen yang dijadikan evaluasi

dalam penelitian ini adalah instrumen tes objektif dalam bentuk pilihan ganda

dengan 5 pilihan tetapi hanya satu yang tepat dan benar. Pembelajaran yang

digunakan dalam kelas eksperiman dengan menerapkan metode firing line,

sedangkan kelas kontrol dengan pembelajaran metode ceramah.

Page 63: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

49

2. Tahap Pelaksanaan

a. Proses Pembelajaran dengan Penerapan Metode Firing Line pada Kelompok

Eksperimen.

Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen adalah

dengan menggunakan metode firing line. Dalam pelaksanaannya, waktu yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 3 kali pertemuan (6 jam mata

pelajaran).Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen pada

awalnya dilakukan pretest, untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik.

Pada kelompok eksperimen diperlakukan penerapan metode firing line,

dimana guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Guru dan siswa

mengatur kursi-kursi dalam dua baris yang berhadapan. Kemudian guru

memisahkan kursi-kursi itu ke dalam kelompok-kelompok tiga sampai lima

pada setiap baris. Guru membagi kepada setiap siswa X sebuah kartu yang

berisi tugas dimana dia akan memberikan pertanyaan kepada peserta didik Y

dihadapannya untuk menjawab. Dan guru memberikan kartu yang berbeda

kepada setiap anggota X dari suatu kelompok.Setelah periode waktu yang

singkat, guru mengumumkan bahwa waktu untuk semua peserta Y untuk

memindahkan satu kursi kekiri atau kekanan dalam kelompok. Jangan

memindahkan kursi X. Siswa anggota X menyampaikan tugasnya kepada

teman Y dihadapannya. Teruskan untuk sebanyak mungkin tugas yang

berbeda yang siswa miliki.

Pada pembelajaran guru membantu peseta didik untuk merefleksi

kembali materi yang telah dipelajari. Pemberian evaluasi berupa test dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik

setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Pada hasil nilai posttest

terlihat bahwa kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik kelompok

eksperimen dalam mengerjakan soal tersebut sedikit bila di bandingkan

kesalahan yang di lakukan oleh peserta didik kelompok kontrol.

Menurut hasil perhitungan observasi ranah afektif dan ranah

psikomotorik menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas peserta didik ranah

afektif yaitu dalam kegiatan pembelajaran, kelas eksperimen lebih tinggi dari

Page 64: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

50

pada kelas kontrol. Pada kegiatan diskusi dengan metode firing line atau hasil

belajar ranah psikomotorik kelas eksperimen terlihat lebih tinggi dibanding

hasil belajar ranah psikomotorik kelas kontrol. Berdasarkan hasil ranah afektif

dan psikomotorik disimpulkan pada kelas eksperimen, metode firing line

dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan, peserta didik lebih aktif dan

tidak membosankan, dengan adanya metode firing line menambah lebih

menarik dan dapat memanfaatkan kedua belah otak sehingga siswa tidak jenuh

selama pembelajaran berlangsung.

b. Proses Pembelajaran Konvensional pada Kelompok Kontrol

Pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kontrol adalah

pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab.

Dalam proses pembelajaran ini guru menerangkan secara runtut dan memberi

waktu peserta didik untuk bertanya dan mencatat. Guru memberikan

kesempatan bertanya kepada peserta didik yang belum paham.

Pada proses pembelajaran ini awalnya diberi pretest untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik. Kemudian peserta didik duduk dan

memperhatikan guru yang menerangkan materi pelajaran. Hal semacam ini

menjadikan guru sulit memahami tingkat pemahaman peserta didik, karena

kebanyakan peserta didik yang belum paham tidak mau bertanya dan juga

mengakibatkan peserta didik bersifat pasif yang selalu menunggu arahan dari

guru.

Secara rinci data hasil penelitian dapat disajikan sebagai berikut:

1. Instrumen Tes dan Analisis Butir Soal Instrumen

Sebelum instrumen diberikan pada kelompok eksperimen sebagai alat

ukur hasil belajar peserta didik, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrument.

Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal tersebut sudah

memenuhi kualitas soal yang baik atau belum. Adapun alat yang digunakan

dalam pengujian analisis uji coba instrumen meliputi validitas tes, reliabilitas

tes, tingkat kesukaran, dan daya beda.

Page 65: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

51

a. Analisis Validitas Tes

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya butir-

butir soal tes. Butir soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak

digunakan. Sedangkan butir soal yang valid berarti butir soal tersebut dapat

mempresentasikan materi tata nama senyawa kimia yang telah ditentukan

oleh peneliti.

Hasil analisis perhitungan validitas butir soal ( xyr )dikonsultasikan

dengan harga kritik r product momen, dengan taraf signifikan 5 %. Bila

harga tabelxy rr > maka butir soal tersebut dikatakan valid.Sebaliknya bila

harga tabelxy rr < maka butir soal tersebut dikatakan tidak valid. Diperoleh

hasil sebagai berikut.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan validitas butir soal diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 4.1Prosentase Validitas Butir Soal

No Kriteria No. Soal Jumlah Prosentase

1 Valid

1,4,6,11,13,15,16,20,21,

22,26,28,29,30,31,32,33,

35,36,37,40,41,43,44,45,

47,48,49,50

29 58%

2 Invalid

2,3,5,7,8,9,10,12,14,17,

18,19,23,24,25,27,34,38,

39,42,46

21 42%

Jumlah 50 100%

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 dan lampiran 5.

b. Analisis Reliabilitas Tes

Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas

pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui

tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsisten untuk diujikan kapan saja

instrumen tersebut disajikan.

Harga xyr yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga tabelr

product moment dengan taraf signifikan 5 %. Soal dikatakan reliabilitas

jika harga xyr > tabelr .

Page 66: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

52

Berdasarkan hasil perhitungan, koefisien reliabilitas butir soal

diperoleh rxy = 0,799sedang tabelr product moment dengan taraf signifikan 5

% dan n = 40 diperoleh tabelr = 0.312, karena xyr > tabelr artinya koefisien

reliabilitas butir soal uji coba memiliki kriteria pengujian yang tinggi

(reliabel).

c. Analisis Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat

kesukaran soal tersebut apakah sukar, sedang, atau mudah.

Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

- Soal dengan P = 0,00 adalah soal terlalu sukar;

- Soal dengan 0,00< P ≤ 0,30 adalah soal sukar;

- Soal dengan 0,30< P ≤ 0,70 adalah soal sedang;

- Soal dengan 0,70< P ≤ 1,00 adalah soal mudah; dan

- Soal dengan P = 1,00 adalah soal terlalu mudah

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien tingkat kesukaran butir

soal diperoleh.

Tabel 4.2Prosentase Tingkat Kesukaran Butir Soal

No Kriteria No. Soal Jumlah Prosentase

1 Sukar 10,12,14,17,23,24,27,39,

40,42,46 11 22%

2 Sedang

4,5,6,7,8,9,11,13,15,16,

21,22,25,28,29,30,31,33,

37,38,43,44,45,47,48,49,

50

27 54%

3 Mudah 1,2,3,18,19,20,26,32,34,

35,36,41 12 24%

Jumlah 50 100%

d. Analisis Daya Beda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan

peserta didik yang berkemampuan rendah. Soal dikatakan baik, bila soal

dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik yang berkemampuan

Page 67: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

53

tinggi.Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi, disingkat D.

Klasifikasi daya pembeda soal:

DP ≤ 0,00 = sangat jelek

0,00<DP ≤ 0,20 = jelek

0,20<DP ≤ 0,40 = cukup

0,40<DP ≤ 0,70 = baik

0,70<DP ≤ 1,00 = sangat baik

Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal pada lampiran

ke-6 diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.3Prosentase Daya Beda Butir Soal

No Kriteria No. Soal Jumlah Prosentase

1 Baik

Sekali 47,50 2 4%

2 Baik 13,16,22,29,30,31,

43,44,45,48,49 11 22%

3 Cukup 4,6,11,15,40 5 10%

4 Jelek

1,2,3,5,7,8,9,10,12,14,

17,18,19,20,21,23,24,25,

26,27,28,32,34,35,36,

37,38,39,41,42,46

32 64%

Jumlah 50 100%

2. Data Nilai Awal (Pre Test)

Data nilai awal kelas eksperimen diperoleh dari data nilai pretest pada

materi pokok tata nama senyawa kimiasebelum mendapat perlakuan. Pada kelas

eksperimen sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran

firing line, diperoleh data nilai tertinggi = 80 dan nilai terendah 15,rentang (R) =

65, banyaknya kelas yang diambil 6 kelas, panjang interval kelas 11, dari

perhitungan ( )∑ ii xf = 2043, ( )∑2

ii xf = 112305, sehingga rata-rata yang

diperoleh ( )x = 51,38 dengan simpangan baku14,76.Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut.

Page 68: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

54

Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Awal Kelas

Eksperimen

No Interval Frekuensi

Absolut Frekuensi Relatif (%)

1 15 – 25 1 2.5

2 26 – 36 6 15

3 37 – 47 8 20

4 48 – 58 14 35

5 59 – 69 6 15

6 70 – 80 5 12.5

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka daftar

perhitungan distribusi frekuensi di atas dapat kita buat Histogram seperti

pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Awal Kelas

Eksperimen

Pada kelas kontrolsebelum diberi perlakuan dengan menggunakan

pembelajaran konvensional diperoleh data nilai tertinggi = 70 dan nilai terendah

25, rentang (R) = 45, banyaknya kelas yang diambil 6 kelas, panjang interval 8,

dari perhitungan ( )∑ ii xf = 1932, ( )∑2

ii xf = 98818, sehingga rata-rata yang

diperoleh ( )x = 47,38 dengan simpangan baku 12,14. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

15 – 25 26 – 36 37 – 47 48 – 58 59 – 69 70 – 80

Fre

ku

en

si

Kelas Interval

Page 69: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

55

Tabel 4.5Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Awal KelasKontrol

No Interval Frekuensi

Absolut Frekuensi Relatif (%)

1 25 – 32 4 10

2 33 – 40 8 20

3 41 – 48 7 17.5

4 49 – 56 11 27.5

5 57 – 64 6 15

6 65 – 72 4 10

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka daftar perhitungan

distribusi frekuensi di atas dapat kita buat Histogram seperti pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Awal Kelas

Kontrol

3. Data Nilai akhir Kelas Eksperimen

Data nilai akhir kelas eksperimen diperoleh dari nilai hasil belajar peserta

didik setelah mendapat perlakuan. Pada kelas Eksperimen setelah diberi perlakuan

dengan menggunakan metode pembelajaran firing line, diperoleh data nilai

tertinggi = 95 nilai terendah 40, rentang (R) = 55, banyaknya kelas yang diambil 6

kelas, panjang interval kelas 10, dari perhitungan ( )∑ ii xf = 2960, ( )∑2

ii xf =

225030, sehingga rata-rata yang diperoleh ( )x = 72,00dengan simpangan baku

11,81. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut.

0

2

4

6

8

10

12

25 – 32 33 – 40 41 – 48 49 – 56 57 – 64 65 - 72

Fre

ku

en

si

Interval

Page 70: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

56

Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Akhir Kelas

Eksperimen

No Interval Frekuensi

Absolut Frekuensi Relatif (%)

1 40 – 49 1 2.5

2 50 – 59 3 7.5

3 60 – 69 11 27.5

4 70 – 79 12 30

5 80 – 89 8 20

6 90 – 99 5 12.5

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka daftar perhitungan

distribusi frekuensi di atas dapat kita buat Histogram seperti pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Akhir Kelas

Eksperimen

Pada kelas kontrol setelah diberi perlakuan dengan menggunakan

pembelajaran konvensional diperoleh data nilai tertinggi = 90 dan nilai terendah

35, rentang (R) = 55, banyaknya kelas yang diambil 6 kelas, panjang interval

kelas 10, dari perhitungan ( )∑ ii xf = 2620, ( )∑2

ii xf = 177170, sehingga rata-

rata yang diperoleh ( )x = 64,25 dengan simpangan baku 11,91. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 99

Fre

ku

en

si

Interval

Page 71: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

57

Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Akhir Kelas Kontrol

No Interval Frekuensi

Absolut Frekuensi Relatif (%)

1 35 – 44 1 2.5

2 45 – 54 8 20

3 55 – 64 8 20

4 65 – 74 13 32.5

5 75 – 84 9 22.5

6 85 – 94 1 2.5

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka daftar perhitungan

distribusi frekuensi di atas dapat kita buat histogram seperti pada gambar 4.4:

Gambar 4.4 Histogram Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Akhir Kelas

Kontrol

B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis DataKeadaan Awal

Analisis data keadaan awal bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama

sebelum mendapat perlakuan yang berbeda, yakni kelompok eksperimen diberi

pengajaran dengan menggunakan metode pembelajaran firing line sedangkan

kelompok kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

0

2

4

6

8

10

12

14

35 – 44 45 – 54 55 – 64 65 – 74 75 – 84 85 – 94

Fre

ku

en

si

Interval

Page 72: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

58

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis uji hipotesis

adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data Nilai Awal

Ho = data berdistribusi normal

Ha = data tidak berdistribusi normal

Dengan kriteria pengujian, Ho ditolak jika χ2

hitung≥ χ

2

tabel untuk

taraf nyata α = 05.0 dan dk = k-1 dan Ho terima jika χ2

hitung< χ

2

tabel.

Berdasarkan pengujian uji normalitas pretest kelas X-2 (kelompok

eksperimen) untukα = 05.0 dengan dk = 6-1 = 5. Diperoleh χ2

hitung=

2,558 dan χ2

tabel= 11,07. Karena χ

2

hitung< χ

2

tabelmaka dapat dikatakan

bahwa data populasi untuk kelas eksperimen berdistribusi normal.

Sedangkan pada pengujian uji normalitas pretest kelas X-1

(kelompok kontrol) untukα = 05.0 dengan dk = 6-1 = 5. Diperoleh χ

2

hitung= 2,572 dan χ

2

tabel = 11,07. Karena χ2

hitung< χ

2

tabel maka dapat

dikatakan bahwa data populasi untuk kelas eksperimen berdistribusi

normal. Berikut ini Tabel 4.8 disajikan hasil perhitungan uji normalitas

data nilai awal.

Tabel 4.8 Daftar Chi Kuadrat Data Nilai Awal

No Kelas Kemampuan χ2

hitung χ

2

tabel Keterangan

1 Eksperimen Nilai awal 2,558 11.07 Normal

2 Kontrol Nilai awal 2,572 11.07 Normal

Page 73: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

59

b. Uji Homogenitas Data Nilai Awal

Hipotesis:

Ho = 2

1σ = 2

Ha = 2

1σ ≠2

Dengan kriteria pengujian, Ho diterima jika hitungF < tabelF untuk

taraf nyata α = 05.0 dan dk = k-1. Berikut Tabel 4.9 disajikan hasil

perhitungan uji homogenitas data nilai awal.

Tabel 4.9Daftar Uji Homogenitas Data Nilai Awal

No Kelas Kemampuan Varian n hitungF

tabelF Kriteria

1 Eks Nilai awal 217,933 40 1,478 1,70 Homogen

2 Kont Nilai awal 147,420 40

Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diperoleh hitungF = 1,478 dan

tabelF = 1,70 dengan α = 05.0 . Jadi hitungF < tabelF berarti kedua kelas memiliki

varians yang homogen.

2. Analisis Data Tahap Akhir

Analisis ini dilakukan terhadap data hasil belajar peserta didik pada

pembelajaran materi pokok tata nama senyawa kimia yang telah mendapatkan

perlakuan yang berbeda, yakni kelompok eksperimendiberi pengajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran firing line sedangkan kelompok kontrol

dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis uji hipotesis adalah

sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data Nilai Akhir

Uji normalitas data dapat dilakukan dengan uji chi- kuadrat. Data akhir

yang digunakan untuk menguji normalitas adalah nilai post-test.

Dengan hipotesis:

Ho = data berdistribusi normal

Ha = data tidak berdistribusi normal

Page 74: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

60

Dengan kriteria pengujian, Ho ditolak jika χ2

hitung≥ χ

2

tabel untuk taraf

nyata α = 05.0 dan dk = k-1 dan Ho terima jika jika χ2

hitung < χ

2

tabel. Berikut

Tabel 4.10 disajikan hasil perhitungan uji normalitas data nilai akhir.

Tabel 4.10 Daftar Chi Kuadrat Data Nilai Akhir

No Kelas Kemampuan χ2

hitung χ

2

tabel Keterangan

1 Eksperimen Nilai akhir 3,576 11.07 Normal

2 Kontrol Nilai akhir 3,909 11.07 Normal

Terlihat dari tabel tersebut bahwa uji normalitas post-test pada kelas

eksperimen (X-2) untuk taraf signifikanα = 05.0 dan dk = 6-1= 5, diperoleh χ

2

hitung= 3,576 dan χ

2

tabel.= 11,07. Karena χ

2

hitung < χ

2

tabel, maka dapat

dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Sedangkan uji normalitas post-test pada kelas kontrol (X-1) untuk taraf

signifikanα = 05.0 dan dk = 6-1= 5, diperoleh χ2

hitung= 3,909 dan χ

2

tabel=

11,07. Karena χ2

hitung < χ

2

tabel, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Data Nilai Akhir

Hipotesis:

Ho = 2

1σ = 2

Ha = 2

1σ ≠2

Dengan kriteria pengujian, Ho diterima jika hitungF < tabelF untuk taraf

nyata α = 05.0 dan dk = k-1 maka data homogen. Di bawah ini disajikan

hasil perhitungan uji homogenitas nilai akhir seperti pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11Daftar Uji Homogenitas Data Nilai Akhir

No Kelas Kemampuan Varian N hitungF

tabelF Kriteria

1 Eks Nilai akhir 139,487 40 1,016 1,70 Homogen

2 Kntrl Nilai akhir 141,731 40

Page 75: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

61

Pengujian uji homogenitas untuk sampel dengan menggunakan data

nilai hasil belajar (post-test).Diperoleh hitungF = 1,016 dengan taraf signifikan

sebesarα = 05.0 serta dk pembilang = 40-1= 39 dan dk penyebut = 40-1= 39

yaitu F (0.05)(39:39)= 1,70. Terlihat bahwa hitungF < tabelF hal ini berarti bahwa data

bervarians homogen.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (Uji Pihak Kanan)

Perhitungan data hasil belajar atau data nilai akhir menunjukkan bahwa

hasil perhitungan pada kemampuan akhir kelas eksperimensetelah mendapat

perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran firing line diperoleh

rata-rata 72,00 dan (SD) adalah 11,81, sedangkan untuk kelas control dengan

setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional

diperoleh rata-rata 64,25 dan (SD) adalah 11,91.

Dari hasil perhitungan t-test diperoleh hitungt = 2,923dikonsultasikan

dengan tabelt pada α = 5 % )2( 21 −+= nndk = 78 diperoleh tabelt = 1,991. hal

ini menunjukkan bahwa hitungt > tabelt sehingga Ho di tolak dan Ha diterima.

Artinya kelas eksperimen yang menggunakan metode firing line lebih efektif

dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.

d. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik

Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengetahui

aktivitas peserta didik yang merupakan hasil belajar peserta didik ranah afektif

dan ranah psikomotorik peserta didik. Observasi ranah afektif diambil dari

proses pembelajaran tata nama senyawa kimia, sedangkan observasi ranah

psikomotorik diambil dari pembelajaran dengan metode firing line. Analisis

yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui

apakah aktivitas peserta didik berupa hasil belajar afektif dan ranah

psikomotorik baik kelas eksperimen atau kelas kontrol meningkat atau tidak,

lebih baik atau tidak.

Page 76: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

62

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan analisis tahap

awal untuk mengetahui keadaan awal dari kelas yang akan dipakai dalam

penelitian yang meliputi kelas eksperimen, kelas kontrol dan kelas uji coba. Oleh

karena itu peneliti mengambil data awal dari nilai uji pada soal pretest sebagai

instrument pretest untuk analisis tahap awal.

Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas eksperimen adalah

pembelajaran kimia dengan menerapkan metode firing line. Dalam

pelaksanaannya penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan (6 jam

pelajaran) dengan jumlah peserta didik 40 orang. Pembelajaran pada kelas

eksperimen pada awalnya mengalami hambatan. Peserta didik yang belum

terbiasa dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan yang menuntut peserta

didik lebih aktif dan kreatif dalam berpikir dan juga guru yang masih canggung

dalam menjalankan metode ini. Pada pertemuan pertama guru menjelaskan tujuan

pembelajaran secara jelas mengenai materi tata namasenyawa kimia, memberikan

motivasi kepada peserta didik dengan menumbuhkan sikap dan pandangan positif

terhadap pelajaran. Kemudian guru menyampaikan sebagian materi tata nama

senyawa kimia dengan metode firing line.

Pada pertemuan kedua melanjutkan pembelajaran yang telah dilaksanakan

pada pertemuan pertama. Pada awal-awal proses pembelajaran terjadi kericuhan

karena kekurang pahaman peserta didik terhadap instruksi yang diberikan oleh

guru, begitu juga ketika peserta didik diberikan soal latihan. Pada pertemuan

ketiga proses pembelajaran sudah mulai berjalan dengan lancar disamping karena

sudah mulai terbiasanya peseta didik dengan penerapan metode firing line juga

instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru dapat dengan mudah diterima oleh

peserta didik. Pada saat penerapan metode firing line siswa terlihat lebih terampil

dalam mempraktekannya. Begitu pula ketika siswa X memberi pertanyaan kepada

siswa Y, dengan segera siswa Y menjawabnya. Berdasarkan pada pengalaman

pertemuan kedua, pada pertemuan ketiga ini siswa lebih cermat dalam

menempatkan diri ketika menggeser tempat duduknya kekanan hingga kurun

Page 77: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

63

waktu yang ditentukan berakhir. Pada pertemuan terakhir peserta didik diberikan

posttest dengan materi yang telah diajarkan.

Dalam penelitian kali ini observasinya dilakukan dengan mengamati

jalannya kegiatan pembelajaran yang ada pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, yaitu dengan mengamati hasil belajar pada aspek efektif dan

psikomotorik dengan menggunakan lembar observasi. Menurut hasil perhitungan

observasi ranah psikomotor pada kelas eksperimen memiliki analisis nilai sebesar

76.6% sedangkan perhitungan observasi ranah afektif memiliki analisis nilai

sebesar 76%, Penelitian ini dapat dikatakan berhasil, jika tingkat penguasaan

minimal yang harus dicapai adalah 75%. Karena hasil observasi ranah afektif dan

ranah psikomotorik > 75% maka dapat dikatan penelitian ini berhasil.

Penilaian pada aspek kognitif peserta didik di sekolah dapat dilihat dari

hasil belajar peserta didik tersebut. Keberhasilan yang ingin dilihat yaitu seberapa

besar pemahaman peserta didik terhadap materi. Metode pembelajaran firing line

dapat dikatakan efektif terhadap hasil belajar siswa minimal mencapai 65%.

berdasarkan nilai KKM yang ditetapkan di MA An-Nidham Demak. Skor yang

didapatkan berdasarkan skor seluruh siswa adalah 72%, maka dapat dikatakan

indikator tingkat keefektifan metode pada aspek kognitif adalah efektif.

Pengamatan yang dilakukan pada proses kegiatan pembelajaran yang ada

pada kelas kontrol (kelas tanpa perlakuan) yakni aspek psikomotorik memiliki

analisis nilai sebesar 58,3%, sedangkan perhitungan observasi ranah afektif

memiliki analisis nilai sebesar 58%. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil, jika

tingkat penguasaan minimal yang harus dicapai adalah 75%. Karena hasil

observasi ranah afektif dan ranah psikomotorik <75% maka dapat dikatan

penelitian ini kurang efektif. Sedangkan penilaian pada aspek kognitif kelas

kontrol peserta didik di sekolah dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik

tersebut. Keberhasilan yang ingin dilihat yaitu seberapa besar pemahaman peserta

didik terhadap materi. Metode pembelajaran ceramah dapat dikatakan efektif

terhadap hasil belajar siswa minimal mencapai 65% berdasarkan nilai KKM yang

ditetapkan di MA An-Nidham Demak. Skor yang didapatkan berdasarkan skor

Page 78: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

64

seluruh siswa adalah 64%, maka indikator tingkat keefektifan metode ceramah

pada aspek kognitif adalah kurang efektif

Observasi ranah afektif dan ranah psikomotorik menunjukkan bahwa hasil

observasi aktivitas peserta didik ranah afektif yaitu dalam kegiatan pembelajaran,

kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Pada kegiatan diskusi

dengan metode firing line atau hasil belajar ranah psikomotorik kelas eksperimen

terlihat lebih tinggi dibanding hasil belajar ranah psikomotorik kelas kontrol.

Berdasarkan hasil ranah afektif dan psikomotorik disimpulkan pada kelas

eksperimen, metode firing line dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan,

peserta didik lebih aktif dan tidak membosankan, dengan adanya metode firing

line menambah lebih menarik dan dapat memanfaatkan kedua belah otak sehingga

siswa tidak jenuh selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan dari hasil observasi mengenai aktivitas peserta didik mulai

dari pertemuan pertama sampai terakhir menunjukkan persentase keaktifan

peserta didik mengalami kenaikan. Hal ini menjelaskan bahwa dengan

pembelajaran kimia berbasis firing line dapat meningkatkan aktivitas peserta didik

lebih baik. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran yang telah disesuaikan dengan

penerapan metode firing line membiasakan peserta didik dengan sendirinya untuk

selalu berpikir kritis kreatif sehingga pengetahuannya semakin bertambah.

Pada pertemuan-pertemuan awal aktivitas peserta didik masih jauh dari

apa yang diharapkan, perhatian peserta didik lebih banyak tersita untuk

beradaptasi dengan pendekatan yang mengakibatkan kegaduhan didalam kelas.

Jumlah peserta didik yang aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode

firing line masih sangat minim. Keaktifan peserta didik dalam bertanya,

mengemukakan pendapat serta merumuskan strategi baru untuk menyelesaikan

soal juga masih sangat kurang. Pada pertemuan-pertemuan selanjutnya semakin

mengalami peningkatan dalam segi jumlah peserta didik yang aktif dan terampil

dalam berpasangan untuk menyelesaikan soal dan sudah mulai bisa memerankan

dirinya dalam metode firing line ini. Keadaan seperti ini hampir menyeluruh

dilakukan oleh peserta didik, kemampuan pemecahan masalah peserta didik

semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Page 79: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

65

Persentase aktivitas pengelolaan kelas oleh guru pada waktu pembelajaran

juga mengalami peningkatan. Ketidak pahaman peserta didik pada metode

pembelajaran yang terjadi pada awal-awal pertemuan yang menghambat proses

pembelajaran dikoreksi sehingga pada pertemuan selanjutnya tidak terulang

berkat kejelian guru dalam memberikan motivasi dan ketegasan dalam

memberikan instruksi-instruksi yang memudahkan peserta didik belajar.

Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol adalah menggunakan

pembelajaran konvensional, yaitu pembelajaran ekspositori. Sedangkan metode

yang dipakai adalah metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Dalam

pembelajaran ekspositori, guru menjelaskan materi secara urut, kemudian peserta

didik diberi kesempatan untuk bertanya dan mencatat. Selanjutnya guru

memberikan contoh soal dan cara menjawabnya. Peserta didik diberi beberapa

soal latihan untuk dikerjakan mandiri. Kemudian guru membahas soal yang

diberikan dengan meminta beberapa peserta didik untuk mengerjakan dipapan

tulis. Di akhir pembelajaran guru membantu peserta didik untuk merefleksi

kembali materi yang telah dipelajari kemudian diberikan PR.

Pembelajaran konvensional pada awalnya memang membuat peserta didik

lebih tenang. Peserta didik duduk dengan tenang dan memperhatikan guru

menjelaskan materi pelajaran. Hal semacam ini justru mengakibatkan guru sulit

mengetahui pemahaman peserta didik, karena peserta didik yang sudah paham

maupun belum paham diam saja dan juga mengakibatkan peserta didik bersifat

pasif yang selalu menunggu arahan dari guru.

Pada analisis tahap awal diperoleh data yang menunjukkan keadaan awal

dari kedua kelas berada dalam keadaan berdistribusi normal, mempunyai variansi

yang homogen dan rata-rata skor awal yang sama. Hal ini berarti menunjukkan

kedua kelas berangkat dari keadaan atau kondisi awal yang sama, yaitu

mempunyai pengetahuan yang sama.

Berdasarkan uji perbedaan rata-rata satu pihak yaitu pihak kanan pada data

akhir diperoleh t hitung=2,923dan t tabel = 1,991, karena t hitung >ttabel maka H0 ditolak

dan Ha diterima, hal ini berarti hipotesis dapat diterima. Dengan demikian maka

hasilnya dapat dikemukakan bahwa rata-rata skor pencapaian tes kemampuan

Page 80: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

66

pemecahan masalah materi tata nama senyawa kimia pada kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol. Selain itu dapat dilihat pula pada rata-rata hasil

belajar Kelas eksperimen setelah menggunakan metode pembelajaran firing line

adalah 72,00 dan (SD) adalah 11,81, sedangkan untuk kelas kontroldengan setelah

mendapat perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh

rata-rata 64,25 dan (SD) adalah 11,91.

Dari hasil perhitungan t-test diperoleh hitungt = 2,923 dikonsultasikan

dengan tabelt pada α = 5 % )2( 21 −+= nndk = 78 diperoleh tabelt = 1,991. hal ini

menunjukkan bahwa hitungt > tabelt sehingga Ho di tolak dan Ha diterima. Artinya

kelas eksperimen yang menggunakan metode firing line lebih efektif

dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.

Dari hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta

didik dengan menggunakan metode pembelajaran firing line lebih baik dari hasil

belajar peserta didik dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada

materi pokok tata nama senyawa kimiapeserta didik kelas X semester ganjil MA

AN-NIDHAM Kecamatan Sayung Demak. Sehingga pembelajaran yang

menggunakan metode pembelajaran firing line efektif terhadap hasil belajar

peserta didik pada materi pokok tata nama senyawa kimia kelas X semester ganjil

MA AN-NIDHAM Kecamatan Sayung Demak tahun ajaran 2011-2012.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan Waktu

Waktu yang digunakan peneliti sangat terbatas. Peneliti hanya memiliki

waktu sesuai keperluan yang berhubungan dengan peneliti saja. Waktu yang

peneliti gunakan cukup singkat dan hasil hanya cocok untuk waktu ini saja,

bukan waktu yang lain.

2. Keterbatasan Kemampuan

Peneliti tidak lepas dari teori, oleh karena itu peneliti menyadari

keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi peneliti

berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan penelitian dengan

Page 81: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

67

kemampuan keilmuan dari beberapa referensi yang peneliti kutip serta

bimbingan dari dosen-dosen pembimbing.

3. Keterbatasan Biaya

Hal terpenting yang menunjang suatu kegiatan adalah biaya. Biaya

merupakan salah satu pendukung dalam proses penelitian. Dengan biaya yang

minim menjadi faktor penghambat dalam proses penelitian. Banyak hal yang

tidak bisa dilakukan penulis ketika harus membutuhkan biaya yang lebih

besar. Akan tetapi dari biaya yang secukupnya akhirnya dapat menyelesaikan

penelitian ini, apabila dilakukan dengan biaya yang besar kemungkinan

hasilnya tidak sama.

Page 82: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

67

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas mengenai “Efektivitas

Metode The Firing Line Dengan Pendekatan Active Learning Pada Materi

Penamaan Senyawa Kimia ( Suatu Eksperimen Di MA An-Nidham Demak Kelas

X Tahun Ajaran 2011/2012) “ maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian

ini sebagai berikut:

1. Dari analisis data menunjukkan bahwa rata-rata skor tes kemampuan

pemecahan masalah kelas eksperimen sebesar 72,00 dan kelas control sebesar

64,25. Hal ini menunjukkan bahwa skor tes kelas eksperimen lebih baik dari

pada yang menerapkan pembelajaran konvensional.

2. Berdasarkan pengujian statistic yakni perbedaan rata-rata (uji t) pihak kanan

diperoleh hasil hitungt = 2,923 dikonsultasikan dengan tabelt pada α = 5 %

)2( 21 −+= nndk = 78 diperoleh tabelt = 1,991. Hal ini menunjukkan bahwa

hitungt > tabelt

sehingga H0 di tolakdan Ha diterima. Artinya rata-rata hasil

belajar yang diajar dengan metode pembelajaran Firing Line lebih baik dan

efektif digunakan dari pada pembelajaran konvensional terhadap kemampuan

pemecahan masalah pada materi tata nama senyawa kimia di MA An-nidham

Sayung Demak..

B. Saran

Mengingat pentingnya pendekatan pembelajaran dalam suatu

pembelajaran dan sehubungan dengan hasil penelitian ini peneliti menyarankan

sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran firing line diharapkan menjadi alternatif yang dapat

digunakan dalam pembelajaran yang dilaksanakan di MA An-nidham Sayung

Demak.

Page 83: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

68

2. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode firing line

sebaiknya guru harus mempersiapkannya secara matang dan materi harus yang

sesuai dengan karakteristik firing line, hal ini dilakukan untuk menghindari

kesulitan peserta didik dalam mengembangkan materi.

3. Pemecahan masalah yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan

kemampuan rata-rata dari peserta didik dan juga guru harus selalu mengawasi

karena dikhawatirkan peserta didik salah dalam memahami konsep.

4. Pembelajaran dengan menggunakan firing line perlu terus dikembangkan dan

diaplikasikan karena dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik.

5. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut guna pengembangan dan

peningkatan pembelajaran yang telah ada.

C. Penutup

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan inayah

yang telah diberikan, sehingga penyusunan skripsi yang sederhana ini dapat

terselesaikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini membutuhkan

penyempurnaan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan saran, masukan

kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya, para pembaca dan semua kalangan pada umumnya.

Page 84: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Suminar, General Chemistry, Principles and Modern Application

Fourth edition, Jakarta: Erlangga, 1985

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2006, Cet. XIII,

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009.

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2010, Cet 4.

Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Jakarta : Erlangga, 2005

Dalyono, PsikologiPendidikan, Jakarta: RinekaCipta, 2009, Cet. 5, hlm. 59.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Jakarta: PT. Sygma

Examedia Arkanleema, 2009.

E Brady, James, Kimia Universitas Asas & Struktur, Terj. Sukmariah Maun dkk,

Jakarta: Binarupa Aksara, 1999

Golberg, David E,KIMIA UNTUK PEMULAEdisi ketiga. Jakarta : Erlangga.2009.

Hamdani, STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.Bandung : Pustaka Setia.2011.

Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif, Yoyakarta: Fakultas

Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.

Hariwijaya , Triton, Pedoman Penulisan ilmiah SKRIPSI dan TESIS.Jakarta :

SUKA BUKU.2011.

Iskandar,Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Ciputat : Gudang Persda

Press. 2009.

Made Pidarta, Landasan Kependidikan : stimulus ilmu pendidikan

bercorak.Indonesia.Jakarta : Rieneka Cipta.2007.

Maun, Sukmariah,dkk, Kimia Universitas Asas & Struktur, Jilid I, Tangerang:

Binarupa Aksara.

Muhibbin syah, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung:

Rosdakarya, 2000,

Mulyasa,E, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Rosdakarya, 2007

Page 85: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011.

Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. RemajaRosdakarya,

1996, Cet. 11,

Rohiat,MANAJEMEN SEKOLAH-Teori Dasar dan Praktik.Bandung ; Refika

Aditama.2009.

Silberman, Melvin L, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.Yogyakarta

:PUSTAKA INSAN MADABI.2007.

, Active Learning;101 srtategies to teach any subject, U.S.A.: allyn and Bacon

Boston, 1996

Sudijono, Anas,Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Grafindo

Persada. 2006.

Sudjana,Metoda Statistika, Bandung: PT. Tarsito.2001.

Sudjana, Nana , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009, cet ke 14,

Sugiyarto, Kristian, Kimia Anorganik I, Yogyakarta: Universitas Negeri

Yoyakarta

Sugiyono,METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN

R&D.Bandung : Alfabeta.2008.

Warsito, Bambang, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya,

Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang:

UMM Press. 2002.

http ://esdikimia.wordpress.com/2011/05/04/tata-nama-senyawa-poliatomik-

asam-basa,

Page 86: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode firing line dikelas X-2 (sebagai kelas

eksperimen)

Page 87: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Lampiran 1

KISI-KISI SOAL UJI COBA

Materi = Tatanama Senyawa Kimia

Sekolah = MA ANNIDHAM

Mata Pelajaran = Kimia

Kelas = X

Jumlah soal = 50 butir

Waktu = 90 menit

Bentuk soal = Pilihan Ganda

Standar kompetensi = Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia Memahami hukum-hukum dasar kimia

dan penerapannya dalam perhitungan kimia

Kompetensi dasar = Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya.

Indikator Materi

pokok

C1

Pengetahuan

(knowledge)

C2

Pemahaman

(comprehension)

C3

Penerapan

(aplication)

C4

Analisis

(analysis)

C5

Sintesis

(synthesis)

C6

Penilaian

(evaluation)

1. Menjelaskan

tata cara

penulisan

nama dan

rumus

senyawa

Kimia 1, 17, 18, 28

2, 3, 8, 14, 16,

26, 36, 43

22, 44, 47

20, 24,

41

Page 88: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

kimia 2. Menuliskan

nama dan

rumus

senyawa

biner 3. Menuliskan

nama dan

rumus

senyawa

poliatomik 4. Menuliskan

nama dan

rumus

senyawa

organik

sederhana

4, 5, 9, 10,

11, 12, 21,

25, 29, 30,

35

15, 33, 42,

46, 48

6, 7, 31, 34,

37, 38

13, 40

19, 32, 49

23

27

39, 45,

50

Page 89: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan
Page 90: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Lampiran 2

SOAL UJI COBA

Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling benar!

1. Satu molekul Mg3(PO4)2 terdiri atas……atom.

a. 5

b. 9

c. 10

d. 13

e. 15

2. 1 molekul kalsium sulfat terdiri atas 1 atom Ca, 1 atom S dan 4 atom O. Rumus molekul

senyawa tersebut adalah….

a. CaS2O4

b. Ca2SO4

c. CaSO4

d. Ca4SO2

e. Ca(SO2)2

3. Senyawa dengan rumus kimia Cu(H2O)6. (NO3)2 memiliki jumlah atom H, N dan O

berturut-turut adalah…

a. 2, 1 dan 4.

b. 2. 1 dan 11.

c. 8, 2 dan 11.

d. 12, 2 dan 12

e. 12, 2 dan 16

4. Nama untuk senyawa dengan rumus CaC2 adalah….

a. Kalsium karbonat

b. Kalsium karbida

c. Kalsium dikarbon

d. Kalsium karbohidrat

e. Kalsium dikarbonat

5. Nama yang tepat untuk senyawa KCN adalah….

a. Kalium nitrat

b. Kalium karbon

c. Kalium karbonat

d. Kalium nitrida

e. Kalium sianida

6. Nama trivial untuk senyawa dengam rumus C2H2 adalah….

a. Cuka

b. Asetilen

c. Paraffin

d. Karbohidrat

e. Hidrazin

Page 91: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

7. Tatanama senyawa organik dengan rumus C8H18 adalah….

a. Heksana

b. Heptana

c. Oktana

d. Nonana

e. Dekana

8. Dari kelima rumus berikut yang merupakan rumus empirik adalah….

a. C3H8

b. C2H2

c. C6H12O6

d. C6H6

e. C2H4

9. Rumus kimia untuk kalsium karbonat adalah….

a. CaC2

b. CaH2

c. CaCO3

d. Ca(OH)2

e. Ca2CO3

10. Nama senyawa K2O adalah….

a. Dikalium oksida

b. Kalium dioksida

c. Kalium oksida

d. Kalsium oksida

e. Dikalsium oksida

11. Rumus senyawa alumunium klorida adalah….

a. AlCl

b. AlCl2

c. AlCl3

d. Al3Cl

e. Al2Cl

12. Nama senyawa CuS adalah….

a. Tembaga sulfur

b. Tembaga (I) sulfida

c. Tembaga (II) sulfida

d. Tembaga sulfat

e. Tembaga sulfid

13. Nama yang tepat untuk senyawa MgCl2 adalah….

a. Magnesium diklorida

b. Magnesium klorida

c. Magnesium triklorida

d. Magnesium klorid

e. Magnesium pentaklorida

Page 92: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

14. Apabila diketahui ion-ion pembentuk senyawa adalah H+, NO3

-, Ca

2+, SO4

2-, Fe

3+, dan

PO43-

, maka rumus kimia yang benar adalah….

a. Fe2(SO4)3

b. CaPO4

c. H2SO4

d. FeSO4

e. HPO4

15. Rumus kimia alumunium fosfat adalah….

a. AlPO4

b. Al2(PO4)3

c. Al3(PO4)2

d. Al(PO4)2

e. Al(PO4)3

16. Apabila ion Mg2+

bertemu dengan ion O2-

, maka akan membentuk oksida logam dengan

rumus….

a. MgO

b. Mg2O

c. MgO2

d. Mg3O

e. Mg2O3

17. Nama-nama senyawa dibawah ini sesuai dengan rumus kimianya adalah….

a. Na2O = dinatrium monoksida

b. AlCl3 = alumunium triklorida

c. Fe2O3 = besi (II) klorida

d. CaCO3 = kalsium karbonat

e. Cu(NO3) = tembaga (II) nitrat

18. Senyawa HgCl2 mempunyai nama….

a. Raksa klorida

b. Raksa klorida (I)

c. Raksa (I) klorida

d. Raksa (II) klorida

e. Raksa diklorida

19. Bila ion Sn4+

bersenyawa dengan ion SO42-

, maka akan membentuk senyawa dengan

nama….

a. SnSO4, timah sulfat

b. Sn(SO4)2, timah (IV) sulfat

c. Sn2(SO4)3, timah (II) sulfat

d. Sn3(SO4)2, timah (III) sulfat

e. Sn(SO4)4, timah sulfat

20. Suatu senyawa terbentuk karena gabungan ion positif Na+

dengan ion negatif SO42-

,

maka senyawa ion yang terbentuk adalah….

a. Na2(SO4)

b. Na(SO4)3

c. Na(SO3)

d. Na2(SO4)3

Page 93: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

e. Na(SO4)2

21. Penamaan zat berikut yang tidak benar adalah….

a. BCl3 = boron triklorida

b. MgCl2 = magnesium diklorida

c. Na2SO4 = natrium sulfat

d. Cu2S = tembaga (II) sulfid

e. Na2O = natrium oksida

22. Rumus molekul asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat berturut-turut adalah….

a. HClO, H2S, H3PO3

b. HCl, H2SO3, H3PO4

c. HClO3, H2SO4, H2PO4

d. HCl, H2SO4, H3PO4

e. HCl, H2SO3, H2PO4

23. Kelompok senyawa berikut yang merupakan senyawa biner ionik adalah….

a. NaCl, HCl, KCl

b. HBr, MgO, Al2O3

c. Al2O3, NaO, CO

d. AlCl3, MgBr2, NaI

e. P2O3, SO2, P2O5

24. Suatu senyawa tersusun atas unsur kalsium dan unsur oksigen. Rumus senyawa kimia

tersebur adalah….

a. K2O

b. KO

c. KO2

d. Ca2O3

e. CaO

25. Rumus kimia kalsium sulfid adalah….

a. KS

b. K2S

c. CaS

d. Ca2S

e. KS2

26. Jumlah atom Cl yang terkandung dalam molekul fosfor triklorida adalah….

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

27. Berikut ini mengenai pernyataan benar tentang molekul NF3, kecuali….

a. Tersusun atas 1 atom N dan 3

atom F

b. Mempunyai nama kimia

mononitrogen trifluorida

Page 94: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

c. Mengandung ion yang bermuatan

-3

d. Tersusun atas 2 atom nonlogam

e. Mempunyai ikatan kovalen

28. P2O5 merupakan senyawa kimia yang mempunyai nama kimia difosfor pentaoksida. Kata

penta menyatakan atom dari unsur….dan berjumlah….

a. Fosfor; 1

b. Fosfor; 2

c. Oksigen;2

d. Fosfor; 5

e. Oksigen; 5

29. Nama kimia dari CO adalah….

a. Monokarbon monoksida

b. Karbon oksida

c. Karbon monoksida

d. Monokarbon oksida

e. Oksigen karbida

30. Rumus kimia dari karbon tetraklorida adalah….

a. CCl4

b. CCl

c. KCl

d. K4Cl

e. C4Cl

31. Nama kimia dari HBr adalah….

a. Asam bromida

b. Asam metan

c. Karbon tetrahidrida

d. Asam karbon

e. Monokarbon tetrahidrida

32. Suatu senyawa mempunyai nama kimia kalsium nitrit. Anion poliatomik yang menyusun

senyawa tersebut adalah…

a. NO22-

b. NO2-

c. NO3-

d. NO-

e. NO2-

33. Nama kimia dari H2CO3 adalah….

a. Dihidrogen monokarbon

trioksigen

b. Dihidrogen monokarbon

trioksida

c. Hydrogen karbonit

d. Asam karbonit

e. Asam karbonat

34. Rumus kimia dari ammonium hidroksida adalah….

Page 95: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

a. NH4OH

b. (NH4)2OH

c. NH4(OH)2

d. (NH2)2OH

e. (NH2)4OH

35. Nama senyawa dari H2S dan HCl berturut-turut adalah…

a. Dihidrogen monosulfida dan

hydrogen klorida

b. Hidrogen sulfida dan hydrogen

klorida

c. Asam sulfida dan asam klorida

d. Asam sulfur dan asam klorida

e. Asam sulfur dan asam klorida

36. PCl3 merupakan senyawa kimia yang mempunyai nama kimia fosfor triklorida. Kata tri

menyatakan atom dari unsur….dan berjumlah….

a. Fosfor; 1

b. Fosfor; 2

c. Oksigen;2

d. Klorida; 1

e. Klorida; 3

37. Rumus kimia dari asam asetat adalah….

a. CH3COOH

b. CH3COH

c. CH2COOH

d. C3COOH

e. H3COOH

38. Rumus kimia dari asam nitrat adalah….

a. HNO3

b. HNO

c. HNO3

d. HNO4

e. HN3

39. Suatu senyawa mempunyai nama kimia asam sulfat. Anion poliatomik yang menyusun

senyawa tersebut adalah…

a. SO42-

b. SO2-

c. SO3

d. SO32-

e. SO4-

40. Nama suatu senyawa yang tersusun atas kation Mg2+

dan anion Br-, rumus kimianya

adalah….

a. Mg2Br

b. MgBr

c. MgBr2

d. MgBr3

e. MgBr4

Page 96: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

41. Apabila suatu kation K+ dan anion ClO4

- beraksi, maka akan terbentuk senyawa ....

a. KClO4

b. K2ClO4

c. K(ClO4)2

d. K3(ClO4)2

e. 2K(ClO4)

42. Nama senyawa yang terbentuk dari soal nomor 11 adalah ....

a. Kalsium Klorat

b. Kalium Klorat

c. Kalsium Perklorat

d. Kalium Perklorat

e. Kalium Klorit

43. Bilangan oksidasi unsur Pb=2+ dan bilangan oksidasi NO3=-1, maka rumus molekulnya

adalah ... ...

a. PbNO3

b. Pb2NO3

c. Pb((NO3)2

d. Pb(NO3)3

e. Pb2(NO3)2

44. Rumus senyawa yang terbentuk dari ion Ba2+

dan PO33-

adalah ... ...

a. BaPO3

b. Ba2(PO3)

c. Ba2(PO3)3

d. Ba3(PO3)

e. Ba3(PO3)2

45. Suatu senyawa mempunyai nama kimia Kalsium nitrit. Anion poliatomik yang menyusun

senyawa tersebut adalah ... ...

a. NO22-

b. NO2-*

c. NO3-

d. NO-

e. NO2-

46. Tata nama yang benar untuk senyawa Na2SO4 adalah ......

a. Natrium Sulfat

b. Natrium Sulfit

c. Natrium bisulfat

d. Natrium bisulfit

e. Natrium tiosulfat

47. Rumus kimia yang tepat, bila ion-ion pembentuknya NH4+, Ca

2+,Al

3+, Cl

- dan SO4

2-

adalah ...

a. Al2(SO4)3

b. CaCl

c. NH4SO4

d. Ca3(SO4)2

Page 97: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

e. AlCl

48. Nama kimia dari (NH4)2SO4 yaitu ....

a. Ammonium sulfat

b. Diammonium sulfat

c. Ammoniak sulfat

d. Sulfat ammonium

e. Sulfat diammonium

49. Penamaan zat berikut yang tidak benar adalah ......

a. NaOH=Natrium Hidroksida

b. KNO3=Kalium Nitrat

c. Fe(OH)3=Besi(III)Hidroksida

d. H2SO4=Asam Sulfat

e. Ca(NO2)2= Kalium nitrit

50. Diketahui tabel pasangan rumus kimia dan nama senyawa sebagai berikut.

No Rumus

Kimia

Nama Senyawa

1.

2.

3.

4.

5.

Mg2(NO3)4

Na2SO4

Al2(PO4)3

K2(CO3)2

Al2(SO4)3

Magnesium Nitrat

Natrium Fosfit

Aluminium (II)

fosfat

Kalium Karbonat

Aluminium Sulfat

Pasangan Rumus Kimia dan nama senyawa yang paling tepat adalah .......

a. 1 d. 4

b. 2 e. 5

c. 3

Page 98: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Lampiran 3

KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA

1. D

2. C

3. D

4. B

5. E

6. B

7. C

8. C

9. C

10. C

11. C

12. C

13. B

14. C

15. A

16. A

17. D

18. D

19. B

20. A

21. B

22. D

23. D

24. A

25. C

26. C

27. B

28. E

29. C

30. A

31. A

32. B

33. E

34. A

35. C

36. E

37. A

38. C

39. A

40. C

41. A

42. D

43. C

44. E

45. B

46. A

47. A

48. A

49. E

50. E

Page 99: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Lampiran 9

SILABUS

Nama Sekolah : MA AN-NIDHAM

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X/1

Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)

Alokasi Waktu : 16 jp (2X2 Jam untuk ulangan)

Kompetensi

dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

2.1

Mendeskrip

sikan tata

nama

senyawa

anorganik

dan organik

sederhana

serta

persamaan

reaksinya.

� tata nama

senyawa

� Menentukan senyawa biner

(senyawa ion) yang terbentuk dari

tabel kation (golongan utama) dan

anion serta memberi namanya

dalam diskusi kelompok.

� Menentukan nama senyawa biner

yang terbentuk melalui ikatan

kovalen.

� Menentukan nama senyawa

poliatomik yang terbentuk dari tabel

kation (golongan utama dan NH4+)

dan anion poliatomik serta memberi

namanya dalam diskusi kelompok.

� Menyimpulkan aturan pemberian

� Menjelaskan tata

cara penulisan nama

senyawa kimia

� Menuliskan nama

senyawa biner

� Menuliskan nama

senyawa poliatomik

� Menuliskan nama

senyawa organik

sederhana

Penugasan :

Tugas rumah

Tes Tertulis

PG

2 jp Michel

Purba,

Kimia X

2006,Erla

ngga,

Page 100: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Kompetensi

dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

nama senyawa biner dan

poliatomik.

� Menginformasikan nama beberapa

senyawa organik sederhana.

Demak , 25 februari 2012

Mengetahui,

Praktikan Kepala Sekolah

Nur Aini Su’udi Syukur, S.Ag.

NIM. 083711020 NIP:-

Page 101: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Lampiran 10

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MA AN-NIDHAM

Mata Pelajaran : Kimia

Bahan Kajian : Hukum-Hukum Dasar Kimia

Kelas : X

Pertemuan : 1-2(pertemuan)

Alokasi Waktu :4 x45 menit

1. Standar kompetensi :

Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan

kimia Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam

perhitungan kimia

2. Kompetensi dasar :

Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta

persamaan reaksinya.

3. Indikator

1. Menjelaskan tata cara penulisan nama dan rumus senyawa kimia

2. Menuliskan nama dan rumus senyawa biner

3. Menuliskan nama dan rumus senyawa poliatomik

4. Menuliskan nama dan rumus senyawa organik sederhana

4. Tujuan

1. Siswa dapat menjelaskan tata cara penulisan nama dan rumus senyawa

kimia

2. Siswa dapat menuliskan nama dan rumus senyawa biner

3. Siswa dapat menuliskan nama dan rumus senyawa poliatomik

4. Siswa dapat menuliskan nama dan rumus senyawa organik sederhana

5. Materi Pembelajaran

Tata Nama Senyawa Sederhana

1) Tata Nama Senyawa Molekul ( Kovalen ) Biner.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur.

Page 102: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Contoh : air (H2O), amonia (NH3)

a). Rumus Senyawa

Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis di

depan.

B-Si-C-Sb-As-P-N-H-Te-Se-S-I -Br-Cl-O-F

b). Nama Senyawa

Nama senyawa biner dari dua jenis unsur non logam adalah

rangkaian nama kedua jenis unsur tersebut dengan akhiran –ida

(ditambahkan pada unsur yang kedua).

Catatan :

Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis

senyawa, maka senyawa-senyawa yang terbentuk dibedakan dengan

menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani.

1 = mono 2 = di 3 = tri 4 = tetra

5 = penta

6 = heksa 7 = hepta 8 = okta 9 = nona

10 = deka

Angka indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk nama senyawa

karbon monoksida.

c). Senyawa yang sudah umum dikenal, tidak perlu mengikuti

aturan di atas.

2) Tata Nama Senyawa Ion.

Kation = ion bermuatan positif (ion logam)

Anion = ion bermuatan negatif (ion non logam atau ion poliatom)

a) Rumus Senyawa

Unsur logam ditulis di depan.

Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan

anionnya.

Kation dan anion diberi indeks sedemikian rupa sehingga senyawa

bersifat netral (∑ muatan positif = ∑ muatan negatif).

b) Nama Senyawa

Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan

nama anionnya (di belakang); sedangkan angka indeks tidak

disebutkan.

Catatan :

� Jika unsur logam mempunyai lebih dari sejenis bilangan oksidasi,

maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan

oksidasinya (ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di

belakang nama unsur logam itu).

� Berdasarkan cara lama, senyawa dari unsur logam yang mempunyai 2

jenis muatan dibedakan dengan memberi akhiran –o untuk muatan

yang lebih rendah dan akhiran – i untuk muatan yang lebih tinggi.

Cara ini kurang informatif karena tidak menyatakan

bilangan oksidasi unsur logam yang bersangkutan.

Page 103: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

3) Tata Nama Senyawa Terner.

Senyawa terner sederhana meliputi : asam, basa dan garam.

Reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam.

a) Tata Nama Asam.

Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air mempunyai rasa

masam.

Rumus asam terdiri atas atom H (di depan, dianggap sebagai ion H+)

dan suatu anion yang disebut sisa asam.

Catatan : perlu diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan

senyawa ion.

Nama anion sisa asam = nama asam yang bersangkutan tanpa kata

asam.

Contoh : H3PO4

Nama asam = asam fosfat

Rumus sisa asam = −3

4PO (fosfat)

b) Tata Nama Basa.

Basa adalah zat yang jika di dalam air dapat menghasilkan ion −OH

Pada umumnya, basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation

logam dan anion −OH

Nama basa = nama kationnya yang diikuti kata hidroksida.

c) Tata Nama Garam.

Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa

asam.

Rumus dan penamaannya = senyawa ion.

4) Tata Nama Senyawa Organik.

Senyawa organik adalah senyawa-senyawa C dengan sifat-sifat tertentu.

Senyawa organik mempunyai tata nama khusus, mempunyai nama lazim

atau nama dagang ( nama trivial ).

6. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-1

1. Metode : firing line

2. Pendekatan : pendekatan active learning

3. media : kartu soal

Langkah-langkah pembelajaran:

Kegiatan Rincian Alokasi

Waktu Keterangan

Page 104: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Kegiatan

awal

Pendahuluan

• Guru memulai pelajaran dengan

mengecek prasyarat pengetahuan,

memberikan motivasi dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan.

� Pemberian motivasi :

menanyakan rumus molekul

karbon dioksida, hidrogen

dioksida, karbon monoksida.

20 menit Ditujukan

untuk seluruh

siswa

Kegiatan

inti

Eksplorasi

• Guru menerangkan tatacara

penulisan senyawa dan rumus kimia.

• Siswa mengkaji cara memberi nama

senyawa biner dan senyawa

poliatomik.

• Siswa mengkaji penulisan rumus

molekul dari buku paket.

Elaborasi

• Guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok. Guru dan

siswa mengatur kursi-kursi dalam

dua baris yang berhadapan.

Pisahkan kursi-kursi itu ke dalam

kelompok-kelompok tiga sampai

lima pada setiap baris.

• Guru membagi kepada setiap siswa

X sebuah kartu yang berisi tugas

dimana dia akan menginstruksikan

kepada peserta didik Y

dihadapannya untuk merespons.

Dan guru memberikan kartu yang

berbeda kepada setiap anggota X

dari suatu kelompok.

• Setelah periode waktu yang

singkat, guru mengumumkan

bahwa waktu untuk semua peserta

Y untuk memindahkansatu kursi

kekiri atau kekanan dalam

kelompok. Jangan pindahkan kursi

X.

Konfirmasi

• Siswa anggota X menyampaikan

tugasnya kepada teman Y

dihadapannya. Teruskan untuk

sebanyak mungkin tugas yang

berbeda yang siswa miliki.

60 menit Ditujukan

untuk seluruh

siswa

Page 105: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Kegiatan

akhir

Memberikan tugas baca untuk

pertemuan selanjutnya.

10 menit Seluruh siswa

Pertemuan ke-2

1. Metode : firing line

2. Pendekatan : pendekatan active learning

3. media : kartu soal

Langkah-langkah pembelajaran:

Kegiatan Rincian Alokasi

Waktu Keterangan

Kegiatan

awal

Pendahuluan

• Guru memulai pelajaran dengan

mengecek prasyarat pengetahuan,

memberikan motivasi dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan.

� Pemberian motivasi :

menanyakan aturan tatanama

senyawa anorganik

20 menit Ditujukan

untuk seluruh

siswa

Kegiatan inti

Eksplorasi

• Guru menjelas tatacara memberi

nama senyawa organik.

• Siswa mengkaji cara memberi nama

senyawa organik.

• Siswa mengkaji penulisan rumus

molekul dari LKS.

Elaborasi

• Guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok. Guru dan

siswa mengatur kursi-kursi dalam

dua baris yang berhadapan.

Pisahkan kursi-kursi itu ke dalam

kelompok-kelompok tiga sampai

lima pada setiap baris.

• Guru membagi kepada setiap siswa

X sebuah kartu yang berisi tugas

dimana dia akan menginstruksikan

kepada peserta didik Y

dihadapannya untuk merespons.

Dan guru memberikan kartu yang

60 menit Ditujukan

untuk seluruh

siswa

Page 106: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

berbeda kepada setiap anggota X

dari suatu kelompok.

• Setelah periode waktu yang

singkat, guru mengumumkan

bahwa waktu untuk semua peserta

Y untuk memindahkan satu kursi

kekiri atau kekanan dalam

kelompok. Jangan pindahkan kursi

X.

Konfirmasi

• Siswa anggota X menyampaikan

tugasnya kepada teman Y

dihadapannya. Teruskan untuk

sebanyak mungkin tugas yang

berbeda yang siswa miliki.

Kegiatan

akhir

Memberikan tugas baca untuk

pertemuan selanjutnya.

10 menit Seluruh siswa

Media, Alat dan Sumber Pembelajaran :

Media : kartu soal

Alat : -

Sumber Belajar : Bahan Ajar Kimia tata nama senyawa kimia.

Buku Kimia SMA 1 Erlangga

LKS KIMIA Kelas X

Buku-buku penunjang lainnya.

Penilaian Proses Belajar :

• Penilaian keaktifan siswa yang meliputi : Bertanya, dan menjawab.

• Pertanyaan lisan saat KBM dan akhir pertemuan.

Penilain hasil belajar :

Hasil diskusi

Tugas-tugas yang dikerjakan dan ulangan harian

Page 107: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Semarang, 25 januari 2012

Praktikan Kepala Sekolah

Nur Aini Su’udi Syukur, S.Ag.

NIM.083711020 NIP:-

Page 108: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MA AN-NIDHAM

Mata Pelajaran : Kimia

Bahan Kajian : Hukum-Hukum Dasar Kimia

Kelas : X

Pertemuan : 1-2(pertemuan)

Alokasi Waktu :4 x45 menit

1. Standar kompetensi :

Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan

kimia Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam

perhitungan kimia

2. Kompetensi dasar :

Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta

persamaan reaksinya.

3. Indikator

1. Menjelaskan tata cara penulisan nama dan rumus senyawa kimia

2. Menuliskan nama dan rumus senyawa biner

3. Menuliskan nama dan rumus senyawa poliatomik

4. Menuliskan nama dan rumus senyawa organik sederhana

4. Tujuan

1. Siswa dapat menjelaskan tata cara penulisan nama dan rumus senyawa

kimia

2. Siswa dapat menuliskan nama dan rumus senyawa biner

3. Siswa dapat menuliskan nama dan rumus senyawa poliatomik

4. Siswa dapat menuliskan nama dan rumus senyawa organik sederhana

7. Materi Pembelajaran

Tata Nama Senyawa Sederhana

5) Tata Nama Senyawa Molekul ( Kovalen ) Biner.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur.

Contoh : air (H2O), amonia (NH3)

Page 109: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

a). Rumus Senyawa

Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis di

depan.

B-Si-C-Sb-As-P-N-H-Te-Se-S-I -Br-Cl-O-F

b). Nama Senyawa

Nama senyawa biner dari dua jenis unsur non logam adalah

rangkaian nama kedua jenis unsur tersebut dengan akhiran –ida

(ditambahkan pada unsur yang kedua).

Catatan :

Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis

senyawa, maka senyawa-senyawa yang terbentuk dibedakan dengan

menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani.

1 = mono 2 = di 3 = tri 4 = tetra

5 = penta

6 = heksa 7 = hepta 8 = okta 9 = nona

10 = deka

Angka indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk nama senyawa

karbon monoksida.

c). Senyawa yang sudah umum dikenal, tidak perlu mengikuti

aturan di atas.

6) Tata Nama Senyawa Ion.

Kation = ion bermuatan positif (ion logam)

Anion = ion bermuatan negatif (ion non logam atau ion poliatom)

c) Rumus Senyawa

Unsur logam ditulis di depan.

Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan

anionnya.

Kation dan anion diberi indeks sedemikian rupa sehingga senyawa

bersifat netral (∑ muatan positif = ∑ muatan negatif).

d) Nama Senyawa

Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan

nama anionnya (di belakang); sedangkan angka indeks tidak

disebutkan.

Catatan :

� Jika unsur logam mempunyai lebih dari sejenis bilangan oksidasi,

maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan

oksidasinya (ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di

belakang nama unsur logam itu).

� Berdasarkan cara lama, senyawa dari unsur logam yang mempunyai 2

jenis muatan dibedakan dengan memberi akhiran –o untuk muatan

yang lebih rendah dan akhiran – i untuk muatan yang lebih tinggi.

Cara ini kurang informatif karena tidak menyatakan

bilangan oksidasi unsur logam yang bersangkutan.

7) Tata Nama Senyawa Terner.

Page 110: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Senyawa terner sederhana meliputi : asam, basa dan garam.

Reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam.

d) Tata Nama Asam.

Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air mempunyai rasa

masam.

Rumus asam terdiri atas atom H (di depan, dianggap sebagai ion H+)

dan suatu anion yang disebut sisa asam.

Catatan : perlu diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan

senyawa ion.

Nama anion sisa asam = nama asam yang bersangkutan tanpa kata

asam.

Contoh : H3PO4

Nama asam = asam fosfat

Rumus sisa asam = −3

4PO (fosfat)

e) Tata Nama Basa.

Basa adalah zat yang jika di dalam air dapat menghasilkan ion −OH

Pada umumnya, basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation

logam dan anion −OH

Nama basa = nama kationnya yang diikuti kata hidroksida.

f) Tata Nama Garam.

Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa

asam.

Rumus dan penamaannya = senyawa ion.

8) Tata Nama Senyawa Organik.

Senyawa organik adalah senyawa-senyawa C dengan sifat-sifat tertentu.

Senyawa organik mempunyai tata nama khusus, mempunyai nama lazim

atau nama dagang ( nama trivial ).

8. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-1

1. Metode : ceramah

2. Model : diskusi

Langkah-langkah pembelajaran:

Kegiatan Rincian Alokasi

Waktu Keterangan

Kegiatan

awal

Pendahuluan

• Guru memulai pelajaran dengan

mengecek prasyarat pengetahuan,

memberikan motivasi dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan.

� Pemberian motivasi :

menanyakan rumus molekul

20 menit Ditujukan

untuk seluruh

siswa

Page 111: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

karbon dioksida, hidrogen

dioksida, karbon monoksida.

Kegiatan

inti

Eksplorasi

• Guru menjelaskan tatanama

senyawa biner dan poliatomik.

• Siswa mengkaji cara memberi nama

senyawa biner dan senyawa

poliatomik.

• Siswa mengkaji penulisan rumus

molekul dari buku paket.

Elaborasi

• Guru memberikan beberapa soal

kepada siswa.

• Siswa diberi kesempatan untuk

mengerjakan soal yang diberikan

oleh guru dipapan tulis. Kemudian

guru memberikan tanya jawab

kepada siswa.

Konfirmasi

• Latihan soal untuk merefleksi

pemahaman siswa.

• Guru dan siswa-siswi hasil

pembelajaran yang dicapai.

60 menit Ditujukan

untuk seluruh

siswa

Kegiatan

akhir

Memberikan tugas baca untuk

pertemuan selanjutnya.

10 menit Seluruh siswa

Page 112: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Pertemuan ke-2

1. Metode : ceramah

2. Model : diskusi

Langkah-langkah pembelajaran:

Kegiatan Rincian Alokasi

Waktu Keterangan

Kegiatan

awal

Pendahuluan

• Guru memulai pelajaran dengan

mengecek prasyarat pengetahuan,

memberikan motivasi dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan.

� Pemberian motivasi :

menanyakan aturan tatanama

senyawa anorganik

20 menit Ditujukan

untuk seluruh

siswa

Kegiatan inti

Eksplorasi

• Guru menjelaskan tatacara memberi

nama senyawa organik.

• Siswa mengkaji cara memberi nama

senyawa organik.

• Siswa mengkaji penulisan rumus

molekul dari LKS.

Elaborasi

• Guru memberikan beberapa soal

kepada siswa.

• Siswa diberi kesempatan untuk

mengerjakan soal yang diberikan

oleh guru dipapan tulis. Kemudian

guru memberikan tanya jawab

kepada siswa.

Konfirmasi

• Latihan soal untuk merefleksi

pemahaman siswa.

• Guru dan siswa-siswi hasil

pembelajaran yang dicapai.

60 menit Ditujukan

untuk seluruh

siswa

Kegiatan

akhir

Memberikan tugas baca untuk

pertemuan selanjutnya.

10 menit Seluruh siswa

Page 113: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Media, Alat dan Sumber Pembelajaran :

Media : LKS KIMIS Kelas X

Alat : papan tulis, kapur tulis, penghapus.

Sumber Belajar : Bahan Ajar Kimia tata nama senyawa kimia.

Buku Kimia SMA 1 Erlangga

LKS KIMIA Kelas X

Buku-buku penunjang lainnya.

Penilaian Proses Belajar :

• Penilaian keaktifan siswa yang meliputi : Bertanya, dan menjawab.

• Pertanyaan lisan saat KBM dan akhir pertemuan.

Penilain hasil belajar :

Hasil diskusi

Tugas-tugas yang dikerjakan dan ulangan harian

Semarang, 25 januari 2012

Guru Mata Pelajaran Praktikan

Agustin Sumarlina, S.Pd. Nur Aini

NIP:- NIM.083711020

Kepala Sekolah

Su’udi Syukur, S.Ag.

NIP:-

Page 114: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan
Page 115: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Lampiran 11

Nama =

Kelas =

No.absen =

SOAL PRETEST

Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling benar!

1. Satu molekul Mg3(PO4)2 terdiri atas……atom.

a. 5

b. 9

c. 10

d. 13

e. 15

2. Nama untuk senyawa dengan rumus CaC2 adalah….

a. Kalsium karbonat

b. Kalsium karbida

c. Kalsium dikarbon

d. Kalsium karbohidrat

e. Kalsium dikarbonat

3. Tatanama senyawa organik dengan rumus C8H18 adalah….

a. Heksana

b. Heptana

c. Oktana

d. Nonana

e. Dekana

4. Rumus senyawa alumunium klorida adalah….

a. AlCl

b. AlCl2

c. AlCl3

d. Al3Cl

e. Al2Cl

5. Apabila ion Mg2+

bertemu dengan ion O2-

, maka akan membentuk oksida logam dengan

rumus….

a. MgO

b. Mg2O

c. MgO2

d. Mg3O

e. Mg2O3

6. Suatu senyawa terbentuk karena gabungan ion positif Na+

dengan ion negatif SO42-

,

maka senyawa ion yang terbentuk adalah….

Page 116: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

a. Na2(SO4)

b. Na(SO4)3

c. Na(SO3)

d. Na2(SO4)3

e. Na(SO4)2

7. Penamaan zat berikut yang tidak benar adalah….

a. BCl3 = boron triklorida

b. MgCl2 = magnesium diklorida

c. Na2SO4 = natrium sulfat

d. Cu2S = tembaga (II) sulfid

e. Na2O = natrium oksida

8. Jumlah atom Cl yang terkandung dalam molekul fosfor triklorida adalah….

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

9. P2O5 merupakan senyawa kimia yang mempunyai nama kimia difosfor pentaoksida. Kata

penta menyatakan atom dari unsur….dan berjumlah….

a. Fosfor; 1

b. Fosfor; 2

c. Oksigen;2

d. Fosfor; 5

e. Oksigen; 5

10. Nama kimia dari CO adalah….

a. Monokarbon monoksida

b. Karbon oksida

c. Karbon monoksida

d. Monokarbon oksida

e. Oksigen karbida

11. Nama kimia dari HBr adalah….

a. Asam bromida

b. Asam metan

c. Karbon tetrahidrida

d. Asam karbon

e. Monokarbon tetrahidrida

12. Suatu senyawa mempunyai nama kimia kalsium nitrit. Anion poliatomik yang menyusun

senyawa tersebut adalah…

a. NO22-

b. NO2-

c. NO3-

d. NO-

e. NO2-

13. Nama senyawa dari H2S dan HCl berturut-turut adalah…

Page 117: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

a. Dihidrogen monosulfida dan

hydrogen klorida

b. Hidrogen sulfida dan hydrogen

klorida

c. Asam sulfida dan asam klorida

d. Asam sulfur dan asam klorida

e. Asam sulfur dan asam klorida

14. Rumus kimia dari asam asetat adalah….

a. CH3COOH

b. CH3COH

c. CH2COOH

d. C3COOH

e. H3COOH

15. Apabila suatu kation K+ dan anion ClO4

- beraksi, maka akan terbentuk senyawa ....

a. KClO4

b. K2ClO4

c. K(ClO4)2

d. K3(ClO4)2

e. 2K(ClO4)

16. Bilangan oksidasi unsur Pb=2+ dan bilangan oksidasi NO3=-1, maka rumus molekulnya

adalah ... ...

a. PbNO3

b. Pb2NO3

c. Pb((NO3)2

d. Pb(NO3)3

e. Pb2(NO3)2

17. Rumus senyawa yang terbentuk dari ion Ba2+

dan PO33-

adalah ... ...

a. BaPO3

b. Ba2(PO3)

c. Ba2(PO3)3

d. Ba3(PO3)

e. Ba3(PO3)2

18. Suatu senyawa mempunyai nama kimia Kalsium nitrit. Anion poliatomik yang menyusun

senyawa tersebut adalah ... ...

a. NO22-

b. NO2-*

c. NO3-

d. NO-

e. NO2-

Page 118: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

19. Diketahui tabel pasangan rumus kimia dan nama senyawa sebagai berikut.

No Rumus

Kimia

Nama Senyawa

1.

2.

3.

4.

5.

Mg2(NO3)4

Na2SO4

Al2(PO4)3

K2(CO3)2

Al2(SO4)3

Magnesium Nitrat

Natrium Fosfit

Aluminium (II)

fosfat

Kalium Karbonat

Aluminium Sulfat

Pasangan Rumus Kimia dan nama senyawa yang paling tepat adalah .......

a. 1 d. 4

b. 2 e. 5

c. 3

20. Rumus molekul asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat berturut-turut adalah….

a. HClO, H2S, H3PO3

b. HCl, H2SO3, H3PO4

c. HClO3, H2SO4, H2PO4

d. HCl, H2SO4, H3PO4

e. HCl,H2SO3,H2PO4

Page 119: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan
Page 120: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Lampiran 13

JAWABAN SOAL PRETES

1. D

2. B

3. C

4. C

5. A

6. A

7. B

8. C

9. E

10. C

11. A

12. B

13. C

14. A

15. A

16. C

17. E

18. B

19. E

20. D

Page 121: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Lampiran 13

Nama =

Kelas =

No. Absen =

SOAL POSTEST

Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling benar!

1. Jumlah atom Cl yang terkandung dalam molekul fosfor triklorida adalah….

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

2. P2O5 merupakan senyawa kimia yang mempunyai nama kimia difosfor pentaoksida. Kata

penta menyatakan atom dari unsur….dan berjumlah….

a. Fosfor; 1

b. Fosfor; 2

c. Oksigen;2

d. Fosfor; 5

e. Oksigen; 5

3. Rumus kimia dari asam asetat adalah….

a. CH3COOH

b. CH3COH

c. CH2COOH

d. C3COOH

e. H3COOH

4. Apabila suatu kation K+ dan anion ClO4

- beraksi, maka akan terbentuk senyawa ....

a. KClO4

b. K2ClO4

c. K(ClO4)2

d. K3(ClO4)2

e. 2K(ClO4)

5. Rumus molekul asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat berturut-turut adalah….

a. HClO, H2S, H3PO3

b. HCl, H2SO3, H3PO4

c. HClO3, H2SO4, H2PO4

d. HCl, H2SO4, H3PO4

e. HCl,H2SO3,H2PO

6. Nama kimia dari HBr adalah….

a. Asam bromida

b. Asam metan

c. Karbon tetrahidrida

d. Asam karbon

e. Monokarbon tetrahidrida

7. Nama kimia dari CO adalah….

a. Monokarbon monoksida

b. Karbon oksida

c. Karbon monoksida

d. Monokarbon oksida

e. Oksigen karbida

8. Satu molekul Mg3(PO4)2 terdiri atas……atom.

a. 5

b. 9

c. 10

d. 13

e. 15

9. Nama untuk senyawa dengan rumus CaC2 adalah….

a. Kalsium karbonat

b. Kalsium karbida

c. Kalsium dikarbon

d. Kalsium karbohidrat

e. Kalsium dikarbonat

10. Bilangan oksidasi unsur Pb=2+ dan bilangan oksidasi NO3=-1, maka rumus molekulnya

adalah ... ...

Page 122: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

a. PbNO3

b. Pb2NO3

c. Pb((NO3)2

d. Pb(NO3)3

e. Pb2(NO3)2

11. Rumus senyawa yang terbentuk dari ion Ba2+

dan PO33-

adalah ... ...

a. BaPO3

b. Ba2(PO3)

c. Ba2(PO3)3

d. Ba3(PO3)

e. Ba3(PO3)2

12. Diketahui tabel pasangan rumus kimia dan nama senyawa sebagai berikut.

No Rumus Kimia Nama Senyawa

1.

2.

3.

4.

5.

Mg2(NO3)4

Na2SO4

Al2(PO4)3

K2(CO3)2

Al2(SO4)3

Magnesium Nitrat

Natrium Fosfit

Aluminium (II) fosfat

Kalium Karbonat

Aluminium Sulfat

Pasangan rumus kimia dan nama senyawa yang paling tepat adalah .......

a. 1 d. 4

b. 2 e. 5

Page 123: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

13. Penamaan zat berikut yang tidak benar adalah….

a. BCl3 = boron triklorida

b. MgCl2 = magnesium diklorida

c. Na2SO4 = natrium sulfat

d. Cu2S = tembaga (II) sulfid

e. Na2O = natrium oksida

14. Tatanama senyawa organik dengan rumus C8H18 adalah….

a. Heksana

b. Heptana

c. Oktana

d. Nonana

e. Dekana

15. Rumus senyawa alumunium klorida adalah….

a. AlCl

b. AlCl2

c. AlCl3

d. Al3Cl

e. Al2Cl

16. Suatu senyawa mempunyai nama kimia Kalsium nitrit. Anion poliatomik yang menyusun

senyawa tersebut adalah ... ...

a. NO22-

b. NO2-*

c. NO3-

d. NO-

e. NO2-

17. Suatu senyawa mempunyai nama kimia kalsium nitrit. Anion poliatomik yang menyusun

senyawa tersebut adalah…

a. NO22-

b. NO2-

c. NO3-

d. NO-

e. NO2-

18. Nama senyawa dari H2S dan HCl berturut-turut adalah…

a. Dihidrogen monosulfida dan

hydrogen klorida

b. Hidrogen sulfida dan hydrogen

klorida

c. Asam sulfida dan asam klorida

d. Asam sulfur dan asam klorida

e. Asam sulfur dan asam klorida

19. Apabila ion Mg2+

bertemu dengan ion O2-

, maka akan membentuk oksida logam dengan

rumus….

a. MgO

b. Mg2O

c. MgO2

d. Mg3O

e. Mg2O3

20. Suatu senyawa terbentuk karena gabungan ion positif Na+

dengan ion negatif SO42-

,

maka senyawa ion yang terbentuk adalah….

a. Na2(SO4)

b. Na(SO4)3

c. Na(SO3)

d. Na2(SO4)3

e. Na(SO4)2

Page 124: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan
Page 125: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

Lampiran 15

KUNCI JAWABAN SOAL POSTTEST

1. C

2. E

3. A

4. A

5. D

6. A

7. C

8. D

9. B

10. C

11. E

12. E

13. B

14. C

15. C

16. B

17. B

18. C

19. A

20. A

Page 126: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

1

Lampiran 25

Lembar Observasi Aktivitas Psikomotorik Peserta Didik Dalam Pembelajaran

No Kegiatan siswa Sikap Penilaian

1 2 3 4 5

1 Siswa dapat membentuk kelompok pada

awal pembelajaran.

2 Siswa dapat bekerja sama dalam

kelompok ketika pembelajaran.

3 Siswa dapat mengatur tempat duduknya

ketika pembelajaran.

4 Siswa dapat memindahkan satu kursi

kekiri dalam satu kelompok ketika

pembelajaran.

5 Siswa terampil dalam memutar posisinya

ketika pembelajaran.

Page 127: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

2

Kriteria Penilaian Aspek Psikomotorik

1. Siswa dapat membentuk kelompok

Skor 1 : Tidak dapat membentuk kelompok

Skor 2 : Kadang-kadang ikut membentuk kelompok

Skor 3 : Membentuk kelompok sendiri

Skor 4 : Membentuk kelompok dengan beberapa teman saja

Skor 5 : Selalu aktif membentuk kelompok dengan seluruh anggota

kelompoknya

2. Bekerjasama dalam kelompok

Skor 1 : Tidak ada anggota kelompok yang bekerja, semua

menggantungkan kelompok lain

Skor 2 : Hanya satu yang bekerja

Skor 3 : Hanya beberapa/ sebagian anggota kelompok yang bekerja

Skor 4 : Bekerjasama dalam kelompok namun tidak kompak dan sedikit

arahan dari guru

Skor 5 : Bekerjasama dalam kelompok dengan kompak dan tanpa arahan

dari guru

3. Mengatur tempat duduk

Skor 1 : Tidak dapat mengatur tempat duduk sama sekali

Skor 2 : Mengatur tempat duduk tidak lengkap dan tidak rapi

Skor 3 : Mengatur tempat duduk tidak lengkap, namun rapi

Skor 4 : Mengatur tempat duduk dengan rapi dan lengkap

dan bekerjasama dengan teman

Skor 5 : Mengatur tempat duduk sendiri dengan rapi dan lengkap

4. Memindahkan kursi

Skor 1 : Tidak dapat memindahkan kursi sama sekali

Skor 2 : Pernah memindahkan kursi satu kali dengan ditunjuk guru

Skor 3 : Pernah Memindahkan kursi satu kali tanpa ditunjuk guru

Skor 4 : Kadang-kadang memindahkan kursi beberapa kali tanpa ditunjuk guru

Skor 5 : Selalu aktif (sering) memindahkan kursi tanpa ditunjuk guru

Page 128: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

3

5. Memutar posisi

Skor 1 : Tidak dapat memutar posisi

Skor 2 : Memutar posisi dengan bertanya teman

Skor 3 : Dapat memutar posisi sendiri tapi kurang sesuai dengan instruksi guru

Skor 4 : Dapat memutar posisi sendiri, sesuai dengan instruksi guru

Skor 5 : Selalu aktif (sering) memutar posisi tanpa intruksi guru

Klasifikasi aktifitas

80% - 100% : Sangat baik

66% - 79% : Baik

56% - 65% : Cukup

40% - 55% : Kurang

30% - 39%% : Gagal

Observer 1 Observer 2

Nur Aini Munadhifah

Page 129: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

4

Lampiran 26

Lembar Observasi Aktivitas Afektif Peserta Didik Dalam Pembelajaran

No Kegiatan siswa Sikap Penilaian

1 2 3 4 5

1 Siswa bertanya pada saat pembelajaran kimia pada

materi pokok tata nama senyawa.

2 Siswa aktif menjawab pertanyaan dari siswa yang

ada dihadapannya pada saat pembelajaran.

3 Siswa mampu mengikuti instruksi dari guru ketika

pembelajaran.

4 Siswa berani mengemukakan pendapat dalam

pembelajaran kimia pada materi pokok tata nama

senyawa kimia.

5 Siswa mempresentasikan hasil pembelajaran

kimia pada materi pokok tata nama senyawa.

Page 130: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

5

Kriteria Penilaian Aspek Afektif

1. Bertanya pada saat pembelajaran

Skor 1 : Tidak bertanya pada saat pembelajaran

Skor 2 : Sedikit bertanya pada saat pembelajaran dengan ditunjuk guru

Skor 3 : Sedikit bertanya pada saat pembelajaran tanpa ditunjuk guru

Skor 4 : Aktif bertanya pada saat pembelajaran dengan ditunjuk guru

Skor 5 : Aktif bertanya pada saat pembelajaran tanpa ditunjuk guru

2. Aktif menjawab pertanyaan

Skor 1 : Tidak aktif menjawab pertanyaan

Skor 2 : Sedikit menjawab pertanyaan dengan ditunjuk guru

Skor 3 : Sedikit menjawab pertanyaan tanpa ditunjuk guru

Skor 4 : Aktif menjawab pertanyaan dengan ditunjuk guru

Skor 5 : Aktif menjawab pertanyaan tanpa ditunjuk guru

3. Mengikuti instruksi

Skor 1 : Tidak mengikuti instruksi guru dan membuat keramaian di

dalam kelas saat kegiatan pembelajaran

Skor 2 : Tidak membuat keramaian tapi melakukan kegiatan yang tidak

berhubungan dengan instruksi guru

Skor 3 : Mengikuti instruksi, tidak membuat keramaian tapi tidak

berani bertanya/ menjawab pertanyaan

Skor 4 : Mengikuti instruksi, tidak membuat keramaian, dan berani

bertanya/ menjawab pertanyaan dengan ditunjuk guru

Skor 5 : Mengikuti instruksi, tidak membuat keramaian dan berani

bertanya/menjawab pertanyaan tanpa ditunjuk guru

4. Berani mengemukakan pendapat

Skor 1 : Tidak berani mengemukakan pendapat

Skor 2 : Sedikit mengemukakan pendapat saat pembelajaran dengan ditunjuk guru

Skor 3 : Sedikit mengemukakan pendapat saat pembelajaran tanpa ditunjuk guru

Skor 4 : Aktif berani mengemukakan pendapat saat pembelajaran dengan ditunjuk

guru

Skor 5 : Aktif mengemukakan pendapat saat pembelajaran tanpa ditunjuk guru

Page 131: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

6

5. Mempresentasikan hasil pembelajaran

Skor 1 : Tidak mempresentasikan hasil pembelajaran

Skor 2 : Sedikit mempresentasikan hasil pembelajaran dengan ditunjuk guru

Skor 3 : Sedikit mempresentasikan hasil pembelajaran tanpa ditunjuk guru

Skor 4 : Mempresentasikan hasil pembelajaran dengan ditunjuk guru

Skor 5 : Mempresentasikan hasil pembelajaran tanpa ditunjuk guru

Klasifikasi aktifitas

80% - 100% : Sangat baik

66% - 79% : Baik

56% - 65% : Cukup

40% - 55% : Kurang

30% - 39%% : Gagal

Observer 1 Observer 2

Munadhifah Nur Aini

Page 132: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

1

Lampiran 27

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PSIKOMOTORIK SISWA KELAS

EKSPERIMEN

No Kode No. Pertanyaan Jumlah Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 5

1 E-01 4 4 5 4 4 21 4,2 Sangat baik

2 E-02 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

3 E-03 3 4 4 5 4 20 4 Sangat baik

4 E-04 4 3 3 3 3 16 3,2 Cukup

5 E-05 4 3 4 4 5 20 4 Sangat baik

6 E-06 5 4 4 4 4 21 4,2 Sangat baik

7 E-07 4 4 4 3 3 18 3,6 Baik

8 E-08 3 4 3 3 3 16 3,2 Cukup

9 E-09 5 3 3 4 4 19 3,8 Baik

10 E-10 4 3 4 4 4 19 3,8 Baik

11 E-11 4 3 3 4 4 18 3,6 Baik

12 E-12 4 4 4 4 3 19 3,8 Baik

13 E-13 3 3 4 4 4 18 3,6 Baik

14 E-14 4 4 4 3 3 18 3,6 Baik

15 E-15 3 5 3 4 3 18 3,6 Baik

16 E-16 4 3 4 4 5 20 4 Sangat baik

17 E-17 4 4 4 4 4 20 4 Sangat baik

18 E-18 3 3 4 3 4 17 3,4 Baik

19 E-19 4 3 3 4 4 18 3,6 Baik

20 E-20 3 4 3 4 4 18 3,6 Baik

21 E-21 4 3 3 4 4 18 3,6 Baik

22 E-22 4 4 3 3 3 17 3,4 Baik

23 E-23 4 4 3 3 4 18 3,6 Baik

24 E-24 3 4 4 3 3 18 3,6 Baik

25 E-25 4 4 4 4 5 21 4,2 Sangat baik

26 E-26 4 4 4 3 3 18 3,6 Baik

27 E-27 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

28 E-28 3 5 3 4 4 20 4 Sangat baik

29 E-29 4 4 4 3 3 18 3,6 Baik

30 E-30 3 4 3 4 4 18 3,6 Baik

31 E-31 4 3 3 4 3 17 3,4 Baik

32 E-32 4 3 4 4 4 19 3,8 Baik

33 E-33 4 3 4 5 4 20 4 Sangat baik

34 E-34 3 4 3 3 3 16 3,2 Cukup

35 E-35 4 3 3 3 3 16 3,2 Cukup

36 E-36 3 4 3 4 4 18 3,6 Baik

37 E-37 4 3 3 3 4 17 3,4 Baik

38 E-38 3 3 4 3 3 16 3,2 Cukup

39 E-39 3 3 4 3 4 17 3,4 Baik

40 E-40 3 4 3 3 3 16 3,2 Cukup

JUMLAH 733 146,6

Nilai = ����

���� ������� x 100 % Observer 1 = Nur Aini

= 75,5

Page 133: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

2

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PSIKOMOTORIK SISWA KELAS

EKSPERIMEN

No Kode No. Pertanyaan Jumlah Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 5

1 E-01 4 5 4 3 3 19 3,8 Baik

2 E-02 4 4 4 4 4 20 4 Sangat baik

3 E-03 4 4 3 4 4 19 3,8 Baik

4 E-04 4 4 3 3 4 18 3,6 Baik

5 E-05 4 3 3 4 4 18 3,6 Baik

6 E-06 4 3 4 4 4 19 3,8 Baik

7 E-07 4 4 4 3 3 18 3,6 Baik

8 E-08 4 5 4 4 4 21 4,2 Sangat baik

9 E-09 3 4 3 4 4 18 3,6 Baik

10 E-10 4 5 3 3 4 19 3,8 Baik

11 E-11 4 4 3 4 4 19 3,8 Baik

12 E-12 3 3 4 4 4 18 3,6 Baik

13 E-13 4 4 4 4 4 20 4 Sangat baik

14 E-14 4 5 3 4 4 20 4 Sangat baik

15 E-15 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

16 E-16 4 3 3 3 4 17 3,4 Baik

17 E-17 3 4 3 4 3 17 3,4 Baik

18 E-18 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

19 E-19 3 4 3 4 4 18 3,6 Baik

20 E-20 3 4 3 4 4 18 3,6 Baik

21 E-21 3 3 4 4 4 18 3,6 Baik

22 E-22 3 4 4 5 4 20 4 Sangat baik

23 E-23 4 4 4 4 5 21 4,2 Sangat baik

24 E-24 3 4 3 4 3 17 3,4 Baik

25 E-25 4 3 4 4 4 19 3,8 Baik

26 E-26 3 3 5 3 4 17 3,4 Baik

27 E-27 4 5 4 4 4 21 4,2 Sangat baik

28 E-28 4 3 4 4 4 19 3,8 Baik

29 E-29 4 3 4 4 4 19 3,8 Baik

30 E-30 5 4 4 3 4 20 4 Sangat baik

31 E-31 4 3 4 4 5 20 4 Sangat baik

32 E-32 4 3 5 4 4 20 4 Sangat baik

33 E-33 3 4 3 4 3 17 3,4 Baik

34 E-34 4 4 3 4 5 21 4,2 Sangat baik

35 E-35 4 3 5 4 4 20 4 Sangat baik

36 E-36 3 4 3 5 4 19 3,8 Baik

37 E-37 4 3 4 5 4 20 4 Sangat baik

38 E-38 3 3 4 3 4 17 3,4 Baik

39 E-39 3 3 4 5 3 18 3,6 Baik

40 E-40 3 4 4 3 4 18 3,6 Baik

JUMLAH 737 147,4

Nilai = ����

���� ������� x 100 % observer 2 = Munadhifah

= 76,7

Page 134: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

3

Lampiran 28

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS AFEKTIF SISWA KELAS

EKSPERIMEN

No Kode No. Pertanyaan Jumlah Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 5

1 E-01 3 4 4 3 3 17 3,4 Baik

2 E-02 3 5 4 4 4 20 4 Sangat baik

3 E-03 3 4 3 5 4 19 3,8 Baik

4 E-04 4 5 3 4 4 20 4 Sangat baik

5 E-05 4 4 3 4 3 18 3,6 Baik

6 E-06 4 4 4 3 4 19 3,8 Baik

7 E-07 4 4 4 3 4 19 3,8 Baik

8 E-08 4 4 4 4 4 20 4 Sangat baik

9 E-09 3 5 3 4 4 19 3,8 Baik

10 E-10 4 3 3 4 4 18 3,6 Baik

11 E-11 4 3 3 3 3 16 3,2 Cukup

12 E-12 3 4 4 4 3 18 3,6 Baik

13 E-13 3 5 4 4 4 20 4 Sangat baik

14 E-14 4 3 4 3 3 17 3,4 Baik

15 E-15 4 4 4 3 3 18 3,6 Baik

16 E-16 4 4 4 4 4 20 4 Sangat baik

17 E-17 3 4 5 4 4 20 4 Sangat baik

18 E-18 3 3 4 4 4 18 3,6 Baik

19 E-19 4 3 3 3 4 17 3,4 Baik

20 E-20 3 4 5 3 4 19 3,8 Baik

21 E-21 4 3 3 3 4 17 3,4 Baik

22 E-22 3 4 4 3 3 17 3,4 Baik

23 E-23 4 3 3 3 4 17 3,4 Baik

24 E-24 3 4 4 4 3 18 3,6 Baik

25 E-25 4 4 3 4 3 18 3,6 Baik

26 E-26 3 4 5 3 3 18 3,6 Baik

27 E-27 4 4 3 4 4 19 3,8 Baik

28 E-28 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

29 E-29 4 4 4 4 4 20 4 Sangat baik

30 E-30 4 4 5 3 4 20 4 Sangat baik

31 E-31 4 4 4 4 3 19 3,8 Baik

32 E-32 4 3 3 4 4 18 3,6 Baik

33 E-33 3 4 4 4 3 18 3,6 Baik

34 E-34 3 4 3 3 4 17 3,4 Baik

35 E-35 4 4 4 3 4 19 3,8 Baik

36 E-36 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

37 E-37 4 4 5 4 4 21 4,2 Sangat bbaik

38 E-38 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

39 E-39 3 3 4 4 4 18 3,6 Baik

40 E-40 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

JUMLAH 702 140,4

Nilai = ����

���� ������� x 100 % Observer 1 = Nur Aini

= 75,7

Page 135: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

4

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS AFEKTIF SISWA KELAS

EKSPERIMEN

No Kode No. Pertanyaan Jumlah Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 5

1 E-01 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

2 E-02 3 5 4 4 4 20 4 Sangat baik

3 E-03 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

4 E-04 4 3 4 3 4 18 3,6 Baik

5 E-05 3 3 4 4 4 18 3,6 Baik

6 E-06 3 3 4 4 4 18 3,6 Baik

7 E-07 3 4 5 3 4 19 3,8 Baik

8 E-08 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

9 E-09 3 4 5 4 4 20 4 Sangat baik

10 E-10 4 5 4 4 4 21 4,2 Sangat baik

11 E-11 4 3 4 4 4 19 3,8 Baik

12 E-12 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

13 E-13 4 3 4 3 4 18 3,6 Baik

14 E-14 4 3 3 3 4 17 3,4 Baik

15 E-15 3 4 3 4 3 17 3,4 Baik

16 E-16 4 4 4 3 4 19 3,8 Baik

17 E-17 3 4 3 4 3 17 3,4 Baik

18 E-18 3 4 4 4 4 19 3,8 Baik

19 E-19 4 3 3 4 4 18 3,6 Baik

20 E-20 3 4 3 3 4 17 3,4 Baik

21 E-21 4 3 3 3 4 17 3,4 Baik

22 E-22 3 4 3 4 3 17 3,4 Baik

23 E-23 4 4 3 3 4 18 3,6 Baik

24 E-24 4 4 5 4 4 21 4,2 Sangat baik

25 E-25 4 3 3 4 4 19 3,8 Baik

26 E-26 3 3 4 4 4 18 3,6 Baik

27 E-27 3 4 3 4 4 18 3,6 Baik

28 E-28 3 3 3 4 3 16 3,2 Cukup

29 E-29 4 3 3 3 4 17 3,4 Baik

30 E-30 4 4 3 3 4 18 3,6 Baik

31 E-31 4 3 3 4 4 18 3,6 Baik

32 E-32 4 3 3 4 3 17 3,4 Baik

33 E-33 4 3 4 3 4 18 3,6 Baik

34 E-34 3 4 4 4 3 18 3,6 Baik

35 E-35 4 3 4 4 4 19 3,8 Baik

36 E-36 3 4 3 3 4 17 3,4 Baik

37 E-37 4 3 3 4 4 18 3,6 Baik

38 E-38 4 4 4 4 4 20 4 Sangat baik

39 E-39 2 3 4 3 4 16 3,2 Cukup

40 E-40 3 3 4 4 4 18 3,6 Baik

JUMLAH 764 152,8

Nilai = ����

���� ������� x 100 % observer 2 = Munadhifah

= 76,3

Page 136: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

5

Lampiran 29

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PSIKOMOTORIK SISWA KELAS

KONTROL

No Kode No. Pertanyaan Jumlah Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 5

1 K-01 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

2 K-02 3 3 3 2 2 13 2,6 Kurang

3 K-03 3 2 3 3 2 13 2,6 Kurang

4 K-04 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

5 K-05 2 3 3 3 2 13 2,6 Kurang

6 K-06 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

7 K-07 4 3 2 3 3 15 3 Cukup

8 K-08 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

9 K-09 3 3 3 2 2 13 2,6 Kurang

10 K-10 4 3 3 3 2 15 3 Cukup

11 K-11 2 3 3 2 3 13 2,6 Kurang

12 K-12 3 3 3 4 3 16 3,2 Cukup

13 K-13 3 3 4 3 2 15 3 Cukup

14 K-14 2 3 3 3 3 14 2,8 Cukup

15 K-15 3 3 3 2 3 14 2,8 Cukup

16 K-16 3 3 3 3 2 14 2,8 Cukup

17 K-17 3 4 3 3 3 16 3,2 Cukup

18 K-18 3 2 4 3 3 15 3 Cukup

19 K-19 4 3 3 4 2 16 3,2 Cukup

20 K-20 3 4 3 3 3 16 3,2 Cukup

21 K-21 4 3 3 3 3 16 3,2 Cukup

22 K-22 3 4 3 3 3 16 3,2 Cukup

23 K-23 2 4 3 3 2 15 3 Cukup

24 K-24 3 4 2 3 3 15 3 Cukup

25 K-25 4 3 3 2 3 15 3 Cukup

26 K-26 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

27 K-27 3 4 3 2 3 15 3 Cukup

28 K-28 2 3 3 4 2 14 2,8 Cukup

29 K-29 4 3 3 3 3 16 3,2 Cukup

30 K-30 3 4 3 3 3 16 3,2 Cukup

31 K-31 3 3 3 2 3 14 2,8 Cukup

32 K-32 3 3 3 3 2 14 2,8 Cukup

33 K-33 3 3 4 2 3 15 3 Cukup

34 K-34 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

35 K-35 2 3 3 3 3 14 2,8 Cukup

36 K-36 3 3 3 2 4 15 3 Cukup

37 K-37 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

38 K-38 2 3 2 3 3 13 2,6 Kurang

39 K-39 3 3 4 3 4 17 3,4 Baik

40 K-40 3 4 3 3 3 16 3,2 Cukup

JUMLAH 589 117,8

Nilai = ����

���� ������� x 100 % observer 1 = Nur Aini

= 58,9

Page 137: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

6

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PSIKOMOTORIK SISWA KELAS

KONTROL

No Kode No. Pertanyaan Jumlah Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 5

1 K-01 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

2 K-02 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

3 K-03 3 2 3 3 3 14 2,8 Cukup

4 K-04 4 3 3 3 2 15 3 Cukup

5 K-05 3 3 3 2 2 13 2,6 Kurang

6 K-06 4 3 3 3 3 16 3,2 Cukup

7 K-07 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

8 K-08 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

9 K-09 3 3 3 2 2 13 2,6 Kurang

10 K-10 4 3 3 3 2 15 3 Cukup

11 K-11 3 3 3 2 3 14 2,8 Cukup

12 K-12 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

13 K-13 3 3 4 3 2 15 3 Cukup

14 K-14 2 3 3 3 3 14 2,8 Cukup

15 K-15 3 3 3 4 3 16 3,2 Cukup

16 K-16 4 3 3 3 2 15 3 Cukup

17 K-17 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

18 K-18 3 3 2 3 4 15 3 Cukup

19 K-19 2 3 3 3 3 15 3 Cukup

20 K-20 3 2 3 3 3 14 2,8 Cukup

21 K-21 2 3 3 3 3 14 2,8 Cukup

22 K-22 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

23 K-23 2 2 3 3 3 13 2,6 Kurang

24 K-24 3 2 3 3 3 14 2,8 Cukup

25 K-25 2 3 3 2 3 13 2,6 Kurang

26 K-26 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

27 K-27 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

28 K-28 3 3 3 2 3 14 2,8 Cukup

29 K-29 2 2 3 3 3 13 2,6 Kurang

30 K-30 3 2 3 3 2 13 2,6 Kurang

31 K-31 4 3 3 3 3 16 3,2 Cukup

32 K-32 4 3 3 2 3 15 3 Cukup

33 K-33 3 3 4 3 3 16 3,2 Cukup

34 K-34 3 4 3 2 2 14 2,8 Cukup

35 K-35 4 3 3 3 2 15 3 Cukup

36 K-36 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

37 K-37 2 3 3 3 4 15 3 Cukup

38 K-38 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

39 K-39 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

40 K-40 3 2 3 3 3 14 2,8 Cukup

JUMLAH 578 115,6

Nilai = ����

���� ������� x 100 % observer 2 = Munadhifah

= 57,8

Page 138: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

7

Lampiran 30

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS AFEKTIF SISWA KELAS

KONTROL

No Kode No. Pertanyaan Jumlah Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 5

1 K-01 3 2 2 3 3 13 2,6 Cukup

2 K-02 3 3 3 3 4 16 3,2 Cukup

3 K-03 2 2 3 3 2 12 2,4 Kurang

4 K-04 2 3 3 3 3 14 2,8 Cukup

5 K-05 3 2 3 2 2 12 2,4 Kurang

6 K-06 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

7 K-07 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

8 K-08 3 2 3 3 3 14 2,8 Cukup

9 K-09 3 3 3 2 2 13 2,6 Kurang

10 K-10 3 3 3 3 2 14 2,8 Cukup

11 K-11 4 3 3 3 3 16 3,2 Cukup

12 K-12 3 3 4 4 3 17 3,4 Baik

13 K-13 3 3 3 3 2 14 2,8 Cukup

14 K-14 2 3 3 2 3 13 2,6 Kurang

15 K-15 3 3 3 2 2 13 2,6 Kurang

16 K-16 4 3 3 3 2 15 3 Cukup

17 K-17 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

18 K-18 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

19 K-19 4 3 3 3 3 16 3,2 Cukup

20 K-20 3 3 3 3 4 16 3,2 Cukup

21 K-21 4 3 3 3 2 15 3 Cukup

22 K-22 3 2 3 3 3 14 2,8 Cukup

23 K-23 2 2 3 3 2 12 2,4 Cukup

24 K-24 3 2 3 3 3 14 2,8 Cukup

25 K-25 3 3 3 2 3 14 2,8 Cukup

26 K-26 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

27 K-27 3 2 3 2 3 13 2,6 Kurang

28 K-28 3 3 3 2 3 14 2,8 Cukup

29 K-29 4 3 3 3 3 16 3,2 Cukup

30 K-30 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

31 K-31 3 3 3 2 3 14 2,8 Cukup

32 K-32 3 3 3 4 3 16 3,2 Cukup

33 K-33 3 3 2 4 3 15 3 Cukup

34 K-34 2 2 3 3 3 13 2,6 Kurang

35 K-35 2 3 3 3 3 14 2,8 Cukup

36 K-36 3 4 3 3 3 16 3,2 Cukup

37 K-37 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

38 K-38 3 3 2 2 3 13 2,6 Kurang

39 K-39 3 3 4 3 2 15 3 Cukup

40 K-40 3 2 3 2 3 13 2,6 Kurang

JUMLAH 576 115,2

Nilai = ����

���� ������� x 100 % Observer 1 = Nur Aini

= 57,6

Page 139: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

8

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS AFEKTIF SISWA KELAS

KONTROL

No Kode No. Pertanyaan Jumlah Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 5

1 K-01 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

2 K-02 3 3 3 3 4 16 3,2 Cukup

3 K-03 3 2 2 3 3 13 2,6 Kurang

4 K-04 2 3 3 3 3 14 2,8 Cukup

5 K-05 2 3 3 2 2 12 2,4 Kurang

6 K-06 2 3 2 3 3 13 2,6 Kurang

7 K-07 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

8 K-08 3 2 3 3 3 14 2,8 Cukup

9 K-09 2 3 3 2 2 12 2,4 Kurang

10 K-10 4 3 3 3 2 15 3 Cukup

11 K-11 3 3 3 2 3 14 2,8 Cukup

12 K-12 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

13 K-13 3 3 3 3 4 16 3,2 Cukup

14 K-14 2 3 3 3 3 14 2,8 Cukup

15 K-15 3 2 3 2 3 13 2,6 Kurang

16 K-16 3 3 3 3 2 14 2,8 Cukup

17 K-17 3 4 3 3 3 16 3,2 Cukup

18 K-18 3 3 4 3 4 17 2,8 Baik

19 K-19 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

20 K-20 3 4 3 3 2 15 3 Cukup

21 K-21 4 2 3 3 3 15 3 Cukup

22 K-22 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

23 K-23 3 3 3 3 2 14 2,8 Cukup

24 K-24 3 4 3 3 3 16 3,2 Cukup

25 K-25 2 3 3 3 3 14 2,8 Cukup

26 K-26 3 3 2 3 3 14 2,8 Cukup

27 K-27 3 4 3 4 3 17 3,4 Baik

28 K-28 3 3 3 4 3 16 3,2 Cukup

29 K-29 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

30 K-30 3 2 3 3 2 13 2,6 Kurang

31 K-31 4 3 3 3 3 16 3,2 Cukup

32 K-32 4 3 3 2 2 14 2,8 Cukup

33 K-33 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

34 K-34 3 2 3 3 3 14 2,8 Cukup

35 K-35 4 3 3 3 3 16 3,2 Cukup

36 K-36 3 4 3 3 3 16 3,2 Cukup

37 K-37 3 3 3 3 2 14 2,8 Cukup

38 K-38 3 3 4 3 3 16 3,2 Cukup

39 K-39 3 3 3 3 3 15 3 Cukup

40 K-40 3 2 3 3 3 14 2,8 Cukup

JUMLAH 584 116,8

Nilai = ����

���� ������� x 100 % Observer 2 = Munadhifah

= 58,4

Page 140: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

9

Rata-Rata Lembar Observasi Aktivitas Psikomotorik Siswa

Kelas Observer I Observer II Rata-rata

Eksperimen 75,5 76,7 76,6

Kontrol 58,9 57,8 58,35

Rata-Rata Lembar Observasi Aktivitas Afektif Siswa

Kelas Observer I Observer II Rata-rata

Eksperimen 75,7 76,3 76

Kontrol 57,6 58,4 58

Page 141: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE THE FIRING …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--nuraini... · guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Progam Studi Tadris / Pendidikan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur Aini

Tempat/ tanggal lahir : Demak/ 10 Maret 1990

Alamat : Kalisari Rt: 03/05 Sayung Demak

Jenjang Pendidikan :

1. SD N 3 Sayung Lulus Tahun 2002

2. MTs An-Nidham Sayung Lulus Tahun 2005

3. MAN 1 Semarang Lulus Tahun 2008

4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2008

Semarang, 18 Juni 2012

Nur Aini

083711020