EFEKTIVITAS MEDIA DAKRON (DAKON ELEKTRON) PADA...
Transcript of EFEKTIVITAS MEDIA DAKRON (DAKON ELEKTRON) PADA...
EFEKTIVITAS MEDIA DAKRON (DAKON ELEKTRON) PADA
MATERI KONFIGURASI ELEKTRON TERHADAP HASIL BELAJAR
KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI MA FUTUHIYYAH 2 MRANGGEN
KABUPATEN DEMAK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
dalam Ilmu Pendidikan Kimia
OlehAbdul Azis
NIM: 063711017
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGOFAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Semarang50185
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Tanggal Tanda Tangan
Atik Rahmawati, S.Pd, M.SiNIP.19750516 200604 2 002
Pembimbing II
Dr. H. Saifudin Zuhri, M.Ag ________________ __________________NIP.19580805 198703 1 002
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain, kecuali
informasi dalam referensi yang peneliti jadikan bahan rujukan.
Semarang, 30 November 2010
Deklarator,
Abdul AzisNIM. 063711017
ABSTRAK
Abdul Azis (NIM: 063711017), Efektivitas Media Dakron (Dakon Elektron)Pada Materi Konfigurasi Elektron Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta didikKelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Kabupaten Demak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas media dakronterhadap hasil belajar peserta didik kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen padamateri pokok konfigurasi elektron. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhpeserta didik kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak tahun ajaran2010/2011, pengambilan sampel menggunakan metode direct sampling, diperolehkelas XI IA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IA 1 sebagai kelas kontrol,dan kelas XII IA 1 sebagai kelas uji coba. Penelitian ini merupakan penelitianeksperimen, pada desain penelitian peneliti membandingkan subjek yangmendapatkan perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok yang tidakmendapatkan perlakuan (kelas kontrol).
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan berupa metodedokumentasi dan metode tes. Dari metode dokumentasi diperoleh data-datamengenai kelas eksperimen, kelas kontrol dan kelas uji coba. Tes diberikansebelum perlakuan (pre test) dan sesudah perlakuan (post test), tes tersebutdiberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum tes akhir tersebutdiberikan, terlebih dahulu tes diuji validitas, reliabilitas, tingat kesukaran, dandaya beda pada kelas uji coba.
Sebelum hasil penelitian dianalisis dengan uji-t, terlebih dahulu testersebut diuji prasyarat dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasilpenelitian diperoleh t hitung = 8.396 > t tabel = t )79)(95,0( = 1.67 dengan = 5% yang
berarti Ho ditolak dan H1diterima. Diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didikyang menggunakan media dakron sebesar 79.53, sedangkan peserta didik yangpembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional sebesar 58.79.Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok eksperimenberbeda secara signifikan dengan hasil belajar kelompok kontrol. Dengan katalain pembelajaran dengan media dakron lebih efektif daripada pembelajarandengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokokkonfigurasi elektron.
Disarankan bagi guru agar dapat mengembangkan kreativitas dalampembelajaran kimia dengan menggunakan media dakron. Bagi peneliti lain dapatmelakukan penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini,sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat digunakan untuk menggeneralisasikanke populasi yang lebih besar.
MOTTO
”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangantolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (Al Maidah: 2)1
1Departemen Agama, Al-Qur`an dan Terjemahnya, (Kudus: Mubarokatan Toyyibah,2006), hlm. 106.
PERSEMBAHAN
Dengan rendah hati karya sederhana ini kupersembahkan:1. Ayahanda Suwanto dan Ibunda Muryati tercinta, yang selalu membantuku
dengan do’a, kasih sayang dan semangat.2. Kakakku (Kang Munier dan Istri) Serta adik-adikku yang senantiasa
memberi dukungan dan motivasi.3. Sahabat-sahabatku di FUTUHIYYAH (Madkan kriteng, Kaji PO, Kasan
Datok,lan rencang-rencang DPR.) terimakasih untuk persahabatan, kasihsayang, bantuan dan semangatnya.
4. Cah Ayu (ifah) yang telah memberikan perhatian, dukungan dan bantuanyang tidak ternilai harganya.
5. Teman-teman seperjuangan “Tadris Kimia” terimakasih atas kekompakan,kerjasama, dan kebersamaan kita jangan sampai terpisah sampai YaumulQiamah AMIN…………
6. Almamaterku.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat allah SWT. Karena
dengan izin dan ridhanya, peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
Tak lupa sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kedamaian dan rahmat untuk semesta
alam, yang kepada beliau diturunkan wahyu illahi Al-Quran, dan ditugasi untuk
menjelaskan serta teladan. Semoga tercurah pula kepada keluarga dan sahabat-
sahabat beliau serta seluruh umatnya yang setia.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian skripsi yang berjudul
”EFEKTIVITAS MEDIA DAKRON (DAKON ELEKTRON) PADA MATERI
KONFIGURASI ELEKTRON TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA
PESERTA DIDIK KELAS XI MA FUTUHIYYAH 2 MRANGGEN
KABUPATEN DEMAK”, tidak mampu peneliti selesaikan dengan baik tanpa
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Tanpa mengurangi rasa hormat,
peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Sudja’i M.Ag Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
2. Atik Rahmawati, S.Pd, M.Si Ketua Prodi Tadris Kimia Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang sekaligus pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penelitian skripsi.
3. Dr. H. Saifudin Zuhri, M.Ag, pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk dalam penelitian skripsi.
4. KH. Mahshun, S.Ag, M.Si, Kepala MAF 2 Mranggen yang telah
memberikan izin mengadakan penelitian.
5. Ibu Krisda Usadani S.Pd, guru Kimia MAF 2 Mranggen
6. Semua pihak dan instansi terkait yang telah membantu selama
dilaksanakan-nya penelitian sampai selesainya penelitian skripsi ini
7. Bapak Suwanto dan Ibu Muryati atas segala doa, pengorbanan, motivasi,
cinta, dan kasih sayangnya.
8. Kakak-kakakku yang selalu hadir disaat peneliti membutuhkan bantuan.
9. Semua saudara yang ada di Ngalian yang tidak mungkin peneliti sebutkan
satu persatu.
10. Teman, sahabat, dan kekasih hati terima kasih atas cinta, kasih sayang,
motivasi dan hari-hari yang indah.
11. Teman-teman tadris kimia 2006, semoga kebersamaan dan kekeluargaan
kita tetap terjaga selamanya.
12. Keluarga besar Futuhiyyah yang telah menemani perjalananku selama ini.
Kepada semua pihak yang telah peneliti sebutkan di atas, peneliti merasa
tidak dapat memberikan apa-apa kecuali ucapan terima kasih yang tulus debgan
diiringi do’a semoga allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
sebaik-baiknya balasan.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi bahasa, isi, maupun analisisnya. Kritik dan saran sangat
peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Semarang, 30 November 2010
Peneliti,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. ..... iii
HALAMAN DEKLARASI..................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ................................................................ .......... v
HALAMAN MOTTO............................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI…………………. .............................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................... 1
B. Identifikasi Masalah......................................................... 4
C. Pembatasan Masalah........................................................ 5
D. Perumusan Masalah ......................................................... 6
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian........................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori ........................................................... ..... 8
1. Efektifitas ................................................................ 8
2. Media Dakron ........................................................... 9
3. Hasil Belajar.............................................................. 11
4. Konfigurasi Elektron ................................................. 12
a. Model Atom Mekanika Kuantum........................... 12
b. Elektron Dalam Atom ............................................ 13
c. Bilangan Kuantum.................................................. 14
d. Bentuk Orbital........................................................ 17
e. Menuliskan Konfigurasi Elektron Berdasarkan
Model Atom Mekanika Kuantum ......................... 18
5. Penelitian yang Relevan...................... ........................ 23
B. Hipotesis ..................................................... ...................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ............................................................ 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................... 25
C. Variabel Penelitian………………………………………. 25
D. Metode Penelitian ...................................... ...................... 26
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.......... 27
F. Teknik Pengumpulan Data............................................... 28
1. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 28
2. Instrumen Penelitian .................................................... 29
3. Teknik Analisis Instrumen ........................................... 31
G. Teknik Analisis Data ....................................................... 34
1. Analisis Tahap Awal.................................................... 34
2. Analisis Tahap Akhir ................................................... 36
3. Analisis Deskriptif Observasi....................................... 41
4. Uji Analisis Deskriptif Keefektifan .............................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian........................................ 43
1. Pelaksanaan Pembelajaran ........................................... 43
2. Analisis Uji Instrumen ................................................. 44
3. Data Nilai Tes Awal (Pre Test) ................................... 46
4. Data Nilai Tes Akhir (Post Test) ................................. 48
B. Pengujian Hipotesis ......................................................... 50
1. Analisis Tahap Awal.................................................... 50
2. Analisis Tahap Akhir ................................................... 52
3. Analisis Deskriptif Obserfasi ....................................... 54
4.Uji Analisis Deskriptif Keefektifan ............................... 55
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................... 56
D. Keterbatasan Hasil Penelitian........................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................... 60
B. Saran .............................................................................. 61
C. Penutup .............................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 63
LAMPIRAN ........................................................................................... 65
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................ 120
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Macam Kulit, Subkulit, dan Jumlah Orbital pada 4 kulit
Pertama ................................................................................ 14
Tabel 2.2 : Kulit Elektron......................................................................... 15
Tabel 2.3 : Subkulit Elektron.................................................................... 15
Tabel 2.4 : Contoh Orbital Pada Subkulit ................................................. 16
Tabel 2.5 : Bilangan Kuantum.................................................................. 17
Tabel 2.6 : Contoh Konfigurasi Elektron Unsur Gas Mulia....................... 20
Tabel 2.7 : Contoh Penelitian Beberapa Unsur Dengan Cara Disingkat .... 21
Tabel 2.8 : Daftar Beberapa Atom yang Penelitian Konfigurasi
Elektronnya Mengikuti Aturan Orbital Penuh dan Setengah
Penuh .................................................................................... 22
Tabel 4.1 : Data Validitas Butir Soal ........................................................ 45
Tabel 4.2 : Data Tingkat Kesukaran Butir Soal ........................................ 46
Tabel 4.3 : Data Daya Beda Butir Soal ..................................................... 46
Tabel 4.4 : Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Awal (Pre test)
Kelas Eksperimen.................................................................. 47
Tabel 4.5 : Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Awal (Pre Test)
Kelas Kontrol ........................................................................ 48
Tabel 4.6 : Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Akhir (Post Test)
Kelas Eksperimen.................................................................. 49
Tabel 4.7 : Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Akhir (Post Test)
Kelas Kontrol ........................................................................ 49
Tabel 4.8 : Data Hasil Uji Normalitas....................................................... 50
Tabel 4.9 : Data Hasil Uji Normalitas....................................................... 52
Tabel 4.10 : Hasil Uji Ketuntasan Belajar................................................... 53
Tabel 4.11: Hasil Perhitungan t-test nilai posttest ....................................... 54
Tabel 4.12: Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Siswa Ranah Afektif
Dalam Proses Pembelajaran................................................... 55
Tabel 4.13: Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Ranah Psikomotorik
Dalam Proses Pembelajaran.................................................. 55
Tabel 4.14 : Perhitungan Analisa Keefektivan Media Dakron..................... 56
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Bentuk-bentuk Orbital ......................................................... 18
Gambar 2.2 : Pengurutan Tingkat Energi Orbital ...................................... 19
Gambar 2.3 : Cara Penyingkatan Penelitian Konfigurasi Elektron............. 20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus.................................................................................... 65
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).............................. 67
Lampiran 3 : Kisi-kisi Soal Uji Coba ........................................................... 75
Lampiran 4 : Soal Uji Coba ......................................................................... 76
Lampiran 5 : Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda
Butir Soal .............................................................................. 82
Lampiran 6 : Soal Test Awal (Pre Test)....................................................... 87
Lampiran 7 : Soal Test Akhir (Post Test)..................................................... 92
Lampiran 8 : Data Nilai Test Kelas Eksperimen .......................................... 97
Lampiran 9 : Data Nilai Test Kelas Kontrol................................................. 98
Lampiran 10 : Ketuntasan Belajar Peserta Didik............................................ 99
Lampiran 11 : Uji Normalitas Kelas Eksperimen ........................................... 100
Lampiran 12 : Uji Normalitas Kelas Kontrol ................................................. 102
Lampiran 13 : Uji Homogenitas..................................................................... 104
Lampiran 14 : Uji Perbedaan Dua Rata-rata................................................... 106
Lampiran 15 : Daftar Pertanyaan Lembar Observasi...................................... 108
Lampiran 16 : Hasil Pengamatan Observer .................................................... 110
Lampiran 17 : Dokumentasi .......................................................................... 119
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak adanya kegiatan mendidik di bumi ini telah ada tujuan
pendidikan, walaupun belum diberi rumusan yang jelas, namun nyata dalam
tindakan orang tua terhadap anaknya. Tujuan pendidikan selalu berikatan
erat dengan lingkungan tempat manusia itu hidup dan senantiasa berubah
dengan perkembangan jaman.2
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-
perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian
belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: ”Belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.3
Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu : peserta didik, kurikulum, tenaga kependidikan, biaya,
sarana dan prasarana serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut
dapat terpenuhi sudah tentu akan memperlancar proses belajar-mengajar,
yang akan menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal yang pada
akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah, antara lain dengan perbaikan mutu belajar-mengajar
2 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet-1, hlm16.3 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003), cet-4, hlm. 2.
dan untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui proses
pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya
pendidikan, guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan. Usaha meningkatkan kemampuan guru dalam belajar
mengajar, perlu pemahaman ulang. Mengajar tidak sekedar
mengkomunikasikan pengetahuan agar dapat belajar, tetapi mengajar juga
berarti usaha menolong peserta didik agar mampu memahami konsep-
konsep dan dapat menerapkan konsep yang dipahami.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh peserta didik sebagai anak didik4
Menghadapi peserta didik dengan berbagai pribadi dan beragam
kesulitan belajar, menuntut guru untuk memilih metode yang tepat untuk
menyampaikan materi sesuai dengan perbedaan kemampuan otak peserta
didik dan berusaha keras didalam menjelaskan permasalahan dan
menyajikan kata-kata dengan ungkapan yang jelas dan dapat dipahami
sesuai dengan tingkatan para peserta didiknya, hal ini diterapkan oleh
Rasulullah dalam mengajar para sahabat yang terdapat dalam hadis
diantaranya yang diriwayatkan oleh al-Bukhari di dalam shahihnya dari Ali
bin Abi Thalib r.a dia berkata:
5
Hendaklah berbicara kepada manusia sesuai dengan yang merekaketahui; apakah kalian mau Allah dan RasulNya didustakan?
4 Ibid, hlm. 1.5 Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Maghirah Baridzabah al-
Bukhari al-Ja’fi, Shahih al-Bukhari, (Beirut Libanon: Darul Kitab al-Alamiah, 1992), hlm.50.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,
yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media
tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan
penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan
yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam
kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, peserta didik, orang lain ataupun
penulis buku dan produsen media. Salurannya adalah media pendidikan dan
penerima pesannya adalah peserta didik atau guru.6
Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pesan ajaran kepada peserta didik melalui penglihatan dan
pendengaran. Dalam proses pembelajaran, hadirnya media sangat
diperlukan, sebab mempunyai peranan besar yang berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan belajar tidak
selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik dalam
konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seingkali
bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada
dibalik realitas. Karena itu media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal
yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi.7
Salah satu media yang dikenal dalam dunia pendidikan kimia adalah
dakron. Karena itu peneliti tertarik untuk meneliti efektivitas media dakron
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok
konfigurasi elektron. Dengan media dakron guru dapat menciptakan
pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
Latar belakang penggunaan media dakron dalam proses belajar
mengajar kimia pada materi pokok konfigurasi elektron adalah:
a. Penggunaan media dakron dalam pembelajaran kimia bukan
merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri
6 Arief S, Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hlm.11-12.
7 Sobri Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Prospect, 2009), hlm. 106.
sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif.
b. Penggunaan media dakron dalam pembelajaran kimia
merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar, ini
berarti bahwa media merupakan salah satu unsur yang harus
dikembangkan guru.
c. Media dakron dalam pembelajaran kimia penggunaannya
berhubungan dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung
pengertian bahwa penggunaan media harus melihat kepada tujuan dan
bahan pelajaran.
d. Penggunaan media dakron dalam pembelajaran kimia bukan
semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar
melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta
didik.
e. Penggunaan media dakron dalam pengajaran lebih diutamakan
untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu peserta
didik dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
f. Penggunaan media dakron dapat dimanfaatkan guru untuk
menciptakan pembelajaran yang membangkitkan minat peserta didik
terhadap materi konfigurasi elektron. Dalam hal ini penggunaan media
dakron pada pembelajaran peserta didik diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian mengenai: ” Efektivitas Media Dakron (Dakon
Elektron) Pada Materi Konfigurasi Elektron Terhadap Hasil Belajar
Kimia Peserta didik Kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Kabupaten
Demak ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan
penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Peserta didik mengalami kesulitan belajar mata pelajaran kimia. Hal
ini dikarenakan dalam penyampaian materi pelajaran masih
menggunakan metode ceramah, walaupun terkadang menggunakan
metode diskusi.
2. Kurang aktifnya peserta didik dalam pembelajaran, sehingga kurang
memahami materi yang dipelajarinya.
3. Tidak tersedianya media membuat peserta didik sulit untuk
mempraktikkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari salah persepsi tentang arah judul yang berbunyi:
”Efektivitas Media Dakron Pada Materi Konfigurasi Elektron Terhadap
Hasil Belajar Kimia Peserta didik Kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen
Kabupaten Demak” maka penulis akan menjelaskan pengertian dari judul
yang dimaksud. Adapun istilah-istilah dalam skripsi yang perlu dijelaskan
sebagai berikut, yaitu:
1. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti adanya efek,
adanya pengaruh, dapat membawa hasil tentang usaha, tindakan.8
Efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan
tugas dengan sasaran yang dituju, yaitu bagaimana suatu organisasi
berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha
mewujudkan tujuan operasional.9
Mengacu pada pengertian tersebut, efektivitas dapat diartikan
tercapainya tujuan belajar dalam proses belajar. Menurut Sugiyono
indikator efektivitas penggunaan metode adalah kecepatan pemahaman
murid pada pelajaran lebih tinggi, murid bertambah kreatif dan hasil
8 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 284.
9 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. 4, hlm. 82.
belajar meningkat.10 Sedang menurut Mulyasa efektivitas berkaitan
dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan
waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.11
Maka efektivitas dalam penelitian ini hanya terbatas pada dua
indikator yaitu meningkatnya hasil belajar dan partisipasi aktif peserta
didik. Meningkatnya hasil belajar ditinjau dari hasil belajar ranah
kognitif, sedangkan partisipasi aktif peserta didik ditinjau dari hasil
belajar ranah afektif dan ranah psikomotorik.
2. Media dakron
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara, atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan.12 Dakron adalah kepanjangan dari Dakon Elektron, media ini akan
membantu peserta didik dalam melakukan pembelajaran kimia pada
materi pokok konfigurasi elektron.
3. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam
belajar adalah peserta didik. Hasil belajar juga merupakan hasil proses
belajar, atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah
guru.13
4. Konfigurasi Elektron
Cara elektron tersebar di antara orbital dari suatu atom disebut
struktur elektronik atau konfigurasi elektron atom tersebut. Hal ini
ditunjukkan oleh ketentuan terjadinya subkulit berdasarkan adanya
10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D),(Bandung: Alfabeta, 2008), Cet.3, hlm. 415.
11 Ibid., hlm. 82.12 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.3.13 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2006),
hlm.200.
kenaikan energi. Untuk menggambarkan posisi elektron dalam suatu
atom, digunakan istilah bilangan kuantum.
Materi pada penelitian ini akan meliputi struktur atom berdasarkan
model atom mekanika kuantum yang meliputi dari empat jenis bilangan
kuantum dan tata cara menuliskan konfigurasi elektron berdasarkan
model atom mekanika kuantum.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan media dakron efektif untuk meningkatkan hasil
belajar kimia materi pokok konfigurasi elektron pada peserta didik kelas
XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Kabupaten Demak tahun pelajaran
2010/2011?
2. Seberapa besar efektifitas penggunaan media dakron untuk
meningkatkan hasil belajar kimia pada materi pokok konfigurasi
elektron?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
media dakron terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI MA Futuhiyyah 2
Mranggen pada materi pokok konfigurasi elektron.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
bersangkutan (peneliti dan objek yang diteliti), antara lain:
1. Bagi peneliti.
Menambah pengetahuan khususnya di bidang pendidikan, yaitu
penggunaan media dalam pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media Dakron (Dakon
Elektron).
2. Bagi peserta didik
a. Memberikan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.
b. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep kimia,
c. Menjadikan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
3. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dan informasi tentang alternatif
pembelajaran kimia untuk meningkatkan hasil belajar kimia peserta didik
dengan media dakron.
4. Bagi Sekolah
a. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang
akan diambil guna meningkatkan mutu hasil belajar.
b. Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran
yang menyenangkan bagi peserta didik.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Efektifitas
Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju, yaitu bagaimana suatu
organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam
usaha mewujudkan tujuan operasional.14 Pembelajaran terkait dengan
bagaimana membelajarkan peserta didik atau bagaimana membuat peserta
didik belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemampuannya sendiri
untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai
kebutuhan peserta didik. Mengacu pada pengertian tersebut, efektivitas
dapat diartikan tercapainya tujuan belajar dalam proses belajar.
Menurut E. Mulyasa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya
semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya
partisipasi aktif dari anggota.15 Sedangkan menurut Sugiyono indikator
efektivitas penggunaan metode adalah kecepatan pemahaman murid pada
pelajaran lebih tinggi, murid bertambah kreatif dan hasil belajar
meningkat.16 Maka efektivitas dalam penelitian ini hanya terbatas pada
dua indikator tercapainya tujuan belajar dalam proses belajar dengan
menggunakan media dakron yaitu dengan meningkatnya hasil belajar
aspek kognitif dan meningkatnya aktivitas peserta didik yang merupakan
hasil belajar aspek afektif dan aspek psikomotorik.
14 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. 4, hlm. 82.
15 Ibid.16 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D),
(Bandung: Alfabeta, 2008), Cet.3, hlm. 415.
Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah efektivitas
penggunaan media dakron. Dikarenakan media dakron adalah suatu media
pembelajaran yang bahan dasarnya mudah diperoleh dan bahannya murah,
cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit sehingga dapat
menarik partisipasi aktif peserta didik untuk belajar.
2. Media Dakron
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara, atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan.17 Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya
untuk belajar. Sementara itu menurut Briggs (1970) berpendapat bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang peserta didik untuk belajar.18
Untuk suatu penyelenggaraan proses belajar mengajar sering guru
dihadapkan pada kelangkaan media pengajaran yang dibutuhkannya.
Berbagai usaha telah dilakukan sekolah untuk menyediakan media. Karena
terbatasnya media, guru harus membuat media pengajarannya sendiri agar
proses pembelajaran lebih efektif. Dalam penggunaan media pembelajaran
yang dikembangkan oleh guru yang paling penting harus berorientasi pada
perkembangan anak. Misalnya tujuan pengajaran dibangun atas
kepentingan anak yang belajar, maka bahan pelajaran haruslah konkrit dan
relefan dengan kehidupan anak (real life).
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti
yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan
yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
17 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.3.18 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),
hlm.6.
8
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik
dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa
yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.
Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan dari pada
tanpa bantuan media.
Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik
dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi
hasil belajar yang dicapainya.19 Namun perlu diingat, bahwa peranan
media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari
tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran
harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media.
Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu
pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara
efektif dan efisian.20
Alat peraga dalam pengajaran memegang peranan penting sebagai
alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Dalam
pembelajaran kali ini peneliti ingin mengenalkan media dakron pada
peserta didik sebagai alat bantu pembelajaran sehingga peserta didik
dengan mudah dapat memahami pelajaran kimia pada materi konfigurasi
elektron. Media dakron yang dimaksud pada pembelajaran ini adalah
sebuah papan permainan yang dapat dijalankan peserta didik dengan koin
sejumlah nomor elektron yang diinginkan. Koin dapat dibagi-bagi ke
dalam lubang yang ada pada papan sesuai dengan keterangan yang tertera
pada papan permainan.
Dengan media dakron, pembelajaran kimia pada materi pokok
konfigurasi elektron peserta didik diajak untuk belajar dengan mudah dan
19 Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1997), Cet. 8,hlm. 2.
20 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006),Cet.3, hlm. 120-121.
terdorong oleh kemampuannya sendiri untuk mempelajari apa yang
teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik. Selain
itu penggunaan media dakron yang mudah dan tidak sulit, sehingga dapat
menarik partisipasi aktif peserta didik untuk belajar kimia pada materi
pokok konfigurasi elektron.
3. Hasil Belajar
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan
sebagainya) oleh suatu usaha pikiran.21 Belajar merupakan usaha untuk
mengubah tingkah laku dalam berpikir, bersikap dan berbuat. Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.22 Hasil belajar peserta didik pada
hakekatnya adalah perubahan tingkah laku pada peserta didik. Tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik.23
Hasil belajar merupakan suatu parameter yang dapat digunakan
dalam menentukan berhasil atau tidaknya tujuan suatu pendidikan yang
telah dilaksanakan dalam satuan pendidikan. Dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:
a. Ranah kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah afektif
21 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 391.
22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: RemajaRosdakarya, 1991), Cet.13, hlm.22.
23 Ibid, hlm. 3.
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Pada ranah afektif terdapat
beberapa jenis kategori, yaitu: penerimaan, jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik ini merupakan ranah yang berkenaan
dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada
enam aspek ranak psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.24
Hasil belajar yang dinilai dalam penelitian ini meliputi tiga
ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar kognitif
diperoleh dari test evaluasi diakhir pembelajaran, hasil belajar afektif
dan psikomotorik diperoleh melalui lembar observasi dari pengamatan
selama proses belajar mengajar berlangsung
4. Konfigurasi Elektron
Cara elektron tersebar di antara orbital dari suatu atom disebut
struktur elektronik atau konfigurasi elektron atom tersebut. Seperti
telah dibicarakan sebelumnya, hal ini ditunjukkan oleh ketentuan
terjadinya subkulit berdasarkan adanya kenaikan energi. Alasannya adalah
bahwa dalam keadaan awal (ground state) suatu atom, elektron dijumpai
dalam keadaan tingkat energi yang paling rendah.25
a. Model Atom Mekanika Kuantum
Model Atom Mekanika Kuantum merupakan penyempurnaan
dari model atom Bohr. Mekanika kuantum (mekanika gelombang)
merupakan bentuk teori kuantum yang didasarkan pada konsep
24 Ibid, hlm. 22-2325 James E Bradi, Kimia Universitas, Terj. Sukmariah Maun dkk, (Jakarta: Binarupa
Aksara, 1999), hlm. 294.
dualitas gelombang partikel, prinsip ketidakpastian dan pandangan
elektron sebagai gelombang materi.
Model atom mekanika kuantum merupakan gambaran
matematik mengenai hukum-hukum gerakan yang diaplikasikan pada
partikel yang sangat kecil (elektron) yang dapat bersifat pasti, sebagai
partikel atau gelombang. Dengan teori ini energi masing-masing
elektron dapat dihitung secara matematik.
Menurut model atom mekanika kuantum:
Posisi elektron di dalam atom tidak dapat ditemukan dengan
pasti. Hanya dapat diperkirakan kemungkinan ditemukannya elektron
pada suatu tempat tertentu, yang disebut orbital.
Menurut teori ini elektron-elektron dalam suatu atom
menempati beberapa tingkat energi (sering disebut sebagai kulit)
disekeliling inti dan setiap tingkat energi terdiri dari beberapa
subtingkat energi (atau subkulit) serta setiap subkulit energi terdiri
atas satu atau lebih orbital.
Orbital adalah suatu daerah dalam ruang berbentuk spesifik
dan dalam daerah ini besar kemungkinan ditemukannya elektron.
Dengan mekanika kuantum dapat dibuktikan bahwa elektron yang
dapat menempati kulit tertentu, jumlahnya terbatas.
b. Elektron Dalam Atom
Berdasarkan teori mekanika kuantum, elektron-elektron dalam
atom tersusun dalam berbagai tingkat energi (kulit), subtingkat energi
(subkulit) dan orbital.
Kulit-kulit yang terletak paling dekat ke inti memiliki energi
terendah dan diberi simbol huruf K. Dan seterusnya semakin jauh dari
inti diberi simbol L, M, N, ....Q dan energinya semakin tinggi. Dengan
demikian tingkat-tingkat energi memiliki energi yang berbeda.
Setiap kulit tersusun atas subkulit-subkulit yang diberi simbol
s, p, d, dan f. Subkulit s memiliki energi yang lebih rendah
dibandingkan supkulit p dan seterusnya. Dengan demikian subkulit
memiliki energi yang berbeda.
Setiap subkulit terdiri atas satu atau lebih orbital. Setiap orbital
dalam subkulit mempunyai energi yang sama. Banyaknya orbital
dalam subkulit tergantung macam kulitnya. Macam kulit, subkulit dan
jumlah orbital dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Macam Kulit, Subkulit dan Jumlah Orbital pada 4
Kulit Pertama
Kulit Subkulit Jumlah Orbital
K
L
M
N
s
s
p
s
p
d
s
p
d
f
1
1
3
1
3
5
1
3
5
7
c. Bilangan Kuantum
Untuk menggambarkan posisi elektron dalam suatu atom,
digunakan istilah bilangan kuantum. Ada empat jenis bilangan
kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum
azimuth (l), bilangan kuantum magnetik (m), dan bilangan kuantum
spin (s).
Dengan demikian posisi atau kedudukan elektron di dalam
suatu atom ditentukan oleh keempat bilangan kuantum.
1) Bilangan Kuantum Utama (n)
Posisi elektron dalam kulit elektron dapat ditentukan
menggunakan bilangan kuantum utama. Bilangan kuantum utama
hanya mempunyai harga positif dan bilangan bulat bukan nol, yaitu
n = 1, 2, 3, 4,... angka-angka tersebut mewakili simbol huruf (K, L,
M, N,...) yang telah dikemukakan sebelumnya.
Hubungan antara bilangan kuantum utama (n), dan kulit
elektron disimpulkan dalam Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Kulit Elektron
n 1 2 3 4
Kulit elektron K L M N
Selain menyatakan posisi elektron dalam kulit elektron,
bilangan kuantum utama juga dapat menjelaskan jarak rata-rata
awan elektron dari inti atom dan menyatakan tingkat energi atom.
Semakin besar nilai n, jarak rata-rata awan elektron-inti atom
semakin jauh. Semakin besar nilai n, tingkat energi atom semakin
tinggi.
2) Bilangan Kuantum Azimuth (l)
Bilangan kuantum azimut menyatakan tentang pembagian-
pembagian dari kulit elektron yang terbagi lagi menjadi beberapa
subkulit. Subkulit-subkulit tersebut diberi nama s, p, d, dan f.
Penamaan subkulit ini berasal dari kata sharp, principal, diffuse,
dan fundamental. Harga bilangan kuantum azimut bergantung pada
harga bilangan kuantum utama (n). Setiap subkulit mempunyai
nilai bilangan kuantum azimuth yang berbeda-beda. Harga yang
mungkin adalah nol atau bilangan bulat positif yaitu l = 0, 1, 2, 3,
... n-1.
Hubungan antara bilangan kuantum azimuth (l) dan sub kulit
elektron dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3 Sub Kulit Elektron
l 0 1 2 3
subkulit S p d f
3) Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Suatu subkulit terdiri dari atas orbital-orbital yang dinyatakan
dengan bilangan kuantum magnetik (m). Nilai bilangan kuantum
magnetik (m) setiap orbital berbeda-beda dan bergantung pada nilai
l.
Untuk setiap harga (l) tertentu, nilai m adalah (l) sampai (+l).
Dengan demikian nilai m adalah bilangan bulat (negatif, nol dan
positif). Setiap nilai m menunjukkan orbitalnya.
m = ± l atau l .... +l
Jika l = 0, maka hanya ada satu m1 yaitu m1= 0, oleh sebab
itu subkulit s hanya terdiri dari satu orbital (kita sebut s orbital).
Subkulit p (l = 1) mempunyai 3 orbital yang mempunyai m1
sebesar -1, 0 dan +1. Dengan cara yang sama subkulit d (l = 2)
terdiri dari 5 orbital dan subkulit f (l = 3) tujuh.26
Berdasarkan rumus tersebut, jumlah orbital yang dimiliki
kulit dan subkulit dapat diketahui. Orbital yang terletak dalam
suatu subkulit biasanya diberi nama sesuai dengan nama subkulit
tersebut. Misal, orbital yang menempati subkulit 1s disebut orbital
1s. Contoh ini dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.4 Contoh Orbital Pada Subkulit
26 Ibid, hlm.291.
Kulit Subkulit Nama subkulit
K s 1s
L s, p 2s, 2p
M s, p, d 3s, 3p, 3d
N s, p, d, f 4s, 4p, 4d, 4f
4) Bilangan Kuantum Spin (s)
Saat model atom mekanika kuantum pertama kali
diumumkan, bilangan kuantum tidak mengikut sertakan bilangan
kuantum spin. Dimasukkannya bilangan kuantum spin berawal dari
percobaan Stern-Gerlach. Ada dua nilai bilangan kuantum spin,
yaitu -21 dan
21 . Kedua nilai s tersebut berkaitan dengan arah
rotasi yang searah atau berlawanan dengan arah jarum jam.
Berdasarkan hal tersebut, tidak mungkin di dalam suatu atom
yang sama memiliki empat bilangan kuantum yang sama. Bila n, l,
dan m nya sama, pasti s-nya berbeda. Untuk lebih jelasnya
Bilangan Kuantum dapat dilihat pada Tabel 2.5
Tabel 2.5 Bilangan Kuantum
Nama (bilangan kuantum) simbol Nilai yang diizinkan
Utama n 1, 2, 3,…
Azimut l 0, 1, 2, 3, …n – 1
Magnetik m 0, ±1, ±2,…±l
Spin s +1/2, -1/2
d. Bentuk Orbital
Setiap jenis orbital s, p, d, dan f mempunyai bentuk
geometris yang khas. Gambar bentuk orbital dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
1) Orbital s berbentuk bola
2) Orbital p berbentuk seperti balon terpilin
3) Orbital d bentuknya agak rumit
4) Orbital f bentuknya sangat rumit sehingga sulit
digambarkan
Gambar 2.1 Bentuk-bentuk Orbital27
e. Menuliskan Konfigurasi Elektron Berdasarkan Model Atom Mekanika
Kuantum
Nomor golongan unsur-unsur yang terletak dalam golongan
transisi (logam transisi adalah sesuatu yang dapat membentuk satu
atau lebih ion stabil yang memiliki orbital d yang tidak terisi) dapat
ditentukan melalui penulisan konfigurasi elektron yang mengacu pada
model atom mekanika kuantum, yaitu menyusun elektron-elektron
kedalam orbital. Prinsip penulisan konfigurasi elektron ini didasari
oleh jumlah elektron dalam subkulit dan tingkat energi orbital pada
keadaan stabil.
Dalam keadaan stabil, atom-atom cenderung menempati
orbital yang mempunyai energi terendah. Aturan pengurutan tingkat
energi orbital dari yang terendah dikenal dengan istilah Asas Aufbau
(berasal dari bahasa Jerman yang artinya membangun) 28 Urutan
tingkat energi orbital dari yang terendah ke yang tinggi dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
27 Cotton dan Wilkinson, Kimia Anorganik Dasar, (Jakarta: UI-Press, 2007), hlm. 42.28 Muchtaridi, Sandri Justiana, Kimia 2 SMA Kelas XI, (Jakarta: Yudhistira, 2006), hlm..
11.
Gambar 2.2 Pengurutan Tingkat Energi Orbital29
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Berdasarkan jumlah energi maksimum dalam subkulit dan
urutan tingkat energi orbital, aturan penulisan konfigurasi elektron
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Penulisan konfigurasi elektron dapat disingkat yang
didasarkan pada konfigurasi elektron gas mulia. Cara penyingkatan
dapat dijelaskan dengan Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Cara Penyingkatan Penulisan Konfigurasi Elektron
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 3p4 4f14 5d10 6p6 7s2
29 Kristian H Sugiyarto, Kimia Anorganik I, (Yogyakarta: UNY, edisi revisi, 2004), hlm.37.
86[Rn]
54[Xe]
36[Kr]
18[Ar]
10[Ne]
2[He]
Pengisian elektron dalam orbital dimulai dari orbital dengantingkat energi paling rendah. Setelah penuh, pengisian berlanjut keorbital yang tingkat energinya satu tingkat lebih tinggi. Demikianseterusnya hingga semua elektron menempati orbital.
Contoh penulisan ini dapat dilihat pada Tabel 2.6 dan Tabel
2.7.
Tabel 2.6 Contoh Konfigurasi Elektron Unsur Gas Mulia
Unsur Gas Mulia Konfigurasi Elektron
2He
10Ne
18Ar
36Kr
54Xe
86Rn
1s2
1s2 2s2 2p6
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 5s2 5p6
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 4f14 5s2
5p6 5d10 6s2 6p6
Tabel 2.7 Contoh Penulisan Unsur Dengan Cara Disingkat
Unsur Konfigurasi Elektron Penyingkatan
7N
12Mg
35Br
56Ba
87Fr
1s2 2s2 2p3
1s2 2s2 2p6 3s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p5
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 5s2
5p6 6s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 4f14
5s2 5p6 5d10 6s2 6p6 7s1
[He] 2s2 2p3
[Ne] 3s2
[Ar] 3d10 4s2 4p5
[Xe] 6s2
[Rn] 7s1
Berdasarkan jumlah elektron yang mengisi suatu orbital, orbital
dapat dikelompokkan menjadi orbital penuh, orbital setengah penuh,
dan orbital tidak penuh. Orbital yang ditempati elektron secara
maksimum disebut orbital penuh. Jika jumlah elektron yang
menempati orbital setengah dari jumlah elektron maksimum, maka
orbital tersebut dinamakan orbital setengah penuh. Dan disebut
orbital tidak penuh jika bukan orbital penuh ataupun setengah penuh.
Kestabilan suatu orbital dipengaruhi oleh sifat orbitalnya.
Orbital penuh dan setengah penuh lebih stabil daripada orbital tidak
penuh. Atom-atom yang orbitalnya tidak penuh akan berupaya
mencapai kestabilannya dengan cara mengubah susunan elektronnya
sehingga menjadi orbital penuh atau setengah penuh. Hal tersebut
menyebabkan beberapa konfigurasi elektron atom tidak mengikuti
aturan Aufbau. Salah satu atom tersebut adalah 29Cu.
Konfigurasi elektron 29Cu berdasarkan aturan Aufbau:
29Cu: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9
Orbital 3d hanya diisi 9 elektron sehingga termasuk orbital
tidak penuh (tidak stabil). Maka agar menjadi stabil, 1 elektron dari
orbital 4s berpindah ke orbital 3d, sehingga konfigurasi menjadi:
29Cu: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10
Konfigurasi elektron ini bersifat stabil karena orbital 3d
menjadi orbital penuh (3d10), sedangkan orbital 4s menjadi orbital
setengah penuh (4s1).
Tabel 2.8 Daftar Beberapa Atom yang Penulisan KonfigurasiElektronnya Mengikuti Aturan Orbital Penuh danSetengah Penuh
Konfigurasi ElektronAtom Nomor Atom
Belum Stabil Stabil
Cr
Cu
Mo
Ag
Au
24
29
42
47
79
4s2 3d4
4s2 3d9
5s2 4d4
5s2 4d9
6s2 5d9
4s1 3d5
4s1 3d10
5s1 4d5
5s1 4d10
6s1 5d10
Ada aturan lain yang mengatur penulisan konfigurasi elektron,
yang pertama yaitu aturan Asas Larangan Pauli yang dikemukakan
oleh Wolgaf Pauli yaitu “Tidak ada 2 buah elektron dalam orbital
yang sama memiliki arah spin yang sama”
Berdasarkan asas larangan Pauli ini, jumlah elektron yang
menempati suatu orbital paling banyak hanya dua elektron dengan arah
rotasi yang berlawanan. Dengan demikian, jumlah elektron yang
maksimum yang menempati suatu subkulit dapat dinyatakan dengan
rumus:
Aturan yang kedua adalah aturan Hund “Elektron yang berada
di suatu orbital akan menempati orbital yang kosong dengan arah
rotasi yang sejajar. Setelah itu elektron-elektron lainnya menempati
orbital tersebut dengan arah rotasi yang berlawanan.
5. Penelitian Yang Relevan
a. Skripsi Solichah (043611308) Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang yang berjudul “Efektifitas Penggunaan Media
Pembelajaran Permainan Kartu untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
(Fisika) Pada Peserta Didik Materi Pokok Zat dan Wujudnya Kelas VII
PIA Tayu Pati”. Pada penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan
media pembelajaran sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
b. Skripsi Catur Hadi Prasetyo (053611188) Tadris Fisika , Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Visual Terhadap Motivasi Belajar
Fisika Materi Listrik Dinamis Peserta didik Kelas X MAN I
Semarang”. Pada penelitian ini didapatkan hasil positif, artinya
pengajaran fisika dengan bantuan media pembelajaran memberikan
pengaruh positif terhadap motivasi belajar peserta didik dari pada
pengajaran dengan model pembelajaran konfensional.
Berdasarkan beberapa literature yang peneliti baca menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan penggunaan media dapat meningkatkan hasil
Jumlah elektron maksimum: 2 x jumlah orbital dalam sub kulit
belajar peserta didik, maka pada penelitian kali ini peneliti tertarik untuk
menggunakan media dakron dalam pembelajaran kimia pada materi pokok
konfigurasi elektron.
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus diuji
secara empiris.
Pada penelitian ini hipotesisnya dapat dirumuskan :
1. Hipotesis nol (Ho): proses pembelajaran kimia dengan media dakron
tidak efektif dari pembelajaran tanpa media dakron pada materi
pokok konfigurasi elektron pada peserta didik kelas XI MA
Futuhiyyah 2 Mranggen Kabupaten Demak.
2. Hipotesis alternatif (Hi): proses pembelajaran kimia dengan media
dakron lebih efektif dari pembelajaran tanpa media dakron pada
materi pokok konfigurasi elektron pada peserta didik kelas XI MA
Futuhiyyah 2 Mranggen Kabupaten Demak.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas penggunaan media dakron pada materi pokok
konfigurasi elektron terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI semester
ganjil MA Futuhiyyah 2 Mranggen Kab.Demak.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Untuk memperoleh data tentang efektivitas penggunaan media dakron
pada materi pokok konfigurasi elektron terhadap hasil belajar peserta didik
kelas XI semester ganjil MA Futuhiyyah 2 Mranggen Kab.Demak.
Waktu Penelitian : Tanggal 17 Juli – 02 Agustus 2010
Tempat Penelitian : MA Futuhiyyah 2 Mranggen Kab.Demak.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai variasi atau
keragaman. Dengan kata lain variabel adalah objek penelitian atau yang
menjadi titik perhatian penelitian.30 Variabel adalah gejala yang bervariasi,
yang menjadi objek penelitian.31 Adapun variabel dalam penelitian ini ada
dua, yaitu:
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya
atau berubahnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya
adalah media dakron.
30 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), hlm. 118.
31 Ibid, hlm. 116.
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah hasil belajar peserta didik kelas XI MA Futuhiyyah 2
Mranggen pada materi pokok konfigurasi elektron.
D. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu
sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah dalam bidang pendidikan.32 Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dengan kata lain, penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari/membandingkan perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendalikan.33
Bentuk eksperimen dalam penelitian ini adalah true experiment design
(eksperimen yang betul-betul) bentuk pretest-posttest control design.34 Dalam
bentuk ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok pertama diberi perlakuan
(X) disebut kelompok eksperimen, dan kelompok yang tidak diberi perlakuan
disebut kelompok kontrol.
Adapun rencana penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelas Pretest Variabel Posttest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
32 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D), (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 3, hlm. 6.
33 Ibid., hlm.107.34 Ibid., hlm 112-113.
25
Keterangan:
O1 = Nilai pretest yang diberi perlakuan.
O2 = Nilai posttest yang diberi perlakuan.
X = Perlakuan (pembelajaran dengan media dakron)
O3 = Nilai pretest yang tidak diberi perlakuan.
O4 = Nilai posttest yang tidak diberi perlakuan
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.35 Kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik
umum yang sama disebut populasi.36 Suharsimi Arikunto mengatakan
bahwa populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian.37
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik
kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak. Sehingga penelitian ini
dapat dikategorikan penelitian eksperimen.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam
penelitian disebut sampel. Sampel terdiri dari sekelompok individu yang
dipilih dari kelompok yang lebih besar di mana pemahaman dari hasil
penelitian akan diberlakukan.38
35 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 61.36 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996), hlm. 133.37 Suharsimi Arikunto, op, cit.., hlm.152.38 Ibnu Hajar, op. cit., hlm. 133.
Pada dasarnya teknik utama untuk mengambil sampel yang
representatif terhadap populasi adalah teknik perandoman terhadap seluruh
populasi. Karena dengan menggunakan teknik ini setiap unit atau subjek
yang menjadi anggota populasi mempunyai peluang sama untuk terpilih
menjadi sampel, sehingga pada waktu peneliti mengambil sampel tidak
memperhatikan kerakteristik khusus dari setiap subjek. Karena pemilihan
subjek itu dilakukan dengan cara demikian, maka sampel yang terpilih
dapat mewakili populasi.39
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik direct sampling. Pengambilan sampel secara direct sampling
berarti pengambilan secara terpilih. Sampel yang berjumlah 2 kelas
tersebut selanjutnya akan dibedakan dengan satu kelas (kelas A) sebagai
kelas eksperimen yang akan diberi perlakuan, yaitu pembelajaran
menggunakan media dakron dan satu kelas lainnya (kelas B) sebagai kelas
kontrol yang akan diberi pembelajaran tanpa menggunakan media dakron.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam bagian ini, akan dibahas mengenai bagaimana cara
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti. Adapun metode yang
digunakan peneliti dalam teknik pengumpulan datanya, sebagai berikut:
a. Metode dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkripsi, buku-buku, surat kabar, majalah, prasati,
notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya.40 Metode ini digunakan
untuk mendapatkan data siswa.
b. Metode Observasi
39 Ibid, hlm. 52-53.40 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 236.
Metode observasi yaitu sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.41
Dalam penelitian kali ini observasinya dilakukan dengan mengamati
jalannya kegiatan pembelajaran yang ada pada kelas eksperiman dan
kelas kontrol, yaitu dengan mengamati hasil belajar pada aspek efektif
dan psikomotorik dengan menggunakan lembar observasi.
c. Tes
Tes merupakan instrumen atau alat untuk mengukur perilaku
atau kinerja (performance) seseorang. Alat ukur tersebut berupa
serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada masing-masing subjek
yang menuntut pemenuhan tugas-tugas kognitif (cognitive tasks).42
Dalam penelitian ini metode tes dilakukan dengan:
1) Memberikan tes awal (pretest) yang sama pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen untuk mengukur keadaan awal peserta
didik.
2) Setelah materi selesai disampaikan, maka peserta didik pada
kedua kelompok kelas diberi tes akhir (posttest) yang sama
untuk mengukur hasil belajar peserta didik setelah diberi
perlakuan.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu
metode.43 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat
tes dari mata pelajaran yang disajikan. Perangkat tes inilah yang digunakan
untuk mengungkapkan hasil belajar yang dicapai peserta didik pada
pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes adalah
sebagai berikut.
41 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.158.
42 Ibnu Hadjar, op. cit., hlm. 173.43 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 149.
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan, yaitu tahap pembuatan instrumen tes. Bentuk
tes pada penelitian ini adalah tes obyektif pilihan ganda dengan lima
pilihan jawaban dan satu jawaban yang benar. Langkah-langkah
penyusunan tes obyektif adalah sebagai berikut.44
1) Menentukan tujuan mengadakan tes.
2) Mengadakan pembatasan terhadap materi yang akan diteskan.
Materi yang diajarkan dalam penelitian ini yaitu materi pokok
konfigurasi elektron.
3) Menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes.
Dalam penelitian ini waktu yang disediakan untuk mengerjakan
soal adalah 90 menit.
4) Menentukan jumlah butir soal. Butir soal disusun sesuai dengan
kisi-kisi. Soal yang dibuat sebanyak 40 butir soal.
5) Menentukan tipe tes.
Dalam penelitian ini tipe soal yang digunakan adalah obyektif
dengan 5 pilihan jawaban pilihan soal obyektif ini dengan pertimbangan
sebagai berikut.45
1) Dapat mewakili isi dan keluasan materi.
2) Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya.
3) Pemeriksaannya dapat diserahkan orang lain.
4) Dalam pemeriksaannya, tidak ada unsur subjektif yang
mempengaruhinya.
Adapun kelemahan-kelemahannya antara lain:46
1) Persiapan penyusunannya jauh lebih sulit karena soalnya banyak
dan harus teliti.
44 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. Revisi, (Jakarta: BumiAksara, 2007), hlm. 153.
45 Ibid, hlm. 164-165.46 Ibid, hlm. 165.
2) Soal–soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya
pengenalan serta sukar umtuk mengukur proses mental yang tinggi
3) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
4) Kerja sama antar peserta didik pada waktu mengerjakan soal tes
lebih terbuka.
5) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal.
Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan sesuai dengan standar kompetensi, yang meliputi jenjang
ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), aplikasi (C4), sintesis
(C5), dan evaluasi (C6).
b. Tahap uji coba
Setelah perangkat disusun, langkah selanjutnya adalah menguji
cobakan pada peserta didik di luar sampel. Pada penelitian ini uji coba
dilakukan pada peserta didik kelas XII IPA, sebanyak 20 peserta didik
dengan alasan bahwa kelas ini telah mendapatkan materi konfigurasi
elektron. Perangkat tes yang diuji cobakan sebanyak 40 soal. Hasil uji
coba dianalisis untuk mengetahui apakah instrumen layak digunakan
sebagai alat pengambilan data atau tidak
3. Teknik Analisis Instrumen
Untuk mendapatkan data yang valid, maka instrumen yang
digunakan juga harus valid. Untuk mengetahui valid tidaknya suatu
instrumen perlu diadakan pengukuran validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran soal dan daya pembeda soal terhadap instrumen tersebut.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yamg menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen
yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Untuk menghitung validitas menggunakan rumus korelasi,
rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan
sebutan rumus korelasi product moment, rumusnya sebagai berikut:
( )( )( ){ } ( ){ }∑∑∑∑
∑∑∑−−
−=
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah peserta didik
X = jumlah skor item nomor i
Y = jumlah skor total
XY = jumlah hasil kali perkalian antara X dan Y47
Kemudian hasil rxy yang didapat dari perhitungan
dibandingkan dengan harga tabel r product moment. Harga r tabel
dihitung dengan taraf signifikansi 5% dan N sesuai dengan jumlah
peserta didik, jika rxy > rtabel, maka dapat dinyatakan butir soal tersebut
valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk
perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai
berikut:
−
−= ∑
2
2
11 1 SpqS
kkr
Dimana :
r11 = reliabilitas instrumen
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
47 Ibid, hlm. 72.
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
(q= 1-p)
pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q
K = banyaknya item/ butir soal
S2 = varian total48
Rumus varian:
( )
NN
xs
S
22
2
∑∑ −=
Kemudian hasil r11 yang didapat dari perhitungan
dibandingkan dengan harga tabel r product moment. Harga rtabel
dihitung dengan taraf signifikansi 5% dan kepada sesuai dengan butir
soal, jika r11 > rtabel, maka dapat dinyatakan butir soal tersebut reliabel.
c. Taraf kesukaran soal
Untuk perhitungan taraf kesukaran soal dalam penelitian ini
digunakan rumus sebagai berikut:
JSBP =
Dimana:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes49
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi, dengan
peserta didik yang berkemampuan rendah.
Untuk perhitungan daya pembeda soal dalam penelitian ini
digunakan rumus sebagai berikut50:
48 Ibid, hlm. 100.49 Ibid, hlm. 208.50 Ibid, hlm. 213-214.
BAB
B
A
A PPJB
JBD −=−=
Dimana:
D = Daya pembeda soal
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji efektifitas penggunaan
media dakron terhadap hasil belajar peserta didik. Pada penelitian ini peneliti
akan menggunakan teknik analisis uji t pada skor hasil belajar peserta didik
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Di mana secara umum, pola penelitian
dilakukan terhadap 2 kelompok, yang satu merupakan kelompok eksperimen
(yang diberi perlakuan) dan kelompok yang satu kelompok kontrol (kelompok
pembanding) yang tidak dikenai perlakuan.
Analisis data di lakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Analisis Tahap Awal
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal atau
tidak. Untuk mengetahuinya dapat diuji dengan menggunakan statistik
chi kudrat.51
51 Sudjana, Metoda Statistik, (Bandung : PT. Tarsito, 2005), Cet. 6 hlm. 273.
( )∑=
−=
k
i i
ii
EEO
1
22χ
Keterangan:
χ 2 = Normalitas sampel
Oi = Frekuensi yang diharapkan
Ei = Frekuensi pengamatan
K = Banyaknya kelas interval
b. Uji Homogenitas
Uji homogeitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa
sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama, yang selanjutnya
untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam pengujian
hipotesis. Uji homogenitas disebut juga uji kesamaan varians.
Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah:
H0 : 12 = 2
2 (variannya homogen)
H1 : 12 ≠ 2
2 (variannya tidak homogen)
Rumus yang digunakan adalah: 52
F =terkeciliansvarterbesariansvar
dengan rumus varians:
( )
( )1
22
2
−
−=
∑ ∑
NNX
XS
Kedua kelompok mempunyai varians yang sama apabila
menggunakan = 5% menghasilkan F ≥ F(1/2. )(v1, v2) dengan:
v1 = n1 1 (dk pembilang)
v2 = n2 1 (dk penyebut)
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
52 Ibid, hlm. 250.
Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui
apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai rata-
rata yang tidak berbeda. Jika rata-rata kedua kelompok tersebut tidak
berbeda berarti kelompok tersebut mempunyai kondisi yang sama.
Ho = µ 1= µ 2
H1 = µ 1 µ 2
Keterangan
µ 1 = Rata-rata kelompok eksperimen
µ 2 = Rata-rata kelompok kontrol
Hipotesis diatas diuji dengan menggunakan rumus uji-t dua
pihak, dengan menggunakan rumus tersebut:
Jika 21 σσ = rumus yang digunakan yaitu:53
Snn
hitungxxt
21
1121
+−
= , dengan S2 = ( ) ( )2
11
21
222
211
−+−+−
nnSnsn
t tabel = t [1- )]2(,21
21 −+nnα
Keterangan :
1x = Rata-rata data kelompok eksperimen
2x = Rata-rata data kelompok kontrol
n1 = Banyaknya peserta didik kelompok eksperimen
n2 = Banyaknya peserta didik kelompok kontrol
S2 = Varian gabungan
2. Analisis Tahap Akhir
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka
dilaksanakan tes akhir. Hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang
digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian
53 Sudjana, op. cit., hlm. 239
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji ini digunakan
apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi
subjek, objek, kejadian, dan lain-lain. Dalam uji normalitas ini peneliti
menggunakan rumus Chi kuadrat.
( )∑=
−=
k
i i
ii
EEO
1
22χ
Keterangan:
χ 2 = Normalitas sampel
Oi = Frekuensi yang diharapkan
Ei = Frekuensi pengamatan
K = Banyaknya kelas interval
b. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi
bahwasanya peneliti berangkat dari kondisi yang sama, maksudnya uji
homogenitas varian digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama
atau tidak. Prosedur yang digunakan untuk menguji homogenitas
varian dalam kelompok adalah dengan jalan menemukan harga Fmax.
Penafsirannya bilamana harga F terbukti signifikan artinya terdapat
perbedaan (heterogen). Dan sebaliknya jika tidak signifikan ini berarti
tidak ada perbedaan (homogen).
Hipotesis yang dilakukan dalam uji homogenitas adalah
sebagai berikut:
Ho : 22
21 σσ =
Hi : 21σ 2
2σ
Ho : adanya kesamaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Hi : tidak terjadi kesamaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Keterangan:2
1σ : varian nilai data awal kelas eksperimen2
2σ : varian nilai data awal kelas kontrol
Rumus yang digunakan adalah: 54
F =terkeciliansterbesarians
varvar
dengan rumus varians:
( )
( )1
22
2
−
−=
∑ ∑
NNX
XS
Kedua kelompok mempunyai varians yang sama apabila
menggunakan = 5% menghasilkan F ≥ F(1/2. )(v1, v2) dengan:
v1 = n1 1 (dk pembilang)
v2 = n2 1 (dk penyebut)
c. Rata-rata Hasil Belajar
Rumus yang digunakan adalah:
nstx
nstx vv .. )(975,0)(975,0 +<<− µ
Keterangan:
x = rata-rata hasil belajar
t0,975(v) = bilangan t didapat dari tabel normal baku untuk
peluang.55
d. Uji Ketuntasan Belajar
54 Ibid, hlm. 250.55 Ibid., hlm. 202.
Ketuntasan belajar berisi tentang kriteria dan mekanisme
penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh
sekolah. Adapun KKM mata pelajaran Kimia di MA Futuhiyyah 2
Mranggen Demak adalah 60.
Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : 0 < 65
H1 : 0 65
Rumus yang digunakan adalah:
ns
xt 0µ−=
keterangan:
x = rata-rata hasil belajar
S = simpangan baku
n = banyaknya peserta didik
Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika thitung
> ttabel
dan terima H1 dalam
hal lainnya. Dengan taraf nyata = 5%, dk = (n -1).56
e. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Teknik statistik yang digunakan adalah teknik t-test pihak
kanan untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang
berasal dari dua buah distribusi.57
Hipotesis Ho dan Ha adalah:
H0 : 1 = 2
H1 : 1 ≠ 2
Keterangan:
56 Sudjana, ibid., hlm. 22757 Tulus Winarsunu, op. cit., hlm. 81.
1 = rata-rata kelas eksperimen
2 = rata-rata kelas kontrol
Rumus yang digunakan adalah
1) jika 12 = 2
2
Snn
xxt21
1121
+−
= dengan
( ) ( )2
1121
222
211
−+−+−= nn
SnSns
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika –t1- < t < t1- ,
dimana t1- didapat dari daftar distribusi t dengan dk= (n + n –
2) dan peluang 1- , untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak.58
2) jika 12 ≠ 2
2
2
22
1
21
21
nS
nS
xxt+
−=
dengan( ) ( )
211
21
222
211
−+−+−= nn
SnSns
kriteria pengujian adalah terima H0 jika
21
2211
21
2211
wwtwtwt
wwtwtw
++
<<++
− dengan2
22
21
21
1 ;nSw
nSw ==
t1= t1- ,(n1-1) dan t2 = t1- , (n2-1)
t ,m didapat dari daftar distribusi studen dengan peluang dan
dk=m. Untuk harga t lainnya H0 ditolak.
Keterangan :
t : uji t
1x : mean sampel kelas eksperimen
2x : mean sampel kelas kontrol
S : simpangan baku gabungan
58 Ibid., hlm. 239.
S1 : simpangan baku kelas eksperimen
S2 : simpangan baku kelas kontrol
n1 : banyaknya kelas eksperimen
n2 : banyaknya kelas kontrol
3. Analisis Deskriptif Observasi
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk
mengetahui aktivitas peserta didik yang merupakan hasil belajar peserta
didik ranah afektif dan ranah psikomotorik peserta didik. Observasi ranah
afektif diambil dari proses pembelajaran konfigurasi elektron, sedang
observasi ranah psikomotorik diambil dari pembelajaran dengan media
dakron. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan
untuk mengetahui apakah aktivitas peserta didik berupa hasil belajar ranah
afektif dan ranah psikomotorik baik kelas eksperimen atau kelas kontrol
meningkat atau tidak, lebih baik atau tidak. Untuk mengetahui prosentase
hasil observasi ranah afektif dan psikomotorik peserta didik, dapat
digunakan rumus:
Nilai =NF x 100%
Keterangan:
F = Frekuensi yang dicari
N = Jumlah total
Dengan kategori aktivitas peserta didik berupa hasil belajar ranah
afektif dan ranah psikomotorik baik kelas eksperimen atau kelas kontrol
adalah sebagai berikut:
80% - 100% = Sangat baik
66% - 79% = Baik
56% - 65% = Cukup
40% - 55% = Kurang
30% - 39% = Gagal
4. Uji Analisis Deskriptif Keefektifan
Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melakukan
tugas dengan sasaran yang dituju, dapat dikemukakan bahwa efektivitas
berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok tercapainya tujuan,
ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.59
Analisis keefektivan bertujuan untuk mengetahui apakah
pembelajaran dengan media dakron lebih efektif daripada yang tidak
menggunakan media dakron. Hasil analisis keefektivan media dakron
dilihat dari hasil belajar peserta didik yang berupa akumulasi dari hasil
belajar ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik yang berupa
presentasi rata-rata dari ketiganya (hasil belajar ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotorik). Dengan kategori rata-rata hasil belajar
peserta didik (ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotik ) adalah
sebagai berikut.
80% - 100% = Sangat baik
66% - 79% = Baik
56% - 65% = Cukup
40% - 55% = Kurang
30% - 39% = Gagal
59 E. Mulyasa, op. cit., hlm. 82
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Kondisi Sebelum Penelitian
MA Futuhiyyah 2 Mranggen merupakan salah satu Madrasah Aliyah
yang ada di Demak. Dari hasil observasi, peserta didik MA Futuhiyyah 2
Mranggen dalam kegiatan pembelajaran kimia sebelum tindakan
menunjukkan bahwa guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan kepada
peserta didik. Keaktifan guru ini tidak diimbangi dengan aktifnya peserta
didik akibatnya peserta didik memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak
dilatih untuk menemukan pengetahuan dan konsep sendiri. Di samping itu,
peserta didik akan lebih cepat lupa dengan materi yang diajarkan dan
aktivitas peserta didik seakan terbatasi, akhirnya potensi peserta didik
kurang tergali secara optimal.
Berdasarkan hasil nilai ulangan harian materi kimia peserta didik
kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen sebelum penelitian diperoleh bahwa
peserta didik yang mencapai standar ketuntasan hanya sekitar 5-17 dari
masing-masing kelas dengan jumlah rata-rata peserta didik tiap kelas = 38
peserta didik. Banyaknya peserta didik yang belum mencapai standar
ketuntasan menunjukkan rendahnya pemahaman peserta didik terhadap
materi kimia.
Berdasarkan kondisi peserta didik sebelum penelitian maka penulis
tertarik menghadirkan media sebagai sumber belajar, membuat
pembelajaran menjadi tidak membosankan dan meningkatkan hasil belajar
yaitu ranah kognitif. Langkah yang diambil peneliti yaitu penggunaan
media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik agar lebih mudah
dalam mencerna bahan pelajaran dari pada tanpa bantuan media. Dimana,
media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan
pembelajaran ketidak jelasan bahan yang disampaikan oleh guru dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
43
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Penelitian ini merupakan penelitian populasi eksperimen terbagi
dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen (kelas XI IA 2) dan kelas kontrol
(Kelas XI IA 1). Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juli
– 02 Agustus 2010 di MA Futuhiyyah 2 Mranggen.
Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, peneliti menentukan
materi pokok serta menyusun rencana pembelajaran. Materi pokok yang
dipilih adalah konfigurasi elektron. Kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang berlaku pada pelajaran Kimia di MA Futuhiyyah 2 Mranggen adalah
60.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa penelitian ini
menggunakan metode penelitian eksperimen yang terdiri dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yaitu kelas yang diberi
treatment (perlakuan) pembelajaran dengan media dakron, sedangkan
kelas kontrol adalah kelas yang tidak diberi treatment (perlakuan) atau
kelas yang tidak menggunakan media dakron. Proses atau treatment ini
dilaksanakan setelah pretest. Adapun pemaparannya adalah sebagai
berikut.
a. Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen
Pada saat pembelajaran dengan media dakron, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas, dan memberikan
materi pelajaran yang sesuai dengan media pembelajaran yang akan
digunakan, dalam penelitian ini media yang dimaksud adalah media
dakron yang akan diterapkan pada materi konfigurasi elektron.
Guru menegaskan kepada peserta didik bahwa pada
pembelajaran dengan menggunakan media dakron adalah bagaimana
menuliskan konfigurasi elektron dengan menggunakan media dakron.
Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan secara umum
tentang materi yang akan dipelajari pada hari itu, kemudian guru
menyampaikan materi konfigurasi elektron dengan bantuan media
dakron. Untuk lebih menguatkan pemahaman peserta didik tentang
cara penggunaan media dakron, peserta didik diberi kesempatan secara
kelompok untuk melakukan percobaan yaitu bagaimana cara
menuliskan konfigurasi elektron dengan media dakron.
b. Proses Pembelajaran Pada Kelas Kontrol
Pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontrol adalah dengan
model pembelajaran konvensional, yaitu dengan metode ceramah dan
tanya jawab. Pada awal pembelajaran, guru memberikan apersepsi
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta didik tentang
materi yang akan diajarkan, yaitu tentang pokok bahasan konfigurasi
elektron. Guru menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di
depan kelas dengan menggunakan model pembelajaran konvensional,
di sini peserta didik mendengarkan apa yang disampaikan guru dan
mencatat hal-hal penting di buku catatan mereka masing-masing.
Selanjutnya guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya
jawab kepada peserta didik tentang materi yang baru saja disampaikan.
Guru memberikan latihan soal atau tugas rumah untuk dikerjakan oleh
tiap-tiap peserta didik. Guru bersama peserta didik mengevaluasi atau
membahas soal tersebut dan membuat kesimpulan bersama-sama.
Pembelajaran ini dapat dilakukan pada setiap pertemuan.
3. Analisis Uji Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan pada peserta didik kelas uji coba
yaitu pada peserta didik kelas XII IA 1, jumlah soal adalah 40 soal pilihan
ganda. Berikut ini adalah hasil analisis uji coba.
a. Analisis Validitas Tes
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item
tes. Soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan sedangkan
item yang valid berarti item tersebut dapat digunakan untuk
mempresentasikan materi pokok Konfigurasi Elektron.
Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan N =
33 dan taraf signifikan 5% didapat rtabel = 0.344 jadi item soal
dikatakan valid jika rhitung > 0.344 (rhitung lebih besar dari 0.344).
Diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Validitas Butir Soal
Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase (%)
Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,13,
14,15,18,21,22,25,26,28,
30,31,32,33,36,38,40
26 65
Tidak Valid 10,12,16,17,19,20,23,24,
27,29,34,35,37,39
14 35
b. Analisis Reliabilitas Tes
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi
jawaban instrument. Instrument yang baik secara akurat memiliki
jawaban yang konsisten. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r11 =
0.351 dengan taraf signifikan 5% dan k = 40 diperoleh rtabel = 0.444.
Karena r11
> rtabel, maka soal tersebut reliabel. Hal ini menunjukkan
bahwa instrumen reliabel.
c. Analisis Indeks Kesukran Tes
Uji indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal apakah soal tersebut memiliki kriteria sedang, sukar
atau mudah. Berdasarkan hasil penghitungan koefisien indeks butir
soal diperoleh:
Tabel 4.2 Data Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase(%)
Sangat sukar
Sukar
Sedang
29, 34
3,4,5,6,9,10,12,14,16,17,18,
19,20,23,24,25,26,27,30,31,
33,35,37,39
1,2,7,8,11,13,15,21,22,28,32,
36,38,40
2
24
14
5
60
35
d. Analisis Daya Beda Tes
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Daya Beda Butir Soal
Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase(%)
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
10,12,20,27,39
16,17,18,19,23,24,28,34,35,37
2,3,5,6,7,8,9,11,14,15,22,25,26,
28,30,31,32,33,40
1,4,13,21,36,38
5
10
19
6
12.5
25
47.5
15
4. Data Nilai Tes Awal (Pre Test)
a. Kelas Eksperimen
Sebelum pembelajaran, dalam kelas eksperimen dilakukan
pretest. Menurut Ngalim Purwanto, pretest adalah tes yang diberikan
sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai
dimana penguasaan peserta didik terhadap bahan pengajaran
(pengetahuan) yang akan diajarkan60. Sebagaimana pendapat Ngalim
Purwanto, pretest disini bertujuan untuk mengetahui penguasaan
peserta didik terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan dan
sebagai data awal untuk mengetahui kondisi awal sampel.
Tes awal yang diberikan pada kelas eksperimen sebelum
peserta didik diajar dengan media dakron mencapai nilai tertinggi 64
dan nilai terendah 28 Rentang nilai (R) adalah 36, banyak kelasnya
kelas interval diambil 7 kelas, panjang kelas interval diambil 6.
60 Ngalim Purwanto M., Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, (Bandung,Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 28.
Tabel 4.4 Daftar Distribusi FrekuensiDari Nilai Tes Awal (Pre test)
Kelas Eksperimen
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Relative (%)
1. 28 – 33 1 2.63
2. 34 – 39 4 10.52
3. 40 – 45 5 13.15
4. 46 – 51 12 31.57
5. 52 – 57 7 18.42
6. 58 – 63 7 18.42
7. 64 – 69 2 5.26
Jumlah 38 100
b. Kelas Kontrol
Seperti dalam kelas eksperimen, kelas kontrol juga
dilaksanakan pretest, pelaksanaan pretest dalam kelas kontrol ini juga
mempunyai tujuan yang sama seperti pretest yang dilaksanakan pada
kelas eksperimen.
Tes awal yang diberikan pada kelas kontrol peserta didik diajar
dengan model pembelajaran yang berlangsung di sekolahan dengan
mencapai nilai tertinggi 64 dan nilai terendah 28, rentang nilai (R)
adalah 36, banyak kelasnya kelas interval diambil 7 kelas, panjang
kelas interval diambil 6.
Tabel 4.5 Daftar Distribusi FrekuensiDari Nilai Tes Awal (Pre Test)
Kelas Kontrol
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Relative (%)
1. 28 – 33 3 7.89
2. 34 – 39 4 10.53
3. 40 – 45 4 10.53
4. 46 – 51 11 28.94
5. 52 – 57 7 18.42
6. 58 – 63 7 18.42
7. 64 – 69 2 5.26
Jumlah 38 100
5. Data Nilai Tes Akhir (Post Test)
a. Kelas Eksperimen
Posttest dilaksanakan setelah pembelajaran selesai. Menurut
Ngalim Purwanto, posttest adalah tes yang diberikan pada setiap akhir
pengajaran untuk mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik
terhadap bahan pengajaran (pengetahuan) setelah mengalami suatu
kegiatan belajar.61 Sebagaimana pendapat Ngalim Purwanto, posttest
disini bertujuan untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran yang telah diajarkan dan sebagai data akhir untuk
mengetahui kondisi akhir sampel.
Tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen setelah peserta
didik diajar dengan media dakron mencapai nilai tertinggi 92 dan nilai
terendah 56 Rentang nilai (R) adalah 36, banyak kelasnya kelas
interval diambil 7 kelas, panjang kelas interval diambil 6.
Table 4.6 Daftar Distribusi FrekuensiDari Nilai Tes Akhir (Post Test)
Kelas Eksperimen
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Relative (%)
1. 56 – 61 1 2.63
2. 62 – 67 3 7.89
3. 68 – 73 6 15.79
4. 74 – 79 8 21.05
5. 80 – 85 8 21.05
6. 86 – 91 5 13.16
7. 92 – 97 7 18.42
61 Ibid.
Jumlah 38 100
b. Kelas Kontrol
Seperti dalam kelas eksperimen, kelas kontrol juga
dilaksanakan posttest. Pelaksanaan posttest dalam kelas kontrol ini
juga mempunyai tujuan yang sama seperti posttest yang dilaksanakan
pada kelas eksperimen.
Tes akhir yang diberikan pada kelas kontrol, peserta didik
diajar dengan model pembelajaran konvensional nilai tertinggi
mencapai 78 dan nilai terendah 32, rentang nilai (R) adalah 46,
banyaknya kelas interval diambil 7 kelas, panjang kelas interval
diambil 7.
Tabel 4.7 Daftar Distribusi FrekuensiDari Nilai Tes Akhir (Post Test)
Kelas Kontrol
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Relative (%)
1. 30 – 36 2 5.26
2. 37 – 43 2 5.26
3. 44 – 50 9 23.68
4. 51 – 57 4 10.53
5. 58 – 64 8 21.05
6. 65 – 71 8 21.05
7. 72 – 78 5 13.15
Jumlah 38 100
B. Pengujian Hipotesis
Dalam analisis uji hipotesis peneliti menggunakan uji t-test dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Tahap Awal
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan
dengan uji Chi-Kuadrat. Data awal yang digunakan untuk menguji
normalitas adalah nilai pre test. Kriteria pengujian yang digunakan
untuk taraf signifikan = 5% dengan dk = k – 3. Jika χ 2hitung <
χ 2tabel, maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika χ 2
hitung >
χ 2tabel, maka data tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian
normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Data Hasil Uji Normalitas
Kelompok χ 2hitung dk χ 2
tabel Keterangan
Eksperimen 6.3478 4 9.4877 Normal
Kontrol 5.2519 4 9.4877 Normal
Terlihat dari tabel tersebut bahwa Uji normalitas pre test pada
kelas eksperimen (XI IA 2) untuk taraf signifikan = 5% dengan dk =
7 – 3 = 4, diperoleh χ 2hitung = 6.3478 dan χ 2
tabel = 9.4877. Karena
χ 2hitung < χ 2
tabel, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut
berdistribusi normal.
Sedangkan Uji normalitas pre test pada kelas kontrol (XI IA 1)
untuk taraf signifikan = 5% dengan dk = 7 – 3 = 4, diperoleh χ 2hitung
= 5.2519 dan χ 2tabel = 9.4877. Karena χ 2
hitung < χ 2tabel, maka dapat
dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah data
tersebut mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak. Uji
kesamaan dua varians data dilakukan dengan pembagian antara varians
terbesar dengan varians terkecil. Kriteria pengujian yang digunakan
untuk taraf signifikan = 5%, dk pembilang = (n1-1), dk penyebut =
(n2-1) dan peluang α21 . Jika Fhitung < Ftabel, maka data tersebut
homogen, dan sebaliknya jika Fhitung > Ftabel, maka data tersebut tidak
homogen (heterogen).
Perhitungan uji homogenitas untuk sampel dengan
menggunakan data nilai awal (pre test). Diperoleh Fhitung = 1.370,
dengan peluang α21 dan taraf signifikansi sebesar = 5%, serta dk
pembilang = 38 – 1 = 37dan dk penyebut = 38 – 1 = 37yaitu F0,25(37, 37)
= 1.924. Diperoleh bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini berarti bahwa data
bervarians homogen.
c. Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui
apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rata-rata yang
identik atau sama pada tahap awal. Dari uji kesamaan rata-rata
diperoleh thitung = 0.551. Dengan taraf nyata 5% dan dk = 74 diperoleh
ttabel = 1.99. Dengan demikian ttabel < thitung < ttabel yang berarti bahwa
rata-rata hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen relatif sama.
Berdasarkan analisis ini, maka dapat dikatakan bahwa kedua
kelompok sampel dalam keadaan sama (berangkat dari kondisi awal
yang sama).
2. Analisis Tahap Akhir
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat. Data
akhir yang digunakan untuk menguji normalitas adalah nilai post test.
Kriteria pengujian yang digunakan untuk taraf signifikan = 5%
dengan dk = k – 3. Jika χ 2hitung < χ 2
tabel, maka data berdistribusi
normal dan sebaliknya jika χ 2hitung > χ 2
tabel, maka data tidak
berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Data Hasil Uji Normalitas
Kelompok χ 2hitung dk χ 2
tabel Keterangan
Eksperimen 4.5948 4 9.4877 Normal
Kontrol 6.1716 4 9.4877 Normal
Terlihat dari tabel tersebut bahwa Uji normalitas post test pada
kelas eksperimen (XI IA 2) untuk taraf signifikan = 5% dengan dk =
7 – 3 = 4, diperoleh χ 2hitung = 4.5948 dan χ 2
tabel = 9.4877. Karena
χ 2hitung < χ 2
tabel, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut
berdistribusi normal.
Sedangkan Uji normalitas post test pada kelas kontrol (XI IA 1)
untuk taraf signifikan = 5% dengan dk = 7 – 3 = 4, diperoleh χ 2hitung
= 6.1716 dan χ 2tabel = 9.4877. Karena χ 2
hitung < χ 2tabel, maka dapat
dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Penghitungan uji homogenitas untuk sampel dengan
menggunakan data nilai hasil belajar (post test),. Diperoleh Fhitung =
1.323, dengan peluang α21 dan taraf signifikansi sebesar = 5%,
serta dk pembilang = 38 – 1 = 37dan dk penyebut = 38 – 1 = 37 yaitu
F0,25(37, 37) = 1.92. Terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini berarti bahwa
data bervarians homogen.
c. Rata-rata Hasil Akhir
Rata-rata hasil akhir digunakan untuk mengetahui apakah kelas
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rata-rata yang berbeda
setelah dilakukan pembelajaran. Dari uji kesamaan rata-rata diperoleh
thitung = 8.396. Dengan taraf nyata 5% dan dk = 74 diperoleh ttabel =
1.67. Dengan demikian ttabel < thitung > ttabel yang berarti bahwa rata-
rata hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
tidak sama.
Berdasarkan analisis ini, maka dapat dikatakan bahwa kedua
kelompok sampel dalam keadaan tidak sama setelah dilakukan
pembelajaran.
d. Uji Ketuntasan Belajar
Hasil uji ketuntasan belajar baik kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol menggunakan uji rata-rata atau one sample test
dengan t value 60 sebagai batas nilai ketuntasan belajar. Hasil uji
ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.10. Hasil Uji Ketuntasan Belajar
Kelompok n Mean o thitung ttabel Kriteria
Eksperimen 38 79.53 60 12.05 1.687 Ha diterima(Tuntas)
Kontrol 38 58.79 60 -0.64 1.687 Ha ditolak
(Belum Tuntas)Keterangan:
Ho : < 60 (belum tuntas)
Ha : 60 (tuntas belajar)
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh nilai thitung untuk
hasil belajar kelompok eksperimen sebesar 12.05> 1.687, yang berarti
secara nyata rata-rata hasil belajar ini lebih dari 60, atau mencapai
ketuntasan belajar. Nilai thitung untuk kelompok kontrol sebesar -0.64 <
1.687, yang berarti secara nyata rata-rata hasil belajar > 60, atau belum
mencapai ketuntasan belajar.
e. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Kondisi Akhir
Teknik statistik yang digunakan dalam uji perbedaan dua rata-
rata kondisis akhir ini adalah teknik t-test. Digunakan untuk
mengetahui koefisien perbedaan antara dua buah distribusi data.
Pengujian ini menggunkan uji pihak kanan. Hipotesis Ho dan Hi
adalah:
Ho : µ1= µ2
H1 : µ1 > µ2
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang
diperoleh untuk kemampuan ranah kognitif kelas eksperimen dengan
media dakron diperoleh rata-rata nilai postest adalah 79,53 dan
standar deviasi (SD) adalah 9,99 sedangkan kelas kontrol dengan
pembelajaran presentasi diperoleh rata-rata nilai postest adalah 58,79
dan standar deviasi (SD) adalah 11,49 dengan dk = 38 + 38 – 2 = 74
dan taraf nyata 5% maka diperoleh thitung = 8,396 dengan ttabel = 1,67.
Karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti rata-rata
hasil belajar kimia pada materi pokok konfigurasi elektron dengan
media dakron lebih baik daripada rata-rata hasil belajar matematika
dengan metode konvensional.
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan t-test nilai postest
Kelas N nilai
posttest
Varians Standar
Deviasi (SD)
t hitung ttabel
Eksperimen 38 79,53 99,7696 9,99
Kontrol 38 58,79 132,0085
11,49
8,396 1,67
3. Analisis Deskriptif Observasi
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk
mengetahui aktivitas peserta didik yang merupakan hasil belajar peserta
didik ranah afektif dan ranah psikomotorik peserta didik. Observasi ranah
afektif diambil dari proses pembelajaran konfigurasi elektron, sedang
observasi ranah psikomotorik diambil dari pembelajaran dengan media
dakron. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan
untuk mengetahui apakah aktivitas peserta didik berupa hasil belajar
ranah afektif dan ranah psikomotorik baik kelas eksperimen atau kelas
kontrol meningkat atau tidak, lebih baik atau tidak. Hasil analisis
deskriptif observasi peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan Tabel 4.13.
Tabel 4.12 Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Peserta didik
Ranah Afektif Dalam Proses Pembelajaran
Kelas Persentase Skor/nilai Kriteria
Kontrol 65% Cukup
Eksperimen 69% Baik
Tabel 4.13 Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Ranah
Psikomotorik Dalam Proses Pembelajaran
Kelas Persentase Skor/nilai Kriteria
Kontrol 65% Cukup
Eksperimen 70% Baik
4. Uji Analisis Deskriptif Keefektivan
Analisis keefektivan bertujuan untuk mengetahui apakah
pembelajaran dengan media dakron lebih efektif daripada yang tidak
menggunakan media dakron. Hasil analisis keefektivan media dakron
dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yang berupa akumulasi dari
hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik yang
berupa presentasi rata-rata dari ketiganya (hasil belajar ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik). Analisis keefektivan media dakron
dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Perhitungan Analisa Keefektivan Media Dakron
Kelas Kognitif Afektif PsikomotorikRata-
rataKriteria
Eksperimen 97% 69% 70% 79% BaikKontrol 55% 65% 65% 62% Cukup
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapatkan bahwa
pembelajaran dengan media dakron lebih efektif daripada pembelajaran
secara konvensional.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, kemampuan awal kedua kelas baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol perlu diketahui apakah sama atau
tidak. Oleh karena itu peneliti mengambil peneliti mengambil nilai pre test
sebagai data awal. Instrumen pre test dalam bentuk soal pilihan ganda
sebanyak 40 item dengan 5 pilihan jawaban. Bentuk dan jumlah soal antara
kelas eksperimen dan kontrol harus sama. Soal ini diujikan pada kelas XII IA
1.
Berdasarkan analisis data awal, hasil penghitungan diperoleh nilai rata-
rata untuk kelas eksperimen (XI IA 2) adalah 49.21 dengan simpangan baku
(S) adalah 8.79. Sementara nilai rata-rata kelas kontrol (XI IA 1) adalah 48.00
dengan simpangan baku (S) adalah 1029.00. Sehingga dari analisis data awal
menunjukkan bahwa diperoleh χ 2hitung < χ 2
tabel baik pada uji normalitas, uji
homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Hal ini dapat dikatakan bahwa
kedua kelas berasal dari kondisi yang sama dan dapat diberi perlakuan, yaitu
kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan media dakron dan
kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional.
Proses pembelajaran selanjutnya kelas eksperimen (XI IA 2) mendapat
perlakuan pembelajaran dengan media dakron dan untuk kelas kontrol (XI IA
1) dengan model pembelajaran konvensional. Setelah proses pembelajaran
berakhir, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes akhir yang sama, 25
item soal pilihan ganda dengan 5 pilihan.
Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan diperoleh nilai rata-rata
untuk kelas eksperimen (XI IA 2) adalah 79.53 dengan simpangan baku (S)
adalah 9.99. Sementara nilai rata-rata kelas kontrol (XI IA 1) adalah 58.79
dengan simpangan baku (S) adalah 11.49. Sehingga dari analisis data awal
menunjukkan bahwa diperoleh χ 2hitung < χ 2
tabel baik pada uji normalitas, uji
homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Hal ini dapat dikatakan bahwa
kedua kelas berasal dari kondisi yang sama.
Berdasarkan uji perbedaan rata-rata satu pihak yaitu pihak kanan
diperoleh thitung = 8.396 dan ttabel = t(0.95)(74) = 1.67. karena thitung > ttabel maka
signifikan dan hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian,
maka hasilnya dapat dikemukakan bahwa: ”adanya perbedaan hasil belajar
antara peserta didik kelas eksperimen dengan media dakron dan kelas kontrol
yang menggunakan model pembelajaran konvensional.”
Dalam penelitian ini di samping menggunakan metode test juga
menggunakan metode observasi. Metode ini digunakan untuk mengetahui
aktivitas peserta didik yang merupakan hasil belajar peserta didik ranah
afektif dan ranah psikomotorik peserta didik. Observasi ranah afektif diambil
dari proses pembelajaran konfigurasi elektron dalam kegiatan pembelajaran
materi konfigurasi elektron. Sedangkan observasi ranah psikomotorik diambil
dari pembelajaran peserta didik dengan menggunakan media dakron.
Menurut hasil perhitungan observasi ranah afektif dan psikomotorik
yang dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan Tabel 4.13, menunjukkan bahwa hasil
observasi aktivitas peserta didik pada ranah afektif yaitu dalam kegiatan
pembelajaran, kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Pada
kegiatan diskusi dengan media dakron atau hasil belajar ranah psikomotorik
kelas eksperimen terlihat lebih tinggi dibanding hasil belajar ranah
psikomotorik kelas kontrol. Berdasarkan hasil ranah afektif dan ranah
psikomorik dapat disimpulkan pada kelas eksperimen, media dakron dapat
menimbulkan suasana yang menyenangkan, peserta didik lebih aktif dan tidak
membosankan dan adanya media dakron menambah lebih menarik dan dapat
memanfaatkan kedua belah otak sehingga otak tidak jenuh.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa ”Ada perbedaan
efektifitas pembelajaran media dakron dengan model pembelajaran
konvensional pada pokok bahasan konfigurasi elektron terhadap hasil belajar
peserta didik kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Kabupaten Demak Tahun
Pelajaran 2010/2011.”
D. Keterbatasan Hasil Penelitian
Meskipun penelitian ini sudah dikatakan seoptimal mungkin, akan
tetapi peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari adanya
kesalahan dan kekurangan, hal itu karena keterbatasan–keterbatasan di bawah
ini:
1. Keterbatasan Waktu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpancang oleh waktu,
karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Dalam penelitian ini masih
terdapat kekurangan waktu diskusi kelompok karena peserta didik
membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga mengakibatkan
pelaksanaan skenario pembelajaran tidak sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan.
2. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak lepas dari teori, oleh karena itu peneliti menyadari
sebagai manusia biasa masih mempunyai banyak kekurangan-kekurangan
dalam penelitian ini, baik keterbatasan tenaga dan kemampuan berfikir,
khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi peneliti sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk menjalankan penelitian sesuai dengan kemampuan
keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Keterbatasan Tempat
Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat,
yaitu MA Futuhiyyah 2 Mranggen untuk dijadikan tempat penelitian.
Apabila ada hasil penelitian di tempat lain yang berbeda, tetapi
kemungkinannya tidak jauh menyimpang dari hasil penelitian yang penulis
lakukan.
4. Keterbatasan dalam Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti tentang pembelajaran
kimia dengan media dakron pada materi pokok konfigurasi elektron.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Deskripsi data dan analisis penelitian tentang efektivitas media dakron
pada materi konfigurasi elektron terhadap hasil belajar kimia siswa Kelas XI
MA Futuhiyyah 2 Mranggen Kabupaten Demak dari bab I sampai IV pada
skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t-test diperoleh thitung =
8.396 dan ttabel = 1,67 karena thitung > ttabel, maka signifikan dan hipotesis
yang diajukan dapat diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan media dakron lebih efektif dari pada pembelajaran
konvensional untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
pokok Konfigurasi Elektron di MA Futuhiyyah 2 Mranggen. Karena
dengan penerapan media dakron pada pembelajaran materi pokok
konfigurasi elektron peserta didik dapat mempraktikkan langsung materi
konfigurasi elektron dengan bantuan media dakron.
2. Pembelajaran kimia dengan menggunakan media dakron pada siswa kelas
XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen dapat mencapai rata-rata yang telah
ditentukan oleh sekolah. Dimana rata-rata yang ditentukan di MA
Futuhiyyah 2 Mranggen adalah 78% peserta didik tuntas belajar.
Ketuntasan belajar peserta didik pada kelas eksperimen yang dapat
mencapai rata-rata sebanyak 97%, sehingga hasil belajar kimia pada
materi konfigurasi elektron dengan menggunakan media dakron 97% dari
jumlah peserta didik dapat mencapai batas ketuntasan minimal tersebut.
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh nilai t-hitung untuk hasil
belajar kelompok eksperimen sebesar 12.05 > ttabel =1.687, yang berarti
secara nyata rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik.
60
B. Saran
Mengingat pentingnya madia dalam suatu pembelajaran peneliti
mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut di
atas sebagai berikut :
1. Pada Guru Kimia
a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus menyiapkan
pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi dapat tersampaikan
secara maksimal, termasuk pemilihan media, teknik dan model yang
dipakai dalam proses pembelajaran.
b. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya
variasi mengajar supaya peserta didik tidak merasa jenuh. Sebagai
pendidik juga harus memperhatikan perkembamgan dari peserta didik
terutama perilaku dan pemikiran dan pemahaman dari peserta didik.
c. Pelaksaaan pembelajaran dengan menggunakan media dakron pada
materi pokok konfigurasi elektron agar dapat dilakukan tidak hanya
sampai penelitian ini selesai, akan tetapi dilanjutkan dan dilaksanakan
secara kontinyu sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
d. Dan hendaknya guru agar dapat mengembangkan kreativitas dalam
pembelajaran dengan menggunakan media dakron.
2. Pihak Peserta didik
a. Hendaknya selama proses belajar mengajar berlangsung peserta didik
dapat bekerja sama dengan kelompoknya, sehingga dapat merangsang
peserta didik untuk aktif di dalam proses belajar mengajar.
b. Hendaknya peserta didik tidak malu menanyakan materi yang
dianggap sulit kepada teman lainnya. Karena pembelajaran tidak hanya
terbatas pada penjelasan guru.
c. Peserta didik hendaknya tidak segan membantu temannya yang
berkemampuan kurang, karena dengan mengajarkan teman lain peserta
didik akan semakin bertambah pemahamannya.
3. Pihak Sekolah
a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi media dan
prasarana yang dibutuhkan.
c. Kepada semua pihak sekolah terutama para pendidik, diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi profesional serta
membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena pada dasarnya
kompetensi yang dimiliki oleh seorang pendidik sangat mempengaruhi
keberhasilan proses pembelajaran yang dapat menghasilkan peserta
didik yang berprestasi, berbudi pekerti luhur, dan berakhlakul karimah
yang berdampak positif pada perkembangan dan kemajuan sekolah.
C. Penutup
Alhamdulillah, penelitian skripsi ini dapat diselesaikan. Peneliti
berharap setitik usaha berupa skripsi ini bermanfaat bagi peneliti sendiri, guru
patner MA Futuhiyyah 2 Mranggen dan siapapun yang membaca skripsi ini.
Di samping itu, mudah-mudahan karya kecil ini dapat memberikan
sumbangan ilmu dalam dunia pendidikan. Peneliti sadar sepenuhnya atas
segala kekurangan dalam berbagai hal. Hanya kepada Allah-lah peneliti
berharap keridlaan dan petunjuk dalam mencari jalan yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
.
Al-Ja’fi, Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-MaghirahBaridzabah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut Libanon: Darul Kitabal-‘Alamiah, 1992
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. Revisi, Jakarta:Bumi Aksara, 2006
_________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009
Bradi, James E, Kimia Universitas, Terj. Sukmariah Maun dkk, Jakarta: BinarupaAksara, 1999
Cotton dan Wilkinson, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta: UI-Press, 2007
Departemen Agama, Al-Qur`an dan Terjemahnya, Kudus: MubarokatanToyyibah, 2006
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:PT Rineka Cipta, 1999
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta,2006
Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000
Muchtaridi, Sandri Justiana, Kimia 2 SMA Kelas XI, Jakarta: Yudhistira, 2006
Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003
Nasution, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994
Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2002
Sadiman, Arief S, Media Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT RinekaCipta, 2003
Sudjana, Metoda Statistik, Bandung : PT. Tarsito, 2005
Sudjana, Nana, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009
____________, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: RemajaRosdakarya, 1991
Sugiyarto, Kristian H, Kimia Anorganik I, Yogyakarta: UNY, edisi revisi, 2004
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR & D), Bandung: Alfabeta, 2008
________, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007
Sutikno, Sobri, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Prospect, 2009
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka, 2005
BIODATA
Data Pribadi
Nama : ABDUL AZIS
NIM : 063711017
Jurusan : TADRIS KIMIA
Dosen Wali : RATIH RIZQI NIRWANA, S.Si, M.Pd
TTL : SEMARANG, 05 FEBRUARI 1988
Telp/HP : 085640240848
Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MEDIA DAKRON (DAKON
ELEKTRON) PADA MATERI KONFIGURASI
ELEKTRON TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA
PESERTA DIDIK KELAS XI MA FUTUHIYYAH 2
MRANGGEN KABUPATEN DEMAK
Lulus Munaqosah : 17 DESEMBER 2010
IPK :
Nama Ayah : SUWANTO
Pekerjaan Ayah : -
Alamat : Jln. ANYAR WATES
RT. 04 RW. 02
Kec. NGALIYAN KOTA SEMARANG
Biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagai dasar
pembuatan ijazah dan Transkip serta data lain yang diperlukan. Apabila ada
kesalahan data yang saya sampaikan, maka resiko akan saya tanggung sendiri.
Semarang, 31 DESEMBER 2010 Calon Wisudawan
ABDUL AZIS
Lampiran 1SILABUS
Nama Sekolah : SMAMata Pelajaran : KIMIAKelas/Semester : XI/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa.Alokasi Waktu : 16 jam (2 jam untuk UH)
Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pemelajaran Indikator PenilaianAlokasiWaktu
Sumber/bahan/alat
§ Teori atom Bohr danmekanik kuantum.
§ Bilangan kuantumdan bentuk orbital.
§ Mengkajitentang teori kuantum, prinsipketidakpastian dan mekanikagelombang melalui diskusikelompok.
§Menentukan bilangan kuantumdan bentuk orbital s, p , d dan fmelalui diskusi kelas.
§Menjelaskan teori atom mekanikakuantum.
§Menentukan bilangan kuantum(kemungkinan elektron berada)§Menggambarkan bentuk-bentuk
orbital.§Menjelaskan kulit dan sub kulit serta
hubungannya dengan bilangankuantum.
4 jam1.1 Menjelaskan teoriatom Bohr danmekanika kuantumuntuk menuliskankonfigurasielektron dandiagram orbitalserta menentukanletak unsur dalamtabel periodik.
§ Konfigurasi elektron(prinsip aufbau,aturan Hund danlarangan Pauli) danhubungannyadengan sistemperiodik.
§ Menentukan konfigurasi elektron, diagramorbital serta hubungannya denganletak unsur dalam tabel periodikmelalui diskusi kelas.§ Berlatih
menentukan penulisan konfigurasielektron dan letak unsur dalamtabel periodik.
§Menggunakan prinsip aufbau, aturanHund dan azas larangan Pauli untukmenuliskan konfigurasi elektron dandiagram orbital.§Menghubungkan konfigurasi elektron
suatu unsur dengan letaknya dalamsistem periodik
§ Jenis tagihanTugas individu KuisUlangan harian§ Bentuk instrumen Tes tertulis
6 jam
§ SumberBukukimiainternet§ BahanLembarkerja,BahanpresentasiLCD,komp
1.2. Menjelaskan teorijumlah pasangan
§ Bentuk molekul § Menggambarkan bentuk molekul senyawa
§Menentukan bentuk molekulberdasarkan teori pasangan elektron.
§ Jenis tagihanTugas individu
2 jam § SumberBuku
Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pemelajaran Indikator PenilaianAlokasiWaktu
Sumber/bahan/alat
elektron di sekitarinti atom dan teorihibridisasi untukmeramalkanbentuk molekul.
melalui diskusi kelas (gunakanvisualisasi misalnyamenggunakan balon atau dariCD).
§Menentukan bentuk molekulberdasarkan teori hibridisasi.
Ulangan harian§ Bentuk instrumen Tes tertulis
kimia§ BahanLembarkerja,BahanpresentasiLCD,komp
1.3. Menjelaskaninteraksi antarmolekul (gaya antarmolekul) dengansifatnya.
§ Gaya antar molekul § Diskusitentang gaya antar molekul.§ Menganali
sis grafik yang menunjukkanhubungan antara titik didihdengan molekul yang terbebtukmelalui ikatan hidrogen.§ Mengident
ifikasi sifat-sifat fisis molekulberdasarkan gaya antar molekulmelalui diskusi kelas.
§Menjelaskan perbedaan sifat fisik(titik didih, titik beku) berdasarkanperbedaan gaya antar molekul (gayaVan Der Waals, gaya london, danikatan hidrogen)
§ Jenis tagihanTugas individuKuisUlangan harian§ Bentuk instrumenTes tertulis
2 jam § SumberBukukimia§ BahanLembarkerja
Lampiran 3KISI-KISI SOAL PENELITIAN
Materi: Konfigurasi Elektron
Sekolah : MA Futuhiyyah 2 Mranggen Jumlah Soal : 25 ButirMata Pelajaran : Kimia Waktu : 90 MenitKelas / Semester : XI Gasal Bentuk Soal : Pilihan GandaStandar Kompetensi : Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawaKompetensi Dasar : Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital
serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik
Indikator Materi PokokC1
Pengetahuan(knowledge)
C2Pemahaman
(comprehension)
C3Penerapan
(application)
C4Analisis
(analysis)
C5Sintesis
(synthesis)
C6Penilaian
(evaluation)1. Menjelaskan
teori atommekanikakuantum
2. Menentukanbilangankuantum
3. Menggambarkanbentuk-bentukorbital
4. Menjelaskankulit dan subkulitsertahubungannyadengan bilangankuantum
• Konfigurasielectron
5, 13, 23 1, 4, 8 2, 3, 6, 7, 10,11, 12, 14,15, 16, 18,19, 20, 21, 22
9, 17, 25
Lampiran 2RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)KELOMPOK EKSPERIMEN
Mata Pelajaran : KIMIAKelas/Semester : XI/1Materi Pokok : Konfigurasi ElektronAlokasi Waktu : 5 x 45 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik
unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk
menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan
letak unsur dalam tabel periodik
C. Indikator
1. Menjelaskan teori atom mekanika kuantum
2. Menentukan bilangan kuantum
3. Menggambarkan bentuk-bentuk orbital
4. Menjelaskan kulit dan subkulit serta hubungannya dengan
bilangan kuantum
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum
untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta
menentukan letak unsur dalam tabel periodik
E. Materi Pembelajaran
Konfigurasi elektron
F. Metoda Pembelajaran
Diskusi, informasi, tanya jawab
G. Strategi Pembelajaran
No. Proses Pembelajaran Waktu1 2 31a.
b.
c.
Pertemuan Ke-1Kegiatan Awal:
1) Salam, Mengabsen siswa2) Membangun motivasi siswa3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti:1) Guru menjelaskan tentang:
a) Bilangan kuantum utama (n),b) Bilangan kuantum azimuth (l),c) Bilangan kuantum magnetik (m),d) Bilangan kuantum spin (s)
2) Siswa menyimak dan memperhatikan3) Guru menjelaskan tentang Konfigurasi
Elektron Berdasarkan Model AtomMekanika Kuantum
4) Siswa diberi kesempatan untuk bertanyaKegiatan Akhir:
1) Guru memberikan tugas untukdikumpulkan minggu depan
2) Guru menyampaikan materi minggudepan
3) Guru salam penutup
10 menit
30 menit
20 menit
15 menit
10 menit
5 menit
2a.
b.
1
Pertemuan Ke-2Kegiatan Awal:
1) Salam, Mengabsen siswa2) Membangun semangat siswa3) Siswa mengumpulkan tugas minggu lalu4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti:1) Guru menjelaskan cara menentukan
diagram orbital Asas Aufbau denganmenggunakan media dakron
2
10 menit
30 menit
3
c.
2) Siswa belajar dengan media dakron3) Siswa diberi kesempatan secara kolompok
untuk belajar konfigurasi elektron denganmedia dakron
Kegiatan Akhir:1) Guru memberikan tugas untuk
dikumpulkan minggu depan2) Guru menyampaikan bahwa minggu
depan akan diadakan ulangan materipokok konfigurasi elektron
5 menit
3) Guru mengucapkan salam penutup3a.
b.
c.
Pertemuan ke-3Kegiatan Awal:
1) Salam, mengabsen2) Guru mengkondisikan kelas
Kegiatan Inti:1) Guru meminta siswa mengumpulkan
pekerjaan rumah minggu lalu2) Guru membagi soal evaluasi siswa3) Guru mengawasi siswa mengerjakan soal
evaluasiKegiatan Akhir:
1) Guru meminta pekerjaan siswa2) Menyampaikan meteri minggu yang akan
datang3) Salam penutup
10 menit
5 menit5 menit60 menit
15 menit
H. Alat/Sumber Belajar
Buku kimia kelas XI, LKS, Media Dakron (Dakon Elektron)
I. Penilaian
a) Teknik = Penugasan individu
b) Bentuk Instrumen = Tes pilihan ganda
c) Instrumen = Terlampir
Demak, 15 Juli 2010Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
Sri Krisda Usadani, S.Pd Abdul AzisNIM.063711017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
KELOMPOK KONTROL
Mata Pelajaran : KIMIAKelas/Semester : XI/1Materi Pokok : Konfigurasi ElektronAlokasi Waktu : 5 x 45 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik
unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk
menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan
letak unsur dalam tabel periodik
C. Indikator
1. Menjelaskan teori atom mekanika kuantum
2. Menentukan bilangan kuantum
3. Menggambarkan bentuk-bentuk orbital
4. Menjelaskan kulit dan subkulit serta hubungannya dengan
bilangan kuantum
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum
untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta
menentukan letak unsur dalam tabel periodik
E. Materi Pembelajaran
Konfigurasi elektron
F. Metoda Pembelajaran
Diskusi, informasi, tanya jawab
G. Strategi Pembelajaran
No. Proses Pembelajaran Waktu1 2 31a.
b.
c.
Pertemuan Ke-1Kegiatan Awal:
1) Salam, Mengabsen siswa2) Membangun motivasi
siswa3) Guru menyampaikan
tujuan pembelajaranKegiatan Inti:
1) Guru menjelaskan tentang:a) Bilangan kuantum utama (n),b) Bilangan kuantum azimuth (l),c) Bilangan kuantum magnetik (m),d) Bilangan kuantum spin (s)
2) Siswa menyimak dan memperhatikan3) Guru menjelaskan tentang Konfigurasi
Elektron Berdasarkan Model AtomMekanika Kuantum
4) Siswa diberi kesempatan untuk bertanyaKegiatan Akhir:
1) Guru memberikan tugas untukdikumpulkan minggu depan
2) Guru menyampaikan materi minggudepan
3) Guru salam penutup
10 menit
30 menit
20 menit
15 menit
10 menit
5 menit
2a.
b.
1
Pertemuan Ke-2Kegiatan Awal:
1) Salam, Mengabsen siswa2) Membangun semangat siswa3) Siswa mengumpulkan tugas minggu lalu4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti:1) Guru menjelaskan cara menentukan
diagram orbital Asas Aufbau
2
10 menit
30 menit
3
c.
2) Siswa belajar menentukan diagram orbitalmenurut Asas Aufbau
3) Siswa diberi kesempatan untukmenentukan diagram orbital menurut AsasAufbau secara kelompok
Kegiatan Akhir:
5 menit
1) Guru memberikan tugas untukdikumpulkan minggu depan
2) Guru menyampaikan bahwa minggudepan akan diadakan ulangan materipokok konfigurasi elektron
3) Guru mengucapkan salam penutup3a.
b.
c.
Pertemuan ke-3Kegiatan Awal:
1) Salam, mengabsen2) Guru mengkondisikan kelas
Kegiatan Inti:1) Guru meminta siswa mengumpulkan
pekerjaan rumah minggu lalu2) Guru membagi soal evaluasi siswa3) Guru mengawasi siswa mengerjakan soal
evaluasi
Kegiatan Akhir:1) Guru meminta pekerjaan siswa2) Menyampaikan meteri minggu yang akan
datang3) Salam penutup
10 menit
5 menit5 menit60 menit
15 menit
H. Alat/Sumber Belajar
Buku kimia kelas XI, LKS, Media Dakron (Dakon Elektron)
I Penilaian
1. Teknik = Penugasan individu
2. Bentuk Instrumen = Tes pilihan ganda
3. Instrumen = Terlampir
Demak, 15 Juli 2010Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
Sri Krisda Usadani, S.Pd Abdul AzisNIM.063711017
Lampiran 4
Soal Uji Coba
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang kamu anggap benar!
1. Yang menjelaskan tentang posisi elektron dalam orbital elektron adalah...a. Bilangan kuantum utama (n) d. Bilangan kuantum magnetik (m)b. Orbital e. Bilangan kuantum spin (s)c. Bilangan kuantum azimut (l)
2. Kulit elektron dengan jumlah elektron maksimum 18 adalah kulit...a. K d. Mb. L e. Oc. N
3. Ion X2+ memiliki konfigurasi 1s2 2s2 2p6 Nomor atom X adalah...a. -8 d. 13b. 10 e. 14c. 12
4. Bilangan kuantum yang tidak diijinkan adalah...
a. n = 3, l = 0, m = 0, s = +21 d. n = 3, l = 2, m = -1, s = -
21
b. n = 3, l = 1, m = +1, s = -21 e. n = 3, l = 2, m = +2, s = +
21
c. n = 3, l = 1, m = -2, s = -21
5. unsur yang mempunyai sifat yang mirip dengan unsur 38Sr adalah ion yangmempunyai konfigurasi elektron ........a. (Kr) 5s2 d. (Ar) 3d10 4s1
b. (Xe) 7s1 e. (Xe) 4f14 5d10 6s2 6p6
c. (Kr) 4d10 5s2 5p5
6. Bilangan kuantum azimut yang dimiliki suatu elektron menyatakan...a. Subkulit tempat elektron berlokasib. Bentuk orbitalc. Orbital tempat elektron berlokasid. Arah perputaran elektron pada sumbunyae. Orientasi khusus dari orbital dalam ruang terhadap inti
7. Suatu elektron memiliki bilangan kuantum n = 3, l = 2, m = -1, s = +21 ,
elektron tersebut menempati subkulit...a. 3d d. 2pb. 3p e. 2sc. 3s
8. Suatu atom dalam intinya mengandung 45 neutron. Bila massa atom unsurtersebut 80, maka atom tersebut memiliki elektron valensi sebanyak...a. 1 d. 7b. 2 e. 8c. 3
9. Konfigurasi elektron dari nomor atom 21 adalah...a. 2s2 2p6 d. 2s2 2p6 3s2
b. 1s2 2s2 e. 1s1 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s1
c. 1s2 2s2 2p6
10. Unsur-unsur dibawah ini yang merupakan unsur-unsur golongan VIII B,kecuali...a. 56Fe d. 36Krb. 27Co e. 78Ptc. 45Rh
11. Unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit d disebut kelompok...a. Utama d. Lantanidab. Transisi e. Aktinidac. Gas Mulia
12. Konfigurasi berikut ini yang menunjukkan konfigurasi elektron dari unsurgolongan lantanida adalah...
a. [Ar] 4s23d10 4p5 d. [Rn] 7s2 4f4
b. [Kr] 5s24d2 e. [Kr] 5s24d10 4p2
c. [Xe] 6s24f4
13. Unsur 20P, 15Q, 21R, 30S, dan 39T. Unsur yang dalam sistem periodik unsurterletak blok d adalah...a. P, Q, dan R d. Q, S, dan Pb. R, T, dan S e. P, R, dan Tc. Q, R, dan T
14. Konfigurasi elektron ion X- adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6. Atom X dalam sistemperiodik terletak pada periode....a. 3 golongan VI A d. 4 golongan I Ab. 3 golongan VII A e. 4 golongan I Bc. 3 golongan VI B
15. Yang menentukan bentuk orbital adalah bilangan kuantum...a. Utama d.Azimutb. Spin e. nc. Magnetik
16. Berikut ini adalah tabel unsur dengan nomor atomnya.Pasangan unsur yang terdapat dalam blok d padasistem periodik adalah...
a. P dan R d. Q dan Sb. P dan S e. R dan Tc. P dan Q
unsur Nomor atom PQRST
1825374052
17. Unsur dengan nomor atom 29 menempati periode... golongan... dalam sistemperiodik unsur.
a. 1, IB d. 4, IB b. 2, IB e. 4, IA c. 3, IA18. Elektron terakhir dari atom A memiliki harga bilangan kuantum n = 3, l = 1, m
= 0, dan s = -21 , maka nomor atom A adalah...
a. 10 d. 18 b. 11 e. 35 c. 1719. Dalam konfigurasi elektron unsur 25Mn, elektron yang terakhir mempunyai
harga n, l, m dan s berturut-turut adalah...
a. 4, 0, 0, -21 d. 3, 2, -2, +
21
b. 3, 2, -2, -21 e. 3, 2, +2, +
21
c. 3, 2, 0, +21
20. Konfigurasi elektron 29Cu berdasarkan aturan Aufbau adalah... a. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9 d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d9 4s2
b. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 e. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s1
c. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s0 3d11
21. Penulisan konfigurasi elektron 42Mo yang mengikuti aturan orbital penuh dansetengah penuh adalah...
a. [Kr] 5s2 4d4 d. [Kr] 5s0 4d6
b. [Kr] 4d4 5s2 e. [Kr] 5s1 4d5
c. [Kr] 5s2 4d5
22. Penyingkatan penulisan kinfigurasi elektron 35Br yang benar adalah... a. [Ar] 3d10 4s2 4p5 b. [K] 3d10 4s2 4p5
b. [Ar] 3d10 4p7 e. [K] 3d10 4s2 4p6
c. [Ar] 3d10 4s2 4p6
23. Keempat bilangan kuantum untuk elektron terakhir yang menempati subkulit3s1 adalah...
a. n = 3, l = 1, m = +1, s = +21 d. n = 3, l = 1, m = 0, s = +
21
b. n = 3, l = 0, m = 0, s = +21 e. n = 3, l = 1, m = 0, s = -
21
c. n = 3, l = 0, m = +1, s = -21
24.Bilangan kuantum yang menentukan subkulit (sublintasan) adalah bilangankuantum...
a. Spin d. Azimut b. Utama e. n c. Magnetik25. Dalam atom Barium 56Ba mempunyai kulit elektron sebanyak... a. 10 d. 13 b. 11 e. 14 c. 1226. Diantara unsur-unsur dengan konfigurasi elektron di bawah ini yang memiliki
energi ionisasi paling besar adalah... a. 1s2 2S2 2P1 d. 1s2 2s2 2p6 3s24s2 3d10 4p6 5s2 4d10
sp1
b. 1s2 2s2 2p6 3S2 3P1 e. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
c. 1s2 2s2 2p6 3s2 4S2 3d10 4p1
27. Atom unsur yang menempati golongan VI A dan periode 2 memilkikonfigurasi elektron...
a. 1s2 d. 1s2 2s2 2p5
b. 1s2 2s2 2p4 e. 1s2 2s2 2p6
c. 1s2 2s2 2p6 3s2
28. Konfigurasi elektron dibawah ini yang menunjukkan konfigurasi elektron dariunsur blok s adalah...
a. [Ar] 3d3 4s2 d. [Kr] 5s1
b. [Ne] 3s2 3p1 e. [Ar] 3d5 4s1
c. [Xe] 4f14 5d8 6s2
29. Konfigurasi ion X3+ adalah 1s2 2s2 2p6, maka unsur X dalam sistem periodikterletak pada periode...
a. 2 golongan VI A d. 3 golongan III B b. 2 golongan VIII A e. 2 golongan VIII B
c. 3 golongan III A30. Salah satu unsur blok f memiliki nomor atom... a. 25 d. 60 b. 37 e. 85 c. 4731. Suatu atom M memiliki konfigurasi elektron [Ar] 4s2, maka atom M dapat
membentuk senyawa... a. MCl d. M3(PO4)2 b. MNO3 e. M2(PO4)3 c. M2SO432. Hubungan harga-harga bilangan kuantum berikut benar, kecuali...
a. n = 4, l = 2, m = 0 d. n = 1, l = 0, m = 1b. n = 4, l = 3, m = -2 e. n = 3, l = 3, m = 0c. n = 4, l = 3, m = -1
33. Elektron dengan bilangan kuantum m = -2 dapat menempati orbital...a. 2p d. 3db. 3s e. 4sc. 3p
34. Suatu elektron menempati subkulit 4d, maka harga bilangan kuantumnyaadalah...
a. n = 4, l = 3, m = 0, s = +21 d. n = 3, l = 2, m = 0, s = +
21
b. n = 4, l = 2, m = 2, s = +21 e. n = 3, l = 1, m = 0, s = -
21
c. n = 4, l = 2, m = 0, s = +21
35. Unsur yang menempati periode 4 golongan III B memiliki nomor atom...a. 12 d. 22b. 20 e. 24c. 21
36. Perhatikan data berikut:Unsur seperiode O P Q R S
Keelektronegatifan 2,46 1,45 1,74 2,83 1,00 Berdasarkan data di atas letak unsur-unsur tersebut berurutan dari kiri ke
kanan adalah...a. O, P, Q, R, S d. S, P, Q, O, Rb. R, O, Q, P, S e. S, R, Q, P, Oc. S, R, O, Q, P
37. Unsur yang mempunyai kulit elektron sebanyak 4 adalah...a. 15P d. 30Znb. 12Mg e. 35Brc. 18Ar
38. susunan elektron yang tidak mengikuti aturan Hund ditunjukan pada diagramorbital..a. ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ d. ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
b. ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑ e. ↑↓ ↑↓ ↑↓
c. ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑
39. Suatu unsur dengan nomor atom 19 akan mempunyai kemiripan dengannomor atom berikut, kecuali...a. 11 d. 55b. 20 e. 87c. 37
40. Tiga unsur yang dalam sistem periodik unsur letaknya diagonal adalah...a. H, Li, Na d. B, Al, Nb. C, N, O e. O, P, Gec. C, Si, P
Kunci Jawaban
1. A 11. B 21. E 31. D
2. D 12. C 22. A 32. D
3. C 13. B 23. B 33. D
4. C 14. B 24. D 34. B
5. A 15. D 25. C 35. C
6. B 16. D 26. A 36. D
7. A 17. D 27. B 37. B
8. E 18. C 28. D 38. E
9. E 19. E 29. C 39. B
10. D 20. B 30. D 40. E
Lampiran 6
Soal Uji Pre Test
Berikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang kamu anggap benar!
1. Kulit elektron dengan jumlah elektron maksimum 18 adalah kulit...a. K d. Mb. L e. Oc. N
2. Ion X2+ memiliki konfigurasi 1s2 2s2 2p6. Nomor atom X adalah...a. -8 d. 13b. 10 e. 14c. 12
3. Bilangan kuantum yang tidak diijinkan adalah...
a. n = 3, l = 0, m = 0, s = +21 d. n = 3, l = 2, m = -1, s = -
21
b. n = 3, l = 1, m = +1, s = -21 e. n = 3, l = 2, m = +2, s = +
21
c. n = 3, l = 1, m = -2, s = -21
4. Unsur yang mempunyai sifat yang mirip dengan unsur 38Sr adalah ion yangmempunyai konfigurasi elektron ........a. (Kr) 5s2 d. (Ar) 3d10 4s1
b. (Xe) 7s1 e. (Xe) 4f14 5d10 6s2 6p6
c. (Kr) 4d10 5s2 5p5
5. Bilangan kuantum azimut yang dimiliki suatu elektron menyatakan...a. Subkulit tempat elektron berlokasib. Bentuk orbitalc. Orbital tempat elektron berlokasid. Arah perputaran elektron pada sumbunyae. Orientasi khusus dari orbital dalam ruang terhadap inti
6. Suatu elektron memiliki bilangan kuantum n = 3, l = 2, m = -1, s = +21 ,
elektron tersebut menempati subkulit...a. 3d d. 2pb. 3p e. 2sc. 3s
7. Suatu atom dalam intinya mengandung 45 neutron. Bila massa atom unsurtersebut 80, maka atom tersebut memiliki elektron valensi sebanyak...a. 1 d. 7b. 2 e. 8c. 3
8. Konfigurasi elektron dari nomor atom 21 adalah...a. 2s2 2p6 d. 2s2 2p6 3s2
b. 1s2 2s2 e. 1s1 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s1
c. 1s2 2s2 2p6
9. Berikut ini adalah tabel unsur dengan nomor atomnya.Pasangan unsur yang terdapat dalam blok d padasistem periodik adalah...
d. P dan R d. Q dan Se. P dan S e. R dan Tf. P dan Q
10. Unsur dengan nomor atom 29 menempati periode... golongan... dalam sistemperiodik unsur.
a. 1, IB d. 4, IB b. 2, IB e. 4, IA c. 3, IA11. Dalam konfigurasi elektron unsur 25Mn, elektron yang terakhir mempunyai
harga n, l, m dan s berturut-turut adalah...
a. 4, 0, 0, -21 d. 3, 2, -2, +
21
b. 3, 2, -2, -21 e. 3, 2, +2, +
21
c. 3, 2, 0, +21
12. Penyingkatan penulisan kinfigurasi elektron 35Br yang benar adalah... a. [Ar] 3d10 4s2 4p5 b. [K] 3d10 4s2 4p5
b. [Ar] 3d10 4p7 e. [K] 3d10 4s2 4p6
c. [Ar] 3d10 4s2 4p6
13. Bilangan kuantum yang menentukan subkulit (sublintasan) adalah bilangankuantum...
a. Spin d. Azimut b. Utama e. n c. Magnetik14. Dalam atom Barium 56Ba mempunyai kulit elektron sebanyak... a. 10 d. 13 b. 11 e. 14 c. 1215. Atom unsur yang menempati golongan VI A dan periode 2 memilki
konfigurasi elektron... a. 1s2 d. 1s2 2s2 2p5
b. 1s2 2s2 2p4 e. 1s2 2s2 2p6
c. 1s2 2s2 2p6 3s2
unsur Nomor atom PQRST
1825374052
16. Konfigurasi elektron dibawah ini yang menunjukkan konfigurasi elektron dariunsur blok s adalah...
a. [Ar] 3d3 4s2 d. [Kr] 5s1
b. [Ne] 3s2 3p1 e. [Ar] 3d5 4s1
c. [Xe] 4f14 5d8 6s2
17. Salah satu unsur blok f memiliki nomor atom... a. 25 d. 60 b. 37 e. 85 c. 4718. Hubungan harga-harga bilangan kuantum berikut benar, kecuali...
a. n = 4, l = 2, m = 0 d. n = 1, l = 0, m = 1b. n = 4, l = 3, m = -2 e. n = 3, l = 3, m = 0c. n = 4, l = 3, m = -1
19. Elektron dengan bilangan kuantum m = -2 dapat menempati orbital...a. 2p d. 3db. 3s e. 4sc. 3p
20. Suatu elektron menempati subkulit 4d, maka harga bilangan kuantumnyaadalah...
a. n = 4, l = 3, m = 0, s = +21 d. n = 3, l = 2, m = 0, s = +
21
b. n = 4, l = 2, m = 2, s = +21 e. n = 3, l = 1, m = 0, s = -
21
c. n = 4, l = 2, m = 0, s = +21
21. Susunan elektron yang tidak mengikuti aturan Hund ditunjukkan padadiagram orbital..a. ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ d. ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
b. ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑ e. ↑↓ ↑↓ ↑↓
c. ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑
22. Suatu unsur dengan nomor atom 19 akan mempunyai kemiripan dengannomor atom berikut, kecuali...a. 11 d. 55b. 20 e. 87c. 37
23. Tiga unsur yang dalam sistem periodik unsur letaknya diagonal adalah...a. H, Li, Na d. B, Al, Nb. C, N, O e. O, P, Gec. C, Si, P
24. Keempat bilangan kuantum untuk elektron terakhir yang menempati subkulit3s1 adalah...
a. n = 3, l = 1, m = +1, s = +21 d. n = 3, l = 1, m = 0, s = +
21
b. n = 3, l = 0, m = 0, s = +21 e. n = 3, l = 1, m = 0, s = -
21
c. n = 3, l = 0, m = +1, s = -21
25. Konfigurasi ion X3+ adalah 1s2 2s2 2p6, maka unsur X dalam sistem periodikterletak pada periode...
a. 2 golongan VI A d. 3 golongan III B b. 2 golongan VIII A e. 2 golongan VIII B
c. 3 golongan III A
Lampiran 7Soal Uji Post Test
Berikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang kamu anggap benar!
1. Kulit elektron dengan jumlah elektron maksimum 18 adalah kulit...a. K d. Mb. L e. Oc. N
2. Ion X2+ memiliki konfigurasi 1s2 2s2 2p6. Nomor atom X adalah...a. -8 d. 13b. 10 e. 14c. 12
3. Bilangan kuantum yang tidak diijinkan adalah...
a. n = 3, l = 0, m = 0, s = +21 d. n = 3, l = 2, m = -1, s = -
21
b. n = 3, l = 1, m = +1, s = -21 e. n = 3, l = 2, m = +2, s = +
21
c. n = 3, l = 1, m = -2, s = -21
4. Unsur yang mempunyai sifat yang mirip dengan unsur 38Sr adalah ion yangmempunyai konfigurasi elektron ........a. (Kr) 5s2 d. (Ar) 3d10 4s1
b. (Xe) 7s1 e. (Xe) 4f14 5d10 6s2 6p6
c. (Kr) 4d10 5s2 5p5
5. Bilangan kuantum azimut yang dimiliki suatu elektron menyatakan...a. Subkulit tempat elektron berlokasib. Bentuk orbitalc. Orbital tempat elektron berlokasid. Arah perputaran elektron pada sumbunyae. Orientasi khusus dari orbital dalam ruang terhadap inti
6. Suatu elektron memiliki bilangan kuantum n = 3, l = 2, m = -1, s = +21 ,
elektron tersebut menempati subkulit...a. 3d d. 2pb. 3p e. 2sc. 3s
7. Suatu atom dalam intinya mengandung 45 neutron. Bila massa atom unsurtersebut 80, maka atom tersebut memiliki elektron valensi sebanyak...a. 1 d. 7b. 2 e. 8c. 3
8. Konfigurasi elektron dari nomor atom 21 adalah...a. 2s2 2p6 d. 2s2 2p6 3s2
b. 1s2 2s2 e. 1s1 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s1
c. 1s2 2s2 2p6
9. Berikut ini adalah tabel unsur dengan nomor atomnya.Pasangan unsur yang terdapat dalam blok d padasistem periodik adalah...
g. P dan R d. Q dan Sh. P dan S e. R dan Ti. P dan Q
10. Unsur dengan nomor atom 29 menempati periode... golongan... dalam sistemperiodik unsur.
a. 1, IB d. 4, IB b. 2, IB e. 4, IA c. 3, IA11. Dalam konfigurasi elektron unsur 25Mn, elektron yang terakhir mempunyai
harga n, l, m dan s berturut-turut adalah...
a. 4, 0, 0, -21 d. 3, 2, -2, +
21
b. 3, 2, -2, -21 e. 3, 2, +2, +
21
c. 3, 2, 0, +21
12. Penyingkatan penulisan kinfigurasi elektron 35Br yang benar adalah... a. [Ar] 3d10 4s2 4p5 b. [K] 3d10 4s2 4p5
b. [Ar] 3d10 4p7 e. [K] 3d10 4s2 4p6
c. [Ar] 3d10 4s2 4p6
13. Bilangan kuantum yang menentukan subkulit (sublintasan) adalah bilangankuantum...
a. Spin d. Azimut b. Utama e. n c. Magnetik14. Dalam atom Barium 56Ba mempunyai kulit elektron sebanyak... a. 10 d. 13 b. 11 e. 14 c. 1215. Atom unsur yang menempati golongan VI A dan periode 2 memilki
konfigurasi elektron... a. 1s2 d. 1s2 2s2 2p5
b. 1s2 2s2 2p4 e. 1s2 2s2 2p6
c. 1s2 2s2 2p6 3s2
unsur Nomor atom PQRST
1825374052
16. Konfigurasi elektron dibawah ini yang menunjukkan konfigurasi elektron dariunsur blok s adalah...
a. [Ar] 3d3 4s2 d. [Kr] 5s1
b. [Ne] 3s2 3p1 e. [Ar] 3d5 4s1
c. [Xe] 4f14 5d8 6s2
17. Salah satu unsur blok f memiliki nomor atom... a. 25 d. 60 b. 37 e. 85 c. 4718. Hubungan harga-harga bilangan kuantum berikut benar, kecuali...
a. n = 4, l = 2, m = 0 d. n = 1, l = 0, m = 1b. n = 4, l = 3, m = -2 e. n = 3, l = 3, m = 0c. n = 4, l = 3, m = -1
19. Elektron dengan bilangan kuantum m = -2 dapat menempati orbital...a. 2p d. 3db. 3s e. 4sc. 3p
20. Suatu elektron menempati subkulit 4d, maka harga bilangan kuantumnyaadalah...
a. n = 4, l = 3, m = 0, s = +21 d. n = 3, l = 2, m = 0, s = +
21
b. n = 4, l = 2, m = 2, s = +21 e. n = 3, l = 1, m = 0, s = -
21
c. n = 4, l = 2, m = 0, s = +21
21. Susunan elektron yang tidak mengikuti aturan Hund ditunjukkan padadiagram orbital..a. ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ d. ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
b. ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑ e. ↑↓ ↑↓ ↑↓
c. ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑
22. Suatu unsur dengan nomor atom 19 akan mempunyai kemiripan dengannomor atom berikut, kecuali...a. 11 d. 55b. 20 e. 87c. 37
23. Tiga unsur yang dalam sistem periodik unsur letaknya diagonal adalah...a. H, Li, Na d. B, Al, Nb. C, N, O e. O, P, Gec. C, Si, P
24. Keempat bilangan kuantum untuk elektron terakhir yang menempati subkulit3s1 adalah...
a. n = 3, l = 1, m = +1, s = +21 d. n = 3, l = 1, m = 0, s = +
21
b. n = 3, l = 0, m = 0, s = +21 e. n = 3, l = 1, m = 0, s = -
21
c. n = 3, l = 0, m = +1, s = -21
25. Konfigurasi ion X3+ adalah 1s2 2s2 2p6, maka unsur X dalam sistem periodikterletak pada periode...
a. 2 golongan VI A d. 3 golongan III B b. 2 golongan VIII A e. 2 golongan VIII B
c. 3 golongan III A
Kunci Jawaban :
1. D 11. E 21. E
2. C 12. A 22. B
3. C 13. D 23. E
4. A 14. C 24. B
5. B 15. B 25. C
6. A 16. D
7. E 17. D
8. E 18. D
9. D 19. D
10. D 20. B
Lampiran 8Daftar Nilai Kelas Eksperimen XI IA 2
No Nama Pretest Postest1 Ihda Salamah 48 682 Siti Ernasari 46 643 Miftakhur Rohmah 42 804 Indana Zulfa 50 865 Nurul Hikmah 28 606 Isna Fatmawati 54 827 Malicha Ulfa 46 708 Siti Zulaikhah 54 929 Nur Lailiyah 48 82
10 Khoirotul Mudzakiroh 56 8811 Afidatul Maftuh 36 6412 Siti Qona’ah 62 9213 Eni Latifah 42 5614 Didi W 50 9215 Aisyah Roisatul U 46 7216 Elok Faiqoh 34 6617 Dewi Sulistya 36 7418 Miftakul Khoirun Nisak 64 9219 Santi Widyastuti 48 7820 Atika Aini M 64 9221 Hafidhoh 38 6622 Nur Rochmah 54 8623 Nurul Hidayah 54 8424 Nani Septiani 60 9225 Siti Rumiyati 46 7826 Arina Putri 56 8227 Nurul Inayah 46 7828 Wulan Safitri 60 9229 Siti Saidatun Nif’ah 46 7830 Lina Rohmatika 44 8031 Siti Mustofiah 58 8632 Ali Farichin 40 7633 Ahmad Winarno 58 8834 M. Kholid Ubaidillah 48 7635 Nafis Chilmi 58 8236 Lilis Widya Ningrum 40 7437 Nurul Istiqomah 58 9038 Fahmiyatul Izzah 52 84
Lampiran 9Daftar Nilai Kelas Kontrol XI IA I
No Nama Pretest Postest1 M. Murodhi 48 502 Siti Lailatun N 54 603 Binti Rofiatul A 46 584 Khaerunnisa 60 725 Dito Khoirul B 46 586 Anis Umaroh 40 547 Ida Rifatul U 48 588 Nur Laili M 58 609 Eva Fauziya Ulfa 58 64
10 Anindita Rahmawati 40 6211 Andip Krisnasari 50 6812 Rifatul Khoiroh 50 6813 Khusnul Khotimah 64 6414 Aida Sinta K 54 6615 Riana Eris Puja K 52 7016 Fajri Sulfiani 40 5017 Siti Zubaidah 56 7018 M. Nurrohmah 40 4819 Ikrama Mustaqimah 56 6820 Ridaun Nikmah 28 4221 Ahmad Eko Aryanto 50 6822 Siti Fatimatuz Zahroh 50 6623 Miladun Nisak 34 4224 Ahmad Chilmianto 46 5025 Laily Maghfiroh 28 3226 Hera Amalia Dewi 60 7427 Barokah 46 5028 Maslihatul M 58 7429 Dwi Arianto 46 5030 Laila Sofiana 62 7831 Ma’rifatul Khoiroh 52 6032 Nur Janah 52 6233 Siti Rofiatus S. 58 6234 Almira Mutala’lirodliyah 34 4635 Sufrotun Khasanah 64 7836 Emy Fajarwati 34 4837 Azis Muzaki 28 3638 Kholili 34 48
Lampiran 15
Lembar Observasi Aktifitas Psikomotorik Peserta Didik Dalam
Pembelajaran Dengan Media DakronSkala PenilaianNo Kegiatan Siswa 1 2 3 4 5
1 Persiapan siswa sebelum belajar materi
pokok konfigurasi elektron
2 Kehadiran siswa dalam pelajaran kimia
pada materi konfigurasi elektron
3 Siswa memperhatikan guru saat materi
konfigurasi elektron
4 Siswa mengerjakan tugas materi
konfigurasi elektron
5 Respon siswa di kelas pada materi pokok
konfigurasi elektron
Kriteria Penilaian :
1 = Sangat Baik
2 = Baik
3 = Cukup
4 = Kurang
5 = Gagal
Keterangan Porsentase penilaian
80% - 100% = Sangat baik
66% - 79% = Baik
56% - 65% = Cukup
40% - 55% = Kurang
30% - 39% = Gagal
Lembar Observasi Aktifitas Afektif Peserta Didik Dalam
Pembelajaran Dengan Media Dakron
Skala PenilaianNo Kegiatan Siswa 1 2 3 4 51 Siswa mudah memahami pelajaran kimia
pada materi pokok konfigurasi elektron
dengan media dakron
2 Siswa aktif dalam pembelajaran kimia
pada materi pokok konfigurasi elektron
dengan media dakron
3 Siswa mampu melakukan percobaan
pembelajaran kimia pada materi pokok
konfigurasi elektron dengan media dakron
4 Siswa terampil dalam pembelajaran kimia
pada materi pokok konfigurasi elektron
dengan media dakron
5 Siswa mempresentasikan hasil
pembelajaran kimia pada materi pokok
konfigurasi elektron dengan media dakron
Kriteria Penilaian :
1 = Sangat Baik
2 = Baik
3 = Cukup
4 = Kurang
5 = Gagal
Keterangan Porsentase penilaian
80% - 100% = Sangat baik
66% - 79% = Baik
56% - 65% = Cukup
40% - 55% = Kurang
30% - 39% = Gagal
Lampiran 17
Peneliti Menjelaskan Tata Cara Penulisan Konfigurasi Elektron Dengan MediaDakron
Peserta Didik Mempraktikkan Pembelajaran Penulisan Konfigurasi ElektronDengan Media Dakron