PTS Nuraini

55
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sosok professional guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru professional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, Negara, dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, socsal, intelektual, moral, dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya. Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui proses edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

description

bji;viuyhf

Transcript of PTS Nuraini

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sosok professional guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya

dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru professional hendaknya

mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada

peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, Negara, dan agamanya. Guru

profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, socsal, intelektual, moral,

dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami

dirinya.

Guru  adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi

seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui 

proses  edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru

adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengrahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik

pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan

menengah”. Guru professional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan

pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi

maupun metode.

Untuk meningkatkan peranan guru dalam proses belajar mengajar dan

hasil belajar siswa, maka guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan

belajar yang efektif dan akan mampu mengelola kelas. Guru adalah pendidik

1

2

profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik,

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, kedisiplinan guru dan

pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan

norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung

jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang

guru atau tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak

didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga

kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan

yang jauh lebih baik. Peranan guru selain sebagai seorang pengajar, guru juga

berperan sebagai seorang pendidik. Pendidik adalah seiap orang yang dengan

sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang

lebih tinggi (Sutari Imam Barnado, 1989:44). Sehinggga sebagai pendidik,

seorang guru harus memiliki kesadaran atau merasa mempunyai tugas dan

kewajiban untuk mendidik

Peran guru yang demikian ini akan membentuk karak teristik anak

didik atau lulusan yang beriman, berahklak mulia, cakap mandiri, berguna

bagi agama ,nusa dan bangsa, terutama untuk kehidupan yang akan dating,

inilah yang disebut dengan manusia seutuhnya yautu berpengetahuan,

berahklak dan berkepribadian

Sebagai pimpinan tertinggi di sekolah, kepala sekolah harus mampu

mengelola waktu secara efisien, baik untuk tugas-tugas sendiri maupun untuk

3

sekolah secara keseluruhan. Sehingga keluhan  kegiatan proses belajar

mengajar dapat  berjalan secara  efektif dan efisien

Berdasarkan fenomena yang terlihat di lapangan ada guru yang belum

memiliki disiplin waktu, guru belum melaksanakan persiapan pembelajaran,

masih ada guru yang tidak memetuhi peraturan-peratun yang telah di tetapkan

oleh kepala sekolah, dan guru hanya memetuhi peraturan pada saat kepala

sekolah berada di sekolah

Melihat fenomena dilapangan maka penulis tertarik melakukan

penelitian mengenai “Upaya Yang Dilakukan Oleh Kepala Sekolah Dalam

Meningkatkan Disiplin Kerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Di SD

Negari 15 Kinali Kabupaten Pasaman Barat”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi

sebagai berikut:

1. Masih ada guru yang tidak memiliki disiplin waktu

2. Guru belum melaksanakan persiapan pemebalajaran.

3. masih ada guru yang tidak memetuhi peraturan-peratun yang telah di

tetapkan oleh kepala sekolah

4. guru hanya patuh pada saat kepala sekolah sedang berada di sekolah.

4

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini dibatasi

pada upaya yang dikaukan kepalah sekolah untu menigkatkan disiplin guru

dalam proses pembelajaran di SDN ...Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah

penelitian ini apakah upaya yang di lakukan kepala sekolah dalam

meningkatkan disiplin kerja guru dalam proses pembelajaran di SDN ....

Kinali Kabupaten Pasaman Barat?.

E. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari alternatif pemecahan masalah

sebagai upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam menigkatkan disiplin

kerja guru dalam proses pembelajaran di SDN 15 Kinali Kabupaten Pasaman

Barat

F. Mamfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

1. Bagi guru diharapkan dapat menjadi motivasi bagi guru dalam

meningkatkan disiplin dalam kehadiran mengajar di kelas

5

2. Bagi Kepala Sekolah, merupakan wujudnyata yang akan digunakan untuk

meningkatkan disiplin guru dalam mengajar di kelas dan disiplin secara

keseluruhan

3. Bagi Sekolah, dijadikan sebagai sumbagan dalam mewujudkan budaya

sekolah yang dapat mendorong keberhasilan dan peningkatan mutu

pembelajaran

4. Bagi Dinas Pendidikan, sebagai masukkan bagi dinas pendidikan dalam

meningatkan disiplin kerja

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian teori

1. Kepemimpinan kepala sekolah

Kinerja kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan upaya

yang dilakukan dan hasil yang adapat dicapaioleh kepala sekolah dalam

mencapai sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sekolah untuk

mewujukan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, produktif, dan

akuntabel.

Olekkerna itu kepala sekolahmemiliki potensi y6ang sangat

pentingdalm mengerakakan manajemen sekolah agar dapat berjalan sesuai

dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman..

Dalam buku Mulyasa (2011:18) pentingnya kepemimpinan kepala

sekolah sebagai penmimpin pendidikan tingkat sekolah yang mewujudkan

peran penting dalam mewujudkan sekolah efektif, dan pembelajaran yang

berkualitas kepemimpinan kepala sekolah yang efektif antara lain dapat di

analisis berdasarkan criteria sebagai berikut:

1. Mampu memberdayakan pendidik dan tenega pendidik serta seluruh

warga sekolah lainya untuk meujudkan proses pembelajaran yang

berkualitas, lancer dan produktif.

2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat

sasaran.

6

7

3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis denagn masyrakat sehingga

dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan visi

dan misi sekolah serta tujuan pendidikan

4. Mampu menerapkan prinsip kepemimpian yang sesuai denagn tingkat

kedewasaan pendidik dan tenaga pendidikan lain disekolah.

5. Dapat bekerja secara kolaboratif denagn tim manajemen sekolah

6. Dapat mewujudkan tujuan sekolah secara efektif, efisien,produktif,dan

akuntabel sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan.

2. Kepala sekolah

Pengertian kepala sekolah menurut Wahjosumidjo (2002: 83)

Kepala dapat diartikan ‘‘ Ketua ’ atau ‘ Pemimpin ‘ dalam suatu organisasi

atau sebuah lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga dimana

menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian

secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai : “Seorang

tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah

dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana

terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang

menerima pelajaran”.

Daryanto 2006: 80 Inisiatif dan kreatif yang mengarah kepada

perkembangan dan kemajuan sekolah adalah merupakan tugas dan

tanggung jawab kepala sekolah. Kepala Sekolah harus bekerjasama

dengan para guru yang dipimpinnya, dengan orang tua murid atau BP3

serta pihak pemerintah setempat.

8

Dalam satuan pendidikan, kepala sekolah menduduki dua jabatan

penting untuk bisa menjamin kelangsungan proses pendidikan

sebagaimana yang telah digariskan oleh perundang-undangan. Pertama,

kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan.

Kedua, kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya.

3. Proses belajar mengajar

a. Belajar

Dalam Syaiful Sagala (2010:14) menjelaskan bahwa belajar adalah

suatu proses adaptasi atau peneyesuain tingkah laku yang berlangsung

secara progresif, belajar juga difahami sebagai suatu prilaku pada saat

orang belajar, maka responya akan menjadi lebih baik, sebaliknya bila

ia tidak belajar ,maka responya, menurun.

Belajar menurut Slameto (2003:2)belajar adalah proses yang

dilakukan seseorang untuk mempetroleh suatu perubahan tinkah laku

yang barunsecara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkunganya.

Selanjutnya dalam Purwanto (2006:84) mengemungkakan bahwa

belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

terhadap situasi tertentu yang disebabkanoleh permasalahannya yang

ber ulang-ulang edalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu

tidak dapat dijelas atau dasar kecendrungan respon pembawa,

kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.

9

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses pengembangan diri untuk melakukan suatu keinginan

yang ingin di capai dalam proses pengembangan diri.

b. Mengajar

Belajar mengajar adalah proses yang berda menrut Nasution

(2004:4) mengemungkakan bahwa mengajar adalah suatu akativitas

mengoganisasi atau mengatur lingkunagn sebaik-baiknya dan

menhubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Menurut Sudjana (2000:37) sebagai alat untuk merencanakan

melalui pengsturan dan penyedian kondisi yang mengiginkan siswa

melakukan berbagai kegiatan belajar seoptimal mungkin.

c. Proses belajar mengajar

Proses belajar mengajar (pembelajaran) merupakan kegiatan

melaksanakan inti dari pendidikan dan kurikulum pada suatu lembaga

pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan suatu gabungan, yaitu

belajar yang dilakukan oleh siswa dan mengajar yang dilakukan oleh

guru sebagai instruktur. Kegiatan belajar mengajar berisi berbagai

konsep yang menyangkut misi pendidikan, landasan pendidikan dan

tujuan dari pendidikan itu sendiri. Selain itu, belajar tertuju pada apa

yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai subjek yang menerima

pelajaran. Sedangkan mengajar tertuju pada apa yang harus dialakukan

oleh guru sebagai yang memberikan pelajaran. Dua konsep tersebut

10

menjadi satu kegiatan pada saat terjadinya interaksi antara guru dan

siswa saat pembelajaran berlangsung.

Dalam proses balajar mengajar baik guru maupun siswa sama-

sama menjadi pelaku pendidikan untuk terlaksananya tujuan proses

belajar mengajar. Tujuan proses belajar mengajar akan mencapai hasil

yang maksimal apabila proses tersebut berjalan secara efektif. Ada dua

ciri yang menunujukan proses pembelajaran berjalan secara efektif,

yaitu : 1) Siswa mudah menerima sesuatu yang bermanfaat, 2)

Keterampilan yang diakui oleh mereka yang memberikan penilaian,

seperti guru, kepala sekolah atau bahkan siswa.

Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada setiap orang dan

berlangsung seumur hidup dan proses berkesinambungan seseorang

menuju perubahan tingkah laku sebagai pengalaman dalam suatu

interaksi dengan lingkungan sekitar. Perubahan tersebut dapat dilihat

dari perubahan sifat, pengetahuan, keterampilan ataupun yang

menyangkut nilai dan sikap.

4. Disiplin kerja guru

a. Pengertian disiplin kerja guru

Disiplin dala kerja sangat lah perlu dilakukan untuk mendapatkan

hasil yang lebih baik maka dari itu perlu kita lihat pengetian disiplin kerja

Sinungan (2003:146) menyatakan “disiplin kerja adalah latihan yang

mengembangkan pengendalian diri, watak atau ketertiban dan efisiensi”. ”.

Menurut The Liang Gie dalam Ali Imron (1995), disiplin kerja adalah

11

suatu keadaan di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu

organisasi dalam keadaan tata tertib dan tunduk pada peraturan-peraturan

yang ada dengan senang hati.

Nawawi (2000:66) mengemukakan “disiplin kerja adalah

kesediaan mematuhi secara sadar setiap peraturan yang berlaku dalam

organisasi kerja, juga sebagai usaha untuk melaksanakan setiap pekerjaan

sebagaimana seharusnya”. Atmosudirjo (1999) menyatakan bahwa disiplin

kerja adalah bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional dengan

sadar dan tidak emosional.

Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Adapun arti

kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua

peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan arti

kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang

sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak

(Hasibuan ,1997:212). Menurut Davis disiplin kerja dapat diartikan

sebagai pelaksanaan manajemen untuk  memperteguh pedoman-pedoman

organisasi (Mangkunegara, 2000 : 129).

Dalam upaya penerapan kedisiplinan guru pada kehadiran dikelas

dalam kegiatan belajar mengajar, bisa ditempuh dengan beberapa upaya.

Adapun upaya dalam meningkatkan disiplin guru adalah sebagai berikut:

(a) sekolah memiliki sistem pengendalian ketertiban yang dikelola dengan

baik, (b) adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan prilaku dimulai dari

12

pimpinan sekolah, (c)  mewajibkan guru untuk mengisi agenda kelas dan

mengisi buku absen yang diedarkan oleh petugas piket, (d) pada awal

masuk sekolah kepala sekolah bersama guru membuat kesepakatan tentang

aturan  kedisiplinan, (e) memperkecil kesempatan guru untuk ijin

meninggalkan kelas,  dan (f) setiap rapat pembinaan diumumkan frekuensi

pelanggaran terendah. Dengan strategi tersebut diatas kultur disiplin guru

dalam kegiatan pembelajaran bisa terpelihara dengan baik, suasana

lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga siswa bias mencapai

prestasi belajar yang optimal.

Dari pendapat para ahli di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa

disiplin kerja adalah kesedian memenuhi segala peraturan secara sadar dan

tanpa ada paksaann dari orang lain, atau tunduk pada peraturan yang

berlaku di sekolah.

b. Pentingnya disiplin kerja

Penerapan disiplin kerja guru terutama sekali dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, karena dengan disiplin itu

pelaksanaan tugas pokok serta fungsinya akan berjalan secara efektif

dan efisien. Sinungan (2003:148) mengatakan, “Dengan adanya

kedisiplinan tersbeut dapat diharapkan pekerjaan dapat dilakukan

secara efektif dan seefisien mungkin dan mendorong peningkatan

produktivitas kerja”.

13

Dalam buku Sutrisno (2011:87)tujuan utama disiplin adalah

untuk meningkatkan efisiensisemaksimal mungkin dengan cara

mencegah pemborosa waktu dan energy.

Selanjutnya Hasibuan (2002:212) mengemukakan, “Disiplin

adalah merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia

yang terpenting tanpa disiplin karyawan yang baik sulit bagi organsiasi

untuk mencapai hasil yang optimal”.

Guru yang disiplin mempunyai rasa tanggung jawab yang besar

terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya, sehingga akan

mendukung terwujudnya tujuan suatu sekolah. Tanpa disiplin kerja,

maka sulit bagi suatu sekolah untuk mewujudkan tujuan secara efektif

c. upaya yang di lakukan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin

kerja guru

berbagai upaya yang dapat menigkatkan disiplin kerja guru di

antaranya:

1. Teguran

Teguran diberikan kepada guru baru satu kali atau dua kali

melakukan pelangaran disiplin kerja

2. Peringatan

Peringatan diberikan kepada guru yang telah beberapa kali

melakukan pelangatran dan telah diberikan teguran atas

pelangarannya, pemeberian teguran ini biasanya di lakukan dengan

ancaman atau sangsinya,bila terjadi pelanggraran lagi.

14

3. Pemberian hukuman yang kepada guru yang melanggar disiplin

kerja

Hukuman ialah tindakan yang paling akhir di ambil apabila

teguran dan peringatan belum mampu untuk dicegah oleh guru tidak

diindahkan hal-hal yang mengarah kepada disiplin guru.. pemeberian hukuman

yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru yang melanggar disiplin

kerja adalah suatu cara dimana kepala sekolah memeberikan contoh

atau efek jera kepada guru yang lain agar apa yang di perbuat kawan-

kawan sesama guru bekarja tidak di contoh oleh yang lain

4. memberikan penghargaan kepada guru yang disiplin kerjanya bagus

penghargaan dalam konsep manajemen, penghargaan merupakan

salah satu alat untuk peningkatan motivasi para pegawai. Metode ini

bisa mengasosialisasikan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan

perasaan bahagia, senang berulang-ulang. Selain motivasi,

pengahargaan juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi

usahannya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah

dapat dicapainya . Penghargaan adalah alat pendidikan yang paling

menyenangkan. penghargaan yang telah diberikan kepada guru yang

telah menunjukan hasil baik dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar sekaligus menerapkan prilaku dan kepribadian yang mulia.

15

Demikian beberapa indikator yang amat perlu diperhatikan

supanyaka disiplinan guru dapat tumbuh dan berkembang pada hati

nurani setip guru Sehingga tujuan dari pada pendidikan mudah

tercapai, disiplin merupakan salah satu alat penentuan keberhasilan

pencapaian tujuan dari pendidikan.

16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang

diadaptasi dari penelitian tindakan kelas (PTK)

Pendekatan yang digunakan dalam peneltiian tindakan ini ialah

pendekatan kualitatif, artinya penelitian ini dilakukan karena ditemukan

permasalahan rendahnya disiplin guru dalam kehadiran di kelas pada proses

belajar mengajar. Permsalahan ini ditindaklanjuti dengan cara menerapkan

sebuah mdel pembinaan kepada guru berupa penerapan reward dan punisment

yang dilakukan oleh kepala sekolah, kegiatan tersebut diamati kemudian

dianalisis dan direfleksi. Hasil revisi kemudian diterapkan kembali pada

siklus-siklus berikutnya

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian : SDN..... Kinali Kabupaten

Pasaman Barat

2. Waktu Penelitian : 10 November 2014 s.d 25

Oktober 2015

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas adalah guru-guru SDN Kinali

Kabupaten Pasaman Barat

16

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Pengamatan

SILKUS II

Perencanaan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

HasilLaporan

17

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini adalah peneltian tindakan model Stephen Kemmis dan MC

Taggart (dalam Arikunto, 2010) yang kemudian diadaptasikan dalam

penelitian ini. Model ini menggunakan sistem spirall refleksi diri yang dimulai

dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali yang

merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah.

Kegiatan penelitian tindakan sekolah ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu

1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan dan 4) refleksi

Langkah-langkah penelitian tindakan sekolah dapat digambarkan di bawah

ini: gambar 1

18

E. Tindakan

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pemberian teguran,

peringatan, hukuman, dan penghargaan kepada guru mengenai kedisiplinan

guru dalam kehadiran dalam proses belajar mengajar oleh kepala sekolah.

Diharapkan dengan pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan

penghargaan yang diberikan oleh kepala sekolah dalam proses pelajar

mengajar karena keterbatasan waktu, penelitian tindakan sekolah ini hanya

dilaksanakan sebanyak dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan selama

satu minggu.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dari penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui

data kualitatif yang diperoleh dari observasi maupun wawancara

1. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dari informasi

secara langsung dalam melakukan wawancara dipergunakan pedoman

wawancara yang terbuka

2. Pengumpulan Data Sekunder

Teknik ini digunakan untuk mengumpulakan data sekunder melalui

dokumen-dokumen tertulis yang diyakini integritas karena mengambil dari

berbagai sumber yang relevan dengan penelitian. Pengambilan sumber

yang bersifat sekunder ini dapat diperoleh dari hasil dialog bersama

kolaborator data base sekolah dan lain-lain.

19

3. Observasi dan pengamatan

Observasi digunakan untuk melengkapi data dari wawancara dan

pengumpulan dokumentasi, terutama dalam lingkungan masalah

penelitian, antara lain mengamati implementasi kebijakan yang

berkaitandengan kedisiplinan guru dalam kehadiran dikelas pada kegiatan

belajar mengajar

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini

antara lain adalah,

1. Skala penilaian

2. Lembar pengamatan

3. Angket

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

kualitatif yang bersumber dari data primer maupun empiris. Melalui analisis

data ini, diketahui ada tidaknya peningkatan kedisiplinan guru dalam

kehadiran di kelas melalui pemberian sanksi dan penghargaan yang

merupakan fokus dari penelitian tindakan sekolah ini.

20

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hal ini

dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah

penulis anggap cukup untuk peningkatan disiplin guru dalam kehadiran di

kelas pada kegiatan pembelajaran

1. Siklus I

Siklus I terdiri dari beberapa tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,

(3) pengamatan dan evaluasi dan (4) refleksi. Untuk lebih jelasnya akan

diuraikan satu persatu:

a. Perencanaan

Dari hasil penelitian perencanaan adalah langkah awal yang

dilakukan oleh penulis saat akan akan memulai tindakan.agar

perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan oleh penulis yang akan

melakukan tindakan, maka penulis membuat rencana tindakan sebagai

berikut:

1. Merumuskan tujuan penyelesaian masalah/tujuan menghadapi

tantangan/tujuan melakukan inovasi/tindakan. Dalam penelitian

ini penulis mengambil rencana untuk melakukan tindakan

memberikan teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan

kepada guru-guru untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam

dikelas pada proses belajar mengajar

20

21

2. Merumuskan indikator keberhasilan penerapan memberikan

teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan dalam

meningkatkan disiplin kerja guru dalam kehadiran dikelas pada

proses belajar mengajar. Indikator keberhasilan penerapan tindakan

ini penulis menetapkan sebesar 75%. Artinya tindakan ini

dinyatakan berhasil bila 75% guru tidak terlambat masuk kelas

dalam proses pembelajaran

3. Merumuskan langkah-langkah kegiatan penyelesaian menghadapi

tantangan atau kegiatan melakukan tindakan. Langkah-langkah

yang penulis ambil dalam melakukan antara lain adalah melakukan

sosialisasi kepada para guru mengenai penelitian yang akan

dilaksanakan. Serta menyampaikan tujuan dari penerapan tindakan

yang dilakukan oleh penulis. Kepada para guru disosialisasikan

mengenai penerapan pemberian teguran, peringatan, hukuman,

dan penghargaan yang akan diterapkan dalam penelitian ini. Pada

silus pertama ini. Akan dilakukan pemeberitahuan terlebih dahulu

kepada guru yang sering datang terlamabat dalam melaksanakan

tugasanya dalam proses belajar mengajar

4. Mengidentifikasi warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait

lainnya yang terlibat dalam penyelesaian masalah/menghadapi

tantangan/melakukan tindakan. Penulis melakukan identifikasi

siapa saja yang dilibatkan dalam penelitian ini. Pihak-pihak yang

22

dilibatkan dalam penelitian ini adalah: guru, guru piket, Tata Usaha

(TU) dan siswa

5. Megidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan,

metode pengumpulan data yang diambil oleh penulis merupakan

data kualitatif melalui observasi, pengamatan serta wawancara

kepada siswa mengenai kehadiran guru dikelas pada kegiatan

belajar mengajar.

6. Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi

Dalam pengambilan data, penulis menggunakan instrumen berupa

lembar observasi atau pengamatan. Skala penilaian serta angket

yang disebarkan kepada siswa. Untuk mengetahui penilain dari

siswa mengenai tingkat kehadiran guru dikelas dalam proses

kegiatan belajar mengajar

7. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan

Fasilitas atau alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini atara

lain: kertas (lembar pengamatan),alat tulis berupa balpoin, serta

jam diding yang ada disetiap kelas, serta jam diding yang ada

disetiap kelas, serta rekap jumlah kahadiran dari setiap guru

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui

beberapa kegiatan, antara lain:

1. Menyebarkan lembar pengamatan kepada setiap ketua kelas

atau sekretaris kelas sbanyak 20 set, sesuai dengan banyakan

23

rombongan belajar di SDN... Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

dalam lembar pengamatan telah dibuat daftar guru yang

mengajar dikelas itu setiap jam dan diberikan kolom jam

masuk kelas serta jam keluar kelas. Lembar pengamatan dapat

dilihat pada lampiran.

2. Berkoordinasi dengan petugas piket yang setiap hari terdiri dari

2 orang petugas, yaitu dari guru yang tidak mempunyai jam

mengajar pada hari itu dan satu orang dari tata usaha. Petugas

piket akan mengedarkan daftar hadir guru dikelas yang telah

dibuat agar dapat melihat tingkat kehadiran guru lebih dari 15

menit. Dianggap tidak hadir dan diberi tanda silang. Daftar

hadir guru kelas di berikankan pada setiap pergantian jam

pelajaran.

3. Setelah selesai jam pelajaran dilakukan reakapitulasi dari hasil

pengamatan, baik dari guru piket, dari siswa maupun penulis.

4. Kegiatan tersebut dilakukan terus setiap hari kepada setiap guru

selama satu minggu(satu siklus)

c. Pengamatan

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan lembar obsertasi selama dua minggu (dua siklus), untuk

semua guru yang berjumlah 48 orang. Selama pengamatan peneliti

dibantu oleh kolabarasi dengan guru piket pengamatan oleh penelti

24

meliputi” kahadiran guru, tingkat keterlambatan guru masuk kelas,

waktu meninggalkan kelas setelah selesai jam pelajaran.

Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil observasi yang

dibagikan kepada pengurus kelas untuk mengemati tingkat kehadiran

guru dikelas. Dari hasil pengamatan serta rekap dari tingkat kehadirian

guru dikelas pada proses belajar mengajar dapat dilihat pada tabel

berikuti ini:

REKAPITULASI TINGKAT KETERLAMBATAN GURU

SIKLUS IWaktu Keterlambatan/Jumlah/Persentase

Kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit Lebih dari 15 menit

6 4 6

60% 40% 60%

Dari hasil rekapitulasi keterlambatan guru dikelas pada proses belajar

mengajar diperoleh data. Sebanyak 4 orang guru terlambat kurang dari 10

menit, 4 orang guru terlambat 10-15 menit dan 6 orang guru terlambat

lebih dari 15 menit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

25

Kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit Lebih dari 15 menit0

1

2

3

4

5

6

7

4

6

4

Gambar 2. Tingkat Keterlibatan Guru

Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat

terlambatan guru lebih dari 15 menit pada proses kegiatan belajar

mengajar masih tinggi yaitu 20,83%. Berdasarkan indikator yang tekah

ditetapkan bahwa keberhasilan tindakan ini adalah 75%. Atau bila 75%

guru tidak terlambat lebih daria 10 menit. Pada siklus pertama ini guru

yang tidak terlambat lebih dari 10 menit 33,33%. Jadi peneliti

berkesimpulan harus diadakan penelitian atau tindakan lagi pada siklus

berikutnya atau siklus kedua.

d. Refleksi

Setelah selesai satu siklus maka diadakan refleksi mengenai

kelemahan atau kekurangan dari pelaksanan tindakan pada siklus

pertama. Refleksi dilaksanakan bersama-sama kolaborator untuk

menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

26

Dari hasil. Refleksi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perlu

penerapan pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan

yang lebih tegas lagi dari pada siklus pertama.

2. Siklus II

Siklus 2 terdiri atas beberapa tahap, sama seperti siklus I yaitu (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan evaluasi dan (4)

refleksi.

a. Perencanaan

Dari hasil refleksi siklus pertama, peneliti merencanakan untuk

melakukan tindakan pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan

penghargaan yang lebih tegas dibandingkan dengan siklus pertama.

Peneliti merencanakan untuk mengumumkan hasil observasi

mengenai tingkat keterlambatan guru dalam proses belajar mengajar,

pada kegiatan upacara bendera disampaikan kepada guru, yang

sebelumnya telah disosialisasikan kepada pada saat refleksi.

b. Pelaksanaan

Pelakasnaan penelitian tindakan sekolah pada siklus yang kedua ini

dllaksankan melalui beberapa kegiatan antara lain:

1. Menyebarkan lembar pengamatan kepada setiap ketua kelas atau

sekretaris kelas sbanyak 10 set, sesuai dengan banyak rombongan

belajar di SDN.... Kinali Kabupaten Pasaman Barat. dalam lembar

pengamatan telah dimuat daftar guru yang mengajar dikelas setiap

27

jam dan diberikan kolom jam masuk kelas serta jam keluar kelas.

Lembar pengamatan dapat dilihat pada lampiran.

2. Berkoordinasi dengan petugas piket yang setiap hari terdiri dari 2

orang petugas, yaitu dari guru yang tidak mempunyai jam

mengajar pada hari itu dan satu orang dari tata usaha. Petugas piket

akan mengedarkan daftar hadir guru dikelas yang telah dibuat agar

dapat melihat tingkat kehadiran guru lebih dari 15 menit. Dianggap

tidak hadir dan diberi tanda silang. Daftar hadir guru kelas di

berikankan pada setiap pergantian jam pelajaran.

3. Setelah selesai jam pelajaran dilakukan reakapitulasi dari hasil

pengamatan, baik dari guru piket, dari siswa maupun penulis.

4. Kegiatan tersebut dilakukan terus setiap hari kepada setiap guru

selama satu minggu(satu siklus kedua)

5. Observasi dan Evaluasi

Pengamatan atau observasi dilakukan peneliti dengan

menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus),

untuk semua guru yang berjumlah sebanyak 48 orang. Selama

pengamatan peneliti dibantu atau berkolaborasi dengan guru piket.

Pengamatan oleh peneliti meliputi (1) kehadiran guru

dikelas, (2) tingkat keterlambatan guru masuk kelas, (3) waktu

meninggalkan kelas setelah selesai pelajaran

Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil observasi yang

dibagikan kepada pengurus kelas untuk mengemati tingkat

28

kehadiran guru dikelas. Dari hasil pengamatan serta rekap dari

tingkat kehadirian guru dikelas pada proses belajar mengajar dapat

dilihat pada tabel berikuti ini:

REKAPITULASI TINGKAT KETERLAMBATAN GURUSIKLUS II

Waktu Keterlambatan/Jumlah/Persentase

Kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit Lebih dari 15 menit

8 2 -

80% 20% 0%

Dari hasil rekapitulasi keterlambatan guru pada proses belajar

mengajar diperoleh data. Tidak ada guru yang terlambat masuk kelas

di atas 15 menit. 2 orang guru terlambat 10-15 menit dan 10 orang

guru kurang dari dari 10 menit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit0

1

2

3

4

5

6

7

8

98

2

Gambar I Tingkat keterlambatan guru siklus II

29

Dari hasil observasi pada siklus kedua dapat dilihat ada penurunan tingkat

keterlambatan guru dikelas pada kegiatan belajar mengajar, atau terdapat

peningkatan kehadirain guru di kelas

6. Refleksi

Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua maka diadakan

refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada

siklus kedua tersebut.

Dari hasil observasi dan data yang diperoleh, peneliti mengambil

kesimpulan bahwa tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua dinyatakan

berhasil, karena terdapat 80% guru yang terlambat kurang dari 10 mnit atau

melebihi terget yang telah ditentukan sebesar 75%.

B. Pembasan

Berdasarkan hasil analisis siklus I dan II didapatkan hasil bahwa

dengan menggunakan model pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan

penghargaan disiplin guru masuk kelas telah meningkat jika dibandingkan

sebelum menggadakan tindakan, upaya yang dilakukan bahwa dengan

menerapkan pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan

tingkat kehadiran guru rata-rata meningkat dan tingkat keterlambatan sudah

menurut.Metode yang digunakan kepala sekolah dalam mendisiplinkan guru

adalah metode yang tepat karena dengan menerapkan pemberian pemberian

teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan guru menjadi lebih disiplin

dalam mengajar dikelas dan tingkat keterlambatan guru semakin

30

berkurang.hasil yang dilakukan kepala sekolah berhasil dalam meningkatkan

disiplin kerja guru dalam proses belajar mengajar.

Sejalan dengan pendapat Nawawi (2000:66) mengemukakan “disiplin

kerja adalah kesediaan mematuhi secara sadar setiap peraturan yang berlaku

dalam organisasi kerja, juga sebagai usaha untuk melaksanakan setiap

pekerjaan sebagaimana seharusnya”. Atmosudirjo (1999) menyatakan bahwa

disiplin kerja adalah bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional

dengan sadar dan tidak emosional.dengan adanya tidakan yang dilakukan

kepala sekolah dalam meninigkatkan disiplin kerja guru ini maka proses

belajar mengajar disekolah akan meningkat dan hasil belajar siswa akan

menjadi lebih baik.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan diperlukan upaya

optimalisasi terhadap semua komponen, pelaksana, dan kegiatan pendidikan.

Salah satu paling penting yang harus dilakukan adalah melalui optimalisasi

peran kepala sekolah.

Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai

peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.

Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap

perkembangan pendidikan, suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan,

perkembangan mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan kualitas

kepemimpinan kepala sekolah. Menurut Wahjosumidjo (2002: 83) Kepala

dapat diartikan ‘‘ Ketua ’ atau ‘ Pemimpin ‘ dalam suatu organisasi atau

sebuah lembaga.

31

Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggungjawab atas

tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan ke

arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala

sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, baik fungsi yang

berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun penciptaan iklim

sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses belajar mengajar secara

efektif dan efisien.

32

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian ini dapat ditarik

kesimpulan bahwa penerapan pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan

penghargaan efektif untuk meningkatkan disiplin dan kehadiran guru pada

kegiatan proses belajar mengajar

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa setelah diadakan penerapan

tindakan berupa pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan,

guru yang terlambat lebih dari 15 menit adalah 0, dan guru yang terlembat

kurang dari 10 menit sebanyak 8 orang. Penerapan pemberian teguran,

peringatan, hukuman, dan penghargaan dapat meningkatkan disiplin guru

kegiatan proses belajar mengajar di SDN.... Kinali Kabupaten Pasaman Barat

B. Saran

adanya pengaruh yang positif penerapan pemberian teguran, peringatan,

hukuman, dan penghargaan terhadap disiplin guru pada kegiatan proses

belajar mengajara di sekolah:

1. Semua kepala sekolah disarankan melakukan penerapan pemberian

teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan untuk meningkatkan

disiplin guru hadir didalam kelas pada kegiatan belajar mengajar

33

2. Kepada semua guru dalam melaksanakan tugas dapat meningkatkan

kesadaran diri dan disiplin dalam kehadiran dikelas sebagai bentuk

pelayanan minimal kepada peserta didik di sekolah.

3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih mendalam

tentang penerapan pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan

penghargaan dalam meningkatkan disiplin kerja

34

DAFTAR PUSTAKA

Ali Imron.1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.

Daryanto.2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Edy Sutrisna. 2011.Manajemen sumber daya manusia. KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.Jakarta.

Malayu S.P.Hasibuan. 2011.Manajemen sumber daya Manusia: PT.Bumi Aksara.Jakarta.

Mulyasa.2011. manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta. Grafika Offset.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sinungan.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Sudjana. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Syaiful Sagala.supervisi pemebelajaran.2010. Alfabeta.Jakarta.

DAFTAR LAMPIRAN

35

LEMBAR PENILAIAN DISIPLIN KERJA GURU SIKLUS 1

Nama Guru :

Kelas :

Rombel :

Waktu Keterlambatan/Jumlah/Persentase

Kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit Lebih dari 15 menit

REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN DISIPLIN KERJA GURU SIKLUS I

Waktu Keterlambatan/Jumlah/Persentase

36

Kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit Lebih dari 15 menit

6 4 6

60% 40% 60%

REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN DISIPLIN KERJA GURU SIKLUS II

Waktu Keterlambatan/Jumlah/Persentase

Kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit Lebih dari 15 menit

8 2 -

80% 20% 0%

DOKUMENTASI