EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI … · 2018. 9. 28. · Problem Solving rata-rata...

190
1 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PENERAPAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIII.2 SMP NEGERI 3 PALLANGGA KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Nuzul Fiati NIM. 10536 4406 12 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA SEPTEMBER 2016

Transcript of EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI … · 2018. 9. 28. · Problem Solving rata-rata...

  • 1

    EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    MELALUI PENDEKATAN PENERAPAN PROBLEM SOLVING

    PADA SISWA KELAS VIII.2 SMP NEGERI 3

    PALLANGGA KABUPATEN GOWA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh

    Nuzul Fiati

    NIM. 10536 4406 12

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

    SEPTEMBER 2016

  • 2

    EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    MELALUI PENDEKATAN PENERAPAN PROBLEM SOLVING

    PADA SISWA KELAS VIII.2 SMP NEGERI 3

    PALLANGGA KABUPATEN GOWA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh

    Nuzul Fiati

    NIM. 10536 4406 12

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

    SEPTEMBER 2016

  • 3

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    LEMBAR PENGESAHAN

    Skripsi atas nama Nuzul Fiati NIM: 10536 4406 12 diterima dan disahkan

    oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar Nomor: Tahun 1437 H/2016 M pada Tanggal

    21Muharram 1437 H/25November 2016 M, sebagai salah satu syarat guna

    memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

    Makassar pada hari Senin Tanggal September 2016 M.

    29 Muharram 1437 H

    Makassar, -----------------------------

    September 2016 M

    Panitia Ujian

    1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M. Pd. (…………………….)

    2. Ketua : Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum. (……………………)

    3. Sekretaris : Khaeruddin, S. Pd., M. Pd. (…………………….)

    4. Penguji : 1. (…………………….)

    2. (…………………….)

    3. (…………………….)

    4. (…………………….)

    Disahkan oleh:

    Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar

    Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum.

    NBM. 858 625

  • 4

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Mahasiswa yang bersangkutan:

    Nama Mahasiswa : NUZUL FIATI

    NIM : 10536 4406 12

    Jurusan : Pendidikan Matematika

    Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Judul Skripsi : Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui

    Pendekatan Problem Solving pada Siswa Kelas VIII.2

    SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa

    Telah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi

    persyaratan dan layak untuk diujikan.

    Makassar, September 2016

    Disetujui Oleh:

    Pembimbing I

    Drs. H. Darwing Paduppai, M.Pd

    Pembimbing II

    Herul Syam, S.Pd., M.Pd.

    Mengetahui,

    Dekan FKIP

    Universitas Muhammadiyah Makassar

    Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum.

    NBM. 858 625

    Ketua Jurusan

    Pendidikan Matematika

    Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

    NBM. 955 732

  • 5

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    SURAT PERNYATAAN

    Saya yang bertandatangan dibawah ini:

    Nama : Nuzul Fiati

    Nim : 10536 4406 12

    Jurusan : Pendidikan Matematika

    Judul Skripsi : Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui pendekatan

    penerapan Problem Solving pada Siswa Kelas VIII.2 SMP

    Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim

    penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain

    atau dibuatkan oleh siapapun.

    Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

    apabila pernyataan ini tidak benar.

    Makassar, September 2016

    Yang Membuat Pernyataan

    Nuzul Fiati

    Pembimbing I

    Drs. H. Darwing Paduppai, M.Pd

    Pembimbing II

    Herul Syam, S.Pd., M.Pd.

  • 6

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    P SURAT PERJANJIAN

    Saya yang bertandatangan dibawah ini:

    Nama : Nuzul Fiati

    Nim : 10536 4406 12

    Jurusan : Pendidikan Matematika

    Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

    1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan

    menyusun sendiri skripsi ini (tidak dibuatkan oleh siapapun).

    2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

    pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

    3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi

    ini.

    4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, maka saya

    bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

    Makassar, September 2016

    Yang Membuat Perjanjian

    Nuzul Fiati

    10536 4406 12

  • 7

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Simpan keluhmu seperti engkau menyimpan aibmu

    Jangan biarkan orang lain tahu bagaimana

    susahnya kamu berjuang Sebab manusia menilai sebatas luar,

    kamu akan disebut tukang mengeluh Dekap susahmu, luahkan

    dalam

    sujud panjangmu. Nanti, akan ada saatnya kamu tunjukkan pada

    dunia

    bahwa kamu pun pantas diberi tepuk tangan

    Kuperuntukkan Karya Sederhana ini kepada, Ayahandaku, Ibundaku, Saudara-Saudariku, danKeluarga

    Tercinta serta Sahabat-Sahabatku yang senantiasa memanjatkan Doa dan

    mencurahkan Kasih dan Sayang yang tulus kepada penulis

  • 8

    ABSTRAK

    Nuzul Fiati. 2016. Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui

    Pendekatan Problem Solving pada Siswa Kelas VIII.2 SMP Negeri 3

    Pallangga Kabupaten Gowa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

    Makassar. Pembimbing I Darwing Paduppai dan pembimbing II Herul

    Syam.Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimen yang melibatkan

    satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas kontrol dengan

    desain penelitian one-shot case study yang bertujuan untuk mengetahui

    keefektifan pembelajaran matematika melalui pendekatan Problem Solving

    pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa semester

    ganjil genap tahun ajaran 2016/2017 dengan sampel penelitian adalah kelas

    VIII.2 sebanyak 32 orang siswa yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 17

    orang perempuan. Penelitian dilaksanakan selama 5 kali pertemuan. Teknik

    pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar yang diberikan

    kepada siswa pada akhir pertemuan (posttest), lembar observasi siswa untuk

    mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, lembar

    observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk mengetahui keterlaksanaan

    pengelolahan pembelajaran di kelas dan angket respon siswa untuk

    mengetahui tanggapan dan saran siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran

    matematika melalui penerapan pendekatan Problem Solving. Dari penelitian

    ini diperoleh hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan pendekatan

    Problem Solving yakni skor rata-rata posttest 85,5 dengan standar deviasi

    8,056 di mana skor terendah yang diperoleh adalah 65 dan skor tertinggi

    adalah 100 dari skor ideal 100. Dari hasil tersebut diperoleh bahwa 30 siswa

    (93,75%) telah mencapai ketuntasan individu dan ini berarti bahwa

    ketuntasan secara klasikal telah tercapai. Sedangkan untuk kategori aktivitas

    siswa, rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa dalam pembelajaran

    matematika melalui pendekatan Problem Solving yaitu 80,20%, selain itu

    keterlaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan

    Problem Solving rata-rata keterlaksanaan pembelajaran adalah 3,53

    menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran termasuk dalam kategori

    sangat baik, serta siswa menunjukkan respon yang positif terhadap

    pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan Problem Solving

    yaitu 92,50. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

    pendekatan Problem Solving efektif diterapkan dalam pembelajaran

    matematika pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten

    Gowa. Kenyataan ini dapat dilihat dari uji hipotesis yang menunjukkan

    bahwa nilai sign = 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1

    diterima.

    Kata kunci: Efektivitas Pembelajaran, Pembelajaran Matematika,

    pendekatan Problem Solving.

  • 9

    KATA PENGANTAR

    Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat

    Ridha dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

    “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Penerapan

    Problem Solving pada Siswa Kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga

    Kabupaten Gowa”. Selanjutnya,shalawat dan salam selalu kami sampaikan

    kepada junjungan kita Rasulullah SAW, keluarga, sahabat,dan orang-orang

    yang senantiasa istiqomah di atas jalan-Nya sampai akhir zaman. Skripsi ini

    diajukan kepada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika,

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

    Makassar (UNISMUH Makassar) untuk memenuhi sebagian persyaratan

    gunamemperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika.

    Walaupun penulis berusaha secara maksimal, dengan berbagai

    tantangan dan hambatan yang penulis hadapi, tetapi sebagai manusia biasa,

    penulis sadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan skripsi ini

    baik dalam penggunaan bahasa, sistematika penulisan maupun dari isi yang

    terkandung dalam skripsi ini. Saran dan kritik yang sifatnya membangun

    sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya di masa mendatang.

    Mengawali ucapan terima kasih, perkenankanlah penulis

    menyampaikan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

  • 10

    Ayahanda Kamaruddin dan Ibunda Nurdalia, yang telah mendidik dan

    membesarkan penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang. Harapan dan

    cita-cita luhur keduanya senantiasa memotivasi dan memberikan dukungan

    baik moril maupun materil serta atas doa restunya yang selalu mengiringi

    penulis dalam setiap langkah selama menempuh pendidikan. Juga kakak-

    kakak kebanggaanku Ramli, Hariani, adik kesayanganku Jumria

    Kamaruddin, serta para keponakanku Nahda Ulfa Dila, Nur Asifah, Almaira

    Zifanah dan Fatir Muhammad Zaidan yang senantiasa memberi motivasi,

    semangat serta dukungan kepada penulis, semua itu sangat berarti bagi diri

    penulis.

    Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis

    menghaturkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya serta

    penghargaan yang tak ternilai kepada :

    1. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM, selaku Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    2. Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

    3. Mukhlis, S. Pd., M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

    4. Andi Husniati, S.Pd.,M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

    Matematika.

    5. Dr.H.Darwing Paduppai,M.Pd dan Herul Syam,S.Pd.,M.Pd sebagai

    pembimbing I dan II atas segala kesediaan dan kesabarannya meluangkan

    waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis

    mulai dari awal hingga selesainya skripsi ini.

  • 11

    6. Dr.Muhammad Darwis M.,M.Pd, sebagai validator I dan Dr.Ilham Minggi,

    M.Si, sebagai validator II atas segala bimbingan, motivasi dan dorongan yang

    diberikan dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan instrumen

    penelitian.

    7. Segenap Bapak dan Ibu dosen pada Program Studi Pendidikan Matematika

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

    Makassar yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan selama penulis

    mengikuti pendidikan.

    8. Adri, S.Pd, sebagai Kepala SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa, yang

    telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di

    sekolah tersebut.

    9. Herawati, S.Pd sebagai guru mata pelajaran matematika, segenap Guru-guru

    dan staf SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa, yang telah memberikan

    arahan serta bimbingan dalam pelaksanaan penelitian.

    10. Sahabatku FahiraTaufiq dan Winda Syam Tonra yang selalu berbagi semangat

    dalam menjalankan aktivitas bersama selama bimbingan dan penyusunan

    skripsi.

    11. Untuk Achmal Iqbal yang selalu setia memberi semangat,dukungan mulai dari

    awal kuliah sampai penyusunan skripsi ini,senantiasa mendengar keluhan

    penulis dan memberi solusi setiap masalah yang penulis hadapi.

    12. Rekan mahasiswa seperjuangan pada Program Studi Pendidikan Matematika

    terkhusus kelas math F angkatan 2012, atas solidaritas dan persaudaraan

    semoga keakraban, kebersamaan dan silaturahmi tidak berhenti di perkuliahan

  • 12

    13. Serta semua pihak yang tidak sempat dituliskan satu persatu yang telah

    memberikan bantuannya kepada penulis secara langsung maupun tidak

    langsung.

    Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua

    khususnya bagi diri penulis dan kepada semua pihak yang telah member

    bantuan dan bimbingan semoga mendapatkan amal disisi-Nya, Amin.

    Billahi fi sabililhaq, fastabiqulkhaerat.

    Wassalamu „AlaikumWarahmatullahi Wabarakatuh

    Makassar, September 2016

    Penulis

  • 13

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN

    JUDUL................................................................................................. i

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMIBNG .......................................... iii

    SURAT PERNYATAAN....................................................... iv

    SURAT PERJANJIAN .......................................................... v

    MOTTA DAN PERSEMBAHAN ......................................... vi

    ABSTRAK ............................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ........................................................... viii

    DAFTAR ISI .......................................................................... xi

    DAFTAR TABEL .................................................................. xiv

    DAFTAR GAMBAR ............................................................. xv

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN

    HIPOTESIS ......................................................................................... 6

    A. Kajian Pustaka .............................................................................. 6

  • 14

    1. Efektivitas Pembelajaran .......................................................... 6

    2. Keterlaksanaan Pembelajaran ................................................. 10

    3. Pembelajaran Mateamtika ........................................................ 11

    4. Pengertian Belajar Matematika ................................................ 13

    5. Pendekatan Problem Solving .................................................... 14

    B. Materi Ajar ................................................................................... 17

    C. Kerangka Pikir ............................................................................. 31

    D. Hipotesis ....................................................................................... 33

    BAB III METODE PENELITIAN......................................... 34

    A. Jenis Penelitian.............................................................................. 34

    B. Variabel dan Desain Penelitian ..................................................... 34

    1. Variabel Penelitian ................................................................... 34

    2. Desain Penelitian....................................................................... 34

    C. Populasi dan Sampel .................................................................... 35

    1. Populasi .................................................................................... 35

    2. Sampel ..................................................................................... 35

    D. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 36

    1. Keterlaksanaan Pembelajaran .................................................. 36

    2. Hasil Belajar ........................................................................ .... 36

    3. Aktivitas Siswa ........................................................................ 36

    4. Respon Siswa ........................................................................... 36

    E. Prosedur Penelitian ....................................................................... 36

    1. Tahap Persiapan ....................................................................... 36

    2. Tahap Pelaksanaan..................................................................... 37

  • 15

    3. Tahap Analisis ......................................................................... 37

    F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 38

    1. Lembar Keterlaksanaan .......................................................... 38

    2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ........................................... 38

    3. Tes Hasil Belajar ...................................................................... 39

    4. Angket Respon Siswa .............................................................. 39

    G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 39

    1. Lembar Keterlaksanaan ............................................... 39

    2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................... 39

    3. Tes Hasil Belajar ......................................................... 39

    4. Angket Respon Siswa ................................................... 39

    H. Teknik Analisis Data ………………………………………….... 40

    1. Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 40

    2. Analisis Statistik Inferensial .................................................... 44

    BAB IV .................................................................................. HASIL

    PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 46

    A. Hasil Penelitian ............................................................................ 46

    B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 56

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 61

    A. Kesimpulan ................................................................................... 61

    B. Saran ............................................................................................. 62

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 63

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 16

    RIWAYAT HIDUP

  • 17

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    3.1 Skema Desain Penelitian ............................................................................... 34

    3.2 Jumlah Populasi Penelitian ........................................................................... 35

    3.3 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ......................................................... 41

    3.4 Kategorisasi Standar Hasil Belajar Siswa .................................................... 42

    3.5 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP

    Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa ........................................................... 43

    4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.2 SMP Negeri 3

    Pallangga Kabupaten GowaSetelah diberi Perlakuan ................................... 47

    4.2 Distribusi Frekuasi dan Presentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa

    Kelas VIII.3 SMP Ngeri 3 Pallangga ............................................................ 47

    4.3 Deskriptif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika di Kelas VIII.2 SMP

    Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa ........................................................... 48

    4.4 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa ............................................. 49

    4.5 Hasil Analisis Observasi Kemampuan Guru dalam Mengelola

    Pembelajaran ................................................................................................. 52

    4.6 Persentase Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika melalui

    Penerapan Pendekatan Problem Solving ...................................................... 52

  • 18

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1 Bagan Skema Kerangka Pikir........................................................................ 32

    3.1 Skema Desain Penelitian .............................................................................. 35

  • 19

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN

    A

    1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    2 Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

    3 Daftar Hadir Siswa

    4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    LAMPIRAN

    B

    1 Tes Hasil Belajar

    2 Altenatif Jawaban dan Pedoman Penskoran

    LAMPIRAN

    C

    1 Intrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa

    2 Instrumen Lembar Observasi KeterlaksanaanPembelajaran

    3 Instrumen Angket Respon Siswa

    LAMPIRAN

    D

    1 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar Siswa

    2 Hasil Analisis Data secara Manual

    3 Hasil Analisis Deskriptif dan Inferensial melalui Program SPSS

    versi 20

    4 Hasil Analisis DataAktifitas Siswa

  • 20

    5 Hasil Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran

    6 Hasil Analisis Data Respon Siswa

    LAMPIRAN

    E

    1 Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar Siswa

    2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

    3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

    4 Lembar Angket Respon Siswa

    LAMPIRAN

    F

    1 Persuratan

    2 Validasi

    3 Dokumentasi

  • 21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Peningkatan sumber daya manusia berkaitan erat dengan pendidikan

    formal. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkam mutu

    pendidikan seperti perubahan kurikulum, pemantapan proses belajar mengajar,

    penyempurnaan sistem penilaian, penataran guru-guru, serta usaha-usaha lain

    yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan. Namun yang terjadi

    dilapangan adalah pendidikan tidak memberikan hasil sesuai dengan harapan.

    Sektor pendidikan mengalami keterpurukan yang ditandai oleh adanya kenyataan

    bahwa pada umumnya mutu pendidikan di Negara kita sangat rendah. Rendahnya

    mutu sekolah tampak dari rendahnya mutu lulusan dihampir semua jenjang

    pendidikan formal.

    Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam

    meningkatkan kemampuan intelektual siswa. Dengan belajar matematika, maka

    siswa dapat berpikir kritis, terampil berhitung, memiliki kemampuan

    mengaplikasikan konsep-konsep dasar matematika pada pelajaran lain maupun

    pada matematika itu sendiri dan dalam kehidupannya sehari-hari. Salah satu

    karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat

    abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika.

    Meskipun demikian, matematika dapat disajikan dengan memperhatikan kondisi

    lingkungan belajar siswa dan sesuai lingkungan sosial dan budaya dimana siswa

    tumbuh dan berkembang. Dalam pembelajaran matematika selama ini, dunia

    nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep. Akibatnya, siswa kurang

  • 22

    memperhatikan atau memahami konsep-konsep matematika, kurangnya motivasi

    siswa untuk belajar, serta siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan

    dalam kehidupan sehari-hari.

    Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran siswa dikelas

    dan wawancara dengan salah satu guru matematika kelas VIII SMP Negeri 3

    Pallangga Kab. Gowa pada tanggal 27 Juli 2016 hasil belajar matematika yang

    diperoleh siswa masih dalam kategori rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai

    rata-rata yang diperoleh siswa kelas VIII 72,5 pada semester Genap terkhusus

    pada siswa kelas VIII.2 dari KKM 76,00. Rendahnya aktifitas dan hasil belajar

    matematika siswa di kelas diakibatkan karena beberapa faktor diantaranya adanya

    gangguan dari siswa pada saat proses pembelajaran sehingga konsentrasi mereka

    sedikit berkurang, mereka berpendapat bahwa matematika pelajaran yang sulit

    karena memiliki banyak penyelesaian dan rumus yang harus dihafal. Terkadang

    siswa lebih memahami mata pelajaran khususnya matematika apabila mereka

    menemukan atau menyelesaikan sendiri masalah yang mereka temukan.

    Seringkali proses pembelajaran didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan

    lebih dimata pelajaran matematika sehingga berakibat pula pada ketidakaktifan

    siswa lainnya didalam proses pembelajaran matematika.

    Sehubungan dengan hal ini, upaya yang dapat dilakukan yakni

    mengefektifkan proses pembelajaran matematika di kelas VIII SMP Negeri 3

    Pallangga Kabupaten Gowa. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang

    dapat mengefektifkan pembelajaran pada kelas tersebut yaitu pendekatan

    pembelajaran problem Solving yang bertujuan mengaktifkan siswa dalam belajar

  • 23

    melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan

    dengan pengetahuan yang telah atau akan dikerjakannya.

    Problem Solving adalah penggunaan berbagai macam kecerdasan yang

    diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata,

    kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleks yang ada.

    Problem Solving merupakan sebuah pedekatan yang efektif untuk

    mengembangkan dan mengaktifkan kemampauan berfikir serta mengajarkan

    proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses

    yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan sendiri tentang

    dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan

    pengetahuan dasar maupun kompleks.

    Pada model problem Solving akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta

    didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan

    pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang

    diperlukan. Belajar semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik

    berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. Dalam situasi seperti itu

    peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan

    dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Berdasarkan latar belakang

    diatas, penulis termotivasi untuk mengadakan sebuah penelitian dengan judul

    “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Pendekatan

    Problem Solving Pada Siswa Kelas VIII.2 SMP Negeri Pallangga 3

    Kabupaten Gowa”.

  • 24

    B. Rumusan Masalah

    Indikator masalah yang penting dalam penelitian ini adalah adanya

    gangguan dari siswa lain pada saat proses pembelajaran sehingga konsentrasi

    mereka sedikit berkurang, terkadang siswa lebih memahami mata pelajaran

    khususnya matematika apabila mereka menemukan atau menyelesaikan sendiri

    masalah yang mereka temukan dan seringkali proses pembelajaran didominasi

    oleh siswa yang memiliki kemampuan lebih dimata pelajaran matematika.

    Sehingga berakibat pada hasil belajar matematika siswa, respon siswa dan

    aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan latar

    belakang yang telah dikemukakan di atas, maka ditemukan masalah yang

    diselediki dalam penelitian ini adalah “Apakah pendekatan problem solving

    efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VIII2 SMP

    Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa”, ditinjau dari empat aspek yaitu :

    1. Seberapa besar ketercapaian ketuntasan belajar siswa?

    2. Bagaimana aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran?

    3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran?

    Secara operasional untuk keefektifan tersebut, terlebih dahulu harus

    diketahui : Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran matematika di kelas VIII.2

    SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa ?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan

    penelitian ini adalah :

  • 25

    1. Untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran matematika di kelas VIII.2

    SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa dengan pendekatan problem

    solving?

    2. Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran matematika melalui pendekatan

    problem solving pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten

    Gowa. Ditinjau dari :

    a. Hasil belajar matematika siswa.

    b. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

    c. Respon siswa terhadap proses pembelajaran.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah:

    1. Sebagai bahan alternatif bagi guru matematika dalam pembelajaran

    menggunakan pendekatan Problem Solving.

    2. Bahan masukan bagi siswa untuk lebih aktif dalam belajar matematika dengan

    menggunakan pendekatan Problem Solving.

    3. Bahan masukan bagi mahasiswa dalam penelitian dengan menggunakan

    pendekatan Problem Solving .

    4. Bahan masukan bagi sekolah yang bersangkutan untuk menggunakan

    pendekatan Problem Solving.

    5. Bagi Peneliti sebagai acuan dalam melakukan penelitian berikutnya.

  • 26

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

    A. Kajian Pustaka

    1. Efektivitas Pembelajaran

    Efektivitas berasal dari kata “efektif”. Dalam kamus Bahasa Indonesia

    Modern “efektif” berarti : (1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya),

    (2) dapat membawa hasil, berhasil guna. Sedangkan efektivitas berarti : (1)

    keadaan berpengaruh : hal berkesan, (2) keberhasilan usaha atau tindakan.

    Istilah efektivitas lazim digunakan dalam manajemen pendidikan misalnya

    efektivitas program, efektivitas pengajaran dan efektivitas pengelola. Kata efektif

    sendiri berarti tepat atau berhasil.

    Menurut Bungkaes (Muqtadir 2015 : 3) efektivitas adalah hubungan antara

    output dan tujuan dalam artian efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh

    tingkat output mencapai tujuan yang ditetapkan.

    Sedangkan menurut Trianto (Maryam, 2015:7) mengemukakan keefektifan

    pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar

    mengajar. Pembelajaran dikatakan efektif apabila mencapai sasaran yang

    diinginkan, baik dari segi tujuan pembelajaran maupun prestasi siswa yang

    maksimal.

    Efektivitas pembelajaran yang dimaksud pada penelitian ini adalah tingkat

    keberhasilan yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar untuk

    mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

  • 27

    Pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar”. Daryanto (2013: 9)

    mendefenisikan belajar sebagai proses perolehan, pengasimilasian dan

    penginternalisasian masukan kognitif, metodik atau perilaku untuk digunakan

    secara efektif saat diperlukan.

    Setelah memperhatikan beberapa defenisi mengenai efektivitas dan pembelajaran,

    maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah ukuran

    keberhasilan dari suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang

    memberikan hasil yang memuaskan.

    Menurut Soemosasmito (Al- Tabany, 2014 : 22) suatu pembelajaran

    dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran

    yaitu :

    a. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM.

    b. Rata – rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa.

    c. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemapuan siswa ( orientasi

    keberhasilan belajar) diutamakan.

    d. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan

    struktur kelas yang mendukung butir b, tanpa mengabaikan butir d.

    Soemosasmito ( Al – Tabany, 2012 : 22) juga menjelaskan bahwa guru

    yang efektif adalah guru yang menentukan cara dan selalu berusaha untuk anak

    didiknya agar terlibat secara tepat dalam suatu pelajaran, dengan presentase waktu

    belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik

    yang memaksa, negatif, atau hukuman.

  • 28

    Berdasarkan uraian di atas, maka indikator efektivitas pembelajaran

    matematika melalui pendekatan Problem Solving dalam penelitian ini dapat

    ditinjau dari aspek :

    a. Ketuntasan Hasil Belajar

    Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan

    sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah

    laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif

    dan psikomotorik.

    Menurut Suprijono (2012:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,

    nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

    Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (Himitsuqalbu, 2014) hasil

    belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah

    diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh

    siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi

    pelajaran.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar adalah tingkat

    ketercapaian pembelajaran yang dicapai oleh siswa, ketuntasan hasil belajar siswa

    yang diukur dengan tes hasil belajar. Ketuntasan belajar dapat dilihat dari hasil

    belajar yang telah mencapai ketuntasan individual, yakni siswa telah memenuhi

    kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang

    bersangkutan. Untuk memperoleh data tentang hasil belajar maka siswa diberi tes

    hasil belajar. Tes tersebut dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa

    kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa terhadap materi yang

    diperoleh dalam jangka waktu tertentu.

  • 29

    b. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

    Aktivitas artinya “kegiatan/keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan

    atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupkan

    aktivitas. Sedangkan Menurut Gagne (Joko dkk, 2013:138) belajar adalah

    perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.

    Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan

    seseorang secara ilmiah.

    Menurut Poerwadarminta (Harahap, 2013 ) bahwa aktifitas adalah

    kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan – kegiatan siswa yang menunjang

    keberhasilan belajar. Sedangkan menurut Sadirman (Nurnawawi, 2013) aktivitas

    dalam proses belajar mengajar adalah rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan

    siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, berfikir,

    mendengar, membaca dan segala kegiatan yang dapat dilakukan untuk menunjang

    presentasi belajar.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan

    yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai

    tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah

    pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan

    berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

    Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif maupun negatif. Aktivitas

    siswa yang positif misalnya; mengajukan pendapat atau gagasan, mengerjakan

    tugas atau soal, komunikasi dengan guru secara aktif dalam pembelajaran dan

    komunikasi dengan sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu

    permasalahan yang sedang dihadapi, sedangkan aktivitas siswa yang negatif,

  • 30

    misalnya mengganggu sesama siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas,

    melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan pelajaran yang sedang

    diajarkan oleh guru.

    c. Respon siswa

    Efektivitas bukan semata-mata dilihat dari tingkat keberhasilan siswa

    dalam menguasai konsep yang ditunjukkan dengan nilai hasil belajar tetapi juga

    dilihat dari respon siswa terhadap pembelajaran yang telah diikutinya. Menurut

    Gulo (Sutrisno, 2011) respon adalah suatu reaksi atau jawaban yang bergantung

    pada stimulus atau merupakan hasil stimulus tersebut.

    Dari pengertian tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa respon

    siswa adalah reaksi atau tanggapan yang ditunjukkan siswa dalam proses belajar.

    Salah satu cara untuk mengetahui respon seseorang terhadap sesuatu adalah

    dengan menggunakan angket, karena angket berisi pertanyaan-pertanyaan yang

    harus dijawab oleh responden (orang yang ingin diselidiki) untuk mengetahui

    fakta atau opini. Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah minimal

    75% siswa yang memberi respon positif terhadap jumlah aspek yang ditanyakan.

    2. Keterlaksanaan pembelajaran

    Keterlaksanaan pembelajaran adalah keterampilan guru dalam

    melaksanakan setiap langkah pembelajaran. Dimana guru mampu menciptakan

    suasana belajar yang baik, proses belajar mengajar yang mampu menarik

    perhatian siswa sehingga siswa pun dapat menyerap pelajaran dengan baik pula.

    Guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil pelaksanaan

    dari pembelajaran yang telah diterapkan, sebab guru adalah pengajar di kelas.

  • 31

    Keterlaksanaan pembelajaran dalam konteks pendidikan, guru diharapkan mampu

    mengantarkan siswa dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai

    sesuatu hal yang obyektif (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan

    sikap (aspek afektif), serta memperoleh keterampilan tertentu (aspek psikomotor).

    Pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara guru dan peserta didik. Tujuan

    setiap aktivitas pembelajaran adalah agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.

    Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan keterlaksanaan

    pembelajaran dalam penelitian ini adalah merupakan aktivitas guru selama

    kegiatan pembelajaran berlangsung melalui pendekatan problem solving sehingga

    tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Aktivitas tersebut didasarkan pada

    kegiatan guru dalam melaksanakan tiap-tiap komponen dari pendekatan problem

    solving.

    3. Pembelajaran Matematika

    Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

    pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

    mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh

    pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan

    alam diistilahkan dengan pengalaman. Pengalaman yang terjadi berulang kali

    melahirkan pengetahuan.

    Banyak ahli telah mendefinisikan tentang pengertian belajar. Biasanya

    setiap definisi berbeda satu sama lain akan tetapi pada hakekatnya defenisi

    tersebut memiliki makna yang hampir sama. Dalam petunjuk proses belajar

    mengajar disebutkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan sikap dan

    tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan berbagai sumber belajar.

  • 32

    Definisi belajar yang dikemukakan oleh Cronbach (Suprijono, 2012:2)

    bahwa “Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.

    Menurut Spears (Suprijono, 2012:2) bahwa “belajar adalah mengamati,

    membaca, meniru, mencoba sesuatu mendengar, dan mengikuti arah tertentu”.

    Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu

    senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

    serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,

    meniru dan lain sebagainya.

    Menurut Al – Tabany (2014 : 19) Pembelajaran merupakan aspek kegiatan

    manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran

    secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara

    pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna lebih kompleks,

    pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan

    siswanya ( mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam

    rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

    Pembelajaran merupakan upaya mengarahkan anak didik ke dalam proses

    belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang

    diharapkan. Ariyanto dkk (2012:30)

    Menurut Suherman (Rusyanti, 2014) matematika diartikan sebagai pola

    berpikir, pola mengorganisasi, pembuktian yang logis, bahasa yang menggunakan

    istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat representasinya dengan

    simbol dan padat.

    Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan–kemampuan

    kognitif, afektif, dan keterampilan siswa. Kemampuan–kemampuan itu

  • 33

    dikembangkan bersama dengan pemerolehan pengalaman–pengalaman belajar

    sesuatu. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

    matematika adalah interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan

    pengembangan pola berfikir pada suatu lingkungan belajar sehingga memperoleh

    tujuan belajar sesuai yang diharapkan

    4. Pengertian Belajar Matematika

    Belajar matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti

    hubungan dari konsep – konsep dan struktur matematika. Pada hakikatnya belajar

    matematika adalah suatu kegiatan psikologis yaitu mempelajari atau mengkaji

    berbagai hubungan antara objek – objek dan struktur matematika melalui

    manipulasi simbol – simbol sehingga diperoleh pengetahuan baru. Hal ini sejalan

    dengan pendapat Burner (Hudoyo, 1998 : 92) bahwa belajar matematika

    melibatkan suatu struktur hirarki dan konsep – konsep tingkat lebih tinggi yang

    dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya.

    Disamping itu menurut Ruseffendi ( Suherman, 2013 : 16) mengemukakan

    bahwa belajar matematika lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada

    konsep – konsep dan struktur – struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang

    diajarkan, disamping hubungan yang terkait antara konsep – konsep dan struktur –

    struktur. Belajar matematika harus bertahap, berurutan, dan berdasarkan

    pengalaman siswa yang lalu, masalah konsep perkalian dipahami dengan baik

    apabila konsep penjumlahan dikuasai.

    Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar dalam

    konteks matematika adalah suatu proses aktif yang dilakukan untuk memperoleh

  • 34

    pengetahuan baru dengan manipulasi simbol – simbol dan struktur matematika

    sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku.

    5. Pendekatan Problem Solving

    Pendekatan Problem Solving adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

    melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pmahan masalah yang

    diikuti dengan penguatan keterampilan ( Pepkin, 2014 : 1). Dalam hal ini masalah

    didefenisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin dan belum dikenal cara

    penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara

    penyelesaian ( menemukan pola, aturan).

    Menurut As‟ari dalam Suitno (2006) pembelajaran yang mampu melatih

    siswa berpikir tinggi adalah pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah.

    Ditambahkan pula bahwa suatu soal dapat dipakai sebagai sarana dalam

    pembelajaran berbasis pemecahan masalah, jika dipenuhi 4 syarat :

    a. Siswa belum tahu cara penyelesaian soal tersebut.

    b. Materi prasyarat sudah diperoleh siswa.

    c. Penyelesaian soal terjangkau oleh siswa.

    d. Siswa berkehendak untuk memecahkan soal tersebut.

    Untuk dapat memecahkan suatu masalah, seseorang perlu pengetahuan –

    pengetahuan dan kemampuan – kemampuan yang ada kaitannya dengan masalah

    tersebut. Pengetahan – pengetahuan dan kemampuan – kemampuan itu harus

    diramu dan diolah secara kreatif dalam memecahkan masalah yang bersangkutan.

    Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukan diatas,dapat disimpulkan

    bahwa problem solving rupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan

  • 35

    untuk mencari informasi, menganalisis situasi, dan mengidentifikasi masalah

    dengan tujuan untuk menghasilkan alternative sehingga dapat mengambil suatu

    tindakan keputusan untuk mencapai sasaran.

    Menurut John Dewey belajar memecahkan masalah berlangsung sebagai

    berikut,”Individu menyadari masalah bila ia dihadapkan kepada situasi keraguan

    dan kekaburan sehingga menemukan adanya semacam kesulitan”

    (Djamarah;Saiful Bahri, 1996 : 103).

    Pendekatan problem Solving adalah salah satu pendekatan mengajar yang

    digunakan oleh guru dalam kegiatan proes pembelajaran. Pendekatan ini dapat

    menstimulus peserta didik dalam berfikir yang dimulai dari mencari data sampai

    merumuskan kesimpulan sehingga peserta didik dapat mengambil makna dari

    kegiatan pembelajaran.

    Secara garis besar Langkah – langkah penerapan pendekatan Problem

    Solving dalam kelas sebagai berikut :

    a. Memahami masalah (Understanding The Problem)

    Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak

    mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar.

    b. Merencanakan pemecahan (Devise a Plan)

    Selanjutnya siswa dibimbing untuk menyusun reencana penyelesaian

    masalah.

    c. Menyelesaikan masalah sesuai rencana (Carring Out The Plan)

    d. Jika rencana suatu penyelesaian masalah telah dibuat baik secara tertulis atau

    tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan rencana

    yang dianggap tepat.

  • 36

    e. Melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah

    dikerjakan (Looking Back).

    Pada langkah terakhir ini dari proses penyelesaian masalah adalah

    melakukan pengecekan atas apa yang telah dikerjakan mulai dari alngkah pertama

    sampai langkah terakhir. Hal ini bertujuan agar berbagai kesalahan yang tidak

    perlu dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang

    benar sesuai dengan masalah yang diberikan. Polya (Suherman, 2001:85).

    Adapun sintaks Pendekatan Problem Solving sebagai berikut (Huda,

    2015) :

    1. Orientasi siswa pada masalah.

    2. Mengorganisasi siswa untuk belajar

    3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

    4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

    5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

    Kelebihan Problem Solving,yaitu :

    a. Dapat membuat peserta didik lebih mengahayati kehidupan sehari – hari.

    b. Dapat melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan

    memecahkan masalah secara terampil.

    c. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif.

    d. Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.

    e. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.

    f. Berpikir dan bertindak kreatif.

    g. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.

    h. Mengidentififkasi dan melakukan penyelidikan.

  • 37

    i. Menafsirkan dan mengevalusai hasil pengamatan.

    Kekurangan Problem Solving, yaitu :

    a. Memerlukan banyak waktu

    b. Melibatkan lebih banyak orang.

    c. Dapat mengubah kebiasaan peserta didik belajar dengan mendengarkan dan

    menerima informasi dari guru.

    d. Dapat diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan masalah.

    e. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode

    pembelajaran yang lain.

    f. Kesulitan ang mungkin dihadapi.

    B. Materi Ajar

    RELASI dan FUNGSI

    1. Pengertian relasi

    Untuk memahami pengertian relasi. Perhatikan contoh berikut:

    Tino berencana membeli buku tulis dan pensil, Ayu membeli penggaris

    dan penghapus, Togar membeli bolpoin, buku tulis, dan tempat pensil, sedangkan

    Nia membeli pensil dan penggaris.

    Perhatika bahwa ada hubungan antara himpunan anak = {Tino, Ayu,

    Togar, Nia} dengan himpunan alat tulis = {buku tulis, pensil, penggaris,

    penghapus, bolpoin, tempat pensil}. Himpunan anak dengan himpunan alat tulis

    dihubungkan oleh kata membeli. Dalam hal ini, kata membeli merupakan relasi

    yang menghubungkan himpunan anak dengan himpunan alat tulis.

  • 38

    Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang

    memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota

    himpunan B.

    Jadi, Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan ke

    himpunan lain.

    a. Cara menyajikan suatu relasi

    Suatu relasi dapat dinyatakan dengan tiga cara yaitu dengan diagram

    panah, diagram cartesius, dan himpunan pasangan berurutan. Misalkan :

    Pengambilan data mengenai pelajaran yang disukai pada empat siswa

    kelas VIII diperoleh seperti pada Tabel 1.1

    Nama Siswa Pelajaran yang Disukai

    Buyung IPS, Kesenian

    Doni Keterampilan, Olahraga

    Vita IPA

    Putri Matematika, Bahasa Inggris

    Misalkan A = {Buyung, Doni, Vita, Putri}, B = {IPS, kesenian,

    keterampilan, olahraga, matematika, IPA, bahasa inggris}, dan “pelajaran yang

    disukai” adalah relas yang menghubungkan himpunan A ke himpunan B.

  • 39

    a) Dengan diagram panah

    pelajaran yang disukai

    A B

    b) Dengan diagram cartesius

    c) Dengan himpunan pasangan berurutan

    Himpunan pasangan berurutan dari data tabel 1.1 sebagai berikut :

    {(Buyung, IPS), (Buyung, kesenian), (Doni, keterampilan),

    (Doni, olahraga), (Vita, IPA), (Putri, matematika), (Putri, bahasa

    Inggris)}.

    Buyung

    Doni

    Vita

    Putri

    IPS

    Kesenian

    Keterampilan

    \Olahraga

    Matematika

    IPA

    Bahasa Inggris

  • 40

    2. Pengertian fungsi dan contoh dalam kehidupan sehari-hari

    Pengambilan data mengenai berat badan dari enam siswa kelas VIII

    disajikan pada tabel 1.2 berikut.

    Nama Siswa Berat Badan (kg)

    Anik 35

    Andre 34

    Gita 30

    Bayu 35

    Asep 33

    Dewi 32

    Gambar dibawah ini merupakan diagram panah yang menunjukkan relasi

    berat badan dari data pada tabel 1.2

    berat badan

    A B

    Dari diagram panah pada gambar di atas dapat diketahui hal-hal sebagai

    berikut.

    a. Setiap siswa memiliki berat badan

    Hal ini berarti setiap anggota A mempunyai kawan atau pasangan dengan

    anggota B.

    Anik

    Andre

    Gita

    Bayu

    Asep

    Dewi

    30

    31

    32

    33

    34

    35

  • 41

    b. Setiap siswa memiliki tepat satu berat badan

    Hal ini berarti setiap anggota A mempunyai tepat satu kawan atau pasangan

    dengan anggota B.

    Berdasarkan uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa relasi

    dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang memasangkan

    setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. Relasi yang demikian dinamakan

    fungsi (pemetaan). Jadi, fungsi (pemetaan) dari himpunan A ke himpunan B

    adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu

    anggota B.

    Syarat suatu relasi merupakan pemetaan atau fungsi adalah

    a Setiap anggota A mempunyai anggota B

    b Setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B

    3. Menyatakan suatu fungsi dengan notasi.

    Diagram di samping menggambarkan

    fungsi yang memetakan x anggota

    himpunan A ke y anggota himpunan B.

    Notasi fungsinya dapat ditulis sebagai

    berikut.

    Di baca : fungsi f memetakan x anggota A ke y anggota B.

    Himpunan A disebut domain (daerah asal)

    Himpunan B disebut kodomain (daerah kawan)

    Himpunan C B yang memuat y disebut range (daerah hasil)

    f : x → y atau f : x → f(x)

  • 42

    Dalam hal ini, y = f(x) disebut bayangan (peta) x oleh fungsi f. Variabel x

    dapat diganti dengan sebarang anggota himpunan A dan disebut variabel bebas.

    Adapun variabel y anggota himpunan B yang merupakan bayangan x oleh fungsi

    f ditentukan (bergantung pada) oleh aturan yang didefinisikan, dan disebut

    variabel bergantung.

    Contoh :

    1 a

    2 b

    3 c

    4 d

    5 e

    Perhatikan diagram panah di atas. Tentukan :

    a. Domain

    b. Kodomain

    c. Range

    d. Bayangan dari 1, 2, 3, 4, dan 5 oleh fungsi f

    Penyelesaian :

    a. Domain = A = {1, 2, 3, 4, 5}

    b. Kodomain = B = {a, b, c, d, e}

    c. Range = {a, c, e}

    d. Bayangan 1 oleh fungsi f adalah f(1) = a

    Bayangan 2 oleh fungsi f adalah f(2) = a

    Bayangan 3 oleh fungsi f adalah f(3) = c

    Bayangan 4 oleh fungsi f adalah f(4) = c

  • 43

    Bayangan 5 oleh fungsi f adalah f(5) = e

    4. Mengitung nilai fungsi.

    Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya, fungsi dapat

    dinyatakan dalam bentuk notasi.

    Misalkan bentuk fungsi f(x) = ax + b. Untuk menentukan nilai fungsi

    untuk x tertentu, dengan cara mengganti (menyubstitusi) nilai x pada bentuk

    fungsi f(x) = ax + b.

    Contoh :

    Fungsi f didefinisikan sebagai f(x) = 2x2 – 3x + 1. Tentukan nilai fungsi f(x)

    untuk

    a. x = 2

    b. x = -3

    Penyelesaian :

    a. Substitusi nilai x = 2 ke fungsi f(x) = 2x2 – 3x + 1,

    Sehingga f(x) = 2x2 – 3x + 1

    f(2) = 2(2)2 – 3(2) + 1

    f(2) = 8 – 6 + 1 = 3

    b. Substitusi nilai x = -3 ke fungsi f(x) = 2x2 – 3x + 1,

    Sehingga f(x) = 2x2 – 3x + 1

    f(-3) = 2(-3)2 – 3(-3) + 1

    f(-3) = 18 + 9 + 1 = 28

    f : x → y atau f : x → f(x)

  • 44

    5. Menyatakan fungsi dalam diagram panah, diagram cartesius dan himpunan

    pasangan berurutan.

    Karena fungsi merupakan bentuk khusus dari relasi maka fungsi juga

    dapat dinyatakan dalam diagram panah, diagram cartesius, dan himpunan

    pasangan berurutan.

    Misalkan A = {1,3,5} dan B = {-2,-1,0,1,2,3}. Jika fungsi f : A → B

    ditentukan dengan f(x) = x – 2 maka

    f(1) = 1 – 2 = -1

    f(2) = 3 – 2 = 1

    f(3) = 5 – 2 = 3

    Penyelesaian :

    a. Diagram panah yang menggambarkan fungsi f tersebut sebagai berikut.

    b. Diagram cartesius dari fungsi f sebagai berikut.

  • 45

    c. Himpunan pasangan berurutan dari fungsi f tersebut adalah {(1,-1), (3,1),

    (5,3)}. Perhatikan bahwa setiap anggota A muncul tepat satu kali pada

    komponen pertama pada pasangan berurutan.

    6. Menentukan Banyaknya Pemetaan yang Mungkin dari Dua Himpunan.

    Untuk menentukan banyaknya pemetaan yang mungkin dari dua himpuna,

    perhatikan uraian berikut.

    a. Jika A = {1} dan B = {a} maka n(A) = 1 dan n(B) = 1.

    Satu-satunya pemetaan yang mungkin dari A ke B mempunyai diagram

    panah seperti diagram panah pada gambar di bawah.

    b. Jika A = {1,2} dan B = {a} maka n(A) = 2 dan n(B) = 1.

    Pemetaan yang mungkin dari himpunan A ke B tampak seperti diagram

    panah pada gambar di bawah.

    c. Jika A = {1} dan B = {a,b} maka n(A) = 1 dan n(B) = 2.

    Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B ada dua, seperti tampak

    diagram panah pada gambar di bawah.

  • 46

    d. Jika A = {1,2,3} dan B = {a} maka n(A) = 3 dan n(B) = 1.

    Banyak pemetaan yang mungkin dari A ke B ada satu, seperti tampak

    diagram panah pada gambar di bawah.

    e. Jika A = {1} dan B = {a,b,c} maka n(A) = 1 dan n(B) = 3.

    Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B ada tiga, seperti tampak

    diagram panah pada gambar di bawah.

    f. Jika A = {1,2} dan B = {a,b} maka n(A) = 2 dan n(B) = 2.

    Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B ada empat, seperti

    tampak diagram panah pada gambar di bawah.

  • 47

    g. Jika A = {1,2,3} dan B = {a,b} maka n(A) = 3 dan n(B) = 2.

    Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B ada delapan , seperti

    tampak diagram panah pada gambar di bawah.

    Dengan uraian tersebut, untuk menentukan banyaknya pemetaan dari

    suatu himpunan A ke himpunan B dapat dilihat pada tabel berikut.

    Banyaknya Anggota Banyaknya Pemetaan

    yang Mungkin dari A ke

    B

    Banyaknya

    Pemetaan yang

    Mungkin dari B ke

    A

    Himpunan A Himpunan B

    1 1 1 = 11

    1 = 11

    2 1 1 = 12 2 = 2

    1

    1 2 2 = 21 1 = 1

    2

    3 1 1 = 13 3 = 3

    1

    1 3 3 = 31 1 = 1

    3

    2 2 4 = 22 4 = 2

    2

    3 2 8 = 23 9 = 3

    2

  • 48

    Berdasarkan pengamatan pada tabel di atas, dapat dilakukan sebagai

    berikut.

    Jika banyaknya anggota himpunan A adalah n(A) = a dan banyaknya anggota

    himpunan B adalah n(B) = b maka

    1. Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B adalah ba

    2. Banyaknya pemetaan yang mungkin dari B ke A adalah ab

    7. Menentukan Rumus Fungsi Jika Nilai dan Data Fungsi Diketahui

    Pada pembahasan ini bentuk fungsi yang dipelajari hanya fungsi linear

    saja, yaitu f(x) = ax + b.

    Misalkan fungsi f dinyatakan dengan f : x → ax + b, dengan a dan b

    konstanta dan x variabel maka rumus fungsinya adalah f(x) = ax + b. Jika nilai

    variabel x = m maka nilai f(m) = am + b. Dengan demikian, kita dapat

    menentukan bentuk fungsi f jika diketahui nilai-nilai fungsinya. Selanjutnya,

    nilai konstanta a dan b ditentukan berdasarkan nilai-nilai fungsi yang diketahui.

    Contoh :

    Diketahui f fungsi linear dengan f(0) = -5 dan f(-2) = -9

    Penyelesaian :

    Karena f fungsi linear, maka f(x) = ax + b.

    Karena f(0) = -5, maka a(0) + b = -5

    0 + b = -5

    b = -5

    Untuk menentukan nilai a, perhatikan langkah berikut.

    Karena f(-2) = -9, maka a(-2) + b = -9

    -2a – 5 = -9

  • 49

    -2a = -9 + 5

    -2a = -4

    a =

    a = 2

    Jadi, fungsi yang dimaksud adalah f(x) = ax + b = 2x – 5

    Menghitung nilai peubah fungsi jika nilai variabel berubah dan menyusun

    tabel pasangan

    Telah dipelajari bahwa suatu fungsi f(x) mempunyai variabel x dan untuk

    nilai variabel x tertentu, kita dapat menghitung nilai fungsinya. Jika nilai variabel

    suatu fungsi berubah maka akan menyebabkan perubahan pada nilai fungsinya.

    Misalkan fungsi f ditentukan oleh f : x → 5x + 3 dengan domain {x/-1 ≤ x

    ≤ 3, x bilangan bulat}. Nilai fungsi dari variabel x adalah

    f(-1) = 5(-1) + 3 = -2

    f(0) = 5(0) + 3 = 3

    f(1) = 5(1) + 3 = 8

    f(2) = 5(2) + 3 = 13

    f(3) = 5(3) + 3 = 18

    Jika variabel x diubah menjadi x + 3 maka kita harus menentukan nilai dari

    fungsi f(x + 3). Untuk menentukan nilai f(x + 3), terlebih dahulu harus

    menentukan variabel baru, yaitu (x + 3) sehingga diperoleh nilai-nilai varabel baru

    sebagai berikut.

    -1 + 3 = 2

    0 + 3 = 3

    1 + 3 = 4

  • 50

    2 + 3 = 5

    3 + 3 = 6

    Setelah menentukan nilai-nilai variabel baru, yaitu (x + 3) = 2,3,4,5,6,

    tentukan nilai-nilai f(x + 3) berdasarkan pemetaan f : (x + 3) → 5(x + 3) + 3.

    Demikian diperoleh :

    f(2) = 5 (2) + 3 = 13

    f(3) = 5 (3) + 3 = 18

    f(4) = 5 (4) + 3 = 23

    f(5) = 5 (5) + 3 = 28

    f(6) = 5 (6) + 3 = 33

    Nilai perubahan fungsi dari f(x) menjadi f(x + 3) yitu selisih antara f(x)

    dan f(x + 3), dituliskan f(x + 3) – f(x).

    Untuk menentukan nilai perubahan fungsi f(x) dapat dinyatakan seperti

    tabel berikut .

    x -1 0 1 2 3

    f(x) = 5x + 3 -2 3 8 13 18

    x + 3 2 3 4 5 6

    f(x + 3) = 5(x + 3) + 3 13 18 23 28 33

    f(x + 3) – f(x) 15 15 15 15 15

    Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa untuk semua nilai x domain,

    nilai perubahan fungsi f(x + 3) – f(x) = 15.

    Cara lain untuk menentukan nilai perubahan fungsi sebagai berikut.

    Tentukan terlebih dahulu fungsi f(x + 3).

    Diketahui f(x) = 5x + 3 maka

  • 51

    f(x + 3) = 5(x + 3) + 3

    = 5x + 15 + 3

    = 5x + 18

    Nilai perubahan fungsi dari f(x) menjadi f(x + 3) adalah selisih antara f(x)

    dan f(x + 3) sebagai berikut.

    f(x + 3) – f(x) = (5x + 18) – (5x + 3)

    = 5x + 18 – 5x – 3

    = 15

    C. Kerangka Pikir

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa

    rendahnya hasil belajar matematika siswa yaitu diakibatkan karena beberapa

    faktor diantaranya adanya gangguan dari siswa pada saat proses pembelajaran

    sehingga konsentrasi mereka sedikit berkurang, kurangnya minat dan motivasi

    siswa terhadap pembelajaran matematika, sehingga mereka berpendapat bahwa

    matematika pelajaran yang sulit karena memiliki banyak penyelesaian dan rumus

    yang harus dihafal, ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam merespon

    pembelajaran dan seringkali proses pembelajaran didominasi oleh siswa yang

    memiliki kemampuan lebih dimata pelajaran matematika sehingga berakibat pula

    pada ketidakaktifan siswa lainnya didalam proses pembelajaran matematika.

    Sehubungan dengan hal ini, upaya yang dapat dilakukan yakni

    mengefektifkan proses pembelajaran matematika di kelas VIII.2 SMP Negeri 3

    Pallangga Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat mengefektifkan

    pembelajaran pada kelas tersebut yaitu pendekatan pembelajaran problem Solving

  • 52

    yang bertujuan mengaktifkan siswa dalam belajar melalui berbagai permasalah

    nyata dalam kehidupan sehari – hari dikaitkan dengan penegetahuan yang telah

    atau akan dikerjakannya.

    Oleh karena itu, pendekatan problem Solving diharapkan dapat

    memberikan peningkatan dalam ketuntasan belajar, aktivitas siswa, maupun

    respon siswa terhadap pembelajaran matematika.

    Pembelajaran Matematika

    Pendekatan Problem Solving

    Ketuntasan

    belajar siswa

    aktivitas

    siswa

    Respon

    siswa

    keterlaksanaan pembelajaran

    Analisis

    efektif

    Analisis

    Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

    Indikator Keefektifan

    Aktivitas

    Guru

    Baik

    Tuntas dan

    Terjadi

    Peningkatan

    Positif Baik

  • 53

    D. Hipotesis

    Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan,

    maka hipotesis penelitian ini adalah: “Pendekatan Problem Solving” efektif

    diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VIII2 SMP Negeri 3

    Pallangga Kabupaten Gowa”. Dengan kriteria efektivitas sebagai berikut:

    1. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa;

    2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran;

    3. Respon siswa yang positif terhadap pembelajaran.

    Untuk kepentingan pengujian secara statistik, hipotesis untuk hasil belajar

    ini dirumuskan sebagai berikut:

    H0 : 75,9 versus H1 : 75,9

    Dengan:

    µ = Skor rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diajar dengan

    menggunakan pendekatan problem solving.

    KKM = Lebih dari 75,9 dengan nilai KKM minimal 76.

  • 54

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini adalah penelitian pra - eksperimental yang melibatkan satu

    kelas sebagai kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan

    penerapan pendekatan problem Solving dalam pembelajaran matematikapada

    siswa VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa.

    B. Variabel dan Desain Penelitian

    1. Variabel Penelitian

    Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti yaitu hasil belajar matematika

    siswa, aktivitas siswa, keterlaksanaan pembelajaran serta respon siswa terhadap

    proses pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Problem Solving.

    2. Desain penelitian

    Pada penelitian ini menggunakan desain The One Shot Case Study. Desain

    ini digunakan karena penelitian ini hanya melibatkan satu kelas yaitu kelas

    eksprimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelas pembanding dan juga tanpa tes

    awal. Model desainnya adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.1 Skema Desain Penelitian

    Treatment Post-test

    X O

    (Sumber : Sugiyono, 2015 : 110)

  • 55

    Keterangan:

    X = Perlakuan (treatment) yang diberikan (Variabel independen)

    O = Observasi atau tes evaluasi (variabel dependen)

    C. Populasi dan Sampel Penelitian

    1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Adapun populasi dalam

    penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten

    Gowa yang dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.

    Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian

    No. Kelas Jumlah Siswa

    1 VIII.1 34 Orang

    2 VIII.2 32 Orang

    3 VIII.3 34 Orang

    4 VIII.4 32 Orang

    5 VIII.5 34 Orang

    6 VIII.6 32 Orang

    Jumlah Keseluruhan 198 Orang

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti yang

    dianggap dapat mewakili populasi dan diambil menggunakan teknik sampling.

    Teknik sampling yang digunakan dalam menentukan sampel penelitian ini adalah

    simple random dampling. Teknik tersebut digunakan karena antara kelas yang

  • 56

    satu dengan kelas yang lainnya dianggap homogen terutama dari segi hasil

    belajarnya, sehingga terpilihlah kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten

    Gowa dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 15 orang siswa laki – laki

    dan 17 orang siswi perempuan.

    D. Definisi Operasional Variabel

    Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional

    didefenisikan sebagai berikut:

    1. Keterlaksanaan pembelajaran yaitu sikap atau perilaku guru selama proses

    kegiatan pembelajaran berlangsung dan hasil observasi selama pengajaran

    dengan menggunakan pendekatan problem Solving.

    2. Hasil belajar matematika siswa adalah kulminasi tingkat keberhasilan siswa

    ataunilai hasil tes matematika siswa setelah diajar melalui pendekatan

    problem Solving.

    3. Aktivitas siswa adalah sikap atau perilaku siswa selama kegiatan

    pembelajaran berlangsung.

    4. Respon siswa adalah tanggapan siswa tentang cara mengajar guru selama

    pembelajaran berlangsung.

    E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

    Setelah menetapkan sampel penelitian maka pelaksanaan eksperimen

    dilaksanakan sebagai berikut:

    1. Tahap persiapan

    a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

  • 57

    b. Membuat LKS.

    c. Membuat lembar observasi aktivitas guru dalam mengolah pembelajaran.

    d. Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa.

    e. Membuat angket respon siswa dalam pembelajaran.

    f. Membuat tes hasil belajar dalam bentuk essay.

    2. Tahap pelaksanaan

    a. Melaksanakan pembelajaran terhadap kelas yang terpilih dengan

    menggunakan pendekatan Problem solving. Pembelajaran dilakukan

    selama empat kali pertemuan.

    b. Memberikan posttest kepada siswa.

    3. Tahap akhir

    Setelah penelitian dilakukan, selanjutnya menganalisis semua data yang

    diperoleh. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik

    analisis statistika deskriptif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk

    mengetahui hasil belajar siswa, aktivitas siswa, kemampuan guru dalam

    mengelola pembelajaran serta respon siswa terhadap pembelajaran matematika.

    Analisis statistika inferensial digunakan untuk menyimpulkan data dan

    menguji efektif atau tidaknya hasil pembelajaran matematika Siswa Kelas VIII.2

    SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa melalui penerapan pendekatan

    pembelajaran problem solving. Statistika inferensial berhubungan dengan

    perampatan informasi, atau secara lebih khusus, dengan menarik kesimpulan

    tentang populasi yang didasarkan pada sampel yang ditarik dari populasinya Tiro

    (Munajah, 2015 : 22).

  • 58

    F. Instrumen Penelitian

    Dalam penelitian ini terdapat tiga instrumen penelitian yaitu sebagai

    berikut :

    1. Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran.

    Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran bertujuan untuk mengetahui

    seberapa baik keterlaksanaan guru pada saat pembelajaran berlangsung.

    Pengamatan dilakukan sejak kegiatan awal hingga kegiatan akhir dan dibantu oleh

    seorang guru sebagai observer. Pengkategorian skor Keterlaksanaan Pembelajaran

    terdiri atas 4 kategori yakni (1) tidak terlaksana dengan baik, (2) kurang

    terlaksana, (3) terlaksana dengan baik, (4) terlaksana dengan sangat baik.

    2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

    Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa

    selama proses pembelajaran berlangsung. Komponen-komponen penilaian

    berkaitan dengan aktivitas siswa perhatian, kedisiplinan, dan keterampilan siswa

    diantaranya adalah sebagai berikut:

    a. Keterampilan mengikuti jalannya pembelajaran (Proses kesiapan).

    b. Keterampilan mengungkapkan pendapat.

    c. Keterampilan memecahkan masalah yang ada.

    d. Keterampilan bekerjasama dengan teman.

    e. Keterampilan dalam memberi kesempatan teman untuk aktif.

    f. Keterampilan menyelesaikan LKS secara berkelompok.

    g. Keterampilan merangkum hasil pembelajaran.

  • 59

    3. Tes hasil Belajar

    Untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa, digunakan

    satu perangkat alat instrumen yaitu tes hasil belajar yang dibuat sendiri oleh

    peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing. Tes ini digunakan untuk mengukur

    tingkat penguasaan siswa terhadap materi setelah belajar dalam jangkah waktu

    tertentu. Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk uraian.

    Cara pemberian skornya sebagai berikut:

    Skor=

    4. Angket Respon Siswa

    Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

    pendekatan Problem solving.

    G. TeknikPengumpulan Data

    Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

    yaitu:

    1. Data tentang keterlaksanaan pembelajaran diperoleh dengan menggunakan

    lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.

    2. Data tentang keaktifan siswa diperoleh dengan menggunakan lembar

    observasi aktivitas siswa pada saat pemberian tindakan melalui

    pengamatan.

    3. Data tentang hasil belajar matematika siswa diperoleh dari tes hasil belajar

    yang diberikan pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan.

  • 60

    4. Data tentang respon siswa diperoleh dengan menggunakan angket respon

    siswa yang dibagikan setelah perlakuan diberikan.

    H. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang

    diperoleh adalah dengan menggunakan analisis statistika deskriptif dan analisis

    inferensial.

    1. Analisis Statistika Deskriptif

    Sugiyono (2015:207) menyatakan bahwa “statistik deskriptif adalah

    statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

    atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa

    bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”.

    Analisis statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau

    memberi gambaran umum data yang diperoleh yaitu nilai hasil belajar matematika

    siswa, aktivitas siswa selama pembelajaran, keterlaksanaan pembelajaran, serta

    respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan

    pendekatan problem solving.

    a. Analisis Keterlaksanaan pembelajaran

    Analisis dilakukan terhadap hasil penilaian dari satu observer yang

    mengamati kemampuan guru mengelola pembelajaran matematika melalui

    penerapan Pendekatan Problem Solving di dalam kelas. Pengamatan dilakukan

    terhadap kemampuan guru melaksanakan tiap-tiap aspek dari sintaks

    pembelajaran matematika melalui metode Pendekatan Problem Solving. Dari hasil

    observasi selama beberapa pertemuan itu ditentukan nilai rata-rata kegiatan guru

  • 61

    dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir. Nilai kegiatan guru ini

    selanjutnya dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori kemampuan guru

    mengelola pembelajaran yang dinyatakan dalam tabel.

    Tabel 3.3 Kriteria keterlaksanaan pembelajaran

    Nilai Kriteria

    1,00 ≤ nilai < 1,50

    1,50 ≤ nilai < 2,50

    2,50 ≤ nilai < 3,50

    3,50 ≤ nilai < 4,00

    Kurang Baik

    Cukup Baik

    Baik

    Sangat Baik

    Sumber :Jamaluddin (Wahyudi, 2015 : 31)

    b. Analisis Data Aktivitas siswa

    Analisis data aktivitas dilakukan dengan menentukan frekuensi dan

    persentase frekuensi yang dipergunakan oleh siswa dalam pembelajaran

    matematika dengan menggunakan Pendekatan Problem Solving.

    Data mengenai aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung persentase

    tiap aktivitas siswa. Rumus :

    Keterangan : Aktivitas ke ...

    Persentase aktivitas siswa

    Banyaknya siswa yang melakukan n aktivitas

    jumlah siswa secara keseluruhan

  • 62

    Indikator keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan

    dengan sekurang-kurangnya 80% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

    c. Analisis Data Hasil Belajar

    Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan analisis statistik

    deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan pemahaman materi matematika siswa

    setelah diterapkan Pendekatan Problem Solving. Data mengenai hasil belajar

    matematika siswa digambarkan mengenai nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai

    minimum dan standar deviasi.

    Tabel 3.4 Kategorisasi Standar Hasil Belajar Siswa

    Nilai Hasil Belajar Kategori

    0≤x

  • 63

    Tabel 3.5 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa

    Kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa

    Skor Kategorisasi Ketuntasan Belajar

    ≥ 76 Tuntas

    < 76 Tidak Tuntas

    (Sumber : data akademik SMPN 3 Pallangga)

    d. Respon Siswa

    Data tentang respon siswa diperoleh dari angket respon siswa terhadap

    kegiatan pembelajaran. Selanjutnya dianalisis dengan mencari persentase jawaban

    siswa untuk tiap-tiap pertanyaan dalam angket. Respon siswa dianalisis dengan

    melihat presentase dari respon siswa.

    Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data respon siswa

    adalah sebagai berikut :

    1. Menghitung persentase banyak siswa yang memberikan respon positif dengan

    cara membagi jumlah siswa yang memberikan respon positif dengan jumlah

    siswa yang memberikan respon kemudian dikalikan 100%.

    2. Menghitung persentase banyaknya siswa yang memberikan respon negatif

    dengan cara membagi jumlah siswa yang memberikan respon negatif dengan

    jumlah siswa yang memberikan respon kemudian dikalikan 100%.

    Data mengenai respon siswa dianalisis dengan menghitung persentase tiap

    pilihan respon dengan menggunakan rumus :

  • 64

    Keterangan :

    P : Persentase respon siswa yang menjawab senang , menarik, dan ya.

    f : Banyaknya siswa yang menjawab senang, menarik, dan ya.

    B : Banyaknya siswa yang mengisi angket.

    Respon siswa dikatakan positif jika persentase respon siswa dalam

    menjawab senang, menarik, dan ya untuk setiap aspek > 80%. Jika salah satu

    aspek dijawab senang , menarik, dan ya ≤ 80%, maka respon siswa dikatakan

    negatif.

    2. Analisis Statistika Inferensial

    Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian

    dengan menggunakan uji-t. Namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis,

    terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara

    spesifik. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal

    atau tidak.

    Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat apakah data tentang hasil

    belajar matematika siswa setelah perlakuan berasal dari populasi yang

    berdistribusi normal.

    Untuk keperluan pengujian normalitas populasi digunakan uji One Sample

    Kolmogorov-Smirnov dengan hipotesis sebagai berikut:

    H0: Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

    H1: Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

  • 65

    Kriteria yang digunakan yaitu diterima H0 apabila P-Value ≥ α, dan H1

    ditolak jika P-Value < α dimana α = 0,05. Apabila P-Value > α maka H0 diterima,

    artinya data hasil belajar matematika setelah perlakuan berasal dari populasi yang

    berdistribusi normal.

    b. Pengujian Hipotesis Penelitian

    Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji kesamaan rata-rata

    yaitu dengan menerapkan teknik uji t satu sampel (One sample t-test). One sample

    t-test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas.

    Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara

    signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Pada uji hipotesis ini,

    diambil satu sampel yang kemudian dianalisis apakah ada perbedaan rata-rata dari

    sampel tersebut. Uji hipotesis dibuat dalam situasi ini, yaitu:

    H0 : 75,9 versus H1 : 75,9

    Kriteria pengambilan keputusan adalah:

    Ho ditolak jika P-Value < α dan Ho diterima jika P-Value > α, dimana α = 5%.

    Jika P-Value < α berarti hasil belajar matematika siswa bisa mencapai KKM 76.

  • 66

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Sebagaimana telah diuraikan pada Bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah

    untuk mengetahui keefektifan pembelajaran matematika melaui pendekatan

    Problem Solving pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten

    Gowa. Untuk mengetahui efektivitas tersebut, dilakukan prosedur penelitian

    eksperimen dan analisis data hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis

    deskriptif dan teknik analisis inferensial. Hasil analisis dari keduanya diuraikan

    sebagai berikut:

    1. Hasil Analisis Deskriptif

    Hasil analisis statistik deskriptif dimaksudkan yaitu hasil belajar

    matematika melalui pendekatan Problem Solving, aktivitas siswa selama proses

    pembelajaran, keterlaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan

    Problem Solving serta respon siswa terhadap pendekatan Problem Solving pada

    kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa. Deskripsi masing-masing

    hasil analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:

    a. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa melalui pendekatan Problem

    Solving

    Data hasil belajar siswa yang diajar melalui pendekatan Problem Solving

    pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa (disajikan

  • 67

    secara lengkap pada lampiran D), selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

    statistik deskriptif yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

    Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.2 SMP

    Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa Setelah diberikan Perlakuan

    Statistika N

    ilai

    Ukuran

    Sampel

    3

    2

    Skor Ideal 1

    00

    Skor Rata-

    rata

    8

    5,5

    Skor

    Tertinggi

    1

    00

    Skor

    Terendah

    6

    5

    Rentang

    skor

    3

    5

    Standar

    Deviasi

    8

    ,056

    Pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa

    kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa setelah dilakukan proses

    pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Solving adalah 85,5 dari

    skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa, dengan standar deviasi 8,056.

  • 68

    Skor yang dicapai oleh siswa tersebar dari skor terendah 65 sampai dengan skor

    tertinggi 100 dengan rentang skor 35.

    Jika nilai hasil belajar matematika siswa dikelompokkan ke dalam 5

    kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti yang

    ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut:

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar

    Matematika Siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga

    S

    kor

    Ka

    tegori

    F

    rekuensi

    Pers

    entase (%)

    0

    – 55

    Sa

    ngat

    rendah

    0 0

    5

    5 – 75

    Re

    ndah

    2 6,25

    7

    6 – 80

    Se

    dang

    8 25

    8

    0 – 90

    Ti

    nggi

    10 31,25

    9

    0 – 100

    Sa

    ngat

    Tinggi

    12 37,5

    Jumlah 32 100

    (lampiran D)

    Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 34 siswa kelas VIII.3 SMP

    Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa, 2 siswa (6,25%) yang memperoleh skor

  • 69

    pada interval 55 –75, 8 siswa (25%) yang memperoleh skor pada interval 76 – 80,

    10 siswa (31,25%) yang memperoleh skor pada interval 80 – 90 dan 12 siswa

    (37,5%) yang memperoleh skor pada interval 90 – 100. Jika skor rata-rata hasil

    belajar siswa sebesar 85,5, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa

    kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa yang diajar dengan

    menggunakan pendekatan Problem Solving berada dalam kategori sedang.

    Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar matematika

    siswa pada pokok bahasan gradien yang diajar dengan menggunakan

    pendekatan Problem Solving dapat dilihat pada tabel 4.3 Berikut.

    Tabel 4.3 Deskriptif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika di Kelas VIII.2

    SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa

    N

    ilai

    K

    riteria

    F

    rekuensi

    Per

    sentase (%)

    <

    76

    Ti

    dak

    Tuntas

    2 6,2

    5

    76

    T

    untas

    3

    0

    93,

    75

    Jumlah 3

    2

    100

    (lampiran D)

    Berdasarkan tabel 4.3 tampak siswa yang hasil belajarnya tidak tuntas

    sebanyak 2 orang atau 6,25%, sedangkan siswa yang memenuhi kriteria

    ketuntasan individu sebanyak 30 siswa atau 93,75%. Jika dikaitkan dengan

    indikator ketuntasan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa hasil

    belajar matematika di kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa

  • 70

    pada pokok bahasan Fungsi sudah memenuhi indikator ketuntasan hasil

    belajar secara klasikal.

    b. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran

    Matematika

    Hasil pengamatan aktivitas siswa dengan menggunakan Pendekatan

    Problem Solving selama 4 kali pertemuan dinyatakan dalam persentase sebagai

    berikut:

    Tabel 4.4 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa

    N

    o

    Aspek yang

    Diamati

    Pertemuan Ke- R

    ata-

    rata

    (

    %)

    1 % 2 % 3 % 4 %

    P

    O

    1

    .

    Siswa aktif

    memperhatikan pelajaran

    yang disampaikan guru

    dengan metode ceramah.

    2

    7

    8

    4,37

    2

    8

    8

    7,5

    3

    1

    9

    6,87

    3

    0

    9

    3,75

    9

    0,62

    2

    .

    Siswa mengisi

    LKS yang telah di bagikan

    oleh guru dan membentuk

    kelompok sesuai dengan

    arahan guru yg terdiri dari

    4-5 siswa.

    3

    0

    9

    3,75

    3

    1

    9

    6,87

    3

    0

    9

    3,75

    3

    1

    9

    6,87

    9

    5,31

    3

    .

    Setiap siswa

    berdiskusi dengan

    kelompoknya untuk

    2

    9

    9

    0,62

    3

    0

    9

    3,75

    2

    8

    8

    7,5

    3

    0

    9

    3,75

    9

    1,40

  • 71

    menyelesaikan setiap

    pertanyaan yang ada

    dalam LKS dengan benar.

    S

    T

    T

    E

    S

    4

    .

    Siswa yang

    memberanikan diri

    menulis salah satu

    jawaban dipapan tulis

    (Misalnya nomor 1) yang

    telah diseleksi

    kelompoknya.

    1

    9

    5

    9,37

    2

    3

    7

    1,87

    2

    1

    6

    5,62

    2

    4

    7

    5

    6

    7,96

    5

    .

    Siswa