DUKUNGAN PERLINDUNGAN...

30
DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2017 PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN GANGGUAN DAN KONFLIK USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2018

Transcript of DUKUNGAN PERLINDUNGAN...

Page 1: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

DUKUNGAN PERLINDUNGAN

PERKEBUNAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

DESEMBER 2017

PEDOMAN TEKNIS

PENANGANAN GANGGUAN

DAN KONFLIK USAHA PERKEBUNAN

TAHUN 2018

Page 2: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

Scanned by CamScanner

Page 3: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

ii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR................................. i DAFTAR ISI ......................................... ii DAFTAR LAMPIRAN ................................ iii I PENDAHULUAN............................... 1 A. Latar Belakang............................ 1 B. Sasaran Nasional......................... 2 C. Tujuan..................................... 2 II PENDEKATAN PELAKSANAAN

KEGIATAN.................................... 4

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan...................................

4

B. Spesifikasi Teknis......................... 6 III PELAKSANAAN KEGIATAN.................... 9 A. Ruang Lingkup............................ 9 B. Pelaksana Kegiatan..................... 10 C. Lokasi, Jenis dan Volume............... 11 D. Simpul Kritis............................... 11 IV PROSES PENGADAAN BARANG............. 13 V PEMBINAAN, PENGENDALIAN,

PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN..... 14

VI MONITORING, EVALUASI DAN

PELAPORAN................................... 16

VII PEMBIAYAAN.................................. 19 VIII PENUTUP.......................................... 20 Lampiran ................................................ 21

Page 4: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Form Penanganan Kasus Gangguan Usaha

Dan Konflik Perkebunan....................

22 2. Lokasi dan volume kegiatan Fasilitasi,

Inventarisasi, Identifikasi dan Penanganan Kasus Gangguan Usaha Perkebunan.................................

24

3. Form Laporan Perkembangan Realisasi Fisik Dan KeuanganKegiatan Gangguan Usaha Perkebunan..........................

25 4. Out Line Laporan Akhir Laporan akhir...... 26

Page 5: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus gangguan usaha perkebunan terus meningkat jumlah dan kualitasnya baik dalam bentuk penjarahan produksi, pengrusakan asset perusahaan, penyerobotan lahan dan tuntutan masyarakat terhadap lahan, kebun dan posisi pimpinan perusahaan. Dampak terjadinya gangguan dan konflik usaha perkebunan yaitu terganggunya keberlanjutan usaha perkebunan yang akan berpengaruh pada kondisi sosial dan ekonomi serta gangguan keamanan masyarakat dan wilayah.

Permasalahan gangguan usaha perkebunan memiliki karakter multidimensi yaitu ekonomi, politik, hukum, sosial dan lingkungan, sehingga dengan demikian penyelesaiannya tidak dapat dilakukan secara parsial dan kuratif serta harus melibatkan berbagai pihak terkait.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas dalam

rangka meningkatkan sinergitas antara Pusat dan Daerah dalam upaya penanganan gangguan dan konflik usaha perkebunan maka perlu dilakukan Fasilitasi, Inventarisasi, Identifikasi, serta Penanganan Kasus Gangguan Usaha Perkebunan.

Page 6: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

2

B. Sasaran Nasional

Teridentifikasinya, terinventarisasinya, termonitoring, terevaluasinya, dan terfasilitasinya penanggulangan gangguan Usaha Perkebunan.

C. Tujuan

Tujuan kegiatan adalah:

1) Melakukan inventarisasi dan identifikasi kondisi dan jenis gangguan usaha perkebunan yang ada di daerah;

2) Membantu upaya dalam penyelesaian gangguan usaha perkebunan dan berkoordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penanganan kasus gangguan usaha perkebunan;

3) Meningkatkan kesadaran pekebun dan masyarakat serta perusahaan perkebunan dalam penanganan gangguan usaha

perkebunan.

4) Meningkatkan koordinasi penanganan gangguan dan konflik usaha perkebunan antar instansi terkait di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota.

Page 7: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

3

5) Meningkatkan persamaan persepsi antar pihak terkait mengenai penanganan

Gangguan Usaha Perkebunan.

6) Melakukan upaya penegakan hukum untuk membuat jelas suatu perbuatan tindak pidana di bidang perkebunan.

Page 8: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

4

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

1. Pendekatan Umum

Prinsip pendekatan umum meliputi hal yang bersifat administratif dan manajemen kegiatan.

a. SK Tim Pelaksana Kegiatan

1) Penetapan SK Tim Pelaksana Kegiatan oleh Kepala Dinas/KPA paling lambat 1 (satu) minggu setelah diterimanya penetapan Satker dari Menteri Pertanian.

2) Penanggung jawab dan pelaksana kegiatan gangguan usaha perkebunan untuk TP provinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi.

b. Rencana kerja

Rencana kerja pelaksanaan masing-masing kegiatan disusun paling lambat 1 (satu) minggu setelah ditetapkannya SK Tim pelaksana dan mengacu kepada Pedoman Teknis dari Ditjen Perkebunan.

c. Juklak, Juknis

Penanggungjawab kegiatan harus menyusun Juklak/Juknis yang mengacu kepada pedoman teknis yang dikeluarkan oleh Ditjen.Perkebunan. Penyusunan Juklak/Juknis untuk kegiatan TP

Page 9: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

5

Provinsi/Kabupaten/Kota paling lambat 2 (dua) minggu setelah ditetapkannya SK Tim pelaksana.

d. Koordinasi dan Sosialisasi

Koordinasi dilakukan oleh satker pelaksana kegiatan dengan Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Direktorat Perlindungan Perkebunan dengan melibatkan instansi terkait dan Dinas Kabupaten/Kota dimana terdapat lokasi kegiatan dilaksanakan.

Sosialisasi dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan kepada pelaku usaha perkebunan, masyarakat dan aparat pemerintah.

e. Pelelangan/pengadaan

Pelelangan/pengadaan dilaksanakan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pelelangan/pengadaan barang dan jasa harus selesai pada bulan Februari 2018.

f. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh satker pelaksana kegiatan selama kegiatan

berlangsung.

g. Laporan

1) Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan disampaikan oleh satker pelaksana kegiatan sesuai dengan jadual dan form Pedoman SIMONEV.

Page 10: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

6

2) Laporan akhir kegiatan disampai kan oleh satker pelaksana kegiatan ke pusat paling

lambat 2 (dua) minggu setelah kegiatan selesai dan tidak melewati bulan Desember 2018.

2. Prinsip Pendekatan Teknis

a. Melakukan Pertemuan/ Rapat Fasilitasi Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan dengan mengundang instansi terkait, pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.

b. Melakukan koordinasi dan musyawarah untuk mufakat dengan masyarakat, pelaku usaha perkebunan dan instansi terkait untuk mendapatkan penyelesaian yang adil.

c. Melakukan pengumpulan bahan keterangan atau pemberkasan penyidikan tindak pidana di bidang perkebunan

3. Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi perlu dilakukan tindak lanjut sebagai berikut:

a. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

1) Perencanaan kegiatan/Jadual kegiatan. 2) Pembuatan Juklak Juknis setiap kegiatan. 3) Menunjuk penanggung jawab dan

pelaksana kegiatan.

Page 11: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

7

4) Melakukan Inventarisasi, identifikasi dan fasilitasi penanganan kasus gangguan

usaha perkebunan dan tindak pidana dibidang perkebunan.

5) Koordinasi dengan instansi terkait. 6) Melakukan pembinaan.

b. Tahap Pasca Pelaksanaan Kegiatan Gangguan Usaha Perkebunan.

1. Dinas provinsi /kabupaten /kota menindaklanjuti rekomendasi hasil fasilitasi penanganan GUP (bedah kasus) serta melakukan pembinaan dan meningkatkan koordinasi dengan pelaku usaha perkebunan dan instansi terkait lainnya baik tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.

2. PPNS perkebunan berkoordinasi dengan Korwas PPNS diwilayahnya atau dengan

jaksa penuntut umum dalam penyelidikan atau penyidikan tindak pidana dibidang perkebunan.

B. Spesifikasi Teknis

1. Kriteria

a. Kegiatan dilaksanakan di provinsi atau kabupaten/kota yang rawan terjadinya gangguan usaha perkebunan;

Page 12: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

8

b. Provinsi atau Kabupaten/Kota yang terdapat usaha perkebunan.

2. Metode

a. Melakukan inventarisasi kasus gangguan usaha perkebunan di wilayah kerja masing-masing;

b. Melakukan identifikasi dengan mengelompokan jenis kasus gangguan usaha perkebunan (GUP- Lahan dan GUP-Non Lahan);

c. Membuat data rekapitulasi kasus GUP di wilayah kerjanya sesuai Format 1 yang terdapat dalam lampiran 1;

d. Menyusun dokumentasi hasil fasilitasi (bedah kasus) yang meliputi surat undnagan, daftar hadir, notulen/berita acara dan foto kegiatan.

e. Menyusun berkas pengumpulan bahan keterangan atau berkas penyidikan tindak pidana dibidang perkebunan.

Page 13: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

9

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang Lingkup 1. Inventarisasi data dan informasi, terkait

dengan gangguan usaha perkebunan antara lain berdasarkan pengaduan;

2. Mengidentifikasi kondisi dan jenis gangguan usaha perkebunan;

3. Groundcheck ke lokasi terjadinya GUP untuk dilakukan pembinaan pada pihak terkait;

4. Indikator Kinerja;

No Indikator Uraian

1 Input/Masukan - Dana

- SDM

- Data dan informasi

2 Output/Keluaran a) Terselenggaranya Fasilitasi Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan (Bedah Kasus)

b) Terselenggaranya pengumpulan bahan keterangan berkas penyidikan tindak pidana

3 Outcome/hasil a) Tersedianya data dan informasi fasilitasi penanganan gangguan usaha perkebunan

Page 14: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

10

(bedah kasus)

b) Tersedianya data penanganan dugaan tidak pidana dibidang perkebunan

B. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan

1. Pelaksana dan penanggung jawab kegiatan Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan untuk TP provinsi adalah dinas provinsi yang membidangi perkebunan.

2. Kewenangan dan tanggung jawab :

a. Direktorat Perlindungan Perkebunan

1) Menyiapkan Terms of Reference (TOR) dan Pedoman Teknis;

2) Melakukan bimbingan, pembinaan, monitoring dan evaluasi.

b. Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan

1) Menetapkan Tim Pelaksana kegiatan Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan di tingkat provinsi;

2) Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkebunan dan Dinas Kabupaten/Kota yang

Page 15: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

11

membidangi perkebunan serta institusi terkait lainnya;

3) Membuat petunjuk pelaksanaan kegiatan Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan;

4) Melakukan pengawalan, pembinaan, monitoring dan evaluasi Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan;

5) Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Direktorat Perlindungan Perkebunan.

C. Lokasi, Jenis dan Volume

Kegiatan Fasilitasi, Inventarisasi, Identifikasi, dan Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan dilaksanakan di 21 provinsi dengan sasaran 21 kasus gangguan usaha perkebunan dan dengan rincian pada lampiran 2.

D. Simpul Kritis

1. Kasus Gangguan Usaha Perkebunan pada umumnya sudah terjadi dan berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu dan penanganannya melibatkan berbagai pihak yang terkait baik di tingkat pusat maupun daerah;

2. Koordinasi antar instansi terkait belum berjalan optimal;

Page 16: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

12

3. Penanganan kasus gangguan usaha perkebunan umumnya masih bersifat parsial;

4. Belum semua Provinsi/Kabupaten/ Kota membentuk Tim penanganan kasus Gangguan Usaha Perkebunan;

5. Terdapat perbedaan pemahaman baik petugas, masyarakat, atau pelaku usaha perkebunan tentang peraturan perundang-undangan bidang perkebunan.

6. Penyelesaian gangguan usaha perkebunan adalah pejabat pemberi izin usaha perkebunan yaitu bupati/walikota sementara dinas perkebunan yang menangani hanya sebagai perangkat kerja pejabat tersebut.

7. Petugas PPNS perkebunan berada di unit kerja sekretariat atau administrasi

8. Atasan langsung petugas PPNS bukan PPNS sehingga tidak dapat diberikan surat perintah penyidikan.

Page 17: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

13

IV. PROSES PENGADAAN BARANG

Pengadaan barang dan jasa kegiatan Perlindungan Perkebunan untuk dana Tugas Perbantuan (TP) Direktorat Jenderal Perkebunan mengacu kepada Perpres No 54 tahun 2010 dan Perpres No.70 tahun 2012. Semua kegiatan pengadaan barang dan jasa yang melalui proses tender, pelaksanaan dan penetapan pemenang harus sudah sesuai dengan usulan rencana yang disampaikan oleh

Satker pada awal tahun kegiatan.

Page 18: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

14

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

A. Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan

Kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan dana dekonsentrasi Provinsi dilakukan secara terencana dan terkoordinasi dengan unsur penanggung jawab kegiatan di Direktorat Jenderal Perkebunan, Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan.

Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan diutamakan pada tahapan yang menjadi simpul-simpul kritis kegiatan yang telah ditetapkan.

Dalam melaksanakan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan dilakukan koordinasi secara berjenjang sesuai dengan tugas fungsi dan kewenangan masing-masing unit pelaksana kegiatan.

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian, dan pengawalan terhadap pelaksana kegiatan (Man), pembiayaan (Money), Metode, dan bahan-bahan yang dipergunakan (Material). Kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan harus mampu meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan melalui pemberian rekomendasi dan pemecahan masalah terhadap pelaksanaan kegiatan sehingga dapat mengakselerasi

Page 19: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

15

kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan yang ditetapkan.

B. Pelaksanaan Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan

Waktu pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan minimal satu kali pada setiap jenis kegiatan yang dilaksanakan.

Pelaksanaan kegiatan hendaknya selalu di koordinasikan dengan pusat, provinsi dan kabupaten/kota sehingga pembinaan, pengendalian dan pengawalan efektif dan efisien.

Direktorat Perlindungan Perkebunan melakukan pembinaan dan pengawalan kegiatan pemberdayaan perangkat pada seluruh wilayah pelaksana kegiatan.

Dinas yang membidangi Perkebunan tingkat provinsi melakukan pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan tingkat provinsi.

Page 20: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

16

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring

Monitoring ditujukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai pada setiap kegiatan.

Monitoring dilaksanakan oleh petugas Dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi pada wilayah kerja masing-masing. Pelaksanaan monitoring minimal satu kali selama kegiatan

berlangsung.

B. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui ketepatan/kesesuaian pelaksanaan kegiatan dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan yang direncanakan serta realisasi/penyerapan anggaran. Hasil evaluasi sebagai umpan balik perbaikan pelaksanaan selanjutnya.

Evaluasi dilakukan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan, serta Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi pada wilayah kerja masing-masing.

C. Pelaporan

Setiap kegiatan didokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan. Laporan dibuat oleh pelaksana kegiatan dan dilaporkan secara berjenjang kepada penanggung jawab/pembina

kegiatan mengacu kepada pedoman outline

Page 21: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

17

penyusunan laporan dan SIMONEV serta bentuk laporan lainnya sesuai dengan kebutuhan.

1. Jenis Laporan :

a. Laporan Mingguan

Laporan Mingguan berisi laporan kemajuan (fisik dan keuangan) pelaksanaan kegiatan setiap minggu berjalan dan disampaikan kepada Direktorat Perlindungan Perkebunan setiap minggu hari Jum’at.

b. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan berisi laporan kemajuan (fisik dan keuangan) pelaksanaan kegiatan setiap bulan berjalan dan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan paling lambat tanggal 5 pada bulan berikutnya.

c. Laporan Triwulan

Laporan Triwulan berisi laporan kemajuan fisik dan keuangan (Lampiran 3) pelaksanaan kegiatan setiap triwulan dan disampaikan setiap triwulan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, paling lambat tanggal 5 pada bulan pertama triwulan berikutnya .

d. Laporan Akhir

Laporan Akhir merupakan laporan keseluruhan pelaksanaan kegiatan, setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai

dilaksanakan. Laporan akhir disampaikan

Page 22: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

18

kepada Direktorat Perlindungan Perkebunan, paling lambat 2 minggu setelah kegiatan selesai. Laporan disampaikan melalui surat dan e-mail

2. Out Line Laporan

Out line laporan akhir kegiatan seperti dalam lampiran 4.

Page 23: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

19

VII. PEMBIAYAAN

Kegiatan dukungan perlindungan perkebunan di daerah antara lain didanai dari APBN tahun anggaran 2017 melalui anggaran Tugas Pembantuan (TP) Ditjen. Perkebunan.

Page 24: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

20

VIII. PENUTUP

Pedoman Teknis kegiatan Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan merupakan acuan secara umum yang perlu dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang lebih operasional. Diharapkan dengan pedoman teknis ini, pelaksanaan kegiatan tersebut dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang direncanakan.

-----ooo-----

Page 25: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

21

LAMPIRAN

Page 26: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

22

Lampiran I.

FORM PENANGANAN KASUS GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN

PROVINSI .......

SAMPAI DENGAN BULAN ......... TAHUN 2018

No Lokasi Terjadi

nya GUP

Pihak yang

terlibat kasus GUP

Jenis Gangguan Usaha Uraian Singkat Permasalahan

Upaya Penanganan

Keterangan

Non Lahan Lahan

1. *) diisi dengan jenis GUP berdasarkan tipologi

*) diisi dengan jenis GUP berdasarkan tipologi

*) dimediasi oleh... pada tanggal....

*) proses peradilan

*) Kasus selesai, dalam proses, pending, belum ditangani

1. CATATAN: Tipologi Kasus Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan

Tipologi GUP-Non Lahan, a.l:

a. Pelaku usaha perkebunan tidak memiliki izin usaha perkebunan;

b. Tuntutan masyarakat atas pembangunan kebun plasma 20% dari

areal yang diusahakan oleh perusahaan (Permentan No.26

Th.2007 jo Permentan 98/2013)

c. Petani/pekebun tidak mampu dan/atau tidak ada keinginan

membayar/melunasi kredit;

d. Penetapan harga/pembelian hasil panen tidak sesuai keinginan

pekebun;

e. Masyarakat menolak pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit

karena dipengaruhi oleh LSM dan pihak ketiga lainnya (oknum);

f. Pengerusakan tanaman dan aset perkebunan;

Page 27: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

23

g. Penjarahan dan pencurian produksi;

h. Masyarakat Ingin ikut serta sebagai peserta plasma;

i. Keterlambatan konversi kebun petani peserta/plasma;

2. Tipologi GUP – Lahan, a.l:

a. Penggunaan tanah adat/ulayat tanpa persetujuan pemuka

adat/masyarakat;

b. Belum selesainya penetapan Rencana Tata Ruang dan Wilayah

(RTRW) Provinsi/Kabupaten/Kota;

c. Okupasi/penyerobotan lahan pelaku usaha perkebunan oleh

masyarakat;

d. Tumpang tindih lahan perkebunan dengan kawasan

pertambangan;

e. Terjadinya tumpang tindih lahan karena izin baru;

f. Proses penerbitan HGU tidak sesuai peraturan perundangan;

g. Tuntutan masyarakat terhadap tanah yang sedang dalam proses

HGU

h. Belum dilakukannya ganti rugi lahan/ganti rugi tanam tumbuh,

tetapi usaha perkebunan sudah operasional;

i. Tanah masyarakat yang diambil alih perusahaan;

j. Kebun plasma yang menjadi agunan kredit diperjualbelikan oleh

petani tanpa sepengetahuan perusahaan/bank;

k. Tuntutan masyarakat terhadap kebun plasma yang telah

dijanjikan tidak dipenuhi perusahaan;

l. Masyarakat menuntut pengembalian tanah yang sudah dilakukan

ganti rugi perusahaan;

m. Izin Lokasi sudah berakhir dan tidak dilakukan

pembaharuan/perpanjangan;

n. Terhadap HGU yang diperpanjang, masyarakat menuntut

pengembalian kembali lahannya;

o. Masyarakat menuntut lahan perusahaan untuk dimiliki/dikuasai;

p. Luas lahan plasma tidak sesuai dengan penetapan jumlah calon

petani peserta oleh Bupati;

q. Lahan yang ditelantarkan oleh perusahaan;

r. Pelaku usaha perkebunan tidak menyelesaikan perolehan hak

atas tanah;

Page 28: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

24

s. Tanah-tanah perkebunan HGU dituntut untuk diserahkan kepada

kelompok masyarakat tertentu dengan dasar tanah ulayatnya.

t. Pelaku usaha perkebunan diberikan Izin usaha perkebunan

berdasarkan RTRWP/RTRWK, namun lokasi usaha perkebunan

berdasarkan Peta Kawasan Hutan berada pada Kawasan Budidaya

Kehutanan;

u. Pelaku usaha perkebunan membuka Kawasan Hutan sebelum ada

Pelepasan Kawasan Hutan dari Menteri Kehutanan;

v. Pelaku usaha perkebunan memperoleh hak atas tanah sesuai

peraturan, namun lokasi usaha perkebunan berdasarkan Peta

Kawasan Hutan berada pada Kawasan Hutan.

w. Wanprestasi/ingkar janji kemitraan usaha perkebunan antar

pelaku usaha perkebunan;

x. Penerbitan Izin Usaha Perkebunan yang belum/tidak sesuai

ketentuan;

y. Pembangunan kebun melebihi areal yang diizinkan.

z. Pembagian sisa hasil usaha tidak proporsional.

Lampiran 2.Lokasi dan volume kegiatan Fasilitasi,

Inventarisasi, Identifikasi dan Penanganan Kasus Gangguan Usaha Perkebunan

NO PROPINSI JUMLAH KASUS

1. Aceh 1 KASUS

2. Riau 1 KASUS

3. Sumsel 1 KASUS

4. NTB 1 KASUS

5. Jawa Barat 1 KASUS

6. Kalimantan Barat 1 KASUS

7. Bengkulu 1 KASUS

8. Sulbar 1 KASUS

9. Jambi 1 KASUS

10. Sumbar 1 KASUS

Page 29: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

25

NO PROPINSI JUMLAH KASUS

11. Banten 1 KASUS

12. Jateng 1 KASUS

13. Kaltim 1 KASUS

14. Kalsel 1 KASUS

15. Kalteng 1 KASUS

16. Sumut 1 KASUS

17. Balbel 1 KASUS

18. NTT 1 KASUS

19. Sultra 1 KASUS

20. Maluku 1 KASUS

21. Sulteng 1 KASUS

Lampiran 3. Form Laporan Perkembangan Realisasi Fisik Dan KeuanganKegiatan Gangguan Usaha Perkebunan

KEGIATAN : PROVINSI : KABUPATEN : LUAS : POSISI : (Tanggal/bulan/tahun)

NO URAIAN PAGU (Rp)

REALISASI KEUANGAN

REALISASI FISIK (%)

PERMASALAHAN

RTL

Rp %

Page 30: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516774950.pdf · tindak pidana di bidang perkebunan 3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring

26

Lampiran 4. Out Line Laporan Akhir Laporan akhir dibuat sesuai out line sebagai berikut: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL (jika ada) DAFTAR GAMBAR (jika ada) DAFTAR LAMPIRAN (jika ada)

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan dan Sasaran C. Ruang Lingkup Kegiatan D. Indikator Kinerja

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Lokasi B. Alat dan Bahan C. Metode D. Tahap Aktivitas/Kegiatan/ Pelaksanaan E. Simpul Kritis Kegiatan F. Pelaksana G. Pembiayaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan B. Saran/rekomendasi C. Rencana Tindak Lanjut

VI. DAFTAR PUSTAKA

VII. LAMPIRAN