EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

85
EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG PADA USAHATANI PADI DI LINGKUNGAN BONTOKASSI KECAMATAN POLONGBANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR SYARDIANTI 105960082311 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Transcript of EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

Page 1: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP

SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG PADA USAHATANI PADI DI

LINGKUNGAN BONTOKASSI KECAMATAN POLONGBANGKENG

UTARA KABUPATEN TAKALAR

SYARDIANTI

105960082311

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

i

EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP

SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG PADA USAHA TANI PADI DI

LINGKUNGAN BONTOKASSI KECAMATAN POLONGBANGKENG

UTARA KABUPATEN TAKALAR

SYARDIANTI

105 9600 823 11

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Sata (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian Terhadap

Sistem Tanam Benih Langsung pada Usaha Tani Padi di

Lingkungan Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar.

Nama Mahasiswa : Syardianti

Nim : 105 9600 823 11

Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Irwan Mado, M.P. Rahmawati, S.Pi., M.Si

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua ProdiAgribisnis

Ir.Saleh Molla, M.M. Amruddin, S.Pt,M.Si

Page 4: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi : Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian Terhadap

Sistem Tanam Benih Langsung pada Usaha Tani Padi di

Lingkungan Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar.

Nama : Syardianti

Stambuk : 1059600 823 11

Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr. Ir. Irwan Mado, MP.

Ketua Sidang

2. Rahmawati, S.Pi., M.Si.

Sekretaris

3. Prof. Dr. Ir. Ratnawati Tahir, M.Si

Anggota

4. Ir. Muh. Arifin Fattah, M.Si.

Anggota

Tanggal Lulus : ……………………………………

Page 5: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian Terhadap Sistem Tanam Benih

Langsung pada Usaha Tani Padi Di Lingkungan Bontokassi Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar adalah benar merupakan hasil

karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, Agustus 2015

Syardianti

105960082311

Page 6: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

v

ABSTRAK

SYARDIANTI, 105 9600 823 11., Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Terhadap Sistem Tanam Benih Langsung Pada Usaha Tani Padi Di Lingkungan

Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Dibawah

bimbingan Irwan Mado dan Rahmawati .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Kegiatan Penyuluhan

Pertanian Pada Sistem Tanam Benih Langsung Pada Usaha Tani Padi Di

Lingkungan Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Pengambilan populasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

pengambilan data yang sebenarnya atau yang masuk dalam anggota kelompok

tani di Lingkungan Bontokassi di Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar. Sampel dalam penelitian ini 20 orang. Sementara untuk penentuan

Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara sensus yaitu cara pengumpulan

data apabila seluruh populasi diselidiki satu per satu. Analisis data yang

digunakan adalah analisis data secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Kegiatan Penyuluhan

Pertanian Terhadap Sistem Tanam Benih Langsung pada Usahatani Padi di

Lingkungan Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

dilihat dari segi informasi masuk dalam kategori tinggi dengan rata-rata 2,38, dari

segi waktu masuk dalam kategori tinggi dengan rata-rata 3,00, dari segi tempat

masuk dalam kategori tinggi dengan rata-rata 3,00 dan tingkat efektivitas masuk

dalam kategori sedang dengan rata-rata 1,69. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

kegiatan penyuluhan pertanian secara keseluruhan masuk pada kategori tinggi

dengan rata-rata 2,51.

Page 7: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kepada Sang Khalid Sang Pencipta Alam

Semesta beserta isinya, dialah Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan

Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun

skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada

Nabi Besar Muhammad SAW,beserta keluarganya para sahabatnya dan para

pengikutnya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak akan

tersusun dengan baik tanpa bantuan,bimbingan dan dorongan dari semua

pihak,sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Ir. Irwan Mado, MP. selaku pembimbing I yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan serta perhatian yang

sangat berarti bagi penulis. Rahmawati, S.Pi., M.Si. Selaku pembimbing II

yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan

bimbingan serta perhatian yang sangat berarti bagi penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Ir. H. M. Saleh Molla, M.M. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Amruddin S.Pt.,M.Si. selaku Ketua Prodi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 8: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

vii

4. Kedua orangtua yahanda Syahabuddin Dg. Nappa dan Ibunda Sahwiah

Dg. Bau dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang tak terhingga kepada beliau, sembah sujud penulis

kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah sabar, tabah, dan mau mengerti

penulis.

5. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudaang ilmu kepada

penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kabupaten Takalar khususnya Kepala

lingkungan Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara beserta

jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

daerah tersebut.

7. Semua pihak yang membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata ucapan banyak terima kasih kepada pihak yang terkait

dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Semoga Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

Makassar, Agustus 2015

Syardianti

Page 9: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ............................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................iv

ABSTRAK ............................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xiv

I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 6

2.1 Pengertian Efektivitas ................................................................................... 7

2.2 Penyuluhan Pertanian .................................................................................... 9

2.3 Tanam Benih Langsung .............................................................................. 19

2.4 Usaha Tani Padi ......................................................................................... 20

2.5 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 31

III. METODE PENELITIAN ................................................................................. 33

Page 10: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

ix

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 33

3.2 Teknik Penentuan Sampel ........................................................................... 33

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 34

3.5 Teknik Analisi Data .................................................................................... 35

3.6 Defenisi Operasional ................................................................................... 36

IV. GAMBARAN UMUM LOKSI PENELITIAN ............................................... 39

4.1 Letak Geografis ........................................................................................... 39

4.2 Potensi Sumber Daya Alam ......................................................................... 40

4.3 Potensi Sumber Daya Alam ........................................................................ 40

4.3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 40

4.3.2 Jumlah Pendudukan Berdasarkan Tingkat Umur.............................. 41

4.3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan ...................................... 42

4.3.4 Sarana Dan Prasarana ....................................................................... 43

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 45

5.1 Identitas Responden .................................................................................... 45

5.1.1 Tingkat Umur .................................................................................... 45

5.1.2 Tingkat Pendidikan ........................................................................... 46

5.1.3 Jumlah Tanggunagan Keluarga ......................................................... 47

5.1.4 Pengalaman Usaha Tani .................................................................... 48

5.2 Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian Terhadap Sistem Tanam Benih

Langsung Pada Usaha Tani Padi .......................................................................... 50

5.2.1 Tingkat Evektivitas Berdasarkann Informasi .................................... 51

Page 11: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

x

5.2.2Tingkat Efektivitas Berdasarkan Waktu ............................................ 52

5.2.3 Tingkat Evektivitas Berdasarkan Tempat ......................................... 53

5.2.4 Tingkat Efektivitas ............................................................................ 53

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 55

6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 55

6.2 Saran .......................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Kuisioner

Peta Lokasi Peneltian

Rekapitulasi Data

Dokumentasi Penelitian

RIWAYAT HIDUP

Page 12: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 40

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur ................................................ 41

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................ 42

4. Sarana dan Prasarana ....................................................................................... 43

5. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Umur ............................................ 45

6. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ................................................. 46

7. Jumlah Tangungan Keluarga Responden ......................................................... 48

8. Pengalaman Usaha Tani Responden ................................................................ 49

9. Tingkat Efektipitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian ....................................... 50

Page 13: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kerangka Pemikiran.........................................................................................32

2. Peta Lokasi Penelitian......................................................................................63

3. Dokumentasi Penelitian...................................................................................69

Page 14: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Kuesioner Penelitian ........................................................................................ 59

2. Peta lokasi Penelitian ....................................................................................... 63

3. Indentitas Responden ....................................................................................... 64

4. Tingkat Efektivitas Berdasarkan Informasi Penyuluhan Pertania ................... 65

5. Tingkat Efektivitas BerdasarWaktu Penyuluh Pertanian ................................. 66

6. Tingkat Efektivitas BerdasarTempat Penyuluh Pertanian ............................... 67

7. Tingkat Efektivitas Kengiatan Penyuluh Pertanian ......................................... 68

8. Dokumentasi Pertanian .................................................................................... 70

9. Riwayat Hidup ................................................................................................. 71

Page 15: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mayoritas penduduk Indonesia bermata pencaharian di bidang pertanian, itu

lah faktanya.Kalau hal tersebut dijadikan parameternya, maka Indonesia adalah

negara agraris.Pernyataan itu benar adanya.Namun, sebagai negara agraris

diharapkan kebutuhan pangan untuk warga negaranya dapat dicukupi dari

produksi dalam negeri.

Usaha budidaya padi konvensional banyak menyerap tenaga kerja mulai dari

kegiatan pengolahan tanah, penanaman dan pemanenan.Sementara ketersediaan

tenaga kerja atau buruh tani mulai berkurang karena banyak generasi muda

enggan untuk terjun ke pertanian. Selama ini tenaga kerja khususnya yang

berperan dalam kegiatan tanam dilakukan oleh kaum perempuan yang sudah tua.

Di masa mendatang diperkirakan akan semakin sulit mencari tenaga kerja untuk

tanam padi. Biasanya masa tanam yang serempak sehingga pada masa itu terjadi

peningkatan permintaan tenaga kerja, dilain pihak ketersediaanya terbatas. Oleh

karena itu, sangat perlu dicari cara lain dalam usaha budidaya padi yang dapat

menghemat penggunaan tenaga kerja.

Tanam Benih Langsung merupakan salah satu alternatif yang dapat

digunakan. Tanam benih langsung adalah singkatan dari Tanam benih padi secara

langsung, dimana benih padi langsung disebar di lahan budidaya tanpa melalui

proses penyemaian terlebih dahulu. Dalam tabela tenaga untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tersebut tidak ada. Jadi dengan tabela dapat mengurangi

Page 16: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

2

penggunaan tenaga kerja yang tentunya dapat mengurangi biaya produksi jika

menggunakan tenaga kerja upahan atau buruh tani.

Penerapan sistem tabela tidak terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi,

yaitu:

1. Budidaya tabela hanya sesuai untuk lahan sawah yang rata dan telah diolah

sempurna. Benih tidak akan tumbuh bila jatuh pada tanah yang tergenang air.

2. Tabela sesuai untuk sawah beririgasi teknis yang mudah diatur

pengairannya.Tabela kurang sesuai dilakukan pada musim penghujan.Saat

curah hujan yang tinggi, apalagi pada saat baru sebar benih, benih dapat

terhanyut.

3. Benih yang baru disebar relatif lebih mudah diserang hama burung atau tikus.

4. Gulma dapat tumbuh lebih pesat dibanding benih padi yang ditanam,

sehingga membutukan usaha penggendalian gulma yang lebih intensif.

5. Usaha kegiatan penyulaman juga lebih intensif, akibat kerusakan benih

karena serangan hama atau supaya tata-letak tanam lebih rapi.

Sistem tabela sangat cocok diterapkan pada lahan yang beririgasi baik, tidak

mudah kebanjiran, dan pengolahan tanahnya harus sempurna, dimana kondisi

tanah benar-benar gembur dan rata. Jika dapat diterapkan, akan mendapatkan

keuntungan lain selain dapat menghemat tenaga kerja, yaitu umur tanaman padi

tabela lebih cepat sekitar 15 hari dibandingkan tanaman padi sistem pindah-tanam.

Hal ini karena pada sistem tabela, tanaman padi tidak mengalami stagnasi

pertumbuhan. Keuntungan lainnya, sistem perakarannya lebih cepat berkembang

sehingga mampu berkompetisi dengan gulma untuk memperoleh unsur hara di

Page 17: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

3

dalam tanah. Hal ini karena sistem perakarannya tidak terbenam dalam tanah,

maka mudah menyerap udara untuk bernafas.

Sistem Tanam Benih Langsung dapat dilakukan secara manual atau dengan

menggunakan bantuan alat. Tabela secara manual hanya bertujuan untuk

menghemat tenaga kerja, namun hasil produksi tanaman padi kurang optimal.

Dengan cara manual, tata-letak benih padi tidak teratur, sehingga pertumbuhan

kurang optimal dan menyulitkan dalam pemeliharaanya. Bila ingin lebih teratur,

dilakukan penyulaman yang membutuhkan tenaga lebih banyak. Saat ini telah

banyak dilakukan pengembangan alat bantu tabela. Dengan alat bantu tata-letak

benih lebih teratur. Namun alat yang ada sekarang belum mempunyai kinerja yang

optimal dengan hasil yang diinginkan petani pada umumnya, yaitu tata-letak benih

rapi baik dalam larikan dan barisan, benih yang jatuh setiap rumpun sama

jumlahnya. Bila ada alat yang kinerjanya seperti itu tidak diperlukan lagi kegiatan

penyulaman.

Pertumbuhan tanaman padi yang optimal dapat dihasil dengan cara

perlakuan khusus sebelum padi disebar, sebagai usaha imunisasi terhadap

serangan hama dan penyakit dan merangsang pertumbuhan akar. Dengan cara ini

pertumbuhan akar lebih cepat sehingga mampu bersaing dengan gulma untuk

memperebutkan unsur hara. Sudah banyak produk kimiawi seperti itu yang

beredar di toko-toko pertanian. Selain itu, sebaiknya jumlah benih tiap rumpun

cukup dua butir dengan jarak tanam cukup lebar ± 45 cm. Dengan cara ini,

kebutuhan benih lebih sedikit, namun pertumbuhannya lebih optimal.

Page 18: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

4

Kebiasaan umunya sekarang yang diterapkan oleh petani adalah menanam

bibit padi tiap rumpun jumlahnya 4-5 bibit dengan jarak tanam 25 cm. Cara petani

ini dianggap akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi karena jumlah

bibit lebih banyak otomatis jumlah anakan akan lebih banyak, dan dengan jarak

tanam yang lebih pendek otomatis jumlah rumpun juga lebih banyak.

Kegiatan pemeliharaan, sistem tabela dengan sistem pindah-tanam tidak ada

perbedaan. Masalah kondisi gulma, pada sistem tabela biasanya gulma lebih

dominan. Sifat gulma yang lebih mudah tumbuh dapat mengalahkan pertumbuhan

tanaman padi di lahan sistem tabela. Kalau di lahan sistem pindah-tanam, yang

ditanam adalah bibit padi yang sudah tumbuh, sementara biji-biji gulma yang ada

di lahan belum tumbuh. Jadi pertumbuhan gulmanya lebih terlambat. Untuk

mengatasinya bisa dengan cara manual (Bahasa Jawa:diwatun) atau dengan cara

kimiawi menggunakan herbisida padi, contohnya adalah DMA-6 untuk

memberantas gulma berdaun lebar dan teki-tekian. Sedangakan untuk gulma

berdaun sempit dapat menggunakan Clipper 25 OD, spesialis untuk memberantas

rumpt yang “bandel” seperti Echinochloa crusgalli (Jejagoan/Pari-parian).Kedua

produk tersebut merupakan herbisida selektif terhadap tanaman padi yang bersifat

purna tumbuh.

Kenyataanya, Indonesia masih mengimpor pangan dari luar negeri, tidak

hanya beras sebagai makanan pokok, tetapi bahan pangan lainnya seperti gandum,

kedelai, dan jagung. Masih banyak Petani yang hidup dalam kemiskinan dan

masih ada penduduk di pedesaan, yang menjadi sentra produksi pangan,

mengalami kelaparan. Jadi pernyataan bahwa negara Indonesia adalah negara

Page 19: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

5

agraris patut jadi pertanyaan.Tetapi, semoga suatu saat nanti Negara Indonesia

menjadi kenyataan sebagai Negara Agraris.

Sulawesi selatan mempunyai lahan pertain padi yang strategis dan cukup luas

disamping itu menjadi faktor pendukung adalah terdapat sarana irigasi teknik

yang cukup baik dan mampu mengairi tanaman sawah setiap mussim. Terdapat

beberapa irigasi teknis tersebar di daerah-daerah yang cukup pontesial dan mampu

mengairi lahan sawah sampai ratusan bahkan dapat digunakan juga dari berbagai

kegiatan lain seperti proyek air bersih dan dapat diminum oleh masyarakat.

Penduduk di Kabupaten Takalar hidup dengan bergantung kepada pertanian,

penduduk lingkungan Bontokassi dengan pekerjaan petani, dengan tanah ladang

dan lahan sawah di Bontokassi lahan sawah dinamai padi. Seperti pelaku usaha

tani padi yang senantiasa mencari terobosan-terobosan dan inovasi dalam rangka

mengacu dan mendorong percepatan peningkatan produksi padi yang diharapkan

biasa menyamai produktivitas usahatani seperti Negara-negara maju sektor

pertanian.

Sesuai hasil pembahasan latar belakang yang dipaparkan diatas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas kegiatan

penyuluhan pertanian terhadap sistem tanam benih langsung pada usahatani padi

di Lingkungan Bontokassi Kec.Polongbangkeng Utara Kab.Takalar”.

Page 20: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang diuraikan diatas maka dapat

dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana efektivitas kegiatan

penyuluhan pertanian terhadap sistem tanam benih langsung pada usaha tani padi

di Lingkungan Bontokassi Kec.Polongbangkeng Utara Kab.Takalar ? ”.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui efektivitas kegiatan penyuluhan pertanian terhadap

sistem tanam benih langsung pada usaha tani padi di Lingkungan Bontokassi

Kec.Polongbangkeng Utara Kab.Takalar.

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan akademis, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi positif dan dapat menunjang bagi pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya penyuluhan.

2. Kegunaan praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

dan gambaran tentang efesiensi kegiatan penyuluhan mewujudkan efesiensi

penyuluhan pertanian.

3. Kegunaan bagi penulis, dapat menambah dan memperluas

wawasan/pengetahuan penulis dalam penulisan karya ilmiah (kripsi) terkait

dengan permasalahan yang penulis teliti,serta merupakan pembelajaran dan

pengalaman yang berharga dalam mengapresikan/mengaplikasikan ilmu yang

telah penulis dapatkan selama proses perkuliahan.

Page 21: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Efektivitas

Menurut kamus besar bahasa Indonesia , kata efektif berarti ada efeknya

(akibatnya, pengaruhnya,kesanannya). Defenisi dari kata efektif yaitu suatu

pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari

serangkaian alternative atau pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bias

dikatakan juga sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan

yang telah ditentukan. Misalnya jika suatu pekerjaan dapat selesai dengan

pemilihan cara-cara ditentukan, maka cara tersebut benar atau efektif.

Efektivitas adalah tercapainya suatu keberhasilan sesuai dengan tujuan yang

telah di tetapkan sebelumnya.

1. (Sedarmayanti, 2009). Efektivitas merupakan suatu ukuran yang

memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai. Pengertian

efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah

penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi

dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas

belum tentu efisiensi meningkat”.

2. Menurut Supriyono (2000), efektivitas merupakan hubungan antara keluaran

suatu pusat tanggung jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin

besar kontribusi daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian

sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula unit tersebut.

Page 22: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

8

3. (Yamit, 2003). Menurut Yamit dalam bukunya Manajemen Produksi dan

Operasi, efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran

seberapa jauh tujuan tercapai, baik secara kualitas maupun waktu,

orientasinya pada keluaran yang dihasilkan”.

4. (Mc Leod dalam Susanto, 2007). “Efektivitas artinya informasi harus sesuai

dengan kebutuhan pemakai dalam mendukung suatu proses bisnis, termasuk

di dalamnya informasi tersebut harus disajikan dalam waktu yang tepat,

format yang tepat sehingga dapat dipahami, konsisten dengan format

sebelumnya, isinya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan lengkap atau sesuai

dengan kebutuhan dan ketentuan”.

5. Sondang P. Siagian (2001) memberikan definisi sebagai berikut :

“Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam

jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk

menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.

Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran

yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti

makin tinggi efektivitasnya.”

6. Abdurahmat (2003) “Efektivitas adalah pemanpaatan sumber daya, sarana

dan prasaranadalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan

sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.”

7. Hidayat “Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh

target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar

presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya.”

Page 23: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

9

8. Prasetyo Budi Saksono “ Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan

output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input .“

9. Schemerhon John R. Jr. “Efektifitas adalah pencapaian target output yang

diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA)

dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut

efektif”.

Dari pengertian-pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa

efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,

kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target

tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.

2.2 Penyuluhan Pertanian

a) Pengertian Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan adalah turunan dari kata exstension yang dipakai secara luas

dan umum dalam bahasa Indonesia penyuluhan berasal dari kata dasar suluh

yang berarti pemberi terang ditengah kegelapan. Dalam bahasa Belanda

penyuluhan disebut Voorlichting yang berarti memberi penerangan untuk

menolong seseorang menemukan jalannya, dalam bahasa Inggris dan jerman

mengistilahkan penyuluhan sebagai pemberian saran atau Beratung yang

berarti seseorang dapat memberikan petunjuk bagi seseorang tetapi

seseorang tersebut yang berhak untuk menentukan pilihannya.

Page 24: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

10

Penyuluhan pertanian secara umum adalah proses pendidikan nonformal

yang diberikan kepada keluarga tani dengan tujuan agar petani dapat

memecahkan masalahnya sendiri kususnya dalama bidang pertanian dan

meningkatkan pendapatannya. Pengertian penyuluhan pertanian menurut

Mardikantoro (1993) adalah proses penyebaran informasi yang berkaitan

dengan upaya perbaikan cara-cara berusahatani demi tercapainya

pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarganya. Pengertian

penyuluhan pertanian menurut salmon (1972) penyuluhan pertanian adalah

sistem pendidikan luar sekolah untuk petani dan keluarganya. Menurut Van

Den Ban 1999) penyuluhan adalah keterlibatan seseorang untuk melakukan

komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanaya

memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar

Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah

perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai

kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau

kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya.

Menurut U.Samsudin S penyuluhan pertanian adalah suatu cara atau usaha

pendidikan yang bersifat di luar bangku sekolah (non formal) untuk para

petani dan keluarganya di pedesaan. Menurut A.T. Mosher dalam

penyuluhan terkandung arti aktivitas pendidikan di luar bangku sekolah (non

formal).

Page 25: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

11

Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang

mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat

agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang

diharapkan (Setiana. L. 2005).

Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku penyuluhan adalah proses

perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau dan

mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,

pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraanya.

Dalam perkembangannya, pengertian tentang penyuluhan tidak sekadar

diartikan sebagai kegiatan penerangan, yang bersifat searah (one way) dan

pasif. Tetapi, penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi

antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan

“perilaku” (behaviour) yang merupakan perwujudan dari: pengetahuan,

sikap, dan ketrampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain,

baik secara langsung (berupa: ucapan, tindakan, bahasa-tubuh, dll) maupun

tidak langsung (melalui kinerja dan atau hasil kerjanya).

Kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada “penyebar-luasan

informasi/inovasi”, dan “memberikan penerangan”, tetapi merupakan proses

yang dilakukan secara terus-menerus, sekuat-tenaga dan pikiran, memakan

waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku yang

ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan.

Page 26: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

12

Penyuluhan sebagai proses pendidikan adalah kegiatan penyebar-luasan

informasi dan penjelasan yang diberikan dapat merangsang terjadinya proses

perubahan perilaku yang dilakukan melalui proses pendidikan atau kegiatan

belajar. Artinya, perubahan perilaku yang terjadi/dilakukan oleh sasaran

tersebut berlangsung melalui proses belajar. Hal ini penting untuk dipahami,

karena perubahan perilaku dapat dilakukan melalui beragam cara, seperti:

pembujukan, pemberian insentif/hadiah, atau bahkan melalui kegiatan-

kegiatan pemaksaan (baik melalui penciptaan kondisi ling-kungan fisik

maupun social-ekonomi, maupun pemaksaan melalui aturan dan ancaman-

ancaman).

Perubahan perilaku yang dilakukan bukan melalui pendidikan,

perubahan perilaku melalui proses belajar biasanya berlangsung lebih

lambat, tetapi perubah-annya relatif lebih kekal. Perubahan seperti itu, baru

akan meluntur kembali, manakala ada pengganti atau sesuatu yang dapat

menggantikannya, yang memiliki keunggulan-keung-gulan “baru” yang

diyakininya memiliki manfaat lebih, baik secara ekonomi maupun non-

ekonomi. Lain halnya dengan perubahan perilaku yang terjadi karena

bujukan/hadiah atau pemaksaan, perubahan tersebut biasanya dapat terjadi

dalam waktu yang relatif singkat, tetapi lebih cepat pula meluntur, yaitu jika

bujukan/hadiah/pemaksaan tersebut dihentikan, berhenti atau tidak mampu

lagi melanggengkan kegiatannya

Page 27: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

13

Penyuluhan sebagai proses perubahan sosial. SDC (1995) menyatakan

bahwa, penyuluhan tidak sekadar merupa-kan proses perubahan perilaku

pada diri seseorang, tetapi merupakan proses perubahan sosial, yang

mencakup banyak aspek, termasuk politik dan ekonomi yang dalam jangka

panjang secara bertahap mampu diandalkan menciptakan pilihan-pilihan

baru untuk memper-baiki kehidupan masyarakatnya.

Perubahan social yang dimakud adalah, tidak saja perubahan (perilaku)

yang berlangsung pada diri seseorang, tetapi juga perubahan-perubahan

hubungan antar individu dalam masyarakat, termasuk struktur, nilai-nilai,

dan pranata sosialnya, seperti: demokratisasi, transparansi, supremasi

hukum, dll.

Penyuluhan sebagai proses pemasaran social adalah penerapan konsep

dan atau teori-teori pemasaran dalam proses perubahan sosial. Berbeda

dengan rekayasa-sosial yang lebih berkonotasi untuk “membentuk” (to do

to) atau menjadikan masyarakat menjadi sesuatu yang “baru” sesuai yang

dikehendaki oleh perekayasa, proses pemasaran sosial dimaksudkan untuk

“menawarkan” (to do for) sesuatu kepada masyarakat. Jika dalam rekayasa-

sosial proses pengambilan keputusan sepenuhnya berada di tangan

perekayasa, pengambilan keputusandalam pemasaran-sosial sepenuhnya

berada di tangan masyarakat itu sendiri.

Margono Slamet (2000) menegaskan bahwa inti dari kegiatan

penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat. Memberdayakan

Page 28: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

14

berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau mengem-bangkan

daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih ber-manfaat bagi

masyarakat yang bersangkutan.

Dalam konsep pember-dayaan tersebut, terkandung pema-haman bahwa

pemberdayaan tersebut diarahkan terwujudnya masyarakat madani (yang

beradab) dan mandiri dalam pengertian dapat mengambil keputusan (yang

terbaik) bagi kesejahteraannya sendiri.

Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan. Sebagai proses

komunikasi pembangunan, penyuluh-an tidak sekadar upaya untuk

menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu

adalah, untuk menumbuh-kembangkan partisi-pasi masyarakat dalam

pembangunan (Mardikanto, 1987).

b) Sejarah Penyuluhan Pertanian

Berawal pada tahun 1867-1868, James Stuart dariTrinity College untuk

pertama kalinya memberikan ceramah atau pengarahan kepada para wanita

dan pekerja pria di Inggris Utara, sejak itu Stuart dianggap sebagai bapak

penyuluhan. Kemudian pada tahun 1871 Stuart mengusulkan pada

Universitas Cambridge agar penyuluhan masuk kedalam mata kuliah, secara

resmi pada tahun 1873 Universitas Cambridge menerapkan sistem

penyuluhan, yang diikuti oleh Universitas London dan Universitas Oxford.

Menjelang tahun 1880 kegiatan yang mulanya dilakukan diarea kampus

Page 29: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

15

telah melebar keluar kampus. Sejak abad ke 20 istilah penyuluhan pertanian

mulai digunakan di Amerika Serikat.

c) Fungsi penyuluhan pertanian

Ada empat fungsi penyuluhan pertanian yaitu:

1. Pembuka jalan bagi petani untuk mendapatkan kebutuhanya dibidang

pertanian khususnya ilmu pengetahuan.

2. Penyuluhan pertanian merupakan jembatan antara praktek atau kegiatan

yang dijalankan petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu

berkembang dan senantiasa dibutuhkan oleh petani.

3. Penyampai, pengusahaan dan penyesuaian program nasional dan

regional agar dapat dilaksanakan oleh petani dalam rangka

mensukseskan program pembangunan nasional.

4. Kegiatan pendidikan non formal yang dilakukan secara terus-menerus

untuk mengikuti perkembangan teknologi yang dinamis dan masalah-

masalah pertanian yang berkembang.

d) Tujuan penyuluhan pertanian

Tujuan Penyuluhan Pertanian mencakup tujuan jangka pendek dan

tujuan jangka panjang. Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu

menumbuhkan perubahan-perubahan dalam diri petani yang mencakup

tingkat pengetahuan, kecakapan, kemampuan, sikap, dan motivasi petani

terhadap kegiatan usaha tani yang dilakukan. Tujuan penyuluhan jangka

panjang yaitu peningkatan taraf hidup masyarakat tani sehingga

kesejahteraan hidup petani terjamin. Tujuan pemerintah terhadap

Page 30: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

16

penyuluhan pertanian adalah: meningkatkan produksi pangan, merangsang

pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan keluarga petani dan

rakyat desa, mengusahakan pertanian yang berkelanjutan.

e) Unsur-unsur Penyuluhan Pertanian

Unsur-Unsur Penyuluhan pertanian meliputi :

1. Penyuluh pertanian, penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban

tugas memberikan dorongan dan pengarahan kepada petani agar mau

mengubah cara berfikir, sikap dan perilaku nya terhadap perkembangan

teknologi.

2. Sasaran penyuluhan pertanian, sasaran penyuluhan pertanian adalah

audiens yang akan diberikan materi penyuluhan.

3. Metode penyuluhan pertanian, metode penyuluhan adalah cara-cara yang

digunakan pada saat dilakukan penyuluhan, yang bersifat mendidik,

membimbing, dan menerapkan sehingga dapat mengubah pemahaman,

sikap, dan perilaku petani agar dapat menolong dirinya sendiri (self

help).

4. Media Penyuluhan pertanian, media penyuluhan adalah salurann yang

menghubungkan penyuluh dengan materi penyuluhannya dengan petani

yang sedang mengikuti penyuluhan.

5. Materi Penyuluhan Pertanian, materi penyuluhan berupa ilmu

pengetahuan dan teknologi pertanian yang disamapaikan pada saat

dilakukan penyuluhan.

Page 31: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

17

6. Waktu Penyuluhan Pertanian, waktu penyuluhan merupakan waktu yang

dipilih seorang penyuluh untuk melakukan pendekatan-pendekatan

kepada petani.

7. Tempat Penyuluhan Pertanian. Tempat yang strategis dan mudah

dijangkau oleh petani untuk melangsungkan kegiatan penyuluhan.

f) Falsafah Penyuluhan Pertanian

Falsafah penyuluhan pertanian tidak dapat dipisahkan dengan falsafah

pendidikan pada umumnya, karena penyuluhan pertanian merupakan

kegiatan pendidikan non formal untuk petani dan keluarganya. Falsafah

pendidikan mencakup ''idealisme'', ''pragmatisme'' , dan ''realisme'' begitu

juga dengan penyuluhan pertanian.

Penyuluhan pertanian dilakaukan untuk memberikan ilmu pengetahuan

kepada petani dengan tujuan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

petani serta membentuk masyarakat yang adil dan makmur yang menjadi

cita-cita pembangunan nasional penyuluhan pertanian telah membentuk

sebuah idealisme. Dalam mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian petani

belajar sambil berbuat (learning by doing) atau melaksanakan materi

penyuluhan, dengan demikian mencerminkan aliran pragmatisme dalam diri

petani. Pada saat materi penyuluhan disampaikan banyak petani yang kurang

percaya, akan tetapi setelah melihat hasilnya yang kenyataanya memberikan

keuntungan petani akan sadar dan percaya kemudian mencobanya, hal ini

mencerminkan realisme.

Page 32: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

18

g) Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan

penyuluhan pertanian adalah:

1. Apa yang harus dilakukan, apa yang akan kita lakukan pada kegiatan

penyuluhan terhadap petani misalnya, menyebarkan informasi pertanian

yang bermanfaat.

2. Di mana penyuluhan pertanian dilakukan, kegiatan penyuluhan

semestinya dilakukan ditempat keluarga tani itu berada,misalnya tempat

penjualan saprodi, rumah PPL, masjid, greja, balai desa, tempat

perkumpulan keluarga tani (PKK, kelompok tani, dll).

3. Bilamana kegiatan penyuluhan dilakukan, waktu yang dipilih untuk

melaksanakan kegiatan penyuluhan harus sesuai dengan keperluan dan

kondisi sasaran.

4. Oleh siapa kegiatan penyuluhan dilakukan, penyuluhan dilakukan oleh

seorang penyuluh pertanian yang prefesional baik PNS, swadaya, atau

sukarelawan.

5. Bagaimana kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan, agar kegiatan

penyuluhan memperoleh hasil yang maksimal maka harus memenuhi

syarat sesuai keadaan sasaran, cukup dalam jumlah dan mutu, tepat

mengenai sasaran dan waktunya, amanat harus diterima dan dimengerti,

murah pembiayaan.

Page 33: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

19

2.3 Tanam Benih Langsung

Sistem tanam benih langsung (tabela) adalah penanaman tanaman padi

tanpa melalui pesemaian dan pemindahan bibit. Budidaya tanam benih

langsung padi pada dasarnya dapat dibedakan atas dua pilihan teknologi, yaitu

tanam benih langsung secara merata (broad cast) pada areal pertanaman dan

tanam benih langsung dalam larikan (on ows) (Supriyadi dan Malian, 1993).

Teknologi penyebaran benih secara merata pada areal pertanaman mampu

menurunkan curahan tenaga kerja sekitar 28% (Hazairin dan Manalu, 1993).

Namun kelemahan utama penerapan cara ini adalah meningkatnya kebutuhan

benih 2–3 kali lipat, serta kendala pemanenan karena tidak adanya jarak tanam.

Budidaya tanam benih langsung dalam larikan tidak banyak mengubah

cara budidaya yang telah berlangsung selama ini karena tetap menggunakan

larikan dengan jarak antar barisan antara 22–25 cm, tergantung varietas yang

ditanam. Kebutuhan benih dengan cara ini berkisar antara 50–60 kg/ha, atau

antara 1,5–2 kali lipat dibandingkan dengan tanam pindah Supriono dan Milan,

(1993).

Beberapa penyempurnaan dalam penerapan tanam benih langsung dalam

larikan telah dilakukan dan ditemukan Tabela Legowo, padi ditanam dalam

larikan 4–6 baris, dikosongkan 1 baris ditanam lagi, 4–6 baris berikutnya dan

seterusnya. Hasil penelitian dari 1992–1994 di Balittan Sukamandi,

Page 34: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

20

menunjukkan bahwa tabela Legowo dua baris adalah yang paling baik, karena

produksi padi tidak turun, selama musim tanam padi.

Cara pengolahan tanah dalam budidaya padi tabela pada prinsipnya sama

dengan budidaya tanam pindah. Untuk mendapatkan hasil yang optimal

diperlukan pengolahan tanah yang sempurna. Pengolahan tanah yang dalam

akan mempercepat pertumbuhan tanaman sehingga tanaman tidak mudah

rebah. Permukaan tanah harus rata agar tinggi permukaan air dapat dikontrol

(Supriadi dan Malian, 1993).

Teknik tanam tabela dengan menggunakan alat tanam Atabela tidak

memerlukan pesemaian seperti pada teknik tanam pindah. Benih langsung

direndam selama 24 jam kemudian dikering anginkan selama 12–14 jam dan

langsung di tanam dalam larikan. Benih yang digunakan sekitar 40 kg/ha

sedangkan tanam pindah (tapin) hanya 25 kg/ha.

2.4 Usaha tani Padi

a) Usaha Tani

Ilmu usahatani merupakan cabang ilmu pertanian. Pengertinan

usahatani telah didefinisikan oleh beberapa ahli ekonomi pertanian.

Pengertian usahatani menurut Mubiyarto ( 1987 ) adalah lebih ke pertanian

rakyat.

Page 35: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

21

Menurut Soekartawi ( 1995 ) usahatani merupakan ilmu yang

mempelajari bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang

ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi

pada waktu tertentu.

Ditinjau dari beberapa pengertian di atas tentunya ilmu usahatani

sangat penting dalam ilmu pertanian. Dan untuk memaksimalkan dalam

pengelolaan usahatani itu sendiri diperlukan unsur-unsur pokok yang

merupakan faktor – faktor utama dalam usahatani. Unsur – unsur pokok

tersebut sering disebut faktor produksi ( input ). Proses produksi pertanian

adalah proses yang mengkombinasikan faktor – faktor produksi pertanian

untuk menghasilkan produksi pertanian ( output ).

Soekartawi ( 1987 ) menjelaskan bahwa tersedianya sarana atau

faktor produksi (input) belum berarti produktifitas yang diperoleh petani

akan tinggi. Namun bagaiman petani melakukan usahanya secara efisien

adalah upaya yang sangat penting. Efisiensi teknis akan tercapai bila

petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga

produksi tinggi tercapai. Bila petani mendapat keuntungan besar dalam

usahataninnya dikatakan bahwa alokasi faktor produksi efisien secara

alokatif. Cara ini dapat ditempuh dengan membeli faktor produksi pada

harga murah dan menjual hasil pada harga relatif tinggi. Bila petani

mampu meningkatkan produksinya dengan harga sarana produksi dapat

ditekan tetapi harga jual tinggi, maka petani tersebut melakukan efisiensi

teknis dan efisiensi harga atau melakukan efisiensi ekonomi.

Page 36: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

22

b) Padi

Pengertian

Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam

peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya,

padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga

(genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga

berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh

nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.

Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua

serealia, setelah jagung dan gandum. Namun, padi merupakan sumber

karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Hasil dari

pengolahan padi dinamakan beras.

Ciri ciri

Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae. Terna

semusim,berakar serabut, batang sangat pendek,struktur serupa batang

terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun

sempurna dengan pelepah tegak,daun berbentuk lanset, warna hijau

muda hingga hijau tua,berurat daun sejajar,tertutupi oleh rambut yang

pendek dan jarang,bagian bunga tersusun majemuk, tipe malai

bercabang,satuan bunga disebut floret yang terletak pada satu spikelet

yang duduk pada panikula,tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak

dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga

lonjong,ukuran 3mm hingga 15mm,tertutup oleh palea dan lemma

Page 37: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

23

yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam,struktur dominan padi

yang biasa dikonsumsi yaitu jenis enduspermium.

Reproduksi

Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan

kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua

organ seksual ini umumnya siap bereproduksi dalam waktu yang

bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma

jika telah masak. Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman

berpenyerbukan sendiri,karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi

sel telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti

polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang

membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm. Pada akhir

perkembangan,sebagian besar bulir padi mengadung pati dibagian

endosperm.Bagi tanaman muda,pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi

Genetika dan pemuliaan

Satu set genom padi terdiri atas 12 kromosom. Karena padi

adalah tanaman diploid, maka setiap sel padi memiliki 12 pasang

kromosom (kecuali sel seksual).

Padi merupakan organisme model dalam kajian genetika

tumbuhan karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan

ukuran kromosom yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 108 pasangan basa

(base pairs, bp). Sebagai tanaman model, genom padi telah

disekuensing, seperti juga genom manusia.

Page 38: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

24

Perbaikan genetik padi telah berlangsung sejak manusia

membudidayakan padi. Dari hasil tindakan ini orang mengenal

berbagai macam ras lokal, seperti 'Rajalele' dari Klaten atau

'Pandanwangi' dari Cianjur di Indonesia atau 'Basmati Rice' dari India

utara. Orang juga berhasil mengembangkan padi lahan kering (padi

gogo) yang tidak memerlukan penggenangan atau padi rawa yang

mampu beradaptasi terhadap kedalaman air rawa yang berubah-ubah.

Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi.

Pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak

didirikannya IRRI di Filipina sebagai bagian dari gerakan modernisasi

pertanian dunia yang dijuluki sebagai Revolusi Hijau. Sejak saat itu

muncullah berbagai kultivar padi dengan daya hasil tinggi untuk

memenuhi kebutuhan pangan dunia. Dua kultivar padi modern pertama

adalah 'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia diadaptasi menjadi 'PB5' dan

'PB8'). Walaupun hasilnya tinggi tetapi banyak petani menolak karena

rasanya tidak enak (pera). Selain itu, terjadi wabah hama wereng

coklat pada tahun 1970-an.

Ribuan persilangan kemudian dirancang untuk menghasilkan

kultivar dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai hama

dan penyakit padi. Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah

meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan

produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari

pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras.

Page 39: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

25

Prestasi ini tidak dapat dilanjutkan dan baru kembali pulih sejak tahun

2007.

Hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-

an memungkinkan perbaikan kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti di

Swiss mengembangkan padi transgenik yang mampu memproduksi

toksin bagi hama pemakan bulir padi dengan harapan menurunkan

penggunaan pestisida. IRRI, bekerja sama dengan beberapa lembaga

lain, merakit "Padi emas" (Golden Rice) yang dapat menghasilkan

provitamin A pada berasnya, yang diarahkan bagi pengentasan

defisiensi vitamin A di berbagai negara berkembang. Suatu tim peneliti

dari Jepang juga mengembangkan padi yang menghasilkan toksin bagi

bakteri kolera[3]. Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat

menjadi alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara

berkembang.

Sejak tahun 1970-an telah diusahakan pengembangan padi

hibrida, yang memiliki potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya

pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual dengan harga lebih mahal

daripada kultivar padi yang dirakit dengan metode lain.

Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi

mencakup pula tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai organisme

pengganggu tanaman (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti

kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang diarahkan

Page 40: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

26

pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan

perancangan kultivar mengandung karoten (provitamin A).

Keanekaragaman genetik

Hingga sekarang ada dua spesies padi yang dibudidayakan

manusia secara massal: Oryza sativa yang berasal dari Asia dan O.

glaberrima yang berasal dari Afrika Barat.

Pada awal mulanya O. sativa dianggap terdiri dari dua

subspesies, indica dan japonica (sinonim sinica). Padi japonica

umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah,

lemmanya memiliki "ekor" atau "bulu" (Ing. awn), bijinya cenderung

membulat, dan nasinya lengket. Padi indica, sebaliknya, berumur lebih

pendek, postur lebih kecil, lemmanya tidak ber-"bulu" atau hanya

pendek saja, dan bulir cenderung oval sampai lonjong. Walaupun

kedua anggota subspesies ini dapat saling membuahi, persentase

keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari hasil persilangan ini

adalah kultivar 'IR8', yang merupakan hasil seleksi dari persilangan

japonica (kultivar 'Deegeowoogen' dari Formosa) dengan indica

(kultivar 'Peta' dari Indonesia). Selain kedua varietas ini, dikenal

varietas minor javanica yang memiliki sifat antara dari kedua tipe

utama di atas. Varietas javanica hanya ditemukan di Pulau Jawa.

Kajian dengan bantuan teknik biologi molekular sekarang

menunjukkan bahwa selain dua subspesies O. sativa yang utama,

indica dan japonica, terdapat pula subspesies minor tetapi bersifat

Page 41: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

27

adaptif tempatan, seperti aus (padi gogo dari Bangladesh), royada

(padi pasang-surut/rawa dari Bangladesh), ashina (padi pasang-surut

dari India), dan aromatic (padi wangi dari Asia Selatan dan Iran,

termasuk padi basmati yang terkenal). Pengelompokan ini dilakukan

menggunakan penanda RFLP dibantu dengan isozim. Kajian

menggunakan penanda genetik SSR terhadap genom inti sel dan dua

lokus pada genom kloroplas menunjukkan bahwa pembedaan indica

dan japonica adalah mantap, tetapi japonica ternyata terbagi menjadi

tiga kelompok khas: temperate japonica ("japonica daerah sejuk" dari

Cina, Korea, dan Jepang), tropical japonica ("japonica daerah tropika"

dari Nusantara), dan aromatic. Subspesies aus merupakan kelompok

yang terpisah.

Berdasarkan bukti-bukti evolusi molekular diperkirakan

kelompok besar indica dan japonica terpisah sejak ~440.000 tahun

yang lalu dari suatu populasi spesies moyang O. rufipogon

Domestikasi padi terjadi di titik tempat yang berbeda terhadap dua

kelompok yang sudah terpisah ini. Berdasarkan bukti arkeologi padi

mulai dibudidayakan (didomestikasi) 10.000 hingga 5.000 tahun

sebelum masehi.

Page 42: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

28

Keanekaragaman budidaya

Padi gogo

Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan

padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa

penggenangan seperti di sawah. Di Lombok dikembangkan sistem

padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang

waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.Biasanya di daerah

yang hanya bisa bercocok tanam padi gogo menggunakan model

Tumpang Sari. Sistem Tumpang sari yaitu dalam sekali tanam

tidak hanya menanam padi, akan tetapi juga tanaman lain dalam

satu lahan. Padi gogo biasanya di tumpang sari dengan jagung

atau Ketela Pohon.

Padi rawa

Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau

dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi

tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu

membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti

perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.

Keanekaragaman tipe beras/nasi

Padi pera

Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih

dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling

melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar

Page 43: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

29

orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras

yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen.

Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.

Ketan

Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam,

sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di

bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh

amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.

Padi wangi

Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan

orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras

'Cianjur Pandanwangi' (sekarang telah menjadi kultivar unggul)

dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang

berumur panjang.

Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (long

grain), padi biji pendek (short grain), risotto, padi susu umumnya

menggunakan metode silsilah. Salah satu tahap terpenting dalam

pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar 'IR5' dan 'IR8', yang

merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi

hasil tinggi. Ini adalah awal revolusi hijau dalam budidaya padi.

Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya memiliki 'darah'

kedua kultivar perintis tadi.

Page 44: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

30

Aspek budidaya

Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan

tahun yang lalu. Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi.

Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga dimulai

dari daerah lembah Sungai Yangtse di Tiongkok.

Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada

budidaya padi sawah.

Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di Pulau

Kalimantan.

Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan

modifikasi dari budidaya lahan kering. Sistem ini sukses

diterapkan di Pulau Lombok, yang hanya memiliki musim hujan

singkat.

Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif

untuk masing-masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok

untuk lahan kering dikenal dengan nama padi gogo.

Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian,

pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan,

penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen.

Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian

bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan

penyimpanan biji.

Page 45: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

31

2.5 Kerangka Pemikiran

Provinsi Sulawesi selatan berpotensi untuk pengembangan tanaman padi.

Kabupaten takalar, khususnya lingkungan bontokassi kecamatan polongbangkeng

utara merupakan salah satu daerah penghasil padi. Meskipun demikian, saat ini

produktifitas padi rata-rata masih rendah. Hal ini kurang diterapkannya teknologi.

Petani padi adalah seseorang yang mengelola usaha taninya dalam suatu lahan

untuk mendapatkan apa yang telah di inginkan.

Tanam benih langsung adalah penanaman tanaman padi tanpa melalui

pesemainan dan pemindahan bibit, serta dapat mengurangi tenaga kerja dan biaya

trasportasi.

Penyuluhan pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku

petani dan keluarganya yang lebih baik, serta meningkatkan hasil usahanya dan

tingkat kehidupannya.

Efektifitas adalah sejauh mana target, sasaran,dan tujuan yang ingin dicapai

agar terlaksana dengan baik.

Page 46: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

32

Meskipun demikian , tidak semua petani menggunakan tanam benih

langsung tersebut untuk penanaman padi. Hal ini disebabkan terbatasnya peralatan

yang digunakan pada saat menanam padi.

Gambar 1. Kerangka Pikir Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian Pada

Sistem Tanam Benih Langsung Pada Usaha Tani Padi Di

Lingkungan Bontokassi Kecamatan polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar.

Petani Padi

Tanam Benih Langsung

Waktu

Penyuluhan Pertanian

Informasi Tempat

Tingkat Efektivitas

Page 47: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

33

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian

untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Adapun lokasi penelitian ini

dilaksanakan di Lingkungan Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng utara

Kabupaten Takalar. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Agustus

tahun 2015, dengan mempertimbangkan waktu, biaya dan tenaga.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Pengertian sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen

populasi diselidiki satu per satu. Data yang diperoleh tersebut merupakan hasil

pengolahan sensus disebut sebagai data yang sebenarnya (true value).

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah

berjumlah 20 petani padi yang akan dijadikan responden penelitian.

Page 48: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

34

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya.

Data primer secara khusus dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Data primer biasanya diperoleh dari survei lapangan yang menggunakan semua

metode pengumpulan data berurutan atau ordinal (Sugiyono, 2002).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari

sumbernya. Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul

data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Sugiyono, 2002). Data

penelitian ini data sekunder yang diperoleh dari jurnal, skripsi, dan buku-buku

referensi.

3.4 Teknik dan Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik

yaitu:

1. Observasi, yaitu teknik pengambilan data dengan cara melakukan

pengamatan secara langsung kepada objek yang akan diteliti.

2. Wawancara, yaitu teknik pengambilan data dengan mengajukan pertanyaan

secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuisioner (daftar

pertanyaan).

Page 49: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

35

3. Dokumentasi, yaitu melakukan penelitian terhadp tulisan dan dokumen yang

berhubungan dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data primer dari petani, dikumpulkan kemudian

dianalisis secara deskriftif kualitatif dengan memberikan penjelasan terhadap data

yang diperoleh dari hasil wawanara dan observasi selama penelitian untuk

mendapatkan gambaran rata-rata atau gambaran tentang respon/tanggapan petani

mengenai penyuluhan pertanian terhadap tanam benih langsung pada usaha tani

padi di lingkungan bontokassi kecamatan polongbangkeng utara kabupaten

takalar.

Analisis data untuk menjawab pertanyaan adalah analisis pengukuran

terhadap indikator pengamatan dengan menggunakan “Rating scale” atau skala

nilai (Singarbium dan Efendy, 1999). Skoring yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 3,2, dan 1. Cara penggolongan tingkat respon petani secara keseluruhan

dibagi dalam tiga kategori kelas yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Untuk

memperoleh nilai untuk tiap penilaian kategori, maka digunakan rumus interval

(Kuncoro, 2001).

Interval = nilai maksimum−nilai minimum

banyaknya kategori

interval =3 − 1

3= 0,66

Page 50: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

36

Dengan ketentuan sebagai berikut:

Tinggi : 2,34 – 3,00

Sedang : 1,67 – 2,33

Rendah : 1,00 – 1,66

Keterangan :

* Interval = Untuk mendapatkan hasil

* Nilai Maksimum = Nilai tertinggi yang terdapat pada tabel

* Nilai Minimum = jumlah dari tabel ( responden)

* Jumlah rata-rata pada tabel yang termasuk dalam kategori tinggi yaitu 2,34

–3,00

* Jumlah rata-rata pada tabel yang termasuk dalam ketegori sedang yaitu 1,67

– 2,33

* Jumlah rata-rata pada tabel yang termasuk dalam kategori rendah yaitu 1,00

– 1,66

3.6 Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel

diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut.

Adapun definisi variabel-variabel yang dinilai dalam penelitian ini adalah:

1. Petani Padi

Petani adalah kemmampuan seseorang dalam mengelola usaha tanintya dalam

suatu lahan untuk mendapatkan apa yang telah di inginkan.

Page 51: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

37

2. Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan adalaha suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku petani

dan keluarganya yang lebih baik, serta meningkatkan hasil usahanya dan

tingkat kehidupannya.

3. Tanam Benih Langsung

Tanam benih langsung adalah penanaman tanaman padi tanpa melalui

pesemainan dan pemindahan bibit, serta dapat mengurangi tenaga kerja dan

biaya trasportasi.

a. Informasi

Informasi adalah apa yang dilakukan pada kegiatan penyuluhan terhadap

petani untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat yang bermanfaat

bagi usahataninya dan memberikan informasi yang petani belum ketahui

sebelumnya dan akhirnya dengan adanya kegiatan penyuluhan mereka dapat

mengetahui hal tersebut.

b. Waktu

Waktu adalah kegiatan penyuluhan dilakukan, waktu yang dipilih untuk

dilaksanakan. Kegiatan penyuluhan harus sesuai dengan keperluan dan

kondisi sasaran, dimana waktu penyuluhannya tidak mengganggu aktivitas

petani yang lain.

c. Tempat

Tempat adalah dimana penyuluh pertanian melakukan kegiatan penyuluhan

pertanian terhadap tanam benih langsung pada usahatani padi semestinya

ditempat keluarga tani itu berada, misalnya : masjid, balai desa, kelompok

Page 52: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

38

tani, dll. Kegiatan penyuluhan pertanian mudah dijangkau oleh masyarakat

petani.

4. Tingkat efektivitas

Efektifitas adalah sejauh mana, target, sasaran,dan tujuan yang ingin dicapai

agar terlaksana dengan baik.

Efektivitas adalah dimana kegiatan penyuluhan pertanian terhadap sistem

tanam benih langsung apabila petani menerapkan/melaksanakan apa yang telah

di sampaikan tentang tahap-tahap penanaman padi dengan cara tabela, mereka

lakukan di lahan sawahnya dan hasilnya itu memuaskan.

Efektif adalah apabila tahap-tahap atau cara-cara tanam benih langsung,,

terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya.

Page 53: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

39

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Lingkungan Bontokassi adalah salah satu Lingkungan di Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar provinsi Sulawesi Selatan.

Lingkungan Bontokassi mempunyai batas-batas administratif sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Lingkungan Bontokassi Kecamatan

Polongbangkeng Uatara.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Manongkoki Kecamatan

Polongbangkeng utara.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Lingkungan Panjarungang Kecamatan

Polongbangkeng Utara.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bilonga Kecamatan Bilonga.

Secara geografis Lingkungan Bontokassi merupakan daerah yang tanahnya

datar dengan ketinggian < 50 m diatas permukaan laut. Lingkungan Bontokassi

terbagi atas 2 musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan

berlangsung antara bulan November sampai bulan April dengan suhu rata-rata

26oC – 28oC. musim kemarau berlangsung antara bulan April sampai bulan

Oktober dengan suhu rata-rata 30oC – 32oC.

Page 54: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

40

4.2 Potensi Sumber Daya Alam

Penggunaan lahan di lokasi penelitian adalah digunakan untuk

pengembangan komoditi pertanian dalam bentuk lahan sawah yang terdiri dari

sawah irigasi dan sawah tadah hujan, tanah kering yang terdiri dari tanah tegalan

dan tanah pekarangan, tanah perkebunan, dan tanah fasilitas umum seperti

kawasan pendidikan dan lapangan olahraga.

4.3 Potensi Sumber Daya Manusia

4.3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Lingkungan Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar memiliki jumlah penduduk 905 jiwa, yang terdiri atas laki-laki 437 jiwa

dan perempuan 468 jiwa. Untuk mengetahui penyebaran penduduk menurut jenis

kelamin dapat dilihat berdasarkan table dibawah ini:

Table 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Lingkungan

Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar,

Tahun 2015.

Penyebaran Penduduk

(Jiwa)

Jenis Kelamin

Jumlah (Jiwa)

Laki-Laki Perempuan

Lingkungan Bontokassi 437 468 905

Jumlah 437 468 905

Sumber: Data Lingkungan Bontokassi, Tahun 2015.

Page 55: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

41

4.3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur

Umur sangat mempengaruhi aktivitas seseorang karena dikaitkan langsung

dengan kekuatan fisik dan mental, sehingga berhubungan dengan pengambilan

keputusan. Responden yang berumur mudah relatif cenderung mempunyai

kemampuan fisik yang lebh baik, dibandingkan dengan responden yang berumur

tua. Seseorang yang masih muda lebih cepat menerima hal-hal baru, berani

mengambil resiko, dan lebih dinamis, seseorang yang relatif tua mempunyai

kapasitas penggolongan yang lebih matang dan memiliki banyak pengalaman

dalam mengelola usahanya. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat umur dapat

dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur Di Lingkungan Bontokassi

Kecamatan Palongbangkeng Utara Kabupaten Takalar, Tahun 2015.

Umur

(Tahun)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Persentase

(%)

0 – 10 102 11,27

11 – 21 120 13,26

22– 32 131 14,47

33 – 43 123 13,59

44 – 54 113 12,49

55 – 65 106 11,71

66 – 76 112 12,38

77 keatas 98 10,83

Jumlah 905 100,00

Sumber: Data Lingkungan Bontokassi, Tahun 2015.

Page 56: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

42

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa penduduk menurut tingkat umur yang

mendominasi umur 23 - 32 dengan jumlah 131 jiwa atau 13,26 % dari usia

tersebut masih termasuk produktif atau masih kuat bekerja, tingkat umur yang

diikuti antara 0 – 10 dengan jumlah 102 jiwa, atau 11,27 % usia ini masih belum

produktif.

4.3.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu variabel yang sangat menentukan tingkat

kemajuan suatu wilayah. Makin banyak penduduk yang berpendidikan tinggi

disuatu wilayah semakin tinggi pulalah tinggi kemajuan wilayah tersebut, begitu

pula sebaliknya makin banyak penduduk yang tidak berpendidikan maka tingkat

kemajuan wilayah tersebut semakin lambat. Untuk mengetahui secara terperinci

keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan maka dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Lingkungan

Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabuoaten Takalar,

2015.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1

2

3

4

5

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

102

196

220

280

107

11,27

21,66

24,31

30,94

11,82

Jumlah 905 100,00

Sumber: Data Lingkungan Bontokassi, Tahun 2015

Page 57: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

43

4.4 Sarana dan Prasarana

Salah satu faktor pelancar pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat

dalam suatu daerah dengan tersedianya sarana dan prasarana. Sarana adalah suatu

alat yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan prasarana adalah

jembatan untuk tingkat menuju sarana. Aktivitas dan kegiatan suatu wilayah

sangat tergantung dari sirkulasi perekonomian wilayah tersebut, oleh karena itu

sarana dan prasarana sosial ekonomi merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan dalam bidang pembangunan.

Keadaan sarana dan prasarana di Lingkungan Bontokassi dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4. Sarana dan Prasarana Lingkungan Bontokassi Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Tahun 2015.

No. Jenis Jumlah (Unit)

1. Taman Kanak-Kanak (TK) 1

2. Sekolah Dasar (SD) 1

3. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) 2

4. Posyandu 1

5. Toko Obat 1

6. Mesjid 2

7. Lapangan Sepak Bola 1

8. Traktor 2

9. Penggilingan Gabah 1

10. Perontok Padi 1

Sumber: Data Lingkungan Bontokassi, Tahun 2015

Page 58: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

44

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa Jenis sarana dan prasarana yang ada di

Lingkungan Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

sudah cukup memadai, dimana terdapat kantor kelurahan, prasarana pendidikan

mulai dari TK, posyandu serta toko obat, tempat ibadah (Mesjid), prasarana

olahraga seperti lapangan sepak prasarana produksi pertanian berupa traktor, alat

perontok padi serta penggilingan gabah.

Page 59: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

45

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani yang tergabung dalam

kelompok tani. Karakteristik seorang responden dapat dilihat dari segi umur,

pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman berusahatani.

5.1.1 Tingkat Umur

Umur responden sangat mempengaruhi kemampuan fisiknya dalam bekerja

dan berfikir. Petani yang berumur muda mempunyai kemampuan yang lebih besar

dari petani yang lebih tua. Keadaan umur responden dapat dilihat padda tabel di

bawah ini :

Tabel 5. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Umur di Lingkungan

Bontokassi Kecamatan Pokongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

No Umur ( tahun ) Jumlah ( orang ) Persentase ( % )

1 31 – 37 8 40

2 38 – 44 3 15

3 45 – 51 8 40

4 52 – 58 - -

5 59 – 65 1 5

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2015.

Berdasarkan tabel 5 bahwa responden yang banyak berada pada kelompok

umur 31 - 37 tahun yaitu berjumlah 8 orang atau 40 %. Sedangkan jumlah paling

sedikit berada pada umur 59-65 tahun yaitu berjumlah 1 orang atau 5 %.

Umur merupakan satu titik tolak ukur menyerap dan bertindak secara

cepat dan produktif. Menurut Soekartawi (2006), mengatakan bahwa makin muda

umur petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum

Page 60: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

46

mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat

menerapkan teknik cara bercocok tanam yang baik dalam mengembangkan

usahataninya.

Melihat hal tersebut, petani responden yang ada di Lingkungan Bontokassi

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar yang lebih merespon

tanam benih langsung adalah petani responden dengan tingkat umur 4 tahun.

Dengan umur tersebut, petani responden masih produktif dalam menjalankan

usahataninya.

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan pada umumnya sangat berpengaruh terhadap pola pikir

petani. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan lebih terbuka dan lebih

mudah menerima informasi baru dan perubahan teknologi. Adapun tingkat

pendidikan petani responden dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Lingkungan

Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar, tahun

2015.

No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 SD 3 15

2 SMP 11 55

3 SMA 5 25

4 S1 1 5

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2015.

Page 61: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

47

Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwa tingkat pendidikan responden pada

tingkat SMP sebanyak 11 orang (55 %), dan pada tingkat S1 sebanyak 1 orang (5

%). Pada tabel 6. mengenai tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa,

pendidikan responden sudah tergolong tinggi sehingga responden lebih cepat

menyerap inovasi dan teknologi baru. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh

terhadap sikap dan tingkat penerapan terhadap sesuatu yang baru.

Fatmawati (2004), tingkat pendidikan seseorang ternyata berpengaruh

terhadap sikap dan tingkat penerapan terhadap sesuatu yang baru. Oleh karena itu,

respon teknologi baru hanya akan berkembang lebih cepat apabila petani cukup

mempunyai pendidikan dan pengalaman untuk menerapkan sesuai dengan syarat-

syarat teknologi tersebut.

Berdasarkan tingkat pendidikan petani responden di Lingkungan

Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar yang paling

merespon Tanam Benih Langsung adalah petani responden pada tingkat

pendidikan SMP. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin mudah dan

cepat seseorang menerima suatu informasi dan inovasi teknologi baru.

5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Penggambaran tentang jumlah tanggungan keluarga petani bertujuan untuk

melihat seberapa besar untuk tanggungan keluarga tersebut. Keluarga petani

terdiri dari petani itu sendiri sebagai kepala rumah tangga , istri, anak dan

tanggungan lainnya yang berstatus tinggal bersama dalam satu keluarga.

Page 62: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

48

Tabel 7. Jumlah Tanggungan keluarga Responden di Lingkungan Bontokassi

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Tahun 2015.

No Tanggungan keluarga Jumlah (orang) Persentase(%)

1 1-2 3 15

2 3-4 13 65

3 5-6 3 15

4 7-8 1 5

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah,Tahun 2015.

Berdasarkan tabel 7 terlihat bahwa jumlah tanggungan keluarga

responden tertinggi yaitu 3-4 sebanyak 13 orang atau 65 %, dan terendah 7-8

sebanyak 1 orang atau 5%. Berdasarkan hasil penelitian, petani responden di

Lingkungan Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar,

yang paling merespon penggunaan Tanam Benih Langsung adalah petani yang

memiliki tanggungan keluarga yang sedikit. Hal ini dapat dimengerti karena

konsekuensi penerimaan inovasi akan berpengaruh terhadap keseluruhan sistem

keluarga petani. Oleh karena itu, jumlah tanggungan keluarga sering dijadikan

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menerima suatu inovasi.

Keadaan demikian sangat mempengaruhi terhadap tingkat kesejahteraan keluarga

dan untuk peningkatan produksi dalam memenuhi kebutuhannya.

5.1.4. Pengalaman Usaha Tani

Pengalaman dapat dilihat dari lamanya seorang petani menekuni suatu

usaha tani. Semakin lama petani melakukan usahanya maka semakin besar

pengalaman yang dimiliki. Semakin lama seseorang berusaha tani maka semakin

besar pengalaman yang didapatkan dan semakin berkembang keterampilan dan

Page 63: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

49

keahlian yang dimilikinya. Pengalaman responden berusaha tani dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 8. Pengalaman Usaha Tani Responden di Lingkungan Bontokassi

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabutaen Takalar Tahun 2015.

No. Pengalaman Usaha Tani Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 5 – 13 14 70

2 14 – 22 5 25

3 23 – 31 1 5

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah,Tahun 2005

Berdasarkan tabel 8 terlihat pengalaman responden dalam berusaha tani

yang tertinggi antara 5-13 tahun sebanyak 14 orang dengan persentase (70%) dan

terendah antara 23 – 31 tahun sebanyak 1 orang atau (5%)

Soekartawi (2006), pengalaman berusahatani perlu untuk diketahui karena

memiliki dampak positif terhadap tingkat respon petani dalam menerima inovasi

baru berupa yang disampaikan oleh penyuluh sebagai sumber informasi, serta

mempunyai kepekaan dalam usahataninya karena pengalaman berusahatani itu

sendiri bisa dijadikan sebagai guru yang sangat berharga dalam berusahatani. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengalaman petani dalam berusahatani,

maka respon semakin tinggi terhadap inovasi baru.

Pengalaman berusahatani petani responden di Lingkungan Bontokassi

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar antara 5 – 61 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian, dengan pengalaman ini petani responden sudah

cukup merespon penggunaan Tanam Benih Langsung dalam usahatani padinya.

Page 64: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

50

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengalaman petani dalam

berusahatani, maka respon semakin tinggi terhadap inovasi baru.

5.3 Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian Terhadap Sistem Tanam

Benih Langsung Pada Usaha Tani Padi

Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai yang mana target tersebut sudah

ditentukan terlebih dahulu.

Sebagian besar petani di Lingkungan Bontokassi kecamatan polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar telah menggunakan Sistem Tanam Benih Langsung

pada proses penanaman padi. Padi atau benih yang terlebih dahulu di rendam

selama 24 jam kemudian dikeringkan anginkan selama 12-14 jam dan langsung

ditanam pada larikan dengan jarak 22-25 cm tergantung varietas yang ditanam

kebutuhan benih berkisar 50-60 kg/ha. Tanam benih langsung ini diperlukan

pengolahan tanah yang sempurna, pengolahan tanah yang dalam mempercepat

pertumbuhan tanaman sehingga tanaman tidak mudah rebah.

Berdasarkan hasil penelitian, maka tingkat respon petani dapat dilihat pada tabel

berikit ini:

Tabel 09. Tingkat Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian Terhadap Sistem

Tanam Benih Langsung Pada Usaha Tani Padi.

Aspek yang diteliti Nilai Kategori

Informasi 2,38 Tinggi

Waktu 3,00 Tinggi

Tempat 3,00 Tinggi

Tingkat efektivitas 1,69 Sedang

Jumlah 10.07

Rata-rata 2,51 Tinggi

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2015.

Page 65: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

51

Berdsarkan tabel 9 terlihat bahwa tingkat efektivitas kegiatan penyuluhan

pertanian terhadap system tanam benih langsung aspek terhadap informasi

nilainya 2,38 yang termasuk dalam kategori tinggi, Aspek berdasarkan waktu

nilainya 3,00 yang tergolong dalam kategori tinggi, aspek berdarkan tempat

nilainya 3,00 yang tergolong dalam ketegori tinggi, dan aspek berdasarkan tingkat

efektivitas nilainya 1,69 yang termasuk dalam kategori sedang.

Berdasarkan dari tingkat efektiviata kegiatan penyuluhan pertanian

terhadap tanam benih langsung pada usaha tani padi jumlahnya 10,07 dengan rata-

rata (2,51) yang termasuk dalam ketegori tinggi.

5.2.1. Tingkat Efektivitas Berdasarkan Informasi

Informasi adalah apa yang dilakukan pada kegiatan penyuluhan terhadap

petani untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat. Dimana informasi tersebut

berkaitan dengan tanam benih langsung. Dengan adanya informasi baru mengenai

tanam benih langsung pada padi diharapkan para petani lebih mudah dan cepat

dalam proses penanaman.

Bedasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa tingkat informasi petani responden

terhadap penggunaan tanam benih langsung di Lingkungan Bontokassi

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar adalah tergolong tinggi

yaitu secara keseluruhan mencapai kriteria rata-rata 2,38.

Berdasarkan hasil penelitian, petani responden di Lingkungan Bontokassi

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar setelah mendengar

penyuluhan pertanian mengenai tanam benih langsung petani ingin menerapkan

Page 66: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

52

ketika ingin melakukan tanam benih langsung pada padi maka segera mendatangi

pemilik alat untuk melakukan tanam benih langsung padi.

5.2.2. Tingkat Efektivitas Berdasarkan Waktu

Efektivitas berdasrkan waktu adalah apa yang disampaikan harus sesuai

dengan kebutuhan, termasuk di dalamnya apa yang disampaikan tersebut harus

disajikan dalam waktu yang tepat, format yang tepat sehingga dapat di pahami,

konsisten dengan format sebelumnya, isinya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan

lengkap atau sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan (Mc Leod dan Susanto,

2007) .

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa waktu petani responden terhadap

kegiatan penyuluhan pertanian pada tanam benih langsung padi di Lingkugan

Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar tergolong

tinggi yaitu secara keseluruhan mencapai rata-rata 3,00. Keadaan ini menunjukkan

bahwa petani responden di Lingkungan Bontokassi mulai menyenangi. Dalam hal

ini, petani responden mulai menyadari bahwa tanam benih langsung padi

merupakan sesuatu yang menguntungkan bagi petani untuk meningkatkan

produksi pertanian.

Berdasarkan hasil penelitian, waktu petani responden di Lingkungan

Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar sangat

merespon kegiatan penyuluhan pertanian terhadap tanam benih langsung,

sehingga kegiatan penyuluhan pertanian tidak mengganggu aktivitas petani karena

mereka sangat antusias dengan adanya kegiatan tersebut.

Page 67: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

53

5.2.3. Tingkat Efektivitas Berdasarkan Tempat

Efektivitas berdasarkan tempat adalah pemanfaatan sumber daya, tempat

dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya (Sondan P,

Siagian 2001).

Bedasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa tempat petani responden atau

tempat perkumpulan pada kegiatan penyuluhan pertanian terhadap tanam benih

langsung di Lingkungan Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar adalah tergolong tinggi yaitu secara keseluruhan mencapai

rata-rata 3,00.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa petani responden telah

mudah menjangkau kegiatan penyuluhan dan terasa nyaman untuk ditempati hal

tersebut memberikan kepuasan bagi para petani dalam kegiatan penyuluhan

pertanian terhadap tanam benih langsung.

5.2.4. Tingkat Efektivitas

Berdasrkan tingkat efektiitas adalah sejauh man target, sasaran, dan tujuan

yang ingin dicapat dapat terlaksana dengan baik mengenai kegiatan penyuluhan

pertanian terhadap tanam benih langsung padi (Hidayat). Dengan adanya hasil

dari tanam benih langsung diharapkan para petani lebih mendapatkan keuntungan

yang lebih banyak dari hasil panen.

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa tingkat efektivitas petani

responden terhadap tanam benih langsung di Lingkungan Bontokassi Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar adalah tergolong sedang yaitu secara

keseluruhan mencapai rata-rata 1,69.

Page 68: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

54

Berdasarkan hasil penelitian, setelah petani responden di Lingkungan

Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar setelah selesai

panen hasil yang di dapatkan kurang sesuai dengan yang di inginkan.

Petani responden di Lingkungan Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar secara keseluruhan memberikan respon tinggi dengan

mencapai rata-rata 2,51. Petani responden memberikan respon atau tanggapan

yang positif terhadap kegiatan penyuluhan pertanian terhadap tanama benih

langsung paadi.

Page 69: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

55

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dilihat dari segi informasi masuk dalam kategori

tinggi dengan rata-rata 2,38, dari segi waktu masuk dalam kategori tinggi dengan

rata-rata 3,00, dari segi tempat masuk dalam kategori tinggi dengan rata-rata 3,00,

dan tingkat efektivitas masuk dalam kategori sedang dengan rata-rata 1,69.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitas kegiatan penyuluhan pertanian

terhadap usahatani padi secara keseluruhan masuk pada kategori tinggi dengan

rata-rata 2,51. Dengan demikian, petani responden memberikan tanggapan yang

positif terhadap adanya kegiatan penyuluhan pertanian dengan menggunakan

sistem tanam benih langsung pada usahatani padi.

6.2 Saran

Dalam peningkatan produksi pertanian maka disarankan kepada para petani

untuk menerapkan tanam benih langsung yang lebih menguntungkan, sehingga

memberikan keuntungan kepada semua masyarakat petani.

Page 70: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

56

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahmat. 2003.Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta (Rineka Cipta).

Anonim, 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006

Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan,

Departemen Pertanian.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : Bina Aksara

Hamid, Patilima. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Hazairin dan M. Manulu 1993. Budidaya Padi Sawah Irigasi dengan Cara Sebar

Langsung. Proyek Bahbolon. Kerjasama Indonesia-Australia.

Kuncoro, Mudrajat. 2001. Metode Kualitatif, Teori Dan Aplikasi Untuk Bisnis

Dan Ekonomi. Percetakan AMP YKPN.

Mardikanto,t. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret

Universitas Press. Surakarta.

Malian.H. H. Supriadi. 1993. Sistem Usahatani Padi Sebar Langsung Pada Lahan

Irigasi di Jawa Barat. Laporan Hasil Penelitian Puslitbangtan Bogor.

Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta

Odi. 2011. Cahndeso-mbangundeso, kramat-jawa tengah, cahndes-

m.bangundeso.blogspot.com

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung :

Mandar Maju.

Setiana, L. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat, Bogor.

Singarimbun dan Efendy. 1999. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES

Slamet, Margono. 2001 Paradikma Baru Penyuluhan Pertanian Di Era Otonomi,

Institut Pertanian Bogor.

Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alvabeta.

Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani,UI-Press. Jakarta.

Sondang P. Siagian. 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia Bumi Aksara.

Jakarta

Supriyono, R.A. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Yokyakarta : BPEE.

Page 71: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

57

Susanto, Azhar. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : Lingga Jaya

Yamit, Zulian. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Yokyakarta : ekonosia

FE UII

Page 72: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

58

Page 73: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

59

LAMPIRAN

KUISIONER PENELITIAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

1. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Tingkat Pendidikan :

Jumlah Tanggungan Keluarga :

Pengalaman Berusaha Tani :

2 Pertanyaan Informasi

1. Apakah informasi yang diberikan oleh penyuluh tentang tanam benih langsung sudah

diterapkan ?

Jawab :

a. Menerapkan ( 3 )

b. Kurang diterapkan ( 2 )

c. Tidak diterapkan ( 1 )

Page 74: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

60

2. Apakah informasi yang disampaikan penyuluh bermanfaat bagi usaha tani padi

bapak ?

Jawab :

a. Bermanfaat ( 3 )

b. Kurang bermanfaat ( 2 )

c. Tidak bermanfaat ( 1 )

3. Apakah informasi yang disampaikan penyuluh dapat dengan mudah dimengerti

oleh bapak ?

Jawab :

a. Di mengerti ( 3 )

b. Kurang dimengerti ( 2 )

c. Tidak di mengerti ( 1 )

3 Pertanyaan Waktu

4. Menurut bapak waktu yang baik untuk melakukan penyuluhan ?

Jawab :

a. Sebelum penanaman ( 3 )

b. Sementara penanaman ( 2 )

c. Sesudah penanaman ( 1 )

5. Menurut bapak apakah waktu melaksanakan penyuluhan sudah sesuai dengan

keperluan dan kondisi sasaran ?

Jawab :

a. Sesuai ( 3 )

b. Kurang sesuai ( 2)

c. Tidak sesuai ( 1 )

Page 75: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

61

6. Apakah waktu melaksanakan kegiatan penyuluhan tidak mengganggu aktivitas usaha

tani bapak ?

Jawab :

a. Mengganggu ( 3 )

b. Kurang Mengganggu ( 2 )

c. Tidak Mengganggu ( 1 )

4 Pertayaan Tempat

7. Apakah tempat yang disediakan penyuluh pertanian mudah di jangkau ?

Jawab :

a. Mudah dijangkau ( 3 )

b. Kurang mudah di jangkau ( 2 )

c. Tidak mudah dijangkau ( 1 )

8. Menurut bapak apakah tempat melaksanakan kegiatan penyuluhan terasa nyaman

?

Jawab :

a. Nyaman ( 3 )

b. Kurang nyaman ( 2 )

c. Tidak nyaman ( 1 )

9. Menurut bapak apakah tempat yang disediakan penyuluh sudah memuaskan ?

Jawab :

a. Memuaskan ( 3 )

b. Kurang memuaskan ( 2 )

c. Tidak memuaskan ( 1 )

Page 76: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

62

5 Pertanyaan tingkat efektivitas

10. Apakah hasil yang di dapatkan sesuai dengan target yang di inginkan ?

Jawab :

a. Sesuai ( 3)

b. Kurang sesuai ( 2 )

c. Tidak sesuai ( 1 )

11. Apakah hasil tanam benih langsung dapat menguntungkan bagi bapak ?

Jawab :

a. Menguntungkan ( 3 )

b. Kurang menguntungkan ( 2 )

c. Tidak menguntungkan ( 1 )

12. Apakah sumber daya alam dan sumber daya manusia dapat memenuhi kebutuhan

bapak untuk mendapatkan hasil yang di inginkan ?

Jawab :

a. Memenuhi ( 3 )

b. Kurang memenuhi ( 2 )

c. Tidak memenuhi ( 1 )

Page 77: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

63

Lampiran 2.

PETA LOKASI PENELITIAN

Page 78: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

64

IDENTITAS RESPONDEN

Lampiran 3. Identitas Responden

No Nama Petani

Umur

(Tahun) Pendidikan

Tanggungan

keluarga

(orang)

Luas

Lahan

Are/Ha

Pengalama

n

Usahatani

(tahun)

1 M.Dg.Ngojeng 45 SMP 3 1,25 21

2 H Dg. Lawa 31 SD 3 0,12 13

3 B Dg. Ngesa 48 SMP 5 0,28 20

4 B Dg. Nyau 51 SMP 3 0,20 25

5 H Dg. Nai 42 SMP 2 0,12 10

6 M Dg. Nanring 35 SMP 4 0,16 10

7 M Dg. Bani 31 SMP 4 0,15 5

8 S Dg. Lau 46 SMP 2 0,50 22

9 A Dg. Laja 31 SD 1 0,16 8

10 Hasanuddi 35 SMA 5 0,50 10

11 Agusalim 34 SMA 3 0,45 6

12 I Dg. Sarro 43 SMA 8 0,65 18

13 S Dg. Nappa 61 SMP 3 0,10 10

14 Dg. Ngella 34 SMP 3 0,15 12

15 Dg. Sila 40 SMA 5 0,20 10

16 B Dg. Tutu 51 SD 4 0,25 20

17 U Dg. Gassing 50 SMA 4 0,30 10

18 Dg. Nyarrang 49 SMP 4 0,20 9

19 Dg Rani 50 SMP 3 0,15 11

20 Dg. Tutu 31 S1 3 0,20 10

Jumlah 108 591 19,25

Rata-Rata 2,27 17,91 0,58

Page 79: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

65

REKAPITULASI DATA

Lampiran 4. Tingkat Efektivitas Berdasarkan Aspek Informasi Penyuluh

Terhadap Kegiatan Penyuluh Pertanian Terhadap Tanam

Benih Langsung Padi Usahatani Padi.

No. Nama Responden Informasi Jumlah Rata-rata

1 2 3

1 M Dg. Ngojeng 3 3 3 9 3,00

2 H Dg. Lawa 1 3 3 7 2,33

3 B Dg. Ngesa 1 3 3 7 2,33

4 B Dg. Nyau 1 3 3 7 2,33

5 H Dg. Nai 1 3 3 7 2,33

6 M Dg. Nanring 1 3 3 7 2,33

7 M Dg. Bani 1 3 3 7 2,33

8 S Dg. Lau 1 3 3 7 2,33

9 A Dg. Laja 1 3 3 7 2,33

10 Hasanuddi 1 3 3 7 2,33

11 Agusalim 1 3 3 7 2,33

12 I Dg. Sarro 1 3 3 7 2,33

13 S Dg. Nappa 1 3 3 7 2,33

14 Dg. Ngella 1 3 3 7 2,3

15 Dg. Sila 1 3 3 7 2,33

16 B Dg. Tutu 1 3 3 7 2,33

17 U Dg. Gassing 1 3 3 7 2,33

18 Dg. Nyarrang 1 3 3 7 2,33

19 Dg Rani 1 3 3 7 2,33

20 Dg. Tutu 2 3 3 8 2,66

Jumlah 23 60 60 143 47,6

Rata-Rata 1,15 3 3 7,15 2,38

Keterangan :

Tinggi : 2,34 – 3,00 Sedang :1,67 – 2,33 Rendah :1,00 – 1,66

Page 80: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

66

Lampiran 5. Tingkat Efektivitas Berdasarkan Waktu Penyuluh Terhadap

Kegiatan Penyuluh Pertanian Terhadap Tanam Benih

Langsung Padi Usahatani Padi.

No. Nama Responden

Waktu Jumlah Rata-rata

4 5 6

1 M Dg. Ngojeng 3 3 3 9 3,00

2 H Dg. Lawa 3 3 3 9 3,00

3 B Dg. Ngesa 3 3 3 9 3,00

4 B Dg. Nyau 3 3 3 9 3,00

5 H Dg. Nai 3 3 3 9 3,00

6 M Dg. Nanring 3 3 3 9 3,00

7 M Dg. Bani 3 3 3 9 3,00

8 S Dg. Lau 3 3 3 9 3,00

9 A Dg. Laja 3 3 3 9 3,00

10 Hasanuddi 3 3 3 9 3,00

11 Agusalim 3 3 3 9 3,00

12 I Dg. Sarro 3 3 3 9 3,00

13 S Dg. Nappa 3 3 3 9 3,00

14 Dg. Ngella 3 3 3 9 3,00

15 Dg. Sila 3 3 3 9 3,00

16 B Dg. Tutu 3 3 3 9 3,00

17 U Dg. Gassing 3 3 3 9 3,00

18 Dg. Nyarrang 3 3 3 9 3,00

19 Dg Rani 3 3 3 9 3,00

20 Dg. Tutu 3 3 3 9 3,00

Jumlah 60 60 60 180 60

Rata-Rata 3 3 3 9 3,00

Keterangan :

Tinggi : 2,34 – 3,00 Sedang :1,67 – 2,33 Rendah :1,00 – 1,66

Page 81: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

67

Lampiran 6. Tingkat Efektivitas Berdasarkan Tempat Penyuluh Terhadap

Kegiatan Penyuluh Pertanian Terhadap Tanam Benih

Langsung Padi Usahatani Padi.

No. Nama Responden Tempat

Jumlah Rata-rata 7 8 9

1 M Dg. Ngojeng 3 3 3 9 3,00

2 H Dg. Lawa 3 3 3 9 3,00

3 B Dg. Ngesa 3 3 3 9 3,00

4 B Dg. Nyau 3 3 3 9 3,00

5 H Dg. Nai 3 3 3 9 3,00

6 M Dg. Nanring 3 3 3 9 3,00

7 M Dg. Bani 3 3 3 9 3,00

8 S Dg. Lau 3 3 3 9 3,00

9 A Dg. Laja 3 3 3 9 3,00

10 Hasanuddi 3 3 3 9 3,00

11 Agusalim 3 3 3 9 3,00

12 I Dg. Sarro 3 3 3 9 3,00

13 S Dg. Nappa 3 3 3 9 3,00

14 Dg. Ngella 3 3 3 9 3,00

15 Dg. Sila 3 3 3 9 3,00

16 B Dg. Tutu 3 3 3 9 3,00

17 U Dg. Gassing 3 3 3 9 3,00

18 Dg. Nyarrang 3 3 3 9 3,00

19 Dg Rani 3 3 3 9 3,00

20 Dg. Tutu 3 3 3 9 3,00

Jumlah 60 60 60 180 60

Rata-Rata 3 3 3 9 3,00

Keterangan :

Tinggi : 2,34 – 3,00 Sedang :1,67 – 2,33 Rendah :1,00 – 1,66

Page 82: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

68

Lampiran 7. Tingkat Efektivitas Penyuluh Terhadap Kegiatan Penyuluh

Pertanian Terhadap Tanam Benih Langsung Padi Usahatani

Padi.

No. Nama Responden Tingkat Efektivitas

Jumlah Rata-rata 11 12 13

1 M Dg. Ngojeng 2 3 2 7 2,33

2 H Dg. Lawa 1 1 3 5 1,66

3 B Dg. Ngesa 1 1 3 5 1,66

4 B Dg. Nyau 1 1 3 5 1,66

5 H Dg. Nai 1 1 3 5 1,66

6 M Dg. Nanring 1 1 3 5 1,66

7 M Dg. Bani 1 1 3 5 1,66

8 S Dg. Lau 1 1 2 4 1,33

9 A Dg. Laja 1 1 3 5 1,66

10 Hasanuddi 1 1 2 5 1,33

11 Agusalim 1 1 2 4 1,33

12 I Dg. Sarro 1 1 2 4 1,33

13 S Dg. Nappa 1 1 3 5 1,66

14 Dg. Ngella 1 1 3 5 1,66

15 Dg. Sila 1 1 3 5 1,66

16 B Dg. Tutu 1 1 3 5 1,66

17 U Dg. Gassing 1 1 3 5 1,66

18 Dg. Nyarrang 1 1 3 5 1,66

19 Dg Rani 1 1 3 5 1,66

20 Dg. Tutu 2 2 2 6 2

Jumlah 22 23 53 97 33,89

Rata-Rata 1,1 1,15 2,65 4,85 1,69

Keterangan :

Tinggi : 2,34 – 3,00 Sedang :1,67 – 2,33 Rendah :1,00 – 1,66

Page 83: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

69

DOKUMENTASI PENELITIAN

( Persiapan Benih Yang Akan di Tanam )

( Alat untuk Menanam Padi )

Page 84: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

70

( Proses Penanaman Padi )

( Hasil dari Proses Penanaman Padi )

Page 85: EFEKTIVITAS KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP …

71

RIWAYAT HIDUP

Syardianti dilahirkan di Takalar, 15 Mei 1993. Dari

Ayahanda Syahabuddin dan Ibunda Syahwiah . Penulis

merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pendidikan

formal yang dilalui penulis adalah SDN 42

Pangembang lulus tahun 2005, lalu melanjutkan

pendidikan di SMPN 1 Polut dan selesai pada tahun 2008. Penulis

melanjutkan pendidikan ketingkat SMAN I Polut, dan selesai pada tahun

2011. Pada tahun 2011 penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selain itu penulis juga aktif menjadi pengurus Ikatan Muhammadiyah

Makassar. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis

skripsi yang berjudul “ Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian Pada

Sistem Tanam Benih Langsung Pada Usaha Tani Padi Di Lingkungan

Bontokassi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar”.