Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

83
BAB I KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah Keluarga bapak Sutrimo yang berbentuk double family (dalam satu rumah terdapat dua kepala keluarga), dimana terdapat 2 keluarga yang terdiri dari 13 anggota keluarga yaitu keluarga bapak Sutrimo dan keluarga bapak Sutejo. Bapak Sutrimo berusia 55 tahun sudah menikah dengan ibu Ari Astuti (50) dan mempunyai 6 orang anak yaitu (1) Feri Eka Permana (29) yang bekerja sebagai buruh di perusahaan batubara di Kalimantan, (2) Dhani Cahyono (27) seorang karyawan swasta, (3) Bagus (24), (4) Rina Putri (21) seorang pramuniaga, (5) Bangun Aji (17) yang masih duduk di bangku SLTA, (6) Rendi Pamungkas (8) seorang siswa Sekolah Dasar. Bapak sutrimo adalah seorang buruh pengawas di Terminal Purwokerto, sedangkan ibu Ari Astuti adalah seorang ibu rumah tangga. Tingkat pendidikan keluarga bapak Sutrimo rata-rata tamatan SLTA. Dalam satu rumah bapak sutrimo tinggal bersama keluarga adik-adiknya yaitu bapak Sutejo (40) beserta keluarg. Pak Sutejo adalah seorang TNI yang sudah menikah dengan ibu Wiwik (38) dan mempunyai 3 orang anak yaitu (1) Meta (9), (2) Tata (5), dan (3) adel yang masih berusia 9 bulan. 1

description

kl

Transcript of Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Page 1: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

BAB I

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

Keluarga bapak Sutrimo yang berbentuk double family (dalam satu rumah

terdapat dua kepala keluarga), dimana terdapat 2 keluarga yang terdiri dari 13

anggota keluarga yaitu keluarga bapak Sutrimo dan keluarga bapak Sutejo. Bapak

Sutrimo berusia 55 tahun sudah menikah dengan ibu Ari Astuti (50) dan

mempunyai 6 orang anak yaitu (1)Feri Eka Permana (29) yang bekerja sebagai

buruh di perusahaan batubara di Kalimantan, (2)Dhani Cahyono (27) seorang

karyawan swasta, (3)Bagus (24), (4)Rina Putri (21) seorang pramuniaga, (5)Bangun

Aji (17) yang masih duduk di bangku SLTA, (6)Rendi Pamungkas (8) seorang

siswa Sekolah Dasar. Bapak sutrimo adalah seorang buruh pengawas di Terminal

Purwokerto, sedangkan ibu Ari Astuti adalah seorang ibu rumah tangga. Tingkat

pendidikan keluarga bapak Sutrimo rata-rata tamatan SLTA.

Dalam satu rumah bapak sutrimo tinggal bersama keluarga adik-adiknya

yaitu bapak Sutejo (40) beserta keluarg. Pak Sutejo adalah seorang TNI yang

sudah menikah dengan ibu Wiwik (38) dan mempunyai 3 orang anak yaitu (1)Meta

(9), (2)Tata (5), dan (3)adel yang masih berusia 9 bulan.

1

Page 2: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

KARAKTERISTIK DAN DEMOGRAFI KELUARGA

1. IDENTITAS KK DAN PASANGANNYA

Nama KK : Tn. Sutrimo Nama Pasangan : Ny. Ariastuti

Usia : 55 tahun Usia : 50 thn

Jenis kelamin : laki-laki Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : Tamat SLTA Pendidikan : Tamat SLTA

Alamat lengkap : Teluk RT 04 RW 01

Bentuk keluarga : Double family

2. DAFTAR ANGGOTA KELUARGA

No Nama Kedudukan

dalam

keluarga

L /

P

Usia Pendidikan Pekerjaan Ket

1. Sutrimo Kepala

keluarga

( suami )

L 55

thn

Tamat

SLTA

Buruh

2. Ariastuti Istri P 50

thn

Tamat

SLTA

IRT

3. Feri Eka Permana Anak ke-1 L 27

thn

Tamat

SLTA

buruh

4. Dani Cahyono Anak ke-2 L 24

thn

Tamat

SLTA

pegawai

5. Bagus Anak ke-3 L 21thn Tamat

SLTA

6. Rina Putri Anak ke-4 P 17

thn

Tamat

SLTA

Pegawai

toko

7. Bangun Aji Anak ke-5 L 17

thn

STM

8. Rendi Pamungkas Anak ke-6 L 8 thn SD

9. Sutejo Adik ipar

Kepala

L 40

thn

Tamat

SLTA

TNI

2

Page 3: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

keluarga

10. Wiwik winasih Adik

kandung

Kepala

Keluarga

P 38

thn

Tamat

SLTA

Pegawai

hotel

11. Meta Keponakan P 9 thn SD

12. Tata Keponakan P 5 thn TK

13. Adel Keponakan P 9 bln

3

Page 4: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

BAB II

STATUS PENDERITAAN DAN PROGRESS NOTE

A. PENDAHULUAN

Blok ECCE I merupakan bagian pertama dari rangkaian Blok Early

Clinical and Community Exposure yang menurut rancangan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) UNSOED 2005 akan berlangsung dalam 3 blok

dari semester 5 sampai dengan semester 7. Blok ECCE I pada hakikatnya

merupakan blok yang lebih menekankan aplikasi dari pengetahuan dan

keterampilan mahasiswa baik klinis maupun non-klinis dalam berperan

sebagai dokter layanan primer. Tujuan home visit blok ini adalah:

1. Merupakan kontak pertama dengan pasien

2. Mampu membuat diagnosis medis dan penangannnya,

3. Mamapu membuat diagnosis psikologis dan penangannya,

4. Mampu memberikan dukungan kepada pasien dengan berbagai

latar belakang dan berbagai stadium penyakit

5. Mampu memberikan informasi tentang pencegahan, diagnosis,

pengobatan, dan prognosis,

6. Mampu melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik

dan kecacatan melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan,

deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku.

Blok ECCE I dengan konsep pendekatan dokter keluarga, menekankan

upaya preventif dan hubungan jangka panjang terutama antara pasien dan

keluarga pasien dengan dokter serta diperluas dengan menjalin hubungan

dengan masyarakat. Pendekatan dokter keluarga menjadi penting mengingat

pendekatan kedokteran keluarga merupakan prioritas untuk pemecahan

masalah kesehatan di masyarakat sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter

(SKD) yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

Masalah kesehatan yang dipelajari adalah penyakit-penyakit yang

mempunyai dampak luas ke masyarakat (beban kesehatan), dan disesuaikan

dengan pola epidemiologis yang ada. Dengan penekanan pada aplikasi

4

Page 5: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

pengetahuan secara integratif, maka strategi pembelajaran yang dilaksanakan

lebih ditekankan pada proses praktek.

Kasus yang diambil dan diangkat pembahasannya adalah mengenai

hipertensi, pasien tersebut bernama Sutrimo, berjenis kelamin laki-laki dan

berusia 55 tahun, pasien sudah menikah dengan ibu Ari Astuti (50) dan

mempunyai 6 orang anak yaitu Feri Eka Permana (29), Dhani Cahyono (27),

Bagus (24), Rina Putri (21), Bangun Aji (17), Rendi Pamungkas (8). Bapak

sutrimo adalah seorang buruh pengawas di Terminal Purwokerto, sedangkan

ibu Ari Astuti adalah seorang ibu rumah tangga.

Bapak sutrimo adalah pasien post perawatan di RS. Banyumas dengan

diagnosis hipertensi dan saat ini masih menjalani pengobatan. Penyakit

tersebut diketahui sejak 1 bulan belakangan ini. Faktor resikonya

kemungkinan diakibatkan karena kurang memperhatikan gaya hidup sehat,

hal ini tebukti dari kebiasaan pasien yang merokok sejak duduk di bangku

SLTP, kebiasaan makan pasien yang tidak terkontrol dan tidak teratur (hal ini

dikarenakan jadwal kerja pasien yang menguras waktu, sehingga pasien

mengaku kurang memperhatikan waktu makan dan komposisi makanan yang di

makan sehat atau tidak bagi dirinya). tidak memperhatikan aspek gizi dimana

komposisi menu makan setiap hari pasien terlalu banyak mengandung garam,

lemak dan asam urat (kebiasaan makan emping).

Berdasarkan riwayat penyakit dahulu, pasien tidak pernah merasakan

penyakit yang sama sebelumnya. Riwayat mondok di rumah sakit juga belum

pernah dijalani pasien sebelumnya. Pasien punya riwayat operasi usus buntu,

dan pasien tidak punya riwayat kcelakaan. Pasien mengaku bahwa pasein

punya riwayat alergi obat sakit kepala namun tidak dirasa berat.

Berdasarkan riwayat penyakit keluarga, orang tua pasein tidak ada

yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien. Bapak pasien sudah

meninggal dikarenakan penyakit liver, sedangkan ibu pasien sedah meninggal

dikarenakan penyakit Ca Cerviks.

Dalam satu rumah bapak sutrimo tinggal bersama keluarga adik-

adiknya yaitu bapak Sutejo (40) beserta keluargannya. Pak Sutejo adalah

5

Page 6: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

seorang TNI yang sudah menikah dengan ibu Wiwik (38) dan mempunyai 3

orang anak yaitu Meta (9), Tata (5), dan adel yang masih berusia 9 bulan.

B. FOLLOW UP PASIEN POST HOZPITALIZATION

Diagnosis pasien pertama kali di RS DKT Wijayakusuma pada tanggal 27

Oktober 2008

a. Keluhan utama : sakit kepala dan pandangan kosong

Onset : 1 minggu

Progressi : semakin berat (awalnya keluhan hilang dengan obat

warung dan istirahat, namun semakin lama tidak

keluhan tidak menghilang dengan obat warung dan

istirahat)

Lokasi : kepala bagian kanan

Kualitas : hilang timbul dan sangat mengganggu aktivitas kerja

pasien

Kuantitas : dirasa pagi hari (saat bangun tidur) dan siang hari (di

tempat kerja)

Faktor yang memperberat: saat bekerja

Faktor yang memperingan: minum obat (poldanmig)

Keluhan lainnya: keringat dingin malam hari

Tegang di bagian leher

Pegal-pegal dipinggang dan kaki (pagi hari)

b. Diagnosis Kerja : Hipertensi derajat 2

c. Penatalaksanaan/Pengobatan (dari RS) :

Dirawat (27 Oktober 2008 – 31 Oktober 2008)

Pengobatan/ drugs yang diberikan:

- Mondok selama 5 hari

- Penanganan Infus

- Tirah baring sampai dengan Tensi 180/110 mmHg pasien di

anjurkan pulang

6

Page 7: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Setelah menjalani perawatan di RS. DKT pasien merasa dirinya tidak

mengalami perbaikan kondisi dan keluhannya tidak berkurang. Kemudian

pasien mencari pertolongan medis kepada dokter lainnya (1 November 2008)

Diagnosis kerja : Hipertensi derajat 2

Penatalaksanaan/pengobatan ( dari dr. O)

- Hiblok (atenolol) 100mg golongan beta bloker dengan indikasi

hipertensi

- Farmalat 10mg golongan antagonis kalsium dengan indikasi

pengobatan PJK, angina pektoris kronik dan stabil, angian pektoris

tidak stabil.

- Prednison kortikosteroid sebagai obat anti inflamasi

- KSR elektrolit dan mineral sebagai pencegahan dan pengobatan

hipokalemi

- Potassium chloride 600mg obat cardiovaskular (cadrioplegia)

Pada hari yang sama pasien melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan

tujuan kontrol tekanan darah. Hal ini dikarenakan pasien mengeluh sakit

kepala pada siang hari pada saat di tempat kerja sehingga pasein datang ke

balai pengobatan dan didapatkan tekanan darahnya 170/90 mmHg.

Setelah menjalani pengobatan, pak Sutrimo masih merasakan hal yang sama

dengan hari-hari sebelumnya. Keluhan yang dirasakan masih sama dan pak

sutrimo merasa pengobatan yang dijalani tidak membuahkan hasil yang

positif dan tidak ada perbaikan kesehatan pada diri pak Sutrimo.

Merasa tidak ada perubahan yang berarti, lalu pasien memutuskan untuk

berobat kepada dr. O (2 November 2008).

Penatalaksanaan/ obat yang di berikan adalah:

- Hiblok (atenolol) 100mg golongan beta bloker dengan indikasi

hipertensi

- Farmalat 10mg golongan antagonis kalsium dengan indikasi

pengobatan PJK, angina pektoris kronik dan stabil, angian pektoris

tidak stabil.

- Prednison kortikosteroid sebagai obat anti inflamasi

7

Page 8: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

- KSR elektrolit dan mineral sebagai pencegahan dan pengobatan

hipokalemi

- Potassium chloride 600mg obat cardiovaskular (cadrioplegia)

Selama 1 minggu menjalani pengobatan pasien masih merasa tidak

mengalami perbaikan kesehatan yang berarti sehingga pasein memutuskan ke

Rs. Margono poli penyakit dalam.

Diagnosis pasien di RS. Margono pada tanggal 9 November 2008

a. Keluhan utama : Sakit kepala dan pandangan kosong

Onset : 1 minggu

Progressi : semakin berat (awalnya keluhan hilang dengan obat

warung dan istirahat, namun semakin lama tidak

keluhan tidak menghilang dengan obat warung dan

istirahat)

Lokasi : kepala bagian kanan

Kualitas : hilang timbul dan sangat mengganggu aktivitas kerja

pasien

Kuantitas : dirasa pagi hari (saat bangun tidur) dan siang hari (di

tempat kerja)

Faktor yang memperberat: saat bekerja

Faktor yang memperingan: minum obat (poldanmig)

Keluhan lainnya: keringat dingin malam hari

Tegang di bagian leher

Pegal-pegal dipinggang dan kaki (pagi hari)

a. Diagnosis kerja : Hipertensi derajat 2

b. Penatalaksanaan/ pengobatan (dari RS):

Dirawat (9 November 2008– 16 November 2008)

- Mondok selama 8 hari

- Infus

- Tirah baring sampai Tensi pasien 180/110 mmHg, pasein

dibolehkan pulang ke rumah

Pasien kembali ke RS. Margono (18 November 2008) namun di tolak oleh

pihak Rumah Sakit, hal ini dikarenakan pada hasil pemeriksaan vital sign

8

Page 9: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

oleh pihak Rumah sakit masih sama dengan keadaan sebelumnya, dan

dianggap sudah normal.

Hari berikutnya (19 November 2008) pasien memutuskan untuk berobat ke

RS. Banyumas, penanganan yang dberikan oleh pihak RS (poli penyakit

dalam) berdasarkan pemeriksaan penunjang pemeriksaan lab darah dan

Rongten thoraks maka :

Diagnosis kerja : Hipertensi

Jantung

Asam urat

Kolesterol tinggi

Penatalaksanaan oleh pihak Rumah sakit adalah:

- Rawat inap 8 hari (19 oktober 2008-26 Oktober 2008)

- Evothyl (300 mg) 1 x 1 obat antihiperlipidemia dengan indikasi

hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia

- Caps NF 1 x 1

- Losartan Potasium 50 mg (1 x 2) termasuk antagonis angiotensin

II dan kombinasinya dan diindikasikan untuk hipertensi

- Alprazolam 0,5 mg ( 1x 1)

- Bisoprolol 5 mg ( 1 x 1) termasuk golongsn beta bloker, dan

diindikasikan untuk terapi tunggal atau kombinasi dengan anti

hipertensi lainnya

- norvasic ( 1 X 1) termasuk golongan ACE inhibitor yang di

indikasikan untuk hipertensi

- Captopril- Dexacap 25 mg ( 1x 1) merupakan ACE inhibitor yang

di indikasikan untuk hipertensi sedang dan berat.

Setelah itu pasien disarankan untuk melakukan rawat jalan, dan kami

melakukan follow up pada hari Minggu, 31 November 2008, di dapatkan

hasil sebagai berikut:

9

Page 10: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

FOLLOW UP

Hari/

Tanggal

Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)

Minggu, 31-

11-08

-Pusing (+)

- Pegal, lutut

kaku (+)

- Leher sakit saat

bangun tidur

(+)

- Pinggang sakit

saat bangun

tidur (+)

-Sakit kepala (+)

- T: 160/100

mmHg

-RR:

30x/menit

-Nadi:

84x/menit

-suhu: 35,5 C

-BB: 67 kg

- Hipertensi

derajat 2

- Periksa urin

lengkap untuk

mengetahui fungsi

ginjal.

- Meminta pasien

untuk terus teratur

konsumsi obat dan

dokter/RS

Edukasi

-Jangan terlalu

berpikir berat.

-Kurangi frekuensi

maupun jumlah

konsumsi

makanan yang

asin.

- Istirahat cukup.

-Diet makanan

dengan

mengurangi

gorengan / daging-

dagingan

(terutama hindari

konsumsi daging

kambing), dengan

diberikan menu

antihipertensi dan

rendah asam urat.

10

Page 11: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

- Melakukan

olahraga teratur

dan semampunya,

minimal 30 menit,

2-3 x/minggu

Senin, 1-12-

08

-Pusing (+)

- Pegal, lutut

kaku (+)

- Leher sakit

saat bangun

tidur (+)

- Pinggang

sakit saat

bangun tidur

(+)

-Sakit kepala

(-)

- T: 130/90

mmHg

-RR:

32x/menit

-Nadi:

80x/menit

-suhu: 35,5 C

-BB: 67 kg

- Hipertensi

derajat 2 yang

mengalami

perbaikan.

- Meminta pasien

untuk terus teratur

konsumsi obat dan

dokter/RS

Edukasi

-Jangan terlalu

berpikir berat.

-Kurangi frekuensi

maupun jumlah

konsumsi

makanan yang

asin.

- Istirahat cukup.

-Kurangi

gorengan / daging-

dagingan

(terutama hindari

konsumsi daging

kambing).

Rabu, 3-12-

08

- Pusing (-)

- Pegal, lutut

kaku (+)

- Leher sakit

saat bangun

tidur (-)

- T: 170/90

mmHg

-RR:

16x/menit

-Nadi:

68x/menit

- Hipertensi

derajat 2

- Periksa urin rutin

dan lengkap untuk

mengetahui

adanya komplikasi

ke ginjal/tidak.

- Periksa darah

11

Page 12: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

- Pinggang

sakit saat

bangun tidur

(+)

-Sakit kepala

(-)

- Kedinginan

(+)

- Lemas (+)

-Bengkak (-)

-Nafsu makan

berkurang

-mual,muntah

(-)

-kembung(-)

- BAB normal

- Kembung

normal

-suhu: 37,6 C

-BB: 67 kg

lengkap untuk

mengetahui kadar

asam urat dan

kolesterol.

- Meminta pasien

untuk terus teratur

konsumsi obat dan

dokter/RS

Edukasi

-Jangan terlalu

berpikir berat.

-Kurangi frekuensi

maupun jumlah

konsumsi

makanan yang

asin.

- Istirahat cukup.

-Kurangi

gorengan / daging-

dagingan

(terutama hindari

konsumsi daging

kambing).

-Dikasih menu

antihipertensi dan

rendah asam urat.

Saran

-Kurangi asupan

asin berlebih.

-Rajin kontrol

12

Page 13: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

-Jangan berpikir

terlalu berat.

-Hindari konsumsi

daging kambing

-Kalo sedikit pegal-

pegal lebih baik

istirahat.

-Jangan

mengkonsumsi

makanan seperti

bayam, kangkung,

kacang panjang,

emping, kol,

durian, alpukat,

sirsak.

FLOW SHEET

Kondisi Pasien

NO KOMPONEN

PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN

1. Keluhan utama Sakit kepala

2. Riwayat penyakit

sekarang

Onset 1 minggu

Durasi 1 minggu

Progresivitas Intermitten

Lokasi Kepala sebelah kanan

Radiasi Leher (tengkuk)

Kualitas

Kuantitas

Faktor memperingan Obat warung

13

Page 14: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Faktor memperberat

Gejala penyerta Keringat dingin, pegel-pegel

3. Riwayat penyakit

dahulu

Sakit yang pernah

diderita

Hipertensi

Riwayat pengobatan Pengobatan dari Rumah

Sakit, dan konsumsi obat

warung

Riwayat mondok di

rumah sakit

-

Riwayat alergi Alergi obat bintang 7 dan

poldan mig

Riwayat

kecelakaan/operasi

Jatuh dari motor/ operasi

usus buntu

4. Riwayat penyakit

keluarga

Orang tua Bapak : Liver, Ibu : Ca.

Cerviks

Saudara kandung

Anggota keluarga lain

5. Riwayat sosial

Masyarakat sekitar -

Keadaan rumah

Pekerjaan Buruh terminal

Hobi Olahraga

Kebiasaan personal Pijat

Diet Kopi : Jarang

Pemakaian obat-

obatan

Lainnya Rokok : dari smp, semenjak

sakit tidak merokok.

14

Page 15: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

No. KOMPONEN

PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN

1. Keadaan umum Composmentis

2. Tanda vital BB= 67 kg, T= 35,5º C, TB=

170cm, TD = 130/90, Nadi=

80x/menit, RR= 32x/menit

3. Kepala Normal ( Rambut tidak

mudah patah)

4. Mata Visus mata bagian kanan

menurun, Konjungtiva sub

anemis.

5. Telinga Dbn

6. Hidung Dbn

7. Mulut Dbn

8. Leher Dbn ( tidak ada pembesaran

klenjar tiroid, limfe, tidak ada

defiasi trakea)

9. Toraks Bentuk Dada simetris

a. Jantung

Inspeksi Dbn

Perkusi Dbn

Palpasi Dbn

Auskultasi Dbn

b. Paru

Inspeksi Dbn

Perkusi Dbn

Palpasi Dbn

Auskultasi Dbn

10. Abdomen :

15

Page 16: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Inspeksi Dbn

Auskultasi Dbn

Perkusi Dbn Tidak ditemukan

nyeri ketok

Palpasi Dbn

11. Urogenitalia Dbn

12. Ekstremitas Kekuatan: 5N 5N

5N 5N

Reflek Fisiologis:

N N

N N

Reflek Patologis:

- -

- -

Sensibilitas:

N N

N N

Status neurologik Tidak ditemukan tremor.

13. Status lokalis :

Regio

Pedis

Dbn

16

Page 17: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

BAB III

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI HOLISTIK

1. Fungsi Biologis

Pasien berusia 55 tahun telah menikah dengan seorang isteri dan

telah memiliki 6 orang anak, selain itu di rumah pasien tinggal berserta

keluarga dari adik pasien dengan istri beserta 3 orang anaknya.

2. Fungsi Psikologis

Keluarga pasien merupakan double family karena dalam satu

rumah terdapat dua keluarga yaitu keluarga pasien dengan istri dan 6 orang

anak, serta keluarga dari adik pasien dengan suami, dan memiliki 3 orang

anak. Pasien dipandang cukup mampu untuk beradaptasi dengan

masalahnya, namun pasien belum mampu untuk menguasai masalah. Hal

ini terbukti dengan adanya pasien yang masih sulit mengendalikan emosi

menghadapi masalah-masalahnya sehingga penyakit pasien sering

kambuh. Keseharian pasien saat ini masih bekerja sebagai seorang supir,

sehingga hal ini menjadi stressor tersendiri bagi pasien.

3. Fungsi Sosial

Pasien tidak dapat bersosialisasi di masyarakat karena tuntutan

pekerjaan yang jadwalnya tidak menentu, sehingga jarang mengikuti

kegiatan – kegiatan di masyarakat.

4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Pasien adalah seorang buruh pengawas bis di terminal Purwokerto

dengan penghasilan per-bulan 2,5 – 3 juta. Dari segi ekonomi, pasien

termasuk kelas menengah. Meskipun sakit pasien terkadang masih

memaksa untuk bekerja, karena harus terus mengeluarkan biaya untuk

pengobatannya, biaya keseharian masih di tanggung oleh pasien dengan 2

orang anak yang masih sekolah. Pasien merasa cukup berat dengan

masalah ekonomi ditambah lagi setelah pasien sakit.

17

Page 18: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Kesimpulan :

Dari poin satu sampai empat dari fungsi holistik keluarga adalah Tn. S,

umur 55 tahun dengan Hipertensi yang sedang mendapatkan pengobatan

dan fungsi sosial ekonomi kurang baik karena kurangnya perhatian tentang

pentingnya kesehatan dari masing-masing anggota keluarga, tinggal

berdekatan dengan tetangga yang pernah memiliki riwayat penyakit TB,

dan kondisi ekonomi yang lemah.

B. FUNGSI FISIOLOGIS (A.P.G.A.R SCORE)

Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R

SCORE dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0.

A.P.G.A.R SCORE disini akan dilakukan pada masing-masing anggota

keluarga dan kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis

keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-5 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 =

baik.

ADAPTATION

Dalam menghadapi masalah selama ini penderita selalu mendapatkan

dukungan berupa nasehat dari keluarganya. Jika penderita menghadapi suatu

masalah selalu menceritakan kepada istrinya. Penyakitnya ini kadang

mengganggu aktivitasnya sehari-hari sebagai kepala keluarga untuk

menghidupi kebutuhan keluarga.

PARTNERSHIP

Komunikasi terjalin satu sama lain, meskipun waktu kebersamaan dirasa

singkat. Setiap ada permasalahan didiskusikan bersama dengan anggota keluarga

lainnya, komunikasi dengan istri dan anggota keluarga lainnya berjalan dengan baik.

GROWTH

Pasien merasa bersyukur masih dapat mengurusi kebutuhan rumah

tangganya.

AFFECTION

18

Page 19: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Pasien merasa hubungan kasih sayang dan interaksi dengan istri dan kedua

anaknya berjalan dengan lancar. Pasien juga sangat menyayangi keluarganya, begitu

pula sebaliknya.

RESOLVE

Pasien merasa kuas dengan kebersamaan diantara keluarganya meskipun

pasien tidak menentu selalu ada di rumah karena tuntutan pekerjaanya yang

jadwalnya tidak menentu.

A.P.G.A.R Tn. S Terhadap Keluarga Hamp

ir

selalu

Kadang

-kadang

Hampir

tidak

pernah

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi

masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Total poin = 8

Bpk.Sutrimo adalah seorang kepala keluarga yang memiliki pekerjaan

yang jadwalnya tidak menentu, sehingga ia hanya mempunyai sedikit waktu

untuk mengurus rumah dan memperhatikan anak-anaknya.

A.P.G.A.R Ny. N Terhadap Keluarga Hamp

ir

Kadang

-kadang

Hampir

tidak

19

Page 20: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

selalu pernah

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi

masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Total poin = 8

Ny.Ari astuti adalah sebagai ibu rumah tangga, Ny.Ari berusaha meluangkan

waktu untuk keluarganya untuk mendiskusikan hal-hal yang ada dalam keluarga.

A.P.G.A.R Feri (anak pertama) Terhadap

Keluarga

Hamp

ir

selalu

Kadang

-kadang

Hampir

tidak

pernah

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi

masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

20

Page 21: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Total poin = 8

Feri adalah anak sulung dari Bpk.Surimo, setelah lulus dari sekolah

menengah atas ia langsung mencari pekerjaan ke luar kota untuk membantu

ayahnya membiayai kebutuhan keluarga tapi setelah mengetahui ayahnya sering

sakit-sakitan, dia memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

A.P.G.A.R Rina (anak perempuan satu-

satunya) Terhadap Keluarga

Hamp

ir

selalu

Kadang

-kadang

Hampir

tidak

pernah

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi

masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Total poin =7

21

Page 22: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Rina adalah anak perempuan satu-satunya dari Bpk. Sutrimo, setelah

lulus dari sekolah menengah atas ia langsung mencari pekerjaan untuk

membantu hidupnya supaya tidak ketergantungan pada orang tuanya.

A.P.G.A.R SCORE keluarga pasien = (8+8+8+7)/4=7,75

Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga pasien sedang

Secara keseluruhan total poin dari A.P.G.A.R keluarga pasien adalah

31, sehingga rata-rata A.P.G.A.R dari keluarga pasien adalah 7,75. Hal ini

menunjukkan bahwa fungsi fisiologisyang dimiliki keluarga pasien dalam

keadaan sedang.

C. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)

Fungsi patologis dari keluarga Bpk.Sutrimo dinilai dengan menggunakan

S.C.R.E.E.M sebagai berikut :

22

Page 23: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Keterangan :

Social (+) artinya keluarga Bpk Sutrimo kurang berperan aktif dalam

kegiatan kemasyarakatan.

23

SUMBER PATOLOGI KET

Social Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga

dengan saudara, partisipasi mereka dalam kegiatan

kemasyarakatan kurang aktif.

+

Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal

ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam

keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya

yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang

bersifat hajatan, sunatan, nyadran dll. Menggunakan

bahasa jawa, tata krama dan kesopanan.

_

Religion Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran juga baik,

hal ini dapat dilihat dari penderita dan keluarga yang

rutin menjalankan sholat lima waktu di masjid.

-

Economic Ekonomi keluarga ini tergolong cukup, untuk

kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski belum

mampu mencukupi kebutuhan sekunder rencana

ekonomi tidak memadai, diperlukan skala prioritas

untuk pemenuhan kebutuhan hidup

+

Education Pendidikan anggota keluarga hanya sampai sekolah

menengah atas. .Pendidikan dan pengetahuan penderita

kurang. Kemampuan untuk memperoleh dan memiliki

fasilitas pendidikan seperti buku dan koran terbatas.

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga

menggunakan pelayanan puskesmas dan menggunakan

kartu ASKIN untuk berobat.Tapi pasien tidak percaya

obat ASKIN, akhirnya pasien tidak menggunakan

pelayanan ASKIN.

-

Page 24: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Economic (+) artinya keluarga Bpk Sutrimo masih menghadapi

permasalahan dalam hal perekonomian keluarga. Hal ini dapat dilihat

dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang pas-pasan dan belum dapat

memnuhi kebutuhan sekunder dan tertiernya.

Education (+) artinya keluara Bpk Sutrimo masih memiliki

pengetahuan yang kurang, khususnya mengenai hipertensi

Kesimpulan :

Dalam keluarga Bpk Sutrimo fungsi patologis yang positif adalah fungsi

sosial, ekonomi dan pendidikan.

D. Informasi Pola Interaksi Keluarga

Diagram 2. Pola Interaksi Keluarga Tn. S

Sumber : Data Primer,1 Desember 2008

24

Rina, 21thn

Ny. Ari Astuti, 50th

Bpk. Sutrimo, 55 thn

Feri, 29 thn

Rendi, 8 thn

Bangun, 17 thn

Bagus, 24 thn

Dani,27 thn

Page 25: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Keterangan : hubungan baik

Kesimpulan :

Hubungan antara Bpk Sutrimo dengan istri dan keenam anaknya baik

dan dekat. Antara ayah dan keenam anaknya baik. Antara keenam anak baik.

Dalam keluarga ini tidak sampai terjadi konflik atau hubungan buruk antar

anggota keluarga.

25

Page 26: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

BAB IV

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KESEHATAN

A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga

1. Faktor Perilaku Keluarga

Perilaku pasien yang cenderung tertutup dalam keluarga mengenai

masalah-masalah ataupun penyakit yang sedang dirasakan pasien mungkin

berpengaruh terhadap kondisi pasien, selain itu pasien juga pekerja keras

dengan jadwal yang tidak menentu di terminal yang harus menafkahi ke enam

anaknya dan satu orang istrinya sehingga waktu istirahat pasien berkurang

yang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap kondisi sakit pasien, selain

itu juga kebiasaan pasien yang merokok sejak duduk di bangku SLTP,

kebiasaan makan pasien yang tidak terkontrol dan tidak teratur, tidak

memperhatikan aspek gizi dimana komposisi menu makan setiap hari pasien

terlalu banyak mengandung garam, lemak dan asam urat (kebiasaan makan

emping). Akan tetapi setelah mendapatkan pendidikan dari dokter selama

pengobatan, pengetahuan keluarga dan pasien mulai bertambah hal ini

tampak dari pernyataan pasien maupun keluarga dengan menyebutkan

beberapa makanan yang tidak boleh dimakan yang rata-rata memang

mengandung banyak garam, lemak maupun asam urat. Dan selain itu, tidak

ada riwayat keluarga pasien yang mengalami penyakit yang sama

sebelumnya.

Dilihat dari aspek psiko-sosio-kultural-spiritualnya., secara psikologis

pasien cenderung tertutup dalam masalah, tidak puas dengan hasil

pemeriksaan kesehatan yang berbeda-beda, cenderung terburu-buru dalam

pengambilan keputusan dan pasien maupun keluarga cenderung kurang

percaya dengan pengobatan yang menggunakan kartu Askeskin ataupun kartu

Jamsostek karena merasa bahwa pelayanan yang diberikan oleh petugas

kesehatan dibeda-bedakan. Secara social, pasien kurang biasa bergaul dengan

lingkungan sekitarnya dikarenakan jadwal bekerja yang tidak menentu, tetapi

26

Page 27: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

pasien juga hobbi bermain badminton dan bela diri dengan warga sekitar

ketika merasa tidak ada keluhan. Secara cultural, pasien menggunakan bahasa

jawa, tidak percaya pada dukun dan lebih percaya pada tenaga kesehatan

dalam masalah kesehatan. Dan secara spiritual, pasien beragama islam, tidak

percaya pada mitos-mitos, dan jarang beribadah dan mengikuti kegiatan

keagamaan ditempat ibadah.

Perilaku pasien di dalam merespon sakit cukup baik dimana jika ada

anggota keluarga yang sakit yang pertama dilakukan adalah datang langsung

ke dokter, pasien juga dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan mudah

dimana pasien dapat berobat ke dokter-dokter praktek swasta yang tidak jauh

dari rumahnya. Selain itu pasien juga mengakses pelayanan kesehatan di

rumah sakit wijayakusuma yang kemudian dirujuk karena penayakit

hipertensi ini ke rumah sakit margono soekarjo kemudian dipulangkan, akan

tetapi pasien merasa bahwa keluhannya tidak berkurang dan kemudian balik

lagi ke rumah sakit magono sukarjo akan tetapi dari pihak rumah sakit

margono menolaknya dikarenakan data pemeriksaan dirumah sakit masih

sama, kemudian pasien memutuskan untuk mengakses ke rumah sakit

banyumas dengan tidak menggunakan kartu askeskin. Dan di rumah sakit

banyumas ini, pasein bisa mengetahui beberapa penyakit yang dideritanya

mulai dari hipertensi, kolesteronemia, sampai asam urat.

2. Faktor Non Perilaku

Kaitan antara kondisi sakit pasien dengan dukungan ekonomi yaitu

dengan pendapatan pasien yang lebih kurang Rp 2.500.000 setiap

bulannya dimana pendapatan ini untuk memenuhi kebutuhan kedelapan

anggota keluarganya dan ditambah dengan pemenuhan pembayaran cicilan

uang kredit (motor dan tivi), akan tetapi pasien merasa tidak bermasalah

dengan pembayaran untuk berobat dengan tidak memanfaatkan fasilitas

Askeskin ataupun Jamsostek. Dukungan dari lingkungan masyarakat

sekitar tempat tinggal pasien cukup baik dimana pasien dapat dengan

mudah memperoleh kartu Askeskin ataupun kartu Jamsostek ketika pasien

membutuhkannya walaupun belakangan ini pasien sudah mulai tidak

27

Page 28: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

percaya dengan penggunaan kartu Askeskin ataupun Jamsostek, selain itu

dukungan dari lingkungan kerja juga cukup baik dimana pasien diberikan

cuti kerja selama pasien sedang sakit untuk pengobatan dan istirahat.

Diagram 3. Faktor Perilaku dan Non Perilaku

28

Keluarga Tn. Sutrimo

Pengetahuan :

Pasien dan keluarga mempunyai tingkat

kesadaran untuk mencapai pelayanan kesehatan saat sakit

Lingkungan: Rumah pasien

rentan akan polusi debu dan asap

kendaraan bermotor (depan

jalan raya)

Keturunan:

Tidak ada faktor keturunan

Pelayanan Kesehatan:

Jika sakit Tn.sutrimo berobat ke dokter yang tidak jauh dari rumah, dan ke rumah sakit

Tindakan:

Keluarga mengantarkan Tn.

Sutrimo untuk periksa ke dokter, menemani pasien

pada saat mondok di rumah sakit

Sikap:

Perhatian keluarga terhadap penyakit penderita cukup

baik, dengan selalu mendukung

pendanaan maupun secara psikologis

Page 29: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Keterangan:

: Faktor Perilaku

: Faktor Non Perilaku

B. Identifikasi Lingkungan Rumah

1. Gambaran Lingkungan

Rumah pasien berada tepat di samping jalan raya besar di daerah

perumahan biasa, bentuk bangunan tidak bertingkat, kepemilikan rumah

milik orang tua pasien, lantai rumah terbuat dari keramik dan semen,

dinding rumah dari tembok, atap rumah dari seng dan genteng, dimana

pembagian ruangan rumah ada ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga,

dan ruang tidur. Dimana perbandingan luas lanatai dan jendela pada

masing-masing ruangan lebih dari 25%, dan tanpa bantuan sinar lampu

listrik pada siang hari kita dapat membaca huruf/ tulisan, hal ini

menunjukan penerangan didalam rumah cukup baik. Kebersihan dalam

rumah cukup dimana tata letak barang barang-barang dalam rumah cukup

rapih, sumber air minum berasal dari PAM, sumber air untuk cuci dan

masak berasal dari PAM dan sumur pompa listrik. Dimana saluran

pembuangan air limbah melalui got dengan kondisi saluran pembuangan

air limbah yaitu tergenang, jalan didepan rumah lebarnya yaitu sekitar 5

meter dan terbuat dari tanah, dan terdapat kandang biatang piaraan yang

letaknya dibelakang dapur yang kondisinya cukup kotor.

29

Page 30: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

2. Denah Rumah

3 m 3 m

3 m

6 m

3 m

3 m 3 3 m

3 m

30

R. Tidur

R. Tidur

R. Tamu

R. Tidur R. Makan

R. Keluarga

Dapur

R. Tidur

sumur

K. Mandi

WC

Page 31: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

BAB V

DAFTAR MASALAH

A. Masalah medis :

1. Hipertensi

2. Kolesterol meningkat

B. Masalah non medis

1. Tingkat pengetahuan keluarga Bapak Sutrimo tentang kesehatan kurang.

2. Kondisi lingkungan dan rumah Bapak Sutrimo di depan jalan raya.

3. Pasien merasa kurang puas terhadap hasil pemeriksaan dokter yang

berbeda-beda.

4. Pasien tidak sabar dalam menjalani pengobatan.

5. Pasien merasa frustasi.

C. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN

31

Tn.S ,55 tahun (Hipertensi)

1. Tingkat pengetahuan

keluarga Bapak

Sutrimo tentang

kesehatan kurang.

2. Kondisi lingkungan dan rumah Bapak Sutrimo di depan jalan raya.

3. Pasien merasa kurang puas terhadap hasil pemeriksaan dokter yang berbeda-beda

4. Pasien tidak sabar dalam menjalani pengobatan

5. Pasien merasa frustasi

Page 32: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

D. MATRIKULASI MASALAH

Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (Azrul, 1996)

No

.

Daftar Masalah I T R Jumlah

IxTxRP S RI Mn Mo Ma

1. Tingkat pengetahuan

keluarga Bapak

Sutrimo tentang

kesehatan kurang

3 3 3 4 3 4 2 2592

2. Kondisi lingkungan

dan rumah Bapak

Sutrimo di depan jalan

raya dan bekerja di

terminal.

3 3 3 3 3 3 3 2187

3. Pasien merasa kurang

puas terhadap hasil

pemeriksaan dokter

yang berbeda-beda

4 3 3 4 3 3 4 5184

4. Pasien tidak sabar

dalam menjalani

pengobatan

5 5 4 4 5 4 4 32000

5. Pasien merasa frustasi 3 3 2 2 3 2 2 432

Keterangan :

I : Importancy (pentingnya masalah)

P : Prevalence (besarnya masalah)

S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)

T : Technology (teknologi yang tersedia)

R : Resources (sumber daya yang tersedia)

Mn : Man (tenaga yang tersedia)

32

Page 33: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Mo : Money (sarana yang tersedia)

Ma : Material (pentingnya masalah)

Kriteria penilaian :

1 : tidak penting

2 : agak penting

3 : cukup penting

4 : penting

5 : sangat penting

E. PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga

Tn. S adalah sebagai berikut :

1. Pasien tidak sabar dalam menjalani pengobatan

2. Pasien merasa kurang puas terhadap hasil pemeriksaan dokter yang

berbeda-beda

3. Tingkat pengetahuan keluarga Bapak Sutrimo tentang kesehatan kurang.

4. Kondisi lingkungan dan rumah Bapak Sutrimo di depan jalan raya dan

bekerja di terminal.

5. Pasien merasa frustasi

Kesimpulan :

Prioritas masalah yang diambil adalah Pasien tidak sabar dalam menjalani

pengobatan sehingga terjadi multifarmasi.

33

Page 34: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada

pasien maka kelompok kami mengusulkan untuk dilakukan pemeriksaan

penunjang. Pemeriksaan penunjang yang kami lakukan yaitu pemeriksaan darah

tepi dan pemeriksaan urin rutin.

Hasil pemeriksaan penujang:

I. Pemeriksaan Urin Rutin

Pemerikaan makroskopis

Kekeruhan

Jika ada konstituen-konstituen abnormal yang tidak berwana, maka

makin tinggi konsentrasi urin makin pekat warnanya. Kecepatan ekspresi

pigmen-pigmen urin normal adalah tetap, dan urin yang pucat mempunyai

berat jenis rendah, urin yang gelap mempunyai berat jenis tinggi.

Urin berwarna timbul pada penyakit-penyakit tertentu atau tergangggu

metabolisme, dan setelah pemakaian banyak obat-obatan.

Bau

Urin yang terinfeksi dengan organisme gram negatif seringkali

mempunyai bau yang kurang menyengakan. Sebagai tambahan, urin yang

terinfeksi dengan organisme-organisme pemecah urea menghasilkan bau

amonia. Jika urin yang mempunyai bau normal pada saat tiba di laboratorium

berkembang menjadi bau seperti itu, ini menunjukan dekomposisi bakteri dan

contoh urin tersebut tak dapat dipakai untuk sebagian besar analisis kimia.

Obat-obat tertentu, seperti paraldehid, memberi bau khas, seperti penyakit

urina sirup mapel.

Warna

Urin pasien berwarna kuning jernih hal ini menunjukan bahwa tidak ada

kelainan pada warna urin.

Buih

Buih urin pasein berwarna putih, jernih, lama baru hilang hal ini

kemungkinan urin pasien mengandung protein.

34

Page 35: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Pemeriksaan Kimiawi Urin

Derajat Keasaman (pH) Urin

Pada pemeriksaan urin pasien, pH urin pasien 7. Pada suatu diit campuran

normal, biasanya urin bersifat asam, umumnya bervariasi dalam pH kira-kira 5,5

dan 8,0. diit sayuran menyebabkan kecenderungan alkalosis, sehingga terbentuk

urin alkalis, pH urin pada penyakit dapat mencerminkan keadaan asam-basa

plasma, dan fungsi tubulus-tubulus ginjal. Ini mungkin juga berubah banyak pada

infeksi bakteri pada traktus urinarius, atau secara sengaja dengan obat-obat

pembentuk asam atau alkalis.

Pemeriksaan Glukosa Metode Benedict

Pemeriksaan glukosa dalam urin pasien berwarna tetap biru jernih hal ini

menunjukan glukosa dalam urin negatif. Selain itu penetapan glukosa dapat

dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan cara reduksi

mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang mengandung bahan reduktor

selain glukosa seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat

dan obat-obatan seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih

sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat mendeteksi

kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada cara reduksi hanya sampai

250 mg/dl. Juga cara ini lebih spesifik untuk glukosa, karena gula lain seperti

galaktosa, laktosa, fruktosa dan pentosa tidak bereaksi. Dengan cara enzimatik

mungkin didapatkan hasil negatip palsu pada urin yang mengandung kadar

vitamin C melebihi 75 mg/dl atau benda keton melebihi 40 mg/dl.

Pada orang normal tidak didapati glukosa dalam urin. Glukosuria dapat

terjadi karena peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi kepasitas

maksimum tubulus untuk mereabsorpsi glukosa seperti pada diabetes mellitus,

tirotoksikosis, sindroma Cushing, phaeochromocytoma, peningkatan tekanan

intrakranial atau karena ambang rangsang ginjal yang menurun seperti pada renal

glukosuria, kehamilan dan sindroma Fanconi.

Contoh urin 24 jam dari orang normal mengandung sejumlah kecil zat

preduksi, umumnya kurang dari 1 gram, darimana diantaranya 20-200mg (0,1-1,1

mmol) adalah glukosa. Glikosuria berarti terdapat glukosa yang mencukupi untuk

bias dideteksi dengan tes klinis yang sederhana, istilah glukosuria yang benar

35

Page 36: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

jarang digunakan. Tes komprehensif tergantung atas reduksi tembaga dan ini

bersifat semikuantitatif : tes tradisional meliputi larutan benedict, yang

mengandung tembaga (III) sitrat alkali (kupri sulfat) yang berwarna biru karena

adanya ion tembaga (III). Dengan terreduksinya larutan benedict, oleh glukosa

atau zat-zat lainnya, warna biru hilang dan terbentuklah presipitat jingga merah

dari tembaga (II) oksida (kupri oksida). Warna campuran yang terreduksi

bervariasi dari hijau sampai merah, karena lebih banyak glukosa yang mereduksi

reagen ini maka lebih banyak ion tembaga (III) yang dikonversi menjadi tembaga

(II) oksida.

Banyak zat yang bias mereduksi tembaga, yang dapat berada didalam urin :

reduksi karena gula apapun dinamakan melituria. Glukosa merupakan yang

terpenting dan lazim dan reduksi yang cukup membetuk presipitat harus dianggap

disebabkan oleh glukosa sampai terbukti bukan. Penilaian kuantitatif atas ekskresi

glukosa dalam urin 24 jam sering berguna dalam mengontrol pengobatan diabetes

mellitus, jika pengontrolan glukosa darah tidak dapat dilakukan.

Banyak infeksi urin karena bakteri (misalnya karena E.Coli)menyebabkan

tak adanya glukosa urin. Deteksi glukosa kurang dari 0,03 mmol (5mg) dalam

urin 24 jam telah ditawarkan sebagai sesuatu tes penyaring untuk bakteriuria,

tetapi memberikan proporsi yang tinggi dan tak dapat diterima sebagai hasil

negative palsu.

Penyebab glukosauria bias disebabkan oleh : hiperglikemia disertai dengan

kelemahan toleransi glukosa, hiperglikemia sementara, dan ambang ginjal yang

rendah bagi glukosa. Hiperglikemia tanpa glikosuria bias ditemukan jika ada

peingkatan ambang karena berkurangnya aliran plasma ginjal, karena hal-hal ini

benar-benar sering terlihat pada pasien diabetes berusia lanjut

Protein metode rebus dan sulfosalisilat

Pada pemeriksaan protein urin metode rebus didapatkan hasil positif (+)

satu yang berarti pada urin ditemukan kekeruhan minimal atau mengandung

protein 10-50 mg%. Sedangkan pemeriksaan protein metode sulfosalisilat

ditemukan kekeruhan minimal atau mengandung protein 10-50 mg%.

Pada orang sehat sekitar 650 ml plasma (1200 ml darah) melalui jaringan

ekskresi ginjal yang berfungsi setiap menit, dan dibentuk sekitar 125 ml filtrate

36

Page 37: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

gomerulus. Pada manusia, hampir seluruh hasil akhir metabolisme diekskresi

melalui glomerulus; ekskresi metabolit-metabolit melalui tubulus kurang penting

kecuali untuk kalium, urat, dan kreatinn pada kadar yang tinggi di dalam

plasma,tetapi ekskresi tubulus dari banyak obat-obatan (seperti penisilin)

mempunyai arti penting. Glukosa, protein, asam-asam amno, dn sebagian besar air

dan ion-ion, direabsorbsi pada bagian proksimal tubulus-tubulus. Filtrasi

glomerulus terhadap protein berbanding terbalik dengan ukurannya, yang

umumnya bervariasi terhadap berat molekulnya, serta bentuk dan muatan

molekulnya juga mempengaruhi filtrasi. Pada umumnya protein-protein dengan

berat molekul lebih besar daripada 70.000 tidak difiltrasi. Urina normal sangat

sedikit mengandung protein (40-120 mg/24 jam), dan konsentrasinya ini tidak

dapat dideteksi denagn tes-tes sederhana. Adanya protein terutama berasal dari

protein-protein plasma. Rasio albumin globulin dari protein urina normal, yang

relatf engandung lebih banyak globulin dengan berat molekul rendah daripada

dalam plasma, kira 1:1. Sebagian kecil protein yang ada dalam urin normal

mengandung sisa-sisa dari 8g protein (kira-kira 4 grm di antaranya albumin) yang

tiap hari masuk ke filtrate glomerulus pada konsentrasi kira-kira 40 mg/l,

kebanyakan telah diabsorbsi dan dikatabolisme di dalam tubulus proksimalis dan

juga mengandung protein yang diekskresikan dari tubulus dan traktus urinarus

bagian bawah. Hemoglobin mempunyai ambang sekitar 1g/l plasma: hemoglobin

yang dibebaskan ke dalam plasma mula-mula berikatan dengan haptoglobin; bila

ini telah jenuh maka hemoglobin bebas sisanya difiltrasi melalui gomerulus.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui

kelainan ginjal dan salurannyajuga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan

dipelbagaiorgan tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks.

Tes-tes klasik terhadap protein urin tergantung pada denaturasi dan

presipitasi protein. Hal ini biasanya dapat dilakukan dengan mendidihkan urin

setelah pengasaman atau dengan menambahkan ke dalam urin suatu asam organik

dengan berat molekul yang tinggi, paling sering digunakan asam sulfosalisilat

25%. Tak ada zat endogen dalam larutan urin selain dari prespitat protein pada

metode rebus dan tetap tak larut setelah urin diasamkan. Obat-obatan tertentu

dengan berat molekul tinggi terpresipitasi dengan asam sulfosalisilat, dan reaksi

37

Page 38: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

protein palsu didapatkan bila urin mengandung bahan diagnostik radio-opak atau

tolbutamid. Lebih mudah untuk mengetes urin mereka terhadap protein yang larut

jika bening, dan kekeruhan urun biasanya dapat dihilangkan dengan penyaringan

dan pemusingan.

Dari data di atas didapatkan hasil pemeriksaan protein dengan metode rebus

(asam asetat) dan sulfosalisilat adalah negative. Reagens pita untuk pemeriksaan

protein lebih peka terhadapalbumin dibandingkan protein lain seperti globulin,

hemoglobin,protein Bence Jones dan mukoprotein. Oleh karena itu

hasilpemeriksaan proteinuri yang negatif tidak dapat menyingkirkankemungkinan

terdapatnya protein tersebut didalam urin. Urin yang terlalu lindi, misalnya urin

yang mengandung amoniumkuartener dan urin yang terkontaminasi oleh kuman,

dapatmemberikan hasil positif palsu dengan cara ini.

II. Pemeriksaan Darah Khusus

38

Page 39: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Glukosa Darah

Pada pemriksaan gula darah pasien hasil pemeriksaannya adalah 132 mg/dl

pada saat pemerikaan pasien dalam keadaan puasa. Standar GDP adalah 110-125.

Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah

yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa

akan dikeluarkan melalui air kemih.

Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk

mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan

air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam

jumlah yang banyak (poliuri). Akibatnya, maka penderita merasakan haus yang

berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi).

Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, sehingga penderita

mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita

seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).

Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya

ketahanan tubuh selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang gula

darahnya kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.

39

Page 40: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa

bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang

peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya

memperoleh energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar

otak dan sistem saraf. Kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan diubah menjadi

lemak yang terjadi di hati. Lemak kemudian dibawa ke sel-sel lemak yang dapat

menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas.

Secara umum glukosa didapat dari makanan sehari-hari (post prandial) atau

dapat pula dari glikogenilisis dan glukoneogenesis (keadaan puasa). Glukosa akan

dimetabolisme melalui oksidasi, dan disimpan dalam bentuk glikogen atau lemak.

Proses yang pertama adalah glikolisis yaitu proses pengubahan glukosa

dengan bantuan berbagai macam enzim dan menghasilkan asam piruvat.

Glikolisis dapat terjadi apabila otot berkontraksi karena digunakan untuk bekerja.

Asam piruvat yang terbentuk dari proses glikolisis akan mengalami siklus asam

sitrat (daur Krebs) yaitu serangkaian reaksi kimia dalam mitokondria yang

mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi dalam bentuk

ATP. Apabila jumlah asam piruvat yang terbentuk berlebihan, maka akan akan

direduksi menjadi asam laktat dengan bantuan enzim laktat dehidrogenase. Asam

laktat akan dibawa oleh darah ke hati dan diubah menjadi glukosa kembali

melalui proses glukoneogenesis. Jumlah glukosa yang terlalu berlebihan akan

disimpan dengan jalan mengubah glukosa menjadi glikogen dalam hati dan

jaringan otot melalui proses glikogenesis.

Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya

berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar glukosa dalam keadaan puasa

ataupun post prandial diatur oleh interaksi antara insulin dan glukagon. Insulin

merangsang peyimpanan nutrisi melalui glikogenesis, lipogenesis dan sintesa

protein. Sebaliknya glukagon berfungsi untuk mencegah hipoglikemia dengan

merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Pencegahaan

hipoglikemia pada keadaan pusa sangat penting karena glukosa berperan penting

sebagai sumber energi untuk system saraf sentral, dan ketidak mampuan system

saraf sentra untuk berfungsi dengan baik akan terjadi bila kadar glukosa < 40

mg/dl. Sebaliknya pencegahan hiperglikemia juga penting untuk menghindari

40

Page 41: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

kehilangan kalori karena glikosuria, bila kadarnya > 180 mg/dl (nilai ambang

ginjal).

Kadar gula darah biasanya naik hingga 120-140 mg/dL selama jam 30 atau

satu jam sesudah makan, tetapi system umpan balik yang mengatur kadar glukosa

darah dengan cepat mengembalikan konsentrasi glukosa ke nilai kontrolnya,

biasanya terjadi 2 jam sesudah absorpsi karbohidrat yang terakhir. Pada waktu

kelaparan fungsi glukoneogenesis dari hati menyediakan glukosa yang dibutuhkan

untuk mempertahankan kadar glukosa darah sewaktu puasa. Menurut kriteria

diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang

dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL

dan pada tes sewaktu >200 mg/dL.

Untuk pasien diabetes yang stabil, pemerksaan urin merupakan surveillance

yang sangat memuaskan, baik terapi diet, obat hipoglikemik oral, atau insulin. 

Namun, harus diketahui bahwa konsentrasi glukosa urin mencerminkan kadar

glukosa sebelumnya dan mungkin secara akurat menunjukkan perubahan akut

dalam pengaturan glukosa.

Kolesterol Darah

Pada pemriksaan kolesterol darah pasien hasil pemeriksaannya adalah 300 mg/dl

pada saat pemerikaan pasien dalam keadaan puasa. Kolesterol merupakan

substansi lemak, yang secara normal dibentuk di dalam tubuh. Kolesterol dibentuk

di hati dari lemak makanan. Kolesterol memainkan banyak peran penting dalam

fungsi sel tubuh (antara lain produksi hormon). Kolesterol darah dapat dibagi

menjadi 2 bagian utama yaitu kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) yang

dikenal sebagai dan ldquo kolesterol jahat dan rdquo dan kolesterol HDL (High

Density Lipoprotein) yang dikenal sebagaidan ldquo kolesterol baik dan rdquo.

LDL membawa kolesterol dari hati ke sel, dan HDL berperan membawa

kolesterol dari sel ke hati. Kadar kolesterol LDL yang tinggi akan memicu

penimbunan kolesterol di sel, yang menyebabkan munculnya atherosclerosis

(pengerasan dinding pembuluh darah arteri) dan penimbunan plak di dinding

pembuluh darah. Hal ini dihubungkan dengan penngkatan risiko penyakit akibat

gangguan pembuluh darah (misalnya: penyakit jantung koroner, stroke, gangguan

pembuluh darah terpi).Kadar kolesterol total darah yang sebaiknya adalah < 200

41

Page 42: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

mg/dl bila > 200 mg/dl berarti risiko untuk terjadinya PJK meningkat. Bila kadar

kolesterol darah berkisar antara 200-239 mg/dl, tetapi tidak ada faktor resiko

lainnya untuk PJK maka biasanya tidak diperlukan penanggulangan yang intensif.

Akan tetapi bila dengan kadar tersebut didapatkan PJK atau faktor risiko lainnya

untuk PJK maka diperlukan pengobatan yang intensif seperti halnya penderita

dengan kadar kolesterol yang tinggi atau > 240 mg/dl. Hal ini menunjukan bahwa

kadar kolesterol darah pasien tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat

disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor penyebab kadar kolesterol yang

tinggi adalah genetic, diet tinggi lemak, kelebihan berat badan, kurangnya

aktivitas fisik, dan merokok. Merokok meningkatkan kadar kolesterol LDL dan

menurunkan kadar kolesterol HDL. Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat pula

disebabkan oleh konsumsi alkohol atau obat-obatan (misalnya: steroid atau pil

kontrasepsi).

Asam Urat Darah

Pada pemriksaan Asam urat darah pasien hasil pemeriksaannya adalah 4.2

mg/dl pada saat pemerikaan pasien dalam keadaan puasa. Pada metabolisme

normal, kadar asam urat selalu diatur dalam batasan normal, yaitu 3.4 – 7mg/dl

untuk pria dan 2.4 – 5.7mg/dl untuk wanita. Asupan makanan yang terlalu banyak

atau adanya kelainan fungsi ginjal dapat menyebabkan kadar asam urat

meningkat.. Hal ini menunjukan bahwa kadar asam urat darah pasien normal.

Asam urat adalah salah satu penyakit rematik atau radang sendi yang

disebabkan tingginya kadar asam urat yang ditemukan dalam darah. Asam urat

merupakan bagian normal dalam darah dan urine, tepatnya hasil pemecahan sel

tubuh. Setelah sel tubuh mati, maka purin yang terdapat dalam inti sel akan

mengalami metabolisme lanjutan, dengan hasil akhir asam urat, dan akan

dikeluarkan tubuh melalui ginjal.

Penyebab: Kadar asam urat didlm darah yg meningkat sehingga terjadi

penumpukan kristal sodium urat di dlm sendi, disebabkan :

1. Produksi Asam Urat Berlebihan, karena faktor genetik, penderita leukimia,

asupan tinggi purin, obesitas dan hipertiglideridemia, konsumsi alkohol,

konsumsi fructose dan kurang olahraga.

42

Page 43: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

2. Ekskresi/Pengeluaran Asam Urat Berkurang, karena faktor genetik, penyakit

ginjal kronik, obat-obatan dierutik tiazid salisilat pirazinamid, obesitas dan

kurangnya produksi urin.

Berdasarkan hasil pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang maka dapat disimpulkan bahwa pasien Tn.S dapat didiagnosis

hipertensi derajat 2 menurut JNC VII.

Hipertensi

Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer.

Berbagai faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan

mempengaruhi tekanan darah. Di dalam tubuh terdapat sistem yang berfungsi

mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan

sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam

jangka panjang. Berdasarkan kecepatan reaksinya, sistem kontrol tersebut

dibedakan dalam sistem yang bereaksi segera, yang bereaksi kurang cepat, dan

yang bereaksi dalam jangka panjang.

1. Sistem kontrol yang bereaksi segera

Refleks kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol yang

bereaksi segera, sebagai contoh adalah baroreseptor yang terletak pada sinus

karotis dan arkus aorta berfungsi mendeteksi perubahan tekanan darah.

2. Sistem kontrol yang bereaksi kurang cepat

Perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga interstisial yang

dikontrol oleh hormon angiotensin dan vasopresin termasuk sistem kontrol

yang bereaksi kurang cepat.

3. Sistem kontrol yang bereaksi dalam jangka panjang

Kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang dipertahankan oleh sistem

yang mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ terutama

ginjal.

Berbagai faktor yang belum pasti namun diduga faktor genetik yang

menimbulkan perubahan pada ginjal dan membran sel, aktivitas saraf simpatis dan

sistem renin-angiotensin yang mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan

43

Page 44: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

natrium dan metabolisme natrium dalam ginjal, serta obesitas dan faktor endotel

mempunyai peran dalam peningkatan tekanan darah pada hipertensi primer.

Sementara itu jenis hipertensi lain yaitu hipertensi sekunder terjadi setelah

penyakit lain, misalnya : penyakit ginjal, kelainan hormonal (feokromositoma,

hiperaldosteronisme), obat-obatan (pil KB, siklosporin, eritropoietin,

kortikosteroid), dll.

Berikut ini adalah gambaran secara skematis mekanisme terjadinya hipertensi :

44

Katekolamin Hormon natriuretik

Renin- angiotensin

Insulin

Perubahan fungsi

membran sel

Faktor genetik Faktor autokrin dan parakrin

Kalsium intrasel

Pertukaran Na+/H+

Kontraksi otot polos

Ph

Hipertrofi vaskular

Hipertensi

Tahanan perifer

Obesitas Stress Kelebihan Na Iskemia ginjal

Page 45: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Gb2. Diagram mekanisme terjadinya hipertensi

Bila melihat skema di atas maka dapat dilihat bagaimana mekanisme

terjadinya hipertensi pada pasien. Bahwa, tidak ada dugaan yang mengarah ke

faktor genetik dari keterangan pasien mengenai keluarganya yang juga menderita

hipertensi. Kedua, ada stressor dalam diri pasien yaitu pasien sering memikirkan

hasil pemeriksaan dari tenaga kesehatan yang berbeda-beda. Seperti yang

digambarkan pada skema di atas, stress dapat memicu peningkatan pengeluaran

katekolamin sehingga nantinya mempengaruhi kontraksi otot polos (termasuk otot

polos pembuluh darah) yang akan meningkatkan tahanan perifer, jantung juga

meningkat kerjanya berusaha kompensasi dan dampaknya tekanan darah juga

meningkat. Ketiga, kasus hipertensi pasien juga diduga ada hubungannya dengan

diet pasien yang cukup menyukai makan makanan asin (tinggi kadar natrium),

dimana natrium itu sendiri akan mempengaruhi peningkatan beban jantung dan

pembuluh darah karena adanya kadar natrium yang tinggi akan membuat tubuh

kompensasi dengan pengeluaran hormon ADH yang efeknya akan meretensi air

untuk berusaha mengimbangi kadar natrium yang tinggi.

Hipertensi sendiri menurut JNC VII dibagi sebagai berikut :Tabel 5. Klasifikasi

hipertensi menurut JNC VII

45

≥ 100 ≥ 160 atauHpertensi stage 2

90 – 99140 – 159 atauHipertensi stage 1

80 - 89120 – 139 atauPre hipertensi

< 80< 120 &Normal

Diastolik*Sistolik*Klasifikasi

* mmHg

Page 46: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Prinsip pengobatan hipertensi

Gb3. Diagram prinsip pengobatan hipertensi

46

Hipertensi

Perubahan gaya hidup

Bila tensi tidak turun

Bila tekanan darah tetap

tinggi

Beri obat antihipertensi

Tensi turun tapi sedikit

Tetap tinggi + efek samping

Tambah obat lagi (kombinasi)

Perhatikan ada tidaknya indikasi

rujukan

Bila tekanan darah tetap

tinggi

Ganti jenis obat

Tambah obat yang beda kelas

Page 47: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Untuk pengobatan hipertensi pada sebagian besar pasien pengobatan

dimulai dengan dosis kecil obat anti hipertensi yang dipilih, dan bila perlu

dosisnya secara perlahan-lahan dinaikkan, bergantung pada umur, kebutuhan, dan

hasil pengobatan. Obat antihipertensi yang dipilih sebaiknya yang mempunyai

efek penurunan tekanan darah selama 24 jam dengan dosis sekali sehari, dan

setelah 24 jam efek penurunan tekanan darahnya masih di atas 50% efek

maksimal dengan alasan obat semacam ini dapat memberi perlindungan terhadap

faktor resiko seperti kematian mendadak, serangan jantung dan stroke yang

disebabkan oleh peninggian tekanan darah pada saat bangun setelah tidur malam

hari.

Berikut ini dapat menjadi salah satu acuan pemberian terapi farmakologis

hipertensi :

Hipertensi tanpa komplikasi :

Diuretik

Penyekat beta

Indikasi mutlak

DM dengan proteinuria

ACE inhibitor

Gagal jantung

ACE inhibitor

Diuretik

Hipertensi sistolik terisolasi

Diuretik

Antagonis kalsium dihidropiridin jangka panjang

Infark miokard

Penyekat beta non-ISA

ACE inhibitor

Diuretik

Diuretik mempunyai efek antihipertensi dengan cara menurunkan volume

ekstravaskuler dan plasma sehingga terjadi penurunan curah jantung. Contoh

diuretik yang digunakan adalah golongan tiazid dengan waktu paruh 8-12 jam.

47

Page 48: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Golongan penghambat simpatetik

Mekanisme kerja golongan ini antara lain melalui penghambatan aktivitas

simpatik pada pusat vasomotor otak (metildopa dan klonidine) atau pada ujung

saraf perifer (reserpine dan guanetidine). Yang perlu diketahui juga untuk

klonidine adalah efek rebound hypertentionnya.

Beta Blocker

Mekanismenya adalah dengan menghambat reseptor beta 1 (terdapat di

jantung dan jaringan adipositas) dan reseptor beta 2 (terdapat di otot polos

pembuluh darah dan bronkus). Perlu diperhatikan pemberian penghambat beta 2

tidak boleh diberikan pada pasien dengan asma.

ACE Inhibitor

ACE inhibitor adalah antihipertensi yang handal, namun ia mempunyai

kekurangan terutama karena menyebabkan batuk. Hal ini terjadi karena ACE

inhibitor selain menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II (efek

antihipertensinya), ternyata juga terlibat dalam menghambat pemecahan

bradikinin.

Vasodilator

Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan cara relaksasi otot polos

yang akan menurunkan resistensi pembuluh darah

Tabel 6. Contoh sediaan obat antihipertensi menurut golongannya

Diuretics 

Hydrochlorothiazide 

Amiloride-

Hydrochlorothiazide 

Chlorthalidone 

Triamterene-

hydrochlorothiazide 

Methyclothiazide 

Bumetanide 

Frusemide 

Indapamide 

Chlorothiazide 

Calcium Channel

blockers

Nifedipine 

Nicardipine 

Isradipine 

Nilvadipine 

Felodipine 

Amlodipine 

Lacidipine 

Diltiazem 

Verapamil 

Combined alpha/beta 

ACE Inhibitors 

Captopril 

Enalapril 

Lisinopril 

Perindopril 

Quinapril 

Ramipril 

Fosinopril 

Delapril 

Cilazapril 

Alpha blockers 

Prazosin 

48

Page 49: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Beta blockers 

Atenolol 

Metoprolol 

Propranolol 

Nadolol 

Pindolol 

Tertatolol 

Timolol 

Bisoprolol 

Betaxolol 

Acebutolol 

Sotalol 

Oxprenolol 

  

 

blockers 

Labetolol 

Carvedilol 

Direct vasodilators 

Minoxidil 

Hydralazine 

Sodium Nitroprusside 

Nitroglycerin 

Combination drug 

Atenolol/chlorthalidone 

Oxprenolol/chlorthalidone 

Pindolol/clopamide

Terazosin 

Doxazosin 

Centrally acting

drugs 

Methyldopa 

Clonidine 

Reserpine 

 

 

Angiotensin II

antagonist 

Losartan

Pola Makan Sehat yang dianjurkan untuk mencegah hipertensi:

Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah “gizi seimbang”,

dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari “kuantitas” dan

“kualitas” yang terdiri dari:

Sumber karbohidrat : biji-bijian.

Sumber protein hewani : ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu

rendah/bebas lemak.

Sumber protein nabati : kacang-kacangan dan polong-polongan serta

hasil olahannya.

Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah-buahan segar.

1. Capai dan pertahankan berat badan ideal

Daftar Bahan Pangan:

a. Serelia, dan umbi-umbian serta hasil olahannya: beras, jagung,

sorgum, cantle,

b. jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun, oat.

49

Page 50: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

c. Sayuran:

Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun

singkong, daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya.

Sayur buah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka

muda, dan sebagainya.

Sayur akar: wortel, lobak, bit, dan sebagainya.

d. Buah: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak,

mengkudu, semangka, melon, sawo, mangga.

e. Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-

polongan.

f. Unggas, ikan, putih telur.

g. Daging merah, kuning telur.

h. Minyak, santan, lemak (gajih), jeroan, margarine, susu dan produknya.

i. Gula, garam.

2. Capai dan pertahankan kadar kolesterol

Konsumsi Target Kadar Kolesterol yang Dicapai

50

Page 51: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

1 Makanan hewani <<

2. Telur dan kacang-kacangan < < 300 mg/Hari

*)

1. Makanan hewani <<<

2. Telur dan kacang-kacangan <<<

< 200 mg/hari

*) dianjurkan bagi individu dengan kadar kolesterol LDL yang meningkat

3. Pertahankan tekanan darah normal

Pembagian Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat (gram) URT

Pagi : Nasi

Telor ayam/susu

skim

Tempe/tahu

Sayuran

Jam 10.00 :

Buah

Siang : Nasi

Daging/ayam

Tempe/tahu

Sayuran

Buah

Minyak utk

menggoreng

Jam 16.00 :

Buah

Malam :

Nasi

Ikan

Tempe/tahu

Sayuran

100

55/30

25

50

100

100

25

25

50

100

15

100

100

25

25

50

100

¾ gls

1 btr/2 sdk mkn

½ ptg

½ gls

1 potong besar

¾ gls

½ ptg

1 ptg

½ gls

1 ptg bsr

1 sdm

1 potong besar

¾ gls

½ ptg

½ ptg

½ gls

1 ptg bsr

51

Page 52: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Buah

Penatalaksanaan diet untuk penderita hipertensi

Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :

a. Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.

b. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.

c. Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis

makanan dalam daftar diet.

1. Dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ sampai ½ sendok teh per

hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.

2. Mengatur menu makanan

Makanan yang perlu dihindari adalah:

a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak

kelapa, gajih).

b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,

craker, keripik dan makanan kering yang asin).

c. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta

buahbuahan dalam kaleng, soft drink).

d. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,

pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).

e. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber

protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah

(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).

f. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco

g. serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam

natrium.

h. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

i. Stop konsumsi daging kambing dan durian

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki

rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe,

kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam

52

Page 53: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

natrium. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan

penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.

Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari)

dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu,

pemberian kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat

dan rendah natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram)

dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium),

pisang (451 mg kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1

gelas (406 mg kalium). Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan

mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju

rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan

kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.

Pembagian Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat (gram) URT

Pagi : Nasi

Telor ayam/susu

skim

Tempe/tahu

Sayuran

Jam 10.00 :

Buah

Siang : Nasi

Daging/ayam

Tempe/tahu

Sayuran

Buah

Minyak utk

menggoreng

Jam 16.00 :

Buah

Malam :

250

55/45

50

100

100

250

50

50

100

150

15

200

200

50

50

1¾ gls

1 btr/3 sdk mkn

1 ptg

1 gls

1 potong besar

1¾ gls

1 ptg

1 ptg

1 gls

1 ½ ptg bsr

1 sdm

2 potong besar

1 ½ gls

1 ptg

1 ptg

53

Page 54: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

Nasi

Ikan

Tempe/tahu

Sayuran

Buah

Catatan: konsumsi

garam dapur tidak

lebih dari ¼ - ½ sendok

teh/hari

100

150

15

1 gls

1 ½ ptg bsr

1 sdm

BAB VII

54

Page 55: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

PENUTUP

KESIMPULAN

Permasalahan yang dialami pasien yaitu hipertensi derajat 2 tanpa

komplikasi.

Pada kasus pasien tidak ada kecenderungan genetik yang memiliki

penyakit sama seperti pasien.

Faktor stressor yaitu jadwal pekerjaan pasien yang tidak menentu, hasil

pemeriksaan fisik yang berubah-ubah, pengobatan yang tidak

menujukan perbaikan, dan kondisi lingkungan rumah yang berada di

depan jalan raya dapat menjadi faktor kebisingan yang cukup tinggi,

menjadi salah satu faktor yang memperberat hipertensi pasien.

Penatalaksanaan pasien yang utama adalah motivasi dan dukungan

agar pasien tidak terlalu berpikir berat mengenai masalahnya, tentunya

dengan melibatkan keluarga pasien.

B. SARAN

Saran yang dapat diberikan kepada pasien agar tidak memperberat

penyakitnya yaitu, mengurangi asupan garam/makanan asin berlebih,

hindari konsumsi daging kambing, rajin mengontrol penyakitnya pada

pelayanan kesehatan, teratur minum obat, olahraga teratur minimal 30

menit, 2-3 x/minggu, jangan terlalu berat memikirkan masalah serta

menyarankan untuk melibatkan keluarga (anak-anaknya) dalam

memikirkan masalahnya agar masalah lebih terasa ringan.

55

Page 56: Editan Pucil HOME VISIT ECCE 1.Asd

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Petrus andrianto. 1995. Patologi Klinik Edisi 5. EGC : Jakarta

56