e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber...

16
e-Journal Journal Journal Journal Peternakan Tropika Peternakan Tropika Peternakan Tropika Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science email: [email protected] e-journal journal journal journal FAPET UNUD FAPET UNUD FAPET UNUD FAPET UNUD Universitas Universitas Universitas Universitas Udayana Udayana Udayana Udayana Elektronik Jurnal Peternakan Tropika dipublikasikan oleh: Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1 Telp. 0361-235231/222096 email: [email protected] Volume Nomor Tahun VI 2 2018

Transcript of e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber...

Page 1: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

eeee----JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

eeee----journal journal journal journal

FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD Universitas Universitas Universitas Universitas

UdayanaUdayanaUdayanaUdayana

Elektronik Jurnal Peternakan Tropika

dipublikasikan oleh:

Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1

Telp. 0361-235231/222096

email: [email protected]

Volume Nomor Tahun

VI 2 2018

Page 2: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

E-JOURNAL PETERNAKAN TROPIKA

REDAKTUR / KETUA EDITOR

I Made Mudita, S.Pt., MP

EDITOR

Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS

Prof. Dr. I Komang Budaarsa, MS

Prof. Dr. I Gusti Nyoman Bidura, MS

Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, MSi

Eny Puspani, SPt., MSi

I Wayan Wirawan, SPt., MP

Anak Agung Putu Putra Wibawa, SPt., MSi

Dr. Ir. Ni Wayan Siti, MSi

Dr. Ir. Ni Putu Mariani, MSi

Ir. Ni Putu Sarini, MSc

Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt, MM

I Wayan Sukanata, SPt., MSi

ALAMAT REDAKSI:

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA Jl. P.B. Sudirman Denpasar. GedungAgrokompleks Lantai 1

Telp. 0361- 222096 / 235231

Email: [email protected]

Page 3: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

Vol. 6 No. 2 (2018): Mei - Agustus 2018 Diterbitkan: 2018-05-21

Artikel

1. KECERNAAN NUTRIEN DARI AYAM KAMPUNG YANG DIBERI RANSUM ISO ENERGI DENGAN

TINGKAT PROTEIN BERBEDA Sugiarta I M. P., A. W. Puger, I M. Nuriyasa: 198-207

2. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr) MELALUI AIR

MINUM TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22-30 MINGGU Putri S. H., I M.

Suasta, I G. N. G. Bidura: 208-221

3. RESPON RUMPUT LOKAL PADA PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA Rifais A., A. A. A. S. Trisnadewi,

I W. Wirawan: 222-236

4. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr) MELALUI AIR

MINUM TERHADAP KUALITAS FISIK TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22 – 30 MINGGU Vicky A.

R., N. W. Siti, I G. N. G. Bidura: 237-252

5. PENGARUH SUPLEMENTASI CAMPURAN LISIN, METIONIN DAN KOLIN DALAM RANSUM TERHADAP

PENAMPILAN BABI BALI JANTAN Sulastri N. N., I K. Sumadi, I P. A. Astawa: 253-263

6. ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBIBITAN BABI DI PETERNAKAN BAPAK I MADE SUKARATA, DESA

PADANGSAMBIAN KAJA, DENPASAR Gunawa I D. P. W., I M. Mudita, I W. Sukanata: 264-270

7. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR(Moringa oleifera) MELALUI AIR MINUM TERHADAP

PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22-30 MINGGU Luki Ananta I M. D., I M. Suasta, A. A. P.

P. Wibawa: 271-282

8. SUBSTITUSI PUPUK UREA DENGAN PUPUK BIO-SLURRY SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSI RUMPUT Stenotaphrum secundatum Sri Wahyuni S. S., I K. M. Budiasa, I W. Suarna: 283-297

9. DIMENSI TUBUH BABI BALI JANTAN YANG DIBERIKAN RANSUM DENGAN SUPLEMENTASI LISIN,

METIONIN, DAN KOLIN Yuliyanti N. N., I K. Sumadi, I M. Suasta: 298-308

10. EXTERNAL OFFAL ITIK BALI BETINA UMUR 26 MINGGU YANG DIBERI RANSUM DENGAN

SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN PEPAYA FERMENTASI Prasetia D. M. R., N. W. Siti, N. M. S. Sukmawati: 309-317

11. KECERNAAN NUTRIEN PADA SAPI BALI YANG DIBERI RANSUM TERFERMENTASI INOKULAN BAKTERI

LIGNOSELULOLITIK KOLON SAPI DAN SAMPAH ORGANIK Sobari M., I M. Mudita, I G. L. O. Cakra: 318-334

12. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) MELALUI AIR

MINUM TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22-30 MINGGU Widoretno H.

H., I. A. P. Utami, I G. N. G. Bidura: 335-349

13. EDIBLE OFFAL AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM KOMERSIAL DENGAN TAMBAHAN PROBIOTIK

STARBIO Novandy S. S. I G., I N. T. Ariana, I W. Wijana: 350-359

14. PENGARUH DAUN PEPAYA TERFERMENTASI TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAGING

ITIK BALI BETINA UMUR 10 MINGG Pangestu A. T., N. W. Siti, N. M. Sukmawati: 360-371

15. PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN EKSTRAK AIR BAWANG PUTIH (Allium sativum) MELALUI AIR

MINUM TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, LEMAK DAN KOLESTEROL KUNING TELUR AYAM

LOHMANN BROWN Astiari N. M. R., I G. N. G. Bidura, D. A. Warmadewi: 372-386

Page 4: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

16. PEMBERIAN PROBIOTIK BAKTERI SELULOLITIK B-6 MELALUI AIR MINUM TERHADAP PRODUKSI

TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 40-48 MINGGU Wedana I G. R., I G. N. G. Bidura, D. P. M. A.

Candrawati: 387-399

17. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN KELOR (Moringa Oleifera) MELALUI AIR MINUM

TERHADAP KUALITAS FISIK TELUR AYAM LOHMAN BROWN UMUR 22-30 MINGGU Atmaja I G. A. R., I G.

N. G. Bidura, D. A. Warmadewi: 400-411

18. POTONGAN KARKAS KOMERSIAL ITIK BALI BETINA UMUR 26 MINGGU YANG DIBERI RANSUM

MENGANDUNG TEPUNG DAUN PEPAYA FERMENTASI Astika I P. E., N. W. Siti, N. M. S. Sukmawati: 412-424

19. PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT Paspalum notatum cv. Competidor PADA BERBAGAI

KOMBINASI LEVEL PUPUK N, P, DAN Ca Stephanie B. M. M, I. B. G. Partama, I W. Wirawan: 425-439

20. PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK SACCHAROMYCES Spp. Gb-7 DAN Gb-9 DALAM RANSUM

TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 40-48 MINGGU Sujana I K., D. P. M. A.

Candrawati, I G. N. G. Bidura: 440-449

21. Managemen Pakan Pada Peternakan Babi Pembibitan milik Bapak I Made Sukarata di Br. Batu Paras,

Desa Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar Sulastri N.N, I M. Mudita, I W.

Sukanata: 450-457

22. MANAJEMEN PAKAN AYAM ARAB PETELUR DI UD. DARMA PURI FARM DESA TANGKAS,

KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG Manubawa I K. V., I M. Mudita, N. G. K. Roni 458-461

23. KUALITAS TELUR AYAM RAS YANG DISIMPAN SELAMA 14 HARI PADA BERBAGAI BAHAN TEMPAT

PENYIMPANAN TELUR Ulfa M., I K. A. Wiyana, M. Wirapartha: 462-476

24. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) MELALUI AIR MINUM

TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22-30 MINGGU Hasanah N., I G. N. G.

Bidura, E. Puspani: 477-488

25. PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK BAKTERI SELULOLITIK B-6 MELALUI AIR MINUM TERHADAP

KADAR PROTEIN, LEMAK, KOLESTEROL DAN WARNA KUNING TELUR AYAM LOHMANN BROWN

UMUR 40-48 MINGGU Dananjaya I. B. P. O., I G. N. G. Bidura, D. P. M. A. Candrawati 489-500

26. PENGARUH LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BABI DI UPT BIBD PROVINSI BALI

Simarmata Y. N. S., N. L. G. Sumardani, N. M. Artiningsih Rasna: 501-508

27. KOMPARASI PEJANTAN MELALUI KUALITAS SEMEN BEKU YANG DIHASILKAN DI UNIT PELAYANAN

TEKNIS BALAI INSEMINASI BUATAN DAERAH BATURITI Ashari ., I N. Ardika, N. P. Sarini: 509-518

28. KUALITAS TELUR AYAM RAS YANG DISIMPAN PADA KOTAK KAYU, KOTAK KAWAT DAN EGG TRAY

KARTON SELAMA 7 HARI Fransiska N. R., M. Wirapartha, G. A. M. K. Dewi: 519-528

Page 5: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

eeee----JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

eeee----journal journal journal journal

FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD

Universitas Universitas Universitas Universitas

UdayanaUdayanaUdayanaUdayana

400

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN KELOR (Moringa

Oleifera) MELALUI AIR MINUM TERHADAP KUALITAS FISIK

TELUR AYAM LOHMAN BROWN UMUR 22-30 MINGGU

Atmaja, I G. A. R. S., I G. N. G. Bidura dan D. A. Warmadewi

PS. Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar

Telepon: +6282235310085, Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak air daun kelor

(Moringa oleifera) melalui air minum terhadap kualitas fisik telur ayam Lohmann Brown

umur 22-30 minggu.Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik petani peternak di Desa

Dajan Peken, Kabupaten Tabanan, Bali selama 3 bulan. Rancangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam

ulangan. Tiap ulangan (unit percobaan) menggunakan dua ekor ayam petelur umur 22-30

minggu dengan berat badan homogen. Perlakuan terdiri atas air minum tanpa penambahan

ekstrak air daun kelor sebagai kontrol (Perlakuan A), air minum dengan penambahan 3%

ekstrak air daun kelor (Perlakuan B), air minum dengan penambahan 6% ekstrak air daun

kelor (Perlakuan C). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah berat telur, berat putih

telur, berat kuning telur, berat kulit, dan tebal kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

berat telur, berat kuning telur, berat kulit, dan tebal kulit dengan penambahan ekstrak air daun

kelor (Moringa oleifera) sebanyak 3% dan 6% melalu air minum memberikan pengaruh nyata

(P<0,05) meningkat. Berbeda dengan berat putih telur terjadi penurunan dibandingkan dengan

ayam yang tidak diberikan penambahan ekstrak air daun kelor (Perlakuan A) sebagai

kelompok kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan

ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebanyak 3% dan 6% melalui air minum dapat

meningkatkan berat telur, kuning telur, berat kulit telur, dan tebal kulit telur sebaliknya

terjadinya penurunan berat putih telur ayam Lohman Brown umur 22-30 minggu.

Kata kunci: ayam Lohman Brown, daun kelor, kualitas fisik telur

EFFECT GIVING OF WATER EXTRACTS OF KELOR LEAF (Moringa

oleifera) THROUGH DRINKING WATER ON PHYSICAL QUALITY

OF LOHMANN BROWN CHICKEN EGGS AT 22-30 WEEKS OLD

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of giving kelor (Moringa oleifera) leaf water

extract (Moringa oleifera) through drinking water on the physical quality of Lohmann Brown

chicken eggs at 22-30 weeks old. This research was conducted at farmer's chicken houses in

DajanPeken Village, Tabanan District, Bali for 3 months. The design used in this study was

Completely Randomized Design (RAL) with three treatments and six replications. Each

replication (experimental unit) used two laying hens at 22-30 weeks old with a homogeneous

weight. Treatment consisted of drinking water without addition of Moringa leaf water extract

Submitted Date: July 6, 2018 Accepted Date: July 31, 2018 Editor-Reviewer Article;: Eny Puspani; I M. Mudita

Page 6: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

Atmaja et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 400 - 411 Page 401

as control (Treatment A), drinking water with addition of 3% Moringa leaf water extract

(Treatment B), drinking water with addition of 6% Moringa leaf water extract (Treatment C).

The variables observed in this study were egg weight, percentage of egg white weight, weight

percentage of egg yolk, percentage of skin weight, and skin thickness. The results showed that

egg weight, egg yolk percentage, and weight percentage of egg shell, with addition of

Moringo leifera water extract of 3% and 6% through drinking water which gave significant

effect (P <0.05) increased and shell thickness which gave no significant effect (P> 0.05) also

increased. In contrast, the percentage of egg white weight decreased compared to the chicken

which was not given the addition of Moringa leaf water extract (Treatment A) as the control

group. Based on the results of this study it can be concluded that the addition of Moringa

oleifera water extract as much as 3% and 6% through drinking water can increase egg weight,

egg yolk percentage, eggshell percentage and eggshell thickness on the contrary there is a

decrease of percentage weight of egg whitesof Lohmann Brown chicken at 22-30 weeks old.

Keywords: Lohmann Brown chicken, extract kelor leaf, egg quality

PENDAHULUAN

Telur merupakan salah satu produk peternakan yang kaya akan gizi dan sangat

dibutuhkan oleh tubuh karena telur merupakan sumber protein, lemak, dan karbohidrat yang

murah dan mudah didapat oleh semua kalangan masyarakat. Komposisi kimia telur ayam

terdiri dari air 73,6%, protein 12,8%, lemak 11,8%, karbohidrat 1,0%, dan komponen lainnya

0,8% (Kusnadi, 2007). Tingginya kandungan gizi telur dan harga yang murah membuat

tingginya permintaan akan telur untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Rata-rata konsumsi telur

pada tahun 2011 adalah 0,199kg /kapita/ minggu sedangkan pada tahun 2015 sebesar 1,940kg

/kapita/minggu atau meningkat 8,7 % (BPS, 2017).

Telur merupakan produk peternakan yang mudah rusak, karena telur mudah

terkontaminasi oleh mikroorganisme. Konsumen membutuhkan kualitas telur yang baik, agar

telur tidak mudah pecah saat pengiriman serta dapat meningkatkan daya simpan dari telur.

Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas

fisik yang baik antara lain. segar, bebas dari cacat, kulit telur bersih, bentuk dan teksturnya

baik, isi telur bebas dari cacat dan perubahan warna, kuning telur di tengah, dan putih telur

tembus cahaya. Mengingat pentingnya telur ayam maka kualitasnya harus ditingkatkan.

Pakan merupakan faktor utama yang mempengaruhi produksi dan kualitas telur di

samping faktor keturunan, umur, manajemen, kesehatan, dan lingkungan (Orr and Fletcher,

1973). Dari segi pakan, kualitas telur dapat ditingkatkan dengan pemberian feed supplement.

Salah satu feed suplement alami yang dapat digunakan adalah ekstrak daun kelor (Moringa

oleifera).

Page 7: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

Atmaja et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 400 - 411 Page 402

Daun daun kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu tanaman obat-obatan yang

mempunyai banyak manfaat seperti zat gizi tinggi, sebagai antibakteri. Senyawa fitokimia

yang terkandung di dalamnya adalah: flavonoid, saponin, tanin, dan beberapa senyawa

fenolik lainnya yang memiliki aktivitas antimikroba (Bukar et al., 2010). Adanya

penambahan senyawa yang berkhasiat sebagai antimikroba diharapkan jumlah mikroba yang

bersifat merugikan dalam saluran pencernaan ayam dapat diturunkan, sehingga penyerapan

zat nutrisi pakan dan kualitas fisik telur dapat meningkat.

Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak air daun kelor

(Moringa oleifera) dan ekstrak air daun katuk (Sauropus androgynus) sebanyak 5% melalui

air minum dapat meningkatkan berat potong dan berat karkas ayam pedaging (Kurniawan et

al., 2017). Sedangkan pemberian 5% ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dan 5% ekstrak

daun bawang putih (Allium sativum) melalui air minum, nyata meningkatkan penampilan

ayam broiler umur 2-6 minggu (Trisna Dewi et al., 2014). Pemberian tepung daun kelor dapat

meningkatkan konsumsi dan berat telur ayam serta menurunkan konversi pakan dan nilai

kolesterol kuning telur, pemberian tepung daun kelor dalam pakan sebesar 2% memberikan

efek terbaik terhadap penampilan produksi dan kualitas telur ayam petelur (Satria et al.,

2016). Namun, selama ini belum diketahui pengaruh pemberian ekstrak air daun kelor melalui

air minum terhadap kualitas fisik telur ayam.

Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengarulah

ketikh pemberian eksrak air daun kelor (Moringa oleifera) melalui air minum terhadap

kualitas fisik telur ayam Lohmann Brown.

MATERI DAN METODE

Ayam

Ayam yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam petelur Lohmann Brown umur

22-30 minggu sebanyak 36 ekor dengan berat badan yang homogen. Ayam diperoleh dari

peternak ayam petelur setempat.

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di kandang milik petani peternak di Desa Dajan Peken,

Kabupaten Tabanan, Bali. Penelitian berlangsung selama 3 bulan (Februari-April) mulai dari

persiapan sampai dengan pengumpulan data.

Page 8: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

Atmaja et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 400 - 411 Page 403

Kandang dan perlengkapan

Kandang yang digunakan adalah kandang battery colony bertingkat sebanyak 18 petak.

Tiap petak kandang berukuran panjang 50 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 40 cm. pada setiap

petak berisi 2 ekor ayam. Tiap petak kandang masing-masing sudah dilengkapi dengan tempat

pakan dan tempat air minum yang terbuat dari dari pipa paralon.

Ransum dan air minum

Ransum yang digunakan dalam penelitian ini dihitung sesuai dengan kebutuhan ayam

yang direkomendasikan Scott et al. (l982). Bahan pakan yang digunakan terdiri atas : jagung

kuning, konsentrat Layer Super Plus, dan dedak padi. Komposisi bahan penyusun ransum

dapat dilihat pada Tabel. 1 dan perhitungan zat gizi pada Tabel. 2. Air minum yang diberikan

pada ayam yang mendapat perlakuan B dan C adalah ekstrak air daun kelor (Moringa

oleifera).

Tabel 1 Komposisi bahan penyusun ransum ayam Lohmann Brown umur 22-30 minggu

Bahan Pakan (%) Ransum Perlakuan

1)

A B C

Jagung Kuning 50 50 50

Konsentrat Layer Super Plus2)

35 35 35

Dedak Padi 15 15 15

Total 100 100 100

Ekstrak air daun kelor 3)

3 6

Keterangan : 1) Air minum tanpa ekstrak air daun kelor sebagai kontrol (A), air minum yang di beri 3% ekstrak air daun

kelor sebagai (B), air minum yang di beri 6% ekstrak air daun kelor sebagai (C).

2) Konsentrat ayam petelur yang diproduksi oleh PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

3) Diberikan lewat air minum.

Tabel 2. Kandungan zat gizi ransum ayam Lohmann Brown umur 22 – 30 minggu1)

Keterangan :

1). Perhitungan berdasarkan tabel zat pakan menurut Scott et al., (1982).

2). Ayam yang diberikan air minum tanpa ekstrak air daun kelor sebagai kontrol (A), ayam yang diberikan

ekstrak air daun kelor 3% (B), ayam yang diberikan ekstrak air daun kelor 6% (C).

3). Setandar Scott., et al (1982)

4). Standar Morrison (1961)

Kandungan zat gizi Perlakuan

2)

Standar3)

A B C Energi Metabolis (kkal/kg)

Protein Kasar (%)

Lemak Kasar (%)

Serat Kasar (%)

Ca (%)

P tersedia (%)

2979,5

18,00

5,3

4,9

3,528

0,76

2979,5

18,00

5,3

4,9

3,528

0,76

2979,5

18,00

5,3

4,9

3,528

0,76

2900

18,00

5-104)

3-84)

3,4

0,35

Page 9: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

Atmaja et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 400 - 411 Page 404

Ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera)

Daun kelor (Moringa oleifera) yang digunakan pada saat penelitian didapat dari kebun

sekitar tempat penelitian. Pembuatan ekstrak air daun kelor dilakukan dengan cara memetik

daun kelor terlebih dahulu, lalu dicuci dengan air bersih, kemudian ditimbang beratnya dan

ditambahkan air dengan perbandingan 1:1 (1 kg daun kelor : 1 liter air bersih) selanjutnya

diperas hingga warna air menjadi hijau, kemudian rebus selama 30 menit dalam suhu rendah

(tidak sampai mendidih). Setelah dingin saring dan masukkan ke dalam botol. Pembuatan

ekstrak air daun kelor untuk 3% dengan cara menyiapkan 970 ml air bersih kemudian

ditambahkan 30 ml ekstrak air daun kelor dan pembuatan ekstrak air daun kelor untuk 6%

dengan cara menyiapkan 940 ml air bersih kemudian ditambahkan 60 ml ekstrak air daun

kelor.

Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : timbangan digital

untuk menimbang telur (putih telur, kuning telur, dan kulit telur) ember untuk menampung

ekstrak air daun kelor, kaca untuk tempat memecah telur, nampan plastik untuk tempat telur

yang sudah di pecah, thickness measure untuk mengukur tebal kulit telur, dan alat tulis untuk

mencatat hasil perhitungan pada telur yang didapat.

Rancangan percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam ulangan. Tiap ulangan (unit percobaan)

menggunakan dua ekor ayam petelur umur 22 minggu dengan berat badan homogen. Ketiga

perlakuan yang dicobakan adalah:

1. Air minum tanpa pemberian ekstrak air daun kelor sebagai kontrol (A)

2. Air minum dengan pemberian 3% ekstrak air daun kelor (B)

3. Air minum dengan pemberian 6% ekstrak air daun kelor (C)

Pengacakan ayam

Sebelum penelitian dimulai, ayam yang digunakan sebagai objek penelitian dipilih

dengan kondisi sehomogen mungkin, baik dari segi umur, tipe, maupun berat badannya untuk

mendapatkan berat badan ayam yang homogen, dilakukan pengacakan dengan memilih 36

ekor ayam dari 100 ekor ayam. Pemilihan 36 ekor ayam tersebut berdasarkan berat badan

rata-rata yang didapat dari penimbangan 100 ayam kemudian dicari standar deviasinya. Ayam

yang dipakai adalah ayam yang berat badan masuk dalam kisaran tersebut. Kemudian ayam

Page 10: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

Atmaja et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 400 - 411 Page 405

disebar secara acak pada masing-masing petak kandang (unit percobaan) yang berjumlah

18 petak, dengan masing-masing petak diisi 2 ekor ayam Lohmann Brown.

Pencampuran ransum

Pencampuran ransum dilakukan dengan cara menimbang bahan-bahan penyusunan

ransum. Bahan dengan komposisi paling banyak ditimbang terlebih dahulu kemudian

dilanjukan dengan bahan pakan yang komposisinya lebih sedikit. Bahan penyusun ransum

terdiri atas jagung kuning, konsentrat Layer Super Plus, dan dedak padi. Kemudian dituang ke

lantai yang telah dialasi terpal. Susunan bahan tersebut selanjutnya dibagi menjadi empat

bagian yang sama, dan masing-masing bagian dicampur secara merata, kemudian campur

silang sampai memperoleh campuran yang homogen selanjutnya dimasukan ke dalam ember

plastik masing-masing berisi 2kg ransum.

Pemberian ransum dan air minum

Pemberian ransum diberikan dua kali dalam sehari (pagi dan sore). Pemberian air

minum dilakukan secara ad libitum. sesuai dengan perlakuan.

Variabel yang diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :

1. Berat telur rata-rata : ditentukan dengan cara menimbang telur yang masih utuh

menggunakan timbangan digital dan dinyatakan dalam gram, kemudian dijumlahkan

dan dibagi jumlah telur.

2. Persentase berat putih telur : diperoleh dengan cara menimbang putih telur yang telah

dipisahkan dengan kuning telur terlebih dahulu.

Persentase berat putih telur =

3. Persentase berat kuning telur : diperoleh dengan cara menimbang kuning telur yang

telah dipisahkan dari putih telur terlebih dahulu.

Persentase berat kuning telur =

4. Persentase berat kulit telur : diperoleh dengan cara menimbang kulit telur yang telah

dibersihkan terlebih dahulu dengan timbangan digital.

Persentase berat kulit telur =

5. Tebal kulit telur : diperoleh dengan memecah telur terlebih dahulu. Telur yang sudah

pecah dipisahkan dengan isinya, kemudian kulit dibersihkan dan dikeringkan dengan

Page 11: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

Atmaja et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 400 - 411 Page 406

kertas tissue serta lapisan tipisnya dihilangkan, setelah itu diambil sedikit dan diukur

dengan menggunakan thickness measure.

Analisis statistika

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan apabila terdapat hasil berbeda

yang nyata (P<0,05) di antara perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda dari

Duncan (Steel and Torrie,s 1989).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berat telur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan berat telur ayam Lohmann Brown yang

diberikan air minum tanpa pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebagai

kontrol (Perlakuan A) yaitu 51.54g (Tabel 3). Berat telur pada perlakuan B dan C masing

masing adalah 55.30g dan 55.54g. Persentase peningkatan berat telur yang diberikan air

minum dengan pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebanyak 3% (Perlakuan

B) dan pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebesar 6% (Perlakuan C)

masing-masing adalah 7,29% dan 7,76%, memiliki perbedaan nyata (P<0,05) lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan A. Berat telur ayam yang mendapat perlakuan C adalah

0,43% tidak nyata (P>0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan ayam yang diberi perlakuan B.

Tabel 3. Pengaruh pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kualitas

fisik telur ayam Lohmann Brown umur 22-30 minggu.

Variabel Yang Diamati Perlakuan

1)

SEM2)

A B C

Berat Telur (g/btr) 51,54a)

55,30b 55,54

b 0.34

Komposisi Fisik Telur (% Berat Telur) :

* Putih Telur 65,88a 63,02

b 62,98

b 0.26

* Kuning Telur 23,92a 25,43

b 25,58

b 0.14

* Kulit Telur 10,19a 11,57

b 11,62

b 0.29

Tebal Kulit Telur (mm) 0,372a 0,417

a 0,418

a 0.01

Keterangan :

1) Ayam yang diberikan air minum tanpa ekstrak air daun kelor sebagai kontrol (A), ayam yang diberikan

ekstrak air daun kelor 3% (B), ayam yang diberikan ekstrak air daun kelor 6% (C).

2) SEM : “standard Error of the Treatment Means”

3) Nilai dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan yang nyata (P<0,05)

Page 12: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

Atmaja et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 400 - 411 Page 407

Pada penelitian ini terjadi peningkatan berat telur pada pemberian 3% ekstrak air daun

kelor (Moringa oleifera) dalam air minum pada perlakuan B serta pemberian 6% ekstrak air

daun kelor (Moringa leifera) dalam air minum pada perlakuan C. Pemberian ekstrak air daun

kelor (Moringa oleifera) dapat meningkatkan berat telur menjadi rata-rata 55g/butir. Berat

telur ini tergolong besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sarwono (2004) bahwa

berdasarkan beratnya, telur ayam ras dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok sebagai

berikut 1) jumbo, dengan berat 65g per butir, 2) ekstra besar, dengan berat 60-65g per butir,

3) besar, dengan berat 55-60g per butir, 4) sedang, dengan berat 50-55g per butir, 5) kecil,

dengan berat 45-50g per butir, dan kecil sekali, dengan berat di bawah 45g per butir. Hasil

penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Yunus (2016) yang menyatakan bahwa ekstrak

air daun kelor berpengaruh terhadap kondisi usus halus, dapat memperbaiki kondisi

duodenum, meningkatkan jumlah populasi Lactobacillus dalam ileum dan mengurangi koloni

E.coli, sehingga dapat meningkatkan status imun tubuh ayam, yang berdampak terhadap

peningkatan berat telur ayam.

Persentase Berat putih telur

Persentase berat putih telur ayam Lohmann Brown yang diberikan air minum tanpa

pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebagai kontrol (Perlakuan A) yaitu

65,88% (Tabel 3). Persentase penurunan berat putih telur yang diberikan air minum dengan

pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebanyak 3% (Perlakuan B) dan

pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebesar 6% (Perlakuan C) masing-

masing adalah 4,35% dan 4,40% adalah nyata (p<0,05) lebih rendah dibandingkan dengan

perlakuan A. Persentase putih telur ayam yang mendapat perlakuan C adalah 0,06% tidak

nyata (P>0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan persentase putih telur ayam yang mendapat

perlakuan B. Pada penelitian ini terjadi penurunan persentase berat putih telur ayam yang

diberikan perlakuan 3% ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) B dan pemberian 6%

ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) C dibandingkan dengan perlakuan A kontrol. Hal ini

disebabkan oleh adanya kandungan Flavonoid pada ekstrak air daun kelor. Menurut Soedibyo

(1998) senyawa flavonoid merupakan senyawa fenol yang bersifat desifesinfektan yang

bekerja dengan cara mendenaturasi protein yang menyebabkan aktifitas metabolisme sel

bakteri berhenti karena semua aktifitas metabolisme sel bakteri dikatalis oleh suatu enzim

yang merupakan protein. Berhentinya aktifitas metabolisme ini akan mengakibatkan kematian

sel bakteri. Protein yang mengalami denaturasi atau rusak sehingga mutu protein akan

Page 13: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

Atmaja et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 400 - 411 Page 408

menurun (Winarno dan Koswara, 2002). Oleh sebab itu pada telur yang diberikan ekstrak air

daun kelor (Moringa oleifera) mengalami penurunan berat putih telur dibandingkan dengan

kelompok kontrol.

Persentase Berat kuning telur

Persentase berat kuning telur ayam Lohmann Brown yang diberikan air minum tanpa

pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebagai kontrol (Perlakuan A) yaitu

23,92% (Tabel 3). Persentase peningkatan berat kuning telur yang diberikan air minum

dengan pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebanyak 3% (Perlakuan B) dan

pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebanyak 6% (Perlakuan C) masing-

masing sebanyak 6,31% dan 6,93%, memiliki hasil berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan A. Persentase kuning telur ayam yang mendapat perlakuan C

adalah 0,58%, dan tidak nyata (P>0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan persentase kuning

telur ayam yang mendapat perlakuan B. Pada penelitian ini terjadi peningkatan persentase

berat kuning telur ayam pada pemberian 3% ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera)

(Perlakuan B) dan pemberian 6% ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) (perlakuan C)

dibandingkan dengan (perlakuan A) kontrol. Peningkatan ini disebabkan oleh terjadinya

peningkatan pada berat telur. Hal ini didukung oleh penelitian Triyuwanta (1998) yang

menyatakan bahwa berat kuning telur dipengaruhi oleh berat telur dimana ayam yang

mempunyai berat telur berat akan mempunyai kuning telur lebih berat dibandingkan dengan

berat telur yang lebih ringan.

Persentase Berat kulit telur

Persentase berat kulit telur ayam Lohmann Brown yang diberikan air minum tanpa

pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebagai kontrol (Perlakuan A) yaitu

10,19% (Tabel 3). Persentase peningkatan berat kulit telur yang diberikan air minum dengan

pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebanyak 3% (Perlakuan B) dan

pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebanyak 6% (Perlakuan C) masing-

masing adalah sebanyak 13,54% dan 14,03% berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan A. Persentase kulit telur ayam yang mendapat perlakuan C

adalah 0,43%, tidak nyata (P>0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan persentase kuning telur

ayam yang mendapat perlakuan B. Pada penelitian ini terjadi peningkatan persentase berat

kulit telur ayam pada pemberian 3% ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) (Perlakuan B)

Page 14: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

Atmaja et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 400 - 411 Page 409

dan pemberian 6% ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) (perlakuan C) dibandingkan

dengan (perlakuan A) kontrol. Peningkatan ini disebabkan oleh kandungan kalsium dan fosfor

yang berpengaruh pada berat kulit telur. Kandungan fosfor dan kalsium pada daun kelor

dinyatakan oleh Fuglie (2001) bahwa per 100g daun kelor mengandungkalsium sebanyak 440

mg dan fosfor 70 mg. Hal ini didukung oleh penelitian Hartono et al (2014) yang menyatakan

bahwa apabila fosfor dan kalsium tercukupi dengan baik maka akan berdampak pada

peningkatan berat kulit telur yang dihasilkan.

Tebal kulit telur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tebal kulit telur ayam Lohmann Brown yang

diberikan air minum tanpa pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebagai

kontrol (Perlakuan A) yaitu 0,372mm (Tabel 3). Peningkatan tebal kulit telur yang diberikan

air minum dengan pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebanyak 3%

(Perlakuan B) dan pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) sebanyak 6%

(Perlakuan C) masing-masing sebanyak 12,09% dan 12,36% tidak berbeda nyata (P<0,05)

lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A. Tebal kulit telur ayam yang mendapat

perlakuan C adalah 0,23% tidak berbeda nyata (P>0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan

tebal kulit telur ayam pada perlakuan B. Pada penelitian ini terjadi peningkatan persentase

berat kulit telur ayam pada pemberian 3% ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera)

(Perlakuan B) dan pemberian 6% ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) (perlakuan C)

dibandingkan dengan (perlakuan A) kontrol. Hartono et al (2014) menyatakan bahwa Adanya

peningkatan tebal kulit telur disebabkan oleh peningkatan berat kulit telur. Kulit telur yang

berat akan berpengaruh terhadap tebal kulit telur. Tebal kulit telur berkaitan dengan proses

pengangkutan, Clunies et al. (1992) menyatakan bahwa kekuatan kulit telur merupakan faktor

terpenting dalam menentukan kualitas telur terutama hubungannya dengan pengangkutan

telur. Semakin tebal kulit telur, maka telur tidak akan mudah pecah.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulan bahwa pemberian ekstrak air daun kelor

(Moringa oleifera) melalui air minum dengan pemberian sebanyak 3% dan 6% dapat

meningkatkan peningkatan berat telur, persentase kuning telur, berat kulit telur, dan tebal kulit

telur, sebaliknya menurunkan presentase putih telur ayam Lohmann Brown umur 22-30

minggu.

Page 15: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

Atmaja et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 400 - 411 Page 410

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr.

A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) dan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Dr. Ir. Ida

Bagus Gaga Partama, MS yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas yang diberikan

pada penulis di Fakultas Peternakan, Universitas Udayana.

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik 2017 Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Triwulan I-3013 dan

Triwulan I-2014, BPS. (https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/08/950/rata-rata-

konsumsi-per-kapita-seminggu-beberapa-macam-bahan-makanan-penting-2007-

2016.html). (diakses pada 25 September 2017)

Bukar, A., Uba, T. I. and Oyeyi (2010) ‘Antimicrobical Profile of Moringa oleifera Lam’,

Bayero Journal of Pure and Applied Sciences, 3(1), pp. 43–48.

Clunies, M., Parks D. and Lessons S. 1992. Calcium and phosporus metabolism and eggshell

formation of hens fed different amounts of calcium. Poultry Science. 71: 482-489.

Fuglie, L. . (2001) The Miracle of Tree (The Atribute of Moringa). Senegal: CWS Dakar.

Hartono T. A., Puger, A. W., Nuriyasa, I. M. 2014. Kualitas telur lima jenis ayam kampong

yang memiliki warna bulu beda. Peternakan Tropika. 2 (2): 153-162.

Kurniawan, I K. A., I G.N. G. Bidura, D. P. M, A. Candrawati. 2017. Pengaruh pemberian

ekstrak air daun katuk (Sauropus androgynus) dan daun kelor (Moringa oleifera) pada air

minum terhadap berat potong dan berat karkas ayam pedaging. 5(1): 78-90.

Kusnadi (2007) Sifat Listrik Telur Ayam Kampung Selama Penyimpanan. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Morrison, F.B. 1961. Feed and Feeding Abridged. 9th

Ed. Iowa: Morrison Pub.Co.

Clinton.

Orr, H. L. and Fletcher, D. (1973) Egg and Egg Production. University of Canada.

Sarwono, B. (2004) Pengawetan Telur Dan Manfaatnya : PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Scott, M. L.,J. M. G. Neshin and R. Young, 1982. Nutrition of Chicken 3th Ed. Publ. By

M. L. Scott Association. New York.

Soedibyo, M. 1998. Atlas Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan. alai Pustaka.

Jakarta

Steel, R. G. and Torrie, J. (1989) Principles and Procedures of Statstics: McGraw-Hill Book

Co. New York.

Trisna Dewi, K., I. G. N. G, Bidura, dan D. P. M. A. Candrawati. 2014. Pengaruh pemberian

ekstrak daun kelor (Moringan oleifera) dan bawang putih (Allium sativum) melalui air

minum terhadap penampilan broiler umur 2-6 minggu.2(3): 461-475.

Triyuwanta. 1998. Pengaruh berat badan inisial dan model distribusi pakan terhadap hirarkhis

folikuler dan persistensi produksi ayam petelur. Bulentin Peternakan. 22 (1): 14 – 24.

Page 16: e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id · Oleh karena itu, telur sebagai sumber protein hewani haruslah memiliki bentuk dan kualitas fisik yang baik antara lain. segar,

Atmaja et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 400 - 411 Page 411

Winarno, F. G. dan Koswara, S. 2002. Telur, Penanganan dan Pengolahannya. M-BRIO

Press, Bogor.

Yunus, M. 2016.Respon Ayam Pedaging Terhadap Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa

Oleifera) Dalam Pakan.Tesis. Program Studi Ilmu dan Teknologi Peternakan, Universitas

Hasanuddin, Makasar.