e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN...

24
e-Journal Journal Journal Journal Peternakan Tropika Peternakan Tropika Peternakan Tropika Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science email: [email protected] email: [email protected] e-journal journal journal journal FAPET UNUD FAPET UNUD FAPET UNUD FAPET UNUD Universitas Universitas Universitas Universitas Udayana Udayana Udayana Udayana Elektronik Jurnal Peternakan Tropika dipublikasikan oleh: Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1 Telp. 0361-235231/222096 email: [email protected] email: [email protected] Volume Nomor Tahun Halaman IV 1 2016 1 - 284

Transcript of e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN...

Page 1: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

eeee----JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

email: [email protected]

eeee----journal journal journal journal

FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD Universitas Universitas Universitas Universitas

UdayanaUdayanaUdayanaUdayana

Elektronik Jurnal Peternakan Tropika

dipublikasikan oleh:

Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1

Telp. 0361-235231/222096

email: [email protected]

email: [email protected]

Volume Nomor Tahun Halaman

IV 1 2016 1 - 284

Page 2: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

E-JOURNAL PETERNAKAN TROPIKA

KETUA EDITOR

I Made Mudita, S.Pt., MP

EDITOR

Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS

Prof. Ir. I Gusti Lanang Oka, M.Agr., Ph.D

Prof. Dr. I Komang Budaarsa, MS

Prof. Dr. I Gusti Nyoman Bidura, MS

Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, Msi

Eny Puspani, SPt., Msi

I Wayan Wirawan, SPt., MP

Anak Agung Putu Putra Wibawa, SPt., MSi

ALAMAT REDAKSI:

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA Jl. P.B. Sudirman Denpasar. GedungAgrokompleksLantai 1

Telp. 0361- 222096 / 235231

Email: [email protected]

Email: [email protected]

www.ojs.unud.ac.id

Page 3: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

tiket kereta toko bagus berita bola terkini anton nb Ane ka Kreasi Resep Masakan Indonesia resep masakan menghilangkan jerawat villa di p uncak recepten berita harian game online hp d ijual windows gadget jual console voucher onl ine gos ip terbaru berita terbaru windows gadget toko game cerita horor

Volume 4 No. 1 Tahun 2016

Daftar Isi

PENERAPAN MANAJEMEN PENCEGAHAN PENYAKIT DI PETERNAKAN P4S

MUPU AMERTA, BANJAR SALE, DESA ABUAN, BANGLI

PDF

Suyasa I K. G., N. P. Sarini, S. A. Lindawati 1-6

DAMPAK FORTIFIKASI UBI UNGU (Ipomoeabatatas) PADAPROSES

FERMENTASI SUSU KEFIRTERHADAPSIFAT-SIFAT ANTIOKSIDAN SELAMA

PENYIMPANAN

PDF

Rumapea D. K., I N. S. Miwada, S. A. Lindawati 7-21

EVALUASI AKTIVITAS ANTIMIKROBA KEFIR UBI UNGU PADA MASA

SIMPAN BERBEDA TERHADAP BAKTERI PATOGEN

Melati - N.P.Y, Lindawati S.A, Miwada I N.S 22-34

NILAI ORGANOLEPTIK KEFIR HASIL FORTIFIKASI UBI UNGU PADA PROSES

FERMENTASI SUSU SELAMA PENYIMPANAN

PDF

Yanti N K.A.W.P, Lindawati S.A, Miwada I N.S 35-50

AKTIVITAS ENZIM ISOLAT BAKTERI SELULOLITIK YANG DIISOLASI DARI

CACING TANAH (Lumbricus rubellus) PADA BERBAGAI SUBSTRAT SELULOSA

PDF

Antari N L.D, Cakra I G.L.O, Mudita I M, Sutama I N.S 51-65

KEMAMPUAN DEGRADASI ISOLAT BAKTERI LIGNOSELULOLITIK ASAL

CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP BERBAGAI SUBSTRAT

LIGNOSELULOSA

PDF

Slamet I K, I G.L.O Cakra, I M Mudita 66-79

KEMAMPUAN DEGRADASI SUBSTRAT LIGNOSELULOSA DARI INOKULAN

DENGAN BERBAGAI TINGKAT PENGGUNAAN CACING TANAH

(Lumbricusrubellus)

PDF

Juliartawan I K, Cakra I G.L.O, Mudita I M 80-92

KANDUNGAN NUTRIEN DAN POPULASI BAKTERI DARI INOKULAN YANG

DIPRODUKSI DENGAN MEMANFAATKAN ISOLAT BAKTERI KOLON SAPI

BALI DAN SAMPAH ORGANIK

PDF

Suardita I K.G, I M Mudita, N W. Siti, A.A.P.P Wibawa 93-108

KOMPONEN NON KARKAS ITIK BALI JANTAN UMUR 8 MINGGU YANG

DIBERI RANSUM BIOSUPLEMEN YANG MEMANFAATKAN BAKTERI

UNGGUL ASAL RAYAP

PDF

Suartiningsih N P.M, G.A.M.K Dewi, I.A.P Utami, I N.S Sutama 109-125

BERAT RECAHAN KARKAS ITIK BALI JANTAN UMUR 8 MINGGU YANG

DIBERI RANSUM DENGAN BIOSUPLEMEN MENGANDUNG BAKTERI

UNGGUL ASAL RAYAP

PDF

Suparman I K.A, G.A.M.K Dewi, I W. Wijana, I N.S Sutarpa 126-141

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN KEMBANG TELANG (Clitoria

ternatea) PADA BERBAGAI LEVEL APLIKASI PUPUK BIO-SLURRY

PDF

Parwata I N.A, N N.C. Kusumawati, N N. Suryani 142-155

Page 4: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

PENGARUH PEMBERIAN KULTUR BAKTERI SELULOLITIK ISOLAT RUMEN

KERBAU MELALUI AIR MINUM SEBAGAI SUMBER PROBIOTIK TERHADAP

LEMAK ABDOMEN DAN KOLESTEROL DARAH ITIK BALI

PDF

Somadiarsa I K., I G.N.G Bidura, N W. Siti 156-169

PENGARUH RANSUM YANG MENGANDUNG AMPAS TAHU DIFERMENTASI

DENGAN KHAMIR Saccharomyces sp.TERHADAP KOMPOSISI FISIK KARKAS

BROILER UMUR 6 MINGGU

PDF

Sari N.M.L.P, I G.N.G Bidura, N W. Siti 170-183

PERSENTASE DAGING DADA DAN PAHA BROILER YANG DIBERI PAKAN

MENGANDUNG AMPAS TAHU TERFERMENTASI DENGAN KHAMIR

Saccharomyces sp. SEBAGAI INOKULAN PROBIOTIK

PDF

Pravita N.P.W.N, I G.N.G. Bidura, D.P.M.A Candrawati 184-195

PENGARUH PEMBERIAN LEVEL ENERGI TERHADAP KECERNAAN

NUTRIEN RANSUM SAPI BALI BUNTING 7 BULAN

PDF

Upeksa I G.N.D, N N. Suryani, N P. Sarini 196-207

SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI

RANSUM DENGAN KANDUNGAN PROTEIN DAN ENERGI BERBEDA

PDF

Setiawan I P.I.B, N P. Mariani, I K.M Budiana 208-219

PENGARUH PEMBERIAN KULTUR BAKTERI SELULOLITIK RUMEN

KERBAU DALAM RANSUM MENGANDUNG 10% AMPAS TAHU TERHADAP

PENAMPILAN ITIK BALI JANTAN UMUR 0-8 MINGGU

PDF

Wicaksana I K.A., I G.N.G Bidura, I.A.P Utami 220-233

POPULASI MIKROBA PADA RANSUM BERBASIS LIMBAH PERTANIAN

DIFERMENTASI DENGAN INOKULAN ISOLAT BAKTERI KOLON SAPI BALI

DAN SAMPAH ORGANIK

PDF

Riandani N W., I G.L.O Cakra, I M. Mudita, I W. Wirawan 234-252

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN YANG DIPRODUKSI DENGAN

INOKULAN CACING TANAH DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN

ITIK BALI UMUR 2-8 MINGGU

PDF

Banurea M.R, I M. Mudita, I W. Suberata, I G.N. Kayana 253-266

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN Stylosanthes guianensis PADA

BERBAGAI LEVEL APLIKASI PUPUK Bio-Slurry

PDF

Susanti P.R.N, A.A.A.S Trisnadewi, N M. Witariadi 267-284

Page 5: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

PANDUAN BAGI PENULIS

Ketentuan Umum

1. Naskah yang dikirim merupakan naskah asli/orisinil dan belum pernah diterbitkan

(Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1, S2, S3 minimal

berasal dari naskah seminar yang telah disahkan/Acc oleh tim penguji dan pembimbing,

sedangkan untuk penulis lain naskah disesuaikan dengan aturan ilmiah yang berlaku

umum)

2. Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan dalam bentuk

hasil penelitian, kajian pustaka dan/atau gagasan dengan topik aktual.

3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang

ditentukan

4. Penulis mengirim 2 (dua) eksemplar naskah ke redaksi yang dilengkapi dengan softcopy

(berupa CD) atau naskah dapat pula dikirim via email dalam bentuk program Microsoft

Word.

5. Naskah dan Softcopy (CD) dikirim kepada:

Redaksi eJournal Peternakan Tropika

d.a Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Gedung Agrokompleks Lantai 1 Kampus UNUD Denpasar

Jl. P. B. Sudirman Denpasar, Bali

Telp. 0361-222096 / HP. 081338791005

Email: [email protected]

Email: [email protected]

Standar Penulisan

1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word dengan jarak 1.5 spasi kecuali

Judul, Abstrak, Judul Tabel, Judul Gambar, dan lampiran yang diketik 1 spasi. Naskah

dicetak pada kertas ukuran A4, dengan huruf Time New Roman berukuran 12 point;

margin atas dan margin kiri berukuran 3 cm, sedangkan margin kanan dan margin

bawah berukuran 2,5 cm.

2. Judul dari Makalah, Abstrak, Abstract, bab (Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil

dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan Terima Kasih), dan Daftar Pustaka

ditulis dengan Huruf Kapital. 12 point (Bold). Font Time New Roman.

Page 6: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

3. Nama Penulis, Sub Bab, Institusi, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya. ditulis dengan

diawali dengan Huruf Kapital. 12 point. Time New Roman. Institusi penulisan tidak di

Bold, sedangkan Nama Penulis, Sub Bab, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya,

penulisan di Bold

4. Naskah ditulis maksimum 20 halaman dan setiap halaman diberi nomor secara

berurutan.

5. Naskah hasil penelitian disusun dengan urutan judul, nama penulis dan nama instansi,

alamat korerspondensi (email dan No. Telpon/HP), abstrak (dalam bahasa Inggris dan

Bahasa Indonesia), pendahuluan, metode (sosial ekonomi) atau materi dan metode

(eksakta), hasil dan pembahasan, simpulan (+ saran), ucapan terima kasih, dan daftar

pustaka.

Sedangkan naskah kajian pustaka/gagasan aktual disusun dengan urutan judul, nama

penulis dan nama instansi/institusi, alamat korespondensi (email dan No. Telpon/HP),

abstrak (dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia), pendahuluan, masalah dan

pembahasan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.

TATA CARA PENULISAN NASKAH

1. JUDUL, harus singkat, spesifik dan informatif yang menggambarkan isi naskah,

maksimal 20 kata. Untuk kajian pustaka, dibelakang judul agar ditulis: Suatu kajian

Pustaka. Untuk gagasan Aktual, dibelakang judul agar ditulis: Suatu Gagasan Aktual.

Judul ditulis dengan hurup kapital. Time New Roman berukuran 12 point (Bold), jarak

1 (satu) spasi dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.

2. Nama Penulis, ditulis nama lengkap tanpa gelar akademis. Artikel yang ditulis oleh

Mahasiswa melibatkan juga pembimbing dan/atau orang yang terlibat dengan

penelitian/artikel yang ditulis. Sedangkan penulis dari kalangan umum, penulis

mencerminkan pemilik dari artikel/penelitian/gagasan yang akan dimuat. Penulisan

nama penulis pertama artikel dimulai dari nama utama yang akan dimuat, diikuti

dengan pendukung (nama urutan kelahiran/marga/dll) sedangkan penulisan nama

penulis ke-2 dan selanjutnya disusun sesuai dengan urutan nama bersangkutan. Nama

utama ditulis utuh, sedangkan nama pendukung disingkat dengan satu huruf/singkatan

umum yang berlaku.

3. Nama Lembaga/Instansi/Institusi, nama lembaga/institusi ditulis secara lengkap

disertai alamat.

Page 7: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

4. Alamat Korespondensi (No. Telpon dan email), No. Telp dan alamat email yang

ditulis adalah yang aktif untuk memudahkan komunikasi terkait artikel yang akan

dipublikasikan

5. ABSTRAK, ditulis dalam Bahasa Indonesia (ABSTRAK) dan Bahasa Inggris

(ABSTRACT). Abstrak ditulis dalam 1 (satu) paragraf yang berisikan tujuan

penelitian, metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu

spasi

6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal 5 kata yang merupakan kata-kata

utama dari artikel, 1 (dua) spasi setelah abstrak + 12 pt setelah abstrak.

7. PENDAHULUAN. Berisi latar belakang permasalahan, fakta/data dari pustaka

mendukung, solusi/alternative solusi serta tujuan penulisan. Dalam mengutip pendapat

orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Udayana (2005); Quan et

al. (2002)

8. MATERI DAN METODE. ditulis lengkap dan terperinci terutama desain penelitian.

Metode pelaksanaan penelitian mengikuti acuan yang berlaku dengan mencantumkan

sumbernya.

9. HASIL DAN PEMBAHASAN. Menyajikan uraian hasil penelitian dan pembahasan

hasil secara jelas dan komprehensif

Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar)

a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul

singkat tetapi jelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ditulis menggunakan

huruf Times New Roman berukuran 12 point (Bold), awal kata menggunakan hurup

kapital (kecuali kata penghubung), dengan jarak 1 (satu) spasi

b. Isi Tabel/Ilustrasi lain ditulis dengan Font Time New Roman 11 - 12 point

(disesuaikan dengan ukuran/isi table). Isi item Tabel/Ilustrasi lain yang

disingkat/istilah khusus dapat diisi notasi baik berupa huruf/angka yang

selanjutnya wajib diberi keterangan terkait notasi tersebut

c. Keterangan Tabel/Ilustrasi ditulis dari disebelah kiri bawah menjulur ke kanan (bisa

dipisah setiap notasi atau menjalur terus untuk kesemua notasi), menggunakan

huruf Times New Roman berukuran 11 point, dengan jarak 1 (satu) spasi + 6 pt

setelah Ilustrasi. Penulisan tanda atau notasi untuk data yang dianalisis dengaan

analisis statistik menggunakan superskrip berbeda pada baris/kolom yang sama

yang menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01)

Page 8: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan

tanda koma ( , ), untuk bahasa Inggris digunakan titik ( . ).

e. Grafik, gambar dan Foto:

- Grafik dibuat dalam program excel

- Gambar baik berupa gambar biasa/foto harus tajam dengan resolusi tinggi

f. Satuan pengukuran menggunakan sistem internasional (SI)

g. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring. Istilah asing/khusus diberi tanda

petik

10. SIMPULAN DAN SARAN (bila diperlukan). ditulis secara singkat dan jelas

11. UCAPAN TERIMA KASIH. disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu

sehingga penelitian/artikel dapat dihasilkan, misalnya pemberi gagasan, pemilik

proyek/penyandang dana, dll

12. DAFTAR PUSTAKA. Memuat nama pengarang yang dirujuk dalam naskah, disusun

menurut abjad pengarang dan tahun penerbitan. Untuk buku dicantumkan semua nama

penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat. Untuk jurnal dicantumkan nama

penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi dan halaman.

Artikel dalam buku dcicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul

buku, penerbit dan tempat. Artikel internet dicantumkan nama penulis, tahun dibuat,

judul tulisan, alamat web, waktu akses.

Page 9: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

e-Journal

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

email: [email protected]

e-journal

FAPET UNUD Universitas

Udayana

93

KANDUNGAN NUTRIEN DAN POPULASI BAKTERI DARI INOKULAN

YANG DIPRODUKSI DENGAN MEMANFAATKAN ISOLAT

BAKTERI KOLON SAPI BALI DAN SAMPAH ORGANIK

Suardita, I K.G., I M. Mudita, N W. Siti, Dan A.A.P.P. Wibawa

Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar

E-mail: [email protected], HP. 081936516532

ABSTRAK

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrien dan populasi bakteri

dari inokulan yang diproduksi menggunakan kombinasi isolat bakteri unggul 1 dan/atau 2

asal kolon sapi bali dan sampah organik telah dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan

Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Penelitian dilaksanakan dengan

Rancangan Acak Lengkap/RAL 12 perlakuan dan 3 ulangan yang didasarkan pada sebelas

jenis inokulan yang diproduksi dan ditambah satu medium inokulan sebagai kontrol.

Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi kandungan protein terlarut, kalsium,

fosfor, seng, belerang, total bakteri anaerob, populasi bakteri lignoselulolitik, populasi

bakteri asam laktat dan derajat keasaman/pH inokulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

inokulan yang diproduksi dari isolat bakteri unggul 1 dan/atau 2 asal kolon sapi bali dan

sampah organik (perlakuan BS12; BK12; BS1K1; BS1K2 ; BS2K1; BS2K2; BS12K1; BS12K2;

BS1K12; BS2K12 dan BS12K12) mampu menghasilkan inokulan dengan derajat keasaman/pH

lebih rendah serta kandungan nutrien (protein terlarut, fosfor, kalsium, seng, dan belerang)

yang lebih tinggi dan berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan medium inokulan (IS0K0).

Terhadap populasi bakteri inokulan, pemanfaatan isolat bakteri unggul 1 dan/atau 2 asal

kolon sapi bali dan sampah organik (perlakuan BS12; BK12; BS1K1; BS1K2; BS2K1; BS2K2;

BS12K1; BS12K2; BS1K12; BS2K12 dan BS12K12) mampu meningkatkan total bakteri anaerob,

bakteri lignoselulolitik maupun bakteri asam laktat secara nyata (P<0,05) dibandingkan

medium inokulan (IS0K0). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

penggunaan kombinasi isolat bakteri unggul 1 dan 2 asal kolon sapi bali dan sampah organik

sebagai sumber inokulan dapat meningkatkan kandungan nutrien dan populasi bakteri

inokulan yang dihasilkan.

Kata kunci : Inokulan, Kandungan Nutrien, Populasi Bakteri

THE NUTRIENTS CONTENT AND BACTERIAL POPULATIONS OF

INOCULANT PRODUCED BY USING BACTERIA ISOLATES

FROM BALI CATTLE COLON AND ORGANIC WASTE

ABSTRACK

The research aimed to determine the nutrients content and bacterial populations of

inoculants manufactured using a combination of superior 1 and/or 2 bacteria isolated from

bali cattle colon and organic waste has been carried out in the Laboratory of Animal

Nutrition and Feed, Faculty of Animal Husbandry at Udayana University. The research was

conducted with completely randomized design/CRD 12 treatments and 3 replications based

Page 10: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 94

on eleven produced the type of inoculant and inoculant plus one medium as a control. The

variables were observed in this research were the content of soluble protein, calcium,

phosphorus, zinc, sulfur, the population of anaerobic bacteria, the population of

lignocellulolytic bacteria, the population of lactic acid bacteria and acidity/pH inoculant. The

results showed that inoculants manufactured from superior 1 and/or 2 bacteria isolated from

bali cattle colon and organic waste (treatment BS12; BK12; BS1K1; BS1K2; BS2K1; BS2K2;

BS12K1; BS12K2; BS1K12; BS2K12 and BS12K12) able to produce inoculants with lower of

acidity degree/pH and higher nutrients content (soluble protein, phosphorus, calcium, zinc,

and sulfur) and significantly different (P<0.05) than medium inoculant (IS0K0). The

population of bacteria inoculant, the use of superior 1 and/or 2 bacteria isolated from bali

cattle colon and organic waste (BS12; BK12; BS1K1; BS1K2; BS2K1; BS2K2; BS12K1; BS12K2;

BS1K12; BS2K12 and BS12K12) were able to significantly (P<0.05) increased of anaerobic

bacteria population, lignocellulolytic bacteria, and lactic acid bacteria compared than

medium inoculant (IS0K0). Based on the results of this study concluded that the use of a

combination of superior 1 and 2 bacteria isolated from bali cattle colon and organic waste as

a source of inoculants can increased nutrients content and bacteria population of inoculant.

Keywords: Inoculants, Nutrients Content, Bacterial Populations

PENDAHULUAN

Pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan pakan merupakan salah satu solusi

alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi keberadaan limbah dan mengatasi

kekurangan pakan. Dilihat dari segi nutrien yang terkandung, limbah pertanian mempunyai

kandungan nutrien yang cukup tinggi bagi ternak. Namun, pemanfaatan limbah pertanian

sebagai pakan sering menghadapi kendala terutama dalam proses degradasi bahan asal

limbah tersebut. Tingginya kandungan serat kasar terutama senyawa lignoselulosa

merupakan faktor pembatas utama dalam pemanfaatan limbah pertanian sebagai produk

yang bermanfaat, sehingga perlu diberikan perlakuan untuk menghilangkan atau

memutuskan ikatan yang terjadi diantara komponen serat. Oleh karena itu, diperlukan

aplikasi teknologi pengolahan untuk mengatasi berbagai kendala yang ada dalam

pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan. Teknologi fermentasi menggunakan inokulan

melalui pemanfaatan bakteri yang berasal dari limbah kolon sapi bali dan sampah organik

merupakan salah satu strategi yang potensial untuk dikembangkan dalam mengatasi

permasalahan tersebut.

Kolon sapi kaya bakteri pendegradasi serat pakan, baik bakteri lignolitik, selulolitik,

hemiselulolitik, amilolitik maupun proteolitik serta berbagai probiotik (Chiquette, 2009;

Rigobelo dan Avila, 2012; Singh et al., 2001). Wahyudi et al. (2010) mengungkapkan bahwa

bakteri lignoselulolitik dari kolon dan sekum kerbau mempunyai kemampuan degradasi

serat yang lebih tinggi daripada bakteri rumen yang ditunjukkan tingkat aktivitas enzim

Page 11: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 95

lignoselulase (lignase, cellulase, dan xilanase) yang lebih tinggi. Hasil penelitian Mudita et

al. (2014) menunjukkan bahwa isolat bakteri dengan kode BCC 4 LC dan BCC 12.1 LC asal

kolon sapi bali mempunyai kemampuan degradasi substrat yang tinggi yaitu dengan luas

zone bening masing-masing sebesar 3,357 cm2; 0,045 cm2; 4,206 cm2; 5,864 cm2 dan 3,130

cm2; 0,044cm2; 3,901 cm2; 5,759 cm2 untuk substrat lignoselulosa, asam tanat, CMC dan

xylan. Pada hasil penelitian tersebut juga tampak bahwa isolat bakteri dengan kode BCC 4

LC dan BCC 12.1 LC mempunyai aktivitas enzim lignase, cellulase dan xilanase yang tinggi

masing-masing sebesar 0,0563 U dan 0,0563 U; 0,0682 U dan 0,0716 U; 6,4018 U dan

21,3392 U.

Sampah organik juga berpotensi sebagai sumber bakteri lignoselulolitik. Sampah

organik yang telah mengalami pelapukan atau pengomposan seperti misalnya sampah

organik yang menumpuk di TPA mengandung banyak bakteri lignoselulolitik yang

mempunyai kemampuan degradasi serat yang tinggi (Pathma dan Sakthivel, 2012; Permana,

2008; Sarkar et al., 2011). Pathma dan Sakthivel (2012) mengungkapkan bakteri yang

terdapat pada kompos sampah organik juga mempunyai kemampuan mendegradasi berbagai

senyawa antinutrisi serta berperan sebagai growth promotor. Hasil penelitian Mudita et al.

(2014) menunjukkan bahwa isolat bakteri dengan kode BW 1 LC dan BW 4 LC asal sampah

organik mempunyai kemampuan degradasi substrat yang tinggi yaitu dengan luas zone

bening masing-masing sebesar 2,314 cm2; 0,051 cm2; 1,548 cm2; 0,435 cm2 dan 3,603 cm2;

0,047 cm2; 1,565 cm2; 0,419 cm2 untuk substrat lignoselulosa, asam tanat, CMC dan xylan.

Pada hasil penelitian tersebut juga tampak bahwa isolat bakteri dengan kode BW 1 LC dan

BW 4 LC mempunyai aktivitas enzim lignase, cellulase dan xilanase yang tinggi masing-

masing sebesar 0,0597 U dan 0,0563 U; 0,0780 U dan 0,0759 U; 29,5806 U dan 32,3767 U.

Adanya bakteri lignoselulolitik dan growth promotor, mengakibatkan limbah kolon

sapi bali dan sampah organik mempunyai potensi yang cukup tinggi sebagai sumber

inokulan konsorsium bakteri yang berkualitas dan mempunyai kemampuan tinggi dalam

mendegradasi serat. Penggunaan kombinasi isolat dari sumber yang berbeda sebagai sumber

inokulan sudah tentu akan mempengaruhi kandungan nutrien dan populasi bakteri dari

inokulan yang diproduksi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini perlu

dilaksanakan untuk mengetahui kandungan nutrien dan populasi bakteri dari inokulan yang

diproduksi dengan menggunakan kombinasi isolat bakteri kolon sapi bali dan sampah

organik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

kandungan nutrien dan populasi bakteri dari inokulan yang diproduksi dari kombinasi isolat

Page 12: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 96

bakteri kolon sapi bali dan sampah organik serta menjadi salah satu solusi dalam optimalisasi

pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan.

MATERI DAN METODE

Isolat Bakteri Sumber Inokulan

Isolat yang dipergunakan sebagai sumber inokulan dalam penelitian ini adalah isolat

bakteri unggul hasil penelitian Mudita et al. (2014) yaitu isolat bakteri unggul 1 (BCC12.1LC

atau Bacteria Cattle Colon 12.1 Lignocellulolytic) dan isolat bakteri unggul 2 (BCC4LC atau

Bacteria Cattle Colon 4 Lignocellulolytic) dari limbah isi kolon sapi bali serta isolat bakteri

unggul 1 (BW1LC atau Bacteria Waste 1 Lignocellulolytic) dan isolat bakteri unggul 2

(BW4LC atau Bacteria Waste 4 Lignocellulolytic) dari sampah organik.

Medium Inokulan dan Teknik Produksinya

Pembuatan medium inokulan dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan seperti

yang disajikan pada Tabel 1. Bahan-bahan alami seperti jerami padi, serbuk gergaji kayu,

dan dedak padi terlebih dahulu dipreparasi dengan cara dikeringkan dalam oven 70-80oC

selama 48 jam untuk mendapatkan berat keringnya kemudian dilanjutkan dengan

penggilingan halus dengan saringan berdiameter 1 mm. Sedangkan bahan-bahan lainnya

langsung dimanfaatkan dalam produksi medium inokulan. Pencampuran semua bahan

medium dilakukan hingga homogen menggunakan digital hot stirrer “vorteks” selama 30

menit pada temperatur 80-100oC. Medium inokulan yang telah tercampur homogen

selanjutnya disterilisasi pada autoclave selama 15 menit pada suhu 121oC. Setelah medium

inokulan mulai mendingin (suhu ± 40oC), medium siap dimanfaatkan untuk produksi

inokulan.

Tabel 1. Komposisi bahan penyusun medium inokulan alami (dalam 1 liter)

No Bahan Penyusun Komposisi

1 Thioglicollate Medium (g) 0,1

2 Molases (ml) 50

3 Urea (g) 1

4 Asam Tanat (g) 0,025

5 CMC (g) 0,025

6 Xilan (g) 0,025

7 Tepung Jerami padi (g) 0,25

8 Tepung/serbuk gergaji kayu (g) 0,25

9 Dedak Padi (g) 0,25

10 Tepung Tapioka (g) 0,25

Page 13: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 97

11 Supernatan Cairan rumen (ml) 0,5

12 Mineral-vitamin “Pignox” (g) 0,15

13 Air Bersih hingga volumenya menjadi 1 liter

Sumber: Mudita et al., 2014

Sarana dan Prasarana Penunjang

Sarana dan prasarana penunjang yang digunakan pada penelitian ini meliputi

medium pertumbuhan bakteri selektif (thioglicollate medium), larutan pengencer, medium

cair, autoclave, laminar air flow, inkubator 39oC, oven 70-800C, pH meter, mikropipet,

pengaduk magnetik, pipet otomatis, api bunsen, vorteks, timbangan elektrik, tabung reaksi,

gelas ukur, kapas, gelas beaker, erlenmeyer, cawan petri, ember, botol plastik, aquades,

kantong kertas, lilin, korek api, dan alat tulis.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas

Peternakan Universitas Udayana, Denpasar selama 3 bulan yaitu mulai 1 januari 2015

sampai dengan 31 Maret 2015.

Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap/RAL dengan 12

perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan didasarkan pada sebelas (11) jenis inokulan yang

diproduksi dan ditambah 1 perlakuan kontrol (medium inokulan tanpa isolat bakteri).

Perlakuan terdiri atas :

1. IS0K0 = Medium inokulan tanpa isolat bakteri (perlakuan kontrol)

2. BS12 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 dari sampah organik

3. BK12 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 dari kolon sapi bali

4. BS1K1 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 sampah organik dan isolat unggul 1 kolon

sapi bali

5. BS1K2 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 sampah organik dan isolat unggul 2 kolon

sapi bali

6. BS2K1 = Inokulan isolat bakteri unggul 2 sampah organik dan isolat unggul 1 kolon

sapi bali

7. BS2K2 = Inokulan isolat bakteri unggul 2 sampah organik dan isolat unggul 2 kolon

sapi bali

8. BS12K1 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 sampah organik dan isolat unggul

1 kolon sapi bali

9. BS12K2 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 sampah organik dan isolat unggul

2 kolon sapi bali

Page 14: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 98

10. BS1K12 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 sampah organik dan isolat unggul 1 dan

2 kolon sapi bali

11. BS2K12 = Inokulan isolat bakteri unggul 2 sampah organik dan isolat unggul 1 dan

2 kolon sapi bali

12. BS12K12 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 sampah organik dan isolat unggul

1 dan 2 kolon sapi bali

Pembuatan Larutan Pengencer

Larutan pengencer merupakan medium No. 14 Bryant and Burkey (Ogimoto dan

Imai, 1981), dengan komposisi 7,5 ml mineral I; 7,5 ml mineral II; 0,05 g HCl-cystein; 0,3

g Na2CO3; 0,1 ml larutan rezasurin 0,1%; 100 ml H2O. Seluruh bahan dicampur dalam

tabung erlenmeyer dan disterilisasi dengan autoclave pada temperatur 45-50oC, tabung

dialiri dengan gas CO2 sampai indikator rezasurin berubah dari warna pink menjadi tidak

berwarna, kemudian ditutup dengan penutup karet steril dan disimpan dalam refrigenerator

(lemari es) sebagai sediaan.

Larutan mineral yang dibuat merupakan formula No. 32 Bryant and Burkey

(Ogimoto dan Imai, 1981). Larutan Mineral I dibuat dengan cara menimbang 6 g K2HPO4

dan melarutkannya dalam 1 liter aquades. Sedangkan Larutan Mineral II dibuat

menggunakan 6 g KH2PO4; 12 g (NH4)2SO4; 12 g NaCl; 2,5 g MgSO47H2O; 1,2 g CaCl2

yang dicampur homogen dalam 1 liter aquades.

Pembuatan Medium Cair

Medium pertumbuhan cair untuk isolat-isolat bakteri lignoselulolitik asal kolon sapi

bali dan sampah organik dibuat menggunakan Fluid Thioglicollate Medium/FTM ditambah

CMC, asam tanat, xylan dan aquades. Setiap 100 ml medium cair yaitu menggunakan 2,98

g FTM ditambah 0,1 g asam tanat; 0,1 g CMC; 0,1 g xylan dan aquades hingga volume 100

ml. Semua bahan dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dihomogenkan dengan cara di

vorteks pada suhu 100oC selama 5 menit. Selanjutnya disterilisasi dalam autoclave pada

suhu 121oC selama 15 menit.

Penumbuhan Kultur Bakteri

Penumbuhan kultur bakteri dilaksanakan dengan cara terlebih dahulu menumbuhkan

isolat bakteri yang telah diisolasi pada medium selektif padat ke dalam medium

pertumbuhan cair dan/atau medium pertumbuhan cair selektif yang telah disiapkan. Isolat

bakteri dari medium padat dilarutkan dalam larutan pengencer pada absorban 0,5 dengan

panjang gelombang 600 nm dan diinokulasikan sebanyak 10% kedalam tabung erlenmeyer

Page 15: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 99

yang telah berisi medium pertumbuhan cair tersebut. Kemudian diinkubasikan pada suhu

39oC selama 5 hari dan setiap hari dihomogenkan dengan cara divorteks. Kultur medium

cair inilah yang selanjutnya digunakan dalam produksi inokulan.

Produksi Inokulan

Inokulan konsorsium bakteri diproduksi dengan menginokulasikan 1% kombinasi

kultur isolat bakteri pada medium inokulan secara anaerob. Produksi inokulan konsorsium

bakteri lignoselulolitik dilakukan dalam laminar air flow dengan cara mencampur kultur

bakteri yang akan dipakai dengan medium inokulan dalam wadah botol plastik kapasitas 1

liter yang dilakukan dalam kondisi steril dan suasana anaerob (dialiri gas CO2). Setelah

bakalan inokulan tercampur homogen segera ditutup rapat dan diinkubasi pada suhu 39oC

selama 1 minggu. Inokulan yang telah jadi ditandai dengan aroma inokulan yang harum dan

asam. Inokulan yang telah jadi atau tumbuh selanjutnya dianalisis kandungan nutrien dan

populasi bakterinya.

Variabel yang Diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :

1. Kandungan nutrien inokulan yaitu kandungan protein terlarut, kadar kalsium (Ca),

kadar fosfor (P), kadar belerang (S), seng (Zn), dan derajat keasaman/pH.

2. Populasi bakteri inokulan yang meliputi jumlah total bakteri anaerob/anaerob total

plate count, populasi bakteri lignoselulolitik dan populasi bakteri asam laktat.

Analisis Kandungan Nutrien dan Derajat Keasaman (pH) Inokulan

Kandungan nutrien yang akan di evaluasi antara lain kandungan protein terlarut,

kalsium (Ca), fosfor (P), belerang (S), dan seng (Zn). Analisis kandungan protein terlarut

inokulan dilakukan dengan metode biuret pada panjang gelombang 520 nm standar

BSA/Bovine Serum Albumin, Ca dianalisis dengan EDTA Method, analisis kadar P dan Zn

menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometre (AAS) pada panjang gelombang 660

nm, dan penentuan kadar S dengan metode Iodometri. Derajat keasaman/pH inokulan diukur

dengan menggunakan pH meter merk Beckman.

Penghitungan Populasi Bakteri Inokulan

Populasi bakteri yang diamati adalah total bakteri anaerob/anaerob total plate count,

populasi bakteri lignoselulolitik dan populasi bakteri asam laktat. Perhitungan populasi

Page 16: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 100

bakteri dilakukan dengan metode pengenceran berseri menggunakan medium pertumbuhan

selektif cawan petri (Jenie dan Pardiaz, 1989). Medium pertumbuhan selektif dibuat dengan

cara sebagai berikut :

1) Untuk medium pertumbuhan total bakteri anaerob, setiap 100 ml medium dibuat dengan

mencampurkan 2,98 g FTM (Fluid Thioglycollate Medium), 2,5 g bacto agar, dan

ditambahkan aquades hingga volumenya 100 ml.

2) Untuk medium pertumbuhan populasi bakteri lignoselulolitik, setiap 100 ml medium

dibuat dengan mencampurkan 2,98 g FTM (Fluid Thioglycollate Medium), 1 g asam

tanat, 1 g CMC, 1 g xylan, dengan 2,5 g bacto agar, dan ditambahkan aquades hingga

volumenya 100 ml.

3) Untuk medium pertumbuhan populasi bakteri asam laktat, setiap 100 ml medium dibuat

dengan mencampurkan 5,2 g MRS (de-Mann Rogosa Sharpe) dan ditambahkan aquades

hingga volumenya 100 ml

Medium yang baru dicampur selanjutnya dihomogenkan dengan menggunakan

digital hot stirrer “vorteks” (dalam kondisi tertutup dengan aluminium poil) selama 10-15

menit pada suhu 1000C. Setelah homogen selanjutnya disterilisasi dalam autoclave pada

suhu 1210C selama 15 menit. Setelah selesai sterilisasi dan mulai mendingin (suhu ± 400C)

medium siap dimanfaatkan untuk penumbuhan bakteri selektif. Proses pembiakan bakteri

selektif dilakukan dalam laminar air flow. Proses inokulasi bakteri dilakukan dalam kondisi

steril dan suasana anaerob (tanpa oksigen). Inokulasi dilakukan dengan cara terlebih dahulu

menuangkan 250 µl inokulan dari seri pengenceran 10-5 dan 10-7 pada cawan petri, setelah

itu baru tuangkan medium inokulan sebanyak 20 ml. Setelah inokulasi, dilanjutkan dengan

inkubasi selama 24 jam dalam inkubator T 390C. Setelah diinkubasi selama 24 jam baru

dilakukan penghitungan populasi bakteri inokulan.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan bantuan

program SPSS 16.0 dan apabila pada pengujian terdapat hasil berbeda nyata (P<0,05), maka

analisis dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s (Hartono, 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Nutrien dan Derajat Keasaman (pH) Inokulan.

Page 17: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 101

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulan yang diproduksi dari isolat bakteri

unggul 1 dan/atau 2 asal kolon sapi bali dan sampah organik (perlakuan BS12; BK12; BS1K1;

BS1K2; BS2K1; BS2K2; BS12K1; BS12K2; BS1K12; BS2K12 dan BS12K12) mampu

meningkatkan secara nyata (P<0,05) kandungan nutrien baik protein terlarut, mineral

fosfor/P, kalsium/Ca, seng/Zn dan belerang/S dibandingkan dengan kandungan nutrien dari

medium inokulan (IS0K0) (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa isolat bakteri mempunyai

peranan yang sangat penting dalam penentuan dan penyediaan nutrien dari inokulan. Adanya

isolat bakteri yang bekerja secara sinergis akan mampu meningkatkan degradasi substrat dari

medium inokulan menjadi komponen yang lebih sederhana. Disamping itu, isolat bakteri

(sel tubuh bakteri) mengandung berbagai nutrien terutama protein dan berbagai mineral

(Hungate, 1966; Leng, 1997; Ogimoto dan Imai, 1981) sehingga inokulasi isolat bakteri akan

meningkatkan kandungan nutrien inokulan.

Tabel 2. Kandungan nutrien dan pH inokulan kolon sapi bali dan sampah organik

Inokulan1)

Kandungan Nutrien Inokulan

pH Protein

Terlarut (%)

Fosfor/P

(ppm)

Kalsium/Ca

(ppm)

Seng/Zn

(ppm)

Belerang/S

(ppm)

IS0K0 2,29a 144,81a 836,07a 4,80a 204,67a 5,40i

BS12 2,75b2) 153,42b 917,21b 7,07b 241,97b 4,47h

BK12 2,70b 161,30c 917,59b 7,11b 245,32bc 4,40gh

BS1K1 3,72d 173,32ef 929,33bcd 7,15b 255,48def 4,21de

BS1K2 3,05c 165,64cd 919,30bc 7,14b 249,55cd 4,30f

BS2K1 3,11c 169,97de 922,67bc 7,15b 249,81cd 4,29ef

BS2K2 2,89bc 162,32c 915,96b 7,11b 246,22bc 4,33fg

BS12K1 4,16e 179,39fgh 947,00cd 7,64c 258,43ef 4,02ab

BS12K2 3,64d 176,39efg 940,33bcd 7,57c 255,08def 4,17cd

BS1K12 4,03e 182,72gh 953,67d 7,71c 259,80ef 4,09bc

BS2K12 3,73d 174,72ef 938,97bcd 7,56c 253,74de 4,14cd

BS12K12 4,10e 185,24h 982,42e 7,98d 260,56f 3,99a

SEM3) 0,08 2,22 8,77 0,08 1,92 0,03

Keterangan: Hasil Analisis Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak Fapet UNUD (2015)

1) Perlakuan yang diberikan (Jenis inokulan yang diproduksi)

IS0K0 = Medium inokulan tanpa isolat bakteri (perlakuan kontrol); BS12 = Inokulan isolat bakteri

unggul 1 dan 2 dari sampah organik; BK12 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 dari kolon

sapi bali; BS1K1 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 sampah organik dan isolat unggul 1 kolon

sapi bali; BS1K2 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 sampah organik dan isolat unggul 2 kolon

sapi bali; BS2K1 = Inokulan isolat bakteri unggul 2 sampah organik dan isolat unggul 1 kolon

sapi bali; BS2K2 = Inokulan isolat bakteri unggul 2 sampah organik dan isolat unggul 2 kolon

sapi bali; BS12K1 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 sampah organik dan isolat unggul 1

kolon sapi bali; BS12K2 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 sampah organik dan isolat unggul

2 kolon sapi bali; BS1K12 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 sampah organik dan isolat unggul 1

dan 2 kolon sapi bali; BS2K12 = Inokulan isolat bakteri unggul 2 sampah organik dan isolat unggul

Page 18: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 102

1 dan 2 kolon sapi bali; BS12K12 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 sampah organik dan

isolat unggul 1 dan 2 kolon sapi bali

2) Huruf dengan superskrip yang sama pada kolom yang sama, berbeda tidak nyata (P>0,05)

3) SEM = Standard Error of The Treatment Means

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa inokulan yang diproduksi dari kombinasi

isolat bakteri unggul 1 dan/atau 2 asal kolon sapi bali dan sampah organik (perlakuan BS1K1;

BS1K2; BS2K1; BS2K2; BS12K1; BS12K2; BS1K12; BS2K12 dan BS12K12) mampu

menghasilkan inokulan dengan kandungan nutrien yang lebih tinggi daripada inokulan yang

diproduksi dari satu sumber isolat (perlakuan BS12 dan BK12) (Tabel 2). Hal tersebut

menunjukkan penggunaan kombinasi isolat dari sumber yang berbeda mampu menciptakan

efek sinergis dimana antar isolat bakteri saling menutupi kelemahan yang dimiliki oleh

masing – masing isolat tersebut dalam mendegradasi substrat sehingga proses degradasi

substrat dapat dilakukan secara sempurna yang mengakibatkan ketersedian nutrien pada

inokulan menjadi tinggi. Penggunaan kombinasi isolat dari sumber yang berbeda mampu

menghasilkan pertumbuhan dan aktivitas bakteri yang lebih baik yang ditunjukkan adanya

populasi bakteri yang tinggi (Tabel 3). Pertumbuhan dan aktivitas bakteri yang tinggi telah

mendukung dihasilkannya kandungan nutrien inokulan yang lebih tinggi yang kemungkinan

berasal dari pemecahan/degradasi senyawa kompleks dari bahan medium inokulan menjadi

senyawa-senyawa sederhana serta nutrien yang berasal dari komponen sel tubuh

mikroba/bakteri yang memang tersusun atas protein/asam amino serta berbagai nutrien

lainnya baik senyawa organik maupun anorganik (Hungate, 1966; Leng, 1997; Ogimoto dan

Imai, 1981).

Derajat keasaman/pH pada inokulan hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi

penurunan pH secara nyata (P<0,05) dibandingkan medium inokulan (IS0K0). Medium

inokulan (IS0K0) memiliki pH tertinggi yaitu sebesar 5,40, sedangkan inokulan perlakuan

BS12; BK12; BS1K1; BS1K2 ; BS2K1; BS2K2; BS12K1; BS12K2; BS1K12; BS2K12 dan BS12K12

memiliki pH bertururt-turut sebesar 17,22%; 18,52%; 22,04%; 20,37%; 20;56%; 19,81%;

25,56%; 22,78%; 24,26%; 23,33%; 26,11% nyata lebih rendah (P<0,05) dari medium

inokulan (IS0K0) (Tabel 2). Derajat keasaman (pH) dari inokulan mencerminkan lingkungan

tempat tumbuhnya mikroba (khususnya bakteri) dari inokulan yang dipengaruhi oleh

kandungan nutrien khususnya asam-asam organik yang terdapat dalam medium inokulan.

Derajat keasaman yang tinggi (nilai pH rendah) menunjukkan semakin banyaknya asam-

asam organik yang terbentuk dari pemecahan substrat komponen medium inokulan. Pada

Page 19: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 103

penelitian ini tampak bahwa peningkatan populasi bakteri asam laktat (Tabel 3) akan

meningkatkan produksi asam-asam organik yang ditunjukkan oleh rendahnya pH pada

inokulan. Terjadi penurunan pH pada inokulan diakibatkan oleh terjadinya peningkatan

populasi bakteri dari inokulan tersebut. Populasi bakteri yang tinggi khususnya bakteri

lignoselulolitik dan bakteri asam laktat (Tabel 3) akan meningkatkan degradasi substrat

termasuk senyawa lignoselulosa menjadi asam-asam organik. Howard et al. (2003)

menyatakan bahwa bakteri lignoselulolitik akan mendegradasi senyawa lignoselulosa

menghasilkan asam-asam organik (VFA maupun asam malat), CO2 dan H2O. Ross (1984)

menyatakan bahwa keberadaan bakteri asam laktat pada inokulan merupakan sesuatu yang

vital dalam mempercepat dan meningkatkan produksi asam laktat sehingga semakin tinggi

populasi bakteri asam laktat maka pH inokulan akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian yang menunjukkan bahwa populasi bakteri asam laktat yang tinggi pada

inokulan (Tabel 3) akan menghasilkan derajat keasamaan inokulan yang tinggi pula (pH

rendah) (Tabel 2). Hasil penelitian ini sejalan dengan Mudita et al. (2012) menunjukkan

bahwa peningkatan populasi mikroba (bakteri dan fungi) akibat peningkatan level cairan

rumen dan rayap akan meningkatkan derajat keasaman inokulan yang dihasilkan. Lebih

lanjut diungkapkan oleh Aisjah (1995) bahwa semakin tinggi dosis inokulum, maka semakin

banyak populasi mikroba (bakteri dan fungi) dan semakin banyak pula komponen substrat

yang dirombak menjadi asam-asam organik seperti VFA yang mengakibatkan terjadinya

penurunan pH inokulan (derajat keasaman tinggi).

Populasi Bakteri Inokulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulan yang diproduksi dari isolat bakteri

unggul 1 dan/atau 2 asal kolon sapi bali dan sampah organik (perlakuan BS12; BK12; BS1K1;

BS1K2; BS2K1; BS2K2; BS12K1; BS12K2; BS1K12; BS2K12 dan BS12K12) mampu

meningkatkan populasi bakteri anaerob, bakteri lignoselulolitik maupun bakteri asam laktat

secara nyata (P<0,05) terhadap medium inokulan (IS0K0) (Tabel 3). Peningkatan populasi

bakteri pada inokulan yang diproduksi dengan memanfaatkan kombinasi isolat bakteri

unggul 1 dan/atau 2 asal kolon sapi bali dan sampah organik menunjukkan adanya hubungan

sinergis dimana bakteri saling mendukung dan bekerja sama dalam mendegradasi substrat

sehingga proses degradasi substrat dapat berjalan dengan lebih baik yang mengakibatkan

ketersediaan nutrien siap pakai (ready fermentable) untuk pertumbuhan bakteri itu sendiri

akan semakin tinggi. Ketersediaan nutrien yang lebih tinggi seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 2 akan memberikan peluang peningkatan populasi bakteri yang semakin tinggi (Tabel

Page 20: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 104

3). Hal ini sependapat dengan Kamra (2005) bahwa semakin banyak bakteri/sumber

inokulan yang diinokulasikan serta didukung ketersediaan nutrisi dan kondisi lingkungan

yang kondusif, maka populasi bakteri yang tumbuh akan semakin tinggi. Lebih lanjut

diungkapkan oleh Dewi et al. (2013) bahwa tersedianya nutrien yang cukup akan

mendukung proses pertumbuhan dan aktivitas mikroba, sehingga populasi mikroba (bakteri

dan fungi) inokulan dapat meningkat.

Tabel 3. Populasi bakteri inokulan kolon sapi bali dan sampah organik

Inokulan1)

Populasi Bakteri Inokulan Total Bakteri

Anaerob Bakteri

Lignoselulolitik Bakteri Asam

Laktat (x 108 kol/ml) (x 108 kol/ml) (x 106 kol/ml)

IS0K0 0,84a 0,46a 0,75a BS12 23,43b 13,49b 19,06b2) BK12 32,12c 22,12c 20,81bc BS1K1 36,92efg 26,92efg 23,89def BS1K2 35,23de 25,23de 23,09de BS2K1 35,59def 25,59def 23,09de BS2K2 34,47d 24,49d 22,76cd BS12K1 38,13g 28,12g 27,14gh BS12K2 37,25efg 27,25efg 25,13efg BS1K12 37,49fg 27,44fg 26,08fgh BS2K12 37,33efg 27,29efg 24,86def BS12K12 38,13g 28,13g 27,50h SEM3) 0,65 0,66 0,72

Keterangan: Hasil Analisis Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak Fapet UNUD (2015)

1) Perlakuan yang diberikan (Jenis inokulan yang diproduksi)

IS0K0 = Medium inokulan tanpa isolat bakteri (perlakuan kontrol); BS12 = Inokulan isolat bakteri

unggul 1 dan 2 dari sampah organik; BK12 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 dari kolon

sapi bali; BS1K1 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 sampah organik dan isolat unggul 1 kolon

sapi bali; BS1K2 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 sampah organik dan isolat unggul 2 kolon

sapi bali; BS2K1 = Inokulan isolat bakteri unggul 2 sampah organik dan isolat unggul 1 limbah

kolon sapi bali; BS2K2 = Inokulan isolat bakteri unggul 2 sampah organik dan isolat unggul 2

kolon sapi bali; BS12K1 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 sampah organik dan isolat unggul

1 kolon sapi bali; BS12K2 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 sampah organik dan isolat

unggul 2 kolon sapi bali; BS1K12 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 sampah organik dan isolat

unggul 1 dan 2 kolon sapi bali; BS2K12 = Inokulan isolat bakteri unggul 2 sampah organik dan

isolat unggul 1 dan 2 kolon sapi bali; BS12K12 = Inokulan isolat bakteri unggul 1 dan 2 sampah

organik dan isolat unggul 1 dan 2 kolon sapi bali

2) Huruf dengan superskrip yang sama pada kolom yang sama, berbeda tidak nyata (P>0,05)

3) SEM = Standard Error of The Treatment Means

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa inokulan BS12K1 dan BS12K12 mampu

menghasilkan inokulan yang mempunyai kandungan total bakteri anaerob paling tinggi

(38,13 x 108 kol/ml ) dan berbeda nyata (P<0,05) dengan inokulan IS0K0; BS12 ; BK12;

BS1K2; BS2K1 dan BS2K2 namun tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan inokulan BS1K1;

BS12K2; BS1K12 dan BS2K12. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi isolat

Page 21: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 105

bakteri unggul 1 dan/atau 2 asal kolon sapi bali dan sampah organik mampu memberi

dampak yang baik terhadap peningkatan populasi bakteri anaerob yang kemungkinan

disebabkan karena kombinasi tersebut mampu menciptakan konsorsium yang sinergis.

Konsorsium yang sinergis akan memberikan kondisi yang sesuai dimana bakteri dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik sebagai akibat semua bakteri bekerja saling

mendukung dalam mendegradasi substrat, serta tidak terjadi kompetisi antar isolat bakteri

sepanjang kebutuhan nutrien untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri terpenuhi

dengan baik.

Penggunaan kombinasi isolat bakteri unggul 1 dan/atau 2 asal kolon sapi bali dan

sampah organik sebagai sumber inokulan juga mampu meningkatkan populasi bakteri

lignoselulolitik secara nyata (P<0,05) terhadap medium inokulan (IS0K0). Inokulan BS12K12

mempunyai kandungan bakteri lignoselulitik tertinggi sebesar 28,13 x 108 kol/ml dan

berbeda nyata (P<0,05) terhadap inokulan IS0K0; BS12; BK12; BS1K2; BS2K1 dan BS2K2

namun berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan inokulan BS1K1; BS12K1; BS12K2; BS1K12 dan

BS2K12. Tingginya populasi bakteri lignoselulolitik pada inokulan BS12K12 menunjukkan

bahwa inokulan BS12K12 merupakan kombinasi terbaik untuk pertumbuhan bakteri

lignoselulolitik sehingga populasi bakteri lignoselulolitik semakin tinggi serta didukung oleh

pasokan nutrien yang berasal dari medium inokulan yang cukup tinggi mengakibatkan

bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga populasi bakteri

lignoselulolitik pada inokulan menjadi tinggi. Kolon sapi kaya bakteri pendegradasi serat

pakan, baik bakteri lignolitik, selulolitik, hemiselulolitik, amilolitik, proteolitik maupun

probiotik (Chiquette, 2009; Rigobelo dan Avila, 2012; Singh et al., 2001). Sampah organik

juga mengandung berbagai bakteri lignoselulolitik (Permana, 2008; Sarkar et al., 2011).

Pathma dan Sakthivel (2012) mengungkapkan bahwa berbagai bakteri menguntungkan

dapat diisolasi dari sampah organik seperti Bacillus spp, Bacillus megaterium, B. subtilis, B.

pumilis, Rhizobium trifolli, R. japonicum, dll. Tingginya populasi bakteri lignoselulolitik

yang dihasilkan pada inokulan menunjukkan inokulan tersebut berpotensi sebagai fermentor

yang mempunyai kemampuan tinggi sebagai pendegradasi senyawa lignoselulosa bahan

pakan asal limbah pertanian.

Populasi bakteri asam laktat pada inokulan yang diproduksi dari kombinasi isolat

bakteri unggul 1 dan/atau 2 asal kolon sapi bali dan sampah organik lebih tinggi dan berbeda

nyata (P<0,05) terhadap medium inokulan (IS0K0). Populasi bakteri asam laktat tertinggi

terdapat pada inokulan BS12K12 sebesar 27,50 x 106 kol/ml dan berbeda nyata terhadap

Page 22: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 106

inokulan IS0K0; BS12; BK12; BS1K1; BS1K2; BS2K1; BS2K2; BS12K2 dan BS2K12 namun

berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap inokulan BS12K1 dan BS1K12 (Tabel 3). Peningkatan

populasi bakteri asam laktat disebabkan karena penggunaan kombinasi isolat bakteri unggul

1 dan/atau 2 asal kolon sapi bali dan sampah organik sebagai sumber bakteri inokulan dapat

meningkatkan ketersediaan nutrien pada inokulan tersebut sehingga pertumbuhan dan

perkembangan bakteri menjadi cukup baik apalagi produksi inokulan dikondisikan pada

kondisi anaerob juga akan mendukung peningkatan populasi bakteri asam laktat. Tinggi

rendahnya bakteri asam laktat dipengaruhi oleh kemampuan bakteri asam laktat dalam

membentuk asam laktat yang ditentukan oleh jumlah starter, jenis starter yang digunakan,

lingkungan fermentasi dan jumlah nutrien yang tersedia selama masa inkubasi (Kosikwoksi

1977 dalam Murti 2010). Selain itu, pH inokulan juga mempengaruhi dalam pertumbuhan

setiap bakteri terutama bakteri asam laktat (Todar, 2011). Semakin rendah pH inokulan maka

semakin tinggi populasi bakteri asam laktat pada inokulan tersebut. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian yang menunjukkan bahwa inokulan BS12K12 yang mempunyai pH terendah

(Tabel 2) mempunyai kandungan bakteri asam laktat tertinggi (Tabel 3). Tingginya

kandungan bakteri asam laktat pada inokulan menunjukkan inokulan tersebut sangat bagus

jika digunakan sebagai fermentor. Ross (1984) mengungkapkan bahwa ketersediaan bakteri

asam laktat merupakan sesuatu yang penting, mengingat bakteri asam laktat akan mampu

menghasilkan produk fermentasi yang bersifat homofermentatif yang merupakan jenis

fermentasi berkualitas tinggi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan kombinasi isolat

bakteri unggul 1 dan 2 asal kolon sapi bali dan sampah organik sebagai sumber inokulan

dapat meningkatkan kandungan nutrien dan populasi bakteri inokulan yang dihasilkan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk memanfaatkan inokulan

BS12K12 sebagai starter fermentasi guna optimalisasi pemanfaatan limbah pertanian sebagai

pakan ternak.

UCAPAN TERIMAKASIH

Page 23: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 107

Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Andi Udin Saransi; Dr. Ir. Ni Putu

Mariani, M.Si; Ni Made Witariadi, S.Pt., MP dan Ir. Tjokorda Istri Putri, MP yang telah

membantu penulis dari awal penulisan sampai akhir penulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Aisjah, T., 1995. Biokonversi limbah umbi singkong menjadi bahan pakan sumber protein

oleh jamur rhizophus serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan ayam pedaging.

Disertasi. Universitas Padjajaran Bandung.

Chiquette, J. 2009. The role of probiotics in promoting dairy production. WCDS Advances

in Dairy Technology. 21: 143-157

Dewi, G.A.M.K, I W. Wijana, N W. Siti dan I M. Mudita. 2013. Optimalisasi Pemanfaatan

Limbah dan Gulma Tanaman Pangan dalam Usaha Peternakan Itik Bali Melalui

Produksi Biosuplemen Berprobiotik Berbasis Limbah Isi Rumen. Laporan Penelitian

Unggulan Udayana.

Hartono. 2008. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Howard R. L., Abotsi E., J.V. Rensburg E.L., dan Howard S. 2003. Lignocellulose

biotechnology; Issues of Bioconversion and Enzyme Production. Review. African

Journal of Biotechnology. 2 (12) : 602-619

Hungate, R.E. 1966. The Rumen and Its Microbes. Academic Press, inc., New York

Jenie, B.S.L dan S. Fardiaz. 1989. Petunjuk Laboratorium Uji Sanitasi dalam Industri

Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kamra, D.N. 2005. Rumen microbial ecosystem. Special Section: Microbial Diversity.

Current Science. 89 (1) : 124-135. Available from: URL:

http://www.ias.ac.in/currsci/jul102005/124.pdf (akses 12 Januari 2016)

Leng, R.A. 1997. Tree Foliage in Ruminant Nutrition. Food and Agriculture Organization

of the United Nations Rome, Italy.

Mudita, I M., A.A.P.P. Wibawa, dan I W. Wirawan. 2014. Isolasi dan Pemanfaatan

Konsorsium Bakteri Lignoselulolitik Kolon Sapi Bali dan Sampah TPA sebagai

Inokulan Biosuplemen Berprobiotik Peternakan Sapi Bali Berbasis Limbah Pertanian.

Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun I. Universitas Udayana, Denpasar

Mudita, I M., I W. Wirawan, A.A.P.P. Wibawa, dan I G.N. Kayana. 2012. Penggunaan

Cairan Rumen dan Rayap dalam Produksi Bioinokulan Alternatif serta Pemanfaatannya

dalam Pengembangan Peternakan Sapi Bali Kompetitif dan Sustainable. Fakultas

Peternakan Universitas Udayana

Page 24: e---Journal ee Peternakan Tropika ·  · 2017-07-21SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI ... Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan

Suardita et al. Peternakan Tropika Vol. 4. No. 1 Th. 2016: 93 -108 Page 108

Murti, T,W. 2010. Evaluasi Komposisi Kimia Susu Kambing Segar yang Difortifikasi

Bakteri Asam Laktat dengan Kehadiran Ekstrak Susu Kedelai. Semarang: Unika.

Soegijapranata

Ogimoto, K. dan S. Imai. 1981. Atlas of Rumen Microbiology. Japan Scientific Societies

Poress, Tokyo

Pathma, J. dan N. Sakthivel. 2012. Microbial diversity of vermicompost bacteria that exhibit

useful agricultural traits and waste management potential. Springer Plus. 1 (26) : 1-19

Permana, 2015. Kandungan Nutrien dan Populasi Mikroba Inokulan yang Diproduksi dari

Level Cacing Tanah (Lumbricus rubellus). Skripsi Fakultas Peternakan Universitas

Udayana.

Permana, Y.A. 2008. Identifikasi Bakteri Aerob Pendegradasi Sampah Organik di TPA

Sampah Benowo Surabaya. Tesis. Institut Teknologi Surabaya

Rigobelo, E.C., dan F.A.D. Avila. 2012. Protective Effect of Probiotics Strain in Ruminants.

Chapter 2. In Probiotic in Animal. Edited by Everlon Cid Rigobelo. Intech.

Ross, G.D. 1984. Microbiology of Silage. Silage in The 80s. Proceeding of a National

Workshop, Armidale, New South Wales, Australia.

Sarkar, P., M. Meghvanshi dan R. Singh. 2011. Microbial consortium; a new approach in

effective degradation of organic kitchen waste. International Journal of

Environmenmtal Science and development. 2 (3) : 170-174

Singh, B., Tej K. Bhat dan Bhupinder Singh. 2001. Exploiting gastrointestinal microbes for

livestock and industrial development. Review. Asian-aust. J. Anim. Sci. 14 (4) : 567-

586

Todar, K., 2011. Fermentation of Food by Lactic Acid Bacteria. Todars Online Textbook of

Bacteriology.

Wahyudi, A., M.N. Cahyanto, M. Soejono, dan Z. Bachruddin. 2010. Potency of

lignocellulose degrading bacteria isolated from buffalo and horse gastrointestinal tract

and elephant dung for feed fiber degradation. J. Indonesian Trop. Anim.Agric. 35 (1) :

34-41