E Edit Gaby

24
DENTAL SIDE TEACHING (DST) EKSTRAKSI GIGI DENGAN KASUS SISTEMIK A. KASUS Seorang pria berusia 47 tahun yang berdomisili di Paniki datang ke RSGMP-PSPDG UNSRAT dengan keluhan utama dua gigi belakang atas kanan yang sudah berlubang, salah satunya terasa goyang, sering terselip makanan dan terasa tidak nyaman. Pasien pernah dirawat di RS Bhayangkara dan diketahui menderita diabetes melitus sejak tahun lalu. B. KARTU STATUS Operator : Gabriela N. Darongke, SKG No. RM : T. 8813.03.2015 1. Data Pasien / Pribadi Nama : Joseph Turambi Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 47 Tahun Pekerjaan : Swasta Alamat : Griya Paniki Indah No. Telepon : 08114303768 Tempat/Tanggal Lahir : Tomohon, 16 Maret 1968 Status Perkawinan : Menikah Pendidikan terakhir : S2 2. Kondisi Sistemik 1 | Halaman

Transcript of E Edit Gaby

DENTAL SIDE TEACHING (DST)EKSTRAKSI GIGI DENGAN KASUS SISTEMIKA. KASUSSeorang pria berusia 47 tahun yang berdomisili di Paniki datang ke RSGMP-PSPDG UNSRAT dengan keluhan utama dua gigi belakang atas kanan yang sudah berlubang, salah satunya terasa goyang, sering terselip makanan dan terasa tidak nyaman. Pasien pernah dirawat di RS Bhayangkara dan diketahui menderita diabetes melitus sejak tahun lalu.

B. KARTU STATUS Operator : Gabriela N. Darongke, SKGNo. RM : T. 8813.03.2015

1. Data Pasien / PribadiNama : Joseph TurambiJenis Kelamin: Laki-lakiUmur: 47 TahunPekerjaan : SwastaAlamat: Griya Paniki IndahNo. Telepon : 08114303768Tempat/Tanggal Lahir: Tomohon, 16 Maret 1968Status Perkawinan: MenikahPendidikan terakhir: S2

2. Kondisi SistemikGolongan Darah : BNama PenyakitKeluhan / GejalaKet.

YaTidak

Gangguan Jantung

Hiper/hipotensi

Kelainan darah

Haemophilia

Diabetes Melitus

Penyakit ginjal

Hepatitis

Penyakit pernafasan

Kelainan pencernaan

Epilepsi

HIV / AIDS

Alergi obatgolongan Penicillin

Alergi makananseafood, ayam, telur

Hamil/menyusui

3. Keadaan Umum Pasien tampak dalam keadaan baik saat pemeriksaan .

4. Vital SignTekanan darah: 120/90 mmHgNadi : 84 x / menitPernafasan : 19 x / menit

5. Pemeriksaan FisikBerat badan: 70 kgTinggi badan: 173 cm

C. ANAMNESA1. Keluhan Utama Salah satu gigi bagian belakang atas kanan berlubang, terasa goyang, sering terselip makanan dan terasa tidak nyaman.2. Riwayat Perjalanan Penyakit Gigi tersebut pernah sakit sekitar beberapa tahun yang lalu.3. Keluhan Tambahan lainnya t.a.k4. Riwayat Kesehatan Rongga MulutPasien pernah ke dokter gigi untuk menambal dan mencabut gigi.5. Riwayat Kesehatan KeluargaIbu pasien menderita hipertensi.D. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL FasialNeuromuscularKelenjarLudahKelenjarLimfeTulang RahangTMJ

Deformitas------

Nyeri------

Tumor------

Gangguan Fungsi-----Clicking

Deskripsi lesi / kelainan lain : t.a.k

E. PEMERIKSAAN INTRA ORAL Oklusi: NormalMaloklusi: Kelas ITorus palatinus: Tidak adaTorus mandibula: Tidak adaPalatum: DalamSupernumerary Teeth : Tidak adaDiastema: Tidak adaGigi anomali: Tidak adaGigi tiruan: Tidak adaOral hygiene OHI-S index : 1,6 (sedang)

IndexRegioMolar KananAnteriorMolar KiriTotal

DISRA1113

RB1113

CISRA1012

RB1002

Lain-lain: t.a.k

F. PETA MUKOSA DAN JARINGAN LUNAK (mukosa bibir, pipi, dasar mulut, lidah, gingiva, palatum, dan orofaring)- t.a.k

G. ODONTOGRAM 1817161514131211

4142434445464748Gangren pulpaKaries, mobile derajat 1t.a.kKalkulus supragingiva, stainKalkulus supragingiva, stainKalkulus supragingiva, stainKalkulus supragingiva, stainKalkulus supragingiva, stain

Kalkulus supragingiva Kalkulus supragingiva Kalkulus supragingiva Kalkulus supragingiva, staint.a.kKariesMissingMissing2827262524232221

3132333435363738Karies, stainKaries, stain StainKalkulus supragingivaKalkulus supragingivaKalkulus supragingivaKalkulus supragingivaFraktur pada bagian insisal

Kalkulus supragingiva, stainKalkulus supragingiva, stainKalkulus supragingiva, stainStainKariesKariesMissingKaries

H. RENCANA PERAWATAN Pro perio: Scaling ultrasonik RA & RB Pro konservasi: tumpatan pada gigi 28, 27, 21, 35, 36, 38, 46 Pro bedah mulut: ekstraksi gigi 17 dan 18 Pro prosto : GTSL Tanggal Pencatatan Data : 23 Maret 2015Gambaran Klinis GigiI. PEMERIKSAAN PENUNJANG/LABORATORIUMHasil pemeriksaan kimia darah yang dilakukan di laboratorium Kanaka pada Kamis, 01 April 2015:Jenis PemeriksaanHasilNilai NormalSatuan

KIMIA KLINIKDiabetes Glukosa Puasa

Lemak Kolesterol Total HDL LDL Trigliserida

Fungsi Ginjal Asam Urat

114*

219*31162*241*

7,0

70 105

< 20030 64< 100< 150

3,4 7,0

mg/dlmg/dl

mg/dlmg/dlmg/dlmg/dl

mg/dl

J. ALAT DAN BAHAN YANG DISEDIAKAN Masker, Hanscoen, penutup dada (celemek pasien), gelas kumur Diagnostik set (Kaca Mulut, Sonde, Eskavator, Pinset) Nierbekken Elevator lurus (sedang) Tang ekstraksi molar atas kanan Lidocain 2 ml Syringe disposible Povidon iodine Hemospon Hemiseal Cotton pellet Tampon

K. TAHAP PERAWATAN1. Pengisian Kartu Status dan Pemeriksaan LaboratoriumPada tanggal 23 Maret 2015 pasien datang ke RSGM Unsrat dan dilakukan pemeriksaan awal meliputi anamnesa dan diketahui bahwa pasien memiliki riwayat penyakit sistemik yaitu diabetes melitus semenjak tahun lalu. Gejala awal yang dirasakan oleh pasien yaitu, sering merasa haus dan lapar kemudian sering buang air kecil. Pasien melakukan pemeriksaan gula darah dan diketahui gula darah puasa pasien pada saat itu ialah 323 mg/dl (per 19 November 2014) dan oleh dokter pasien disarankan untuk mengonsumsi obat Glimepiride. Kemudian, dari hasil pemeriksaan laboratorium Kanaka yang dilakukan pada tanggal 1 April 2015, pasien diketahui memiliki kadar gula darah puasa 114 mg/dL.Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik yang ditandai dengan kekurangan insulin baik relatif maupun absolut yang mengakibatkan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein menjadi terganggu. Penyakit diabetes melitus terbagi menjadi : a) Diabetes Melitus tipe I. Dalam tipe ini, tubuh tidak dapat memproduksi insulin, sehingga tergantung pada insulin. Diabetes mellitus tipe 1 ini dapat muncul pada masa kanak-kanak dan remaja. Tipe ini dapat muncul pada umur yang lebih tua yang disebabkan karena kerusakan pankreas oleh karena alcohol, penyakit, operasi pankreas atau kegagalan progresif dari sel pankreas. b) Diabetes Melitus tipe II. Pada tipe ini, hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya. DM tipe II ini disebabkan oleh penurunan kemampuan insulin pada jaringan perifer dan disfungsi sel sehingga pankreas tidak mampu memproduksi insulin dengan cukup. Umumnya DM tipe II terjadi pada orang dewasa yang usianya lebih dari 45 tahun dan biasanya disebabkan oleh faktor kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak sehat, pola makan yang tidak teratur dan juga cenderung diturunkan secara genetik dalam keluarga. c) Diabetes Melitus tipe lain. Ada beberapa tipe diabetes yang lain seperti defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang dan sindroma genetik lain yang berkaitan dengan diabetes melitus. d) Diabetes Melitus Gestasional. Tipe ini timbul pada wanita hamil yang kemudian gejala menghilang setelah melahirkan bayi biasanya dengan berat badan yang lebih besar dibanding dengan bayi lain pada umumnya. Wanita yang telah menderita diabetes melitus gestasional meningkatkan faktor resiko untuk terjadinya diabetes melitus tipe II.Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita. Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah :a) Poliuria. Jika kadar gula darah tinggi, maka glukosa akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak. b) Polidipsia. Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan yang keluar melalui air kemih. Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan dengan menyebabkan rasa haus karena udara yang panas atau beban kerja yang berat sehingga untuk menghilangkan rasa haus itu penderita banyak minum. c) Polifagia. Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Hal ini menyebabkan penderita sering kali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).Berikut tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl) :

Bukan DMBelum pasti DMDM

Kadar glukosadarah sewaktu

plasma vena< 110110 199>200

darah kapiler200

Kadar glukosa darah puasa

plasma vena< 110110 125>126

darah kapiler110

Dalam kedokteran gigi, diabetes melitus merupakan penyakit yang harus diwaspadai. Manifestasinya dalam rongga mulut antara lain : a) Gingivitis dan periodontitis. Gingivitis merupakan inflamasi pada gingiva, dimana pada jaringan gingiva terlihat kemerah-merahan disertai pembengkakan dan bila disikat dengan sikat gigi akan berdarah. Gingivitis dapat berlanjut menjadi periodontitis dimana dimulai dengan terbentuknya poket periodontal disertai adanya resorpsi tulang, sehingga gigi goyang dan akhirnya tanggal. b) Xerostomia. Hiperglikemia mengakibatkan meningginya jumlah urin sehingga cairan dalam tubuh berkurang dan sekresi saliva juga berkurang. Dengan berkurangnya saliva, dapat mengakibatkan terjadinya xerostomia. Dalam rongga mulut yang sehat, saliva mengandung enzim-enzim antimikroba, seperti lactoferin, perioxidase, lysozyme dan histidine yang berinteraksi dengan mukosa oral dan dapat mencegah pertumbuhan kandida yang berlebihan. Pada keadaan dimana terjadinya perubahan pada rongga mulut yang disebabkan berkurangnya aliran saliva, sehingga enzim-enzim antimikroba dalam saliva tidak berfungsi dengan baik, maka rongga mulut menjadi rentan terhadap keadaan mukosa yang buruk dan menimbulkan lesi-lesi yang menimbulkan rasa sakit. c) Oral thrush. Penderita diabetes yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi sangat rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah. Apalagi penderita diabetes yang merokok, risiko terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar. Pada penderita Diabetes melitus kronis dimana tubuh rentan terhadap infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang mengakibatkan jamur candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkan oral thrush. d) Sindroma mulut terbakar. Pasien dengan sindroma mulut terbakar biasanya muncul tanpa tanda-tanda klinis, walaupun rasa sakit dan terbakar sangat kuat. Pada pasien dengan diabetes mellitus tidak terkontrol, faktor yang menyebabkan terjadinya sindroma mulut terbakar yaitu berupa disfungsi kelenjar saliva, kandidiasis dan kelainan pada saraf.Adanya kelainan pada saraf akan mendukung terjadinya gejala-gejala paraesthesias dan tingling, rasa sakit / terbakar yang disebabkan adanya perubahan patologis pada saraf-saraf dalam rongga mulut. e) Karies gigi. Diabetes melitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya dan jumlah dari karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik. Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu. Pada penderita Diabetes mellitus telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya karies gigi.Pembedahan dentoalveolar yang dilakukan pada pasien diabetes tipe II dengan menggunakan anastesi lokal biasanya tidak memerlukan tambahan insulin atau hipoglikemik oral. Pasien diabetes tipe I yang terkontrol harus mendapat pemberian insulin seperti biasanya sebelum dilakukan pembedahan; makan karbohidrat dalam jumlah yang cukup. Perawatan yang terbaik bagi pasien ini adalah pagi ari sesudah makan pagi. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, harus dijadikan terkontrol dahulu sebelum dilakukan pembedahan. Pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol akan mengalami penyembuhan yang lebih lambat dan cenderung mengalami infeksi, sehingga diperlukan pemberian antibiotik profilaktik. Respon terhadap infeksi tersebut diduga akibat defisiensi leukosit polimorfonuklear dan terganggunya fagositosis, diapedesis, dan khemotaksis akibat hiperglikemi.Yang perlu diperhatikan dalam pemberian anastesi lokal pada penderita DM adalah hindarkan dari bahan vasokonstriktor karena adrenalin dapat meningkatkan glukosa dalam darah, sehingga pada kasus ini akan digunakan Lidocain 2 ml sebagai bahan anastetikum. Pembekuan darah pada penderita diabetes melitus, baik yang tipe 1 maupun tipe 2 sedikit terganggu. Artinya cloating time penderita tidak seperti orang non-diabetes. Kecenderungan perdarahan yang meningkat dapat dihubungkan dengan vasopati dan infeksi yang sering kambuh kembali pada mukosa mulut. Perdarahan selama atau setelah operasi, biasanya dapat dikendalikan melalui perawatan lokal. Prognosis pasien penderita diabetes melitus akan baik apabila ditunjang dengan perawatan lebih lanjut yang baik pula. Penderita harus menjaga oral hygiene agar tetap baik. Pasien sempat mengeluhkan adanya rasa berat di tengkuk hingga rasa pegal di pundak. Gejala ini dapat dihubungkan dengan kadar kolesterol yang tinggi dalam pembuluh darah, yang menyebabkan darah menjadi lebih kental dan aliran darah menjadi kurang lancar. Setela melakukan pemeriksaan di laboratorium, pasien diketahui memiliki kadar kolesterol di atas normal, yakni mencapai 219 mg/dl (Trigliserida 241 mg/dL, HDL 31 mg/dL, LDL 162 mg/dL). Di dalam darah terdapat dua jenis lemak berbeda, yaitu trigliserida dan kolesterol. Yang berfungsi untuk menyimpan kalori dan menyediakan energi untuk tubuh adalah trigliserida. Sedangkan kolesterol berfungsi membangun sel-sel dan hormon tertentu. Keduanya tidak bisa larut dalam darah dan protein membantu kedua jenis lemak ini untuk mengalir ke seluruh bagian tubuh.Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah (dislipidemia) yaitu kadar kolesterol dalam darah lebih dari 200 mg/dl. Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan kadar kolesterol LDL di dalam darah. Klasifikasi kadar lipid plasma (mg/dl) adalah sebagai berikut.

Kolesterol total

< 200Yang diinginkan

200-239Batas tinggi

240Tinggi

LDL

< 100Optimal

100 129Mendekati optimal

130 159Batas tinggi

160 189Tinggi

190Sangat tinggi

HDL

< 40Rendah

60Tinggi

Trigliserida

< 150Normal

150 199Batas tinggi

200-499Tinggi

500Sangat tinggi

Jika terlalu banyak, trigliserida akan menumpuk pada bagian-bagian tubuh seperti dinding pembuluh darah dan hati. Lemak jenuh dan tidak jenuh termasuk dalam kelompok trigliserida. Trigliserida sangat penting bagi manusia karena tubuh memanfaatkan lemak ini sebagai energi. Trigliserida dihasilkan tubuh dari sumber energi lainnya, yaitu karbohidrat dan dari pencernaan lemak yang terdapat dalam makanan. Tapi kadar trigliserida yang tinggi akan meningkatkan resiko terserang penyakit seperti serangan jantungdanstroke. Obesitas dan diabetes yang tidak dikendalikan menjadi penyebab paling umum terjadinya kadar trigliserida yang tinggi. Kadar trigliserida tinggi terjadi ketika seseorang banyak mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat atau kadar gula yang tinggi. Beberapa penyebab lain dari kadar trigliserida yang tinggi antara lain hipotiroidisme (Kondisi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid), penyakit ginjal, banyak mengonsumsi minuman keras, dan dapat dipicu oleh obat-obatan (steroid, beta-blockers, diuretik, pil KB).Jika terlalu banyak LDL beredar dalam darah, mereka perlahan-lahan dapat menumpuk di dinding bagian dalam arteri yang memberi nutrisi ke jantung dan otak. Bersama dengan zat lainnya, LDL dapat membentuk plak yang dapat mempersempit arteri dan membuatnya kurang fleksibel. Kondisi ini dikenal sebagai aterosklerosis. Jika gumpalan darah terbentuk dan menyumbat arteri yang menyempit, serangan jantung atau stroke dapat terjadi.Pada saat pemeriksaan, pasien juga mengeluhkan pernah merasa nyeri dan kesemutan pada jari-jari. Gejala ini dapat menunjukkan tanda adanya peningkatan kadar asam urat, sehingga pasien diperiksa kadar asam urat di laboratorium, yang menunjukkan kadar asam urat pasien 7,0 mg/dl, dimana kadar ini berada pada batas maksimal nilai acuan normal yaitu antara 3,4 7,0 mg/dl.Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumsi zat purin secara berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang. Gejala ini biasanya terjadi pada sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit, pergelangan tangan serta siku. Pada kasus ini mengingat kadar asam urat pasien berada dalam batas maksimal nilai acuan normal, maka masih dapat dikontrol dengan mengatur pola makan, yaitu diet makanan rendah purin, serta menghindari alkohol.Berdasarkan hasil anamnesa dan hasil laboratorium, pasien diketahui nmemiliki riwayat beberapa penyakit sistemik, namun cukup terkontrol.

2. Kunjungan Pasien ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Internist)Atas persetujuan instruktur (drg. Eman Suherman, SE, MSi) pasien direncanakan untuk pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis penyakit dalam. Dalam kunjungan tersebut turut disertakan hasil pemeriksaan laboratorium (Kanaka) yang menjelaskan tentang gejala atau riwayat penyakit sistemik yang diderita pasien. Operator meminta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut akan penyakit sistemik tersebut, dimana jika memungkinkan untuk dilakukan pencabutan gigi pada pasien.Apabila dari hasil pemeriksaan internist memperbolehkan untuk dilakukan ekstraksi gigi maka ekstraksi dapat dilakukan. Jika dari hasil pemeriksaan belum memungkinkan untuk dilakukan pencabutan maka pasien akan dijadwalkan untuk kontrol penyakit sistemik dengan dokter yang bersangkutan sampai memungkinkan dilakukan pencabutan.

3. Tahap EkstraksiTindakan ekstraksi akan dilakukan sesuai hasil pemeriksaan dokter spesialis, jika hasil pemeriksaan memungkinkan untuk dilakukan ekstraksi gigi, maka dapat segera dilakukan dengan pertimbangan kondisi pasien pada saat itu baik seperti tidur cukup dan sudah makan sebelum datang ke klinik. Sebelumnya pasien juga sudah diberikan pre-medikasi berupa antibiotik profilaktik yaitu, Lincomycin. Pada tahap ini akan dilakukan ekstraksi pada gigi 17 yang merupakan keluhan utama pasien.Adapun langkah kerjanya sebagai berikut : Persiapan alat dan bahan lengkap. Mengukur tekanan darah pasien. Instruksikan pasien untuk berkumur. Desinfeksi daerah kerja menggunakan cotton pellet dan povidone iodine. Pada tahap ini akan dilakukan anestesi infiltrasi di bagian bukal dan palatal Instruksikan pasien untuk berkumur Setelah 2-5 menit pasca anestesi kemudian dilakukan tes sensasi dengan menekan gingiva di sekitar gigi 17 dengan sonde atau ekskavator. Jika tes yang dilakukan hasilnya negatif, maka dilanjutkan membuka perlekatan gigi dan gingiva dengan menggunakan ekskavator. Gigi 17 selanjutnya diluksasi menggunakan bein sedang sampai gigi tersebut terasa goyang, kemudian diekstraksi dengan menggunakan tang mahkota posterior rahang atas kanan menggunakan gerakan luksasi ke arah labial dan palatal yang diikuti dengan gerakan ekstraksi. Setelah gigi 17 berhasil diekstraksi, pasien diinstruksikan untuk berkumur. Periksa soket bekas pencabutan, irigasi dengan povidone iodine kemudian dilakukan pemijatan pada daerah soketnya. Setelah pemijatan, soket diisi dengan agen hemostatic berupa hemospon untuk mencegah perdarahan. Tampon yang telah diberi hemiseal diaplikasikan di atas daerah pencabutan dan pasien diinstruksikan untuk menggigit tampon tersebut selama 30 menit sampai 1 jam. Dental health education (DHE) pada pasien, dimana pasien diinstruksikan untuk menghindari makanan yang keras dan panas karena dapat melukai daerah operasi dan merangsang terjadinya pendarahan. Pasien juga diinstruksikan untuk tidak menghisap-hisap maupun mengorek dengan lidah daerah bekas pencabutan serta jangan merokok. Pemberian resep :RSGMP FK UNSRATJl. DR Soetomo No.3Manado, April 2015R/ Lincomycin caps 500 mg No. X 3 dd 1 pcR/ Dentacid tab 500 mg No. VI 3 dd 1 pc prnR/ Natrium diklofenak tab 50 mg No. X 3 dd 1 pc prnR/ Asam Tranexamat tab 500 mg No. V 3 dd 1 pc prnR/ Damuvit tab 500 mg No. X 1 dd 1 pc

Pro : Joseph TurambiUmur : 47 tahun / Alamat : Griya Paniki Indah

Lincomycin dipilih sebagai antibiotik pengganti golongan penicillin karena pasien memiliki alergi obat terhadap antibiotik golongan penicillin. Dentacid (Asam mefenamat) walaupun memiliki efek mengiritasi lambung, obat ini dipilih karena sebagai analgesik yang cukup efektif untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang dan pasien tidak memiliki riwayat gastritis/maag. Natrium diklofenak sebagai anti inflamasi yang efektif bagi pasien rematik (rematik (seperti asam urat). Asam traneksamat turut disertakan sebagai obat hemostatik untuk mengontrol perdarahan pada pasien. Damuvit sebagai vitamin untuk membantu penyembuhan luka, serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Pasien diinstruksikan untuk konsumsi obat sesuai yang dianjurkan dalam resep. Instruksikan pasien untuk melaksanakan pola hidup sehat terutama pengaturan pola makan. Saran dari dokter :Diabetes melitus : Pasien dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat terutama pengaturan pola makan. Diet sehat untuk penderita diabetes melitus yaitu pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi karbohidrat kompleks yang mengandung lebih dan satu rantai glukosa, contohnya zat-zat tepung dan roti gandum. Pasien juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat berserat alami dan tidak terlalu halus, contohnya roti dan biji gandum, biskuit berserat, sayuran, dan buah segar. Pasien dianjurkan untuk menghindari makanan yang cepat diserap menjadi gula darah yang disebut karbohidrat sederhana/simple sugar, seperti yang terdapat pada gula pasir, gula jawa, kue manis, permen, cokelat, biskuit, sirup, minuman ringan, susu kental manis, es krim, dll.Kolesterol : Pasien dianjurkan untuk mengonsumsi lemak sehat dengan mengganti lemak jenuh pada daging menjadi lemak tidak jenuh dari tanaman, misalnya pada minyak zaitun, minyak kacang dan dari minyak canola, menghindari makanan yang digoreng, berhenti merokok yang dapat memperbaiki kadar kolesterol baik, dan berolahraga secara rutinAsam Urat : Pasien disarankan untuk menghindari atau mengurangi makanan yang mengandung kacang-kacangan, serta kangkung. Selain itu pasien juga dianjurkan untuk banyak minum air mineral untuk mencegah terjadinya gangguan fungsi ginjal, dimana mengingat pasien juga menderita asam urat, serta tetap beraktivitas dan luangkan waktu untuk berolahraga. Pasien dijadwalkan untuk kontrol 1-2 minggu pasca ekstraksi.

4. Tahap Kontrol Pasca EkstraksiKontrol pasca ekstraksi dilakukan minimal 1 minggu kemudian. Pasien kembali dianamnesa dengan menanyakan apakah terdapat keluhan pasca ekstraksi atau tidak, diikuti dengan memeriksa daerah bekas ekstraksi. Jika daerah sekitar soket tidak terdapat tanda peradangan dan luka bekas ekstraksi telah sembuh serta soketnya sudah mulai menutup, maka pasien dapat diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan mulut. Tekankan kembali kebiasaan pola hidup yang baik untuk mencegah perkembangan penyakit sistemik pasien. 15 | Halaman