Editan Dr. Dirwan KDRT

9
Sabtu, 10 Maret 2012 dr. Dirwan S. Soularto ASPEK MEDIKOLEGAL KEKERASAN RUMAH TANGGA TIU : Memahami aspek forensik-medikolegal kekerasan dalam rumah tangga. TIK : Menyebutkan pengertian kekerasan dalam rumah tangga Menyebutkan bentuk dan jenis kekerasan dalam rumah tangga Menjelaskan isi perundangan yang terkait dengan kekerasan dalam rumah tangga Menjelaskan peran kedokteran dalam penanganan korban kekerasan rumah tangga Menjelaskan penatalaksanaan medikolegal terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga PENDAHULUAN Forensik merupakan ilmu pengetahuan yang menggunakan multidisiplin ilmu tujuan untuk membuat terang suatu perkara pidana dan membuktikan ada tidaknya kejahatan atau pelanggaran dengan memeriksa barang bukti (Physical Evidence) dalam perkara tersebut. Sedangkan Kedokteran Forensik merupakan Cabang spesialistik ilmu kedokteran yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakkan hukum serta keadilan, Kedokteran Kehakiman; Legal Medicine; Medical Jurisprudence; Forensic Medicine. Clinical Forensic, Pathology Forensic , Hukum Kedokteran (Medical Law). Peranan kedokteran forensik. 1. Mengapa dibutuhkan. Di Masyarakat kerap terjadi peristiwa pelanggaran hukum menyangkut tubuh manusia 2. Bagaimana pemanfaatannya. - Manfaatkan ilmu secara optimal & penuh kejujuran.

description

jangan kdrt ya

Transcript of Editan Dr. Dirwan KDRT

Sabtu, 10 Maret 2012dr. Dirwan S. Soularto

ASPEK MEDIKOLEGAL KEKERASAN RUMAH TANGGA

TIU : Memahami aspek forensik-medikolegal kekerasan dalam rumah tangga.TIK : Menyebutkan pengertian kekerasan dalam rumah tangga Menyebutkan bentuk dan jenis kekerasan dalam rumah tangga Menjelaskan isi perundangan yang terkait dengan kekerasan dalam rumah tangga Menjelaskan peran kedokteran dalam penanganan korban kekerasan rumah tangga Menjelaskan penatalaksanaan medikolegal terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga

PENDAHULUANForensik merupakan ilmu pengetahuan yang menggunakan multidisiplin ilmu tujuan untuk membuat terang suatu perkara pidana dan membuktikan ada tidaknya kejahatan atau pelanggaran dengan memeriksa barang bukti (Physical Evidence) dalam perkara tersebut.Sedangkan Kedokteran Forensik merupakan Cabang spesialistik ilmu kedokteran yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakkan hukum serta keadilan, Kedokteran Kehakiman; Legal Medicine; Medical Jurisprudence; Forensic Medicine. Clinical Forensic, Pathology Forensic, Hukum Kedokteran (Medical Law).Peranan kedokteran forensik.1. Mengapa dibutuhkan.Di Masyarakat kerap terjadi peristiwa pelanggaran hukum menyangkut tubuh manusia2. Bagaimana pemanfaatannya. Manfaatkan ilmu secara optimal & penuh kejujuran. Pemeriksaan Kedokteran Forensik terhadap korban hidup / mati / bagian tubuh manusia3. Untuk apa kedokteran forensik itu.Temukan kelainan Bilamana timbul Penyebab & sebab cedera, Penyebab, mekanisme, saat & cara kematian, sehingga pada akhirnya dapat dihasilkan suatu Identifikasi dari korban.

Alur dari penanganan korban kekerasan pada kedokteran forensik yang kaitannya dengan hukum.

Kasus kekerasan dalam RT di LBH APIK Jakarta 1998-2002

JENIS KASUS 19981999200020012002

Kekerasan Fisik 3352698286

Kekerasan Psikis 119122517476250

Kekerasan Ekonomi 58588516135

Kekerasan seksual 315107

Perkosaan 110000

Pelecehan seksual 25100

Ingkar janji 003145

Dating violence 00007

Penganiayaan anak 00001

Prevalensi kejadian kekerasan dalam keluarga di AS 2-50% dari seluruh kekerasan dalam yang dialami perempuan yang berobat di UGD. (Abbot, 1997; Kyricou, 1998)

Kekerasan Dalam Rumah Tanggadomestic violence; intimate partner violencedefinisi kekerasan : Penyalahgunaan kekerasan atau kerusakan oleh salah satu anggota keluarga kepada anggota keluarga lain yang melanggar hak individu/perdata (Abbot, 1997) Pola perilaku yang bersifat menyerang atau memaksa yang menciptakan ancaman atau mencederai secara fisik yang dilakukan oleh pasangan atau mantan pasangannya (Kyriacou, 1998) penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak (WHO, 1999).

Berdasarkan Pokok-pokok UU-KDRT (UU no. 23 tahun 2004).Definisi Kekerasan dalam rumah tangga: setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan/penderitaan fisik, seksual, psikologis dan atau penelantaran RT termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup RT (Bab I Pasal 1 ayat 1 UU-KDRT)Lingkup Rumah Tangga dalam UU-KDRT : 1. suami, isteri dan anak2. Orang-rang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf a krn hubungan darah, perkawinan, persusuan dan perwalian, yang menetap dalam RT dan atau3. orang yang bekerja membantu RT dan menetap dalam RT tersebut( Bab I Pasal 2 ayat 1)

Bentuk dan jenis KDRT (Bab III Pasal 5-9)1. Kekerasan fisik perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat 2. Kekerasan psikis perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan atau penderitaan psikis berat pada seseorang 3. Kekerasan seksual : Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup RT tersebut Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup RT dengan orang lain untuk tujuan komersial dan atau tujuan tertentu

4. Penelantaran Rumah Tangga : Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup keluarga, ia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang dalam lingkup RT Berlaku juga bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut

Hak-hak korban (Bab IV Pasal 10) :1. Perlindungan dari keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat, lembaga sosial, pihak lain baik sementara atau sesuai penetapan perintah pengadilan 2. Pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis3. Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasian korban4. Pendampingan oleh Pekerja Sosial dan Bantuan Hukum pada setiap tingkat proses pemeriksaan5. Pelayanan bimbingan rohani

Untuk penyelenggaraan pelayanan, pemerintah & pemda melakukan upaya (Bab V Pasal 13):1. Penyediaan ruang khusus di kantor kepolisian2. Penyediaan aparat, tenaga kesehatan, pekerja sosial dan pembimbing rohani3. Pembuatan & pengembangan sistem dan mekanisme kerjasama program pelayanan yang melibatkan pihak yang mudah diakses oleh korban4. Memberikan perlindungan bagi pendamping, saksi, keluarga dan teman korban

Setiap orang yang mendengar, melihat atau mengetahui terjadinya KDRT wajib melakukan upaya sesuai batas kemampuannya untuk : Mencegah Memberi perlindungan Memberi pertolongan darurat Membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindunganDalam pelaksanaannya Pemerintah dan Pemda dapat bekerjasama dengan masyarakat atau lembaga sosial lainnya (Bab V Pasal 14,15)

PERLINDUNGAN( Bab VI Pasal 16 38)1. Dalam waktu 1 x 24 jam sejak mengetahui atau menerima laporan KDRT, polisi wajib segera memberi perlindungan sementara pada korban (paling lama 7 hari sejak ditangani)2. 1 x 24 jam sejak memberi perlindungan, polisi wajib meminta surat penetapan perintah perlindungan dari pengadilan3. Dalam memberi perlindungan sementara dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan, pekerja sosial, relawan pendamping dan atau pembimbing rohani.4. Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada korban, tenaga kesehatan harus : Memberikan kesehatan korban sesuai dengan standar profesi Membuat laporan tertulis hasil pemeriksaan terhadap korban dan visum et repertum atas permintaan penyidik kepolisian atau surat keterangan medis yang memiliki kekuatan hukum yang sama sebagai alat bukti.5. Pelayanan kesehatan dilakukan di sarana kesehatan milik pemerintah, pemda atau masyarakat.6. Dalam memberikan pelayanan, tenaga sosial harus : Melakukan konseling untuk menguatkan dan memberikan rasa aman bagi korban; Memberikan informasi mengenai hak-hak korban untuk mendapatkan perlindungan dari kepolisian dan menetapkan perintah pengadilan Menghantarkan korban ke rumah aman atau tempat tinggal alternatif, dan Melakukan koordinasi yang terpadu dalam memberikan layanan kepada korban dengan pihak kepolisian, dinas sosial, lembaga sosial yang dibutuhkan korban7. Pelayanan pekerja sosial dilakukan di rumah aman milik pemerintah, pemda atau masyarakat. 8. Untuk kejahatan psikis dan fisik ringan serta kekerasan seksual yang terjadi dalam relasi antar suami isteri, maka yang berlaku adalah delik aduan. (pasal 51-53) Maksud delik aduan adalah korban sendiri yang melaporkan secara langsung kekerasan dalam RT kepada kepolisian (pasal 26, ayat 1)9. Korban dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau orang lain untuk melaporkan kekerasan dalam RT kepada pihak kepolisian (pasal 26, ayat 2)10. Bila korban seorang anak, laporan dapat dilakukan orang tua, wali, pengasuh atau anak yang bersangkutan

PEMULIHAN KORBAN1. Untuk pemulihan korban memperoleh pelayanan dari :a. Tenaga kesehatan Wajib memeriksa korban sesuai dengan standar profesi Dalam hal korban memerlukan perawatan, tenaga kesehatan wajib memulihkan & merehabilitasi kesehatan korban b. Pekerja sosialc. Relawan pendampingd. Pembimbing rohani(Bab VII Pasal 39 43)2. Pekerja sosial, relawan pendamping dan atau pembimbing rohani wajib memberikan pelayanan kepada korban dalam bentuk pemberian konseling untuk menguatkan dan atau memberikan rasa aman bagi korban3. Dalam rangka pemulihan terhadap korban, tenaga kesehatan, pekerja sosial, relawan pendamping dan atau pembimbing rohani dapat melakukan kerja sama.(Bab VII Pasal 39 43)

KETENTUAN PIDANA( Bab VII Pasal 39 49)

1. Jika melakukan kekerasan fisik Maksimal 5 th penjara atau denda maks Rp. 15.000.000 Jika jatuh sakit/luka berat : maks 10 th penjara atau denda maks Rp. 30.000.000 Jika korban mati : maks 15 th penjara atau denda maks Rp. 45.000.000 Jika dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya dan tidak menimbulkan penyakit dan gangguan dalam aktifitas sehari-hari : maks 4 bl penjara atau denda maks Rp. 5.000.000

2. Jika melakukan Kekerasan psikis Maks 3 th penjara atau denda maks Rp. 9.000.000 Jika dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya dan tidak menimbulkan penyakit dan gangguan dalam aktifitas sehari-hari : 4 bl penjara atau denda maks Rp. 3.000.000

3. Jika melakukan kekerasan seksual : maks penjara 12 th atau denda maks Rp. 36.000.000 (Pasal 8 huruf a) Jika melakukan Pasal 8 huruf b : minimaal 4 bulan, maks penjara 15 th atau denda min Rp. 12.000.000 maks Rp. 300.000.000 Jika mengakibatkan luka dan tidak memberi harapan akan sembuh, gangguan daya pikir atau kejiwaan selama 4 minggu terus menerus atau 1 tahun tidak terus menerus, gugur/matinya janin, tidak berfungsinya alat reproduksi, penjara paling singkat 5 th paling lama 20 th atau denda min Rp. 25.000.000 dan maks Rp. 500.000.000

4. Jika menelantarkan orang lain dalam lingkup Rumah Tanggal Penjara maks 3 th atau denda maks Rp. 15.000.000

Contoh KasusSeorang wanita, 12 tahun dihantar ibu kandungnya ke UGD. Anak mendapat kekerasan seksual 3 hari yang lalu oleh ayah tirinya. Anak tampak depresi dan ketakutan. Ibu ingin mendapat keterangan medis dan atau visum et repertum.1. Bagaimana prosedur medis terhadap pasien ini Siapa yang berhak memeriksa? dr.umum/SpA/SpOG Bagaimana prosedur pemeriksaan?2. Bagaimana prosedur medikolegal dalam pembuatan surat keterangan medis / Visum et repertum?3. Peraturan perundangan apa saja yang harus diperhatikan/dipertimbangkan dokter pada saat memberikan pelayanan medis?

Seorang wanita, 40 tahun, datang ke puskesmas dengan luka memar di bagian wajah dan dada. Dua hari yang lalu wanita tersebut mendapat tindakan pemukulan oleh suaminya. Pasien memeriksakan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa parah kelainan yang ia alami.1. Bagaimana prosedur medis terhadap pasien ini Siapa yang berhak memeriksa? Bagaimana prosedur pemeriksaan?2. Edukasi apa yang dapat diberikan oleh dr?3. Bagaimana prosedur medikolegal dalam pembuatan surat keterangan medis / Visum et repertum?4. Bagaimana membuat kesimpulan visum et repertum bila diperlukan?5. Peraturan perundangan apa saja yang harus diperhatikan/dipertimbangkan dokter pada saat memberikan pelayanan medis?

Alhamdulillah udah kelar jugatuh kan..jgn ada KDRT lg yah..kyk di Radio 95.8 kalo disitu malah suka dibahas KDP (Kekerasan Dalam Pacaran) :D apa sih..gk nyambung..daaagh..

HIPPO 14 a.k.a Itho Krik..

KORBANMUSIBAH

PELAKURS : UGD/IKFHIDUP/MATIPOLISIPASIENBB MEDISSurat permintaan penyidikSegel barang buktiSurat pernyataan keluarga Berita acara serah terima BB/alat bukti Berita acara pemeriksaan TKP

Px (PL/PLPD)Penunjang : (Patologi Anatomi, Mikrobiologi, ParasitologiHistologi, Toksikologi, Odontologi, DNA) KriminalLEGE ARTISKLINISREKAMMEDISLEGE ARTISFORENSIKVISUM et REPERTUM