Edit Geriatrik

17
Super salam pemirsah!! Bertemu lagi dengan saya di frekuensi 22 FM.,, sesuai request zubaidah, kali ini kita putar lagu dari Adele-Geriatric Maintanance Health!! Cekdisot Introduksi Rata-rata harapan hidup telah meningkat dari 47 tahun pada tahun 1900an menjadi 77 tahun pada tahun 2004 Pada tahun 2030, diprediksikan populasi yang berusia lebih dari 65 tahun akan melebihi 20% atau melebihi 70 juta Penyakit jantung, kanker, dan stroke telah menjadi pembunuh utama pada populasi dewasa tua, sedangkan kematian akibat infeksi menurun. 80% diantaranya paling tidak memiliki satu kondisi kronis dan 50% diantaranya setidaknya memiliki 2 kondisi kronis. Prevalensi yang tinggi dan akibat yang muncul dari kondisi kronis diperlukan suatu intervensi yang evidence-based sehingga masalah yang muncul dapat teratasi dan QOL (Quality of Life) geriatric menjadi optimal Klasifikasi Prevensi Prevensi Primer mencegah timbulnya penyakit!! Missal: imunisasi, modifikasi gaya hidup (berhenti merokok, melakukan aktivitas fisik), dan kemoprofilaksis (aspirin sebagai prevensi primer terhadap penyakit jantung). Prevensi Sekunder deteksi dini dan treatment penyakit yang asimptomatik. Skrining terhadap kanker, daya penglihatan & pendengaran, osteoporosis, dan HTN adalah contoh-contohnya Prevensi tersier mencegah kecacatan maupun penurunan fungsi. Dengan kata lain, seorang telah menderita penyakit X.,, misalkan: identifikasi masalah kognitif, kelainan jalan dan keseimbangan, malnutrisi, serta inkontinensi urinary Prevensi Primer

description

geriatrik

Transcript of Edit Geriatrik

Super salam pemirsah!! Bertemu lagi dengan saya di frekuensi 22 FM.,, sesuai request zubaidah, kali ini kita putar lagu dari Adele-Geriatric Maintanance Health!! CekdisotIntroduksi Rata-rata harapan hidup telah meningkat dari 47 tahun pada tahun 1900an menjadi 77 tahun pada tahun 2004 Pada tahun 2030, diprediksikan populasi yang berusia lebih dari 65 tahun akan melebihi 20% atau melebihi 70 juta Penyakit jantung, kanker, dan stroke telah menjadi pembunuh utama pada populasi dewasa tua, sedangkan kematian akibat infeksi menurun. 80% diantaranya paling tidak memiliki satu kondisi kronis dan 50% diantaranya setidaknya memiliki 2 kondisi kronis. Prevalensi yang tinggi dan akibat yang muncul dari kondisi kronis diperlukan suatu intervensi yang evidence-based sehingga masalah yang muncul dapat teratasi dan QOL (Quality of Life) geriatric menjadi optimalKlasifikasi Prevensi Prevensi Primer mencegah timbulnya penyakit!! Missal: imunisasi, modifikasi gaya hidup (berhenti merokok, melakukan aktivitas fisik), dan kemoprofilaksis (aspirin sebagai prevensi primer terhadap penyakit jantung). Prevensi Sekunder deteksi dini dan treatment penyakit yang asimptomatik. Skrining terhadap kanker, daya penglihatan & pendengaran, osteoporosis, dan HTN adalah contoh-contohnya Prevensi tersier mencegah kecacatan maupun penurunan fungsi. Dengan kata lain, seorang telah menderita penyakit X.,, misalkan: identifikasi masalah kognitif, kelainan jalan dan keseimbangan, malnutrisi, serta inkontinensi urinaryPrevensi Primer1. Aktivitas fisikKeuntungan melakukan exercise (latihan) pada geriatrik termasuk: memperbaiki kondisi mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler, stroke, HTN, DM, osteoporosis, obesitas, Ca Kolon & mammae, anxietas, depresi, dan penurunan kognitif mengurangi peluang terjaddinya jatuh maupun luka akibat jatuh mengurangi insidensi dan severitas keterbatasan fungsional terapi yang efektif pada beberapa kondisi kronis seperti: gangguan mood, dementia, nyeri kronis, CHF, stroke, konstipasi, dan gangguan tidur menurut panduan, latihan aerobic selama min. 30 menit dengan intensitas sedang sebanyak 5 hari setiap minggu2. Penggunaan Tembakau Bukti menunjukkan penurunan atau penghentian merokok dapat menurunkan resiko CHD, Ca, dan COPD secara signifikan Penulis ACOVE mengidentifikasi beberapa teknik dalam berhenti merokok yang efektif. Diantaranya: rekomendasi dokter, konseling, dan terapi farmakologi Bupoprion dan veranicline merupakan pilihan tepat bagi pasien tua yang terkena NWS (Nicotine withdrawal Symptoms)3. Alkohol penyalahgunaan alcohol pada seorang dewasa biasanya disebabkan oleh: kehilangan, depresi, cemas, nyeri, disabilitas, dan riwayat pengguna alcohol sebelumnya The National Institute on Alcohol Abuse & Alcoholism (NIAAA) mengembangkan instrument klinis yang berfungsi untuk membantu pasien alkoholik Saran serta rekomendasi seorang dokter dan juga konseling behavioral yang detail merupakan cara efektif untuk promosi penghentian konsumsi alcohol 4. Aspirin sebagai prevensi primer Pedoman USPSTF sangat merekomendasikan penggunaan aspirin sebagai kemopreventif pada seorang dewasa yang beresiko tinggi terkecan CVD (cardiovascular diseases) Penelitian klinis terhadap efek aspirin sebagai agen pencegah stroke pada pria maupun wanita telah dilakukan. Dan hasilnya: rasio pencegahan dengan menggunakan aspirin tidak berbeda antara pria maupun wanita Panduan sarankan pasien menggunakan PPI [(proton pump inhibitor) e.g. omeprazole] pada pasien > 60 tahun yang menggunakan aspirin sebagai terapi maintanens5. Imunisasia. Tetanus Pasien > 60 tahun merupakan penyumbang statistic kejadian tetanus (setidaknya 60%) di USA USPSTF merekomendasikan dosis booster pada seorang dewasa khususnya untuk tetanus dan toxoid dipteri setiap 10 tahunb. Influenza > 90% kematian akibat influenza terjadi pada orang yang berusia 60 tahun Meta-analisis telah dilakukan, dan menunjukkan: dengan melakukan vaksinasi influenza dapat mereduksi insidensi influenza, hospitalisasi terhadap influenza dan pneumonia, serta kematian akibat hospitalisasi Direkomendasikan untuk melakukan Imunisasi influenza tahunan pada seorang berusia 50 tahun c. Pneumococcal Penyakit pneumococcal merupakan penyakit yang secara signifikan memberikan dampak morbiditas maupun mortalitas pada geriatric USPSTF merekomendasikan imunisasi pneumococcal 1 kali saat seorang mencapai usia 65 tahun Panduan merekomendasikan untuk TIDAK melakukan revaksinasi pada pasien yang telah mendapat vaksin diumur 66 tahun atau lebih. Lakukan revaksinasi 1 kali setelah usia 65 tahun JIKA vaksinasi inisial diberikan sebelum pasien berusia 65 tahun dan 5 tahun telah berlalu terhitung sejak waktu pemberian dosis pertama Rekomendasi penggunaan vaksin pneumococcal polisakarida (PPV23; Pneumovax)Kelompok orang yang direkomendasikan untuk melakukan vaksin

Orang dengan imunokompeten

65 tahun

19-64 tahun dengan CVD kronis, penyakit paru kronis (termasuk asma), atau DM

19-64 tahun yang perokok, atau menderita alkoholisme, penyakit liver kronis, kebocoran CSF, atau pengguna implant koklear19-64 tahun yang tinggal di lingkungan khusus atau memiliki fasilitas penunjang seperti fasilitas pelayanan penyakit kronis

Orang dengan immunokompromais (supresi imun)

19 tahun, termasuk mereka dengan infeksi HIV, keganasan, penyakit kronis ginjal, syndrome nefrotik, imunodefisiensi congenital, pengguna obat-obatan yang bersifat immunosupresant missal kemoterapi serta glukokortikoid, asplenia, paska transplantasi organ maupun sum-sum tulang

Kelompok orang yang revaksinasi diperlukanKeterangan

Kelompok immunokompeten

65 tahunDosis kedua vaksin diberikan setelah vaksin pertama sekurang-kurangnya 5 tahun yang lalu dan saat itu pasien masih berusia < 65 tahun (saat melakukan vaksin pertama)

Kelompok Immunokompromais

Orang dengan supresi imunitas yang berusia 65 tahun 19 tahun, termasuk penderita HIV, keganasan, penyakit kronis ginjal, syndrome nefrotik, imunodefisiensi congenital, pengguna obat-obatan yang bersifat immunosupresant missal kemoterapi serta glukokortikoid, asplenia, paska transplantasi organ maupun sum-sum tulangRevaksinasi tunggal diberikan jika vaksinasi pertama dilakukan sekurang-kurangnya 5 tahun yang lalu

d. Herpes Zooster Herpes zoster diderita oleh 30% individu, dan resiko terinfeksi meningkat (8-10 kali) pada geriatric Panduan merekomendasikan vaksinasi herpes zoster pada semua orang (> 60 tahun) dengan imunokompeten (gk ada masalah sama system imun orang bersangkutan), tanpa mempertimbangkan riwayat infeksi varisela maupun eksistensi imunitas varisela. Tujuan vaksin adalah mencegah infeksi herpes zoster dan postherpetic neuralgiaPrevensi sekunder1. Skrining Kanker Intervensi baik medikasi maupun OP telah menurunkan laju mortalitas pada beberapa keganasan. Sebut saja mawar, melati, semuanya indah.,, *eh maksud saya: mammae, kolorektal, dan servikal soddara. Skrining keganasan yang asimptomatik pada seorang dewasa member dampak positif yaitu penanganan dini dan pemberian terapi yang lebih efektif Seorang dokter seharusnya menilai baik keuntungan maupun resiko saat hendak melakukan penapisan pada geriatric. Konsiderasinya sbb: Apakah pasien (geriatric) akan berumur panjang setelah melakukan uji skrining?Dokter seharusnya mampu melakukan penilaian terhadap waktu dan progresivitas kanker. Termasuk resiko berkembangnya kanker dan harapan hidup seseorang setelah terdiagnosis kanker. Jadii, misalkan seorang geriatric didiagnosis menderita kanker paru dan udah metastasis ke otak, nah si dokter bilangin tuh waktu hidupnya kemungkinan sekian bulan. Apa saja bahaya atau dampak negative yang mungkin terjadi akibat uji skrining yang dilakukan?Dampak negative disini termasuk hasil yang positif palsu (sehingga membutuhkan intervensi yang sebenarnya tidak diperlukan; kecemasan pada pasien; biaya; ke-tidaknyamanan; serta rasa malu) dan overdiagnosis (misalkan cuman panu si dokter bilang waaah mbah ini vetiligo -memaksakan) Bagaimana dengan kecenderungan pasien sendiri terhadap uji skrining? Serta bagaimana dengan QOL pasien terkait keputusannya untuk melakukan atau tidak melakukan uji skrining? Pertimbangan pasien juga harus jadi pertimbangan dokter!!! Seperti kesediaannya untuk memperpanjang hidup dengan melakukan prosedur invasive, serta menerima efek samping dari terapi.,, contohnya ni: melakukan laparoskopi observasi *yapp dibuka trus di liat-liat gitu, kalo normal ya ditutup lagi*., atau penggunaan kemo dengan efek samping rambut rontok, lemas, muntah, mual.,, Skrining Kanker prostat, cervix, mammae, dan kolorektal Dari semua kanker-kanker yang ada, pertimbangan yang khusus sebaiknya diberikan kepada 3 diva (kolorektal, mammae, dan cervix). Alasannya adalah dengan diagnosis dini angka mortalitas akibat kanker akan berkurang. Kok bias? Yapp, hal ini disebabkan oleh insidensinya yang tinggi choy.,, ACP merekomendasikan untuk melakukan diskusi mengenai resiko dan keuntungan dengan pasien yang akan menjalankan skrining kanker prostate Macam uji skrining kanker kolorektal: kolonoskopi (skrining yang bersifat invasive), CT colonography, flexible sigmoidoscopy, tes benzidin (uji untuk mengetahui ada tidaknya darah di feses), dan uji DNA dng sample feses (eman-eman yah.,, knapa gk pake sample yang lebih baik forget it) USPSTF merekomendasikan kepada individu yang berusia 50-75 tahun untuk melakukan skrining kanker kolorektal berhubung mereka adalah kelompok yang beresiko.,, Kesadaran untuk melakukan skrining kanker kolorektal di USA meningkat loo statistiknya. Pada tahun 2000 yang melakukan skrining 39.5%, 5 tahun kemudian menjadi 47.1%. Indonesia? No body know .,, Uji prospektif terkontrol pada skrining kanker mammae dengan mammography menunjukkan terjadi pengurangan mortalitas 30% diantara yang melakukan skrining dan dibandingkan dengan wanita yang tidak melakukan skrining Panduan menyebutkan untuk melakukan skrining setiap 1-2 tahun pada wanita yang memiliki harapan hidup 4 tahun Case-control studies mendukung penggunaan pap smear sebagai uji skrining untuk identifikasi dan eradikasi lesi prekanker maupun kanker servix Rekomendasi untuk melakukan penghentian pap smear adalah pada wanita yang paling tidak memiliki 3 kali hasil yang normal dalam rentang 10 tahun dan pada wanita yang berusia lebih dari 65 tahun. Selain itu skrining juga dihentikan pada wanita yang telah melakukan histerektomi akibat lesi jinak. Tapi beda halnya dengan wanita yang beresiko tinggi dan persisten. Mereka sebaiknya secara rutin melakukan uji skrining2. Skrining Tekanan Daraha. Prevalensi HTN (Hipertensi) sangatlah tinggi, 60-80%, dan teuteep menjadi factor resiko utama ACS (Acute Coronary Syndrome) dan stroke b. Bukti menunjukkan treatment terhadap tekanan darah tinggi secara signifikan menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskuler, stroke maupun penyakit ginjal kronisc. Treatmen HTN yang adekuat telah menurunkan angka mortalitas sebanyak 59% akibat stroke dan sebanyak 50% akibat CAD (Coronary Artery Diseases) d. Pilihan terapi termasuk juga: control diet (batasi garam, pengurangan berat badan); hentikan medikasi yang mampu menaikkan tekanan darah (e.g. NSAIDs & obat flue OTC); aktivitas fisik; farmakoterapi yang pada akhirnya menurunkan peluang terjadinya baik morbiditas maupun mortalitas akibat HTNe. Panduan yang ada merekomendasikan untuk melakukan skrining tahunan *brasa lama*f. Kalo memang perlu diberikan terapi farmakologis, berikanlah mulai dari dosis yang paling rendahg. Monitor selalu kepatuhan pasien; fungsi ginjal dan elektrolit; tekanan darah ortostatik & pulsasi; serta nilai juga cara jalannya apakah stabil ato enggak trus mudah jatuh ato gk.,,3. Skrining Lipida. Dewasa tua itu memiliki resiko CHD (Coronary Heart Diseases) yang lebih tinggi. Dan dengan mengurangi lipid tubuh, resiko ini bisa berkurangb. Penilaian profil lipid mampu mengidentifikasi mereka yang asimptomatik dengan resiko CHD yang tinggic. Terapi dengan obat penurun lipid tubuh dapat mereduksi insidensi CHD pada mereka yang memiliki nilai lipid abnormal serta dapat mereduksi insidensi beberapa bahaya lainnya4. Osteoporosisa. Osteopenia ditemukan pada 37% wanita post-menopause dan osteoporosis ditemukan pada 7% wanita yang post-menopauseb. USPSTF merekomendasikan kepada wanita yang > 65 tahun untuk melakukan uji skrining secara rutin terhadap osteoporosis dengan menggunakan densitometer tulangc. ACP (American College of Physician) merekomendasikan kepada pria > 65 tahun dan beresiko tinggi terhadap osteoporosis untuk melakukan pemeriksaan periodic. Komponennya: berat badan, intensitas aktivitas fisik, terapi glukokortikoid kronik, riwayat fraktur fragilitas, dan hipogonadismePrevensi Tersier1. Penilaian Fungsional & Evaluasi Geriatrika. Cari tau bagaimana pasien (geriatric) menjalankan aktivitas kesehariannya. Hal ini akan menuntun dokter untuk mengetahui status fungsional pasien. Contoh aktivitas yang ditanyakan: mandi, buang air, menyiapkan makanan, dan perawatan diri lainnya)b. Comprehensive Geriatric Assessment (CGA) dapat mengidentifikasi masalah utama yang dialami pasien sehingga intervensi sedini mungkin dapat dilakukan dan QOL pasien meningkat pada akhirnya. Sayangnya, penggunaan CGA di settingan pelayanan primer tidaklah tepat dan memakan waktu 2. Penilaian Kognitifa. Prevalensi demensia berbanding lurus dengan usia pasien, dan diestimasikan terdapat 20-50% pasien demensia setelah usia 85 tahunb. Instrument penilaian kognitif yang dapat digunakan: MMSE, Uji Drawing Clock, Mini-Cog, dan Skrining kerusakan memori3. Depresia. Depresi sering kali tidak terdeteksi dan memiliki efek samping yang secara signifikan terhadap QOL (menurun tentu saja), medical disease (misalkan menderita kanker, maka kankernya makin parah), penggunaan peralatan kesehatan, dan morbiditas & mortalitas.b. Angka bunuh diri pada orang tua (geriatric) 2 kali lebih besar daripada populasi pada umumnyac. Depresi itu banyak wujud, dan bias aja bersifat atipik. Seperti: gangguan kognitif, fungsional, pola tidur, lelah, maupun energy soakd. Untuk mendeteksinya, tanyakan aja pertanyaan jitu berikut ini apakah selama 2 minggu terakhir (minimal) bapak/ibu merasa down, depresi, tidak punya harapan, atau galau ?; atau bisa juga apakah selama 2 minggu terakhir (minimal) minat bapak/ibu berkurang? Minat disini maksudnya yang tadinya dia suka ngasih makan buaya jadi gk suka, dll.4. Skrining fungsi pendengaran & penglihatana. Berkurangnya akuitas (ketajaman) penglihatan dapat meningkatkan resiko jatuh pada geriatric. Selain itu, berkurangnya akuitas penglihatan merupakan predictor yang secara independen menyebabkan mortalitas pada geriatricb. Kehilangan pendengaran sangat erat kaitannya dengan depresi, isolasi social, berkurangnya apresiasi terhadap dirinya sendiri (pesimis), dan disabilitas fungsionalc. Terdapat suatu kesepakatan bahwa pasien > 65 tahun untuk melakukan skrining mata setiap 1-2 tahun sekalid. Kehilangan pendengaran merupakan gangguan ketiga tersering pada dewasa tua (sebelumnya: hipertensi dan arthritis). Gangguan ini diderita 40%-66% orang tua yang berusia > 75 tahune. Penulis dari ACOVE menyarankan untuk melakukan uji skrining (dengan kuisioner & audiometry) pendengaran tiap tahunnya.5. Nutrisia. Instrumen penilaian mini-nutritional telah dikembangkan untuk membantu klinisi dalam menentukan pasien-pasien yang membutuhkan konseling dan nutrisi penunjangb. Sekitar 15% geriatric (bukan pasien hospitalisasi) dan setengah dari pasien geriatric yang dihospitalisasi mengalami malnutrisi, dan hal ini dapat meningkatkan resiko mortalitas dan morbiditasc. Geriatric yang rentan adalah mereka yang mengalami penurunan berat badan > 10% dalam 1 tahun. Penurunan berat badan ini, bisa disebabkan oleh: kausa medikasi, status dental, nafsu makan dan asupan nutrisi, kemampuan mengunyah, dan riwayat pembatasan diet.d. Vitamin D mampu menurunkan resiko relative kejatuhan (pasiennya ambruk) sebanyak 22%e. Intake harian vitamin D pada dewasa tua, minimal 800 IUf. Sedikitnya 1,2 gram kalsium harus terkandung dalam diet atau suplemeng. Suplementasi multivitamin dapat menurunkan prevalensi status suboptimal vitamin (kekurangan vitamin) dan dapat memperbaiki status mikroutrient pada tingkatan yang mampu mereduksi resiko beberapa penyakit kronis6. Mobilitas dan kejatuhana. Sekitar 30% griatrik ambruk setiap tahunnyab. 5% dari kejatuhan ini mengakibatkan fraktur dan hospitalisasic. Factor-faktor yang dapat menyebabkan kejatuhan perubahan postur tubuh (terkait usia), berkurangnya akuitas penglihatan, gangguan kognitif, penggunaan obat-obatan, penyakit yang mempengaruhi kekuatan otot dan koordinasi, serta factor lingkungand. Uji get up and Go pasien diminta untuk berdiri dari posisi duduk kemudian jalan sekitar 10 kaki dan balik lagi trus duduk lagi. Kalo si pasien butuh waktu > 16 detik untuk memenuhi tugas yang diinstruksikan, atau waktu jalan si pasien terlihat gak stabil, dapat dipastikan resiko ambruk pasien meningkate. Emang ya, jatuh cinta itu lebih assoy.,, 7. Inkontinensiaa. Inkontinensia urinary menyebabkan distress social dan emosional yang besar pada geriatric. Terdapat 11-34% geriatric pria yang menderita IU dan 17-55% pada geriatric wanitab. Penulis ACOVE merekomendasikan kepada klinisi untuk selalu menanyakan dan mendokumentasikan kemungkinan adanya IU setiap 2 tahun pemeriksaanc. Penilaian yang sesuai standar dapat membantu dalam menentukan onset IU (akut vs kronis); jenis IU (stress, urgensi, overflow, campuran); serta presipitan IU (e.g. batuk, medikasi)d. Tes urin maupun darah dianjurkan untuk mengevaluasi infeksi, penyakit metabolic, dan disfungsi ginjalPenggunaan Obat Gangguan yang muncul akibat penggunaan obat-obatan cukup sering ditemukan pada geriatric Sebagian besar setiap geriatric amerika minum 3-5 obat-obatan. *udah kayak kopiko aja Polifarmasi dapat meningkatkan resiko efek samping akibat interaksi obat dan efek samping dari obat-obatan itu sendiri Efek samping yang muncul pada geriatric biasanya disebabkan oleh terganggunya farmakokinetik dan farmakodinamik. Hal ini sering kali menjadi penyebab hospitalisasi dan morbiditas pada geriatric. Mengendarai Kendaraan Seorang yang berusia > 70 tahun akan mengalami cedera (akibat kecelakaan) yang lebih parah dibandingkan dengan pengendara yang lebih muda. Kecelakaan yang terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh penurunan akuitas penglihatan, pendengaran, dan keterampilan psikomotor Demensia secara independen meningkatkan resiko kecelakaan berkendara (OR 2,4-4,7) AAN telah mengajukan guideline berkendara pada pasien Alzheimer berdasarkan tingkatan demensia klinis pasienDukungan Sosial & Finansial 10% geriatric hidup dalam kemiskinan. Selain itu, sebagian geriatric juga mengalami isolasi social akibat keterbatasan fungsi, kurangnya teman, rekan, maupun organisasi yang dapat menjadi wadah baik secara fisik maupun emosional pasien Kemiskinan dan isolasi social sangat erat kaitannya dengan depresi, cemas, disabilitas, dan penurunan status kesehatan Penyedia layanan sebaiknya melakukan skriniing untuk mengetahui ada-tidaknya masalah financial dan sumber daya social pada pasien. Karena hal ini berpotensi mengakibatkan masalah kesehatan pada akhirnyaMistreatment Geriatrik Mistreatment geriatric telah dilaporkan sebanyak 3-8 % terjadi di USA Berbagai macam bentuk pengabaian dan penganiayaan (sexual, psikologis, financial) dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada geriatric Jika menjumpai geriatric dengan kontusio, luka bakar, luka gigitan, trauma genital maupun rectal, ulkus peptic, serta BMI < 17.5 tanpa penjelasan klinis yang jelas, maka harus ditanyakan mengenai riwayat mistreatment atau dapat dirujuk ke social work services Penggunaan instrument skrining mungkin dapat membantu klinisi dalam mengidentifikasi penyalahagunaan maupun pengabaian pada pasienRekomendasi & Ringkasan Penurunan fungsi dan ketergantungan yang tinggi pada geriatric bukanlah suatu gangguan yang tidak diapat dicegah Kondisi-kondisi yang terkait dengan penuaan dapat dicegah dengan uji skrining, konseling, dan intervensi yg sesuai indikasi

Soal.1. Deteksi dinidan terapi penyakit asimptomatik merupakan karakteristik dari prevensi ..a. Utamac. Sekunderb. Tersierd. Primer.2. Penggunaan aspirin sebagai kemoprofilaksis penyakit jantung adalah contoh prevensi .a. Primerc. tersierb. Sekunderd. utama.3. Berikut ini yang salah mengenai aktivitas fisik pada geriatric sebagai prevensi primer a. Severitas keterbatasan fungsional menurunb. Probabilitas kejatuhan terdeplesic. Minimal 45 menit dengan intensitas ringan-sedang selama 5 harid. Dapat memperbaiki gangguan mood, demensia, gangguan tidur dan stroke.4. Anjuran intake vitamin D pada geriatric sebanyak (minimal) dan dapat menurunkan resiko jatuh sebesar .a. 220 IU & 22%c. 22 IU & 12%b. 800 IU & 22%d. 12 IU & 80%.5. Dengan instrument apakah yang akan digunakan untuk menskrining wanita > 65 tahun terhadap osteoporosis ..a. MMSEc Bone densitometrib. Profil lipidd Blood kalsium level.Sekian, tarimakase sampai ketemu kapan-kapan pemirsah!! Blupblupblup *tenggelam*p.s. editan ini jauh dari kesempurnaan.,, karena sempurna milik Allah, dan kesalahan punya bunda dortje ;-)