Edisi April 2018 Suplemen Majalah SAINS...

8

Transcript of Edisi April 2018 Suplemen Majalah SAINS...

�Edisi April 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

� Edisi April 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

�Edisi April 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

Siapa yang belum pernah mencoba sabun mandi antiseptik? Di tengah perubahan iklim dan polusi yang meningkat,

gaya mandi sehat dengan sabun antiseptik sudah menjadi pilihan utama keluarga Indonesia. Khususnya kaum ibu, sangat percaya keampuhannya untuk melindungi kesehatan keluarga. Mulai masalah bau badan hingga kuman penyakit yang “katanya” makin membandel, menjadi nilai jual dalam beragam jenis iklan sabun mandi.

Menurut para ahli kesehatan, sabun antiseptik efektif membunuh kuman seketika. Namun penggunaan terlalu sering dan dalam jangka panjang bisa menjadikan kulit kering dan iritasi yang justru memudahkan berjangkitnya kuman penyakit. Karenanya, para

ahli menyarankan pengguna sabun antiseptik agar berhati-hati.

Kini konsumen makin cerdas dan tidak lagi fanatik terhadap satu merek tertentu. Kandungan dan manfaat sabun menjadi pertimbangan utama dalam memilih sabun yang digunakan, selain pertimbangan harga. Sebuah riset menunjukkan makin menurunnya market share suatu merek produk sabun antiseptik ternama. Setelah puluhan tahun merajai pasar, dominasinya kian berkurang. Berkembangnya inovasi menyajikan banyak pilihan menarik bagi konsumen memaksa produsen berlomba memberi konsumen kepuasan lebih.

Inovasi yang menghasilkan perlindungan kesehatan sekaligus bersifat alami atau natural

Sabun Antiseptik AlamiAmpuh Basmi Kuman dan Nyaman di Kulit

Berbahan baku alami, sabun antiseptik temuan Balitbangtan ini aman dan nyaman

bagi kulit konsumen.

�Edisi April 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

� Edisi April 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

mengubah strategi perang pemasaran sabun antiseptik, baik berupa sabun mandi maupun sabun cuci tangan. Perlindungan yang dimaksud adalah bebas kotor dan sekaligus kuman penyakit. Sedangkan alami artinya mewakili harapan bahwa produk aman tanpa efek samping karena mengandung bahan dari alam.

Kandungan apa sebenarnya membuat sabun antiseptik dianggap mujarab membasmi kuman? Sebagian besar sabun antiseptik yang beredar di pasaran mengandung bahan aktif triclosan untuk jenis sabun cair dan triclocarban untuk jenis sabun padat. Di Amerika Serikat, penggunaan antiseptik berbahan baku kimia mulai dievaluasi dan diperketat penggunaannya.

Kementerian Kesehatan di Indonesia sendiri menganjurkan mandi dan cuci tangan dengan sabun secara benar sebagai pencegahan penyakit. Pemerintah tidak pernah menyatakan bahwa sabun antiseptik lebih baik dari sabun biasa.

Faktanya, varian sabun antiseptik yang diklaim mengandung bahan alami, masih didominasi penggunaan bahan kimia untuk menekan harga agar harga jual tetap bersaing. Beberapa produsen memang menyediakan pilihan bagi konsumen dengan produk sabun yang mengandung bahan antiseptik alami seperti madu, lidah buaya atau lainnya. Namun harga jualnya jauh lebih tinggi.

Solusi Berbasis RisetPenggunaan bahan antiseptik dalam

produk sabun, masih menjadi pergulatan isu antara biaya promosi dan produksi di satu sisi dengan kampanye hidup sehat yang disuarakan konsumen, organisasi kesehatan, dan ahli kesehatan. Kesadaran publik akan dampak negatif penggunaan bahan kimia untuk sabun antiseptik terus meningkat.

Mengusung semangat “solusi hadir bersama inovasi”, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Lingkungan Pertanian menyodorkan alternatif bahan baku antiseptik untuk sabun mandi yang alami dan murah, yaitu dari limbah asap cair dan arang aktif.

Perbandingan campuran arang aktif dan asap cair sebesar 1 : 14.

Invensi ini memperbaiki paten sabun padat antiseptik yang telah ada yang memiliki kelemahan mulai dari penggunaan senyawa fenol hingga pewarna kimia. Sabun mandi antiseptik alami ini juga nyaman digunakan seperti halnya sabun mandi padat umumnya.

Sang Inventor, Sri Wahyuni menerangkan, asap cair sebagai bahan antispetik alami ini berasal dari asap dalam proses pembuatan arang. Sementara arang aktif berasal dari limbah alami seperti sekam padi, tongkol jagung, tempurung kelapa, tandan kosong dan cangkang kelapa sawit.

Arang aktif yang digunakan berfungsi sebagai pengganti bahan baku scrub sabun yang umumnya berasal dari bahan kimia seperti microbeads yang dilarang penggunaannya di Amerika Serikat. Karena selain berbahaya, juga berpotensi mencemari perairan.

Kandungan alami lainnya adalah minyak zaitun, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Menghindari pewarna kimia, warna sabun ini khas sesuai kandungan warna dalam arang aktif. Berdasarkan uji preferensi konsumen, 80% panelis menyukai aroma sabun tersebut. Tak hanya aman, sabun mandi antiseptik asap cair dan arang aktif ini siap memanjakan konsumen dengan hasil kulit bersih, sehat, dan halus.

Astrina Yulianti

�Edisi April 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

Terobosan inovasi dan teknologi menjadi keharusan agar produk pertanian

mampu bersaing di pasar global. Citra konvensional yang melekat pada sektor pertanian menjadikan sektor ini tak lagi menarik sebagai sumber mata pencaharian, khususnya bagi generasi muda. Modernisasi sektor pertanian pun menjadi sebuah kebutuhan dalam menghadapi dinamika pembangunan ekonomi yang berjalan cepat.

Penggunaan benih unggul dan berkualitas, perbaikan kualitas sumber daya manusia, peningkatan aksesibilitas ke sumber-sumber modal serta informasi dan teknologi adalah langkah strategis dalam modernisasi pertanian. Tren penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) dalam kegiatan usahatani pun terus meningkat dengan pertimbangan efisiensi tenaga kerja dan waktu serta biaya. Penggunaan Alsintan juga memacu peningkatan produksi dan menghasilkan nilai tambah lebih besar.

Selain itu, kelangkaan tenaga kerja sektor pertanian, baik dalan pengeolahan lahan maupun pascapanen memicu peningkatan biaya produksi dan penurunan efisiensi usahatani. Sementara penggunaan tenaga hewan semakin ditinggalkan karena pengeluaran untuk pemeliharaan hewan justru memberatkan petani.

Mesin Olah Tanah MultigunaLipatgandakan Efisiensi Pertanian

� Edisi April 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

Multiguna Mesin pertanian multiguna sangat

membantu petani, karena aktivitas usahatani yang berlainan dapat dikerjakan dan diselesaikan dalam waktu lebih cepat. Penurunan biaya produksi dan penghematan waktu akan menjadi insentif yang menarik bagi petani untuk menggunakannya. Hal itu inventor Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Lilik Tri Mulyantara untuk mendesain mesin pertanian multiguna.

Lilik mengembangkan mesin pertanian multiguna berbasis invensi sebelumnya Tractor-Loader Backhoe (TLB) yang dianggap memiliki sejumlah kelemahan baik kurangnya implemen bajak piringan, rotari, dan implemen penyatunya. Berbeda dengan TLB invensi baru bertenaga satu traktor ini tidak hanya mampu bekerja sebagai mesin pengolah tanah. Bajak piringan maupun rotarinya bisa membuat dan membersihkan saluran irigasi tersier serta meratakan tanah dengan menggandengkan berbagai implemen secara bergantian.

Bagian mesinnya terdiri dari sepuluh komponen, yakni bodi mesin, unit pengendali, transmisi daya, unit penggandeng, implemen bajak piringan, implemen rotari, implemen eskavator, implemen buldoser, sebuah silinder hidrolik utama yang terletak di bagian belakang, dan dua buah di bagian depan. Masing-masing komponen tersebut memiliki

fungsi berbeda dan saling mendukung kinerja mesin secara keseluruhan.

Biaya Produksi Turun 40% Kemampuan mesin yang multiguna, tentu

akan menghemat waktu pengerjaan kegiatan-kegiatan dalam usahatani. Pengolahan tanah yang biasanya memakan waktu cukup lama, akan dapat dikerjakan lebih cepat dan mudah. Kontinuitas ketersediaan air irigasi juga dapat dibenahi, karena pekerjaan pembersihan saluran dapat ditopang dari penggunaan mesin ini.

Teknologi mekanisasi pertanian diyakini dapat memberikan 10% distingsi produksi usahatani yang lebih baik dibandingkan tanpa penggunaan mesin modern. Tak hanya itu, pada komoditas padi misalnya, kehilangan hasil panen dimungkinkan untuk dikurangi hingga 10,2% dan menekan biaya produksi hingga 40%. Semakin efisiennya usahatani, akan berdampak pada semakin meningkatnya pendapatan. Produk-produk hasil sektor pertanian juga akan lebih menggeliat karena daya saingnya meningkat. Tentunya, dapat menjadi magnet dan daya tarik tidak hanya bagi petani yang sudah bergelut di sektor pertanian, namun juga generasi muda untuk turut berkecimpung di dalamnya.

Yovita Anggita Dewi

� Edisi April 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

�Edisi April 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

� Edisi April 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia