Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

26
SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN Proses Sosial Assosiatif Dalam Bidang Pertanian Kelompok 1 Sarjan Alatas Jurusan Agroteknologi

Transcript of Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

Page 1: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN

Proses Sosial Assosiatif Dalam Bidang Pertanian

Kelompok 1

Sarjan Alatas

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian dan Peternakan

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Pekanbaru

2016

Page 2: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah swt., karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan makalah Sosiologi Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian ini dengan baik.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen

pengampu mata kuliah Sosiologi Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Makalah ini ditulis

dari sumber-sumber referensi yang penulis baca, tidak lupa penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada pengajar mata kuliah Sosiologi Komunikasi dan Penyuluhan

Pertanian atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, serta kepada rekan-rekan

mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis berharap

dengan menulis makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, semoga dapat menambah

wawasan kita terhadap Sosiologi Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian khususnya mengenai

”Proses Sosial Assosiatif dalam Bidang Pertanian”. dalam kehidupan kita sehari-hari.

Memang makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Demikan makalah ini, semoga

dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya, sehingga dapat menambah wawasan dan

pengetahuan.

Pekanbaru, 14 April 2016

Penulis

2 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 3: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................4

I. Latar belakang...................................................................................................4

II Rumusan masalah...............................................................................................5

III Tujuan................................................................................................................5

IV Mamfaat............................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

I Kerjasama (Coorporation)...................................................................................7

II Akomodasi (Akomodation).................................................................................8

III Asimilasi (Asimilation)......................................................................................9

IV Contoh Kasus..................................................................................................10

BAB III PENUTUP

I. Kesimpulan........................................................................................................15

II. Saran................................................................................................................15

Daftar pustaka.......................................................................................................16

3 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 4: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

BAB I

PENDAHULUAN

I.Latar Belakang

Menurut Soekanto (1987), proses sosial adalah cara-cara berhubungan

yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia

saling bertemu, dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut

atau apa yang terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan

goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau kata lain, proses-proses sosial

diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.

Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial. Susanto (1977)

mendefinisikan sebagai suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia,

dimana individu yang satu mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki kelakuan

individu lain, atau sebaliknya. Soekanto (1987) mengemukakan bahwa bentuk-

bentuk interaksi sosial didefinisikan sebagai bentuk-bentuk yang tampak apabila

orang-orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia itu mengadakan

hubungan satu sama lain dengan terutama mengetengahkan dalam interaksi sosial

tersebut kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial sebagai unsur-unsur

pokok dari struktur sosial.

Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa

interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Susanto (1977)

mengemukakan bahwa awal dari suatu interkasi sosial adalah adanya kegiatan

dari dua orang atau lebih yang melibatkan sikap, nilai maupun harapan masing-

masing.

Bentuk-bentuk interaksi sosial mengutip Park dan Burgess dalam setiap

fase interaksi akan terdapat suatu gejala ataupun kriteria khusus yang menonjol,

yaitu : persaingan, pertentangan, akomodasi dan asimilasi (Susanto, 1997).

Hampir sama dengan pembagian diatas, mengutip Selo Soemardjan membagi 4 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 5: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

menjadi empat bentuk yaitu kerjasama (co-operation), persaingan (competition),

pertentangan atau pertikaian (conflict) dan akomodasi (accommodation)

(Soekanto, 1977). Dari empat pengelompokkan ini terdapat satu perbedaan, yaitu

Park dan Burgess memunculkan asimilasi sebagai salah satu bentuk proses sosial

(Susanto, 1977), sementara Selo Soemardjan memunculkan kerjasama (Susanto,

1977). Mengutip Gillin dan Gillin mengelompokkan menjadi dua macam proses

sosial yang timbul akibat interaksi sosial, yaitu :

1. Proses assosiatif (processes of association) yang terbagi dalam tiga bentuk

yakni :

a. Akomodasi

b. Asimilasi

c. Akulturasi

2. Proses disosiatif (processes of disisociatif) yang terdiri atas :

a. Persaingan

b. “contravensi” dan pertentangan atau pertikaian

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, telah dipaparkan penulisan makalah ini

pada proses sosial. Dengan demikian, dapat dibuat pertanyaan penulisan sebagai

berikut. Pertama apakah yang dimaksud proses sosial assosiatif kerjasama?,

Kedua apakah yang dimaksud dengan proses sosial assosiatif akomodasi?, Ketiga

apakah yang dimaksud dengan proses sosial assosiatif assimilasi?, Keempat

apakah yang dimaksud dengan proses sosial assosiatif akulturasi?. Kelima

bagaimana contoh proses sosial assosiatif?.

III. Tujuan Makalah

Tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut. Pertama kami

ingin mengetahui proses sosial assosiatif kerjasama. Kedua kami ingin

mengetahui proses sosial assosiatif akomodasi. Ketiga kami ingin mengetahui

5 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 6: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

proses sosial assosiatif assimilasi. Keempat kami ingin mengetahui dan

memahami proses sosial assosiatif akulturasi. Kelima kami ingin mengetahui

contoh kasus dari proses sosial assosiatif?.

III. Manfaat Makalah

Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut. Pertama agar kita

mengetahui proses sosial assosiatif kerjasama. Kedua agar kita lebih mengetahui

dan mendalami mengenai proses sosial assosiatif akomodasi. Ketiga agar kita

mengetahui dan memahami proses sosial assosiatif assimilasi. Keempat agar kita

dapat mengetahui proses sosial assosiatif akulturasi. Kelima agar kita dapat

mengetahui contoh kasus proses sosial assosiatif.

BAB II

6 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 7: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

PEMBAHASAN

A. Kerjasama (co-operation)

Definisi kerjasama menurut Soekanto (1987) adalah suatu

kerjasama antara orang perorangan atau kelompok manusia, untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama ini timbul karena

orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya)

dan kelompok lainnya (yang merupakan out-group-nya).

Dalam hubungannya dengan kebudayaan suatu masyarakat, maka

kebudayaan itu yang mengarahkan dan mendorong terjadinya kerjasama.

Pada masyarakat Indonesia umumnya, dikenal bentuk kerjasama yang

tradisional seperti “gotong-royong”. Menurut Hasansulama (1983) ada

beberapa faktor yang mendorong untuk terciptanya kerjasama, antara lain

ialah :

1. Adanya dorongan pribadi atau orang perorangan sehubungan dengan

adanya pemahaman bahwa keuntungan pribadi akan lebih mudah

dicapai dengan jalan bekerjasama.

2. Adanya pengukuhan terhadap tujuan yang ingin dicapai orang

perorangan, sedemikian rupa merupakan kepentingan umum yang

dianggap bernilai tinggi, sehingga mendorong untuk bekerjasama.

3. Adanya dorongan yang timbul atau bersumber dari keinginan orang

perorangan untuk menolong pihak-pihak lain.

4. Adanya tuntunan situasi yang dianggap membahayakan kepentingan

bersama, sehingga perlu ditanggulangi bersama pula.

Pada kerjasama ini menurut Susanto (1977), maka interaksi antar

kelompok maupun terhadap nilai-nilai dan tujuan adalah lansung dan

positif.

7 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 8: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

B. Akomodasi

Akomodasi dalam pemunculannya dapat dipandang dari dua segi.

Dari satu segi akomodasi dapat diartikan sebagai proses sosial. Dari segi

lain dapat pula diartikan sebagai hasil dari interaksi sosial. Menurut

Hasansulama (1983), sebagai suatu proses sosial akomodasi mencakup

usaha-usaha orang atau kelompok yang ditujukan untuk meredakan suatu

pertikaian sehingga tercipta suatu kemantapan kelompok dan

kelangsungan hubungan antar kelompok. Sebagai hasil dari interaksi sosial

pengertian akomodasi menunjuk adanya suatu situasi yang berlaku yang

menggambarkan adanya suatu keseimbangan baru setelah pihak-pihak

yang bertikai berbaik kembali. Sehingga dalam situasi tersebut muncul

iklim baru yang menjurus ke arah terjadinya kerjasama kermbali, baik

berupa perjanjian kerjasama secara tertulis maupun tidak tertulis yang

sifatnya mungkin sementara. Pendapat ini senada dengan Gillin dan Gillin

bahwa akomodasi adalah suatu pengertian yang dipergunakan oleh para

sosiolog untuk mengambarkan suatu proses dalam hubungan sosial yang

sama artinya dengan pengertian adaptasi (adaptation) yang dipergunakan

oleh ahli-ahli biologi untuk menunjukkan pada suatu proses dimana

mahluk-mahluk hidup menyesuiakan dirinya dengan alam sekitarnya

(Soekanto, 1987). Jadi, akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara

untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan,

sehingga lawan tersebut tidak hilang kepribadiaannya.

C. Asimilasi

Mengutip Gillin dan Gillin asimilasi merupakan suatu proses sosial

dalam tahap kelanjutan yang ditandai dengan adanya usaha-usaha

mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan

8 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 9: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk

mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan

memperhatikan adanya tuntutan situasi yang dianggap membahayakan

kepentingan bersama, sehingga perlu ditanggulangi bersama-sama

(Soekanto, 1987).

Susanto (1977), mengatakan bahwa karena asimilasi adalah proses,

maka asimilasi pun melalui bebrapa tahap. Tahap-tahap ini berkisar pada

fase; perubahan dari nilai-nilai dan kebudayaan semula ke penerimaan cara

hidup yang baru, termasuk penggunaan bahasa kelompok. Dengan singkat,

maka proses asimilasi adalah proses mengakhiri kebiasaan lama dan

sekaligus mempelajari dan menerima kehidupan yang baru.

Dalam bentuk asimilasi mengutip Park dan Burgess maka setiap

pihak akhirnya menyesuaikan diri sehingga antara kelompok-kelompok

yang bertentangan telah tercapai suatu situasi adanya pengalaman bersama

dan tradisi bersama (Susanto,1977).

Mengutip Koentjaraningrat mengemukakan bahwa proses asimilasi

timbul bila ada (Soekanto,1987) :

1. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.

2. Orang-perorangan sebagai warga kelompok-kelompok tadi

saling bergaul secara lansung dan intensif untuk waktu yang

lana, sehingga

3. Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia

tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.

Menurut Soekanto (1987), faktor-faktor yang mempermudah

terjadinya suatu asimilasi adalah :

a. Toleransi

b. Kesempatan-kesempatan dibidang ekonomi yang seimbang

c. Suatu sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya

9 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 10: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

d. Sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa dalam

masyarakat.

e. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan

f. Perkawinan campuran (amalgamation)

g. Adanya musuh bersama diluar.

D. Contoh Kasus

PROSES SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIS DI PEMUKIMAN

TRANSMIGRASI SPONTAN

(Kasus pada Pekon Marang, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten

Lampung Barat, Propinsi Lampung)

Oleh :

Nelvia Agustina

1) Kerjasama (co-operation)

Bentuk-bentuk kerjasama yang terjadi antar kelompok atnis pekon

Marang sangat beragam kegiatannya seperti tabel berikut :

10 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 11: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

11 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 12: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

2) Akomodasi

Dalam interkasi sehari-hari antara kelompok masyarakat yang

berbeda latarbelakang terdapat berbagai masalah yang terjadi, namun

maslaha itu dapat teratasi dengan jalan damai. Berikut bentuk akomodasi

hasil di Pekon Marang pada tabel beikut :

Dalam permasalahan pertama yaitu pembuatan jalan, awalnya jalan

yang menghubungkan Pekon Marang dengan desa lainnya mengikuti garis

pantai dan melewati tempat tinggal orang Lampung, karena memang jalan

itu sudah ada sebelum masyarakat Jawa tinggal di sana. Tapi kondisi ini

memberatkan bagi orang Jawa karena letak jalan tersebut jauh dari tempat 12 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 13: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

tinggal mereka, selain itu mereka bercocok tanam singkong dan jagung

sehingga beban bawaan mereka lebih beratm dibandingkan dengan

dagangan orang Lampung yang berupan lada dan kopi. Maka hasil rembuk

antar warga Jawa, mereka memutuskan untuk membuat jalan penghubung

baru yang lebih cepat dan melewati lokasi tempat tinggal mereka.

Pembuatan jalan baru ini di tentang oleh tokoh masyarakat

Lampung. Mereka mengganggap orang Jawa tidak meminta izin dan

dianggap tidak sopan dan meminta agar diberhentikan pembuatan jalan

tersebut. Tapi masyarakat Jawa tidak terima alasan ini, karena menurut

mereka pembangunan jalan tersebut juga akan membawa keuntungan bagi

masyarakat Lampung, terutama lokasi tempat tinggalnya berdekatan

dengan jalan baru tersebut. Akhirnya permasalahan ini dibawa ke rapat

desa yang dihadiri aparat, tokoh kedua pihak. Dalam hasil rapat,

masyarakat Jawa berhasil meyakinkan masyarakat Lampung, bahwa

pembangunan jalan ini tidak hanya untuk kepentingan orang Jawa saja,

tapi menguntungkan juga siapa saja yang melewati jalan tersebut.

Contoh lain dari akomodasi yang terjadi antar pribadi, yaitu

percekcokan yang timbul karena masalah batas lahan pertanian, tetapi

biasanya cepat teratasi dengan melibatkan individu yang berbatasan lahan

tersebut. Hal ini dialami oleh Nizar Rasyid (34 tahun) warga Dusun

Marang Inti yang sawahnya berbatasan dengan milik orang Bali, dia

merasa petani Bali tersebut mengikis pematang sawah yang menjadi

pembatas lahan mereka, sehingga makin lama makin menjorok ke

lahannya, merasa dirugikan dia menegur orang Bali tersebut, namun orang

Bali tersebut tidak mau menerima dan akhirnya terjadi pertengkaran

mulut. Tetapi hal ini tidak berlansung lama, karena keesokan harinya

dengan kesadaran diri dan tanpa melibatkan pihak lain mereka saling

memaafkan dan sama-sama memperlebar pematangan sawah tersebut.

13 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 14: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

3) Asimilasi

Kasus asimilasi yang terjadi antar kelompok masyarakat di Pekon

Marang dapat dilihat sebagai berikut :

Asimilasi dalam bidang pertanian dapat dilihat pada saat orang

Lampung dan Semendo biasa menanam padi, kelapa, kopi dan lada.

Kemudian orang Jawa di daerah asalnya biasa menanam padi, singkong

dan jagung sama seperti orang Bali. Namun, mereka setelah tinggal

dalam satu desa dan lahan mereka bersebelahan, masing-masing pihak

mengamati dan mempelajari cara bercocok tanam pihak lainnya.

Masyarakat Lampung dan Semendo misalnya mempelajari cara bercocok

tanam singkong dan jagung orang Bali atau Jawa, tergantung pada etnis

mana yang paling dekat lahannya. Sedangkan pada orang Bali dan Jawa

mereka mempelajari cara bercocok tanam kelapa, kopi dan lada dari

masyarakat Lampung dan Semendo. Mereka yang bertetangga lahannya

juga biasanya saling bertukar informasi tentang bibit dan masalah

pertanian disela-sela waktu istirahat mereka, walauupun berbeda etnis dan

agama.

14 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 15: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan yang dilakukan mengenai proses sosial

assosiatif dalam bidang pertanian. maka penulis menyimpulkan bahwa bentuk

proses sosial yang terjadi adalah (1) Kerjasama; berupa gotong-royong (2)

Akomodasi; berupa penyelesaian masalah pembuatan lahan, (3) Asimilasi; berupa

adanya perkawinan antar etnis dan dalam pertanian saling bertukar ilmu bercocok

tanam antar etnis.

II. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis

menyarankan agar makalah ini dapat menjadi rujukan dan pengetahuan tentang

proses sosial assosiatif dalam bidang pertanian untuk mahasiswa lainnya dan

masyarakat petani tentunya.

15 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n

Page 16: Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

DAFTAR PUSTAKA

Hasansulama MI, Mahmudin E, & Tarya JS. 1983. Sosiologi Pedesaan. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali.

Susanto, Astrid S. 1977. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung :

Binacipta.

16 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n