EBM

8
LBM 4 STEP 7 1. Apa kelebihan dan kekurangan Critical Appraisal? KELEBIHAN Merupakan metode yang sistematis utk menilai hasil, validitas, dan kegunaan dari publikasi artikel ilmiah. Jalan untuk mengurangi jurang antara riset dengan praktis. Mendorong penilaian objektif tentang kegunaan sebuah informasi ilmiah. Critical appraisal merupakan keterampilan yang tidak sulit dikuasai dan dikembangkan. KEKURANGAN Membutuhkan banyak waktu, terutama pada awal. Tidak selalu memberikan jawaban yang mudah. Mengurangi semangat, terutama bila akses terhadap hasil penelitian yang baik pada bidang tertentu sangat terbatas Critical Appraisal Skill Program: Making sense of the evidence. Available at www.phru.nhs.uk/learning 2. Ciri dari orang orang yang memiliki Critical Appraisal? a) Selalu membangun, menggunakan dan menerapkan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif, b) menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, c) menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya, d) menunjukkan kemampuan memecahkan masalah, e) menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar,

description

khkjhkjhkh

Transcript of EBM

Page 1: EBM

LBM 4STEP 7

1. Apa kelebihan dan kekurangan Critical Appraisal?

KELEBIHAN Merupakan metode yang sistematis utk menilai hasil, validitas, dan

kegunaan dari publikasi artikel ilmiah. Jalan untuk mengurangi jurang antara riset dengan praktis.• Mendorong penilaian objektif tentang kegunaan sebuah informasi

ilmiah.• Critical appraisal merupakan keterampilan yang tidak sulit dikuasai

dan dikembangkan.KEKURANGAN

• Membutuhkan banyak waktu, terutama pada awal.• Tidak selalu memberikan jawaban yang mudah.• Mengurangi semangat, terutama bila akses terhadap hasil

penelitian yang baik pada bidang tertentu sangat terbatasCritical Appraisal Skill Program: Making sense of the evidence. Available at www.phru.nhs.uk/learning

2. Ciri dari orang orang yang memiliki Critical Appraisal?a) Selalu membangun, menggunakan dan menerapkan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif,

b) menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif,

c) menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya,

d) menunjukkan kemampuan memecahkan masalah,

e) menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar,

f) menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

De Gallow. (tanpa tahun). What is Problem-Based Learning?. Diakses melalui http://pbl.uci.edu/whatispbl.html pada 24 Juni 2011

Page 2: EBM

3. Bagaimana cara menguasai keterampilan EBm? 1. Mendefinisikan masalah ( menghasilkan pertanyaan klinis ). 2. Melacak informasi sumber yang diperlukan 3. Kritis menilai informasi 4. Menerapkan informasi dengan pasien 5. Mengevaluasi kefektifan sebuah informasiRosenberg W, Donald A. Evidence based medicine: an approach to clinical

problem-solving. BMJ 1995; 310:1122–1126.

4. Apa fungsi dari EBm?- Membantu menurunkan mortalitas atau kematian pasien.- Memperbaiki derajat kesehatan dan perawatan.- Mengevaluasi dan merencanakan terapi.- Memilih pola hidup dan perawatan kesehatan terbaik.

Gerstein H.C and Haynes RB. 2001 Evidence-based diabetes care. BC decker Inc London.

5. Kenapa kita harus menguasai keterampilan EBm agar tidak ketinggalan zaman?Karena, Dalam pekerjaan sehari hari, dokter dihadap kan pada kebutuhan informasi tentangmasalah medis yg relevan (evidence-based) sementara arus informasi berubah dengan cepat.

Soeparto ,dkk. 1998 Epidemiologi Klinis .Gramik FK UNAIR.

6. Apa kelebihan dan kekurangan EBm?Kelebihan

Memudahkan dokter untuk menyelesaikan masalah pasien Meningkatkan daya analisis kritis agar dokter tidak salah diagnosis Dapat meningkatkan kualitas hidup pasien Dapat selalu mengikuti perubahan informasi terkini Mengetahui validitas dari suatu jurnal penelitian Menghasilkan pemikiran yang akurat

(www.ebmny.org)Kekurangan

Memakan banyak waktu Negatif thinking terhadap suatu informasi

(evidencebasedmedicine.co.uk)

- Kurangnya kemampuan untuk melakukan kajian secara klinis terhadap suatu masalah 7. Apa tujuan utama dari EBm?

Page 3: EBM

Tujuan utama EBM adalah membantu proses pengambilan keputusan klinik baik untuk kepentingan diagnosis,terapetik, maupun rehabilitatif yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.Rosenberg W, Donald A. Evidence based medicine: an approach to clinical

problem-solving. BMJ 1995; 310:1122–1126.

8. Apa hubungan CA dan EBm?Critical appraisal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine) diartikan sebagai suatu proses evaluasi secara cermat dan sistematis suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan kegunaannya dalam praktik klinis.Oxford Centre for Evidence-Based Medicine. Levels of evidence. 2012. [cited on June 10, 2012]. Available online on http://www. cebm.net.

9. Apa langkah2 EBm?

PASIEN1. Start with the patient -- a clinical problem or question arises out of the care of the patient

The Question 2. Construct a well built clinical question derived from the case

The Resource

3. Select the appropriate resource(s) and conduct a search

The Evaluation

4. Appraise that evidence for its validity (closeness to the truth) and applicability (usefulness in clinical practice)

The Patient

5. Return to the patient -- integrate that evidence with clinical expertise, patient preferences and apply it to practice

Self-Evaluation

6. Evaluate your performance with this patient

(Sumber: usd.edu)a) Memformulasikan pertanyaan tentang masalah kedokteran yang dihadapi

pasienb) Menelusuri bukti2 terbaik yang tersedia untuk mengatasi masalah tersebutc) Mengkaji bukti , validitas , dan kesesuaiannya dengan kondisi praktekd) Menerapkan hasil kajiane) Mengevaluasi kinerjanya

(Udayana.ac.id)

Page 4: EBM

10. Bagaimana penerapan EBm dalam pembelajaran?Menggunakan pola pengambilan keputusan klinik yang berbasis pada bukti ilmiah terpercaya diperlukan upaya-upaya yang sistematik,terencana,dan melibatkan seluruh klinisi dibidang masing-masing.

Rosenberg W, Donald A. Evidence based medicine: an approach to clinical problem-solving. BMJ 1995; 310:

1122–1126.

11. Apa manfaat dari PICO? Pengkarateristikan pasien dan masalahnya yang deskripsikan dengan

eksplisit agar bukti-bukti yang dicari dari database hasil riset relevan dengan masalah pasien dan dapat diterapkan

Menyelesaikan manfaat klinis pada suatu masalah memiliki akurasi yang baik untuk mencegah kematian dini, mencegah kecacatan, dan mengurangi

ketidaknyamanan PENGANTAR EVIDENCE-BASED MEDICINE Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

12. Apakah ada design design lain dari RCT dan Blind? Tolong sebutkan.1. Memberikan gradasi intervensi yang berbedah dari pemberian

berbagai level intervensi.Memberikan berbagai level intervensi/paparan faktor kepada subjek penelitian agar dapat mempelajari efek dari pemberian berbagai level intervensi tersebut untuk menguatkan kesimpulan.

2. Melakukan randomisasi (RCT)Mengurangi dan mengeliminasi faktor rancu

3. Melakukan retriksiMembuat keputusan penyelesaian masalah menjadi spesifik,sehingga mempersempit kemampuan menyiimpulanhasil penelitian.

4. Melakukan “pembuatan” blinding Mencegah spekulasi dalam bentuk informasi yang bias(tidak akurat)

5. Melakukan intention-to-treat-analysisMempertahankan efek randomisasi dalam mengontrol kerancuan.

Soeparto ,dkk. 1998 Epidemiologi Klinis .Gramik FK UNAIR.

13. Pada RCT, dibagi menjadi 2 group, perbedaan antar masing masing group tersebut adalah?Single blind : subjek tidak tahu pengobatan yang mereka

dapatkan (yang diuji tidak tahu)Double blind :yang diuji dan pelaksana tidak tahuTriple blind :yang diuji,pelaksana, peneliti, tidak tahu.Soeparto ,dkk. 1998 Epidemiologi Klinis .Gramik FK UNAIR.

Page 5: EBM

14. Dasar dibentuknya EBm?

Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran yang sangat pesat, perlua d a n y a p e r u b a h a n d a r i m e t o d e p e m b e l a j a r a n y a n g b e r b a s i s o p i n i m e n u j u pembelajaran berbasis bukti-bukti penelitian. Oleh karena itu, diterapkan metode pembelajaran yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah. Metode pembelajaran ini digunakan untuk pengambilank e p u t u s a n d a r i s u a t u p e n e l i t i a n , b a i k u n t u k p e n c e g a h a n , d i a g n o s i s , m a u p u n rehabilitatif yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.www.academia.edu/h People, Research Interests and Universities

15. Perbandingan antara system penatalaksanaan menggunakan konvensional dan EBm?

KONVENSIONAL ―Bukti‖ yang diklaim kebanyakan dokter hanya merupakan pengalaman keberhasilan terapi yang telah diberikan kepada pasien sebelumnya, nasihat mentor/ senior/ kolega, pendapat pakar, ―bukti‖ yang diperoleh secara acak dari artikel jurnal, abstrak, seminar, simposium. ―Bukti‖ itu merupakan informasi bias yang diberikan oleh industri farmasi dan ―detailer obat‖. Sebagian dokter menelan begitu saja informasi tanpa menilai kritis kebenarannya, suatu sikap yang disebut ―gullible‖ yang menyebabkan dokter ―poorly-informed‖ dan tidak independen dalam membuat keputusan medis (Sackett dan Rosenberg, 1995; Montori dan Guyatt, 2008). EBM memberikan pendekatan baru dalam praktik kedokteran klinis yang tidak dilakukan sebelumnya. Contoh, EBM mengajarkan bahwa pengambilan keputusan yang lebih baik tentang terapi bukan berbasis opini (opinion-based decision making, OBDM), atau kebijaksanan konvensional (conventional wisdom) yang tidak berbasis bukti, melainkan berbasis bukti (evidence-based decision making, EBDM), yaitu bukti efektivitas intervensi medis dari kajian sistematis (systematic review), atau randomized controlled trial (RCT), dengan double-blinding dan concealment, dengan ukuran sampel besar

PENGANTAR EVIDENCE-BASED MEDICINE Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

PS: Cari tahu mengenai

Page 6: EBM

RCT,

Pada suatu uji acak terkontrol, peserta ditugaskan untuk kondisi perawatan secara acak (yaitu, mereka memiliki probabilitas sama yang diberikan kepada kelompok).

http://www.ebbp.org/course_outlines/RCTs.pdf

Blind,

para peneliti mengumpulkan data dapat dicegah mengetahui informasi tertentu mengenai peserta (misalnya, apa kondisi yang mereka) untuk mencegah informasi ini dari mempengaruhi bagaimana mereka mengumpulkan data. Idealnya, untuk meminimalkan bias, peserta maupun penyidik disimpan buta (bodoh) penetapan acak para peserta. Bahwa tingkat membutakan (atau masking) mungkin atau mungkin tidak akan layak.

http://www.ebbp.org/course_outlines/RCTs.pdf

metode penelitian.

Meta AnalysisEvaluasi terapi efektifitas dan rencana penelitian baru.

Systemic overviewTopik klinik dan untuk mejawab pertanyaan yang spesifik.

Randomized Controlled Clinical Trial/Controlled Clinical TrialDiagnostik, terapi dan efektifitas profilaksi.

Cohort Study (Penelitian prospektif)Prognosis, etiologi dan prevensi.

Case-control Study (Penelitian retrospektif)Prognosis, etiologi dan prevensi

Cross-Sectional Study Review

(Sumber: Dasar Dasar Terapi Secara Rasional, SugiartoBagian Ilmu Penyakit Dalam RS Dr Moewardi / Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta)