DUKUNGAN PERLINDUNGAN...

31
DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2017 PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TAHUN 2018 (Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar)

Transcript of DUKUNGAN PERLINDUNGAN...

Page 1: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

DESEMBER 2017

PEDOMAN TEKNISPENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

TAHUN 2018(Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan

Tanpa Membakar)

Page 2: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

Scanned by CamScanner

Page 3: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

ii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR................................. i DAFTAR ISI ......................................... ii DAFTAR LAMPIRAN ................................ iv I PENDAHULUAN............................... 1 A. Latar Belakang............................ 1 B. Sasaran Nasional......................... 2 C. Tujuan..................................... 2 II PENDEKATAN PELAKSANAAN

KEGIATAN....................................

3 A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan

Kegiatan...................................

3 B. Spesifikasi Teknis......................... 6 III PELAKSANAAN KEGIATAN.................... 10 A. Ruang Lingkup...................... 10 B. Pelaksana dan Penanggung Jawab

Kegiatan...................................

11 C. Lokasi, Jenis dan Volume............... 14 D. Simpul Kritis............................... 14 IV PROSES PENGADAAN BARANG............. 15 V PEMBINAAN, PENGENDALIAN,

PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN.....

16 A. Pembinaan, Pengendalian,

Pengawalan dan Pendampingan ......

16 B. Pelaksanaan Pembinaan,

Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan............................

17 VI MONITORING, EVALUASI DAN

PELAPORAN...................................

18 A. Monitoring................................ 18

Page 4: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

iii

B. Evaluasi................................... 18 C. Pelaporan................................. 18 VII PEMBIAYAAN.................................. 21 VIII PENUTUP.......................................... 22 Lampiran ................................................ 23

Page 5: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Spesifikasi Peralatan Pembukaan Lahan

Perkebunan Tanpa Membakar ……………….

24 2. Lokasi dan Volume kegiatan Demplot

Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar ……………………………………………….

25 3. Form Laporan Perkembangan Realisasi

Fisik Dan Keuangan Kegiatan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran Lahan/Kebun ……

25 4. Out Line Laporan Akhir ..................... 26

Page 6: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat menimbulkan dampak negatif antara lain gangguan kesehatan, transportasi, lingkungan, dan rusaknya citra Indonesia di mata Internasional.

Kegiatan pembangunan perkebunan umumnya dilakukan melalui ekstensifikasi usaha perkebunan. Dalam kegiatan ekstensifikasi tersebut pekebun masih melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar, hal ini terjadi karena keterbatasan modal dan kemampuan pekebun dalam melakukan pembukaan lahan tanpa membakar.

Berdasarkan data yang diperoleh, umumnya kejadian kebakaran di lahan perkebunan diakibatkan oleh aktifitas pekebun dalam membuka lahan dengan cara membakar, karena biayanya murah dan mudah dilakukan. Selain itu masih adanya anggapan bahwa sisa pembakaran dapat menyuburkan lahan. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kebakaran sehingga kebakaran sulit dikendalikan.

Page 7: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

2

Dalam memfasilitasi pekebun dalam melakukan pembukaan lahan perkebunan serta untuk mendukung kegiatan pembangunan perkebunan dan meminimalisir resiko terjadinya kebakaran lahan perkebunan, maka kami melaksanakan kegiatan demplot pembukaan lahan perkebunan tanpa membakar.

B. Sasaran Terfasilitasinya pembukaan lahan perkebunan milik pekebun dengan cara tanpa membakar.

C. Tujuan

Membangun model demplot pembukaan lahan perkebunan tanpa membakar dan memfasilitasi pekebun dalam melakukan pembukaan lahan perkebunan dengan cara tanpa membakar.

Page 8: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

3

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

1. Pendekatan Umum

Prinsip pendekatan umum meliputi hal yang bersifat administratif dan manajemen kegiatan.

a. SK Tim Pelaksana Kegiatan

1) Penetapan SK Tim Pelaksana Kegiatan oleh Kepala Dinas/KPA paling lambat 1 (satu) minggu setelah diterimanya penetapan Satker dari Menteri Pertanian.

2) Penanggung jawab dan pelaksana Kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebuanan Tanpa Membakar untuk TP provinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi.

3) Penanggung jawab dan pelaksana pelaksana Kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebuanan Tanpa Membakar untuk TP kabupaten/kota ditetapkan oleh Kepala Dinas kabupaten/kota.

b. Rencana kerja

Rencana kerja pelaksanaan masing-masing kegiatan disusun paling lambat 1 (satu) minggu setelah ditetapkannya SK Tim pelaksana dan mengacu kepada Pedoman Teknis dari Ditjen Perkebunan.

Page 9: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

4

c. Juklak, Juknis

Penanggungjawab kegiatan harus menyusun Juklak/Juknis yang mengacu kepada pedoman teknis yang dikeluarkan oleh Ditjen.Perkebunan. Penyusunan Juklak/Juknis untuk kegiatan TP Provinsi/Kabupaten/Kota paling lambat 2 (dua) minggu setelah ditetapkannya SK Tim pelaksana.

d. Koordinasi dan Sosialisasi

Koordinasi dilakukan oleh satker pelaksana kegiatan dengan Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Direktorat Perlindungan Perkebunan, Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan, Surabaya, Ambon dan Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak (sesuai dengan wilayah kerja), dan Dinas Kabupaten/Kota dimana terdapat lokasi kegiatan dilaksanakan.

Sosialisasi dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan dan petugas pendamping kepada petani peserta kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebuanan Tanpa Membakar.

e. Pelelangan/pengadaan

Pelelangan/pengadaan dilaksanakan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pelelangan/pengadaan barang dan jasa harus selesai pada bulan Februari 2018. Pengadaan sarana pendukung perlindungan tidak dapat

Page 10: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

5

digabungkan dengan pengadaan sarana produksi lainnya.

f. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh satker pelaksana kegiatan selama kegiatan berlangsung.

g. Laporan

1) Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan disampaikan oleh satker pelaksana kegiatan sesuai dengan jadual dan form Pedoman SIMONEV.

2) Laporan akhir kegiatan disampai kan oleh satker pelaksana kegiatan ke pusat paling lambat 2 (dua) minggu setelah kegiatan selesai dan tidak melewati bulan Desember 2018.

2. Prinsip Pendekatan Teknis

a. Demplot Pembukaan Lahan Perkebuanan Tanpa Membakar.

Kegiatan dilaksanakan pada Provinsi/ Kabupaten/Kota sentra tanaman perkebunan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Rawan kebakaran lahan perkebunan (Riau, Jambi, Sumsel, Kalteng, Kalsel dan Kaltim)

Page 11: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

6

3. Tindak Lanjut Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi perlu dilakukan tindak lanjut sebagai berikut:

a. Tahap Pelaksanaan Kegiatan 1) Perencanaan kegiatan/Jadual kegiatan. 2) Pembuatan Juklak Juknis setiap kegiatan. 3) Menunjuk penanggung jawab dan

pelaksana kegiatan. 4) Survei lokasi kegiatan. 5) Koordinasi dengan instansi terkait. 6) Menindaklanjuti rekomendasi hasil

pembinaan.

b. Tahap Pasca Pelaksanaan Kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebuanan Tanpa Membakar.

1) Diharapkan kelompok tani penerima manfaat dapat menyebarluaskan teknologi kepada kelompok tani disekitarnya.

2) Dinas Kabupaten/kota diharapkan memfasilitasi pembinaan/ pendampingan dan melakukan monev pada petani penerima manfaat secara berkelanjutan agar teknologi dapat diadopsi dengan baik.

B. Spesifikasi Teknis

1. Kriteria a) Kegiatan dilaksanakan di Provinsi rawan

kebakaran (Riau, Jambi, Sumsel, Kalteng, Kalsel dan Kaltim), setiap

Page 12: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

7

provinsi rawan kebakaran di bangun 2 (dua) demplot.

b) Demplot Pembukaan Lahan Perkebuanan Tanpa Membakar dibangun seluas 25 ha/unit.

c) Demplot diintegrasikan dengan kegiatan pengembangan atau perluasan tanaman perkebunan.

d) Kriteria Petani: - Tergabung dalam kelompok tani aktif

- Berkomitmen membuka lahan tanpa

membakar

- Merupakan petani pekebun

e) Kriteria Lahan: - Status lahan APL

- Vegetasi semak belukar

- Tidak berada dalam Kesatuan

Hidrologis Gambut (KHG) dengan

fungsi lindung

- Secara teknis layak untuk budidaya

tanaman perkebunan

f) Dalam pelaksaaan kegiatan ini, diberikan 1 (satu) orang petugas pendamping lapangan, kriteria petugas pendamping: - PNS/Tenaga Honor/penyuluh/TKP-

PLP di Dinas Perkebunan

Provinsi/Kabupaten.

- Domisili disekitar lokasi demplot.

Page 13: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

8

- Bersedia mengikuti Bimtek Petugas

Pendamping Lapangan.

g) Spesifikasi peralatan untuk pembukaan lahan, sebagaimana dalam lampiran. 1

2. Metode Kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar.

a) Penetapan anggota tim pelaksana kegiatan.

b) Kegiatan dimulai dengan Inventarisasi, identifikasi dan penetapan CPCL dan penetapan petugas pendamping lapangan.

c) Kegiatan pembangunan fisik demplot dapat dilakukan setelah pengadaan alat berat untuk pembukaan lahan telah selesai.

d) Kegiatan pembukaan lahan dikerjakan dengan alat berat dan dibantu oleh petani penerima manfaat dengan upah berupa HOK.

e) Kegiatan pelatihan PLTB dilaksanakan di tingkat kelompok tani dengan materi antara lain:

- Materi kebijakan PLTB

- Materi dan praktek PLTB

f) Kegiatan pelatihan pengolahan limbah PLTB dilaksanakan di tingkat kelompok tani dengan materi antara lain:

Page 14: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

9

- Materi dan praktek pembuatan kompos

- Materi dan praktek pembuatan arang dan asap cair

g) Kegiatan pertemuan rutin kelompok dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali dalam satu tahun dengan materi pertemuan sebagai berikut:

- Pertemuan I: Sosialisasi rencana kerja kegiatan.

- Pertemuan II: Sosialisasi GAP Tanaman Perkebunan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang sudah berjalan.

- Pertemuan III: Sosialisasi pengendalian OPT tanaman perkebunan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang sudah berjalan.

- Pertemuan IV: Penyusunan rencana kegiatan kedepan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang sudah berjalan.

Page 15: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

10

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang Lingkup

1. Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar.

1) Kegiatan dilaksanakan di provinsi/kabupaten rawan kebakaran.

2) Kegiatan berupa pembangunan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar.

3) Indikator Kinerja

No Indikator Uraian 1 Input/Masukan - Dana

- SDM - Petugas Pendamping - Komponen kegiatan

PLTB 2 Output/Keluaran - Terbukanya lahan

perkebunan milik pekebun dengan cara tanpa membakar.

3 Outcome/hasil - Berkurangnya kebakaran lahan perkebunan akibat pembukaan lahan dengan cara membakar.

Page 16: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

11

B. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan

1. Pelaksana dan penanggung jawab Kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar untuk TP provinsi adalah dinas provinsi yang membidangi perkebunan.

2. Dinas yang membidangi perkebunan provinsi/kabupaten/kota dalam melaksa-nakan kegiatan agar berkoordinasi dengan BBPPTP (Medan/Surabaya/Ambon)/BPTP Pontianak (sesuai dengan wilayah kerja) dan pihak-pihak terkait lainnya.

3. Kewenangan dan tanggung jawab :

a. Direktorat Perlindungan Perkebunan

1) Menyiapkan Terms of Reference (TOR) dan Pedoman Teknis;

2) Melakukan bimbingan, pembinaan, monitoring dan evaluasi.

b. Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan

1) Menetapkan Tim Pelaksana Kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar di tingkat provinsi;

2) Menetapkan CPCL kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar;

Page 17: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

12

3) Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, BBPPTP Medan/Surabaya/ Ambon/BPTP Pontianak (sesuai dengan wilayah kerja) dan Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan, serta institusi terkait lainnya;

4) Membuat Petunjuk Pelaksanaan untuk kegiatan Kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar;

5) Memfasilitasi pemanfaatan anggaran untuk pembangunan demplot dan operasional petugas pendamping;

6) Melakukan pengawalan, pembinaan, monitoring dan evaluasi, berkoordinasi dengan Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan setempat;

7) Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan ke Direktorat Jenderal Perkebunan cq. Direktorat Perlindungan Perkebunan.

c. Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan

1) Menetapkan Tim Pelaksana Pelaksana Kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar untuk TP kabupaten;

2) Melakukan koordinasi dengan Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan,

Page 18: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

13

BBPPTP (Medan/ Surabaya/Ambon), BPTP Pontianak (sesuai dengan wilayah kerja), Direktorat Jenderal Perkebunan, dan pihak terkait lainnya;

3) Membuat juknis kegiatan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran Lahan/Kebun;

4) Mengusulkan CPCL Kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar kepada Dinas Provinsi.

5) Melakukan sosialisasi, pembinaan dan monev kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar.

6) Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan ke Dinas Provinsi dan Direktorat Jenderal Perkebunan cq. Direktorat Perlindungan Perkebunan.

d. Kelompok Tani:

1) Mengikuti setiap tahapan pelaksanaan kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar;

2) Menerapkan pembukaan lahan perkebunan tanpa membakar;

3) Melakukan sosialisasi dan edukasi tentang pencegahan kebakaran lahan dan kebun;

C. Lokasi, Jenis dan Volume

Page 19: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

14

Lokasi, Jenis dan Volume kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar terdapat pada lampiran 2.

D. Simpul Kritis

Pengadaan peralatan pembukaan lahan (traktor) terlambat/tidak segera dilaksanakan, sehingga kegiatan pembukaan perkebunan tanpa membakar menjadi terlambat pelaksanaannya. Pengadaan peralatan pembukaan lahan tanpa bakar dapat dilakukan melalui e-katalog LKPP.

Page 20: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

15

IV. PROSES PENGADAAN BARANG

Pengadaan barang dan jasa kegiatan Perlindungan Perkebunan untuk dana Tugas Perbantuan (TP) Direktorat Jenderal Perkebunan mengacu kepada Perpres No 54 tahun 2010 dan Perpres No.70 tahun 2012. Semua kegiatan pengadaan barang dan jasa yang melalui proses tender, pelaksanaan dan penetapan pemenang harus sudah sesuai dengan usulan rencana yang disampaikan oleh Satker pada awal tahun kegiatan.

Page 21: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

16

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

A. Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan

Kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan dana dekonsentrasi Provinsi dilakukan secara terencana dan terkoordinasi dengan unsur penanggung jawab kegiatan di Direktorat Jenderal Perkebunan, Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan.

Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan diutamakan pada tahapan yang menjadi simpul-simpul kritis kegiatan yang telah ditetapkan.

Dalam melaksanakan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan dilakukan koordinasi secara berjenjang sesuai dengan tugas fungsi dan kewenangan masing-masing unit pelaksana kegiatan.

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian, dan pengawalan terhadap pelaksana kegiatan (Man), pembiayaan (Money), Metode, dan bahan-bahan yang dipergunakan (Material). Kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan harus mampu meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan melalui pemberian rekomendasi dan pemecahan masalah

Page 22: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

17

terhadap pelaksanaan kegiatan sehingga dapat mengakselerasi kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan yang ditetapkan.

B. Pelaksanaan Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan

Waktu pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan minimal satu kali pada setiap jenis kegiatan yang dilaksanakan.

Pelaksanaan kegiatan hendaknya selalu di koordinasikan dengan pusat, provinsi dan kabupaten/kota sehingga pembinaan, pengendalian dan pengawalan efektif dan efisien.

Direktorat Perlindungan Perkebunan melakukan pembinaan dan pengawalan kegiatan pemberdayaan perangkat pada seluruh wilayah pelaksana kegiatan.

Dinas yang membidangi Perkebunan tingkat provinsi melakukan pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan pemberdayaan perangkat tingkat provinsi.

Dinas yang membidangi Perkebunan tingkat kabupaten/kota melakukan pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan pemberdayaan perangkat tingkat kabupaten/kota.

Page 23: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

18

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring

Monitoring ditujukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai pada setiap kegiatan.

Monitoring dilaksanakan oleh petugas Dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota pada wilayah kerja masing-masing. Pelaksanaan monitoring minimal satu kali selama kegiatan berlangsung.

B. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui ketepatan/kesesuaian pelaksanaan kegiatan dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan yang direncanakan serta realisasi/penyerapan anggaran. Hasil evaluasi sebagai umpan balik perbaikan pelaksanaan selanjutnya.

Evaluasi dilakukan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan, serta Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota pada wilayah kerja masing-masing.

C. Pelaporan

Setiap kegiatan didokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan. Laporan dibuat oleh pelaksana kegiatan dan dilaporkan secara berjenjang kepada penanggung jawab/pembina kegiatan mengacu kepada pedoman outline

Page 24: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

19

penyusunan laporan dan SIMONEV serta bentuk laporan lainnya sesuai dengan kebutuhan.

1. Jenis Laporan :

a. Laporan Mingguan

Laporan Mingguan berisi laporan kemajuan (fisik dan keuangan) pelaksanaan kegiatan setiap minggu berjalan dan disampaikan kepada Direktorat Perlindungan Perkebunan setiap minggu hari Jum’at.

b. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan berisi laporan kemajuan (fisik dan keuangan) pelaksanaan kegiatan setiap bulan berjalan dan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan paling lambat tanggal 5 pada bulan berikutnya.

c. Laporan Triwulan

Laporan Triwulan berisi laporan kemajuan fisik dan keuangan (Lampiran 3) pelaksanaan kegiatan setiap triwulan dan disampaikan setiap triwulan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, paling lambat tanggal 5 pada bulan pertama triwulan berikutnya .

d. Laporan Akhir

Laporan Akhir merupakan laporan keseluruhan pelaksanaan kegiatan, setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai dilaksanakan. Laporan akhir disampaikan

Page 25: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

20

kepada Direktorat Perlindungan Perkebunan, paling lambat 2 minggu setelah kegiatan selesai. Laporan disampaikan melalui surat dan e-mail

2. Out Line Laporan

Out line laporan akhir kegiatan seperti dalam lampiran 3.

Page 26: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

21

VII. PEMBIAYAAN

Kegiatan dukungan perlindungan perkebunan di daerah antara lain didanai dari APBN tahun anggaran 2018 melalui anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (TP) Ditjen. Perkebunan.

Page 27: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

22

VIII. PENUTUP

Pelaksanaan kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar diharapkan mampu berkontribusi dalam upaya pengurangan kejadian kebakaran lahan dan kebun

Untuk keberhasilan pelaksanaannya diperlukan koordinasi, komitmen dan kerjasama, serta upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak terkait sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsi masing-masing.

-----ooo-----

Page 28: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

23

LAMPIRAN

Page 29: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

24

Lampiran 1. Spesifikasi Peralatan Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar

No Nama Barang Spesifikasi

1. Parang - Bilah dari plat besi baja

- Tangkai dari kayu/karet/plastik 2. Kampak - Bilah dari plat besi baja

- Tangkai dari kayu/karet/plastik 3. Gergaji tangan - Panjang mata gergaji minimal 15”.

4. Gerobak sorong - Roda 1 - Ukuran 13” X 3” - Bahan logam

5. Hand Sprayer - Kapasitas minial 12 L

6. Alat pencacah kompos

- Kapasitas Mesin 8,5 PK

7. alat pencampur kompos

- Kapasitas Mesin 6,5 PK

8. Alat pembuat asap cair

Terdiri dari: - 1 buah drum pembakaran; - 1 buah drum untuk kondensor

(Pendingin);

- 1 buah pipa untuk menyalurkan asap dari drum pembakaran ke drum kondensor.

9. Pompa air selang, nozle)

- Power minimal 5 hp - Selang hisap (Ø 2”, Panjang 4 m,

Bahan plastik ulir) - Selang keluar (Bahan Kain

nylon,karet, Ø1,5”,Panjang 20m)

- Nozzle logam 10. Chainsaw - Ukuran Bar minimal 25”

- Power Output minimal 3,5/5 kW/bhp

Page 30: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

25

Lampiran 2. Lokasi dan Volume kegiatan Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar

No Provinsi Volume

1. RIAU 2 KT

2. JAMBI 2 KT

3. SUMSEL 2 KT

4. KALTENG 2 KT

5. KALSEL 2 KT

6. KALTIM 2 KT

Lampiran 3. Form Laporan Perkembangan Realisasi Fisik

Dan Keuangan Kegiatan Operasional Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun

KEGIATAN : PROVINSI : KABUPATEN : LUAS : POSISI : (Tanggal/bulan/tahun)

NO URAIAN PAGU (Rp)

REALISASI KEUANGAN

REALISASI FISIK (%)

PERMASALAHAN

RTL

Rp %

Page 31: DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNANperlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1516772286.pdf · Kebakaran lahan perkebunan yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, dapat

26

Lampiran 4. Out Line Laporan Akhir Laporan akhir dibuat sesuai out line sebagai berikut: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL (jika ada) DAFTAR GAMBAR (jika ada) DAFTAR LAMPIRAN (jika ada)

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan dan Sasaran C. Ruang Lingkup Kegiatan D. Indikator Kinerja

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Lokasi B. Alat dan Bahan C. Metode D. Tahap Aktivitas/Kegiatan/ Pelaksanaan E. Simpul Kritis Kegiatan F. Pelaksana G. Pembiayaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan B. Saran/rekomendasi C. Rencana Tindak Lanjut

VI. DAFTAR PUSTAKA

VII. LAMPIRAN